PENGEMBANGAN HERBAL BERKHASIAT OBAT DENGAN BAHAN DASAR SAYUR DI KECAMATAN TAWANGMANGU Anif Nur Artanti1,2, Okid Parama Astirin2, Fea Prihapsara1,2 1Program Studi Farmasi/ Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup/Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Alamat Korespondensi : Jl. Ir. Sutami No. 36A, Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Sebelas Maret Telp. (0271) 663375 1) E-mail:
[email protected] Abstrak Perkebunan sayur merupakan sentral kegiatan ekonomi di Desa Nglurah dan Desa Kalisoro yang terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Problem utama di UKM mitra (Lembah Manah dan Pakar Tani) adalah belum adanya sistem yang mampu memfasilitasi kebutuhan pengembangan pengolahan pasca panen sayur sehingga ketika panen sayur melimpah, sementara pengepul belum datang serta penjualan sayur di pasar Tawangmangu tidak lancar menyebabkan sayur menjadi busuk dan rusak sehingga nilai jualnya rendah. Disamping itu juga masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam melakukan teknis budidaya dan pengolahan hasil pasca panen komoditas sayur, sehingga memunculkan suatu gagasan yang dimaksudkan untuk mengangkat pengetahuan masyarakat berbasis pengembangan sayur berkhasiat obat sebagai solusi yang diharapkan mampu menjawab permasalahan kesehatan, kemiskinan dan kelestarian alam khususnya di kecamatan Tawangmangu. Kegiatan yang diusulkan bertujuan untuk melakukan diversifikasi usaha untuk memanfaatkan sayur dalam bentuk kapsul sayur berkhasiat obat yang masuk dalam kategori obat tradisional. Pengembangan usaha budidaya sayur dilakukan diversifikasi usaha pengolahan sayur segar yang dibuat dalam bentuk ekstrak yang dikemas dalam sediaan kapsul. Program diversifikasi pengolahan sayur yang telah dilaksanakan adalah transfer teknologi pembuatan kapsul sayur dengan pengeringan suhu rendah sehingga tidak merusak kandungan senyawa aktif dan produksi kapsul sayur yang berfungsi sebagai food suplemen. Melalui kegiatan ini anggota UKM memperoleh pengetahuan praktis terhadap teknologi pasca panen sekaligus pengemasannya sehingga diharapkan akan mampu memberikan alternatif usaha perekonomian baru, yaitu produksi kapsul sayur. Kata kunci : kapsul sayur, teknologi pasca panen, Tawangmangu
34
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
1. PENDAHULUAN Kemajuan suatu bangsa dilihat dari perhatian terhadap pendidikan dan perkembangan generasi muda bangsa. Indonesia merupakan negara megabiodiversity yang kaya akan tanaman sayur-sayuran, dan potensial untuk dikembangkan tetapi belum dikelola secara optimal. Apabila potensi tanaman sayuran tersebut dikelola dengan baik akan bermanfaat tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga sosial budaya dan lingkungan. Lereng Gunung Lawu khususnya di kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu lokasi yang strategis untuk budidaya sayuran dan tanaman obat. Banyak produk sayur dan tanaman obat dijual dalam keadaan segar. Pada saat panen beberapa komoditas mengalami penurunan nilai jual disamping menerima resiko terjadinya busuk apabila tidak segera dilepas ke konsumen. Diharapkan pengolahan pasca panen menjadi produk kapsul sayur berkhasiat obat dapat meningkatkan nilai jual komoditas yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Pada saat ini pengembangan dan penggunaan produk non kimiawi lebih diminati karena rendah efek samping. Trend di banyak kalangan adalah menjalani kehidupan yang “back to nature”, sehingga trend ini menciptakan pangsa pasar yang baik khusunya untuk produk kapsul sayur yang berkhasiat obat. Kecamatan Tawangmangu memiliki letak geografis berada pada 07o37’30” LS07o42’00”LS dan 111o04’00” BT-111o12’00” LS. Batas wilayah Kecamatan Tawangmangu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ngargoyoso, sebelah selatan dengan Kecamatan Jatiyoso, sebelah barat dengan Kecamatan Matesih dan Karangpandan sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Tawangmangu memiliki topografi kasar berupa perbukitan, lembah dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata 880 m dpal, jenis tanah sebagian besar merupakan tanah andosol yang menurut Balai RLKT Solo sifatnya peka terhadap erosi dan sebagian besar penggunaan tanahnya masih berupa hutan, semak belukar, lahan pertanian, sawah, bangunan/pekarangan dan tegalan. Kecamatan Tawangmangu memiliki 3 Kelurahan yaitu Tawangmangu, Blumbang dan Kalisoro, dengan 7 (tujuh) desa yaitu Bandardawung, Gondosuli, Karanglo, Nglebak dan Plumbon [1]. Secara administratif, area perkebunan sayuran dan tanaman obat yang dikelola oleh UKM mitra terletak di Desa Nglurah dan Desa Kalisoro. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Desa Nglurah dan Desa Kalisoro adalah bertani, industri kecil dan jasa. Berdasarkan data dari BPS tahun 2011, terdapat 24,95% penduduk miskin di Indonesia dan 15,72% yang tinggal di desa. Data terakhir dari BPS menunjukan bahwa 7.09% penduduk miskin di Indonesia tidak bersekolah [2]. Oleh karena itu, sudah saatnya kita mengevaluasi sistem pendidikan masyarakat, khususnya sistem yang berfokus pada kemajuan generasi muda. Dunia pendidikan Indonesia terhambat oleh kondisi ekonomi, kultural, lingkungan dan sistem pendidikan Kegiatan UKM 1 (Lembah Manah) adalah membudidayakan tanaman sayur segar organik dimana dalam prosesnya tidak menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia. Pada UKM 1 sering kali digunakan sebagai laboratorium alam sekolah dasar, untuk memberikan bekal nonkurikuler pada anak-anak. Kegiatan yang dilakukan di mitra pada saat ini adalah bercocok tanam komoditas sayuran dengan harga yang rendah dengan resiko mengalami kebusukan apabila tengkulak tidak mengambil produksinya. Gambaran kondisi saat ini dari UKM mitra dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
35
Gambar 1. Kondisi UKM Mitra
Problem utama di UKM mitra adalah belum adanya sistem yang mampu memfasilitasi kebutuhan pengembangan pengolahan pasca panen sayur sehingga ketika panen sayur melimpah, sementara pengepul belum datang dan/ atau penjualan sayur di pasar Tawangmangu tidak lancar menyebabkan sayur menjadi busuk dan rusak sehingga nilai jualnya rendah. Disamping itu juga masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam melakukan teknis budidaya dan pengolahan hasil pasca panen komoditas sayur, sehingga memunculkan suatu gagasan yang dimaksudkan untuk mengangkat pengetahuan masyarakat berbasis pengembangan herbal berbahan sayur sebagai solusi yang diharapkan mampu menjawab permasalahan kesehatan, kemiskinan dan kelestarian alam khususnya di kecamatan Tawangmangu [3]. Kegiatan yang diusulkan dalam IbM ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengembangan sayur organik (yang telah diawali dengan kegiatan Hibah Tanoto Education Grant tahun 2012) yang pada akhir masa panen mengalami over produksi hingga perlu terobosan lain untuk melakukan diversifikasi usaha untuk memanfaatkan sayur dalam bentuk kapsul sayur berkhasiat obat. Usaha tersebut diharapkan mampu menjadi ciri khas UKM 1 Lembah Manah. Support bahan baku sayuran organik juga dilakukan oleh UKM 2 Kelompok Tani Pakar Tani yang juga membudidayakan sayur organik. 2. METODE Kegiatan utama adalah transfer teknologi pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat. Pelatihan akan diikuti praktek pembuatan kapsul sayur oleh masing-masing kelompok mitra. Pelatihan akan diadakan selama 1 bulan. Praktek secara mandiri oleh kelompok UKM pembudidaya sayur segar dan tanaman obat didampingi oleh Tim Pelaksana akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan praktis para anggota UKM Lembah Manah dan UKM Pakar Tani. Adapun metode pendekatan dan prosedur kerja dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Bentuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat 36
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
No. Kegiatan 1 Sosialisasi Program dan Pengelompokan anggota 2
Trial and error dalam pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat
3
Pelatihan pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat
4
Pelatihan sanitasi dan higiene dalam pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat
Output Pemahaman terhadap kegiatan yang akan dilakukan dan pembagian kelompok peserta Didapatkan formula dan metode pembuatan kapsul sayur yang memenuhi aspek mutu Kemampuan melakukan proses produksi kapsul sayur dan cara pengemasan yang baik sehingga menghasilkan produk yang berkualitas Pemahaman akan pentingnya aspek sanitasi dan higiene dalam produksi kapsul sayur
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan melakukan observasi dan pengamatan fenomena di kecamatan Tawangmangu sebagai penghasil sayur dimana dalam observasi awal tim menemukan bahwa pada saat musim panen raya sayuran, banyak ditemukan sayuran yang dibuang karena anjloknya harga. Oleh karena itu, tim pengabdian melakukan upaya dalam rangka pemanfaatan sayuran menjadi produk kapsul sayur, dimana produk kapsul sayur lebih praktis dalam penggunaannya dan tahan lama. Pengabdian yang telah dilakukan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat maupun mitra, sebagaimana uraian berikut ini : 3.1 Sosialisasi Program Sosialisasi program dilakukan dengan melibatkan semua kelompok UKM Mitra. Anggota kelompok yang dilibatkan adalah anggota yang memiliki minat, berwawasan maju, mau menerima inovasi teknologi, dan mampu menularkan kepada orang lain sehingga diharapkan dapat menjadi pioner. UKM mitra 1 Lembah Manah dan UKM mitra 2 Pakar tani, sebagai mitra berpartisipasi aktif dalam diversifikasi pengolahan hasil panen menjadi kapsul sayur. Setelah pelatihan dan praktek, secara bertahap dan sistematis mereka diharapkan akan mengolah produk kapsul sayur dengan standarisasi mutu mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan dan pelabelan.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
37
Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Pengabdian Masyarakat 3.2 Trial and Error dalam Pembuatan Kapsul Sayur Berkhasiat Obat Kegiatan ini dilakukan di UKM Lembah Manah. Dalam pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat perlu dilakukan trial and error terlebih dahulu untuk mendapatkan produk yang memiliki kualitas baik dilihat dari metode ekstraksi, pengeringan, dan cara pengemasan. Setelah dilakukan trial and error selama kurang lebih 2 minggu didapatkan 3 varian produk yaitu Kapsul Selada, Kapsul Seledri dan Kapsul Caisim. Adapun khasiat dari masing-masing produk adalah sebagai berikut [4][5][6]: a. Kapsul Selada Khasiat Selada antara lain membantu proses pertumbuhan, membantu menurunkan resiko diabetes, membantu proses diet, dan baik untuk ibu hamil dengan kandungan vitamin K. b. Kapsul Seledri Manfaat seledri antara lain mengandung serat non larut yang baik untuk diet, kaya antioksidan yang baik untuk menjaga imunitas tubuh, mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan kulit dan mata, serta baik dikonsumsi untuk penderita hipertensi c. Kapsul Caisim Manfaat Caisim antara lain baik untuk diabetes dengan kandungan serat, menyehatkan tulang dengan kandungan vitamin K, mencegah kanker dalam dosis kecil dengan kandungan glukosinolat, menyehatkan kulit dan rambut dengan kandungan vitamin A dan C, dan baik untuk pencernaan. Berikut prosedur pembuatan setelah melewati tahap trial and error: Bersihkan sayuran dengan air mengalir. Masukkan ke dalam mesin juice extractor hingga didapatkan sari sayuran. Tambahkan putih telur sebanyak 2% b/v dari volume sari, dan maltodekstrin sebanyak 10% b/v dari volume sari, lalu blender selama 1 menit dengan kecepatan sedang. Tuang ke dalam loyang lebar hingga membentuk lapisan tipis (2-3mm). Oven pada suhu 60 0C selama 2 jam hingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak kering kemudian diayak dengan ayakan 40 mesh, lalu kemas ke dalam kapsul. 3.3 Pelatihan Pembuatan Kapsul Sayur Berkhasiat Obat Pelatihan pembuatan kapsul sayur dilakukan di UKM Lembah Manah, Desa Nglurah, dipandu oleh Tim Pegabdian dan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Pelatihan diikuti oleh 7 peserta yang merupakan anggota UKM Lembah Manah dan Pakar Tani. Dari kegiatan pelatihan ini sebagian besar peserta mampu melakukan proses pembuatan kapsul sayur dan tehnik pengemasan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas.
