PENGGUNAAN BERBAGAI MEDIA TANAM DAN EKTOMIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN KOLONISASI DAN PERTUMBUHAN Shorea javanica
(Skripsi)
Oleh
WIWIN FEBRIANI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PENGGUNAAN BERBAGAI MEDIA TANAM DAN INOKULASI SPORA UNTUK MENINGKATKAN KOLONISASI EKTOMIKORIZA DAN PERTUMBUHAN Shorea javanica
Oleh
WIWIN FEBRIANI
Jenis media tanam merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis media yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan Shorea javanica. Percobaan dilakukan di rumah kaca selama empat bulan. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan media tanam yang terdiri dari tanah, pasir, arang sekam dan cocopeat. Ektomikoriza yang digunakan diberikan dalam bentuk suspensi spora (Scleroderma columnare) sebanyak 20 ml setiap tanaman. Data dianalisis dengan menggunakan uji Barlett untuk mengetahui homogenitas ragam yang dilanjutkan dengan analisis ragam dan BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pasir memberikan hasil terbaik dibandingkan media lainnya dalam membentuk kolonisasi ektomikoriza;
Wiwin Febriani sedangkan media pasir dan tanah merupakan media terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan S. javanica yang diinokulasi dengan S. columnare.
Kata Kunci: ektomikoriza, kolonisasi, media tanam, Shorea javanica
Wiwin Febriani
ABSTRACT
THE APLICATION OF VARIOUS PLANTING MEDIA AND SPORE INOCULUMS TO IMPROVE ECTOMYCORRHIZAL COLONIZATION AND GROWTH OF Shorea javanica
By
WIWIN FEBRIANI
Media is a decisive factor to succed the ectomycorrhizal colonization and plant growth. This study aimed to get the best planting media to increase ectomycorrhizal colonization and growth of Shorea javanica. The experiment was conducted in a greenhouse for four months. The experimental designed by randomized complete design with four treatments upon the planting media: soil, sand, husk and cocopeat. Ectomycorrhiza given as spore suspension (Scleroderma columnare) of 20 ml each plant. Data were analyzed using the Bartlett test to determine homogeneity of variance followed by analysis of variance and LSD. The results shown that the sand provides the best results compared to another media to form ectomycorrhiza colonization; while sand and soil were the best media to support the growth of S. javanica with inoculation of S. columnare.
Keyword : colonization, ectomycorrhiza, Shorea javanica, planting media
PENGGUNAAN BERBAGAI MEDIA TANAM DAN EKTOMIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN KOLONISASI DAN PERTUMBUHAN Shorea javanica
Oleh WIWIN FEBRIANI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Kehutanan Pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukaraja, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung pada tanggal 13 Februari 1994, putri ke tiga dari empat bersaudara, anak dari pasangan Bapak Wahiddin dan Ibu Rosmiyani. Jenjang pendidikan penulis dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri Kacapura, Kabupaten Tanggamus dan diselesaikan pada tahun 2006. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Semaka, Kabupaten Tanggamus dan selesai pada tahun 2009. Penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung, Kabupaten Tanggamus dan lulus pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2012. Selama menuntut ilmu di Jurusan Kehutanan, penulis pernah menjadi anggota bidang Kesekretariatan Forum Studi Islam (FOSI) dan anggota utama Himasylva. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Silvikultur, Dendrologi, Perencanaan Hutan dan Bioteknologi Kehutanan.
Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang hebat di jalanku. Untuk Emak yang melindungi dan memotivasi dalam menyusuri sisa-sisa jalan. Untuk ayah yang menuntun di persimpangan jalan. Untuk Abang, Odo dan adek yang menemani beriringan jalan. Akan kita lukis akhir jalan ini dengan tinta pelangi
ii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan Berbagai Media Tanam dan Inokulasi Spora untuk Meningkatkan Kolonisasi Ektomikoriza dan Pertumbuhan Shorea javanica”. Penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si sebagai pembimbing utama dan sekaligus Ketua Jurusan Kehutanan yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis mulai dari awal penyusunan proposal penelitian sampai skripsi ini terselesaikan. 2. Ibu Surnayanti, S.Hut., M.Si sebagai pembimbing anggota yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 3. Bapak Drs. Afif Bintoro, M.P sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 5. Segenap Dosen Jurusan Kehutanan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.
iii 6. Bapak Idi Bantara, staff BPPDAS WSWS yang telah memberikan bantuan demi terwujudnya penelitian ini. 7. Kedua orang tuaku (Wahiddin dan Rosmiyani) terimakasih atas kasih sayang, teladan dan motivasi yang menguatkan saya; kepada kakak (Agus Rahmat Saleh dan Ruslan Efendi) serta adikku (Wita Febriyana) terimakasih atas semua dukungan dan senyuman. 8. Saudara seperjuangan selama kuliah dan penelitian (Anggi dan Inafa) serta seluruh anggota Evesyl atas kerjasama dan kebersamaannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, November 2016
Penulis
Wiwin Febriani
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..................................................................................
Halaman vi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
viii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... A. Latar Belakang................................................................................... B. Tujuan Penelitian .............................................................................. C. Manfaat Penelitian ............................................................................ D. Kerangka Pemikiran .........................................................................
