p-ISSN: 2337-5973 e-ISSN: 2442-4838
PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP Dandan Luhur Saraswati1 Ishafit2 Pendidikan Fisika, Fakultas Teknik Matematika dan IPA, Universitas Indraprasta1 Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan2 Email:
[email protected]
Abstrack Physics lessons in addition considered a very frightening specter because it filled with formulas, often learning application too monotonous and boring that is by using learning CDs. It is what lies behind this action research. This study aims to decide students' motivation and achievement results for physics lesson after using cooperative learning type Numbered Heads Together (NHT). The study was conducted in SMP Muhammadiyah Yogyakarta 9. This type of research is a classroom action research settingVIII A class totaling 40 students. learning model used is a model of cooperative learning type Numbered Heads Together (NHT). Plan 2 cycles of research conducted and completed in the second cycle. Data were collected with a learning achievement test results, observation sheets and questionnaires. The analysis is descriptive qualitative. Results motivation questionnaire given to each learning cycle is obtained in the first cycle is 65% of students in both categories, 35% of students in the classical category of less and 66.3%. In the second cycle of 80% of students in the excellent category, 20% of students in both categories and in the classical as much as 95% of students have had a very good learning motivation. Achievement of learning outcomes of students has increased significantly as the first cycle were 21 students approximately 52.5% declared complete with an average grade of 6.17, while the lowest value 4.5 and the highest value of 7.5, the second cycle of the average value of the class to 8.29 with the percentage of classical completeness 100% with the lowest value of 6.7 and the highest 10. Keywords: Cooperative Learning, Numbered Heads Together (NHT), motivation, achievement of learning outcomes physics .
36
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… siswa.
PENDAHULUAN Pendidikan
nasional
berfungsi
Ada
beberapa
cara
yang
dilakukan siswa untuk menghindari
mengembangkan kemampuan, mem-
pelajaran
bentuk watak dan peradaban bangsa
berpura-pura sakit, kegiatan organisasi
bermartabat
rangka
sekolah, berkali-kali ijin ke toilet, dan
bangsa.
lain-lain.
dalam
mencerdaskan
kehidupan
Berdasarkan
fungsi
fisika
diantaranya
yaitu
pendidikan
Dalam pelajaran fisika, salah satu
nasional tersebut maka peran guru
hal yang harus diperhatikan oleh guru
menjadi kunci keberhasilan dalam misi
dalam
pendidikan
bahasan
dan
pembelajaran
di
mengajarkan adalah
suatu
pokok
pemilihan
model
sekolah, selain bertanggung jawab
pembelajaran
untuk mengatur, mengarahkan, dan
materi yang diajarkan karena melihat
menciptakan suasana kondusif yang
kondisi
mendorong
karakteristik yang berbeda antara satu
anak
didik
untuk
melaksanakan kegiatan di kelas.
yang
siswa
sesuai
yang
dengan
memiliki
dengan yang lainnya dalam menerima
Pada kenyataannya pelajaran fisika
materi pelajaran yang disajikan guru di
dianggap sebagai momok yang sangat
kelas, ada siswa yang memiliki daya
menakutkan
serap cepat, sedang dan adapula yang
bagi
siswa
karena
dipenuhi dengan menghapal rumus. Selain itu, proses pembelajaran yang
lama (Wijaya & Dwitagama, 2008). Wijaya
&
Dwitagama
(2008)
membosankan dan monoton yaitu yang
menjelaskan NHT merupakan suatu
hanya
menggunakan compact disk
metode belajar dimana setiap siswa
(CD) pembelajaran. Hal inilah yang
diberi nomor kemudian dibuat suatu
terjadi di salah satu sekolah menengah
kelompok kemudian secara acak guru
pertama (SMP) di Yogyakarta yang
memanggil nomor dari siswa. Data
diketahui dari guru pengampu mata
prestasi hasil belajar ujian semester
pelajaran
pelajaran
fisika.
Sehingga
sering
fisika
dengan
rata-rata
ditemukan siswa yang malas untuk
sebesar 4,35 yang tergolong masih
mengikuti pelajaran fisika. Akibat yang
sangat
ditimbulkan dari permasalahan di atas
dengan
adalah rendahnya hasil prestasi belajar
Penggunaan model pembelajaran ini
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
rendah mata
jika
dibandingkan
pelajaran
lain.
