PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA GURU DI SMPIT ASY-SYUKRIYYAH TANGERANG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun oleh: Nurjanah 1112018200051
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Nurjanah (NIM: 1112018200051), Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Kinerja Guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang, seberapa besar kontribusi yang diberikan, apakah hal tersebut memiliki signifikan atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan dua variabel, sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui angket. Penelitian ini dilakukan di SMPIT Asy-Syukriyyah Kota Tangerang. Adapun subjek penelitian yaitu populasinya 36 orang dan semuanya dijadikan responden dalam penelitian. Penyebaran angket berisi 41 butir soal tentang tata ruang kantor dan 28 butir tentang kinerja guru. Pengolahan data dilakukan dengan analisis korelasi product moment. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tata ruang kantor (x) dan kinerja guru (y). Dari perhitungan x dan y diperoleh rxy = 0,425 dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang karena 0,425 berada pada rentang 0,40 – 0,599. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi menunjukkan bahwa r tabel pada taraf 5% sebesar 0,329. Dengan demikian dapat diketahui rhit > rtabel pada taraf signifikansi 5% H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kontribusi 18,1 %. Jadi, terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang. Melalui penelitian ini penulis menyarankan agar guru tetap meningkatkan kinerjanya walaupun kontribusi dan pengaruh tata ruang kantor dikatakan sedang, dan sekolah harus tetap mempertahankan hal-hal lainnya yang membuat kinerja guru meningkat agar menjadi motivasi bagi guru dalam menjalankan tugas mulia di sekolah tersebut. Kata kunci: Tata Ruang Kantor, Kinerja Guru
i
ABSTRACT Nurjanah (NIM: 1112018200051), Office Layout Effect on Teacher’s Performance in SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang This study aims to determine whether there is influence between the office layout with a teacher's performance SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang, how large contributions, whether these have a significant or not. The method used in this research is descriptive quantitative approach to determine the relationship of two variables, while data collecting technique in this research is through questionnaires. This research was conducted in SMPIT Asy-Syukriyyah Kota Tangerang. The subject of research is population 36 people and all of them as respondents in the study. Questionnaire containing 41 items of office layout and 28 grains of teacher performance. Data processing is done by the product moment correlation analysis. The variables examined is the office layout (x) and the performance of teachers (y). The calculation of x and y is obtained r xy = 0.425 consulted on the interpretation of product moment correlation table with the results of interpretation is good enough as 0.425 in the range 0.40 to 0.599. While the significance test shows that the correlation coefficient r table at 5% level at 0.329. This it can be seen rhit > rtabel at the 5% significance level H0 is rejected and Ha is accepted, with a contribution of 18.1%. So, there is a considerable and significant effect between the office layout with a teacher's performance SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang. Through this study the authors suggest that the teacher still improve its performance despite the contributions and influence of the office layout is said to be good enough. And schools must keep the other things that make the performance of teachers increased in order to be a motivation for teachers in the noble task in the school. Keywords: Office Layout, Teacher’s Performance
ii
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dalam bentuk skiprsi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan yang dimiliki penulis sendiri, namun berkat bantuan, dukungan, saran dan doa dari banyak pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy‟ari M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang tealah memberikan bimbingan, nasehat dan arahannya kepada penulis selama penyusunan skripsi dari awal hingga akhir. 3. Dra. Nurdelima Waruru, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah banyak luangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi dari awal sampai selesai. 4. Drs. Ali Nurdin, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang memberikan arahan dan bimbingan sehingga mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi.
iii
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan pengalamannya kepada penulis. 6. Kepala sekolah SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang yakni Ibu Hj. Mariatu Sisriyeni, S.Pd yang telah mmeberikan kesempatan baik kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. 7. Dina, SE.I selaku kepala staf tata usaha serta seluruh guru dan guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang yang telah membantu proses penelitian dalam menyusun skripsi ini. 8. Ayahanda Wasrun Muhamad dan Ibunda Rijah tercinta beserta ketiga adikku Nur Muslihatun, Nur Athif Amanullah, dan Shafa Salsabila tersayang yang senantiasa memberikan motivasi, doa dan dukungan tanpa mengenal lelah selama penulis menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2012 atas semua kenangan yang telah dilalui bersama dan selalu menjadi bagian dari lembaran kehidupan. 10. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak pernah terlupakan, Ismi Farhana, Siti Aisyah, Umdatul Faizah, Ainatul Maghfiroh, Ira Nurfadilah, Vidi Septiyani, Siti Alawiyah dan Essa Ahwar Faraz, terima kasih atas semua cerita yang kita lalui yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, semoga persahabatan kita tidak pernah luput oleh waktu. Especially Tien Meylanissholihat yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi. 11. Sahabat serta penasihat terbaik, Sorayah Al-Haddad yang senantiasa menghibur dan membimbing selama proses penulisan skripsi. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan doa dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini.
iv
Dengan harapan semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan dan doanya. Semoga skripsi ini bermanfaatbagi semua pihak khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 6 Desember 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 5 BAB II .................................................................................................................... 7 KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7 A. Kajian Teori ................................................................................................. 7 1.
Kinerja Guru................................................................................................. 7 a.
Pengertian Kinerja Guru ........................................................................... 7
b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .................................... 9
c.
Indikator Kinerja Guru ........................................................................... 16
d.
Penilaian Kinerja Guru ........................................................................... 18
2.
Tata Ruang Kantor ..................................................................................... 21 a.
Pengertian Tata Ruang Kantor ............................................................... 21
b.
Prinsip-prinsip tata Ruang Kantor .......................................................... 22
c.
Perencanaan Tata Ruang Kantor ............................................................ 25
d.
Tujuan, dan Manfaat Tata Ruang Kantor ............................................... 28
e.
Macam-macam Tata Ruang Kantor ....................................................... 30
f.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor ......................... 32
g.
Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor ........................ 34 vi
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 35 C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 36 D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 37 BAB III ................................................................................................................. 36 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 36 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 36 B. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 37 C. Populasi dan Sampling ............................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38 E. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 39 F.
Instrumen Penelitian................................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 51 BAB IV ................................................................................................................. 52 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 52 A. Gambaran Umum Penelitian ...................................................................... 52 1.
Profil SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang ............................................. 52
2.
Daftar Nama Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang .......... 54
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................. 55 1.
Tata Ruang Kantor (X) ........................................................................... 55
2.
Kinerja Guru (Y) .................................................................................... 58
C. Uji Persayaratan Analisis ........................................................................... 60 1.
Uji Normalitas ........................................................................................ 60
2.
Uji Homogenitas ..................................................................................... 61
3.
Uji Linieritas ........................................................................................... 61
4.
Uji Korelasi ............................................................................................ 63
5.
Uji Hipotesis ........................................................................................... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 65
vii
BAB V................................................................................................................... 66 PENUTUP ............................................................................................................ 66 A. Kesimpulan ................................................................................................ 66 B. Saran ........................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ................................................. 34 Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor ............................... 38 Tabel 3.3 : Nilai Reliabilitas Variabel Tata Ruang Kantor ................................... 43 Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru......................................... 44 Tabel 3.5 : Nilai Reliabilitas Variable Kinerja Guru ............................................ 48 Tabel 3.6 : Hasil Uji Coba Normalitas Data ......................................................... 49 Tabel 3.7 : Hasil Uji Coba Homogenitas Data ...................................................... 50 Tabel 3.8 : Interpretasi Indeks “r” Product Moment ............................................. 51 Tabel 4.1 : Data Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah...................................... 54 Tabel 4.2 : Data Deskriptif Analisis Tata Ruang Kantor ...................................... 55 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Tata Ruang Kantor.............................. 56 Tabel 4.4 : Data Deskriptif Analisis Kinerja Guru ............................................... 58 Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ....................................... 58 Tabel 4.6 : Uji Normalitas..................................................................................... 60 Tabel 4.7 : Uji Homogenitas ................................................................................. 61 Tabel 4.8 : Uji Lnieritas ........................................................................................ 62 Tabel 4.9 : Uji Korelasi ........................................................................................ 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Diagram Tata Ruang Kantor ........................................................... 57 Gambar 4.2 : Diagram Kinerja Guru..................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Wawancara dengan Staf ...................................................... 70 Lampiran 2 : Hasil Wawancara dengan Guru ....................................................... 72 Lampiran 3 : Angket Penelitian ............................................................................ 73 Lampiran 4 : Nilai Variabel X dan Y .................................................................... 82 Lampiran 5 : Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 84 Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Variabel tata Ruang Kantor .............................. 87 Lampiran 7 : Hasil Uji Coba Variabel Kinerja Guru ............................................ 89 Lampiran 8 : Distribusi t Tabel ............................................................................. 91 Lampiran 9 : Distribusi f Tabel ............................................................................. 93 Lampiran 10 : Distribusi r Tabel ........................................................................... 95 Lampiran 11 : Uji Referensi.................................................................................. 96 Lampiran 12 : Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 102 Lampiran 13 : Surat Observasi ............................................................................ 103 Lampiran 14 : Surat Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 104 Lampiran 15 : Surat Permohonan Penelitian ...................................................... 105 Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 106
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam
perkembangannya
menuju
ke
tingkat
kedewasaannya.1Melalui
