Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN *)
PORKAS SOJUANGON LUBIS *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN : 0101067903 Email :
[email protected] ABSTRAK
Pembelian merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi keberhasilan usaha perusahaan dan dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan misalnya pembelian aktiva tetap, bahan baku produksi, peralatan kantor dan lain sebagainya. Dunia usaha mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap pengawasan intern, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :1).Perkembangan ruang dan ukuran perusahaan sehingga untuk mengawasi kegiatan usaha secara efektif, manajer tergantung pada berbagai laporan dan analisa yang dihasilkan. 2).Tanggung jawab utama manajemen untuk melindungi harga perusahaan, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak pada manajemen harus mendirikan sistem pengawasan intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.3).Pengawasan yang dilakukan lebih dari satu orang merupakan ciri khas dari sistem pengawasan intern yang dapat menutupi kekurangan yang ada pada manusia sehingga kesalahan-kesalahan serta kekurangan yang dapat diketahui dengan segera. 4).Sistem pengawasan yang baik memisahkan fungsi-fungsi pencatatan, penerimaan dan penyimpanan serta pelaksanaannya sehingga pengawasan tersebut akan lebih terjamin. Keterlibatan dari beberapa bagian dalam prosedur pembelian tentu memerlukan suatu pengawasan agar prosedur pembelian tersebut berjalan dengan baik. Pengawasan yang dilakukan terhadap prosedur pembelian harus mempunyai struktur agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya. Kata Kunci : Perusahaan, Pembelian, Pengawasan, Pengawasan Intern 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan baik itu pembelian, produksi, penjualan, pembayaran upah/gaji dan lain-lain. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga kelemahan disatu bidang menyebabkan terhambatnya kegiatan pada bagian lain. Fungsi pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting pada setiap perusahaan, oleh karenanya diperlukan pengaturan dan penataan yang tepat agar tidak menganggu kelancaran operasi perusahaan. Pembelian yang tidak efisien akan mengurangi Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
856
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
pendapatan perusahaan, sedangkan kebijaksanaan pembelian yang kurang tepat akan menghambat aktivitas perusahaan. Mengingat pentingnya fungsi pembelian tersebut perlu adanya sistem pengawasan yang baik yaitu dengan memisahkan fungsi-fungsi
yang
saling
berkaitan
sehingga
memperkecil
terjadinya
penyalahgunaan fungsi. Secara umum perusahaan kecil dimiliki oleh perorangan, dimana pemiliknya masih mampu untuk mengendalikan dan mengawasi kegiatankegiatan perusahaan secara langsung karena persoalan yang dihadapi masih relatif kecil. Apabila perusahaan telah mengalami perkembangan dan tidak mampu lagi menjalankan secara langsung, maka perlu adanya pelimpahan wewenang dan pengendalian pada sistem akuntansi untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Pelimpahan wewenang ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan kerugian yang fatal terhadap perusahaan. Karena itu perlu dilakukan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan dan atau mengurangi kesalahan yang lebih besar lagi. Dalam menjalankan tugasnya, pimpinan perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan semua harta yang dipercayakan kepadanya untuk dimanfaatkan dalam operasi perusahaan. Tugas yang dilakukan pimpinan perusahaan beraneka ragam dan rumit. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat yang dapat membantu dalam menjalankan kegiatan tersebut yaitu akuntansi. Akuntansi dapat memberikan informasi sebagian besar kegiatan perusahaan dan dapat menuntun pimpinan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengawasan intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen dan personil lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam kategori sebagai berikut : 1.
Keandalan dari laporan keuangan
2.
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
3.
Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi Untuk mencapai agar pengawasan tersebut berhasil dengan baik, maka
pimpinan perusahaan bertanggung jawab untuk menyusun, melaksanakan serta mengawasi pelaksanaan kegiatan. Adanya pengawasan intern ini, maka pimpinan perusahaan dapat mengarahkan kegiatan perusahaan agar lebih baik dan lebih Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
857
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
efektif. Tujuan perusahaan didirikan pada umumnya adalah mencari laba yang diinginkan dalam menjalankan aktivitas perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan memperluas kegiatan usahanya pada masa yang akan datang. Untuk mencapai laba yang maksimal maka diperlukan usaha-usaha pencapaian melalui pengawasan intern yang baik terutama dalam bidang pembelian. Hal ini disebabkan karena pembelian merupakan input dan output sektor yang menentukan keberhasilan suatu usaha agar tidak terjadi manipulasi dan kecurangan terhadap pembelian yang mengakibatkan kegiatan perusahaan tidak berkembang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perusahaan sudah melaksanakan pengawasan intern pembelian dengan efektif ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas penerapan terhadap pengawasan intern pembelian dan mengetahui masalah apa yang dihadapi perusahaan tersebut dalam pelaksanaan oleh pihak yang berwenang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap pengawasan intern pembelian bagi perusahaan pada masa yang akan datang. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengawasan Intern dan Pembelian Menurut Standar Profesional Akuntansi Publik mengatakan bahwa pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan,
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
858
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengawasan intern ini bertujuan untu mencegah, menghindari timbulnya kecurangan dan pemborosan serta penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan tujuannya, pengawasan intern dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : a.
Pengawasan akuntansi, meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama ditujukan untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b.
Pengawasan administrasi, meliputi kebijakan dan prosedur yang diterima dan ditujukan untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Dalam suatu perusahaan, pengawasan intern dikatakan baik apabila
memenuhi syarat sebagai berikut : 1.
Akuntansi secara organisasi hars terpisah dari tanggung jawab penyimpanan.
2.
Akuntansi harus direncanakan sebaik mungkin sehingga terbentuk dan terpelihara adanya catatan yang lengkap.
3.
Akuntansi harus dilakukan segera setelah setiap transaksi yang terjadi agar tidak dapat dimanfaatkan oleh penyeleweng yang mengambil kesempatan pada pembukaan tata tertib.
4.
Pembagian tanggung jawab akuntansi harus mencakup tanggung jawab yang sepenuhnya tentang penyelewengan sesuai dengan fungsi. Harahap (1991:121) menyatakan, SAS dalam merumuskan pengawasan
intern yang baik ini menggunakan beberapa syarat sebagai berikut : a.
Pegawai,
b.
Pemisahan fungsi,
c.
Pelaksanaan transaksi,
d.
Pencatatan transaksi secara benar,
e.
Pemakaian terhadap harta perusahaan,
f.
Perbandingan antara catatan dan fisik harta.
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
859
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
2.2 Unsur-Unsur Pengawasan Intern Pengawasan intern yang baik harus memenuhi beberapa unsur-unsur yang pada dasarnya adalah bagian-bagian yang dibentuk untuk pencapaian tujuan pengawasan intern. Pengawasan intern terdiri dari 5 unsur yang saling terkait berikut ini : 1. Lingkungan pengendalian, 2. Penaksiran resiko, 3. Aktivitas pengendalian, 4. Informasi dari komunikasi, 5. Pemantauan. 2.3 Sistem Akuntansi Pembelian Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengelaran barang yang diperlukan. Sistem akuntansi ini terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 319.5) menyatakan bahwa sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yang akan : a.
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah,
b.
Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya pelaporan keuangan,
c.
Mengukur nilai transaksi dengan cara memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan,
d.
Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang seharusnya,
e.
Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Menurut Mulyadi (1997: 301) bagian-bagian yang terkait dalam sistem
akuntansi pembelian adalah : 1.
Fungsi gudang,
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
860
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
2.
Fungsi pembelian,
3.
Fungsi penerimaan,
4.
Fungsi akuntansi Sistem akuntansi pembelian ini sangat berguna bagi manajemen untuk
kelancaran informasi yang dibutuhkan diantaranya sebagai berikut : -
Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali,
-
Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok,
-
Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok,
-
Total saldo hutang dagang pada tanggal tertentu,
-
Saldo hutang dagang kepada pemasok tertentu,
-
Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian. Menurut soemarso (1992: 209) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
sistem akuntansi pembelian dan pembayaran hutang adalah : 1.
Syarat pembelian,
2.
Buku pembelian,
3.
Pemindah bukuan dari buku pembelian,
4.
Pembelian retur dan pengurangan harga,
5.
Buku pengeluaran kas,
6.
Pemindah bukuan dari buku pengeluaran kas,
7.
