Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013 Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI WATARO DESA WABINTINGI KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA Vegetation Analysis of Plants With Healing Effect Along Wataro River at Wabintingi Village of Lohia District, Muna Regency Oleh: Nursadia Madjid , Suaib2*), dan Dirvamena Boer2) 1)
1)
Alumni Agronomi Program Pascasarjana UHO Stap Pengajar Program Studi Agroteknologi FP-UHO *) Alamat surat-menyurat, E-mail:
[email protected] 2)
ABSTRACT. This study was aimed to investigate vegetation structure of various plants with healing effect along Wataro River area in Wabintingi village of Lohia Subdistrict. This study applied square sampling design and especially for the model plot, it was made by using plot line method which is as the modification of double plot method and track method, which means that the next plot is two plots away from the previous plot in the track. Therefore, along the path line there were some plots with the same space to each other. The data collected in this study was primary data which then analyzed qualitatively and quantitatively. There were 63 kinds of plants which were known to have healing effect along Wataro river area found in four model plots respectively 20 x 20 m, 10 x 10 m, 5 x 5 m, and 1 x 1 m. From the data, it was determined the density, relative density, frequency, relative frequency, dominance, relative dominance, and important value index (INP). For the plot of 20 x 20 m, the highest INP was 34,21 on Kapuk Randu, and the lowest INP was 8,25% for Kelor and Keluwih. For the plot of 10 x 10, the highest INP was 42,91% on Waru, and the lowest INP was 4,13 on Kayu Bitti. For the plot of 5 x 5 m, the highest INP was 34,98 on Tembelekan, and the lowest INP was 2,94% on Anting-anting. For the plot of 1 x 1 m, the highest INP was 22,47 on Cakar Ayam, and the lowest INP was 2,69% on Petai Cina and Ketapang Laut. The highest INP on the plants means that the plants gives the biggest contribution in community. INP can also be used as the parameter to determine the rate of dominance of certain species in plant community. Key words: Plants with healing effect, Vegetation analysis, Wataro River. ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur vegetasi tumbuhan berkhasiat obat yang tumbuh di sepanjang aliran Sungai Wataro Desa Wabintingi Kecamatan Lohia. Penelitian ini menggunakan metode sampling kuadrat dan untuk petak contoh dibuat dengan metode garis berpetak yang merupakan modifikasi dari metode petak ganda dan metode jalur yaitu dengan cara melompati dua petak dalam jalur, sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dianalisis secara kuantitatif. Tumbuhan obat yang ditemukan di sepanjang aliran Sungai Wataro sebanyak 63 jenis pada 4 ukuran petak contoh yaitu 20 x 20 m, 10 x 10 m, 5 x 5 m, dan 1 x 1 m. Data yang diperoleh dihitung densitas/kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan indeks nilai pentingnya (INP). Untuk ukuran petak 20 x 20 m, INP tertinggi pada tumbuhan Kapuk Randu yaitu 34,21% dan terendah pada tumbuhan Kelor dan Keluwih yaitu 8,25%. Untuk ukuran petak 10 x 10 m, INP tertinggi pada tumbuhan Waru yaitu 42,91% dan terendah pada tumbuhan Kayu Bitti yaitu 4,13%. Untuk ukuran petak 5 x 5 m, INP tertinggi pada tumbuhan Tembelekan yaitu 34,98% dan terendah pada tumbuhan Anting-anting yaitu 2,94%. Untuk ukuran petak 1 x 1m, INP tertinggi pada tumbuhan Cakar Ayam yaitu 22,47% dan terendah pada tumbuhan Petai Cina dan Ketapang Laut yaitu 2,69%. INP tertinggi menunjukkan bahwa artinya tumbuhan tersebut memberikan kontribusi terbesar dalam komunitas. INP juga merupakan parameter untuk menyatakan tingkat dominansi/penguasaan suatu spesies dalam komunitas tumbuhan. Kata kunci: Analisis vegetasi, tumbuhan berkhasiat obat, Sungai Wataro
PENDAHULUAN Sebagai perwakilan daerah peralihan antara pengaruh benua Asia dan benua Australia, Sulawesi memiliki keanekargaman hayati yang
menempati posisi ke tiga setelah Papua dan Kalimantan. Tetumbuhan adalah salah satu kekayaan Sulawesi yang kurang dikenal. Menurut para botanis, di Sulawesi diperkirakan ada sekitar 5.000 jenis tumbuhan, namun kelimpahan dan sebaran-
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
163
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
