PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL
OLEH
LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN KEPALA PUSLITBANG INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Jakarta, 5 April 2017
INDUSTRI HIJAU
INDUSTRI HIJAU DASAR HUKUM UU No. 3/2014 tentang Perindustrian pasal 77 - 83 DEFINISI Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat ” (UU No. 3/2014 tentang Perindustrian)
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2035 Tahap I
(2015-2019) Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Fokus pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, diikuti pembangunan industri pendukung dan andalan melalui penyiapan SDM dan meningkatkan penguasaan teknologi
Tahap II
Tahap III
(2020-2024)
(2025-2035)
Keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan
Negara Industri Tangguh
Fokus pada penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi serta SDM berkualitas
Struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat global, berbasis inovasi dan teknologi
PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU Greening of Existing Industries Mengembangkan Industri yang sudah ada menuju Industri Hijau
Creation of New Green Industries Membangun Industri baru dengan prinsip Industri Hijau
INDUSTRI HIJAU DAN DAYA SAING Peningkatan daya saing: Sistem produksi yg efisien Keberterimaan pasar
Penerapan Reduce Reuse Recycle Revovery
Proses Produksi: Hemat bahan baku, bahan penolong, energi dan air Penggunaan bahan baku alternatif/ non B3 Penggunaan energi alternatif Penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang dan ekonomis
Praktik terbaik
Pencegahan Pencemaran Industri Penurunan GRK
Teknologi terbaik
KARAKTERISTIK INDUSTRI HIJAU 1
2
3
Rendahnya Intensitas Material Input
Menggunakan Alternatif Material Input
Penerapan Konsep 4R
4
5
6
Rendahnya Insenitas Air
Penggunaan Energi Alternatif (Biomass)
Sumber Daya Manusia yang Kompeten
7
8
9
Rendahnya Intensitas Energi
Teknologi Rendah Karbon
Minimisasi Limbah yang dihasilkan
PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI INDUSTRI HIJAU
SUPPORTING
PENERAPAN PRINSIP INDUSTRI HIJAU
R & D: IPTEK/INOVASI
JASA TEKNIK: MANAGEMEN ENERGI, AIR, LIMBAH TEKNOLOGI DAN MESIN/PERALATAN YANG EFISIEN
INVESTASI HIJAU: PERALATAN, PELATIHAN
•KOMITMEN •R&D •PDCA
PENINGKATAN EFISIENSI: MATERIAL, ENERGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PENGURANGAN LIMBAH
JASA KEUANGAN: ESCO
KOMPETITIF: KEBIJAKAN/REGULASI •STANDARD •INSENTIF
PELUANG PENINGKATAN
• SAVING • KEBERTERIMAAN PASAR
UPAYA PENINGKATAN INDUSTRI HIJAU PEMBERIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU PENYUSUNAN STANDAR INDUSTRI HIJAU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDUSTRI HIJAU; LEMBAGA SERTIFIKASI, DAN AUDITOR INDUSTRI HIJAU
PELATIHAN INDUSTRI HIJAU PROMOSI PERUSAHAAN HIJAU (2015) SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI (2017) PENYUSUNAN REGULASI PENDUKUNG INDUSTRI HIJAU
PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU (PIH) 140
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
120
100
80
Level 3 44 19 0 5 11 12 8
Level 4 9 8 19 34 32 43 64
Level 5 15 10 32 35 69 59 65
Total 68 37 51 74 112 114 137
60
40
20
0
2010
2011
2012
2013 Level 3
Level 4
2014 Level 5
2015
2016
PESERTA PIH INDUSTRI PULP AND PAPER TANJUNG ENIM LESTARI LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER TOBA PULP LESTARI INDAH KIAT PULP AND PAPER PINDO DELI PERAWANG FAJAR SURYA WISESA RAPP PINDO DELI KARAWANG EKAMAS FORTUNA
HASIL PENILAIAN TANJUNG ENIM LESTARI LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER TOBA PULP LESTARI INDAH KIAT PULP AND PAPER
LEVEL 5
PINDO DELI PERAWANG FAJAR SURYA WISESA RAPP PINDO DELI KARAWANG EKAMAS FORTUNA
LEVEL 4
DATA CAPAIAN EFISIENSI PADA PROGRAM PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU TAHUN 2016 RASIO PRODUK/BAHAN BAKU
94,11% EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
10,91%
EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI
2,66%
PENURUNAN EMISI CO2E
0,57 ton CO2/ton produk
SUMBER/ASAL
BAHAN BAKU, BAHAN PENOLONG
SPESIFIKASI
PENANGANANAN RASIO KONSUMSI LISTRIK
ENERGI
KONSUMSI PANAS
STANDAR INDUSTRI HIJAU
EBT
AIR
PROSES PRODUKSI
PRODUK
PENGELOLAAN LIMBAH
KONSUMSI AIR RECYCLE RATE OEE REJECT RATE SPESIFIKASI KEMASAN PENGELOLAAN LIMBAH EMISI GRK KEBIJAKAN
MANAJEMEN PERUSAHAAN
RENSTRA MONEV
•
Standar Industri Hijau (SIH) 1. Industri Ubin Keramik 2. Industri Semen Portland 3. Industri Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan 4. Industri Pulp & Pulp Terintegrasi Kertas 5. Industri Pupuk Tunggal Hara Makro Primer 6. Industri Pengolahan Susu Bubuk 7. Industri Karet Remah (Crumb Rubber) 8. Industri Pengasapan Karet (Ribbed Smoke Sheet – RSS) 9. Industri Gula Kristal Putih 10. Industri Penyamakan Kulit 11. Industri Pengawetan Kulit 12. Industri Kaca Lembaran 13. Industri Kemasan dari Kaca 14. Industri Barang Lainnya dari Kaca 15. Industri Kaca Pengaman Diperkeras 16. Industri Kaca Pengaman Dilapisi 17. Industri Baja Batangan 18. Industri Baja Lembaran) 19. Industri Oleochemicals
Overview Standar Industri Hijau Pulp & Pulp Terintegrasi Kertas
PERSYARATAN TEKNIS
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN TEKNIS (Lanjutan)
PERSYARATAN MANAJEMEN
PERSYARATAN MANAJEMEN (Lanjutan)
PERSYARATAN MANAJEMEN
PERSYARATAN MANAJEMEN
PERSYARATAN MANAJEMEN
TERIMA KASIH Puslitbang. Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12950 Telp 021-5255509 / 5251429 Fax 021-5251429