PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016
KATA PENGANTAR
Usaha budidaya tanaman perkebunan, khususnya tanaman tahunan, yang sejatinya merupakan usaha perkebunan rakyat, karena berbagai keterbatasan yang ada, diperlukan fasilitasi, pendampingan, bimbingan dan pemberdayaan petani dalam bentuk kegiatan pengembangan tanaman tahunan. Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud tahun 2016, maka disusun buku Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak terkait. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan sesuai kondisi masing-masing wilayah. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal Ir. Gamal Nasir, MS Nip. 19560728 198603 1 001 i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................ DAFTAR ISI .................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................... I.
i ii iii
PENDAHULUAN .......................................... A. Latar Belakang ........................................ B. Sasaran Nasional ...................................... C. Tujuan ..................................................
1 1 3 3
II. PENDEKATAN P ELAKSANAAN KEGIATAN .......... A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan........ B. Spesifikasi Teknis .....................................
5 5 9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN .............................. A. Ruang Lingkup ........................................ B. Pelaksana Kegiatan .................................. C. Lokasi, Jenis dan Volume ........................... D. Simpul Kritis ..........................................
15 15 15 18 18
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ..................................................
20
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN ……………………………………………………… A. Pembinaan ............................................ B. Pengendalian .......................................... C. Pengawalan dan Pengendalian ......................
22 22 22 23
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ......... A. Jenis Pelaporan ...................................... B. Waktu Penyampaian Laporan ......................
24 24 25
ii
VII. PEMBIAYAAN ............................................
27
VIII. PENUTUP .................................................
28
LAMPIRAN ......................................................
29
iii
DAFTAR LAMPIRAN Hal
Lamp 1.
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet (Peremajaan) Tahun 2016 ........... 29
Lamp 2.
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (Peremajaan) Tahun 2016 ......... 31
Lamp 3.
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu (Penataan) Tahun 2016 ............... 34
Lamp 4.
Operasional Petugas Pendamping (TKP/PLP-TKP) Tahun 2016 ................. 35
Lamp 5.
Pembinaan dan Pengawalan Program Revatilisasi Perkebunan Tahun 2016 ...... 36
Lamp 6.
Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016 .................... 36
Lamp 7.
Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 2016................................. 37
Lamp 8.
Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2016 ................. 39
Lamp 9.
Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2016 ................ 44
Lamp 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2016 ........ 49 Lamp 11. Form Pengawalan Kegiatan Revitasasi Perkebunan .................................... 54 Lamp 12. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan Pekebun ........................................ 57
iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha perkebunan sebagai salah satu sub- sektor dari sektor pertanian yang hasil produksinya untuk bahan baku industri atau untuk ekspor, ditinjau dari bentuk pengusahaannya terdiri dari usaha perkebunan rakyat dan usaha perkebunan besar. Pada tahun 2014, secara nasional areal tanaman perkebunan seluas 23,26 juta Ha, seluas 22,54 juta Ha merupakan tanaman tahunan dan penyegar. Kegiatan pembangunan perkebunan, selain merupakan sumber kesejahteraan petani dan keluarganya, sejak tahap investasi sampai dengan proses operasi, kegiatan pengusahaannya berperan strategis dalam pemecahan agenda besar pembangunan ekonomi nasional, seperti penciptaan kesempatan kerja, penanggulangan kemiskinan, pembangunan daerah, ekspor, termasuk kemampuannya sebagai daya dorong tumbuhnya kegiatan ekonomi terkait. Dengan peran yang cukup strategis tersebut, agar kegiatan usaha perkebunan dapat berlangsung menguntungkan secara berkelanjutan dan memenuhi persyaratan permintaan 1