37
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… akan
diterapkan
pada
penelitian
ditemukan permasalahan yang timbul
(PTK).
Arikunto,
diantaranya : (1) perhatian siswa dalam
Suhardjono dan Supardi (2009) PTK
pelajaran fisika masih rendah dilihat
bertujuan untuk meningkatkan mutu
dari sering ditemukannya siswa yang
proses
tindakan
kelas
dan
mengatasi
hasil
pembelajaran,
malas untuk mengikuti pelajaran fisika;
masalah
pembelajaran,
(2) partisipasi aktif siswa dalam proses
meningkatkan
profesionalisme
dan
pembelajaran dikelas masih rendah; (3)
akademik.
bagi siswa pelajaran fisika merupakan
Dalam proses pelaksanaan, rencana
momok yang sangat menakutkan; (4)
yang telah disusun kemudian dilakukan
proses pembelajaran yang monoton dan
suatu observasi dan evaluasi yang
membosankan; (5) pengajaran selalu
dipakai
untuk
dilakukan dengan menggunakan CD
melakukan refleksi atas apa yang
pembelajaran; (6) Nilai prestasi hasil
terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil
belajar fisika masih sangat rendah
dari proses refleksi ini kemudian
dengan rata-rata 4,35; (7) daya serap
melandasi
menangkap
menumbuhkan
budaya
sebagai
masukan
upaya
penyempurnaan
perbaikan rencana
dan
pelajaran
setiap
siswa
tindakan
sangat bervariasi ada yang cepat,
berikutnya. Tahapan-tahapan di atas
sedang dan lambat; (8) pentingnya
dilakukan
dan
memotivasi anak didik untuk tertarik
suatu
dan dapat berinteraksi dengan pelajaran
kualitas keberhasilan tertentu dapat
yang diajarkan. PTK ini bertujuan agar
tercapai (Aqib, 2008).
guru fisika (1) mengetahui motivasi
berulang-ulang
berkesinambungan
Dalam
sampai
hubungannya
dengan
siswa terhadap pelajaran fisika yang
proses belajar mengajar sangat penting
diajar
guru dapat memotivasi siswa untuk
NHT; (2) mengetahui prestasi hasil
tertarik
belajar siswa yang diajar menggunakan
dan
berinteraksi
dengan
menggunakan
pembelajaran
pelajaran yang diajarkan. Memberikan
pembelajaran NHT.
motivasi
Cooperative learning tipe numbered
kepada
siswa
berarti
menggerakkan siswa untuk melakukan
heads together (NHT)
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.
Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
(cooperative
learning)
kooperatif merupakan 38
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… strategi
pembelajaran
utamakan
adanya
yang
meng-
kerjasama
antar
salah
satu
nomor
mempresentasikan
anggota
untuk
hasil
kerja
siswa dalam kelompok untuk mencapai
kelompoknya. Kelebihan yang dimiliki
tujuan pembelajaran. Siswa dibagi
oleh NHT ini adalah setiap siswa
kedalam kelompok-kelompok kecil dan
menjadi siap semua, dapat melakukan
diarahkan untuk mempelajari materi
diskusi dengan sungguh-sungguh, dan
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
siswa yang pandai dapat mengajari
dibentuknya
siswa yang kurang pandai. Sedangkan
kelompok
kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan
kelemahan
kepada siswa agar dapat terlibat secara
kemungkinan nomor yang dipanggil,
aktif dalam proses berpikir dan dalam
dipanggil lagi oleh guru dan tidak
kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal
semua anggota kelompok dipanggil
ini sebagian besar
oleh guru (Wijaya & Dwitagama,
aktifitas pem-
NHT
belajaran berpusat pada siswa, yakni
2008).
mempelajari materi pelajaran serta
Motivasi belajar
berdiskusi untuk memecahkan masalah (Latief, 2009).
adalah
Uno (2008) mengatakan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif
Lie (2008) dalam bukunya yang berjudul
ini
coperative
yang berarti kekuatan yang terdapat
learning
dalam diri individu yang menyebabkan
mengungkapkan teknik belajar NHT
individu itu berbuat atau bertindak.
