BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 58-75
ISSN:1693-2654
Agustus 2013
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO Adhin Setyo Winarko1, Widha Sunarno2, Mohammad Masykuri3 SMA Negeri 3 Ponorogo, Jl. Yos Sudarso Gang III/I Ponorogo 2, 3 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret E-mail :
[email protected] 1
Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013
ABSTRAK-Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur pengembangan sekaligus menghasilkan produk modul elektronik berbasis POEI pada materi sistem indera di kelas XI SMA N 3 Ponorogo; (2) mengetahui kelayakan modul elektronik berbasis POEI pada materi sistem indera di kelas XI SMA N 3 Ponorogo; (3) mengetahui efektivitas keterterapan modul elektronik berbasis POEI pada materi sistem indera dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA N 3 Ponorogo. Rancangan penelitian yang digunakan mengacu kepada rancangan penelitian pengembangan modifikasi dari model pengembangan 4D dari Thiagarajan. Prosedur yang dimaksud meliputi 4 tahap yaitu, (1) pendefinisian (define), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (develop), (4) penyebaran (disseminate) tahap uji coba dan revisi produk. Uji coba dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu tahap pertama review dengan ahli modul dan media pembelajaran, ahli perangkat pembelajaran, serta ahli isi/ materi; tahap kedua dilakukan dengan uji coba praktisi, tahap ketiga uji coba produk kelompok kecil terhadap 15 siswa, tahap terakhir dengan uji coba lapangan dalam setting eksperimen terhadap 31 siswa. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pengembangan modul elektronik berbasis POEI telah dilaksanakan melalui prosedur pengembangan yang meliputi 4 tahap utama. 2) perolehan rata-rata penilaian hampir semua tahapan yaitu pada uji coba ahli total rata-rata keseluruhan adalah 3,70 dalam skala empat, nilai tersebut termasuk kategori “sangat baik”. Pada uji coba oleh praktisi total rata-rata keseluruhan adalah 3,50 dalam tabel skala empat, nilai tersebut termasuk “sangat baik”. Pada uji coba skala kecil total rata-rata keseluruhan adalah kategori 3,57 dalam tabel skala empat, nilai tersebut termasuk kategori “sangat baik”. 3) Efektifitas produk dapat dilihat melalui skor rata-rata posttest kelompok yang menggunakan modul elektronik berbasis adalah 81,40 dan skor rata-rata posttest kelompok yang tanpa menggunakan modul elektronik adalah 73,0. Hasil uji t hitung antar kelas menunjukkan nilai signifikansi 0,02, lebih kecil dari 0,05 (0,02<0,05) yang berarti antar kedua kelas mempunyai perbedaan yang signifikan. Kedua kelompok yaitu kelas yang menggunakan modul elektronik berbasis POEI dan kelas tanpa menggunakan modul elektronik memiliki prestasi belajar yang tidak sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan modul elektronik berbasis POEI terbukti efektif terhadap hasil belajar kognitif siswa dan dikategorikan sangat baik sehingga layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Biologi materi Sistem Indera. Kata Kunci: Modul elektronik, POEI, sistem indera, hasil belajar kognitif
konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan
juga merupakan suatu proses penemuan.
Sains, menunjukkan bahwa ilmu Sains
Biologi merupakan mata pelajaran
berperan sangat penting dalam kehidupan
yang dapat dipelajari secara nyata di alam,
manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan
namun banyak siswa menganggap pelajaran
dan teknologi saat ini, semakin memberikan
Biologi merupakan pelajaran yang sulit.
penguatan
dapat
Siswa merasa kurang mampu untuk belajar
meningkatkan kesejahteraan manusia dalam
Biologi. Salah satu kesulitan belajar Biologi
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat.
menurut siswa yaitu karena materi Biologi
Biologi merupakan salah satu bagian dari
cenderung banyak hafalan. Pada umumnya
ilmu
siswa
bahwa
Sains
penguasaan
ilmu
yang ilmu
Sains
berpengaruh
dalam
pengetahuan
dan
teknologi.
sikap
kurang
bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap
Seiring dengan perkembangan dunia
menampakkan
dalam
mengikuti
pembelajaran,
sehingga suasana kurang aktif, interaksi
pendidikan sekolah sebagai suatu institusi
antara guru dengan siswa atau siswa dengan
atau lembaga penyelenggara pendidikan
siswa sangat kurang, siswa cenderung pasif,
dituntut mampu menyiapkan anak untuk
hanya menerima saja apa yang diberikan
hidup dimasa depan. Anak didik harus
guru. Berkenaan dengan unsur-unsur yang
dibekali dengan modalitas belajar yang berdasar
pada
kemampuan
berpikir.