nya kurang diketahui. Vegetasi alam Sulawesi sangat berbeda dengan pulau-pulau tetangganya di sebelah Barat (Kinnaird, 1997 dalam Julianus, et al., 2010). Penyelidikan tentang keanekaragaman tumbuhan berkhasiat obat di sepanjang aliran Sungai Wataro Desa Wabintingi Kecamatan Lohia, dirasa perlu dilakukan karena belum ada yang mengetahui keanekaragaman tumbuhan berkhasiat obat yang tumbuh di kawasan itu. Untuk lebih memperbanyak informasi maka perlu diketahui juga komposisi jenis dan struktur vegetasi dari tumbuhan berkhasiat obat tersebut dalam habitatnya. Adanya informasi dan publikasi bahwa masih banyak jenis tumbuhan yang berkhasiat obat di sepanjang aliran Sungai Wataro untuk menginformasikan keberadaan jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat di kawasan tersebut, juga agar bisa dilakukan konservasi pada jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh liar di sekitar kawasan tersebut sehingga bisa dilestarikan untuk berbagai keperluan di masa datang. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di sepanjang aliran Sungai Wataro yang melintas di Desa Wabintingi mulai dari mata air Wataro sampai Kaensesau atau Wou (Kadaino Kapala), dilaksanakan kurang lebih tiga (3) bulan yaitu mulai bulan Mei sampai Juli tahun 2012. Populasi penelitian ini meliputi semua jenis tumbuhan yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Wataro. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan berkhasiat obat yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Wataro yang di tetapkan dengan menggunakan metode sampling kuadrat dan untuk petak contoh dibuat dengan metode garis berpetak yang merupakan modifikasi dari metode petak ganda dan metode jalur yaitu dengan cara melompati dua petak dalam jalur, sehingga sepanjang garis rintis terdapat petakpetak pada jarak tertentu yang sama. Petak yang dibuat berbentuk segiempat (Kusmana, 1997 dalam Indriyanto et al., 2004). Ukuran petak contoh yang digunakan adalah 20 x 20 m untuk pohon, 10 x 10 m untuk tiang (poles), 5 x 5 m untuk sapihan/pancang (sapling), dan 1 x 1 m untuk semai (seedling). Jumlah petak contoh sebanyak 30 yaitu petak contoh diletakkan secara teratur 15 pada bendungan sampai tengah dan 15 mulai tengah sampai Kaensesau.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Variabel yang digunakan untuk menduga parameter analisis vegetasi seperti susunan dan atau komposisi vegetasi menurut bentuk dan struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan obat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah individu ditentukan dengan menghitung berapa banyak tumbuhan berkhasiat obat itu ditemukan dalam satu petak contoh. 2. Jumlah petak contoh tempat ditemukan tumbuhan berkhasiat obat ditentukan dengan menghitung berapa petak contoh tempat ditemukan satu jenis tumbuhan obat yang sama. 3. Diameter pohon ditentukan dengan mengukur keliling batang pohon atau tumbuhan berkhasiat obat yang dimaksud. 4. Luas area pucuk ditentukan dengan mengukur keliling bagian pucuk tumbuhan berkhasiat obat yang dimaksud. Parameter yang diduga dari variabel yang diamati densitas/kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi/kekerapan, frekuensi relatif, dominansi/ tutupan, dominansi relatif, luas bidang dasar, indeks nilai penting, indeks dominansi, dan indeks keanekaragaman Shannon (Kusmana, 1997 dalam Indriyanto et al., 2004). Kerapatan Relatif merupakan data kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui kelimpahan jenis tumbuhan. Menurut Indriyanto (2006), penaksiran kualitatif untuk kelimpahan dapat dikelompokkan menjadi lima (5) yaitu: 1. Sangat jarang : (1 - 20%) 2. Kadang-kadang atau jarang : (21 - 40%) 3. Sering atau tidak banyak : (41 - 60%) 4. Banyak atau berlimpah-limpah : (61 - 80%) 5. Sangat banyak atau sangat berlimpah: (81 100%) Frekuensi Relatif merupakan data kuantitatif digunakan untuk mengetahui penyebaran suatu jenis tumbuhan. Menurut Indriyanto (2006), penaksiran kualitatif untuk penyebaran dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu : Random : (1 - 33%) Seragam : (34 - 67%) Berkelompok : (68 -100%) HASIL Nama-nama jenis tumbuhan obat yang ditemukan di lokasi penelitian di sepanjang aliran sungai Wataro Desa Wabintingi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna dalam Bahasa Lokal(Muna), Bahasa Indonesia dan Bahasa Latin ditampilkan pada Tabel 1.
