PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG ASUPAN KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TAHUN 2011 Oleh : Titi Mudjiati; Pembimbing : Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
ABSTRAK Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai oleh penurunan densisitas massa tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium pada usia muda. Secara tidak langsung, pengetahuan, sikap dan perilaku seorang individu berperan terhadap kebiasaan dalam mengkonsumsi kalsium. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang asupan kalsium serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan desain Cross-sectional. Sebanyak 108 subyek telah di pilih secara random. Pada awal penelitian, subyek diminta mengisi identitas umum berupa nama, usia, asal pulau, pendidikan & pekerjaan orangtua, dan dilakukan pengukuran TB, BB, dan lingkar badan, kemudian subyek harus mengisi kuisioner pengetahuan, sikap dan perilaku tentang asupan kalsium. Di akhir penelitian, peneliti menganalisis seluruh data yang didapatkan dan mencari hubungan diantaranya. Sebanyak 76,9% responden memiliki pengetahuan baik, 84,3 % memiliki sikap positif dan 82,4% memiliki perilaku kurang. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap tentang asupan kalsium (p > 0,05; fisher2 sided), dan antara pengetahuan dengan perilaku tentang asupan kalsium (p > 0,05; fisher2 sided). Namun untuk pengujian kategori sikap terhadap perilaku tentang asupan kalsium didapatkan hubungan bermakna (p < 0,05; fisher2 sided). Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, dan asal daerah dengan pengetahuan tentang asupan kalsium (p>0,05; Chi Square), dan antara tingkat pendidikan orangtua dengan pengetahuan subyek tentang asupan kalsium (p>0,05; kolmogorov-Smirnov). Pengetahuan tentang asupan kalsium tidak memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku terhadap asupan kalsium, sedangkan sikap tentang asupan kalsium memiliki hubungan bermakna dengan perilaku tentang asupan kalsium. Kata kunci :pengetahuan tentang asupan kalsium, sikap tentang asupan kalsium, perilaku tentang asupan kalsium, asupan kalsium, osteoporosis
1
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
ABSTRACT Osteoporosis is a bone disease which is characterized by decreasing of bone mass density. It makes bones become brittle and easily broken. The reason behind this disease is because of inadequate calcium intake during adolescence. Indirectly, knowledge, attitude and behavior of an individual also can contribute into the habit of calcium consumption. In this research, the researcher wanted to know the relationship between knowledge, attitudes and behaviors about calcium intake and other related factors. This research design is cross-sectional and has 108 subjects who were chosen randomly. Subjects were asked to fill their identity form that consists of name, age, gender, origin, parental education &occupation, body weight and height, then filled the questionnaire of knowledge, attitude and behavior about calcium intake. At the end, researcher analyzed the data and was looking for the relationship between them.The number of subjects that have good knowledge are 83 people (76,9%), positive attitude are 91 people (84,3%), poor behavior are 89 people (82,4%). There was no significant relationship between knowledge with attitude regard to calcium intake (p>0.05,Fisher test), and knowledge with behavior regard to calcium intake (p>0.05,Fisher test). But, there was a significant relationship between attitudes with behavior about calcium intake (p <0.05, Fisher test). Furthermore, there was no relationship between age, gender, and origin with the knowledge about calcium intake (p>0.05,Chi Square), and between parent’s education level with knowledge about calcium intake (p>0.05,Kolmogorov-Smirnov). Knowledge about calcium intake had no significant relationship with attitude and behavior of taking calcium, while attitude in consuming calsium has a meaningful relationship with consuming calcium’s behaviors. Keywords: knowledge, attitude, behaviour, calcium intake, osteoporosis.
PENDAHULUAN Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik
yang
ditandai oleh penurunan
densisitas massa tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
1
Kalsium
degeneratif
dan
osteoporosis
akan
metabolik,
termasuk
menjadi
problem
muskuloskeletal yang memerlukan perhatian khusus,
terutama
di
negara-negara
sangat penting pada pembentukan tulang dan
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian
gigi, dan merupakan mineral yang paling
yang dilakukan di klinik Reumatologi RSCM
banyak terdapat dalam tubuh. Agar kepadatan
mendapatkan hasil berupa faktor resiko
tulang
untuk
osteoporosis dimana meliputi usia, lamanya
mengkonsumsi kalsium.2 Berbagai penyakit
menopause dan kadar estrogen yang rendah,
dikarenakan
sedangkan faktor proteksinya adalah kadar
terus
terjaga,
kekurangan
penting
kalsium
seperti 2
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
estrogen yang tinggi dan riwayat berat badan
berbagai
macam
lebih atau obesitas. 1,3
memproduksi
susu
perusahaan
yang
atau
yang
sereal
Sebuah peninjauan yang dilakukan di
mengandung tinggi kalsium, untuk mencukupi
Prancis (1996) mengenai gambaran konsumsi
kebutuhan kalsium masyarakat terutama kaum
kalsium menetapkan presentase setiap sektor
dewasa dan usia lanjut.
populasi yang mengonsumsi kalsium kurang
Berdasarkan latar belakang yang ada,
dari 2/3 RDA ( Recommended Dietary
maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan
Allowences
sebagai
penelitian terhadap mahasiswa/i Fakultas
Yang
Kedokteran di Universitas Indonesia.Dalam
termasuk dalam kelompok ini adalah 30%
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
wanita usia 18 sampai 50 tahun.4
bagaimana pengetahuan tentang masalah
kelompok
),
ambang
berisiko
rawan
osteoporosis.
