PENGERTIAN BENIH BERMUTU ~ Benih bermutu (viable seed) adalah benih yang mampu berkecambah dalam kondisi lingkungan yang cukup baik.
~ Benih yang bermutu juga harus mampu menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Faktor yang mempengaruhi mutu suatu benih, antara lain : ~ Sumber benih; benih yang diambil dari pohon induk yang mempunyai kenampakan dan genetik baik diharapkan akan mempunyai kualitas benih yang baik pula.
~ Tingkat kemasakan pada waktu pemanenan; untuk menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.
Kondisi buah/biji
Tingkat kemasakan dan kerusakan mekanis/hama
Lanjutan faktor yang mempengaruhi mutu suatu benih, antara lain : * Penanganan paska panen yang antara lain meliputi kegiatan-kegiatan: * Pengangkutan harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut dikumpulkan di lapangan. * Ekstraksi harus dilakukan degan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang diekstraksi. * Sebelum disimpan benih harus dikeringkan terlebih dahulu, dengan cara pengeringan yang benar, disimpan pada tempat-tempat yang sesuai, misalnya: suhu dan kelembabannya tidak terlalu tinggi serta bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Untuk mengetahui apakah suatu mempunyai mutu yang baik atau Dilakukan dengan melakukan pengujian mutu benih.
benih tidak suatu
Pengujian mutu benih ada 3 yaitu :
> > >
Pengujian kondisi benih Pengujian viabilitas benih Pengujian keuletan benih
Pengujian Kondisi Benih 1. Pengujian Kadar Air Benih Kadar air benih sebaiknya cukup rendah, yaitu berkisar antara 8 – 14 % Cara pengujian kadar air ada 3 macam: - Metoda tungku (air oven method)
- Electric Moisture Tester - Desiccant (zat penyerap air) Rumus perhitungan kadar air : Berat contoh benih semula - Berat kering tanur contoh benih semula ----------------------------------------------------------------------------------------- X 100% Berat contoh benih semula
2. Kebersihan Benih Berat contoh benih semula – Berat kotoran ---------------------------------------------------------------------Berat contoh benih semula
X 100 %
3. Kemurnian Benih Berat contoh benih semula – Berat benih spesies lain --------------------------------------------------------------------------------- X 100% Berat contoh benih semula
d. Keaslian Benih Berat contoh benih semula – Berat benih varietas lain ---------------------------------------------------------------------------------------- x 100 % Berat contoh benih semula
Pengujian Viabilitas Benih Viabilitas Benih : kemampuan benih untuk berkecambah bila benih tersebut ditempatkan dalam kondisi lingkungan yang optimal.
Cara pengujian : a. Uji langsung /Uji kecambah, dapat diketahui: - Tenaga berkecambah - Persen Kecambah - Daya kecambah - Batas 80 % - Grafik jalannya perkecambahan: . Somering curve
. Frequensi curve
Pengujian langsung dengan mengecambahkan
Pengujian benih secara langsung
b. Uji Tak Langsung - Sifat fisik benih (uji berdasarkan warna kulit, uji berdasarkan ukuran (baik volume maupun berat). - Uji belah/potong (cutting test). - Uji tetrazolium ( TZ – test ) yang diuji embrionya dengan menggunakan garam tetrazolium, akan berubah warnanya menjadi kemerahan (formazan red). - Uji radiografi (uji sinar X) dengan uji ini benih akan terlihat bagian-bagian di dalam benih, yang normal dikatakan benih baik.
Pengujian benih tidak langsung
Faktor yang berpengaruh terhadap viabilitas benih : • Kombinasi genetik (hybrid vs inbred; tetraploid vs diploid; perbedaan varietas). • Kemasakan benih. • Lingkungan selama pertumbuhan. • Ukuran benih. • Kerusakan mekanis. • Serangan jasad renik.
Uji Keuletan Benih (Seed Vigor Test) ~ Vigoritas benih : kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. ~ Yaitu dengan mengecambahkan benih di lingkungan yang kritis/sangat jelek (kondisi marginal). ~ Misalnya di pasir steril, media tabur dari batu bata merah, dll.
