Tugas Mata Kuliah Dosen Batas
: Individu : Sistem Informasi Manajemen : Dr. Arif Imam Suroso : 28 Januari 2012
Penggunaan Kerangka SDLC dalam Mengembangkan Database Managemen System
Disusun oleh : Anindito Ajireswara
P056110033.38E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Daftar Isi Bab I.
Pendahuluan .................................................................................. 1
1.1.
Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.
Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
Bab II.
Tinjauan Pustaka ............................................................................ 2
2.1.
Sistem Informasi Manajemen berbasis Information Technology ...................... 2
2.2.
Komponen Sistem Informasi Berbasis Information Technology........................ 3
2.3.
System Development Life Cycle (SDLC) .................................................. 4
Bab III.
Pembahasan ............................................................................... 9
Daftar Pustaka ......................................................................................... 13
ii
Daftar Gambar Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7.
Kerangka Sistem Informasi Manajemen ................................................ 2 Tahapan-tahapan dalam SDLC .......................................................... 6 Konsep Pengembangan Sistem Organisasi ............................................. 6 Waterfall Model SDLC .................................................................... 7 Ilustrasi V-shaped Model. ................................................................ 8 Home Page Database NGO .............................................................. 11 Contoh Halaman Kategori ............................................................... 11
iii
Bab I.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, pengaruh IT dalam kehidupan manusia sudah semakin terintegrasi ke dalam hampir semua aspek kehidupan. Salah satu terobosannya, adalah dengan semakin mudah dan murahnya akses masyarakat terhadap internet. Hanya dengan berbekal komputer, modem, serta web browser, siapapun dapat menjelajahi dunia maya dengan segala kontennya. Kondisi ini membawa dampak baik bagi usaha retail. Jika sebelumnya, transaksi jual beli harus dilakukan dengan tatap muka dalam toko konvensional (metode Bricks), hadirnya internet memicu munculnya metode perdagangan baru berbasis web yang umum disebut e-commerce. Melalui metode baru ini, yang juga sering disebut metode Clicks, calon pembeli tinggal mengunjungsi situs online marketing, memilih barang yang diinginkan, dan melakukan pembayaran via transfer, lalu barang akan dikirimkan ke alamat pembeli. Dengan banyaknya kemudahan yang ditawarkan oleh metode ini, adalah lazim apabila semakin banyak perusahaan yang berminat untuk mengembangkan system online marketing sebagai salah satu strategi untuk mempromosikan dan mendistribusikan produknya. Salah satu contoh situs online marketing yang paling dikenal adalah situs penjualan buku online amazon.com serta iStore Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis ingin mengembangkan suatu tulisan mengenai bagaimana sebenarnya system online marketing ini dikembangkan hingga mampu merevolusi kehidupan manusia dalam melakukan praktek jual beli.
1.2. Tujuan Penulisan Penulisan ini dilakukan untuk mendeskripsikan tentang apa itu system informasi, dan bagaimana system informasi yang jika digabungkan dengan information technology dapat menjadi suatu andalan perusahaan dalam memperluas jangkauan penjualannya. Secara lebih spesifik, penulisan ini akan lebih memfokuskan pada System Development Life Cycle (SDLC), yakni suatu metode yang menjabarkan fase-fase dalam pembuatan suatu software. Dalam memberikan ilustrasi, penulis akan memberikan ilustrasi fase-fase pengembangan sebuah online database. Penulisan ini juga ditujukan sebagai pengganti Ujian Akhir Semester (UAT) mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada program pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB – IPB).
1
Bab II.
Tinjauan Pustaka
2.1. Sistem Informasi Manajemen berbasis Information Technology Sistem informasi manajemen pada dasarnya merupakan suatu system informasi yang komprehensif dan terpadu yang mentransformasikan data mentah ke dalam informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak manajemen suatu organisasi dalam meningkatkan performa dan produktivitas perusahaan. Secara teori, suatu system informasi (SI) bisa disajikan secara manual dalam wujud paper based, akan tetapi dewasa ini system informasi hampir tidak bisa dipisahkan dari integrasinya dengan teknologi informasi (IT), yang merupakan perangkat keras dan lunak, serta system jaringan pendukungnya.