1 1 2 3 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... A. Media Tanam .................................................................................... B. Ektomikoriza ..................................................................................... C. Damar Mata Kucing (Shorea javanica)............................................. D. Manfaat Inokulasi Ektomikoriza Pada Akar ....................................
6 6 8 9 9
III. METODE PENELITIAN ................................................................. A.Waktu dan Tempat ........................................................................... B. Bahan dan Alat ................................................................................. C. Rancangan Percobaan ....................................................................... D. Prosedur Penelitian ........................................................................... E. Variabel Pengamatan ........................................................................ F. Analisis Data .....................................................................................
12 12 12 12 14 16 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... A. Hasil Penelitian ................................................................................. B. Pembahasan ...................................................................................... 1. Pengaruh Penggunaan Berbagai Media Tanam dan Ektomikoriza Terhadap Persentase Kolonisasi Akar Berektomikoriza ........................................................................... 2. Pengaruh Penggunaan Berbagai Media Tanam dan Ektomikoriza Terhadap Pertumbuhan Damar Mata Kucing ..........................................................................................
22 22 27
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. A. Simpulan ........................................................................................... B. Saran .................................................................................................
32 32 32
28
30
v Halaman DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 33 LAMPIRAN .............................................................................................. Tabel 8 – 43.................................................................................................
37 37-45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Diagram kerangka pemikiran ............................................................... 5 2. Tubuh buah Scleroderma columnare ...................................................
5
3. Tegakan Shorea javanica di Repong Damar, Desa Pahmungan, Krui, Pesisir Barat ................................................................................ 4. Tata letak unit percobaan dalam RAL ..................................................
5 12
5. Bibit S. javanica berumur 4 bulan ........................................................
13
6. Pembuatan larutan spora S. columnare menggunakan magnetic stirerr .....................................................................................................
14
7. Inokulasi larutan S. columnare pada S. javanica ..................................
15
8. Pengukuran luas daun S. javanica menggunakan Leaf Area Meter ......
16
9. Penghitungan akar S. javanica yang berektomikoriza ..........................
17
10. S. javanica berumur 4 bulan setelah dinokulasi dengan S. columnare yang ditanam pada berbagai media (A : tanah, B : pasir, C : arang sekam, D : cocopeat)..............................................
23
11. Persentase kolonisasi akar berektomikoriza pada S. javanica berumur 4 bulan setelah diinokulasi dengan S. columnare ...................
25
12. Hifa yang menyelubungi akar S. javanica berumur 4 bulan setelah diinokulasi dengan S. columnare yang ditanam pada berbagai media (A : media pasir ; B : media arang sekam; C : media tanah; D : media ocopeat) ..................................................
26
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Kriteria kolonisasi akar berektomikoriza menurut ............................ 18 2.
Tabel Sidik Ragam
..........................................................................
19
3.
Rekapitulasi analisis ragam untuk seluruh variabel penelitian penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza untuk meningkatkan kolonisasi dan pertumbuhan damar mata kucing (S. Javanica) ............................................................................
21
Rekapitulasi hasil uji BNT penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza pada variabel pertambahan tinggi dan pertambahan diameter ..........................................................................
22
Rekapitulasi hasil uji BNT penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza pada variabel jumlah daun dan luas daun .............
23
Rekapitulasi hasil uji BNT penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza pada variabel berat kering pucuk, berat kering akar, berat kering total .............................................................
24
Rekapitulasi hasil uji BNT penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza untuk variabel panjang akar dan persen kolonisasi akar berektomikoriza .........................................................
24
8.
Uji bartlett untuk variabel pertumbuhan tinggi....................................
36
9.
Analisis ragam untuk variabel pertumbuhan tinggi .............................
36
10. Uji BNT untuk variabel pertumbuhan tinggi .......................................
36
11. Uji bartlett untuk variabel pertumbuhan diameter ...............................
37
12. Analisis ragam untuk variabel pertumbuhan diameter ........................
37
13. Uji BNT untuk variabel pertumbuhan diameter ..................................
37
14. Uji bartlett untuk variabel panjang akar...............................................
38
4.
5.
6.
7.
vii Tabel Halaman 15. Analisis ragam untuk variabel panjang akar ........................................ 38 16. Uji BNT untuk variabel panjang akar ..................................................