Benih mempunyai vigoritas tinggi, bila : • Perkecambahan cepat dan serempak • Perkembangan pertumbuhannya seragam. • Kekuatan akar menembus tanah bagus • Mampu berkecambah dalam kondisi tanah/media tumbuh pada suhu yang rendah dan terserang penyakit. - Tahan disimpan lama - Tahan terhadap serangan hama dan penyakit - Menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam lingkungan yang sub optimal
Penelitian Toemey (1904) pada @100 butir buah Acer sacharum kemudian di tabur,
Pengambilan Buah
Viabilitas
Ukuran
7 hari sebelum masak
79 %
X
Seminggu kemudian
92 %
XX
Setelah 8 hari kemudian
95 %
XX
Benih yang berasal dari benih yang masak menghasilkan semai yang sehat dan kuat.
Vigoritas benih
Bahan Tanaman Bahan Tanaman adalah materi atau bagian dari tanaman yang diperuntukkan sebagai bahan untuk pembiakan tanaman. Bahan tanaman dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok :
1. Bahan yang berasal dari hasil generatif (perkawinan). 2. Bahan yang berasal dari bagian vegetatif tanaman (bukan hasil perkawinan). 3. Bahan tersebut merupakan gabungan diantara keduanya.
A. Bahan yang berasal dari Hasil perkawinan (generatif) – Buah dan biji yang terseleksi (benih) – Semai (seedling) – Stump – Anakan/semai alam (Wildlings) B. Bahan yang berasal dari bagian vegetatif tanaman : – Setek (batang, akar, pucuk) _ Okulasi (penyambungan mata) – Cangkok (air layerage), rundukan (anggukan), angguran – Spora – Kultur jaringan C. Bahan yang merupakan gabungan/Kombinasi dari Generatif dan vegetatif : – Penyambungan (grafting)
Pengadaan semai dari anakan alam (wildlings) Semai dipindahkan dari lapangan bisa dalam bentuk : - Cabutan (bare root ) - Puteran - Stump (bila anakan tersebut sudah terlalu besar) Cara untuk mengurangi kekeringan dan kerusakan pada pemindahan wildlings: - Mengurangi daun muda yang mempunyai kutikula tipis. - Pemangkasan cabang/batang.
Contoh bahan tanaman dari wildlings Pemindahan bibit dibungkus jadi satu dan akar-akarnya tertutup rapt dan bagian atas terbuka Pada waktu pengangkutan semai dalam kondisi basah/lembab, tanah diikutkan dan dibiarkan terbuka tetapi kelembaban harus terjaga (kalau diangkut dengan kendaraan ditutup dengan deklit/terpal, untuk menghindarkan terpaan angin).
Cabutan (bare root)
Stump jati
PEMBIAKAN VEGETATIF • MEMBIAKKAN / MEMPERBANYAK TANAMAN DENGAN MENANAM BAGIAN VEGETATIF DARI TANAMAN YANG BERSANGKUTAN (AKAR, BATANG DAN DAUN). PADA GARIS BESARNYA DIBEDAKAN MENJADI :
PEMBIAKAN
VEGETATIF
• PENYOBEKAN (Scheuren) • LAYERAGE : - MERUNDUK/MENGANGGUR (GROUND LAYERAGE) - MENCANGKOK (AIR LAYERAGE) • TURUS/SETEK (CUTTING) • MENYAMBUNG/ENTEN (GRAFTING) • KULTUR JARINGAN (MIKRO PROPAGASI)
BERDASARKAN BAGIAN TANAMAN YANG DIAMBIL UNTUK PEMBIAKAN VEGETATIF, MAKA ADA 2 KEJADIAN SBB : ~ BILA YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBIAKAN
VEGETATIF ADALAH BAGIAN TANAMAN YANG TELAH MEMPUNYAI SEMUA ORGAN YANG PERLU UNTUK TUMBUH TERUS PENYOBEKAN, PENGANGGURAN/PERUNDUKAN DAN PENYANGKOKAN.
~ BILA YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBIAKAN VEGETATIF ADALAH BAGIAN TANAMAN LAIN YANG DITEMPATKAN PADA TANAMAN YBS KARENA TANAMAN TERSEBUT MEMPUNYAI BAGIAN-BAGIAN YANG KURANG ENTEN (MENYAMBUNG) DAN OKULASI.
