Lampiran I LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HISOSU BINJAI TAHUN 2013 Kepada Yth : Bapak/ibu Panti Werdha Hisosu Binjai Saya Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1 Keperawatan ) Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Werdha Hisosu Binjai Tahun 2013”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Universitas Sari Mutiara Indonesia. Sehubungan dengan keperluan tersebut, Saya mohon partisipasi dan kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Ibu serta jawaban yang diberikan hanya dipergunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan. Demikian permohonan ini, atas partisipasi Ibu, Saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
( Arnold Hacklin Panuturi Sihombing)
45
PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Progran Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehtan Universitas Sari Mutiara Indonesi Medan yang bernama ARNOLD HACKLIN PANUTURI SIHOMBING dengan judul penelitian “PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HISOSU BINJAI TAHUN 2013 “,
Medan,
Mei 2013
Responden
(
46
)
Lampiran Lembar Observasi PRE-TEST NO. 1.
Pertanyaan
Ya
Apakah hidup saudara menjadi beban bagi keluarga
2.
Apakah saudara sering kecewa pada hasil kerja saudara karna tidak sebaik waktu muda dulu
3.
Apakah saudara kurang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan jika ada permusyawarahan dalam keluarga
4.
Apakah saudara tidak berdaya karena tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga
5.
Apakah saudara sering berselisih paham dengan anggota keluarga
6.
Apakah anak-anak saudara tidak lagi menghargai dan menghormati saudara sebagai orang tua
7.
Apakah saudara sering berinteraksi dengan teman sejawat saudara
8.
Apakah saudara sering mengikuti kegiatan sosial dilingkungan tempat tinggal saudara
9.
Apakah saudara selalu mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungan tempat tinggal saudara
`10.
Apakah saudara dapat membina hubungan baik antara tetangga dilingkungan tempat tinggal saudara
47
Tidak
POST-TEST NO. 1.
Pertanyaan
Ya
Apakah hidup saudara menjadi beban bagi keluarga
2.
Apakah saudara sering kecewa pada hasil kerja saudara karna tidak sebaik waktu muda dulu
3.
Apakah saudara kurang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan jika ada permusyawarahan dalam keluarga
4.
Apakah saudara tidak berdaya karena tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga
5.
Apakah saudara sering berselisih paham dengan anggota keluarga
6.
Apakah anak-anak saudara tidak lagi menghargai dan menghormati saudara sebagai orang tua
7.
Apakah saudara sering berinteraksi dengan teman sejawat saudara
8.
Apakah saudara sering mengikuti kegiatan sosial dilingkungan tempat tinggal saudara
9.
Apakah saudara selalu mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungan tempat tinggal saudara
`10.
Apakah saudara dapat membina hubungan baik antara tetangga dilingkungan tempat tinggal saudara
48
Tidak
MODUL TERAPI
Satu sesi adalah kombinasi antara latihan pernapasan, peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi tawa memakan waktu antara 20 menit samapai 30 menit, sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30 sampai 40 detik.Berikut beberapa langkah terapi tawa. 1. Langkah pertama Pernapasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota klub,sambil mengucapkan ho ho ho....haha ha....tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi peserta karena syaraf-syaraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan energi dalam tubuh. 2. Langkah kedua Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan semua cabang-caang olaraga pada awal latihan yaitu;melakukan pernapasan dengan mengamil nafas melalui hidung.lalu nafas ditahan selama 15 detik dengan pernafasan perut.kemudian keluarkan perlahan lahan melalui mulut .hal ini dilakukan berturut turut 3. Langkah ketiga Memutar engsel bahu kedepan dan kebelakang kemudian menganggukan kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh dada ,mendongakan kepala ke atas belakang, lalu menoleh kekiri dan kekanan melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan tidak di anjurkan melakukan memutar leher ,karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan dengan memutar pinggang kearah kanan kemudian dilakukan babarapa saat, lalu kembali keposisi semula. Peregangan ini juga dapat 49
dilakukan dengan otot otot lainnya, semua gerakan ini dilakukan masing masing lima kali. 4. Langkah keempat. Dalam tawa ini tutor memberikan aba aba untuk memulai tawa 1,2,3...semua anggota klub tertawa serenpak, diharapkan jangan ada yang tertawa terlebih dahulu atau belakangan. Dalam tawa ini tangan di angkat ke atas beberapa saat lalu di turunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala mendongak kebelakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat, jika tawa bersemangat mau berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, hohoho...hahaha beberapa kali sambil bertepuk tangan. setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik nafas secara pelan dan dalam. 5. Langkah kelima. Tutor memberikan aba aba agar peserta tawa tertawa dengan suara suara sedang sambil mendekat dan bertegur sapa dengan yang lainnya. dalam melakukan sesi ini mata peserta memberikan harapan saling memandang satu dengan yang lainnya. peserta dianjurkan saling menyapa sambil tertawa ringan, cara menyapa ini sesuai dengan kebiasaan masing masing. misalnya orang india dengan cara mengatupkan kedua tangan, orang barat saling berjabat tangan, orang timur tengah berpelukan dan ciuman pipi, serta orang jepang menundukan badan serta tetap menjaga kontak mata. setelah itu peserta menarik nafas secara pelan dan dalam. 6. Langkah enam. Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari kemudian tangan digerakan kedepan dan kebelakang sekaligus memandang anggota laninya dengan melayangkan tawa yang manis sehingga kita kelihatan memberikan penghargaan kepada yang kita tuju. kemudian bersama-sama