pasar, maka perlu ditempuh upaya penerapan praktek pertanian yang baik (Good Agriculture Practices/GAP). Penerapan GAP usaha perkebunan besar menjadi tanggung jawab masing-masing perusahaan dan tugas pemerintah lebih bersifat pelayanan, penciptaan iklim dan pengawasan. Sedangkan pada usaha perkebunan rakyat, pemerintah berperan dalam fasilitasi, bimbingan dan pendampingan, agar pekebun mempunyai akses kepada berbagai kemudahan yang diperlukan dan mampu mewujudkan langkah penerapannya. Dengan ciri umum dan peran strategis serta ruang lingkup cakupan komoditi tanaman tahunan yang cukup luas dimaksud, maka pada penyelenggaraan kegiatan usaha perkebunan tanaman tahunan hakekatnya merupakan kegiatan lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral. Oleh sebab itu, maka paket kegiatannya selain fasilitasi pengembangan tanaman tahunan, secara simultan perlu pula dilakukan kegiatan- kegiatan yang bersifat lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral. Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan 2
Tanaman Tahunan tahun 2016, maka disusun buku Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak lain yang terkait. B. Sasaran Nasional Sasaran kegiatan pengembangan tanaman tahunan adalah terfasilitasinya pengembangan perkebunan rakyat tanaman tahunan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan pangan di wilayah perkebunan, pertumbuhan ekonomi pedesaan, pertumbuhan ekonomi wilayah, peningkatan devisa negara dan pemenuhan bahan baku industri dalam negeri serta menurunkan kerusakan lingkungan. Disamping itu juga meningkatkan peran pekebun dan kelembagaannya, sehingga peran perkebunan rakyat semakin meningkat dan kemitraan dengan perkebunan besar semakin baik. C. Tujuan Tujuan pengembangan tanaman tahunan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
3
1. Fasilitasi pengembangan tanaman tahunan (karet, kelapa, jambu mete, dan sagu) melalui peremajaan dan penataan kebun tanaman tahunan; 2. Fasilitasi penumbuhan dan konsolidasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan pemberdayaan Tim Asistensi Daerah (TAD), Fasilitator Daerah (FASDA) dan petani; 3. Fasilitasi Pembinaan dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan. 4. Fasilitasi koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait serta monitoring dan evaluasi;
4
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani, yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan Pertanian di Kabupaten/ Kota. Paket bantuan merupakan hibah, yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan secara kontraktual dan atau swadaya, mengacu pada ketentuan yang ada. Kelompok tani sasaran adalah kelompok tani yang merupakan hasil identifikasi, verifikasi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. A. Prinsip Kegiatan
Pendekatan
Pelaksanaan
1. Prinsip Pendekatan Peremajaan Tanaman Karet Daerah sasaran kegiatan peremajaan tanaman karet adalah daerah sentra produksi karet, yang diutamakan antara lain : 1) Tanaman tua/rusak/ tidak menggunakan bahan tanam unggul. 2) Tingkat kerusakan bidang sadap 5
minimal 60% dari populasi tanaman yang ada; 3) Kerapatan tanaman kurang dari 100 pohon/ha atau melebihi 800 pohon/ha. 2. Prinsip Pendekatan Tanaman Kelapa
Peremajaan
1) Daerah sasaran kegiatan peremajaan tanaman kelapa adalah daerah sentra kelapa, diutamakan pada kondisi tanaman tua/rusak/tidak produktif. 2) Menerapkan inovasi teknologi terkini, yaitu: a) Untuk wilayah monokultur, maka jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang telah ada atau 16 m X 6m; b) Untuk daerah yang tidak monokultur/perkotaan/padat penduduk disesuaikan dengan kondisi setempat; c) Peremajaan dilakukan dengan cara menyisip/menanam diantara tanaman yang ada atau menebang secara bertahap; d) Pengembangan tumpangsari diantara tanaman kelapa 6
disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan agroklimat daerah masing-masing, seperti dengan tanaman pangan, tanaman hortikultura atau tanaman perkebunan lain yang sesuai. 3. Prinsip Pendekatan Penataan Tanaman Sagu 1) Daerah sasaran penataan sagu adalah kebun sagu masyarakat yang jumlah tanaman per rumpunnya melebihi atau kurang dari baku teknis, jarak tanamnya tidak sesuai baku teknis, dan petani bersedia melakukannya; 2) Penataan kebun sagu masyarakat dilaksanakan untuk mengatur jumlah rumpun per-hektar, jumlah pohon sagu per-rumpun, sebaran dan komposisi umur tanaman sagu perrumpun, sehingga memudahkan pemanenan dan produktivitas hasil meningkat. 3) Penataan dilakukan dengan jarak tanam 8m x 8m - 10m x 10m, tergantung dari jenis sagu yang ditanam.
