PENGEMBANGAN IPTEK DAERAH DALAM RANGKA INOVASI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Oleh
Tusy A. Adibroto Sekretaris DRN
Pertemuan Dewan Riset Daerah Provinsi Bengkulu Bengkulu, 10 Oktober 2011 1
I KONDISI PENGEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA 1. Hasil – hasil iptek cukup banyak, tapi sedikit yang sampai tahap implementasi (diadopsi oleh industri untuk komersialisasi & dimanfaatkan langsung oleh masyarakat).
Di Adopsi dari: Management of Innovation, Prof. R. O'Callaghan.. http://www.siks.nl/map_IO_Archi_2006/ocallaghan2.PDF
Abad ke-21 adalah abad keunggulan, dan kunci sukses untuk mencapai itu adalah inovasi. Kita memerlukan inovasi untuk memerangi kebodohan, untuk mengentaskan kemiskinan, untuk memacu pertumbuhan dan produktivitas, dan untuk menjadi bangsa yang terhormat, maju dan kompetitif. (Buku Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat, KRT 2011)
2
2.
Rendahnya adopsi oleh industri & pemanfaatan hasil riset : akibat terbatasnya kualitas dan intensitas komunikasi antara lembaga penghasil (universitas & lembaga riset) dengan pengguna teknologi (industri atau masyarakat).
Sumber : B. Lakitan (2011) 3
3.
Rendahnya interaksi antara para penghasil iptek sehingga capaian hasil terbatas baik lingkup maupun jangkauannya
Sumber : DRN (2008)
• Ada sebelas (11) judul riset yang terkait yang dilakukan oleh sembilan (9) lembaga yang dilakukan tanpa koordinasi • Jika dikoordinasikan, dari sub judul yang ada penelitian yang dilakukan dapat saling mengisi dan melengkapi 4
4.
Pendekatan pengembangan iptek lebih banyak bersifat ‘supply-push’ yaitu tidak berdasarkan kebutuhan nyata dari pengguna teknologi → kesesuaian teknologi dengan kebutuhan nyata membuka peluang lebih besar agar teknologi tersebut diadopsi.
5.
Upaya pemenuhan kebutuhan suatu produk teknologi belum berdasarkan potensi sumber daya (bahan baku dan SDM) lokal sehingga sulit menjadi suatu unggulan lokal
6.
Belum terciptanya ekosistem yang kondusif antara lain melalui regulasi dan kebijakan yang tepat & konsisten serta pendanaan yang memadai
7.
Belum berkembangnya dengan baik fasilitas – fasilitas yang terkait pengembangan iptek a.l S & T Park (tempat bertemunya penghasil dan pengguna teknologi), Pusat – pusat Unggulan Inovasi di berbagai daerah.
5
II INOVASI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT Peran Pemerintah terhadap Proses Inovasi “Innovation means technologies or practices that are new to a given society, and being diffused in that economy or society. This point is important: what is not disseminated and used is not an innovation”
Menyiangi rumput liar
(The World Bank, Innovation Policy, 2010)
Sumber : Idwan S, 2011 6
Perlu dikembangkan upaya sinergi secara konsisten KONTRIBUSI ANGGOTA
TUJUAN BERSAMA
MASYARAKAT
WILAYAH SINERGI FUNGSIONAL Catatan : bentuk sinergi berupa Konsorsium/kolaborasi merupakan sarana bersama dan bukan tujuan akhir bagi para pihak; bersifat fleksibel dan mempunyai tujuan / sasaran bersama 7
Kunci Sukses Konsorsium / Kolaborasi
Shared Goal Adequate Collective Capacity Implementable Strategy
Strong Leadership Good Governance
[1] mempunyai tujuan / sasaran bersama yang jelas dan disepakati semua anggota (clear shared goal) serta sesuai dengan realita kebutuhan atau persoalan publik (demand-driven); [2] sinergi anggota mampu membangun kapasitas kolektif yang cukup (adequate collective capacity) untuk mencapai tujuan / sasaran bersama; [3] mempunyai strategi yang tepat dan implementatif (implementable strategy); [4] dikoordinir oleh figur kepemimpinan yang kuat (strong leadership), terutama pada fase awal; dan [5] secara konsisten dikelola berdasarkan prinsip – prinsip tata kelola yang baik (good governance) 8
Manfaat Konsorsium / Kolaborasi 1. Meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta biaya dalam upaya mencapai tujuan 2. Membuka peluang untuk mendapatkan capaian yang lebih besar / signifikan, yang tidak mungkin dicapai masing – masing anggota secara individual 3. Meningkatkan intensitas komunikasi dan interaksi antara aktor inovasi yang menjadi modal dasar untuk mewujudkan / memperkuat sistem inovasi.