dikembangkan oleh Spencer Kagan
Menurut Sardiman motivasi adalah
tahun 1992. Teknik ini merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan
salah satu tipe dalam cooperative
kondisi tertentu sehingga seseorang
learning yang memberikan kesempatan
mau dan ingin melakukan sesuatu
kepada siswa untuk saling membagikan
(Riduan,
ide-ide
mempertimbangkan
menyatakan bahwa motivasi adalah
jawaban yang paling tepat. Model NHT
dorongan yang menyebabkan terjadi
terdiri
yaitu
suatu perbuatan atau tindakan tertentu.
penomoran, guru mengajukan per-
Dapat disimpulkan motivasi adalah
masalahan, berpikir bersama (diskusi
segala
kelompok) dan guru menyebutkan
seseorang terdorong untuk melakukan
dan
4
langkah
utama
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
2008).
sesuatu
Susilo
yang
(2006)
membuat
39
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… sesuatu. Motivasi mengandung tiga
menarik dalam belajar; (6) adanya
komponen
lingkungan
pokok,
yaitu:
(1)
belajr
yang
kondusif,
memungkinkan
seseorang
menggerakkan yang berarti menimbul-
sehingga
kan kekuatan kepada individu untuk
siswa dapat belajar dengan baik (Uno,
memimpin dan bertindak dengan cara
2008). Sardiman (2007) mengatakan
tertentu
atau
tujuan belajar itu ada tiga jenis yaitu
(3)
(1) untuk mendapatkan pengetahuan;
(2)
menyalurkan
mengarahkan tingkah
laku
menopang tingkah laku (Purwanto,
(2)
2004).
keterampilan; dan (3) pembentukan
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
penanaman
konsep
dan
sikap. Prestasi belajar fisika
Adanya motivasi yang baik dalam
Prestasi belajar berasal dari kata
belajar akan menunjukkan hasil yang
prestasi dan belajar. Prestasi diartikan
baik. Dengan kata lain, dengan adanya
sebagai hasil yang telah dicapai dari
usaha yang tekun dan terutama didasari
apa
adanya motivasi, maka siswa yang
dikerjakan.
Prestasi belajar
adalah
belajar akan melahirkan prestasi yang
penguasaan
pengetahuan
atau
baik
Menurut
keterampilan yang dikembangkan oleh
Dimyati dan Mudjiono (2002) balajar
mata pelajaran lazimnya ditunjukkan
merupakan proses melibatkan manusia
dengan nilai tes angka nilai yang
secara orang per orang sebagai satu
diberikan oleh guru, dan prestasi
kesatuan organisme sehingga terjadi
akademik
perubahan
pada
sebagai hasil pelajaran yang diperoleh
keterampilan
dan
(Sardiman,
2007).
pengetahuan, sikap.
Indikator
dari
yang
telah
dilakukan
mempunyai
kegiatan
pengertian
persekolahan
kognitif
dan
atau
yang
motivasi belajar dapat diklasifikasikan
bersifat
biasaanya
sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan
ditentukan melalui pengukuran dan
keinginan untuk berhasil; (2) adanya
penilaian (Depdikbud,1988).
dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
METODE Subjek pelaku tindakan yaitu peneliti
yang
sekaligus
sebagai 40
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… pengajar. Subjek penerima tindakan
prasarana
adalah 40 siswa kelas VIIIA semester
belajaran dan model yang digunakan
2. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
dalam pembelajaran, membuat angket
Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Setting
motivasi siswa, menyusun RPP, tugas
penelitian
pada
kelompok, tes uji pendahuluan, dan tes
penelitian ini adalah setting kelas dan
prestasi siklus I (b) Pelaksanaan, pada
kelompok dalam pembelajaran fisika
pertemuan I hal yang dilakukan adalah
dimana siswa dikelompokkan menjadi
menyampaikan tujuan dan capaian
8 kelompok dan setiap kelompok
pembelajaran, membagi siswa menjadi
terdiri
8 kelompok, tiap kelompok terdiri dari
yang
atas
5
digunakan
siswa.
