Pengendalian Kecelakaan Kerja dan Potensi Sumber Bahaya Menggunakan Metode HIRARC di Perusahaan Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber) Darius Totok Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected] Abstract- This study was conducted on the either private companies engaged in manufacturing rubber crumb (crumb rubber), this company started to operate in early February of 2013. Work environment the rubber processing company (crumb rubber) still encountered several cases related to accidents that befall employees. The purpose of this research is to know the causes of accidents in the rubber processing company (crumb rubber). Knowing the potential dangers that may result in the risk of accidents in the rubber processing company (crumb rubber). Knowing the source of the danger of company priorities and provide suggestions and advice by using HIRARC. This study uses methode Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Control (HIRARC). Processing of the data in this study is a section that explains the rare-step using methods fishbone diagram and method of Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Control (HIRARC). The results of this study came to the conclusion that the cause of accidents in the rubber processing company (crumb rubber) is the human factor because almost all workplace accidents occur because people are less cautious and negligent in doing the job. The number of potential hazards encountered in 18 work activities in the area of work station grinding (milling area) is that around 54 potential hazards. As for some of the potential dangers of the most at risk in the area of grinding (milling area) is the impact of potential hazards resulting from screw machine cutter, hammer mill, roller creeping magle, and lorries introduction. While the number of potential hazards encountered in 6 working activities in the area of work station drying (drying / crumbing area) which amounts to 21 potential hazards. As for some of the potential dangers of the most at risk in the area of drying (drying / crumbing area) is the impact of potential hazards resulting from drier machine, roller cutter, conveyor and knives are used as cutting tools bale / bale SIR. Keywords- HIRARC, Fishbone diagram, Hazards, Work Accident.
1. Pendahuluan Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri karet remah (crumb rubber) yang terletak di Kalimantan Barat. Perusahaan ini mulai beroperasi dan melakukan tahap percobaan pada awal bulan Februari tahun 2013 dan memproduksi getah karet murni sebagai bahan baku utama untuk kegiatan proses produksi, bahan baku diperoleh dari hasil perkebunan karet milik petani lokal. Khususnya di Lingkungan kerja perusahaan ini masih ditemui beberapa kasus yang berkaitan dengan kecelakaan kerja yang menimpa karyawan, berdasarkan data yang diperoleh dari persusahan, jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi dari bulan Januari 2013 hingga November 2014 yaitu sebanyak 15 kasus kecelakaan. Adapun beberapa jenis kecelakaan kerja yang terjadi seperti jari tangan terjepit rel transfer blanket, jari tergilas rol mesin penggulung blanket, jari tersayat pisau pemotong, kaki terlindas roda trolley dan tergilas rol mesin crepeer. Melihat kondisi di perusahaan tersebut maka perusahaan ini terus berupaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi karena hal ini sangat berpengaruh pada kinerja karyawan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai keselamatan kerja karyawan. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamtan kerja (K3) yang ditandai dengan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kasus kecelakaan kerja dilakukan oleh Septyanindhea (2014) dengan judul “Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja Pada Bagian Produksi Berdasarkan Hasil Analisis Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) (Kasus PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Sacang), dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian resiko terhadap setiap bahaya yang teridentifikasi dan menyusun rekomendasi mengenai upaya pengendalian resiko yang dapat dilakukan untuk menurunkan dampak resiko bahaya. Novianto (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kecelakaan dan Kesehatan Kerja dan Upaya Pencegahannya Di Bagian Flooring Dengan Pendekatan Risk Assessment PT. Dharma Satya Nusanta Surabaya, bertujuan untuk mengidentifikasi kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan di bagian flooring dan mengetahui tingkat implementasi
14
kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan PT. Dharma Satya Nusanta Surabaya. Darisa (2012) penelitian ini berjudul Identifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment Control (HIRAC) di PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya, bertujuan mengetahui tingkat keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan menentukan upaya pencegahan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada objek, tempat dan tahun penelitian yaitu dilakukan pada tahun 2014. Dalam penelitian ini melakukan suatu pengamatan secara langsung pada setiap kegiatan proses produksi pengolahan karet remah (crumb rubber) pada bagian lantai produksi di perusahaan pengolahan karet (crumb rubber) yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai macam potensi sumber bahaya yang beresiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan degan beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana mengidentifikasi penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) ? b. Bagaimana mengidentifikasi potensi sumber bahaya yang beresiko dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) ? Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber). b. Mengetahui potensi sumber bahaya yang dapat mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber). 2. Teori Dasar a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menurut Sumakmur (2009) pengertian dari kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang dapat merusak suatu rencana yang telah dibuat atau direncanakan sebelumnya. Keselamatan kerja diutamakan dalam bekerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak diduga, yang kejadiannya dapat menyebabkan timbulnya bencana atau kerugian. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat dibutuhkan dalam kegiatan industri, hal-hal yang melatar belakangi yaitu bahwa setiap aktifitas industri selalu mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya dan risiko tersebut akan
menimbulkan konsekuensi, apabila K3 tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian tersebut berupa aset perusahaan dari yang paling ringan sampai kepada kehancuran, dari sisi pekerja dari cacat/sakit yang teringan sampai kepada korban jiwa, sedangkan dari segi lingkungan dari tingkat pencemaran ringan sampai bencana. b. Macam-Macam Kecelakaan Kerja Menurut Sumakmur (1989) berdasarkan selang waktu akibatnya, kecelakaan terbagi menjadi dua yaitu kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung. Kecelakaan langsung merupakan kecelakaan yang akibatnya langsung tampak atau terasa. Sedangkan kecelakaan tidak langsung adalah kecelakaan yang akibatnya baru tampak atau terasa setelah ada selang waktu dari saat kejadiannya. Berdasarkan dari sisi korbannya, kecelakaan juga terbagi menjadi dua yaitu kecelakaan dengan korban manusia dan kecelakaan tanpa korban manusia. Kecelakaan dengan korban manusia juga terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu kecelakaan diukur berdasarkan besar-kecilnya kerugian material, kekacauan organisasi kerja, maupun dampak negatif yang diakibatkannya. Manusia juga merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja atau tingkah laku tidak aman. Adapun faktor penyebab tingkah laku tidak aman yaitu faktor kebiasaan, emosi atau psikologi dan kurang terampil. c. Kerugian oleh karena Kecelakaan Menurut Sumakmur (2009) kerugian oleh karena kecelakaan merupakan suatu kerugian, yang antara lain tergambar dari pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya tersebut bukan semata-mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban masyarakat dan negara secara keseluruhan. Biaya ini dapat menjadi biaya langsung dan biaya tersembunyi. Biaya langsung ialah biaya atas PPPK, pengobatan, dan perawatan, biaya rumah sakit, baiaya angkutan, upah selama pekerja tak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan dan mesin. d. Kecelakaan Menurut Jenis Pekerjaan Menurut Sumakmur (2009) jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan macammacam kecelakaan. Kecelakaan di perusahaan perindustrian berlainan dengan kecelakaan di perkebunan, kehutanan, pertambangan, atau perkapalan. Demikian pula macam kecelakaan pada berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses produksi. Serta seterusnya demikian pula pada berbagai pekerjaan yang tergolong kepada suatu kesatuan operasi dari suatu proses produksi. Macam kecelakaan kerja pertambangan antara lain ledakan, rubuh dinding atap tambang, terjatuh ketika menaiki atau menuruni tangga, selibnya lori, atau lainnya.