Kebutuhan kalsium yang dibutuhkan
asupan kalsium serta sikap dan perilaku
umur 18 sampai 50 tahun sebesar 1000mg.
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas
Produk olahan susu, sayuran hijau, kacang-
Indonesia dalam menerapkan pola hidup yang
kacangan,
sumber
sehat terhadap kehidupan mereka sehari-hari,
kalsium yang baik. Tetapi, pola kebiasaan
dan apakah ada korelasi antara pengetahuan,
makan
sikap dan perilaku terhadap asupan kalsium
biji-bijian
masyarakat
merupakan
indonesia
sekarang
menunjukkan kebiasaan makan yang tidak
pada mahasiswa/i tersebut.
sehat, seperti gemar akan mengkonsumsi makan-makanan junk food seperti burger,
METODE PENELITIAN
pizza, dan fried chicken. Makanan-makanan
Cross-sectional
tersebut sangat sedikit sekali mengandung
digunakan dalam penelitian dikarenakan
vitamin dan mineral khususnya kalsium yang
tujuan riset ini adalah untuk mengetahui
dibutuhkan oleh para kaum dewasa.Hal ini
hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku
menyebabkan
tidak
mahasiswa FKUI mengenai asupan kalsium
terpenuhi dengan baik.5 Peneliti menilai hal
dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan
ini ada hubungan antara perilaku kaum
penelitian ini dilakukan di kampus FKUI
dewasa sekarang dengan pengetahuan yang
dengan waktu mulai dari Maret 2011 sampai
dimiliki mereka, dimana menimbulkan suatu
Juli 2011. Pemilihan tempat pelaksanaan ini
perilaku yang kurang sehat, padahal, di
didasari oleh pertimbangan peluang objek
Indonesia
yang
konsumsi
sendiri,
kalsium
sudah
banyak
sekali 3
sering
adalah
melakukan
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
desain
aktivitas
yang
di
lingkungan FKUI. Dengan populasi target
menginterpretasi
dan terjangkau dalah mahasiswa/i FKUI usia
variable bebas dengan variable terikat), dan
≥ 18 tahun sehingga sampel penelitian yang
pelaporan data (mempresentasikan hasil).
dapat diambil adalah populasi terjangkau
Hal yang paling penting dalam penelitian ini
yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria
adalah menjaga kerahasiaan data serta
penelitian
yang
adanya informed consent dari responden.
merupakan mahasiswa/i FKUI usia ≥ 18
Batasan operasional dari penelitian ini
tahun yang bersedia menjadi responden
adalah usia, jenis kelamin, pendidikan orang
penelitian. Unuk kriteria eksklusi, responden
tua,
yang bersedia untuk berpartisipasi namun
pengetahuan
tidak hadir saat pengambilan data dan
responden, dan tingkat perilaku responden.
yakni
kriteria
inklusi
data
pekerjaan
orang
responden,
(menghubungkan
tua,
tingkat
tingkat
sikap
kriteria dropped out adalah mahasiswa/i FKUI
usia
≥
mengembalikan
18
tahun
kuesioner
yang
tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
atau
tidak
Sebaran Karakter Sosiodemografik
mengisi kuesioner secara lengkap. Besarnya
Subyek Jumlah subyek yang ikut serta dalam
sampel yang didapat adalah 107 responden, namun
berdasarkan
hasil
dilapangan
penelitian ini berdasarkan total sampling
responden bertambah 1 subyek sehingga
adalah
menjadi 108 responden.
karakter sosio demografik subyek dapat
Cara
pengambilan
sampel
melalui
sebanyak
108
orang.
Sebaran
dilihat pada Tabel 1.
probability sampling dengan jenis simple
Tabel 1. Sebaran karakteristik subyek
random sampling. Alur kerja yang dilakukan
berdasarkan
adalah mengidentifikasi variable (variable
antropometrik (n=108)
bebas dan terikat), lalu pengumpulan data
Variabel
(data pribadi, pengukuran badan serta
1. 2. 3. 4. 5.
kuesioner),
mengolah
data
(
diolah
menggunakan SPSS for windows versi 16), penyajian
data
(naratif,
grafikal),
menganalisis
tubular, data
serta (secara
deskriptif dalam bentuk univariat (numeric) dan
bivariate
(tabel
dummy)), 4
usia
Usia dalam tahun BB (wanita) dalam kg BB (laki-laki) dalam kg TB (wanita) dalam cm TB (laki-laki) dalam cm
dan
ukuran
mean±SD 19,94±1,14 55,58±7,73 65,92±8,03 157,32±5,32 169,96±5,54
Berdasarkan hasil di atas, 19,94 atau 20 tahun merupakan usia yang paling dominan pada penelitian ini. Berat badan badan rata-rata yang didapatkan untuk Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
perempuan adalah 55,58 kg sedangkan
Tabel 2. Sebaran karakteristik subyek
untuk laki-laki adalah 65,92 kg. Tinggi
berdasarkan jenis kelamin, asal daerah,
badan rata-rata untuk perempuan adalah 157
pendidikan ayah dan ibu, serta pekerjaan
cm dan 170 untuk laki-laki.