terdapat
dalam
pembelajaran
guna
Pembelajaran Sains di sekolah hendaknya
mendukung proses belajar, dibutuhkan
dapat diciptakan dalam suasana atau iklim
suatu fasilitas alat bantu dan modul
belajar yang menyenangkan, melibatkan
pembelajaran yang menarik serta dapat
semua siswa serta dapat membangkitkan
meningkatkan
minat, sikap, penampilan dan kreativitas
sebagai sarana pendukung yang mampu
siswa dalam menyampaikan ide atau
merangsang pembelajaran secara efektif
gagasan
yang
dan efisien, selain transformasi belajar
dipelajarinya. Biologi berkaitan dengan
secara konvensional (ceramah) di dalam
cara mencari tahu dan memahami tentang
kelas.
sesuai
dengan
apa
hanya
pengetahuan
penguasaan
yang
berupa
kumpulan fakta-fakta,
pembelajaran
Alat bantu belajar termasuk salah
alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan
kualitas
satu
unsur
dinamis
dalam
belajar.
Kedudukan alat bantu memiliki peranan yang penting karena dapat membantu
proses belajar siswa. Penggunaan alat
berakibat pada tidak efektifnya hasil belajar
bantu, bahan belajar yang abstrak bisa
kognitif mereka.
dikonkritkan dan membuat suasana belajar
Modul elektronik merupakan alat
yang tidak menarik menjadi menarik. Alat
atau sarana pembelajaran yang berisi
bantu atau modul untuk belajar mandiri
materi, metode, batasan-batasan dan cara
pada
mengevaluasi
era
kemajuan
teknologi
sangat
yang
dirancang
secara
dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
sistematis dan menarik untuk mencapai
Kemajuan teknologi membuat manusia
kompetensi yang diharapkan.
secara sengaja atau tidak sengaja telah dan Menurut Hamalik (2005:51) bahan
akan berinteraksi dengan teknologi. Media elektronika
sebagai
akibat
dari
perkembangan teknologi, mendapat tempat dan perhatian yang cukup besar bagi para siswa
dan
besar
pengaruhnya
terhadap
dengan
bahan
itu
para
siswa
dapat
mempelajari hal–hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Menurut Abdorrakhman Ginting (2007:152) bahan
perkembangan pendidikan. Untuk
ajar merupakan suatu unsur belajar, dimana
mengefektifkan
prestasi
belajar kognitif siswa maka dalam proses pembelajaran Biologi diperlukan antara lain yaitu fasilitas modul pembelajaran yang menarik serta dapat meningkatkan kualitas
ajar
adalah
rangkuman
materi
yang
diajarkan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak ataupun dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik verbal maupun tertulis. Metode pembelajaran POEI lebih
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 3 Ponorogo,
difokuskan
diketahui bahwa kebutuhan
bahan ajar
menemukan apa yang diprediksi, observasi,
menjadi faktor utama yang harus dipenuhi
eksperimen dan Interpretasi. Artinya bahwa
dalam pembelajaran. Siswa menampakkan
siswa
sikap bosan, jenuh dan cenderung pasif,
menerapkan atau menggunakan apa yang
hanya menerima apa yang diberikan guru
telah diketahui dalam situasi yang baru atau
tanpa
dapat memberikan kesimpulan terhadap apa
mengembangkan
ilmu
tersebut,
kepada
dituntut
apalagi menerapkan ilmu yang diproleh
yang
dalam
dieksperimenkan
kehidupan
sehari-hari
mereka.
Pemahaman siswa terhadap suatu konsep materi Biologi kurang mendalam sehingga
teruji.
siswa
kemampuannya
diprediksi,
diamati
sehingga
teori
dalam
dalam
dan dapat
Melalui metode ini siswa akan
Prosedur yang dimaksud meliputi 4 tahap
diberdayakan agar mau dan mampu berbuat
yaitu,
untuk memperkaya pengalaman belajarnya
perancangan (design), (3) pengembangan
(learning to do) melalui peningkatan
(develop), (4) penyebaran (disseminate)
interaksi dengan lingkungan fisik dan
tahap uji coba dan revisi produk.
sosialnya, sehingga mampu membangun
(1)
pendefinisian
Tahap
(define),
pendefinisian
(2)
meliputi
pemahaman dan pengetahuannya terhadap
analisis kondisi sekolah, analisis kurikulum
dunia di sekitarnya (learning to know). Dari
dan analisis siswa. Analisis kondisi sekolah
hasil interaksi dengan lingkungannya siswa
dilakukan melalui wawancara, observasi
dapat
dan
dan membagikan kuisioner terhadap guru
kepercayaan diri sekaligus membangun jati
dan siswa untuk mengumpulkan data
diri (learning to be).