7
4. Prinsip Pendekatan Perkebunan
Revitalisasi
1) Pembinaan dan Pengawalan Kegiatan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) adalah melaksanakan koordinasi, monitoring dan evaluasi bersama instansi terkait; 2) Operasional Petugas Pendamping berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan tentang Perpanjangan Kontrak TKP dan PLPTKP tahun 2016; 3) Penilaian Fisik Kebun kelapa sawit rakyat mengacu pada SK Direktur Jenderal Perkebunan No.41/Kpts/LB.110/06/2010 tentang Sistem Penilaian Fisik Kebun Kelapa Sawit Rakyat Kegiatan Revitalisasi Perkebunan; 4) Untuk penilaian fisik kebun karet dan kakao mengacu pada SK Direktur Jenderal Perkebunan. 5. Prinsip Pendekatan Pekebun
Pemberdayaan
Pendekatan pelaksanaan pemberdayaan petani melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) berdasarkan Manajemen Kemitraan. Pemberdayaan dalam bentuk pelatihan 8
untuk petugas (Fasilitator Daerah) maupun petani dan pendampingan kepada petani/kelompok tani. B. Spesifikasi Teknis 1. Spesifikasi Teknis Peremajaan Tanaman Karet 1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya serta bantuan persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu. 2) Spesifikasi teknis benih karet yang digunakan sebagai berikut: a) Berasal dari benih unggul, yaitu benih yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian, dengan memperhatikan kondisi agroekosistem daerah pengembangan; b) Merupakan benih okulasi (bukan seedling) c) Menggunakanpolybag sesuai ketentuan teknis; d) Benih telah disertifikasi. 3) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang sesuai untuk tanaman karet, terdaftar dan mendapat 9
izin dari Menteri Pertanian; 4) Pengendali OPT yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat ijin dari Menteri Pertanian. 2. Spesifikasi Teknis Peremajaan Tanaman Kelapa 1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih kelapa siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya, bantuan persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu. 2) Spesifikasi teknis benih kelapa yang digunakan sebagai berikut: a) Varietas kelapa yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah; b) Berasal dari benih unggul yaitu benih yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan atau; c) Berasal dari benih unggul lokal (Blok Penghasil Tinggi dan Pohon Induk Terpilih) yang telah diluncurkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian; d) Benih telah disertifikasi. 3) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang sesuai untuk tanaman kelapa, 10
terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian; 4) Pengendali OPT yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. 3. Spesifikasi Teknis Penataan Tanaman Sagu 1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih sagu siap tanam, sarana dan prasarana produksi lainnya, bantuan biaya penataan 2) Benih telah disertifikasi. 4. Spesifikasi Perkebunan
Teknis
Revitalisasi
1) Kriteria Teknis Pembinaan dan Pengawalan Kegiatan Revitalisasi Perkebunan sebagai berikut : a) Fasilitasi percepatan penyelesaian sertifikasi lahan; b) Fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan. 2) Spesifikasi teknis kegiatan operasional TKP/PLP-TKP terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu: a) Insentif TKP/PLP-TKP
11
b) Administrasi pelaksanaan pendampingan c) Perjalanan dalam rangka pendampingan TPK/PLP-TKP 3) Spesifikasi teknis kegiatan penilaian fisik kebun adalah pelaksanaan penilaian fisik kebun yang dibiayai oleh kredit KPEN-RP bersama instansi terkait. 5. Spesifikasi Pekebun
Teknis
Pemberdayaan
Spesifikasi Teknis Kegiatan Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan adalah : 1) Daerah/wilayah sasaran kegiatan Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan adalah daerah/wilayah yang mendapatkan fasilitasi pembangunan kebun melalui dana Tugas Pembantuan diutamakan yang mendapat kegiatan fisik lapangan pada tahun anggaran 2016. 2) Pelatihan untuk Petani atau kelompok tani sasaran: a. Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan: Peserta pelatihan ini adalah seluruh anggota Kelompok Tani tanaman tahunan (bukan perwakilan/ sebagian dari anggota kelompok 12
tani) di daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi yaitu petani andalan atau kelompok tani yang berpotensi untuk berkembang. Selanjutnya Calon peserta Pelatihan yang akan menjadi peserta pelatihan ditetapkan oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten setempat. b. Pelatihan Penguatan Kelembagaan: Peserta pelatihan ini adalah pengurus kelompok tani tanaman tahunan (ketua, sekretaris dan bendahara) di daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi dan berpotensi untuk berkembang dan telah mengikuti pelatihan Penumbuhan Kebersamaan. 3) Pelatihan Fasilitator Daerah (Fasda I) : a. Kegiatan Pelatihan Fasilitator Daerah Tingkat I adalah upaya untuk menciptakan calon fasilitator daerah yang mempunyai motivasi, komitmen dan dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan proses pemberdayaan petani dan mempunyai potensi untuk berkembang. 13
b. Pemilihan Peserta Pelatihan Peserta Pelatihan Fasilitator Daerah I diutamakan berasal dari staf Dinas (PNS dan non PNS), aparat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan baik di provinsi dan atau kabupaten. c. Pelatih/Fasilitator Sebagai pelatih / fasilitator dalam Pelatihan Fasilitator Daerah I adalah FASDA III atau Madya yang sudah mempunyai pengalaman dalam melatih dan mendampingi pemberdayaan petani model SKE. Apabila di provinsi/kabupaten setempat tidak terdapat FASDA III atau Madya dimaksud, maka bisa menggunakan FASDA III atau Madya dari provinsi/kabupaten lainnya atau yang terdekat. d. Narasumber Narasumber pada Pelatihan Fasilitator Daerah tingkat I (Fasda I) adalah dari Pusat dan Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi serta Instansi terkait lainnya.
