PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN STRATEGI E-MARKETING PADA TIFOSI SPORT CENTER CV. TARAKA NUSWAPADA DENGAN KERANGKA KERJA SOSTAC
Arthur Robert Jl. Haji Samali Ujung No A1, Jakarta Selatan Mobile : +6285693937428
[email protected]
Riki Jl.Kemandoran No.1, Jakarta Selatan Mobile : +6289695536358
[email protected]
Zulkifli Jl. Masjid Abidin No.27, Jakarta Timur Mobile : +6285692319597
[email protected]
Dosen Pembimbing: Indra Kusumadi Hartono, SS,.MM
ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk menganalisis sistem pemasaran perusahaan, merancang dan membangun sistem aplikasi e-marketing agar dapat meningkatkan penjualan, menambah pelanggan dan mempermudah pelanggan mendapat informasi tentang Tifosi Sport Center.METODE PENELITIAN yang di gunakan yaitu studi kepustakaan, wawancara dengan narasumber perusahaan, studi lapangan, menyebarkan kuisioner dan juga metode perancangan yang di gunakan adalah metode pengembangan dan penerapan strategi e-marketing dengan kerangka SOSTAC.HASIL YANG DICAPAI dari analisis ini adalah memahami sistem e-marketing yang tepat dan mendukung strategi pemasaran pada perusahaan yang sebelumnya kurang maksimal, sebuah website baru yang dapat membantu para pelanggan mendapatkan informasi dan mengurangi biaya pemasaran.SIMPULAN dari perancangan ini adalah pembaharuan website yang mengurangi biaya pemasaran, dan memperluas ruang lingkup perusahaan dengan peningkatan penjualan serta mempermudah pelanggan mendapatkan informasi Kata Kunci : B2C, analisis, sistem, pemasaran, e-marketing, website THE PURPOSE is to analyze the marketing system of the company, to design and build the e-marketing system application to increase sales, expand buyers and easier access for information about the Tifosi Soprt Center RESEARCH METHODS which used is library studies, interview with sources from the company, field study, questionnaire hand-outs and also the design method used is implementation and design with SOSTAC framework.THE RESULT ACHIEVED from the analysts is that understanding the right e-marketing system and supporting marketing strategy on a company that was less maximized, a new website that could help the buyers find information and lower marketing costs.IN CONCLUSION from this design is to renew the website that lower marketing costs and expand the company's environment with increase sales and easier access for buyers to get information. Keywords : B2C, analysis, systems, marketing, e-marketing, website.
PENDAHULUAN Marketing adalah sebuah teknik komunikasi yang di gunakan untuk menyediakan nformasi dari suatu produk atau jasa ke konsumen. Marketing juga di gunakan untuk menarik konsumen baru agar lebih tertarik membeli atau menggunakan jasa dari perusahaan tersebut. Umumnya untuk menyediakan perbandingan dan perbedaan produk atau jasa perusahaan dengan produk competitor sejenis. Di era modern sekarang perkembangan teknologi menjadi basis dari marketing dan bisnis, oleh karena itu para pelaku bisnis wajib menggunakan komputasi dalam marketing dan bisnis mereka, untuk memperbesar dan memperluas jaringan bisnis mereka. Kebutuhan yang mendesak di era komputasi seperti sekarang ini menuntut para pelaku bisnis untuk bergerak maju menggunakan komputer dan mengikuti perkembangan teknologi saat ini. E-marketing merupakan penggunaan internet atau pengimplementasian internet sebagai media marketing. E-marketing merupakan syarat dasar dalam kebutuhan bisnis sekarang ini dimana untuk menjangkau pelanggan bisnis serta memperluas dan memperlebar jaringan pasar. Peran e-marketing dalam
era teknologi komputer saat ini di gunakan sebagai ujung tombak untuk meningkatkan jaringan pasar perusahaan juga dalam hal ini menjangkau pelanggan yang berada di luar jangkauan perusahaan. CV.Taraka Nuswapada memiliki merek dagang yaitu Tifosi Sport Center. Melihat alasan-alasan di atas, Tifosi Sport Center selaku salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa olah raga juga tidak mau tertinggal dalam memanfaatkan peluang pengembangan bisnis dengan pemanfaatan teknologi. Tifosi Sport Center adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang olahraga, khususnya di bidang penyewaan lapangan futsal, basket, voli dan beberapa akademi olahraga tersebut. Selama ini sistem pemasarannya hanya direct selling melalui mulut ke mulut. Sehingga mempersulit pelanggan untuk mendapatkan informasi yang valid. Sehubungan dengan masalah yang di hadapi Tifosi Sport Center maka di perlukan suatu sistem berbasis web dinamis untuk menunjang kebuthanin formasi untuk parap elanggan dan berharap dapat memperluas pangsa pasarnya dengan menarik banyak pelanggan baru, dan dapat memangkas biaya pemasaran perusahaan tersebut.
Ruang lingkup penelitian pembahasan E-marketing di batasi pada: a.
Penelitian di lakukan di Tifosi Sport Center
b.
Hanya membahas tentang penyewaan lapangan.
c.
Jumlah responden kuesioner sebanyak 64 orang..
d.
Pembuatan prototype website Tifosi.
e.
Fitur yang di buat adalah booking schedule lapangan
f.
Tidak membahas sistem keamanan website.
Tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu: a.
Mengembangkan sistem aplikasi e-marketing pada Tifosi yang dapat meningkatkan penyebaran informasi promo dan penyewaan lapangan futsal Tifosi
b.
Menambah saluran distribusi baru berupa media digital untuk berita informasi dan promosi ke pelanggan.
c.
Memperluas pangsa pasar pada Tifosi.
Manfaat dari penulisan skripsi ini,yaitu: a.
Meningkatkan kepuasan pelanggan agar dapat menciptakan loyalitas kepada para pelanggan.
b.
Memangkas biaya pemasaran Tifosi dengan mengganti media pemasaran fisik menjadi media digital.
c.
Menaikan jumlah pelanggan yang bermain di Tifosi.
beberapa
Metodologi yang di gunakan dalam penelitian adalah: a. Studi Pustaka Studi pustaka di lakukan untuk mendapatkan informasi lebih terkait emarketing dan bagian-bagian yang berhubungan. Dengan mencari dan mengumpulkan referensi, merangkum, mencatat, dan mempelajari data dan informasi yang relevan dengan sumber bukui lmiah, jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. b. Wawancara Dengan melakukan wawancara pada nara sumber di perusahaan untuk mendapatkan informasi terkait proses bisnis perusahaan, sumber daya manusia perusahaan, serta informasi lain yang di butuhkan dalam penyusunan penelitian ini. c.
Studi lapangan Dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan dengan observasi dan melihat langsung proses kerja dalam perusahaan untuk menunjang pembuatan strategi e-marketing untuk perusahaan.
d.
Kuisioner Menyebarkan kuisioner dengan metode purpose sampling kepada target customer website e-marketing, untuk memperoleh data mengenai kebutuhan dan preferensi customer, sehingga website e-marketing yang di bangun dapat di gunakan secara efektif untuk membantu menyukseskan pembangunan emarketing perusahaan
e.
Metode Analisis dan Perancangan Metode analisis dan perancangan yang di gunakan adalah kerangka perancangan SOSTAC yang memiliki tujuan spesifik, terukur, dan realistis, Metode di perkenalkan oleh Paul R Smith. Metode perancangan yang di gunakan terdiri dari beberapa tahapan : -
Situasion Analysis (Where are we now?)
-
Objectives (Where do we want to be?)
-
Strategy Formulation (How do we get there?)
-
Tactis (How exactly do we get there?)
-
Action (What is our plan?)
-
Control (Did we get there).