pendidikanlah setiap insan bisa menuju kepada perubahan yang lebih baik lagi, dengan mengikuti serangkaian proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tidak hanya peran guru yang menjadi hal utama, ada guru , tata usaha, sarana & prasarana, petugas kebersihan, dan lain-lain. Pada sisi internal, proses belajar mengajar juga harus memperhatikan input dimana hal tersebut berperan sebagai penunjang keberhasilan program pendidikan. Guru, dimana di dalamnya ada guru yang sangat berperan penting dalam mencapai tujuan sekolah. Semua lembaga pendidikan khususnya sekolah pasti menginginkan hasil terbaik untuk pencapaian tujuan yaitu visi dan misi sekolah. Maka sangatlah penting jika semua itu didukung oleh produktivitas yang tinggi dari para guru sekolah, karena secara konseptual, prouktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas yang tinggi tidak semata-mata hanya didukung oleh kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Produktivitas yang tinggi harus didukung oleh lingkungan kerja yang aman dan nyaman demi kelancaran pekerjaan yang dilakukan. Jika produktivitas dan kinerja para guru sudah baik, maka sekolah akan mempunyai reputasi yang baik pula Sehubungan dengan tuntutan produktivitas guru yang harus konsisten dan terus ditingkatkan, maka pimpinan sekolah seyogyanya memperhatikan
1
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 5
1
2
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi faktor internal dan eksternal. Kinerja yang baik dipengaruhi oleh kemampuan, semangat dan motivasi yang tinggi. Jika dari sisi eksternal meliputi lingkungan, teman dan pimpinan yang baik. Sebaliknya faktor yang mempengaruhi kinerja buruk terletak pada kemampuan dan semangat yang rendah. Jika dari sisi eksternal meliputi lingkungan, teman dan pimpinan yang kurang baik pula. Kinerja akan dicapai dengan baik apabila didukung oleh lingkungan yang baik. Guru akan lebih termotivasi dalam bertanggungjawab atas pekerjaan mereka apabila atasan memberikan perhatian internal dan eksternal. Terpenuhinya fasilitas yang memadai tentu saja akan meningkatkan produktivitas dan kinerja para guru. Di samping beberapa faktor yang telah diuraikan di atas, sekolah juga perlu meningkatkan kinerja guru dengan cara melakukan pelatihan atau pemekaran pekerjaan sesuai dengan apa yang diampunya. Sehingga guru pun bertambah wawasan akan pekerjaannya, dan harapan dengan diadakannya pelatihan dan pemekaran pekerjaan tersebut dapat meningkatkan kinerja para guru di sekolah. Kinerja suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya manusia di dalamnya, tetapi juga oleh sumber daya lainnya seperti dana, bahan, peralatan, teknologi dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam organisasi. Demikian pula apakah lingkungan kerja atau situasi kerja memberikan kenyamanan sehingga mendorong kinerja guru. Juga termasuk bagaimana kondisi hubungan antarmanusia di dalam organisasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun di antara rekan sekerja. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi guru sangatlah penting, karena di lingkungan kerja itulah guru banyak menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Lingkungan kerja mecakup lingkungan fisik dan non-fisik. Lingkungan fisik meliputi tata ruang, pencahayaan, sirkulasi
3
udara, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan non-fisik meliputi kenyamanan, keamanan dan lain-lain. Lingkungan kerja yang baik akan mendorong guru lebih semangat dalam bekerja dan sebaliknya jika lingkungan kerja kurang baik, maka gurupun tidak mempunyai semangat dalam menyelesaikan kewajibannya. Salah satu lingkungan fisik yang mendukung kinerja guru adalah tata ruang kantor. Tata ruang kantor merupakan sesuatu yang secara langsung berhadapan dengan aktivitas guru sehari-hari, di mana setiap guru membutuhkan ruang untuk melaksanakan pekerjaannya. Faktor penting yang turut menentukan kelancaran tugas adalah penyusunan tempat kerja dan alat perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Tidak sedikit dijumpai keadaan tata ruang kantor yang belum memenuhi standar. Masih banyak guru yang beraktivitas pada lingkungan yang kurang kondusif, penataan ruang kantor yang kurang mendukung, menurunnya perhatian terhadap ruang kantor, dan penataan tata ruang kantor yang tidak sesuai dapat menyebabkan kinerja guru menurun, sehingga tercipta keadaan yang membuat guru di sekolah merasa kurang nyaman untuk mengerjakan tugas-tugas dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan kinerja guru menurun. SMPIT Asy-syukriyyah Tangerang, yang sudah berdiri sejak tahun 2002, dimana tata ruang kantor diatur dengan model semi tertutup, dengan alasan untuk menjaga privasi antar guru. Luas ruang kantor memang kurang memenuhi standar, karena terbatasnya lahan yang diberikan oleh yayasan Asy-syukriyyah itu sendiri. Sekolah selalu mengevaluasi mengenai tata ruang kantor, karena mereka diberikan kebebasan oleh yayasan dan kepala sekolah. Walaupun luas ruang kantor belum memenuhi standar, namun sekolah mengupayakan untuk melengkapi data-data atau barang-barang yang harus ada di dalam kantor. Selain itu, tata ruang kantor di SMPIT Asy-syukriyyah cukup memberikan efek baik untuk para guru dalam berkomunikasi dan
4
menunjang
setiap
pekerjaanya,
namun
belum
maksimal
dalam
2
mengakomodasi keseluruhan jumlah guru. Luas ruang guru di SMPIT Asysyukriyah Tangerang yaitu 40 m2 di mana luas tersebut dibagi menjadi dua bagian, 20 m2 untuk guru pria dan 20 m2 untuk guru wanita. Di dalam ruang guru terdapat loker-loker yang dipergunakan untuk menyimpan dokumen para guru, dan terdapat satu buah meja dan satu buah kursi pada masing-masing ruang guru. Adapun luas untuk ruang guru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah/madrasah pendidikan umum yang menyatakan bahwa rasio minimum luas untuk ruang guru yaitu 4 m2/pendidik. Dan luas minimum kelseluruhan yaitu 32 m2. dan terdapat satu buah kursi/guru, satu buah meja kerja/guru, lemari, papan statistik, papan pengumuman, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan penanda waktu.3 Dengan dipaparkannya keadaan tata ruang kantor tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap Kinerja Guru di SMPIT Asy-syukriyyah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
maka
peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Banyak guru yang beraktivitas pada lingkungan fisik yang tidak kondusif, sehingga kinerja guru menurun. 2. Tata ruang kantor yang dirancang kurang mendukung. 3. Menurunnya perhatian terhadap tata ruang kantor. 4. Tata ruang kantor yang tidak sesuai dapat menyebabkan kinerja guru menurun.
2
Hasil Wawancara dengan ibu Dina, ketua staf tata usaha di SMPIT Asy-Syukriyyah pada tanggal 03 Desember 2015. 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 24. Tahun 2007. Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum.
5
C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah, meliputi: kesesuaian tata ruang kantor dengan tugas guru, kesesuaian tata ruang kantor dengan arus kerja, proyeksi hubungan kerja pada masa datang, kesesuaian tata ruang kantor dengan
jaringan komunikasi, kesesuaian tata ruang kantor
dengan kebutuhan ruang, kesesuaian tata ruang kantor dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan, kesesuaian tata ruang kantor dengan pembiayaan ruangan perkantoran, kualitas guru, kuantitas guru, efektivitas, kerja sama antar guru, dan hubungan antarpersonal. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Untuk mendeskripsikan tata ruang kantor guru di SMPIT AsySyukriyyah? b. Untuk mendeskripsikan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah? c. Untuk mengetahui pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah?
2. Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada dampak baik untuk seluruh siswa/i SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang karena kinerja guru yang meningkat, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan benar.
6
b. Bagi guru Melalui penelitian ini, diharapkan ada peningkatan yang signifikan terhadap kinerja guru, sehingga lebih banyak persiapan yang matang dalam melakukan proses belajar mengajar. c. Bagi sekolah Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sekolah bisa lebih termotivasi dan menjadikan penelitian ini sebagai acuan
untuk
merancang dan memperhatikan tata ruang kantor guru, karena guru sejatinya adalah orang-orang yang ikut andil dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika tata ruang yang dirancang memenuhi standar dan bisa membuat guru nyaman, maka kinerja mereka pun bisa meningkat dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sekolah. d. Bagi peneliti Menambah wawasan peneliti mengenai tata ruang kantor yang berpengaruh terhadap kinerja guru di lembaga sekolah khususnya. Dapat mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, dan dapat melakukan pengembangan terhadap pengelolaan tata ruang kantor.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori 1. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Guru Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas Amstrong dan Baron mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organsasi.3 Pendapat mengenai definisi kinerja telah dikemukakan Supardi bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.4 Menurut Anwar Prabu kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.5
3
Irham Fahmi, Manajemen, (Bandung: IKAPI, 2012), h. 226. Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: rajawali Pers, 2013), h. 45 5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22 4
7
8
Pandangan lain dikemukakan King, yang menjelaskan kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya.6 Adapun pengertian guru, Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri menyatakan bahwa guru sebagai tenaga kerja profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan oersyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.7 Selaju dengan itu, Amad Tafsir menyatakan bahwa guru adalah orangorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif.8 Mengacu dari pandangan ini, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja seseorang dihubungkan dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakannya. Misalnya, sebagai seorang guru, tugas rutinnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Hasil yang dicapai secara optimal dari tugas mengajar itu merupakan kinerja seorang guru. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik yang berupa prestasi, dan dapat diukur melalui kualitas dan kuantitas pekerjaannya, dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.
6
Paytrician King, Performance Planning and Appraisal, dalam Hamzah B. Uno, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 61 7 Lif Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya, 2010), h.58. 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 74
8
9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Banyak faktor yang memengaruhi kinerja organisasi maupun individu. Tempe mengemukaka bahwa: “Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan administrasi pengupahan” (Tempe, 1992: 3). Sedangkan Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi dipengaruhi oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) ligkungan, (2) karakteristik individu, (3) karakteristik organisasi, dan (4) karakteristik pekerjaan” (Kopelman, 1986: 16) Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas: pengetahuan, keterampilan, keamampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap. Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan. Karakteristik-karakteristik tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut ini:9
9
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2013), h. 50.
10
KARAKTERISTIK ORGANISASI 1. 2.
Imbalan Penetapan tujuan Seleksi Latihan dan pengembangan Kepemimpinan Struktur organisasi
3. 4. 5. 6.
KARAKTERISTIK INDIVIDU 1. 2. 3. 4. 5.
KARAKTERISTIK PEKERJAAN 1. 2. 3. 4.
6.
Pengetahuan Keterampilan Kemampuan Motivasi Kepercayaan ddan nilai-nilai Sikap
KINERJA
Penilaian pekerjaan Umpan balik prestasi Desain pekerjaan Jadwal kerja
Menurut Anwar Prabu dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah, faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability)
dan
faktor
motivasi
(motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1964:484) yang merumuskan bahwa: 1) Human Performance
= ability + motivation
2) Motivation
= attitude + situation
3) Ability
= knowledge + skill
11
1) Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, guru yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. 2) Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang guru dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri guru ke arah yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). David C, McClelland berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri guru untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesemptan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, guru akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang dimiliki oleh guru harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang
12
ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. Oleh karena itu, kembangkanlah motif berprestasi dalam diri dan manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada pada lingkungan kerja guna mencapai kinerja maksimal.10 Selanjutnya Tabrani Rusyan menyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan kinerja guru, maka perlu berbagai faktor yang mendukung, diantaranya: 1) Motivasi Dorongan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi guru sebaiknya muncul dari dalam diri sendiri, tetapi upaya motivasi dari luar juga memberikan semangat kerja guru, misalnya dorongan yang diberikan dari kepala ekolah kepada guru. 2) Etos Guru yang memiliki etos kerja lebih besar untuk berhasil dalam melaksanakan proses belajar mengajar dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang oleh etos kinerja. Dalam melaksanakan tugasnya guru memiliki etos yang berbeda-beda 3) Lingkungan Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru melaksanakan tugas secara efektif dan efisien, meliputi: (a) Lingkungan social-psikologis, yaitu lingkungan serasi dan harmonis antar guru, guru dengan kepala sekolah, dan guru, kepala sekolah dengan staf TU dapat menunjang keberhasilan kinerja guru. (b) Lingkungan fisik, ruang guru hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: ruangan harus bersih, ada ruangan khusus untuk kerja, 10
peralatan
dan
perabotan
tertata
baik,
mempunyai
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 67.
13
penerangan yang baik, tersedia meja kerja yang cukup, sirkulasi udara yang baik dan jauh dari kebisingan 4) Tugas dan Tanggung Jawab (a) Tanggung jawab moral, guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila. (b) Tanggung jawab dan proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat persiapan mengajar dan memahami kurikulum dengan baik. (c) Tanggung jawab guru di bidang masyarakat, yaitu turut mensukseskan pembangunan masyarakat, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat. (d) Tanggung jawab guru di bidang keilmuan, yaitu guru turut serta memajukan
ilmu
dengan
melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan. (e) Optimalisasi kelompok kerja guru.11 Selaju dengan itu, Abdul Wahab menyatakan bahwa keberadaan guru dalam melaksnakan tugas tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun ekstrenal yang membawa dampak pada perubahan kinerja. Beberapa faktor yang memenaruhi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain. 1) Kepribadian dan Dedikasi Setiap guru memiliki kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam 11
Tabrani Rusyan, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. (Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta, 2000), h. 17
14
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik. Dengan kata lain, perilaku akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang memberi tugas itu dan pihakpihak lain yang berkepentingan. Dapat pula dikatakan bahwa segala pekerjaan yang dilaksanakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif tersebut seuai standar yang ditetapkan dan tidak asal-asalan. 2) Pengembangan Profesi Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan. Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru. 3) Kemampuan Mengajar Unutk meaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan. Amier Daien Indrakusuma menyatakan bahwa sosok guru yang ideal harus mempunyai beberapa kompetensi sebagai berikut. (a) Pesyaratan jasmani dan ruhani, artinya seorang guru sehat jasmani dan tidak boleh cacat secara nyata. (b) Pesyaratan pengetahuan pendidikan. (c) Persyaratan kepribadian, artinya seorang guru harus mempunyai moral yang baik karena guru merupakan pendukung moral yang baik. 4) Hubungan dengan Masyarakat Sekolah merupakan lembaga sosial yang tida dakapt dipisahkan dari masyarakat lingkungannya. Begitu pula sebaliknya, masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki
15
kepentingan. Agar hubungan dengan masyarakat terjamin baik dan berlangsung kontinu, maka diperlukan peningkatan profesi guru dalam hal berhubungan dengan masyarakat. Guru, di samping mampu melakukan
tgasnya
masing-masing di
sekolah,
mereka
juga
diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadat, mengerti aspirasinya, mampu
membawa
diri
di
tengah-tengah
masyarakat,
bisa
berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka.12 Mengacu pada pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru berasal dari dua sumber. Sumber yang pertama yaitu berasal dari diri sendiri, dan sumber yang kedua berasal dari lingkungan. Sumber pertama berasal dari diri sendiri yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, tujuan dan motivasi. Adapun sember kedua berasal dari lingkungan yang terdiri atas lingkungan kerja, lingkungan keluarga, dan karakteristik pekerjaan. Dan mengacu pada pendapat Tabrani Rusyan bahwa lingkungan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang sama-sama harus diperhatikan oleh atasan atau kepala sekolah. Kedua sumber tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh seorang guru, dengan cara mengembangkan motivasi dalam diri sendiri dan manfaatkan susana dan lingkungan kerja dengan baik untuk mencapai kinerja yang maksimal.
12
Abdul Wahab, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Jogjakarta: ArRuzz Media: 2011), h. 122.
16
c. Indikator Kinerja Guru Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja. Dimensi ataupun ukuran kinerja sangat diperlukan karena akan bermanfaat baik bagi pihak banyak. Adapun survei literatur mengenai dimensi atau indikator yang menjadi ukuran kinerja adalah sebagai berikut. Berdasarkan pendapat John Miner yang dikutip Sudarmanto dalam buku Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, bahwa ada 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu: 1) Kualitas, yaitu; tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan. 2) Kuantitas, yaitu; jumlah pekerjaan yang dihasilkan. 3) Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu; tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang. 4) Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja. Tidak
jauh
dari
pendapat
John
Miner,
Bernardin
(2001)
menyampaikan ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja, yaitu; 1) Quality
terkait
dengan
proses
atau
hasil
mendekati
sempurna/ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan. 2) Quantity terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. 3) Timeliness terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk. 4) Cost-effectiveness terkait dengan penggunaan sumber-sumber organisasi (orang, uang, material, teknologi) dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber organisasi.
17
5) Need for supervision terkait dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan. 6) Interpersonal impact terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama di antara sesama pekerja dan anak buah.13 Sementara itu Stephen P. Robbins mengemukakan, indikator untuk mengukur kinerja secara individu ada enam indikator, yaitu: 1) Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2) Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3) Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4) Efektivitas.
Merupakan
tingkat
pengguaan
sumber
daya
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud untuk menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5) Kemandirian. Merupakan tingkat seseorang yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja degan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.14
13
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009), h. 11 14 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia, 2006), h. 260
18
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka penulis sependapat dengan pendapat Stephen P. Robbins dan menyimpulkan bahwa ada lima indikator yang menjadi tolok ukur dalam menilai kinerja seseorang. Maka seyogyanya seorang guru harus memiliki dan mengembangkan kelima indikator tersebut di dalam dirinya demi menghasilkan prestasi kerja yang baik. d. Penilaian Kinerja Guru Untuk menilai kinerja guru dapat dilihat pada aspek: “penguasaan content knowledge, behavioral skill, dan human relation skill”. Dimensi atau standar kerja yang dievaluasi meliputi: 1. Quantity of Work: yang berkenaan dengan volume pekerjaan yang dapat dikerjakan seorang guru. 2. Quality of
Work: yang berkenaan dengan ketelitian, dan
kelengkapan hasil kerja. 3. Inisiatif: berkenaan dengan keinginan untuk maju, mandiri, penuh tanggung jawab terhadap pekerjaannya. 4. Adaptability: berkenaan dengan kemampuan guru untuk merespons dan menyesuaikan dengan perubahan keadaan. 5. Cooperation: berkenaan dengan kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan pimpinan dan sesama teman kerja.15 Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pihak manajemen sekolah baik para guru maupun manajer yang selama ini telah melakukan pekerjaannya. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson yang dikutip Irham Fahmi dalam buku Manajemen Kinerja, bahwa: “Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut”. Penilaian yang dilakukan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan 15
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2013), h. 69.
19
yang berarti dalam menilai kinerja yang dilakukan dan selanjutnya dapat dilakukan
perbaikan,
atau
yang
biasa
disebut
perbaikan
yang
berkelanjutan.16 Penilaian kinerja, berlandaskan anggapan bahwa jika kinerja diteliti dan umpan balik diberikan, dorongan untuk bekerja secara lebih efektif seharusnya meningkat. Definisi kata „to appraise‟ (menilai) menurut kamus adalah „menetapkan harga untuk‟ atau „menilai suatu benda‟. Jika kita menggunakan istilah „penilaian kinerja‟, kita mengartikan bahwa kita terlibat dalam proses menentukan nilai guru bagi sekolah, dengan maksud meningkatkannya.17 Alasan diperlukannya
penilaian kinerja
yakni
dalam rangka
melakukan perbaikan yang berkesinambungan maka suatu organisasi perlu melakukan penilaian kinerja, dimana penilaian kinerja tersebut memiliki berbagai alasan. Ada beberapa alasan dan pertimbangan untuk itu, yaitu: 1) Penilaian kinerja memberikan informasi bagi pertimbangan pemberian promosi dan penetapan gaji 2) Penilaian kinerja memberikan umpan balik bagi para manajer maupun karyawan untuk melakukan intropeksi dan meninjau kembali perilaku selama ini, baik yang positif maupun negaif untuk kemudian dirumuskan kembali sebagai perilaku yang mendukung tumbuh berkembangnya budaya organisasi secara keseluruhan 3) Penilaian kinerja diperlukan untuk pertimbangan pelatihan dan pelatihan kembali (retraining) serta pengembangan 4) Penilaiain kinerja dewasa ini bagi setiap organisasi khususnya organisasi bisnis merupakan suatu keharusan, apalagi jika dilihat tinggnya persaingan antar sekolah
16 17
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 65 Margaret Attwood, Manajemen Personalia, (Bandung: Penerbit ITB, 1999), h. 116
20
5) Hasil penilaian kinerja lebih jauh akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam melihat bagaimana kondisi sekolah tersebut. Termasuk manjadi bahan masukan bagi lembaga pemberi pinjaman dalam melihat kualitas kinerja suatu sekolah bisa menjadi bahan masukan untuk mendukung keputusan pemberi kredit, yaitu pihak pemberi pinjaman menjadi lebih yakin dan percaya.18 Dari berbagai alasan dan pertimbangan tersebut di atas maka semua itu diharapkan akan mampu memberi pengaruh pada peningkatan kinerja guru. Karena sebagaimana kita ketahui alasan paling utama dari diperlukannya penilaian kinerja adalah agar terciptanya peningkatan kualitas kinerja di sekolah, dan pengaruhnya lebih jauh pada peningkatan produktivitas serta profit sekolah. Yang melakukan penilaian kinerja adalah 1) Para supervisor yang menilai karyawan mereka. 2) Anggota tim yang menilai sesamanya. 3) Sumber-sumber dari luar. 4) Karyawan menilai diri sendiri. 5) Penilaian dari multisumber (umpan balik). Dengan adaya penilaian dan umpan balik yang diberikan kepada para guru, diharapkan guru dapat mengetahui sejauh mana prestasi kerja yang dihasilkan, dan hasil tersebut bisa menjadi acuan dan motivasi untuk lebih baik lagi di waktu yang akan datang.
18
Ibid., h. 116
21
2. Tata Ruang Kantor a. Pengertian Tata Ruang Kantor Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini mengakibatkan penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian tata ruang, diantaranya George R. Terry dalam buku Office Management and control tahun 1958 menyatakan sebagai berikut: “Office lay out in the determination of space requirement and the detailed utilization of this space in order to provide a practical arrangement of the physical factors considered necessary for the execution of the officework within reasonable costs:. (Tata ruang kantor adalah penentuan
mengenai
kebutuhan-kebutuhan
ruang
dan
tentang
penggunaannya secara praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak). Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat pula diuraikan debagai pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga guru dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa, dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja.19 Dikatakan pulah oleh Hendi Haryadi, bahwa tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat kantor dan perabotan kantor sesuai dengan luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi guru.20 Ditinjau dari pengertian tata ruang kantor beberapa ahli seperti The Liang Gie, mengemukakan bahwa tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat, serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan kerja bagi para guru. Menambahkan Terry bahwa 19 20
Sedarmayanti, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Mandar Maju, 2009), h. 125 Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran, (Jakarta: Visimedia, 2009), h. 122
22
tata ruang kantor adalah penempatan segala kebutuhan ruang dan penggunaan secara tereprinci dari ruangan, untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk pelaksanaan kerja perkantoran.21 Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada tempat yang sesuai dengan standar sehingga memberikan sarana dan kemudahan bagi guru, karena guru akan merasa mudah, aman dan nyaman ketika ia berada pada ruang kantor yang ditata sebagaimana mestinya. b. Prinsip-prinsip tata Ruang Kantor Prinsip-prinsip tata ruang kantor dan perencanaan tata ruang menurut Soedjadi (1990) harus diselenggarakan dengan setepat-tepatnya. Prinsioprinsip dan pedoman dalam tata ruang dan perencanaan tata ruang kantor adalah: 1) Aliran pekerjaan harus diusahakan bergerak menuju ke depan, sehingga
mengurangi
kemungkinan-kemungkinan
terjadinya
penyimpangan-penyimpangan (crisscrosing), arus yang bolak-balik (back-tracking), dan tabrakan-tabrakan. 2) Tempatkan setiap guru sedekat mungkin dengan: a) Pimpinan dimana dia menerima pekerjaannya; b) Mesin, perlengkapan, dan peralatan kerja yang denganna dia harus paling banyak menggunakannya; c) Pimpinan dimana dia harus senantiasa mendapat bimbingan langsung tentang pekerjaan dan tentang penggunaan mesin, perlengkapan, dan peralatan seperti tersebut pada butir b; d) Pimpinan lain ke mana dia harus menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan.
21
Mukhneri, Manajemen Perkantoran, (Jakarta: UNJ Press, 2008), h. 18
23
3) Manajer hendaknya dibuatkan kamar-kamar kerja sendiri-sendiri utnuk masing-masing orang, sebab mereka itu dapat dipandang sebagai pusat konsentrasi pemikiran (think-tank) seluruh organisasi; 4) Pekerjaan-pekerjaan teknis seperti pusat pengetikan, pusat audio visual, reproduksi, foto kopi, stensil dan percetakan, serta pusat pekerjaan
administrartif
(ketatausahaan)
sebaiknya
disediakan
ruangan-ruangan tersendiri, terpisah dati think-tank tersebut, agar suara-suara yang timbul dari bekerjanya alat-alat kerja tersebut dapat diisolasi; 5) Kamar operasi sebagai salah satu alat pengendalian kegiatan hendaknya jangan terlalu jauh dari kamar kerja top manajer; 6) Unit-unit yang melayani umum, hendaknya menempati ruangan yang mudah mereka capai, tetapi tidak mengganggu ketenangan kerja seluruhnya; 7) Ruangan untuk unit-unit yang berhubungan dengan permesinan, pergudangan, alat-alat besar, dan sebagainya sebaiknya ditempatkan di belakang, sehingga mengurangi kegaduhan bagi unit-unit lain; 8) Hendaknya diusahakan adanya tempat kerja beserta perabotperabotnya yang tetap letaknya, sehingga mengurangi kegaduhan bagi unit-unit lain; 9) Untuk memelihara keleluasaan gerakan badan guru khusus untuk pekerjaan-pekerjaan administrasi, maka diusahakan agar space kerja setiap orang tidak kurang dari 1,5 x 2 m2; 10) Tempat duduk para guru hendaknya diatur jangan sampai mereka saling berhadapan yang seorang dengan yang lainnya, yakni untuk menjaga agar mereka tidak selalu saling bercakap-cakap tentang halhal yang bukan-bukan; 11) Segi-segi ketenangan dan keselamatan kerja guru harsu dijamin dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
24
a) Adanya unit-unit atau alat-alat pemadaman kebakaran, alat-alat PPPK, serta alat-alat keamanan lainnya termasuk pos penjagaan di pintu masuk dan di pintu keluar; b) Harus ada jalan khusus untuk keluar dalam keadaan darurat; c) Kebisingan mesin-mesin yang sedang bekerja harus diisolir dengan misalnya menempatkan mesin-mesin itu di dekat jendela (jadi tidak di ruang depan, dan juga tidak di tengah-tengah ruang kerja), dan lebih-lebih pada waktu mesin-mesin tersebut sedang bekerja, maka jendela-jendela tadi harus dibuka lebar-pebar; d) Dinding-dinding, jendela-jendela, dan pintu-pintu, sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang tidak memperkuat gema suara, serta jangan lupa selalu meminyaki engsel-sengselnya; e) Hendaknya dalam instansi itu sendiri tersedia semacam kafetaria murah khusus untuk para guru. 12) Untuk keperluan pribadi para guru, maka disediakan: a) Kamar-kamar kecil (toilet) yang bersih, sehat, dan cukup jumlahnya; b) Kamar-kamar rias terutama bagi guru wanita; c) Tempat air minum yang sehat dan bersih. 13) Untuk keperluan pertemuan dan rekreasi bersama hendaklah ada satu ruangan khusus atau aula dari yang berukuran sekitar 17,5 x 25 m sampai 25 x 40 m. 14) Untuk mempermudah bagi tamu-tamu mengetahui letak ruang kerja pimpinan ataupun unit-unit yang diperlukan, maka perlu dilaksanakan adanya: a) Ruang tamu yang cukup lapang dan tenang; b) Skema denah dari seluruh unit dalam instansi itu yang ditaruh di ruang tamu tersebut; c) Daftar nama pimpinan berikut jabatannya, dan nomor kamar kerjanya serta pesawat teleponnya.
25
15) Untuk keindahan dan kesegaran udara di dalam tempat kerja hendaklah dipenuhi dengan persyaratan-persyaratan yang berikut: a) Adanya
lubang
peranginan
(ventilasi)
yang
cukup
dan
memungkinkan sirkulasi udara secara teratur; b) Tingkat kelembaban (humidity) berkisar antara 45% s.d. 60%; c) Daya penerangan dengan lampu hemat energi (bukan neon). 16) Kesegaran udara dan keindahan sreal tempat kerja, hendaklah dilaksankan adanya: a) Jalan sekitar tempat kerja yang cukup lapang dan sejuk; b) Kebun dengan rerumputan dan taman bunga-bungaan yang segar; c) Tempat parkir mobil yang cukup luas dan tidak terlalu dekat dengan kamar-kamar kerja guru. 17) Memelihara
keleluasaan
bagi
kemungkinan-kemungkinan
perkembangan dan perluasan di kemudian hari.22 c. Perencanaan Tata Ruang Kantor Tahapan ini sangat penting karena akan mempengaruhi seluruh tahapan berikutnya dan, yang jauh lebih penting lagi, adalah apakah layoutmembuat kerja berlangsung secara efektif dan efisien. Sebagian besar tahapan ini adalah untuk menilai apa yang dibutuhkan oleh organisasi
melalui
proses
pengumpulan
informasi,
kemudian
ditransformasikan dalam bentuk gambar dan akhirnya ke dalam bentuk layout yang aktual. Menurut Quibel (2001), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar tercipta tata ruang kantor yang efektif, antara lain sebagai berikut: 1) Tugas guru. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki guru akan memengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan untuk mengoptimalisasikan kinerja mereka. Sebagai contoh, ruang kerja guru yang membutuhkan tingkat interaksi yang tinggi dengan
22
Donni Juni Priansa, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
26
anggota timnya yang lain, akan sangat berbeda dengan ruang kerja yang guru yang kurang membutuhkan interaksi sosial. 2) Arus kerja. Analisis arus kerja dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat diperlukan dalam perencanaan tata ruang. Menurut Gie (2000), arus kerja yang efisien akan menempatkan guru dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan mengeliminasi backtracking maupun crisscrossing pekerjaan. Misalnya, divisi penagihan mempunyai dokumen utama berupa formulir penagihan, divisi kredit berupa aplikasi kredit, dan departemen pembelian berupa order pembelian. Dengan melacak pergerakan dokumen utama antardepartemenyang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu persiapan dan penganalisaan arusbagan proses serta mendiagramkan pergerakan dokumen melalui pola arus kerja; pola arus kerja dapat meminimalisir aktivitas kerja yang dapat menimbulkan fenomena bottleneck. 3) Bagan organisasi. Ketika arus kerja secara vertikal, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar guru pada level yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi guru ataupun unit kerja. 4) Proyeksi hubungan kerja pada masa datang. Menjelaskan beberapa luas area yang dibutuhkan jika persahaan akan melakukan perluasan atau pengurangan pada masa depan. Perluasan dilakukan karena beberapa hal berikut: a) Pengembangan produk baru yang akan membutuhkan guru baru yang mungkin diikuti dengan perluasan area kantor. b) Ekspektasi tingkat pertumbuhan sekolah per tahun, baik diukur melalui tingkat laba yang diperoleh maupun tingkat penjualan yang didapat. c) Kemungkinan perubahan dalam pengorganisasian kantor yang mungkin membutuhkan penambahan atau pengurangan guru baru.
27
5) Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi ataupun media yang digunakan untuk berkomunikasi (telepon, e-mail, surat, tatap muka, dan lain-lain) yang dilakukan oleh guru ataupun departemen sangat membantu dalam perencanaan tata ruang kantor. Semakin tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan, semakin dekat ruangannya. 6) Departemen dalam organisasi. Banyak sekolah mengelola kantornya berdasarkan fungsi, terutama depertemen yang berpengaruh terhadap keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan berdasarkan arus kerja antarmereka. Misalnya, departemen akuntansi akan ditempatkan berdekatan dengan departemen pemrosesan data, dan departemen yang biasa berhubungan dengan publik (pembelian atau hubungan masyarakat) akan ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk atau reception area. 7) Kantor publik dan privat. Pada masa lalu, penggunaan kantor privat akan menunjukkan prestise dan status sekolah atau organisasi di mata masyarakat. Namun, pemanfaatan kantor masa sekarang lebih mengarah
pada
pemakaian
kantor
bersama
karena
biaya
pengoperasian kantor privat yang mahal: sulitnya mengubah tata ruang apabila diperlukan, penataan cahaya atau AC sulit dilakukan dibandingkan dengan di kantor terbuka yang tentunya akan menghambat komunikasi yang efektif, dan yang paling berpengaruh adalah lingkungan kerja sekolah semakin luas. Tidak dapat dibayangkan bagaimana sekolah yang melayani Bekasi hanya mempunyai satu kantor pusat di Kawasan Sudirman, Jakarta. 8) Kebutuhan ruang. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh guru adalah guru yang membutuhkan peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak. Yang kedua, jenis peralatan ataupun tanggung jawab masing-masing guru akan memengaruhi kebutuhan ruang kerjanya.
28
9) Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan tata ruang kantor memfasilitasi pergerakan guru dari suatu area ke area yang lain. Perencanaan tersebut harus dapat membuat guru bergerak secara mudah tanpa terhambat, dan sebaliknya lorong tempat guru bergerak tidak diisi oleh furnitur atau peraalatan yang dapat menghalanginya. 10) Pembiayaan ruangan perkantoran. Dapat dikatakan bahwa investasi sekolah dalam ruang kantor melebihi investasinya di bidang SDM, di mana hubungan positif dari keduanya sangat dibutuhkan. Beberapa faktor
yang perlu
diperhatikan
dalam
hal
ini,
antara
lain
menghipotekkan pembayaran, pemanfaatan, pemeliharaan, biaya pemeliharaan, pajak, asuransi, kebutuhan akan peralatan kontrol lingkungan kantor (AC, kelembaban), perlakuan khusus, lisensi, dan lain-lain.23 d. Tujuan, dan Manfaat Tata Ruang Kantor Menurut Sedarmayanti, apabila diperinci, tujuan tata ruang kantor, antara lain adalah: 1) Mencegah penghamburan tenaga dan waktu guru karena prosedur kerja dipersingkat 2) Menjamin kelancaram proses pekerjaan 3) Memungkinkan pemakaian ruang kerja agar lebih efisien 4) Mencegah guru di bagian lain terganggu oleh suara bising dan lainnya 5) Menciptakan kenyamanan kerja guru 6) Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung kantor 7) Mengusahakan adanya keleluasaan bagi: a) Gerakan guru yang sedang bekeja b) Kemungkinan untuk guru memanfaatkan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu
23
Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 189.
29
c) Perkembangan dan perluasan kegiatan kantor pada kemudian hari (jika mungkin) Menurut Sukoco, tata ruang yang efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Mengoptimalkan penggunan ruang yang ada secara efektif 2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi guru 3) Memberikan kesan positif terhadap pelanggan/konsumen 4) Menjamin efisiensi dari arus keja yang ada 5) Meningkatkan produktivitas kerja guru 6) Mengantisipasi perkembangan organisasi pada masa depan dengan melakukan perencanaan tata ruang yang fleksibel Moekijat dalam bukunya menjelaskan beberpa fungsi kantor. Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komnikasi dan catatancatatan. Secara terinci fungsi kantor itu adalah sebagai berikut: 1) Untuk menerima keterangan 2) Untuk mencatat keterangan 3) Untuk menyusun keterangan 4) Untuk memberi keterangan 5) Untuk menjamin aktiva.24 Jadi, secara garis besar, tujuan dan manfaat tata ruang kantor adalah mengatur tata ruang kantor secara baik sehingga pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar, koordinasi dan pengawasan semakin mudah, akhirnya mencapai efektivitas kerja.
24
Moekijat, Administrasi Perkantoran, (Bandung: CV Mandar Maju, 2008), h. 2
30
e. Macam-macam Tata Ruang Kantor Pada umumnya penataan ruang kantor terdiri atas dua jenis, yaitu: 1) Tata ruang yang terpisah-pisah. Ruangan untuk bekerja terbagibagi dalam beberapa satuan. Pembagian itu karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar ataupun karena memang sengaja dibuat pemisah buatan, misalnya plywood atau dinding kaca 2) Tata ruang yang terbuka. Ruangan kerja tidak dipisah-pisahkan, jadi semua guru berada dalam satu ruangan besar dan antara guru yang satu dan guru yang lainnya saling terlihat. Menurut Sedarmayanti pada dasarnya terdapat empat macam tata ruang kantor, yaitu sebagai berikut. 1) Tata ruang kantor berkamar/tertutup (cubicel type offices), yaitu ruang kerja untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamar atau ruang kerja. a) Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah: (1) Menjamin konsentrasi kerja (2) Menjamin pekerjaan yang bersifat rahasia (3) Menambah atau menjaga, status pimpinan sehingga selalu terpelihara adanya kewajiban pimpinan (4) Menjamin
kebersihan
kerja
dan
merasa
ikut
bertanggungjawab serta merasa ikut memiliki b) Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah: (1) Komunikasi langsung antarguru tidak dapat berjalan lancar
sehingga
kesempatan
untun
mengadakan
komunikasi menjadi berkurang (2) Diperlukan
biaya
yang
lebih
besar
untuk
biaya
pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan, dan biaya peralatan lainnya
31
(3) Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi (4) Mempersulit pengawasan (5) Memerlukan banyak luas lantai 2) Tata ruang kantor terbuka (open plan offices), yaitu ruang kerja yang cukup luas, ditempati oleh beberapa guru untuk bekerja bersama di ruang termaksud tanpa dipisah oleh penyekat atau pembatas yang permanen. a) Keuntungan tata ruang kantor terbuka: (1) Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, warna dan dekorasi (2) Luwes/fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya tinggi (3) Mudah
untuk
pengawasan,
mengadakan
penyeragaman
hubungan kerja,
dan
langsung, pembagian
peralatan kerja (4) Biaya lebih hemat untuk pemelihranaan ruangan kerja, penggunaan
kelengkapan
ruangan
dan
peralatan,
penggunaan telepon, dan lain-lain b) Kelemahan tata ruang kantor terbuka: (1) Kemungkinan
timbul
atau
terjadi
kegaduhan
atau
kebisingan karena guru bersebda gurau, mengobrol, dan lain-lain (2) Guru sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi (3) Batas kedudukan antara pemimpin dan bawahan tidak jelas (4) Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan 3) Tata ruang kantor berhias/bertaman/berpanorama (landscape offices), Yaitu ruang kera yang dihiasi oleh taman, dekorasi, dan sebagainya. Bentuk ruang kantor berhias ini mengupayakan agar
32
lingkungan ruang kantor tampak seperti pemandangan alam terbuka dan merupakan lingkungan yang nyaman, menyegarkan, dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan. a) Keuntungan tata ruang kantor berhias adalah: (1) Guru akan merasa nyaman dan betah bekerja (2) Ketegangan saraf dapat berkurang atau dihindarkan (3) Kebisingan atau kegaduhan dapat dihindarkan (4) Pekerjaan
dapat
dilakukan
dengan
lebih
efisien,
produktivitas kerja dapat meningkat sehingga tjuan organisasi mudah dicapai b) Kelemahan tata ruang kantor berhias adalah: (1) Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya (2) Biaya pemeliharaan tinggi (3) Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah. Berdasarkan penjelasan tentang macam-macam tata ruang kantor, makasebuah organisasi atau sekolah bebas menerapkan tata ruang kantor yang seperti apa. Tergantung kesanggupan dan disesuaikan dengan luas ruang kantor yang ada. f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor Hal-hal yang mengharuskan perubahan suatu tata ruang kantor adalah: 1. Penambahan atau pengurangan guru unit/bagian bersangkutan 2. Penambahan atau pergantian perabot atau alat-alat lainnya 3. Perubahan terhadap proses ataupun penyelesaian suatu pekerjaan
33
4. Perubahan terhadap susunan organisasi atau tugas pokok pekerjaan.25 Adapun penataan ruang kantor perlu dilakukan ulang jika sudah muncul berbagai masalah atau perubahan sebagai berikut: 1. Lay out yang sudah ada menimbulkan hambatan bagi guru dalam melakukan pekerjaan. Misalnya, suatu pabrik sudah melakukan penyederhanaan
prosedur
kerja,
tetapi
lay
out-nya
tidak
mendukung, sehingga pekerjaan terhambat. 2. Adanya keluhan dari guru yang disebabkan kondisi lingkungan fisik tempat kerja. Misalnya, guru di pabrik teh terkena polusi udara karena debu teh yang sedang diolah beterbangan akibat kurangnya ventilasi udara. 3. Mulai menurunnya citra sekolah di mata pelanggan atau tamu sekolah. 4. Organisasi yang semakin berkembang membuat struktur organisasi lebih kompleks, sehingga job description yang semakin banyak membutuhkan lebih banyak guru baru untuk mendudukinya. 5. Lay out yang sudah ada perlu dibenahi lagi karena kurang mendukung perkembangan dan perubahan organisasi. Misalnya, kantor membuka unit baru untuk customer service. 6. Tata ruang yang sudah ada perlu disegarkan kembali sehingga tidak kotor dan monoton atau menimbulkan kebosanan. Misalnya, ganti karpet, ganti warna cat, ganti posisi meja, dan lemari kantor.26
25 26
Khaerul Umam. Manajemen Perkantoran. (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 161 Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran, (Jakarta: Visimedia, 2009), h. 128
34
g. Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor Sebelum dimulai membuat konsep menyusun tata ruang, maka terlebih dahulu perlu diketahui langkah-langkah menyusun tata ruang antara lain adalah:27 a) Mengetahui hubungan satuan yang melaksanakan Tata Usaha dengan satuan-satuan kerja lainnya. b) Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia atau tidak rahasia) dan pelajari segenap pekerjaan, tentukan urutan pekerjaan, serta ketahui jumlah guru yang terlibat c) Satuan pekerjaan yang melayani publik ditempatkan pada tempat yangmudah didtangi orang luar tanpa mengganggu satuan kerja lainnya d) Satuan-satuan yang satu sama lain saling berhubungan erat, diupayakan utnuk dikelompokkan pada satu tempat e) Satuan pusat yang mengerjakan semua kegiatan ketatausahaan, diupayakan ditempatkan ditengah-tengah (yang strategis) f) Satuan yang tugas pekerjaannya menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh dari satuan kerja yang membutuhkan ketenangan g) Membuat gambar denah ruangan dengan memakai skala, cantumkan panjangdan lebar ruangan yang bersangkutan, serta beri tanda, tempat pintu, jendela dan lainnya h) Susun letak meja kursi guru dan perabot lainnya, gunakan kertas warna-warni dengan ukuran tertentu, serta beri nomor kode masing-masing i) Menyusun dengan konsep tata ruang, dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan yang disebabkan oleh: (1) Penambahan atau pengurangan guru (2) Penambahan atau penggantian perabot/alat kerja (3) Perubahan penyelesaian prosedur kerja 27
Moekijat, op. cit., h. 127
35
(4) Perubahan atau pengembangan struktur organisasi (5) Penambahan atau pengurangan atau perubahan pekerjaan B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Subki (2015), mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Manajemen Pendidikan, dengan judul Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Kinerja Guru di SMK Islamiyah Ciputat. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Islamiyah Ciputat yang berjumlah 50 orang. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian insentif terhadap kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat.28Persamaan dari penelitian ini adalah meneliti variabel kinerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui angket, observasi, dan wawancara. Dan fokus masalahnya yaitu kinerja guru. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu pada tahun dan lokasi penelitian. Pada penelitian yang sebelumnya, penelitian dilakukan pada tahun 2015 di SMK Islamiyah Ciputat. namun pada penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini adalah pada tahun 2016 di SMPIT Asysyukriyyah Tangerang. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Saipulloh (2014), mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Manajemen Pendidikan, dengan judul Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah denan Kinerja Guru di MTsN 8 Jakarta. Objek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang guru yang ada di MTsN 8 Jakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
28
Muhamad Subki, Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Kinerja Guru di SMK Islamiyah Ciputat, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan tahun 2015.