38
17. Uji bartlett untuk variabel kolonisasi ...................................................
39
18. Analisis ragam untuk variabel kolonisasi ............................................
39
19. Uji BNT untuk variabel kolonisasi ......................................................
39
20. Uji bartlett untuk variabel berat kering tajuk .......................................
40
21. Analisis ragam untuk variabel berat kering tajuk ................................
40
22. Uji BNT untuk variabel berat kering tajuk ..........................................
40
23. Uji bartlett untuk variabel berat kering akar ........................................
41
24. Analisis ragam untuk variabel berat kering akar .................................
41
25. Uji BNT untuk variabel berat kering akar ...........................................
41
26. Uji bartlett untuk variabel berat kering total ........................................
42
27. Analisis ragam untuk variabel berat kering total .................................
42
28. Uji BNT untuk variabel berat kering total ...........................................
42
29. Uji bartlett untuk variabel jumlah daun ...............................................
43
30. Analisis ragam untuk variabel jumlah daun.........................................
43
31. Uji BNT untuk variabel jumlah daun...................................................
43
32. Uji bartlett untuk variabel luas daun ....................................................
44
33. Analisis ragam untuk variabel luas daun .............................................
44
34. Uji BNT untuk variabel luas daun .......................................................
44
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan jenis pohon lokal yang ada di Repong Damar, Krui Pesisir Barat. Pohon ini adalah salah satu jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae yang batangnya dapat mengeluarkan resin dan kayunya digunakan sebagai bahan bangunan. Hasil samping berupa resin ini menjadi salah satu keunggulan karena masyarakat tetap dapat mengambil hasil hutan yang bernilai jual tanpa menebang pohon. Menurut Purwaningsih (2004), populasi jenis Dipterocarpaceae di Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi yang sangat cepat. Hal ini disebabkan proses pembalakan yang terjadi secara terus menerus dalam skala besar. Jika keadaan ini terus berlanjut maka akan banyak jenis-jenis dari famili Dipterocarpaceae yang hanya dapat dilihat pada gambar tanpa keberadaannya di hutan.
Menurut Mansur (2013) kesiapan bibit dari segi kualitas adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam mendukung kegiatan pembangunan hutan. Bibit yang akan digunakan dalam penanaman harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu sehat, ukuran yang sesuai (tinggi 30-50cm), jumlah sesuai kebutuhan dan tersedia tepat waktu. Persyaratan tersebut akan terpenuhi jika perlakuan dan perawatan bibit diperhatikan sebaik mungkin.
2
Media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas bibit. Saat ini banyak alternatif media pengganti tanah yang telah dikenal dan digunakan masyarakat contohnya pasir, arang sekam padi dan cocopeat. Media tanam yang baik adalah media yang mampu menunjang pertumbuhan bibit, pertumbuhan mikroba dan pertumbuhan fungi yang berguna bagi perkembangan bibit.
Mikoriza merupakan salah satu fungi yang berguna untuk membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu jenis mikoriza adalah ektomikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman tingkat tinggi. Ektomikoriza membantu akar tanaman untuk menyerap unsur hara dan air yang diperlukan dalam fotosintesis. Menurut Prameswari (2004), S. javanica dapat bersimbiosis dengan ektomikoriza jenis Scleroderma columnare.
Persen kolonisasi ektomikoriza pada akar tanaman tampaknya dipengaruhi oleh keadaan dan jenis media tanam yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu informasi ilmiah tentang jenis media tanam yang cocok untuk meningkatkan kolonisasi ektomikoriza sehingga dapat meningkatkan kualitas bibit yang nantinya akan digunakan dalam pembangunan hutan tanaman.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
3 1. Mendapatkan jenis media yang paling baik dalam meningkatkan kolonisasi ektomikoriza pada damar mata kucing (S. javanica) 2. Mempelajari pengaruh penggunaan berbagai jenis media tanam yang diinokulasi dengan S. columnare terhadap pertumbuhan damar mata kucing (S. javanica)
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai jenis media tanam yang cocok untuk meningkatkan kolonisasi ektomikoriza sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pengadaan bibit yang berkualitas untuk pembangunan hutan tanaman. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian serupa selanjutnya.
D. Kerangka Pemikiran
Pembangunan hutan tanaman saat ini lebih menekankan pada penanaman jenisjenis lokal sebagai upaya konservasi keanekaragaman tumbuhan lokal. Salah satu jenis tumbuhan lokal adalah damar mata kucing (S. javanica) yang termasuk kedalam famili Dipterocarpaceae yang bersimbiosis dengan ektomikoriza. Menurut Santoso dkk. (2007), tanaman inang yang telah bersimbiosis dengan mikoriza mendapatkan sumber makanan lebih banyak dari dalam tanah dengan bantuan penyerapan lebih luas dari organ-organ mikoriza pada sistem perakaran dibandingkan yang diserap oleh rambut akar biasa. Menurut Prameswari (2004),
4 jenis ektomikoriza yang dapat bersimbiosis dengan S. javanica adalah S. columnare.
Keberadaan Ektomikoriza pada akar tanaman dapat dipengaruhi oleh keadaan media tanam. Penggunaan berbagai media tanam dilakukan karena setiap jenis tanaman mempunyai kecenderungan akan tumbuh dengan baik pada media yang cocok untuk menyokong pertumbuhannya dan pertumbuhan mikroba yang berasosiasi dengan tanaman tersebut. Media tanam yang digunakan dapat berupa pasir, arang sekam, cocopeat. Berbagai media tanam tersebut diinokulasi dengan suspensi spora S.columnare tanpa dilakukan pencampuran antar media tanam. Menurut Nurbaity dkk (2009), menyatakan bahwa media arang sekam memiliki keunggulan untuk digunakan sebagai media inokulan mikoriza. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Simanungkalit dan Riyanti (1994) bahwa arang sekam juga dapat digunakan sebagai media tumbuh mikoriza.
Penggunaan media tanam yang berbeda-beda untuk pertumbuhan bibit damar mata kucing, diharapkan dapat memunculkan kolonisasi ektomikoriza yang berbeda. Semakin banyak kolonisasi yang ditemukan maka semakin baik kualitas dari bibit tersebut. Bibit yang berkualitas baik menjadi syarat utama dalam mendukung pembangunan hutan tanaman.