9
III PENGEMBANGAN BERBAGAI FASILITAS KEGIATAN INOVASI 3.1 Dua (2) opsi membangun pusat unggulan inovasi : 1.
Pengembangan lembaga tunggal yang memperkaya tugas dan fungsinya sebagai Pengembang Teknologi • KEBUTUHAN PERSOALAN NYATA • REGULASI YANG BERLAKU
EKSTERNAL INTERNAL
R&D CAPACITY • Relevansi • Kualitas • Produktifitas
• SDM • SARANA & PRASARANA • ALOKASI DANA
→ 3 Kapasitas yang harus dimiliki lembaga litbang (B. Lakitan, 2011)
10
2.
Membentuk konsorsium yang terdiri dari lembaga pengembang & pengguna teknologi
MASYARAKAT
Konsorsium Aktor Inovasi
11
3.2 Penyiapan S & T Park -
-
-
Merupakan wahana untuk meningkatkan frekuensi dan intensitas interaksi antara pengembang dan pengguna sehingga semakin dapat mewadahi kebutuhan pengguna (termasuk diletakkannya lembaga – lembaga intermediasi teknologi) dan terkait pembentukan klaster industri Lembaga intermediasi : gerbang untuk partisipasi lembaga pengguna teknologi (terutama untuk pengembangan industri berbasis teknologi) Contoh : untuk level nasional : PUSPIPTEK → I - STP
12
Metamorfosis Puspiptek menjadi I - STP 13
IV PENGUATAN SIDa* MENUJU INOVASI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT Skenario Sinkronisasi Penguatan SIDa RPJPD
Kerangka SIDa
RPJMD
Pragmatisa si RPJMD
• •
Landasan legal pembangunan yang sangat kuat Multi rejim – multi generasi (periode)
• •
Landasan legal pembangunan yang kuat Satu rejim – satu generasi (periode)
•
Perlu landasan legal pembangunan PENGUAT untuk memperkuat Perlu LEADERSHIP yang sangat kuat agar dapat diimplementasikan secara kongkrit dan memberikan dampak Perlu COLLECTIVE LEADERSHIP untuk operasionalisasi Perlu starting points yang tepat sebagai MILESTONES PENGUNGKIT YANG DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK SIGNIFIKAN
•
•
Penguatan sistem inovasi menjadi agenda penting dalam dokumendokumen strategis legal daerah.
•
*) SIDa : Sistem Inovasi Daerah 14
Strategi Pengembangan SIDa A. Dokumen Acuan Utama 1. VISI Pembangunan Daerah yang jelas, dan diterjemahkan menjadi TUJUAN DAN PROGRAM (untuk Jangka Menengah dan Panjang) yang didukung oleh komitmen bersama : terdokumentasi, Living Document - fine tuning (TAPI kandungan utama yang disepakati TETAP), Dokumen Bertingkat (Rencana Strategis, Rencana Koordinatif, Rencana Implementatif) 2. Indikator Capaian : dalam rangka mendukung penguatan daya saing B. Konsensus BANGUN SEBUAH KONSENSUS akan (arti) pentingnya SIDa diantara Pelaku Kunci Inovasi di Daerah : Peningkatan Pemahaman Masyarakat dan Kerjasama Para Pihak → Hubungan kerja antara dinas dan dinas – dinas dengan Perguruan Tinggi C. Database Daerah 1. Data (Potensi) SD Daerah : sumberdaya utama dan pendukung Produk budaya lokal/unggul dan unik 2. Kekayaan intelektual / KI, Traditional Knowledge / TK) : pemanfaatan invensi yang telah ada Sumber : Syahrul A, 2011
15
Strategi … (lanj.) D. Investasi Daerah untuk Pembangunan IPTEK : Peningkatan Investasi, Bangun model – model kerjasama antara Perguruan Tinggi di Daerah, Lemlitbang , Dinas, dan Swasta (IKM) di daerah E. Pengembangan Bertahap • Memperhatikan keterbatasan yang ada • Produk untuk lokal • Produk lokal yang sudah ada didorong untuk nasional, regional F. Innovation Intermediary contoh : inkubator (dalam upaya mendorong membangun Produk Unggulan Daerah) G. Penguatan Jejaring Inovasi Masyarakat Daerah (JIMAD) Anggota Jejaring : Grassroots Innovators, Lemlitbang, Collaborators – UMKM / IMKM / Masyarakat, Incubation partners (misal : Investor, Bank Daerah, Modal Ventura,dsb), Mentors (manajemen) : misal Perguruan Tinggi, Pemda (fasilitator) : dinas - dinas . Sumber : Syahrul A, 2011
