PENGWIAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA BERBAGAI MACAM MEDIA TANAM
Pembaan ini bertujuan untuk mendapatkan bmposisi media tanam yang terbaik dari bebrapa macam media tanam yang diuji, untuk dipakai dalam pembaan sdanjutnya. Pembaan dihksanakan dengan menggunakan pdibag bertempat di kebun percobsan IPB, Darmaga Bogor, pada ketinggian tempat 2W m dpl. dimulai febrbari sampai dengan gustu us-2000. ~ e m b $ n dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan A& Kbmpok (RAK) satu f a r perlakuan dengan tga ulangan. Perlakuan terdiri atas :tanah ;tanah ditambah kapur ;tanah ditamkh kapur dan pupuk NPK ;tanah dengan pupuk kandang dirnbah kapur ; tanah dengan pupuk kandang d i r n b h kapur dan pupuk NPK : tanah ditambah pupuk NPK ; tanah dengan pupuk kndang ; dan tanah dengan pupuk kandang d i b a h pupuk NPK. Media tanam yang mampu menghasilkan b b o t umbi tehrat adalah media campumn tanah, kapur dan pupuk kandang, #I& media campumn tanah, kapur, pupuk kandang dan pupuk NPK (15 :15 :15). Dalam budidaya iles-iles (AmorphophaIIus muelhi Blume) pupuk kandang mutlak diperlukan, dibantu dengan pemberian kapur, serta penamkhan pupuk NPK jika pupuk kandang dan kapur dibenkan.
Pendahuluan
Iles-iles (Amorphophallus muellen' Blume) mempakan tanaman tahunan penghasil karbhidrat yang berbentuk glukomanan (Heyne, 1987; Lahiya, 5993;
Jansen ef a/. 1996). Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia iles-iles mewperkan tanaman yang dipaksakan untuk ditanam di setiip pekarangan rumah, diperlukan bagi industri bahan peledak Sahkan negara Amerika clan
Empa sudah banyak menaruh pe-n
ke komoditi ini (Lahiya, 1993). Setelah
pendudukan Jepang berakhir tanaman ini menjadi langka dan tidak populer lagi di
katangan petani di tndonesia. Kelangksan ini dibsbkan karena tumbuhnya meliar alau tumbuh di alam bebas (Yatim, 1999) dan bersifat sporadis di hutanhutan, serta belurn banyak dibudidayakn petani sehingga hanya sedikit saja orang yang mengenal tanaman ini (Hartanto, 1994). Oleh karena itu k u a k s media tumbuhnyapun belum dapat diketahui dengan pasti, sehingga rnasih perlu
dicari komposisi media yang cocok. Sarnpai saat ini secara khusus teknik
bucrdaya ihsiles Mum diketahui dengan benar, dan menurut Lingga et al. (1989) belum banyak ahli agronomi yang teriarilc untuk menetiti aspek-aspek
budidaya iles-iles ini. Bedasarkan latar belakang di atas pedu dihkukan peraelitian tentang
aspek-aspek agronorni melalui pembsan pmdahutuan, yakni menguji berbagai macam media tanam.
Pada pembaan ini digunakan
delapan rnacarn media
tanam benrpa berbagai campumn tanah dengan kapur, pupuk kandang dan
pupuk anorgnik. Perrxrbaan bertujuan untuk mendapatkan media dasar (pokok) yang sesuai untuk pertumbuhan i b i k , setanjutnya dapat digunakan ssbagai
pedoman dahm menentukan komposisi medii tanam yang bbih baik bagi pertumbuhan tanaman iks-iles. Bahan dan Mutotie
Tempat dan Waktu
Percoban dilaksanakan di kebun permban IPB, Darrnaga terletak pada 06" 30'LS dan 106" 45'BT dan ketinggian tempat 250 m dpl. WaMu pelaksanaan
pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2000.