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
164
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Tabel 1: Tumbuhan yang terdapat di lokasi penelitian dari petak 1 sampai 30
1 2 3 4 5 6
Nama Tumbuhan (Lokal/Indonesia/Latin Kulidawa/Jati/Tectona grandis Patiwala/Tembelekan/Lantana camara Linn Saubhandara/Ketepeng Cina/Cassia alata L. Kadondo/Kedondong/Spondias puinata Dharu/Belimbing Wuluh/Averrhoa bilimbi L. Kadhawa/Kapuk Randu/Ceiba pentandra L.
7
Sirikaea/Sirsak/Annona muricata L.
39
8
-/Sisik Naga/Drymoglossum piloselloides
40
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Bhake/Beringin/Ficus benyamina L. Bhontu/ Waru/ Hibiscus tiliaceus L. Rooponda/Daun Pandan/Pandanus amar Loghia/ Jahe/ Zingiberofficinale Rose. Pare/ Paria/ Momordica charabtia -/ Ketepeng Kecil/ Cassia tora Linn. Kolope/Gadung/Dioscorea hispida Dennst Kabhangkara/ Kecubung/ Datura metel L Ghai/ Kelapa/ Cocos nucifera L. Kula/Sukun/Artocarpus communis Forst Kasaga-saga/Sara Rambat/Abrus precatoris Lele/ Kapuk Hutan/ Bombax ceiba L. Dolipo/Ketapang Laut/Terminalia catappa Dhambu/Jambu Air/Eugenia aquea Burm. F Kaoba-oba/Bendotan/Ageratum conyzoides Kirinsuli/ Daruju/ Acanthus ilicifolium L. Fafa/ Kayu Bitti/ Vitex Cofassus Tonea/ Talas/ Valeriana hardwickii Tongkoea/ Kina/ Cinchona succirubra Kowala/ Enau/ Arenga pinnata Merr. Tulasi/Kemangi Hutan/Ocimum sanctum L. Bhanggai/ Kelor/ Moringa oeifera Lamk. Sandana/ Cendana/ Santalum album L. Libho/Awar-awar/ Ficus septicum Burm.b.
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
No
Untuk memudahkan perhitungan disesuaikan dengan morfologi dan lapisan distribusi vegetasi yang ada di lokasi penelitian, maka ukuran petak yang dipakai untuk pengamatan tingkat pertumbuhan yaitu 20 x 20 m (pohon), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan l x l m (semai dan
No 33 34 35 36 37 38
Nama Tumbuhan (Lokal/Indonesia/Latin Kaembu-embu/Sembung/Blumea balsamifera (L.)DC. -/Daun Suji/Pleomele angustifolia N.E Brown Kathaba-thabako/Tempuyung/Sonchus arvensis L. Kalumembe/Jarong/Stachytarpheta mutabilis L. Kamena-mena/Bunga Pagoda/Clerodendrum japonicum Dhambu Sera/Jambu Mete/Anacardium occidentale Linn. Kagala-galanomanu/Suruhan/Peperomia pellucid (L) Kunth Lemonipi/Lemon Nipis/Citrus aurantifolia (christm) surcingle Kirilembe/Senggani/Melastoma candidum D. Don Bhangkudu/ Mengkudu/ Morinda citrifolia L. Kangkomata/Daun Katu/ Sanopus Androgynus (L) Merr. -/ Rumput Mutiara/ Hedyotis corymbosa (L.) lamk. Karoo/ Daun Sirih/ Chavica betle L. Piper betle Bhumalaka/ Jambu Batu/ Psidium guajava L. Bheau/ Kemiri/ Aleurites moluccana L. Willd Kusambi/ Kesambi/ Scleichera oleosa (Lour.) Oken Kaghai-ghai/ Meniran/ Phyllanthus urinaria Linn Kapati-pati/ Petikan Kerbau/ Euphorbia hirta L. Kangkonu/ Anting-anting/ Acalypha indica L. Bhangule/ Bhangle/ Zingiber purpureum Roxb. Lambhagiri/ Putri Malu/ Mimosa pudica Linn. Ghontoghe/Daun Paliasa/Kleinhovia hospita Linn. Kateo-teo/Bunga Tasbeh/Canna indica Linn. Kambhadhawa/Pohon Turi/Sesbania grandiflora (L.) Pers. Kapuru-puru/ Gempur Batu/ Borreria hispida Schum. Rompu Gadha/ Kembang Telang/ Clitoria ternatea L. Kalamandinga/ Petai Cina/ Leucaena leucocephala Kula Wuna/ Keluwih/ Artocarpus camansi Blanco Tombulawa/ Temulawak/ Curcuma xanthorrhiza Roxb. Susuruno Nekontu/Cakar Ayam/Selaginella doederleinii Lahunai/ Komba-komba/ Eupathorium odoratum