KEUNTUNGAN PEMBIAKAN VEGETATIF • Tidak semua tanaman menghasilkan biji. • Pada tanaman yang menghasilkan biji/buah tetapi waktunya tidak teratur (akibat perubahan musim atau bahkan iklim maupun pengaruh luar lainnya). • Sering pada tanaman tertentu sukar diperoleh biji/ buahnya meskipun sebenarnya tanaman tersebut berbuah. • Tanaman bisa menghasilkan biji tetapi kapasitas berkecembahnya rendah misalnya pada stinkwood (Ocoten bullata B. Hey). • Memperpendek masa berbunga dan berbuah suatu jenis tanaman.
LANJUTAN KEUNTUNGAN PEMBIAKAN VEGETATIF • • •
• •
Banyak bastar yang steril sehingga sulit diperoleh bijinya yang bisa berkecambah. Dapat diperoleh bentuk-bentuk tanaman baru (dikombinasi). Ditinjau dari segi ekonomi, kadang-kadang pembiakan tanaman secara vegetatif sering menguntungkan, murah, mudah dan cepat berbuah. Sifat-sifat dari induknya diturunkan sama seperti induknya, kecuali terjadi mutasi. Pekerjaan pembiakan sangat membantu dalam rangka pemuliaan pohon.
KERUGIAN PEMBIAKAN VEGETATIF 1. Jumlahnya relatif terbatas dibandingkan dengan generatif. 2. Pembiakan vegetatif hampir tidak pernah dijumpai bentuk-bentuk baru, kecuali terjadi “sports” semacam knopformasi. 3. Sering bila induknya terserang penyakit (virus misalnya) bisa menurun pada klon-klon itu (generasi baru) 4. Juga bidang bekas pomotongan mudah terserang penyakit. 5. Diduga susunan perakarannya kurang kuat dibanding dengan perbanyakan dengan cara generatif. 6. Sering terjadi insterititet (bila diambil dari tanaman yang steril). 7. Keturunan kelewat tua (umur sama dengan pohon induknya.
PENYOBEKAN • BILA DI ATAS PERMUKAAN TANAH TERDAPAT > 1 BATANG, KEMUDIAN BAGIAN TANAMAN INDUK YANG SUDAH BERAKAR DISOBEK, DIPISAHKAN DAN DITANAM DI TEMPAT YANG BARU. Contoh: Pada rumput Benvaal (Panicum maximum), rumput citronella (Andropogon nardus), rumput sereh (Andropogon citratus) dll.
LAYERAGE • MENGANGGUR/MER UNDUK MELETAKKAN RANTING/CABANG DALAM TANAH SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA AKAN KELUAR AKARNYA, KEMUDIAN DIPOTONG DAN DITANAM MERUPAKAN TANAMAN BARU
MACAM-MACAM CARA MENGANGGUR/MERUNDUK
• MENGANGGUR/MERUNDUK PUCUK. • MENGANGGUR/MERUNDUK TUNGGAL, DARI 1 CABANG HANYA DIDAPAT 1 TANAMAN BARU.
• MENGANGGUR/MERUNDUK BANYAK, DARI 1 CABANG DAPAT DIPEROLEH > 1 TANAMAN BARU.
KEUNTUNGAN MENGANGGUR/MERUNDUK
• HAMPIR SEMUA TANAMAN DAPAT DIPERBANYAK DENGAN CARA INI. • UNTUK MEMPERBANYAK TANAMAN, TIDAK MEMERLUKAN BAK-BAK PERSEMAIAN MURAH. • KALAU GAGAL ATAU TIDAK BERAKAR, TIDAK AKAN DIRUGIKAN KARENA MASIH PADA TANAMAN POKOK. • CABANG/RANTING TETAP PADA TANAMAN INDUK, KARENA ITU MENDAPAT MAKANAN TERATUR.
MENURUT A DE KONING • MENGANGGUR/MERUNDUK BIASA. • MENGANGGUR/MERUNDUK DENGAN POTONGAN. • MENGANGGUR/MERUNDUK TERESAN. • CATATAN : BAGIAN YANG DIBENGKOKKAN HENDAKNYA YANG TERDAPAT MATA ATAU DEKAT DENGAN MATA. BILA DILUKAI/DITERES, HENDAKNYA PADA BAGIAN BAWAH MATA.