Gambar 1. Kerangka Sistem Informasi Manajemen
Terdapat 5 aspek dasar yang menyusun system informasi bagi professional bisnis. Integrasi dari kelima komponen ini yang menjadikan SI mampu berperan dalam peningkatan performa perusahaan. kelima aspek tersebut adalah : 1. Foundation Concepts, mencakup perilaku organisasi dan konsep-konsep teknis, bisnis dan managerial yang paling fundamental bagi perusahaan, 2. Information Technology, mencakup perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, manajemen data dan teknologi berbasis internet, 3. Business Applications, mencakup garis-garis besar penggunaan IS dalam suatu organisasi, 4. Development Process, mencakup bagaimana suatu perusahaan merencanakan, mengembangkan dan IS guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan perusahaan tersebut, serta 5. Management Challenges, bagaimana IT dapat digunakan secara efektif dan tetap dalam batasan norma-norma etis yang berlaku. Dalam suatu organisasi, keberadaan suatu Sistem Informasi Manajemen berbasis IT mampu mendukung manajemen dalam membuat keputusan, dengan cara menyediakan informasi pendukung yang komprehensif. Terdapat beberapa alasan yang mendukung kesuksesan peran SI berebasis IS dalam suatu organisasi, sebagaimana tertulis di bawah ini :
2
•
Keterlibatan end user dalam memberikan masukan pada saat development,
•
Dukungan manajemen eksekutif,
•
Kejelasan pernyataan kebutuhan,
•
Perencanaan yang tepat dan matang, dan
•
Harapan user yang realistik atas output yang diharapkan.
Dalam pelaksanaanya, tidak selamanya IS berbasis IT dapat berperan secara optimal dalam memberikan informasi yang komprehensif.kondisi ini, disebabkan oleh faktor-faktor seperti : •
Kurangnya input dari end user,
•
Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi,
•
Pernyataan kebutuhan yang selalu berubah-ubah,
•
Kurangnya dukungan eksekutif, dan
•
Keterbatasan dari sisi hardware yang tersedia.
2.2. Komponen Sistem Informasi Berbasis Information Technology Dalam penyusunan suatu system informasi berbasis teknologi industri, terdapat empat aspek utama yang diperlukan. Keempat aspek ini merupakan gabungan dari system perangkat lunak, jenis teknologi yang dipergunakan (lazim disebut hardware) serta user, yaitu aspek manusia yang berperan sebagai perencana dan pengguna (end user) dari system yang dikembangkan. Aspek manusia lazim juga dikenal dengan istilah brainware. Secara lebih detil, ketiga aspek tersebut adalah 1. Perangkat lunak (Software) Perangkat lunak merupakan sekumpulan program yang berfungsi untuk memberikan perintah mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya dari seorang user kepada hardwarenya. Secara garis besar, software dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu : •
Software Sistem
Software system merupakan software yag menyediakan fungsi-fungsi dasar dalam menjalankan sebuah komputer atau perangkat keras lainnya yang terhubung pada komputer tersebut. Beberapa software yang termasuk kelompok system software diantaranya : Operating System (OS), Device Drivers, Servers dan Utilities. •
Software Aplikasi
Software aplikasi merupakan software yang ditujukan untuk menjalankan suatu fungsi spesifik tertentu. Beberapa software yang termasuk kelompok software aplikasi diantaranya Web Browser, Database, Spreadsheet, Word Processing serta software-software lain untuk bidang-bidang ilmu tertentu seperti statistik, akuntansi dan lain-lain. 2. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras merupakan semua bagian fisik yang menyusun suatu sistem komputer. Perangkat keras terdiri dari Main Board/Mother Board (yang memiliki komponen RAM, Buses, ROM dan CPU), power supply, graphic card, buses (USB, pararel, serial, firewire), optical drive (CD, DVD), sound card, keyboard, monitor, printer, scanner, mouse dan perangkat fisik lainnya yang dapat disambungkan pada komputer. 3
3. User (Brainware) Users merupakan istilah untuk manusia yang mengoperasikan komputer dan sistemnya. Istilah end user digunakan untuk menggambarkan pihak operator yang menggunakan komputer dan software yang telah dirancang untuk suatu tujuan tertentu. Istilah ini digunakan untuk membedakan antara pengguna murni, dengan pihak yang membuat program komputer, yang lazim disebut programmer. Dalam Sistem Informasi Manajemen, dimana pembuatan software biasanya diserahkan pada tenaga outsource, istilah user adalah untuk menggambarkan pihak perusahaan.