16
Tahapan Penguatan SIDa
TAHAPAN
TARGET
LEVEL
PRAKARSA
Mengembangkan kerangka legal penguatan SIDa
Propinsi
IMPLEMENTASI
Success Story
Kabupaten/ Kota
PENDALAMAN
Penguatan Kompetensi Daerah
Propinsi
17
Kerangka Strategi Pentahapan Umum Bagi Daerah Memprakarsai Pengembangan Klaster-klaster Industri Spesifik dan SIDa
Menjadi “Pemain Khusus” dalam Pasar Nasional, Regional dan/atau Internasional
Bersaing Atas Dasar Murahnya Tenaga Kerja dan/atau SDA di Daerah
Pengembangan Posisi Spesifik dalam “Relung” Ekonomi tertentu: Segmen “Antardaerah dan Nasional dan/atau Regional/Internasional”
Membangun Klasterklaster Industri Spesifik dan SIDa yang Kuat
Menjadi “Pemain Utama” dalam Pasar Global
Perluasan Produksi dalam Sektor Lain yang Memiliki Biaya Rendah atau Melimpahnya SDA Daerah
Penghimpunan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Potensi Spesifik Terbaik Setempat (Sosial, Ekonomi Budaya)
Perluasan Pelayanan Pasar Nasional, Regional (Antarnegara) dan/atau Internasional
Memperkuat Klaster-klaster Industri Spesifik dan SIDa dalam Konteks Global
Posisi Saat Kini
Sumber : T. Taufik (2011)
Tahap Awal
Tahap Pengembangan
Tahap Ekspansi 18
Langkah Generik Pengembangan Klaster Industri Langkah 1
Langkah 2
Aktivitas Awal Inisiatif / Prakarsa Pengembangan
Konsensus Prakarsa
Pengembangan Tim Prakarsa
Kelembagaan Kolaborasi dan Struktur Operasional
Perencanaan Aksi
Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain
Implementasi
Perumusan Strategi & Implikasi Kebijakan
Eksplorasi / Analisis
Inisiasi
Langkah 3
Penyusunan Kerangka dan Agenda Pengembangan
Pembelajaran & Kepemimpinan
Konsensus Rencana
Mobilisasi SD & Pelaksanaan Aktivitas
Pengelolaan Sinergi
Pencapaian Milestones
Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan
Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi
Peningkatan Kapasitas
Langkah 4 Pemantauan,, Evaluasi dan Perbaikan Pemantauan Sumber : T. Taufik (2011)
19
V Success Story Pengembangan SIDa 1. Kabupaten Blitar Contoh 1 : Klaster Industri “Sari Raos” Makanan Bahan Baku Lokal – Kabupaten Blitar
Budidaya Singkong Ternak Ayam Petelur
Pabrik Tepung Singkong – Cassava Premium / MOCAF
Ternak sapi perah
Restoran
Jenang Ketan & Beras
Pasar Modern
Budidaya Kelapa
konsumen
Geti Budidaya Beras , Ketan
Distributor, agen, grosir
Roti dan Kue Kering Tempe dan tahu Buah2--an Buah2
Teknologi Irigasi & iklim Konsultan bisnis
Kemasan
Transportasi
Badan Pemerintah
Pengumpul, eksportir
Makanan Keripik Buah2an Produk Susu Olahan
Pendidikan
Organisasi petani
Lembaga pembiayaan Riset
Gerai / ritel
Peralatan pengolahan
Peralatan panen
Fasilitas Perdagangan
Organisasi pengolah
Public Relations dan Periklanan
Penerbitan Khusus
Organisasi pedagang
Label
Lembaga kolaboratif
Sumber : T. Taufik (2011) 20
Contoh 1 : Klaster Industri “Sari Raos” Makanan Bahan Baku Lokal – Kabupaten Blitar (lanj.)
