Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik? Bagaimana cara kita mengetahui dan memahami sosiologi dan politik?
Pengertian/Definisi Politik Terkait
dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan implementasi kegiatan
Sosiologi dan Politik:
Pengetahuan yang menempatkan pemahaman sosial atas kehidupan bermasyarakat, bernegara dan pola dalam upaya mempertahankan atau meraih kekuasaan serta pengaruh Pengetahuan yang berupaya memahami permasalahan sosial dan kekuasaan; yakni bagaimana kecenderungan individu atau kelompok guna mempengaruhi agar yang dipengaruhi mau mengikuti dan mematuhinya.
Sosiologi Politik:
Merupakan studi yang sistematik mengenai latar belakang sosiologis dari sistem politik, sistem nonnon-politik, aktor politik, perilaku politik, lembaga politik, proses politik, komunikasi politik, serta dampak politik yang terjadi dalam masyarakat.
Dapat pula dipahami sebagai pengertian mengenai: Latar
belakang sosiologis mengenai sistem, aktor, lembaga, proses, pola dan dampak atas aspek ekonomi dan politik yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat.
Pengertian diatas mencakup: Pemahaman
dan Pemaknaan yang bersifat ilmiah (scientific) Penggunaan rekayasa sosial maupun politik dan juga pengaruh/kekuasaan Pemanfaatan peluang atau akses guna mencapai tujuan yang diinginkan
Kaitan Sosiologi dengan Ilmu Politik dan Ekonomi Obyek : memahami hubungan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi, sosial maupun politik dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas : Kegiatan yang dilakukan tersebut berkaitan antara satu dengan yang lainnya Keberadaan kegiatan yang satu menjadi penopang, pendukung, dan sekaligus sangat berpengaruh pada kegiatan bidang lain
Metoda: Didapati pola yang jelas dalam tiaptiaptiap kelompok dan atau masyarakat dalam cara melakukan kegiatannya, baik dalam aktivitas ekonomi maupun politik. Aktivitas Politik: upaya mempengaruhi orang atau kelompok lain agar yang dipengaruhi mengikuti keinginan dan kehendak yang mempengaruhinya. Upaya ini berkaitan erat dengan kekuasaan, kewenangan (power & authority) dan negara yang dipahami dari aspek sosialnya
Aktivitas ekonomi:
berkaitan dengan upaya untuk menghasilkan (produksi (produksi), ), menyebar--luaskannya (distribusi menyebar (distribusi), ), dan memanfaatkannya (konsumsi)
Studi yang berkaitan dengan: dengan:
Latarbelakang sosiologis tentang sistem, aktor, lembaga, proses, pola dan dampak ekonomi maupun politik yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat
Konsep Sosiologi Auguste Comte:
Merupakan ilmu positif tentang masyarakat; artinya perkembangan ilmu pengetahuan berjalan mengikuti penalaran intelektual – logis 3 tahap perkembangan: Teologis: gejala muncul dari kekuatan langsung supranatural Metafisik; dimana gejala dihasilkan oleh kekuatan abstrak Positif; gejala dipahami dengan pengamatan dan penalaran
Konsep Sosiologi Max Weber: Merupakan ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interpretatif tentang tindakan sosial. Tindakan sosial bersifat subyektif (verstehen); Untuk memahaminya diperlukan emphaty (kemampuan untuk menempatkan diri pada pola pikir orang yang akan dijelaskan perilakunya)
Konsep Sosiologi Emile Durkheim:
Merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial yang berkembang dalam masyarakat. Gejala sosial bersifat riil/nyata dan mempengaruhi kesadaran orang Kharakteristik fakta sosial: Eksternal; secara instingtif dilakukan orang (diluar kesadaran individu) Memaksa; diarahkan dan diatur oleh lingkungannya Umum; berada dalam segenap aspek kehidupan masyarakat.
Perspektif Dalam Sosiologi: Kejadian yang berkembang di alam semesta dimana oleh para ilmuwan diasumsikan memiliki tertib, keteraturan dan pola/kejaegan yang jelas. Anggapan dan asumsi inilah yang kemudian disebut: Perspektif/Pendekatan/Paradigma.
A. Perspektif Evolusionis Dikembangkan dari gagasan Comte (1798(17981857) dan Spencer (1820 - 1903) Perspektif ini mencoba memahami dari sisi bagaimana masyarakat mengalami proses tumbuh dan berkembang (perubahan) Comte : dari teologis menjadi positifistik Spencer : dianalogkan seperti organ tubuh manusia
B. Perspektif Interaksionis
Perspektif ini memfokuskan pemahamannya pada interaksi yang dilakukan orang. Gagasan ini dikembangkan oleh George Herbert Mead (1863 - 1931) dan Charles Horton Cooley (1846 - 1929). Interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan simbol, tanda, kata, dan isyarat isyarat lewat tulisan/lisan.
Sementara itu William I. Thomas menyebutkan bahwa manusia bertindak tepat manakala telah tahu sifat dan situasinya (the definition of the situation)
B. Perspektif Interaksionis Bagi Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1966) dalam buku Social Construction of Reality, menyatakan bahwa masyarakat memiliki sifat obyektif tapi sekaligus subyektif (sangat tergantung dari mana melihatnya) Masyarakat dikatakan sebagai yang memiliki sifat baik dan buruk, pelayan atau penindas:: penindas merupakan kenyataan penilainya
C. Perspektif Fungsionalis Masyarakat dipahami sebagai jaringan kelompok yang bekerjasama secara terorganisir dan teratur menurut norma dan nilai yang berlaku. Sosiologi menjelaskan mengenai keteraturan sosial yang mendasar berkaitan dengan proses sosial guna meningkatkan integrasi dan solidaritas.
C. Perspektif Fungsionalis Dalam organisasi formal - individu menciptakan peraturan dan melakukan pengaturan sebagai alat untuk mengkoordinasikan kegiatan guna mencapai tujuan bersama yang telah disepakati dan ditetapkan. Kelompok atau komunitas melaksanakan kegiatan serta tugas secara berkesinambungan dan fungsional.
C. Perspektif Fungsionalis Perubahan yang terjadi akan mengganggu keseimbangan, namun demikian perubahan tersebut biasanya bersifat sementara dan selanjutnya akan muncul keseimbangan baru. Tokohnya: Talcot parson, Kingsley Davis dan Robert K. Merton
D. Perspektif Konflik Perspektif ini menjelaskan bahwa masyarakat selalu dalam kondisi konflik terus menerus, baik antar individu maupun kelompok. Karl Marx (1818 - 1883) menjelaskan bahwa penggerak utama konflik tersebut adalah pertentangan dan eksploitasi antar individu maupun kelompok. Tokohnya: + Wright Mills + Lewis Coser + Rahlp Dahrendorf + Collins, dan + Raymond Aron
D. Perspektif Konflik Pertanyaan yang diajukan para penganut konflik konflik::
Bagaimanakah pola perilaku dibentuk oleh setiap kelompok//kelas dalam memenuhi kepentingan kelompok dan kebutuhannya kebutuhannya?? Bagaimana kelompok dominan mencapai dan mempertahankan posisi mereka mereka?? Bagaimana mereka memanipulasi lembaga untuk melindungi kepentingan dan posisinya posisinya?? Siapakah yang diuntungkan dan dirugikan dirugikan?? Bagaimana masyarakat dikembangkan agar adil dan manusiawi manusiawi??
Perbedaan Perspektif Fungsionalis dan Konflik Fungsionalis
Konflik
Sistem stabil dan saling bekerjasama
Sistem tak stabil dan saling bertentangan
Posisi dan peran
Eksploitatif
3. Perbedaan
Masing-2 memiliki Masingkontribusi
Bersifat tak adil karena kekuasaan
4. Perubahan
Fungsional
Dipaksakan untuk kepentingan kelompok
Persepsi tentang masyarakat 1. Masyarakat 2. Kelas
Perbedaan Perspektif Fungsionalis dan Konflik Fungsionalis
Konflik
Bersifat otomatis dalam kegiatan produktif
Dihasilkan dan dipertahankan untuk kelompok dominan
Konsensus untuk integritas
Akibat perbedaan kepentingan
7. Lembaga
Media untuk sosialisasi
Media untuk kesetiaan
8. Hukum/Pem.
Melaksanakan kegiatan dari hasil konsensus
Melaksanakan kegiatan yang dipaksakan untuk kepentingan kelompok
Persepsi tentang masyarakat 5. Tertib
6. Nilai
Ilmu Politik
Ilmu Pengetahuan: Ilmu yang tersusun secara sistematik didasarkan pada pengalaman empirik terinci dan ketat. Politik: aktivitas yang menyangkut proses menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan melaksanakan aktivitas dalam mencapai tujuannya.
Dalam melaksanakan keputusan diperlukan adanya: Power (kekuasaan) lebih menunjuk pada pemilikan pengaruh oleh seseorang atau kelompok atas orang atau kelompok lain. Authority (kewenangan) lebih menunjuk pada legitimasi atas kekuasaan yang dimilikinya, sehingga pengaruhnya diakui/diterima
Weber memilahkan 3 model atau jenis kewenangan:
Legal-rational authority; yakni kewenangan Legalyang didasarkan pada indikator nyata yang menjadi persyaratannya; antara lain: keahlian atau ketrampilan, penguasaan ilmu pengetahuan, Traditional authority; kewenangan yang didasarkan pada proses tradisi (pewarisan) secara turunturun-temurun Charismatic authority; yakni kewenangan yang didasarkan pada kekuatan “lebih” yang dimiliki oleh pemegangnya. Kekuatan tersebut adalah kekuatan supra natural
Unsur--Unsur Dalam Politik: Unsur 1. Negara: Negara: sebagai organisasi yang memiliki kekuasaan State)) tertinggi dan harus diikuti oleh rakyatnya (State 2. Kekuasaan: Kekuasaan: potensi yang dimiliki oleh seseorang atau power)) kelompok untuk mempengaruhi tindakan orang lain. (power 3. Pengambilan keputusan: keputusan: menunjuk pada proses untuk mencapai pada keputusan yang diambil secara kolektif untuk seluruh masyarakat Kebijakan: pilihan keputusan dalam upaya mencapai 4. Kebijakan: policy)) tujuan yang telah ditetapkan (policy 5. Pembagian: Pembagian: penjatahan dan pengalokasian nilai dalam masyarakat distribusi)) (distribusi