50
tutor mengucapkan hohoho hahaha.. sekaligus bertepuk tangan setelah melakukan tawa ini kembali menarik nafas secara pelan dan dalam, agar kembali tenang. 7. Langkah ketujuh. Tangan kiri dijulurkan kesamping tegak lurus dengan dan sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan ditarik kebelakang seperti menarik anak panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek seraya mengucapkan ae....ae...ae....lalu tertawa lepas seraya merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut, gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu kanan seacara pelan dan dalam. 8. Langkah kedelapan. Anggota klub seolah olah memegang gelas berisi susu, yang satu ditangan kiri dan satunya lagi ditangan kanan saat tutor memberikan aba aba lalu susu dituangkan dari gelas yang satu kegelas yang lainnya sambil mengucapkan ae.... dan kembali dituang ke gelas awal sambil mengucapakn aee.... setelah selesai melakukan gerakan itu, para anggota klu tawa melakukan gerakan seperti minum susu. hal serupa dilakukan sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya mengucapkan hoho hahahaa... kembali lakukan tarik nafas pelan dan dalam. 9. Langkah kesembilan. Harus dilakukan dengan hati-hati sebab tawa ini tidak bisa dilakukan dengan tenaga berlebihan dapat berbahaya jika beban didalam perut mendapat tekanan berlebihan, dalam melakukan gerakan ini perasaan banyak berperan dari pada menggunakan tenaga berlebihan, pada tawa ini mulut dibuka selebar lebarnya seolah olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling memandang satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerakan mimik-mimik lucu.
51
Dalam melakukan tawa hening otot otot perut bergerak cepat seperti melakukan gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik nafas pelan dan dalam. 10. Langkah kesepuluh. Ini gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara, sekaligus mengatup mulut yang dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini peserta dianjurkan bersenandung hhhhmmm.... Dengan mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa menggema didalam kepala, dalam melakukan senandung ini diharapkan semua pesera saling membuat gerakan gerakan yang lucu sehingga memacu para peserta lain semakin tertawa. kemudiann kembali menarik nafas pelan dan dalam. 11. Langkah kesebelas. Merupakan tawa yang banyak digemari para klub tawa ini karena akan bermain-main dan kompak. Peserta klub harus mendengar aba aba tuor, dan peserta dalam gerakan ini lebih baik berbentuk lingkaran, peserta disuruh mundur dua meter sambil tertawa, untuk memperlebar lingkaran dan kembali maju samil mengucapkan aaaeee... dan seluruhnya mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan masing masing. Tahap berikutnya mereka kembali ke posisi semula, dan melanjutkan gerakan maju ketengah dan mengeluarkan ucapan aeee...ooouuuu.. dan sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa sampai empat kali. Setelah selesai kembali menarik nafas pelan dan dalam. 12. Langkah keduabelas. Ini merupakann tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar teroid sekaligus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa takut dan malu, dalam gerakan ini mulut 52
di buka lebar lebar dan lidah dijulurkan keluar semaksimal mungkin, mata dibuka seperti melotot dan tangan di angkat kedepan dimana jari jari di buat seperti akan mencakar, seolah olah singa mau mencakar mangsanya, pada saat itu lah peserta tertawa dari perut. Setelah selesai melakukan gerakan kembali menarik nafas pelan dan dalam. 13. Langkah ketigabelas Peserta dibagi kedalam kedua kelompok yang saling berhadapan dan masig masing seolah-olah memegang handphone, dengan aba aba tutor mereka disuruh saling menyebrang sambil memegang handphone, pada saat itu lah peserta tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi semula, setelah selesai melakukan gerakan tarik nafas pelan dan dalam. 14. Langkah Keempatbelas. Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak, biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita, dalam kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya, gerakan ini sangat menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik nafas pelan dan dalam. 15. Langkah kelimabelas. Peserta klub memegang daun telinga masing-masing sekaligus menyilangkan lengan dan berlutut di ikuti dengan tawa, tawa memaafkan ini mengajarkan kepada peserta jika ada perselisihan terhadap orang lain maka diajarkan saling memaafkan setelah selesai, tarik nafas pelan dan dalam.