Pohon Tujuan Klaster Industri “SARI RAOS” Blitar Sebagai dasar menyusun Rencana Tindak Kolaboratif
Sumber : T. Taufik (2011) 21
Contoh 1 : Klaster Industri “Sari Raos” Makanan Bahan Baku Lokal – Kabupaten Blitar (lanj.)
Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu bahan baku tepung cassava premium/ MOCAF
Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang untuk produkproduk-produk Klaster Industri Sari Raos
Penepungan “chips” ubikayu di pabrik tepung cassava premium PT.CSS
Produk-produk Klaster Industri Sari ProdukRaos
Sumber : T. Taufik (2011) 22
2. Provinsi Sumatera Selatan
SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa)
1. PENINGKATAN NILAI TAMBAH 2. PENINGKATAN DAYA SAING 3. INDUSTRI BARU
PENINGKATAN EKONOMI
MASTER PLAN SIDA SDA UNGGULAN SUMATERA SELATAN: 1. 2. 3. 4.
LINGKUP PERTANIAN: Karet, kelapa sawit, kelapa, Kopi, Buah, Kedelai, holtikultura. PERIKANAN: Ikan, Udang PERTAMBANGAN & Energi: Batu bara, jaak pagar INDUSTRI KREATIF: Pangan, sandang, cinderamata.
Sumber : TIM SIDa SUMSEL, 2011 23
Rekomendasi Intervensi (hasil Survei Potensi dan Kebutuhan Iptek Lokal) 1. Regulasi Pro Inovasi 2. Pusat Transfer Teknologi (memanfaatkan database hasil litbang) 3. Taman Teknologi 4. Klaster 5. Penyedia Layanan Inovasi 6. Lembaga Pendanaan 7. Usaha Kecil dan Menengah
Sumber : Balitbangda Sumsel, 2011 24
Tindak Lanjut Rekomendasi Intervensi yang Telah Dilakukan Balitbangda 1.
Regulasi Pro Inovasi
Perubahan nomenklatur Balitbangnov, SK Tim SIDa, Pergub No 11/2010: Pelaksanaan Penelitian, Pergub No 48/2010: Ijin Penelitian
2.
Pusat Transfer Teknologi
Inkubator Teknologi
3.
Taman Teknologi
Graha Teknologi
4.
Klaster
Klaster dan Road Map Karet
5.
Penyediaan layanan Inovasi
Serambi Difusi Iptek ; Temu Bisnis, Intermediasi, Sentra HKI
6.
Lembaga Pendanaan
Koperasi, CSR, pemerintah, Bank Daerah
7.
Usaha Kecil dan Menengah
Kerjasama dengan Dinas Kop UKM, Disperindag, Sentra Sumber : Balitbangda Sumsel, 2011
25
REORIENTASI • Belanja untuk penelitian, pengembangan dan inovasi merupakan belanja INVESTASI. • Sumber pembiayaan: – Pemerintah, – Dunia usaha (CSR, HIBAH, DLL)
Sumber : Balitbangda Sumsel, 2011 26
No 1
INSTANSI Pemda Sumsel : • Balitbangda,
KONTRIBUSI
• Bappeda, • Disperidag, • Diskop UKM,
• Transfer teknologi, pendampingan, advokasi, fasiliasi HKI, pelatihan tenant, intermediasi. • Alokasi Pendanaan • Promosi, Pemasaran, Peralatan • Studi banding pengrajin, Promosi, Pemasaran, Modal koperasi
3
Baristand Palembang
Standarisasi produk, transfer teknologi,
4
HIPMI, KADIN (Prov SumSel & Kota palembang)
Survei Pasar, Kewirausahaan, Marketing strategi dan jaringan pemasaran
5
Pemda Kota Palembang: • Disperindagkop • Bappeda
Pendampingan koperasi, promosi, pemasaran Alokasi pendanaan
6
Balai Penelitian Karet Bogor
Pelatihan Fasilitator
8
Bank Sumsel Babel
CSR bantuan alat produksi dan sarana promosi-pemasaran.
9
PT. Bukit Asam
CSR dalam bentuk bantuan alat prod., infrastruktur & promosi
12
DPRD
Dukungan kebijakan
Sumber : Balitbangda Sumsel, 2011 27
3. Kotamadya Pekalongan TEMA 1 SIDA: 'KOTA KREATIF INOVATIF'' 1.
Penerapan e-Development untuk percepatan, transformasi dan inovasi pembangunan daerah: a. Kerjasama : Pemkot Pekalongan, dengan BPPT; Kemenristek RI; Kemenkominfo mulai tahun 2008. b. 4 Bidang Prioritas e-Development:
2.