SistematikaPenulisan Sistematika penulisan penelitian yang akan di buat dalah : i. Bab 1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi dan sistematika penulisan yang di gunakan. ii. Bab 2 Landasan Teori, Bab ini berisikan penjelasan mengenai landasan teori yaitu berupa pengertian pemasaran, teori-teori yang berkaitan dengan pemasaran, emarketing, SOSTAC ,teknologi internet, serta teori-teori pendukung lainnya.
iii. Bab 3 Analisis Sistem Berjalan, Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari perusahaan, struktur organisasi, analisis sistem pemasaran yang sedang berjalan danjuga pemasalahan yang di hadapi yang disertai pemecahan masalah. iv. Bab 4 Perancangan E-Marketing Bab ini menjelaskan analisa dan perancanngan e-marketing menggunakan kerangka kerja SOSTAC. v. Bab 5 Simpulan dan Saran Bab ini memaparkan simpulan dari hasil analisis dan perancangan dari bab sebelumnya serta memberikan saran untuk membantu aktivitas perusahaan.
LANDASAN TEORI Teori Umum Dalam penulisan skripsi ini di paparkan teori-teori yang berkaitan dengan Emarketing seperti internet, world wide web, pengertian pemasaran, konsep strategi pemasaran, strategi pemasaran.
Pengertian Strategi David (2010: 6) dalam bukunya menjelaskan bahwa, “Strategi di definisikan sebagai formulasi dari seni dan sains , implementasi, dan meng evaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai objektifnya.”
Pengertian Marketing Kotler (2011: 5) dalam buku nya mengatakan, “Marketing adalah semua hal yang meng identifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial manusia. Salah satu definisi pendek dari marketing ialah “pertemuan membutuhkan keuntungan.”
Pemasaran dapat diartikan dalam beberapa pengertian, yaitu : 1. Sebagai budaya organisasi : adalah sebuah nilai dan kepercayaan yang mendorong organisasi untuk membuat komitmen fundamental untuk pelayanan
kebutuhan
pelanggan
sebagai
jalan
mendapatakan
keuntungan. 2. Sebagai strategi : mendefinisikan target pasar dan letak penawaran produk. 3. Sebagai taktik : aktivitas sehari-hari dalan 4 alat pemasaran: pengembangan produk, harga, penyebaran dan komunikasi. Alsem (2007: 6) mendefinisikan marketing dengan pengertian berbeda, ”pemasaran adalah sebuah aktivitas atau proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan / mendapatkan nilai terhadap produk dan jasanya dari pelanggan.”
Pengertian Internet Chaffey (2009:
4)
menjelaskan
bahwa,
“Internet
adalah
jaringan
fisik
yang
menghubungkan komputer di dunia. Yang terdiri dari infrastruktur jaringan server dan communication link antar mereka yang digunakan untuk menerima dan mengirim informasi antara client PCs dan web server.”
Pengertian WWW (World Wide Web) Chaffey (2009: 4) chaffey menjelaskan , “World wide web adalah teknik yang paling umum untuk penerbitan informasi di internet. Yang biasanya diakses melalui web browser yang menampilkan web pages yang berisi grafis dan HTML/XML-encoded text.”
Shelly & Woods (2011: 3) Mendefinisikan www dengan pengertian berbeda, sebagai berikut:
World Wide Web yang biasanya di sebut Web, adalah bagian dari internet yang mendukung multimedia dan terdiri dari koleksi dokumen yang saling terhubung. Untuk mendukung multimedia, web tergantung pada HTTP(Hyper text Transport Protocol), yaitu suatu set peraturan untuk bertukar teks, grafis, suara dan video serta file multimedia lainya. Dokumen yang saling terhubung atau halaman berisi informasi dalam web biasa di sebut sebagai halaman web. Karena Web mendukung teks, grafis, suara dan video, sebuah halaman web bisa berisikan salah satu dari elemen multimedia tersebut. Web terdiri dari jutaan halaman web yang saling bertukar.
Konsep Strategi Pemasaran Armstrong & Kotler (2008: 10) menjelaskan konsep strategi pemasaran di bagi menjadi 5 yaitu: 1. Konsep Produksi Ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan sangat terjangkau dan karena itu organisasi harus berfokus pada peningkatan produksi dan efisiensi distribusi. 2. Konsep Produk Ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur terbaik dan oleh karena itu organisasi harus menguras energinya untuk membuat peningkatan produk yang berkelanjutan.
3. Konsep Penjualan Ide bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar. 4. Konsep Pemasaran Filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasai tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing. 5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial Prinsip pemasaran yang menyatakan bahwa perusahaan harus mengambil keputusan pemasaran yang baik dengan memperhatikan keinginan konsumen, persyaratan perusahaan, kepentingan jangka panjang konsumen, dan kepentingan jangka panjang masyarakat.
Armstrong & Kotler (2008: 10) sementara Armstrong dan Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai berikut:
Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Proses pemasaran terdiri dari memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan, merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan, membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul, membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan, menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan.
Armstrong & Kotler (2008: 5) menjelaskan, menurut American marketing Association (AMA) definisi pemasaran “sebagai fungsi dari organisasi dan sekumpulan proses untuk
menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan untuk membina hubungan dengan pelanggan melalui cara yang saling menguntungkan.”
Teori Khusus
Pengertian E-Marketing atau Internet Marketing Traver & Laudon (2008: 355) menjelaskan Internet Marketing dalam bukunya sebagai berikut : Internet marketing adalah pemasaran yang menggunakan web sama seperti saluran tradisional untuk membangun hubungan jangka panjang yang positif dengan pelanggan (baik online maupun offline) dan dengan demikian menciptakan keunggulan kompetitif untuk perusahaan dengan memperbolehkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanan dibandingkan yang ditetapkan kompetitor.
Chaffey (2009: 16) mendefinisikan Internet Marketing dengan pengertian yang berbeda yaitu : digital marketing memiliki arti yang sama dengan electronic marketing dimana keduanya mendeskripsikan management dan eksekusi dari pemasaran menggunakan media elektronik seperti web, e-mail, interactive TV dan wireless media bersama dengan data digital mengenai karakteristik dan tingkah laku pelanggan.
Keller & Kotler (2009: 474) mendefinisikan dengan pengertian yang berbeda, “Emarketing
mendeskripsikan
upaya
perusahaan
untuk
menginformasikan,
mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya melalui internet.”
Keuntungan E-Marketing Sheth & Sharma (2005: 612) menjelaskan tentang keuntungan E-Marketing dalam jurnal nya sebagai berikut :
Keuntungan utama e-marketing adalah mengurangi biaya dan meningkatkan jangkauan. Biaya platform e-marketing biasanya lebih rendah daripada platform pemasaran lainnya seperti face-to-face atau perantara penjual / distributor. Selain itu, e-marketing memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pelanggan yang tidak dapat diakses karena keterbatasan waktu dan lokasional dari saluran distribusi yang ada. Platform e-marketing meningkatkan jangkauan dan mengurangi biaya dengan menyediakan dua bidang keuntungan bagi pelanggan :
1.
Pertama, perusahaan pemasaran dapat memberikan informasi terbatas untuk pelanggan tanpa campur tangan manusia. Ini merupakan keuntungan lebih dari bentuk-bentuk lain dari kontak karena jumlah informasi yang dapat diberikan jauh lebih besar dari pada dalam bentuk komunikasi lainnya. Selain itu informasi tersebut dapat diberikan dalam bentuk yang mudah proses dan pahami oleh pelanggan. Sebagai contoh, penjadwalan dan sistem reservasi maskapai penerbangan yang sangat sulit untuk dibuat dan dijaga dalam melayani kebutuhan individu. Selain itu, dalam konteks ini, pilihannya besar dan sulit untuk menyediakan dalam format yang lebih baik bahwa format e-marketing atau web-based.
