KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar) Suranta Sembiring Abstrak Penelitian ini berjudul Komunikasi Formal dan Pengambilan Keputusan (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh komunikasi formal pada kegiatan Rapat Pleno terhadap Pengambilan Keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hopotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Rank Order oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini dugunakan skala Guilford. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: “Terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara komunikasi formal pada kegiatan Rapat Pleno dengan Pengambilan Keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar”. Keywords: Komunikasi, Keputusan
PENDAHULUAN Sebagai mahluk sosial manusia pasti akan berhubungan dengan manusia lainnya. Setiap mahluk sosial juga pasti ingin mengetahui tentang dirinya sendiri bahkan ingin juga mengetahui yang terjadi pada lingkungan sekitarnya, itu merupakan sifat alami yang dimiliki setiap manusia oleh karena sifat inilah maka manusia dipaksa untuk saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi adalah kegiatan yang sangat mendasar dalam kehidupan umat manusia. Apapun alasannya komunikasi sangatlah penting bagi manusia. Dalam kehidupan berorganisasi komunikasi merupakan aspek yang sangat penting bagi setiap anggota organisasi untuk dapat saling bekerja sama dalam melakukan tugas di organisasi yaitu untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Organisasi adalah wadah tempat untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh banyak orang. Organisasi 1
dan tidak memiliki kewenangan (authority), kesetiaan dan integritas (loyalitas), kepemimpinan (leadership), tanggung jawab (responbility), dan disiplin yang baik akan menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk bagi organisasi serta dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan, kebosanan dan melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan pada akhirnya merugikan organisasi tersebut. Dengan tercapainya pengambilan keputusan yang baik dari setiap anggota organisasi, produktivitas meningkat, kinerja lebih baik, dan suasana lingkungan akan lebih baik. Suasana lingkungan kerja yang menyenangkan akan menciptakan komunikasi yang baik antar anggota organisasi sehingga tujuan dan target organisasi dapat tercapai. Komisi Pemilihan Umum atau yang disingkat KPU adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan
Umum
Kepala
Daerah
dan
Wakil
Kepala
Daerah
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110503013922AAwMJyW). Sejak tahun 1999- sampai sekarang Komisi Pemilihan Umum sudah dipercaya oleh pemerintah untuk memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum secara jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Dalam pengambilan keputusan Komisi Pemilihan Umum mengadakan suatu rapat yang disebut Rapat Pleno. Rapat Pleno adalah rapat yang diadakan oleh pengurus yang diikuti oleh seluruh perangkatnya termasuk Dewan pertimbangan dan badan-badan kelengkapan dengan maksud menghasilkan rekomendasi untuk Ketua 1 untuk membuat keputusan.(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101216011841AAxhM H6). Layaknya suatu lembaga yang dibentuk oleh pemerintahan, komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja KPU khusunya para anggota KPU dengan karyawan yang ditempatkan di bagian staf keseketariatan meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang terjadi di setiap Rapat Pleno yang pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan. Dalam Rapat Pleno ketua KPU melakukan komunikasi vertikal ke bawah kepada anggota KPU dan staf keseketariatan .
3
kuesioner. Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2002:135). Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu jawaban.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Menurut Bogdan dan Biklen analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistemasikannya, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain (Singarimbun, 1995:263).
Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Dalam penelitian ini, variabel variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang bersekala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik Spearman (Spearman’s Rho-Order Correlation). Untuk menguji tingkat signiftikan korelasi, maka digunakan rumus ttest pada tingkat signifikan 0,05 (Kriyantono, 2008:170) : Dalam konteks organisasi, arus komunikasi mengalir secara formal mengikuti saluran sesuai desain struktur organisasi dimaksud. Salah satu jaringan komunikasi formal dalam organisasi adalah arus komunikasi vertikal yang mencakup komunikasi ke atas (upward commucation) dan komunikasi ke bawah (downward communication). Komunikasi vertikal melibatkan interaksi komunikasi antara pimpinan dan karyawan dalam suatu organisasi. Agar pimpinan dan karyawan dapat bekerja sama secara harmonis, dapat menempatkan diri secara tepat menurut peranan dan tanggung 7
Pleno dengan pengambilan keputusan di KPU Kota Pematang Siantar. Hal ini berarti bahwa kegiatan Rapat Pleno sebagai salah satu bentuk komunikasi formal memiliki hubungan yang tinggi dan kuat dalam memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar. Saran Responden Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa responden yang menyarankan agar dalam setiap pelaksanaan Rapat Pleno akan lebih baik jika diadakan briefing sebelum karyawan mulai bekerja dan juga diadakan debriefing setelah karyawan selesai bekerja. Hal ini bertujuan agar seluruh informasi yang diperlukan dalam hasil pekerjaan pada hari itu dapat langsung dievaluasi, sehingga segala permasalahan kantor dapat diselesaikan dengan segera mungkin dan juga dapat menghindari terjadinya kekeliruan dan kesalahan dalam menjalankan aktivitas untuk hari-hari berikutnya. Saran Dalam Kaitan Akademis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara pengaruh komunikasi formal pada kegiatan Rapat Pleno terhadap pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan masukan atau pertimbangan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saran Dalam Kaitan Praktis Penelitian bersifat korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh komunikasi formal pada kegiatan Rapar Pleno terhadap pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar dari hasil jawaban responden melalui kuesioner. Jika dikemudian hari dilakukan penelitian ulang atau masih mengangkat kajian judul seperti ini, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat menggambarkan secara luas sehingga peneliti dapat mewawancarai responden secara mendalam.
10
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung : PT Armico Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Atmosudirdjo, Prof. Dr. Prajudi, S.H. 1979. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Liliweri, Alo. 2001. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : CV Mandar Maju. Lubis, Suwardi. 2007. Sistem Komunikasi Indonesia. Medan : Bartong Jaya. Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Kelompok. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 1997. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Pohan, Syafruddin. 2005. Komunikasi Organisasi. Medan : FISIP USU. Rakhmat, Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Reksihadiprodjo, Soekanto & T. Hani Handoko. 1991. Organisasi Perusahaan Teori, Struktur, dan Perilaku. Yogyakarta : BPFE Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo Wahono, R.S. (2001). Pengantar Manajemen Organisasi. Wayne R Pace dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
11