PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMBERIAN ASI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI RUANG GLADIOL RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun oleh : ISTI MARYUNANI 201110201160
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2013
THE EFFECTS OF USING RELAXATION TECHNIQUE ON THE ABILITY TO BREASTFEEDING IN PATIENTS POST CAESAREAN SECTION IN THE GLADIOL WARD OF MUNTILAN DISTRICT HOSPITAL, MAGELANG1 Isti Maryunani2, Warsiti3
ABSTRACT Background : Mothers who have just undergone caesarean section will feel pain at the incision site due to tear in the tissue of the abdominal wall & uterus. The pain after caesarean section will decrease mobility, disrupt the bonding attachment between the mother and child, disrupt daily living activity, make it difficult early breast feeding. Due to increased pain when the mother moves, her response to towards the baby will decrease resulting in the baby not getting enough breast milk from unoptimal breast feeding.The relaxation technique is a non invasive pain reliever. It has advantage to reduce muscle fatigue and tenderness that can increase pain intensity. Objective : Examine the effect deep of breathing relaxation technique on the capability of breast feeding in patients post Section in the Gladiol ward in Muntilan District Hospital, Magelang. Method : This study used an experimental approach with a pre-experiment plan using a static group comparison design. An observational form was used as the research instrument. The sampling technique used was purposive sampling with a total of 30 respondents. Analysis was done using the t-test independent. Result : Based on the study done with t-test independent analysis, it can be concluded that there is a relation between deep breathing relaxation technique on the ability of breast feeding of mothers in the Gladiol ward in the Muntilan District Hospital, Magelang. Suggestion : It is expected, the mother can manage the pain using relaxation technique after caesarean section and breast feed the baby Keywords: relaxation technique, ability to breastfeed Reference: 23 books (2002-2012), 2 thesis and 4 websites 1
Thesis Title Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 3 Lecturer of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 2
PENDAHULUAN
bagaimana trend kenaikan angka kejadian
sectio
caesarea
di
Isu atau trend tentang Indonesia. pelaksanaan
sectio
caesarea
tidak hanya berdasarkan indikasi
Menurut Data Statistik
medik semata. Dinegara maju
WHO kejadian angka kelahiran
seperti
dunia
Amerika
pelaksanaan banyak
dan
sectio
Inggris caesarea
berdasarkan
indikasi
dengan
sebanyak
34
kelahiranhidup
sectiocaesarea per
100.000
pada
tahun
sosial atas permintaan pasien (on
2008.Angkakejadiansectiocaesar
request) dengan berbagai alasan.
ea di Indonesia menurut data
Kemajuan teknologi kedokteran
survey
dibidang obstertri dan ginekologi
adalah 921.000 dari 4.039.000
maupun anestesi turut berperan
persalinanatausekitar
dalam
adanya
dariseluruhpersalinan. Data ini
indikasi tersebut. Menurut Lukas
menunjukkan bahwa dewasa ini
(2012), kejadian sectio caesarea
terjadi
meningkat
peningkatan persalinan dengan
memperluas
2
lipatdikarenakan
kali indikasi
nasionaltahun
2007
22,8
%
kecenderungan
sectio caesarea.
sosial,dan dengan alasan memilih
Anggapan
masyarakat
melahirkansectio caesarea tanpa
bedah caesar lebih nyaman, lebih
indikasi
cepat,
medik
yang
jelas.
Walaupun pada saat ini belum ada
data
resmi
tentang
dan
diperkirakan
lebih
dapat
daripada
melalui
sendiri
kandung kemih, infeksi, bengkak
menimbulkan
pada ekstrermitas bawah, dan
nyeri karena calon ibu dalam
gangguan laktasi (Kurniawati,
kondisi tidak sadar akibat dari
2008).
vagina.
Prosedurnya
biasanya
tidak
pengaruh
anestesi.Anggapan
masyarakat seperti ini membuat angka bedah caesar cenderung meningkat
jumlahnya.
Jika
diamati dengan seksama terdapat banyak komplikasi baik pada ibu dan janin.Komplikasi inilah yang menjadi alasan tindakan bedah caesar hanya dilakukan untuk indikasi yang tepat.
Pasien
post
sectio
caesarea akan mengeluh nyeri pada
daerah
disebabkan
insisi oleh
yang
robeknya
jaringan pada dinding perut dan dinding
uterus.
Prosedur
yang
menambah
pembedahan rasa
nyeri,
seperti
infeksi,
distensi dan spasmus otot. Rasa nyeri yang dirasakan ibu post
Komplikasi post sectio
sectio
caesarea
akan
caesarea juga terjadi pada ibu
menimbulkan berbagai masalah
adalah nyeri pada daerah insisi,
salah satunya laktasi. Rasa nyeri
potensial
terjadi
trombosis,
tersebut
potensial
terjadi
penurunan
pasien menunda pemberian ASI
fungsional,
sejak awal pada bayinya maupun
kemampuan
akan
menyebabkan
penurunan elastisitas otot perut
keterlambatan
dan
karena rasa tidak nyaman /
panggul,perdarahan,luka
dasar
peningkatan
rawat
intensitas
gabung,
nyeri
setelah
operasi
(Purwandari,
akan mengakibatkan pemberian nutrisi untuk bayi berkurang
2009). Nyeri caesarea
post
pada
sectio
ibu
akan
menyebabkan mobilitas terbatas, bonding attachment (ikatan kasih sayang)
terganggu
/
karena tertundanya pemberian ASI
sejak
awal,
terganggu,
dan
respiratorik daya
imun
rendah. Faktor-faktor
tidak
yang
terpenuhi, Activity Daily Living
mempengaruhi
(ADL)
pemberian ASI yaitu: budaya,
terganggu,
Inisiasi
kemampuan
Menyusu Dini (IMD) tidak dapat
pekerjaan,
terpenuhi
adanya
pada ibu, kondisi kesehatan pada
nyeri
ibu, kondisi kesehatan bayi, dan
apabila ibu bergerak.Jadi respon
budaya (Perinasia, 2009). Kondisi
ibu terhadap bayinya berkurang,
kesehatan
sehingga ASI sebagai makanan
dalam kemampuan memberikan
terbaik bagi bayi maupun ibunya
ASI. Kondisi pada nyeri post
tidak
sectio
karena
peningkatan
dapat
optimal
intensitas
diberikan
(Afifah,
2009).
secara Hal
kelainan
ibu
mempengaruhi
caesarea
menyebabkan
payudara
akan
pemberian
dapat ASI
tersebut juga akan berdampak
tidak optimal. Nyeri post sectio
pada bayi yang dilahirkan dengan
caesarea mengakibatkan kondisi
sectio caesarea. Dampak dari
ibu untuk takut bergerak sehingga
kemampuan
ASI
mobilitas terbatas menyebabkan
yang tidak optimal pada bayi
pemberian ASI tidak optimal. Ini
pemberian
adalah faktor utama masalah ASI
pada
pada ibu post Sectio caesarea.
sehingga menyebabkan ibu malas
Memberi
ASI
sesegera
bekas
luka
operasinya,
bergerak.
mungkin setelah bedah caesar
Ibu yang telah dilakukan
sebaiknya tetap dilakukan, karena
sectio caesareaperlu dimotivasi
keterbatasan
lebih
aktivitas
hal
ini
aktif
untuk
menyusui
menjadi suatu masalah. Beberapa
bayinya. Kemampuan ibu untuk
penelitian menyimpulkan bahwa
menyusui
proses melahirkan dengan sectio
keinginan atau kesediaan yang
caesarea
berupa motivasi dari ibu sendiri
akan
terbentuknya
menghambat
ASI.
demikian,
menyusui
mungkin
setelah
Meskipun sesering proses
untuk
dimulai
menyusui.
dengan
Kemampuan
bayi untuk menyusu dinilai dari dari
fungsi
kardiorespiratorik,
melahirkan sectio caesarea akan
reflek menghisap, dan fungsi
mengurangi
neurologik
masalah
masalah
tersebut. Pasien yang mengalami bedah
caesarsama
pemberian ASI seperti pasien yang melahirkan melalui vagina. Pada kenyataannya ibu post sectio caesarea
dalam
memulai
menyusui terhambat karena nyeri
baik
(Wiknjosastro, 2005).
suksesnya
dalam memulai dan melanjutkan
yang
Pemberian
ASI
sangat
penting karena ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk
pertumbuhan
perkembangan
secara
dan optimal.
Tumbuh kembang yang sempurna
Berdasarkan
sejak awal adalah upaya kita
studi
kualitas
pendahuluan di RSUD Muntilan
meningkatnya
selama kurun waktu tahun 2011,
untuk
meningkatkan
hidup.
Dengan
berarti
jumlah pasien sectio caesarea
menghantarkan manusia untuk
26,2% dari 1233 pasien total
hidup
persalinan.9 dari 10 pasien post
kualitas
hidup
makmur.Manfaat
pemberian ASI bagi ibu akan
sectio
merangsang
pembentukan
tidak mampu memberikan ASI
hormon oksitosin yang berfungsi
secara eksklusif pada bayinya.
membantu proses involusi uteri
Diantaranya dengan alasan nyeri
dan mencegah terjadinya resiko
yang hebat setelah operasi. Dari
perdarahan.Secara
permasalahan
psikologis
caecarea
menyatakan
tersebut
akan
mendorong
peneliti
untuk
menimbulkan rasa bangga,rasa
melakukan
penelitian
lebih
yang
untuk
lanjut
kasih
relaksasi
pemberian
ASI
juga
diperlukan
mempererat
hubungan
sayang/bonding
attacchment
antara ibu dan bayi. Mengingat betapa
pentingnya
tentang
pengaruhteknik
pada
pasien
caecarea terhadap kemampuan memberikan ASI.
masalah Penelitian
tentang
ASI
sectio
ini
Pemerintah merupakan
penelitian
mengeluarkan kebijakan dalam eksperiment
yaitu
kegiatan
masalah pemberian ASI yang percobaan yang bertujuan untuk tertera dalam PP NO 33 TH 2012. mengetahui suatu gejala atau
pengaruh
yang
ditimbulkan
Alat
yang
digunakan
untuk
(kemampuan memberikan ASI),
mengumpulkan data dalam
sebagai suatu akibat dari adanya
penelitian ini adalah lembar
intervensi atau perlakuan tertentu
observasi disini responden
(Notoatmojo, 2010).
diobservasi
Desain menggunakan
penelitian rancangan
ini pra
bagaimana
setelah dilakukan pendidikan kesehatan
teknik relaksasi
experiment dengan Static group
nafas
comparison design. Penelitian ini
kemampuan pemberian ASI.
bertujuan
menentukan
Untuk pemberian informasi
pengaruh dari suatu tindakan
dilakukan secara langsung
pada kelompok subyek yang
melalui pendidikan kesehatan
mendapat perlakuan, kemudian
pada kelompok eksperimen,
dibandingkan dengan kelompok
observasi
subyek yang tidak mendapatkan
responden setelah dilakukan
perlakuan
2008).
pendidikan
Subyek yang diberikan informasi
Dilakukan
teknik relaksasi kemudian dilihat
wawancara
terhadap
bagaimana
kemampuan
menyusui
untuk
(Nursalam,
kemampuan
dalam
terhadap
dilakukan
pada
kesehatan. observasi
pemberian ASI. Sementara pada
menggunakan
kelompok kontrol tidak diberikan
Pertanyaan
perlakuan.
berjumlah 30.
check
dan
list.
tersebut
Pertanyaan
dalam
(Arikunto,
2006)
sebagai
check list di beri penilaian
berikut:
angka skore 0 sampai dengan
Kemampuan menyusui mandiri
2.
: Skor 76-100%
Nilai 2
:Jika dilakukan
dengan mandiri Nilai 1
: Skor 56-75%
: Jika dilakukan
dengan bantuan Nilai
0
Kemampuan menyusui dengan tergantung orang lain :
:
Jika
tidak
melakukan Nilai
Kemampuan menyusui dibantu
Skor < 55%. 1. Metode Pengumpulan Data
tersebut
kemudian
dipresentasikan dengan rumus
Metode pengumpulan
data
yang
dilakukan oleh peneliti adalah metode
data
secara
primer
langsung
atau yaitu
Keterangan :
menggunakan
P: Persentase
observasi
X: Jumlah nilai
untuk mengetahui pengaruh
N: Jumlah seluruh item
teknik relaksasi tarik nafas
Kemudian
dalam terhadap kemampuan
nilai
persentase
yang
metode bertujuan
dimasukkan
pemberian
ASI.
Observasi
dalam standart kriteria obyektif
dilakukan
secara
langsung
yang
diperoleh
kepada responden penelitian
untuk mencari perubahan atau
Keterangan :
hal hal yang diteliti.
Rxy = Angka indeks
2. Uji Validitas dan reliabilitas a. Uji validitas adalah suatu
kolerasi instrumen X = Skor butir soal
ukuran yang menunjukan
Y = Sekor total
tingkat
N = Cacah subyek uji
–
tingkat
kesalahan
suatu
instrumen
(Notoatmojo,
2005).
Instrumen
dinnyatakan
valid
terdapat anatara
jika
sesungguhnya
(
Arikunto,
2006 ) b. Reliabilitas suatu
artinya instrumen
cukup
dapat
yang
dipercaya
untuk
terjadi
digunakan
sebagai
kesamaan data
coba
pada obyek yang diteliti
alat ukur. Reliabilitas
(Sugiyono, 2006).
digunakan
untuk
validitas yang dilakukan
mengetahui
tingkat
menggunakan teknik “
kehandalan
dalam
product
suatu
Uji
moment”
instrumen.
(Notoatmojo, 2005) yaitu
Sehingga
suatu
dengan
instrumen
reilabel
bila
terdapat
berikut :
rumus
sebagai
kesamaan data yang terkumpul
waktu
yang
berbeda
(
Arikunto, 2006 ). Uji reliabilitas
A. Metode
Pengolahan
dan
untuk variabel bebas
Analisa data:
(perilaku kebersihan
1. Metode Pengolahan Data
diri ) menggunakan
Data
rumus
terkumpul kemudian diolah
Alfa
Cronbach.
data
yang
dengan
telah
bantuan
komputerisasi.
Data
yang
diperoleh
dari
lembar
observasi
diolah
dengan
Keterangan :
meneliti
ulang
Ri
= reabilitas
memeriksa
data
instrumen
karakteristik responden dan
= banyaknya
kelengkapan
butir
lembar
pertanyaan /
tahapan sebagai berikut:
banyaknya
a. Editing
soal
Adalah
K
∑Si2 = jumlah
Sr2
dan meliputi
pengisian
observasi,
upaya
memeriksa
varian butir
kebenaran
= varian total
diperoleh
dengan
untuk kembali
data
yang atau
dikumpulkan. Tahap ini
dilakukan
pada
mudah
saat
semua
data
d. Scoring Tahap ini dilakukan setelah
terkumpul.
semua data terkumpul dan
b. Coding Dilakukan penyuntingan pemberian
setelah
sudah dianalisa, mulailah
berupa
semua diskoring.
nilai/kode
sesuai jawaban responden untuk
2. Analisa Data Analisa
memudahkan
dalam pengolahan data.
dilakukan
Nilai 2
menggunakan
:Jika dilakukan
: Jika dilakukan
dapat dengan
untuk membandingkan rata-
: Jika tidak
dari kelompok yang berbeda.
melakukan
Rumus yang digunakan :
c. Tabulating
t=
Data disusun dalam bentuk tabel,
t-test
rata dua sampel yang berasal
dengan bantuan Nilai 0
data
independent yang digunakan
dengan mandiri Nilai 1
dan
diinterpretasikan.
pengumpulan data atau setelah
dibaca
kemuadian
dianalisis, yaitu proses penyederhanaan
data
dalam bentuk yang lebih
Keterangan :
X1 = rata- rata sampel 1 X2 = rata- rata sampel 2
4. Menarik kesimpulan
S1 = simpanan baku sampel
Apabila t hitung > t tabel
1
= Ho ditolak dan H
S2 = simpanan baku sampel
diterima.
2 Langkah pengujian :
H
1. Memastikan
= variasi sampel 1
data
= variasi sampel 2
normal dan homogen 2. Menghitung nilai
r
t
= kolerasi antara dua sampel
hitung
HASIL
a. Mencari nilai ratarata tiap kelompok b. Menghitung nilai varian
tiap
A. Deskripsi Lokasi, Karakteristik Responden dan Data Penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan
kelompok
di RSUD Muntilan Kabupaten
c. Mencari nilai Sp
Magelang, adalah Rumah sakit
d. Hitung
nilai
t Daerah
rujukan
wilayah
hitung kabupaten
3. Bandingkan
nilai
t
hitung dengan tabel Df = n1 + n2-1
Magelang,
yang
letaknya di Jl. Kartini No 13 Muntilan.
RSUD
Kabupaten
Muntilan Magelang,
= 0,05 (1 sisi) /2
merupakan rumah sakit type C
= 0.025(2 sisi)
non
pendidikan,
dengan
kapasitas tempat tidur sejumlah
post natal / nifas, dan kasus
203 tempat tidur.
kasus
Jenis
pelayanan
di
kebidanan
lainnya.
Pelayanan post natal / nifas meliputi beberapa kasus pasien
RSUD
Muntilan
Kabupaten post partum pervaginal dan
Magelang meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan dan pelayanan penunjang. Muntilan
RSUD
merupakan
RS
Daerah
yang
Sectio
caesarea,
karena
merupakan merupakan ruang maternitas, Ruang Gladiol yang ditata sedemikian rupa sehingga
Pemerintah
akses dari VK/ bersalin mudah menjadi rujukan di wilayah Kabupaten melaksanakan
Magelang, Program
Pememerintah yaitu pelayanan Jampersal / Jaminan Persalinan.
dan akses ke ruang Perinatologi juga mudah. Ruang Gladiol terdiri dari 22 tempat tidur kamar untuk VIP,
2
4 kamar
untuk kelas 1, 4 kamar untuk Ruang Gladiol merupakan ruang rawat inap di RSUD Muntilan, yang
khusus
melayani
pelayanan jampersal. Ruangan ini merupakan ruang maternitas
kelas 2, 10 kamar untuk kelas 3, dan 2 kamar untuk isolasi. Tenaga pelayanan di Ruang Gladiol
terdiri
dari
bidan,
perawat dan dokter spesialis yang bersebelahan dengan ruang VK dan Ruang Bayi (Kenanga)
kandungan.
di komplek RSUD Muntilan. Jenis
pelayanan
matenitas
Sejak tahun 1998 di RSUD
Muntilan
Kabupaten
meliputi pelayanan kehamilan /
Magelang ini sudah ada suatu
antenatal, intra natal / bersalin,
kebijakan dalam upaya untuk
meningkatkan penggunaan ASI,
untuk
yaitu
hidup.
kebijakan
menuju
10
langkah
keberhasilan
meningkatkan
dalam 2. Karakteristik
menyusui
dan
kualitas
responden
kebijakan penelitian
merawat gabung antara ibu dan Responden bayi, hal ini diharapkan agar ibu selalu
memberikan
ASInya.
Motivasi pada ibu post partum
pada
penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang dirawat di ruang Gladiol RSUD Muntilan
khususnya pada ibu post sectio Kabupaten
Magelang.
Responden
terdiri dari 15
caesarea sangat penting untuk menunjang
keberhasilan
program itu. Nyeri post sectio caesarea kondisi
mengakibatkan ibu
bergerak,
untuk
yang
takut
kelompok
kontrol
kelompok
dan
eksperimen.
Responden
dikarakteristikan
berdasarkan umur, pendidikan
akan dan
parietas.
menghambat ibu untuk segera karakteristik responden. memberikan
ASI. Pemberian
ASI sangat penting karena ASI mengandung
nutrisi
dibutuhkan
bayi
yang untuk
pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal.
15
Tumbuh
kembang yang sempurna adalah sejak awal adalah upaya kita
Berikut
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Perencanaan Penelitian Suatu Tujuan Praktek.Jakarta: EGC
