PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS VII-B MTS. DARUN NAJAH PETAHUNAN LUMAJANG Endah Kurnianingtyas Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuan siswa MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko Lumajang dalam menulis cerpen. Hal ini disebabkan karena ketidakefektifan pembelajaran. Ketidakefektifan pembelajaran ini bisa disebabkan karena pemilihan strategi dan teknik bahkan media yang tidak tepat dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik copy the master dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran menulis cerpen karena teknik ini membelajarkan cara kepada siswa untuk menemukan dan memulai kegiatan menulis cerpen. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran menulis cerpen. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dapat dilihat dari peningkatan proses dan peningkatan hasil pembelajaran menulis cerpen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang dalam rancangan penelitiannya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui observasi dan tes. Hasil evaluasi proses pembelajaran menulis cerpen, pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 77.97 dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 89.29, yang berarti menunjukan peningkatan 11.32. Sedang pencapaian KKM kelas VII-B pada siklus 1 sebesar 50%, pada siklus 2 sebesar 85%, menunjukkan peningkatan 35%. Pada evaluasi hasil pembelajaran menulis cerpen siklus 1, nilai rata-rata kelas 62.3, pada siklus 2 nilai ratarata 75.8, menunjukkan peningkatan 13.5. Sedang pencapaian KKM kelas VII-B, pada siklus 1 sebesar 15%, siklus 2 pencapaian KKM kelas sebesar 85% meningkat 70%. Kata kunci: penerapan, teknik copy the master, keterampilan menulis, cerpen PENDAHULUAN Pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen) penting bagi siswa sekolah mene-ngah pertama, karena cerpen dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menu-angkan pikiran. Menurut Widyamartaya (2005:102) menulis cerpen ialah menulis tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok. Selain itu, menurut Widyamartaya (2005:96) menulis cerpen merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumardjo
(2001:84) berpendapat bahwa menulis cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen merupa-kan seni/keterampilan menyajikan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang. Kemampuan menulis cerpen yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis cerpen dengan baik dan sebagian siswa yang
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 30
lain masih belum mampu menulis cerpen dengan baik. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya minat menulis siswa. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Badudu (dalam Suyono, 2004:5) bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah ditandai dengan (1) frekuensi kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa sangat rendah, (2) kualitas karya tulis siswa sangat buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya, dan (4) rendahnya kreativitas belajara siswa pada saat kegiatan belajarmengajar menulis. Berdasarkan pengamatan yang dilaku-kan pada saat melakukan studi pendahuluan di MTs Darun Najah Petahunan Lumajang diper-oleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen masih rendah. Siswa mengalami kesulitan menuangkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk cerpen. Tidak sedi-kit siswa yang mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilannya menulis cerpen. Hambatan-hambatan tersebut yaitu daya imajinasi siswa masih kurang, diksi yang digunakan dalam menulis cerpen kurang bervariasi, kesulitan menentukan tema, dan kurang dapat mengembangkan ide. Proses belajar mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah-sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata sehingga keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis kurang dapat perhatian. Ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka
berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk karya sastra. Selama ini guru kurang memberi respon terhadap pelajaran menulis cerpen sehingga sering dilewati tidak memanfaatkan media yang tersedia, kurang kreatif dalam mengembangkan potensi diri para siswa. Padahal seharusnya pembelajaran menulis cerpen harus mendapat porsi yang cukup karena banyak unsur-unsur yang perlu diketahui dan diajarkan secara terperinci agar siswa lebih mudah memahaminya. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan secara kreatif menggunakan sarana dan media yang ada untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberikan penilaian dan pujian seperlunya, menggunakan bermacammacam metode secara bervariasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. Keterampilan menulis cerpen yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini menggunakan metode konvensional. Peran guru amat dominan dalam proses pembelajaran. Siswa kurang aktif sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga karya yang dihasilkan siswa kurang maksimal. Cerpen yang dibuatnya kurang menarik karena bahasa yang digunakan monoton, dan pengembangan ide atau gagasan kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari kesesu-aian isi cerpen dengan tema, pengembangan topik, dan diksi yang belum mendapat perhatian dari siswa. Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 31
menyampaikan materi yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya keinginan siswa menulis cerpen ialah media yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen karena selama ini guru hanya memberikan penjelasan cara-cara menulis cerpen secara teori tanpa adanya media yang digunakan untuk mendukung serta menarik perhatian siswa yang sebenarnya sangat penting disuguhkan untuk meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi siswa dalam mengungkapkan perasaan ide-ide yang sebenarnya ada dalam potensi setiap siswa hingga dapat memudahkan mereka untuk bercerita yang akan dituangkan atau disajikan dalam bentuk tulisan yang nantinya bisa menjadi rangkaian kata-kata yang sangat indah meski relatif pendek. Untuk itu perlu adanya upaya untuk mengatasi kondisi tersebut. Guru diharapkan dapat memilih metode yang lebih menekankan pada pembelajaran langsung yang lebih konkret, sehingga kemampuan menulis siswa lebih meningkat. Guru dapat menerapkan teknik atau strategi-strategi pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Teknik atau Strategi tersebut diharapkan dapat membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar, yang dapat memanfaatkan potensi siswa seluas-luasnya.
Salah satu teknik pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran menulis kreatif adalah teknik copy the master. Ide ini diperkuat pendapat bahwa teknik copy the master adalah teknik pemodelan yang dekat dengan calon penulis. Adanya model yang dekat dengan penulis berarti memudahkan penulis untuk memulai kegiatan menulis. Dengan menggunakan teknik copy the master ini siswa mendapat pengalaman langsung karena mendapat kesempatan mengamati atau mencermati model tulisan, sehingga pemahaman siswa tentang konsep lebih konkret. Hipotesis tindakan yang diambil adalah dengan menggunakan teknik copy the master pada pengajaran keterampilan menulis, kemampuan menulis anak semakin meningkat. Teknik copy the master berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah model untuk ditiru. Model yang akan ditiru ini tidak hanya terbatas pada peniruan lateral, namun ada tahap perbaikan. Tahap peniruan sampai dengan perbaikan inilah yang menonjol dalam strategi ini. Pada dasarnya strategi ini menuntut dilakukan latihan-latihan sesuai dengan model yang ditawarkan. Melihat konteks penelitian masalah tersebut peneliti tergerak melakukan Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen dengan menera menulis cerpen dengan menerapkan teknik copy the master. Penerapan teknik copy the master tersebut diharapkan dapat mengatasi kendala dalam menulis cerpen . Penerapan teknik copy the master tersebut diharapkan dapat mengatasi kendala dalam menulis cerpen serta
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 32
sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen khususnya siswa kelas VII-B MTs Darun Najah Lumajang Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini mendeskripsikan peningkatan hasil dan proses pembelajaran menulis cerpen dengan teknik copy the master di kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi guru dalam mencari strategi alternatif untuk meningkatkan pembelajaran menulis cerpen. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Rancangan ini sesuai dengan latar permasalahan dan karakteristik penelitian yang dilakukan, yakni (1) masalah penelitian berasal dari persoalan yang terjadi dalam praktik pembelajaran di kelas, yakni kemampuan siswa dalam menulis cerpen yang masih rendah, (2) adanya tindakan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran, yaitu melalui penerapan teknik copy the master (3) adanya kolaborasi dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta (4) adanya kegiatan untuk melakukan evaluasi dan refleksi. Alur penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan terstruktur yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Rangkaian kegiatan setiap siklus menghasilkan suatu data yang akan diolah dan hasil pengolahan data tersebut merupakan bahan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini berlokasi di MTs. Darun Najah Lumajang, Sekolah ini beralamat di jalan KH. Musthofa No.5 desa Petahunan Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Sekolah ini dijadikan lokasi penelitian atas dasar beberapa pertimbangan, diantaranya (1) MTs. Darun Najah Lumajang merupakan salah satu tempat pembinaan peneliti sebagai mahasiswa pasca sarjana Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islama Malang, oleh karena itu, hal-hal yang menarik telah ditemukan peneliti dan dikonsultasikan dengan guru kelas yang mengajar di kelas VII-B. Guru yang bersangkutan mendorong peneliti untuk selanjutnya melakukan tindak lanjut lewat kegiatan penelitian, (2) Kepala MTs. Darun Najah Lumajang sangat membuka diri terhadapt inovasi baru berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen dengan tehnik copy the master tersebut. Dengan demikian kondisi seperti ini tentunya dapat mempermudah dan memperlancar dalam memberikan tindakan di kelas sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis, (3) siswa kelas VII-B MTs. Darun Najah Lumajang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 tidak banyak hanya berjumlah 20 orang. Jumlah siswa yang tidak banyak itu diharapkan guru dapat memberikan tindakan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan tehnik copy the master terhadap siswa secara merata. Dengan demikian, upaya meningkatkan kualitas keterampilan menulis dilaksanakan secara efektif. Januari smpai dengan Juni 2014.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 33
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang. Pemilihan kelas VII-B didasarkan pada pertimbangan bahwa (1) tingkat kecerdasan siswa merata mulai dari yang cerdas, sedang, dan kurang, (2) jumlah siswa memadai, (3) guru kelas bersedia berkolaborasi. Penentukan kualifikasi keberhasilan tindakan penelitian memerlukan rambu-rambu. Indikator pada penelitian ini dibuat untuk mendekripsikan dua permasalahan penelitian, yakni permasalahan penelitian proses dan hasil keterampilan menulis cerpen. Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus mengenai perilaku siswa dalam kegiatan menulis cerpen melalui teknik copy the master. Observasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan pada siklus II. Peneliti sebelumnya mempersiapkan lembar observasi untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan data. Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti, dibantu oleh guru kolaborator. Data hasil dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis cerpen dengan teknik copy the master. Pada hasil tes siklus I dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam kegiatan menulis cerpen, yang
selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II, yang pada akhirnya setelah dianalisis hasil tes siklus II dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui teknik copy the master. Tes yang berupa soal esai menulis cerpen dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan memperhatikan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria penilaian tersebut yakni (1) Isi, (2) Bahasa, (3) Organisasi, (4) Estetika dalam cerpen. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan siswa kelas MTs Darun Najah Petahunan Lumajang dalam menulis cerita pendek rata-rata masih rendah. Dari hasil pengamatan selama peneliti melakukan observasi masih banyak siswa yang kurang tertarik pada pembelajaran menulis cerpen. Siswa tampak kesulitan dalam menuangkan ide-ide ke dalam bentuk cerpen, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti penggunaan media dan teknik pembelajaran yang kurang sesuai. Kesulitan-kesulitan siswa juga tampak dari hasil kerja siswa. Hasil yang dicapai siswa masih rendah, hal ini terbukti dari isi cerpen yang tidak sesuai dengan tema atau bahan pengajaran, isi cerpen tidak sesuai dengan judul, alur yang tidak jelas, konflik dan karakter tokoh yang kurang sesuai. Seperti tampak pada tabel berikut.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 34
Tabel 1 Kemampuan Menulis Teks Cerpen pada Pratindakan. No.
Nilai
1 0-54 2 55-69 3 70-85 4 86-100 Jumlah
Jumlah Siswa 5 10 3 2 20
Persentase 25 50 15 10 100
Siklus I merupakan pemberlakuan awal penelitian dengan strategi copy the master melalui media audio visual. Tindakan siklus ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul pada pratindakan. Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan yang dilakukan berupa renungan atau pemikiran hasil dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang. Kegiatan dilanjutkan dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya memecahkan segala permasalahan yang dilakukan yang telah ditemukan pada refleksi awal, dan segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah dan sistematis. Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I direncanakan terdiri dari tiga kali pertemuan (tatap muka). Penerapan strategi pemodelan dilaksanakan dengan beberapa fase yaitu: (1) fase perhatian, (2) fase retensi, (3) fase reproduksi, dan (4) fase motivasi. Pelaksanaan stratergi
pemodelan dapat dipaparkan sebagai berikut. Fase perhatian, dilakukan guru dengan membuka pelajaran, bertanya jawab dengan siswa tentang apa saja yang berhubungan dengan menulis teks cerpen, guru menggali kemampuan siswa tentang teks cerpen yang pernah dikenalnya kemudian menganalisis teks cerpen yang pernah dikenalnya tersebut. Selanjutnya menampilkan salah satu cerpen yang dikenalnya digunakan sebagai master (turunan). Fase retensi, dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran. Setelah siswa memilih cerpen yang digunakan sebagai master (turunan) , siswa menganalisis teks cerpen yang dipilih untuk digunakan sebagai master (turunan). Pada tahap ini siswa secara berkelompok membuat teks sesuai dengan deskripsi penokohan yang ada pada master (turunan) yang dipilih, hingga bisa menyimpulkan beberapa ciri cerpen diantaranya adalah bahwa cerpen sebuah cerita yang dapat dibaca sekali duduk, menghadirkan cerita atau peristiwa tunggal, ceritanya singkat,padu,intensif, terdapat konflik namun tidak menimbulkan sikap pelakunya. Fase reproduksi, dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga. Fase ini diawali dengan menyimak cerita yang dijadikan master (turunan). Siswa terlebih dahulu berdiskusi mengidentifikasi pengalaman/peristiwa orang lain yang terdapat dalam cerita master (turunan) tersebut untuk dijadikan sumber bahan menulis teks cerpen. Siswa menulis teks cerpen berdasarkan peng-alaman orang
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 35
lain yang telah dipilh dari master (turunan) tersebut, kemudian dikembangkan menjadi teks cerpen. Siswa dengan berbagai variasi dapat mengembangkan cerita dengan mudah sesuai dengan daya imajinasi, pengalaman dan daya kreatifitas masingmasing sehingga menjadi sebuah teks cerpen yang utuh dan beragam. Fase motivasi, pada fase terakhir (motivasi) ini, siswa akan meniru suatu cerpen yang sudah ada sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian, mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memper-oleh reinforcement. Fase motivasi dilaksanakan dengan tanya jawab mengenai pembelajar-an yang baru saja dilakukan, kesulitan, dan hal apa saja yang berhubungan dengan pembel-ajaran menulis cerpen. Siswa perlu mempunyai motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran menulis cerpen. Penilaian untuk mengetahui keberha-silan proses pada siklus 1diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktivitas siwa dan guru saat pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan sebagai berikut. Pada aspek aktivitas siswa menulis, 1 siswa atau 5% memperoleh nilai 100, 8 siswa atau 40% memperoleh nilai 86.6, 1 siswa atau 5% memperoleh nilai 80, 6 siswa atau 30% memperoleh nilai 73.3, 1 siswa atau 5% memperoleh nilai 66.6, 3 siswa atau 15% memperoleh nilai 60. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII-B adalah 70 dan ketuntasan kelompokmya 65%. Bila dibandingkan dengan KKM tersebut baru 10 siswa atau 50%, siswa di kelas Dari data di atas dapat diuraikan sebagai berikut. Pada aspek ketertiban mengikuti pembelajaran, 4 siswa atau 20% memperoleh nilai 86.6, 2 siswa atau 10% memperoleh nilai 80, 6 siswa atau 30% memperoleh nilai 73.3, 1 siswa atau 5% memperoleh nilai 66.6, 2 siswa atau 10% memperoleh nilai 60, 5 siswa atau 25 % memperoleh nilai 53,3. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII-B adalah 70 dan ketuntasan kelompokmya 65%. Bila dibandingkan dengan KKM tersebut baru 6 siswa atau 30%, siswa di kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang mencapai ketuntasan belum mencapai ketuntasan kelompok sehingga perlu tindakan siklus lanjutan. Untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis cerpen, guru membagi lembar kerja siswa LKS menulis cerpen.. Pada tahap ini siswa dituntut bisa menulis cerpen. Hasil tes siswa siklus 1 merupakan hasil keterampilan siswa dalam menulis cerpen dengan menerapkan teknik copy master. Siswa yang mengikuti tes keterampilan menulis cerpen berjumlah 20 siswa. Secara umum, hasil tes keterampilan menulis cerpen pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 36
Tabel 2 Analisis Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Siklus I No.
Kategori
1. 2. 3. 4. Jumlah
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Rentang Skor 86-100 70-85 55-69 0-54
Frekuensi 0 3 10 7 20
Berdasarkan hasil menulis cerpen siklus I, pada siklus II diawali dengan pemberian materi mengenai unsur-unsur cerpen dan kaidah penulisancerpen. Siswa juga diberikan motivasi agar merubah perilaku dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya.Guru menyajikan contoh sebuah cerpen karya siswa siklus 1 agar dikomentari siswa. Saat siswa sudah mulai tertarik dengan kegiatan pembelajaran pada apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mulai menerapkan teknik copy master. Guru menyapa dan menstimuli siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan disajikan. Guru mengusahakan membuka pembelajaran dengan rileks, santai dan tampak hubungan yang akrab antara guru dengan siswa. Guru juga membangun skemata siswa tentang menulis cerpen dan tidak begitu saja mentransfer pengetahuan namun dengan menggiring menuju ke arah materi pembelajaran sehingga materi diberikan dengan luwes, fleksibel, alami dan menarik. Kondisi seperi ini merupakan kondisi yang tepat untuk memulai membuka schemata siswa tentang menulis cerpen dan untuk menarik minat siswa belajar.
Bobot Skor 0 222 601 316 1139
Persentase (%) 0 15 50 35 100%
RataRataNilai 1139 20 = 56,95 (Kategori cukup)
Untuk mengetahui proses pembelajar-an menulis cerpen dengan penerapan teknik copy the master, observer mengamati dan mencatat berbagai peristiwa yang terjadi selama proses belajar mengajar melalui lembar observasi nonsistematis. Untuk mengetahui respon dan keterlibatan siswa terhadap penerapan teknik copy the master, observer mengisi sistematis yang sudah disiapkan. Pengamatan diawali guru memberikan arahan dan petunjuk berkaitan dengan ketertiban dan keberhasilan proses pembel-ajaran dengan penerapan teknik copy the master. Dari pengamatan tersebut masih tampak ada beberapa siswa yang belum tertib, sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Pengamatan berikutnya yaitu ketika guru meminta siswa menyebutkan perwatakn tokoh melalui cerita yang dijadikan master oleh guru, beberapa siswa mampu menjawab. Banyak pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan cara bagaimana membuat alur yang dituangkan dalam beberapa adegan ketika menulis cerpen. Bagaimana cara menyampaikan pesan dalam cerpen. Ketika guru membentuk kelompok berdasarkan arahan dan petunjuk dari guru, siswa bekerja dengan kelompoknya setelah menerima
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 37
amplop yang berisi tugas yang harus dikerjakan melalui kerja kelompok. Pada saat guru menerapkan teknik copy the master, siswa sudah memiliki skemata tentang ciri cerpen yang baik, karena di awal sudah menganalisis cuplikan cerpen. Ketika membuat dialog dan dipresentasikan hasilnya , siswa sudah memiliki pengetahuan awal. Pengamatan terakhir saat siswa mengembangkan kerangka cerita menjadi sebuah cerita yang baik dengan memperhatikan ketepatan waktu kemudian mempresentasikannya. Teknik copy the master yang dilaksanakan dalam tahap ini. Penilaian untuk mengetahui keberha-silan proses pada siklus 2 diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktifitas siwa dan guru saat pembelajaran berlangsung. Dari data di atas dapat diuraikan sebagai berikut. Pada aspek aktivitas siswa mengikuti pembelajaran menulis cerpen, 4 siswa atau 20% memperoleh nilai 100, 12 siswa atau 60% memperoleh nilai 86.6, 4 siswa atau 20% memperoleh nilai 73.3. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII-B adalah 70 dan ketuntasan kelompokmya 65%. Bila dibandingkan dengan KKM
tersebut sudah ada 16 siswa atau 80%, siswa di kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang sudah mencapai ketuntasan. Dari data di atas dapat diuraikan sebagai berikut. Pada aspek aktivitas siswa menulis Cerpen dalam pembelajaran dengan menerapkan teknik copy the master, 6 siswa atau 30% memperoleh nilai 100, 12 siswa atau 60% memperoleh nilai 86.6, 2 siswa atau 10% memperoleh nilai 73.3. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII-B adalah 70 dan ketuntasan kelompokmya 65%. Bila dibandingkan dengan KKM tersebut sudah ada 18 siswa atau 90%, siswa di kelas VII-B MTs Darun Najah Petahunan Lumajang mencapai ketuntasan, dan sudah mencapai ketuntasan kelompok sehingga tidak perlu tindakan siklus lanjutan. Hasill tes siswa siklus 2 merupakan hasil keterampilan siswa dalam menulis cerpen dengan menerapkan teknik copy the master. Siswa yang mengikuti tes keterampilan menulis cerpen berjumlah 20 siswa. Secara umum, hasil tes keterampilan menulis cerpen pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Analisis Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Siklus 2 No.
Kategori
1. Sangat baik 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Jumlah
Rentang Skor 86-100 70-85 55-69 0-54
Frekuensi 0 16 4 0 20
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis
Bobot Skor 1168 206 0 1430
Persentase (%) 80 20 0 100%
RataRataNilai 1430 20 = 71,5 (Kategori baik)
cerpen siswa pada siklus 2 secara klasikal mencapai nilai rata-rata 71,5
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 38
dan berkategori baik. Dari 20 siswa, tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai berkategori sangat baik, yaitu antara 85-100. Selanjutnya, terdapat 16 siswa (80%) yang memperoleh nilai berkategori baik, yaitu antara 75-85. Terdapat 4 siswa (20%) yang memperoleh nilai cukup, yaitu antara 60-74, dan tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai kurang, yaitu antara 059. Dibanding dengan siklus 1, siklus 2 mengalami pening-katan. Berdasarkan tabel, nilai antara 75-85 adalah nilai yang paling banyak diperoleh siswa dan nilai antara 0-59 adalah nilai yang paling sedikit diperoleh oleh siswa. Siswa yang memperoleh nilai tinggi disebabkan karena siswa sudah mampu menulis cerpen sesuai dengan cerpen master, mampu menghadirkan unsur cerpen, mampu menggunakan kalimat efektif, serta mampu menulis cerpen dengan memperhatikan kaidah penulisan cerpen. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat Pada proses pembelajaran menulis cerpen penerapan teknik copy the master siswa kelas VII-B MTs Darun Najah Lumajang setelah mengikuti pembelajaran ini membuat siswa lebih aktif dan serius dalam kegiatan menulis cerpen. Siswa juga mengalami perubahan ke arah positif. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa yang lebih serius dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen. Sedangkan gambaran hasil dari kete-rampilan menulis cerpen siswa kelas VII-B MTs Darun Najah Lumajang juga mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen penerapan teknik copy the
master. Dimana hasil rata-rata tes menulis cerpen pratindakan sebesar 67 (hasil pembu-latan ke bawah dari 66,65) dan pada siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar 73 (hasil pembulatan ke atas dari 72,88) kemudian pada siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 80 (hasil pembulatan ke bawah dari 80,08). Perolehan hasil rata-rata nilai tes menulis cerpen ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis cerpen menggunakan Teknik copy the master pada siswa kelas VII-B MTs Darun Najah dapat meningkat dan berhasil. Berdasarkan simpulan penelitian menunjukkan bahwa Penerapan teknik copy the master pada siswa kelas VII-B MTs Darun Najah telah berhasil meningkatkan kemampu-an siswa dalam keterampilan menulis kreatif cerpen, maka secara umum disarankan kepada guru untuk menggunakan teknik copy the master sebagai salah satu alternatif perbaikan atau peningkatan kemampuan menulis kreatif cerpen siswa yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. DAFTAR RUJUKAN Dahar, R.W. 2010. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dasna Wayan dan Fatchan Ahmad. 2007. Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang: BPSG. Deni Indra Gumilar, Ari. 2012. Upaya Meningkatkan pembelajaran Menulis Pantun Melalui teknik Copy The Master Siswa Kelas VII SMP Darul Falah Tahun 2012/2013. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 39
Depdiknas. 2002. Pendekatan kontekstual (Suplemen Kurikulum). Jakarta: Dep-diknas. Junaedi, Mistar. 2006 Pedoman Penulisan Tesis. Program Pascasarjana Unisma. Komaidi, Didit. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif Teori dan Praktek. Yogyakarta: Sabda Media. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Permendiknas. 2013. Kurikulum Bahasa Indonesia SMP (standar isi). Jakarta: Depdiknas. Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching. Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori sastra. Malang: Aditya Media Publish-ing. Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas terbuka. Sunarti dan Subana 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia. Sadiman, Arief. S. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suyatno. 2012. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Tarigan. Hanry Guntur 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 40