Pembagian
mendukung
5
mid semester 2 kelas VIIIA. Jenis
masalahan kepada setiap kelompok,
Penelitian
Penelitian
setiap orang dalam kelompok memilih
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
satu permasalahan, menjelaskan NHT,
Action Research (CAR). PTK ini
menyiapkan
dilakukan
yang akan mempresentasikan masalah,
adalah
secara
kolaboratif
dan
partisipatif.
lembar
perwakilan
per-
kelompok
membimbing presentasi, guru sebagai
Dalam penelitian ini instrumen yang
membagi
pem-
kelompok diskusi berdasarkan hasil tes
ini
orang,
yang
digunakan
berupa
Rencana
moderator, siswa menjadi lebih aktif. Pertemuan II, melanjutkan presentasi
Pelaksaan Pembelajaran (RPP), tugas
kelompok
diskusi kelompok, tes soal prestasi
Pertemuan III, guru mengingatkan
hasil
angket
kembali pelajaran terdahulu dengan
motivasi belajar siswa. Adapun tahap-
pertanyaan ringan, memberikan tes
tahap dari suatu siklus dalam penelitian
tertulis siklus I (c) observasi, yaitu
tindakan kelas dapat dijelaskan sebagai
ketika
berikut: (1) Siklus I (a) Perencanaan,
peneliti melakukan pengamatan dan
pada tahap ini peneliti merancang
pencatatan terhadap aktivitas siswa dan
tindakan yang akan dilakukan dalam
semua hambatan yang terjadi di kelas
penelitian,
melakukan
(d) refleksi yaitu pembelajaran pada
pengamatan mengenai kondisi sekolah,
siklus I dianalisis untuk dilakukan
kondisi kelas, kondisi siswa, sarana dan
perbaikan yang diterapkan pada siklus
belajar
fisika
serta
diantaranya:
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
sampai
dengan
pembelajaran
selesai.
dilaksanakan,
41
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… berikutnya. Analisis dilakukan pada tes
kelompok memilih satu permasalahan,
prestasi hasil belajar siswa; (2) Siklus
menjelaskan metode NHT menyiapkan
II (a) Perencanaan, pada tahap ini hal
perwakilan
yang
mempresentasikan
dilakukan
peneliti
membuat
kelompok
yang
masalah,
bimbing
dan mampu mengatasi kekurangan
moderator, siswa menjadi lebih aktif.
pada pembelajaran siklus I, dalam hal
Pertemuan III, mengingatkan kembali
ini siswa meminta penjelasan latihan
pelajaran terdahulu dengan pertanyaan
soal dan meminta ringkasan materi
ringan, memberikan tes tertulis siklus 2
yang
(c) Observasi, ketika pembelajaran
disampaikan.
Hal
ini
guru
mem-
skenario pembelajaran yang lebih baik
akan
presentasi,
akan
dikarenakan masih terdapat siswa yang
dilaksanakan,
tidak
pelajaran.
pengamatan dan pencatatan terhadap
instrumen
aktivitas siswa dan semua hambatan
dengan
yang terjadi di kelas (d) refleksi yakni
menyusun alat evaluasi setiap akhir
menganalisis dan mengolah data yang
pembelajaran
diperoleh selama kegiatan berlangsung.
memiliki
Kemudian
buku
menyusun
pembelajaran
dilanjutkan
untuk
melihat
hasil
peneliti
sebagai
belajar siswa (b) Pelaksanaan pada
Hasil
pertemuan
dibandingkan dengan hasil analisis
I,
menyampaikan
hasil
analisa
dan menjelaskan hal-hal yang perlu
peningkatan prestasi hasil belajar siswa
dilakukan
terhadap materi pembelajaran.
untuk
untuk
II
pada
siswa
I
siklus
evaluasi pembelajaran pada siklus I,
oleh
siklus
pada
melakukan
mengetahui
meningkatkan hasil belajar, melakukan diskusi singkat dengan siswa untuk perbaikan pembelajaran sebelumnya,
Gambar1. Skema Pelaksanaan Tindakan
membagikan ringkasan materi dan menjelaskan latihan soal. Pertemuan II,
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
membagi siswa menjadi 8 kelompok,
Observasi
tiap kelompok terdiri dari 5 orang,
Perencanaan
membagi lembar permasalahan kepada setiap kelompok, setiap orang dalam
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Observasi
42
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… hasil belajar menggunakan soal pilihan
Teknik Pengumpulan Data Observasi kelas digunakan untuk
ganda dengan soal sebanyak 20 butir
memperoleh data tentang kegiatan
soal untuk siklus I dan 15 butir soal
siswa
untuk siklus II.