2.
Kedua, perusahaan e-marketing dapat membuat interaksi dengan menyesuaikan
informasi
bagi
nasabah
perorangan
yang
memungkinkan pelanggan untuk merancang produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Misalnya, online checking dan seat assignment bisa dilakukan di internet.
Pengertian E-Marketing Strategy Sheth & Sharma (2005: 611) dalam jurnal nya mendefinisikan E-marketing strategy, sebagai berikut :
E-marketing strategy pemanfaatkan jaringan komunikasi yang sudah ada dan yang akan datang serta data jaringan untuk memberikan komunikasi pribadi dan tidak terputus antara perusahaan dan pelanggan serta memberikan nilai di atas jaringan tradisional.
Straus & Frost (2012: 51) mendefinisikan E-marketing strategy dengan definisi yang berbeda, sebagai berikut :
E-marketing strategy adalah desain dari strategi pemasaran yang berfokus pada penggunaan media elektronik atau kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bersatu.
Empat Bidang E-Marketing I.
Business to Consumer Online Marketing (B2C) Menjual produk dan jasanya kepada pengguna akhir secara online.
II.
Business to Bussiness Online Marketing (B2B) Memanfaatkan B2B website, email, online product catalogs, online trading networks, dan online resources lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang sudah ada dengan lebih efektif dan mendapatkan efisiensi pembelian serta harga yang lebih baik.
III.
Consumer to Consumer Online Marketing (C2C) Pertukaran barang dan informasi diantara konsumen akhir secara online.
IV.
Consumer to Business Online Marketing (C2B)
Pertukaran secara online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka dan memulai pembelian, kadangkadang melakukan transaksi secara berkala. Tabel 2.1 E-Marketing Domains Armstrong & Kotler (2008: 460)
Targeted
Initiated
by
Initiated consumer
by
Targeted
consumer
businesses
B2C
B2B
(business
business
to
to
(business
consumer)
business)
C2C
C2B
(consumer consumer)
to
(consumer business)
to
to
to
Perencanaan E-Marketing Menggunakan Metode Perencanaan SOSTAC Chaffey (2009: 418) mendefinisikan perencanaan E-marketing dan SOSTAC sebagai berikut :
Perencanaan e-marketing adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dari pemasaran sebuah strategi e-business. Sebuah perencanaan e-marketing diperlukan sebagai tambahan dari strategi e-business yang lebih luas dimana menjelaskan bagaimana tujuan penjualan dari sebuah strategi e-business dicapai melalui aktivitas pemasaran seperti marketing research dan marketing communication. Gambar 2.1 menunjukan bagaimana aktivitas e-marketing akan membentuk strategi e-business yang pada gilirannya akan membentuk rencana e-marketing.
Gambar 2.1 E-marketing Plan
Kerangka perencanaan SOSTAC merupakan kerangka perencanaan yang dikembangkan oleh Paul Smith dan merangkum
berbagai macam
tahapan yang harus dilibatkan dalam rencana pemasaran dari strategi pengembangan hingga implementasi. Tahapan yang terlibat dapat dirangkum sebagai berikut :
1.
Situation – where are we now?
2.
Objectives – where do we want to be?
3.
Strategy – how do we get there?
4.
Tactics – how exactly do we get there?
5.
Action – what is our plan?
6.
Control – did we get there?
Gambar 2.2 SOSTAC
Tahap Pertama - Sitution Analysis (Where Are We Now?) Situation analysis merupakan tahap pertama dalam menyusun perencanaan e-marketing dimana pada tahapan ini dilakukan analisis mengenai kondisi
atau keefektifan dari
aktivitas pemasaran yang sekarang berjalan di perusahaan. Chaffey (2009: 420) menurut chaffey, “Situation analysis adalah analisis lingkungan dan peninjauan dari proses dan sumber daya internal perusahaan untuk membentuk strategi.” Tujuan dari situation analysis adalah memahami lingkungan saat ini dan kedepan perusahaan yang beroperasi agar tujuan strategis menjadi realistis dalam apa yang terjadi di pasar.
Demand Analysis Chaffey (2009: 421) menjelaskan demand analysis dalam bukunya, sebagai berikut :
Faktor utama yang mendorong tujuan strategi e-marketing dan e-business adalah tingkat saat ini dan proyeksi masa depan permintaan pelanggan untuk layanan e-commerce disegmen pasar yang berbeda. Analisis permintaan memeriksa penggunaan pelanggan saat ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dalam target pasar yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar : •
Berapa persen dari bisnis pelanggan memiliki akses ke internet?
•
Berapa persen anggota membeli unit dalam bisnis ini memiliki akses ke internet?
•
Berapa persen pelanggan yang siap untuk membeli produk secara online?
•
Berapa persen pelanggan dengan akses ke internet yang tidak siap membeli secara online, tetapi dipengaruhi oleh informasi dari website untuk membeli produk secara offline?
•
Apa popularitas dari berbagai online customer engagement devices fitur web 2.0 seperti blogs, online communities dan RSS feeds?
•
Apa saja hambatan penerapan antara pelanggan dari saluran yang berbeda dan bagaimana dapat mendorong adopsi?
Competitor Analysis Chaffey (2009: 425) dalam bukunya mendefinisikan competitor analysis, sebagai berikut :
Competitor analysis adalah review dari layanan e-business yang ditawarkan oleh pesaing yang lama dan pesaing yang baru dan penerapan dari pelanggan mereka. Competitor analysis atau pemantauan penggunaan e-commerce dari kompetitor untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan, sangat penting dalam e-marketplace karena sifat dinamis dari media internet.
SWOT Analysis Chaffey (2009: 274) mendefinisikan SWOT analysis dalam bukunya, sebagai berikut :
SWOT analysis dapat digunakan untuk merangkum jangkuan dari analisis yang dibahas. SWOT analysis adalah alat sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman.
Gambar 2.3 SWOT Analysis
Tahap Kedua – Objectives (Where do we want to be?) Setelah perusahaan melakukan situation analysis tahap kedua menentukan tujuan. Penetapan tujuan berguna untuk membantu mengarahkan perusahaan untuk tetap fokus pada hal yang ingin dicapai.
Chaffey (2009: 428) dalam buku nya menjelaskan, “Perencanaan e-marketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk strategi, taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investor.” Chaffey & Smith (2008: 24) menjelaskan, “Organisasi perlu untuk secara jelas menetapakan tujuan dari e-marketing, sehingga sumber daya yang tepat dapat diarahkan dalam mencapai tujuan tersebut.”
Kerangka yang berguna dalam mengembangkan tujuan ada 5S dari sell, serve, speak, save, dan sizzle. 5S yang terdiri dari :
a) Sell adalah manfaat dengan adanya penerapan e-marketing meningkatkan penjualan. Dicapai melalui distribusi yang luas ke pelanggan sehingga dapat dengan segera melayani pelanggan secara offiline atau mungkin melalui berbagai produk yang lebih luas daripada di toko atau harga yang lebih rendah dibanding saluran lain. b) Serve adalah manfaat lainnya berupa penambahan nilai. Dicapai dengan memberikan pelanggan keuntungan tambahan secara online atau membentuk pengembangan produk melalui dialog online dan umpan balik. c) Speak adalah manfaat yang berupa bertambah dekat dengan pelanggan. Hal ini menyangkut dalam pembuatan dua macam cara dialog melalui bentuk web, email, polling dan melakukan market research melalui survei formal dan mengawasi secara tidak langsung chat rooms untuk mempelajari mengenai pelanggan. Selain itu mencapai pelanggan secara online melalui Public Relation d) Save adalah manfaat menghemat biaya. Dicapai melalui komunikasi email secara online, transaksi penjualan dan layanan untuk mengurangi karyawan, biaya cetak dan ongkos kirim. e) Sizzle adalah manfaat memperluas brand secara online. Dicapai dengan menyediakan rencana dan pengalaman baru secara online pada saat yang bersamaan muncul secara familiar.