Migrasi ke Free Open Source Sotfware / FOSS (Software Tidak Berbayar & Berkode Terbuka). • Tahun 2010: semua komputer di semua SKPD tuntas dimigrasikan ke FOSS (+ 700 Unit Komp) (Operating System & Office Aplication) • Tahun 2011: semua komputer di Unit Pemda Non SKPD (SD,SMP, SMA/K; Kelurahan; UPTD) Tuntas Migrasi ke FOSS (+ 1000 unit Komp) (OS & OA): Mei 2011 sudah 50 %. • Migrasi : bisa menghemat / Efisiensi + Rp. 9 M, dengan asumsi 1 $ US = Rp. 9.000,28
3.
PEMBANGUNAN TELECENTER (Pusat Pembelajaran, Pemberdayaan & Promosi) Berbasis TIK- Internet Base. • • • •
4.
Telecenter Semua Kelurahan & Kecamatan (2009) Telecenter Bisnis (Pasar Batik Setono; Museum Batik; Kampung Batik Kauman; Kampung Wisata Batik Pesindon) (2009-2011) Telecenter PKK (2011) Telecenter / Broad Band Learning Center (BLC) Kerjasama PT. Telkom – Pemkot.
PENGEMBANGAN RUMAH PINTAR DI RT/-RW • •
Integrasi Perpustakaan & Telecenter di RT/RW sebagai Pusat Pembelajaran & Pemberdayaan Berbasis TIK- Internet Base. Tahun 2011 : 8 RW, dari + 300 RW.
29
Inovasi Produk-produk SMK-SMK Kota pekalongan
30
Inovasi Produk-produk SMK-SMK Kota pekalongan lanj.
31
Tema Unggulan : SIDa Kota Pekalongan Pengembangan Klaster Industri Potensi Unggulan KLASTER INDUSTRI PERIKANAN • Pekalongan sebagai “KAWASAN MINAPOLITAN” • Diresmikan Kementerian Kelautan & Perikanan (HUT Kota Pekalongan, ke 105, 1 April 2011)
32
Tema Unggulan SIDA: Lingkungan 1.TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) berbasis masyarakat. • 14 TPST di KelurahanKelurahan. • Menjadi pendapatan masyarakat. • Mengurangi volume sampah ke TPA Efisiensi
33
2. IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) Bagi Industri Batik • IPAl di sentrasentra Batik: IPAL Jenggot; IPAL Duwet; IPAL Kauman. • Perlu Teknologi IPAL yang 'Murah' untuk Industri Rumah Tangga – yang terpisah dari Sentra.
34
3. Optimalisasi Daur Ulang Sampah menjadi barang bernilai Ekonomi:
TPS ANORGANIK
35
Prakarsa Inovasi Pemberdayaan & Penguatan Partisipasi Masyarakat Untuk Penanggulangan Kemiskinan Perda No. 11 / 2008 ttg Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Keluarga Ber basis Masyarakat (P2KSBM). • Filosofi: APBD 'dizakati' 5 % diberikan/dipercayakan kepada warga untuk d ikelola sepenuhnya oleh Warga (LPM) untuk P2KSBM. • Tahun 2011: dana P2KSBM/ Program Akselerasi : Rp. 11 M. • 5 Program Utama P2KSBM: 1. 2. 3. 4. 5.
Percepatan Keluarga Miskin Bersekolah. Percepatan keluarga miskin sehat. Percepatan keluarga miskin berusaha. Percepatan pembangunan sapras lingkungan warga miskin. Percepatan penguatan Kelembagaan Masyarakat Mandiri.