MENCANGKOK (AIR LAYERAGE) MAKSUD : MENUMBUHKAN AKAR PILIH CABANG YANG TUMBUH KE ATAS (ORTHOTROPH), TIDAK TERLALU TUA/MUDA BILA TERLALU MUDA, MUDAH PATAH, BILA TERLALU TUA, LUKANYA SULIT SEMBUH. ~ DISAYAT MELINGKAR 1,5-2,5 CM (TERGANTUNG TEBAL CABANG), KAMBIUM DIBERSIHKAN. ~ JARAK PENGERATAN TERGANTUNG SPESIES (SPESIES BERGETAH, LEBAR TAPI TIDAK TERLALU DALAM) MAKSUD PENYAYATAN : MEMUTUS ALIRAN MAKANAN DARI ATAS KE BAWAH
DIBUNGKUS MATERI LEMBAB + DIBUNGKUS SERABUT KELAPA/ PLASTIK (DIBERI LUBANG)
MAKANAN TERTIMBUN, TEPI LUKA MENEBAL LAPISAN KAMBIUM PEMBELAHAN SEL KALUS AKAR TANAMAN YANG BANYAK CAIRAN/ LATEX DIANGIN-ANGINKAN
Cangkok (air layerage) • Cangkok dengan sayat sebagian antar keratan • Cangkok dengan sayat seluruhnya antar keratan.
Keuntungan cara ini : • Hampir semua tanaman bisa dilakukan pembiakan dengan cara ini. • Kemungkinan pembentukan akar lebih besar karena ada media perakarannya.
MENURUS/SETEK (CUTTING)
MEMOTONG SUATU BAGIAN TANAMAN, KEMUDIAN DITANAM DALAM SUATU MEDIUM TUMBUH DENGAN TUJUAN SUPAYA DAPAT MEMBENTUK AKAR DAN TUMBUH LEBIH LANJUT MERUPAKAN TANAMAN YANG BERDIRI SENDIRI.
SETEK DAUN/SETEK PUCUK PILIH PUCUK YANG
DORMANT, ORTHOTROPH,
BATANG SUDAH BERKAYU. turus daun, bahan yang digunakan berupa bagian daun contohnya pada Bigonia.
Tunas orthotroph Apa yang dimasud dengan tunas orthotroph dan plagiotroph? • Tunas orthotroph adalah tunas pada batang pokok, atau cabang/ranting tanaman yang menuju ke atas. • Tunas plagiotroph, adalah tunas yang tumbuh pada batang pokok, cabang Reiterasi atau ranting yang menuju proleptis ke samping (sifatnya lateral).
Reiterasi syleptis
Reiterasi Syleptis dan proleptis, apa itu? • Reiterasi Syleptis adalah suatu pertunasan yang terjadi pada batang pokok, atau pada tunas syleptis, yang sifatnya orthotroph. Hal ini biasanya terjadi adanya kerusakan/gangguan pada titik-titik tumbuhnya, sehingga ada tunas yang tumbuh menggantikannya. • Reiterasi proleptis, yaitu pertunasan yang terjadi pada tunas yang plagiotroph, yang sifatnya orthotroph. Ini juga biasanyanya terjadi karena ujung tunas plagiotroph ada gangguan / kerusakan.
SETEK BATANG • • • •
CABANG DIPOTONG PAGI HARI, DIMASUKKAN DALAM BAK BERISI AIR. 2-3-5 RUAS (PANJANG ± 8 – 15 CM), TUNAS DORMANT. DAUN BAGIAN BAWAH DIPOTONG/DIBUANG DAUN DI ATAS DIKURANGI MENGURANGI PENGUAPAN ATAU DIHILANGKAN. ADANYA DAUN AKAN MEMPERCEPAT PEMBENTUKAN AKAR (PROSES ASIMILASI TETAP BERLANGSUNG, SEHINGGA ZAT-ZAT MAKANAN YANG DIANGKUT KE BAWAH AKAN MERANGSANG PERTUMBUHAN AKAR). DI TEMPAT TERBUKA SETEK TIDAK BERDAUN AGAR PENGUAPAN KECIL. UNTUK MENGURANGI PENGUAPAN SETEK DITEMPATKAN DI TEMPAT TEDUH. PEMOTONGAN BAGIAN ATAS DATAR (MENGURANGI PENG UAPAN).