5 Pembangunan Hutan Tanaman Pohon Jenis Lokal
Ektomikoriza
Bibit S. javanica
Scleroderma columnare
Media Tanam
Tanah
Pasir
Arang sekam padi
Cocopeat
Kolonisasi Ektomikoriza terbanyak Bibit Berkualitas Terbaik
Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran.
E. Hipotesis
1.
Jenis media tanam yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kolonisasi ektomikoriza pada damar mata kucing (S. javanica) adalah arang sekam padi
2.
Pemberian S. columnare dapat meningkatkan pertumbuhan damar mata kucing (S. javanica)
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Tanam
Media tanam merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Media yang dapat digunakan yaitu tanah, pasir, arang sekam, dan cocopeat. Tanah memiliki kemampuan dalam menahan dan menyerap air yang tinggi tetapi memiliki porositas dan aerasi yang rendah. Menurut Sudomo (2012), tanah merupakan media yang kurang baik bagi perkecambahan benih sengon dibandingkan media pasir, serbuk kelapa dan serbuk gergaji. Kondisi ini dikarenakan kurangnya ruang bernapas benih karena aerasi media yang rendah.
Pasir merupakan media tanam yang memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau lebih cepat kering. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain (Fahmi, 2014).
Arang sekam merupakan media tanam yang cukup praktis karena tidak perlu disterilisasi. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak
7 mudah menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas yang baik (Prihmantoro dan Indriani, 2003). Arang sekam dikenal sebagai campuran media yang cukup baik untuk mengalirkan air, sehingga media tetap terjaga kelembabannya. Berdasarkan hasil percobaan Hidayah dkk. (2012), diketahui bahwa media terbaik kedua adalah penggunaan media dengan kombinasi cocopeat dan arang sekam. Selain campuran yang baik untuk mengalirkan air, arang sekam juga memiliki kemampuan untuk menghalangi timbulnya penyakit. Media arang sekam sangat baik digunakan untuk proses pembibitan karena media ini mempunyai sifat poros (sarang), ringan, dan tidak mudah lapuk. Penambahan sekam membuat struktur media menjadi lemah dan akar leluasa dalam pertumbuhannya.
Penggunaan cocopeat sebagai media tanam mulai digunakan karena cocopeat mampu menahan air lebih lama dibandingkan dengan media lannya. Kelebihan ini menjadi poin penting dalam kelangsungan hidup bibit pada derah yang miskin air. Cocopeat berasal dari serbuk serat sabut kelapa yang umumnya hanya menjadi limbah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasriani dkk. (2013), media tanam cocopeat memiliki daya simpan air yang tinggi dibandingkan media tanah dan media campuran cocopeat dan tanah sehingga cocok untuk digunakan dalam kegiatan rehabilitasi lahan kritis di daerah kering. Bobot isi kering media tanam cocopeat lebih rendah dibandingkan dua media lainnya, sehingga akan mempermudah pada saat transportasi dan pendistribusian ke lapangan. Semakin rendah bobot isi media tanam, maka semakin ringan dan praktis untuk dipindahkan.
8 Menurut Hidayah dkk.(2012), penggunaan cocopeat secara individu memberikan hasil yang paling minor pada pertumbuhan semai sengon dan mahoni. Salah satu penyebabnya dimungkinkan karena akibat kandungan senyawa yang terdapat dalam media ini. Zat ini biasa dikenal dengan zat tanin atau sering juga disebut zat anti gizi. Untuk menghilangkan zat tanin yang berlebihan maka bisa dilakukan dengan cara merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam lalu diaduk sampai air berbusa putih, dilakukan berkali-kali hingga busa tidak keluar lagi. Selain itu, pemberian air yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk dan mudah ditumbuhi jamur sehingga tanaman menjadi cepat membusuk dan bisa menjadi sumber penyakit.
B. Ektomikoriza
Cendawan pembentuk ektomikoriza termasuk dalam golongan Basidiomycetes yang biasanya berbentuk payung (mushrooms) atau bola (puffballs). Salah satu sifat cendawan ektomikoriza adalah bersifat spesifik untuk setiap jenis tumbuhan inang dan kondisi tapak tertentu. Dari satu jenis tumbuhan inang dimungkinkan adanya beberapa jenis cendawan ektomikoriza yang menjadi simbionnya dan dari satu jenis cendawan ektomikoriza dapat bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan inang (Darwo dan Sugiarti, 2008)
Penelitian Riniarti (2010), menunjukkan bahwa Scleroderma columnare adalah salah satu jenis ektomikoriza yang dapat bersimbiosis dengan akar P. merkusii. Fungi ektomikoriza ini memiliki hifa dan miselium berwarna putih, dengan percabangan monopodial. Hifa eksternal yang terbentuk dari S. columnare
9 memiliki septa dan tidak memiliki clampconnection. Tubuh buah S. columnare dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tubuh buah Scleroderma columnare
C. Damar Mata Kucing (Shorea javanica)
Damar mata kucing (S. javanica) adalah salah satu jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae yang menghasilkan getah damar. Jenis ini merupakan tumbuhan indigenous dari Indonesia, yang salah satunya berada di Repong Damar, Krui Pesisir Barat (Gambar 3). Shorea Javanica merupakan salah satu produk unggulan kehutanan. Kayu jenis shorea banyak dimanfaatkan untuk bahan kontruksi, dan sebagai bahan baku industri. Selain itu, Shorea juga memiliki hasil hutan bukan kayu yang bernilai ekonomis seperti getah damar,
10 tengkawang, dan tannin yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi (Mukhlisi, 2010).