Rancangan Pemobaan Perwbaan menggunakan Rancangan Acak K e h p o k (RAK) satu faktor
perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tediri atas detapan media tanam, dengan
dernikian diperoleh 8 x 3 = 24 satuan percobaan. Delapan W i a tanam terdiri atas : tanah (* 4 kg) ; tanah ditambah kapur dosis 5 ton ha-' ; tanah diambah
kapur dosis 5 ton ha-' dan pupuk NPK 15 g per pdibag ; tanah dengan pupuk kandang petbandingan satu banding sahr ( v h ) ditambah kapur dosis 5 ton ha-' ;
tanah dengan pupuk kandang perbandingan satu banding satu (vhr) ditambah kapur dosis 5 ton ha-' dan pupuk NPK 15 g per pdibag; tanah ditambah pupuk
NPK 15 g per polibag; tanah dengan pupuk kandang perbandingan satu banding
satu (vlv); tanah dengan pupuk kandang perbandingan satu banding satu (vhr) tiimbah pupuk NPK 15 g per polbag. Model matematika dari mnangan yang
dlgunakan &lam psmbaan ini adalah sebagai betikut :
Di mana : i j Yii p pi
a, E
= 1 , 2 , 3 (kelompok)
= 1-8 (perlakuan) = nilai pengamatan kelompok ke-i, dan pertakuan ke- j. = nihi tengah = pengaruh kelornpokkei = pengaruh pertakuan k e j = penganrh acak
Analisis ragam dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan temdap
pertumbuhan dan hasU tanaman. Apabila h a d analisis mgm menunjukkan
penganrh nyata, maka dihkukan uji hnjut dengan menggunakan Duncan Multple
Range Test (DMRT) pada tamf 5 persen. Pengamatan Pengamatan dilakukan sekali pada saat tanaman umur 5 buhn setelah tanam (bst), melputi tinggi tanaman, garis tengah batang, garis tengah daun dan bobot umbi yang diukur setelah tanaman memasuki masa dorman.
Asal b&
Semaian ilewik berasal dari biji matang yang diperoleh dari
KPH Jati Saradan, Madiun J w a Timur.
Pe~iapanMBdh &warn, Tanah yang dipahi adalah Dipeptipik atau LatOSd yang bar&
dari kebun percobaan IPB Damraga dengan pH swat 5.55
yang dikering anginkan dan t i i k . Sebagin tanah dipisahkan, sedangkan sebagian besar yang
lain di tambah kaput 5 ton ha-'. kemudian dihri air agar
Lembab dan diinkubasi sehma 21 h i . Tanah yang telah dikapur dibagi dua,
sebagian dipisahkan dan sebagian yang lain di tambah pupuk kandang perbandingan satu banding satu (vh). Masingmasing media sesuai perlakuan
dimasukkan ke dalarn mibag bergads tengah 20 cm (* 4 kg tanah) sejumlah delapan polibag, k e r n d i n diinkubasikan lagi selama tujuh hari. Pupuk majemuk NPK (15:t 5:15) diberikan sesuai pehkuan sebanyak 15 g per polibag, pada saat penanaman.
Penanaman. Semaian yang daunnya telah mekar pnuh ditanam di polibag-
polibag yang telah berisi media tanam sesuai perlakuan, yang diletakkan di bawah paranet 50 persen. Hasil dan Pembahasan
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa dua media tanam yang terbaik untuk tanaman ites-iles adalah media tanah yang diberi pupuk kandang, didukung dengan pernberian h p u r dan pupuk NPK. Hasil analisis ragam disajikan pada Lampiran 1. Pada analiis ragam ditunjukkan bahwa pehkuan media tanam brpengaruh sangat nyata tehadap semua peubah yang diamati. Secara rinci uji
beda antara perlakuan disajikan pada T a M 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada media tanah dan kapur, tanaman tidak
turnbuh dikarenakan kekeringan dan umbi membusuk. Untuk rnernperoleh hasil yang tinggi mutlak diperlukan pupuk kandang dengan didukung pemberian kapur.
Ada tanggapan tanaman terhadap pupuk NPK (15:15:15), hanya muncul apahla dilakukan pemberian pupuk kandang perbandingan 1:I(uh) dengan tanah dan kapur. Dua macam komposisi media tanam menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada kornposisi media tanam yang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya C-organik yang sangat tinggi yakni 30,73persen, N 1,24 persen (sangat tinggi), P-tersedia 4,25 ppm (mndah) dan K 16,67 mel1OO g (sangat tinggi), serta
basa dapat diukar tainnya yang terdapat di dalam pupuk kandang (Lampiran 2).