PEMOTONGAN BAGIAN BAWAH MIRING MEMPERLUAS BIDANG PENYERAPAN AKAR LEBIH BANYAK
Contoh tanaman hasil stek cabang/pucuk meranti di lapangan
Stek dari cabang plagiotroph
Stek dari cabang/tunas
orthotroph
SETEK AKAR JANGAN DITANAM TERBALIK
Rambut-rambut akar sebagai tanda agar penanaman setek akar tidak terbalik
CARA MENANAM SETEK PADA POLYBAG YANG SUDAH BERISI MEDIA contohnya pada cemara (Casuarina equisetifolia), johar (Cassia fistula), Actinophora fragrans, cendana (Santalum album), sono keling (Dalbergia latifolia) dll.
MIRING SESUAI ARAH SINAR
MENURUT B. VEEN
SYARAT SETEK AKAR : ~ TEBAL SETEK MINIMUM GARIS TENGAH 3 CM. ~ PANJANG SETEK 10 – 12,5 CM SAMPAI 17,5 CM. ~ HARUS DIJAGA JANGAN SAMPAI DILETAKKAN TERBALIK. ~ SEBELUM DITANAM, SETEK DISIMPAN DULU DI TEMPAT YANG DINGIN.
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Setek Faktor Dalam • Umur pohon induk (yang baik < 10 th). • Tempat cabang dalam pohon induk (yang baik bagian tengah). • Persediaan makanan (yang baik bagian tengah). • Callus formasi (makin kuat pembentukan kalus, luka cepat menutup, terhindar dari pembusukan, makin cepat proses pembelahan sel, makin cepat pembentukan akar). • Etiolasi (bagian ranting di atas tanah yang tidak mendapat sinar mempercepat pertumbuhan akar).
Faktor Luar - Medium: * Sifat fisik (struktur, tekstur pengaliran air baik, aerasi baik, daya tampung air cukup), sifat chemis (unsur hara, pH), steril, pemakaian zat tumbuh). Fungsi medium : penahan setek agar tetap di tempatnya, menahan dan menyediakan lembab, memelihara aerasi di sekeliling setek, menjamin panas pada pangkal setek. - Iklim: * Iklim makro dan iklim mikro (kelembaban udara, temperatur (suhu sekitar setek < suhu medium, cahaya matahari optimum untuk fotosintesa). - Pengerjaan Mekanis * Macam dan ketajaman alat (setek dipotong rata di bawah mata Cadangan makanan Mempermudah pembentukan akar). * Ketepatan dan kecepatan proses.
Selanjutnya dalam Journal of Forestry (1958) disebutkan untuk keberhasilan stek dan cangkok adalah adanya proses physiologis pembentukan akar yaitu termasuk: • • • • •
Perhubungan air (water relation) Persediaan makanan (food supply) Hormonis Umur Sex
Menyambung (Enten) Maksud : Menggabungkan tanaman atas dan tanaman bawah agar tumbuh bersama kambium tidak boleh hilang (kambium berfungsi menghubungkan jaringan tanaman atas dan tanaman bawah). Tidak berusaha menumbuhkan akar pada sambungan, proses fotosintesa oleh daun tetap berlangsung.
Ada 3 macam menyambung yaitu : ~ Sambungan autoplastic (genotipe sama). ~ Sambungan homoplastic (spesies sama). ~ Sambungan heteroplastic (berbeda dalam spesies, genus atau bahkan familia).
Macam-macam penyambungan (grafting) 1. Approach grafting (saling mendekati) contohnya bottlegraft (bahan pelekat masih dibantu oleh akarnya sendiri sampai dapat bersatu dengan tanaman bawah, kemudian baru dipisahkan dari tanaman induk).
scion Botol diisi air untuk menjaga turgiditas sel (ketegangan dinding sel)
understam/understock/ rootstock
Macam-macam penyambungan (grafting) 2. Penyambungan yang bahan pelekatnya lepas - Bahan pelekat menumpang di atas
scion
understam/understock/ rootstock
sadel graft
cleft graft
SAMBUNGAN BERHADAPAN (SPLICE GRAFT) BILA TANAMAN BAWAH DAN BAHAN PELEKATNYA SESUAI GARIS TENGAHNYA DAN DIGUNAKAN UNTUK MATERI YANG MUDAH DISATUKAN.
