PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
KATA PENGANTAR Dalam rangka lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani cengkeh, berbagai upaya dilakukan, diantaranya program peningkatan produksi dan produktivitas komoditas cengkeh berkelanjutan melalui kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi tanamancengkeh pada wilayah sentra produksi cengkeh. Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2015, maka perlu disusun Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di pusat maupun daerah. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA. 2015 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan di daerah masing-masing. Semoga pedoman teknis ini dapat menjadi acuan kerja bagi para petugas dalam melaksanakan kegiatan dengan baik. Jakarta,11 Maret 2015 DirekturJenderal Perkebunan
Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN
Halaman i ii iii
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Sasaran Nasional C. Tujuan
11 1 3 4
II.
PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan B. Spesifikasi Teknis
5 56
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup B. Pelaksana Kegiatan C. Lokasi, Jenis dan Volume D. Simpul Kritis
10 10 14 18 19
IV.
PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN BANTUAN
21 `
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
22
VI.
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
24
VII.
PEMBIAYAAN
27
VIII. PENUTUP
8
28
LAMPIRAN Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lokasi, Jenis dan Volume Bantuan Kegiatan PengembanganTanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun Anggaran 2015
29
Lampiran 2.
Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
31
Lampiran 3.
Spesifikasi Peralatan Pengolahan Cengkeh 2015
32
Lampiran 4.
Rencana Kerja Dana Tugas Pembantuan Ditjen Perkebunan TA. 2015
33
Lampiran 5.
Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan
34
Lampiran 6.
Laporan Realisasi Kinerja Dana Tugas Pembantuan
35
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
iii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas cengkeh memegang peranan penting dalam pembangunan perkebunan khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya karena kontribusinya yang nyata dalam penyediaan kebutuhan bahan baku terutama bagi industri rokok kretek, peningkatan pendapatan petani, peningkatan devisa negara, penyediaan kesempatan kerja ditingkat on farm, industri farmasi dan perdagangan serta sektor informal. Usaha budidaya tanaman cengkeh mayoritas dikelola oleh perkebunan rakyat. Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa dari total areal cengkeh 493.888 ha, seluas 485.292 ha (98.26%) dikelola oleh perkebunan rakyat. Sisanya seluas 8.596 ha (1.74%) dikelola oleh perkebunan besar negara dan swasta. Produksi cengkeh tahun 2012 sebesar 99.890 ton yang terdiri dari 97.829 ton (97.94%) perkebunan rakyat dan sisanya 2.061 ton (2.06%) dari perkebunan besar negara dan swasta. Usaha budidaya cengkeh tersebut melibatkan petani sekitar 1.060.742 KK di tingkat on farm.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
1
Saat ini sebagian besar hasil cengkeh (±90%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan industri rokok kretek, sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan farmasi. Oleh karenanya tidak dapat disangkal bahwa peran cengkeh dalam perekonomian nasional cukup besar terutama dalam bentuk penerimaan cukai rokok. Kondisi cengkeh nasional mengalami pasang surut mengingat fluktuasi harga cengkeh yang cukup besar dan biaya panen dan pengolahan cukup tinggi. Sementara itu di sisi teknis, tanaman cengkeh mempunyai karakteristik yang khas yaitu adanya panen besar diikuti panen kecil pada tahun berikutnya serta panen raya pada periode tertentu. Pada saat panen besar atau panen raya harga cenderung menurun sampai dibawah break event yang mengakibatkan petani merugi dan kemudian tidak memelihara tanamannya. Hal tersebut mengakibatkan pertanaman kurang baik dan produktivitas rendah. Namun, saat ini sudah ada kesepakatan dengan pabrik rokok untuk membeli cengkeh petani minimal Rp 30.000/kg dengan kualitas yang disepakati bersama. Sementara itu kondisi di menunjukan bahwa banyak
lapangan tanaman
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
2