152
Menurut Sumakmur (2009) contoh pada macammacam kecelakaan pada industri maritim adalah tenggelam, serangan ikan, luka oleh terumbu karang atau terkena bisa binatang laut, dan sebagainya. Macam kecelakaan yang terjadi di perkebunan atau kehutanan antara lain tertimpa gelondongan, terjatuh, terjerembab, luka oleh geregaji listrik atau perkakas tangan, dan lainnya. Macam kecelakaan di dok kapal selain kecelakaan biasa, juga bahaya terjatuh ke laut atau tengelam. Kecelakaan di sektor pembangunan gedung ialah terjatuh, tertimpa oleh benda jatuh, luka oleh perkakas kerja dan lain-lain. e. Pengertian Identifikasi Bahaya Menurut Ridley (2008) identifikasi bahaya sebelum bahaya tersebut menyebabkan kecelakaan adalah inti seluruh kegiatan pencegahan. Akan tetapi, pengidentifikasian bahaya bukanlah ilmu pasti tetapi merupakan kegiatan subjektif dimana ukuran bahaya yang teridentifikasi akan berada diantara orang satu dengan orang lainnya yang tergantung pada pengalaman masing-masing, sikap dalam menghadapi resiko, famelieritas tehadap proses bersangkutan, dan sebagainya. Menurut Ridley (2008) dengan mengurangi atau menjalankan sebuah teknik pengidentifisian, jumlah bahaya residual akan dapat dikurangi. Kita tidak mungkin langsung menghilangkan seluruh bahaya tersebut. Temuan pada setiap inspeksi harus dicatat sehingga dapat dijadikan acuan ketika memutuskan tindakan korektif yang diperlukan dan untuk membandingkannya dengan inspeksi sebelumnya. Banyak teknik identifikasi yang salah satunya dapat dipilih sebagai yang mungkin paling efektif di organisasi tertentu atau yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam proses tertentu. f. HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan pendekatan yang sistematis dan obyektif untuk menilai bahaya dan resiko yang terkait, yang akan memberikan ukuran yang obyektif dari sebuah identifikasi bahaya serta menyediakan metode untuk mengendalikan resiko. (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) g. Tujuan HIRARC Tujuan dari HIRARC adalah sebagai berikut : Untuk mengidentifikasi semua faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada pekerja dan lain-lain (yang memiliki resiko). Untuk mempertimbangkan kemungkinan bahaya yang benar-benar akan menimpa siapa pun di situasi dan kondisi kasus tertentu dan tingkat keparahan mungkin bisa bersumber dari hasil hal tersebut (resiko). Untuk memungkinkan pengusaha untuk merencanakan, memperkenalkan dan memantau
langkah-langkah pencegahan untuk memastikan bahwa resiko secara memadai dapat dikendalikan setiap saat. (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) h. Proses HIRARC Proses HIRARC membutuhkan 4 langkah sederhana, yaitu : Mengklasifikasikan kegiatan kerja. Mengidentifikasi bahaya. Melakukan penilaian risiko (menganalisa dan risiko perkiraan dari setiap bahaya) dengan menghitung atau memperkirakan kemungkinan terjadinya dan keparahan bahaya. Memutuskan apakah risiko dapat ditoleransi dengan menerapkan langkah-langkah pengendalian (jika perlu).
Gambar 1. Flowchart of HIRARC Process Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) i. Analisis dari Kemungkinan Resiko Resiko adalah penentuan kemungkinan dan keparahandari urutan kecelakaan / peristiwa yang terjadi untuk menentukan besarnya dan prioritas terhadap bahaya yang teridentifikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan metode kuantitatif, kualitatif, atau metode semi kuantitatif. (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) j. Kemungkinan Suatu Kejadian Nilai tersebut didasarkan pada kemungkinan suatu peristiwa yang terjadi. Anda dapat mengajukan pertanyaan "Berapa kali peristiwa ini terjadi di masa lalu?" Menilai kemungkinan didasarkan pengalaman pekerja, analisis atau pengukuran. Tingkat kemungkinan berkisar dari "paling mungkin" untuk "tidak dapat terbayangkan." Sebagai contoh, tumpahan
163
kecil pemutih dari wadah ketika mengisi botol semprot yang paling mungkin terjadi selama setiap shift. Atau, kebocoran bahan bakar diesel dari tangki penampungan yang aman mungkin tidak terlalu memungkinkan terjadi, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Kemungkinan (Likelihood)
LIKELIHOOD (L) Most likely Possible Conceivable Remote Inconceivable
EXAMPLE The most likely result of the hazard / event being realized Has a good chance of occurring is not unusual Might be occur at sometime in future Has not been known ti occur after many years Is practically impossible and has never occurred
RATING 5 4 3 2 1
Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) k. Tingkat Keparahan Bahaya Tingkat keparahan dapat dibagi menjadi lima kategori. Tingkat keparahan didasarkan pada peningkatan keparahan untuk kesehatan individu, lingkungan, atau properti, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nilai Keparahan (Saverity)
SAVERITY (S) Catastrophic Fatal Serious Minor Negligible
EXAMPLE Numerous fatalities, irrecoverable property damage and productivity Approximately one single fatality major property damage if hazard is realized Non-fatal injury, permanent disability Disabling but not permanent injury Minor abrasions, bruises, cuts, first aid type injury
