PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS Oleh Dosen Pembimbing
: Kd. Ayu Novita Prahastha Dewi : Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg.
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Karangasem
Besarnya kontribusi dalam pembentukan PDRB
Mata pencaharian penduduk sebagian besar bekerja sebagai petani (50,61%)
Kecenderungan penggunaan lahan pertanian yang masih tinggi
Adanya arahan pengembangan sektor pertanian yang merujuk pada konsep agribisnis
Akan tetapi, pada kenyataannya, teknologi penanganan pasca panen belum bisa dilakukan dengan baik, sehingga hasil pertanian belum mampu menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Kondisi ini menyebabkan hasil pertanian tidak memiliki nilai tambah sehingga penduduk yang bekerja sebagai petani belum menikmati hasil yang maksimal
Dibutukan suatu pengembangan wilayah yang dapat memaksimalkan potensi pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan melalui pendekatan agribisnis.
Pendekatan agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas
RUMUSAN MASALAH Adanya potensi pada sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan yang cukup besar tetapi belum mampu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Potensi – potensi tersebut belum termanfaatkan secara optimal dan belum terkelola melalui sebuah teknologi pasca panen sehingga belum mampu menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian belum menikmati hasik yang maksimal walaupun sektor pertanian merupakan sektor yang unggul di Kabupaten Karangasem. Dibutukan suatu pengembangan wilayah yang dapat memaksimalkan potensi pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan melalui pendekatan agribisnis
Bagaimanakah pendekatan agribisnis dapat diterapkan dalam pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Karangasem untuk meningkatkan nilai tambah?
TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN: Merumuskan arahan pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Karangasem melalui pendekatan agribisnis.
SASARAN 1. Menganalisa komoditas unggulan sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Karangasem 2. Menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai tambah komoditas unggulan 3. Menentukan kegiatan pasca panen subsistem agribisnis hilir pada komoditas unggulan terpilih 4. Merumuskan arahan pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Karangasem
Peta Ruang Lingkup Wilayah Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH KONSEP AGRIBISNIS
SINTESA TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian positivism. Pendekatan tersebut
digunakan dalam menguji empiric objek spesifikasi, berpikir tentang empiric objek spesifikasi, berpikir tentang empiric yang teramati, yang terukur dan dapat dieliminasi serta dapat dimanipulasi, dilepaskan dari satuan besarnya (Muhadjir, 1990)
Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Variabel Penelitian & Definisi Operasional
Teknik Analisis 1.
Analisa Komoditas Unggulan Analisis LQ (Location Quotient) dan Analisis Shift – Share Digunakan untuk mengetahui komoditas basis dan non basis dalam suatu wilayah. Digunakan untuk menganalisa indikator kegiatan ekonomi seperti produksi komoditas sektor tertentu pada suatu wilayah. Untuk mengetahui tingkat daya saing masing – masing wilayah terkait komoditas unggulan subsektor tanaman pangan maka perlu melihat dengan kemajuan produksi masing – masing kecamatan di Kabupaten Karangasem.
2.
Menentukan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Unggulan. Pada sasaran ini, dilakukan analisa Delphi terhadap variabel – variabel dari studi literature dan teori – teori yang ada.
Responden yang digunakan dalam analisis ini adalah responden yang berasal dari purposive sampling. Berdasarkan analisa stakeholder, didapat responden untuk anaisa Delphi sebagai berikut:
a) Pemerintah (Bappeda Kabupaten Karangasem & Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Karangasem) b) Masyarakat (Ketua Gapoktan Tunjung Mekar dan Ketua Gapoktan Sila Karana serta Akademisi) c) Swasta (Pengelola usaha berbasis pertanian tanaman pangan dan pemilik UKM di Kabupaten Karangasem). Dari sintesa teori yang dilakukan di bab sebelumnya, variabel – variabel yang akan diidentifikasi antara lain: a)
Kapasitas produksi
b)
Penggunaan Teknologi
c)
f)
Harga jual produk
Jumlah tenaga kerja
g)
Kuantitas bahan baku
d)
Upah tenaga kerja
h)
Harga bahan baku
e)
Kualitas tenaga kerja
i)
Kualitas bahan baku
f)
Kualitas produk
3.
Penentuan Kegiatan Pasca Panen Subsistem Agribisnis Hilir pada Komoditas Unggulan Terpilih Identifikasi jenis kegiatan agribisnis komoditas unggulan bertujuan untuk mengetahui jenis kegiatan pasca panen
apa saja yang dapat dilakukan di wilayah penelitian. Sesuai dengan literature yang telah dibahas sebelumnya, kegiatan pasca panen meliputi: a) b)
Kegiatan penanganan primer Kegiatan penanganan sekunder
Dalam analisa ini digunakan analisa Expert Judgement dari studi literature kegiatan pasca panen apa saja yang bisa dilakukan untuk komoditas unggulan baik yang sudah dilakukan di wilayah studi ataupun yang sudah dilakukan di wilayah lainnya. Analisa ini menggunakan data wawancara dari responden yang merupakan stakeholder terkait. Dengan expert judgement, dapat ditentukan jenis kegiatan pasca panen komoditas unggulan. Responden yang ditentukan berdasarkan kriteria
peneliti adalah : a) Bappeda Kabupaten Karangasem b) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Karangasem d) Masyarakat (Ketua Gapoktan Tunjung Mekar)
4.