2.3. System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu kerangka yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pembuatan sebuah software. Terdapat banyak metode untuk mendeskipsikan SDLC ini, akan tetapi, pada dasarnya setiap metode menggambarkan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Identifikasi, seleksi dan perencanaan Tahap ini merupakan tahap preliminary dari pembuatan suatu software. Pada tahap ini, dikembangkan suatu rancang bangun dari suatu software. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini antara lain :
mengidentifikasi kebutuhan user, menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi diatas, dengan menyesuaikan dengan kapasitas teknologi yang tersedia serta efisiensi, merencanakan sistem yang akan digunakan pada software yang dibuat, Dengan kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut : kebutuhan fungsional dan non-fungsional kebutuhan user kebutuhan sistem kebutuhan dokumen dan perangkat lunak
2. Analisis sistem Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan, yang bertujuan memperoleh kebutuhan software dan user secara lebih spesifik dan rinci. Tujuan dilakukan tahap ini adalah untuk mengetahui posisi dan peranan teknologi informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan, serta mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi software. Analisis sistem terbagi dua, yaitu :
Permodelan data, yang mencakup Entity Relationship Diagram (ERD), Conceptual Data Model (CDM), dan Physical Data Model (PDM), dan Permodelan proses, dengan Unified Modeling Language.
3. Desain sistem Setelah melakukan identifikasi serta analisis sistem, tahap selanjutnya adalah menerjemahkan konsep-konsep tersebut kedalam suatu sistem yang berwujud. Tahap ini meliputi pembuatan dan pengembangan :
4
Desain form dan laporan (reports), Desain antarmuka dan dialog (message), Desain basis data dan fle (framework), Desain proses (process structure)
4. Implementasi sistem Tahap implementasi sistem ini diawali dengan pengetesan software yang telah dikembangkan. Tahap pengetesan ini terdiri dari :
Developmental, yakni pengetesan error per module oleh programmer, Alpha testing, yakni error testing ketika software digabungkan dengan antarmuka user, Beta testing, yakni pengetesan dengan lingkungan dan data yang sebenarnya
Selanjutnya, dilakukan konversi sistem, yaitu dengan mengaplikasikan perangkat lunak pada lingkungan yang sebenarnya untuk digunakan oleh organisasi yang memesannya. Tahap konversi sistem ini terdiri dari beberapa metode yang dapat dipergunakan, yaitu metode konversi paralel, konversi langsung, konversi per fase, serta konversi pilot. Selanjutnya, dilakukan tahap dokumentasi, yaitu pencatatan informasi-informasi yang terkait dengan pembuatan sistem ini, serta kemudian pelatihan, yaitu mengedukasi end user mengenai bagaimana cara menggunakan software yang bersangkutan. Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan balk di masa-masa mendatang. 5. Pemeliharaan sistem Tahap pemeliharaan sistem meliputi :
Korektif, yaitu memperbaiki desain dan error pada program (troubleshooting), Adaptif, yaitu memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, Perfektif, yaitu melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau menambah fitur baru pada sistem yang telah ada, Preventif, yaitu menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan datang
5
Gambar 2. Tahapan-tahapan dalam SDLC
Gambar 3. Konsep Pengembangan Sistem Organisasi
Dalam implementasinya, terdapat berbagai model penerapan SLDC dalam pengembangan suatu sistem. Masing-masing model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Model-model SLDC yang ada diantaranya : 1. Waterfall model Kelebihan waterfall model adalah kemudahan serta kejelasan interpretasinya. Model ini terstruktur serta cocok diadaptasi untuk management control. Model ini cocok untuk sistem yang mengedepankan kualitas dibandingkan biaya pengembangan atau waktu pengembangan. 6
Kelemahan model ini terletak pada sifatnya yang tidak fleksibel, dimana semua persyaratan harus diketahui sejak awal serta hanya sedikit peluang bagi end user untuk meninjau sistem ini sampai akhir pengembangan.model ini tepat digunakan ketika semua persyaratan sudah diketahui di awal, definsi dari produk jelas dan tidak berubah-ubah, teknologinya dapat dimengerti, ketika mengembangkan suatu software yang merupakan versi upgrade dari model yang sudah ada atau merubah sebuah model yang sudah ada ke dalam platform baru.
Gambar 4. Waterfall Model SDLC
2. V-Shaped SDLC model Kelebihan model ini adalah pada kemudahan penggunaannya, serta menekankan pada dilakukannya verifikasi dan validasi pada tahap-tahap awal pengembangannya ,sehingga user dapat lebih terlibat dalam pembuatannya. Setiap output mampu di test pada tahap awal, serta mudah dimonitor karena memiliki milestones yang jelas. Kelemahan dari model ini adalah tidak dapat digunakan untuk permasalahan yang terjadi secara bersamaan, iterasi, tidak dapat digunakan untuk perubahan-perubahan besar dalam persyaratan, dan tidak bisa menganalisis resiko. Model ini cocok digunakan pada sistem yang menuntut kehandalan tinggi, pada sistem yang semua persyaratannya diketahui, dan bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan perubahan setelah fase analisis, serta solusi dan teknologinya telah jelas diketahui.