Tahap Ketiga – Strategy (How do we get there?)
Dalam tahap ini elemen strategi dalam perencanaan e-marketing adalah mendefinisikan bagaimana tujuan e-marketing akan dicapai. Strategi merangkum bagaimana mencapai tujuan kita.
Chaffey (2009: 433) menjelaskan tahapan strategy dalam bukunya, sebagai berikut :
Elemen strategi dari sebuah e-marketing plan mendefinisikan bagaimana sebuah tujuan emarketing akan dicapai. Definisi strategi harus terintegrasi dalam proses perencanan emarketing karena perencanaan e-marketing adalah sebuah proses yang berulang-ulang dari Situasion Analysis ke pengaturan strategi dan definisi strategi.
Chaffey & Smith (2008: 460) menjelaskan komponen utama dari e-marketing strategy, sebagai berikut :
a) Segmen, trends dalam market place – bagaimana strategi merangkul hal itu. b) Target markets, positioning dan propositions. c) Positioning dan online value propositions. d) Tujuan yang jelas (apakah strategi memenuhi apa yang ingin dicapai secara online) e) Evolutionary stage (apa tahap yang ingin kita dapatkan) f)
Online marketing mix (terutama tempat kerjasama dan tingkat pelayanan)
g) Optimum mix dari taktik saluran media digital (pencarian yang terintegrasi, tampilan iklan, media sosial) h) Dialog
yang dinamis
dan
strategi
kontak
untuk
mempertahankan pelanggan i)
User-generated content, komunitas dan social networking tactics (on own site dan third party sites).
j)
Online brand reputation management (positif dan negatif), dengan fokus pada jaringan sosial melalui online Public Relation tactics, terutama melibatkan dalam User Generated Content (baik itu reviews, ads, product ideas atau hanya diskusi)
Chaffey (2009: 437) menjelaskan e-marketing strategy, sebagai berikut :
Dalam membuat e-marketing strategy diperlukan analisis mengenai target market secara detail untuk memahami kebutuhan dan potensi serta kemudian mengembangkan strategi untuk memuaskan pasar tersebut sehingga memaksimalkan pendapatan hal ini disebut target marketing strategy. Target marketing strategy adalah evaluasi dan seleksi dari segmen dan pengembangan dari penawaran yang sesuai. Dimana tahap-tahap dalam pengembangan target marketing strategy adalah: a) Segmentation Identifikasi dari kelompok yang berbeda dalam target market dalam rangka mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan mengkomunikasikannya untuk kelompok tersebut. Dengan kata lain segmentasi melibatkan pemahaman tentang kelompok dari pelanggan dalam suatu target market untuk memahami kebutuhan dan potensi sebagai sumber pendapatan dalam rangka mengembangan strategi untuk memuaskan segmen tersebut sementara
memaksimalkan
pendapatan.
Dalam
konteks
perencanaan e-marketing segmen pasar akan dianalisis untuk menilai : 1.
Ukuran atau nilai dari pasar yang ada sekarang, proyeksi ke depan dari ukuran dan pangsa pasar perusahaan saat ini dan ke depannya dalam segmen tersebut.
2.
Pangsa pasar kompetitor dalam segmen tersebut.
3.
Kebutuhan dari setiap segmen, terutama kebutuhan yang tidak terpenuhi.
4.
Penawaran dan propositions dari perusahaan dan kompetitor untuk setiap segmen lewat segala aspek dalam proses pembelian.
b) Targeting Pendekatan targeting digunakan untuk kampanye akusisi yang akan bergantung pada segmentasi yang dilakukan. Targeting meliputi beberapa variabel, yaitu : 1.
Hubungan dengan perusahaan. Kampanye akan sering ditujukan untuk sasaran baru atau yang sudah ada. Perlu diingat, beberapa komunikasi seperti enewsletters dan email campaigns akan mencapai keduanya. Pemasar perlu mempertimbangkan untuk apakah efektif untuk memiliki komunikasi yang berbeda antara kontak yang lama, baru atau bekas atau untuk setiap sasaran dari setiap kelompok dalam komunikasi yang sama tetapi menggunakan konten yang ditujukan masing-masing.
2.
Segmentasi demografik. Hal ini biasanya didasarkan pada umur, jenis kelamin, kelompok sosial. Demografik secara online sering digunakan sebagai dasar untuk sebuah situs untuk membeli menampilkan iklan atau meminjamkan daftar e-mail. Demografik dapat digunakan untuk membatasi atau memfokuskan siapa yang membayar per klik iklan pencarian ditampilkan.
3.
Psychographic atau attitudinal segmentation. Hal ini meliputi sikap terhadap resiko dan nilai ketika membeli, contohnya early adopter, brand loyal atau price conscious. Hal ini kurang jelas dalam sasaran atribut dari
pelanggan sebab lebih mudah untuk membeli media berdasarkan demographic breakdown. 4.
Nilai. Semakin tinggi nilai suatu pelanggan (diindikasikan dengan tingginya rata-rata order value dan higher modelled customer lifetime values) akan sering menggaransi komunikasi yang terpisah dengan penawaran yang berbeda.
5.
Tahap daur hidup. Hal ini sangat berguna dimana pelanggan mengikuti khususnya dalam membeli atau menggunakan layanan, seperti buying online grocery shopping atau online banking.
6.
Perilaku Behavourial targeting merupakan salah satu peluang besar yang disediakan oleh pemasaran digital. Ini melibatkan penilaian tindakan masa lalu pelanggan di link berikut, membaca konten, menggunakan layanan online atau membeli produk, dan kemudian menindaklanjuti ini dengan pesan yang lebih relevan berdasarkan kecenderungan untuk bertindak berdasarkan pada aksi sebelumnya.
Gambar 2.4 Targeting dan Segmentation untuk Sebuah Kampanye Digital
c) Positioning Positioning
terkait
dengan
bagaimana
konsumen
mempersepsikan produk dari unsur-unsur nilai yang dijelaskan di atas. Sebuah pernyataan positioning sering dikembangkan untuk merangkum hal ini. Perusahaan kemudian harus memutuskan bagaimana
untuk
menyoroti
manfaat
sebagai
keuntungan
diferensial akan produk pesaing. Memiliki posisi yang jelas kuat secara online penting, karena sangat mudah bagi pelanggan untuk membandingkan penyedia layanan ketika awalnya memilih produk. Hal ini juga penting di mata pelanggan, sejak pengalaman pertama dari sebuah merek akan menentukan apakah pelanggan akan kembali ke penjual sebagai pilihan pertama atau memulai pencarian lain untuk mencari alternatif. Dalam konteks emarketing
keuntungan
diferensial
dan
positioning
dapat
diklarifikasikan dan dikomunikasikan dengan mengembangkan online value proposition.
Online value proposition adalah sebuah pernyataan dari manfaat dari layanan e-commerce yang idealnya tidak ada di penawaran dari kompetitor atau penawaran secara offline. Online value proposition yang jelas memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1.
Membantu
memberikan
fokus
perhatian
untuk
upaya
pemasaran dan memungkinkan staf perusahaan untuk mengerti tentang tujuan dari situs. 2.
Jika propositions jelas dapat digunakan untuk Public Relation dan rekomendasi mulut ke mulut yang dibuat tentang perusahaan.
3.
Dapat dihubungkan dengan normal product propositions dari sebuah perusahaan atau produk.
d) Planning Setelah melakukan tahap di atas langkah selanjutnya adalah perencanaan. Banyak keputusan strategic e-marketing planning didasarkan pada online value proposition dan kualitas yang jelas dari
online customer
experience
yang disampaikan
perusahaan.
Gambar 2.5 langkah - langkah Target Marketing Strategy
Tahap Keempat – Tactics (How Exactly Do We Get There?) Chaffey (2009: 448) dalam bukunya menjelaskan tahap tactic, sebagai berikut :
oleh
Taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional berbasis di sekitar elemen dari marketing mix. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat digunakan marketing mix terdiri dari 7Ps, yang berupa:
a) Produk Elemen dalam marketing mix yang melibatkan penelitian akan kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai.
b) Price Elemen dari marketing mix yang menentukan harga produk dan pricing models. Pricing models adalah bentuk dari pembayaran seperti outright purchase, auction, rental, volume purchase dan persyaratan kredit. c) Place Elemen dari marketing mix yang melibatkan distribusi dari produk
ke
pelanggan
meminimalkan
biaya
sesuai dari
dengan
inventory,
permintaan
dan
transportasi,
dan
penyimpanan. d) Promotion Elemen dari marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan pelanggan dan stakeholders untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai produk dan perusahaan. e) People Elemen dari marketing mix yang melibatkan pengiriman dari layanan ke pelanggan ketika interaksi dengan pelanggan. f)
Process Elemen dari marketing mix yang melibatkan metode dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencapai fungsi pemasaran.
g) Physical Evidance
Elemen dari marketing mix yang melibatkan ekspresi berwujud dari sebuah produk dan bagaimana hal ini dibeli dan digunakan.
Gambar 2.6 Marketing Mix
Dalam menentukan taktik, ada banyak kerangka yang dapat digunakan untuk membantu menyusun taktik. Salah satunya adalah kerangka RACE. Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama kali diperkenalkan oleh Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas empat langkah atau aktivitas online marketing yang dirancang untuk membantu brand melibatkan pelanggan dalam daur hidup pelanggan: • Tahap 1, Reach: Reach berarti membangun brand awareness dari sebuah brand, produk dan layanan di situs-situs lain dan di media offline untuk membangun lalu lintas dengan mengemudikan kunjungan ke kehadiran web yang berbeda seperti situs utama, microsites atau situs media sosial.
• Tahap 2, Act : Act adalah tentang membujuk pengunjung situs atau prospek mengambil langkah berikutnya dalam perjalanan mereka ketika mereka awalnya membuka situs anda atau keberadaan jaringan sosial. Ini berarti mencari tahu lebih lanjut tentang perusahaan atau produk , mencari untuk menemukan produk atau membaca posting blog. Ini tentang keterlibatan pengujung melalui konten yang relevan, konten yang menarik dan jalur navigasi yang jelas sehingga mereka tidak menekan tombol kembali. • Tahap 3, Convert: Conversion adalah dimana pengunjung berkomitmen untuk membentuk hubungan yang akan menghasilkan nilai komersial untuk bisnis. Ini adalah tujuan pemasaran seperti leads atau penjualan pada kehadiran web dan offline. • Tahap 4, Engage. Ini adalah keterlibatan jangka panjang, membangun hubungan pelanggan dari waktu ke waktu melalui interaksi beberapa menggunakan pembayaran, kepemilikan dan perolehan dalam memperoleh touchpoints media yang berbeda seperti situs anda, kehadiran sosial, email, dan interaksi langsung untuk meningkatkan customer lifetime value.
Gambar 2.7 RACE Sebagai Alat Pembentukan Taktik
Tahap Kelima – Action (What Is Our Plan?) Chaffey (2009: 469) menjelaskan tahap action dalam buku nya, sebagai berikut :
Pada tahap ini, action component dari perencanaan e-marketing menunjuk pada aktivitas yang dilakukan oleh manager untuk mengeksekusi rencana yang dibuat. Tindakan dari perencanaan strategi e-marketing dengan mengidentifikasi sumber daya dan skala waktu yang ada. Dimana meliputi 2 hal, yaitu :
1.
Menentukan : tugas, sumber daya, rekan kerja dan outsourcing, budget termasuk biaya untuk pengembangan, promosi, dan pemeliharaan, jangka waktu, dan karyawan.
2.
Implementation : a) Analisis dari kebutuhan bisnis dan pengunjung, scenariobased design, pengembangan dari konten, integrasi dari database, migrasi dari data, testing dan perubahan b) Project and change management c) Team organization and responsibilities d) Risk assessment (identify risks, measures to counter risks) e) Masalah hukum f) Proses pengembangan dan perawatan.
Selain itu tahap action dalam pengembangan e-marketing meliputi kegiatan perancangan dan pengembangan (design and development) website e-marketing yang merupakan bagian dari tahap pelaksanaan strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Dimana dalam pengembangan website e-marketing dapat menggunakan metode prototyping.
Chaffey (2009: 576) mendefinisikan dan menjelaskan prototyping dalam bukunya, sebagai berikut :
Prototyping adalah proses yang berulang-ulang yang disarankan oleh pengguna website untuk dilakukan modifikasi sebelum prototypes selanjutnya dan live version dari website dikembangkan. Dimana prototypes adalah versi awal dari sebagian atau keseluruhan dari sebuah sistem informasi yang dirangkum oleh penggunannya dan sponsor bisnisnya. Tahapan pembuatan website e-marketing berdasarkan langkah prototyping, yaitu:
a) Analysis Yang akan dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi requirements dari website yang dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui situation analysis dalam metode SOSTAC, interview dimana data yang berhasil dikumpulkan akan digunakan
untuk
memastikan
bahwa
website
yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan memakai website tersebut.
b) Design Tahap perancangan adalah tahap untuk membuat quality content user experience yang akan dirasakan oleh user situs tersebut. Content adalah hal penting harus diperhatikan dalam perancangan website, dimana suatu website harus menyediakan informasi pada saat diminta, selalu fresh atau up to date dan sesuai dengan kebutuhan user.
Quality content membantu pengunjung situs
untuk membuat keputusan yang tepat dan menarik pengunjung melalui search engine optimization sehingga meningkatkan brand awareness.
Chaffey & Smith (2008: 226) dalam buku nya menambahkan, “Selain itu dalam peracangan suatu website juga harus memperhatikan faktor Ease of use atau kemudahan dalam penggunaan. situs yang Easy-to-use berarti memiliki navigasi yang baik.”
Chaffey (2009: 634) menjelaskan information architecture dalam buknya, sebagai berikut :
Bentuk dari struktur sebuah situs tidak terlalu rumit juga tidak terlalu besar. Oleh karena itu diperlukan Information Architecture dalam perancangan suatu website. Information Architecture adalah kombinasi, pelabelan, dan pengelompokan informasi dalam struktur logikal, serta penyusunan skema navigasi dalam rancangan suatu sistem informasi. Perancangan suatu information architecture dapat dilakukan dengan site map dan wireframes.
Chaffey (2009: 635) mengatakan bahwa, “Site map adalah penggambaran graphical atau text dari hubungan dengan berbagai kelompok konten yang berbeda dalam sebuah website.”
Chaffey
(2009:
636)
menjelaskan
bahwa,
“wifreframes
mengilustrasikan susunan dari sebuah halaman web.”
adalah
sebuah
cara
Gambar 2.8 Site Structure Diagram untuk perencanaan pembuatan Layout dan hubungan antar halaman dalam website
.