cengkeh yang sudah tua dan rusak, adanya serangan hama/penyakit, kurangnya pemeliharaan tanaman dan belum menggunakan bibit unggul. Untuk mempertahankan keseimbangan penawaran dan permintaan cengkeh dalam jangka panjang, diperlukan upaya– upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Dalam rangka mendukung pengembangan cengkeh nasional, peran pemerintah yang dapat dilakukan antara lain memfasilitasi penyediaan benih unggul, sebagian sarana produksi, menyediakan Pedoman Teknis serta melakukan pembinaan dan pengawalan. Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman cengkeh maka pada tahun 2015 melalui anggaran APBN-P telah ditampung kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh. B. Sasaran Nasional Sasaran kegiatan pengembangan tanaman cengkeh adalah perbaikan tanaman cengkeh melalui rehabilitasi dan intensifikasi kebun cengkeh. C. Tujuan Tujuan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2015 adalah :
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
3
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman cengkeh melalui penerapan teknologi budidaya. 2. Meningkatkan pendapatan petani cengkeh di lokasi kegiatan. 3. Mendukung pengembangan kawasan cengkeh.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
4
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten/kota. Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
5
a) Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: Merupakan daerah sentra produksi cengkeh, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya cengkeh. Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa. Terdapat tanaman cengkeh yang tua/rusak dan produktivitas kebunnya rendah. b) Petani sasaran Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan oleh Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atas nama Bupati. Bagi Kabupaten yang Satker Non Mandiri, penetapan CPCL dilakukan oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan provinsi atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
6
Kriteria umum kelompok sasaran adalah kelompok tani yang sudah ada dan aktif, bukan bentukan baru, berpengalaman serta dapat dipercaya, jumlah anggota lebih kurang 25 orang. c) Standar Teknis Rehabilitasi tanaman cengkeh adalah kegiatan peningkatan produktivitas melalui tindakan-tindakan penggantian seluruh tanaman cengkeh yang tidak produktif atau sebagian dari populasi dalam areal tertentu sesuai standar teknis dengan klon-klon unggul. Syarat-syarat untuk rehabilitasi cengkeh antara lain: - Tanah dan iklim kategori Amat Sangat Sesuai (S1), Sangat Sesuai (S2) dan Sesuai (S3); - Jumlah populasi (tanaman bertajuk 50-80%) tegakannya >50%; - Produktivitas tanaman rendah tetapi masih mungkin ditingkatkan - Umur tanaman diatas 15 tahun. Intensifikasi tanaman adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui penerapan standar teknis budidaya yaitu pemeliharaan tanaman dengan cara memperbaiki
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
7
kondisi kebun yang tanamannya kurang terawat dan terserang OPT (hama, penyakit dan gulma). Syarat-syarat untuk intensifikasi cengkeh antara lain: - Tanah dan iklim kategori Amat Sangat Sesuai (S1), Sangat Sesuai (S2) dan Sesuai (S3); - Jumlah populasi (tanaman bertajuk 50-80%) tegakannya >70%; - Produktivitas tanaman rendah tetapi masih mungkin ditingkatkan; - Terserang OPT Utama; - Tanaman masih muda (5-10 thn) tapi kurang terpelihara. B. Spesifikasi Teknis 1. Benih -
Benih yang digunakan adalah benih bina dan spesifikasi teknis sesuai dengan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) tahun 2005 mengenai persyaratan Benih Hasil Pedoman Induk Cengkeh (terlampir).
-
Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
8
benih (pengujian mutu benih) oleh institusi yang berwenang (BP2MB, IP2MB atau UPTD Perbenihan). 2. Pupuk yang digunakan adalah NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. 3. Pengendali OPT Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. 4. Peningkatan Mutu Jenis bantuan yang diberikan berupa : naungan pengering, lantai jemur dan para-para.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman cengkeh berkelanjutan tahun 2015 meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan benih dan sarana produksi; pemberdayaan petani; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1. Persiapan a. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, sosialisasi dilakukan kepada petugas dan petani/kelompok tani. b. Penetapan petani peserta 1) Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan melakukan inventarisasi CP/CL. Seleksi calon petani peserta dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
10
Petani - Pemilik Kebun. - Berdomisili di wilayah kegiatan yang dibuktikan dengan identitas lengkap seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK). - Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan kegiatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (membuat pernyataan tertulis). - Jumlah anggota kelompok sasaran sebanyak 20-30 orang. Kebun - Luas kebun yang ikut serta kegiatan 3 (tiga) hektar untuk setiap petani. - Lahan harus dapat disertifikasi.
c. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh Pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman cengkeh.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
11
Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman cengkeh. d. Pembentukan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis. 2. Identifikasidan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan melakukan identifikasi, inventarisasi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran. Untuk kegiatan yang dananya pada DIPA Provinsi, maka penetapan petani peserta/kelompok sasaran oleh kepala dinas provinsi yang membidangi perkebunan. 3. Proses Pengadaan Pengadaan paket bantuan dilaksanakan berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
12
Pedoman Pengadaan dan Penata usahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan. 4. Pemberdayaan Petani Petani peserta yang sudah ditetapkan, diikut sertakan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh Ditjen Perkebunan. Pelatihan dilaksanakan dengan metode SKE dan Dinamika Kelompok. Setiap tahap pelatihan dilaksanakan selama 2 (dua) hari efektif. Pelatihan tahap pertama dilaksanakan pada awal kegiatan tahun 2015 sedangkan tahap kedua dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kegiatan (minimal setelah 1 bulan kegiatan pelatihan sebelumnya) (kurikulum terlampir) 5. Pembinaan,Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan. Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
13
6. Pelaporan Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan). B. Pelaksana Kegiatan 1. Kegiatan Pusat Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh di Pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi : a. Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh. b. Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. c. Melakukan konsultasi dan koordinasi perencanaan pelaksanaan kegiatan. d. Melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan. e. Menyusun laporan akhir kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
14
2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan tim pembina provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait.
e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman cengkeh. f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
15
secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 3. Kegiatan Kabupaten/Kota a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
16
untuk kabupaten/kota mandiri.
satker
f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 4. Kelompok Tani a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK). b. Penetapan jadual pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah. c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat. e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
17
kelompok kepada dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi Lokasi kegiatan pengembangan cengkeh berkelanjutan tahun 2015 tersebar pada daerah sentra pengembangan cengkeh (terlampir). 2. Jenis dan Volume a. Rehabilitasi cengkeh -
Benih cengkeh siap salur dengan populasi 65 batang; Pupuk NPK dengan volume 150 kg/ha; Pestisida 1 liter/ha; Cangkul 1 unit/ha.
b. Intensifikasi cengkeh -
Pupuk NPK dengan volume 468 kg/ha; Pestisida 2 liter/ha; Cangkul 1 unit/ha.
c. Peningkatan Mutu -
Naungan Pengering 1 paket;
-
Lantai Jemur 150 m2;
-
Para-para 2 unit
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
18
D. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/ provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota seringkali kurang tertib, kurang efektif dan kurang optimal; 2. Identifikasi CP/CL seringkali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan tanaman; 3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah dan atau sanggah banding yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan; 4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
19
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan keputusan kepala dinas provinsi (TP. Provinsi) atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk. 2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan. 3. Kontrak pengadaan paket bantuan ditandatangani paling lambat triwulan II tahun 2015. 4. Penyaluran paket bantuan kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2015, dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
20
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (tidak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
21
karena itu, pengendalian dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan. C. Pengawalan dan Pendampingan Pengawalan kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadual, sehingga pemanfaatan bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas provinsi/ kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. Kegiatan ini untuk mengawal, mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
22
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan: 1. Pelaporan Laporan berisi tentang : Rencana kerja dana tugas pembantuan (form terlampir); Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten; Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (form terlampir). Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
23
tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. 2. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan: Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan. b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
24
c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
25
VII. PEMBIAYAAN Pembiayaan Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015 bersumber dari dana APBN-P yang dialokasikan pada DIPA Provinsi/Kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP).