Kesamaan saldo perkiraan hutang dagang denga total buku hutang. Pembelian merupakan fungsi pelayanan yang menunjang kegiatan dalam
perusahaan yang bersangkutan. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut dengan baik, maka arus informasi yang lancar antara bagian di dalam perusahaan sangat diperlukan oleh bagian pembelian guna melaksanakan tugasnya. Pada umumnya pembelian dilaksanakan apabila sudah terdapat pemberitahuan dari bagian penerimaan di dalam perusahaan. 2.4 Prosedur Pembelian Prosedur adalah rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang untuk mencapai keseragaman tindakan dalam melakukan transaksi-transaksi yang sering terjadi. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan sistem pembelian adalah : Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
861
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
a.
Prosedur permintaan pembelian,
b.
Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok,
c.
Prosedur order pembelian,
d.
Prosedur penerimaan barang,
e.
Prosedur pencatatan hutang. Menurut Komaruddin (1994:165), pembelian adalah kegiatan yang
berhubungan dengan mendapatkan bahan yang tepat untuk tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat dan pada harga yang tepat. Pembelian dalam arti luas dapat disebut sebagai fungsi yang bertanggung jawab terhadap siklus bahan sejak bahan diperoleh hingga disampaikannya kepada konsumen. Menurut Baridwan (1991:176) menyatakan bahwa beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan dalam pembelian adalah sebagai berikut : a.
Menerima daftar permintaan,
b.
Meneliti daftar pembelian,
c.
Mengadakan pemilihan supplier,
d.
Memasukkan order,
e.
Penyimakan order,
f.
Penerimaan bahan Dalam membicarakan tentang prosedur pembelian berarti tidak terlepas
dari unit organisasi terkait dan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan pembelian tersebut. Prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Prosedur ini dimulai dari adanya kebutuhan atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima. Penerapan prosedur pembelian yang baik sangat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Dari perkembangan sejarah perusahaan, pada umumnya pembelian merupakan masalah yang pokok selain masalah produksi dan pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur yang tetap. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pembelian adalah : -
Bagian pembelian,
-
Bagian penerimaan,
-
Bagian gudang.
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
862
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
2.5 Prosedur Pengawasan Intern Pembelian Prosedur pengawasan adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengawasan dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memakai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan dicapai. Prosedur pengawasan pembelian terdiri dari : a.
Prosedur otorisasi,
b.
Pemisahan fungsi,
c.
Dokumentansi dan catatan,
d.
Pengawasan fisik terhadap aktiva dan dokumen,
e.
Pengecekan pelaksanaan kerja yang terpisah.
2.6 Kerangka Konseptual Tujuan sebuah perusahaan didirikan salah satunya adalah untuk memperoleh profit yang maksimal dan mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu pengawasan yang baik. Pembelian yang tidak efisien dan kebijakan yang kurang tepat dapat menghambat jalannya operasi perusahaan pada bidang lainnya, dan dapat menyebabkan pemborosan ataupun kerugian dalam menentukan kualitas produksi ataupun dalam memasarkan hasil produksi yang berakibat kepada hasil penjualan serta laba rugi selama tahun bersangkutan. Berdasarkan pada uraian teoritis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengawasan intern pembelian adalah : 1.
Bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalam laba. Laba akan dapat ditingkatkan antara lain dengan melalui efisiensi,
2.
Efisiensi akan dapat dicapai perusahaan jika memiliki pengawasan intern yang kuat.
2.7 Hipotesis Dari teori-teori yang telah kita terima secara umum kebenarannya dan mengacu kepada kerangka konseptual yang telah disusun maka dapat diambil hipotesis. Hipotesis ini akan diuji lagi kebenarannya dengan melakukan penelitian lebih lanjut di perusahaan. Adapun hipotesis penelitian ini adalah : perusahaan belum melaksanakan pengawasan intern pembelian dengan efektif sehingga dapat menghindari penyelewengan. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
863
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
3.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang menjadi dasar analisis, maka ada dua jenis data yaitu : 1.
Data primer, yaitu data baku atau data mentah yang belum diolah,
2.
Data sekunder, yaitu data yang sudah siap diterima dari perusahaan berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan dan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Sumber data diperoleh dari perusahaan tempat penulis melakukan yaitu
PT. Dara Tuah Medan. Data diperoleh dari bagian pembelian karena bagian ini bertugas menentukan pemasok dalam pengadaan barang dan mengeluarkan surat order pembelian kepada pemasok. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data, yaitu : 1.
Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian yaitu pada PT. Dara Tuah Medan.
2.
Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab atau wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan atau dengan staf yang berwenang di dalam perusahaan.
3.
Teknik Dokumentasi, yaitu teknik yang berdasarkan atas kepustakaan dan diambil dari skripsi-skripsi terdahulu.
3.3 Metode Analisis Penganalisaan data yang akan dilakukan dengan menggunakan metode yaitu : 1.
Metode Deskriptif, yaitu usaha mengmpulkan, mengklasifikasikan dan menggambarkan data sehingga dapat memberikan gambaran umum mengenai masalah yang diteliti.
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
864
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
4.
PEMBAHASAN
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi sebagai suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok. Struktur ini digambarkan dalam suatu bagian yang disebut dengan bagan organisasi yang menunjukkan sebagai hubungan menurut fungsi di dalam usaha untuk mengemban tugas dan kewajiban yang ditentukan menurut struktur organisasi. Agar setiap tugas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajemen, maka harus ada koordinasi antara pimpinan dan individu yang bekerja diperusahaan tersebut. Perkembangan struktur organisasi dalam pengelolaan suatu perusahaan adalah mutlak harus dilakukan oleh pimpinan perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpang tindih. Maka dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang baik diantara unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, struktur yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Struktur organisasi perusahaan dirancang sedemikian mungkin dengan tujuan agar terdapat pengawasan yang timbal balik diantara bagian-bagian yang berwenang dan bertugas menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan yang diberikan
kepadanya.
Struktur
organisasi
perusahaan
dibuat
dengan
mempertimbangkan dan mengacu kepada sistem penjualan intern perusahaan yang ingin dicapai dimana sistem pengawasan intern yang baik akan memberikan jaminan terhadap tercapainya tujuan perusahaan. PT. Dara Tuah Medan mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dan staf dimana secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan, sedangkan staf hanyalah sebagai membantu pimpinan dengan tugas perencanaan, memberikan nasehat dan lain-lain yang sam. Tetapi dalam prakteknya bisa saja seorang pemimpin mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang masing-masing, dalam hal ini staf menandatangani keputusan, perintah, instruksi dan lain-lain atas nama pimpinan.
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
865
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
4.2 Prinsip-prinsip Pengawasan Intern Berdasarkan penelitian dan data yang berhasil dikumpulkan terhadap prinsip-prinsip pengawasan intern PT. Dara Tuah Medan memberikan pembahasan terhadap unsur-unsur yaitu terhadap unsur pengawai. Unsur pengawai dapat menyatakan bahwa terhadap bagian persediaan belum memiliki pegawai yang kapabel. Dengan demikian dapat mengakibatkan bagian pembelian dan persediaan belum mampu memperkirakan dan memperhitungkan jumlah persediaan minimum atau jumlah persediaan yang optimal untuk melakukan kegiatan pembelian kembali. Hal ini ini akan berdampak fatal pada perusahaan. Dengan ketidak kemampuannya bagi pembelian dan persediaan dalam menentukan pemesan yang paling ekonomis dan jumlah persediaan yang paling optimal maka perusahaan sangat besar kemungkinan mengalami kerugian, diantaranya : 1.
Dengan terjadinya pembeli yang mendadak maka kemungkinan terjadinya keterlambatan di dalam pemenuhan akan persediaan. Hal ini akan mengakibatkan terhambatnya proses transaksi penjualan sampai kepada kehilangan konsumen.
2.
Akibat tidak mempunyai bagian pembelian dan persediaan di dalam menetapkan persediaan optimal dan tidak pemesanan kembali yang paling ekonomis, maka perusahaan sering menanggung biaya pembelian yang tinggi.
4.3 Pengawasan Intern Pembelian Pengawasan intern perusahaan yang dimiliki PT. Dara Tuah Medan belumlah cukup handal di dalam mencegah untuk terjadinya kecurangankecurangan, tindakan-tindakan penyelewengan dan praktek-praktek yang tidak sehat. Pengawasan intern yang dilakukan PT. Dara Tuah Medan meliputi : 1.
Pelaksanaan prosedur transaksi pembelian dilakukan berdasarkan otorisasi dari pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini direktur utama yang berisi sebagai berikut : a. Permohonan pembelian dan persetujuannya dengan otorisasi pembelian, b. Faktur pesanan yang persetujuannya berdasarkan otorisasi dari direktur utama,
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
866
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
c. Bukti atau lembar setoran bank yang terlebih dahulu mendapat otorisasi dari direktur utama sebagai syarat sahnya. 2.
Pencatatan akuntansi terhadap kegiatan pembelian berdasarkan pada dokumen-dokumen pembalian yang telah mendapat otorisasi dari pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
3.
Pelaksanaan prosedur pembelian dilakukan dengan menggunakan dokumendokumen yang cukup yang terdiri dari permohonan pembelian, faktur pesan dan bukti setoran. Atas dasar prosedur otorisasi, prosedur pencatatan dan penggunaan dokumen-dokumen dalam pelaksanaan prosedur transaksi pembelian tersebut maka pengawasan intern terhadap pelaksanaan kegiatan pembelian telah cukup memadai.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a.
Struktur organisasi perusahaan ini sudah tersusun dengan baik dimana sudah terlihat dengan jelas pemisahan yang tegas antara fungsi pelaksanaan, penyimpanan dan pencatatan. Namun pelaksanaan tugas dari setiap bagian belum terlaksana dan belum adanya otorisasi untuk melaksanakan transaksi yang bekaitan. Pembagian tugas dan wewenang dari tiap-tiap bagian dan unit organisasi sudah diatur secara tertulis, dimana direktur mengawasi langsung, mengamankan dan mengelola seluruh aset perusahaan.
b.
Sistem akuntansi pembelian yang dilaksanakan perusahaan sedah begitu baik dimana semua kegiatan maupun transaksi-transaksi yang diadakan oleh perusahaan baik itu transaksi pembelian dan pembayaran utang dicatat atau dibukukan secara sistematik dan aktual oleh bagian akuntansi.
c.
Prosedur pengawasan pembelian yang dilaksanakan perusahaan baik dilihat dan sistem struktur yang dilakukan oleh perusahaan didalam pencatatan segala kejadian selalu ada pengesahan oleh setiap pimpinan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan belum adanya pemisahaan tugas yang jelas dimana bagian pembelian masih melaksanakan tugas pembelian
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
867
Porkas Sojuangon lubis { 856 - 868 }
secara keseluruhan tanpa melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam masalah pembelian barang seperti bagian pencatatan dan bagian gudang. 5.2 Saran a.
Pelaksanaan tugas-tugas dalam struktur organisasi perlu ditegaskan sesuai dengan pembagian yang sudah dijelaskan dalam struktur organisasi bila pelaksanaan sudah sesuai dengan prosedur maka kegiatan perusahaan akan lebih efektif dan terlaksana dengan baik.
b.
Untuk memperlancar tugas-tugas dalam sistem akuntansi pembelian yang dilaksanakan perusahaan. Sebaiknya PT. Dara Tuah Medan mengadakan pemisahan antara fungsi pimpinan perusahaan dan fungsi pembelian. Dengan demikian masing-masing bagian dapat melaksanakan fungsi dengan baik.
c.
Didalam melaksanakan prosedur pengawasan pembelian yang dilakukan perusahaan sebaiknya PT. Dara Tuah Medan melibatkan pihak yang terkait dalam masalah pembelian seperti bagian pencatatan dan bagian pembelian.
DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Profesional Akuntan Publik. Edisi pertama. Yogyakarta : Penerbit STIE – YKPN. Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Edisi pertama. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. M.Manullang. 1990. Organisasi Manajemen. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntansi. Edisi keempat. Yogakarta : Penerbit STIE – YKPN. ________1997. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Yogakarta : Penerbit STIE – YKPN. Sofyan Safri Harahap. 1991. Auditing Kontemporer. Jakarta : Penerbit Erlangga. S.R.Soemarsono. 1992. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi kedua. Jakarta : Penerbit LPFE–UI. Zaki Baridwan. 1991. Sistem Akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. Yogyakarta : Penerbit BPFE – UGM.
Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN
868