tentang
membangun
pengetahuan
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sekaligus
prosedur
pengembangan
menghasilkan produk
bahan
ajar
yang
selama
ini
digunakan, kebutuhan akan bahan ajar, keluhan penggunaan bahan ajar, metode/
modul
pendekatan pembelajaran yang digunakan
elektronik berbasis POEI pada materi
di SMAN 3 Ponorogo dan berbagai hal
sistem indera di kelas XI SMA N 3
terkait kegiatan belajar mengajar di SMAN
Ponorogo; (2) mengetahui kelayakan modul
3 Ponorogo. Berdasarkan hasil wawancara,
elektronik berbasis POEI pada materi
observasi dan kuisioner analisis kebutuhan
sistem indera di kelas XI SMA N 3
diketahui bahwa penggunaan bahan ajar
Ponorogo;
efektivitas
khususnya modul tidak pernah digunakan
keterterapan modul elektronik berbasis
karena tidak tersedia. Selama ini bahan ajar
POEI pada materi sistem indera terhadap
untuk pegangan siswa berupa buku paket
hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA
yang bersifat konseptual yang dipinjamkan
N 3 Ponorogo.
oleh sekolah dan LKS di beli dari produk-
(3)
mengetahui
Metode Penelitian
produk di pasaran. Analisis materi mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Rancangan penelitian yang digunakan mengacu kepada rancangan penelitian pengembangan modifikasi dari model pengembangan 4D dari Thiagarajan.
kompetensi, kompetensi dasar dan silabus mata pelajaran Biologi materi sistem indera. Analisis siswa diperlukan pada awal perencanaan untuk menentukan ciri dan kemampuan siswa.
Dari tahap pendefinisian dilanjutkan dengan
tahap
perancangan,
guru dilakukan pada 2 orang guru mata
yakni
pelajaran Biologi SMAN 3 Ponorogo. Uji
merancang bahan ajar, yang dimulai dari
coba skala kecil siswa dilakukan pada 15
mendeskripsikan: (1) pemilihan format
orang siswa. Tujuan uji coba skala kecil
berdasarkan kriteria; (2) desain produk
adalah untuk mengumpulkan informasi
awal (prototype) dan (3) draf I berupa
yang dapat digunakan untuk memperbaiki
modul
produk dalam revisi 2.
elektronik
Pengembangan
berbasis
desain
POEI. awal
Setelah dilakukan uji coba skala
(prototype) modul elektronik berbasis POEI
kecil dan revisi 2 dihasilkan draft III yang
ini, selanjutnya dikonsultasikan ke validator
selanjutnya akan dilakukan penyebaran
untuk
(disseminate) atau uji coba lapangan dalam
divalidasi.
produk
Konsultasi
terhadap
produk yang akan diujicobakan, dilakukan dengan
pakar
untuk
setting eksperimen.
mendapatkan Data uji coba lapangan dalam
komentar, saran dan persetujuan. Sehingga prototype yang berupa produk awal ini menjadi sebuah produk modul elektronik berbasis
POEI.
Uji
coba
produk
pengembangan dilakukan terhadap:
ahli
modul
ahli
dan
media
pembelajaran,
perangkat pembelajaran dan materi.
Hasil
pengembangan
uji
ahli isi/
coba
terhadap
produk ahli
ini
setting eksperimen meliputi keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar dan sintaks model
POEI
eksperimen
(prediksi,
dan
observasi,
interpretrasi)
dalam
pembelajaran, efektifitas modul elektronik berbasis POEI, respon siswa terhadap produk pengembangan, dan daya tarik modul.
Efektifitas
Modul
Elektronik
Berbasis POEI diperoleh dari hasil skor
menghasilkan draft 1.
posttest aspek kognitif antara kelas XI IPA Tahap
selanjutnya
adalah
3 yang dalam kegiatan belajar mengajarnya
pengembangan (develop). Dalam tahap
menggunakan modul elektronik Berbasis
pengembangan ini yang pertama dilakukan
POEI dan kelas XI IPA 4 yang dalam
adalah merevisi draf 1 (revisi 1). Revisi 1
kegiatan
dilakukan berdasarkan hasil validasi dari
menggunakan modul
masing-masing ahli. Setelah dilakukan
Untuk melihat keefektifan produk modul
revisi 1 maka dihasilkan draf II, yang
ini dilakukan dengan menggunakan uji T,
selanjutnya akan diuji cobakan pada skala
untuk melihat apakah ada perbedaan yang
kecil guru dan siswa. Uji coba skala kecil
signifikan nilai yang diperoleh siswa yang
belajar
mengajarnya
tanpa
elektronik POEI.
menggunakan modul elektronik berbasis POEI dan tanpa modul elektronik.
Dalam penelitian ini data yang terkumpul
terdiri
atas
data
penilaian
Data pada saat analisis kebutuhan
pengembangan produk dan data hasil
adalah data kualitatif berupa hasil angket,
belajar siswa berupa nilai kognitif. Hasil
wawancara guru dan siswa. Data pada
penilaian
tahap uji ahli berupa data kualitatif yaitu
pengembangan
hasil
pada Tabel 1 dan Gambar 1.
penilaian
kelayakan/kualitas
ahli
terhadap
modul
elektronik
angket
tanggapan
siswa
1
terhadap
keterbacaan modul. Data uji coba dalam
2
setting eksperimen berupa data kuantitatif yaitu nilai prestasi belajar kognitif.
disajikan
No. Validator
dan ahli materi. Data pada tahap uji skala kecil berupa data kualitatif berupa hasil
seluruh
produk
rangkumannya
Tabel 1. Data Validasi Ahli
berbasis POEI dari ahli modul dan media pembelajaran, ahli perangkat pembelajaran
terhadap
3
Ahli Modul dan Media Pembelajaran Ahli Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, LKS dan Soal) Ahli Materi Biologi
Kategori Instrumen penilaian Sangat Lembar baik validasi Sangat baik
Baik
Analisis data pada saat analisis kebutuhan
dianalisis
secara
kualitatif.
Analisis data penilaian ahli dilakukan dengan teknik analisa teknik deskriptif kualitatif dan teknik deskriptif persentase. Data kualitatif yang diperoleh pada saat uji
Gambar 1. Penilaian Ahli Modul,
coba skala kecil dianalisis secara kualitatif kemudian dikonversi ke tabel skala 4. Data uji coba lapangan dalam setting eksperimen dianalisis menggunakan uji t. Uji Prasyarat analisis digunakan uji normalitas dan homogenitas.
Hasil Dan Pembahasan Deskripsi Data
Perangkat
Pembelajaran
dan
MateriRangkuman data hasil uji skala kecil dan persentase uji coba skala kecil disajikan pada Tabel 2, Gambar 2 dan Gambar 3.
Tabel 2. Data Uji Coba Kelompok Kecil No. 1 2 3
Subjek Uji Coba Siswa Guru Guru (keterlaksaan sintaks)
Kategori penilaian Sangat baik Sangat baik Baik
Instrumen Angket Angket Lembar Observasi
Berdasarkan uji normalitas p-value prestasi belajar kognitif untuk kelompok kelas tanpa modul elektronik lebih besar dari taraf
signifikansinya
(α=0,05),
maka
keputusan ujinya adalah menerima Ho. Berarti data prestasi belajar kognitif untuk kelompok kelas tanpa modul elektronik berasal dari populasi yang berdistribusi
Gambar 2. Persentase Uji Coba Skala Kecil (Siswa)
normal.
Hasil
uji
homogenitas
belajar
prestasi kognitif, menunjukkan bahwa harga p-value lebih besar dari taraf signifikansi (α = 0,05), jadi Ho diterima, yang berarti sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang
berdistribusi
dari
variansi
yang
homogen. Setelah semua uji prasyarat uji terpenuhi maka selanjutnya dilakukan uji t. Gambar 3. Persentase Uji Coba Skala Kecil Guru
Rangkuman data prestasi kognitif disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar 4.
Hasil Uji Statistik Sebelum
Berdasarkan melakukan
pengujian
Gambar
4
dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan skor rata-
ini
rata dari nilai post test kelompok yang
digunakan beberapa uji prasarat analisis
menggunakan modul elektronik berbasis
antara
POEI
efektifitas
modul
lain
homogenitas.
uji
pada
penelitian
normalitas
dan
uji
lebih
tinggi
dari
yang
tanpa
menggunakan modul elektronik. Skor ratarata post test kelompok yang menggunakan modul elektronik berbasis POEI adalah 81,4
dan skor rata-rata post test kelompok yang
jumlah
tanpa menggunakan modul elektronik adalah
ketuntasan belajar (KKM 70) keatas adalah
73,0.
sebanyak Untuk melihat efektivitas produk,
siswa
26
demikian
yang
siswa
dapat
berhasil
mencapai
(83,87%).