dan
kegiatan
guru
salama
berlangsungnya proses pembelajaran
Analisis data dalam penelitian ini
fisika sebelum diterapkannya model
menggunakan
cooperative learning tipe NHT. Angket
kualitatif. Data yang diperoleh dari
yang digunakan untuk mengetahui
hasil
motivasi siswa adalah angket tertutup.
dilakukan, jawaban tes prestasi hasil
Jumlah item soal angket motivasi
belajar fisika dan angket yang berisi
belajar adalah 15 butir soal. Angket ini
tentang motivasi siswa. Hasil observasi
diberikan disetiap akhir siklus. Berikut
digunakan
ini adalah kisi-kisi angket motivasi
masalah
belajar siswa:
Peningkatan prestasi siswa dapat dilihat
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa No 1
2
3
4
Aspek
Sub Aspek
Ketekun 1. Kehadiran di an sekolah dalam 2. Mengikuti belajar proses belajar mengajar di sekolah Ulet Usaha dalam mengatasi mengha kesulitan belajar dapi kesulita n Perhatia Semangat n dalam dalam belajar mengikuti proses belajar mengajar Berprest Keinginan asi untuk dalam berprestasi belajar
Item Soal 1, 2, 3, 4
deskriptif
sebelum
sebagai penelitian
latar
tindakan
belakang
tindakan
ini.
dari hasil perbandingan rata-rata nilai
Jumlah
tes prestasi hasil belajar fisika setiap
4
siklus. Analisis tes prestasi hasil belajar
4
fisika setiap siklus bertujuan untuk
6, 7, 8, 9
5,10
observasi
metode
mendeskripsikan prestasi belajar fisika 2
siswa digunakan kriteria ketuntasan belajar. Komponen-komponen yang men-
12, 13, 14
3
jadi indikator keberhasilan peneliti ini adalah tercapainya peningkatan prestasi
11, 15
2
belajar fisika dengan menggunakan model NHT diantaranya : (1) motivasi,
Jumlah
15
Tes prestasi hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran fisika. Pada siklus I dan siklus II tes prestasi JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
siswa
mempunyai
sangat
baik
semangat
dalam
yang
mengikuti
pembelajaran, selalu memperhatikan selama langsung,
proses selalu
pembelajaran merespon
bersetiap
43
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… pertanyaan yang diberikan peneliti,
menggunakan model NHT yang terdiri
serta tidak gaduh selama pembelajaran
4 langkah utama yaitu penomoran, guru
berlangsung; (2) penguasaan materi,
mengajukan
berdasarkan
ketuntasan
bersama (diskusi kelompok) dan guru
minimal (KKM) yang digunakan di
menyebutkan salah satu nomor anggota
SMP ini adalah 6,5 maka siswa
untuk mempresentasikan hasil kerja
dikatakan tuntas jika pada tes prestasi
kelompoknya.
hasil belajar fisika mendapatkan nilai
kelompok peneliti menggunakan hasil
minimal 6,5.
ujian tengah semester 2 sehingga dalam
kriteria
permasalahan,
Dalam
berpikir
penentuan
setiap kelompok terdiri atas siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
yang
beragam, ada yang pintar, sedang, dan
bahwa
ada pula yang tingkat kemampuannya
siswa kurang tertarik untuk mengikuti
kurang. Sebelum diskusi kelompok
pelajaran
proses
dilakukan terlebih dahulu dilaksanakan
membosankan
demonstrasi pembuatan bentuk-bentuk
dilakukan
observasi
didapatkan
fisika
pembelajaran
hasil
karena
yang
karena kurang bervariasinya model
lensa.
pembelajaran yang digunakan yaitu menggunakan CD pembelajaran saja. Proses penelitian
pembelajaran tindakan
ini
Hasil penelitian dapat diihat di tabel 2 dan tabel 3.
dalam adalah
Tabel 2. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I RataTerendah Tertinggi Terendah rata Hasil belajar Ketuntasan
Motivasi Individual Klasikal
4,5
7,5
6,17
6,7
52,5% Tabel 3. Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I % kategori % 65 Baik 80 35 Kurang 20 66,3 Baik 95
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
Siklus II Tertinggi
Ratarata
10
8,29
100%
Siklus II Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik
44
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… Penelitian
ini
dilaksanakan
kan, peneliti melakukan pengamatan
sebanyak 2 siklus yang masing-masing
dan pencatatan terhadap aktivitas siswa
siklus
perencanaan,
dan semua hambatan yang terjadi di
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
kelas. Tahapan terakhir pada siklus I
Pada siklus I hal-hal yang dilakukan
yaitu refleksi.