14
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup 1) 2) 3) 4)
Pengembangan Tanaman Karet; Pengembangan Tanaman kelapa; Pengembangan Tanaman Sagu; Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, karet dan kakao); 5) Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan; B. Pelaksana Kegiatan Dengan pertimbangan tujuan keberhasilannya untuk dapat mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanjut, pelaksana kegiatan pengembangan tanaman tahunan adalah Provinsi, Kabupaten, petani/kelompok tani berkoordinasi dengan Pusat serta instansi terkait, masing-masing sebagai berikut : a. Kegiatan Pusat 1) Menyiapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengembangan Tanaman Tahunan; 2) Melakukan Sosialisasi kegiatan bersama Dinas Perkebunan Propinsi; 3) Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; 4) Melakukan pemantauan, monitoring dan pengendalian kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan 15
yang dihadapi di tingkat lapangan; 5) Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan. b. Kegiatan Provinsi 1) Menetapkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan; 2) Menjabarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan (Peremajaan dan Penataan) yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah; 3) Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama –sama Dinas Kabupaten yang membidangi Perkebunan; 4) Jika Kegiatan merupakan TP propinsi: maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan; 5) Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan penyegar secara berkala (triwulan) 16
yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar. c. Kegiatan Kabupaten a. Menjabarkan Pedoman Teknis kedalam Petunjuk Teknis (Juknis); b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi; c. Jika Kegiatan merupakan TP Kabupaten maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan; d. Membuat dan melaporkan hasil kegiatan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengembangan tanaman tahunan dan penyegar secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah ditetapkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar; d. Kelompok Tani a. Persiapan lahan seperti pembersihan 17
lahan dan penyiapan lubang tanam; b. Penetapan waktu tanaman yang disesuaikan dengan keadaan masingmasing daerah; c. Penanaman dan Pemeliharan tanaman kelapa serta melaporkan halhal yang yang berhubungan dengan kegiatan peremajaan dan perluasan tanaman tahunan dan penyegar yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan. C. Lokasi, Jenis dan Volume Lokasi, jenis dan volume kegiatan pengembangan tanaman tahunan secara rinci dapat dilihat pada lampiran. D. Simpul Kritis a. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang; b. Pemilihan calon petani (responsif dan komitmen); c. Pemilihan calon lokasi pada lokasi yang mudah dijangkau dan dimonitor oleh petugas, sehingga memudahkan penyaluran benih dan sarana
18
prasarana produksi lainnya serta evaluasi kegiatan ; d. Ketepatan benih dan sarana produksi lainnya yang disalurkan (tepat jenis, waktu, jumlah, mutu, tempat dan harga).
19
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: A. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP Propinsi) atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atau Bupati/Walikota Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan (TP Kabupaten); B. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penata usahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan; C. Kontrak pengadaan paket bantuan diupayakan pada awal tahun 2016 dan paling lambat pada triwulan kedua tahun 2016;
20
D. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal tahun 2016 untuk daerah yang memungkinkan dan atau menjelang awal musim penghujan tahun 2016 dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
21
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan, sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang bersumber dari dana APBD dan atau masyarakat. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transformasi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. 22
C. Pengawalan dan Pendampingan Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benar- benar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dan instansi terkait.