Dengan
disimpulkan
bahwa
dilakukan analisis ketuntasan belajar siswa.
penggunaan modul elektronik dalam uji coba
Berdasarkan analisis dari 31 siswa peserta uji
lapangan
coba lapangan di dalam setting eksperimen
setting
eksperimen
sudah
memenuhi kategori “sangat baik” dan layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif nilai kelompok yang menggunakan modul elektronik berbasis POEI dan kelompok yang tanpa menggunakan modul elektronik Jumlah Nilai Nilai Kelas Rerata SD Data Tertinggi Terendah Modul Elektronik POEI
31
97,5
60
81,4
10,6
Kontrol
32
95,0
50
73,0
10,4
Satu Biologi
kelas
dengan
diberi
pembelajaran
menggunakan
modul
elektronik berbasis POEI dan kelas lainnya tanpa menggunakan modul elektronik. Produk modul elektronik berbasis POEI
dikembangkan
menggunakan
modifikasi dari model pengembangan 4D dari Thiagarajan, yang meliputi 4 tahap
Gambar 4. Perbandingan rata-rata
yaitu,
Pembahasan
(1) Pendefinisian (define), (2)
Perancangan (design), (3) Pengembangan Penelitian penelitian
ini
merupakan
pengembangan
pada
jenis bidang
(develop), (4) Penyebaran (disseminate) tahap uji coba dan revisi produk.
pendidikan. Tempat penelitian di SMA Negeri
3
Ponorogo.
Sampel
yang
digunakan adalah 2 kelas yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.
Tahap pendefinisian (define) adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini mencakup
tiga langkah pokok yaitu analisis kondisi
Berdasarkan identifikasi kebutuhan bahan
sekolah, analisis kurikulum dan analisis
ajar menurut guru, terkumpul informasi
siswa (learner analysis). Analisis Kondisi
tentang bahan ajar yang diinginkan guru
Sekolah yaitu SMA Negeri 3 Ponorogo
yakni: (1) buku yang digunakan harus dapat
merupakan salah satu sekolah negeri terbaik
melatih
diantara tiga Sekolah Menengah Atas
pengetahuannya sendiri,
Negeri di Kecamatan Kota Ponorogo. Hasil
terlibat penuh dalam pembelajaran dan
input siswa di sekolah ini cukup tinggi.
memiliki relevansi dengan kehidupan nyata
Langkah dalam tahap pendefinisian (define) ini
sehingga mudah dipahami siswa; (2) sesuai
dimulai dengan studi literatur dan studi
dengan KTSP (kebutuhan siswa, sekolah
lapangan untuk
mengetahui kebutuhan
dan daerah); (3) mengikuti perkembangan
bahan ajar menurut guru dan siswa, yang
zaman, praktis; (4) tugas/ latihan yang
meliputi: (1) tanggapan guru dan siswa
dapat mengaktifkan siswa; (5) materi
terhadap bahan ajar yang digunakan; (2)
pelajaran dapat menarik minat siswa, jelas
kebutuhan bahan ajar menurut guru dan
dan mudah dipahami; (6) terdapat ilustrasi
siswa. Tanggapan guru antara lain ditinjau
gambar yang menarik dan (7) memberikan
dari kebahasaan bahan ajar yang selama ini
banyak kegiatan praktikum untuk siswa.
digunakan sulit diserap untuk siswa tingkat
Berdasarkan hasil wawancara dengan
SMA; tidak sesuai dengan kebutuhan bahan
siswa, bahan ajar yang diinginkan hendaknya:
ajar untuk siswa SMA karena dalam
(1) materinya lengkap, padat dan mudah
kegiatan pembelajarannya tidak melatih
dipahami; (2) sesuai dengan perkembangan
cara
ilmu
teknologi; (3) memiliki gambar/ ilustrasi
tersebut
yang menarik, sesuai dengan materi ajar;
siswa
membangun
pengetahuannya
sendiri;
sangat
mencantumkan kegiatan
sedikit
praktikum
siswa.
penyajian
materi
Guru
buku
mengatakan
kebahasaan
kurang
(4)
siswa
terlibat
pembelajaran
untuk
penuh dan
membangun siswa dapat
dalam
kegiatan
banyak
kegiatan
praktikum supaya tidak membosankan.
memotivasi atau kurang menarik perhatian
Tahap perancangan (design), yakni
siswa karena sumber materi dan contoh-
Peneliti
contoh yang digunakan tidak melatih siswa
pengembangan pembelajaran yang berupa
untuk membangun ilmu pengetahuannya
modul
sendiri. Begitu juga dengan materi tentang
menguji kelayakan produk dan efektivitas
sistem indera belum melibatkan siswa
produk.