terdiri
atas
meliputi perencanaan, pada tahap ini
Pembelajaran
pada
siklus
I
peneliti merancang tindakan yang akan
dianalisis untuk dilakukan perbaikan
dilakukan dalam penelitian, diantara-
yang diterapkan pada siklus berikutnya.
nya: melakukan observasi sekolah,
Analisis dilakukan pada tes prestasi
observasi kelas dan membuat perangkat
hasil belajar siswa. Pada tahapan
pembelajaran.
refleksi siklus I guru berdiskusi dengan
Pelaksanaan,
pada
pertemuan I hal yang dilakukan adalah
siswa
menyampaikan tujuan dan capaian
diperoleh dan memecahkan masalah
pembelajaran, melakukan demonstrasi,
bagaimana agar siswa yang belum
membagi siswa menjadi 8 kelompok,
tuntas belajar dapat mendapatkan nilai
tiap kelompok terdiri dari 5 orang,
yang baik. Hasil yang didapatkan
membagi lembar soal kepada setiap
adalah
kelompok,
dilakukan pembahasan latihan soal
setiap
orang
dalam
mengenai
siswa
hasil
yang
mengajukan
mengenai
menjelaskan model NHT, menyiapkan
pembagian ringkasan materi yang akan
perwakilan
dipelajari karena masih terdapat siswa
mempresentasikan bimbing
presentasi,
yang
masalah, guru
akan memsebagai
rumus
agar
kelompok memilih satu permasalahan,
kelompok
penerapan
telah
dan
yang belum memiliki buku pelajaran. Pada
siklus
II
tahapan
yang
moderator, siswa menjadi lebih aktif.
dilakukan meliputi perencanaan, pada
Pertemuan II, melanjutkan presentasi
tahap ini hal yang dilakukan peneliti
kelompok
selesai.
membuat skenario pembelajaran yang
Pertemuan III, guru mengingatkan
lebih baik dan mampu mengatasi
kembali pelajaran terdahulu dengan
kekurangan pada pembelajaran siklus I,
pertanyaan ringan, memberikan tes
dalam hal ini siswa meminta penjelasan
tertulis siklus I. Ketiga yaitu observasi,
latihan soal dan meminta ringkasan
yaitu ketika pembelajaran dilaksana-
materi yang akan disampaikan. Hal ini
sampai
dengan
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
45
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… dikarenakan masih terdapat siswa yang
2. Tahap ketiga yaitu Observasi, ketika
tidak
pelajaran.
pembelajaran dilaksana-kan, peneliti
instrumen
melakukan pengamatan dan pencatatan
dengan
terhadap aktivitas siswa dan semua
menyusun alat evaluasi setiap akhir
hambatan yang terjadi di kelas. Tahap
pembelajaran
hasil
keempat refleksi yakni menganalisis
kedua
dan mengolah data yang diperoleh
memiliki
Kemudian
menyusun
pembe-lajaran
belajar
buku
dilanjutkan
untuk
siswa.
pelaksanaan,
melihat Tahap
pada
pertemuan
I,
menyampaikan hasil evaluasi pembelajaran
pada
menjelaskan dilakukan
siklus
hal-hal
oleh
I,
yang
siswa
dan perlu
Hasil
analisis
pada
siklus
II
dibandingkan dengan hasil analisis pada
siklus
I
untuk
mengetahui
me-
peningkatan prestasi hasil belajar siswa
ningkatkan hasil belajar, melakukan
terhadap materi pembelajaran. Hasil
diskusi singkat dengan siswa untuk
yang diperoleh dari siklus I adalah
perbaikan pembelajaran sebelumnya,
sebanyak 21 siswa sekitar 52,5%
melaksanakan demonstrasi, memba-
dinyatakan lulus atau tuntas dengan
gikan
dan
rata-rata kelas sebesar 6,17 sedangkan
menjelaskan latihan soal. Pertemuan II,
nilai terendah terdapat nilai 4,5 dan
membagi siswa menjadi 8 kelompok,
nilai tertinggi terdapat nilai 7,5. Acuan
tiap kelompok terdiri dari 5 orang,
ketuntasan belajar tersebut berdasarkan
membagi lembar permasalahan kepada
nilai tes prestasi hasil belajar fisika
setiap kelompok, setiap orang dalam
pada siklus I telah sesuai dengan
kelompok memilih satu permasalahan,
kriteria ketuntasan minimum (KKM)
menjelaskan metode NHT, menyiapkan
yaitu 6,5 untuk mata pelajaran fisika.
