PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI BANGSAL KENANGA RSUD KARANGANYAR Rina Ayu Puspita Sari1), Wahyuningsih Safitri, S.Kep,.Ns,.M.Kep2), Anita Istiningtyas, S.Kep,.Ns,.M.Kep2) Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan1), Pembimbing STIKES Kusuma Husada Surakarta2)
ABSTRAK Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan untuk mengeluarkan bayi melalui pembedahan dengan insisi pada dinding abdomen. Nyeri adalah suatu gangguan yang tidak menyenangkan dan terlokalisasi yang disebabkan oleh luka insisi. Terapi musik merupakan salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengalihkan sensasi yang tidak menyenangkan oleh seseorang misalnya nyeri. Pasien persalinan dengan sectio caesarae akan merasakan nyeri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan nyeri post sectio caesarea. Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design dengan rancangan penelitian One-Group Pretest Postest dengan jumlah sampel 40 responden ibu post sectio caesrea. Penelitian ini menggunakan Uji Statistik Two Related Sample Test Wicoxon. Hasil penelitian ini menunjukan nilai p value 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini terapi musik klasik dapat menurunkan nyeri post sectio caesarea. Berdasarkan hal tersebut diharapkan terapi musik klasik dapat dapat diterapkan di Instansi Rumah Sakit. Kata Kunci : Nyeri, Sectio Caesrea, Musik Klasik.
ABSTRACT Caesarean -section (C-section) is an artificial labor to discharge the baby by surgery with incision through the abdomen wall. Pain is an unpleasant localized disorder due to incised wound. Music therapy is one of the distraction techniques used by one to transfer unpleasant sensation such as pain. C-section labor clients generally feel the pain. The objective of this research is to investigate the effect of classical music therapy on the relief of pain of the post C-section. This research used the pre-experimental method with the one-group pretest and posttest design. The samples of the research consisted of 40 post C-section mothers. The data of the research were statistically analyzed by using the two related sample Wilcoxon Test. The result of the research shows that the value of p is 0.000. Thus, a conclusion is drawn that the classical music therapy can relief the pain of the post C-section. The classical music therapy is therefore expected to be applied in the hospitals. Keywords: Pain, C-section, and classical music.
1
PENDAHULUAN Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro 2002). Sectio caesarea adalah sebuah bentuk proses melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu anak atau lebih dan cara ini dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada komplikasikomplikasi (Yusmiati & Dodi 2007). Jumlah operasi sectio caesarea di dunia telah meningkat tajam 20 tahun terakhir, dan WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15% (Greace 2007 dalam Yuliana 2012). Persalinan sectio caesarea dilakukan karena adanya indikasi medis maupun indikasi non medis (Mutiara 2004 dalam Yuliana 2012). Indikasi medis terdiri dari dua faktor yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor plasenta (plasenta previa, solutio plasenta, plasenta accreta, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat) dan bayi kembar (multiple pregnancy). Faktor ibu yang merupakan indikasi sectio caesarea terdiri dari usia, tulang panggul, persalinan sebelumnya dengan operasi caesar, faktor hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, dan ketuban pecah dini (Kasdu 2003). Indikasi non medis tindakan sectio caesarea adalah sosial HSVB (High
2
Social Value Baby) dan karena adanya permintaan dari pasien sendiri (APS) atau direncanakan seperti kekhawatiran akan terjadi fital distres, persalinan lebih dari 6 jam tidak tertahan oleh ibu, penggalaman buruk partus pervaginan sebelumnya, dan kekhawatiran persalinan pervaginan akan merusak hubungan seksual (Nurak & Sugiarti 2011). Persalinan secara sectio caesarea sering mengalami rasa nyeri akibat insisi abdomen. Berdasarkan hasil penelitian rasa nyeri yang timbul setelah operasi dinding abdomen adalah nyeri ringan 25% dari 14 pasien, nyeri sedang 48,2% sebanyak 27 pasien, dan nyeri berat 26, 8% dengan 15 pasien (Fitri, Trisyani & Maryati 2012). Manajemen nyeri untuk mengatasi rasa nyeri adalah terapi farmakologi dan non-farmakologi. Tindakan farmakologi yaitu dengan memberikan obat-obatan seperti dengan obat analgesik, analgesik non narkotika dan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) (Potter & Perry 2006). Teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri terdiri dari massage effleurage, teknik relaksasi dan teknik distraksi. Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu hal atau melakukan pengalihan perhatian ke hal-hal diluar nyeri. Distraksi dapat dilakukan dengan cara distraksi penglihatan (visual), distraksi intelektual (pengalihan nyeri dengan kegiatan-kegiatan) dan distraksi pendengaran (audio) (Andarmoyo 2013). Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi,
namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik sedangkan obat-obat tersebut memberikan efek samping yang merugikan yang meliputi mengantuk, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh ibu yang dapat menyebabkan perubahan pada janin (Mander 2003). Metode non farmakologi lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Burns dan Blamey 1994; Cook dan Wilcox 1997). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan terapi musik klasik pada pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar, mengidentifikasi skala nyeri sesudah diberikan terapi musik klasik pada pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar dan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan nyeri post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai teknik distraksi dalam pegalihan nyeri s untuk mengurangi tingkat nyeri dan diharapkan teknik nonfarmakologi ini dapat di terapakan bagi RSUD Karanganayar, Instansi Pendidikan. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah Pre Experimental Design dengan Onegrup pretest postest. Populasi pada penelitian ini pada pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar dengan jumlah populasi sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah incidental sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi.
