PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Bantul mencanangkan sasaran : (1). Padi, luas
tanam
32.879
ha,
luas
panen
31.060
ha,
produktivitas 65,43 ku/ha GKG, produksi 203.174 ton, ( 2) Jagung : luas tanam 3.928 ha, luas panen 3.814 ha, produktivitas 61,24 ku/ha PK, produksi 23.357 ton, (3).Kedelai : luas tanam 1.850 ha, luas panen 1.796 ha, produktivitas 16,13 ku/ha WK, produksi 2.897 ton. Untuk mencapai sasaran tersebut salah satu masalah yang harus
diwaspadai
adalah
serangan
organisme
pengganggu tanaman, khusunya Penggerek Batang Padi.
Serangan penggerek batang padi bisa terjadi
1.
Penggerek batang padi putih: Scirpophaga innotata
semenjak di persemaian sampai masa pertumbuhan dan
Wlk. (Tryporyza innotata Wlk). Sundep adalah hama
perkembangannya. Kadang-kadang lebih dari satu jenis
yang merusakan tanaman padi sebelum berbunga.
penggerek batang menyerang tanaman padi dalam waktu
Beluk adalah hama yang merusak tanaman padi ketika
yang tidak bersamaan, sehingga sebagian petani merasa
akan berbunga, sehingga seluruh malai menjadi
kesulitan dalam pengendaliannya.
kering. Family: Pyralidae; Ordo: Lepidoptera
Metode pengendalian hama penggerek batang padi yang yang
selama
ini
diyakini
keberhasilnnya
2.
dalah
Penggerek
batang
padi
kuning:
Scirpophaga
incertulas Wlk. (Tryporyza interculas Wlk: Schoenobius
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Management
bipunctifer Wlk.). Family: Pyralidae; Ordo: Lepidoptera
Pest Control, yaitu suatu metode pengendalian hama
3.
Penggerek batang padi bergaris: Chilo suppressalis
yang manggabungkan atau mengintegrasikan berbagai
Wlk.
teknik
Schoenobius bipunctifer Wlk.). Family: Pyralidae; Ordo:
pengendalian
berkesinambungan.
yang
Dalam
kompatibel
metode
ini,
dan
mekanisme
( Tryporyza interculas Wlk:
Lepidoptera
penekanan populasi hama dilakukan dengan mengelola
4.
tanaman, lingkungan dan musuh alami sebagaimana
Penggerek batang padi merah jambu: Sesamia inferens Wlk. Family: Noctuidae; Ordo: Noctuidae
tercantum dalam prinsip PHT, yaitu : budidaya tanaman sehat,
pengamatan
secara
rutin/
mingguan
dan
pelestarian musuh alami. II. JENIS PENGGEREK BATANG PADI Ada beberapa jenis hama penggerek batang tanaman padi, antara lain sebagai berikut :
1.
Penggerek batang padi kuning: Scirpophaga incertulas
2. 3. 4.
Penggerek batang padi putih: Scirpophaga innotata Penggerek batang padi bergaris: Chilo suppressalis Penggerek batang padi merah jambu: Sesamia inferens
Beberapa
cara
yang
dapat
digunakan
dalam
pengendaliannya yaitu : 1. Pengendalian penggerek batang padi dengan teknik budidaya Merupakan cara penekanan populasi hama maupun pencegahan resiko kerugian akibat serangan penggerek batang padi dengan cara bercocok tanam.
Cara-cara
yang dapat dilakukan, antara lain :
4.a.
Penggunaan varietas tahan
Contoh varietas yang tidak direspon baik oleh penggerek batang padi
adalah Varietas Cigeulis, Pepe dan
Mekongga. b. Penentuan waktu tanam Penentuan waktu tanam yang tepat diharapkan bisa menghindari serangan penggerek batang padi. Tindakan ini bisa bersifat upaya pengendalian populasi maupun III. PENGENDALIAN
pencegahan
serangan.
Hal
tersebut
dikarenakan
penerbangan ngengat serangga hama ini mempunyai
kekhasan, pada waktu-waktu tertentu jumlahnya sangat
e. Sanitasi lahan
banyak dan di saat yang lain praktis sedikit.
Sanitasi
c. Rotasi tanaman
pertanaman yang terserang sundep/beluk, dengan cara
Untuk menghindari serangan penggerek batang padi
memotong sisa-sisa tanaman hingga pangkal batang dan
perlu dilakukan rotasi tanaman misalnya Padi-Padi-
membakarnya sehingga pupa yang bersemayam di
Palawija
pangkal batang bisa mati terbakar.
lahan
yaitu
membersihkan
lingkungan
d. Pengolahan tanah dan penggenangan Pengolahan tanah yang sempurna yaitu membalikkan lapisan olah tanah sampai sisa-sisa tanaman terpendam
Pengolahan tanam sempurna dan lingkungan sawah yang bersih, menghambat perkembangan populasi penggerek batang padi.
kemudian digenangi selama beberapa hari sehingga larva yang tertinggal di dalam batang bisa mati dan pupa gagal menjadi ngengat. 2.
Pengendalian Fisik/Mekanik
Teknik pengendalian ini cukup efektif untuk mencegah
Serangga ini memarasit kelompok telur penggerek
serangan
batang padi
penggerek
batang
padi.
Pengendalian
fisik.mekanik dilakukan oleh petani secara langsung maupun
dengan
alat
(perangkap).
Tindakan
pengendalian ini dilakukan dengan memungut kelompok telur di persemaian. Cara ini efektif untuk mencegah sundep pada tanaman yang baru pindah (transplanting).
3.
Pengendalian Biologi
Pengendalian secara biologi dengan menggunakan musuh alaminya, baik predator, parasitoid maupun virus/jamur patogenik. Contoh predator yang memakan kelompok
telur
adalah
jangkrik,
sedangkan
yang
memangsa ngengat penggerek adalah kelelawar dan laba-laba. Bangsa tabuhan (Trichogramma sp.) juga merupakan
musuh
alami
penggerek
batang
padi.
4. Pengendalian Kimiawi Serangan pada stadia vegetatif menyebabkan tanaman tidak seragam dan rentan terhadap serangan hama lain. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih dapat mengkompesasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30 % (Rubia et al, 1990 dalam
Hendarsih dan Sembiring, 2008). Kerugian hasil yang disebabkan oleh setiap satu persen gejala beluk berkisar
2.
1 - 3% atau rata-rata 1,2% (Halteren, 1977 dalam 3.
Hendarsih dan Sembiring, 2008).
4. 5.
Ambang batas ekonomi serangan hama penggerek batang padi adalah bila ada 2 ngengat dewasa atau satu kelompok telur/m2 atau 10% sundep atau 2% beluk, pada kondisi ini padi
harus
hama penggerek batang segera
dikendalikan.
SUMBER : 1. Anonim , 2008 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai Melalui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT). Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta. Pedoman Upaya Khusus ( Upsus ) Padi Jagung Kedelai, Kementerian Pertanian Jakarta, 2015 Program Upsus Padi-Jagung-Kedelai, Kabupaten Bantul, 2015 Susaptoyono,Y, 2008. Percepatan Produksi dengan SL-PTT, Jurnal Nasional Ekonomi Mikro,13 Maret 2008. Untung K. 2007. Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.