36
4. Kabupaten Bantul - Yogyakarta
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID ( PLTH ) DI PANDANSIMO KAB. BANTUL
KERJASAMA RISTEK, LAPAN, UGM, KKP, E-WIND ENERGY, PEMKAB BANTUL, MAHASISWA, DAN MASYARAKAT
37
38
Skema Kemitraan Pemerintah
Mahasiswa
Swasta & Masyarakat
Lembaga Litbang/PT 39
Kemitraan No
Instansi
Kontribusi
1
KRT
Koordinator Insentif Pengembangan Pilot PLTH, Inverter, Battery
2
KKP
Insentif Pengembangan Ice Maker Unit, Pilot proyek IPTEKMAS kolam ikan lahan pasis & asesoris
3
KUKM
Insentfi Pelatian Kewirausahaan
4
LAPAN
Insentif Pengembangan Pilot PLTH, Inverter
5
Pemda Bantul
Kebijakan, Insentif Infrastruktur, pemberdayaan UKM dan masyarakat, pengembangan lebih lanjut (keberlanjutan)
6
E-Wind Energy
Marketing dan Pengembangan industri kincir angin
7
UGM
Maintenance dan pengembangan inovasi teknologi, KKN, pendidikan dan pelatihan, konsultasi
8
LSM & Mahasiswa
Pendampingan kegiatan kepada masyarakat
9
Masyarakat
Pengembangan usaha berbasis potensi inovasi daerah, maintenance 40
Sistem Inovasi
Inovasi Teknologi
Pemanfaatan Output
Maintenance (Perawatan)
Pelatihan
Pendampingan Masyarakat
Pemasaran
Inovasi Berkelanjutan
Pemberdayaan Ekonomi
Pengembangan Produk
Produksi
Inovasi Berkelanjutan
Implementasi PLTH
Pemasaran 41
Penetapan 8 kawasan strategis •
Kawasan Strategis Ekonomi: – Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); – Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM); – Kawasan Strategis Pantai Selatan, Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo; – Kawasan Strategis Industri Sedayu; – Kawasan Strategis Industri Piyungan.
•
Kawasan Strategis Sosio-Kultural: Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi (GMT) dan Kasongan – Jipangan – Gendeng – Lemahdadi (Kajigelem).
•
Kawasan Strategis Lingkungan Hidup: – Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan – Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. 42
Pengembangan Kawasan Gabusan Manding Tembi (GMT), untuk menunjang sector industri kerajinan (terutama kerajinan kulit di Manding) dan wisata budaya (Tembi) serta wisata kuliner. Di Pasar Seni Gabusan terdapat show room berbagai kerajinan dari Kabupaten Bantul yang diperjualbelikan.
43
Pengembangan Kawasan Kajigelem Kajigelem adalah singkatan dari KASONGAN (sentra kerajinan gerabah dari tanah liat), JIPANGAN (sentra kerajinan dari bahan bambu), GENDENG (sentra kerajinan seni tatah sungging kulit), dan LEMAHDADI (sentra industri kerajinan patung batu). Lokasi tersebut di Kec. Kasihan.
44
Pengembangan Kebun Buah Mangunan Kebun Buah Mangunan menempati areal seluas kurang lebih 23 hektar dengan ketinggian antara 150 – 200 meter dpl. Kebun Buah ini dirintis sejak tahun 2003. Tanaman yang dibudidayakan antara lain durian, mangga, rambutan, jambu air, jeruk, sawo, duku dan manggis. Selain itu juga dibudidayakan buah matoa, kelengkeng, jambu biji, cempedak dan belimbing. Tanaman lain selain tanaman buah juga dibudidayakan, untuk menambah kesejukan area perbukitan ini, seperti jati, king grass, pagar hidup berupa salak, magium dan pinus. Untuk pemupukan, di sini juga dibiakkan sapi yang diambil kotorannya sebagai pupuk kandang.
45
Pengembangan Desa Mandiri Energi di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan berbasis bio gas dari kotoran ternak sapi yang energinya dimanfaatkan untuk memasak dan penerangan.
46
Bantul Seed Center bertujuan mewujudkan Kabupaten Bantul yang mampu mencukupi kebutuhan benih yang berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu Bantul Seed Center juga berperan dalam pengembangan teknologi perbenihan, yang saat ini melaksanakan pengembangan padi aromatik. Produksi sehari-hari Bantul Seed Center adalah : (1) Benih padi, (2) Bibit pisang, dan (3) Pakan ternak.
47
Sistem Resi Gudang, untuk mengatasi permasalahan pasca panen apabila harga komoditas pertanian jatuh, maka pemerintah Kabupaten Bantul akan melakukan pembelian kepada petani kemudian disimpan di gudang untuk menstabilkan harga. Komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Bantul (padi, kacang tanah, bawang merah, cabai merah, kedelai, jagung).