Merumuskan Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Karangasem. Tahap analisis terakhir adalah merumuskan arahan pengembangan komoditas
unggulan Kabupaten Karangasem. untuk tahap ini, digunakan analisa descriptive kualitatif sebagai sarana untuk memperoleh arahan pengembangan. Dalam analisa ini, digunakan literature terkait yang nantinya dibandingkan dengan hasil analisa sasaran sebelumnya dan
kondisi eksisting wilayah penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KARANGASEM
Aspek Geografis dan Administratif Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Laut Bali : Samudra Indonesia : Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng : Selat Lombok
Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 Kecamatan, 3 3 3 Kelurahan, 75 Desa, 581 Banjar Dinas/Lingkungan, 190 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. Berikut merupakan luas masing – masing wilayah Kecamatan:
DEMOGRAFI
PENGGUNAAN LAHAN
Produksi Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem
Sumber: Kabupaten Karangasem Dalam Angka tahun 2012
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisa Komoditas Unggulan Subsektor Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem 1)
Analisis LQ
Perhitungan menggunakan
LQ data
dilakukan jumlah
dengan produksi
komoditas subsektor tanaman pangan yang telah dikonversi ke dalam nilai rupiah. Hasil perhitungan dengan nilai LQ>1 pada
komoditas tertentu menunjukan komoditas tersebut basis. Berikut merupakan hasil analisis LQ:
2)
Analisis Shift – Share
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui daerah atau kecamatan mana saja yang memiliki daya saing, tingkat pertumbuhan dan progresifitas tinggi pada sektor atau komoditas tertentu. Penilaian terhadap ketiga syarat tersebut digunakan
untuk
mengetahui komoditas
potensial apa sajakah yang sesuai untuk dikembangkan di
Kabupaten
Karangasem
dengan
pendekatan
agribisnis. Berikut merupakan hasil tabulasi PPW, PP
dan PB:
Hasil Tabulasi Analisis LQ dan SS
Daftar Komoditas Unggulan Menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem
Peta Komoditas Unggulan Padi di Kabupaten Karangasem
Peta Komoditas Unggulan Ubi Kayu di Kabupaten Karangasem
Peta Komoditas Unggulan Kacang Kedelai di Kabupaten Karangasem
Penentuan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Unggulan 1.
Stakeholder yang terlibat adalah : • Pemerintah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura & BAPPEDA Kabupaten Karangasem) • Swasta (Pemilik UKM &Pemilik Industri Tempe) • Masyarakat (Ketua Gapoktan Tunjung Mekar dan Ketua Gapoktan Sila Karana serta akademisi).
2.
Pada analisis Delphi, terjadi 2 kali tahap iterasi dan terdapat 2 penambahan variabel baru yaitu: Manajemen Pengolahan dan Manajemen Pemasaran.
Hasil Analisis Delphi
Penentuan Jenis Kegiatan Pasca Panen Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem 1.
Stakeholder yang terlibat adalah : • Pemerintah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura & BAPPEDA Kabupaten Karangasem) • Masyarakat (Ketua Gapoktan Tunjung Mekar).
Hasil Analisis Expert Judgement
Hasil Analisis Expert Judgement
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Beras di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Kue Basah dan Kue Kering di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Kerupuk di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Tepung di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Dedak di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Sekam di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Pakan Ternak di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Tape di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Gaplek di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Sawut di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Tahu, Tempe dan Susu di Kabupaten Karangasem
Peta Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Bungkil di Kabupaten Karangasem
Merumuskan Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Karangasem dengan Pendekatan Agribisnis
Dalam tahapan ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif
sebagai sarana untuk memperoleh arahan pengembangan tersebut. Sumber – sumber yang dibandingkan dalam analisis ini adalah kondisi eksisting di wilayah studi, serta kebijakan dan teori yang mendukung dan tinjauan
stakeholder .
Arahan Pengembangan Komoditas Padi Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem Kegiatan Penanganan Primer
Kegiatan Penanganan Sekunder •
• • • • •
Pemanenan Perontokan Pengeringan Penyimpanan Penggilingan
•
Pengadaan alat dan mesin pemanenan, perontokan dan pengeringan di Kecamatan Selat, Bebandem dan Manggis. Mengoptimalkan penggunaan gudang dan RMU di Kecamatan Selat, Bebandem dan Manggis.
•
• • •
Industri Pengolahan Beras, di Kecamatan Bebandem, Manggis, Selat, Karangasem dan Sidemen. Industri Pengolahan Panganan (Kue Basah, Kue Kering, Kerupuk dan Tepung Beras), di Kecamatan Karangasem, Bebandem, Rendang dan Selat. Industri Pengolahan Dedak, di Kecamatan Karangasem dan Manggis. Industri Pengolahan Sekam, di Kecamatan Karangasem, Bebandem, Manggis, Selat, Rendang, Sidemen & Abang.
