1
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR
RETNA YUSFIKA A24052231
SKRIPSI
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
2
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR
Retna Yusfika A24052231
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
3
PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATUMALANG, JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Retna Yusfika A24052231
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
4
RINGKASAN
RETNA YUSFIKA. Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh Slamet Susanto). Kegiatan magang yang dilakukan di Kusuma Agrowisata (KA) adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja secara praktis di lapangan, mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel di KA, mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di KA dan memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan ketermpilan dalam budidaya dan kemampuan managerial. Magang dilaksanakan di KA, Kota Batu-Malang, Jawa Timur pada tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2009. Metode pelaksanaan magang yaitu dengan melakukan pengamatan mengenai keadaan lapang, mengumpulkan data primer dan sekunder, serta mengikuti secara langsung seluruh kegiatan di lapang, meliputi kegiatan di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), departemen Trading, departemen Marketing dan Divisi Industri, metode yang dilakukan di departemen BTT meliputi pengamatan dan praktek secara langsung di lapang dengan tenaga kerja karyawan harian lepas (KHL) dan bekerja sebagai asisten pengawas kebun serta melakukan analisis produktivitas tenaga kerja KHL pada kegiatan budiddaya tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang. Kegiatan pascapanen apel KA berada dibawah tanggung jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada. Produk olahan apel KA meliputi sari buah, jenang, cuka dan cider. Pemasaran apel KA dilakukan di wilayah lokal, yaitu lokasi wisata KA dan luar kota. Penjualan apel di lokasi wisata KA terbanyak pada Mei 2009 adalah apel „Ana‟ yaitu sebesar 4 383 kg „Ana‟ segar. Persentase pengiriman apel ke pasar luar kota pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada
5
April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43% dari pesanan, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak. Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan5.27 serta 2.02 dan 2.50 Asumsi yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.
6
Judul
: PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI PT KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA, KOTA BATU- MALANG, JAWA TIMUR
Nama
: Retna Yusfika
NRP
: A24052231
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc. NIP : 19610202 198601 1001
Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP : 19611101 198703 1003
Tanggal Lulus :
7
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada tanggal 11 Maret 1988. Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Yusup dan Ibu Pipih. Tahun 2000 penulis lulus Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor kemudian dilanjutkan di SMP Insan Kamil Bogor sampai tahun 2003. Tahun 2005, penulis menamatkan pendidikan menengah lanjutan atas di SMA Insan Kamil Bogor. Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Semasa menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan, diantaranya sebagai Anggota Forum Kajian Rohis Departemen Agronomi (FKRD-A) Divisi Informasi dan Komunikasi (2007-2008), Panitia Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) pada tahun 2007. Penulis pun melakukan kegiatan magang dalam mengisi liburan semester, yaitu di Balai Penelitian dan Pengembangan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis (2007) serta Saung Mirwan, Megamendung (2008).
8
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Pengelolaan Pascapanen Apel (Malus sylvestris) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu - Malang, Jawa Timur”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS serta Dr. Dewi Sukma, SP MSi yang telah bersedia menjadi dosen penguji.
3.
Dr.Ir Eny Widajdati, MS. selaku dosen pembimbing akademik.
4.
Yayah dan Embu atas dukungannya yang tulus baik moril maupun materil.
5.
Pak Agus Sugiantoro selaku pembimbing lapang di Kusuma yang telah membimbing penulis dalam pelaksanaan teknis di lapangan.
6.
Seluruh staf departemen BTT, trading, mrketing, dan agroindustri Kusuma Agrowisata atas segala bantuannya selama kegiatan magang berlangsung.
7.
Ibu Yanti yang telah menyediakan tempat tinggal dan keperluan sehari-hari selama magang.
8.
Baith, Nini, dan Mia atas persahabatan serta kebersamaannya selama kegiatan magang di Kusuma serta seluruh teman-teman AGH’42 atas kebersamaan dan dukungannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Bogor, Januari 2010
Penulis
9
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN…………………………………………………….. Latar Belakang…………………………………………………. Tujuan…………………………………………………………..
Halaman 1 1 3
TINJUAN PUSTAKA……………………………………………........ Botani Apel…………………………………………………….. Syarat Tumbuh…………………………………………………. Pemanenan……………………………………………………… Pascapanen …………………………………………………......
4 4 5 5 6
METODE MAGANG…………………………………………………. Tempat dan Waktu…………………………………………........ Metode Pelaksanaan…………………………………………….. Analisis Data dan Informasi …………………………………….
8 8 8 9
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN………………………………… Sejarah Perusahaan………………………………………….. Lokasi…………………………………………………………… Keadaan Ikilm, Tanah, dan Topografi………………………….. Tata Guna Lahan………………………………………………… Keadaan Tanaman dan Produksi………………………………… Organisasi Perusahaan……………………………………………
10 10 10 11 11 12 12
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG………………………….. Aspek Teknis……………………………………………………. Pembibitan………………………………………………. Penanaman ………………………………................ Pemupukan …………………………………………....... Perompesan ……………………………………………… Pemangkasan ……………………………………………. Pelengkungan Cabang (Penelungan)…………………….. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)……. Taksasi Buah…………………………………………….. Inventarisasi Tanaman…………………………………… Panen dan Pascapanen…………………………………… Aspek Managerial……………………………………………….. Pendamping Pengawas Kebun……………………………
15 15 15 16 16 18 19 20 22 23 25 25 27 27
PENANGANAN PASCAPANEN …………………………………...... Pascapanen ……………………………………………………… Pembersihan (cleaning)...................................................... Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading).............. Pengemasan (packaging).................................................... Penyimpanan (storing)…………………………………... Pengangkutan……………………………………………. Pemasaran ……………………………………………………….
30 30 32 32 35 38 39 41
10
System Pembayaran………………………………………………
44
PENGOLAHAN HASIL……………………………………………….. Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji…………………… Pembersihan …………………………………………………….. Proses Produksi………………………………………………….. Pengemasan ……………………………………………………… Penyimpanan …………………………………………………….. Pengangkutan dan Pemasaran…………………………………….
46 46 46 47 50 51 52
PROSPEK USAHA TANI APEL ...........................................................
53
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. Kesimpulan ………………………………………………………. Saran ………………………………………………………………
56 56 57
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
58
LAMPIRAN………………………………………………………………
61
11
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata….…………………..
..... ..........
11
2.
Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen…………......... ………….
13
3.
Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata………..... .............
17
4.
Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5……………………………………………
24
5.
Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata ……………………….....................
25
6.
Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT…………... ……………
29
7.
Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo).............
31
8.
Grade Apel Kusuma Agrowisata..............................................................
32
9.
Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata …………..………… ................
34
10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata ……………………………………
40
11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata ………………………………..
42
12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun ………………………
42
13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April …………..…………......................
43
14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket ………………………......................
45
15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran……………………….
45
16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata…………………
51
17. Hasil Analisis Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun………………….
54
12
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata………………………………..
12
2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan……
14
3. Mata Tunas Hasil Okulasi …………………………………………
16
4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan)..
18
5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM………………….
21
6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni),(b) Lalat buah (Rhogoletis pomonella),(c)Bercak daun,(d)kanker batang, (e)Ulat……………………………………………………………… 23
7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo................................................
26
8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata.................
30
9. Alat Timbangan Apel ………………......................................………
33
10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual …………...……………………
34
11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata ………….
36
12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping ………………….....
37
13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi ………………
37
14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA …………….
39
15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA ….………………
47
16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA ………………
48
17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA……………………
49
18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel Kusuma Agrowisata……………
51
19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata…………
52
13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL di Kusuma Agrowisata,
Kota Batu-Malang, Jawa Timur………………......................…………..
61
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas
di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur ........................
64
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Trading di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur...........................................
68
4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Marketing di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur…………………………...
70
5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staff Agroindustri di Kusuma
Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur............................................
72
6. Data Hujan Desa Ngaglik, Kota Batu-Malang, Jawa Timur Periode 1999-2008………………………....................................................................
73
7. Peta Areal Kusuma Agrowisata………..................................................................
75
8. Peta Kebun Apel Wisata Kusuma ……………………………………….............................
76
9.
Perbedaan Fenotipe Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata…………..
77
10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata …………………………...............................
78
11. Struktur Organisasi Kusuma Agrowisata……….…………………………………………...
79
12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata…..............……………….. ..................
80
13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah…...……………....................
82
14. Inventarisasi Tanaman Apel Kebun Kusuma Agrowisata………...…………………..
83
15. Blanko Laporan Harian Pengawas……………………………………………………………….
84
16. Standar Operasional Pengawas Kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata.................................................................. ....... 85 17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata........................................ ......... 87 18. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata...................... .......... 95 19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi.................................. ........ 96 20. Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani).. ......... 100
14
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan diminati oleh konsumen. Buah-buahan yang terdapat di Indonesia sangat beragam, mulai dari buah-buahan tropis hingga beberapa buah temperate. Apel (Mallus sylvestris) merupakan salah satu tanaman buah yang dapat dibudidayakan di Indonesia dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari daerah temperate. Menurut Soelarso (1996) apel mulai dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 1934 dan dapat berbuah dengan baik. Buah-buahan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber vitamin dan mineral. Menurut Kusumo dan Verheij (1997) dalam 100 g buah apel terkandung 85 g air, 10-13.5 g karbohidrat (terutama fruktosa), 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg vitamin C, sedikit sekali vitamin A, B1, B2, dan B6, kandungan lemaknya sangat rendah, dan nilai energinya 165-235 kJ/100g. Buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral utama semakin banyak diminati oleh masyarakat dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dengan gizi tinggi. Pada akhirnya buah-buahan menjadi banyak diperdagangkan. Oleh karena itu usaha tani di bidang buah masih sangat bagus untuk dikembangkan. Peluang bisnis buah-buahan juga terlihat pada kenyataan konsumsi buah penduduk Indonesia yang masih kurang. Menurut Husodo (2003), rata-rata konsumsi per kapita per tahun rakyat Indonesia untuk buah-buahan adalah baru sebesar 40.06 kg, sedangkan rekomendasi FAO adalah 65,75 kg. Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nangkojajar) Jawa Timur merupakan daerah sentra produksi apel di Indonesia. Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan apel memungkinkan tanaman subtropis tersebut dapat berkembang dengan baik di Jawa Timur. Menurut Sunarjono (2006), buah-buah subtropis menghendaki suhu yang rendah (<21 oC)
15
untuk dapat tumbuh dan berbuah. Suhu yang rendah hanya terdapat di daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1 000 m dpl. Populasi tanaman apel di Indonesia pada tahun 2006-2007 adalah 2 493 699 pohon, dengan produksi mencapai 110 005.8 ton (BPS, 2007). Menurut Ariani (2007), perkembangan tanaman apel di Indonesia dari tahun 2005 mengalami penurunan dalam hal produksi dan produktivitas. Produksi tanaman apel menurun sebesar 58.55% sedangkan produktivitas menurun sebesar 26.53%. Rendahnya produktivitas tanaman apel Indonesia memungkinkan produk impor menguasai pasaran dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Pertanian (2008), impor buah apel pada periode tahun 2005-2006 mengalami peningkatan mencapai 2 ton per tahun dan tahun 2006 total impor apel Indonesia sebesar 116 167 ton. Buah impor yng masuk ke dalam negeri menyebabkab adanya persaingan dengan buh lokal. Buah impor cenderung memiliki kualitas yang lebih baik daripada buah lokal, seperti penampilan, rasa dan warna yang lebih seragam. Menurut Irawan (2007) dalam rangka meningkatkan daya saing agribisnis hortikultura maka diperlukan berbagai upaya salah satunya adalah upaya pengembangan fasilitas pascapanen pada setiap unit agribisnis. Dengan adanya penanganan pascapanen dapat menjadikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan meningkatkan harga jual. Kusuma Agrowisata merupakan salah satu perusahaan yang terdapat di Kota Batu, Jawa Timur yang mengembangkan usaha tanaman apel dalam skala komersial. Perusahaan tersebut juga mempunyai sebuah tujuan yaitu menjadi wahana produktif dan berpartisipasi dalam perkembangan agribisnis dan agrowisata di Indonesia. Kegiatan magang merupakan salah satu upaya dalam mengetahui sistem kerja dari suatu perusahaan. Seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi aspek budidaya mulai dari pembibitan hingga panen dan pascapanen serta pemasarannya merupakan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang. Dalam kegiatan ini lebih ditekankan kepada pengalaman serta pengetahuan di bidang pertanian, khususnya budidaya apel sehingga penulis memiliki kemampuan dalam teknik budidaya apel.
16
Tujuan Pelaksanaan kegiatan magang ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari secara langsung kegiatan pascapanen apel yang dilakukan di Kusuma Agrowisata. 2. Mengetahui aspek produksi dan ekonomi tanaman apel di Kusuma Agrowisata. 3. Memperluas wawasan pengetahuan serta memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam budidaya dan kemampuan managerial.
17
TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Secara taksonomi tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermathophyta
Sub divisi
: Angiosperma
Kelas
: Dicotyledinae
Ordo
: Rosales
Famili
: Rosaceae
Genus
: Malus
Spesies
: Malus sylvestris
Tanaman apel dapat tumbuh tinggi mencapai 10 m, tetapi untuk memudahkan dalam pemanenan maka dibentuk menyerupai semak yang tingginya hanya 2-3 m. Apel memiliki daun yang tunggal, berbulu kasar, dan tersebar melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daunnya lonjong meruncing dengan warna hijau muda (Heru, 1993). Bunga apel merupakan bunga tunggal atau berkelompok berwarna putih bersih. Bunga keluar pada ujung-ujung tunas generatif yang tumbuh dari setiap mata pada setiap ruas cabang (Sunarjono, 2006). Munculnya bunga didahului oleh munculnya tunas produktif (spurs) dan pertunasan berhenti setelah pertumbuhan buah. Pada musim panas bunganya berkembang dan berdiferensiasi. Sebagian tunas yang tidak berbunga akan tinggal dorman dan biasanya akan berbunga pada musim berikutnya (Kusumo, 1986). Secara alami, tanaman apel hanya berbunga sekali dalam setahun setelah mengalami musim kemarau (di Eropa musim dingin) (Sunarjono, 2006). Namun, berdasarkan penelitian Crockett (1972), dengan melangkungkan cabangcabangnya yang telah dewasa secara mendatar, tanaman dapat berbunga setiap saat setelah daunnya digugurkan (dirompes).
18
Syarat Tumbuh Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 700 sampai 1 200 m dpl (Kusumo, 1986). Berdasarkan hasil penelitian Kusumo dan Verheij (1997), curah hujan yang baik untuk pertumbuhan apel adalah 1 600 sampai 2 600 mm. Apabila curah hujan melebihi optimal maka dapat mengganggu pembungaan pada tanaman apel. Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan mutu buah yang baik. Menurut Kusumo (1986) besarnya penyinaran yang dibutuhkan adalah sebesar 50% tiap harinya, sedangkan suhu yang baik untuk pertumbuhan apel maksimal adalah 27oC dan minimal 16oC dengan RH antara 75-85%. Pertumbuhan tanaman apel lebih subur pada tanah-tanah yang berstruktur baik dan bersolum dalam. Uap air sangat menentukan produksi. Pada tanah-tanah yang bergantung pada hujan biasanya produksi yang baik hanya sekali dalam setahun dan pertumbuhannya menjadi kurang subur.
Pemanenan Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan hasil dari suatu pertanaman. Panen dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen. Apabila panen dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka produk panen tidak akan tahan simpan dan cepat busuk. Menurut Sunarjono (2006) pada umumnya tanaman apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Menurut Untung (1994) semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin lama waktu panen buah apel. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari (Kusumo, 1986). Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres (Kusumo, 1986).
19
Apel termasuk buah yang peka terhadap kerusakan, oleh karenanya pemanenan harus dilakukan dengan baik. Cara pemanenan buah apel adalah dengan cara memetik buah dengan tangan. Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati. Kulit buah yang memar karena jatuh atau tekanan telapak tangan yang terlalu keras dapat menimbulkan infeksi. Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan. Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon (Kusumo, 1986). Panen yang baik akan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan kegiatan pasca panen.
Pascapanen Perlakuan pascapanen dilakukan dengan tujuan memberikan penampilan yang baik, melindungi produk serta memperpanjang daya simpan. Buah-buahan merupakan komoditas yang ringkih, sehingga diperlukan penanganan pascapanen yang memadai agar dapat dipertahankan mutunya, ditingkatkan daya simpan dan daya gunanya (Broto, 1993). Menurut Made (2001) secara umum perlakuan pascapanen meliputi sortasi dan grading, pencucian, pelilinan, pengendalian penyakit dan insekta. 1. Sortasi dan Grading Tujuan sortasi adalah untuk menghilangkan bagian-bagian yang dengan jelas tidak layak dijual seperti buah yang luka, busuk atau mempunyai bentuk dan warna yang tidak normal (Broto, 1993). Selain itu sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pasaran. Pemisahan produk busuk dapat menghindarkan penyebaran infeksi ke produk lainnya. Grading merupakan kegiatan pemisahan produk berdasarkan kriteria mutu, seperti ukuran, warna, serta kematangan. 2. Pencucian Buah membutuhkan pembersihan untuk menghilangkan kotoran seperti debu, atau residu penyemprotan yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan tersebut secara umum dilakukan dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke dalam air. Namun, pembersihan dapat pula dilakukan dengan menggunakan bahan
20
kimia, seperti klorin. Klorin merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme. Menurut Made (2001) perlakuan klorin dengan konsentrasi 100-150 ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama operasi pascpapanen. 3. Pelilinan Pelilinan pada buah-buahan seperti apel dan peach umum dilakukan. Lilin alami yang banyak digunakan adalah shellac dan carnauba atau beeswax (lilin lebah) yang semuanya digolongkan sebagai food grade (Made, 2001). Pelapisan lilin berfungsi sebagai pengganti lilin alami pada buah yang hilang karena proses pencucian. Selain itu, dapat berfungsi untuk mengurangi kehilangan air selama penanganan dan pemasaran serta membantu memberikan proteksi dari serangan mikroorganisme pembusuk. 4. Pengemasan Pengemasan
bertujuan
untuk
melindungi
buah
dari
pelukaan,
memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus, serta memberi estetika untuk menarik konsumen (Broto, 1993). Pengemasan yang baik dapat melindungi produk selama proses pengangkutan, mulai dari kebun hingga ke pasar. 5. Penyimpanan Umur pemasaran dari buah dapat diperpanjang dengan penyimpanan yang tepat dalam kondisi lingkungan yang dapat mempertahankan mutunya. Menurut Kusumo (1986), buah apel yang disimpan di dalam kamar dingin dapat tetap segar selama 4-7 bulan. Manajemen suhu merupakan salah satu cara mengendalikan penyakit. Penghilangan panas lapang secara cepat dan menjaganya tetap pada suhu rendah, menghambat perkembangan penyakit pascapanen. Manurut Made (2001) buah apel, peach dan delima merupakan buah-buah yang mendapat perlakuan dingin dengan suhu 0.5oC atau dibawahnya selama 14 hari agar dapat memenuhi persyaratan karantina pasar dunia untuk pengendalian 10 lalat buah “Queensland”.
21
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 4 bulan yang dimulai pada awal bulan Februari 2009 sampai awal bulan Juni 2009.
Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari: 1. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di Kusuma Agrowisata yaitu: a. Mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian di perusahaan, meliputi kegiatan di Divisi Agrowisata, yaitu di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) (76 hari kerja efektif), di departemen Trading (10 hari kerja efektif), di departemen Marketing (10 hari kerja efektif), serta di Divisi Industri (2 hari kerja efektif). b. Mengumpulkan data primer dengan mewawancarai pihak-pihak yang berhubungan dalam kegiatan magang. c. Mengumpulkan data sekunder meliputi data luas lahan, kondisi iklim, jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi perusahaan dan studi pustaka. 2. Metode yang dilakukan di departemen BTT yaitu mengadakan pengamatan mengenai keadaan lapang dan praktek kerja secara langsung dengan mengikuti seluruh kegiatan di departemen BTT. Kegiatan terdiri dari kegiatan di lapang bersama tenaga kerja (46 hari kerja efektif) dan bekerja sebagai asisten pengawas (30 hari kerja efektif). 3. Melakukan analisis produktivitas tenaga kerja pada kegiatan budiddaya tanaman apel dengan satu sampai sembilan kali pengamatan. Kegiatan yang diikuti secara langsung adalah kegiatan pemeliharaan, meliputi pemupukan, perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang dan pemanenan.
22
Analisis Data dan Informasi Data-data yang diperoleh dikelompokan dan diolah dengan menggunakan rataan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan meliputi kegiatan budidaya sampai penanganan pascapanen yang meliputi: 1. Budidaya Apel Kegiatan
budidaya
meliputi
pembibitan,
pemupukan,
perompesan,
pelengkungan cabang, serta pengendalian hama dan penyakit. 2. Teknik Pemanenan Kegiatan pemanenan meliputi taksasi hasil panen, alat serta cara panen yang dilakukan. 3. Teknik Penanganan Pascapanen Kegiatan pascapanen meliputi pembersihan, penyortiran, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan serta pengolahan.
23
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan keluarga yang mulai dibangun sejak tahun 1989 dengan tujuan sebagai usaha agrowisata apel. Badan usaha Perseroan Terbatas (PT) dibentuk pada tahun 1992 yang mewadahi seluruh kegiatan usahanya dan dinamakan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (KSDW) dengan no izin usaha 530/01/422.107/IUI/2002, kemudian disingkat dengan nama dagang Kusuma Agrowisata. Perusahaan terus berkembang menjadi sebuah usaha agribisnis dengan meningkatkan luas area, menambah komoditi buah serta membangun sebuah home industry pengolahan apel. Kusuma Agrowisata menjadi pelopor dalam memproduksi sari apel di Jawa Timur. Perusahaan pun tidak hanya dibangun sebagai sebuah usaha agribisnis, namun juga sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani. Pusat kajian tersebut diberi nama Klinik Agribisnis. Klinik Agribisnis tersebut memiliki program, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan, studi banding, dan seminar. Semua kegiatan tersebut diwadahi dalam sebuah badan hukum yang legal, yaitu PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.
Lokasi Secara administratif, KSDW terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Desa Ngaglik, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Batu, Propinsi Jawa Timur. Kota Batu merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata dan terletak 19 Km dari Kota Malang. Sebelah Utara perusahaan berbatasan dengan Desa Ngaglik, sebelah Selatan dengan Gunung Panderman, sebelah Timur dengan Desa Pesanggrahan, dan sebelah Barat dengan Desa Sisir. Daerah tersebut dikelilingi oleh rangkaian pegunungan, yaitu Gunung Panderman ( 2040 m), Gunung Arjuno ( 3339 m), Gunung Welirang (2156 m), Gunung Anjasmoro (2277), dan Gunung Kawi (2651 m).
24
Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi Pada Lampiran 6, berdasarkan iklim Schmidt-Ferguson keadaan iklim di Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam tipe iklim D dengan bulan basah rata-rata 5.6 dan bulan kering rata-rata 6.4. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir adalah 1539.8 mm/tahun dengan hari hujan (HH) rata-rata sebanyak 115.4 HH/tahun. Kelembaban udara dan suhu di daerah tersebut masing-masing adalah 60-70% dan 16-30oC. Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah latosol, dengan lapisan tanah yang berpasir dan berbatu. Kedalaman efektifnya yaitu 20 cm. Topografi tanah bergelombang dengan kemiringan 15-20%. Ketinggian tempat berkisar antara 680-1 700 m dpl (di atas permukaan laut).
Tata Guna Lahan Total luas areal Kusuma Agrowisata adalah 62 ha. Luasan tersebut terbagi ke dalam beberapa blok pertanaman apel (32 blok), jeruk, strawberry, buah naga, jambu biji merah, kopi serta rumah kaca untuk tanaman paprika dan tomat cherry. Sisanya adalah untuk area perhotelan, cottage, dan restoran. Peta areal Kusuma Agrowisata dan kebun apel perusahaan tercantum pada Lampiran 7 dan 8.
Tabel 1. Tata Guna Lahan di Kusuma Agrowisata Tata Guna lahan Apel
Luas (ha) 7.21
Jeruk
7.11
Strawberry
2
Buah Naga
1.60
Jambu Biji Merah
2.67
Kopi
9
Rumah Kaca Paprika
0.39
Rumah Kaca Tomat Cherry
0,03
Jalan, Area perhotelan, Cottage, dan Restauran
31.99
Total
62
25
Keadaan Tanaman dan Produksi Apel yang dibudidayakan di Kusuma Agrowisata terdiri atas apel „Manalagi‟, „Ana‟, „Rome Beauty‟, dan beberapa apel „Wangling‟ dan „Australia‟. Dalam memproduksi apel, perusahaan membangun sebuah kebun produksi apel di Kecamatan Junggo dengan luas areal pertanaman apel sebesar 7.6 ha. Baik di kebun wisata maupun kebun produksi, mayoritas apel yang dibudidayakan adalah apel „Manalagi‟. Hasil pengamatan terhadap penampakan fisik beberapa varietas apel di Kusuma Agrowisata ditampilkan pada Lampiran 9 dan 10. Produksi apel Kusuma Agrowisata selama 8 tahun terakhir mengalami fluktuasi (Gambar 1). Produksi apel pada tahun 2005 sebesar 70.827 ton, tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 99.024 ton. Pada tahun 2009 (Januari sampai April) produksi apel mencapai 38.20 ton.
Produksi (ton)
100000 80000 60000 40000 20000 0 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008 2009*
Tahun
*Januari-April 2009 Gambar 1. Produksi Apel Kusuma Agrowisata
Organisasi Perusahaan Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi Hotel Kusuma Agrowisata, Divisi Estate (Villa Kusuma Agrowisata), Divisi Industri, dan Divisi Agrowisata. Divisi yang berperan langsung dalam budidaya serta pengolahan apel adalah Divisi Agrowisata dan Industri. Masing-masing divisi terbagi kembali dalam beberapa departemen. Struktur organisasi secara
26
lengkap disajikan pada Lampiran 11. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata merupakan garis staf yang telah menempatkan posisi karyawan berdasarkan tugasnya masing-masing. Tiap-tiap divisi dipimpin oleh seorang general manager dan untuk tiap departemen dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertindak sebagai manager. General manager bertanggung jawab atas kelancaran kerja divisi yang dipimpin dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu suatu keuntungan yang wajar dengan memberikan rasa puas kepada pengunjung, pemilik serta karyawan sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Seorang kepala bagian atau manager bertanggung jawab atas kelancaran operasional kerja pada departemen yang dipimpinnya. Penyerapan tenaga kerja di Kusuma Agrowisata dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dari setiap departemen. Jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk harian lepas mencapai lebih dari 800 orang. Latar belakang pendidikan karyawan terbesar adalah lulusan SLTA. Dalam pelaksanaannya terdapat pembagian tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja kontrak merupakan tenaga kerja yang dikontrak untuk pekerjaan tertentu dengan jangka waktu tertentu minimal 1 tahun. Tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu dan kegiatan tertentu saja, serta digaji atau dibayar berdasarkan prestasi kerja, misal tenaga kerja borongan untuk kegiatan perompesan, pengendalian gulma, dan sebagainya. Data jumlah tenaga kerja bersadarkan pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 2.
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 2. Data Jumlah Karyawan Kontrak per Departemen Jumlah Karyawan (orang) Departemen Keuangan, Umum dan Adm. Marketing Klinik Agribisnis dan Agrowisata Food and Beverage Budidaya Tanaman Semusim Budidaya Tanaman Tahunan Total
Sumber : Klinik Agribisnis dan Agrowisata, 2009.
35 16 14 25 20 16 136
27
Ketua Departemen Budidaya Tanaman
Assisten Ketua Departemen Budidaya Tanaman Staff Administrasi
Pengawas Green House Hidroponik, Substrat dan Packing
Pengawas Tanaman Strawberry, Sayur Organik, Buah Naga, Lanskap
Pengawas Apel dan Jeruk
Waker
Pengawas Kebun Junggo dan Karang Ploso
Pengawas Gudang, Kopi, Kompos
Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan
Pengawas Kebun Kingsoe, Seruk, Pentil
28
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas kegiatan perawatan, pemanenan, pascapanen dan pengolahan apel. Kegiatan perawatan yang diikuti meliputi kegiatan pemupukan, perompesan atau pengguguran daun, pemangkasan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta penelungan atau pelengkungan cabang. Kegiatan lainnya yang dilakukan penulis terkait dengan budidaya tanaman apel serta kegiatan yang rutin dilakukan di perusahaan tempat magang adalah pembibitan, taksasi tanaman dan taksasi produksi.
Pembibitan Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan tanaman. Bibit yang berkualitas baik dapat memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit apel dapat diperoleh melalui hasil perbanyakan dengan cara okulasi atau penempelan mata tunas dan grafting atau penyambungan. Departemen BTT Kusuma Agrowisata (KA) tidak melakukan kegiatan pembibitan apel. Bibit yang ditanam diperoleh dari mitra Kusuma, yaitu tempat pembibitan yang berada di Desa Bumiaji. Bibit dibeli dengan harga Rp 2 500/bibit dan bibit tersebut merupakan hasil perbanyakan dengan cara okulasi. Jenis apel yang digunakan sebagai batang bawah adalah Malus pumila atau lebih dikenal dengan apel liar. Menurut Soelarso (1996), pemilihan apel liar sebagai batang bawah dikarenakan sifatnya yang memiliki sistem perakaran yang lebih kuat dan luas, bentuk pohonnya kokoh, serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Mata tunas yang digunakan berasal dari apel yang berumur cukup tua (0.5-1 tahun). Pemeliharaan yang dilakukan selama pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit hasil okulasi dapat dipindah (transplanting) setelah 7-8 bulan setelah okulasi.
29
Gambar 3. Mata Tunas Hasil Okulasi
Penanaman Jarak tanam apel di Kusuma Agrowisata adalah 3 m x 3 m untuk semua jenis apel. Jarak tanam yang lebar dapat memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman. Selain itu untuk mempermudah dalam perlakuan pemeliharaan terhadap tanaman. Kelembaban lingkungan tumbuh pun dapat terjaga, sehingga dapat mencegah penyakit menyerang tanaman. Tanaman apel dikatakan sebagai Tanaman Menghasilkan (TM ) setelah berumur 6 tahun. Sebelumnya tanaman apel adalah Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Apabila perawatan yang dilakukan cukup baik, sehingga perkembangan dan pertumbuhan tanaman apel sangat baik, tanaman apel telah dapat dikatakan sebagai TM pada umur 5 tahun.
Pemupukan Pemupukan merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada tanaman melalui tanah maupun daun sebagai pengganti unsur yang terbawa oleh buah yang dipanen atau unsur hara yang terserap oleh tanaman apel selama fase produktif (Klinik Agribisnis, 2009). Dalam kegiatan pemupukan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain unsur hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, takaran tepat, tepat cara, dan tepat waktu. Tabel 3 menunjukkan dosis pemupukan apel di Kusuma Agrowisata. Pemupukan dilakukan berdasarkan umur tanaman apel dan kondisi tanaman. Pemupukan terdiri atas pupuk organik dan anorganik. Selama masa TBM, dosis pupuk anorganik yang diberikan akan terus meningkat dengan meningkatnya
30
umur tanaman apel, tetapi setelah tanaman memasuki masa TM maka dosis yang diberikan akan tetap. Pupuk organik diberikan pada tahun pertama dan akan diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tabel 3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata Tanaman Apel TBM I TBM II TBM III TBM IV TM I
Pupuk Anorganik (g/pohon) ZA NPK 100 200 300 400 500
Pupuk organik (kg/pohon) 40
Persiapan pemupukan, dilakukan pada satu minggu sebelum pemupukan. Persiapannya adalah dengan membuat alur pupuk berbentuk segi empat mengelilingi pohon. Jarak alur pupuk dari batang pohon apel adalah kurang lebih satu meter, sedangkan untuk tanaman apel belum menghasilkan (TBM ) jarak alur pupuk yang dibuat adalah setengah meter dari batang pohon. Selain kedua jenis pupuk di atas, perusahaan pun memberikan pemupukan mikro, yaitu pupuk ZK dan MKP. Pupuk tersebut diberikan dengan tujuan untuk pembesaran mata tunas calon pembungaan dan tunas-tunas baru. Pupuk mikro diaplikasikan melalui daun dan batang dengan cara disemprot. Tenaga kerja persiapan pemupukan dan pemupukan dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Standar prestasi untuk kegiatan pemupukan adalah 300 pohon/hari kerja (HK). Standar prestasi tersebut tidak dibedakan antara TM dengan TBM, sedangkan standar kerja persiapan pemupukan berbeda antara TM dengan TBM. Standar kerja persipuk untuk TBM adalah 30 pohon/HK, sedangkan untuk TM mencapai 50 pohon/HK. Sistem pembayaran untuk kegiatan persipuk dan pemupukan biasanya dilakukan dengan sistem borongan. Harga borongan untuk persiapan pemupukan dan pemupukan adalah Rp 300/TBM dan Rp 400/TM.
31
Perompesan Perompesan daun merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan pada setiap musim tanam. Perompesan daun bertujuan untuk memutus dormansi mata tunas pada tanaman apel. Tanaman apel yang merupakan tanaman asli daerah temperate, akan mengalami masa dormansi setelah setiap akhir musim tanam. Menurut Hardianto (1991) perkembangan tanaman apel di Indonesia sangat pesat terutama setelah ditemukannya teknik perompesan daun dan pelengkungan cabang untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Perompesan daun dapat mengurangi pembentukkan zat penyebab dorman, yaitu ABA. Hal tersebut dikarenakan daun merupakan tempat yang paling peka untuk mensintesa zat penyebab dorman apabila menerima rangsangan dari luar. Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan 1-2 bulan setelah panen musim sebelumnya dan dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan dilakukan perompesan daun, pembungaan apel dapat serempak dan teratur. Kegiatan perompesan dilakukan setiap bulan pada blok yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar ketersediaan buah apel bagi pengunjung dapat terus terjaga.
Gambar 4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan).
Kegiatan rompes di Kusuma Agrowisata dilakukan bersamaan dengan kegiatan pangkas. Hal tersebut bertujuan untuk efektifitas pekerjaan. Tenaga kerja perompesan adalah tenaga kerja wanita dan pria. Standar prestasi kerja untuk perompesan adalah 8-10 pohon/HK.
32
Pemangkasan Pemangkasan pada tanaman apel dilakukan dengan tujuan pembentukan tanaman serta merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru (Untung, 1994). Pemangkasan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata terdiri atas empat jenis pangkasan, yaitu pangkasan bentuk, pangkasan pemeliharaan, dan pangkasan produksi dan pangkas ringan atau disebut pewiwilan. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang baik. Bentuk tanaman apel yang ada di Kusuma Agrowisata dibuat menjadi kerdil dengan tajuk yang sedikit melebar. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan wisatawan dalam pemetikan buah. Pemangkasan untuk pembentukan pohon dilakukan saat tanaman berada pada fase TBM. Pada pemangkasan ini dipertahankan 2-3 cabang primer dan membuang cabang primer lain pada batang utama. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada cabang sakit atau tua, cabang yang tidak produktif (tunas air), cabang yang berlekuk-lekuk atau disebut juga cabang cacing, cabang yang mati, cabang yang tumbuh terlalu rapat dan padat sehingga saling menutupi dan cabang yang ditumbuhi oleh benalu. Pada pemangkasan pemeliharaan dilakukan juga pemangkasan berat bila diperlukan. Pemangkasan berat merupakan pemangkasan terhadap lebih dari 50% bagian cabang tanaman. Pemangkasan berat dilakukan apabila kondisi tanaman rusak akibat penyakit. Pemangkasan produksi bertujuan untuk memicu atau merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi dilakukan setelah perompesan. Pemangkasan produksi dilakukan dengan memotong cabang sampai mata tunas terbesar. Pemangkasan ringan dilakukan pada saat buah apel masuk pada fase pentil atau 1-2 bulan setelah pembungaan. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas air yang tumbuh di batang dan cabang primer, daun yang menutupi buah, cabang serta daun-daun yang saling menutupi, sehingga penetrasi cahaya terhadap tanaman menjadi lebih baik. Pada pemangkasan ringan juga dilakukan kegiatan penjarangan buah.
33
Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan adalah gergaji pangkas dan gunting pangkas. Gergaji pangkas digunakan untuk memangkas cabangcabang yang besar sedangkan gunting pangkas digunakan untuk cabang-cabang yang kecil. Gergaji serta gunting pangkas yang digunakan harus tajam agar tidak menyebabkan sobekan pada kulit batang sehingga tidak merusak tanaman. Tanaman memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan bagian yang terluka, akibatnya pertumbuhan generatif tertunda. Bantalan yang rusak dapat berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu cara pemangkasan yang baik harus diketahui oleh tenaga pangkas. Hasil pangkasan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu setiap kali pemangkasan, dilakukan juga upaya pengendalian penyakit pada tanaman, yaitu dengan mengoleskan fungisida dalam bentuk cair pada bagian bekas pangkasan. Fungsida yang digunakan adalah Nordox (Tembaga Oksida 56%) dengan konsentrasi 3-6 ml/L. Standar pretasi untuk kegiatan pemangkasan produksi, bentuk dan pemeliharaan
adalah
12
pohon/HK,
sedangkan
standar
prestasi
untuk
pemangkasan ringan adalah 35-40 pohon/HK. Tenaga kerja pemangkasan adalah tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pemangkasan tersebut merupakan tenaga kerja yang telah terampil melakukan pemangkasan.
Pelengkungan Cabang (Penelungan) Pelengkungan cabang merupakan salah satu cara dalam pembentukan tanaman. Pelengkungan cabang dilakukan agar letak dan arah ranting menjadi berjauhan, sehingga sinar matahari dapat diterima sepenuhnya. Pelengkungan cabang dilakukan setelah perompesan daun dan sebelum keluarnya bunga. Pelengkungan cabang pada tanaman apel bertujuan untuk menumbuhkan tunastunas lateral yang ada di sepanjang cabang yang akan dilengkungkan. Selain itu, pelengkungan cabang pun bertujuan agar tanaman menjadi pendek. Tunas yang tumbuh tegak lurus cenderung tidak menghasilkan bunga. Menurut Untung (1994) hal tersebut dikarenakan zat tumbuh atau auksin yang ada di tanaman merangsang pertumbuhan vegetatif secara terus menerus. Agar hal tersebut tidak terjadi maka cabang atau ranting pada tanaman apel dilengkungkan
34
sampai posisi mendatar. Dalam posisi cabang yang mendatar, peranan auksin diambil alih oleh etilen yang bisa merangsang pembungaan. Apabila cabang melengkung sampai ujungnya merunduk maka tunas lateral hanya tumbuh di pangkal dan ujung cabang. Sebaliknya apabila bentuk cabang yang dilengkungkan itu masih mengarah ke atas, tunas lateral hanya tumbuh di ujung cabang. Pelengkungan cabang hanya dilakukan terhadap TBM. Selain dikarenakan cabangnya yang masih muda sehingga masih lentur dan mudah dilengkungkan, tetapi juga agar dapat diproduksi secara optimal.
Gambar 5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM
Pada cabang yang tua, cabang telah keras sehingga sulit untuk dibengkokan. Selain itu tunas lateral pun sulit tumbuh meskipun telah dilengkungkan. Akan tetapi pelengkungan yang dilakukan terhadap cabang yang terlalu muda pun tidak baik dilakukan, sebab tunas lateral yang tumbuh menjadi terlalu banyak dan kecil, sehingga tidak begitu bagus. Cabang yang paling sesuai untuk dilengkungkan adalah yang tidak terlalu muda ataupun tua, yaitu yang telah berwarna cokelat dan mudah melengkung. Penelungan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita, sebab dianggap bahwa wanita dapat melakukannya lebih terampil dan rapi. Standar prestasi untuk kegiatan penelungan adalah 50 TM/HK dan 20 TBM/HK.
35
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT) Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk melestarikan kualitas lingkungan, mengendalikan populasi dan serangan hama atau penyakit, khususnya untuk meningkatkan produksi tanaman apel. Oleh karena itu Departemen BTT melakukan monitoring hama dan penyakit setiap 2-3 hari agar hama maupun penyakit yang menyerang dapat segera teratasi. Pengendalian hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata dilaksanakan secara kimiawi. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat EPS (Engine Power Sprayer). EPS dilengkapi dengan drum (tempat pencampuran bahan), selang 200 m dan mesin pompa. Waktu-waktu penyemprotannya adalah satu sampai dua minggu setelah perompesan, setelah muncul tunas, pada saat pembungaan, pada saat muncul buah muda, dan pada saat menjelang panen. Penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja pria dan mendapat pengawasan langsung dari pengawas PHPT, terutama saat pembuatan larutan. Prestasi kerja untuk kegiatan penyemprotan mencapai 300 pohon/HK. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman apel di antaranya adalah ulat buah, ulat jengkal, ulat grayak, lalat buah (Rhogoletis pomonella), kutu daun hijau (Aphis porni), bercak daun, kanker batang serta busuk akar. Ulat menyerang daun serta buah apel. Gejalanya adalah daun dan buah akan tampak berlubang. Bagian dalam buah merupakan tempat disimpannya telur yang akan berkembang menjadi larva. Kutu hijau (Aphis porni) menyerang pada bagian daun apel. Kutu tersebut biasanya berada pada bagian bawah daun dan tersamar karena warnanya sama dengan daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Marssonina coronaria dan merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman apel. Gejala bercak daun di kebun Kusuma Agrowisata mulai terlihat pada 4 minggu setelah pemangkasan. Gejala serangan kanker batang adalah kulit batang busuk, basah, dan mengeluarkan getah merah dan perkembangannya sangat cepat. Kanker batang disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria. Upaya pencegahan penyakit kanker batang dilakukan dengan mengoleskan fungisida Nordox atau Bucali pada batang.
36
Gejala tanaman apel yang terserang penyakit busuk akar adalah daun-daun menjadi kering cokelat hingga akhirnya berguguran, bunga menjadi layu, bercakbercak hitam, pada batang bagian bawah berwarna hitam seperti terbakar, efek penyakit dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Busuk akar disebabkan oleh cendawan Armillaria.
(a)
(b)
(d)
(c)
(e)
Gambar 6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni), (b) Lalat buah (Rhogoletis pomonella), (c)Bercak daun, (d)kanker batang, (e)Ulat grayak.
Taksasi Buah Perkiraan produksi buah apel perlu dihitung dalam mempersiapkannya sebagai lokasi petik. Dalam hal ini terdapat koordinasi antara departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dengan departemen marketing wisata. Hasil taksasi buah menunjukkan perkiraan jumlah atau produksi apel dalam suatu blok. Dari perkiraan jumlah buah tersebut maka dapat diperkirakan jumlah pengunjung atau wisatawan yang dapat masuk dalam blok tersebut. Penulis melakukan taksasi buah didampingi oleh seorang asisten pengawas (Lampiran 12). Pengambilan contoh dilakukan dalam penghitungan taksasi buah
37
tersebut. Pengambilan contoh atau sample dilakukan dengan teknik segi empat (Lampiran 13). Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap perkiraan hasil untuk satu blok tanaman dan perkiraan jumlah pengunjung yang dapat masuk ke dalam blok tersebut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5 Hasil Perhitungan
Rumus Perhitungan
Total Sampel
22 pohon
Total Buah Sampel
691 buah
Total TM
89 pohon
∑ buah/pohon
31.4 buah
Total buah sampel / Total sampel
Total Buah Blok E5
2795 buah
Jumlah buah/pohon x total TM
Sumber : Data Lapang, 2009, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan taksasi produksi pada Tabel 4, maka dapat diketahui bahwa perkiraan produksi untuk blok E5 dengan jumlah TM sebanyak 89 pohon adalah 2795 buah. Hasil taksasi tersebut kemudian digunakan oleh departemen marketing Kusuma Agrowisata dalam memperkirakan jumlah wisatawan yang dapat masuk ke dalam blok tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan perkiraan jumlah pengunjung, diantaranya adalah adanya faktor kehilangan hasil dari buah apel per blok yang dimasukkan dalam perhitungan. Kehilangan hasil diperkirakan dalam bentuk persentase, dengan total persentase kehilangan hasil sebesar 30%. Persentase tersebut terdiri atas 10% kehilangan hasil akibat faktor kerusakan oleh pengunjung dan 20% kehilangan hasil karena faktor alam. Setiap wisatawan mendapat kesempatan untuk memetik buah apel sebanyak dua buah per orang. Namun dalam kenyataannya di lapang, wisatawan terkadang memetik lebih dari dua. Perusahaan mengasumsikan bahwa maksimal buah yang dipetik oleh wisatawan adalah sebanyak tiga buah. Perkiraan jumlah wisatawan untuk setiap blok dihitung dengan cara total buah dalam blok dibagi tiga. Berdasarkan hasil taksasi blok E5 maka didapat perkiraan jumlah wisatawan
38
yang dapat masuk blok E5 adalah sebanyak 931 orang. Selama kegiatan magang berlangsung, penulis melakukan tiga kali taksasi buah di kebun dengan blok yang berbeda.
Inventarisasi Tanaman Inventarisasi
tanaman merupakan kegiatan yang rutin dilakukan
departemen BTT. Tujuannya adalah untuk memantau keadaan tanaman di setiap blok. Hasil dari taksasi tanaman digunakan sebagai acuan dalam penyediaan tanaman di masa mendatang, yaitu sebagai pengganti bagi tanaman yang mati. Penulis
melakukan
taksasi
tanaman
tahun
2009
untuk
seluruh
blok
( Lampiran 14).
Panen dan Pasca Panen Mutu buah-buahan dan sayuran setelah dipanen tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila pemanenan hasilnya dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat (Pantastico et al., 1986). Umur panen apel berbeda untuk tiap varietas. Waktu panen yang dilakukan di Kusuma Agrowisata disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata Varietas Apel Umur Panen (Bulan Setelah Rompes) „Manalagi‟ 4.5 – 5 „Rome Beauty‟
5 – 5.5
„Ana‟
4 – 4.5
„Wanglin‟
5 – 5.5
Kegiatan panen yang dilakukan Kusuma Agrowisata terdiri atas panen kebun wisata dan panen kebun produksi (Junggo). Panen kebun wisata dilakukan sebanyak dua kali, yaitu panen pertama oleh wisatawan dan kedua oleh karyawan atau disebut pula dengan panen racutan karena panen tersebut dilakukan untuk menghabiskan apel sisa-sisa pemetikan wisatawan. Panen kebun Junggo dilakukan jika terdapat pesanan dari supermarket.
39
Gambar 7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo
Kegiatan panen dilakukan oleh 2-3 karyawan harian lepas dengan standar prestasi kerja 300 kg/HK. Hasil panen racutan umumnya berupa buah-buah apel yang berdiameter 5-6 cm dan memiliki luka akibat serangan hama dan penyakit. Hasil panen racutan disortasi dan grading secara langsung di kebun dengan memisahkan antara buah yang masih baik dengan buah yang telah busuk atau cacat.
Hasil
panen
disimpan
ke
dalam
kontainer
plastik
berukuran
60 cm x 42 cm x 30 cm dan dikirim ke bagian trading. Buah apel racutan kemudian disortasi kembali di bagian trading dengan memisahkan antara buah yang berdiameter 5 cm hingga lebih dengan yang kurang dari 5 cm. Buah yang berdiameter 5 cm atau lebih kemudian dikirim ke departemen industri, sedangkan sisanya dijual kepada karyawan ataupun pengunjung. Buah yang telah diterima di departemen industri kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Produk-produk olahan apel yang dihasilkan berupa cuka apel, jenang apel dan sari buah apel. Hasil panen kebun Junggo langsung diangkut ke departemen trading setelah dipanen tanpa dilakukan penyortiran dan pengkelasan terlebih dahulu. Buah hasil panen disimpan dalam keranjang bambu dan diangkut dengan menggunakan mobil pick-up. Pengkelasan dan penyortiran dilakukan di departemen trading bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau packing untuk pemasaran ke luar Kusuma Agrowisata.
40
Aspek Managerial Aspek managerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping pengawas kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping pengawas adalah mengisi jurnal kegiatan kebun, mengawasi karyawan dan mencatat prestasi kerja yang dicapai, serta menghitung gaji karyawan. Pengelolaan manajemen di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) Kusuma Agrowisata terdiri atas kepala departemen budidaya tanaman tahunan. Kepala departemen BTT dalam menjalankan fungsinya, berperan juga sebagai asisten kepala departemen budidaya tanaman. Kepala departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) membawahi pengawas-pengawas kebun, yaitu pengawas green house hidroponik, substrat dan packing, pengawas tanaman starwberry, sayur organik dan buah naga, pengawas gudang dan pengolahan kopi serta kompos, pengawas kebun Seruk, Kingsue dan Pentil, pengawas kebun apel dan jeruk, serta pengawas kebun Junggo dan Karang Ploso.
Pendamping Pengawas Kebun Penulis bertindak sebagai pendamping pengawas kebun pada bulan kedua pelaksanaan magang. Penulis hadir pukul 05.50 WIB untuk melakukan absensi para KHL. Setelah itu penulis mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan mencatat pretasi kerjanya. Kegiatan lain yang dilakukan penulis selain mengawasi KHL adalah melaksanakan tugas-tugas di bagian administrasi kantor departemen BTT. Tugastugas tersebut antara lain adalah merekap hasil kerja karyawan serta kegiatan yang dilakukan per harinya. Rekapan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan dalam penghitungan gaji karyawan per minggunya. Blanko laporan harian pengawas terlampir pada Lampiran 15. Gaji diberikan setiap hari jumat, artinya perhitungan gaji harus telah selesai pada hari sebelumnya atau hari kamis. Perhitungan gaji untuk karyawan harian lepas (KHL) dilakukan berdasarkan hari masuk karyawan tanpa memperhitungkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan, kecuali untuk tenaga kerja borongan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas kerja dari KHL
41
yang terkadang tidak memenuhi standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengawas kebun bertugas menjalankan standar opersional bagi pengawas kebun yang dibuat oleh departemen BTT. Apabila standar operasional tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka masalah prestasi kerja KHL pun dapat teratasi. Standar operasional pengawas kebun departemen BTT dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 16. Gaji yaang diberikan berbeda antara KHL wanita dan pria. Bagi KHL wanita diberikan gaji sebesar Rp 18 500/HK, sedangkan untuk KHL pria sebesar Rp 21 000/HK. Tambahan gaji diberikan kepada karyawan yang melakukan lembur, yaitu sebesar Rp 3 500/jam. Selain tenaga kerja harian terdapat pula tenaga kerja borongan yang merupakan KHL yang sehari-harinya bekerja di departemen BTT. Kegiatan
yang biasanya
diborongkan
adalah
kegiatan
persiapan
pemupukan atau persipuk, pemupukan, dan perompesan. Sistem penghitungan gaji untuk pekerja borongan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai. Misalnya untuk kegiatan pemupukan, harga borongan untuk persipuk serta pemupukan adalah Rp 100 untuk setiap TBM dan Rp 400 untuk setiap TM. Seorang pengawas betugas mengawasi atau mengontrol kerja karyawan agar target prestasi kerja atau standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Apabila hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar prestasi kerja, maka seorang pengawas harus memberikan peringatan agar keadaan tesebut tidak menjadi suatu kebiasaan. Tugas yang dilakukan penulis sebagai pendamping pengawas kebun, salah satunya adalah mengawasi serta menghitung produktvitas hasil kerja karyawan harian BTT khususnya dalam kegiatan budidaya apel. Hasil analisis produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
42
Tabel 6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT Prestasi Kerja (per HK) Standar Prestasi No Kegiatan Kerja* KHL Mahasiswa 1. Pengolahan Tanah Pembuatan Sengkreng 50 pohon/HK 104 pohon ** 2. Penyulaman Pembuatan Lubang 15 lubang/HK ** Tanam Penanaman 50 pohon/HK ** 3. Babat Rumput 0.3 ha/HK 0.6 ha ** 4. Pemupukan Persiapan Pemupukan 50 pohon/HK 215 pohon ** Pemupukan 300 pohon/HK 368 pohon 142 pohon 5. Penyemprotan 0.37 ha/HK 1.97 ha ** 6. Pemangkasan Perompesan 8-10 pohon/HK 15 pohon 9 pohon Pangkas TM 12 pohon/HK 25 pohon 24 pohon Pangkas TBM 8 pohon/HK 65 pohon 60 pohon Wiwilan 35-40 pohon/HK 32 pohon 17 pohon 7. Pelengkungan Cabang 50 pohon/HK 72 pohon 26 pohon 8. Pemanenan 300 kg/HK 304 kg 240 kg Keterangan HK : Hari Kerja (7 jam/hari) *standar prestasi kerja berdasarkan ketetapan perusahaan **tidak dilakukan oleh mahasiswa
Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat produktivitas kerja tenaga kerja KHL departemen BTT secara umum telah memenuhi standar prestasi kerja yang ditetapkan perusahaan. Pada kegiatan wiwilan, prestasi kerja yang dihasilkan sedikit kurang memenuhi standar prestasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Faktor penyebabnya adalah kurang disiplinnya KHL dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut ditandai dengan KHL yang lebih banyak berbicara daripada bekerja. Pengawasan terhadap kerja karyawan harus lebih ditingkatkan agar kedisiplinan karyawan dapat lebih baik.
43
PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah yang akan dihasilkan pada akhir proses pascapanen. Penanganan pascapanen yang dilakukan departemen Kusuma Agrowisata (KA) dibedakan antara hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Gambar 8). Penanganan pascapanen apel hasil kebun produksi (Junggo) lebih intensif dari pada hasil panen racutan.
Panen
Kebun Junggo
Racutan
Trading
Sortasi dan Grading di Kebun
Trading
Pembersihan Pembersihan Sortasi dan Grading Pengemasan Curah Packing (Plastik Wrapping film)
Pengemasan Distribusi
Supermarket
Konsumen
Industri KA
Pos Penjualan KA
Produk Olahan Apel Konsumen
Gambar 8. Diagram Proses Pascapanen Apel di Kusuma Agrowisata
44
Kegiatan pascapanen dimulai dengan pengiriman buah dari kebun menuju trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk mengirim buah dari lapang ke trading adalah kontainer plastik dan keranjang bambu. Penerimaan barang di departemen trading dimulai dengan penimbangan. Seluruh buah yang datang ditimbang dan dicatat dalam buku penerimaan barang. Gambar 8 menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pascapanen antara panen racutan dengan kebun Junggo. Apel Junggo mengalami proses pascapanen yang lebih intensif, sedangkan apel racutan langsung dijual di lokasi wisata Kusuma Agrowisata atau masuk ke divisi industri untuk diolah menjadi berbagai produk olahan apel. Selain perbedaan di atas, terdapat perbedaan lainnya antara hasil panen racutan dengan panen kebun produksi (Junggo). Tabel 7 menunjukkan perbedaan antara hasil panen racutan dan Junggo berdasarkan penamapilan buah, diameter buah, tujuan pemanenan, jumlah penenan serta sasaran penjualan.
Tabel 7. Perbedaan Hasil Panen Racutan dan Kebun Produksi (Junggo)
Penampilan Buah Diameter Buah Tujuan Dipanen Jumlah Panenan Sasaran Penjualan Harga Jual
Apel Racutan Secara umum merupakan buah dengan banyak luka akibat serangan hama dan penyakit
5-7 cm Penghabisan untuk suatu blok sisa pemetikan wisatawan sehingga bisa dimulai untuk kegiatan selanjutnya, seperti perompesan. Tergantung dari sisa petikan wisatawan Apel segar dijual untuk karyawan KA serta wisatawan, sedangkan produk olahan dijual untuk wisatawan dan supermarket Apel segar :Rp 2 500 – Rp 5 000/kg Apel Olahan : Rp 3 500 – Rp 14 000 per eceran.
Sumber : Hasil Pengamatan
Apel Junggo Apel yang dipanen memiliki penampilan yang baik tanpa atau hanya sedikit buah yang rusak akibat hama atau penyakit 6-9 cm Memenuhi permintaan dari supermarket dan pos penjualan KA Tergantung dari jumlah pesanan supermarket, biasanya dilebihkan. Pasar modern (supermarket) Rp 8 000 – Rp 20 000/kg
45
1. Pembersihan (cleaning) Menurut
Sabari et al. (1991) pencucian buah dapat meningkatkan
penampilan buah (bersih dan bercahaya) serta menekan surut bobot dan kerusakan mekanis. Pembersihan buah di Kusuma Agrowisata dilakukan di bagian trading secara manual dengan metode pembersihannya yaitu pencucian basah atau kering. Pencucian basah dilakukan dengan meletakkan kontainer berisi apel di bawah air mengalir. Apel dibersihkan dengan menghilangkan kotoran atau sisa pestisida yang menempel. Pencucian kering dilakukan dengan cara
pengelapan
menggunakan kain yang kering dan bersih. Pencucian basah dilakukan terhadap hasil panen racutan, sedangkan pencucian kering atau pengelapan dilakukan terhadap hasil panen Junggo. Pencucian untuk hasil racutan dilakukan sebelum buah dikirim ke trading dan setelah dilakukan sortasi dan grading di kebun. Pengelapan untuk hasil Junggo dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan.
2. Penyortiran (sorting) dan Pengkelasan (grading) Penyortiran dan pengkelasan apel di Kusuma Agrowisata dilakukan secara manual berdasarkan pada keahlian dan pengalaman para pekerja. Penyortiran dilakukan dengan memisahkan antara buah yang busuk, terserang hama dan penyakit dengan buah yang berpenampilan baik sedangkan pengkelasan dilakukan dengan memisahkan buah berdasarkan perbedaan besar buah yang dapat menentukan harga jual. Menurut Winata (2006) pengkelasan dilakukan berdasarkan kriteria warna, bentuk, tingkat kematangan dan tingkat kerusakan. Pekerja harian Kusuma Agrowisata tidak melakukan seleksi terhadap kualitas warna dan rasa buah sehingga keseragaman kualitas buah kurang terjamin.
Tabel 8. Grade Apel Kusuma Agrowisata Kriteria
Grade A1
AB
C
D
Diameter
7-8 cm ke
6-7 cm
5-6 cm
< 5 cm
Buah
atas
∑ buah/kg
4-7
7-7
10-12
14-18
46
Kegiatan penyortiran dan pengkelasan apel hasil racutan dilakukan langsung di kebun oleh tenaga kerja panen. Apel yang telah disortir diangkut ke departemen trading Kusuma Agrowisata dan dilakukan penimbangan bobot kotor dengan alat timbangan (Gambar 9). Apel hasil panen Junggo dan apel yang berasal dari petani atau kulak langsung diangkut ke departemen trading tanpa dilakukan kegiatan penyortiran dan pengkelasan terlabih dahulu. Penimbangan dilakukan ketika apel sampai ke trading, kemudian kegiatan penyortiran dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau kegiatan wrapping yang dilakukan oleh tenaga kerja khusus wrapping.
Gambar 9. Alat Timbangan Apel
Seluruh apel hasil sortiran yang tidak layak jual dikumpulkan dan dipisahkan dari apel yang masih layak jual. Apel sortiran tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk olahan apel atau dimanfaatkan sebagai pakan untuk Baby Zoo Kusuma Agrowisata. Hasil sortiran buah apel yang tidak layak jual merupakan suatu kehilangan hasil. Berdasarkan pengamatan di lapang, besarnya kehilangan hasil disajikan pada Tabel 9.
47
Tabel 9. Kehilangan Hasil Panen Kusuma Agrowisata Sumber Buah
Hasil
Kahilangan
Persentase Kahilangan
Apel
Panen (kg)
Hasil (kg)
Hasil (%)
Racutan
179
37.50
20.95
Junggo
133
36
27.07
Kulak / Petani
729
178
24.42
Sumber : Hasil Pengamatan
Kehilangan hasil dalam pascapanen merupakan produk yang tidak layak dijual kepada konsumen. Kehilangan hasil komoditas apel di Kusuma Agrowisata berkisar antara 20-27% . Kehilangan hasil terbesar diperoleh dari hasil panen kebun Junggo, yaitu sebesar 27.07%. Kehilangan hasil tersebut merupakan buahbuah yang sejak awal memiliki penampilan buah yang tidak layak jual, seperti banyaknya luka akibat serangan hama dan penyakit, memar serta bentuk buah yang tidak sempurna.
Gambar 10. Buah Apel „Ana‟ Tidak Layak Jual
Kehilangan hasil juga dapat disebabkan oleh teknik pengemasan dan pengangkutan dari kebun ke departemen trading.. Hasil panen Junggo dikemas dalam keranjang bambu. Menurut Sari (2008) pengemasan dengan keranjang bambu memiliki kelemahan yaitu anyaman bambu mudah lepas sehingga tidak cukup untuk melindungi buah, mudah berubah bentuk karena konstruksinya
48
lemah, banyak buah memar akibat benturan sesama buah dan daya simpan buah rendah. Menurut Soesarno (1992), proses packaging dan transportasi produk hortikultura merupakan proses yang sangat kritis. Proses packaging dan transportasi yang lebih baik dapat secara signifikan mengurangi kehilangan (loses) produk hortikultura. Keranjang bambu tidak dapat kebal terhadap kerusakan mekanik dan pada lapisan bagian dalam akan terjadi akumulasi panas dan gas etilen sehingga mempercepat kerusakan produk.
3. Pengemasan (packaging) Pengemasan yang dilakukan terdiri atas pengemasan transportasi dan pemasaran. Kemasan transportasi digunakan sejak buah dipanen dan akan dibawa ke bagian trading. Kemasan transportasi yang digunakan untuk hasil panen racutan adalah kontainer plastik dan karung, sedangkan hasil panen Junggo dikemas dengan keranjang bambu. Kemasan yang digunakan untuk memasarkan buah adalah kemasan kontainer plastik, tray foam, plastik wrapping film dan kardus. Menurut Burdon (1991), disain atau tempat pengemasan penting diperhatikan agar sesuai dengan fungsinya. Kemasan kontainer digunakan untuk penjualan apel secara curah di pos penjualan Kusuma Agrowisata, kemasan packing tray foam dengan plastik wrapping film digunakan untuk pemasaran apel ke supermarket, sedangkan kemasan kardus digunakan sebagai kemasan master untuk distribusi packing apel. Keuntungan yang diperoleh dari adanya pengemasan adalah produk menjadi mudah disimpan dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan sehingga dapat melidungi mutu serta dapat meningkatkan harga jual. Menurut Hardenberg (1986) pengemasan
tidak dapat meningkatkan mutu akan tetapi
pengemasan berfungsi dalam menjaga mutu. Perbaikan dalam pengemasan memberikan peluang yang besar dalam pemasaran buah-buahan segar yang lebih efisien.
49
Gambar 11. Kemasan Packing dan Curah Apel Kusuma Agrowisata
Kemasan tray foam digunakan untuk apel yang akan dikirim ke supermarket. Tray foam yang digunakan berukuran 16 cm x 12 cm x 2.5 cm. Apel disusun dalam tray foam dan ditimbang bobotnya sebesar 1 kg per pack dengan timbangan analitik sehingga hasil timbangan lebih tepat (Gambar 12). Kemasan tray foam tersebut kemudian dikemas kembali dengan plastik wrapping film menggunakan alat wrapping (Gambar 12). Hasil packing tersebut kemudian diberi sticker berlogo “Kusuma Agrowisata”. Pengemasan yang demikian merupakan pengemasan yang lebih menarik serta dapat meningkatkan nilai jual. Menurut Broto (1993), tujuan pengemasan adalah memberikan estetika untuk menarik konsumen, selain itu juga untuk melindungi buah dari pelukaan, memudahkan dalam pengleolaan suhu, mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus Pengiriman apel untuk supermarket tidak seluruhnya dikirim dalam bentuk packing. Terdapat beberapa yang dikirim dengan kemasan curah, misalnya untuk pengiriman ke Surabaya dan Bali. Hal tersebut disesuaikan dengan pesanan dari pihak supermarket.
50
Gambar 12. Alat Timbangan Analitik dan Alat Wrapping
Tray foam dapat memberikan perlindungan yang baik akan tetapi hanya pada bagian bawah dan sisi (Ryall and Pentzer, 1982). Penambahan plastik wrapping film dapat memberikan perlindungan dari kerusakan akibat tekanan atau tubrukan. Namun, kemasan tersebut masih memerlukan kemasan master untuk memudahkan dalam proses pendistribusian ke pasar. Apel hasil kemasan packing dengan tray foam dan plastik dikemas kembali dengan menggunakan kardus sebagai kemasan master untuk distribusi dengan daya muat 25 pack. Pengisian ke dalam kardus dilakukan dengan padat dan rata, sebab kardus akan ditumpuk dalam perjalanan distribusi. Menurut Hardenberg (1986) pengemasan untuk pengiriman dan penanganan memerlukan wadah-wadah yang dirancang dengan baik untuk melindungi barang dari getaran, kememaran dan berat wadah-wadah lain yang ditumpuk di atasnya.
Gambar 13. Kardus Sebagai Kemasan Master untuk Distrisbusi
51
Pengisian yang padat dan rata tersebut memungkinkan wadah mempunyai kekuatan yang cukup ketika ditumpuk sehingga dapat melindungi isinya dalam keadaan penanganan yang bagaimanapun. Penambahan lubang ventilasi dilakukan untuk meminimalkan kerusakan akibat pengemasan yang terlalu padat dan akibat penumpukkan. Lubang ventilasi dalam kardus berfungsi untuk menghilangkan panas. Menurut Hardenberg (1986) penambahan lubang-lubang ventilasi dan peningkatan luas permukaan yang tersentuh udara dingin yang bergerak, sampai suatu derajat tertentu dapat meningkatkan penghilangan panas. Pendinginan dapat berlangsung lebih cepat bila udara mengalir menembus wadah-wadah yang ditumpuk dan melalui lubang angin daripada bila udara hanya mengalir sekeliling wadah-wadah saja.
4. Penyimpanan (storing) Penyimpanan buah-buahan segar dapat memperpanjang daya guna sebelum akhirnya dikirim ke konsumen. Menurut Pantastico et. al (1986) tujuan utama dilakukannya penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen. Ruang penyimpanan apel Kusuma Agrowisata merupakan packing house yang juga merupakan tempat pos penjualan produk segar Kusuma. Penyimpanan dalam packing house dilakukan tanpa diberi perlakukan khusus. Apel yang telah dikemas dalam bentuk packing maupun curah disusun rapi dalam packing house. Penempatannya dipisahkan antara packing apel yang akan dikirim ke supermarket dengan apel racutan yang akan dijual langsung di pos penjualan Kusuma Agrowisata. Penyimpanan packing apel Kusuma Agrowisata termasuk ke dalam penyimpanan jangka pendek. Kusuma Agrowisata hanya melakukan pemanenan serta packing pada hari dikirimnya apel tersebut ke supermarket, baik lokal maupun luar kota. Hal tersebut untuk mengurangi resiko kerusakan pada produk segar tersebut. Menurut Childers (1973), apabila buah mengalami penangangan secepat mungkin setelah dipanen maka akan sedikit kemungkinan bahaya
52
kerusakan dan infeksi. Selain itu, hal tersebut memberikan keuntungan untuk membuang dan menghilangkan atau mengurangi sumber infeksi bagi apel lain, yang akan berpengaruh terhadap kualitas, dan dapat memberikan ruang yang lebih luas dalam penyimpanan maupun pengepakan.
Gambar 14. Penyimpanan Buah dan Sayur di Packing House KA
Penyimpanan apel racutan di dalam packing house tidak dapat bertahan lama. Berdasarkan pengamatan, apel racutan mengalami kemunduran dengan ciri, daging buah melunak, luka akibat serangan hama dan penyakit semakin meluas. Tindakan yang dilakukan pihak trading adalah dengan melakukan penghapusan barang. Total buah apel pada penghapusan barang Mei 2009 sebanyak 17.2 kg. seluruh komoditi hasil penghapusan barang, dikumpulkan dan segera dibuang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap komoditi yang masih segar.
5. Pengangkutan Apel hasil panen dari kebun dikirim ke trading Kusuma Agrowisata menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka (pick up), sedangkan pengangkutan dari trading menuju pasar menggunakan mobil box serta truck tertutup. Pengiriman apel dibedakan berdasarkan pasar tujuan, yaitu pasar tujuan lokal (Batu dan Malang) serta pasar tujuan Surabaya dan Bali. Jenis pengangkutan yang digunakan untuk produk hortikultura salah satunya dipengaruhi oleh faktor waktu dan jarak serta lingkungan (Chace dan Pantastico, 1973). Sepeda motor digunakan untuk pengiriman apel dari kebun
53
wisata yang jaraknya relatif dekat dengan trading Kusuma Agrowisata, sedangkan hasil panen kebun produksi dikirim dengan mobil pick-up karena jaraknya yang cukup jauh dari trading Kusuma Agrowisata. Departemen trading Kusuma Agrowisata memiliki beberapa unit kendaraan untuk mengirimkan buah ke supermarket (Tabel 10). Mobil boks digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Malang, Surabaya serta Kediri sedangkan truck tertutup digunakan untuk pengiriman buah ke wilayah Bali. Pengiriman apel dari kebun hingga ke supermarket berlangsung selama satu hari, kecuali untuk daerah Bali yang membutuhkan waktu 2 hari.
Tabel 10. Kendaraan Distribusi Apel Kusuma Agrowisata Jenis Kendaraaan Mobil Boks Truck Tertutup
Unit
Tujuan
Kapasitas (kg)
2
Malang Surabaya, Kediri Bali
2100
1
10 000
Waktu Pengiriman Pukul 14.00 WIB Pukul 04.30 WIB Pukul 03.00 WIB
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Departemen trading Kusuma Agrowisata melakukan pengiriman buah empat kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu sekitar pukul 04.00 WIB. Penyusunan packing apel di dalam mobil boks dilakukan berdasarkan tujuan pengiriman. Produk untuk pengiriman terjauh diletakkan paling dalam sedangkan yang terdekat diletakkan paling luar. Hal tersebut untuk memudahkan dalam penangananya. Mobil boks Kusuma Agrowisata memiliki pendingin (AC) yang bersuhu 8-10oC untuk mempertahankan kualitas buah dan sayuran agar tetap segar dan tidak rusak hingga tiba di tempat pengiriman. Menurut Chace dan Pantastico (1973) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan bahanbahan makanan yang mudah rusak, yaitu penyampaian barang yang cepat dan tepat, pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi serta adanya harapan keuntungan yang cukup dari hasil yang bersangkutan.
54
Komoditi buah dan sayur Kusuma Agrowisata yang dikirim ke supermarket terkadang kembali ke bagian trading Kusuma Agrowisata karena tidak diterima oleh pihak supermarket. Faktor penyebabnya adalah barang ditolak pihak supermarket atau karena barang tidak terkirimkan oleh sales. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapang, jumlah apel yang ditolak atau kembali ke trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah sebanyak 279 kg apel „Rome Beauty‟. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kualitas apel yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh supermarket, seperti faktor keseragaman ukuran buah, kematangan, dan bercak-bercak pada kulit buah.
Pemasaran Pemasaran merupakan proses penjualan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan tujuan akhir untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak. Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam kegiatan usaha tani. Rantai pemasaran apel di departemen trading Kusuma Agrowisata yaitu berasal dari perusahaan langsung ke konsumen atau dari petani atau pengepul terlebih dahulu baru kemudian diterima oleh konsumen. Rantai yang terakhir adalah melalui pasar modern (supermarket) baru kemudian dipasarkan ke konsumen. Apel yang didapat dari petani, dibeli oleh pihak trading Kusuma Agrowisata dengan sistem tebas dan kulak. Sistem tebas merupakan sistem membeli langsung dari petani dengan langsung panen sendiri di kebun petani tersebut. Hasil panen kemudian ditimbang tanpa dilakukan sortasi, sehingga penimbangan dilakukan secara menyeluruh atau satu harga. Sistem kulak merupakan system membeli dari tengkulak yang telah mengumpulkan dari petani dan telah dilakukan sortasi dan grading terlebih dahulu oleh tengkulak. Pemasaran langsung ke konsumen dilakukan di pos penjualan Kusuma Agrowisata yang terdapat di departemen trading serta melalui paket wisata petik buah. Apel dijual dengan harga yang berbeda berdasarkan varietasnya dan sumbernya. Harga apel di pos penjualan Kusuma Agrowisata disajikan pada Tabel 11. Total apel yang dijual trading Kusuma Agrowisata pada bulan Mei 2009
55
adalah sebanyak 4 383 kg Ana, 1.10 kg Rome Beauty, dan 803.13 kg Manalagi. Penerimaan total yang didapat dari penjualan apel pada bulan Mei 2009 sebesar Rp 16 740 859.