23
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman monitoring dan evaluasi standar operasional prosedur di lingkungan Kementerian Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, yang secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, dengan ketentuan sebagai berikut: A. Jenis Pelaporan a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi: 1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; 2) Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; 3) Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi; 4) Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan; 24
b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah. c. Laporan akhir kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. B. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan monitoring dan evaluasi dibuat per bulan dengan ketentuan: 1) Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten/kota ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. 2) Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan. b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada 25
Direktorat Tanaman Tahunan d a n Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan; c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan d a n Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
26
VII. PEMBIAYAAN Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar Tahun 2016 bersumber dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi atau Kabupaten/Kota.
27
VIII. PENUTUP Pedoman teknis ini disusun sebagai salah satu acuan penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman tahunan, baik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten serta pihak-pihak terkait lainnya dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan pelaporan. Dalam rangka lebih memberikan kejelasan penyelenggaraan pelaksanaannya agar tertib teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan mampu mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka Tingkat Provinsi menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Tingkat Kabupaten/Kota menerbitkan Petunjuk Teknis. Kesamaan tekad dan kerjasama pihakpihak terkait di semua tingkatan sangat diharapkan dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman tahunan . Jakarta, Maret 2016 Direktorat Jenderal Perkebunan
28
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
N O
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet (Peremajaan) Tahun 2016
PROVINSI
KABUPATEN
PEREMAJAAN
VOL
SAT
1
JAWA BARAT
1
GARUT
100
Ha
2
SUMATERA BARAT
2
PASAMAN
125
Ha
3
PASAMAN BARAT
200
Ha
4
BUNGO
200
Ha
5
SAROLANGUN
160
Ha
6 7
MERANGIN MUARO JAMBI
200 200
Ha
8
MUSI RAWAS
360
Ha
9
OGAN KOMERING ILIR PENUKAL ABA LEMATANG ILIR
390
Ha
200
Ha
11
KETAPANG
232
Ha
12
SINGKAWANG
232
Ha
3
4
JAMBI
SUMATERA SELATAN
10 5
KALIMANTAN BARAT
Ha
6
KALIMANTAN TENGAH
13
KOTAWARINGIN BARAT
150
Ha
7
KALIMANTAN SELATAN
14
HULU SUNGAU TENGAH
290
Ha
15
TABALONG
200
Ha
16
MOROWALI UTARA
155
Ha
8
SULAWESI TENGAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
29
9
BENGKULU
17
BENGKULU UTARA
150
Ha
10
KEP. BANGKA BELITUNG
18
BELITUNG
150
Ha
3.694
Ha
JUMLAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
30
Lampiran 2. N O
PROVINSI
1
JAWA TENGAH
2
DI. YOGYAKARTA
3
JAWA TIMUR
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (Peremajaan)Tahun 2016 KABUPATEN
PEREMAJAAN VOL
SAT
KEBUMEN
200
Ha
GUNUNG KIDUL
100
Ha
KULON PROGO
100
Ha
BOMDOWOSO
150
Ha
BLITAR
100
Ha
PACITAN
200
Ha
4
SUMATERA BARAT
LIMAPULUH KOTA
200
Ha
5
RIAU
INDRAGIRI HILIR
200
Ha
KEP. MERANTI
200
Ha
6
JAMBI
TANJUNG JABUNG TIMUR
200
Ha
7
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
200
Ha
MINAHASA SELATAN
400
Ha
MINAHASA UTARA
200
Ha
DONGGALA
450
Ha
BANGGAI
325
Ha
BUOL
100
Ha
MOROWALI
500
Ha
TOJO UNA-UNA
200
Ha
SIGI
350
Ha
8
SULAWESI TENGAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
31
9
10
11
12
13
14
MALUKU
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU UTARA
BANTEN
POSO
300
Ha
PARIGI MOUTONG
200
Ha
MALUKU TENGGARA
200
Ha
MALUKU TENGGARA BARAT
400
Ha
SERAM BAGIAN TIMUR
215
Ha
MALUKU BARAT DAYA
250
Ha
BULELENG
150
Ha
JEMBRANA
150
Ha
KLUNGKUNG
150
Ha
KARANG ASEM
100
Ha
LOMBOK BARAT
300
Ha
DOMPU
300
Ha
SUMBAWA BARAT
250
Ha
TIMOR TENGAH SELATAN
250
Ha
FLORES TIMUR
200
Ha
MALAKA
200
Ha
HALMAHERA TENGAH
300
Ha
HALMAHERA SELATAN
300
Ha
HALMAHERA BARAT
300
Ha
PULAU MOROTAI
300
Ha
KOTA TERNATE
250
Ha
SERANG
200
Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
32
15
GORONTALO
GORONTALO
300
Ha
16
PAPUA BARAT
MANOKWARI
200
Ha
RAJA AMPAT
100
Ha
TELUK WONDAMA
200
Ha
KAIMANA
200
Ha
10.640
Ha
JUMLAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
33
Lampiran 3. N O 1
Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu (Penataan) Tahun 2016
1
BIAK NUMFOR
PENATAAN VOL SAT 100 Ha
2
NABIRE
200
Ha
3
MIMIKA
200
Ha
4
KEEROM
150
Ha
5
SUPIORI
100
Ha
PROVINSI PAPUA
KABUPATEN
2
MALUKU UTARA
6
HALMAHERA SELATAN
150
Ha
3
PAPUA BARAT
7
SORONG
170
Ha
8
SORONG SELATAN
170
Ha
9
TELUK BINTUNI
170
Ha
1.410
Ha
JUMLAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
34
Lampiran 4.
NO
Operasional Petugas Pendamping (TKP/PLP-TKP) Tahun 2016
PROVINSI
KABUPATEN
ALOKASI VOL
SAT
1
JAWA BARAT
1
PROVINSI
1
Keg
2
SUMATERA UTARA
2
PROVINSI
1
Keg
3
SUMATERA BARAT
3
PROVINSI
1
Keg
4
RIAU
4
PROVINSI
1
Keg
5
JAMBI
5
PROVINSI
1
Keg
6
SUMATERA SELATAN
6
PROVINSI
1
Keg
7
LAMPUNG
7
PROVINSI
1
Keg
8
KALIMANTAN BARAT
8
PROVINSI
1
Keg
9
KALIMANTAN TENGAH
9
PROVINSI
1
Keg
10
KALIMANTAN SELATAN
10
PROVINSI
1
Keg
11
KALIMANTAN TIMUR
11
PROVINSI
1
Keg
12
SULAWESI UTARA
12
PROVINSI
1
Keg
13
SULAWESI TENGAH
13
PROVINSI
1
Keg
14
SULAWESI SELATAN
14
PROVINSI
1
Keg
15
SULAWESI TENGGARA
15
PROVINSI
1
Keg
16
MALUKU
16
PROVINSI
1
Keg
17
PAPUA
17
PROVINSI
1
Keg
18
BENGKULU
18
PROVINSI
1
Keg
19
KEP. BANGKA BELITUNG
19
PROVINSI
1
Keg
20
GORONTALO
20
PROVINSI
1
Keg
21
PAPUA BARAT
21
PROVINSI
1
Keg
22
SULAWESI BARAT
22
PROVINSI
1
Keg
23
KALIMANTAN UTARA
23
PROVINSI
JUMLAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
1
Keg
23
Keg
35
Lampiran 5.
NO 1
Pembinaan dan Pengawalan Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
PROVINSI
KABUPATEN
MALUKU
1
PROVINSI
JUMLAH
ALOKASI VOL
SAT
1
Keg
1
Keg
Lampiran 6. Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016 NO 1
PROVINSI
KABUPATEN
SUMUT
1
PROVINSI
JUMLAH
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
ALOKASI VOL
SAT
1
Keg
1
Keg
36
Lampiran 7. Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan Tahun 2016 N O 1
ALOKASI KEGIATAN
PROVINSI
KABUPATEN
Pemberdayaan pekebun tanaman kelapa sawit a. Pengembangan kelembagaan dan 1. KALBAR usaha petani kelapa sawit
1
Sanggau
2. Pemberdayaan pekebun tanaman karet a. Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani karet
180
SA T Org
180
Org
930
Org
1. SUMBAR
1
Pasaman
100
Org
2. JAMBI
2
Muaro Jambi
150
Org
3. SUMSEL
3
PALI
100
Org
4. KALBAR
4
Bengkayang
100
Org
5. KALTENG
5
Kotim
100
Org
6
Kobar
100
Org
7
Bengkulu Utara
100
Org
8
Garut
180
Org
1.080
Org
6. BENGKULU b. Pengembangan kelembagaan dan 1. JABAR usaha petani karet
3. Pemberdayaan pekebun tanaman kelapa a.Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani kelapa
VOL
1. DIY
1
Gunung Kidul
100
Org
2. JATIM
2
Blitar
100
Org
3. SULUT
3
Minahasa
100
Org
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
37
Tenggara
b. Pengembangan kelembagaan dan usaha petani karet
4. BALI
4
Jembarana
100
Org
5. NTB
5
Lombok Barat
100
Org
6. NTT
6
Sumba Barat Daya
100
Org
7. MALUT
7
Morotai
200
Org
8. BANTEN
8
Serang
100
Org
1. SULUT
9
Minahasa Selatan
100
Org
300
Org
4. Pemberdayaan pekebun tanaman jambu mete a. Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani karet
1. SULTRA
1
Wakatobi
100
Org
2. NTT
2
Alor
200
Org
700
Org
5. Pemberdayaan pekebun tanaman sagu a. Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani sagu
1. RIAU
1
Kep. Meranti
100
Org
2. PAPUA
2
Nabire
100
Org
3
Mimika
100
Org
4
Keerom
100
Org
5
Supiori
100
Org
6
Biak Numfor
100
Org
7
Sorong
100
Org
8
Sorong Selatan
100
Org
9
Teluk Bintuni
100
Org
3.PAPUA BARAT
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
38
6. FASDA
50
Org
1. PAPUA
1
Provinsi
25
Org
2. PAPUA BARAT
2
Provinsi
25
Org
3. SUMSEL
3
Musi Rawas
25
Org
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
39
Lampiran 8. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2016 Provinsi : Kabupaten : Luas total : ………………… ha Keadaan tgl/bln/thn : DALAM SUDAH NO. URAIAN BELUM PROSES 1 2 3 4 5 I. 1.
2.
KETERANGAN 6
UMUM Persiapan : a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi Pelaksanaan : a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke kabupaten/kelompok tani. b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat - Laporan Triwulan - ran Akhir *) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya
39 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
3. a.
4.