36
kinerja guru di MTsN 8 Jakarta.29 Persamaan dari penelitian ini adalah meneliti variabel kinerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui angket, observasi, wawancara, dan fokus penelitiannya yaitu kinerja guru. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu pada tahun dan lokasi penelitian. Pada penelitian yang sebelumnya dilakukan di KPP Madya Jakarta Pusat pada tahun 2014, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini adalah di SMPIT Asysyukriyyah Tangerang pada tahun 2016. C. Kerangka Pikir Berbicara mengenai pendidikan sejatinya tidak hanya berbicara bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Ada kalanya semua hal yang mendukung proses pembelajaran itu dibahas dan dipahami oleh lembaga pendidikan, termasuk sumber daya manusia, sarana prasarana dan sebagainya. Kinerja sumber daya manusia dalam sebuah lembaga pendidikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan, seperti guru dan guru nonkependidikan. Sama halnya dengan peserta didik, sumber daya manusia seperti guru harus diperhatikan secara baik tentang fasilitas yang didapat di sekolah selama mereka melakukan kegiatan. Agar kinerja guru di sekolah dapat meningkat dan berjalan dengan baik, salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja adalah penataan ruang kantor yang tentu saja memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para guru, sehingga mereka dapat melakukan aktivitasnya dengan efektif dan efisien. Diduga terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
29
Saipulloh, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di MTsN 8 Jakarta, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan, tahun 2014.
37
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H0
: Tidak terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru
Ha
: Terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPIT Asy-syukriyyah, tepatnya beralamat di Jl. K. H. Hasyim Ashari, KM 03 No. 60, Cipondoh, Poris Plawad Indah, 15141, Kota Tangerang, Banten. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian tersebut dimulai dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan Tanggal 30 November 2016 dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel rencana di bawah ini : Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi Bulan Kegiatan Des
Jan
Feb
Observasi lokasi penelitian Pengumpulan dokumen Penyusunan instrumen Penyebaran angket Pengolahan data
dan
Penyusunan laporan
36
Mar
Apr – Okt
Nov
37
B. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mixmethodes. Menurut Creswell mix-methodes merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiaikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.30 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini maupun saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
C. Populasi dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada. Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek dapat berupa makhluk hidup, benda-benda sistem prosedur, fenomena dan lain-lain.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMPIT Asy-syukriyyah Tangerang yang berjumlah 36 orang. 2. Sampling Sampel adalah bagian dari populasi, untuk mempermudah penelitian ini, dari populasi di atas dapat diketahui jumlah guru kependidikan dan nonkependidikan adalah berjumlah 36 orang. Untuk pengambilan data maka penulis menggunakan teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian 30
John Creswell, Reserach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 2014), h. 5
38
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.31 Jadi sampel yang akan digunakan adalah keseluruhan dari jumlah guru atau dari jumlah populasi yang didapatkan oleh penulis yaitu 36 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Teknik Angket Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung betanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulln datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.32 Mengingat jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka angket menjadi teknik yang utama untuk memperoleh data dari variabel yang diteliti, sedangkan teknik lainnya digunakan hanya sebagai alat untuk memperoleh data pelengkap. Angket yang disebarkan kepada guru sebagai responden untuk mendapatkan data tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
31
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 125 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) h. 219. 32
39
2. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.33 Pelaksanaan observasi ini penulis adakan secara langsung untuk mendapatkan data tentang kondisi obyektif SMPIT Asy-syukriyyah Tangerang
E. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut 1. Editing Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti elesai menghimpun data di lapangan.34 Dalam proses ini penulis memeriksa kembali data yang sudah terkumpul yang sebelumnya sudah diperolah di lapangan guna memastikan kelengkapan dan keabsahan data yang diperlukan dalam peneliti. 2. Skoring Teknik skoring merupakan teknik dalam menganalisis data dengan memberikannilai terhadap keadaan yang ada berdasarkan kriteriakriteria yang ditentukan.Kriteria dapat ditentukan dengan adanya peratuan yang berlaku dan berdasarkanstudi literatur pada penelitian lain 3. Tabulating Tabulating atau tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data dari tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.35 33
Ibid., h. 220. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 165. 35 Ibid., h. 168. 34
40
F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik angket untuk memberikan batasan dalam penyusuan instrumen. Berikut ini dituliskan definisi konseptual dan definisi operasional setiap variabel yang diuji yaitu sebagai berikut:
1. Variabel Tata Ruang Kantor (X) a. Definisi konseptual tata ruang kantor Definisi konseptual tata ruang kantor adalah pengaturan dan penyusunan peralatan, perabotan dan segala kebutuhan kantor yang disusun sesuai dengan prinsip dan faktor-faktor perencanaan kantor, sehingga orang-orang yang berada di dalam kantor tersebut dapat bekerja dengan baik, nyaman, dan leluasa bergerak guna mencapai efektivitas dan efisiensi kerja. b. Definisi operasional tata ruang kantor Secara operasional tata ruang kantor ialah skor total hasil pengukuran yang diperoleh dari guru setelah menjawab 41 butir soal atau pernyataan yang mengukur variabel tata ruang kantor, yang meliputi kesesuaian tata ruang kantor dengan tugas guru, kesesuaian tata ruang kantor dengan arus kerja, proyeksi hubungan kerja pada masa yang akan datang, kesesuaian tata ruag kantor dengan jaringan komunikasi, kesesuaian tata ruang kantor dengan kebutuhan ruang, pertimbangan keamanan dan kenyamanan, dan kesesuaian tata ruang kantor dengan pembiayaan ruangan perkantoran.
41
c. Kisi-kisi instrumen tata ruang kantor Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor
No.
Dimensi
Indikator
Butir Soal
1. Kesesuaian
Jumlah Butir
antara 1, 2, 3, 4, 7
fasilitas kantor dengan 5, 6, 7 Kesesuaian tata ruang 1.
kantor dengan tugas guru
tugas guru/guru. 2. Pengelompokkan guru/guru
8, 9, 10, 4 yang 11
hubungannya
saling
terkait. 3. Penempatan sesuai
bagian 12, 13, 14
3
dengan
fungsinya. Kesesuaian tata ruang 2.
kantor dengan arus kerja
Proyeksi 3.
hubungan kerja pada masa datang
4.
Kesesuaian tata ruang
1. Pergerakan informasi 15, 16, 17, 4 secara horizontal dan 18 vertikal 2. Arus
komunikasi 19, 20, 21, 5
tercipta dengan baik
1. Perluasan
22, 23
atau 24, 25, 26
3
pengurangan ruangan 2. Perubahan
penataan 27, 28, 29, 4
ruang kantor sewaktu- 30 waktu 1. Memudahkan
guru 31, 32, 33, 9
dalam beromunikasi
34, 35, 36,
42
kantor
37, 38, 39
dengan
2. Media
jaringan
yang menunjang tugas 40, 41, 42
komunikasi
guru
Kesesuaian tata 5.
komunikasi
ruang
kantor
1. Kesesuaian luas
3
43, 44, 45
3
46, 47, 48
3
ruangan dengan jumlah guru 2. Kesesuaian ruangan
dengan kebutuhan
dengan jabatan
ruang 1. Sirkulasi
udara 49, 50, 51, 5
memadai
52, 53
Kesesuaian tata
ruang
kantor 6.
54, 55, 56, 5 2. Pencahayaan
57, 58
memadai
59, 60, 61
3
kerahasiaan 62, 63, 64
3
dengan pertimbangan keamanan
3. Jaminan pekerjaan
dan kenyamanan
4. Menjauhkan guru dari suara gaduh
bising
dan
43
1. Kesesuaian Kesesuaian tata
ruang
kantor 7
dengan pembiayaan ruangan perkantoran
65, 66, 67
3
pembiayaan tata ruang kantor produktivitas
dengan yang
dihasilkan 2. Kesesuaian
68, 69, 70, 4
pembiayaan tata ruang 71 kantor dengan citra lembaga
Jumlah
71
Berdasarkan hasil coba instrumen dengan jumlah 20 responden pada tanggal 26 November 2016, diketahui bahwa dari 71 butir soal yang diujikan terdapat 30 butir soal yang tidak valid yaitu pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 14, 19, 24, 25, 33, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 43, 44, 46, 52, 53, 54, 56, 57, 60, 61, 64, 66, 67, dan 71.Artinya, bahwa butir soal yang valid dapat digunakan untuk menjaring data yang diperlukan sedangkan butir soal drop tidak dapat dipergunakan. d. Skala Tata Ruang Kantor (X) Dalam penelitian ini, skala tata ruang kantor guru menggunakan skala Likert, dimana skala Likert digunakan untuk mangatur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.36 Empat alternatif jawaban beserta skornya sebagai berikut:
36
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 87
44
Sangat setuju (SS)
:4
Setuju (S)
:3
Kurang setuju (KS)
:2
Tidak setuju (TS)
:1
e. Uji Coba Instrumen 1) Uji Validitas Validitas atas kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur.37 Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
Keterangan: r
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of Case
∑XY : Jumlah hasil perkalian X dan Y ∑X
: Jumlah seluruh skor X
∑Y
: Jumlah seluruh skor Y
Nilai rxy (r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka butir soal dinyatakan valid. Sebaliknya jika r
37
98
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, April 2012), h.
45
hitung < r tabel, maka butir soal dinyatakan tidak valid atau drop. Nilai r tabel dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel tata ruang kantor (X) diketahui bahwa dari 71 butir soal terdapat 41 butir soal valid dan 30 butir soal yang tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tigkat keajegan atau ketetapan atau hasil pengukuran. Sutu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.38 Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach‟s Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien Croanbach‟s Alpha >0,6. Tabel 3.3 Nilai Reliabilitas Tata Ruang Kantor (X)
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel tata ruang kantor (X), nilai hitung reliabilitas untuk variabel tata ruang kantor 0,887. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tata ruang kantor sudah reliabel.
38
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 229
46
2. Variabel Kinerja Guru (Y) a. Definisi konseptual kinerja guru Secara konseptual kinerja guru adalah hasil kerja yang dibebankan kepada seorang guru selama periode tertentu, yang diukur berdasarkan kualitas, kuantitas, efektivitas, kerja sama, dan hubungan antar perseorangan. b. Definisi operasional kinerja guru Secara operasional kinerja guru ialah skor total hasil pengukuran yang diperoleh dari guru setelah menjawab 28 butir soal soal atau pernyataan yang mengukur variabel kinerja guru, yang meliputi kualitas, kuantitas, efektivitas, kerja sama, dan hubungan antar perseorangan. c. Kisi-kisi instrumen kinerja guru Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru No. Dimensi
Indikator
Butir Soal
1. Menguasai pekerjaan
1, 2, 3, 4
2. Tingkat keterampilan 5, 6, 7
Jumlah Butir 4 3
guru sesuai dengan 1.
Kualitas
tugas pekerjaan 3. Penampilan guru 8, 9, 10
1. Jumlah 2.
Kuantitas
unit
yang 11, 12
3
2
dihasilkan 2. Jumlah aktivitas
siklus 13, 14, 15, 16 yang
4
47
diselesaikan
1. Mampu menggunakan 17, 18, 19, 20
4
waktu kerja dengan sebaik-baiknya 3.
Efektivitas
2. Mampu menggunakan 21, 22, 23, 6 sumber
daya 24, 25, 26
organisasi
(biaya,
tenaga,
teknologi)
dengan sebaik-baiknya 1. Mampu bekerja sama 27, 28, 29, 30 secara
baik
4
dengan
guru lain 4
Kerja sama
2. Mampu berkomunikasi 31, 32, 33, 34
4
dengan guru lain dalam mendiskusikan pekerjaan 1. Mampu makna Hubungan antar 5
perseorangan (Interpersonal impact)
memahami 35, 36, 37 tersirat
disampaikan
3
yang
maupun
ditampilkan orang lain 2. Mampu
memahami 38, 39, 40, 41
kelemahan
4
dan
kelebihan orang lain 3. Membantu orang lain 42, 43, 44 dalam
3
memecahkan
masalah Jumlah
44
48
Berdasarkan hasil coba instrumen dengan jumlah 20 responden pada tanggal 26 November 2016, diketahui bahwa dari 44 butir soal yang diujikan terdapat 16 butir soal yang tidak valid yaitu pada nomor 2, 5, 6 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 28, 30, 36, 37, 38, dan 41. Artinya, bahwa butir soal yang valid dapat digunakan untuk menjaring data yang diperlukan sedangkan butir soal drop tidak dapat dipergunakan. d. Skala Kinerja Guru (Y) Dalam penelitian ini, skala kinerja guru menggunakan skala Likert, dimana skala Likert digunakan untuk mangatur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.39 Empat alternatif jawaban beserta skornya sebagai berikut: Sangat setuju (SS)
:4
Setuju (S)
:3
Kurang setuju (KS)
:2
Tidak setuju (TS)
:1
e. Uji Coba Instrumen 1) Uji Validitas Validitas atas kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur.40 Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
39 40
98
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 87 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, April 2012), h.
49
Keterangan: r
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of Case
∑XY : Jumlah hasil perkalian X dan Y ∑X
: Jumlah seluruh skor X
∑Y
: Jumlah seluruh skor Y
Nilai rxy (r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka butir soal dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka butir soal dinyatakan tidak valid atau drop. Nilai r tabel dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel tata ruang kantor (X) diketahui bahwa dari 44 butir soal terdapat 28 butir soal valid dan 16 butir soal yang tidak valid. 3) Uji Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan atau hasil pengukuran. Sutu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.41 Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach‟s Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien Croanbach‟s Alpha > 0,6.
41
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 229
50
Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas Kinerja Guru (Y)
Hasil uji reliabialitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel kinerja guru (Y), nilai hitung reliabilitas untuk variabel kinerja guru 0,902. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa variabelkinerja guru sudah reliabel.
51
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah yang dikumpulkan mengikuti dugaan distribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dapat memakai uji Kolmogorov-Smirnov.42 Sebagai berikut. Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Data
Dari tabel 3.5 terlihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa Sig.=0,105 > α = 0,05, itu artinya data uji coba berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
42
Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitia dengan Menggunakan SPSS 22, (Jakarta: PT Gramedia, 2014), h.24
52
Tabel 3.7 Hasil Uji Homogenitas
Jika nilainya lebih dari 0.05 artinya data berasal dari kelompok yang memiliki variansi yang homogen. Dari hasil uji homogenitas terlihat bahwa nilai sig = 0,359 dan lebih besar dari 0.05, maka data uji coba di atas bersifat homogen. c. Uji Korelasi Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan terkat, bisa diketauhi dengan rumus product moment, yaitu sebagai berikut:
Keterangan: r
: Angka indeks korelasi “r” product moment
n
: Jumlah responden
∑xy
: Hasil perkalian variabel x dan y
X
: Variabel bebas
Y
: Variabel terikat
Setelah
data
dioleh
dan
diperoleh
nilai
“r”,
untuk
menginterpretasikan nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 3.8 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi
0,80 – 1,000
Sangat tinggi
0,60 – 0,799
Tinggi
0,40 – 0,599
Sedang
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat rendah
2. Uji Hipotesis Penelitian Dalam uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t, dimana uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.43 Rumusnya sebagai berikut: t hitung
√
=√
Keterangan:
t : Test siginifikan r : Koefisien product moment n : Number of cases
Adapun dalam menentukan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Tolak H0 jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima b. Terima H0 jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak c. Menentukan
43
nilai
dignifikansi
pada
taraf
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 50
α
=
5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Profil SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang Dalam membangun peradaban dan budaya bangsa, pendidikan mempunyai peran yang sangat dominan dan strategis. Karena hasil dan buah pendidikan akan lahir sosok generasi idaman yang mewujudkan citacita luhur bangsa. Hanya generasi imamul muttaqin yang akan melanjutkan ide-ide kreatif dan kerja-kerja inovatif dalam upaya menyelamatkan bangsa dari keterpurukan serta mengantarkannya menajdi bangsa yang modern, maju, bermartabat, berjaya dan menjadi pelopor peradaban dunia. Sosok generasi yang diharapkan disamping cerdas secara intelektual mereka juga unggul secara kepribadian dan matang secara mental. Oleh karena itu pendidikan yang menjawab kebutuhan bangsa ini adalah pendidikan yang mampu menanamkan karakter, menggali potensi dan menciptakan peluang prestasi bagi peserta didiknya sehingga siapapun dengan potensinya akan menjadi pemenang pada masanya dan dalam bidnag keahliannya. SMPIT Asy-Syukriyyah sebagai sekolah islam dengan pembinaan terpadu, yang didukung guru dan staf berpengalaman dan dapat menjadi model serta lingkungan yang islami, berupaya agar peserta didik yang diamanhkan, dapat berkembang secara maksimal sehingga mereka akan menjadi insan-insan sukses yang dapat membangun peradaban bangsa dan masyarakatVisi, Misi dan Tujuan SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
52
53
a. Visi Terwujudnya
model
sekolah
islam
berstanmdar
nasional
berwawasan global b. Misi 1) Membangun sistem manajemen dan kepemimpinan yang kuat untuk mencapai sekolah standar nasional berwawasan global yang
dipadukan
dengan
nilai-nilai
keislaman,
serta
memperhatikan aspek kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. 2) Mengoptimalkan seluruh potensi fisik, intelektual, spiritual, dan emosional siswa sehingga berkembang menjadi manusia yang sanggup menyelesaikan persoalan diri sendiri, umat dan bangsa. 3) Menciptakan standar isi dan proses pembelajaran yang terpadu dengan nilai-nilai keislaman. 4) Menciptakan, melaksanakan dan mengembangkan sistem evaluasi manajemen sekolah dalam proses pembelajaran, kinerja guru dan staf, kegiatan keagmaan, dan seluruh prencanaan program sekolah. 5) Mewujudkan guru dan staf yang islami dan profesional yang manjadi teladan dalam menjalankan tugasnya. 6) Menyediakan
sarana
efektivitas.
53
dan
prasarana
yang
mendukung
54
2. Daftar Nama Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang Tabel 4.1 Data Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah
No
Nama
Jabatan/Bid. Studi
1
Hj. Mariatu Sisriyeni, S.Pd
Kepala Sekolah
2
Qoni‟ah, S.Pd
Bendahara
3
Maryono, S.Pd
Wakasek Humas dan Kesiswaan
4
Eny Susilawati
Komite Sekolah
5
Musadih, S.H.I
Wakasek Bid. Kurikulum
6
Iwan Wahyudi, SE.I
Wakasek Bid. Keguruan dan Sarpras
7
Dina, SE.I
Kepala Staf Tata Usaha
8
Mulyadi
Staf Tata Usaha
9
Pratama, M.Pd
Bimbingan Konseling/IPS
10
Kuserin Tajeri, S.H.I
Bimbingan Konseling/Bhs Arab
11
Abdul Gofar, S.Kom
Wali Kelas VII A/TIK
12
Siti Nur Latifah, S.Pd
Wali Kelas VII B/B. Indonesia
13
Mudiar
Wali Kelas VII C/Olah Raga
14
Putri Zakiyyah, S.E
Wali Kelas VII D/B. Indonesia
15
Zaenal Abidin, S.Pd.I
Wali Kelas VII E/Al-Qur‟an
16
Siti Sa‟adah, S.Sos.I
Wali Kelas VIII A/SKI
17
Arief Budi K, S.Ag
Wali Kelas VIII B/PKN
18
Ayub Prabowo, S.Pd
Wali Kelas VIII C/B. Inggris
19
Thayibatul Aslamiyah
Wali Kelas VIII D/Al-Qur‟an
20
Irawan, M.Pd.I
Wali Kelas IX A/PAI
21
Ricky Adhiputra, Se. Sy
Wali Kelas IX B/Al-Qur‟an
22
Wiwin Fitriyani, S.Pd
Wali Kelas IX C/B. Indonesia
23
Nur Chazanah, ST
Wali Kelas IX D/IPA
55
24
Ni‟matul Barkah, S.Pd Endang
Wahyu
Matematika
Ningsih, Matematika
25
A.Md
26
Nur Ulumiyah, S.Pd
Matematika
27
Noviani Utami, S.Pd
IPA
28
Fitri Nurjannah, S.Pd
IPA
29
Rama Alka
IPS
30
Ahmad Nashrullah, S.Pd
IPS
31
Luthfiatul Laila
Seni Budaya
32
Irwansyah, S.Pd
Bahasa Arab
33
Ridwan, S.Pd
Al-Qur‟an
34
Selmy Kaffah Asy-Syrozi
Al-Qur‟an
35
Mudiar
Olah Raga
36
Indri Woro
Olah Raga
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tata Ruang Kantor (X) Variabel tata ruang kantor diukur dengan menggunakan angket yang disebar kepada responden sebanyak 36 guru. Dari 41 butir soal, terdapat skor yang paling rendah yaitu 103 dan skor tertinggi yaitu 140. Berikut adalah tabel yang memuat data statistik deskriptif variabel tata ruang kantor. Tabel 4.2 Data Deskriptif Analisis Tata Ruang Kantor Jumlah
5.281
Minimal
103
Maksimal
140
Rata-rata
121,81
56
Median
121,00
Modus
121
Standar Deviasi
8,737
Terlihat dari tabel 3.8 bahwa jumlah seluruh skor variabel tata ruang yaitu 5.281. Dengan skor terendah 103, skor tertinggi 140, rata-rata 121,81, median 121, modus 121 dan standar deviasi 8,737. Berikut presentase hasil angket variabel tata ruang kantor: Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Angket Tata Ruang Kantor Interval
Presentase
fi
xi
fixi
102 – 107
2
104,5
209
5,5 %
108 – 113
4
110,5
442
10,8 %
114 – 119
8
116,5
932
21,6 %
120 – 125
10
182,5
1.825
27 %
126 – 131
7
128,5
899,5
18,9 %
132 – 137
2
134,5
269
5,4 %
138 – 143
3
140,5
421,5
8,1 %
Kelas
(%)
57
Jika digambarkan dengan diagram batang, akan tergambar sebagai berikut: Gambar 4.1 Diagram Batang Tata Ruang Kantor
Tata Ruang Kantor 12 10 8 6
Tata Ruang Kantor
4 2 0 2
4
8
10
7
2
3
Berdasarkan diagram batang di atas, terlihat bahwa skor tertinggi berada di titik 10 yaitu pada rentang 120 - 125, sedangkan skor terendah berada di titik 2 yaitu pada rentang 102 – 107 dan rentang 132 – 143.