Faktor yang Harus di Perhatikan: 1. Teknologi: Perbaikan mutu beras, pengadaan alat penepung dan perbaikan sistem penggilingan gabah. 2. SDM: Peningkatan mutu dan kualitas SDM dengan pemberdayaan masy. 3. Produk Olahan: Peningkatan kualitas produk olahan dengan menerapkan standar praktek berkelanjutan memberikan pelatihan terhadap masyarakat seperti cara pemilihan dan pengolahan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik 4. Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas padi dengan pembudidayaan bibit varietas unggul. 5. Pasar: Perluasan jaringan pasar dengan sistem informasi dan melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta.
Arahan Pengembangan Komoditas Ubi Kayu Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem Kegiatan Penanganan Primer • • • •
Pemanenan Pengupasan Pencucian Penyimpanan
•
Memperhatikan umur tanaman dan kenampakan fisik sebelum pemanenan. Peningkatan kualitas sarana pengupasan dan kualitas wadah penyimpanan ubi kayu di Kecamatan Kubu. Pengadaan fasilitas pencucian dan tempat penyimpanan ubi kayu berupa gudang di Kecamatan Kubu
•
•
Kegiatan Penanganan Sekunder • • • •
Industri Pengolahan Pakan Ternak, di Kecamatan Kubu, Manggis dan Karangasem. Industri Pengolahan Tape, di Kecamatan Karangasem, Kubu dan Selat. Industri Pengolahan Gaplek, di Kecamatan Karangasem dan Kubu. Industri Pengolahan Tepung Kasava, di Kecamatan Abang dan Kubu.
Faktor yang Harus di Perhatikan: 1. Teknologi: Pengadaan alat pengeringan gaplek dan pengembangan tepung kasava dengan metode fermentasi. 2. SDM: Peningkatan mutu dan kualitas SDM dengan pemberdayaan masy. 3. Produk Olahan: Peningkatan kualitas produk olahan dengan menerapkan standar praktek berkelanjutan memberikan pelatihan terhadap masyarakat seperti cara pemilihan dan pengolahan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik 4. Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas ubi kayu dengan pembudidayaan bibit varietas unggul. 5. Pasar: Perluasan jaringan pasar dengan sistem informasi dan melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta.
Arahan Pengembangan Komoditas Kacang Kedelai Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem Kegiatan Penanganan Primer
Kegiatan Penanganan Sekunder
• • • • •
Pengeringan Brangkasan Pembijian atau Pemolongan Pembersihan Pengemasan dan Pengangkutan Penyimpanan
•
•
Pengadaan alat pengeringan brangkasan, mesin pembijian, mesin pembersih dan gudang penyimpanan di Kecamatan Manggis. Peningkatan kualitas wadah pengemasan dan tempat penyimpanan kacang kedelai.
Faktor yang Harus di Perhatikan: 1. SDM: Peningkatan mutu dan kualitas SDM dengan pemberdayaan masy. 2. Produk Olahan: Peningkatan kualitas produk olahan dengan menerapkan standar praktek berkelanjutan dan memberikan pelatihan terhadap masyarakat seperti cara pemilihan dan pengolahan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik. 3. Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas Kacang Kedelai dengan pembudidayaan bibit varietas unggul. 4. Pasar: Perluasan jaringan pasar dengan sistem informasi dan melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta.
•
•
Industri Pengolahan Tahu, Tempe dan Susu, di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. Industri Pengolahan Bungkil, di Kecamatan Manggis dan Karangasem.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis, jenis komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk dalam sektor pertanian adalah komoditas padi di Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Selat; ubi kayu di Kecamatan Kubu; dan kacang kedelai di Kecamatan Manggis.
Agar dapat meningkatkan perekonomian wilayah, maka komoditas unggulan kemudian diolah agar memiliki nilai tambah. Faktor – faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas adalah faktor produksi (kapasitas produksi); faktor sumber daya manusia (jumlah tenaga kerja, kualitas tenaga kerja dan upah tenaga kerja); faktor produk olahan (kualitas produk olahan, harga jual produk olahan dan manajemen pengolahan), faktor bahan baku (kuantitas bahan baku, kualitas bahan baku dan harga bahan baku); dan faktor pasar (manajemen pemasaran).
Arahan pengembangan komoditas unggulan pertaniannya, yaitu mengembangkan kegiatan pasca panen dan pengolahan di dalam wilayah cluster komoditas padi, ubi kayu dan kacang kedelai.
REKOMENDASI
Dalam studi lanjut, diperlukan penelitian lain terhadap sarana produksi pertanian (agribisnis hulu) sehingga dapat terintegrasi dengan agribisnis hilir, yaitu kegiatan pasca panen dan kegiatan pengolahannya.
Selain itu, diperlukan juga penelitian lebih lanjut tentang penentuan lokasi pengembangan agribisnis hilir secara spesifik sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing – masing kecamatan di Kabupaten Karangasem.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH