PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN BERDASARKAN STRATEGI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII MTS. DARUN NAJAH JATIREJO MOJOKERTO
Moh. Zainudin Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Pentingnya pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing adalah sebagai sarana untuk memudahkan siswa belajar teks cerpen kaitannya dengan materi memahami, menulis, dan menelaah serta merevisi teks cerpen. Hal itu dikarenakan bahan ajar yang selama ini digunakan siswa masih terlalu umum dan sulit dipahami. Secara khusus peneliti merumuskan masalah, yakni bagaimanakah kebutuhan, pengembangan, dan ketepatan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing pada siswa kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto. Pengembangan Bahan Ajar Teks Cerpen Berdasarkan Strategi terbimbing pada Siswa Kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto menggunakan pengembangan model 4-D (four D model). Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P (model 4 P), yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dengan berbagai keterbatasan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis angket untuk siswa MTs. Darun Najah yang telah menempuh materi teks cerpen, pedoman angket terbuka untuk guru bahasa Indonesia, dan pernyataan tentang kebutuhan materi teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing siswa kelas VII MTs. Darun Najah, peneliti berpendapat perlu mengembangkan sebuah bahan ajar yang sangat sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada teks cerpen. Bahan ajar tersebut adalah bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi ahli materi, ahli perancang dan media pembelajaran, dan ahli guru, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar valid, menunjukkan bahan ajar sudah tepat. Kata kunci: cerpen, bahan ajar, strategi terbimbing
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 439
PENDAHULUAN Menulis sesungguhnya bukanlah suatu kegiatan yang sulit. Termasuk salah satunya menulis cerpen. Menulis cerpen sangatlah mudah, seperti yang diungkapkan oleh Hariadi (2006:8) bahwa menulis sejatinya adalah memindahkan apa yang dilihat, dirasakan, serta diucapkan ke dalam bentuk tulisan. Jadi sesungguhnya tidak ada kesulitan bagi semua orang untuk menulis kalau setiap hari selalu melihat, merasakan, serta mengucapkan kata-kata untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Tinggal apa yang dilihat, dirasa, dan diucapkan dipindahkan ke dalam bentuk tulisan. Persoalan tulisan tersebut baik atau tidak bisa diperbaiki setelah tulisan yang ada di ruang gagasan terwujud. Namun fenomena di lapangan, terutama di kalangan peserta didik MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto, menulis cerpen bukanlah sesuatu kegiatan yang mudah. Ada banyak kendala yang dihadapi, mulai dari memahami unsur intrinsik, menentukan topik, membuat tujuan dan tema sehingga menjadi kerangka karangan, sampai pada pengembangan kerangka karangan yang arahnya tertuju pada pembuatan pembuka, isi, dan penutup. Sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan pada siswa MTs. Darun Najah, kendala-kendala yang dihadapi mereka lebih disebabkan tidak digunakannnya strategi pembelajaran yang sesuai dengan jenis keterampilan berbahasa. Terbukti, bahwa selama ini, bahan ajar yang digunakan siswa belum
tercermin strategi khusus pada setiap kompetensi dasar. Bahan ajar yang digunakan siswa MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto adalah bahan ajar berbentuk buku paket yang sesuai dengan Kurikulum 13. Di dalam buku paket tersebut peneliti mengamati bahwa materi yang ditampilkan belumlah lengkap. Unsur-unsur intrinsik yang menjadi unsur utama pembangun cerpen sama sekali tidak dibahas dalam materi tersebut. Padahal pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut sangat memengaruhi keterampilan peserta didik dalam menulis cerpen. Selain itu, di dalam buku paket tersebut, langkah-langkah pembuatan cerpen yang dipaparkan juga masih terlalu umum, sehingga menyulitkan siswa untuk mengaplikasikan langkahlangkah pembuatan cerpen. Semua itu karena tidak tercerminnya atau bahkan tidak adanya strategi tertentu yang mewarnai buku paket tersebut, sehingga buku tersebut sulit dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, penulis menawarkan sebuah produk pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing. Strategi terbimbing (dalam Rahayu, 2010) adalah terjemahan dari Directed Writing Activity yang merupakan strategi pembelajaran menulis yang dirancang oleh Blake dan Spenato. Strategi ini dikembangkan untuk keterampilan menulis dan dalam pembelajaran menekankan menulis sebagai suatu proses. Penerapan strategi terbimbing dalam pembelajaran menulis merupakan serangkaian kegiatan pemberian bimbingan kepada siswa
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 440
melalui tahapan-tahapan menulis yang berdasar pada pendekatan menulis proses. Tahapan menulis tersebut meliputi tahapan pramenulis, pembuatan draf, perbaikan dan penyuntingan, serta publikasi. Dikarenakan dalam bahan ajar yang peneliti kembangkan tidak hanya berisi satu kompetensi dasar, tetapi juga memuat kompetensi dasar memahami dan menelaah, maka strategi yang peneliti gunakan untuk pengembangan bahan ajar tidak hanya milik Blake dan Spenato, tetapi juga miliknya Oxford. Strategi yang peneliti jadikan sebagai pustaka dalam kompetensi dasar memahami, adalah jenis strategi langsung, yaitu strategi mencatat (informasi T). Strategi ini digunakan untuk membantu salah satu keterampilan berbahasa siswa yaitu mendengarkan. Aplikasi dari strategi ini adalah siswa disuruh membuat huruf T sebesar satu halaman. Mulamula hal yang dilakukan siswa adalah menulis judul di atas garis horizontal, lalu menulis topik di sebelah kiri garis vertikal, selanjutnya menulis contoh di sebelah kanan garis vertikal. Selanjutnya untuk kompetensi dasar menelaah dan merevisi teks cerpen peneliti juga mengambil salah satu strategi yang dikemukakan Oxford, yaitu strategi menyoroti. Dalam strategi ini, siswa dalam menelaah teks cerpen menggunakan tandatanda, baik dalam bentuk kotak, lingkaran, garis bawah maupun yang lain terhadap kesalahan-kesalahan yang ditemukan. Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) memperoleh kajian kebutuhan
bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing pada siswa kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto, (2) memperoleh kajian pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing pada siswa kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto, dan (3) memperoleh kajian ketepatan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing pada siswa kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto. METODE Metode yang digunakan peneliti adalah metode pengembangan model 4D terdiri yang terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4P (model 4 P), yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Pertama, tahap pendefinisian, yang meliputi lima langkah pokok, yaitu (1) analisis ujung depan (awal akhir), (2) analisis siswa, (3) analisis tugas, (4) analisis konsep, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran. Kedua, tahap perancangan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu (1) penyusunan tes acuan patokan, (2) pemilihan media, dan (3) pemilihan format. Ketiga, tahap pengembangan. Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing yang sudah direvisi dari para ahli (validator). Tahap ini meliputi, yaitu validasi bahan ajar memproduksi teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing, simulasi, dan uji coba.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 441
Keempat, tahap penyebaran. Tahapan ini masuk pada keterbatasan peneliti, karena peneliti tidak sampai melakukan tahap penyebaran produk. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai (1) hasil analisis kebutuhan, (2) hasil pengembangan bahan ajar, (3) ketepatan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing pada siswa kelas VII MTs. Darun Najah, (4) revisi produk, dan (5) deskripsi produk setelah revisi.
Pertama, hasil analisis kebutuhan. Pada hasil analisis kebutuhan ini ada beberapa angket, yaitu angket untuk siswa MTs. Darun Najah yang telah menempuh materi teks cerpen, pernyataan tentang kebutuhan materi teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing siswa kelas VII MTs. Darun Najah, pedoman angket terbuka untuk guru bahasa Indonesia, dan angket karakteristik siswa tentang minat dan motivasi. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel dari angket-angket tersebut.
Tabel 1. Angket Pernyataan Siswa tentang Materi Teks Cerpen yang telah Dipelajari No.
Pernyataan 1 2 3 4 Materi pelajaran yang disajikan meliputi: unsur-unsur intrinsik 1 teks cerita pendek, langkah-langkah menulis, dan menelaah 0% 20% 80% 0% teks cerita pendek Diberikan contoh-contoh yang memudahkan kalian memahami 2 materi unsur-unsur intrinsik cerpen, langkah-langkah menulis, 60% 40% 0% 0% dan menelaah teks cerita pendek Materi pelajaran ditekankan pada keterampilan memahami, 3 60% 40% 0% 0% menulis, dan menelaah teks cerita pendek Diberikan latihan untuk, memahami, menulis, dan menelaah 4 0% 100% 0% 0% teks cerita pendek Tersedia cukup materi untuk memahami, menulis, dan 5 50% 50% 0% 0% menelaah teks cerita pendek Materi teks cerita pendek mudah kalian pahami dan terapkan 6 50% 50% 0% 0% dalam memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek Materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan kalian dalam 7 40% 60% 0% 0% memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek Materi pelajaran cukup memadai untuk menyelesaikan latihan 8 50% 50% 0% 0% memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek Soal-soal atau tugas sesuai dengan materi memahami, menulis, 9 60% 40% 0% 0% dan menelaah teks cerpen Soal-soal teks cerita pendek setelah selesai pembelajaran 10 60% 40% 0% 0% dibahas di kelas Tabel 2. Angket Pernyataan Siswa tentang Kegiatan Belajar-Mengajar Materi Teks Cerpen No. Pernyataan 1 2 3 4 Guru memberitahukan tujuan pembelajaran teks cerita pendek 1. pada awal pembelajaran yang berkenaan dengan materi 90% 10% 0% 0% memahami, menulis, dan menelaah teks cerpen Guru menyajikan materi memahami, menulis, dan menelaah 2. teks cerita pendek dengan cara ceramah, tanya jawab, diskusi, 20% 80% 0% 0% dan penugasan NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 442
3. 4. 5.
6.
Guru memilih cara penyajian materi memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek secara bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan Guru memberikan latihan-latihan teks cerita pendek secara teratur Guru menggunakan alat bantu ketika mengajar materi memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek misalnya gambar, LCD, dan lain-lain Kegiatan belajar-mengajar dengan materi memahami, menulis, dan menelaah teks cerita pendek lebih banyak diorientasikan pada aktivitas siswa
40%
60%
0%
0%
70%
30%
0%
0%
20%
80%
0%
0%
70%
30%
0%
0%
Tabel 3. Pernyataan Siswa tentang Kebutuhan Materi Teks Cerpen Berdasarkan Strategi Terbimbing No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kebutuhan Saya perlu mengetahui tema dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui alur dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui penokohan dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui latar dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui sudut pandang dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui bahasa cerpen dan majas Saya perlu mengetahui amanat dan cara mencarinya Saya perlu mengetahui dan belajar membuat topik, tujuan, tema, dan pengembangannya Saya perlu belajar membuat pembuka, isi, dan penutup Saya perlu belajar menelaah teks cerpen
1 0% 0%
2 0% 0%
3 30% 30%
4 70% 70%
0%
0%
60%
40%
0%
0%
30%
70%
0%
0%
50%
50%
0% 0%
0% 0%
40% 60%
60% 40%
0%
0%
20%
80%
0% 0%
0% 0%
50% 40%
50% 60%
Tabel 4. Pedoman Angket Terbuka untuk Guru Bahasa Indonesia No.