Gambar 3. Tegakan Shorea javanica di Repong Damar, Desa Pahmungan, Krui, Pesisir Barat
Damar adalah resin yang keras, padat dan mudah pecah, dengan pengerasan segera setelah dieksekresikan, jika mengandung minyak esensial yang dapat diuapkan dalam jumlah yang kecil. Walaupun semua dipterocarpceae menghasilkan damar, hanya sebagian kecil yang memiliki nilai komersial penting. Di Asia Tenggara, genus penting penghasil damar adalah Shorea, Hopea dan Neobalanocarpus. Secara tradisional, damar digunakan sebagai bahan bakar obor penerang, penambal perahu, dan kerajinan tangan. Damar dapat digunakan sebagai lilin pengeras pada industri semir, kertas karbon, pita mesin ketik, industri vernis, dan bantalan objek mikroskopik. Damar juga digunakan sebagai pelapis dinding dan atap, perekat kayu lapis dan asbes (Appanah dan Turnbull 1998).
11 D. Manfaat Inokulasi Ektomikoriza pada Akar Tanaman
Ektomikoriza berasosiasi dengan tanaman jenis kacang-kacanagan. Infeksi ektomikoriza diawali dengan dijumpai adanya pertumbuhan spora di permukaan tanaman. Pada tanaman dengan kerapatan rendah, dan galur asli kurang efisien dibandingkan galur yang diinokulasi, pemberian ektomikoriza pada akar tanaman akan memberikan keuntungan bagi tanaman karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Susanto, 2002).
Tanaman yang berasosiasi dengan ektomikoriza akan memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada tanaman yang tidak berasosiasi. Pemakaian ektomikoriza pada awal masa pertumbuhan (semai) sangatlah penting karena sekali suatu tanaman terinfeksi oleh fungi ektomikoriza, maka manfaat akan diperoleh selama hidupnya. Selain itu, mikoriza berperan dalam memperbaiki kondisi lingkungan, hal ini dibuktikan pada penelitian Omon (2008), bahwa mikoriza mampu meningkatkan persentase hidup tanaman meranti merah yang digunakan pada rehabilitasi lahan hutan di Kalimantan Timur. Mikoriza dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang sesuai bagi pertumbuhannya. Menurut penelitian Setiyadi (2011), yang menunjukkan bahwa jenis mikoriza Gigaspora margarita, Acaulospora sp. dan Glomus sp. mampu bertahan pada kondisi lahan pasca pertambangan nikel.
12
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit damar mata kucing (S. javanica), inokulum spora Scheloderma columnare, tanah, pasir, arang sekam padi, cocopeat, larutan tween 80, aquades. Alat yang digunakan yaitu magnetic stirerr, labu arlenmayer, polybag hitam, polybag bening, gembor, timbangan digital, oven, cutter, gunting, penggaris, kamera, mikroskop stereo, hand counter, petridis, Leaf area meter, caliper, alat tulis dan tally sheet.
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan media tanam yang terdiri dari media tanah (P1), pasir (P2), arang sekam (P3) dan cocopeat (P4). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan menggunakan 5 sampel tanaman.
13 Model matematika dari Rancangan Acak Lengkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugandi dan Sugiarto, 1994). Yij= µ + τi+ εij Keterangan:
i = perlakuan j = ulangan i, j = 1, 2, 3,…,n Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j μ = rataan umum τi = pengaruh perlakuan ke-i εij = galat percobaan perlakuan ke-i ulangan ke-j
Tata letak setiap unit percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap dapat dilihat pada Gambar 4. P33
P42
P31
P21
P32
P11
P43
P12
P23
P22
P41
P13
Gambar 4. Tata letak unit percobaan dalam RAL. Keterangan: P11 = perlakuan P1(media tanah) pada ulangan ke – 1 P12 = perlakuan P1 (media tanah) pada ulangan ke – 2 P13 = perlakuan P1 (media tanah) pada ulangan ke – 3 P21 = perlakuan P2 (media pasir) pada ulangan ke – 1 P22 = perlakuan P2 (media pasir) pada ulangan ke – 2 P23 = perlakuan P2 (media pasir) pada ulangan ke – 3 P31 = perlakuan P3 (media arang sekam) pada ulangan ke – 1 P32 = perlakuan P3 (media arang sekam) pada ulangan ke – 2 P33 = perlakuan P3 (media arang sekam) pada ulangan ke – 3 P41 = perlakuan P4 (media cocopeat) pada ulangan ke – 1 P42 = perlakuan P4 (media cocopeat) pada ulangan ke – 2 P43 = perlakuan P4 (media cocopeat) pada ulangan ke – 3
14 D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut 1. Penyiapan Bibit Pengecambahan benih S. javanica dilakukan dengan menggunakan media cocopeat. Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit damar mata kucing (S. javanica) berumur 4 bulan yang diperoleh dari persemaian BPPDAS HL WSWS (Gambar 5).
Gambar 5. Bibit S. javanica berumur 4 bulan.
2. Penyiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini ada empat macam yaitu tanah, pasir, arang sekam dan cocopeat. Tanah diambil dari laboratorium lapang terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai yang dibeli dari penjual. Arang sekam dan cocopeat diperoleh dengan cara membeli dari penjual. Masing-masing media tersebut dimasukkan ke dalam polybag bening tanpa dilakukan pencampuran antar
15 media kemudian dilapisi dengan polybag warna hitam. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. 3. Penyiapan Inokulum Ektomikoriza Inokulum yang digunakan yaitu inokulum berbentuk suspensi spora yang berasal dari tubuh buah S. columnare. Suspensi spora dibuat dengan cara mencampurkan 5 gram spora ke dalam 1 liter aquades dan diberi empat tetes tween 80, lalu diaduk perlahan menggunakan magnetic stirerr hingga tercampur merata (Gambar 6).
Gambar 6. Pembuatan larutan spora S. columnare menggunakan magnetic stirerr.
4. Inokulasi Ektomikoriza Pada Bibit S. Javanica Media tanam dijenuhi air terlebih dahulu sebelum diinokulasi dengan fungi ektomikoriza dan selama tiga hari setelah inokulasi , bibit tidak siram untuk mencegah tercucinya inokulum (Riniarti, 2010). Setiap bibit S. javanica
16 diinokulasikan dengan 20 ml suspensi spora dan diberikan didekat perakaran tanaman (Gambar 7).
Gambar 7. Inokulasi larutan S. columnare pada S. javanica.
5. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman yang dilakukan berupa penyiangan gulma dan penyiraman yang disesuaikan dengan kapasitas lapang masing-masing media tanam.
E. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Tinggi Bibit (cm) Tinggi semai diukur mulai dari kolet sampai dengan buku–buku batang (nodus) teratas. Pengukuran dilakukan pada awal penelitian dan akhir penelitian.
17 2. Diameter bibit (mm) Diameter bibit diukur pada jarak 1 cm dari kolet menggunakan caliper. Pengukuran dilakukan pada awal penelitian dan akhir penelitian.
3. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung seluruh daun yang hidup pada tanaman. Penghitungan dilakukan pada awal penelitian dan akhir penelitian. 4. Luas Daun (cm2) Luas daun diukur dengan menggunakan alat leaf area meter (Gambar 8). Pengukuran ini dilakukan pada akhir penelitian.
Gambar 8. Pengukuran luas daun S. javanica menggunakan Leaf Area Meter.
5. Panjang akar(cm) Panjang akar tanaman diukur mulai pangkal akar hingga ujung akar terpanjang. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian
18 6. Persentase akar berektomikoriza Sebelum dilakukan penghitungan, akar tanaman dicuci bersih dengan air mengalir secara perlahan-lahan. Akar tanaman yang telah bersih, dipotong sepanjang kira-kira 1 cm. Perhitungan jumlah akar berektomikoriza dilakukan secara langsung di bawah mikroskop dengan menggunakan the gridline intersection method (Brundrett et al.1996). Metode ini menggunakan petridis yang dibawahnya terdapat kertas yang telah diberi garis selebar 1 cm secara vertikal dan horizontal. Total jumlah akar yang berektomikoriza didapat dengan menjumlahkan bidang vertikal dan bidang horizonal pada petridis yang dilalui oleh akar yang berektomikoriza. Penghitungan akar berektomikoriza dibawah mikroskop dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Penghitungan akar S. javanica yang berektomikoriza.
Persen infeksi ektomikoriza diperoleh dengan rumus : Jumlah akar terkolonisasi ektomikoriza Persentase akar terkolonisasi =
x100 % Jumlah seluruh akar yang diamati
19 Kriteria persentase kolonisasi akar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria kolonisasi akar berektomikoriza menurut Setiadi (1992) dalam Suswati (2005) Kelas
Kriteria
1
0-5% (sangat rendah)
2
6-26% (rendah)
3
26-50% (sedang)
4
51-75% (tinggi)
5
76-100% (sangat tinggi)
7. Biomasa Sebelum tanaman dioven, terlebih dahulu dilakukan penimbangan berat basah tanaman yang diperoleh dari hasil penjumlahan berat basah bagian tajuk dan akar. Pengeringan dilakukan menggunakan oven pada suhu 800C sampai konstan. Berat kering total diperoleh dengan menjumlahkan berat kering akar dan tajuk tanaman. Penghitungan biomasa dilakukan pada akhir penelitian.
F. Analisis data
1. Homogenitas Ragam Homogenitas ragam diuji menggunakan uji Bartlett, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Usman dan Akbar,2006). S2
=
∑{(
∑(
)
)
}
B = (log s2) Σ(ni-1)i X2hitung = (2,3026) B - Σ(ni-1)log si2 X2tabel = X2(1-α)(dk)\
20
Keterangan : n : jumlah data B : (Σdk) logs s2 ; Si2 : varians data untuk setiap kelompok ke-1 dk : derajat kebebasan Hasil penghitungan X2hitung dibandingkan dengan X2tabel. Jika X2 hitung > X2 tabel, maka data yang diperoleh tidak homogen, sehingga perlu dilakukan transformasi data.
2. Analisis ragam Analisis ragam dilakukan untuk menguji hipotesis tentang faktor perlakuan terhadap keragaman data hasil percobaan atau untuk menyelidiki ada tidaknya pengaruh perlakuan. Rumus yang digunakan dalam analisis sidik ragam adalah sebagai berikut. Faktor Koreksi (FK) =
(total umum)2 jumlah seluruh perlakuan
ΣYij2 – FK
JK Total =
Σ (jumlah hasil perlakuan)2 U JK Galat = JK Total – JK Perlakuan
JK Perlakuan =
KT Perlakuan =
JK Perlakuan DB Perlakuan
KT Galat
JK Galat DB Galat
F hit
=
=
=
KT Perlakuan KT Galat
-
FK
Y..2 Up
21
Tabel 2. Tabel sidik ragam Sumber Keragaman
Derajat Bebas (DB)
Jumlah Kuadrat (JK)
Kuadrat tengah (KT)
F hitung
Perlakuan Galat Total
P–1 P(U-1) UP-1
JKP JKG JKT
KTP KTG
KTP/KTG
Keterangan : P : perlakuan U : ulangan JKP: Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG: Jumlah Kuadrat Galat
5%
√KT Galat rata-rata umum
x 100%
Jika Fhitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga harus dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai media tanam terhadap pertumbuhan dan kolonisasi S. javanica, dilakukan uji perbandingan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Semua perhitungan dilakukan pada taraf nyata 5%. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. BNT = tα/2(v).Sd Sd = 2
/
F
JKT: Jumlah Kuadrat Total KT: Kuadrat Tengah KTP: Kuadrat Tengah Perlakuan KTG: Kuadrat Tengah Galat
Koefisien Keragaman (KK) : KK =
F tabel
Keterangan : tα/2(v) = nilai baku student pada taraf uji α dan derajat bebas galat
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Jenis media tanam yang paling baik dalam meningkatkan kolonisasi ektomikoriza untuk S. javanica adalah media pasir. 2. Pertumbuhan S. javanica terbaik diperoleh pada penggunaan media tanam pasir dan tanah dan diinokulasi dengan S.columnare
B. Saran
Media arang sekam dan cocopeat sebagai media tanam lebih baik digunakan dalam bentuk pencampuran antar media.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
DAFTAR PUSTAKA
Appanah, S dan Turn bull, J. M. 1998. A Review of Dipterocarps: Taxonomy, Ecology, and Silviculture. Buku. Center for International Forest Research. Bogor. 220 Hlm. Brundrett, M., Bougher, N., Dell, B., Grove, T., dan Malajczuk N. 1996. Working with Mycorrhiza in Forestry and Agriculture. Buku. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra. 374 Hlm. Darwo dan Sugiarti. 2008. Beberapa jenis cendawan ektomikoriza di kawasan Hutan Sipirok, Tongkoh, dan Aek Nauli, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 5 (2) : 157—173. Pengaruh dosis spora cendawan Scleroderma citrinum Persoon dan komposisi media terhadap pertumbuhan tusam di persemaian. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 5(5): 461— 472. Fahmi, Z. 2014. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. http://ditjenbun.pertanian.go.id/ bbpptpsurabaya/ tinymcpuk/gambar/file/17.%20media%20tanam%20sebagai% 20faktor%20eksternal%20dalam%20perkecambahan%20benih-ok.pdf. diunduh pada tanggal 28 Oktober 2015. Hadi, S. 2001. Patologi Hutan Perkembangannya di Indonesia. Buku. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 516 Hlm. Hasriani. 2013. Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) Sebagai Media Tanam. https://dedikalsim.files.wordpress.com/2013/12/jurnal-hasriani-ed-dkk-nov2013. pdf. Diunduh pada tanggal 15 Okktober 2015. Hidayah, H. N., dan Irawan, A. 2012. Kesesuaian Media Sapih Terhadap Persentase Hidup Semai Jabon Merah (Anthocephalus Macrophyllus (Roxb.) Havil). Prosiding. Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian. Manado. 24 Oktober 2012. Hlm 231—237.