T a k l 3. Pengaruh berbagai macam media tanarn terhadap perturnbuhan dan hasil tanaman iles-iles Tinggi tanarnan
Garis tengah
Garis tengah
bang
&un(cm)
(cm)
(mm)
Bokt umbi (9)
1.Tanah
3,83 c
4,50 cd
21,67 c
9,07 c
2.Tanah + Kapur
-
Media tanarn
-
-
-
4,50 c
4,67 c
22,OO c
9,83c
4.Tanah + Kapur + Ppk Kd
20,50 a
8,73 a
36,50 a
49,H a
5.Tanah +Kapur + Ppk Kd+NPK
18,92 a
8,77 a
37,OO a
55,44 a
4,83 c
3,17 d
15,67 d
10,77c
7.Tanah +Pupuk Kandang
13,28 b
7,43 ab
31,67 b
39,74 b
8.Tanah + Ppk Kd + NPK
17,47 a
7,20 b
31,33 b
35,87 b
3.Tanah +Kapur + NPK
6.Tanah + NPK
Keterangan :Angka yang diikuti oteh huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyaia menunti uji wilayah berganda Duncan (DMRT) pada u = 0,05 ; - = tanaman mati ; Tanah : Pupuk kandang (Ppk Kd) = 1 : l-(v/v) ; Dosis kapur 5 ton ha-' ; Dosis NPK 15 glpolibag
Pengapuran tampaknya dapat membantu dalam perbaikan media tanam,
sehingga unsur-unsur ham yang diperlukan bagi perturnbuhan tanaman menjadi
dapat tersedia. Pupuk NPK yang diberikan rnenjadi lebih tersedia setelah pemberian pupuk kandang dan pngapuran. Djalte dan Sarinah (1971) rnenyatakan bahwa pupuk NPK yang diberikan bersamaan pupuk kandang, tidak
meningkatkan hasil mesin dan bawang merah. Hal demilrian juga tejadi pada kentang dan biet gula. Sukristjlonubowo et al. (1993) dan Anas (1999) menyatakan bahwa bahan
organik dan kapur mampu meningkatkan dan mernpmhankan sifat kirnia tanah seperti pH, kadar k h a n organik, KTK dan P-tersedia. Untuk itu dslam budidaya tanaman iles-iles pupuk kandang muitak diperlukan, didukung kondisi tanah
dengan pH yang normal dan tambahan pupuk NPK yang diberikan serta struktur yang gembur. Ini sesuai dengan pemyataan Jansen et a/. (1996) dan Lingga et al. ( I989) bahwa untuk pertumbuhan yang baik Amrphophallus spp. perlu bahan
organik yang cukup, dan didukung drainase yang baik. Lebih hnjut Ermiati dan
Laksmanahardja (1996) menyatakan tanaman iles-iles tumbuh baik menghendaki
kondisi tanah brtekstur liat berpasir, stnrktur gembur, dan kaya unsur ham. Pupuk kandang yang diberikan memiliki pH 7.05 dan selain P unsur ham yang
lain berada dalarn keadaan tersedia sangat tinggi, sehingga dapat memperbaiki
medii untu k perturnbuhan tanaman (Lampiran 2). Sejatan pernyataan di atas agar diperoleh hasil yang tinggi, tanaman ilesiles perlu dipupuk dengan dosis 40 kg N, 40 kg P dan 80 kg K per hektar (Sufiani, 19931, serta 5 ton ha" pupuk organik (Deptan, 1991). Budidaya A. konjac di
Jepang diperlukan pupuk organik 3 -10 ton per hektar dan di l n d i jenis A.
pa80niilWius perlu 25 ton pupuk organik per hektar per satu musim tumbuh ditambah pupuk 20 kg N, 40 kg P dan 80 kg K per hektar saat tanam dan 20 kg N lagi 2-3 bulan setelah tanam.
KesimpuIan
Berdasar permban ini dapat disimpulkan semai berikut : 1. Komposisi media tumbuh yang terbaik yang dicoba adalah media tanam :
tanah ditambah pupuk kandang p e M i n g a n 1 : 1 (vhr)dan kapur (dosis 5 ton ha-') dengan atau tanpa pupuk NPK (do& 15 glpolibag), menghasilkan umbi dengan bbot 55,44 g dan 4 9 , s g. 2. Dalam b u d i y a iles-iles pupuk kandang mutlak diperlukan, sedangkan kapur
menciptakan keadaan bbih baik bagi perturnbuhan tanaman, sehingga bobot
umbi yanp dihasilkan meningkat dari 39.74 g menjadi 49.96 g (25,72 94). 3. Tanggapan tanaman terhadap pupuk NPK dosis lSS,polibag, hanya muncul
apabila diberi pupuk kandang dan d i b a h kapur dose 5 ton ha". 4. Pemktian kapur sebanyak 5 W h a tidak betperranan tanpa pupuk kandang
yang mempunyai pehandingan dengan tanah 1 : 1 (v/v).
Saran Perlu dilakukan pemdiharaan tanaman dengan baik dan dilakuh analisis
tanah dan pupuk sebelum digunakan Warn pembaan. Pupuk kandang yang digunakan sebailmya pupuk yang berkadar kaput rendah.