Gambar 2.9 Contoh Wireframe untuk situs mainan anak-anak.
c) Development Setelah perancangan website telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pengembangan website dengan menggunakan software tertentu. Pengembangan website meliputi
penulisan
konten HTML, pembuatan desain grafik, dan pengkodingan. Development masuk dalam development enviroment. development enviroment adalah software dan hardware yang digunakan untuk membuat sistem.
d) Test and Review Pada akhirnya dilakukan pengujian atau testing terhadap website yang
telah
dikembangkan.
Testing,
bertujuan
untuk
mengidentifikasi ketidaksesuain dalam requirement specification dan errors. Selain itu review juga dilakukan review terhadap website tersebut. Review dapat menggunakan tools web analytic. Chaffey (2009: 704) dalam bukunya mengatahkan bahwa “Web analytic adalah teknik yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kontribusi dari e-marketing dalam bisnis termasuk evaluasi volume traffic, referrals, clickstreams, online reach data, customer satisfaction surveys, lead and sales.” Test dan Review dilakukan pada tahap Control dalam metode SOSTAC.
Gambar 2.10 metode Prototyping
Setelah tahap pengembangan website e-marketing dengan menggunakan metode prototyping perlu dilakukan optimalisasi website E-Marketing dengan menggunakan Search Engine Optimization (SEO). Chaffey & Smith (2008: 283) mendefinisikan SEO dalam bukunya, sebagai berikut :
Search Engine Optimization (SEO) melibatkan usaha untuk mencapai posisi tertinggi atau peringkat praktis dalam natural atau organic listings pada halaman hasil pencarian search engine setelah kombinasi spesifik dari kata kunci (atau keyphrase) yang telah diketik.
Posisi atau peringkat tergantung pada algoritma yang digunakan oleh setiap search engine untuk menyesuaikan halaman situs dengan konten yang relevan dengan keyphrase yang dimasukan. Google menggunakan 200 faktor atau signal dalam algoritma peringkat pencarian yang dihasilkan. Hal ini meliputi faktor peringkat positif yang membantu meningkatkan posisi dan faktor negatif atau filter yang digunakan untuk menghilangkan search engine spam dari index dimana SEO telah menggunakan pendekatan etis dalam permainan Google index. Faktor peringkat yang paling penting terdiri dari :
a) Site submission Bagaimana anda submit sebuah situs baru? Berita baiknya adalah registrasi dengan banyak mesin pencari adalah gratis jika anda menemukan
halaman
“Add
a
URL”
(misalnya
www.google.com/addurl.html) dimana anda menyediakan URL halaman utama anda dan Google kemudian akan secara otomatis mengindeks semua halaman yang terhubung. Disarankan bahwa automated submission tools tidak digunakan karena ini dapat dianggap search engine spamming technique. Bahkan, jika anda memiliki link dari perusahaan lain yang sudah diindeks oleh mesin pencari, banyak mesin pencari secara otomatis akan mengindeks situs anda tanpa perlu untuk mengirimkan URL.
b) Keyphrase analysis Kunci untuk search engine optimization yang sukses dan pay per klik adalah mencapai relevansi keyphrase karena ini adalah apa yang search engine berusaha untuk mencocokkan kombinasi kata kunci yang diketik ke dalam kotak pencarian ke halaman konten tujuan yang paling relevan. Chaffey & Smith (2008: 287) menjelaskan dalam bukunya tentang keyphrase analysis sebagai berikut :
Dalam menganalisis keyphrase digunakan :
i.
Demand Analysis. Mengidentifikasi popularitas dari setiap istilah pencarian, relevansinya terhadap barang atau jasa yang memenuhi syarat oleh 'maksud dari pencari' yang ditunjukkan oleh kalimat dan kompetisi di atasnya. Sumbersumber lain untuk mengidentifikasi keyphrases yang mencakup pengetahuan pasar, situs pesaing, keyphrases dari pengunjung yang mengunjungi situs (dari analisis web), alat internal situs pencarian.
ii.
Performance Analysis. Hal ini menilai bagaimana perusahaan pada saat ini berjalan untuk phrase ini.
iii.
Gap Analysis. Mengidentifikasi untuk setiap frase dan produk dimana berpotensi besar untuk peningkatan, sehingga dapat menargetkan sumber daya yang sesuai.
iv.
Set goals and select keyphrases. Mengidentifikasi berbagai jenis keyphrase yang diinginkan untuk terlihat. Terutama yang penting adalah strategic keyphares yang penting untuk sukses.
Dalam meningkatkan peringkat di mesin pencari melalui SEO hal yang perlu diperhatikan adalah : a) On-page optimization Tes yang paling dasar dari relevansi oleh mesin pencari adalah berapa kali frase muncul pada suatu halaman. Akan tetapi, ada banyak faktor yang yang juga diterapkan. Antara lain : 1) Frekuensi 2) Occurrence in headings
, 3) Occurrence in anchor text of hyperlinks 4) Markup such as bold
5) Density (the number of times) 6) Kedekatan dari phrase to start of document dan gap antara kata kunci individual. 7) Alternative image text 8) Document meta data
b) External linking Meningkatkan link eksternal merupakan hal yang sangat penting dalam SEO meskipun kurang mudah untuk mengontrol
dan
sering
diabaikan.
Langkah
dalam
meningkatkan external linking adalah : 1) Mengidentifikasi dan membuat konten dan layanan yang populer. Tahap awal dari pembangunan natural dan
pro-active
link-building
harus
dimulai
dari
pemikiran nilai dari situs tersebut dan jenis konten atau layanan yang berbeda pada setiap halaman yang berbeda. 2) Mengidentifikasi situs mitra potensial. Ada beberapa pilihan untuk menemukan situs mitra. Hal ini membantu mencoba untuk mengidentifikasi jenis situs yang mungkin dapat dihubungkan, misalnya: a) Direktori dari link b) Situs media tradisional c) Niche online-only media sites d) Asosiasi dagang e) Manufacturers, suppliers dan other business partners f) Press release distribution sites g) Bloggers termasuk customers dan partners h) Social networks.
c) Internal link-structures. Chaffey & Smith (2008: 294) menambahkan bahwa, “Prinsip yang paling penting adalah untuk memasukkan frase unik yang digunakan oleh pencari dalam anchor text dari sebuah hyperlink untuk menunjuk ke konten yang relevan.”
Tahap Keenam – Control Chaffey (2009: 470) menjelaskan tahap control dalam bukunya, sebagai berikut :
Setelah tahap implementasi dilakukan, kesuksesan tahap tersebut tergantung pada tahap pengawasan yang berkelanjutan. Pengawasan dapat dicapai melalui pengawasan terhadap kepuasaan pelanggan dan kinerja saluran melalui website dan saluran tradisional. Hal itu terangkum dalam :
1.
Indentifikasi proses ukuran dan metriks
2.
Kontribusi bisnis (profibilitas saluran – pendapatan. biaya, dan return on investment)
3.
Efektivitas pemasaran (hasil saluran – leads, penjualan, tingkat konversi, kepuasan saluran)
4.
Efektivitas
pemasaran
online
(perilaku
saluran
–
page
impressions, pengunjung, repeat visits, tingkat konversi).
Pengawasan dapat dilakukan untuk menilai keberhasilan website e-marketing
dengan menggunakan tools
seperti Google
Analytic dan Google Webmaster Tools. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan langkah kerja atau tahapan secara singkat yang akan dilalui dengan mengikuti panduan perencanaan e-marketing berdasarkan kerangka SOSTAC.
Gambar 2.11 Kerangka Pikir
HASIL DAN BAHASAN
Pada proses pemasaran sebelum menggunakan e-marketing, CV. Taraka Nuswapada menggunakan strategi pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth marketing) dan direct selling dengan menyebarkan flyer, brosur dan banner dibeberapa tempat. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh CV. Taraka Nuswapada sangat bergantung pada kepuasan konsumen yang telah menggunakan jasa dari CV. Taraka Nuswapada.