7
Gambar 5. Ilustrasi V-shaped Model.
3. Structured Evolutionary Prototyping Model Kelebihan model ini terletak pada keterbukaannya. User dapat melihat persyaratan sistemmnya selagi dikumpulkan. Model ini juga memungkinkan developer untuk belajar dari user, sehingga mendapatkan produk akhir yang lebih tepat bagi user. Model ini juga fleksibel dalam pembuatannya. Kelemahannya adalah metode ini dapat sulit di maintain, memiliki reputasi metodemetode yang mengutamakan kecepatan pengerjaan. Model ini cocok untuk kondisi ketika persyaratan tidak stabil, persyaratan berada pada tahap klarifikasi pada model waterfall, ketika mengembangkan antarmuka pengguna, merupakan pengembangan yang orisinil, serta ketika desain dan analisisnya bersifat objective oriented. 4. Rapid Application Model Kelebihan metode ini adalah pada waktunya. Metode ini dapat mengurangi waktu siklus serta meningkatkan produktifitas dengan lebih efisien. Model ini juga lebih berorientasi pada user, dimana user berperanserta dalam keseluruhan tahap pengembangan. Kelemahannya adalah menuntut user yang dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan, terdapat resiko tidak bisa closure, serta sulit digunakan dengan sistem legacy. Model ini digunakan ketika persyaratannya sudah jelas diketahui, user terlibat selama proses pembuatan, tidak memerlukan performa yang terlalu tinggi, serta memiliki resiko teknis yang rendah.
8
Bab III.
Pembahasan
Sebagaimana terlah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, sistem SDLC merupakan suatu kerangka yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pembuatan sebuah software yang terdiri dari tahap identifikasi, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem. Sebagai gambaran penerapan metode SDLC ini, akan dibahas mengenai bagaimana kerangka SDLC digunakan dalam mengembangkan suatu sistem software database, yaitu database Non Government Organization di Indonesia. Pengembangan database ini dilakukan atas kerjasama sebuah lembaga donor asing, yang selanjutnya akan disebut sebagai end user, serta sebuah perusahaan penyediaan jasa konsultasi IT dan jaringan, yang selanjutnya akan disebut sebagai programmer. Pada pengembangan program tersebut, penulis turut berperan dalam pengembangan database berbasis web tersebut. Dengan mengacu pada kerangka metode SDLC, maka tahap-tahap pengembangan software database tersebut adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi, seleksi dan perencanaan Tahap ini dimulai dengan mempelajari latar belakang pembuatan software ini. Pembuatan software ini dilatar belakangi oleh permintaan dari pihak end user kepada programmer untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang memungkinkan pihaknya memiliki akses terhadap jajaran NGO-NGO lokal yang pernah bekerja sama dengan user tersebut dalam suatu bentuk database yang mudah untuk diakses dan di modifikasi. Dari tuntutan kebutuhan end user diatas, pihak programmer kemudian melakukan telaah mengenai informasi dan peryaratan apa saja yang dibutuhkan, sistem apa yang akan dipergunakan, serta estimasi alokasi waktu dan sumberdaya yang diperlukan untuk pengerjaannya. Dari hasil telaah tersebut, serta dengan persetujuan dari pihak end user, maka diputuskan untuk mengembangkan sebuah database dengan basis online server menggunakan aplikasi mySQL. Adapun jadwal kerja yang direncanakan terlampir pada Tabel 1 di bawah ini. No
A c t i v iti e s
D e li v e r a b l e s
T i m e (w e e k s ) M a r ch 1
1
D a t a C o lle c t io n
2
3
4
P r o v is i o n o f a v a il a b le d a t a
1 .a .
2
Id e n t if ic a t io n o f It e m s t o b e in c lu d e d in t h e d a t a b a se 1 .b . P r o v is io n o f N G O s d a t a c u r r e n t ly o w n e d ( J IC A a n d C r e s c e n t ) D a t a b a s e P r o d u c t io n 2 .a .
3
D a t a v a li d a t io n
2 .b
D at a E n tr y
2 .c
D a t a b a s e p r o d u c t io n
D a t a b a s e U p d a t in g 3 .a
D ra f t d a t a b a s e ( 2 c o p ie s p a p e r f o r m a t )
F i n a l d a t a b a se ( 5 c o p ie s p a p e r f o r m a t , 1 c o p i e s e le c t r o n ic f o rm a t )
W e b b a s e d r e s e ar c h
3 .b 4
R e s e a r c h f r o m o t h e r o r g a n iz a t i o n s d a ta b a s e R e p o rt a n d f i n a l d at a b a s e 4 .a .