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan Materi teks cerpen apa yang menurut Bapak/Ibu paling penting bagi siswa? a. Unsur intrinsik b. Langkah-langkah menulis cerpen c. Menelaah cerpen d. Semuanya benar Mengapa? Ketiganya saling berkaitan Kesulitan apakah yang Bapak/Ibu alami dalam memproduksi materi teks cerpen? a. Mengembangkan materi teks cerpen b. Merancang strategi pembelajaran teks cerpen c. Melakukan evaluasi pembelajaran teks cerpen Mengapa? Tidak mengetahui cara mengembangkan materi Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menentukan aspek kebutuhan materi teks cerpen? a. Berdasarkan pengalaman b. Melakukan studi pustaka c. Menggali informasi dari siswa d. Melakukan penelitian analisis kebutuhan Mengapa? Apa yang saya anggap sesuai dengan tema yang diajarkan, maka itulah materi yang saya buat Dasar apakah yang Bapak/Ibu gunakan untuk menetapkan tujuan pembelajaran teks cerpen? a. Berdasarkan pengalaman b. Berdasarkan hasil diskusi dengan MGMP bahasa Indonesia
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 443
No.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan c. Berdasarkan hasil wawancara dengan lembaga pendidikan tempat Anda mengajar d. Berdasarkan hasil penelitian analisis kebutuhan Mengapa? Sepengetahuan saya tujuan itu penjelasan dari indikator Kesulitan apakah yang Bapak/Ibu alami dalam mengembangkan materi pembelajaran teks cerpen? a. Memilih bahan yang sesuai dengan materi teks cerpen b. Menemukan materi yang sesuai dengan teks cerpen c. Memilih materi yang menarik siswa d. Memproduksi materi dalam bentuk bahan ajar/buku teks Mengapa? Saya tidak mengetahui cara menyusunnya dalam bentuk bahan ajar Kesulitan apakah yang Bapak/Ibu alami dalam merancang strategi pembelajaran teks cerpen? a. Mengelola kelas besar b. Menyajikan materi dalam waktu yang terbatas c. Menggunakan cara penyajian yang bervariasi Mengapa? Saya tidak mengetahui macam-macam strategi Cara penyajian materi apakah yang paling sering Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran teks cerpen? a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Penugasan Mengapa? Metode ceramah mudah dilakukan dan efektif untuk menyampaikan materi pelajaran Kesulitan apakah yang dialami siswa Bapak/Ibu dalam pembelajaran materi teks cerpen? a. Memperoleh bahan pelajaran yang memadahi b. Menyelesaikan latihan-latihan c. Memperoleh bimbingan secara intensif d. Mengikuti pelajaran dalam kelas besar Mengapa? Bahan pelajaran yang digunakan selama ini sulit dipahami oleh siswa Bagaimanakah cara Bapak/Ibu melalukan evaluasi pembelajaran teks cerpen? a. Melakukan evaluasi dalam bentuk tes subjektif b. Melakukan evaluasi melalui hasil pekerjaan siswa (latihan/tugas) c. Memberikan tugas akhir secara individual d. Memberikan tugas akhir secara kelompok Mengapa? Cara itu sangat efektif untuk mengetahui ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Apakah yang Bapak/Ibu lakukan untuk memperbaiki pembelajaran teks cerpen? a. Memberikan angket untuk diisi siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran teks cerpen b. Mendiskusikan dengan guru mapel bahasa Indonesia yang lain tentang kesulitan atau keberhasilan yang dialami siswa Mengapa? Cara itu lebih mengena karena pengetahuan guru yang satu dengan yang lain berbeda
Berdasarkan hasil analisis angket untuk siswa MTs. Darun Najah yang telah menempuh materi
teks cerpen, pernyataan tentang kebutuhan materi teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing siswa kelas VII MTs. Darun Najah,
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 444
dan pedoman angket terbuka untuk guru bahasa Indonesia, peneliti berpendapat perlu mengembangkan sebuah bahan ajar yang sangat sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada teks cerpen. Bahan ajar tersebut adalah bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing. Analisis angket karakteristik siswa tentang minat dan motivasi
siswa dalam mempelajari materi teks cerpen ini dilakukan pada kelompok kecil berjumlah 10 orang siswa MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto. Angket ini memuat 10 pernyataan tentang minat dan motivasi siswa yang bertujuan untuk mengembangkan materi teks cerpen pada pelajaran bahasa Indonesia. Angket ini disebarkan sebelum peneliti mengembangkan bahan ajar berupa buku teks cerpen.
Tabel 5. Angket Karakteristik Siswa tentang Minat dan Motivasi Siswa dalam Mempelajari Materi Teks Cerpen
Tabel 6. Keterangan Angket Karakteristik Siswa tentang Minat dan Motivasi Siswa dalam Mempelajari Materi Teks Cerpen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan Saya suka belajar tema dan cara mencarinya Saya suka belajar alur dan cara mencarinya Saya suka belajar penokohan dan cara mencarinya Saya suka belajar latar dan cara mencarinya Saya suka belajar sudut pandang dan cara mencarinya Saya suka belajar bahasa cerpen dan majas Saya suka belajar amanat dan cara mencarinya Saya suka belajar membuat topik, tujuan, tema, dan pengembangannya Saya suka belajar membuat pembuka, isi, dan penutup Saya suka belajar menelaah teks cerpen
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 445
Berdasarkan hasil analisis angket karakteristik siswa ini memberi gambaran tentang kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa, serta minat dan motivasi siswa sebelum mengikuti proses belajar mengajar dengan bahan ajar yang dikembangkan. Secara umum siswa menunjukkan kemampuan, pengetahuan, kognitif, serta minat dan motivasi yang baik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi teks cerpen. Kedua, hasil pengembangan bahan ajar. Pengembangan Bahan Ajar Teks Cerpen Berdasarkan Strategi Terbimbing pada Siswa Kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto adalah berupa buku paket. Dilihat dari aspek fisik, buku tersebut memiliki karakteristik: ukuran 25 cm x 17 cm, kertas HVS dengan ketebalan 80 gram, ukuran font 12, tipe huruf menggunakan garamond, sedangkan dilihat dari isinya mengandung beberapa komponen, yaitu komponen pendahuluan, isi, dan penutup. 1) Komponen Pendahuluan Di dalam komponen pendahuluan ini, terdapat beberapa bagian, yaitu: kata pengantar, daftar isi, dan peta konsep bahan ajar. Ketiga, ketepatan produk. Ketepatan bahan ajar bertujuan untuk menilai produk sudah tepat atau belum tepat bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing yang telah dikembangkan peneliti. Peneliti memilih sebagai validator adalah satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli isi,
satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli perancang dan media pembelajaran, serta satu orang guru bahasa Indonesia MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto kelas VII. Dalam penelitian ini lembar validasi akan digunakan untuk menilai produk bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing yang telah dikembangkan peneliti. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi ahli materi, ahli perancang dan media pembelajaran, dan ahli guru, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar valid, menunjukkan bahan ajar sudah tepat. Data yang diperoleh dari validator digunakan untuk menilai pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing. Secara keseluruhan penilaian validator dikatakan baik jika persentase dari masing-masing aspek berada pada selang 55%100%. Nilai yang diberikan validator pada masing-masing aspek dianalisis dengan menggunakan rumus persentase penilaian. Selanjutnya pengambilan kesimpulan. Rumusan perhitungan nilai ratarata dari penilaian masing-masing aspek adalah sebagai berikut. 100% Keterangan: P : Persentase penilaian 1 : Jumlah poin penilaian n : Jumlah items dalam lembar validasi k : Poin penilaian tertinggi Berikut ini akan disajikan tabel-tabel validasi ahli.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 446
Tabel 15. Skala Penilaian Penilaian Kriteria telah terpenuhi Kriteria kurang terpenuhi Kriteria sangat kurang terpenuhi Kriteria tidak terpenuhi
Angka 4 3 2 1
Skala = 80-100% = 60-79% = 40-59% = 20-39%
Tabel 16 Hasil Analisis Lembar Validasi Ahli Isi (Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd) No.
ASPEK
Kesesuaian dan keruntutan daftar isi dengan materi. Kejelasan materi yang 2 ditampilkan Kesesuaian latihan-latihan soal 3 dengan materi Kesesuaian materi dengan 4 indikator yang akan dicapai Strategi terbimbing pada bahan 5 ajar sudah tercermin Jumlah Poin Persentase 1
SKOR 4 3
2
1
CATATAN/SARAN
√ √ √ √ √ 18 90%
Tabel 17. Hasil Analisis Lembar Validasi Ahli Perancang dan Media Pembelajaran (Dr. Abdul Rani, M.Pd) No.
ASPEK
Keruntutan/kesistematisan materi. Keserasian materi dengan 2 indikator yang akan dicapai. Kemenarikan penyajian gambar 3 untuk pemahaman siswa dalam belajar. Kemampuan bahan ajar dalam meningkatkan pengetahuan 4 memahami, menulis, dan menelaah teks cerpen. Kemenarikan desain gambar dan sampul yang memberi kesan 5 positif, sehingga mampu menarik minat pembaca. Kemudahan dalam membaca 6 teks/tulisan. Kesesuaian dan kepaduan warna 7 yang dipilih. Kemudahan bahan ajar dalam 8 pemahaman materi. Kejelasan petunjuk pada 9 penggunaan bahan ajar. Jumlah Poin Persentase
SKOR 4 3
1
2
1
CATATAN/SARAN
√ √ √
√
√
√ √ √ √ 21 58%
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 447
Tabel 18. Hasil Analisis Lembar Validasi Guru (Rohmatullah, S.Pd) SKOR NO. ASPEK CATATAN/SARAN 4 3 2 1 Kesesuaian materi yang 1 disampaikan dengan kompetensi √ dasar. Kesesuaian rangkaian kegiatan 2 √ dengan materi pembelajaran. Keterpusatan kegiatan 3 √ pembelajaran pada siswa. Keterlibatan proses mental 4 dalam mengembangkan √ pengalaman pembelajaran. Keabstrakan konsep dan tingkat kesulitan latihan sesuai dengan 5 √ kemampuan berpikir siswa MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto Kesesuaian materi dan contoh 6 mendukung kemandirian belajar √ bagi siswa kelas VII. Kemudahan petunjuk 7 penggunaan bahan ajar dalam √ proses pembelajaran. Jumlah Poin 26 Persentase 93%
Berdasarkan hasil analisis terhadap lembar validasi ahli materi, ahli perancang media, dan ahli praktisi, dapat disimpulkan bahwa bahwa bahan ajar sudah tepat karena persentase secara keseluruhan memperoleh angka 80,33%. Ini artinya bahan ajar yang
dikembangkan berada pada predikat kedua, yaitu valid. Berikut ini, disajikan pula angket respon siswa pada pembelajaran teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing yang telah diuji coba.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 448
Grafik 19. Hasil Analisis Angket Respon Siswa Tabel 20. Keterangan Hasil Analisis Angket Respon Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pernyataan Petunjuk penggunaan bahan ajar sangat mudah di pahami. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar mudah dipahami. Bahan ajar teks cerpen ini mendorong rasa ingin tahu saya. Bahan ajar teks cerpen ini meningkatkan motivasi belajar saya. Bahan ajar teks cerpen ini menambah pengetahuan saya. Bahan ajar mudah digunakan. Isi materi mudah di pahami. Tampilan bahan ajar begitu menarik. Latihan dalam bahan ajar mempermudah saya untuk lebih memahami materi teks cerpen.
Berdasarkan hasil angket respon siswa ini memberi gambaran tentang respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Secara umum siswa menunjukkan respon baik terhadap bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing yang telah dikembangkan dan dilaksanakan. Selanjutnya revisi produk. Revisi produk bersifat tentatif, artinya bisa dilakukan atau tidak. Di dalam pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing ini revisi dilakukan berdasarkan penilaian, komentar, dan saran dari validator. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 449
Tabel 21. Revisi Produk No.