RATING 5 4 3 2 1
Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) l. Penilaian Resiko Resiko dapat disajikan dalam berbagai cara untuk mengkomunikasikan hasil analisis untuk membuat keputusan tentang pengendalian resiko. Untuk analisis resiko yang menggunakan kemungkinan dan tingkat keparahan dalam metode kualitatif, menyajikan hasil dalam matriks resiko adalah cara yang sangat efektif dalam mengkomunikasikan distribusi resiko di seluruh pabrik dan daerah di tempat kerja. Resiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : LxS = Relative Risk / Resiko Relatif L = Likelihood / Kemungkinan S = Saverity / Keparahan Penilaian resiko, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Matrik Penilaian Resiko
Likeihood (L) 5 4 3 2 1
1 5 4 3 2 1
Saverity (S) 2 3 4 10 15 20 8 12 16 6 9 12 4 6 8 2 3 4
5 25 20 15 10 5
High Medium Low Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia) m. Pengertian Fishbone Diagram Menurut Scarvada dalam Asmono (2013) diagram fishbone sering juga disebut dengan istilah Diagram Ishikawa. Penyebutan diagram ini sebagai Diagram Ishikawa karena yang mengembangkan medel diagram ini adalah Dr. Kaoru Ishikawa pada sekitar tahun 1960-an. Mengapa diagram ini dinamai diagram fishbone? Penyebutan diagram ini sebagai diagram fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai kerangka tulang ikan yang bagian-bagiannya meliputi kepala, sirip, dan duri. Menurut Scarvada dalam Asmono (2013) konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat digunakan teknik brainstorming. n. Manfaat Fishbone Diagram Menurut Asmono (2013) diagram fishbone dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik pada level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau manfaat dari pemakain diagram fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat penggunaan diagram fishbone tersebut antara lain : 1. Memfokuskan individu, tim, maupun organisasi pada permasalahan utama. Penggunaan diagram fishbone dalam tim/organisasi untuk menganalisis permasalahan akan membantu anggota tim dalam memfokuskan permasalahan pada masalah prioritas.
4 17 15
2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan tim /organisasi. Diagram fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan utama secara ringkas sehingga tim akan mudah menangkap permasalahan utama. 3. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi. Setelah ditentukan penyebab dari masalah, langkah untuk menghasilkan solusi akan lebih mudah mendapat dukungan dari anggota tim. 4. Memudahkan visualisai hubungan antara penyebab dengan masalah. Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada diagram fishbone yang telah dibuat. 5. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya. 3. Metodologi Penelitian Objek penelitian ini adalah manusia, peralatan, mesin, lingkungan kerja dan mengidentifikasi potensi sumber bahaya pada setiap aktivitas proses produksi di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) dan waktu penelitian ini direncanakan dalam waktu kurang lebih lima bulan yaitu mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan November tahun 2014.
penyebab terjadinya kecelakaan kerja diatas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Faktor Manusia Karyawan kurang hati-hati dalam melakukan suatu pekerjaan, hal ini disebabkan karyawan lalai pada saat bekerja. Bekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), hal ini disebabkan karyawan tidak mengikuti prosedur / instruksi kerja yang aman. b. Faktor Materal Sample bokar yang dipotong oleh karyawan terlalu licin, hal ini disebabkan karyawan kurang teliti pada saat melakukan penyortiran bokar yang akan dipotong. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pengendalian terhadap jenis kecelakan tersebut yaitu : a. Rekayasa Teknis Merancang dan menyediakan tempat khusus untuk pemotongan bokar. b. Administratif Melakukan briefing tentang keselamatan kerja dengan karyawan sebelum memulai suatu pekerjaan. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). c. Alat Pelindung Diri (APD) Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu safety, dan sarung tangan pada saat bekerja.
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
4. Hasil dan Pembahasan Analisa hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode fishbone diagram bertujuan untuk mengetahui akar penyebab dari masalah kecelakaan kerja yang pernah terjadi di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) adalah sebagai berikut : Tangan Tertusuk Gancu Kecelakaan kerja terjadi saat karyawan sedang memotong bokar, gancu yang digunakan untuk menahan bokar, tanpa disadari gancu meleset dan mengenai tangan kanan karyawan tersebut. Adapun
Gambar . Fishbone Diagram Jenis Kecelakaan Tangan Tertusuk Gancu Hasil pengolahan data potensi sumber bahaya menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Control (HIRARC) di perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) pada Stasiun Kerja Kawasan Bongkar (Unloading Area).