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
26
VIII. PENUTUP Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman cengkeh. Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman cengkeh berkelanjutan tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta,
Maret 2015
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 1 Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015 Kegiatan Rehabilitasi No Provinsi 1 BANTEN 2 JAWA BARAT 3 JAWA TENGAH SULAWESI 4 TENGGARA 5 SULAWESI UTARA 6 7 8 9
SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN BALI MALUKU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 10 MALUKU UTARA 14 15 16 17 TOTAL
Kabupaten Pandeglang Lebak Garut Tasikmalaya Kebumen Konawe Utara Minahasa Minahasa Selatan Toli-Toli Luwu Tabanan Buru Selatan Seram Bagian Timur Halmahera Barat Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai
Luas Areal 100 Ha 100 Ha 200 Ha 200 Ha 100 Ha 200 200 200 200 200 0 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
200 200 150 200 100 2,750
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
29
Lampiran 1 (lanjutan) Kegiatan Intensifikasi No Provinsi 1 BANTEN 2 JAWA BARAT 3 JAWA TENGAH
SULAWESI 4 TENGGARA 5 SULAWESI UTARA 6 SULAWESI TENGAH SULAWESI 7 SELATAN 8 BALI 9 MALUKU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kabupaten Pandeglang Lebak Garut Tasikmalaya Kebumen Banjarnegara Purbalingga Konawe Utara Minahasa Minahasa Selatan Toli-Toli
12 Luwu 13 Tabanan 14 Buru Selatan Seram Bagian 15 Timur 10 MALUKU UTARA 16 Halmahera Barat 17 Halmahera Utara 18 Halmahera Timur TOTAL
Luas Areal 300 Ha 300 Ha 300 Ha 300 Ha 100 Ha 200 Ha 200 Ha 150 400 400 400
Ha Ha Ha Ha
300 Ha 200 Ha 400 Ha 350 300 300 300 5,200
30
Ha Ha Ha Ha Ha
Lampiran 3 Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh Siap Salur Kegiatan Rehabilitasi Tahun 2015 NO
URAIAN
STANDAR MUTU BENIH
1
Benih
Benih anjuran dari Balittri (Zanzibar, Ambon, Siputih, Sikotok dan Afo)
2
Tinggi dan umur
Minimal 60 cm (umur benih 1 tahun) atau 90 cm (umur benih 2 tahun) dengan pertumbuhan benih seragam
3
Daun
Daun berwarna hijau tua
4
Cabang
Percabangan banyak dan kekar, ratarata percabangan 6,5 cabang dan daun 63 helai
5
Kesehatan
Tidak ada gejala penyakit bercak daun dan cacar daun serta tidak ada gejala kekurangan unsur hara
6
Perakaran
Perakaran sehat dengan ≥ 20 cm dan ke samping ±12 cm dengan 30-35 akar cabang.
Sumber : Petunjuk Teknis Pembenihan Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) (Balitbangtan-Kementan)
31
Lampiran 4 SPESIFIKASI PERALATAN PENGOLAHAN CENGKEH 2015 No. 1
2 4
Jenis Bantuan Naungan Pengering -
Spesifikasi
Bangunan permanen dilengkapi pengering buatan Luas bangunan p x l = 1175 cm x 550 cm - Dinding batako finishing plester semen dilengkapi lubang angin untuk ventilasi - Tinggi dinding 325 cm - Plafon triplek, atap seng gelombang - Tinggi bumbungan dari plafon 156 cm - Pondasi batu kali dan slope beton - Pintu triplek rangka kayu - Alat pengering terdiri dari tungku, blower dan ducting, rak dan para – para serta corong asap Lantai - Ukuran : 15X10 m2 Jemur - Ketebalan: 0,2 meter - Coran beton bertulang Para-para Ukuran 1 x 3 m2 Tinggi kaki 1 m Sungkup dengan plastik transparan
32
Lampiran 5 Form – 01 Ditjen Perkebunan
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN ............................. DATA UMUM : Nomor Satker
:
Satker
:
Nama KPA
:
Bendaharawan
:
Alamat Kantor
:
Telp. Kantor
:
Fax Kantor
:
Nama / No. HP Contact Person
:
DATA RENCANA KINERJA No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
33
Lampiran 6 Form – 02 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DI KABUPATEN .............. NAMA SATKER LAPORAN BULAN
: ................ : ................ PAGU DIPA
KODE
Fisik
Anggaran
Satuan
(Ribu Rp.)
REALISASI S/D BULAN INI Keuangan
Fisik
KEGIATAN (Ribu Rp.)
%
Satuan
%
Kendala Utama (Masalah)
Solusi
34
Lampiran 7 Form – 03 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN ............................. TRIWULAN : No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1. 2. 3. 4. 5. 6. Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2015. Laporan melalui faximile nomor (021) – 7815681 dan email ke
[email protected], ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan.
35