48
Bank Sampah Bank Sampah di Dusun Badegan Bantul, dikenal dengan nama Bank Sampah Gemah Ripah. Aktivitasnya sama dengan bank umumnya, hanya di sini bukan uang yang disimpan atau ditabung, tetapi sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Juga merupakan suatu gerakan memilah dan mendaur ulang sampah.
49
Program Desa Bebas Empat Masalah Kesehatan (DB4MK) Program ini diluncurkan untuk merubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seluruh stakeholders, termasuk para pejabat dan masyarakat dalam ikut menangani permasalahan kesehatan, khususnya dalam menurunkan kematian ibu melahirkan, menurunkan kematian bayi, menurunkan jumlah kesakitan DBD, menurunkan jumlah penderita gizi buruk, dan meningkatkan penemuan kasus TBC, di mana dusun yg dalam satu tahun terakhir terbebas dari empat masalah kesehatan tersebut akan diberikan reward sebesar Rp.2,5 juta. 50
5. Kabupaten Bantaeng – Sulawesi Selatan
Cluster Horti Dataran Tinggi
Cluster Padi, Jagung & Talas
Cluster Horti Dataran Rendah
Cluster Pesisir 51
Potensi Unggulan Daerah No.
KOMODITAS
POTENSI
KET
LUAS
PROD
1
Talas
1.750 Ha
87.500 ton
2
Rumput Laut
21.500 Ha
38.781 ton
3
Jagung
32.425 Ha
191.301 Ton
4
Padi Gogo
3.070 Ha
12.894 Ton
5
Bawang Merah
806 Ha
5.554 Ton
6
Cabe Dataran Rendah
625 Ha
3.500 Ton
52
Komoditas yang Telah Diekspor No.
KOMODITAS
TUJUAN
1
Talas Safira
Jepang
2
Surimi
Jepang
3
Biji Kapuk
Korea Selatan
4
Tongkol Jagung
Korea Selatan
KET
53
Upaya Yang Telah Dilakukan untuk Perwujudan Kabupaten Benih Berbasis Teknologi Pengembangan Benih Padi Pengembangan Benih Jagung Pengembangan Benih Kentang Pengembangan Benih Talas Pengembangan Benih Bawang Merah
54
Pengembangan Lembaga Ekonomi Desa untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani • • • • • • • •
UMKM, Koperasi Tani BUMDES Kelompok Tani dan Gapoktan (PUAP). Pemanfaatan Resi Gudang (SRG) Pengembangan Sistem Rumah Kemasan Show room hasil olahan home industri Pasar Desa, Pasar Tani, Pasar Ternak Badan Usaha Milik Petani (BUMP)
55
Pengolahan Hasil Pertanian
56
Dampak Dari Upaya Pemerintah Menaikkan Daya Saing Produk
% %
%
Juta
Juta
Juta
57
VI PERAN DEWAN RISET DAERAH 1. Tugas DRD (UU No 18/2002) a. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah untuk menyusun arah, prioritas, serta kerangka kebijakan pemerintah daerah di bidang iptek; b. Mendukung pemerintah daerah melakukan koordinasi di bidang iptek dengan daerah-daerah lain; c. Mewakili daerah di DRN (Perpres No 16/2005 tentang DRN).
58
2.
Dewan Riset Daerah dapat berperan sebagai (selain Tugas sesuai UU No. 18/2002) : – Lembaga Intermediasi yang mempertemukan berbagai pihak terkait dalam Kegiatan Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat – Brain Trust, yakni memberikan analisis mendalam tentang suatu permasalahan, baik yang bersifat spesifik maupun fungsional, serta rekomendasi penyelesaiannya. – Sounding board, yakni memberikan opini atau assessment tentang suatu permasalahan yang dihadapi oleh suatu pihak tertentu, diminta atau tidak diminta; opini tersebut merupakan pemikiran bagi pihak yang terlibat langsung, atau permintaan perhatian pada pihak – pihak lain yang terkait dengan permasalahan itu. – Moral support, yakni memberi suatu tindakan, baik dalam bentuk pandangan umum, partisipasi, dan sebagainya untuk mempromosikan suatu gagasan atau produk yang dihasilkan oleh pihak lain , serta permintaan perhatian / warning serta rekomendasi bagi pihak – pihak tertentu tentang perlunya tindakan untuk mengatasi suatu permasalahan yang penting. 59
VII PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOORDINASI RISET Pentingnya Koordinasi Dalam Pengembangan Iptek Pemetaan Kegiatan Riset 2006-2007
• Ada sebelas (11) judul riset yang terkait yang dilakukan oleh sembilan (9) lembaga yang dilakukan tanpa koordinasi • Jika dikoordinasikan, dari sub judul yang ada penelitian yang dilakukan dapat saling mengisi dan melengkapi 60
Koordinasi ? Ada empat tahapan alamiah yang berjenjang menuju koordinasi yaitu; •terhubung (connected), •berkomunikasi (communicated ), •bekerja sama (collaborated ) dan, •berkoordinasi (coordinated ).