________ 2007. ASI ekslusif .diunduh tanggal 26 september 2012 dari http://asuh.wikia.com/ind ek.php.
Bobak lowdermik jensen, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4 EGC Jakarta
_________2011.Medikal Record RSUD Muntilan Kab.Magelang
Handoko, R. 2010. Satistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS, Cetakan 2010. Yogyakarta. Pustaka Rineke
________2008 PROTAP Pedoman perawatan post sectio caesarea dengan spinal anesthesi tanpa komplikasi RSUD Muntilan Kab.Magelang Alimastutik, S, 2012.Pengaruh pemberian teknik relaksasi tehadap perubahan skala nyeri pada pasien post operasi appendectomy di ruang AsterRSUD Muntilan,skripsi tidak dipublikasikan, STIEKES Aisyah Alwi, H, 2012. Pengertian Kemampuan diunduh tanggal 30 oktober 2012 http://digilib.petra.ac.id/ viewer.php?page=1&su bmit.x=0&submit.y=0 &qual =high&fname=/j iunkpe/s1/eman/2008/ji unkpe-ns-s1-200831403361-9052hanurda-chapter2.pdf
Kemenkes RI 2011. PP 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif.diunduh tanggal 15 Agustus 2012 dari:http//www .adobe.com/pdf Khris, Gafriela, K, 2011. Faktor faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif pada Ibu. diunduh tanggal 1Agustus 2012 dari med.undip .ac.idobsgin Lukas, E, 2012. Peningkatan Angka Kejadian Sectio Caesarea suatu fenomena .Diunduh tanggal 15 Agustus 2012 dari med.unhas.ac.id/obsgin
Nanda, 2011. Diagnosa keperawatan (Definisi dan klasifikasi), Cetakan 2011.Jakarta.EGC
Smeltzer,suzane, C 2002 . Keperwatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8, Vol 2. Jakarta
Notoatmojo , 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineke Cipta
Sugiono, 2010.Statistik Untuk Penelitian.Alfabeta Bandung
Nursalam,2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, tesis, dan instrumen Penelitian dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Suherni, Perawatan Masa Nifas, 2008, Fitramaya Yogyakarta
Oktaviani, R, 2009. Pengaruh pendidikan Kesehatan terhadap perilaku perawat dan bidan dalam melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) di BPK RSU Muntilan Kab Magelang ,skripsi,tidak dipublikasikan ,STIEKES Aisyah Perinasia,2009. Manajemen laktasi:Menuju persalinan aman dan bayi baru lahir sehat ,Cetakan ke4.Jakarta. Poter, P. 2005. Buku ajar Fundamental: Konsep, proses dan praktek. Edisi 4. Jakarta.EGC Roesli, U, 2005. Manajemen pemberian ASI, EGC,Jakarta
Tamsuri Anas, 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC, Jakarta Wiknjosastro, 2005.Ilmu kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.Jakarta.
Tabel 4.1 Tabel karakteristik responden ibu post sectio caesarea di ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang Kontrol Eksperimen Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) <20 tahun 0 0.0 1 6.7 20-35 tahun 11 73.3 11 73.3 Umur >35 tahun 3 20.0 4 26.7 Total 15 100.0 15 100.0 Pendidikan
Parietas
SLTP SLTA PT Total Primigravida Multigravida Total
8 7 0 15 12 3 15
53.3 46.7 0.0 100.0 80.0 20.0 100.0
6 8 1 15 2 13 15
40.0 53.3 6.7 100.0 13.3 86.7 100.0
Tabel 4.2 Deskripsi data kemampuan memberikan ASI ibu post sectio caesarea di ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang pada kelompok kontrol dan eksperimen Jenis kelompok N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Kontrol
15
21.00
4.41534
Eksperimen
15
36.00
38.00
26.9333
42.00 39.4000 2.16465 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi data kemampuan memberikan ASI ibu post sectio caesarea di ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang pada kelompok kontrol No Kategori 1 Mandiri 2 Dibantu 3 Tergantung Jumlah
Frekuensi Persentase (%) 1 6.7 6 40.0 8 53.3 15 100.0 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi data kemampuan memberikan ASI ibu post sectio caesarea di ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang pada kelompok eksperimen No Kategori 1 Mandiri 2 Dibantu 3 Tergantung Jumlah
Frekuensi 15 0 0 15
Persentase (%) 100.0 0 0 100.0
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Analisis kemampuan pemberian ASI pada pasien post operasi sectio caecarea di ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Variabel
Thitung
kemampuan pemberian ASI pada pasien post operasi sectio caecarea pada -8.876 kelompok control dan eksperimen.
Signifikan Keterangan 0,000
Signifikan
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa: 1. Kemampuan pemberian ASI post SC Pada kelompok kontrol yaitu 8 responden (53.3%) dalam kategori tergantung dan Pada kelompok eksperimen diperoleh 15 responden (100,0%) dalam kategori mandiri. 2. Terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dengan nilai 0,000 (<0,05).