Analisis Faktor Internal CV. Taraka Nuswapada a) Kekuatan CV. Taraka Nuswapada •
Kelengkapan fasilitas, mulai dari free wifi, memiliki parkiran yang luas. Kamar mandi bersih dan tersedianya air panas, menyediakan bola yang berkualitas pada pelanggan.
•
Adanya Akademi futsal dengan mata pelajaran yang disusun oleh Coach Andri Irawan (pelatih TIMNAS futsal Indonesia) dan dilatih oleh pelatih berpengalaman.
•
Didukung dengan perlengkapan berkualitas dari JL Sport.Mulai dari karpet interlock yang cocok digunakan untuk alas lapangan futsal, yang bebas jamur, dan ramah lingkungan. Dan tiap lapangan dipisahkan oleh jarring-jarring berkualitas yang di produksi oleh JLSport. Dan bola yang standar futsal yang dibuat dari JLSport.
•
Pengelolaan tempat futsal dan pelayanan yang baik. Sebelum lapangan disewa, terlebih dahulu dibersihkan dan dicek kelayakan lapangannya. Dan para karyawan yang sopan dalam melayani para pelanggannya.
b) Kelemahan pada CV. Taraka Nuswapada •
Kurangnya promosi. Sejauh ini promosi terjadi pada hari senin, tapi sayangnya para pelanggan banyak yang tidak mengetahui promosi ini karena kurangnya informasi dari Tifosi.
•
Tidak ada bagian marketing.
•
Informasi yang terdapat didalam website kurang bermanfaat untuk pelanggan Tifosi.
•
Tidak adanya SEO dalam websiteTifosi. Yang menjadikan susahnya para pelanggan menemukan informasi tentang Tifosi.
•
Tidak adanya kegiatan didalam website tersebut yang dapat menarik para pelanggan untuk mengaksesnya.
Objectives Tahap kedua adalah menetapkan objektif yang dituju.Setelah melakukan analisa maka didapatkan objek yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan/objektif yang dicapai secara efisien maka dalam tahapan ini di gunakan 5S sebagai pedoman. 5S sendiri terdiri dari (sell,serve,sizzle,speak,save) 5S adalah : a) Sell Melalui pengembangan pada sisi e-marketing, yaitu pengembangan website Tifosi di harapkan dapat menaikan tingkat penjualan serta menambah pelanggan yang ada. Strategi e-marketing yang akan di terapkan untuk mencapai tujuan kenaikan tingkat penjualan adalah dengan perbaikan dari sisi e-marketing yaitu perbaikan dan penambahan website. Tambahan informasi serta fasilitias yang di sediakan dari Tifosi akan ada di website selain itu ada juga berita dan kegitan atau event yang di lakukan oleh Tifosi agar memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi. b) Serve Dengan adanya e-marketing , Tifosi dapat memberikan peningkatan pelayanan untuk pelanggan berupa pengecekan schedule lapangan online. Sistem booking ini akan akan memudahkan para pelanggan dan calon pelanggan dalam melakukan pemesanan lapangan tanpa perlu datang ke lokasi sehingga dapat di lakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan akses internet. Dengan adanya schedule online di harapkan Tifosi
dapat meningkatkan nilai di mata baik pelanggan maupun calon pelanggan. c) Speak Dengan
adanya
e-marketing,
Tifosi
di
harapkan
dapat
lebih
berkomunikasi dengan pelanggan serta calon pelanggan. Dimana strategi e-marketing yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan mempermudah komunikasi antara Tifosi kepada pelanggan maupun calon pelanggan dengan adanya bantuan dari website, e-mail, poling ,dan beberapa social media yang di gunakan oleh Tifosi agar Tifosi lebih dekat dan menjalin hubungan yang baik serta mengetahui kebutuhan para konsumen dan calon konsumen. d) Save Setelah penerapan dan pengembangan e-marketing Tifosi di harapkan adanya pengurangan biaya atau pengeluaran untuk kegiatan pemasaran yang di lakukan. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya website sebagai pusat informasi dalam melakukan kegiatan pemasaran, media pemasaran fisik dapat digantikan oleh media digital yang di tempatkan pada website tersebut. e) Sizzle Dengan
adanya
pengembangan
e-marketing
di
harapkan
dapat
mengangkat brand Tifosi dengan memunculkan kelebihan dan perbedaan dari para kompetiotor lapangan futsal di daerah sekitarnya. Munculnya faktor "wow" dari pelanggan yaitu karena adanya keungulan Tifosi dalam penyediaan jasa lapangan futsal dapat terlihat dari kualitas lapangan dengan bahan interlock, bola dan jaring yang berkualitas, dan ukuran lapangan dengan standarisasi internasional.
Strategy
Segmentation, Targeting, Positioning, dan Value Proposition Sebelum E-Marketing Berdasarkan wawancara terhadap perusahaan, segmen pasar CV. Taraka Nuswapada di lihat dari lokasinya mengincar para pelanggan dari kalangan pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran dan para penggemar olahraga futsal yang beraada di daerah sekitar Tifosi. Secara demografis segmen pasar CV. Taraka Nuswapada adalah tempat penyewaan lapangan olahraga khususnya futsal yang memiliki banyak lapangan dan berkulaitas bagi para pelanggan yang berada di daerahnya. Selanjutnya sebelum menggunakan e-marketing targeting yang di lakukan oleh CV. Taraka Nuswapada di arahkan pada orang-orang yang tahu tentang futsal dan karena letak Tifosi dekat dengan lingkungannya meraka yang ingin menyewa lapangan di Tifosi. Sedangkan positioning sebelum e-marketing terhadap produk CV. Taraka Nuswapada adalah sebagai tempat penyewaan lapangan futsal, agar para calon kostumer menyewa lapangan futsal di Tifosi. Dan yang terakhir value proposition yang di tawarkan CV. Taraka Nuswapada adalah jasa sewa lapangan futsal yang berkualitas dan berstrandar internasional, dengan fasilitas bola, seragam futsal, serta ruang ganti yang bersih.
Tactics Taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan dapat di buat dari bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat di gunakan bauran pemasaran 7Ps, yang berupa : a) Product Dengan banyaknya minat pemain futsal pada jaman sekarang dan berdasarkan informasi dari kuesioner dapat di pelajari bahwa para konsumen ingin kualitas yang bagus dalam bermain futsal. Maka dari itu Tifosi memberikan produk atau jasa sebagai tempat sewa lapangan futsal yang lengkap dan berkualitas dengan 9 lapangan futsal, 4 lapangan reguler dan 2 lapangan internasional, menggunakan lantai interlock standar internasional, bola dan net yang berkualitas, toilet dan ruang ganti yang bersih, serta di sediakan kantin dengan tempat parkir luas. Tifosi
juga menyediakan akademi futsal bagi yang ingin mempelajari futsal lebih dalam. b) Price Jam kerja oprasional Tifosi Sport Center yaitu dari jam 11 pagi sampai 12 malam, dengan harga sewa lapangan sebesar Rp. 125.000 dari jam 9.0012.00, Rp. 150.000 dari jam 12.00-17.00 dan Rp. 250.000 dari jam 17.0023.00. Harga yang di tetapkan oleh Tifosi dapat di katakan bersaing dengan tempat futsal pesaing lainnya karena dengan fasilitas yang di sediakan harga sewa lapangan di Tifosi berikan lebih mahal di bandingkan tempat futsal lainnya
c) Place Taktik yang diterapkan oleh Tifosi adalah melalui penggunaan website dimana pelanggan dapat mengakses website dari situs online Tifosi di mana saja dan kapan saja selama terhubung dengan alat elektronik yang dapat
mengakses
internet.