perwakilan
akan
Kemudian setelah dilaksanakan siklus
mem-
II tes prestasi hasil belajar mengalami
sebagai
peningkatan yang signifikan yaitu nilai
moderator, siswa menjadi lebih aktif.
rata-rata kelas menjadi 8,29 dengan
Pertemuan III, mengingatkan kembali
persentase ketuntasan klasikal sebesar
pelajaran terdahulu dengan pertanyaan
100% dengan nilai terendah 6,7 dan
ringan, memberikan tes tertulis siklus
nilai tertinggi 10. Berdasarkan hasil
ringkasan
bimbing
materi
kelompok
mempresentasikan presentasi,
untuk
selama kegiatan berlangsung.
yang
masalah, guru
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
46
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… yang didapat pada siklus II maka
PENUTUP
penelitian ini dapat dinyatakan telah
Kesimpulan
selesai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Hasil angket motivasi belajar yang
ditarik kesimpulan bahwa motivasi dan
diberikan pada setiap akhir siklus
prestasi hasil belajar
fisika dapat
pembelajaran yang diperoleh pada
ditingkatkan
menggunakan
siklus I adalah 65% siswa termasuk
NHT dengan menerapakan metode
dalam
demonstrasi pada siswa kelas VIIIA
kategori
baik
motivasi
dengan
belajarnya, 35% siswa masuk dalam
SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta.
kategori kurang motivasi belajarnya
Saran
dan secara klasikal motivasi belajar siswa
adalah
sebesar
Berdasarkan
hasil
kesimpulan
66,3%.
penelitian, maka penulis mengajukan
Sedangkan pada siklus II 80% siswa
saran sebagai berikut : (1) Penggunaan
termasuk dalam kategori sangat baik
NHT
motivasi belajarnya dan 20% siswa
pembelajaran fisika agar siswa tidak
termasuk
baik
merasa bosan dan menjadi tertarik
klasikal
untuk mengikuti pelajaran fisika; (2)
sebanyak 95% siswa telah memiliki
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
motivasi belajar yang sangat baik
dilakukan
dalam belajar fisika dengan model
menggunakan
pembelajaran yang digunakan.
menerapkan
dalam
motivasinya
Dengan
kategori
dan
secara
ternyata NHT metode
model
pembelajaran dengan demonstrasi
memperoleh hasil yang jauh lebih baik,
hasil
maka sebaiknya diupayakan dalam
prestasi hasil belajar siswa maka
penyusunan instrumen lebih baik lagi
hipotesis penelitian ini dapat diterima
untuk menunjang keberhasilan dalam
yaitu dengan menggunakan NHT maka
meningkatkan prestasi belajar fisika
motivasi dan prestasi hasil belajar
siswa.
fisika
belajar
kelas
hasil
alternatif
angket
motivasi
acuan
sebagai
fisika
VIII
dan
di
SMP
Muhammdiyah 9 Yogyakarta dapat
DAFTAR PUSTAKA
ditingkatkan
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2009. Penelitian
dengan
menerapkan
metode demonstrasi.
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
47
Dandan. L. S, Ishafit.- Penggunaan Cooperative Learning… Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zaenal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Latief, Nurwahyuni. 2009. Model Pembelajaran Kooperatife Tipe NHT. http://pendidikanmatematika.blogspot.com/2009/03/ contoh-skripsi-modelpembelajaran.html Lie. Anita. 2008. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo. Purwanto, M Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Supriyadi. 2007. Kurikulum Sains dalam Proses Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Pustaka Tempel Sari. Susilo. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susilo, Muhammad Joko. 2006. Bekal Bagi Calon Guru Belajar dan Mengajar. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di
JPF. Vol. III. No. 1. Maret 2015
Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wijaya & Dwitagama, Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
48