Tabel 11. Harga Apel di Pos Penjualan Kusuma Agrowisata Varietas Apel Manalagi Rome Beauty Ana
Harga (Rp) Pos Penjualan Trading KA Kebun KA Petani/Kulak 5 000/kg 10 000/kg 12 000/kg 7 000/kg 10 000-15 000/kg
Paket Wisata 12 000/2 buah apel
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Harga jual apel berbeda antara yang berasal dari kebun sendiri dengan yang didapat dari petani atau kulak. Pihak trading Kusuma Agrowisata membeli apel dari petani atau kulak dengan harga Rp 3 500 – Rp 7 000. Setelah sampai di pos penjualan Kusuma Agrowisata maka harga buah menjadi meningkat. Hal tersebut disebabkan adanya faktor penangan setelah sampai di trading serta lokasi penjualan yang strategis, yaitu di tempat wisata. Berdasarkan pengamatan di lapang, kendala yang dihadapi pihak trading Kusuma Agrowisata pada April 2009 adalah mulai meningkatnya harga kulak untuk beberapa item buah termasuk buah apel. Hal tersebut mengakibatkan persentase pengiriman menjadi tidak dapat terpenuhi.
Tabel 12. Rekapitulasi Penjualan Apel Kusuma Agrowisata Tahun 2009 Target Bulan
Bulan ini (Rp)
Realisasi
s/d bulan ini
Bulan ini (Rp)
(Rp)
s/d bulan ini (Rp)
Januari
222019000
222019000
286344018
286344018
Februari
155489000
377508000
117852930
404235228
Maret
155320000
532828000
153959943
558195171
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
56
Hasil penjualan apel Kusuma Agrowisata periode Januari sampai Maret 2009 semakin meningkat setiap bulannya (Tabel 12). Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap buah apel semakin meningkat setiap bulan. Namun, terjadi peningkatan harga jual buah apel di tingkat kulak pada April 2009, akibatnya permintaan apel „Manalagi‟ dan apel „Rome Beauty‟ tidak dapat tepenuhi oleh pihak trading sama sekali. Pemasaran apel melalui supermarket dilakukan sesuai dengan pesanan, namun banyaknya produk akan disesuaikan dengan ketersediaan di Kusuma Agrowisata. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata pada beberapa supermarket disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Pengiriman Apel Kusuma Agrowisata April 2009 Volume Pemesanan No
Komoditi
Kg
Nilai (Rp)
Volume Pengiriman Kg
Nilai (Rp)
Area Bali Kulak 1.
Apel „Manalagi‟
1 050
14 825 000
0
0
2.
Apel „Rome Beauty‟
1 070
15 155 000
921
13 042 500
Area Kediri dan Malang Produk Kusuma 1.
Apel „Manalagi‟
40
450 000
20
200 000
2.
Apel „Rome Beauty‟ Kulak
0
0
0
0
1.
Apel „Manalagi‟
50
570 000
0
0
2.
Apel „Rome Beauty‟
154
2 183 500
114
1 600 500
Area Surabaya Kulak 1.
Apel „Manalagi‟
70
982 500
0
0
2.
Apel „Rome Beauty‟
135
1 925 000
45
545 000
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
57
Berdasarkan Tabel 13, persentase pengiriman apel Kusuma Agrowisata terhadap pesanan adalah sebesar 0.43% dari pesanan untuk daerah Bali, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Volume pesanan yang tidak dapat terpenuhi 100% disebabkan karena keterbatasan ketersediaan produk di Kusuma Agrowisata serta tingginya seleksi terhadap buah yang masuk ke supermarket. Pada Maret dan April 2009 pihak trading Kusuma Agrowisata kesulitan dalam mendapatkan apel „Manalagi‟. Kurangnya produksi apel dari petani, kulak, maupun supplier apel lainnya menyebabkan permintaan apel tidak dapat terpenuhi. Permintaan apel „Manalagi‟ pada bulan Maret 2009 untuk pengiriman ke Solo tidak dapat terpenuhi dan pada April 2009 permintaan apel „Manalagi‟ ke daerah Surabaya pun tidak terpenuhi.
Sistem Pembayaran Penjualan produk segar Kusuma Agrowisata terhadap supermarket dilakukan dengan menggunakan sistem putus, maksudnya adalah barang yang telah dikirim tidak dapat dikembalikan. Barang dapat dikembalikan dengan syarat bahwa barang tersebut tidak berada di receiving atau loading fresh selama 24 jam. Buah yang dikirim ke supermarket apabila terjadi kerusakan selama transportasi akan menjadi tanggung jawab bagian trading Kusuma Agrowisata. Penimbangan akan dilakukan kembali oleh pihak supermarket dan buah yang rusak atau tidak sesuai dengan standar supermarket akan dikembalikan ke bagian trading Kusuma Agrowisata. Pengurangan pengiriman tersebut berakibat pada pengurangan harga total sesuai dengan bobot yang diterima pihak supermarket. Pembayaran yang dilakukan oleh pihak supermarket dilakukan melaui sistem transfer yang dilakukan dua minggu sejak dilakukannya pengiriman sedangkan sistem pembayaran di pos penjualan Kusuma Agrowisata dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukannya jual beli. Harga jual apel telah ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan biaya produksi dan biaya managemen oleh departemen trading Kusuma Agrowisata.
58
Tabel 14. Daftar Harga Apel KA untuk Supermarket No 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1.
Komoditi
Harga (Rp/kg) Keterangan Fresh Departemen Alfa Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overrapping 1 kg-an Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an MD Fresh Carrefoure Sunset Road Bali Apel „Manalagi‟ 14 000 Curah Apel „Rome Beauty‟ 14 000 Curah Apel „Manalagi‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an Apel „Rome Beauty‟ Cherry 8 000 Overwrapping 1 kg-an Supermarket Malang Apel „Ana‟ 20 000 Overwrapping 1 kg-an
Sumber : Departemen Trading KA, 2009
Tabel 14 menunjukkan bahwa harga apel untuk Fresh Alfa dan Carrafoure Sunset Road Bali relatif sama karena masih dalam satu wilayah Bali. Apel cherry yang merupakan apel kelas C memiliki harga jual yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga di pasar tradisional atau pun tingkat petani yang hanya mencapai 1 000 – 1 500/kg. Hal tersebut dikarenakan apel tersebut mendapatkan proses pascapanen yang baik terutama dalam proses pengemasan, sehingga penampilannya menjadi lebih baik dan lebih menarik sehingga mampu meningkatkan harga jual. Apel „Ana‟ memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan varietas apel lainnya. Penampilan apel „Ana‟ yang lebih mirip dengan apel impor, membuat harga apel tersebut lebih tinggi di pasaran dibandingkan varietas apel lokal lainnya.
Tabel 15. Harga Apel di Beberapa Saluran Pemasaran Saluran Pemasaran Harga Apel(Rp/kg) „Manalagi‟ „Ana‟ Petani 2 000 – 2 500 3 000 – 4 500 Tengkulak 3 000 - 3 500 5 000 - 6 500 Pasar Tradisional 4 000 – 5 000 7 000 – 15 000 Kusuma Agrowisata 5 000 10 000- 15 000 Sumber : Departemen Trading KA, 2009.
„Rome Beauty‟ 2 500 – 5 000 4 000 – 7 000 7 000 – 10 000 12 000
59
PENGOLAHAN HASIL
Pengolahan apel Kusuma Agrowisata berada di bawah divisi industri. Proses pengolahan tersebut secara keseluruhan dilakukan secara manual. Namun pada tahun 2002 Kusuma
Agrowisata
melakukan modernisasi dengan
menggunakan mesin serta alat-alat modern lainnya dalam proses pengolahan apel. Proses pengolahan tersebut terdiri atas beberapa tahap, yaitu pemilihan bahan baku dan pembuangan biji, pembersihan, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
Pemilihan Bahan Baku dan Pembuangan Biji Bahan baku pengolahan apel didapat dari kebun sendiri dan petani sekitar. Kriteria apel yang digunakan untuk diolah adalah apel manalagi, ukuran diameter buah minimal 5 cm, buah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta apabila apel yang digunakan adalah BS (Barang Sortir), maka merupakan apel BS kering. Apel BS kering merupakan apel yang memiliki cacat akibat serangan hama atau penyakit dengan luka yang kering atau hanya mengenai bagian terluar buah (kulit buah). Penetapan ukuran diameter buah berhubungan dengan proses produksi awal, yaitu pada tahap pembuangan biji. Biji dibuang dengan menggunakan alat pembuang biji. Apabila diameter buah kurang dari 5 cm maka daging buah akan lebih banyak terbuang bersama biji.
Pembersihan Pembersihan buah dilakukan dengan meletakkan buah dibawah air mengalir hingga tercuci semua kotoran atau debu yang menempel. Apabila terdapat sisa-sisa pestisida pada bagian kulit buah, maka dilakukan penyikatan. Hasil pencucian kemudian ditiriskan dengan diletakkan pada kontainer plastik hingga kering.
60
Proses produksi Proses produksi produk olahan apel Kusuma Agrowisata dimulai dengan memisahkan antara daging buah dengan sari buah. Hasil pemisahan tersebut kemudian diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti jenang, sari buah, cuka buah dan cider. Keseluruhan proses produksi tersebut dijalankan dengan mesinmesin dan diawasi oleh seorang supervisor. Berikut ini proses produksi beberapa produk olahan apel Kusuma Agrowisata: 1) Jenang Apel Jenang atau dodol merupakan salah satu penganan khas Indonesia. Rasanya yang manis dan enak membuat panganan ini menjadi banyak digemari. Bahan baku utama dalam proses pembuatan jenang apel ini merupakan bubur buah apel yang didapat dari proses pemisahan antara sari buah dengan daging buah apel.
Bahan Baku (Apel)
Pembuangan Biji
Pencucian Buah
Greeter
Conveyor
Belt Conveyor
Separator
Bubur Buah
Pengayakan
Bahan Cair / Juice apel Proses Pembuatan Sari Buah
Pendinginan 24 jam
Dicetak
Cooling Penjenangan Packing
Gambar 15. Diagram Alir Proses Produksi Jenang Apel KA
2) Sari Buah Apel Sari buah apel merupakan produk unggulan dan produk yang pertama kali dibuat oleh Kusuma Agrowisata, sehinggga perusahaan dikenal pula sebagai pioneer dalam pembuatan sari buah apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah merupakan cairan yang diambil atau diperas (edible portion) dengan pengepresan
61
atau cara mekanis lain. Adapun proses pembuatan sari buah apel di Kusuma Agrowisata adalah sebagai berikut:
Bahan cair / jus apel
Receiver Tank
Mixing Tank
Heating Tank
Tandon
CoolingTank
Heek Exanger
Mesin Cupping
Conveyor
Packing
Gambar 16. Diagram Alir Proses Produksi Sari Buah Apel KA
Mixing tank berfungsi sebagai tempat pencampuran sari buah dengan larutan gula dan merupakan tempat pemanasan bahan sari buah dengan suhu 65 oC. Heating tank merupakan tangki yang menghantarkan uap panas ke tangkitangki lain sebagai tempat pemanasan. Heek exchanger merupakan tempat pemanasan bahan sari buah hingga suhu 110oC. Tujuannya adalah untuk membunuh pathogen serta mikroorganisme serta untuk homogenisitas bahan. Cooling tank merupakan tempat pendinginan bahan sari buah yang telah jadi hingga mencapai suhu 75oC. Bahan jadi atau sari buah kemudian ditampung dalam tandon, kemudian ditransfer ke dalam mesin cupping yang mengemas sari buah ke dalam gelas plastik atau cup. Sari buah dalam gelas platik kemudian ditrasnfer untuk dikemas dalam kardus melalui conveyor. Kusuma Agrowisata melakukan quality control terhadap produk sari apel yang dihasilkannya. Quality control dimulai dengan pengambilan sample pada tiga tahap, yaitu pada tahap awal (sebelum masuk tandon), pertengahan proses (saat mulai packing), dan akhir proses. Quality control dilakukan terhadap rasa, warna, dan kehomogenan bahan. Quality control terhadap rasa dilakukan terhadap
62
kriteria rasa manis, tingkat kehomogenan bahan dilihat dari ada tidaknya bahan asing dari produk sari apel, sedangkan Quality control terhadap warna sari apel dilakukan terhadap tingkat kejernihan dari sari apel. Menurut Pujimulyani (2009) sari buah yang keruh mengandung komponen sel dalam suspensi koloid dengan sejumlah hancuran jaringan. Hal ini mungkin juga mengandung bahan berminyak dan pigmen karotenoid yang berasal dari kulit buah.
3) Cuka Apel Cuka apel merupakan produk yang masih baru yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata. Produk cuka apel merupakan salah satu produk yang dihasilkan melalui tahap fermentasi. Fermentasi dapat diartikan secara sederhana sebagai proses pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2. Menurut Harningsih (2008) fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas dari mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Reaksi dalam proses fermentasi adalah sebagai berikut: C2H5OH + O2
CH3COOH (asam
asetat/cuka) + H2O Reaksi di atas dibantu oleh keberadaan mikroorganisme Acetobacter aceti yang dapat mengubah etanol menjadi asam asetat. Reaksi tersebut merupakan reaksi dasar pada pembuatan cuka. Berikut proses pembuatan cuka apel :
Sari Apel
Penyaringan
Penyaringan
Pemeraman
Diambil bagian yang jernih
Labeling
Fermentasi Selama 3 Bulan Pemanasan Pengemasan dalam botol Pasteurisasi
Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Cuka Apel KA
63
Sari apel yang akan difermentasi dicampur terlebih dahulu dengan bahan lain, yaitu gula pasir. Gula pasir berfungsi dalam perombakan oleh bakteri yang akan menghasilkan asam cuka (Harningsih et al., 2008). Lamanya waktu fermentasi menyebabkan habisnya gula akibat perombakan oleh bakteri. Fermentasi yang terus berlanjut setelah gula habis, menyebabkan bakteri manghasilkan sebuah asam cuka. Waktu fermentasi untuk proses produksi cuka apel adalah selama kurang lebih tiga bulan. Kriteria cuka yang dihasilkan oleh Kusuma Agrowisata memiliki pH brix dengan nilai 11-12. Pengecekan terhadap nilai pH brix terus dilakukan selama proses produksi. Apabila telah tercapai maka proses fermentasi dihentikan.
4) Cider Apel Cider merupakan produk lainnya yang dihasilkan Kusuma Agrowisata dengan proses yang hampir sama dengan produk cuka apel. Perbedaannya adalah dari lamanya proses fermentasi. Lama fermentasi untuk pembuatan cider adalah satu bulan. Kadar gula, pH dan kadar alkohol terus dicek selama proses fermentasi agar didapat produk dengan kadar alkohol yang sesuai. Apabila kadar alkohol telah tercapai, proses fermentasi dihentikan. Penghentian proses fermentasi dilakukan dengan cara melakukan pemanasan ulang dengan suhu 100oC sehingga bakteri fermentasi mati. Matinya bakteri fermentasi berarti berhentinya proses fermentasi. Cider yang telah jadi kemudian disimpan dalam tangki kedap udara selama satu bulan. Tujuannya adalah untuk proses penjernihan serta pembentukkan aroma. Semakin lama proses penyimpanan, semakin bagus hasil cider yang akan didapatkan. Hal tersebut dikarenakan warnanya yang akan semakin jernih dan aromanya lebih terbentuk.
Pengemasan Produk-produk olahan apel Kusuma Agrowisata dikemas secara menarik dengan tujuan mendapat perhatian dari konsumen (Gambar 18). Setiap kemasan diberi stiker “Kusuma Agrowisata” sebagai nama dagang produk-produk Kusuma Agrowisata. Macam-macam kemasan disajikan pada Tabel 16.
64
Gambar 18. Kemasan Jenang dan Cuka Apel KA
Tabel 16. Produk-produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata Jenis Produk Sari Apel Cup Cup/gelas plastic
Kemasan Ukuran Isi/kemasan Isi /kardus Bahan Dasar Rasa Batas Waktu Kadaluarsa Harga per kardus Harga Eceran
Sari Apel Botol
Jenang Apel
Cuka Apel
Cider Apel
Botol Plastik
Pack
Botol
Botol
220 ml
500 ml
12 biji
300 ml
300 ml
24 cup
24 botol
60 pack
Apel, Air, Gula
Apel, Air, Gula
Apel, gula dan tepung
Manis
Manis
Manis dan asam
Asam
Asam
8 bulan
8 bulan
3 bulan
1 tahun
1 tahun
Rp 29 000
Rp 75 000
Rp 270 000
Rp 168 000
Rp 324 000
Rp 1 500
Rp 3 500
Rp 4 500
Rp 15 000
Rp 14 000
12 botol 12 botol Apel dan air Apel dan air cuka 5% cuka 5% kadar asam kadar asam
Sumber : Pos Penjualan KA, 2009
Penyimpanan Produk olahan apel Kusuma Agrowisata disimpan dalam ruang penyimpanan tanpa perlakuan suhu maupun RH tertentu sebelum akhirnya dikirim ke
pasar.
Penyimpanan
dilakukan
dengan
menumpuk
produk
dengan
65
menggunakan alas plastik terlebih dahulu dengan ketinggian alas 10 cm dari lantai.
Gambar 19. Penyimpanan Produk Olahan Apel Kusuma Agrowisata
Pengangkutan dan Pemasaran Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah faktor transportasi. Tanpa adanya alat transportasi maka pelaksanaan pemasaran dapat terhambat. Transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas 2 mobil panther box serta 2 box elf, masing-masing memiliki kapasitas angkut sebesar 200 kardus dan 400 kardus. Produk olahan apel Kusuma Agrowisata di pasarkan langsung di lokasi wisata Kusuma Agrowisata serta di toko, restauran, supermarket, dan kios-kios. Wilayah pemasarannya meliputi daerah Batu, Malang, Jombang, Blitar, Jember, Tulung Agung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Bali, NTB, Semarang, Yogyakarta, Mataram dan Solo. Pengiriman dilakukan melalui sales dan distributor. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung (cash) saat dilakukan pembelian, sedangkan untuk pemasaran ke supermarket, pembayarannya dilakukan secara kredit satu bulan (One Bill System), yaitu pembayaran dilakukan pada satu bulan setelah pengiriman barang. Selama periode tahun 2003 sampai April 2009, Kusuma Agrowisata mengalami fluktusi dalam penjualan produk olahannya. Penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu mencapai 9 974 658 124.
66
PROSPEK USAHA TANI APEL
Usaha tani apel merupakan usaha yang cukup baik untuk dikembangkan. Analisis usaha tani apel dilakukan untuk mengetahui prospek usaha tani apel, dengan memperkirakan biaya usaha tani yang diperlukan, sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan dan kerugian yang diperoleh pada saat ini dan tahun-tahun berikutnya. Analisis usaha ini meliputi analisis Net benefit, B/C ratio, R/C ratio,PP (Payback Period), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Analisis usaha ini disusun dengan membandingkan antara usaha apel sebagai agrowisata dan sebagai kebun produksi. Kusuma Agrowisata diambil sebagai contoh perusahaan yang melakukan usaha apel sebagai agrowisata sedangkan petani di desa Bumiaji diambil sebagai contoh untuk analisis usaha apel sebagai kebun produksi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah:
1. Analisis usaha dilakukan dalam kurun waktu 25 tahun, berdasarkan umur produksi tanaman apel dan terdapat dua kali musim panen dalam setahun. Biaya usaha tani terdiri dari biaya investasi/ha, biaya operasional/ha dan biaya tetap/ha. 2. Sewa lahan tidak diperhitungkan untuk analisis usaha Kusuma Agrowisata karena lahan adalah milik sendiri, sedangkan pada usaha tani apel oleh petani sewa lahan diperhitungkan per tahunnya. Biaya bibit untuk Kusuma Agrowisata diperhitungkan hanya untuk tahun pertama sedangkan untuk petani biaya bibit sudah termasuk ke dalam biaya sewa lahan.
3. Terdapat penerimaan berupa pinjaman dari Bank pada tahun pertama. Besarnya pinjaman adalah Rp 50 juta, dengan bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.
4. Perhitungan penerimaan panen dimulai pada tahun ke-4. Penerimaan petani berasal dari penjualan apel berukuran besar dan kecil, dengan asumsi produksi apel berukuran sedang-besar petani mulai tahun ke-4 sampai tahun ke-6 adalah
22240 kg, 44480 kg, dan 88960 kg, sedangkan produksi apel
berukuran kecil diasumsikan setengah dari produksi apel besar. Harga apel berukuran sedang hingga besar adalah Rp 6 000/kg dan Rp 2 500/kg apel kecil.
67
5. Penerimaan Kusuma Agrowisata diperoleh dari tiket agrowisata dan penjualan buah apel, dengan asumsi banyaknya wisatawan adalah 24 000 orang pada tahun pertama sampai tahun ke-3, dan 36 000 orang pada tahun ke-4 sampai tahun ke-5, dan 50 000 orang untuk tahun berikutnya. Apel segar yang dijual berasal dari kebun yang ada, dengan asumsi banyaknya apel yang dijual setiap musim adalah 18 000 kg. Harga tiket agrowisata apel adalah Rp 12 500/orang dan harga buah apel Rp 5 000/kg.
6. Harga yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga barang-barang pada tahun 2008. Pada Lampiran 17 dan 19 terlihat bahwa pada masing-masing analisis usaha tani apel baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi, keduanya masih mengalami kerugian pada awal tahun usaha. Kusuma Agrowisata masih mengalami kerugian hingga tahun ke-3, sedangkan petani mengalami kerugian usaha hingga tahun ke-5.
Tabel 17. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Tani Apel Selama 25 Tahun Kriteria Kelayakan Kusuma Petani Usaha Agrowisata Net benefit >0 16 300 976 000 24 007 705 901 B/C >1 4,03 2,02 R/C >1 5,27 2,50 PP 7.1 tahun 9.2 tahun IRR >i 42% 28% NPV >0 1 165 414 919 1 713 924 415
Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa semua kriteria kelayakan usaha telah terpenuhi untuk usaha tani apel, baik sebagai kebun agrowisata maupun kebun produksi. Nilai NPV yang positif menandakan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Nilai B/C dan R/C ratio Kusuma Agrowisata lebih tinggi daripada petani. Nilai B/C menunjukkan perbandingan antara Benefit atau keuntungan yang diterima terhadap Cost atau biaya yang telah dikeluarkan. Nilai B/C Kusuma Agrowisata yang tinggi disebabkan oleh tingginya benefit yang diterima perusahaan. Hal tersebut ditunjang dari adanya pemasukan dari tiket masuk kebun
68
wisata petik apel yang sangat tinggi dan penjualan apel segar, sedangkan petani hanya mendapatkan penerimaan dari hasil penjualan apel segar. Nilai B/C ratio menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan tiap satuan biaya yang dikeluarkan, artinya apabila nilai B/C ratio 2 maka keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 2 x Rp 1.00 yaitu Rp 2.00. Nilai B/C ratio Kusuma Agrowisata sebesar 3.18, artinya keuntungan dari setiap Rp 1.00 yang ditanamkan adalah 3.18 x Rp 1.00 yaitu Rp 3.18. Perbedaan lainnya terlihat pada waktu pengembalian modal usaha (Payback Periode/PP). Kusuma Agrowisata memiliki nilai PP yang lebih rendah yaitu 7,1 daripada petani yang memiliki nilai PP 9,2. Artinya waktu pengembalian modal Kusuma Agrowisata lebih cepat, yaitu 7.1 tahun dari pada petani 9.1 tahun. Nilai IRR digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian proyek yang menghasilkan NPV=0. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai IRR lebih dari suku bunga. Suku bunga yang diperhitungkan dalam analisis usaha tani apel ini adalah sebesar 17%. Nilai IRR yang dihasilkan untuk kedua analisis usaha tani apel di atas lebih dari 17%, yaitu 42% dan 28% sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan.
69
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang dilaksanakan di Kusuma Agrowisata telah memberikan pengetahuan, pengalaman serta wawasan terutama dalam budidaya tanaman apel. Terdapat spesifikasi dalam kegiatan budidaya apel seperti adanya kegiatan perompesan atau penguguran daun, pemangkasan dan pelengkungan cabang. Produktivitas tenaga kerja KHL di departemen BTT rata-rata berada di atas standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan pascapanen apel Kusuma Agrowisata berada dibawah tanggung jawab departemen trading serta divisi industri. Penanganannya dilakukan secara manual, kecuali untuk proses pengolahan apel. Kegiatan pengolahan apel dilakukan untuk menunjang kegiatan wisata kebun yang ada, selain itu juga untuk meningkatkan nilai jual produk buah apel yang kurang layak untuk dijual segar. Produk olahan apel Kusuma Agrowisata meliputi sari buah, jenang, cuka dan cider. Pemasaran apel Kusuma Agrowisata dilakukan di dalam lokasi wisata Kusuma Agrowisata serta pemasaran ke supermarket. Penjualan apel pada Mei 2009 dengan jenis apel yang banyak terjual adalah apel „Ana‟ yaitu sebesar 4 383 kg „Ana‟ segar. Pengiriman apel Kusuma Agrowisata ke supermarket dipengaruhi oleh ketersediaan produk di perusahaan serta tingginya seleksi terhadap buah yang masuk ke supermarket. Persentase pengiriman apel pada Maret 2009 untuk daerah Solo adalah 0%, sedangkan pada April 2009 untuk daerah Bali sebesar 0.43%, 0.6% untuk daerah Kediri dan Malang, dan 0.15% untuk daerah Surabaya. Permintaan apel yang tidak terpenuhi pada Maret dan April 2009 disebabkan oleh kurangnya produksi apel dari petani maupun supplier apel lainnya dan meningkatnya harga buah apel di tingkat kulak. Analisis usaha tani apel seluas 1 ha selama 25 tahun menunjukkan nilai NPV yang positif, baik sebagai usaha agrowisata apel maupun sebagai kebun produksi, yaitu sebesar Rp 1 165 414 919 dan Rp 1 713 924 415, sedangkan nilai B/C dan R/C masing-masing adalah 4.03 dan 5.27 serta 2.02 dan 2.50. Asumsi yang digunakan adalah sewa lahan hanya diperhitungkan untuk analisis usaha apel
70
sebagai kebun produksi, modal meminjam dari bank dengan besar bunga 17% dan diangsur selama 5 tahun.
Saran Diperlukan perluasan jaringan petani mitra sehingga pihak trading Kusuma Agrowisata tidak bergantung pada satu supplier. Selain itu jaringan petani mitra yang luas dapat digunakan sebagai pembanding harga kulak.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, R.R.R. 2007. Analisis Daya Saing Apel (Malus sylvestris Mill.) di Sentra Produksi Kota batu, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal. Burdon, J.N. 1991. Postharvest handling of tropical and subtropical fruit for export, p. 1-20. In S.K.Mitra [Ed.] Physiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CABI Publishing. New York. Broto, W. 1993. Metode penanganan segar buah-buahan dan sayuran dalam skala industri. Info Hortikultura Vol.1 (1):26-37 Badan Pusat Statistik. 2007. Produksi http://www.bps.co.id [14 Mei 2008].
dan
produktivitas
apel.
Crockett, J.U. 1972. An encyclopedia of vegetables, fruits, nuts, and herbs, p. 79147. In Ogden Tanner (Ed.). Vegetables and Fruits. CABI Publishing. New York. Chace dan Pantastico Er.B, 1973. Asas-asas pengangkutan dan operasi pengangkutan komersial, p. 713-749. In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Childers, N.F. 1973. Modern Fruit Science. Fifth Edition. New Jersey. Somerset Press, Inc. 953 p. Hardenberg, R.E. 1986. Dasar-dasar pengemasan, p. 446-478. In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan dan Syur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Hardianto. 1991. Evaluasi Beberapa Varietas Apel di Kebun Koleksi Punten. Jurnal Hortikultura (1):37-41. Heru, A.W. 1993. Pedoman Praktis Budidaya Apel dan Sirsak. Cetakan II. PD Mahkota. Yakarta. 45 hal. Husodo, S.Y. 2003. Membangun Kemandirian di Bidang Pangan: Kebutuhan Bagi Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat (6): 2003
Suatu
Harningsih, D., Bambang W. dan Septi L. 2008. Teknologi Hasil Pangan. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 136 hal.
72
Irawan, B. 2007. Agribisnis Hortikultura:Peluang dan Tantangan dalam era Perdagangan Bebas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertaanian. Bogor. 22 hal. Kusumo, S. 1986. Apel. Cetakan II. CV Yasaguna. Yakarta. 131 hal. Kusumo, S. dan E.W.M. Verheij. 1997. Malus domestica Borkh, p. 250-255. In E.W.M. Verheij and R.E Coronel (Eds.). Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Made, S.U. 2001. Penanganan pascapanen buah http://www.unfao.org/inpho [31 Desember 2009].
dan
sayuran
segar.
Pantastico, Er. B, Chattopadhya T.K., dan Subramanyam H. 1986. Penyimpanan dan operasi penyimpanan secara komersial, p. 495-536. In ER. B. Pantastico (Ed.). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Syur-sayuran Tropika san Subtropika. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2008. Impor apel Indonesia periode tahun 2005-2006. http://www.deptan.go.id [14 Mei 2008]. Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 288 hal. Sabari, S.D., Sulusi, P., Yulianingsih dan Sjarifullah. 1991. Pengaruh pengemasan modified atmosfer dan lama penyimpanan terhadap pematangan dan mutu mangga arumanis. Jurnal Hortikultura 1 (1) : 19-24. Soesarsono. 1992. Postharvest handling of horticultural produce a challenge to developing countries, p:41-48. Haryadi, S.S, Sutarmi T., W.Harjadi, Winarso D.W., and Sudarsono [Eds.]. Proceeding: Joint Symposium on Small Scale Vegetable Production and Horticultural Economics in Developing Countries. Bogor, Indonesia 23-26 June 1992. Commision for Tropical and Subtropical Crops and Commisions for Horticultural Economics. Soelarso, R. B. 1996. Budidaya Apel. Kanisius. Yogyakarta. 69 hal. Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan III. Penebar Swadaya. Jakarta. 173 hal. Sari, O.K. 2008. Studi Budidaya dan Penanganan Pascapanen Salak Pondoh (Salacca zallaca Gaertner Voss.) di Wilayah kabupaten Sleman. Skripsi Fakultas Pertanian IPB. 71 hal. Untung, O. 1994. Jenis dan Budidaya Apel. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hal.
73
Winata, S. 2006. Penanganan Pasca Panen Komoditi Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L. Subvar. Cymosa Lamm) dan Selada Daun (Lactuca sativa L.) untuk Tujuan Pasar Swalayan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 74 hal.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tingkat Karyawan Harian lepas di Kusuma Agrowisata, Kota batu-Malang, Jawa Timur Prestasi Kerja Tanggal Kegiatan Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar ….Satuan/HK…. 14 Februari 2009 Pemangkasan 0 12 pohon F5 Pemupukan 0 368 pohon 300 kg F5 16 Februari 2009 Taksasi tanaman G3 Pemanenan 103 kg 363 kg 300 kg B1 17 Februari 2009 Pemanenan 114 kg 125 kg 300 kg B1 Taksasi tanaman D1-3 18 Februari 2009 Pemangkasan 2 pohon 10 pohon 12 pohon F5 Taksasi tanaman G2 Pewiwilan 9 pohon 22 pohon 35-40 pohon D1 19 Februari 2009 Pewiwilan 13 pohon 16 pohon 35-40 pohon D1 20Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 63 pohon 35-40 pohon D1 21 Februari 2009 Perompesan 7 pohon 10 pohon 8-10 pohon F6 23 Februari 2009 Perompesan 4 pohon 11 pohon 8-10 pohon F6 24 Februari 2009 Perompesan 13 pohon 13 pohon 8-10 pohon F6 Pemangkasan 4 pohon 11 pohon 12 pohon F6 25 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 13 pohon 12 pohon F6 26 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 10 pohon 12 pohon F6 Taksasi Buah G2 27 Februari 2009 Pemangkasan 4 pohon 9 pohon 12 pohon F6 Pewiwilan 13 pohon 22 pohon 35-40 pohon A2 28 Februari 2009 Pewiwilan 12 pohon 33 pohon 35-40 pohon A2 02 Maret 2009 Pewiwilan 13 pohon 25 pohon 35-40 pohon A2 03 Maret 2009 Pewiwilan 31 pohon 45 pohon 35-40 pohon B3,C6 TBM „Ana‟
76
Lampiran 1. Lanjutan Tanggal 04 Maret 2009 05 Maret 2009 06 Maret 2009 07 Maret 2009 10 Maret 2009 11 Maret 2009 12 Maret 2009 13 Maret 2009 14 Maret 2009 16 Maret 2009 17 Maret 2009 18 Maret 2009 19 Maret 2009
20 Maret 2009
Kegiatan Panen jambu Bungkus jambu Bubut rumput Panen jambu Panen jambu Pemupukan Pemanenan Panen jambu Bungkus jambu Pemupukan Pemanenan Perompesan Perompesan Perompesan Pemangkasan Pemangkasan Panen jambu Bungkus jambu Panen jambu Panen jeruk Taksasi tanaman
Penulis
168 kg 63 kg 137 pohon 4 kg 504 kg 115 pohon 128 pohon 93 kg 7 pohon 13 pohon 12 pohon 12 pohon 10 pohon 37 kg 10 pohon 84 kg 378 kg 378 kg
Prestasi Kerja Karyawan ….Satuan/HK….
Standar
368 pohon 43 kg
300 pohon 300 pohon
368 pohon
300 pohon
95 kg 17 pohon 20 pohon 19 pohon 14 pohon 18 pohon 45 kg 80 pohon 105 kg 423 kg 420 kg
300 kg 8-10 pohon 8-10 pohon 8-10 pohon 12 pohon 12 pohon
Lokasi A5 Trading Buah naga A5 Blok 4 C6 G2 A5 Kantor BTT C5 B3 G1,E6 C5 C5 C5 C5 C5 Jambu atas Jambu atas A5 Jambu atas A1-3 C2,C5,B4
Keterangan
TBM „Ana‟ Apel grade C TBM „Mnalagi‟ TBM „Ana‟
77
Lampiran 1. Lanjutan Tanggal 21 Maret 2009 23 Maret 2009 24 Maret 2009 25 Maret 2009
27 Maret 2009 28 Maret 2009 30 Maret 2009 31 Maret 2009 01 April 2009 02 April 2009 03 April 2009 04 April 2009 06 April 2009 07 April 2009 08 April 2009 13 April 2009 14 April 2009
Kegiatan Perompesan Pemangkasan Pemangkasan Pemanenan Pemupukan Taksasi tanaman Pemanenan Panen jambu Pewiwilan Pewiwilan Pemupukan Panen jambu Perompesan Perompesan Pemangkasan Pemangkasan Pemangkasan Pemangkasan Supervisi Penelungan Pemupukan Pemangkasan
Penulis 13 pohon 11 pohon 10 pohon 63 kg 175 pohon
Prestasi Kerja Karyawan Standar ….Satuan/HK…. 15 pohon 8-10 pohon 12 pohon 12 pohon 14 pohon 12 pohon 70 kg 300 kg 175 pohon 300 pohon
82 kg 378 kg 24 pohon 27 pohon 200 pohon 294 kg 5 pohon 4 pohon 12 pohon 5 pohon 10 pohon 6 pohon
80 kg 400 kg 36 pohon 30 pohon 429 pohon 423 kg 11 pohon 12 pohon 12 pohon 17 pohon 12 pohon 17 pohon
27 pohon 63 pohon 15 pohon
56 pohon 252 pohon 20 pohon
300 kg 35-40 pohon 35-40 pohon 300 pohon 8-10 pohon 8-10 pohon 12 pohon 12 pohon 12 pohon 12 pohon 50 pohon 300 pohon 12 pohon
Lokasi B1 B1 B1 E4-5,G2 E4-5 E4-5 G1-2 Blok 7 A3 A3 G3 A5 E4 E4 E4 E4 E4 E4 Kebun KA E3 G1 G1
Keterangan
Racutan
78
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas (Mandor) di Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Malang, Jawa Timur. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Kegiatan Lokasi Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam) 16 April 2009 Pemangkasan 5 0.3 6 G1 Pengendalian gulma 1 0.2 6 A4 17 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1 Pemanenan 2 0.3 1.5 A1 18 April 2009 Pemangkasan 3 0.3 6 G1 20 April 2009 Pemangkasan 4 0.3 6 G1 PHPT 4 5.3 6 A,B,C 21 April 2009 PHPT 4 2.3 6 C,D Pemangkasan 4 0.3 6 G1 Persipuk 4 1.1 6 B 23 April 2009 Persipuk dan pemupukan 4 1.6 6 D1-2,B Pengendalian gulma 4 0.6 6 B4,C2 Pemangkasan 3 0.3 3 G1 24 April 2009 Pemanenan 2 0.3 1.6 D1 Pengendalian gulma 2 0.1 6 F2 PHPT 2 0.1 6 F4 Persipuk dan pemupukan 4 0.2 6 A1 25 April 2009 Pemanenan 2 0.2 2.5 B2 PHPT 3 0.3 5.5 C5,A1 Perompesan 3 0.2 6 A1 27 April 2009 Perompesan 7 0.2 6 A1 PHPT 4 1.2 6 C
79
Lampiran 2. Lanjutan. Tanggal
29 April 2009
30 April 2009 11 Mei 2009
12 Mei 2009
13 Mei 2009
14 Mei 2009
Kegiatan Pengendalian gulma Pemangkasan PHPT Pengendalian gulma Perompesan Pemangkasan Pengendalian gulma Pemangkasan Perompesan Persipuk Pengendalian gulma PHPT Pemangkasan Persipuk Pengendalian gulma PHPT Pemangkasan PHPT Persipuk Pemangkasan Penelungan Pengendalian gulma Persipuk
Jumlah KH yang Diawasi (orang) 2 4 4 2 2 4 4 2 2 3 1 4 4 3 1 4 4 4 3 3 1 1 3
Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) 0.5 0.2 0.3 0.8 0.3 0.2 0.5 0.3 0.3 0.5 0.2 2.2 0.6 0.5 0.1 1.3 0.3 1.6 0.3 0.3 0.3 0.2 0.1
Lama Kegiatan (jam) 6 6 6 6 1.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Lokasi C1-2 A1 D1 E1-3 C3 A1 E3-4 D1 D2 A2,A5 E4-5 A,B D1-2 A2,A5 E5 F5-6,G1-3 D2 C4-5,E2-5,D1-2,F2,F4 A2 D2 D1 D3 A3
80
Lampiran 2. Lanjutan. Tanggal 15 Mei 2009
16 Mei 2009
18 Mei 2009
19 Mei 2009
01 Juni 2009 03 Juni 2009 05 Juni 2009
Kegiatan Pemangkasan Penjarangan buah Pemupukan Pengendalian gulma Persipuk Pemangkasan Perompesan PHPT Penelungan Pemangkasan PHPT Persipuk Penelungan PHPT Persipuk Pemangkasan Pemangkasan Pengendalian gulma Pewiwilan PHPT Pengendalian gulma Pengapuran
Jumlah KH yang Diawasi (orang) 4 2 2 1 3 2 11 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 2 3 4 2 3
Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) 0.3 0.2 0.3 0.2 0.3 0.3 0.2 0.9 0.3 0.3 2.2 0.4 0.2 4.2 0.5 0.3 0.5 0.3 3.9 1.5 0.8
Lama Kegiatan (jam) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Lokasi D2 F6 A2 B1 C2 D2 B2 A1,E4-5,G1-2 D2 D2 A,B E3 D3 C,E,F D2-3 A2 A2 C2,A1 C2 A,B,C D1A,E4,B4 E3,G3
81
Lampiran 2. Lanjutan. Tanggal 6 Juni 2009
6 Juni 2009
Kegiatan Pewiwilan PHPT Pengendalian gulma Pemangkasan Perompesan Persipuk Pengendalian gulma
Jumlah KH yang Diawasi (orang) 3 4 2 4 5 3 1
Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) 0.2 1.8 0.5 0.1 0.2 0.2 0.3
Lama Kegiatan (jam) 6 6 6 6 6 6 6
Lokasi C2 D,E E1,B1 F1 E1 E1 D1
82
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Trading, Kusuma Agrowisata. Lama Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi (jam) 01 Mei 2009 1.Pengenalan manager dan staf-staf 8 Departemen Trading Trading 2.Penjelasan mengenai departemen trading 3.Penjualan 02 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Sortasi jeruk 4.Diskusi 03 Mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Cuci kentang 04 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Sortasi jambu 05 mei 2009 1.Persiapan penjualan 8 Departemen Trading 2.Penjualan 3.Mengambil apel „Ana‟ hasil panenan 4.Packaging strawberry 5.Wrapping apel „Ana‟ 6.Sortasi jeruk
Keterangan Penjelasan dilakukan oleh supervisor mengenai system pemasaran Mempersiapkan produk-produk penjualan Diskusi dengan sales trading
Untuk pengiriman ke Malang
Hasil panen Kebun Junggo
Untuk pengiriman ke Surabaya
83
Lampiran 3. Lanjutan.. Tanggal 06 Mei 2009 08 Mei 2009
09 Mei 2009
10 Mei 2009
Kegiatan 1.Penjualan 2.Persiapan pengiriman ke Bali 1.Penjualan 2.Sortasi jeruk 3.Cuci kentang 4.Penghapusan barang 1.Penjualan 2.Sortasi jambu 3.Sortasi paprika 1.Penjualan 2.Sortasi paprika
Lama Kegiatan (jam) 8
Departemen Trading
8
Departemen Trading
8
Departemen Trading
8
Departemen Trading
Lokasi
Keterangan
Penghapusan barang terhadap buah dan sayur yang busuk dan layu
84
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Departemen Marketing, Kusuma Agrowisata Lama Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi (jam) 22 Mei 2009 1.Pengenalan departemen 8 Kantor Departemen Marketing marketing
23 Mei 2009
24 Mei 2009
25 Mei 2009 26 Mei 2009
27 Mei 2009
2.Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 3.Membuat reservasi 1.Membuat reservasi 2. Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 3.Telemarketing 1.Telemarketing 2.Membuat reservasi 3. Menyiapkan brosur dan formulir untuk keperluan sales call 1.Resepsionis 2.Mencari referensi 1.Membuat reservasi 2. Membuat Even Organizer(EO) dan mengedarkannya 1.Mencari referensi
8
Kantor Departemen Marketing
8
Kantor Departemen Marketing
8 8
Lobby Kusuma Agrowisata Perpus Kusuma Agrowisata Kantor Departemen Marketing
3
Perpus Umum Malang
Keterangan Sales call merupakan kegiatan penawaran ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain, instansi, dan lain-lain
85
Lampiran 4. Lanjutan.. Tanggal 28 Mei 2009
Kegiatan 1.Membuat reservasi
Lama Kegiatan (jam) 8
Lokasi Kantor Departemen Marketing
2.Telemarketing 3.Membuat EO 4.Pemberian materi oleh manager departemen marketing 29 Mei 2009
1.Mengedarkan EO 2.Resepsionis
30 Mei 2009
Pemandu Agrowisata
31 Mei 2009
Pemandu Agrowisata
Keterangan Sales call merupakan kegiatan penawaran ke luar, seperti sekolah, perusahaan lain, instansi, dan lain-lain
Mengenai knowledge product agrowisata, pola sasaran, Bentuk promosi, dan sasaran 8
8
Lobby Kusuma Agrowisata Kebun wisata Kusuma Agrowisata Kebun wisata Kusuma Agrowisata
86
Lampiran 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Staf Divisi Industri, Kusuma Agrowisata Lama Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi Keterangan (jam) 08 Juni 2009 1.Pengenalan dan penjelasan 8 Pabrik agroindustri Quality control meliputi uji mikro, Produksi sari buah, jenag, cuka, KA organoleptik, dan retain. selai dan cider, serta pengenalan mesin-mesin produksi dan quality Control 2.Pengambilan biji apel 3.Packaging sari buah Packaging sari buah 24 gelas per karton 4.Melihat proses pembuatan selai 09 Juni 2009 1.Packaging selai nanas dan 8 Pabrik agroindustri Packaging jenang 12 buah per pax jenang apel KA 2.Packing jenang 3.Diskusi dengan sub departemen Warehouse (gudang) Kantor marketing 4.Diskusi dengan marketing industry Kusuma industry Agrowisata
87
Lampiran 6. Data Hujan Desa Ngaglik, Malang, Jawa Timur Periode Tahun 1999-2008 Nama Pos : Ngaglik (Batu), 7o87'78'' LS dan 112o52'59''BT Nomor Pos : 8 Elevasi : 887 m Tahun Bulan 1999 2000 2001 CH HH HM CH HH HM CH HH HM CH Januari 306 21 40 428 17 68 256 20 88 332 Februari 223 14 45 117 15 22 336 21 57 307 Maret 274 16 64 158 11 44 372 23 60 146 April 166 1 27 229 16 77 63 8 16 0 Mei 10 3 10 85 8 47 46 4 22 47 Juni 67 2 33 46 5 31 104 8 35 0 Juli 45 1 42 9 1 9 11 3 8 0 Agustus 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 September 0 8 0 31 2 22 14 2 13 0 Oktober 119 15 33 240 14 58 115 12 30 0 November 253 17 46 300 21 33 143 12 49 0 Desember 311 112 50 90 7 33 136 12 50 381
2002 HH 18 18 11 0 2 0 0 0 0 0 0 15
HM 54 65 34 0 41 0 0 0 0 0 0 75
CH 334 460 197 31 78 25 0 0 0 0 278 157
2003 HH 20 22 10 6 6 2 0 0 0 0 14 16
HM 49 110 43 13 21 17 0 0 0 0 85 36
88
Lampiran 6. Lanjutan. Bulan
2004 2005 CH HH HM CH HH HM CH Januari 158 16 46 229 15 56 198 Februari 356 23 50 94 10 26 196 Maret 312 28 53 126 16 33 236 April 71 4 63 55 14 18 122 Mei 73 13 17 0 0 0 141 Juni 2 2 1 0 0 0 18 Juli 13 4 6 29 3 11 0 Agustus 0 0 0 8 1 8 0 September 32 1 32 27 4 11 3 Oktober 35 3 18 120 12 47 9 November 350 15 70 147 10 95 6 Desember 303 17 70 352 26 34 319 Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur Keterangan : CH : jumlah curah hujan dalam 1 bulan (mm) HH : jumlah hari hujan dalam 1 bulan (hari) HM : curah hujan tertinggi dalam 1 bulan Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidth-Ferguson Q = (Rata-rata BK/rata-rata BB) x 100% Q = 114.286
Tahun 2006 HH HM 28 33 23 20 21 56 14 35 16 33 1 18 0 0 0 0 1 3 2 9 4 3 21 90
CH 141 271 225 215 8 6 7 2 11 39 202 468
* : Alat rusak 0 : tidak ada hujan
2007 HH 12 19 26 23 3 5 2 2 2 6 14 25
HM 48 53 40 32 5 3 6 2 11 25 85 145
CH 245 339 479 97 32 33 0 17 0 0 219 314
2008 HH 22 28 26 10 5 2 0 3 0 0 16 21
HM 46 46 63 27 13 33 0 10 0 0 66 74
89
Lampiran 7. Peta Areal Kusuma Agrowisata
AREAL
KUSUMA
KARTIKA 2/2007/041 C10
A2 KOPI
B2 KOPI
HUTAN PINUS PERHUTANI
C9 KOPI
A2 KOPI
B2 KOPI
B2 KOPI
B3 KOPI
A1 KOPI
Q2
B1 KOPI
B3 KOPI
B2 KOPI
C1 KOPI
AGROWISATA
KOPI
LEGENDA
B1 KOPI
B3 KOPI
BED
C3 KOPI
C4
C2 KOPI
C7
Q1 KOPI
11/2006
D JAMBU
15/3/2006
B1 JAMBU
EC 1
KOPI
KUSUMA ESTATE TAHAP V
C8
B6 JERUK
3/2005
B JAMBU
B7 JERUK
C7 JERUK
3/2005
MB
EC 3
R
R
HOTEL
A7 JERUK
C6 JERUK
C1 JERUK
B2 JERUK
EDR
A7 JERUK
C3 JERUK
B1 JERUK
TW PLN
B3
GH
STAND BUNGA
LOBBY
PLAY GROUND
C2 JERUK
BUAH NAGA
B4
B5 JERUK
STRAWBERRY
GH
AN AT
B6 JERUK
AT AN
A JAMBU
JE
B7 JERUK
MB
TANAH TEGALAN
BANGUNAN
JALAN
CURAH
BATAS BLOK BATAS TANAH TANDON
JEMBATAN
SALURAN AIR
PAGAR PONDASI
RUMAH
TOWER
PAYUNG
JE
R
JEMBATAN
TW
F3
E2 APEL
C5 APEL
F2
C1 APEL
TW
E3 APEL
E4 APEL
A8 JERUK 2/2007
12/2006
C9 JERUK
BUAH NAGA
C4 JERUK
F4
C5 JERUK
TW
INDUSTRI
APEL HOUSE
C4 APEL
C3 APEL
C2 APEL
PARKIR
ALAMANDA
HOTEL
STRAWBERRY
STRAWBERRY
G2 APEL
E1 APEL
G3 APEL
F1
B5 APEL
TW
12/2006
D JAMBU
A3 JERUK JOVA
B1 APEL
B3 APEL
D2 APEL
D1 APEL
A2 JERUK JOVA
B4 APEL
HOTEL
A1 JERUK JOVA
SECURITY
B2 APEL
BUAH NAGA
A2 APEL
POS SECURITY
A6 JERUK JOVA
A5 JERUK JOVA
LAPANGAN
KANTOR
GREEN HOUSE
A3 APEL
A1 APEL
A4 JERUK JOVA
LAPANGAN BOLA
JL ABDUL GANI ATAS
U
TW
SAYUR ORGANIK
90
Lampiran 8. Peta Kebun Kusuma Agrowisata
KANTOR BTT
PLAY GROUN D
TOWER
STAND BUNGA
PINTU MASUK POS SECUERITI
RESTAURA NT APPLE HOUSE
APEL A3
GUDANG
RUMAG GANDA
INDUSTRI
APEL
E3
APEL D3 APEL F2
91
Lampiran 9. Perbedaan fenotip Beberapa Varietas Apel di Kusuma Agrowisata
Fenotip Warna Batang Warna Daun Bentuk Daun Permukaan daun Panjang daun Lebar daun Warna bunga
„Manalagi‟ Hijau kekuningan
„Rome Beauty‟ Cokelat keemasan
Hijau tua
Hijau tua
Oval Berkerut, berbulu halus 11.3 cm
Narrow oval Berkerut, berbulu kasar 11.3 cm
5.4 cm Putih
5.4 cm Putih
Warna kulit Hijau buah kekuningan Bentuk Flat buah Cita rasa manis
Hijau kemerahan Globose Manis agak asam
Varietas Apel „Ana‟ „Australia‟
„Wanglin‟
Cokelat bintikbintik Hijau kelabu Acute
Cokelat
Cokelat bintik putih
Hijau kelabu Ovale
Hijau kelabu Acute
Berkerut, berbulu halus 11.6 cm
Berkerut, berbulu halus 7.5 cm
Berkerut, berbulu halus 12.3 cm
6.4 cm Putih, tepi merah muda Merah tua
4.2 cm Putih
6.7 cm Putih
Hijau berbintik globose
Hijau berbintik Globose
Asam
Manis
Long conical Asam
92
Lampiran 10. Jenis-jenis Apel di Kusuma Agrowisata
„Manalagi‟
„Ana‟
„Rome Beauty‟
„Wanglin‟
„ Australia‟
93 KOMISARIS UTAMA ANGGOTA KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA DIREKTUR OPERASIONAL PENASEHAT DIREKSI
KEPALA BIRO PENGAWASA N INTERN
KEPALA BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEPALA BAGIAN AKUNTANSI KEUANGAN
KEPALA BAGIAN PENGADAAN
KEPALA BAGIAN HUMAS
KEPALA BIRO DIREKSI KEPALA BAGIAN PENGKAJIAN & PENGEMBANG AN
GENERA L MANAGE R DIVISI HOTEL
GENERAL MANAGER DIVISI AGROWISATA
MANAGER DEPARTEM EN
MANAGER DEPARTEM Lampiran 11.ENStruktur
GENERAL MANAGER DIVISI ESTAT
Organisasi
MANAGER DEPARTEM Kusuma Agrowisata EN
GENERAL MANAGER DIVISI AGROINDUSTRI
MANAGER DEPARTEM EN
94
Lampiran 12. Data Taksasi Buah di Kusuma Agrowisata BLOK E5 Pohon sampel keJumlah buah Pohon sampel keJumlah buah 1 50 12 20 2 48 13 9 3 16 14 42 4 16 15 4 5 22 16 80 6 10 17 7 7 7 18 6 8 2 19 92 9 68 20 97 10 20 21 46 11 22 22 7 Total buah pohon sampel E5 691 buah Rata-rata buah/pohon sampel E5 31.41 buah/pohon sampel BLOK C1 Pohon sampel keJumlah buah Pohon sampel keJumlah buah 1 1 19 4 2 167 20 7 3 7 21 1 4 23 22 41 5 6 23 5 6 58 24 19 7 47 25 31 8 1 26 4 9 12 27 67 10 83 38 7 11 38 29 41 12 7 30 121 13 3 31 29 14 5 32 12 15 112 33 117 16 61 34 79 17 26 35 39 18 76 Total buah pohon sampel C1 1280 buah Rata-rata buah/pohon sampel C1 36.57 buah/pohon sampel
95
Lampiran 12. Lanjutan.. BLOK G2 Pohon sampel keJumlah buah Pohon sampel keJumlah buah 1 6 14 5 2 12 15 11 3 26 16 115 4 58 17 9 5 10 18 5 6 8 19 0 7 23 20 2 8 11 21 9 9 5 22 3 10 25 23 7 11 5 24 5 12 2 25 1 13 6 Total buah pohon sampel G2 396 buah Rata-rata buah/pohon sampel G2 15.84 buah/pohon sampel
96
Lampiran13. Pengambilan Contoh Tanaman untuk Taksasi Buah
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * Keterangan :\
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
*: Pohon Apel
*: Pohon Sampel
97
Lampiran 14. Inventarisasi Tanaman Apel kebun Kusuma Agrowisata, 2009 No Blok ∑ Pohon No Blok 1 A1 TM 135 12 C3 TBM TBM 141 13 C4 TBM 2 A2 TM 231 14 C5 TM TBM 152 TBM 3 A3 TBM 157 15 C6 TBM 4 A4 TM 177 16 D1 TM TBM 54 TBM 5 A5 TBM 183 17 D2 TM 6 B1 TM 113 TBM TBM 57 18 D3 TBM 7 B2 TM 126 19 E1 TM TBM 98 TBM 8 B3 TBM 332 20 E2 TM 9 B4 TM 273 TBM TBM 190 21 E3 TBM 10 C1 TM 186 22 E4 TM TBM 55 TBM 11 C2 TM 163 23 E5 TM TBM 146 TBM TOTAL TM 3217 TOTAL TBM 4791 TOTAL POHON 8008
∑ Pohon 294 408 208 120 365 93 235 82 217 199 112 144 102 110 397 78 8 97 10
No 24
Blok F1
25
F2
26
F3
27
F4
28
F5
29
F6
30
G1
31
G2
32
G3
TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TTI
∑ Pohon 110 28 95 11 62 27 76 34 136 34 136 56 252 68 174 32 429
98
Gambar Lampiran 15. Buku Laporan Harian Pengawas Bulan Tanggal Hari
LAPORAN HARIAN PENGAWAS
: : :
NAMA KARYAWAN (Beri Tanda X Karyawan yang Tidak Masuk dan Jam lembur pada Kolom) No Nama No Nama 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 HASIL KERJA Kode Jenis Pekerjaan Rek
Kode Rek
Nama Barang/Bahan
Blok Tempat
Jumlah HKO
Jumlah
Hasil Kerja Jumlah Satuan
Satuan
Keterangan
LAIN-LAIN/BORONGAN
Mengetahui Kabag Dept
Petugas Kontrol
Pengawas
Keterangan Kerja Lembur
15
Lampiran 16. Standar Operasional Pengawas kebun Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, Kusuma Agrowisata TUGAS HARIAN SASARAN PELAKSANAAN KETERANGAN Menyiapkan Semua alat dan bahan Perhatikan kelayakan dari alat-alat Pemesanan pupuk dan obatKelengkapan alat dan Diperlukan untuk bekerja pada Yang digunakan untuk bekerja, serta Obatan dilakukan satu minggu bahan Hari tersebut Bahan yang digunakan (pupuk, obatSebelum pemakaian. Peralatan Obatan) Yang tidak layak pakai segera Diganti. Memberikan Menunjukkan lokasi tempat Pemberian contoh kerja untuk Karena banyak blok dan jenis Pengarahan kepada Kerja harus tepat dan cara Pedoman cara kerja karyawan harian. Kerja yang dilakukan, penerapan Karyawan harian Melakukan kerja yang benar Target kerja perlu memperhatikan Keadaan lapangan Mengawasi/mengontrol Target prestasi yang telah Prestasi tidak tercapai/kurang/malas, Terapkan saling memiliki dan Kerja karyawan Ditetapkan. Hubungan pengawas Berikan dorongan dengan cara Saling membutuhkan antara Dengan karyawan. Hubungan Memuji, mengingatkan dan member Pengawas, karyawan dan Sesame karyawan Dorongan agar lebih giat dan Perusahaan. Tingkatkan kerja Bersemangat dalam bekerja. Sama dan kekompakan tim. Komunikasi/berbicara dengan bahasa Dan kegagalan dalam suatu tim yang akrab, selesaikan m Masalah dengan baik, dengan Merupakan kegagalan bersama Kekeluargaan, pada saat jam Istrahat. Saling membri masukan dan Membantu dalam menyelesaikan masalah
16
Lampiran 16. Lanjutan . TUGAS HARIAN SASARAN Melakukan Melihat/memperhatikan keadaan Pengamatan di kebun
HPT yang menyerang
Menganalisa keadaan lapangan
Mengamati keadaan/kondisi Setelah perlakuan terhadap Tanaman, baik pemupukan, Pengompresan dan perlakuan Lain pada tanaman Pelaksanaan pengendalian HPT/pengompresan dilakukan Secara efektif dan efisien
Mengawasi Pelaksanaan PHPT
PELAKSANAAN Pengamatan HPT dilakukan kepada Semua areal kebun, bila tidak Memungkinkan dapat dilakukan Secara bertahap, bila ada serangan Lakukan pengendalian Pelaksanaan kegiatan budidaya yang Baik serta perlakuan khusus pada Tanaman sulaman Dalam melakukan analisa hasil Kerja, bila menemukan hal di luar Yang diharapkan/tidak menampakan Hasil, segera lakukan tindakan. Memperhatikan sifat hama dan cara Pelaksaan penyemrpotan (tekanan Mesin, nozel), kecepatan jalan Petugas pengompresan, arah Penyemprotan. Aplikasi pestisida campuran : Pestisida cair-tepung-ZPT-perekat, Tiap jenis obat yang dimasukkan Terlebih dahulu diaduk kemudian Dimasukkan pestisida jenis lain Mengontrol hama penyakit, dll.
KETERANGAN Pada serangan yang membutuhkan Perlakuan khusus, laporkan segera Kepada kepala departemen Dengan membawa contoh Serangan Perlakuan terhadap tanaman TBM Dan sulaman perlu memperhatika Petunjuk pelaksanaan yang ada Semua temuan di lapangan Dilaporkan kepada kepala Departemen
Pelaksanaan pengompresan Berpedoman kepada program Kerja mingguan/harian. Berpedoman kepada anjuran Pemakaian pada label pstisida. Lakukan pengontrolan tiap-tiap Blok sesuai fase pertumbuhan Tanaman, bila menemukan Serangan, pencatatan dilakukan
17
Lampiran 17. Analisis Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata
Uraian 1 OUTFLOW 1.Biaya Investasi Sumur Gudang saprodi Pagar Cangkul Garpu Parang Sekop Gunting Pangkas Ember Drum Hand spayer Selang air Pompa air Komputer Meja Kursi Peralatan administrasi
2
3
400 250 1000 80 140 60 80 400 24 80 600 400 3500 600 400 400 100
4
5
Tahun ….Rp (dalam ribuan)… 6 7 8
80 140 60 80 400 24 80
100
100
100
9
11
600
3500
3500
100
100
100
100
13
80 140 60 80 400 24 80
600
100
12
1000 80 140 60 80 400 24 80
80 140 60 80 400 24 80
100
10
100
100
100
18
Lampiran 17. Lanjutan.. Uraian
1
Printer Mobil pick up Mobil box Kantor Total biaya investasi/ha 2.Biaya operasional Bibit apel Pupuk kandang
500 40000 100000 100000
Pupuk ZA Pupuk NPK Pestisida Tali rafia Pengolahan tanah Pemupukan Penanaman Penyemprotan
248614
2
3
4
5
Tahun 6 7 8 …Rp (dalam ribuan)..
9
10
11
12
13
500
964
100
4200
964
100
100
2464
4200
100
964
12454 .4 122.3 2 4448 1000 40
12454 .4 122.3 2 4448 1000 40
12454 .4 122.3 2 4448 1000 40
12454 .4 122.3 2 4448 1000 40
12454 .4 122.3 2 4448 1000 40
12454. 4
12454. 4
12454. 4
12454. 4
12454. 4
122.32
122.32
122.32
122.32
122.32
4448 1000 40
12454. 12454 4 .4 122.3 122.32 2 4448 4448 1000 1000 40 40
4448 1000 40
4448 1000 40
4448 1000 40
4448 1000 40
4448 1000 40
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
840 840 129.5 10500
13900 12454. 4 122.32
100
100
840 840 129.5 10500
19
Lampiran 17. Lanjutan… 9
10
11
12
13
840 185 777
1260 370 1480 840 185 777
Tahun 6 7 8 ..Rp (dalam ribuan).. 1260 1260 1260 370 370 370 1480 1480 1480 840 840 840 185 185 185 777 777 777
1260 370 1480 840 185 777
1260 370 1480 840 185 777
1260 370 1480 840 185 777
1260 370 1480 840 185 777
1260 370 1480 840 185 777
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
5000 40232.8 6
5000 40355.1 8
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
5000 45938. 9
Uraian
1
2
3
4
5
Penyiangan Pemanenan Perompesan Pemangkasan Penelungan Penyiraman Tenaga kerja tetap Bahan bakar Total biaya operasional 3.Biaya Tetap Gaji Karyawan Telepon Listrik Air Pajak Total Biaya Tetap
1260
1260
1260
1260
840 185 777
840 185 777
840 185 777
6000
6000
5000 5000 58336. 40110.5 22 4
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
2400 12000 1200 216
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
63816
20
Lampiran 17. Lanjutan… Uraian Angsuran hutang TOTAL OUTFLOW INFLOW Pinjaman
1
3
4
5
15628 15628. 15628.1 15628.1 15628.1 .1932 19322 9322 9322 9322 2 38639 11965 119777. 120763. 125483. 4.413 4.733 053 373 093
113954. 900
11071 8.900
10985 4.9
45000 0 18000 0 63000 0
9
10
11
12
13
109854 .9
112218 .9
113954 .9
109854 .9
110718 .9
625000
625000
625000
625000
625000
180000
180000
180000
180000
180000
805000
805000
805000
805000
805000
50000
Agrowisata Apel Segar Nilai Sisa TOTAL INFLOW
2
Tahun 6 7 8 ..Rp (dalam ribuan)..
50000
Lampiran 17. Lanjutan..
300000
300000
300000
45000
180000
180000
45000 0 18000 0
480000
63000 0
345000
480000
21
Lampiran 17. Lanjutan.. Uraian Uraian OUTFLOW 1.Biaya Investasi Sumur Gudang saprodi Pagar Cangkul Garpu Parang Sekop Gunting Pangkas Ember Drum Hand spayer Selang air Pompa air Komputer Meja Kursi Peralatan administrasi
Tahun 14
15
16
17
Tahun 18 19 20 ..Rp (dalam ribuan)..
21
22
23
24
25
1000 80 140 60 80 400 24 80 600
80 140 60 80 400 24 80
80 140 60 80 400 24 80 600
3500
100
100
100
80 140 60 80 400 24 80
3500
100
100
100
100
100
100
100
100
100
22
14
15
16
17
18
22
23
129.5
19 20 21 ..Rp (dalam ribuan).. 129.5 129.5 129.5 129.5
24
25
Penanaman
129.5
129.5
129.5
129.5
129.5
129.5
129.5
Penyemprotan
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
10500
Penyiangan Pemanenan Perompesan Pemangkasan Penelungan Penyiraman Tenaga kerja tetap Bahan bakar Total biaya operasional 3.Biaya Tetap Gaji Karyawan
1260
1260
1260
1260
840 185 777 6000
840 185 777 6000
840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
1260 370 1480 840 185 777 6000
840 185 777 6000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
48000
Telepon Listrik
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
2400 12000
Air Pajak
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
1200 216
5000
5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 45938. 45938. 45938. 45938. 45938. 45938. 45938. 45938. 45938.9 9 45938.9 45938.9 9 9 9 9 9 9 9 45938.9
23
Lampiran 17. Lanjutan.. Uraian Total Biaya Tetap Angsuran hutang TOTAL OUTFLOW INFLOW Pinjaman Agrowisata Apel Segar Nilai sisa TOTAL INFLOW
14
15 63816
63816
63816
Tahun 18 19 20 21 ..Rp (dalam ribuan).. 63816 63816 63816 63816
114818 .9
109854 .9
109854 .9
110718 .9
111354 .9
113954 .9
110718 .9
109854 .9
109854 .9
110718 .9
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000
625000 180000 976
805000
805000
805000
805000
805000
805000
805000
805000
805000
805976
16
17
22
23
24
25
63816
63816
63816
63816
63816
109854.9 109854.9
625000 180000
805000
625000 180000
805000
24
Lampiran 18. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel Kusuma Agrowisata Ura Tahun ian 1 2 3 4 5 6 7 ..Rp Net 189755 320035 331563 484799 ben 370875 154136 154258 303 583 777 777 efit 737 057 377 DF 0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 17 % PV 865495 124762 110475 138062 270929 962380 823199 10.1 221.1 517.7 431.3 751 15.42 90.11 Ura Tahun ian 14 15 16 17 18 19 20 ..Rp. Net 660663 660663 655699 660663 660663 659799 659163 ben 777 777 777 777 777 777 777 efit DF 0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 17 % PV 626981 535804 454512 391412 334540 285558 243831 77.16 93.3 03.36 76.42 82.4 39.3 73.93 1445546527 3.22 PV (+) B/C -449487757 37% PV(-) IRR
8
9
10
11
12
13
485663 777
660663 777
658299 777
656563 777
660663 777
659799 777
0.28
0.24
0.21
0.17
0.15
0.13
118212 378.9
137442 763.3
117052 105.1
997807 07.17
858152 14.61
732504 16.72
21
22
23
24
25
656563 777
659799 777
660663 777
660663 777
660775 777
0.03
0.03
0.03
0.02
0.02
207581 17.22
178294 25.27 NPV R/C
152587 130416 80.08 92.38 996058770 4.12
0
25
Lampiran 19. Analisis Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi Uraian OUTFLOW 1.Biaya Investasi Mesin kompres Selang Stik Drum Gunting Pangkas Cangkul Ember Mobil pick up Total Biaya Investasi 2.Biaya Operasional Pupuk kandang Pupuk urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pupuk organik Pestisida Pengolahan tanah Pemupukan organic Pemupukan pukan Perompesan Pemangkasan
1
2
3
4
5
Tahun 6 7 8 …Rp (dalam ribuan)…
9
10
2500
11
12
13
2500 1200 100 200 100 80 64 40000 44244
2500
0
0
2344
1300
2500
2344
0
1300
2344
2500
0
3644
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
1200 100
1200 100
200 100 80 64
200 100 80 64
1200 100 200 100 80 64
200 100 80 64
26
Lampiran 19. Lanjutan.. Uraian Penyemprotan Pemanenan Penyiangan Bahan bakar Bungkus buah Total biaya operasional/ ha 3.Biaya tetap Sewa lahan Total biaya tetap Angsuran hutang TOTAL OUTFLOW INFLOW Pinjaman Apel besar Apel kecil Nilai sisa
1
2
3
4
16000 0 24000 0 30000 2500 3336
16000 0 24000 0 30000 2500 3336
16000 0 24000 0 30000 2500 3336
16000 0 24000 0 30000 2500 3336
62024 8.4
62397 3.6
62397 3.6
10000
10000
10000 15628 19322 69012 0.593
Tahun 7 8 ..Rp(dalam ribuan)..
5
6
9
10
11
12
13
160000
160000
160000
160000
160000
160000
160000
160000
160000
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
240000 30000 2500 3336
62397 3.6
623973. 6
623973. 6
623973. 6
623973. 6
623973. 6
623973. 623973.6 6
623973. 6
623973. 6
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
15628 19322 64960 1.793
15628 19322 64960 1.793
15628 19322 65194 5.793
1562819 322 650901. 793
636473. 6
636317. 6
633973. 6
26688 0 5560
533760 11120
1067520 889600
1067520 889600
1067520 889600
10000
10000
10000
10000
10000
10000
635273. 6
636317.6
636473. 6
633973. 6
637617. 6
1067520 889600
1067520 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
10000
10000
50000
27
Lampiran 19. Lanjutan .. Uraian OUTFLOW 1.Biaya Investasi Mesin kompres Selang Stik Drum Gunting Pangkas Cangkul Ember Mobil pick up Total Biaya Investasi 2.Biaya Operasional Pupuk kandang Pupuk urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pupuk organik Pestisida Pengolahan tanah Pemupukan organik Pemupukan pukan Perompesan Pemangkasan
14
15
16
17
Tahun 19 20 21 …Rp (dalam ribuan)…
18
2500
22
23
24
25
2500 1200 100
1200 100 200 100 80 64
200 100 80 64
1200 100 200 100 80 64
200 100 80 64
0
0
4844
1300
0
2344
0
3800
2344
0
0
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
6227. 2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
3644
6227.2 6116 8896 2224 88960 6000 30000 7500 30000 6000 6000
28
Lampiran 19. Lanjutan.. Tahun Uraian
14
15
16
17
Penyemprotan Pemanenan Penyiangan Bahan bakar Bungkus buah Total biaya operasional/ ha 3.Biaya tetap Sewa lahan Total biaya tetap TOTAL OUTFLOW INFLOW Pinjaman
160000 240000 30000 2500 3336
160000 240000 30000 2500 3336
160000 240000 30000 2500 3336
623973 .6
623973 .6
10000
10000
10000
10000
633973 .6
Apel besar Apel kecil Nilai sisa TOTAL INFLOW
18
22
23
24
25
160000 240000 30000 2500 3336
19 20 21 ..Rp(dalam ribuan).. 160000 160000 160000 160000 240000 240000 240000 240000 30000 30000 30000 30000 2500 2500 2500 2500 3336 3336 3336 3336
160000 240000 30000 2500 3336
160000 240000 30000 2500 3336
160000 240000 30000 2500 3336
160000 240000 30000 2500 3336
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
623973 .6
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
633973 .6
638817 .6
635273 .6
633973 .6
636317 .6
633973 .6
637773 .6
636317 .6
633973 .6
633973 .6
637617 .6
106752 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
106752 0 889600
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
195712 0
106752 0 889600 2537.6 67 195965 7.667
29
Lampiran 20. Analisis kelayakan Usaha Tani Apel sebagai Kebun Produksi (Petani) Ura Tahun ian 1 2 3 4 5 6 7 8 ..Rp Net 118825 118840 119075 ben 773364 781995 781995 511899 238415 2393 8393 2393 efit 600 800 800 800 800 DF 0.85 0.73 0.62 0.53 0.46 0.39 0.33 0.28 17 % PV 463226 395972 339105 660995 571258 488255 273175 108744 639.6 183.3 293.4 384.5 529 153 353 105.2 Ura Tahun ian 14 15 16 17 18 19 20 21 ..Rp. Net 119075 119075 118590 118945 119075 118840 119075 118695 ben 2393 2393 8393 2393 2393 8393 2393 2393 efit DF 0.11 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 17 % PV 132196 112988 961783 824493 705465 601775 515352 439066 330 316.3 316.3 83.23 77.89 27.11 31.13 40.03 3052211672 1.45 PV (+) B/C -2102428524 22% PV(-) IRR
9
10
11
12
13
118945 2393
118840 8393
118825 2393
119075 2393
118710 8393
0.24
0.21
0.17
0.15
0.13
289517 159.2
247233 372
211282 836.4
180963 556.2
154196 378.2
22
23
24
25
118840 8393
119075 2393
119075 2393
118964 6060
0.03
0.03
0.02
0.02
375730 76.09 NPV R/C
321770 275017 80.94 78.58 949783148 2.07
234839 54.33 PP
12.1 th