Selain
itu
dengan
adanya
website
mempermudah penyampaian informasi kepada para pelanggan dan menerima keluhan ataupun saran dari para pelanggan Tifosi.
d) Promotion Tifosi menerapkan taktik e-marketing yang berpusat pada website yang sudah di kembangkan dan di bantu dengan jejaring sosial yang Tifosi miliki seperti facebook, twitter, BBM, Line agar dapat membantu kegiatan promosi akan produk yang Tifosi berikan kepada para kostumer dan calon kostumer yang terhubung atau terintegrasi. Di harapkan dengan adanya sosial media Tifosi dapat berkomunikasi dengan baik sehingga pelanggan dapat mengetahui informasi mengenai event yang sedang ada. e) People
Sedangkan taktik sumberdaya manusia dalam hal ini adalah karyawan, karena kepuasan dan rasa aman para pelanggan berasal dari karyawan yang melayani mereka. Kualitas para karyawan juga perlu diperhatikan, bagaimana cara mereka melayani para konsumen. Jika pelayanannya baik, sopan, dan ramah maka konsumen akan lebih puas dan perusahaan memiliki nilai lebih dimata para konsumennya. Karyawan yang memiliki tugas sebagai admin dalam melakukan pemeliharaan database, website dan booking online juga harus bersikap ramah dan baik. f) Process Taktik yang digunakan Tifosi melalui penerapan e-marketing untuk mencapai fungsi pemasaran adalah dengan meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam memperoleh informasi dari website Tifosi . Dengan menggukanan metode Search Engine Optimization . SEO atau Search Engine Optimization dapat memudahkan para pelanggan dan calon pelanggan melakukan pencarian informasi tentang website Tifosi di browser internet dengan menggunakan search engine seperti google atau bing. g) Physical Evidence Taktik yang di terapkan oleh Tifosi di e-marketing adalah hal-hal yang berkaitan tentang bagaimana Tifosi itu sendiri di liat secara fisik oleh para pelanggan. Memberikan ekspresi berwujud kepada calon konsumen yang ingin menyewa lapangn di Tifosi. Tifosi menggunakan foto-foto resolusi tinggi yang ada di website Tifosi berisikan pengalaman bermain dari pada konsumen dan lokasi serta kelengkapan fasilitas yang di sediakan oleh Tifosi dan menunjukkan layanan apa saja yang diberikan untuk calon konsumen.
Segmentation, Targeting, Positioning, dan Value Proposition Setelah E-Marketing
Melalui penerapan e-marketing segmentasi yang di lakukan CV. Taraka Nuswapada tidak hanya didaerah sekitar Tifosi tapi juga menjangkau daerah luar agar banyak orang yang tahu tentang lapangan olah raga khususnya futsal
Tifosi sehingga dapat memperluas pangsa pasar CV. Taraka
Nuswapada. Sedangkan targeting yang di harapkan pada CV. Taraka Nuswapada setelah penerapan e-marketing adalah targeting pada pelanggan yang lebih luas cakupannya dari kalangan manapun baik pelajar, mahasiswa, penduduk sekitar, pekerja kantoran, instansi, maupun pemain-pemain yang memiliki tim futsal professional mengetahui keberadaan lapangan futsal Tifosi. Selain itu melalui penerapan e-marketing wilayah targeting konsumen CV. Taraka Nuswapada yang tadinya meliputi hanya daerah sekitar, kini menjalar ke wilayah luar dari daerah Tifosi contohnya kota Bekasi. Setelah penerapan e-marketing, positioning pada Tifosi menjadi tempat lapangan futsal terbaik di duren sawit, karena menyediakan lapangan futsal yang lebih berkualitas karena memiliki lapangan karpet interlock, bola dan perlengkapan yang lengkap, parkiran luas, kamar mandi bersih dan pengelolaan tempat futsal dan pelayanan yang baik di bandingkan dengan tempat futsal lainnya. Tujuan setelah adanya e-marketing di Tifosi Sport Center
adalah
meningkatkan
brand
awareness
perusahaan
pada
pelanggannya agar para calon kostumer melihat Tifosi sebagai tempat penyewaaan dengan mutu yang baik dan pelayanan memuaskan, sehingga banyak pelanggan yang akan setia. Terakhir value proposition
yang di harapakan CV. Taraka
Nuswapada melalui penerapan e-marketing adalah meningkatkan hubungan pelanggan dengan perusahaan melalui penyampain informasi dan layanan kegiatan
pemasaran
pada
CV.
Taraka
Nuswapada
terhadap
para
pelanggannya, dengan adanya bantuan dari sosial media seperti twitter, facebook, yahoo messenger, BBM, Line yang juga terintegrasi dengan website Tifosi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
penelitian
dengan
menganalisis,
merancang
serta
membuat
dan
mengimplementasikan strategie-marketing pada CV. Taraka Nusawapada, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Dengan implementasi strategi e-marketing, CV. Taraka Nusawapada dapat mengurangi pengeluaran biaya pemasaran sebesar 14,89% per tahun.
2.
Dengan implementasi strategi e-marketing, CV. Taraka Nusawapada dapat meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada pelanggan.
3.
Dengan strategi e-marketing, CV. Taraka Nusawapada dapat memperluas pangsa pasar perusahaan.
4.
Dengan pengembangan website e-marketing, perusahaan dapat mempermudah pelanggan dalam mendapatkan informasi dan kegiatan pemasaran.
Saran Saran yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut strategi e-marketing CV. Taraka Nusawapada, yaitu: 1.
Melakukan pelatihan kepada karyawan untuk dapat mengoperasikan dan menjalankan website e-marketing CV. Taraka Nusawapada sehingga proses pemasaran secara offline dan online dapat saling terintegrasi satu sama lain.
2.
Melakukan backup data secara rutin agar tidak terjadi kehilangan data danmenjaga keamanan website, karena website saat ini masih belum memiliki keamanan yang baik.
3.
Mengoptimalkan search engine optimization agar website CV. Taraka Nusawapada dapat mencapai hasil pencarian yang lebih baik lagi sehingga dapat mempermudah pelanggan dalam mencari website perusahaan melalui search engine.
4.
Memperbaharui tampilan website setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali dan menambahkan fitur-fitur yang dirasa perlu untuk membuat pelanggan merasa nyaman menggunakan website CV. Taraka Nuswapada.
REFERENSI
Alsem, K. J. (2007). Strategic Marketing : an Applied Perspective. New York: McGraw Hill. Armstrong, G., & Kotler, P. (2008). Principle of Marketing. New Jersey: Prentice Hall. Chaffey, D. (2009). E-Business and E-Commerce Management Strategy Implementation and Practice. London: Financial Times. Chaffey, D., & Smith, P. R. (2008). Emarketing Exellence Planning and Optimizing Your Digital Marketing. London: Routledge. David, F. R. (2010). Strategic Management Concept and Cases. New Jersey: Prentice Hall. Keller, K. L., & Kotler, P. (2009). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. Kotler, P. (2011). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. Shelly, G. B., & Woods, D. M. (2011). XHTML, HTML and CSS. Boston: Cengage Learning. Straus, J., & Frost, R. (2012). E-Marketing. New Jersey: Prentice Hall. Traver, C., & Laudon, K. (2008). E-Commerce. New Jersey: Prentice Hall. Website Chaffey, D. (2010, 7 15). Digital Marketing Strategy : Smartinsights . Retrieved 4 27, 2013, from Smartinsights. Jurnal Sheth, J. N., & Sharma, A. (2005). International Marketing Review. International emarketing : Opportunities and Issue , 611-622.