ayah dan ibu (n=108)
Menurut AKG 2004,berat badan ideal untuk perempuan usia 16-18 tahun adalah 50 kg dan 52 kg untuk usia 19-29. Sedangkan untuk laki-laki, 55 kg untuk usia 16-18 tahun dan 56 kg usia 19-29 tahun. Selain berat badan, tinggi badan menurut AKG 2004 pada perempuan usia 16-18 tahun adalah 154 cm dan 156 usia 19-29 tahun. Sedangkan pada laki-laki, 160 cm untuk usia 16-18 tahun dan 165 cm usia 1929 tahun. Berat badan dan tinggi badan baik perempuan maupun laki-laki memiliki berat badan dan tinggi badan yang lebih.8 Sebaran demografi
karakteristik
subyek
juga
sosio disajikan
berdasarkan jenis kelamin, asal daerah, pendidikan dan pekerjaan orang tua pada Tabel 2 dalam frekuensi dan persen.
Faktor Sosio Demografi
Frekuensi Persen (n) (%)
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Asal Daerah (Pulau) Jawa Sumatra Kalimantan Nusa Tenggara Bangka Belitung Pendidikan Orangtua Ayah Rendah Sedang Tinggi Ibu Rendah Sedang Tinggi Pekerjaan Orangtua Ayah Tidak Bekerja Bekerja Ibu Tidak Bekerja Bekerja
40 68
37 63
77 24 4 2 1
71,3 22,2 3,7 1,9 0,9
1 19 88
0,9 17,6 81,5
6 30 72
5,6 27,8 66,7
11 97
10,2 89,8
53 55
49,1 50,9
Berdasarkan hasil yang
didapat,
sebagian besar dari subyek penelitian adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 68 orang dan untuk asal daerah, didominasi oleh pulau
Jawa
pendidikan
sebesar orangtua
71,3%. subyek
Tingkat tergolong
tinggi, untuk pendidikan ibu 66,7% dan pendidikan ayah 83,3%. Pekerjaan orang tua 5
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
subyek sebagian besar adalah bekerja. Untuk
kebutuhan dan pertimbangan kesehatan.11
Ayah 89,8% tergolong bekerja dan Ibu
Strategi praktis diperlukan untuk frekuensi
sebesar 50,9%.
makan keluarga di rumah dan dukungan
Pulau Jawa merupakan pulau yang
orangtua agar asupan minuman sumber
memiliki jumlah penduduk yang banyak
kalsium pada anak-anaknya tersedia dalam
menurut data BPS tahun 2010, jumlah
makanan utama. 7
penduduk di Pulau Jawa sekitar 125.978.424
Sebaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
jiwa.9 Tingkat pendidikan orang tua pada
Perilaku
ayah dan ibu, tergolong tinggi. Dengan
Kalsium
demikian jika seorang ayah atau ibu
Tabel 3. Sebaran tingkat Pengetahuan,
memiliki pendidikan yang tinggi, maka pada
Sikap, dan Perilaku (n=108)
umumnya
akan
memiliki
tingkat
pengetahuan yang luas dibandingkan yang rendah dan akan mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan responden. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi penghasilan maka, seseorang yang berpenghasilan besar akan mampu untuk menyediakan berbagai fasilitas
sumber
memelihara
informasi
kesehatan
dan
dan
akan
kesehatan
Responden
Variabel
tentang
Asupan
Frekuensi (%)
Pengetahuan (n, %) Cukup (skor 60-80) Baik (skor > 80) Sikap Favourable / positif (skor ≥ 40) Unfavourable / negative (skor < 40) Perilaku Kurang (skor < 60) Cukup (skor 60-80)
25 (23,1) 83 (76,9) 91(84,3) 17 (15,7)
89 (82,4) 19 (17,6)
keluarganya secara baik, sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan sedikit. 10,11 Pekerjaan
Pengetahuan sebagian
orangtua
akan
sangat
mempengaruhi penghasilan yang didapat dan apabila kedua orangtua bekerja, akan mempengaruhi terhadap pola asuh anak. Tidak terkontrolnya dengan baik terhadap konsumsi jenis makanan pada anak akan mengakibatkan pemilihan jenis makanan dan jumlah makanan tidak lagi didasari pada 6
besar
subyek
baik
penelitian
sebesar
76,9%.
Sebagian besar sikapnya positif (84,3%). Sedangkan
sebagian
besar
perilakunya
tergolong kurang (82,4%). Pengetahuan
pada
mahasiswa/i
FKUI tergolong baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan pada seseorang adalah pengalaman, tingkat pendidikan serta budaya.6
Hasil
dari
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
penelitian
ini,
didapatkan
sebanyak
83
orang
yang
Tabel 4. Hubungan antara Pengetahuan dan
memiliki pengetahuan baik dan 25 orang
Sikap mahasiswa FK ≥ 18 tahun tentang
yang cukup.
Asupan kalsium dengan Perilaku mahasiswa
Sikap yang dimiliki mahasiswa/i
mengenai Asupan Kalsium (n=108). Perilaku
FKUI tergolong baik. Hal ini dikarenakan telah didapati 91 orang yang memiliki sikap positif dan 17 orang yang memiliki sikap negatif.
Sikap
merupakan
kesiapan
seseorang untuk beraksi terhadap objek. Salah satu bentuk sikap adanya rasa
Kurang (%)
Cukup (%)
keterangan
Pengetahuan Cukup* 18 (16,6%) 7 (6,5%) P=0,139 (Fisher Baik 71 (65,7%) 12 (11,1%) 2 sided) Sikap Unfavourable 17 (15,7%) 0 (0%) P= 0,039(Fisher Favourable 72 (66,6%) 19 (17,6%) 2 sided) Kategori tingkat pengetahuan “kurang” dan “cukup” digabung menjadi kategori “kurang”
emosional terhadap suatu objek.6 Perilaku merupakan semua kegiatan
saja untuk pengujian Chi-Square.
atau aktifitas manusia, baik yang dapat
Sebagian besar subyek yang memiliki
diamati langsung maupun yang tidak dapat
pengetahuan baik, namun memiliki perilaku
diamati
pihak
luar.
9
Perilaku
pada
mahasiswa/i masuk dalam kategori kurang dan
cukup.
memiliki perilaku kurang.
yang
Pengetahuan yang baik akan mendukung
mempengaruhi perilaku seseorang adalah
perilaku yang baik. Akan tetapi, hasil dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
penelitian didapatkan hasil yang sebaliknya.
internal terdiri dari tingkat
Responden yang mempunyai pengetahuan
tingkat
emosional,
Faktor-faktor
kurang. Sikap yang positive atau favourable
dan
baik memiliki perilaku yang kurang. Hal ini
faktor
disebabkan olah banyak faktor yaitu faktor
eksternalnya terdiri dari lingkungan, fisik,
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
ekonomi,
faktor
terdiri dari tingkat kecerdasan, tingkat
lingkungan. Faktor yang paling sering
emosional, jenis kelamin dan sebagainya
mempengaruhi seseorang terhadap asupan
sedangkan untuk faktor eksternalnya terdiri
kalsium
dari lingkungan, fisik, ekonomi, soaial
sebagainya
jenis
kecerdasa,
sedangkan
soaial
adalah
kelamin untuk
politik
dan
kebiasaan
responden
terhadap makanan yang dikonsumsinya,
politik dan faktor lingkungan. 6
pengaruh teman pergaulan, perilaku dalam
Pada pengujian kategori pengetahuan
pemilihan makanan, diet terlalu ketat serta
terhadap perilaku tentang asupan kalsium
kebiasaan makan dalam keluarga.
6
tidak layak untuk diuji Chi Square test , 7
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
maka dilakukan pengujian fisher. Setelah
orang yang memiliki pengetahuan cukup
dilakukan
dengan sikap negatif.
pengujian
fisher,
maka
menunjukkan angka p>0,05, maka dapat
Sikap adalah suatu respon tertutup dari
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
objek. Proses yang terjadi dari sikap adalah
bermakna antara pengetahuan dengan periku
menerima,
responden tentang asupan kalsium. Begitu
bertanggung jawab, jika semuanya baik,
pula
dengan pengujian katagori sikap
maka terbentuklah suatu sikap yang baik.
terhadap perilaku tentang asupan kalsium,
Tidaklah menjadi suatu dominan apabila
dengan
fisher
sikap yang baik memiliki dasar pengetahuan
menggunakan
yang baik. Hal ini dikarenakan berbagai
menggunakan
dikarenakan pengujian
tidak
pengujian
layak
chi-square
test.
Terdapat
merespon,
menghargai,
dan
macam faktor.6
hubungan bermakna antara sikap dengan
Pengetahuan subyek yang baik lebih
perilaku responden tentang asupan kalsium
banyak yang memiliki sikap yang positif.
dengan p<0,05.