38
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 4. (a) Suasana pelatihan pembuatan kapsul sayur; (b) penyiapan bahan baku sayur; (c) ekstraksi dengan juice ekstraktor; (d) pengeringan dengan oven; (e) cangkang kapsul sebagai bahan kemas; dan (f) produk jadi kapsul sayur 3.4 Pelatihan Sanitasi dan Higiene Pelatihan sanitasi dan higiene dilakukan di UKM Lembah Manah, Desa Nglurah, dipandu oleh Tim Pegabdian dan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Pelatihan diikuti oleh 20 peserta yang merupakan anggota UKM Lembah Manah dan Pakar Tani. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan akan penanganan produk, khususnya kaspsul sayur secara benar, dimulai dari penanganan bahan baku sampai kepada pengolahan dan pengemasan, untuk menjaga agar konsumen terjaga dari bahaya yang ditimbulkan oleh produk yang dibuat [7]. Para peserta cukup antusias dalam mengikuti pelatihan ini, dan UKM mitra sepakat bahwa produk kapsul sayur ini dapat diproduksi dengan merancang pembentukan Usaha Kecil Obat Tradisional.
Gambar 4. Kegiatan Pelatihan Sanitasi dan Higiene
Meskipun pelaksanaan pengabdian masyarakat ini sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan program, akan tetapi tim pengabdian masyarakat selalu membina secara berkesinambungan agar kegiatan produksi kapsul sayur yang dilakukan oleh mitra IbM akan terus berlanjut dan selalu melakukan langkah perbaikan sistem untuk memenuhi Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
39
aturan persyaratan produk kapsul sayur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga produk yang dapat dibuat bisa didaftarkan untuk memperoleh izin edar. Tim pengabdian selalu melakukan pembinaan melalui konsultasi dan pemberian wacana menuju agar produk kapsul sayur ini dapat diproduksi oleh Usaha Kecil Obat Tradisional yang terstandar. UKM Lembah Manah dan UKM Pakar Tani, sebagai mitra berpartisipasi aktif dalam pengolahan tanaman sayur menjadi produk kapsul sayur. Setelah pelatihan dan praktek, secara bertahap dan sistematis mereka mampu mengolah sayur menjadi kapsul sayur dengan standarisasi mutu mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan dan pelabelan. Permasalahan yang dihadapi dalam transfer paket teknologi akan dikaji bersama-sama dalam evaluasi kegiatan serta umpan balik dari kelompok mitra. Adapun masalah yang belum dapat dipecahkan akan dikonsultasikan lebih lanjut kepada narasumber yang kompeten. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan akan disusun konsep strategi produksi dan pemasaran produk untuk menjamin keberlanjutan program secara mandiri. 4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari program pengabdian ini sebagai berikut: 1. Pembuatan kapsul sayur berkhasiat obat dengan teknologi pemanasan suhu rendah (<60 oC) sehingga tidak merusak komponen aktif yang terkandung di dalam sayur 2. Pemahaman akan pentingnya aspek sanitasi dan higiene dalam pembuatan produk, sehingga produk akan memenuhi uji persyaratan mutu apabila akan didaftarkan izin edarnya. 3. Kapsul sayur berkhasiat obat menjadi salah satu produk alternatif dalam upaya pemanfaatan hasil produksi sayur yang melimpah. Pengabdian kapsul sayur berkhasiat obat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di Desa Nglurah dan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu telah dapat dijalankan dengan baik dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang diharapkan dan harapannya dapat memberikan manfaat bagi mitra pengabdian masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada Kemenristek Dikti atas dukungan finansial berupa hibah pengabdian IbM tahun 2016 sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Pemkab Karanganyar, 2013, Karanganyar Dalam Angka tahun 2013, Kabupaten Karanganyar. [2] Badan Pusat Statistik, 2013, Kabupaten karanganyar Dalam Angka tahun 2013, Kabupaten Karanganyar. [3] Agoes G, 2012, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung [4] Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol 5, Badan POM RI Jakarta. [5] Anonim, 2010, Herbal Indonesia Berkhasiat, Vol.10, Trubus, Jakarta, Indonesia. [6]Roselyndiar, 2012, Formulasi Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Seledri Dan DaunTempuyung, Fakultas MIPA, Ekstensi farmasi, Universitas Indonesia [7] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2012, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jilid 2, Badan POM RI, Jakarta. 40
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk