PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR
MIANTI MANDIRA A24051938
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN MIANTI MANDIRA. Pengelolaan Budidaya Apel di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh KETTY SUKETI). Tujuan umum kegiatan magang di Kusuma Agrowisata adalah untuk mendapatkan pengalaman, meningkatkan kemampuan teknis maupun manajerial dalam pengelolaan budidaya apel, dan meningkatkan serta memperluas wawasan mahasiswa dalam menganalisis masalah yang dijumpai dalam pengelolaan budidaya apel. Tujuan khusus kegiatan magang adalah untuk mempelajari secara langsung budidaya tanaman apel khususnya dalam aspek panen. Selain itu penulis melakukan identifikasi ciri morfologi bagian vegetatif dan generatif untuk mengetahui apel Manalagi termasuk ke dalam salah satu tipe apel Rome Beauty, Wanglin, atau Anna sehingga memudahkan penulis mencari pustaka apel Manalagi. Penulis mengamati pertumbuhan bunga menjadi buah pada apel Manalagi. Selain itu penulis dapat membuat analisis usahatani apel. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di perkebunan apel Kusuma Agrowisata, yaitu melakukan pengamatan tentang keadaan lapangan dan praktek kerja langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di Divisi Agrowisata dan Divisi Agroindustri. Data yang digunakan terdiri data primer dan data sekunder. Pengelolaan budidaya apel terdiri dari pemeliharaan, panen, dan pasca panen, ditambah dengan pemasaran dan pengolahan apel di industri. Masalah yang timbul dalam pengelolaan budidaya apel ialah masalah dalam pemangkasan ringan dan pengendalian hama dan penyakit yang belum optimal, dan perompesan daun tidak dilakukan pada saat yang tepat sehingga kualitas buah didominasi grade C. Hasil identifikasi ciri morfologi bagian vegetatif dan generatif digunakan penulis untuk mencari pustaka apel Manalagi dengan menggunakan pustaka apel Rome Beauty yang memiliki kekerabatan paling tinggi dengan apel Manalagi. Apel Manalagi dan Rome Beauty memiliki kedekatan hubungan kekerabatan yang paling tinggi dan disatukan oleh kemiripan bentuk tajuk pohon menyebar, ujung daun bentuk gigi taring, warna daun hijau tua, ukuran buah besar, bentuk buah
ii pipih, tekstur liat, warna dasar kulit buah hijau, daging buah keras, aroma dan rasa enak, warna daging buah putih, kulit buah tebal, dan warna bunga putih. Perbedaan antara apel Manalagi dengan Rome Beauty adalah waktu rompes sampai bunga mekar dan waktu rompes sampai buah matang. Waktu rompes sampai bunga mekar apel Manalagi adalah 29 hari, sedangkan apel Rome Beauty 37-41 hari. Waktu rompes sampai buah matang apel Manalagi adalah 142.5 hari, sedangkan apel Rome Beauty adalah 150-165 hari. Kegiatan taksasi buah dilakukan sebelum panen apel oleh pengunjung wisata dengan tujuan untuk mengetahui jumlah buah yang dapat dipetik pengunjung dan jumlah pengunjung yang dapat ditampung pada suatu blok petik. Rencana panen tidak selalu tepat dengan realisasinya. Rata-rata persentase panen wisata selama lima bulan sebesar 77%, sedangkan panen pekerja sebesar 23%. Panen oleh pengunjung wisata belum dilakukan secara kontinyu pada bulan April dan Mei masing-masing hanya 10 dan 13 hari petik, sedangkan pada bulan Maret sudah tercukupi, yaitu jumlah total hari sebanyak 33 hari petik. Tiga blok apel Manalagi masih memiliki kualitas buah rendah yaitu didominasi oleh grade C. Apel Manalagi memiliki rata-rata waktu rompes sampai berbunga 29 hari, berbunga sampai panen adalah 113 hari, dan rompes sampai panen adalah 142.5 hari. Persentase bunga menjadi buah matang cukup kecil, yaitu hanya sebesar 16%. Pertumbuhan diameter buah apel pada blok C2, E2, dan F5 terus meningkat tiap minggunya dari 7-11 MSA (Minggu Setelah Antesis). Pertumbuhan diameter buah apel pada blok F5 paling kecil. Berdasarkan penghitungan analisis kelayakan usahatani didapat NPV sebesar Rp. 3 262 368 612.02 (NPV>0), IRR sebesar 39% (IRR>DF 17%), net B/C sebesar 3.62 (B/C>1), dan periode kembali modal pada tahun ke-5 sehingga usahatani ini layak untuk diusahakan pada luasan lahan 7 ha.
PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
MIANTI MANDIRA A24051938
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi
: PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR
Nama
: Mianti Mandira
NRP
: A24051938
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Ketty Suketi, MSi. NIP 19610913 198601 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 10 Februari 1987. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Ruseno dan Ibu Saekatin. Penulis lulus dari SD IV YPWKS Cilegon pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SMP YPWKS Cilegon. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Serang pada tahun 2005. Penulis diterima di IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Tahun 2007 hingga tahun 2008 penulis aktif di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A) sebagai staf di Departemen Komunikasi dan Informasi. Selain di organisasi BEM A, penulis juga aktif pada kegiatan kepanitiaan, diantaranya pada tahun 2007 menjadi seksi Dana Usaha pada kegiatan Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) di Fakultas Pertanian.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan hasil pelaksanaan magang di perkebunan apel Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur, pada tanggal 12 Februari sampai dengan 12 Juni 2009, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Ketty Suketi, MSi., yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Adiwirman, MS. dan Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS., sebagai dosen penguji. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Eny Widajanti, MS., sebagai pembimbing akademik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua dan adik tersayang Ferastika yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ir. Agus Sugiantoro sebagai pembimbing lapangan selama di Kusuma Agrowisata dan Ir. Edy Antoro sebagai
pemilik
Kusuma
Agrowisata
selanjutnya
ucapan
terima
kasih
disampaikan kepada Deddy Effendi, Riza Ekacitra, Ruri Kurnia, Yusnitasari, Okta Wismandanu, Meita Amanda, Khaerunnisa, Baiturrahmah, dan Retna Yusfika yang telah memberikan bantuan dan dukungan.
Bogor, Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xi
PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................... Tujuan ....................................................................................................
1 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel ............................................................................................ Syarat Tumbuh ...................................................................................... Pemanenan ............................................................................................ Pembungaan dan Pembuahan Apel .......................................................
4 4 5 6
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang .................................................................. Metode Pelaksanaan .............................................................................. Pengumpulan Data .................................................................................
7 7 7
KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ................................. Keadaan Wilayah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ................ Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ............................ Sarana dan Prasarana PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya .......... Pengelolaan Tenaga Kerja PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ...
9 10 12 13 13
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) .......................... Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ........................................ Pengolahan Pasca Panen ....................................................................... Sistem Kerja .......................................................................................... Pemasaran Wisata ................................................................................. Pemasaran Produk Segar ....................................................................... Masalah Pengelolaan Budidaya Apel .................................................... Identifikasi Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Generatif …………... Identifikasi Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif ………………………………………………………...... Taksasi Buah Apel ………………………………………...….............. Rencana dan Realisasi Panen Apel …………....................................... Jumlah Produksi Apel ….…………………………………………….. Kualitas Panen Apel ……………………………………….................. Waktu Panen Apel ………………………………………..................... Pembungaan dan Pembuahan Apel …….………………….................. Analisis Kelayakan Usahatani Apel ……...…………………………...
16 18 23 26 26 28 30 31 32 33 34 35 37 37 38 41
viii KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan …………………………………………………………… Saran ……..……………………………………………………………
43 44
DAFTAR PUSTAKA ……….……………………………………………
45
LAMPIRAN ……...………………………………………………………
48
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Inventarisasi Tanaman Apel Tahun 2009 di Kusuma Agrowisata ..............
11
2. Prestasi Kerja Penulis, Karyawan, dan Standar Prestasi Kerja Per HOK ....
15
3. Kegiatan Budidaya Apel dan Umur Tanaman .............................................
15
4. Jenis dan Dosis Pupuk ZA pada Setiap Umur TBM ....................................
17
5. Hama dan Penyakit serta Pestisida yang Digunakan di Kusuma Agrowisata ...................................................................................................
22
6. Data Hasil Penghitungan Taksasi Buah Apel Tahun 2008 dan 2009 di Kusuma Agrowisata .....…........................................................................
33
7. Rencana dan Realisasi Pemetikan Buah Apel Tahun 2009 ..........................
34
8. Produksi Panen Wisata dan Pekerja Selama Bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei Tahun 2009 untuk Apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin ......................................................................................
35
9. Produksi Petik oleh Pengunjung Wisata Apel Manalagi Per Hari pada Tiap Blok Selama Satu Panen Tahun 2009 ..................................................
36
10. Persentase Grade B dan C pada Tiga Blok Panen Apel Manalagi ..............
37
11. Waktu Bunga dan Panen Sejak Perompesan Daun dan Waktu Bunga Sampai Panen pada Apel Manalagi ..............................................................
38
12. Persentase Bunga Menjadi Buah Per Pohon pada Apel Manalagi ...............
39
x
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Pelengkungan Cabang Apel .........................................................................
18
2. Pemupukan pada Pohon Apel ......................................................................
19
3. Pohon Apel Telah Dirompes .........................................................................
19
4. Kegiatan Memangkas Pohon Apel ...............................................................
21
5. Batang Apel Telah Diolesi Nordox .............................................................
23
6. Jenang Apel Rome Beauty ...........................................................................
24
7. Produk Olahan Apel .....................................................................................
25
8. Cuka dan Cider Apel ....................................................................................
25
9. Dendrogram Apel Manalagi, Rome Beauty, Wanglin, dan Anna Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Generatif ............................................
31
10. Dendrogram Apel Manalagi, Rome Beauty, Wanglin, dan Anna Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif ......................
32
11. Bagian Generatif Apel Manalagi .................................................................
40
12. Pertambahan Diameter Buah Apel Manalagi di Blok C2, E2, dan F5 ........
41
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Harian Lepas di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur ...................................
49
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Pendamping Pengawas Kebun di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur .................
51
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Pemasaran Wisata di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur ...............
53
4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Penjualan di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur .............................
54
5. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Agroindustri di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur ........................
55
6. Peta Lokasi Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur ..............................
56
7. Data Curah Hujan Kota Batu, Malang, Jawa Timur Selama 11 Tahun Terakhir ........................................................................................................
57
8. Peta Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur ..........................................
58
9. Peta Areal Wisata Apel Kusuma Agrowisata ..............................................
59
10. Struktur Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ....................
60
11. Scoring Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif Apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin ..............................................................
61
12. Pola Pengambilan Pohon Contoh dengan Teknik Sampling 3x3 pada Taksasi Buah Apel .......................................................................................
62
13. Rincian Biaya Produksi Analisis Kelayakan Usahatani Apel pada Lahan 7 ha ...............................................................................................................
63
14. Analisis Kelayakan Usahatani Apel pada Lahan 7 ha .................................
65
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman apel (Malus domestica Borkh.) yang dibudidayakan sekarang ini berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Wilayah utama budidayanya adalah Eropa bagian barat, Rusia, Cina, Amerika Serikat, Turki, Iran, Jepang, dan Argentina (Verheij dan Coronel, 1997). Buah apel yang matang di Asia Tenggara biasanya disantap mentah sebagai buah meja, apel muda dibuat manisan dan sekarang banyak dibuat minuman segar (sari buah) dalam kaleng dan botol. Meskipun demikian di pasaran internasional konsumsi buah apel segar masih dominan. Menurut Verheij dan Coronel (1997) konsumsi dunia dalam bentuk buah apel segar memiliki manfaat yang paling penting, tetapi sebagian besar juga diolah menjadi sari buah dan saus apel. Irisan buah apel dapat diawetkan dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari atau dalam alat pengering. Fermentasi buah untuk beberapa varietas tertentu menghasilkan cuka kemudian hasil destilasinya berupa minuman beralkohol yang berkualitas tinggi dan juga biasa dijumpai buah apel kukus dalam bentuk utuh atau irisan dalam kue dan tart. Apel merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai gizi tinggi yang sangat diperlukan untuk kesehatan. Menurut Ashari (1995) setiap 100 g buah apel mengandung kira-kira 85 g air, karbohidrat (terutama fruktosa) 10-13.5 g, kalsium 10 mg, fosfor 10 mg, besi 0.2 mg, kalium 150 mg serta vitamin A, B1, B2, B6, dan vitamin C 10 mg. Protein dan lemak sangat rendah, sedangkan kalorinya 165-235 kJ/100 g. Volume ekspor apel pada tahun 2006 adalah sebesar 38.5 ton dengan nilai US$ 25 970. Adapun volume impor pada tahun 2006 sebesar 78 710 ton dengan nilai US$ 57 690 586 (Departemen Pertanian, 2006). Apel merupakan salah satu komoditi pertanian yang terbesar diimpor saat ini disamping pear, jeruk, durian, dan anggur. Volume impor apel pada tahun 2008 telah mencapai 145 000 ton, pear 94 000 ton, jeruk 25 000 ton, durian 21 000 ton, dan anggur 1 100 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Apel impor yang selalu terlihat di pasaran menandakan bahwa adanya permintaan dari konsumen, tidak cukup
2 tersedianya apel dalam negeri secara kontinyu, dan kurangnya jumlah buah apel dalam negeri yang berkualitas baik. Sebagian besar buah yang dihasilkan petani tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan untuk ekspor. Walaupun demikian, kita masih perlu mengusahakan komoditi apel, namun tujuannya hanya untuk mengurangi impor, bukan untuk bersaing dengan negara lain. Kusuma Agrowisata sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang hortikultura memasarkan komoditi apel kepada konsumen dengan konsep agrowisata. Konsep agrowisata yang diusahakan cukup berpotensi sebagai salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap apel. Pemanenan di Kusuma Agrowisata dilakukan oleh pengunjung wisata dengan memetik sendiri buah apel. Dalam memenuhi kebutuhan panen bagi pengunjung maka memerlukan rencana panen, menentukan waktu panen, dan jumlah produksi buah yang cukup. Selain itu kontinuitas panen dan kualitas buah diperlukan untuk memenuhi kepuasan bagi pengunjung. Keberhasilan
proses
pembungaan
sampai
menjadi
buah
banyak
dipengaruhi oleh faktor iklim. Adanya hujan lebat dapat mengganggu proses pembungaan dan kegagalan fruit set akibatnya dapat menurunkan produksi buah. Selain faktor iklim, kondisi fisiologis tanaman seperti terpenuhinya kebutuhan hormon pertumbuhan juga mempengaruhi keberhasilan pembungaan. Magang sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara langsung pengelolaan budidaya apel di Kusuma Agrowisata. Budidaya apel tersebut meliputi pemeliharaan, panen, dan pasca panen ditambah dengan pemasaran dan pengolahan apel. Tujuan kegiatan magang tersebut adalah untuk mendapatkan pengalaman serta meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan budidaya apel selain itu untuk meningkatkan wawasan dalam menganalisis masalah yang dijumpai dalam pengelolaan budidaya apel khususnya dalam aspek panen. Penulis juga melakukan identifikasi ciri morfologi bagian vegetatif dan generatif untuk memudahkan penulis mencari pustaka apel Manalagi dan mengamati pertumbuhan bunga menjadi buah pada apel Manalagi serta membuat analisis usahatani apel.
3 Tujuan Tujuan umum magang adalah : 1. Mendapatkan pengalaman serta meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan budidaya apel. 2. Meningkatkan dan memperluas wawasan mahasiswa dalam menganalisis masalah yang dijumpai dalam pengelolaan budidaya apel. Tujuan khusus magang adalah : Mempelajari secara langsung budidaya tanaman apel khususnya dalam aspek panen, melakukan identifikasi ciri morfologi bagian vegetatif dan generatif untuk mengetahui apel Manalagi termasuk ke dalam salah satu tipe apel Rome Beauty, Wanglin, atau Anna sehingga memudahkan penulis mencari pustaka apel Manalagi. Penulis mengamati pertumbuhan bunga menjadi buah pada apel Manalagi. Selain itu penulis dapat membuat analisis usahatani apel.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Tanaman apel termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, dan genus Malus. Tanaman apel dulu disebut Malus sylvestris Mill tetapi sekarang disebut dengan Malus domestica Borkh. (Yulianti et al., 2006). Menurut Ashari (1995) tanaman apel yang dibudidayakan sekarang merupakan hasil silangan, dan diduga hasil persilangan antara Malus sylvestris Mill, Malus dasyphylla Borkh, Malus pumila Miller, dan beberapa varietas apel asal Asia. Jumlah varietas di dunia ini diperkirakan terdapat lebih dari 100 varietas apel, kebanyakan terdapat di daerah subtropik karena selalu terjadi persilangan alami. Oleh karena itu, beberapa jenis apel tidak dikenal lagi asal-usulnya. Lebih dari 80% jenis yang ditanam petani di Indonesia adalah apel Rome Beauty, Manalagi, dan Princess Noble. Tinggi tanaman apel dapat mencapai 10 m, tetapi kini dibentuk menyerupai semak yang tingginya hanya 2-3 m. Pohonnya bercabang sedikit. Arah cabang cenderung ke atas (vertikal). Kayunya keras dan mudah lentur. Buah apel berbentuk bulat hingga bulat telur, keras tetapi renyah, dan airnya sedikit. Bila buah sudah tua warnanya ada yang merah, kuning, atau hijau. Buah apel berbiji sedikit dan keras (Sunarjono, 2008).
Syarat Tumbuh Apel dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi dengan ketinggian 700-1 200 m dpl. Tanaman apel sulit untuk berbunga di daerah dataran rendah. Pertumbuhannya membutuhkan iklim yang kering karena di iklim basah tanaman akan mengalami banyak kendala. Curah hujan yang ideal untuk budidaya apel adalah 1 000-2 600 mm per tahun (Yulianti et al., 2006). Apel membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan untuk mendapatkan mutu buah yang baik. Kabut atau mendung akan mengurangi penyinaran sehingga kurang baik untuk pertumbuhan apel. Banyak penyinaran yang dibutuhkan lebih dari 50% tiap harinya. Suhu yang baik untuk apel
5 maksimum sekitar 27ºC dan suhu minimum 16ºC dengan kelembaban udara antara 75-85% (Kusumo, 1974). Pertumbuhan apel lebih subur pada tanah-tanah yang berstruktur baik dan bersolum dalam. Uap air tanah sangat menentukan produksi. Tanah-tanah yang tergantung pada hujan biasanya produksinya yang baik hanya sekali dalam satu tahun dan pertumbuhannya kurang subur daripada yang dapat diairi, kecuali yang daya kapilernya baik (Kusumo, 1974).
Pemanenan Pemanenan adalah salah satu kegiatan yang sangat perlu diperhatikan dalam teknik budidaya. Pengelolaan panen yang tepat dapat menghasilkan kualitas buah yang baik. Buah apel tergolong buah non-klimakterik sehingga pemetikan apel dilakukan pada saat buah apel telah matang di pohon. Waktu pemetikan sangat menentukan rasa buah. Buah yang kurang tua maupun yang terlalu masak di pohon rasanya kurang disenangi maka waktu pemetikan buah yang tepat perlu diketahui oleh penanam apel. Hasil penelitian Yuniarti et al. (1991) rasa buah yang disenangi konsumen pada buah apel Manalagi yaitu pada saat nisbah gula/asamnya telah mencapai 58 dan teksturnya sekitar 207 kg/cm² atau pada umur 114 hari sesudah bunga mekar atau 144 hari sesudah perompesan daun. Berdasarkan hasil penelitian Suhardjo et al. (1990) bahwa umur petik komersial yang baik pada buah apel Rome Beauty adalah sekitar 127-141 hari sesudah bunga mekar, yaitu pada saat mempunyai kekerasan buah 10.70-11.13 kg, warna kulit 47.63-59.64% merah, kadar asam 0.46-0.47%, padatan total terlarut (PTT) 11.93-12.49%, dan pati 2.58-3.78%. Waktu pemetikan pada buah apel juga ditentukan dari waktu perompesan daun.
Perompesan
daun
adalah
pengguguran
daun
untuk
merangsang
pembungaan. Apel Anna memiliki umur panen 4-4.5 bulan setelah perompesan daun, apel Manalagi memiliki umur panen 4.5-5 bulan setelah perompesan daun, dan apel Rome Beauty dan Wanglin memiliki umur panen 5-5.5 bulan setelah perompesan daun (Romlawati, 1999).
6 Pembungaan dan Pembuahan Apel Tanaman apel sering mengalami keadaan dimana bunga yang terbentuk gagal menjadi buah. Menurut Rai (2007) terbatasnya suplai fotosintat dan kurang optimalnya status hara tanaman sehingga mengakibatkan jumlah bunga yang berkembang menghasilkan buah panen akan terbatas. Faktor iklim seperti hujan, suhu, dan angin berpengaruh terhadap pembentukan bunga dan buah. Hujan lebat, suhu yang rendah, dan angin yang kencang dapat mempengaruhi aktivitas serangga. Cuaca yang tidak mendukung dapat mengurangi aktivitas serangga akibatnya banyak bunga yang tidak terserbuki. Bunga-bunga ini akhirnya akan berguguran akibat penyerbukan tidak sempurna (Kalie, 2000). Hampir semua varietas apel tidak dapat membentuk fruit set maupun biji dengan cara penyerbukan sendiri dan harus melakukan penyerbukan silang dengan varietas lain untuk membentuk fruit set. Apel yang tidak dapat menyerbuk sendiri disebut dengan istilah lain yaitu tanaman self incompatible (Childers, 1973). Menurut Davenport dan Nunez-Elisea (1997) dan Aneja et al. (1999) kerontokan buah dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah tingginya kandungan etilen dan rendahnya kandungan auksin karena etilen merupakan hormon yang paling mendukung terjadinya kerontokan buah, sedangkan auksin paling berperan dalam mencegah proses kerontokan buah. Hormon pertumbuhan seperti alar juga mempengaruhi keberhasilan pembungaan. Alar adalah zat kimia yang sering digunakan terutama di daerah beriklim sedang yang ternyata berpengaruh baik terhadap pembungaan dan pembuahan tanaman apel. Menurut Handayani (1986) alar dengan dosis 500 dan 1.000 ppm dapat meningkatkan buah pada musim kemarau, sedangkan dosis 2.000 dan 4 000 ppm dapat meningkatkan buah pada musim hujan.
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di Perkebunan Apel Kusuma Agrowisata, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung selama empat bulan dimulai dari tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2009.
Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan dengan mengikuti seluruh kegiatan yang meliputi aspek teknis, manajerial, dan administratif. Metode yang dilakukan secara keseluruhan di Perkebunan Apel Kusuma Agrowisata, yaitu melakukan pengamatan mengenai aspek panen dan menghitung jumlah bunga menjadi buah pada apel Manalagi serta melakukan praktek kerja langsung dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di Divisi Agrowisata dan Divisi Agroindustri. Setiap divisi membawahi departemen. Divisi Agrowisata meliputi sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (kebun apel) selama sembilan minggu (Lampiran 1), sebagai pendamping pengawas kebun di Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (kebun apel) selama satu bulan (Lampiran 2), sebagai karyawan pemasaran wisata di Departemen Pemasaran Wisata selama sembilan hari (Lampiran 3), sebagai karyawan penjualan di Departemen Penjualan selama 10 hari (Lampiran 4), dan di Divisi Agroindustri sebagai karyawan agroindustri (Lampiran 5) selama dua hari.
Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan seluruh aspek budidaya dan aspek pembungaan dan pembuahan apel Manalagi, diskusi dan wawancara dengan pekerja, staf, dan pimpinan kebun. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen (per bulan dan per tahun) yang berkaitan dengan keadaan umum perusahaan seperti keadaan iklim, tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan serta studi pustaka.
8 Pengamatan yang dilakukan selama kegiatan magang adalah sebagai berikut: 1. Inventarisasi tanaman apel tahun 2009 di Kusuma Agrowisata (Tabel 1). 2. Prestasi kerja penulis, karyawan, dan standar kerja per HOK (Tabel 2). 3. Kegiatan budidaya apel dan waktu pelaksanaan (Tabel 3). 4. Jenis dan dosis pupuk ZA pada setiap umur TBM (Tabel 4). 5. Hama dan penyakit serta pestisida yang digunakan di Kusuma Agrowisata (Tabel 5). 6. Identifikasi berdasarkan ciri morfologi bagian generatif (Gambar 9), vegetatif dan generatif (Gambar 10) berdasarkan IPGRI (1982). 7. Menghitung taksasi buah apel (Tabel 6). 8. Menghitung rencana dan realisasi pemetikan (Tabel 7). 9. Produksi panen wisata dan pekerja selama bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei tahun 2009 untuk apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin (Tabel 8). 10. Menghitung produksi petik wisata apel Manalagi per hari per pohon, per luasan blok, dan per hektar selama satu kali panen pada tahun 2009 (Tabel 9). 11. Persentase grade B dan C pada tiga blok panen apel Manalagi (Tabel 10). 12. Menghitung waktu bunga dan panen sejak perompesan daun dan waktu bunga sampai panen pada apel Manalagi (Tabel 11). 13. Menghitung jumlah bunga, pentil buah, buah matang, dan persentase bunga menjadi buah matang pada apel Manalagi (Tabel 12) dan mengamati pertambahan diameter buah Manalagi (Gambar 12). Contoh varietas apel yaitu Manalagi yang terdiri dari tiga blok. Tiap bloknya diambil tanaman contoh sebanyak 10 tanaman. Setiap pohon diambil cabang contoh sebanyak tiga cabang dan ranting contoh sebanyak enam ranting. 14. Menganalisis kelayakan usaha tani apel. Analisis data dilakukan pada data primer yang diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan. Data primer dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, persentase (%), dan nilai rata-rata kemudian dibandingkan dengan literatur yang diperoleh dari studi pustaka.
KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas 4 ha pada tahun 1989. Berdasarkan pengalaman kerja sebagai seorang pengawas perkebunan kopi di PT. Perkebunan Nusantara XII di daerah Bondowoso, beliau mendirikan usaha di bidang agrowisata apel. Beliau menjual hasil panen apel ke pedagang sebelum berusaha di bidang agrowisata. Hasil panen dijual ke Surabaya karena harga apel di pasar lokal Batu sedang rendah disebabkan panen raya. Harga penjualan apel di Surabaya ternyata lebih rendah daripada harga penjualan apel ditingkat pedagang Batu sehingga mengalami kerugian. Akhirnya Bapak Edi menjual apel langsung ke pembeli dengan konsep agrowisata, yaitu memetik sendiri di kebun. Tahun 1990 Kusuma Agrowisata menanam apel pada lahan seluas 10 ha dan jeruk seluas 2 ha. Badan usaha PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya diresmikan pada tanggal 29 Mei 1990. Nama “Kusuma Agrowisata” sendiri berasal dari nama perusahaan yaitu PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Peresmian sarana agrowisata ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 1990 oleh pemilik sekaligus penyandang dana tunggal yaitu Bapak Jacob Djojosubagjo. Tahun 1992 mulai membangun cottage sebanyak 16 kamar kemudian pada tahun berikutnya (1993) menambah kamar menjadi 66 buah dan fasilitas yang lain diantaranya kolam renang, restoran, dan ruang pertemuan. Tahun 1995 dibangun hotel tiga lantai sehingga total kamarnya menjadi 152 kamar. Tahun 1996 dibangun rumah kaca (green house) untuk tanaman hias dan menanam jenis kopi Arabika kerdil varietas Kartika 1 seluas 9 ha dan berikutnya pada tahun 1997 membuka usaha estate dan travel. Tahun 1998 hingga 2000 menambah jenis tanaman untuk wisata agro yaitu stroberi dan membangun green house lagi untuk sayur dan tanaman jenis hidroponik lainnya. Tahun itu pula dibangun home industry dengan bahan utama buah apel.
10 Keadaan Wilayah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Kusuma Agrowisata terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Kota Batu, Malang, Jawa Timur (Lampiran 6). Kota Batu terletak 19 km dari kota Malang dan berada pada ketinggian antara 680-1.700 m dpl. Kota Batu sudah terkenal sejak dahulu sebagai daerah tujuan wisata. Kota Batu dikelilingi oleh rangkaian pengunungan, yaitu Gunung Panderman (2 040 m), Gunung Arjuno (3 339 m), Gunung Welirang (2 156 m), Gunung Anjasmoro (2 277 m), dan Gunung Kawi.(2 651 m). Kusuma Agrowisata terletak di Desa Ngaglik, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sisir, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pesanggrahan, sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Panderman, sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngaglik. Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah andosol yang berbatu berwarna cokelat kemerahan dan vertisol pada kebun kopi. Curah hujan 1 540 mm/tahun. Menurut Schmidt Ferguson tipe iklim daerah Batu termasuk ke dalam tipe iklim D (Lampiran 7). Menurut Pemerintah Kota Batu (2010) ketinggian tempat Kusuma Agrowisata 900-1.000 m dpl dengan kemiringan 15-25º. Kelembaban nisbi 75-98% dengan suhu sekitar 18-28ºC. Penyinaran matahari pada musim penghujan 5 jam per hari dan pada musim kemarau 8 sampai 10 jam per hari. Total luas areal Kusuma Agrowisata yaitu 60 ha. Luas kebun untuk kawasan wisata 29.63 ha yang terdiri dari 7.03 ha kebun apel, 6.6 ha kebun jeruk, 3.4 ha kebun jambu, 2 ha kebun stroberi, 9 ha kebun kopi, 1.6 ha kebun buah naga (Lampiran 8). Selain kebun wisata kawasan Kusuma Agrowisata juga memiliki fasilitas pendukung, yaitu bangunan green house sayuran hidroponik dan tanaman hias, areal air softgun dan shooting area, flying fox, lokasi outbond, mini cross, mini zoo, kedai apel dan stroberi, bangunan pengolahan kopi, bangunan industri olahan apel, dan kawasan penjualan buah dan sayuran. Kebun di Kusuma Agrowisata dibagi menjadi dua, yaitu kebun atas dan kebun bawah. Kebun atas terdiri dari kebun jeruk, stroberi, dan buah naga, sedangkan kebun bawah terdiri dari kebun apel, jeruk, stroberi, jambu, dan buah naga. Kawasan untuk wisata petik apel memiliki luas 7.03 ha yang terdiri dari tujuh blok pemetikan yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Setiap blok dibagi lagi
11 menjadi beberapa anak blok sehingga total blok pemetikan apel yaitu 32 blok (Lampiran 9). Varietas apel yang ditanam di Kusuma Agrowisata adalah apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin tetapi jumlah Wanglin hanya sedikit. Satu blok petikan terdapat campuran berbagai varietas tetapi apel Manalagi adalah varietas yang paling dominan jumlahnya di setiap blok. Inventarisasi tanaman apel tahun 2009 di Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Inventarisasi Tanaman Apel Tahun 2009 di Kusuma Agrowisata Σ Tahun Tahun Blok Tanam Tanam (tahun) A1 1991 19 A2 1991 19 A3 2006 4 A4 2001 9 A5 2009 1 B1 1994 16 B2 1994 16 B3 1994 16 B4 1994 16 C1 1994 16 C2 2001 9 C3 2005 5 C4 2005 5 C5 2001 9 C6 2006 4 D1 1997 13 D2 1998 12 D3 2006 4 E1 1992 18 E2 1992 18 E3 2005 5 E4 1997 13 E5 1997 13 F1 1997 13 F2 1997 13 F3 1997 13 F4 1997 13
Σ Tanaman Varietas
Luas (ha)
TM
TBM
Manalagi Manalagi Ana Manalagi Manalagi Manalagi/Ana Manalagi Anna Manalagi Manalagi/Ana/RB/Wanglin Manalagi Manalagi Ana Manalagi/Ana/RB Ana Manalagi Manalagi Ana Manalagi Manalagi Ana/RB Manalagi Manalagi Manalagi Manalagi Manalagi Manalagi
0.24 0.16 0.13 0.34 0.16 0.12 0.19 0.30 0.35 0.25 0.31 0.24 0.29 0.43 0.24 0.56 0.26 0.16 0.33 0.28 0.33 0.07 0.09 0.10 0.09 0.08 0.10
135 231 177 113 126 273 186 163 208 93 82 112 102 78 97 110 95 62 76
141 152 157 54 183 57 98 332 190 55 146 294 408 120 365 235 217 199 144 110 397 8 10 28 11 27 34
12 Tabel 1. Lanjutan. Blok
Tahun Tanam
F5 F6 G1 G2 G3
1997 1997 1997 1997 2009
Σ Tahun Tanam (tahun) 13 13 13 13 1
Σ Tanaman
Varietas
Luas (ha)
TM
TBM
Manalagi/Ana/RB Manalagi Manalagi Manalagi Manalagi
0.10 0.10 0.22 0.14 0.43
136 136 252 174 -
34 56 68 32 429
Sumber: Data kantor Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Keterangan: RB : Rome Beauty TM : Tanaman Menghasilkan TBM : Tanaman Belum Menghasilkan
Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dipimpin oleh seorang direktur utama yang membawahi lima kepala bagian (kabag sumber daya manusia, kabag akuntansi keuangan, kabag pengadaan, kabag humas, serta kabag pengkajian dan pengembangan) dan dua kepala biro (kabir pengawasan intern dan kabir direksi). Perusahaan memiliki empat divisi yang dikepalai oleh seorang general manajer, yaitu Divisi Hotel, Divisi Agrowisata, Divisi Estate, dan Divisi Agroindustri. Setiap divisi membawahi departemen yang dikepalai oleh seorang kepala bagian yang bertindak sebagai manajer. Divisi Agrowisata membawahi 7 departemen meliputi: 1. Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) 2. Departemen Budidaya Tanaman Semusim (BTS) 3. Departemen Food Beverage dan Entertainment 4. Departemen Keuangan, Umum, dan Administrasi 5. Departemen Pemasaran Wisata 6. Departemen Klinik Agribisnis dan Agrowisata 7. Departemen Penjualan Kebun apel berada di dalam Departemen Budidaya Tanaman Tahunan. Struktur organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat dilihat pada Lampiran 10.
13 Sarana dan Prasarana PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Kusuma Agrowisata khususnya Departemen BTT memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Sarana dan prasarana yang tersedia meliputi bidang produksi, administrasi, dan transportasi. Sarana produksi digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman, diantaranya sarana untuk kegiatan pemupukan, pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemanenan, serta pengendalian hama dan penyakit. Sarana untuk kegiatan pemupukan diantaranya ember, timbangan 100 kg, timbangan 5 kg, pupuk organik dan anorganik, sprayer tekanan tinggi (high pressure power sprayer) dan sprayer kabut (power mist blower) untuk aplikasi pupuk daun dan buah, sedangkan cangkul dibawa oleh masing-masing pekerja. Sarana pemangkasan berupa gunting pangkas dan sarana penyiangan berupa mesin pemotong rumput, bensin, dan oli. Sarana untuk penyiraman terdiri dari mesin diesel, bensin, oli, dan selang 100 m. Sarana untuk pemanenan berupa keranjang serta sarana untuk pengendalian hama dan penyakit meliputi beberapa jenis pestisida, mesin diesel, bensin, oli, selang 100 m, sprayer tekanan tinggi dan kabut, timbangan 5 kg, drum 200 l, kuas, dan ember. Sarana yang mendukung kegiatan administrasi meliputi perangkat komputer, alat-alat tulis kantor, printer, dan telepon, serta sarana transportasi berupa mobil pick up dan motor. Mobil pick up digunakan sebagai alat angkut hasil panen dan alat angkut sampah, sedangkan motor digunakan oleh karyawan sebagai penunjang aktivitas di lapangan. Selain itu terdapat sarana penunjang yaitu kantor dan gudang. Prasarana yang dimiliki oleh Kusuma Agrowisata adalah jalan untuk akses keliling kebun wisata.
Pengelolaan Tenaga Kerja PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tenaga kerja yang ada di Kusuma Agrowisata terdiri dari karyawan tetap, karyawan kontrak satu tahun dan tiga bulan, karyawan harian lepas (KHL), dan karyawan borongan. Tingkat pendidikan karyawan untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak satu tahun terdiri dari SD, SLTP, SLTA, D1, D2, D3, dan S1. Jumlah hari kerja karyawan tetap dan karyawan kontrak yaitu enam hari kerja efektif dengan satu hari libur. Karyawan tetap yang berada di Departemen BTT
14 dan BTS bekerja mulai pukul 06.00 sampai 14.00 WIB dengan 1 jam istirahat yaitu pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, sedangkan karyawan tetap dan kontrak yang berada di Departemen Pemasaran Wisata, Food and Beverage, Keuangan Umum dan Administrasi, serta Penjualan bekerja mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dengan 1 jam istirahat, yaitu pukul 12.00 sampai 13.00 WIB. Total jam kerja semua karyawan tetap dan kontrak adalah 7 jam, sedangkan untuk KHL di Departemen BTT dan BTS total jam bekerja adalah 6 jam, yaitu mulai pukul 06.00 sampai 12.30 WIB dengan ½ jam istirahat yaitu pukul 09.00 sampai 09.30 WIB. Setiap karyawan tetap dan kontrak yang bekerja memiliki daftar hadir yang harus dichecklock ketika masuk dan keluar perusahaan. Daftar hadir tersebut dibuat oleh bagian personalia. Gaji karyawan tetap dan kontrak satu tahun dibayar pada akhir bulan, sedangkan untuk karyawan kontrak tiga bulan dan KHL setiap jumat pagi. Sistem penggajian, karyawan tetap dan kontrak satu tahun dibagi menjadi dua golongan, yaitu karyawan non grade dan grade. Grade dibagi lagi menjadi enam grade dan dalam setiap grade ada enam kelompok. Sistem penggajian untuk KHL berdasarkan kehadiran, sedangkan karyawan borongan sistem penggajian berdasarkan prestasi kerja yang didapat. Gaji karyawan dibagi menjadi dua, yaitu gaji pokok dan service. Adanya gaji service disebabkan perusahaan bergerak dibidang jasa yaitu agrowisata. Besarnya gaji service berdasarkan tingkat pendapatan setiap divisi. Karyawan juga mendapat tunjangantunjangan diantaranya tunjangan jabatan sebesar 5% dari gaji pokok, tunjangan masa kerja, dan tunjangan keluarga yang dibatasi hanya untuk tiga anak. Karyawan perusahaan juga mendapat jaminan sosial diantaranya seragam, makan siang karyawan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan kesehatan. Data jumlah karyawan secara keseluruhan untuk Divisi Agrowisata per tanggal 30 April 2009 adalah 62 orang karyawan tetap, 7 orang karyawan kontrak satu tahun, 24 orang karyawan kontrak tiga bulan, dan 129 orang karyawan KHL, sedangkan data jumlah karyawan di Departemen BTT pada bagian kebun apel terdiri dari 1 orang manajer, 2 orang staf administrasi, 1 orang pengawas kebun, 9 orang KHL, dan 6 orang tenaga borongan.
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan
pemeliharaan
yang
dilakukan
oleh
penulis
meliputi
pelengkungan, pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, dan pemanenan. Prestasi kerja penulis, karyawan, dan standar prestasi kerja per HOK tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Prestasi Kerja Penulis, Karyawan, dan Standar Prestasi Kerja Per HOK Kegiatan Pelengkungan Pemupukan Perompesan daun Pemangkasan produksi Pemangkasan ringan Pemanenan
Prestasi Kerja Penulis/HOK (pohon) 30 203 8 11 14 105 kg
Prestasi Kerja Karyawan/HOK (pohon) 30 368 21 19 26 224 kg
Standar Kerja/HOK* (pohon) 50 300 8-10 12 35-40 300 kg
Sumber: Data pengamatan di lapangan, 2009 Keterangan: * Standar yang berlaku di Kusuma Agrowisata
Kegiatan budidaya dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan budidaya pada TBM dan TM. Kegiatan budidaya TBM dan TM secara berurutan dan waktu pelaksanaan pada tiap umur tanaman tertentu dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kegiatan Budidaya Apel dan Umur Tanaman Kegiatan Budidaya Apel TBM - Pemupukan kompos - Pemupukan ZA - Pemangkasan bentuk - Pelengkungan - Pemupukan dolomit - Pemupukan daun - Pengendalian HPT TM - Pemupukan kompos - Pemupukan NPK - Pemupukan ZK - Pemupukan MKP
1
2
3
v v v v v v v v v v v v v v v v v
4
5
Umur Tanaman 6 7 8 9 10
11
12
v v v v
v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
16 Tabel 3. Lanjutan. Kegiatan Budidaya Apel
1
2 3
- Pemberian dolomit - Pemupukan daun - Pemupukan buah - Pemberian ZPT - Perompesan daun - Pemangkasan produksi - Pemangkasan ringan - Pemangkasan berat - Panen dan pasca panen - Pengendalian HPT
Umur Tanaman (tahun) 4 5 6 7 8 9 10 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
11 v v v v v v v v v
12 v v v v v v v v v v
Keterangan: ZPT: Zat Pengatur Tumbuh HPT: Hama dan Penyakit Tanaman
Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pemangkasan Bentuk Pemangkasan bentuk pada TBM umur 1 tahun dilakukan setinggi 80 cm dari tanah dan memotong cabang-cabang yang tumbuh di bawah ketinggian 60 cm dari permukaan tanah. Pemangkasan bentuk mempertahankan 2-3 cabang primer dan membuang cabang primer lain pada batang utama. Tujuan pemangkasan bentuk pada bibit ini untuk membentuk tanaman yang rendah atau perdu. Pemupukan Pemupukan TBM terdiri dari organik dan anorganik. Kegiatan yang dilakukan penulis hanya pemupukan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kompos yang dibuat dari kotoran sapi. Pemupukan organik dilakukan satu kali dalam setahun. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk ZA. Pemupukan anorganik dilakukan satu kali dalam setahun. Kegiatan “persipuk” yaitu persiapan pemupukan dengan cara membuat alur berbentuk persegi sebatas tajuk tanaman dengan kedalaman 20 cm. Kegiatan ini dilakukan sebelum pemupukan. Jenis dan dosis pupuk anorganik pada setiap umur tanaman TBM dapat dilihat pada Tabel 4.
17 Tabel 4. Jenis dan Dosis Pupuk ZA pada Setiap Umur TBM Umur Tanaman (tahun) TBM 1 TBM 2 TBM 3 TBM 4
Jenis Pupuk ZA ZA ZA ZA
Dosis/Tanaman (g) 100 200 300 300
Sumber: Pengamatan di lapangan, Maret 2009
Pelengkungan Pelengkungan cabang (Gambar 1) dilakukan penulis pada TBM yang berumur tiga tahun dengan cara melengkungkan tunas-tunas vegetatif yang panjang sejajar permukaan tanah, tetapi sebelum dilakukan pelengkungan, daun digugurkan terlebih dahulu. Pelengkungan dibuat sejajar permukaan tanah agar pertumbuhan tunas lateral merata sepanjang cabang. Tujuan dari pelengkungan ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas lateral yang akan muncul lebih banyak bunga di sepanjang cabang yang dilengkungkan (Gambar 1), membentuk pohon menjadi lebih pendek karena untuk memudahkan pemetikan bagi pengunjung dan juga untuk pengaturan letak cabang. Menurut Janick (1972) pelengkungan dapat mengurangi pertumbuhan tanaman dan meningkatkan pembungaan. Pelengkungan dilakukan dengan cara mengikat batang utama tanaman apel dengan tali rafia kemudian tali rafia ditarik ke arah cabang yang akan dilekungkan dan selanjutnya diikat longgar pada bagian tengah cabang. Pelengkungan tidak bertumpuk-tumpuk pada satu sisi tetapi mengarah pada sisi yang kosong. Pelengkungan pohon apel ini dilakukan hingga tanaman apel berumur lima tahun. Penulis agak sulit melakukan kegiatan pelengkungan cabang karena cabang tersebut mudah patah sehingga agar tidak mudah patah, cabang tersebut dilenturkan terlebih dahulu. Prestasi kerja pelengkungan penulis dan pekerja masih dibawah standar kerja (Tabel 2). Hal ini dikarenakan kegiatan pelengkungan memerlukan keterampilan agar cabang tidak patah.
18
b
a
Gambar 1. Pelengkungan Cabang Apel; (a) Pohon Apel yang Dilengkung, (b) Tunas Lateral pada Cabang Pengendalian Hama dan Penyakit Penyakit yang menyerang TBM diantaranya embun tepung dan bercak daun. Hama yang banyak menyerang adalah kutu hijau, thrips, kutu sisik, cambuk merah, cambuk hitam, dan ulat grayak. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Pemupukan Kegiatan pemupukan TM terdiri dari dua macam, yaitu pemupukan organik dan pemupukan anorganik akan tetapi kegiatan yang dilakukan penulis hanya pemupukan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah kompos dan pemupukan dilakukan satu kali dalam setahun. Dosis yang diberikan sebanyak 40 kg per tanaman. Pemupukan anorganik pada TM dilakukan satu kali dalam satu periode panen (satu periode panen 4.5 sampai 5 bulan) yaitu dilakukan sebelum perompesan. Jenis pupuk anorganik yang digunakan pada umur 5 tahun dan lebih adalah NPK 15-15-15 dengan dosis 500 g per tanaman. Cara pemupukan TM sama dengan cara pemupukan TBM. Pemupukan pada pohon apel dapat dilihat pada Gambar 2. Prestasi kerja pemupukan penulis masih kurang dari standar kerja, sedangkan untuk karyawan sudah diatas standar kerja (Tabel 2).
19
a
b
Gambar 2. Pemupukan pada Pohon Apel; (a) Pupuk ditebar dalam alur persegi, (b) Kegiatan Pemupukan NPK Perompesan Daun Perompesan daun adalah merontokkan daun dengan tangan sebatas mata tunas yang produktif, sehingga menyisakan daun ¼ sampai ¾ dari panjang tunas untuk efisiensi waktu bekerja. Pohon yang telah dirompes dapat dilihat pada Gambar 3. Tujuan perompesan di Kusuma Agrowisata adalah untuk menentukan waktu panen tiap blok karena waktu panen di Kusuma Agrowisata dihitung sejak perompesan daun. Menurut Romlawati (1999) perompesan daun dilakukan untuk mematahkan masa dormansi dari mata tunas karena daun merupakan tempat yang paling peka untuk mensintesis zat penyebab dorman.
Gambar 3. Pohon Apel Telah Dirompes Menentukan
waktu
rompes
diperlukan
karena
merupakan
kunci
keberhasilan terjadinya pembungaan pada pohon apel. Perompesan dilakukan pada mata tunas yang telah masak. Ciri-ciri mata tunas yang telah masak adalah
20 bila ditekan akan terasa keras dan padat, pertumbuhan vegetatif berhenti, sebagian besar daun telah tua dan mudah rontok. Prestasi kerja perompesan penulis dan karyawan sudah memenuhi standar kerja (Tabel 2). Pemangkasan Pemangkasan pohon apel TM terdiri dari pemangkasan produksi, pemangkasan ringan, dan pemangkasan berat. Pemangkasan produksi dilakukan secara teratur yaitu pada saat sesudah perompesan. Tujuan pemangkasan produksi adalah untuk mendapatkan kualitas bunga dan buah yang baik sehingga diperoleh produksi buah yang stabil, membentuk cabang yang efisien, dan mengurangi cabang yang tidak efisien agar sinar matahari mudah masuk. Prestasi kerja pemangkasan produksi penulis sudah mendekati standar kerja, sedangkan untuk karyawan sudah diatas standar kerja (Tabel 2). Pemangkasan ringan (wiwil) dilakukan menjelang panen. Pemangkasan ringan bertujuan untuk mengurangi ranting-ranting yang berhimpitan dan tunastunas air agar sirkulasi udara lancar dan sinar matahari mudah masuk di antara ranting-ranting pohon. Pemangkasan ringan dilakukan pada beberapa jenis cabang, yaitu cabang balik adalah cabang yang arah pertumbuhan batangnya ke arah dalam tajuk tanaman, cabang tumpang yaitu cabang yang tumbuh saling tumpang tindih satu sama lain, dan cabang cacing yaitu cabang yang tumbuh kurus dan letaknya tidak beraturan. Prestasi kerja pemangkasan ringan penulis dan karyawan masih di bawah standar kerja (Tabel 2). Pemangkasan berat pada pohon apel TM dilakukan pada cabang yang sudah tidak tumbuh tunas lagi atau cabang yang sudah tidak produktif lagi, cabang-cabang yang sudah tua, cabang yang terkena penyakit, dan cabang yang bertumpuk. Tujuan pemangkasan berat pada TM adalah untuk meremajakan tanaman agar berproduksi secara maksimal kembali. Kegiatan pemangkasan di Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Gambar 4.
21
Gambar 4. Kegiatan Memangkas Pohon Apel Panen dan Pasca Panen Pemanenan di Kusuma Agrowisata dilakukan oleh pengunjung dengan memetik sendiri dan didampingi oleh seorang pemandu wisata. Apel yang dipetik maksimal dua buah apel. Cara pemetikan yang baik adalah tangan kanan memutar buah, sedangkan tangan kiri memegang tangkainya sehingga ketika dipetik tangkai buah apel tidak ikut terambil. Hal ini untuk menghindari resiko kerusakan pada batang apel. Sisa buah yang tidak dipetik oleh pengunjung akan dipanen oleh pekerja. Prestasi kerja pemanenan penulis dan karyawan masih dibawah standar kerja (Tabel 2). Penanganan pasca panen meliputi sortasi, grading, pengangkutan, penimbangan, dan penyimpanan. Buah dimasukkan ke dalam keranjang plastik 40 kg, selanjutnya sortir buah langsung dilakukan di kebun. Sortir buah dilakukan dengan memisahkan buah yang memiliki kualitas buah yang baik dengan kualitas yang jelek pada keranjang plastik yang berbeda. Kualitas buah yang baik adalah buah yang tidak cacat dan tidak terkena serangan hama dan penyakit kemudian buah dengan kualitas yang baik dibawa ke Departemen Penjualan untuk ditimbang, sedangkan kualitas buah yang jelek dibawa ke industri pengolahan apel atau sebagai pakan hewan. Buah yang dibawa ke Departemen Penjualan selanjutnya dijual di pos penjualan di Departemen Penjualan tersebut. Penyimpanan dilakukan apabila buah belum laku terjual. Penyimpanan buah dilakukan di dalam kotak kontainer pendingin.
22 Pengendalian Hama dan Penyakit Kegiatan pengendalian hama dan penyakit TM terdiri dari dua macam, yaitu penyemprotan dan pengolesan. Penulis hanya melakukan kegiatan pengolesan batang karena kegiatan penyemprotan cukup membahayakan dan kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa melakukan penyemprotan. Penyakit yang menyerang TM diantaranya embun tepung, bercak daun, dan busuk buah, sedangkan hama yang banyak menyerang adalah kutu hijau, thrips, kutu sisik, lalat buah, cambuk merah, cambuk hitam, ulat grayak, dan ulat jengkal. Pengolesan pohon apel atau istilah yang digunakan di Kusuma Agrowisata adalah penyaputan, dilakukan pada batang pohon apel yang terkena penyakit kanker batang, jamur upas, dan jamur akar. Pengolesan dilakukan apabila penyakit kanker batang, jamur upas, dan jamur akar belum begitu parah sehingga dapat mencegah semakin menjalarnya penyakit tersebut ke batang lain bahkan dapat menular ke batang pohon lain. Pengolesan dilakukan dengan menggunakan kuas. Hama dan penyakit serta pestisida yang digunakan secara lengkap di Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hama dan Penyakit serta Pestisida yang Digunakan di Kusuma Agrowisata Hama dan Penyakit Hama Kutu hijau Thrips Kutu sisik Lalat buah Cambuk merah Cambuk hitam Ulat grayak Ulat jengkal Penyakit Embun tepung Bercak daun
Pestisida
Bahan Aktif
Konsentrasi (…/200 l air)
Mospilan 30 EC Marshall 200 EC Mospilan 30 EC Marshall 200 EC Akotion 400 EC Mospilan 30 EC Samite 135 EC Buldok 25 EC Lannate 25 WP Marshall 200 EC Lannate 25 WP
Asetamiprid 30 g/l Karbosulfaktan 200.11 g/l Asetamiprid 30 g/l Karbosulfaktan 200.11 g/l Metidation 400 g/l Asetamiprid 30 g/l Piridaben 135 g/l Beta siflutrin 25 g/l Metomil 25% Karbosulfaktan 200.11 g/l Metomil 25%
150 ml 150 ml 150 ml 150 ml 200 ml 150 ml 250 ml 150 ml 150 g 150 ml 150 g
Antracol 70 WP Polycom 70 WG Antracol 70 WP Dithane M-45
Propineb 70% Metiram 70% Propineb 70% Mankozeb 80%
400 g 300 g 400 g 500 g
23 Tabel 5. Lanjutan. Hama dan Penyakit Bercak daun Busuk buah Kanker batang
Pestisida Rubigan 120 EC Antracol 70 WP Dithane M-45 Score 250 EC Nordox 56 WP Bucali
Bahan Aktif Fenarimol 120 g/l Propineb 70% Mankozeb 80% Difenokonazol 250 g/l Tembaga.oksida.56% Sulfur 15%
Konsentrasi (…/200 l air) 50 ml 400 g 500 g 50 ml 2 g* 3-6 ml*
Sumber: Data pengamatan di lapangan, 2009 * Dicampur dengan 1 l air
Pengolesan tanaman dilakukan penulis pada waktu pemangkasan pohon. Apabila kondisi tanaman yang terserang oleh penyakit kanker batang, jamur upas, dan jamur akar tersebut telah kronis maka bagian tanaman yang terserang tersebut harus dipotong dan dibuang jauh dari tanaman yang sehat kemudian bekas potongan pada batang harus diolesi oleh Nordox agar tidak menimbulkan penyakit akibat pelukaan pada batang. Batang tanaman apel (bagian yang dilingkari) telah diolesi Nordox dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Batang Apel Telah Diolesi Nordox Pengolahan Pasca Panen Pengolahan pasca panen di Kusuma Agrowisata dilakukan oleh Divisi Agroindustri. Produk yang dihasilkan oleh Divisi Agroindustri adalah produk olahan apel terdiri dari jenang apel, sari buah apel, cuka apel, dan cider apel. Proses pengolahan tersebut telah menggunakan tenaga mesin. Buah apel yang digunakan sebagai bahan baku adalah buah apel yang masuk dalam kategori buah
24 yang berukuran kecil. Buah apel berasal dari kebun sendiri milik Kusuma Agrowisata dan jika dari kebun sendiri jumlahnya belum mencukupi, maka Kusuma Agrowisata membelinya langsung dari petani. Buah apel yang digunakan tidak boleh mengalami memar yang sifatnya basah pada permukaan kulit apel dan memiliki diameter minimal 5 cm. Jenang apel Kusuma Agrowisata dibuat sejak tahun 1994. Jenang apel yang diproduksi terdiri dari dua jenis, yaitu jenang apel Manalagi dan Rome Beauty. Setiap kali produksi membutuhkan buah apel Manalagi segar sebanyak 1 ton dan menghasilkan sebanyak 500 kg bubur apel, kemudian diproses menjadi jenang apel sebanyak 300 kg. Proses memasak jenang apel di dalam tangki pengolah membutuhkan waktu selama 6 jam. Jenang apel didinginkan dulu selama semalam kemudian setelah dingin baru dicetak dan dibungkus dengan plastik. Jenang apel yang telah dibungkus plastik dimasukkan ke dalam kotak kemasan. Jenang apel memiliki masa kadaluarsa enam bulan setelah produksi. Produk jenang apel dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Jenang Apel Rome Beauty Kusuma Agrowisata adalah produsen pertama dalam pembuatan sari buah apel. Sari buah apel pertama kali dibuat pada tahun 1996. Sari Buah apel terdiri dari dua kemasan yaitu kemasan wadah dan kemasan botol 500 ml (Gambar 7). Kemasan wadah terdiri dari dua ukuran yaitu gelas 190 ml dan 220 ml. Sari buah tidak hanya apel tetapi juga sari buah jambu, nanas, jeruk, dan stroberi. Setiap 1 ton buah apel menghasilkan 400 l sari buah apel. Semakin panas suhu pada sari
25 buah apel akan semakin baik karena mikroba yang terkandung dalam sari buah akan mati akan tetapi disesuaikan dengan sifat kemasan agar pada saat pengisian tidak terjadi kerusakan pada kemasan.
a
b
Gambar 7. Produk Olahan Apel; (a) Sari Buah Apel dalam Wadah, (b) Sari Buah dalam Botol Kusuma Agrowisata menjadi pelopor dalam pembuatan cuka apel. Cuka dan cider apel terbuat dari 100 kg buah apel dan 100 kg gula yang selanjutnya diolah menjadi sari buah apel kemudian sari buah apel tersebut difermentasikan. Cuka apel difermentasikan selama tiga bulan, sedangkan cider apel lebih cepat yaitu selama satu bulan. Semakin lama proses fermentasi dilakukan maka kejernihan dan aromanya akan semakin bagus. Cuka dan cider apel memiliki masa kadaluarsa dua tahun tetapi sebenarnya cuka dan cider apel tidak perlu ditentukan masa kadaluarsanya karena semakin lama disimpan, aroma dan rasanya semakin baik. Cuka dan cider apel dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Cuka dan Cider Apel
26 Sistem Kerja Departemen BTT dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi staf administrasi dan pengawas kebun. Manajer BTT memiliki tugas yaitu melakukan perencanaan dan pelaksanaan dalam kegiatan operasional dan administrasi budidaya apel, membuat jadwal kerja selama satu tahun dalam budidaya apel, merencanakan jadwal lokasi petik, serta melakukan koordinasi dan membagi tugas kepada karyawannya disertai dengan bimbingan dan pengarahan. Setiap tahun manajer membuat laporan kinerja budidaya tanaman apel. Staf administrasi memiliki tugas membuat laporan gaji karyawan setiap minggu, menerima, memeriksa, dan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran barang, dan membukukan barang-barang inventaris. Staf administrasi memiliki tugas menyiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk bekerja. Pengawas kebun memiliki tugas memeriksa kelengkapan bahan dan alat yang akan digunakan, memberikan pengarahan dan pembagian tugas kepada karyawan harian lepas setiap pagi sebelum bekerja, serta mengawasi kerja karyawan harian lepas, dan mengamati kondisi kebun jika ada perlakuan seperti pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemasaran Wisata Sistem Pemasaran Wisata Penawaran yang dilakukan oleh Departemen Pemasaran Wisata terdiri dari penawaran langsung dan penawaran tidak langsung. Penawaran langsung dilakukan dengan mendatangi lokasi, yaitu instansi pemerintah atau swasta, lembaga pendidikan mulai dari playgroup hingga perguruan tinggi, perbankan, dan biro perjalanan. Penawaran tidak langsung dilakukan dengan faksimile, direct mailing, website, dan promosi melalui media elektronik maupun media cetak. Media elektronik untuk sarana promosi diantaranya melalui televisi dan radio. Teknik Pemasaran Pengunjung dapat menanyakan jenis-jenis paket wisata melalui telepon atau pihak pemasaran wisata akan mengirimkan keterangan paket wisata yang
27 ditawarkan melalui faksimile. Jika pengunjung ingin memesan paket wisata, maka pemesanan dapat dilakukan melalui telepon dan faksimile setelah adanya kesepakatan paket yang dipesan, tanggal, dan jam kedatangan maka pihak pemasaran wisata akan membuat surat persetujuan yang kemudian akan dikirimkan melalui faksimile kepada pemesan. Paket Wisata dan Cara Pembayaran Paket yang ditawarkan oleh Departemen Pemasaran Wisata ini terdiri dari paket Agro Apel, paket Agro Stroberi, paket Eksklusif, dan paket Outbond. Harga paket Agro Apel dan Agro Stroberi dibedakan antara weekday dan weekend. Kedua paket ini lebih banyak ditawarkan untuk keluarga. Paket Eksklusif terdiri dari paket edukatif dan ekstrakurikuler Biologi. Sasaran dari paket edukatif ini adalah untuk lembaga pendidikan mulai dari SMP hingga perguruan tinggi, sedangkan untuk ekstrakurikuler Biologi adalah untuk playgroup dan SD. Paket edukatif menawarkan seminar dengan memilih salah satu tema, yang terdiri dari prospek agribisnis, budidaya hidroponik, budidaya apel, dan budidaya jeruk. Materi
seminar
ini
dipresentasikan
oleh
pihak
Kusuma
Agrowisata.
Ekstrakurikuler Biologi dibuat dalam bentuk presentasi budidaya hidroponik disertai dengan praktek di lapangan. Cara pembayaran dilakukan dengan transfer. Uang muka dapat dibayar terlebih dahulu. Pembayaran uang muka minimal lima hari sebelum kunjungan sebesar 50% dari total harga kesepakatan dan bukti transfer dikirimkan melalui faksimile. Apabila grup pemesan tidak datang dan tidak ada pemberitahuan satu hari sebelum hari kedatangan maka uang muka tidak dikembalikan. Kemampuan Pemasaran Wisata Menyediakan Produk Kemampuan menyediakan produk oleh Departemen Pemasaran Wisata tidak terlepas dari kerjasama dengan Departemen BTT. Departemen Pemasaran Wisata akan mendapat informasi setiap bulannya dari Departemen BTT mengenai rencana blok pemetikan dan kapasitas pengunjung yang dapat ditampung oleh blok pemetikan tersebut selanjutnya disampaikan kepada bagian pemandu wisata. Informasi rencana blok pemetikan tersebut harus selalu disampaikan dari
28 Departemen BTT kepada Departemen Pemasaran Wisata agar tidak terjadi kesalahan lokasi petik. Kendala yang Dihadapi Departemen Pemasaran Wisata Kendala yang dihadapi dalam pemasaran ini berasal dari faktor internal. Kendala berasal dari faktor internal diantaranya persediaan apel yang tidak banyak untuk dipetik dan kadang-kadang harus dialihkan ke pemetikan buah yang lain seperti petik jeruk, stroberi, dan jambu padahal pengunjung yang datang ke Kusuma Agrowisata lebih menginginkan petik apel selain itu adanya pelayanan yang tidak memuaskan.
Pemasaran Produk Segar Sistem Pemasaran Produk Segar Sistem pemasaran yang dilakukan oleh Departemen Penjualan adalah menyuplai produk sayur dan buah-buahan ke pasar swalayan, hotel, restoran, kafe, dan
pasar
buah.
Departemen
Penjualan
dalam
menyuplai
produknya
menggunakan sistem putus. Sistem putus adalah pemenuhan barang sesuai dengan permintaan konsumen kemudian barang langsung diseleksi di tempat dan produk yang tidak memenuhi syarat dikembalikan. Produk yang dikembalikan adalah barang cacat dan tidak memenuhi kualitas sebelumnya sistem yang digunakan adalah sistem konsinyasi yaitu pemenuhan barang sesuai dengan kemampuan penyuplai dan tidak perlu sesuai dengan permintaan kemudian apabila barang tersebut tidak laku untuk dijual maka akan dikembalikan. Sistem konsinyasi ini tidak cocok diterapkan pada penjualan produk pertanian karena kondisi barang yang dikembalikan sudah dalam keadaan tidak bagus lagi oleh karena itu pihak Kusuma Agrowisata menggantinya dengan sistem putus. Teknik Pemasaran Produk Segar Pemesanan barang oleh toko dilakukan baik melalui faksimile maupun telepon. Pemesanan paling lambat dua hari sebelum barang dikirim. Barangbarang yang dipesan akan dimasukkan ke dalam daftar permintaan barang oleh bagian administrasi. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan mobil box. Proses selama pengiriman barang diawasi oleh seorang karyawan penjualan dan
29 karyawan penjualan tersebut membawa faktur penjualan untuk ditandatangani oleh pihak toko sebagai bukti barang telah diterima oleh toko. Barang yang dikirim untuk supermarket diterima oleh bagian loading dock kemudian barang diseleksi. Barang yang tidak memenuhi kualitas akan dikembalikan. Barang yang dikembalikan tersebut akan dijual di pos penjualan. Jenis Produk yang Dipasarkan Kusuma Agrowisata tidak hanya menyediakan produk yang dihasilkan sendiri tetapi juga menyediakan produk yang dibeli dari petani, tengkulak, dan pedagang pengepul. Produk yang dihasilkan dari Kusuma Agrowisata terdiri dari apel Manalagi, apel Rome Beauty, apel Anna Harga apel yang dibeli dari petani untuk semua jenis adalah Rp.2 500,00-3.000,00/kg, sedangkan untuk apel yang masuk dalam kategori buah berukuran kecil dihargai Rp.500,00-1.000,00/kg. Jika produk dari petani masih belum mencukupi maka Kusuma Agrowisata akan membeli produk dari tengkulak. Harga beli apel Manalagi dan Rome Beauty di tengkulak yaitu Rp.9 000,00-12 000,00/kg. Harga Jual dan Cara Pembayaran Apel yang dikirim ke pasar swalayan dipisahkan berdasarkan grade A, B, dan C. Harga jual dipisahkan berdasarkan grade apel. Syarat kualitas untuk apel adalah tidak ada cacat, warna cerah, tidak berlubang dan mempunyai tingkat kecerahan tertentu untuk masing-masing varietas apel. Apel Rome Beauty dan Anna memiliki warna merah, sedangkan apel Manalagi memiliki warna hijau atau belum menguning. Buah apel grade A, B, dan C selanjutnya dikemas dengan kemasan plastik khusus dan dikirim ke pasar swalayan. Daerah Malang sistem pembayaran dilakukan secara tunai, sedangkan untuk daerah Surabaya sistem pembayaran dilakukan secara kredit. Pembayaran secara kredit lunas setelah satu bulan. Pembayaran oleh pasar swalayan baru bisa dilakukan setelah adanya faktur yang telah ditandatangani oleh pihak pasar swalayan.
30 Kemampuan Perusahaan Menyediakan Produk Segar Kusuma Agrowisata lebih mengutamakan penjualan produk sendiri tetapi selain itu menjalin hubungan kemitraan dengan petani. Petani yang dibina tersebut diberi modal oleh Kusuma Agrowisata selanjutnya produk yang dihasilkan petani dibeli oleh Kusuma Agrowisata. Petani binaan Kusuma Agrowisata diantaranya petani sayuran organik yang ada di daerah Batu, petani apel Manalagi di daerah Pujon, petani apel Rome Beauty di daerah Nongkojajar. Produk yang dibeli dari petani menggunakan sistem tebas. Sistem tebas yaitu semua produk yang dihasilkan petani dibeli oleh Kusuma Agrowisata tanpa diseleksi produknya. Kendala yang Dihadapi Kendala yang dihadapi oleh Departemen Penjualan ini adalah banyaknya persaingan dari penyuplai lainnya sehingga harus memiliki upaya inovasi terus menerus terhadap produk yang ditawarkan, diantaranya memperhatikan nilai kemasan dan kegunaan dari produk tersebut kemudian mempertahankan kualitas dan keamanan produk.
Masalah Pengelolaan Budidaya Apel Masalah pengelolaan budidaya apel yang ditemukan selama kegiatan magang adalah pemangkasan ringan yang dilakukan belum optimal karena masih terdapat cabang yang memiliki daun yang rimbun sehingga buah tidak bisa menerima sinar matahari secara maksimal. Menurut Dennis (2003) varietas, beban tanaman, dan cahaya matahari memiliki peran yang penting dalam menentukan ukuran buah. Pengendalian hama dan penyakit belum optimal sehingga masih adanya hama dan penyakit seperti lalat buah, ulat jengkal, dan busuk buah yang mempengaruhi pertumbuhan buah sehingga buah yang dihasilkan kualitasnya menjadi rendah. Perompesan di Kusuma Agrowisata dilakukan tidak pada saat yang tepat yaitu kurang dari satu bulan setelah panen untuk mengejar kebutuhan panen. Perompesan seharusnya dilakukan satu bulan setelah panen. Menurut Kusumo (1974) perompesan daun harus dilakukan tepat waktu yaitu satu bulan setelah panen pada saat tunas telah padat agar menghasilkan banyak bunga.
31 Identifikasi Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Generatif Pemotongan dendrogram pada jarak 8.88, membentuk dua gerombol, yaitu: I. Gabungan apel Manalagi, Rome Beauty, dan Wanglin, II. Apel Anna (Gambar 9). Apel Manalagi, Rome Beauty, dan Wanglin memiliki kedekatan hubungan kekerabatan yang tinggi pada jarak euclidius 4.179 yang disatukan oleh kemiripan ciri ukuran buah besar, tekstur liat, warna dasar kulit buah hijau, daging buah keras, aroma dan rasa enak, warna daging buah putih, kulit buah tebal, dan warna bunga putih. Menurut Yunianti et al. (2007) kemiripan antar objek dapat diukur dengan menggunakan jarak euclidius. Semakin kecil jarak euclidius antar dua genotip pada cabai, semakin mirip genotip tersebut satu sama lain. Perbedaan antara apel Manalagi dengan Rome Beauty dan Wanglin adalah waktu rompes sampai bunga mekar dan waktu rompes sampai buah matang (Lampiran 11). Apel Manalagi memiliki waktu rompes sampai bunga mekar 29 hari. Menurut Soelarso (1997) apel Rome Beauty dan Wanglin memiliki waktu rompes sampai bunga mekar 37-41 hari. Menurut Romlawati (1999) apel Rome Beauty dan Wanglin memiliki waktu rompes sampai buah matang 150-165 hari, sedangkan apel Manalagi memiliki waktu rompes sampai buah matang 142.5 hari.
Manalagi
Rome Beauty
Wanglin
Anna
0.00
4.44
8.88
13.32
Jarak euclidius Gambar 9. Dendrogram Apel Manalagi, Rome Beauty, Wanglin, dan Anna Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Generatif
32 Identifikasi Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif Pemotongan dendrogram pada jarak 9.18, membentuk dua gerombol, yaitu: I. Gabungan apel Manalagi, Rome Beauty, dan Wanglin, II. Apel Anna (Gambar 10). Apel Manalagi, Rome Beauty, dan Wanglin memiliki kedekatan hubungan kekerabatan yang tinggi pada jarak euclidius 5.887. Apel Manalagi dengan Rome Beauty disatukan oleh kemiripan bentuk tajuk pohon menyebar, ujung daun bentuk gigi taring, warna daun hijau tua, ukuran buah besar, bentuk buah pipih, tekstur liat, warna dasar kulit buah hijau, daging buah keras, aroma dan rasa enak, warna daging buah putih, kulit buah tebal, dan warna bunga putih. Apel Manalagi dengan Wanglin disatukan oleh kemiripan bentuk ujung daun gigi taring, bentuk pangkal daun membulat, permukaan daun halus, ukuran buah besar, tekstur liat, warna dasar kulit buah hijau, daging buah keras, aroma dan rasa enak, warna daging buah putih, kulit buah tebal, dan warna bunga putih. Apel Manalagi dengan Anna disatukan oleh kemiripan ciri permukaan daun halus dan ukuran buah besar (Lampiran 11).
Manalagi
Rome Beauty
Wanglin
Anna 0.00
4.59
9.18
13.76
Jarak euclidius Gambar 10. Dendrogram Apel Manalagi, Rome Beauty, Wanglin, dan Anna Berdasarkan Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif
33 Taksasi Buah Apel Persiapan menjelang panen yang dilakukan adalah kegiatan taksasi buah. Taksasi buah adalah kegiatan penghitungan jumlah buah dengan pengambilan pohon contoh menggunakan teknik sampling 3x3 (Lampiran 12). Taksasi buah dilakukan untuk mengetahui jumlah buah yang dapat dipetik oleh pengunjung wisata sehingga dapat diketahui kapasitas suatu blok untuk menampung sejumlah pengunjung wisata. Data hasil penghitungan taksasi buah apel pada tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat pada Tabel 6. Total produksi dalam satu tahun panen apel pada blok C2 sebesar 11 054 buah per bloknya tetapi produksi panen pertama dengan panen kedua mengalami penurunan pada blok tersebut, hal tersebut disebabkan oleh faktor hujan pada saat berbunga. Pada tahun 2009, saat blok C2 berbunga tepatnya pada bulan Maret 2009 terjadi hujan akibatnya banyak bunga yang mengalami kerontokan sehingga produksi buah per pohonnya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Menurut Yuniastuti et al. (1987) hujan yang jatuh menimpa bunga yang sedang mekar dapat menyebabkan penyerbukan tidak sempurna atau gagal dan dapat menyebabkan absisi bunga maupun buah sehingga banyak yang rontok. Tabel 6. Data Hasil Penghitungan Taksasi Buah Apel Tahun 2008 dan 2009 di Kusuma Agrowisata Tahun
Blok
Σ TM
Panen 1 (2008) Panen 2* (2009)
C1 C2 E5 C2
227 189 97 163
Σ Pohon Contoh 21 23 22 36
Σ Buah Contoh 1 373 1 133 703 431
Rata-Rata Σ Buah/Pohon 65 ± 44 49 ± 31 31 ± 29 11 ± 5
Total Buah/Blok 14 755 9 261 3 007 1 793
Sumber: *Data pengamatan di lapangan, 2009 Keterangan : TM: Tanaman Menghasilkan Angka merupakan rata-rata ± standar deviasi
Selain hujan faktor lainnya adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang banyak menyerang adalah ulat jengkal yang menyerang buah ketika masih menjadi pentil. Jumlah pohon pada blok tersebut mengalami penurunan akibat serangan penyakit jamur upas, kanker batang, dan jamur akar. Hal ini juga
34 menjadi penyebab pengurangan produksi buah per bloknya. Jumlah buah per blok di blok C2 lebih sedikit jika dibandingkan dengan blok E5 padahal jumlah pohon blok C2 lebih banyak, selain oleh faktor hujan yang menyebabkan kegagalan fruit set, umur pohon blok C2 masih lebih muda dibandingkan pohon di blok E5 sehingga menyebabkan perbedaan produksi.
Rencana dan Realisasi Panen Apel Setiap blok sebelum dijadikan sebagai blok pemetikan dibuat perencanaan jumlah buah yang dapat dipetik dengan taksasi buah. Selanjutnya data jumlah buah yang telah dipetik pada suatu blok dijadikan sebagai data realisasi. Data rencana dan realisasi pemetikan oleh pengunjung wisata dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rencana dan Realisasi Pemetikan Buah Apel Tahun 2009 Bulan
Blok
Februari
C5 E4 G1 A2 E1
Mei
Rencana Pemetikan Σ Σ Buah Pengunjung (buah) (orang) 1 634 817 7 392 3 696 7 272 3 636 5 462 2 731 2 472 1 236
Realisasi Pemetikan Σ Σ Buah Pengunjung (buah) (orang) 1 418 709 7 410 3 705 1 622 811 4 698 2 349 960 480
Realisasi Σ Buah yang Dipetik (%) 86.78 100.24 22.30 86.01 38.83
Sumber: Data diolah dari laporan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, 2009 Keterangan: Jumlah pengunjung rencana pemetikan didapat dari jumlah buah dibagi dua
Berdasarkan Tabel 7, blok G1 mempunyai persentase realisasi jumlah buah yang dipetik hanya sebesar 22.30%, blok E1 sebesar 38.83%, dan blok C5 dan A2 masing-masing sebesar 86.78% dan 86.01%. Persentase pada blok G1, E1, C5, dan A2 masih dibawah 100%. Faktor disebabkan oleh kerusakan buah dan penurunan jumlah buah setelah dilakukan taksasi buah baik karena faktor hujan maupun hama dan penyakit. Faktor inilah bisa menjadi penyebab gagalnya panen sehingga jumlah yang ditaksir menjadi tidak tepat seperti diungkapkan oleh Kalie (2000) salah satu bentuk kerusakan atau kerugian langsung pada usahatani yang ditimbulkan oleh hama, penyakit, iklim, dan kesuburan lahan adalah gagalnya panen.
35 Blok E4 mempunyai realisasi pemetikan sebesar 100.24%, yaitu realisasi pemetikan buah apel lebih besar dari rencana pemetikan artinya pada blok tersebut tidak mengalami akibat buruk dari faktor hujan maupun hama dan penyakit.
Jumlah Produksi Apel Produksi panen buah apel terbagi menjadi dua, yaitu produksi panen untuk wisata dan produksi panen oleh para pekerja. Setiap bulannya produksi panen wisata lebih besar dibandingkan dengan produksi panen pekerja. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan buah diutamakan untuk pengunjung wisata. Jumlah produksi panen terbesar terjadi pada bulan Januari (Tabel 8) karena pada saat setelah perompesan daun yaitu ketika mulai muncul bunga tepatnya pada bulan September hingga Oktober tahun 2008 tidak terjadi hujan sehingga produksi panen lebih tinggi dengan total blok panen sebanyak tujuh blok dan total luas blok adalah 1.37 ha. Tabel 8. Produksi Panen Wisata dan Pekerja Selama Bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei Tahun 2009 untuk Apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin
Bulan
Σ Blok Panen
Total Luas Blok Panen (ha)
Januari Februari Maret April Mei
7 5 8 3 6
1.37 0.94 1.62 0.69 1.57
Panen Wisata (kg) 5 565 2 452 2 680 247 1 774
Produksi Panen Panen Wisata Pekerja (%) (kg) 1 896 74.59 1 239 66.43 844 76.05 99 71.39 63 96.57
Total Panen Panen Pekerja (kg) (%) 25.41 7 461 33.57 3 691 23.95 3 524 346 28.61 3.43 1 837
Sumber: Data kantor Departemen Budidaya Tanaman Tahunan, 2009
Produksi buah terbanyak adalah apel Manalagi karena jumlah pohon terbanyak yang dipanen adalah apel Manalagi sebesar 98.46%, Anna 0.90%, Rome Beauty 0.43%, dan Wanglin 0.20%. Rata-rata persentase panen oleh pengunjung wisata selama lima bulan sebesar 77% dan panen pekerja sebesar 23%. Buah diutamakan untuk panen pengunjung wisata namun buah sisa panen yang masih bagus akan dikirim ke bagian industri pengolahan buah apel untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan
36 sari buah apel, jenang apel, cider, dan cuka apel, sedangkan buah apel yang kualitasnya jelek digunakan sebagai bahan pakan hewan. Kontinuitas panen apel belum dapat dijalankan dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya bulan yang tidak terlaksana kontinuitas panennya seperti tercantum pada Tabel 9, yaitu pada bulan April dengan jumlah hari petik 10 hari dengan total buah sebanyak 434 buah/hari untuk dua blok dengan jumlah TM 261 dan bulan Mei dengan jumlah hari petik 13 hari dengan total buah sebanyak 3.241.buah/hari untuk 4 blok dengan jumlah TM 630. Tabel 9. Produksi Petik oleh Pengunjung Wisata Apel Manalagi Per Hari pada Tiap Blok Selama Satu Kali Panen Tahun 2009 Produksi Buah (Buah)/Hari Bulan
Blok
Luas (ha)
Maret
B4 F1 G1 G2 F3 E5 Total A1 B2 Total A4 E1 F1 A2 Total
0.35 0.10 0.22 0.14 0.08 0.09 0.82 0.24 0.19 0.43 0.34 0.33 0.10 0.16 0.93
April Mei
Σ TM 273 110 252 174 62 97 674 135 126 261 177 112 110 231 630
Rata-Rata Σ Buah/Pohon
Rata-Rata Σ Buah/Luasan Blok
Rata-Rata Σ Buah/ha
2 ± 0.7 5 ± 3.8 3 ± 1.9 6 ± 2.5 66 ± 5.9 26 ± 14.9 108 2 ± 2.0 1± 0 3 6 ± 3.5 3 ± 1.0 10 ± 7.6 4 ± 3.0 23
512 ± 192 574 ± 406 735 ± 503 1 009 ± 401 4 084 ± 363 2 514 ± 1 456 9 428 329 ± 315 105 ± 48 434 952 ± 631 320 ± 122 1 029 ± 846 940 ± 703 3 241
1 463 ± 549 5 740 ± 4 063 3 339 ± 2 285 7 204 ± 2 862 51 050 ± 4 535 27 933 ± 16 177 96 729 1 370 ± 1 313 1 109 ± 507 2 479 2 800 ± 1 855 970 ± 370 10 293 ± 8 455 5 873 ± 4 394 19 936
Σ Hari Petik
Sumber: Data diolah dari Kantor Departemen Pemasaran Wisata, 2009 Keterangan: TM: Tanaman Menghasilkan Angka merupakan rata-rata ± standar deviasi
Kontinuitas yang tidak terlaksana karena adanya hama dan penyakit yang menyerang buah dan banyaknya kegagalan bunga menjadi buah yang dapat dipanen. Kontinuitas panen apel seharusnya berlangsung terus menerus untuk menjaga kepuasan konsumen, jika kontinuitas panen apel belum mencukupi maka pemetikan buah dialihkan ke petik jeruk, stroberi, dan jambu.
2 5 10 8 4 4 33 7 3 10 2 3 3 5 13
37 Kualitas Panen Apel Tiga blok apel Manalagi seperti yang tercantum pada Tabel 10 hanya didominasi oleh grade B dan C. Persentase grade B jauh lebih sedikit dibandingkan dengan grade C. Kualitas buah pada tiga blok apel Manalagi masih tergolong rendah. Menurut Teskey dan Shoemaker (1978) variasi ukuran buah banyak dipengaruhi oleh nutrisi yang diperoleh, penjarangan buah, dan iklim. Berdasarkan nisbah panjang per diameter pada Tabel 10 apel Manalagi mempunyai bentuk buah pipih karena mempunyai nilai kurang dari satu, sedangkan warna yang dimiliki adalah dominan hijau dengan semburat merah sebesar 1.5% dan 2%. Menurut Childers (1973) dan Teskey dan Shoemaker (1978) komposisi kimiawi, sinar matahari, dan genetik adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan warna. Menurut Kays (1999) penampilan buah apel secara keseluruhan berupa ukuran, warna, dan bentuk dipengaruhi kondisi beberapa faktor pada saat pra panen, yaitu faktor biologi (hama dan penyakit), faktor fisiologi (ketidakseimbangan nutrisi), faktor lingkungan (iklim, cuaca, tanah, dan intensitas cahaya), dan genetik. Tabel 10. Persentase Grade B dan C pada Tiga Blok Panen Apel Manalagi Grade*
Bobot/ Σ Diameter Panjang Buah Buah/kg Buah Buah (kg) (cm) (cm) B 0.117 ± 0.008 8-12 6.3 ± 0.15 5.4 ± 0.26 C 0.074 ± 0.011 13-15 5.3 ± 0.30 4.4 ± 0.27 Sumber: Data pengamatan di lapangan, 2009 Keterangan: Angka merupakan rata-rata ± standar deviasi *Kusumo (1974)
Nisbah Panjang/ Diameter 0.857 ± 0.042 0.831 ± 0.021
Warna (%) 1.5 2.0
Σ Buah (%) 12.22 87.77
Waktu Panen Apel Tabel 11 menunjukkan bahwa dalam satu varietas yaitu apel Manalagi, total waktu rompes hingga matang buah berbeda-beda antara satu blok dengan blok lainnya. Blok F1, E1, dan C1 rata-rata waktu rompes sampai panen adalah 147 hari, 141 hari, dan 143 hari tetapi pada A2 mencapai 160.5 hari, sedangkan F3 hanya 121 hari. Menurut hasil penelitian Yuniarti et al. (1991) waktu panen apel Manalagi pada saat nisbah gula/asamnya telah mencapai 58 dan teksturnya sekitar 207 kg/cm² atau pada umur 114 hari sesudah bunga mekar atau sekitar 144 hari setelah perompesan daun. Menurut Ryugo (1988) dan Ferguson et al.
38 (1999) variasi jumlah hari tersebut dapat disebabkan vigor dan umur tanaman, stres air, dan panas lingkungan. Stres air dan suhu tinggi dapat mempercepat pematangan buah. Jumlah nitrogen dalam jumlah besar dapat menyebabkan kematangan buah lebih lambat. Selain itu faktor yang mempengaruhi perkembangan buah adalah posisi buah di pohon, kandungan mineral, dan karbohidrat. Tabel 11. Waktu Bunga dan Panen Sejak Perompesan Daun dan Waktu Bunga Sampai Panen pada Apel Manalagi Blok
Tanggal Rompes
F3 A2 F1 E1 C1
25-26 Nov 08 8-9 Des 08 11-12 Des 08 14-16 Des 08 21-22 Jan 09
Tanggal Berbunga
25 Des 08 7 Jan 09 10 Jan 09 13 Jan 09 20 Feb 09
Tanggal Panen
25-28 Mar 09 16-20 Mei 09 7-8 Mei 09 4-6 Mei 09 12-15 Jun 09
Total Waktu Rompes Sampai Berbunga (hari) 29.5 ± 0.7 29.5 ± 0.7 29.5 ± 0.7 29.0 ± 1.0 29.5 ± 0.7
Total Waktu Berbunga Sampai Panen (hari) 91.5 ± 1.2 131.0 ± 1.5 117.5 ± 0.7 111.0 ± 1.0 113.5 ± 1.2
Total Waktu Rompes Sampai Panen (hari) 121.0 ± 1.3 160.5 ± 1.5 147.0 ± 0.8 141.0 ± 1.2 143.0 ± 1.3
Sumber: Data pengamatan di lapangan, 2009 Keterangan: Angka merupakan rata-rata ± standar deviasi
Pembungaan dan Pembuahan Apel Blok C2 persentase bunga menjadi buah pada enam ranting contoh per pohon sebesar 4%, pada blok E2 sebesar 2%, dan F5 sebesar 16% (Tabel 12). Persentase pada ketiga blok tersebut cukup kecil tetapi menurut Ashari (1995) persentase bunga yang menjadi buah sebanyak 5% sudah cukup baik untuk tanaman apel. Kerontokan bunga dan buah bisa disebabkan oleh kerontokan bunga dan buah secara alami dan oleh hama dan penyakit (Kalie, 2000). Persentase bunga menjadi buah pada blok C2, E2, dan F5 banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu curah hujan, angin, suhu, dan panjang hari. Terjadinya hujan dan banyaknya angin pada saat bunga mekar menjadi faktor penting terjadinya kerontokan bunga yang cukup besar. Pengamatan bunga yang mekar dilakukan pada bulan Maret. Berdasarkan data curah hujan pada bulan Maret 2009, dalam satu bulan curah hujan yang terjadi sebanyak 191 mm. Berdasarkan hasil penelitian Handayani dan Winarno (1985) hujan yang turun
39 pada saat bunga mekar penuh akan mengurangi jumlah bunga yang menjadi calon buah. Hujan yang turun juga dapat mengganggu proses penyerbukan. Proses penyerbukan yang terganggu dapat mengakibatkan gagalnya pembuahan. Kelembaban juga mempengaruhi penyerbukan. Kelembaban pada bulan Maret 2009 yaitu 46-96%. Menurut Ashari (1995) apabila saat pembungaan banyak turun hujan, maka proses penyerbukan akan terganggu. Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi. Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu, aktivitas serangga penyerbuk juga berkurang pada saat kelembaban tinggi. Apabila terjadi kerusakan pada tepung sari dan kepala putik berarti penyerbukan telah gagal. Tabel 12. Persentase Bunga Menjadi Buah Per Pohon pada Apel Manalagi
Blok
Σ Pohon Contoh
Σ Cabang Contoh/ Pohon
Σ Ranting Contoh/ Pohon
C2 E2 F5
10 10 10
3 3 3
6 6 6
Rata-Rata Σ Bunga
87 ± 24 108 ± 32 111 ± 29
Rata-Rata Σ Pentil Buah
Rata-Rata Σ Buah Matang
4±3 3±2 26 ± 19
3±2 2±1 18 ± 14
Rata-Rata Bunga Jadi Buah Matang (%) 4±4 2±1 16 ± 11
Sumber: Data Pengamatan di Lapangan, 2009 Keterangan: Angka merupakan rata-rata ± standar deviasi
Panjang hari dapat mempengaruhi pembungaan pada apel. Tanaman apel merupakan tanaman hari panjang (long day plant) dimana pada daerah subtropis pada saat musim panas, tanaman apel bisa menerima sinar matahari lebih banyak jika dibandingkan ditanam di daerah tropis. Penyinaran yang dibutuhkan tanaman apel untuk berbunga yaitu lebih dari 50% tiap harinya, sedangkan pada bulan Maret 2009 penyinaran matahari 35-68%. Menurut Tromp (1984) pembentukan kuncup bunga pada apel lebih berhasil dilakukan pada 14 jam penyinaran dibandingkan dengan 8 jam. Kusuma Agrowisata menanam lebih dari satu varietas apel dalam satu blok yang terdiri dari Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin. Hal ini dapat mempengaruhi produksi buah apel. Menurut Childers (1973) beberapa varietas apel bersifat self incompatible sehingga lebih banyak menyerbuk silang agar dapat dapat membentuk buah (fruit set) dan agar dapat menyerbuk silang, dalam satu
40 blok ditanam lebih dari satu varietas dan menurut Broothaerts et al. (2004) gejala self incompatible dapat terjadi apabila polen dan putik memiliki S-locus yang sama. Keberhasilan pembungaan belum tentu dapat meningkatkan produktivitas tanaman, sebab gugur buah senantiasa terjadi mulai dari tahap awal pertumbuhan yaitu saat pentil buah hingga buah mencapai tingkat matang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12 yaitu jumlah pentil buah pada blok C2, E2, dan F5 mengalami kerontokan. Bunga dan pentil apel Manalagi dapat dilihat pada Gambar 11. Menurut Handayani (1986) secara umum dianggap bahwa buah yang gugur disebabkan oleh angin atau air hujan, tetapi sebenarnya bila kondisi fisiologi dalam keadaan normal gangguan fisik tidak akan berakibat terlalu parah.
a
b Gambar 11. Bagian Generatif Apel Manalagi; (a) Bunga Apel Manalagi, (b) Pentil Apel Manalagi Diameter buah apel Manalagi pada blok C2, E2, dan F5 terus meningkat
dari 7-11 MSA (Gambar 12). Besar diameter buah apel blok C2 pada awal pengamatan adalah 3.49 cm, blok E2 sebesar 3.53 cm, dan blok F5 sebesar 3.14 cm. Pertumbuhan diameter buah apel blok F5 lebih kecil dibandingkan dengan blok C2 dan E2. Menurut Dennis (2003) pertumbuhan buah dipengaruhi oleh suplai air dan nutrisi dan berbagai faktor yang mempengaruhi fotosintesis seperti suhu rendah, cuaca mendung, dan serangan hama pada daun.
41
6
Diameter Buah (cm)
5 4 3 Blok C2 Blok E2 Blok F5
2 1 0 7
8
9
10
11
Minggu Setelah Antesis (MSA)
Gambar 12. Pertambahan Diameter Buah Apel Manalagi di Blok C2, E2, dan F5 Analisis Kelayakan Usahatani Apel Kusuma Agrowisata adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata dalam bidang pertanian atau yang lebih dikenal sebagai agrowisata. Usahatani budidaya apel dalam bentuk agrowisata memiliki prospek yang cukup baik. Menurut Soekartawi (2006) ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai
ilmu
yang
mempelajari
bagaimana
seseorang
mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Menurut Diawati et al. (2004) analisis usahatani menggunakan komponenkomponen sebagai berikut: 1. Biaya usahatani terdiri dari sewa lahan, biaya investasi, biaya produksi, dan biaya tenaga kerja. Sewa lahan diperhitungkan setiap tahun. Biaya investasi terdiri dari biaya alat-alat pertanian serta bangunan, biaya produksi terdiri dari biaya bahan dasar yang mendukung kelangsungan proses produksi, biaya tenaga kerja terdiri dari biaya manajer kebun, tenaga kerja administrasi, pengawas, harian, dan keamanan. 2. Biaya bibit diperhitungkan tiap tahun karena untuk mengganti bibit atau pohon yang mati.
42 3. Lahan yang digunakan seluas 7 ha dengan jumlah pohon sebanyak 8 000 pohon. 4. Modal yang digunakan berasal dari dana pribadi sehingga tidak ada tingkat suku bunga yang harus dibayarkan. 5. Penerimaan berasal dari modal pribadi dan tiket masuk wisata dengan harga tiket Rp. 28 000,00 per orang dengan petik buah sebanyak dua buah apel. 6. Discount factor (DF) sebesar 17%. 7. Harga yang digunakan dalam analasis kelayakan usahatani berdasarkan hargaharga pada tahun 2009. Rincian biaya produksi analisis kelayakan usahatani apel pada lahan 7 ha dapat dilihat pada Lampiran 13. Kelayakan finansial diuji dengan menggunakan alat ukur dan kriteria yang meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), net B/C, dan payback period. Net Present Value adalah kriteria kelayakan usaha yang dapat diartikan nilai bersih sekarang, yang merupakan selisih penerimaan dengan biaya. Internal Rate of Return adalah untuk mengetahui seberapa besar dana dalam suatu usaha direncanakan yang memungkinkan usaha itu dapat menutup balik modal dan bunga yang dikeluarkan. Net B/C adalah alat ukur tingkat kelayakan usaha dengan membandingkan keuntungan dan biaya dan payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk kembali modal, semakin cepat modal kembali semakin baik. Suatu proyek dinyatakan layak jika nilai NPV lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0). Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0), berarti usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV < 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Kriteria layak atau tidak layak bagi usahatani apabila IRR lebih besar dari discount factor (DF) yang berlaku saat usahatani itu diusahakan. Suatu usahatani dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai net B/C lebih besar atau sama dengan satu (Diawati et al., 2004). Berdasarkan analisis kelayakan usahatani yang dibuat penulis, didapat NPV sebesar 3 262 368 612.02 (NPV>0), IRR sebesar 39% (IRR>DF), net B/C sebesar 3.62 (B/C>1), dan payback period pada tahun ke-5 maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan pada luasan lahan 7 ha (Lampiran 14).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang memberikan pengalaman, kemampuan teknis, dan manajerial dalam pengelolaan budidaya apel. Keberhasilan penulis dalam kegiatan budidaya sebesar 66%. Masalah yang timbul dalam pengelolaan budidaya apel ialah masalah dalam pemangkasan ringan dan pengendalian hama dan penyakit yang belum optimal, dan perompesan daun tidak dilakukan pada saat yang tepat sehingga kualitas buah didominasi grade C. Apel Manalagi dan Rome Beauty memiliki kedekatan hubungan kekerabatan yang paling tinggi dan disatukan oleh kemiripan bentuk tajuk pohon menyebar, ujung daun bentuk gigi taring, warna daun hijau tua, ukuran buah besar, bentuk buah pipih, tekstur liat, warna dasar kulit buah hijau, daging buah keras, aroma dan rasa enak, warna daging buah putih, kulit buah tebal, dan warna bunga putih. Perbedaan Manalagi dengan Rome Beauty adalah waktu rompes sampai bunga mekar dan waktu rompes sampai buah matang. Rencana panen tidak selalu tepat dengan realisasinya. Rata-rata persentase panen oleh pengunjung wisata selama lima bulan sebesar 77% sedangkan panen pekerja sebesar 23%. Panen oleh pengunjung wisata belum dilakukan secara kontinyu pada bulan April dan Mei masing-masing hanya 10 dan 13 hari petik sedangkan pada bulan Maret sudah tercukupi, yaitu jumlah total hari sebanyak 33 hari petik. Tiga blok varietas Manalagi masih memiliki kualitas buah rendah yaitu didominasi oleh grade C. Rata-rata waktu rompes sampai berbunga pada Manalagi 29 hari, berbunga sampai panen 113 hari, dan rompes hingga panen 142.5 hari. Persentase bunga menjadi buah matang cukup kecil, yaitu hanya 16%. Pertumbuhan diameter buah apel pada blok C2, E2, dan F5 terus meningkat tiap minggunya dari 7-11 MSA. Pertumbuhan diameter buah apel pada blok F5 paling kecil. Usahatani apel layak untuk diusahakan pada lahan 7 ha.
44 Saran Kualitas buah perlu ditingkatkan dengan melaksanakan pemangkasan ringan lanjut jika masih terdapat cabang yang daunnya rimbun. Pengendalian hama dan penyakit yang tepat sasaran, dosis, jenis pestisida, dan waktu pengendalian. Perompesan daun sebaiknya tepat pada saat satu bulan setelah panen.
DAFTAR PUSTAKA Aneja, M., T. Gianfagna, E. Ng. 1999. The roles of abscisic acid and ethylene in the abscission and senescence of cocoa flowers. Plant Growth Regulation 27(3):149-155. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 481 hal. Broothaerts, W., I.V. Nerum, J. Keulemans. 2004. Update on and review of the incompatibility (S-) genotypes of apple cultivar. J. Hort. Sci. 39(5):943-947. Childers, N.F. 1973. Modern Fruit Science. Rutgers University. New Jersey. 960 p. Davenport, T.L., R. Nunez-Elisea. 1997. Reproductive physiology, p. 69-145. In R.E Litz (Ed.). The Mango, Botany, Production, and Uses. CAB International. Wallingford, Oxon, UK. Dennis, F. 2003. Flowering, pollination, fruit set, and development, p. 153-164. In D.C. Ferre and I.J. Warrington (Eds.). Apples Botany, Production, and Uses. CAB International.Wallingford, Oxon, UK. Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Ekspor dan impor apel per negara tujuan. http://www.database.deptan.go.id. [22 Desember 2008]. Diawati, H., A. Mulyana, M. Mustofa. 2004. Analisis kelayakan finansial usahatani jeruk Siam di Desa Lebung Batang Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir. J. Agripita. 1(1):30. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Impor buah lebih besar ketimbang ekspor. http://www.tempointeraktif.com. [2 Oktober 2009]. Ferguson, I., R. Volz, A. Woolf. 1999. Preharvest factors affecting physiological disorders of fruit. Postharvest Biol. Technol. (15):255-262. Handayani, S., M. Winarno. 1985. Defoliasi buatan dengan urea dan ethrel pada tanaman apel (Malus sylvestris Mill.). J. Hort. (15):496-500. .1986. Pengaruh alar terhadap pembungaan dan pembuahan tanaman apel (Malus sylvestris Mill.). J. Hort. (18):606-613. IPGRI. 1982. Descriptors for Apple. IPGRI Secretariat. Italy. 49 p. Janick, J. 1972. Horticultural Science. W.H. Freeman and Co. San Francisco. 586 p.
46 Kalie, M.B. 2000. Mengatasi Buah Rontok, Busuk, dan Berulat. Penebar Swadaya. Jakarta. 191 hal. Kays, S.J. 1999. Preharvest factors affecting appearance. Postharvest Biol. Technol. 15(3):233-247. Kusumo, S. 1974. Budidaya Apel. Lembaga Penelitian Hortikultura. Jakarta. 113 hal. Pemerintah Kota Batu. 2010. Sekilas wilayah dan kependudukan Kota Batu. www.kotabatu.go.id. [16 Maret 2010]. Rai, I.N. 2007. Bunga dan gugur buah pada tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) asal biji dan sambungan. J. Agritrop 26(2):66-73. Romlawati, E. 1999. Budidaya dan Pengolahan Apel (Malus domestica Borkh.) di Kusuma Agrowisata, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Laporan Keterampilan Profesi. Jurusan Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 75 hal. Ryugo, K. 1988. Fruit Culture. John Wiley and Sons, Inc. New York. 344 p. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. 110 hal. Soelarso, B. 1997. Budidaya Apel. Kanisius. Yogyakarta. 69 hal. Suhardjo, S.T. Soekarto, A. Surkati. 1990. Perubahan sifat-sifat buah apel Rome Beauty selama di pohon dan penyimpanan pada suhu ruang. J. Penel. Hort. 5(2): 67-83. Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. 175 hal. Teskey, B.J.E, J.S. Shoemaker. 1978. Tree Fruit Production. The Avi Publishing Company, Inc. Connecticut. 409 p. Tromp, J. 1984. Flower bud formation in apple as affected by air and root temperature, air humidity, light intensity, and day length. J. Acta. Hort. 149:39-47 (Abstr.). Verheij, E.W.M., R.E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2 Buah-Buahan yang Dapat Dimakan. (Diterjemahkan dari: Plant Resources of South-East Asia Edible Fruit and Nuts, penerjemah: S. Danimihardja, H. Sutarno, N.W. Utami, D.S.H. Hoesen). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 568 hal. Yulianti, S., Irlansyah, E. Junaedi. 2006. Khasiat dan Manfaat Apel. Agromedia Pustaka. Jakarta. 62 hal.
47
Yunianti, R., S. Sastrosumarjo, S. Sujiprihati. 2007. Ketahanan 22 genotipe cabai (Capsicum spp.) terhadap Phytophthora capsici Leonian dan keragaman genetiknya. Bul. Agron. 35(2):103-111. Yuniarti, Tranggono, Hardiman. 1991. Penentuan saat petik buah apel Manalagi berdasarkan nisbah gula asam dan tekstur. J. Hort. 1(3):1-5. Yuniastuti, S., T. Purbati, S. Purnomo. 1987. Pengaruh konsentrasi dan saat pemberian alar terhadap kerontokan bunga dan buah apel di musim penghujan. J. Penel. Hort. 2(3):12-16.
48
LAMPIRAN
49 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Harian Lepas di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur Tanggal
12 Februari 13 Februari 14 Februari 15 Februari 16 Februari 17 Februari
18 Februari
19 Februari 20 Februari 21 Februari 22 Februari 23 Februari 24 Februari 25 Februari 26 Februari
27 Februari 28 Februari 1 Maret 2 Maret 3 Maret 4 Maret 5 Maret 6 Maret 7 Maret 8 Maret 9 Maret 10 Maret 11 Maret 12 Maret 13 Maret 14 Maret 15 Maret 16 Maret 17 Maret
Kegiatan
Melakukan registrasi Melakukan observasi lapangan Memangkas apel Memupuk apel TM Libur Melakukan.taksasi pohon apel Memanen apel Melakukan.taksasi pohon apel Memangkas apel Melakukan.taksasi pohon apel Mewiwil apel Mewiwil apel Mewiwil apel Merompes apel Libur Merompes apel Merompes apel Memangkas apel Memangkas apel Memangkas apel Melakukan.taksasi pohon apel Memangkas apel Mewiwil apel Mewiwil apel Libur Mewiwil apel Mewiwil apel TBM Memanen jambu Mencabut rumput Memanen jambu Mengikat batang jambu Libur Libur Memupuk apel Mewiwil apel Memanen jambu Memupuk apel TM Memupuk apel TBM Memanen apel Merompes apel Libur Merompes apel Merompes apel Memangkas apel
Lokasi
Personalia Kebun apel
Penulis (1 HOK) -
Prestasi Kerja Karyawan (1 HOK) -
Standar (1 HOK) -
F1-F6,G3
1 phn 10 phn 1329 phn
8 phn 368 phn -
12 phn 300 phn -
B1 D1-D3
103 kg 1056 phn
103 kg 1056 phn
300 kg -
F5 G2
12 phn 206 phn
20 phn 206 phn
12 phn -
D2 D1 E1 F6
22 phn 15 phn 9 phn 22 phn
F6 F6 F6 F6 F6 G2
12 phn 13.5 phn 8 phn 6 phn 8 phn 4 phn 8 phn 4 phn 4 phn 25 phn
35-40 phn 35-40 phn 35-40 phn 8-10 phn 8-10 phn 8-10 phn 12 phn 12 phn 12 phn -
F6 A2 A2
4 phn 7 phn 7 phn
F5 F5
-
A2 B3,C6 Blok 8 Buah naga Blok 8 Blok 8 C6 F1 Blok 8 C5 B3 G1,E5 C5 C5 C5 C5
7 phn 186 phn 53 kg 0.0027 ha 240 kg/5 org 37 phn/4 org 264 phn 21 phn 576 kg/7 org 240 phn 264 phn 150 kg 8 phn 14 phn 12 phn 24 phn
16 phn 22 phn 20 phn 20 phn 20 phn 20 phn 35 phn 35 phn 35 phn 186 phn 1221 kg 0.0054 ha 240 kg/5 org 37 phn/4 org 35 phn 576 kg/7 org 280 kg 22 phn 22 phn 22 phn 24 phn
12 phn 35-40 phn 35-40 phn 35-40 phn 60-80 phn 300 kg 0.02 ha 300 kg 15-20 phn 300 phn 35-40 phn 300 kg 300 phn 300 phn 300 kg 8-10 phn 8-10 phn 8-10 phn 12 phn
50 Lampiran 1. Lanjutan. Tanggal
18 Maret
Kegiatan
Lokasi Penulis (1 HOK) 24 phn 240 kg 6 phn 240 kg 720 kg/8 orang 412 pohon
Prestasi Kerja Karyawan (1 HOK) 24 phn 800 kg 10 phn 857 kg 720 kg/8 orang -
Memangkas apel C5 Memanen jambu Blok 8 Membungkus jambu Blok 8 Memanen jambu Blok 8 20 Maret Memanen jeruk A1-A3 Melakukan taksasi C2-C5 pohon apel 21 Maret Merompes apel 22 phn B1 6 phn 22 Maret Libur 23 Maret Merompes apel 22 phn B1 5 phn 24 Maret Memangkas apel 20 phn B1 9 phn 800 kg/8 org Memanen apel E5 800 kg/8 org 25 Maret Memupuk apel E5 360 phn Taksasi pohon apel E5 63 phn 69 kg 414 kg Memanen apel G2 26 Maret Libur 103 kg 27 Maret Memanen jambu 1046 kg Blok1-4 21 phn 28 Maret Mewiwil apel 21 phn A4 29 Maret Libur 32 phn 30 Maret Mewiwil apel 32 phn A4 221 phn 31 Maret Memupuk apel D3 237 kg/7 org 237 kg/7 org Memanen jambu Blok 8 137 kg 1 April 177 kg Memanen jambu Blok 8 9 phn 2 April 22 phn Merompes apel E4 100 phn 3 April 100 phn Memangkas apel E3 TBM 18 phn 18 phn Memangkas apel E4 10 phn 4 April 20 phn Memangkas apel E4 5 April Libur 12 phn 6 April 20 phn Memangkas apel E4 12 phn 7 April 20 phn Memangkas berat G1 apel 8 April Supervisi oleh dosen 9 April Libur 10 April Libur 11 April Libur 12 April Libur 90 phn/3 org 13 April 90 phn/3 org Melengkung apel E3 12 phn 20 phn Memangkas apel G1 20 phn 14 April 20 phn Memangkas apel G1 Keterangan: Standar yang digunakan adalah standar yang berlaku di kebun HOK : Hari Orang Kerja 1 HOK : 6 jam TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan Org : Orang Phn : Pohon
Standar (1 HOK) 12 phn 300 kg 8-10 phn 300 kg 720 kg/8 orang 8-10 phn 8-10 phn 12 phn 300 kg 300 phn 300 kg 300 kg 35-40 phn 35-40 phn 300 phn 300 kg 300 kg 8-10 phn 50 phn 12 phn 12 phn 12 phn 15 phn 50 phn 12 phn 12 phn
51 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Pendamping Pengawas Kebun di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur
Tanggal
Kegiatan
16 April
Memangkas apel Memotong rumput apel Memangkas apel Memanen apel Memangkas apel Libur Menyiapkan pupuk apel Memangkas apel Memotong rumput apel Menyemprot HPT apel Memangkas apel Memotong rumput apel Menyiapkan pupuk apel Berkunjung ke Balitjastro Memotong rumput apel Memupuk apel Memangkas apel Memanen apel Mengolesi batang apel Memupuk apel Memanen Apel Libur Merompes apel Mencari literatur
17 April 18 April 19 April 20 April
21 April
22 April 23 April
24 April
25 April 26 April 27 April 28 April
Lokasi
G1 A4 G2 A1 G2 A1 G2 B3,B4 A1-A5 G2 C5 A1 Tlekung B4,C2 D1,D2 G2 D1 F2 A1 B2 -
Prestasi Kerja Jumlah KHL Luas Areal yang diawasi yang (orang) Diawasi (ha) 5 0.22 1 0.34 4 0.14 2 0.24 3 0.14 4 0.24 4 0.14 3 0.65 4 1.03 4 0.14 2 0.43 4 0.24 2 0.66 4 0.82 3 0.22 2 0.56 2 0.09 4 0.24 2 0.19 7 0.24 -
A1 Perpustakaan pusat Universitas Brawijaya 29 April Memangkas apel 4 A1 4 Menyemprot HPT apel F5-6 dan G1-G3 2 Memotong rumput apel E1 dan E2 2 Merompes apel C3 30 April Memangkas apel 4 A1 2 Memotong rumput apel E3 dan E4 22 Mei 1 Memangkas apel B2 2 Mewiwil apel F5 dan F6 1 Memotong rumput apel C5 24 Mei Libur 25 Mei 3 Memangkas pohon apel B2 4 Menyemprot HPT apel A,B, dan C 26 Mei 2 Memangkas apel B2 2 Memotong rumput apel C5 dan C6 4 Menyemprot HPT apel D,E,F 27 Mei 3 Memangkas apel B2 F dan G 4 Menyemprot HPT apel C1 2 Memotong rumput apel A2 28 Mei 4 Memangkas apel B1 2 Memotong rumput apel A3 2 Menyiapkan pupuk apel Keterangan: HPT : Hama dan Penyakit Terpadu Balitjastro : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Subtropis
0.24 0.99 0.61 0.24 0.24 0.4 0.19 0.2 0.43 0.19 3.59 0.19 0.67 2.65 0.19 1.36 0.25 0.16 0.12 0.13
Lama Kegiatan (jam) 6 6 6 6
6
5 6
6
6 6 6
6
6 6
6 6
6
6
52 Lampiran 2. Lanjutan.
Tanggal
Kegiatan
29 Mei
Memangkas apel Menyemprot HPT apel Memotong rumput apel Memasang dolomit Memangkas apel Memotong rumput apel Menanam Crotalaria sp Memasang dolomit Memangkas apel Menyemprot HPT apel Menanam Crotalaria sp Memotong rumput apel Mengangkut dolomit Mencari literatur
30 Mei
1 Juni
2 Juni 3 Juni
4 Juni 5 Juni
6 Juni 7 Juni 10 Juni
11 Juni
Memangkas apel Memotong rumput apel Menabur dolomit Berkunjung ke lokasi pembibitan apel Mewiwil apel Memotong rumput apel Menabur dolomit Mewiwil apel Libur Mencari data sekunder
Lokasi
A2 A1, D1, dan D2 G1 dan G2 Gudang dolomit A2 E3 dan G2 C6 Gudang dolomit A2 A,B,C C3 F3 Gudang dolomit Perpustakaan pusat UMM A2 C3 dan A1 C2 dan C6 Bumiaji C2 A5, E4, dan B4 E3 dan G3 C2 Dinas Pertanian Batu dan Badan Pusat Statistik F3 E1 E1 Kantor BTT
Memangkas apel Merompes apel Menyiapkan pupuk apel 12 Juni Mengecek kelengkapan data terakhir dan pamit pulang Keterangan: UMM: Universitas Muhammadiyah Malang Luas areal yang diawasi berdasarkan luasan blok BTT : Budidaya Tanaman Tahunan
Jumlah KHL yang Diawasi (orang) 4 4 2 2 4 2 1 3 3 3 3 2 2 -
Prestasi Kerja Luas Areal yang Diawasi (ha) 0.16 1.06 0.36 0.16 0.47 0.24 0.16 3.59 0.24 0.08 -
4 2 5 -
0.16 0.48 0.55 -
6
3 2 4 3 -
0.31 0.58 0.76 0.31 -
6
4 6 3 -
0.08 0.33 0.33 -
4
Lama Kegiatan (jam) 6
6
6
3
2
6 4
-
53 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 sebagai Karyawan Pemasaran Wisata di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur Tanggal
1 Mei
2 Mei
3 Mei
4 Mei
5 Mei
6 Mei
7 Mei
8 Mei 9 Mei
Kegiatan
Berkenalan dengan manager, karyawan sales call, dan karyawan administrasi pemasaran wisata Menerima materi tentang kinerja pemasaran wisata Mencatat grup yang akan reservasi tempat wisata Mengedarkan event order
Membeli map sebanyak 100 lembar Mengisi map dengan brosur paket wisata untuk presentasi Berdiskusi dengan karyawan sales call Menerima telepon Melayani permintaan reservasi Mengikuti presentasi tentang prospek agribisnis disajikan oleh Ibu Titik dari Klinik Agribisnis dan Agrowisata Melayani permintaan reservasi Berdiskusi dengan karyawan pemasaran wisata Menjaga bagian resepsionis Menerima tamu wisatawan Membuat dokumentasi di kebun apel untuk kegiatan promosi Melayani permintaan reservasi Berdiskusi dengan karyawan pemasaran Melayani permintaan resevasi Berdiskusi dengan karyawan pemasaran Membuat surat persetujuan Mencari data iklim dan curah hujan di Badan Meteorologi dan Geofisika Mengunjungi perpustakaan daerah Batu Melayani permintaan reservasi Mengedarkan event order Berdiskusi dengan karyawan pemasaran Menjadi pemandu wisata
Lamanya Kegiatan (jam) 8
Lokasi
Kantor pemasaran wisata
Ruang pertemuan Anna II Kantor pemasaran wisata
8
Lobby, kantor Food and Beverage, kantor BTT, dan kantor Manager Operational Kantor logistik Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata Alamanda Hall
8
8
Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata Lobby Lobby Kebun apel
8
Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata
8
Kantor pemasaran wisata Kantor pemasaran wisata
8
Kantor pemasaran wisata Karang ploso
Batu 8 8
Kantor pemasaran wisata Lobby dan kantor BTT Kantor pemasaran wisata Kebun apel, kebun stroberi bawah, dan kebun jeruk -
10 Mei Libur Keterangan: Reservasi : Pemesanan tempat wisata Event order : Daftar kebutuhan yang harus disiapkan untuk suatu kegiatan grup yang telah reservasi tempat wisata BTT : Budidaya Tanaman Tahunan
54
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tahun 2009 Sebagai Karyawan Penjualan Di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur Tanggal
Kegiatan
11 Mei Berkenalan dengan manager dan para karyawannya Mendengarkan penjelasan tentang penjualan buah dan sayur oleh supervisor Mencuci kentang 12 Mei Menyusun data penjualan Melayani pembeli yang datang Menyiapkan pesanan jeruk 13 Mei Menyiapkan pengiriman barang ke Bali yaitu wrapping dan membungkus buah dan sayur Mengecek fisik sebelum pengiriman 14 Mei Mengecek barang yang ditolak oleh toko Menjual barang yang ditolak oleh toko Mengecek kebun untuk panen Anna 15 Mei Memanen apel Anna untuk penelitian dosen IPB Menyiapkan pengiriman barang ke Surabaya 16 Mei Menjual barang yang ditolak toko 17 Mei Menjual barang yang ditolak toko Mendengarkan pemberian materi tentang penjualan buah dan sayur oleh bagian logistik 18 Mei Menyiapkan pengiriman ke Bali Mendengarkan penjelasan mengenai manajerial perusahaan Menjual barang yang ditolak oleh toko 19 Mei Libur 20 Mei Libur 21 Mei Libur 23 Mei Mengikuti kegiatan pengiriman barang ke Surabaya
Lamanya Kegiatan (jam) 8
Lokasi
Kantor penjualan Kantor penjualan
8
8
8
8
Kantor penjualan Kantor penjualan Kantor penjualan Kantor penjualan Kantor penjualan
Kantor penjualan Kantor penjualan Kantor penjualan Junggo Junggo Kantor penjualan
8 8
8
8
Kantor penjualan Kantor penjualan Kantor penjualan
Kantor penjualan Kantor Keuangan, Umum, dan Administrasi Kantor penjualan Surabaya bagian barat
55 Lampiran 5. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Agroindustri di Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur Tanggal
8 Juni
9 Juni
Kegiatan
Mendengarkan pengenalan kondisi lapangan oleh supervisor Mendengarkan penjelasan tentang pembuatan sari apel, jenang apel, selai apel, sirup stroberi, dan sirup cocopandan Membungkus jenang apel Membungkus selai apel Melakukan wawancara dengan supervisor Melakukan wawancara dengan Pak Edy Antoro (pemilik perusahaan) Meminta data struktur organisasi dan jobdesk karyawan
Lama Kegiatan (jam) 8
Agroindustri
8
Agroindustri
Lokasi
56
Lampiran 6. Peta Lokasi Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur
Lampiran 7. Data Curah Hujan Kota Batu, Malang, Jawa Timur Selama 11 Tahun Terakhir
Keterangan: * Data hanya sampai 3 bulan BB: Bulan Basah, curah hujan > 100 mm BL: Bulan Lembab, curah hujan 60 mm-100mm BK: Bulan Kering, curah hujan < 60 mm
Berdasarkan tabel tipe iklim menurut Schmidt Ferguson maka dapat diketahui tipe iklim di Kota Batu selama 10 tahun terakhir dengan rumus: Q = Jumlah Rata-Rata Bulan Kering x 100 % = Jumlah Rata-Rata Bulan Basah
5.5 5.6
x 100 % = 98.21 % (Tipe iklim D)
58
Keterangan: Apel Jeruk Jambu Stroberi Buah Naga Kopi
Lampiran 8. Peta Kusuma Agrowisata, Malang, Jawa Timur
Lampiran 9. Peta Areal Wisata Apel Kusuma Agrowisata
Komisaris Utama Anggota Komisaris Penasehat Direksi
Direktur Utama Direktur Operasional
Kepala Biro Pengawasan Intern
Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Kepala Bagian Akuntansi Keuangan
Kepala Bagian Pengadaan
Kepala Bagian Humas
Kepala Biro Direksi
General Manajer Divisi Hotel
General Manajer Divisi Agrowisata
General Manajer Divisi Estat
Manajer Departemen
Manajer Departemen
Manajer Departemen
Lampiran 10. Struktur Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan
General Manajer Divisi Agroindustri
Manajer Departemen
61 Lampiran 11. Scoring Ciri Morfologi Bagian Vegetatif dan Generatif Apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin Morfologi Vegetatif
Karakter Morfologi
Tajuk Pohon Bentuk Ujung Daun Bentuk Pangkal Daun Warna Daun Permukaan Daun Generatif Waktu Rompes Sampai Buah Matang Ukuran Buah Bentuk Buah Tekstur Warna Dasar Kulit Buah Kekerasan Buah Waktu Rompes Sampai Bunga Mekar Aroma dan Rasa Warna Daging Buah Ketebalan Kulit Buah Warna Bunga Keterangan: Scoring berdasarkan IPGRI (1982)
Manalagi 6 2 3 3 1 7 6 1.0 1 6 4.0 7 9 1 8 1
Scoring Rome Anna Beauty 5 3 2 1 2 2 3 4 2 1 9 1 7 5 2.0 3.1 3 5 6 5 4.5 2.0 9 1 8 2 9 1
4 3 1 2
Wanglin 9 2 3 4 1 9 5 5.0 3 6 4.0 9 7 1 8 1
62
Keterangan:
:
Pohon contoh
Lampiran 12. Pola Pengambilan Pohon Contoh dengan Teknik Sampling 3x3* pada Taksasi Buah Apel Keterangan: * Berdasarkan teknik sampling di kebun Kusuma Agrowisata
63 Lampiran 13. Rincian Biaya Produksi Analisis Kelayakan Usahatani Apel pada Lahan 7 ha Uraian A. Sewa Lahan Total Sewa Lahan B. Biaya Investasi Mesin diesel PHPT Sprayer PHPT Selang PHPT Selang air Drum 200 l Mesin potong rumput Mesin diesel siram Timbangan 5 kg Timbangan 100 kg Ember Gunting Pangkas Kuas Gergaji Tali rafia Keranjang plastik 40 kg Keranjang plastik 8 kg Gudang Kantor Mobil Pick Up Pick Up Service Tandon Air Total Biaya Investasi C. Biaya Produksi 1. Bibit 2. Pupuk a. Pupuk kompos b. Pupuk NPK 15-15-15 c. Pupuk ZA d. Pupuk ZK e. Pupuk MKP f. Dolomit g. Pupuk daun - Gandasil D - Mamigro h. Gandasil B 3. ZPT a. Atonik b. Ethrel 4. Pestisida a. Insektisida - Mospilan - Lannate b. Akarisida - Marshal c. Fungisida - Antracol - Polycom - Score - Nordox
Pembelian (...kali/15 tahun) 15
8 8 8 8 8 8 5 8 2 8 5 8 4 15 5 8 1 1 1 14 1
Jumlah 7 ha
16 buah 32 buah 8 buah 8 buah 16 buah 16 buah 5 buah 8 buah 2 buah 16 buah 95 buah 16 buah 8 buah 150 buah 50 buah 160 buah 1 buah 1 buah 1 buah 14 kali 3 buah
Harga (Rp) Satuan Sub Total 70 000 000 1 050 000 000 1 050 000 000 3 000 000 50 000 840 000 500 000 200 000 1 500 000 3 000 000 25 000 1 295 000 7 500 50 000 10 000 25 000 10 000 100 000 15 000 20 000 000 50 000 000 125 000 000 2 700 000 20 000 000
48 000 000 1 600 000 6 720 000 4 000 000 3 200 000 24 000 000 15 000 000 200 000 2 590 000 120 000 4 750 000 160 000 200 000 1 500 000 5 000 000 2 400 000 20 000 000 50 000 000 125 000 000 37 800 000 60 000 000 412 240 000
15
17 900 bibit
2 500
44 750 000
15 12 4 12 12 15
120 000 karung 92 000 kg 148 karung 322 kg 322 kg 217 000 kg
6 000 5000 55000 11000 27 500 500
15 15 12
42 kg 252 kg 128.8 kg
43 000 17 500 48 000
720 000 000 460 000 000 8 140 000 8 542 000 8 855 000 108 500 000 722 400 1 806 000 4 410 000 6 182 400
12 12
322 l 48.3 l
59 500 280 000
19 159 000 13 524 000
15 15
31.5 l 63 kg
137 500 110 000
4 331 250 6 930 000
15
189 l
84 000
15 876 000
15 15 15 15
420 kg 504 kg 9l 15.75 kg
67 500 87 500 200 000 95 500
28 350 000 44 100 000 1 800 000 1 504 125
64 Lampiran 13. Lanjutan. Uraian
Pembelian (...kali/ 15 tahun)
Jumlah Satuan
Harga (Rp) Sub Total
5. Perekat Apsa 15 25.5 l 97 000 2 473 500 6. Biaya air 15 15 tahun 60 000 000 9 000 000 000 7. Biaya BBM dan oli 15 15 tahun 48 000 000 7 200 000 000 8. Tenaga Kerja 15 a. Manajer kebun 15 1 orang 3 600 000 000 b. Tenaga kerja administrasi 15 2 orang 3 240 000 000 c. Tenaga kerja pengawas 15 1 orang 2 700 000 000 d. Tenaga kerja harian - Perompesan 12 4 orang (1 610 HOK) 79 000 127 190 000 - Pemangkasan 13 4 orang (4 130 HOK) 79 000 326 270 000 - Pelengkungan 1 4 orang (67 HOK) 79 000 5 293 000 - Pemupukan TBM 4 6 orang (16 HOK) 3 199 200 12 796 800 - Pemupukan TM 11 6 orang (88 HOK) 16 197 000 178 167 000 - PHPT 15 5 orang (4 200 HOK) 29 400 000 441 000 000 - Pemanenan 11 4 orang (1 050 HOK) 79 000 60 830 000 e. Tenaga kerja keamanan 15 2 orang 396 000 000 Total Biaya Produksi 5 625 780 075 Total Outflow 7 088 020 075 Total Tiket Masuk Wisata 30 179 000 000 Modal Awal 100 000 000 Total Inflow 30 279 000 000 Net Benefit 23 190 979 925 NPV 3 262 368 612.02 IRR 39% PV Positif 4 506 124 494 PV Negatif (1 243 755 882) Net B/C 3.62 Payback Period 5 tahun Keterangan: 1 karung pupuk kompos: 40 kg 1 karung pupuk ZA: 50 kg Pupuk MKP: Pupuk monokalium fosfat ZPT: Zat Pengatur Tumbuh BBM : Bahan Bakar Minyak PHPT: Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Upah tenaga kerja perempuan: Rp. 18 500,00 Upah tenaga kerja laki-laki: Rp. 21 000,00 Nilai NPV, IRR, PV positif dan negatif, net B/C, dan payback period berlaku selama 15 tahun
Lampiran 14. Analisis Kelayakan Usahatani Apel pada Lahan 7 ha
Lampiran 14. Lanjutan.
Lampiran 14. Lanjutan.
Keterangan: PHPT: MKP :
Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Monokalium fosfat