34 Irawan, A. dan Kafiar, Y. 2015. Pemanfaatan Cocopeat dan Arang Sekam Padi Sebagai Media Tanam Cempaka Wasian. Prosiding. Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Yogyakarta. 4 Juli 2015. Hlm 806— 807. Irianto, R., dan Effendi, R. 2011. Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskular terhadap Pertumbuhan Bibit Nyawai. Prosiding. Seminar Nasional Mikoriza. Bandar Lampung. 20-21 Juli 2011. Hlm 85—89. Kartika, Y. , Nurbaity, A., Fitriatin, B. N., dan Sofyan, E., T. 2014. Efek sterilisasi dan komposisi media inokulan konsorsium mikoriza arbuskular dan mycorrhizal helper bacteria terhadap jumlah spora MA, populasi MHB, dan nisbah pupus akar sorgum. Agric Sci Jurnal. 1(4) : 262—268. Lugito. 2015. Kombinasi Vermikulit dan Pasir Sebagai Media Untuk Memproduksi Fungi Mikoriza Arbuskular Pada Tanaman Inang Jagung dan Kudzu. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 58 Hlm. Mansur, I. 2013. Teknik Silvikultur Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang. Buku. SEAMEO BIOTRO. Bogor. 125 Hlm. Muis, A., Indradewa, D., dan Widada, J. 2013. Pengaruh inokulasi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada berbagai interval penyiraman. Vegetalika. 2(2) : 10—18. Mukhlisi. 2010. Keanekaragaman jenis Shorea Kalimantan Timur dan upaya konservasinya. Bioprospek. 7(1) : 69—80. Mulyawan, M., Setyowati, E., dan Widjaja, A. 2015. Surfaktan Sodium Ligno Sulfonat (SLS) dari debu sabut kelapa. Jurnal Teknik ITS. 4(1): 1—3. Muryanto. 2012. Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) Pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 58 Hlm. Nurbaity, A., Hardiyantoro, D., dan Mulyani, O. 2009. Pemanfaatan bahan organik sebagai bahan pembawa inokulan fungi mikoriza arbuskula. Jurnal Biologi. 8(1) : 17—11. Nurbaity, A., Setiawan, A., dan Mulyani, O. 2011. Efektivitas arang sekam sebagai bahan pembawa pupuk hayati mikoriza arbuskular pada produksi sorgum. Agrinimal. 1(1) : 3—5. Omon, R. M. 2008. Pengaruh dosis tablet mikoriza terhadap pertumbuhan dua jenis meranti merah asal benih dan stek di HPH PT. ITCIKU, Balikpapan, Kalimantan Timur. Info Hutan. 5(4) : 329—335.
35 Prameswari, D. 2004. Aplikasi beberapa cendawan ektomikoriza untuk meningkatkan pertumbuhan semai Shorea selanica. J Hut Trop. 1 : 13—18. Prayudyaningsih, R. 2012. Mikoriza dalam pengelolaan hama-penyakit terpadu di pesemaian. Info Teknis Eboni. 9(1) : 59—70. Prihmantoro, H. dan Indriani, Y. H. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim untuk Hobi dan Bisnis. Buku. Penebar Swadaya. Jakarta. 122 Hlm Purwaningsih. 2004. REVIEW: sebaran ekologi jenis-jenis Dipterocarpaceae di Indonesia. Jurnal Biodiversitas. 5(5) : 89—95. Riniarti, M. 2010. Dinamika Kolonisasi Tiga Fungi Ektomikoriza Scleroderma Spp. dan Hubungannya Dengan Pertumbuhan Tanaman Inang. Disertasi. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. 104 Hlm. Riniarti, M., Mansur, I., Wulandari A. S., dan Kusmana C. 2010. Karakteristik akar berektomikoriza pada Shorea Pinanga, Pinus merkusii dan Gnetum gnemon.. Jurnal Perennial. 6(1) : 11—19. Santoso, E., Turjaman, M., dan Irianto, R. 2007. Aplikasi Mikoriza untuk Meningkatkan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Terdegradasi. Prosiding. Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. Padang. 20 September 2006. 72—80 Hlm. Sariasih, Y., Sutraswati, M. dan Hartal. 2014. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terhadap aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) berbagai media pasir. J.Agrotek.Trop. 3(1): 29—31. Setiadi, Y., Mansur, I., Budi, S.W., dan Achmad. 1992. Mikrobiologi Tanah Hutan: Petunjuk Laboratorium. Dalam Suswati. 2005. Respon Fisiologis Tanaman Pisang Dengan Introduksi Fungi CMA Arbuskular indigenus terhadap Penyakit Darah Bakteri (Ralstonia solanacearum Phylotipe IV). Disertasi. Universitas Andalas. Padang. 60 Hlm Setiadi, Y., dan Setiawan, A. 2011. Studi status fungi mikoriza arbuskula di areal rehabilitasi pasca penambangan nikel (studi kasus PT INCO Tbk. Sorowako, Sulawesi Selatan). J Silvikultur Tropika. 3(1) : 88—95. Simanungkalit, R. D. M., dan Riyanti, E. I. 1994. Perbanyakan jamur mikoriza vesikular-arbuskular pada media campuran pasir kuarsa dengan arang. Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. 5 : 295—299. Sudomo, A. 2012. Perkecambahan Benih Sengon ( Falcataria Moluccana) pada 4 Jenis Media. Prosiding. SnaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Bandung. Hlm 37—41 .
36 Sugandi, E dan Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Buku. Andi Offset. Yogyakarta. 236 Hlm. Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Buku. Karnisius. Yogyakarta. 232 Hlm. Susilawati, E. 2007. Pengaruh Komposisi Media terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 63 Hlm. Suswati, Indrawati A., dan Putra D. 2015. Penapisan limbah pertanian (sabut kelapa dan arang sekam) dalam peningkatan ketahanan bibit pisang barangan bermikoriza terhadap Blood Diseae Bacterium dan Fusarium Oxysporum. Jurnal HPT Tropika. 15(1) : 81—88. Talanca, H. 2010. Status Cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Tanaman. Prosiding. Pekan Serealia Nasional. Maros. Hlm 356-357. Usman, H. dan Akbar, P.S. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 364 Hlm.