secara total dalam kegiatan pembelajaran.
selanjutnya
kemudian
Kelayakan
menyusun
dilanjutkan
produk
produk
dengan
modul
elektronik berbasis POEI dimulai dari uji
coba skala kecil yang meliputi siswa dan
ahli modul dan media pembelajaran, uji ahli
guru. Skor total rata-rata uji coba skala
perangkat pembelajaran, dan uji ahli materi.
kecil siswa adalah 3,57, nilai tersebut
Perancangan bahan ajar, dimulai dari
termasuk dalam kategori sangat baik. Skor
mendeskripsikan: (1) pemilihan format
total rata-rata keseluruhan uji coba skala
berdasarkan kriteria; (2) desain produk awal
kecil guru diketahui bahwa adalah 3,5, nilai
(prototype) dan (3) Draf I. Kegiatan tahap
tersebut termasuk dalam kategori sangat
perencanaan (design) tersebut dilaksanakan
baik.
berikut: (1) pemilihan format berdasarkan
Tahap
penyebaran
(disseminate)
kriteria, (2) desain produk awal (prototype)
dilakukan
modul elektronik berbasis POEI, (3) draf I
menggunakan kelas XI IPA 3 sebanyak 31
Modul Elektronik Berbasis POEI, (4)
siswa.
validasi/Koreksi desain oleh pakar (expert
Berbasis POEI diperoleh dari asil skor
Judgmen)t. Total rata-rata keseluruhan
dalam
setting
Efektifitas
Modul
eksperimen
Elektronik
posttest aspek kognitif antara kelas XI IPA
setelah dilakukan uji coba ahli modul dan
3 yang dalam kegiatan belajar mengajarnya
media pembelajaran adalah 3,91, nilai
menggunakan modul elektronik Berbasis
tersebut termasuk dalam kategori sangat
POEI dan kelas XI IPA 4
baik. Skor total rata-rata keseluruhan
kegiatan
setelah
menggunakan
dilakukan
uji
ahli
perangkat
belajar
yang dalam
mengajarnya
modul
elektronik
tanpa POEI
pembelajaran adalah 3,85, nilai tersebut
diperoleh data dari kedua kelas tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik. Skor
setelah
total rata-rata keseluruhan uji ahli materi
Berdasarkan keseluruhan tahapan uji coba
adalah 3,34, nilai tersebut termasuk dalam
total rata-rata adalah 3,63. Nilai tersebut
kategori baik.
termasuk dalam kategori sangat baik. Hal
kegiatan
KBM
dilaksanakan.
Tahap pengembangan (develope) ini
ini dapat disimpulkan berarti ketepatan
yang pertama dilakukan adalah merevisi
pengembangan modul elektronik berbasis
draf 1 (revisi 1). Revisi 1 dilakukan
POEI pada meteri sistem indera dinilai “A”
berdasarkan hasil validasi dari masing-
dan layak digunakan. Gambaran grafik
masing
perangkat
perbandingan uji coba modul elektronik
pembelajaran, (b) modul elektronik berbasis
berbasis POEI dapat dilihat pada Gambar 5.
ahli
yaitu:
(a)
elektronik. Kedua, data uji coba skala kecil oleh guru dan siswa. Tahap selanjutnya uji
menggunakan modul elektronik memiliki prestasi belajar yang tidak sama. Keterlaksanaan
sintaks
POEI
kegiatan guru dan siswa menurut hasil pengamatan dapat berjalan sesuai dengan langkah-langkah POEI. Pelaksanaan di Gambar 5. Perbandingan Uji Coba Modul Elektronik Berbasis POEI
lapangan
dengan
menggunakan modul elektronik berbasis POEI
Efektivitas produk pengembangan
pembelajaran
diawali
dengan
sosialisasi
memberikan arahan mengenai hal-hal yang
diawali dengan uji prasyarat analisis yaitu
harus
uji normalitas dan homogenitas. Setelah
mengoperasikan
dilakukan kedua uji prasyarat tersebut
Kenyataan di lapangan siswa terlihat sangat
diperoleh kesimpulan data terdistribusi
bersemangat
normal dan homogen.
elektronik berbasis POEI sebagai sumber
Prestasi
belajar
Biologi
aspek
kognitif pada kelas yang menggunakan modul
elektronik
mempunyai
nilai
berbasis terendah
POEI
60,0, nilai
tertinggi 97,5, nilai rata-rata 81,4 dengan standar deviasi 10,68. Prestasi belajar aspek kognitif pada kelas kontrol mempunyai nilai terendah 50,0, nilai tertinggi 95,0, nilai rata-rata 73,0 dengan standar deviasi
dilaksanakan
siswa
modul
dalam elektronik.
menggunakan
modul
belajarnya. Modul elektronik selain dapat dioperasikan dengan menggunakan laptop yang
dimiliki
siswa,
juga
dapat
dioperasikan menggunakan handphone atau tabel PC jenis android, sehingga dimanapun siswa
berada
mereka
dapat
belajar
menggunakan modul elektronik berbasis POEI.