Persiapan : Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten b. Penyusunan Juklak/juknis c. Sosialisasi Kegiatan d. Identifikasi CP/CL Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
5.
Pengawalan dan Monev
6.
Pelaporan
40 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
II.
PERKEMBANGAN KEGIATAN Kegiatan: a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender) b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III.
REKAPITULASI CP/CL Nama Kelompok Tani
Kecamatan
Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas (Ha)
Keterangan
Jumlah
41 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul - Sumber benih / Penangkar - Asal benih - Klon - Pemesanan - Benih diterima
: ................................... : ................................... : ................................... : .................batang, pada tanggal............ : ..................batang, pada tanggal.............
2. Penanaman -
Jarak tanam : ........m x .......m, populasi dalam 1 Ha : .................batang Jumlah benih yang ditanaman : .................................. batang Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ................................. Benih yang tumbuh : .................. batang, yang mati : ...................... batang Penyulaman : ............................ batang Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ............................. Kondisi tanaman : .....................................................
42 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
V.
PERMASALAHAN
VI.
SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
...................... , ................... PELAKSANA EVALUASI
(..........................................................)
43 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
Lampiran 9. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2016 Provinsi : Kabupaten : Luas total : ………………… ha Keadaan tgl/bln/thn : DALAM SUDAH NO. URAIAN BELUM PROSES 1 2 3 4 5 I. 1.
2.
KETERANGAN 6
UMUM Persiapan : a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi Pelaksanaan : a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat - Laporan Triwulan - Laporan Akhir *) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya
44 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
3.
Persiapan : Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten d. Penyusunan Juklak/juknis e. Sosialisasi Kegiatan f. Identifikasi CP/CL
4.
Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
a.
5. 6.
Pengawalan dan Monev Pelaporan
45 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
II.
PERKEMBANGAN KEGIATAN Kegiatan: a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender) b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III.
REKAPITULASI CP/CL Nama Kelompok Tani
Kecamatan
Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas (Ha)
Keterangan
Jumlah
46 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1.
Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul - Sumber benih / Penangkar - Asal benih - Klon - Pemesanan - Benih diterima
: ................................... : ................................... : ................................... : .................batang, pada tanggal............ : ..................batang, pada tanggal.............
2. Penanaman -
Jarak tanam : ........m x .......m, populasi dalam 1 Ha : .................batang Jumlah benih yang ditanaman : .................................. batang Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ................................. Benih yang tumbuh : .................. batang, yang mati : ...................... batang Penyulaman : ............................ batang Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ............................. Kondisi tanaman : .....................................................