18 5
Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Identifikasi Potensi Sumber Bahaya Proses Penerimaan dan Sortasi Bokar Menggunakan Metode HIRARC I. INDENTIFIKASI BAHAYA NO
II. PENILAIAN RESIKO
III. PENGENDALIAN RESIKO
KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI KATEGORI PENGENDALIAN SARAN (L) ( S ) RESIKO ( L 3x S ) Rendah Administratif 1. Memasangdisplay batas kecepatan maximal kendaraan. Penerimaan dan Kenderaan Tertabrak dan 3 1 sortasibokar pengangkut terlindas 2. Membuat polisi tidur di badan jalan yang dilalui oleh bahan baku kendaraan kenderaan pengangkut bahan baku 3. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) 4. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
AKTIVITAS KERJA BAHAYA DAMPAK
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu (APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja Pisau
Tersayat dan tertusuk pisau
4
1
4
Rendah Rekayasa Teknis Merancang dan menyediakan tempat khusus untuk pemotonganbokar Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) 2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu (APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja
Gancu
Tertusuk gancu
4
1
4
Rendah
Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) 2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu (APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja
Box bokar Tertimpa dan terjepit box bokar
3
3
9
Sedang
Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) 2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu (APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja
Lantai licin Tergelincir dan terbentur
4
1
4
Rendah
Administratif 1. Membuat jadwal piket kepada petugas kebersihan 2.Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) 3. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu (APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja
5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan pengolahan karet (crumb rubber) dipengaruhi beberapa faktor yaitu Manusia kurang hati-hati dan lalai dalam melakukan suatu pekerjaan, Mesin / Peralatan yang kurang perawatan sehingga pengoperasian mesin tidak dalam kondisi normal, kurang teliti pada saat melakukan pengecekan terhadap kualitas Material / Bahan Baku, Metode yaitu masih terdapat beberapa aktivitas pekerjaan yang dilakukan secara manual dan Lingkungan sangat berpeluang dan beresiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. b. Hasil identifikasi bahaya yang dilakukan pada aktivitas kerja proses penerimaan dan sortasi bokar, terdapat 5 potensi bahaya antara lain bahaya dari
kendaraan pengangkut bahan baku, pisau, gancu, box bokar, dan lantai licin. Dari masing-masing potensi bahaya tersebut yang menghasilkan tingkat resiko dalam kategori rendah (Low) yaitu potensi bahaya dari kendaraan pengangkut bahan baku, pisau, gancu, dan lantai licin. Tingkat resiko yang berada dalam kategori sedang (Medium) yaitu potensi bahaya yang dihasilkan dari bahaya box bokar. Referensi [1] Asmoko, Hindri 2013. Teknik Ilustrasi MasalahFishbone Diagram. [2] Anonim 2008, Guidelines for hazard identification, risk assessment and risk control (HIRARC). Director General Department of Occupational Safety and Health Malaysia. [3] Darisa, Alin 2012. Identifikasi Keselamtan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard Dentification Risk Assessment Control (HIRAC) di PT.Campina Ice Cream Industry Surabaya. [4] Novianto, Farid. 2010. Analisis Kecelakaan dan Kesehatan Kerja Dan Upaya Pencegahannya di Bagian Flooring Dengan Pendekatan Risk Assesment PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. [5] Ridley, John. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 12th Ed. Jakarta: Erlangga. [6] Sumakmur. 2009. Hygiene Perusahaan Industri. 12th Ed. Jakarta: Erlangga.Septyanindhea, Andra 2014. [7] Septyanindhea, Andra 2014. Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja Pada Bagian Produksi Berdasarkan Hasil Analisis Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) (Kasus PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Sacang) Biografi Darius Totok. lahir di Nanga Kemangai pada tanggal 4 Desember 1990. Anak pertama dari Bpk. David Ujang dan Ibu Siti Walida. Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri 20 Mambok Sintang dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 2 Sintang dan lulus pada tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah kejuruan di SMK Negeri 1 Sintang dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
19 6