Dari
segi
keterbacaan,
modul
elektronik ini menggunakan huruf yang tingkat keterbacaannya jelas dan ukuran
10,4.
yang sesuai sehingga mudah untuk dibaca. Hasil uji t hitung antar kelas
Modul
elektronik
ini juga dilengkapi
menunjukkan nilai signifikansi 0,02 lebih
dengan gambar atau contoh untuk setiap
kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05) yang berarti
langkah–langkah dengan tampilan yang
antar kedua kelas mempunyai perbedaan
jelas. Selain itu, jika dikaitkan dengan
yang signifikan.
perkembangan teknologi saat ini, peran
Kedua kelompok yaitu
kelas yang menggunakan modul elektronik berbasis
POEI
dan
kelas
tanpa
modul
elektronik
ini
adalah
dapat
memasukkan
teknologi
sebagai
media
Observasi,
Eksperimen,
belajar sehingga secara tidak langsung
Modul
siswa telah berinteraksi dengan teknologi
dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan
artinya
dapat
Pembelajaran (RPP) bagi guru sebagai
dalam
pembelajaran
menggunakan
komputer
khususnya
mata
pelajaran Biologi.
berbasis
POEI
ini
petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Modul elektronik berbasis POEI selain
elektronik
Interpretasi).
memiliki
beberapa
keunggulan-
sebagai suplemen bagi siswa. Keterbatasan Penelitian
keunggulan di atas juga memiliki beberapa
Penelitian telah diupayakan semaksimal
kelemahan-kelemahan antara lain: khusus
mungkin untuk mengembangkan produk
bagi siswa yang mempunyai gangguan
modul elektronik berbasis POEI . Namun
penglihatan
berbasis
dalam pelaksanaan penelitian tidak terlepas
POEI dapat memberikan efek yang tidak
dari keterbatasan. Keterbatasan tersebut
nyaman
dalam
dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hal-
pengoperasiannya mereka harus kontak
hal berikut ini yang menjadi keterbatasan
langsung
atau
penelitian ini: (1) pembelajaran dengan
komputer setiap kali menggunakan. Modul
menggunakan modul elektronik berbasis
elektronik
POEI merupakan hal yang baru bagi siswa,
modul
pada
elektronik
mata,
dengan
dalam
karena
layar
laptop
pengoperasiannya
membutuhkan daya energi listrik untuk
sehingga
menyalakan laptop atau komputer, sehingga
menggunakan modul elektronik sebagai
siswa akan sangat kesulitan jika tidak
mereka
belum
terbiasa
salah satu sumber belajar mereka. (2)
mempersiapkannya dari rumah dengan cara
tingkat kejujuran siswa dalam mengerjakan
men-charge baterai laptop mereka, apalagi
tes prestasi ataupun pada angket belum
seandainya suatu saat terjadi mati lampu.
maksimal. (3) kedisiplinan siswa ketika
Suatu saat ketika di lapangan, laptop salah
akan
satu siswa mengalami drop baterai, karena
kurang, sehingga waktu yang dibutuhkan
mereka lupa tidak men-charge di rumah,
untuk pelaksanaan praktikum menjadi lebih
sehingga proses pembelajarannya menjadi
lama dari waktu yang telah direncanakan.
melaksanakan
praktikum
masih
terhambat. Kesimpulan Produk
yang
dihasilkan
dalam
penelitian pengembangan ini berupa modul elektronik yang bernuansa POEI (Prediksi,
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan: (1) produk modul elektronik
POEI sudah memenuhi kategori “sangat
berbasis
baik” dan layak digunakan dalam kegiatan
POEI
menggunakan
dikembangkan
modifikasi
dari
model
belajar
mengajar
kompetensi
dasar
pengembangan 4D dari Thiagarajan, yang
menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi
meliputi 4 tahap yaitu,
(a) pendifinisian
dan proses serta kelainan/penyakit yang
(define), (b) perancangan (design), (c)
dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
pengembangan (develop), (d) penyebaran
(saraf, endokrin dan penginderaan).