47 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
V. PERMASALAHAN
VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
...................... , ................... PELAKSANA EVALUASI
(..........................................................)
48 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
Lampiran 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu Tahun 2016 Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Jumlah Kelompok Tani Luas total TA/TT
: : : : : : ………………… ha : Keadaan tgl/bln/thn :
NO.
URAIAN
BELUM
DALAM PROSES
1
2
3
4
I.
SUDAH/ SELESAI (Tgl/Bln/Thn) 5
KETERANGAN 6
PROVINSI 1.
Persiapan : a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan b. Sosialisasi ke Kabupaten
2.
Pelaksanaan : a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
49 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
- Laporan Triwulan - Laporan Akhir II.
KABUPATEN
1.
Persiapan : a. Penetapan Tim Teknis Kabupaten b. Penyusunan Petunjuk Teknis c. Rekapitulasi CP/CL (terlampir)
2.
Jadwal Pelaksanaan: a. SK Bupati/Kadisbun b. Pengumuman c. Aanwizing d. Evaluasi Penawaran e. Penetapan Pemenang
3.
Nomor dan Tanggal a. SPK b. Kontrak (Rp)
4.
Pelaksanaan : a. Pengawalan dan Monev b. Menyusun Laporan dan mengirim ke Pusat melalui Provinsi
50 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
III.
KELOMPOK TANI SASARAN
1. Pelaksanaan : a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender) 2. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
IV.
REKAPITULASI CP/CL
Nama Kelompok Tani
Desa
Kecamatan
Jumlah Anggota (KK)
Luas (Ha)
Keterangan
51 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
V. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul 5.Sumber benih / Penangkar : ................................... 6.Asal benih : ................................... 7.Klon : ................................... 8.Pemesanan : .................batang, pada tanggal............ 9.Benih diterima : ..................batang, pada tanggal.............
2. Penanaman Benih Siap Salur Klon Unggul - Jarak tanam : ........m x .......m, dalam 1 Ha ditanam : .................batang - Jumlah benih yang ditanaman : .................................. batang - Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ................................. - Benih yang tumbuh : .................. batang, yang mati : ...................... batang - Penyulaman : ............................ batang - Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ............................. - Kondisi tanaman : .....................................................
52 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
VI.PERMASALAHAN
VII.SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
...................... , ................... PELAKSANA EVALUASI
(..........................................................)
53 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
Tabel 11. Form Pengawalan Kegiatan Revitasasi Perkebunan A. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Revitalisasi Perkebunan APBN Tahun 2016
NO.
1
KODE
2
KEGIATAN
3
PROVINSI/KABUPATEN
4
SASARAN FISIK
PAGU DIPA (Rp. 000)
VOL
SAT
5
6
7
REALISASI S/D BULAN FEBRUARI KEUANGAN 8
(%) 9
KET
FISIK VOL
SAT
(%)
10
11
12
13
54 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
B. Format Laporan Perkembangan Kegiatan Pembangunan Fisik Kebun Petani Peserta Kegiatan Revitalisasi Tahun 2016 Kabupaten No
Provinsi
Komoditi
/Lokasi
Pelaksana
Koperasi
Petani
Areal
/Gapoktan
/Petani
(KK)
(Ha)
/Poktan 1
2
3
4
5
6
7
8
Luas
No SK CPCL Bupati/ Tanggal
TT
9
10
Areal Berproduksi
Ket
(Ha) 11
12
55 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
C. Format Laporan Kinerja petugas pendamping Kegiatan Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
No
Nama TKP/PLPTKP
1
2
Wilayah Binaan Provinsi
Kabupaten
Tahun Masuk
Masa Kerja
3
4
5
6
Kehadiran
Komodit i Binaan
Luas Kebun Binaan (Ha)
Permasalah an
Ket
7
8
9
10
11
56 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
Lampiran 12. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan Pekebun A. Laporan Perkembangan Pelatihan Pemberdayaan Dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan PROVINSI
:
KABUPATEN
:
NO
JENIS PELATIHAN
NAMA PESERTA
KELOMPOK TANI
TEMPAT PELATIHAN
TGL. PELATIHAN
NAMA FASDA
PERMASALAHAN
UPAYA TINDAK LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
57 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016
58 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016