53
16. Langkah keenambelas. Disini titor mengintruksikan agar semua anggota klub mendekatinya, dalam sesi ini tutor mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian bertahap dari tertawa ringan berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh semangat, dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling berpandangan dari tiap anggota ke anggota yang lainnya juga, tawa ini dilakukan selama satu menit, setelah selesai tarik nafas pelan dan dalam. 17. Langkah ketujuhbelas. Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi, semua peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan perasaan lega, peserta juga saling bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam. 18. Langah kedelapanbelas. Setelah selesai melakukan senam tawa setiap klub mempunyai cara masing masing dalam mengakhiri latihan terapi tawa, ada yang melakukan tertawa secara spontan dan lamanya 5 menit, sehingga tubuh lebih releks dan segar. 19. Langkah kesembilanbelas. Bahkan bila ada anggota klub yang kurang kompak waktu melakukan terapi tawa dari sesi kesesi berikutnya, sebaiknya di ulang, jika sudah kompak dilanjutkan pada tahap berikunya sampai selesai, tetapi jika belum pada harus di ulang sampai anggota klub tersebut bisa tertawa kompak, dengan demikian anggota klub mendapatkan manfaat.
54
HASIL PROGRAM KOMPUTER Frequencies Statistics Kelompok Lama UsiaK N
Valid
Jenis Kelamin
Tinggal Di Panti
27
27
27
0
0
0
Missing
Frequency Table UsiaK Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
50-60
16
59.3
59.3
59.3
61-70
11
40.7
40.7
100.0
Total
27
100.0
100.0
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
14
51.9
51.9
51.9
Perempuan
13
48.1
48.1
100.0
Total
27
100.0
100.0
55
Kelompok Lama Tinggal Di Panti Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< 5 Tahun
14
51.9
51.9
51.9
6-10 Tahun
11
40.7
40.7
92.6
>11 Tahun
2
7.4
7.4
100.0
27
100.0
100.0
Total
Descriptives
Descriptive Statistics Std. N
Range
Minimum Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Gejala Stress Sebelum
Statistic
Mean Statistic
Deviation
Std. Error Statistic
Variance Statistic
27
5
13
18
14.93
.213
1.107
1.225
27
6
10
16
12.33
.267
1.387
1.923
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa Valid N (listwise)
27
T-Test
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Gejala Stress Sebelum
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
14.93
27
1.107
.213
12.33
27
1.387
.267
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa
56
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
Gejala Stress Sebelum
27
Sig.
.493
.009
Diberikan Terapi Tawa& Gejala Stress Setelah DiberikanTerapi Tawa
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Std. Mean Pair 1
Gejala Stress Sebelum
Deviation
2.593
Std. Error Mean
1.279
.246
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa
Frequencies Statistics Kelompok Lama UsiaK N
Valid
Jenis Kelamin
Tinggal Di Panti
27
27
27
0
0
0
Missing
Frequency Table
UsiaK Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
50-60
16
59.3
59.3
59.3
61-70
11
40.7
40.7
100.0
Total
27
100.0
100.0
57
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower 2.087
Upper
t
3.098 10.534
df tailed) 26
.000
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
14
51.9
51.9
51.9
Perempuan
13
48.1
48.1
100.0
Total
27
100.0
100.0
Kelompok Lama Tinggal Di Panti Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< 5 Tahun
14
51.9
51.9
51.9
6-10 Tahun
11
40.7
40.7
92.6
>11 Tahun
2
7.4
7.4
100.0
27
100.0
100.0
Total
Descriptives Descriptive Statistics Varian N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ce Statisti
Statistic Gejala Stress Sebelum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
c
27
5
13
18
14.93
.213
1.107 1.225
27
6
10
16
12.33
.267
1.387 1.923
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa Valid N (listwise)
27
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Gejala Stress Sebelum
N
14.93
Std. Deviation 27
Diberikan Terapi Tawa
58
1.107
Std. Error Mean .213
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Gejala Stress Sebelum
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
14.93
27
1.107
.213
12.33
27
1.387
.267
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa
Paired Samples Correlations N Pair 1
Gejala Stress Sebelum
Correlation 27
Sig.
.493
.009
Diberikan Terapi Tawa& Gejala Stress Setelah DiberikanTerapi Tawa
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Std. Mean Pair 1
Gejala Stress Sebelum
2.593
Deviation 1.279
Diberikan Terapi Tawa Gejala Stress Setelah Diberikan Terapi Tawa
59
Std. Error Mean .246
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower 2.087
Upper
t
3.098 10.534
df tailed) 26
.000