P r o d u c t io n o f a s e a r c h a b le a n d re n e w a b l e d a ta b a s e
C o m p le t e d d a t a b a s e ( 2 c o p ie s i n p a p e r f o r m a t , 1 c o p y i n e le c t r o n ic f o r m a t )
Tabel 1. Jadwal Kerja
9
Bagan 1. Jadwal Pelaksanaan
2. Analisis Sistem Tahap analisis merupakan tahapan yang lebih teknis dari pembuatan software ini. Pada tahap ini, segala jenis data dan persyaratan yang telah diidentifikasi pada tahap satu mulai discreening ulang, sehingga memperoleh data yang ready jika nantinya akan dimasukkan kedalam sistem. Pada tahap ini, data mengenai NGO di Indonesia terlebih dahulu dikelompokkan kedalam empat kategori, yakni NGO international, NGO nasional, NGO lokal dan NGO Jepang. Setelah data discreening dan dikelompokkan, data kemudian diinput ke dalam format kedalam format spreadsheet menggunakan software MS Excel agar dapat ditarik ke dalam software DBMS. Pada tahap ini, secara paralel, mulai dikembangkan juga software DBMSnya. Alasan penggunaan aplikasi server mySQL dalam pembuatan software DBMS ini adalah karena aplikasi tersebut relatif ringan, mudah dalam pengoperasiannya, serta cukup diinstalasi pada server untuk kemudian dapat di akses oleh komputer lain dalam jaringan tersebut. 3. Design Sistem Tahap design sistem adalah tahap dimana software yang dibuat dikembangkan sebuah antarmuka baru yang memudahkan penggunaan bagi end user. Sesuai dengan perminaan end user, pengembangan software ini dibuat dengan fungsi-fungsi yang mengutamakan kemudahan dalam penggunaan, terutama dalam menyortir, men-search, serta menambahkan suatu informasi yang diperlukan. Tampilan DBMS ini terdiri dari lima halaman utama, yakni home page serta empat halaman pendukung untuk masing-masing kategori.
10
4. Implementasi Hasil akhir dari pembuatan software ini adalah sebuah database manajemen sistem yang mampu menampilkan informasi mengenai NGO secara komprehensif, serta mudah dibaca sebagaimana permintaan dari end user. Tampilan akhir dari software finalnya sebagaimana ditunjukkan pada gambar 6 dan gambar 7 dibawah ini.
Gambar 6. Home Page Database NGO
Gambar 7. Contoh Halaman Kategori
11
Pada gambar 6, yang menunjukkan halaman muka (home page) dapat dilihat bahwa terdapat tampilan antarmuka yang relatif sederhana, namun mudah dipergunakan oleh pihak yang bahkan belum pernah mengakses database ini sebelumnya. Jika ingin masuk pada salah satu kategori tertentu, pengunjung hanya perlu mengklik salah satu kategori yang tersedia, dan akan di-redirect ke salah satu halaman kategori, sebagaimana ditujunjukkan oleh gambar 7. Pengguna yang ingin menambahkan data harus log in sebagai administrator terlebih dahulu. Hal ini diperuntukkan guna mencegah perubahan data secara tidak disengaja oleh pihak yang tidak berwenang. Pada saat penyerahan software ini dari programmer kepada end user, pihak programmer juga memberikan pelatihan singkat mengenai pengenalan software ini serta menerbitkan buku instructions manual tentang bagaimana mengoprasikan perangkat ini secara lebih rinci. 5. Pemeliharaan Sistem Sistem yang diadopsi dalam DBMS ini tergolong sederhana dan umum digunakan, sehingga pengguna komputer dengan pengetahuan mengenai DBMS dapat memaintain software ini. Selain itu, software ini juga dapat dengan mudah diupdate kontennya, sehingga kegiatan update konten juga dapat dilakukan dengan mudah oleh pihak end user tanpa perlu memperoleh bantuan dari pihak programmer.
12
Daftar Pustaka
Sutono, Djoko. 2007. [modul]. Sistem Informasi Manajemen. Pusdiklat Pengawasan BPKP Sukamto, Rosa Ariani. 2009. Analisa dan Desain Sistem Informasi. __________, Perangkat Keras. Id.wikipedia.org/wiki/perangkat_keras __________, Perangkat Lunak. Id.wikipedia.org/wiki/perangkat_lunak __________, End User. en.wikipedia.org/wiki/end_user __________, Systems Development Life Cycle. en.wikipedia.org/wiki/systems_development_life_cycle
13