Pada
Tabel 5. Hubungan antara Pengetahuan
perilaku tidak layak dilakukan uji Chi
mahasiswa FK usia ≥ 18 tahun tentang
Square test, maka dilakukan pengujian fisher
Asupan kalsium dengan Sikap mahasiswa
menunjukkan nilai p > 0,05, sehingga dapat
mengenai Asupan kalsium (n=108)
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
sikap Unfavourable Favourable (%) (%) Pengetahuan Cukup* Baik
5 (4,6%) 12 (11,1%)
pengujian
pengetahuan
bermakna antara pengetahuan dengan sikap keterangan
tentang asupan kalsium
P=0,536 (fisher 2 sided) Kategori tingkat pengetahuan “kurang” dan
20 (18,5%) 71 (65,7%)
“cukup” digabung menjadi kategori “kurang” saja untuk pengujian Chi-Square
Pengetahuan
baik
yang
dimiliki
mahasiswa yang menghasilkan sikap yang positif sebanyak 71 responden. Sedangkan pengetahuan
mahasiswa
terhadap
yang
baik
mencermikan sikap negatif sebanyak 12 mahasiswa. Untuk pengetahuan yang cukup denga sikap positif, terdapat 20 orang dan 5 8
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
Table 6. Hubungan antara usia
tidak
responden, jenis kelamin, dan asal daerah
kelamin,
dengan pengetahuan mahasiswa FKUI
pengetahuan
usia ≥ 18 tahun tentang asupan kalsium
Hubungan usia dengan tingkat pengetahuan
(n=108)
menunjukkan p<0,05 dan terdapat hubungan Pengetahuan Cukup Baik (%) (%)
Usia < 20 tahun ≥20 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Asal Daerah P. Jawa Luar P. Jawa
terdapat
hubungan
dan
asal
tentang
antara
daerah asupan
jenis dengan
kalsium.
yang bermakna. Keterangan
Table 7. Hubungan antara Tingkat
12 (11,1%) 13 (12%)
19 (17,6%) 64 (59,2%)
P= 0,015 (ChiSquare)
13 (12%) 12 (11,1%)
27 (25%) 56 (51,8%)
P= 0,077(ChiSquare)
18 (16,7%) 7 (6,5%)
59 (54,6%) 24 (22,2%)
P= 0,929 (ChiSquare)
Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua dengan pengetahuan mahasiswa FKUI usia ≥ 18 tahun tentang asupan kalsium (n=108) Pengetahuan
Pengetahuan yang baik didominasi oleh kelompok usia ≥ 18 tahun yaitu 64
Cukup
Baik
(%)
(%)
Keterangan
Pendidikan Ayah
orang. Selain itu, pengetahuan baik juga
Rendah
0 (0%)
1 (1%)
dimiliki oleh jenis kelamin perempuan
Sedang
5 (4,6%)
14 (13%)
(kolmogorov-
sebanyak 56 orang. Dan asal daerah dengan
Tinggi
20 (18,5%)
68 (63%)
Smirnov)
P= 1,000
pengetahuan mahasiswa yang baik juga
P= 1,000
Pendidikan Ibu
dimiliki oleh mahasiswa yang berasal dari
Rendah
0 (0%)
6 (5,5%)
pulau Jawa sebanyak 59 orang.
Sedang
7 (6,5%)
23 (21,3%)
Tinggi
18 (16,7%)
54 (50%)
23 (21,3%)
74 (68,5%)
2 (1,8%)
9 (8,3%)
13 (12%)
42 (38,8%)
P=0,902 (Chi-
12 (11,1%)
41 (37,9%)
Square)
Usia seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tersebut. Pengalaman yang didapat akan semakin banyak dialami seseorang tersebut apabila memiliki umur yang tinggi.
6
Jenis kelamin, dan Asal Daerah dengan tentang
aupan
Smirnov)
Pekerjaan Ayah Bekerja Tidak Bekerja
P= 1,000 (fisher 2 sided)
Pekerjaan
Pada kategori hubungan antara Usia,
pengetahuan
(kolmogorov-
kalsium
dilakukan uji Chi Square dengan nilai p>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa 9
Ibu Bekerja Tidak Bekerja
Kategori tingkat pendidikan orangtua “rendah” dan “cukup” digabung menjadi “rendah” saja untuk pengujian Kolmogorov smirnov
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
Pada kategori hubungan antara tingkat
Pada tabel diatas, hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua
pendidikan
dengan pengetahuan dapat dikategorikan
pengetahuan tentang asupan kalsium tidak
baik, untuk pendidikan ayah 68 responden
layak diuji Chi-Square, sehingga harus
miliki pengetahuan baik. Untuk ibu, bekerja
dilakukan uji Kolmogorov smirnov yang
dan tidak bekerja tidak berbeda jauh, karena
menunjukkan
ibu yang bekerja sebanyak 42 dan yang
disimpulkan
tidak bekerja sebanyak 41.
bermakna
Pada subyek yang tingkat pendidikan
orangtua
orang
tua
subyek
p>0,05 tidak
antara dengan
maka
terdapat tingkat
dengan
dapat hubungan
pendidikan
pengetahuan
subyek
orangtuanya tinggi lebih banyak yang
tentang asupan kalsium.
pengetahuan tentang asupan kalsium baik.