Analisa data dalam penelitian ini meliputi analisa univariat da analisa bivariat. Analisa univariat dalam penelitian menggunakan distribusi frekuensi dengan hasil prosentase yang didapatkan dari nilai pretest dan potest kemudian di tabulasi, dikelompokkan, dan diberikan skor sedangkan analisa bivariat dilakukan uji normalitas dengan shaphiro-wilk untuk sampel < 50 responden (Dahlan 2013). Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi tidak normal, sehingga uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan (Dahlan 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Sectio Caesarea di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar (n=40). Tabel 1 Pre Test Terapi Musik Klasik Responden Variabel Jumlah (n) 5 14
Prosentase (%) 12,5 35,0
Nyeri Berat
21
52,5
Jumlah
40
100
Nyeri Ringan Nyeri Sedang
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa skala nyeri sebelum diberikan terapi musik klasik pada pasien post sectio caesarea didapatkan hasil mayoritas pasien mengalami nyeri
3
berat sebanyak 21 orang (52,5%) hal ini tidak jauh beda dengan Hasil penelitian yang dikalukan oleh Oktavia, Gandamiharja dan Akbar (2013) dengan hasil bahwa sebelum diberikan terapi musik klasik mozart dan musik tradisional gamelan maka mayoritas nyeri yang dialami oleh responden adalah nyeri berat 45%. Tingkat nyeri yang dirasakan oleh responden dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Perry and Potter (2006) menyatakan bahwa beberapa faktor mempengaruhi nyeri antara lain adalah usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya koping dan dukungan keluarga dan social. Hal ini didukung oleh Adams (2005) dalam Novita 2013, menyatakan bahwa pengalaman nyeri operasi sebelumnya terkadang meningkatkan stres pada periode post operasi, karena pasien akan bertanya-tanya tentang keefektifan prosedur terhadap perbaikan sakitnya. Dapat diambil kesimpulan jika seorang pasien post sectio caesarea pertama kali melakukan persalinan dengan sectio caesarea dan belum prnah melakukan operasi sebelumnya seorang pasien akan mengalami konsep mekanisme koping dalam mengatasi nyeri sehingga dapat mengakibatkan kondisi pasien menjadi cemas sehingga otot-otat menjadi tegang dan rasa nyeri menjadi berat
4
2) Tingkat Nyeri Setelah Dilakukan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Sectio Caesarea di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar (n=40).
Tabel 1.2 Post Test Terapi Musik Klasik Responden Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Jumlah
Jumlah Persentase (n) (%) 14 35 20 50 6 15 40 100
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui skala nyeri setelah dilakukan terapi musik klasik pada pasien post sectio caesarea didapatkan hasil mayoritas pasien mengalami nyeri sedang sebanyak 20 orang (50%) hasil penelitian lain yang dilakukan McCaffrey menemukan bahwa intensitas nyeri menurun sebanyak 33% setelah terapi musik dengan menggunakan musik klasik mozart terhadap pasien osteoarthritis selama 20 menit dengan musik mozart (Jerrard 2004 dalam Harefa, Manurung, dan Nainggolan 2010). Penurunan tingkat nyeri sesudah diberikan terapi musik pada pasien post sectio caesarea terjadi karena hormone endrofin yang telah distimulus setelah post op sectio caesrea yang memiliki efek mengurangi nyeri. Hal ini didukung oleh Chiang (2012) dalam Novita (2013) bahwa musik yang bersifat
sedatif terbukti efektif dalam mengurangi nyeri. Mekanisme musik dalam menurunkan nyeri sebagaimana dijelaskan dalam teori Gate Control, dimana implus musik berkompetisi mencapai kosrteks serebri bersama dengan implus nyeri akan berefek pada distraksi kognitif dalam inhibasi persepsi nyeri (Dunn 2004; Guss 2007 dalam Novita 2013). 3) Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Analisa bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan nyeri pasien post sectio caesarea. Analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik non parametik Wilcoxon karena data berdistribusi tidak normal. Hasil rata-rata skala nyeri sebelum diberi perlakuan terapi musik klasik (pretest) adalah 6,45 dan rata-rata setelah diberi perlakuan terapi musik klasik (postest) adalah 4,47. Hal ini berarti setelah diberikan terapi musik klasik maka tingkat nyeri responden mengalami penurunan. Hasil uji statistik dengan wilcoxon menunjukkan nilai Z hitung sebesar -5,422 > Ztabel 2,022 dengan nilai Asym Sig 0,000 (p < 0,05) dengan demikian H0 di tolak artinya ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea
dibangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Dalam penelitian yang dilakukan Musbikin dalam Mahanani 2013 mengatakan musik klasik memberikan ketenangan, memperbaiki persepsi spasial dan memungkinkan pasien untuk berkomunikasi baik dengan hati maupun pikiran. Musik klasik juga memiliki irama, melodi, dan frekuensi tinggi yang dapat merangsang dan menguatkan wilayah kreatif dan motivasi di otak. Musik klasik memiliki efek yang tidak dimiliki komposer lain. Musik klasik memiliki kekuatan yang membebaskan, mengobati dan menyembuhkan. Berdasarkan hal tersebut musik klasik yang berjudul mozart piano & violin sonata pires dumay selama 30 menit dapat mengurangi rasa sakit dan mengendorkan otot- otot yang menegang sebagai reaksi dari rasa sakit dalam persalinan dengan post sectio caesarea. Musik klasik membantu untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan belajar untuk menerimanya dengan cara yang lebih positif. Musik klasik juga mengubah persepsi waktu, yang menolong mengurangi rasa sakit yang diderita. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Saran
5
Saran dalam penelitian ini antara lain adalah : 1) Bagi RSUD Karanganyar RSUD Karanganyar hendaknya menerapkan terapi musik klasik musik dalam penatalaksanaan nyeri persalinan dengan post section caesarea guna membantu meringankan nyeri pada saat post op sectio caesarea. 2) Bagi Instansi Pendidikan Instansi Pendidikan sebagai bahan acuan dan refrensi untuk bahan penelitian lebih lanjut serta dapat diterapkan sebagai intervensi bagi mahasiswa dalam penanganan nyeri pada pasien post sectio caesarea di Bangsal Kengan RSUD Karanganyar. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan metode atau terapi yang lain dalam membantu menurunkan nyeri post sectio caesrea misalnya dengan menggunakan teknik distraksi seperti audio visual, teknik relaksasi. DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar-Ruzz, Yogyakarta. Afriani. Desmiwarti & Kandri. 2013. “Kasus Persalinan Dengan Bekas Sectio Caesarea Menurut Keadaan Waktu Masuk dibagian Obsestri dan Genekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang, Vol.3, No.2, Hal. 116. Brunner & Suddrath. 2002. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
6
Dahlan, Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta. Dewi, Y & Fauzi, DA. 2007. Operasi Caesar Pengantar dari A samapai Z, Edsa Mahkot, Jakarta. Djohan. 2006. Terapi Musik Teori dan Aplikasi, Galang Press, Yogyakarta. Eka, Erwin. 2009. Pusat Riset Terapi Musik dan Gelombang Otak, Indonesia,http://www.terapimu sik/2desember2013.com Elvianus, S. 2011. Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Selama Perawatan Post Sectio Caesarea Antara Pasien yang Menggunkan Teknik Distraksi Dan Relaksasi di RSU Dr. Pirngadi Medan, Universitas Sumatra Utara, Sumatra. Hidayat, A . 2007. MetodePenelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika, Jakarta. Jerrard. 2004. The uses & benefits of music therapy in LTC.http://www.amda.com/pu blications/caring/february2004/ musictherapy.cfm Judha, M, Sudarti & Fauziah, A. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Muha Medika, Yogyakarta. Kasdu, D. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta. Mahanani .2013.“Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak”, Skripsi,
Universitas Jendral Soederma Purwokerto, Purwokerta. Marmi, D. 2013. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Natalia, D. 2013. Terapi Musik Bidang Keperawatan, Mitra Wacana Media, Jakarta. Novita, P. 2012. “Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD DR. H Abdul Moeloek Propinsi Lampung”, Tesis Universitas Indonesia, Depok. Nursalam. 2013. Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis & Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba, Medika, Jakarta. Nurak, MT & Sugiarto. 2011. “Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Ummur dan Paritas di Rumah Sadit DKT Gubeng Pojok Surabaya, Akademik Griya Husada Surabaya. Oktavia, Gandamiharrja & Akbar. 2013. “Perbandingan Efel Musik Klsik Mozart dan Musik Tradisional Gamelan Jawa terhadap Penguragan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Nulipara”, Universitas Padjadjaran, Vol.45, No.4. Purwanto, E. 2007. Efek Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Ruang Bedah Dr. SardjitoYogyakarta, Universitas Muhammadyah Malang, Malang.
Ramadhani, A. 2012. Persepsi Ibu Hamil Resiko Tinggi Tentang Persalinan Sectio Caesarea, Universitas Muhammadyah Ponorogo, Ponorogo. Sarman. 2004. “Determinan Non Medis Permintaan Persalinan Sectio Caesarea di RS St. Elisabeth Medan”, Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Sumatera. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &, Eds.19, Alfabeta, Bandung. Yulianan, R.2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pada Ny. S Post Sectio Caesraea Dengan Indikasi Plasenta Previa Di Ruang Kenanga RSUD Karanganyar, STIKes Kusuma Husada Surakarta, Surakarta. Yulianty, Lenny & Budiman. 2009. “ Perbandingan Pengaruh Musik Relaksasi dan Musik yang Disukai Terhapad Persepsi Nyeri”, Universitas Kristen Mranatha, Bandung, Vol.8, No.2. Hal.155-161.
7