(disseminate) tahap uji coba dan revisi produk.
(2)
produk
diajukan beberapa rekomendasi sebagai
dari
berikut: (1) dalam pelaksanaan kegiatan
perolehan rata-rata penilaian hampir semua
belajar mengajar, baik bagi guru maupun
tahapan
siswa
pengembangan
kelayakan
Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat
dengan
diketahui
skor
total
rata-rata
keseluruhan adalah 3,63 dalam tabel skala empat, nilai tersebut termasuk kategori “sangat
baik”.
(3)
efektifitas
produk
diharapkan
mempelajari
dan
memahami terlebih dahulu bagian dari modul elektronik berbasis POEI; (2) untuk kegiatan
belajar
mengajar
pengembangan dari skor rata-rata post test
seluruh
siswa,
masing-masing
kelompok
modul
mengoperasikan komputer supaya dapat
elektronik berbasis POEI adalah 81,45 dan
mencoba dan menikmati modul elektronik
skor rata-rata posttest kelompok yang tanpa
berbasis POEI; (3) pemanfaatan modul
menggunakan modul elektronik adalah
elektronik berbasis POEI ini tidak terbatas
73,00. Hasil uji coba dengan menggunakan
pada kegiatan belajar mengajar di sekolah
uji t hitung antar kelas menunjukkan nilai
saja, tetapi juga dapat dilakukan di rumah
signifikansi 0,02 < 0,05 yang berarti antar
atau tempat lain; (4) modul elektronik
kedua kelas mempunyai perbedaan yang
berbasis POEI ini sebaiknya digunakan
signifikan.
dalam proses pembelajaran Biologi karena
yang
yang
menggunakan
Kedua kelompok yaitu kelas
menggunakan
berbasis
POEI
modul
dapat menarik minat siswa dan terbukti efektif terhadap prestasi belajar; (5) dengan
menggunakan modul elektronik memiliki
adanya pengembangan modul elektronik ini
prestasi
sama.
maka perlu adanya tindak lanjut yang lebih
Berdasarkan analisis dari 31 siswa peserta
mendalam untuk materi pembelajaran yang
uji
coba
eksperimen
yang
lapangan dapat
penggunaan modul
di
kelas
dapat
tanpa
belajar
dan
elektronik
diupayakan
tidak
dalam
setting
sesuai
disimpulkan
bahwa
kompetensi; (6) modul yang dikembangkan
elektronik
berbasis
dengan
indikator
pencapaian
belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan akan sumber belajar mata pelajaran Biologi khususnya kelas XI IPA sehingga perlu
Purwanto
dkk.
Pengembangan
Modul.
PUSTEKKOM Depdiknas: Jakarta. Sugiyono.2006.
Metode
Penelitian
dilakukan penambahan untuk kompetensi
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
dasar yang lain; (7) sangat diharapkan
Alafabeta, Bandung.
adanya
pengkajian
ilmiah
tentang
implementasi hasil pengembangan modul elektronik ini agar dapat digunakan secara
Sugiyono.2012.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Alafabeta: Bandung. Thiagarajan. Instructional Development
lebih efektif.
For Training Teachers of Exceptional
Daftar Pustaka
Children. Indiana University: Indiana. Arikunto, Suharsismi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara:
Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang
Jakarta. Bloom,
B.
Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan
S.
1981.
Taxonomy
of
Educational Objectives. New York:
Standar
Penilaian
Pendidikan.
(Online),
(http://www.p4tkipa.net),
diakses 26 Mei 2013.
Longman Inc. _____Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun Budiyono.
2004.
Statistika
untuk
Penelitian. Surakarta: UNS Press. Depdiknas,
2003.
Pedoman
2005
tentang
Standar
Proses.
(Online), (ftp://ftp.unm.ac.id), diakses
Khusus
5 Oktober 2012.
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
Pelajaran
Pendidikan
IPA.
Direktorat
Menengah
Umum:
dan
Penilaian
Ranah
Kognitif.
Jakarta: Depdiknas Dirjendikdasmen.
Jakarta. Depdiknas, 2003. Undang-undang Standar Pendidikan
Nasional
Direktorat
Pendidikan
No.
20.
Menengah
Oemar.
______.2007. Bahan
Panduan Ajar.
Pengembangan
Jakarta:
Direktorat
PSMA. ______.2008. Pengolahan dan Analisis
Umum: Jakarta. Hamalik,
______.2005. Pengembangan Instrumen
2004.
Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.
Data Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. ______.2008. Teknis Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
______.2010.
Juknis
Penyusunan
Rancangan Penilaian Hasil Belajar
SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.