Tahapan
Awal
Proses
Advanced
Connected
Mengetahui
Berkenalan
Communicated
Info sharing
Diskusi interaktif
Bertukar alamat kontak Muncul ‘trust’
Collaborated
Bertukar ide atau alat bersama
Coordinated
Sepakat prosedur standar (SOP)
Setuju bekerjasama Melakukan kegiatan bersama Evaluasi bersama Bersinergi
61
(Metode Terbuka Koordinasi Riset) (Open Method of Research Coordination)
DIKEMBANGKAN dengan mengadopsi OMC (Open Methode Coordination) yang sudah diimpementasikan di Uni Eropa. TERBUKA dikarenakan kegiatan melibatkan berbagai pihak penghasil dan pengguna hasil riset yaitu perorangan, perguruan tinggi, lembaga riset, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, UKM, Koperasi dan lainnya. INTERAKTIF dalam rangka tumbuhnya komunikasi antar sesama periset, maupun antara periset dengan pengguna hasil riset melalui JEJARING SOSIAL (social network). APLIKASI online database berbasis opensource 62
OMRC--DRN OMRC
Aplikasi OMRC-DRN berbasis web akan bekerja secara online menghubungkan antar pelaku riset satu dengan lainnya ataupun antara pelaku riset dengan pengguna hasil riset. 63
OMRC Pengisian data & permintaan teknologi
•
•
•
• •
•
•
Member (calon pengguna teknologi) mengisi data permintaan teknologi (technology request). Staf DRN pengelola data permintaan teknologi akan menerima email pemberitahuan (notifikasi) adanya data baru atau data revisi. Staf DRN memeriksa kelengkapan data, memberitahu member apabila ada data tidak lengkap. (Kelengkapan data sebagian divalidasi oleh sistem secara otomatis). Staf DRN mengajukan permintaan review (review request) ke Expert yang sesuai bidang penelitian. Expert yang berwenang akan menerima email pemberitahuan (notifikasi) adanya data baru atau revisi yang harus direview sebelum di-publish. Expert melakukan review kemudian memberi persetujuan atau meminta (merekomendasi) revisi atau menolak data kegiatan penelitian. Hasil review dari Expert akan dikirim ke Member pengisi data dan Staf DRN melalui email.
64
OMRC-DRN mendukung Pemanfaatan Hasil Riset melalui Penjodohan Riset dan Bisnis
a. Research Collaboration Penjodohan riset adalah proses untuk mempertemukan kegiatankegiatan riset yang saling berhubungan, bersesuaian atau berketerkaitan (hulu – hilir). Dengan pengaturan kodifikasi yang sistematis, maka sistem OMRC–DRN memungkinkan untuk menampilkan daftar kegiatan riset yang saling berhubungan, bersesuaian atau berketerkaitan tersebut untuk nantinya ditindak lanjuti dalam kegiatan penjodohan riset sehingga terjadi sinergi atau kerjasama riset.A
65
b. Automatic Technology Matching Antara penyedia teknologi hasil riset dengan pengguna teknologi
66
Hudi Hastowo BATAN
Anhar Riza Antariksawan BATAN
Let’s Join Us
http://www.omrc-drn.or.id/
Endra Mayendra BATAM
Hari Soesanto BANTEN
Saat ini sudah di-entry 28.319 record data kegiatan riset . Gusmi Kholijah PADANG
Djarot Sri Hono SLEMAN
Irawanto BANJARMASIN
Alex Surbakti BANDUNG
Melsiani KUPANG
Taufiq Muhammadi CIMAHI
Irsyad Nashirul Haq ITB
Husni Jamal BALITBANGDA PROVINSI JAMBI
Inasari Widiyastuti SURAKARTA
Syahrilyan N M JAWA BARAT
Baihaqi Hazami SAMARINDA
Dinarti Paramita JAWA BARAT
67
And more….
Terima Kasih
68