Sebelum Revisi Ukuran hurufnya terlalu besar
Sesudah Revisi Ukuran hurufnya sudah tepat
Judul dalam tidak ada
Judul dalam sudah ada
Rumusan indikator kurang sesuai
Rumusan indikator sudah sesuai
Kesalahan penataan letak tugas
Penataan letak tugas
1
2
3
4
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 450
No.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Revisi dilakukan untuk menjadikan bahan ajar lebih efektif, efisien, dan menarik berdasarkan penilaian dari lembar validasi ahli isi, perancang dan media pembelajaran, serta praktisi. Dengan demikian, bahan ajar ini dapat dijadikan salah satu pilihan guru yang akan membelajarkan materi teks cerpen. Setelah revisi dilakukan adalah tahap deskripsi produk. Produk yang dihasilkan dalam Pengembangan Bahan Ajar Teks Cerpen Berdasarkan Strategi Terbimbing pada Siswa Kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto adalah berupa buku paket. Dilihat dari aspek fisik, buku tersebut memiliki karakteristik: ukuran 25 cm x 17 cm, kertas HVS dengan ketebalan 80 gram, ukuran font 12, tipe huruf menggunakan garamond, sedangkan dilihat dari isinya mengandung beberapa komponen, yaitu komponen pendahuluan, isi, dan penutup. Komponen-komponen tersebut dapat dirincikan sebagai berikut. Komponen pendahuluan Di dalam komponen pendahuluan ini, terdapat beberapa bagian, yaitu: sampul depan, sampul
dalam, kata pengantar, daftar isi, dan peta konsep bahan ajar. Komponen isi Di dalam komponen isi, terdapat beberapa bagian, yaitu: materi memahami teks cerpen baik secara lisan maupun tulisan dengan strategi mencatat (informasi T), materi memproduksi teks cerpen dengan strategi terbimbing, dan materi menelaah teks cerpen dengan strategi menyoroti. Komponen penutup Pada bagian ini berisi daftar pustaka dan biografi penulis (sampul belakang). SIMPULAN Pada bagian ini dibahas mengenai kajian produk, keunggulan dan kelemahan bahan ajar, dan saran pemanfaatan. Pertama, kajian produk. Kajian produk yang dimaksud adalah, bahwa Pengembangan Bahan Ajar Teks Cerpen Berdasarkan Strategi terbimbing pada Siswa Kelas VII MTs. Darun Najah Jatirejo Mojokerto menggunakan pengembangan model 4-D (four D model). Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design,
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 451
develop, dan disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P (model 4 P), yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dengan berbagai keterbatasan, di sini peneliti membatasi pengembangan bahan ajar memproduksi teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing hanya pada tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. Kedua, keunggulan dan kelemahan produk. Keunggulan bahan ajar teks cerpen ini adalah adanya tiga strategi, yaitu strategi mencatat (informasi T), strategi menulis terbimbing, dan strategi menyoroti. Selain itu, bahan ajar ini disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan diaplikasikan siswa. Sedangkan kelemahan bahan ajar ini adalah terletak pada KD yang disajikan. Dalam bahan ajar ini KD yang disajikan hanya ada tiga, yaitu memahami, memproduksi, dan menelaah serta merevisi teks cerpen. Ketiga, saran dan pemanfaatan produk. Pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing dapat diaplikasikan pada sekolah lain karena dalam bahan ajar tersebut materi-mataeri yang ditampilkan mudah dipahami dan mudah diaplikasikan oleh siswa. Model pengembangan 4-D ini terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Dengan berbagai keterbatasan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti, sehingga untuk peneliti
selanjutnya disarankan melakukan tahap penyebaran (disseminate). Pengembangan bahan ajar teks cerpen berdasarkan strategi terbimbing menggunakan tiga strategi, yaitu strategi mencatat (informasi T), strategi menulis terbimbing, dan strategi menyoroti. Peneliti menyarankan pada peneliti lain untuk mengembangkan bahan ajar teks cerpen dengan menggunakan strategi yang berbeda sehingga makin memperkaya khazanah pengetahuan pembaca. DAFTAR RUJUKAN Hariadi, Langit Kresna. 2006. Mengarang? Ah Gampang: Langkah-langkah mudah Menulis Cerpen, Novel, dan Skenario. Solo: Tiga Serangkai. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Oxford, Robecca L. 1990. Language Learning Strategies. New York. Universitas Alabama. Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press. Prayitno, Padha. 2010. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Strategi Terbimbing pada Siswa Kelas VI di SDN Sidokerto1 Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Malang. Rahayu, Yayuk Sri. 2009. Penerapan Strategi Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 452
Kelas X-A SMA Negeri 1 Sine Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Malang. Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Stanton, Robert. 1965. Teori Fiksi. Terjemahan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. 2012. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta: Kencana Prenada. Wellek, R. & Warren, A. 1977. Teori Kesusastraan. Terjemahan oleh Melani Budianta. 1989. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 453