Table 8. Hubungan antara usia
Dan pada subyek yang orangtuanya bekerja
responden, jenis kelamin, dan asal daerah
juga memiliki pengetahuan tentang asupan
dengan perilaku mahasiswa FKUI usia ≥
kalsium yang baik. Tingkat pendidikan
18 tahun tentang asupan kalsium (n=108)
orang tua dapat mempengaruhi pekerjaan
Perilaku
orangtua yang dimana akan menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk
Kurang
Cukup
(%)
(%)
memfasilitasi banyaknya informasi yang
Usia
didapat. Contohnya apabila penghasilan
< 20 tahun
27 (25%)
4 (3,7%)
≥20 tahun
62 (57,4%)
15 (13,8%)
orang tua lebih besar,maka akan sangat
P= 1,000 (kolmogorovSmirnov)
Jenis
mudah untuk memberikan sarana informasi
Keterangan
Kelamin
bagi anaknya, dengan berlangganan koran,
Laki-laki
31 (28,7%)
9 (8,3%)
P= 0,304 (Chi-
majalah ataupun internet. Para responden
Perempuan
58 (53,7%)
10 (9,2%)
Square)
tidak mendengarkan dengan baik apa yang
Asal 63 (58,3%)
14 (13%)
P= 0,800 (Chi-
26 (24%)
5 (4,6%)
Square)
orangtua ajarkan merupakan salah satu hal
Daerah P. Jawa
yang menjadi factor minimnya pengetahuan 6
tersebut.
Untuk
hubungan
Luar P. Jawa
antara
pengetahuan dengan pekerjaan ayah ibu dan
Pada subyek yang berusia ≥ 20 tahun
pendidikan ayah ibu hingga saat ini belum
lebih banyak memiliki perilaku yang kurang
ada
terhadap asupan kalsium yaitu 62 orang.
data
yang
menyatakan
hubungan
Perilaku yang kurang ini didominasi oleh
tersebut secara lebih lanjut. 10
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
subyek
berjenis
kelamin
perempuan
Table 9. Hubungan antara Tingkat
sebanyak 58 orang dan berasal dari pulau
Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua
Jawa yaitu sebanyak 63 orang. Tidak
dengan perilaku mahasiswa FKUI usia ≥
terdapatnya
18 tahun tentang asupan kalsium (n=108)
perilaku
baik
dikarenakan
berbagai macam faktor. Pulau terbanyak
jawa
Perilaku
memiliki
dikarenakan
jumlah
menurut
Kurang
BPS
Cukup
Keterangan
(%)
memang penduduk terpadat adalah pulau
Pendidikan
jawa.9Dan perempuan menjadi responden
Ayah
1 (0,9%)
0 (0%)
Rendah
14 (13%)
5 (4,6%)
(Kolmogorov-
Sedang
74 (68,5%)
14 (13%)
Smirnov)
Rendah
6 (5,5%)
0 (0%)
P= 1,000
yang paling dominan dalam penelitian ini. Maka perempuan lebih banyak memiliki perilaku yang kurang.
P= 0,999
Tinggi Pendidikan
Pada pengujian Kolmogorov-smirnov tidak terdapat hubungan bermakna antara
Ibu Sedang
23 (21,3%)
7 (6,5%)
usia dengan perilaku subyek terhadap
Tinggi
60 (55,5%)
12 (11,1%)
Smirnov )
asupan kalsium (p>0,05). Begitu juga
Pekerjaan
hubungan
Ayah Bekerja
80 (74%)
17 (15,7%)
P= 1,000
Tidak Bekerja
9 (8,3%)
2 (1,8%)
(Fisher 2 side)
P= 0,397 (Chi-
antara
asal
daerah
dengan
perilaku subyek terhadap pola makan gizi seimbang (p >0,05) dengan menggunakan
(Kolmogorov-
Pekerjaan
uji Chi-Square. Pada pengujian Chi- square
Ibu
tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin
Bekerja
47 (43,5%)
8 (7,4%)
dengan perilaku subyek terhadap asupan
Tidak Bekerja
42 (38,8%)
11 (10,1%)
Square)
kalsium (p>0,05). Pada subyek yang memliki orang tua berpendidikan tinggi lebih banyak yang perilakunya kurang. Subyek yang orang tuanya
bekerja
juga
lebih
banyak
berperilaku kurang. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas yang diamati langsung maupun tidak langsung, perilaku terbagi menjadi 11
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
perilaku tertutup dan perilaku terbuka.
Table 10. Hubungan antara usia
Faktor-faktor yang membedakan adalah
responden, jenis kelamin, dan asal daerah
faktor
internal
Berbagai
dan
faktor
mempengaruhi sikap
faktor
eksternal. 9
terlihat seseorang.
dapat
dengan sikap mahasiswa FKUI usia ≥ 18 tahun tentang asupan kalsium (n=108) Sikap
Tidak
Keteranga
Unfavourable
Favourable
(%)
(%)
< 20 tahun
5 (4,6%)
26 (24%)
P= 1,000
mempengaruhi perilaku seseorang. Namun
≥20 tahun
12 (11,1%)
65 (60%)
(Fisher 2
juga
Jenis
hanya pendidikan dan pekerjaan orangtua. Faktor internal seperti itngkat kecerdasan,
n
Usia
tingkat
emosional
terdapat
faktor
memang
dapat
eksternal
yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Seperti faktor lingkungan, baik ekonomi, politik
sided)
Kelamin Laki-laki Perempuan
dan lain sebagainya.6
35 (32,4%)
P= 0,478
12 (11,1%)
56 (51,8%)
(ChiSquare)
Asal
Baik pada pengujian Chi Square test
Daerah
maupun Kolmogorov Smirnov tidak terdapat
P. Jawa
hubungan
Luar P. Jawa
bermakna
5 (4,6%)
antara
tingkat
12 (11,1%)
65 (60%)
P= 1,000
5 (4,6%)
26 (24%)
(Fisher 2 sided)
pendidikan orangtua dengan perilaku subyek terhadap asupan kalsium (p>0,05). Begitu juga hubungan antara pekerjaan orangtua dengan perilaku subyek terhadap asupan kalsium tidak terdapat hubungan bermakna diantara keduanya (p>0,05).
Pada usia ≥ 20 tahun lebih banyak yang memiliki sikap tentang asupan kalsium yang positif. Sikap yang positif ini lebih didominasi oleh subyek perempuan dan berasal dari pulau Jawa. Usia seseorang tercermin dari sikap. Semakin dewasa seseorang, maka sikap yang dihasilkan akan semakin baik. Namun, kembali lagi kepada berbagai faktor yamg mempengaruhi sikap seperti
cara
mengharga
menerima, juga
seperti
merespon dan kepercayaan,
kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak.6
12
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
Pada pengujian Chi square tidak
ibu yang tinggi yang menghasilkan sikap
terdapat hubungan bermakna antara usia,
positif sebanyak 62 orang. Sedangkan ayah
jenis kelamin, dan asal daerah dengan sikap
yang bekerja yang menghasilkan sikap
responden
positif sebanyak 81 dan 49 orang dari ibu
terhadap
asupan
kalsium
(p>0,05).
yang bekerja. Sikap
Table 11. Hubungan antara Tingkat
terdiri
dari
beberapa
Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua
komponen seperti kepercayaan, kehidupan
dengan sikap mahasiswa FKUI usia ≥ 18
emosional
tahun tentang asupan kalsium (n=108)
bertindak
sikap Unfavourable Favourable (%) (%) Pendidikan Ayah Rendah Sedang Tinggi Pendidikan Ibu Rendah Sedang Tinggi Pekerjaan Ayah Bekerja Tidak Bekerja Pekerjaan Ibu Bekerja Tidak Bekerja
Pada
0 (0%) 2 (1,8%) 15 (13,8%)
1 (0,9%) 17 (15,7%) 73 (67,6%)
kecendrungan
terhadap
suatu
untuk
objek.6Pada
hubungan antara sikap dengan pendidikan Keterangan
orangtua, banyak berbagai faktor yang
P= 1,000 mempengaruhi sikap, sehingga pendidikan (Kormogoroorangtua bukan satu-satunya hal yang v Smirnov)
mempengaruhi sikap seseorang. Sampai saat ini belum ada peneletian lebih lanjut 2 (1,8%) 5 (4,6%) 10 (9,2%)
4 (3,7%) 25 (23,1%) 62 (57,4%)
P= 1,000 mengenai hubungan antara sikap dengan (Kormogoro v Smirnov) tingkat pendidikan orangtua dan pekerjaan
orangtua. 16 (14,8%) 1 (0,9%)
81 (75%) 10 (9,2%)
6 (5,5%) 11 (10,1%)
subyek
49 (45,4%) 42 (38,3%)
yang
P= 1,000 (Fisher 2 sided)
yang orangtuanya bekerja juga lebih banyak
hubungan
bermakna antara tingkat pendidikan serta tingkat pekerjaan orangtua terhadap sikap
Berdasarkan hasil analisis di atas untuk mencari apakah adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap responden terhadap asupan kalsium, tidak didapatkan
memiliki sikap yang positif. diatas,
terdapatnya
tingkat
memiliki sikap yang positif. Pada subyek
tabel
Tidak
P= 0,160 pada asupan kalsium dikarenakan nilai p > (Chi-Square)0,05.
pendidikan orangtuanya tinggi lebih banyak
Pada
dan
didapatkan
responden dengan sikap yang positif yang memiliki ayah dengan tingkat pendidikan yang tinggi, 73 orang. Tingkat pendidikan 13
hubungan yang bermakna. Namun, terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku
terhadap
asupan
kalsium.
Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku, Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
antara karakteristik sosiodemografi terhadap
seluruh ayah dari subyek memiliki
asupan kalsium tidak memiliki hubungan
pekerjaan dan untuk pekerjaan ibu
yang
setengahnya memiliki pekerjaan.
bermakna.
Akan
tetapi,
untuk
pengetahuan dengan usia terhadap asupan
2. Pengetahuan
yang
dimiliki
oleh
kalsium terdapat hubungan bermakna. Hal
subyek yang telah diuji dengan
ini
pada
kuesioner
penelitian ini hanya menggunakan metode
yang baik.
mungkin
cross-
disebabkan
sectional
kuesioner
karena
dengan
dimana
menggunakan
metode
ini
hanya
3. Sikap
memiliki
positif
pengetahuan
dimiliki
memiliki
sebab akibat. Oleh karena itu, dibutuhkan
sebanyak 17 responden.
mengetahui
91
responden. Namun, masih ada yang
menggambarkan namun tidak dapat mencari
penelitian lebih lanjut untuk
oleh
sikap
4. Perilaku
negatif
responden
yaitu
yang
telah
89
orang
lebih dalam hubungan antara pengetahuan,
didapatkan
sikap dan perilaku dengan asupan kalsium.
memiliki perilaku kurang. Dan yang
KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki perilaku cukup hanya 19
Kesimpulan
orang.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat
5. Tidak terdapat adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap
disimpulkan bahwa : 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
sebanyak
diperoleh
hasil
terhadap asupan kalsium. Namun, terdapat
hubungan
antara
sikap
yaknisebaran sosiodemografi seperti
dengan perilaku terhadap asupan
jenis
kalsium.
kelamin,
asal
daerah,
Hal
ini
pendidikan ayah dan ibu, serta
dikarenakan
pekerjaan
pengisian kuisioner .
disimpulkan
ayah
dan
usia
ibu
yang
dapat paling
uji
mungkin
ini
hanyalah
6. Tidak didapatkannya hubungan yang
dominan adalah responden yang
bermakna
berusia lebih dari pada 20 tahun dan
sosiodemografi dengan pengetahuan
wanita. Pulau jawa sebagai domisili
sikap dan perilaku terhadap kalsium.
terbanyak dan tingkat pendidikan
Pada
orang tua banyak dalam kategori
memiliki hubungan yang bermakna
tinggi. Pekerjaan orang tua hampir
antara
14
antara
penilitian
jenis
ini
juga
kelamin,
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
karakteristik
tidak
tingkat
pendidikan dan pekerjaan orangtua
dilakukannya
serta
terhadap
sehingga hubungan yang dihasilkan
pengetahuan, sikap dan perilaku
tidak bermakna. Karena dari itu,
terhadap asupan kalsium..
Akan
pada peneliti selanjutnya diharapkan
tetapi, terdapat hubungan bermakna
untuk melakukan validitas kuesioner.
asal
pulau
validitas
kuesioner,
antara usia dengan sikap terhadap asupan kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
Saran 1. Beberapa solusi untuk mengatasi masalah
osteoposoris
dengan
membuat media informasi tentang membiasakan remaja untuk lebih memperhatikan asupan kalsium. 2. Mahasiswa
fakultas
1. Sudoyo, dkk. Osteoporosis. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Penerbit FKUI, 2006. 2. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Masalah Gizi di Indonesia. Jakarta:
kedokteran
memiliki pengetahuan, sikap dan
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama; 2009.
perilaku yang baik mengenai asupan
3. Jahari AB, Prihatini S. Penelitian Risiko
kalsium. Namun, untuk masyarakat
Osteoporosis di Indonesia. Jurnal Gizi
luar masih banyak yang belum
Indonesia,
memiliki pengetahuan yang baik
2007;30(1): 1-3.
akan asupan kalsium. Kerena itu,
Puslitbang
4. FAO/WHO.
Vitamin
sebagai mahasiswa FKUI yang telah
Requirements
memiliki pengetahuan, dan sikap
China: FAO/WHO: 2003.
yang baik, diharapkan dapat terjun langsung
ke
masyarakat
untuk
in
Gizi
Depkes.
and
Mineral
Human
Nutrition.
5. Harahap SRA, Soekatri M. Penelitian Hubungan Asupan Kalsium dengan
memberikan penyuluhan mengenai
Sindrom
pentingnya akan asupan kalsium bagi
Remaja di Jakarta. Jurnal Gizi Indonesia,
tubuh. Role model seperti public
Puslitbang Gizi Depkes. 2008;31(2):
figure dapatmemberikan contoh yang
115-6.
baik untuk masyarakat.
penelitian
pada
Siswi
6. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan
3. Saran untuk peneliti selanjutnya, pada
Pramenstruasi
ini
tidak 15
Perilaku Kesehatan. 1st ed. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2003. Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012
7. Wawolumaya C. Survei Epidemiologi Sederhana
Bidang
Perilaku
Kedokteran/Kesehatan: Skoring. Jakarta: Percetakan Panorama; 2001. p. 59-63 8. Cluskey,
Mary.,
Edlefsen,
Miriam.,
Olson, Beth., 2008, At-home and Awayfrom-home Eating Patterns Influencing Preadolescents’ Intake of Calsium-rich Food as Perceived by Asian,Hispanic, and
Non-Hispanic
White
Parents,
Journal of Nutrition Education Behavior, 40: 72-79 9. Badan Pusat Statistik RI. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi. Jakarta. 2010. 10. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. IPB. Bogor. 2003 11. Roininen, K. Evaluation of food choice behavior: Development and validation of health and taste attitude scale [Disertasi]. Helsinki.
University
of
Helsinki.
Departement of Food Technology. 2001.
16
Universitas Indonesia
Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012