Splice graft
Root graft
SYARAT BAHAN
UNDERSTAM/UNDERSTOCK/ROOTSTOCK • PERAKARAN BAIK, PERTUMBUHAN BAIK • SEHAT • BERUMUR PANJANG SYARAT BAHAN SCION • KUALITAS TINGGI • SEHAT, TIDAK TERLALU TUA/MUDA (BAGIAN TENGAH) • TUNAS DALAM FASE DORMANT
FAKTOR LUAR YANG BERPENGARUH PADA PENYAMBUNGAN • SUHU • KELEMBABAN
PENYAMBUNGAN MATA (OKULASI/ BUD GRAFTING) • •
• •
OCULAS = MATA. BISA TERDIRI DARI > 1 MATA, DENGAN KULIT BATANG SECUKUPNYA YANG DISEBUT PERISAI. OKULASI DILAKUKAN PAGI/SORE. KAMBIUM SCION HARUS BERSENTUHAN DENGAN KAMBIUM ROOTSTOCK , NYAWA HARUS IKUT (FUNGSI NYAWA : MENGHUBUNGKAN JARINGAN SCION DAN ROOTSTOCK).
Macam-macam cara okulasi
Lanjutan Macam-macam cara okulasi
Proses pembuatan okulasi jati
1
2
Keterangan :
1. Scion 2. Proses penyambungan(okulasi) 3. Hasil okulasi
3
Dasar physiologis dan anatomis keberhasilan penyambungan 1.
Union formation a) Timbulnya jaringan callus. b) Dibentuknya lapisan persentuhan. c) Lapisan persentuhan dikurangi dan sel-sel callus melakukan diferensiasi sel. d) Hubungan jaringan-jaringan vasculer. e) Terbentuknya lapisan kambium.
2. Dapat digabungkan 3. Aktivitet tumbuhan bawah 4. Dukungan lingkungan luar (suhu, kelembaban, hama/penyakit)
PENGIKATAN PADA PENYAMBUNGAN • SUSUNAN GENTENG
PERAWATAN TANAMAN YANG TELAH DISAMBUNG ~ SETELAH PENYAMBUNGAN BERHASIL, TANAMAN BAWAH DIPOTONG UNTUK MEMBERI KESEMPATAN TUMBUH BAHAN PELEKAT. ~ CABANG-CABANG SAMPING DIHILANGKAN TANPA MENGGANGGU TANAMAN YANG DISAMBUNG. ~ PENGIKAT DILEPASKAN UNTUK MENGHINDARI STRONGULASI. ~ PENYEMPROTAN DENGAN INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA PERLU DILAKUKAN.
PENYELESAIAN OKULASI • 10-12 HARI SETELAH DIOKULASI, DIPERIKSA APAKAH TEMPELAN JADI/TIDAK DENGAN MELEPASKAN PENGIKATNYA. BILA PERISAI DIKERIK DENGAN KUKU WARNANYA HIJAU, BERARTI PENEMPELAN BERHASIL. PENEMPELAN YANG BERHASIL, TERDAPAT TENUNAN CALLUS DI TEPI PERISAI.
• KALAU SUDAH BERHASIL, BATANG POKOK DIPOTONG KIRA-KIRA 10 CM DI ATAS PERISAI, KEMUDIAN 1 MINGGU KEMUDIAN DIPOTONG SAMPAI DEKAT DI ATAS TEMPELAN. • LUKA PEMOTONGAN DIBUAT MIRING DAN DITUTUP DENGAN CARBOLINEUM PARAFFINE.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA OKULASI • KAYU UNTUK PENEMPELAN YANG AKAN DIAMBIL MATANYA, DIPOTONG WAKTU PAGI. • SCION YANG DITEMPELKAN JANGAN TERLALU MUDA. • WAKTU MENGERJAKAN JANGAN SAMPAI KOTOR DAN PISAU HARUS TAJAM. • JANGAN DIKERJAKAN DI BAWAH SINAR MATAHARI YANG TERLALU TERIK DAN DALAM HUJAN LEBAT.