tumbuhan bawah). Kusmana (1997) mengemukakan bahwa untuk kepentingan deskripsi suatu vegetasi diperlukan minimal tiga parameter yaitu densitas, frekuensi, dan dominansi. Perhitungan masing-masing ukuran petak contoh ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan seluruh jenis tumbuhan pada ukuran petak contoh 20 x 20 m dan 10 x 10 m No
Nama Jenis Tumbuhan
Variabel
20 x 20 m Parameter
10 x 10 m Variabel
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
Parameter
165
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
JJ
JPM
DB (cm) 35 35 35 35 35 35 35 35 50 40 35 80 35 40 50 45
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
INP
1 Kapuk Randu 8 7 34,21 2 Waru 5 4 22,19 3 Daun Paliasa 4 4 20,27 4 Kesambi 5 5 24,27 5 Ketapang Laut 2 2 12,26 6 Kayu Bitti 4 4 20,27 7 Kedondong 2 2 12,26 8 Kelapa 4 3 18,18 9 Sukun 2 2 16,67 10 Beringi 2 2 13,55 11 Keluwih 1 1 8,25 12 Cendana 1 1 26,17 13 Kelor 1 1 8,25 14 Jambu Mete 2 1 11,47 15 Kina 6 6 32,70 16 Kemiri 3 3 19,03 17 Belimbing Wuluh 18 Pohon Tur 19 Jambu Air 20 Sirsak 21 Enau 22 Jati 23 Lemon Nipis 24 Jambu Batu 25 Kapuk Hutan JUMLAH 52 48 655 300 Keterangan : JJ = Jumlah Jenis JPM = Jumlah Plot Muncul DB = Diameter Batang
ISSN: 2089-9858
ID
IK
JJ
JPM
0,250 0,098 0,063 0,098 0,016 0,063 0,016 0,063 0,016 0,016 0,004 0,004 0,004 0,016 0,141 0,035
0,151 0,151 0,151 0,160 0,113 0,151 0,113 0,151 0,113 0,113 0,075 0,075 0,075 0,113 0,160 0,136
6 12 9 8 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1
6 10 7 8 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1
0,898 2,001 INP ID IK
5 3 2 2 4 1 2 2 1 71
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
DB (cm) 20 30 12 20 20 10 12 25 30 22 15 20 15 20
INP
ID
IK
22,34 42,91 24,91 28,14 13,63 4,13 7,58 10,58 13,96 8,85 8,57 7,82 5,67 7,82
0,068 0,272 0,153 0,121 0,017 0,002 0,008 0,002 0,002 0,002 0,008 0,002 0,002 0,002
0,152 0,059 0,160 0,160 0,115 0,059 0,092 0,059 0,059 0,059 0,092 0,147 0,059 0,059
5 15 17,28 3 12 10,48 2 11 7,29 2 15 8,57 4 25 19,29 1 15 5,67 2 10 7,04 2 10 7,04 1 25 10,58 67 409 300 = Indeks Nilai Penting = Indeks Dominansi = Indeks Keragaman
0,047 0,017 0,008 0,008 0,030 0,002 0,008 0,008 0,002 0,788
0,144 0,115 0,092 0,092 0,132 0,059 0,092 0,092 0,059 2,208
Tabel 3. Hasil perhitungan seluruh jenis tumbuhan pada ukuran petak contoh 5 x 5 m dan 1 x 1 m 5x5m No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Jenis Tumbuhan Tembelekan Lahunai Sembung Kemangi Hutan Petai Cina Jarong Tempuyung Awar-awar Pohon Turi Anting-anting Senggani Waru Kecubung Jahe
Variabel
1x1m Parameter
JJ
JPM
DB (cm)
55 15 9 5 5 7 3 2 1 2 10 10 9 9
10 5 5 3 3 3 2 2 1 2 4 6 5 5
1 0,6 1 1 3 1 2 2 6 1 1 8 2 0,5
Variabel
INP
ID
IK
34,98 11,71 9,02 5,27 6,18 6,20 3,74 3,28 5,48 2,94 8,53 17,55 9,36 8,94
2,617 0,195 0,070 0,022 0,022 0,042 0,008 0,003 0,001 0,003 0,087 0,087 0,070 0,070
0,338 0,157 0,153 0,122 0,122 0,141 0,093 0,072 0,045 0,072 0,156 0,156 0,153 0,153
Parameter
JJ
JP M
LAP (cm)
INP
ID
IK
15 15 5 3 2 21 1 4 2 9
4 3 2 2 1 7 1 2 1 4
1 0,6 0,2 0,2 0,1 0,1 1 1 0,2 0,1
20,65 8,89 5,63 5,15 2,69 12,36 14,73 16,30 4,06 6,93
0,287 0,287 0,032 0,011 0,005 0,563 0,001 0,020 0,005 0,103
0,145 0,145 0,134 0,104 0,082 0,093 0,052 0,121 0,082 0,159
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
166
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Bunga Tasbeh Ketepeng Kecil Ketepeng Cina Bunga Pagoda Kesambi Daun Suji Talas Mengkudu Temulawak Jambu Air Jati Daun Pandan Bhangle Belimbing Wuluh Sirsak Jambu Batu Kapuk Randu Cendana Kayu Bitti Daun Paliasa Cakar Ayam Meniran Rumput Mutiara Suruhan Daun Katu Gempur Batu Bendotan Petikan Kerbau Putri Malu Saga Rambat Daun Sirih Gadung Pare Kembang Telang Sisik Naga Daruju Ketapang Laut JUMLAH Keterangan : JJ JPM DB LAP
9 7 6 6 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1
2 3 4 2 3 4 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
1 1 3 1 7 4 8 8 1 5 8 8 2 5 8 5 10 9 8 6
6,17 6,20 7,59 4,78 10,69 7,92 11,44 12,88 4,81 8,48 10,51 11,47 4,69 6,11 10,05 5,65 12,70 10,56 8,64 5,48
217 105 138,1 300 = Jumlah Jenis = Jumlah Plot Muncul = Diameter Batang = Luaasan Area Pucuk
PEMBAHASAN Untuk mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi perlu dilakukan analisis komunitas tumbuhan. Satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki dalam ekologi hutan berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara
0,070 0,042 0,031 0,031 0,022 0,022 0,022 0,014 0,014 0,014 0,008 0,008 0,008 0,008 0,003 0,003 0,001 0,001 0,001 0,001
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
0,153 0,141 0,133 0,133 0,122 0,122 0,122 0,109 0,109 0,109 0,093 0,093 0,093 0,093 0,072 0,072 0,045 0,045 0,045 0,045
50 11 0,08 22,47 3,189 40 13 0,1 22,03 2,041 33 9 0,1 16,95 1,389 30 5 0,2 14,20 1,148 25 12 0.3 20,29 0,797 24 5 0,1 11,39 0,735 12 4 0,3 10,38 0,184 11 4 0,1 7,41 0,154 9 5 0,2 9,14 0,103 8 4 0,1 6,68 0,082 7 5 0,2 8,66 0,063 7 4 0,4 10,54 0,063 3 3 0,1 4,63 0,011 2 2 0,2 4,91 0,005 2 2 0,05 2,86 0,005 2 1 0,3 5,42 0,005 2 1 0,1 2,69 0,005 3,619 3,882 415 118 7,33 300 23,601 INP = Indeks Nilai Penting ID = Indeks Dominansi IK = Indeks Keragaman
0,437 0,221 0,084 0,032 0,044 0,057 0,158 0,063 0,159 0,155 0,151 0,151 0,104 0,082 0,082 0,082 0,082 5,368
deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Analisis vegetasi memberikan informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis tumbuhan, diameter batang dan tinggi tumbuhan untuk menen-
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
167
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
tukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2, maka diketahui bahwa untuk densitas/kerapatan pada ukuran 20 x 20 m yang terbesar adalah 40 pohon per ha untuk Ceiba pentandra L., pada ukuran 10 x 10 m yang terbesar adalah 120 pohon per ha untuk Hibiscus tiliaceus L., pada ukuran 5 x 5 m yang terbesar adalah 1100 pohon per ha untuk Lantana camara Linn, dan ukuran 1 x 1 m yang terbesar adalah 10300 pohon per ha untuk Selaginella doederleinii. Nilai ini menunjukkan jumlah individu dari satu jenis pohon yang terdapat pada luasan petak contoh tertentu. Jadi untuk 40 pohon per ha Ceiba pentandra L. adalah ada 40 pohon tumbuhan Ceiba pentandra L. pada petak contoh ukuran 20 x 20 m. Data densitas/kerapatan digunakan untuk menghitung nilai Densitas Relatif/Kerapatan Relatif (KR) yang akan menunjukkan data kualitatif yaitu kelimpahan. Dari Tabel 2a dan 2b, diketahui bahwa KR yang tertinggi pada ukuran 20 x 20 m adalah Ceiba pentandra L. yaitu 15,38 %, pada ukuran 10 x 10 m yang tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus L. yaitu 16,90 %, pada ukuran 5 x 5 m yang tertinggi adalah Lantana camara Linn yaitu 25,35 %, dan pada ukuran 1 x 1 m yang tertinggi adalah Selaginella doederleinii yaitu 12,05 %. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pada masing-masing ukuran petak, misalnya ukuran 20 x 20 m Ceiba pentandra L. yaitu 15,38 % memiliki kerapatan yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Nilai KR menunjukkan nilai kelimpahan tumbuhan pada masing-masing luasan tertentu, karena nilai tertinggi adalah 25,35 % berarti kelimpahannya adalah jarang. Hasil perhitungan pada Tabel 2a dan 2b, diperoleh bahwa nilai frekuensi tertinggi pada ukuran 20 x 20 m adalah Ceiba pentandra L. yaitu 0,23, pada ukuran 10 x 10 m yang tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus L. yaitu 0,33, pada ukuran 5 x 5 m yang tertinggi adalah Lantana camara Linn yaitu 0,33, pada ukuran 1 x 1 m yang tertinggi adalah Phyllanthus urinaria Linn yaitu 0,43. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah munculnya suatu jenis tumbuhan pada petak contoh yang telah dibuat. Menurut Fachrul (2007) dalam Soegianto (1994) frekuensi merupakan besarnya intensitas ditemukan spesies dalam pengamatan keberadaan organisme. Nilai 0,23 untuk Ceiba pentandra L. berarti dari 30 petak contoh yang dibuat, Ceiba pentandra L. muncul pada 7 petak contoh. Jadi nilai frekuensi hanya menyatakan keberadaan suatu jenis tumbuhan. Nilai frekuensi digunakan untuk menghitung nilai Frekuensi Relatif (FR) dan untuk menun-
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
jukkan data kualitatif yaitu penyebaran. Untuk ukuran petak 20 x 20 m yang memiliki nilai FR tertinggi adalah Ceiba pentandra L. yaitu 14,48 %, pada petak 10 x 10 m yang tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus L. yaitu 14,95 %, pada petak 5 x 5 m yang tertinggi adalah Lantana camara Linn yaitu 9,52 %, dan pada petak 1 x 1 m yang tertinggi adalah Phyllanthus urinaria Linn yaitu 11,03 %. Nilai FR ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut memiliki kehadiran yang tinggi di tiap petak contoh dibandingkan dengan jenis yang lainnya atau menyatakan luasnya penyebaran suatu spesies pada area yang diambil sebagai petak contoh. Jadi untuk Ceiba pentandra L. yaitu 14,48 % sebagai nilai tertinggi berarti Ceiba pentandra L. memiliki kehadiran paling tinggi di petak 20 x 20 m dibanding dengan jenis tumbuhan lainnya. Dari nilai FR tertinggi yaitu 14,95 % menunjukkan bahwa penyebarannya adalah random atau acak. Menurut Saban (2011) bahwa tingginya nilai densitas/kerapatan dan frekuensi suatu jenis mengindikasikan bahwa jenis tersebut mempunyai kelimpahan dan penyebaran yang cukup luas karena memiliki kisaran toleransi yang cukup luas terhadap kondisi lokasi. Nilai dominansi berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2a dan 2b, diketahui bahwa dominansi tertinggi pada ukuran petak 20 x 20 m adalah Santalum album L. yaitu 251,20 m2/ha, pada petak 10 x 10 m yang tertinggi adalah Artocarpus communis Forst dan Hibiscus tiliaceus L. yaitu 70,65 m2/ha, pada petak 5 x 5 m yang tertinggi adalah Ceiba pentandra L. yaitu 15,70 cm2/ ha, dan pada petak 1 x 1 m yang tertinggi adalah Ficus septicum Burm.b., Lantana camara Linn, dan Sonchus arvensis L. yaitu 10.000 cm2/ha. Menurut Fachrul dalam Soegianto (1994) dominansi menyatakan suatu jenis utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas. Nilai ini menun-jukkan tingkat kehadiran dan penguasaan suatu jenis dalam ekosistem. Jadi nilai tertinggi pada Santalum album L. yaitu 251,20 m2/ ha untuk petak 20 x 20 m berarti Santalum album L. menguasai petak contoh ini dibanding dengan jenis lain. Hasil perhitungan pada Tabel 2a dan 2b diketahui bahwa, nilai Dominansi Relatif (DR) tertinggi untuk ukuran petak 20 x 20 m adalah Santalum album L. yaitu 22,16 %, untuk petak 10 x 10 m adalah Artocarpus communis Forst dan Hibiscus tiliaceus L. yaitu 11,06 %, untuk petak 5 x 5 m adalah Ceiba pentandra L. yaitu 11,29 %, dan untuk petak 1 x 1 m adalah Ficus septicum Burm.b., Lantana camara Linn, dan Sonchus arvensis L. yaitu 13,64 %. Nilai DR ini menunjukkan proporsi permukaan tanah yang ditutupi oleh
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
168
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
proyeksi tajuk tumbuhan. Jadi untuk Santalum album L. yaitu 22,16 % menunjukkan bahwa Santalum album L. memiliki penutupan tajuk terbesar pada ukuran petak 20 x 20 m. Nilai DR untuk semua jenis tumbuhan dalam suatu komunitas mungkin memiliki jumlah total lebih dari 100%, karena sering proyeksi tajuk dari satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya bertumpang tindih (overlapping). Nilai KR, FR, dan DR digunakan untuk menghitung Indeks Nilai Penting (INP) seperti pada Tabel 2a dan 2b, sehingga diperoleh bahwa pada ukuran petak 20 x 20 m yang tertinggi adalah Ceiba pentandra L. yaitu 34,21 %, pada petak 10 x 10 m yang tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus L. yaitu 42,91 %, pada petak 5 x 5 m yang tertinggi adalah Lantana camara Linn yaitu 34,98 %, dan pada petak 1 x 1 m yang tertinggi adalah Selaginella doederleinii yaitu 22,47 %. INP menyatakan tingkat dominansi/tingkat penguasaan suatu spesies dalam komunitas tumbuhan. Jika besarnya nilai Summed Dominance Ratio (SDR) mendekati 100%, INP jenis tumbuhan tergolong tinggi. Sebaliknya jika mengarah ke nilai 0% maka INP jenisnya termasuk kategori kecil, seperti yang diungkapkan oleh Setiadi (1984). Nilai Ceiba pentandra L. yaitu 34,21 % menunjukkan tingkat dominansi/tingkat penguasaan Ceiba pentandra L. dalam petak ukuran 20 x 20 m. Besarnya INP menunjukkan peranan jenis tersebut pada lokasi penelitian. Menurut Barbour et al. (1999) bahwa jenis yang memiliki INP yang tinggi dapat memberikan kontribusi terbesar di dalam suatu komunitas atau sebaliknya. Indeks nilai penting dapat digunakan untuk menentukan dominansi jenis tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya karena dalam suatu komunitas yang bersifat heterogen. Indeks Dominansi (ID) menurut hasil perhitungan seperti yang ditampilkan pada Tabel 2a dan 2b menunjukkan bahwa, pada ukuran petak 20 x 20 m yang tertinggi adalah Ceiba pentandra L. yaitu 0,250, pada petak 10 x 10 m yang tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus L. yaitu 0,272, pada petak 5 x 5 m yang tertinggi adalah Lantana camara Linn yaitu 2,617, dan pada petak 1 x 1 m yang tertinggi adalah Selaginella doederleinii yaitu 3,189. ID digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan. Jika dominansi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai ID akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominansi secara bersama-sama maka nilai ID akan rendah (Simpson, 1949 dalam Soerianegara et all., 2005). Nilai ID 0,250 adalah tertinggi pada ukuran petak 20 x 20 m, nilai tertinggi ini dimiliki oleh Ceiba pentandra L. maka dapat dikatakan bahwa tingkat terpusatnya penguasaan pada petak
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
tersebut adalah terpusat pada Ceiba pentandra L. Nilai ini rendah sehingga menunjukkan bahwa penguasaan komunitas pada petak ini didominansi secara bersama-sama oleh beberapa jenis tumbuhan. Tabel 2 dan 3 memperlihatkan bahwa, Indeks Keragaman (IK) untuk ukuran petak 20 x 20 m adalah 2,001, untuk petak 10 x 10 m adalah 2,208, untuk petak 5 x 5 m adalah 3,882, dan untuk petak 1 x 1 m adalah 5,368. Menurut Soegiarto (1994) indeks keanekaragaman yang tinggi sehingga menunjukkan tingkat kemampuan menjaga kestabilan dirinya meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponen lainnya. Odum (1998) menyatakan bahwa keanekaragaman akan menjadi tinggi pada komunitas yang lebih tua dan rendah pada yang baru terbentuk. Nilai IK Shannon yang paling tinggi dimiliki oleh ukuran petak 1 x 1 m yang menunjukkan bahwa pada petak ini bisa menjaga kestabilan dirinya meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponen lainnya. Keanekaragaman jenis dapat diambil untuk menandai jumlah jenis dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah jenis di antara jumlah total individu dari seluruh jenis yang ada. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994). IK merupakan keanekaragaman spesies, dimana keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena interaksi spesies yang terjadi dalam komunitas tersebut tinggi. Suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi jika komunitas tersebut tersusun oleh banyak spesies atau sebaliknya dikatakan rendah jika komunitas tersebut disusun oleh spesies yang sedikit (Indriyanto, 2006). Densitas relatif tertinggi yang diperoleh adalah 25,35 % yaitu Lantana camara Linn pada petak contoh ukuran 5 x 5 m artinya kelimpahan jenis tumbuhan masuk kategori jarang. Penyebaran jenis tumbuhan adalah acak karena nilai frekuensi relatif tertinggi adalah 14,95% pada petak contoh ukuran 10 x 10 m jadi artinya masuk kategori penyebarannya random/ acak. Indeks nilai penting tertinggi adalah pada Hibiscus tiliaceus L. yaitu 42,91 % terdapat pada ukuran petak 10 x 10 m yang berarti bahwa jenis tersebut memiliki dominansi atau memberikan kontribusi yang besar dalam komunitas tumbuhan. Pada semua petak contoh penguasaan komunitas didominasi secara bersama-sama oleh beberapa jenis tumbuhan karena dari hasil
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
169
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2013
Vol. 2 No. 2 Hal. 163-170
perhitungan diperoleh indeks dominansi tertinggi adalah 3,189 untuk ukuran petak 1 x 1 m. Indeks keanekaragaman tertinggi pada ukuran petak 1 x 1 m yaitu 5,368 yang berarti bahwa petak ini memiliki kompleksitas yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Barboer, M.G., Bork, H.J., Pitts, D.W., 1987. Terrestrial Plant Ecology. The Benjamin/ Cummings Publishing Company, inc. California. Indiyanto dan Harianto. 2004. Kondisi Jenis Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat di Kawasan Hutan Register 19 Gunung Betung Provinsi Lampung. Media Medika Indonesiana. Fakultas Kedokteran Univer-sitas Diponegoro. Semarang. Indriyanto. 2006.Ekologi Hutan.PT. Bumi Aksara. Jakarta. Julianus, K. Diah, I. Halidah. Lis N. Jafred E., 2010. Domestikasi Tumbuhan Obat Tradisional Di Propinsi Sulawesi Utara. Laporan Akhir Program Insentif Riset Kementrian Riset Dan Teknologi Ta. 2010. Balai Penelitian Kehutanan Manado
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Kusmana, C., 1997. Metode Survey Vegetasi. PT Penerbit Institut Pertanian Bogor.Bogor. Jawa Barat. Michael, P., 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI Press. Odum, E. P., 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Gadja Mada University Press. Yogyakarta. Saban, R., 2011. Analisis Keanekaragaman Beta Karang Di Perairan Pulau Koholifano Desa Oenggumora Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Skripsi. Departemen Biologi FMIPA UNHALU. Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB. Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Soegianto, A., 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya.
Nursadia Madjid et al., 2013. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkhasiat ..................................
170