58
2. Kinerja Guru (Y) Variabel kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang disebar kepada responden sebanyak 36 guru. Dari 28 soal, terdapat skor yang paling rendah yaitu 73 dan skor tertinggi yaitu 104. Berikut adalah tabel yang memuat data statistik deskriptif variabel kinerja guru. Tabel 4.4 Data Deskriptif Analisis Kinerja Guru Jumlah 3.848 Minimal
73
Maksimal
104
Rata-rata
89,4
Median
91,00
Modus
91
Standar Deviasi
8,7
Terlihat dari tabel 4.4 bahwa jumlah seluruh skor variabel kinerja guru yaitu 3.848. Dengan skor terendah 73, skor tertinggi 104, rata-rata 89,4, median 91, modus 91 dan standar deviasi 8,7. Berikut presentase hasil angket variabel tata ruang kantor: Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Angket Kinerja Guru Interval
Presentase
fi
xi
fixi
73 – 77
3
75
225
8,3 %
78 – 82
5
80
400
13,5 %
83 – 87
5
85
425
13,5 %
88 – 92
11
90
990
29,7 %
Kelas
(%)
59
93 – 97
6
95
570
16,2 %
98 – 102
4
100
400
10,8 %
103 - 107
2
105
210
5,4 %
Jika digambarkan dengan diagram batang akan terlihat seperti berikut: Gambar 4.2 Diagram Batang Kinerja Guru
Kinerja Pegawai 12 10 8 6
Kinerja Pegawai
4 2 0 3
5
5
11
6
4
2
Berdasarkan diagram batang di atas, terlihat bahwa skor tertinggi berada di titik 11 yaitu pada rentang 88 - 92, sedangkan skor terendah berada di titik 2 yaitu pada rentang 103 – 107.
60
C. Uji Persayaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah data yang dikumpulkan mengikuti dugaan distribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dapat dengan memakai uji KolmogorovSmirnov dan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. KinerjaGu ,101 36 ,200* ,960 ru *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
36
,219
Berdasarkan tabel one sample Kolmogorov-Smirnov di atas, terlihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa Sig.=0,200 > α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian bersifat normal.
61
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menyelidiki apakah variansi data yang diamati sama. Tabel 4.7 Uji Homogenitas Variansi
Test of Homogeneity of Variances Kinerja Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,121
12
18
,073
Hasil uji levene test menunjukkan bahwa bahwa Sig.=0,073 > α = 0,05 yang berarti memiliki varian yang homogen. 3. Uji Linieritas Analisis atau uji regresi linier merupakan salah satu metode untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Variabel yang dimaksud adalah antara variabel x dan variabel y. Variabel x disebut dengan variabel bebas dan variabel y adalah variabel tidak bebas atau terikat. 42 Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka kesimpulannya tidak terdapat hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y). b) Dengan melihat nilai Fhitung dan Ftabel jika nilai Fhitung < Ftabel, maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y).
62
Sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka kesimpulannya tidak terdapat hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y).
Berikut output SPSS uji linieritas: Tabel 4.8 Hasil Uji Linier
ANOVA Table Sum of Squares KinerjaG Between (Combined) 1845,472 uru * Groups Linearity 479,404 TataRua Deviation from 1366,068 ng Linearity Within Groups 809,083 Total 2654,556
21 1
Mean Square 87,880 479,404
F 1,521 8,295
Sig. ,212 ,012
20
68,303
1,182
,381
14 35
57,792
Df
Terlihat dari tabel 4.8 pada kolom Sig. Deviation from Linearity = 0,381 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel tata ruang kantor (x) dan variabel kinerja guru (y). Sedangkan berdasarkan nilai F, terdapat Fhitung = 1,18 < Ftabel = 2,15, karena nilai Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel tata ruang kantor (x) dengan variabel kinerja guru (y).
63
4. Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara dua variabel. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut: 1. Rumusan hipotesis: a. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor dengan kinerja guru. b. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor dengan kinerja guru. 2. Menentukan taraf signifikansi α = 5%/0,05 3. Pengambilan keputusan: a. Jika nilai Sig. > 0,05, maka H0 diterima. b. Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak. Tabel 4.9 Uji Korelasi Product Moment Correlations TataRuang TataRuang
KinerjaGuru
Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed) N 36 KinerjaGuru Pearson ,425** Correlation Sig. (2-tailed) ,010 N 36 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,425** ,010 36 1
36
Berrdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pada bagian Sig. (2-tailed) = 0,010 < 0,05 itu artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
64
Jika dilihat melalui rtabel Product Moment dengan taraf signifikansi 5% diperoleh 0,329. Jadi rhitung = 0,425 > rtabel = 0,329, sehingga dapat diinterpretasikan terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor terhadap kinerja guru. 5. Uji Hipotesis Uji hipotesis diperlukan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya suatu
hipotesis,
maka
dilakukan
uji
signifikansi
(uji
t)
yang
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Adapun rumusnya sebagai berikut: t hitung
√
=√ =
√ √
=
(
)
= = 2,74 Untuk membuktikan kebenaran hasil di atas, dilakukan dengan melihat hasil thitung dan ttabel. Dengan df = 36-2 = 34 dan taraf signifikansi 5% didapat ttabel 2,03. Sehingga thitung = 2,74 > ttabel = 2,03 maka H0 ditolak, dan dapat dibuktikan bahwa terdapat pengaruh antara tata ruang kantor dengan kinerja guru. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara tata ruang kantor dengan kinerja guru, maka digunakan rumus koefisien determinasi, yaitu sebagai berikut:
65
KD
= r2 x 100 % = (0,425)2 x 100% = 0,1806 x 100% = 18,1 %
Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh sebesar 18,1 %, hal ini menunjukkan bahwa variabel X (tata ruang kantor) memberikan kontribusi terhadap variabel Y (kinerja guru) sebesar 18,1 %. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang, menyatakan bahwa hipotesa penelitian (Ha) yang telah diajukan dapat diterima, dengan nilai yang diperoleh 0,425. Nilai 0,425 kemudian dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang karena 0,425 berada di antara 0,40 – 0,599. Sehingga dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT AsySyukriyyah Tangerang Kemudian berdasarkan perhitungan uji t, didapat hasil t hitung = 2,74. Dan dari hasil perhitungan degrees of freedom 36 - 2 = 34 pada taraf signifikan 5% sebesar 2,03, maka t hitung = 2,74 > t tabel = 2,03. Sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT AsySyukriyyah Tangerang. Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari lapangan, terlihat ada pengaruh yang signifikan antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitunga uji t antara tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima, dimana nilai hasil uji t lebih besar dari pada nilai distribusi t tabel. Kontribusi yang diberikan oleh variabel tata ruang kantor (X) terhadap variabel kinerja guru (Y) adalah 18,1%. Dari nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa tata ruang kantor memberikan kontribusi tidak cukup tinggi terhadap kinerja guru di samping faktor-faktor lain yang mmepengaruhinya. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat membeikan saran sebagai berikut: 1. Siswa sebaiknya terus meningkatkan prestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Dan manfaatkan ilmu yang sudah didapat agar ilmu itu terus mengalir dan berguna. 2. Guru
perlu
senantiasa
mempertahankan
kinerjanya
dalam
melaksanakan administrasi sekolah dan guru terus meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Sekolah harus lebih memperhatikan penataan dan luas ruang kantor untuk keleluasaan para guru dalam bergerak. Dan memperhatikan halhal apa saja yang dibutuhkan oleh para guru. Tidak luput juga sekolah harus memperhatikan penataan ruang guru supaya mereka lebih efektif dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus dikerjakan di sekolah.
66
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Fahmi, Irham. Manajemen. Bandung: IKAPI, 2012. Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Ahmadi, Lif Khoiru. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010. Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Prabu Mangkunegara, Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. B. Uno, Hamzah. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: pbumi Aksara, 2012. Prabu Mangkunegara, Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. P. Robbins, Stephen. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia, 2006. Fahmi, Irham. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta, 2010. Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama, 2014 Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
67
68
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2008 Riduwan. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013 Attwood, Margaret. Manajemen Personalia. Bandung: Penerbit ITB, 1999. Sedarmayanti. Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju, 2009. Haryadi, Hendi. Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia, 2009. Mukhneri. Manajemen Perkantoran. Jakarta: UNJ Press, 2008. Juni Priansa, Donni. Manajemen Perkantoran. Bandung: Alfabeta, 2013. Munir Sukoco, Badri. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007. Moekijat. Administrasi Perkantoran. Bandung: CV Mandar Maju, 2008. Umam, Khaerul. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia, 2014. Haryadi, Hendi. Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia, 2009. Moekijat. Administrasi Perkantoran. Bandung: CV Mandar Maju, 2008. Pramesti, Getut. Kupas Tntas Data Penelitia dengan Menggunakan SPSS 22. Jakarta: PT Gramedia, 2014. Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media, 2013. Rusyan, Tabrani. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta, 2000.
69
LAMPIRAN – LAMPIRAN
70
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Staf
Peneliti
: Sudah berapa lama ibu menjadi staf di sekolah ini?
Staf
: Sejak 2009 – saat ini. Tugas utama saya di TU, namun jika ada guru yang berhalangan hadir, saya yang menggantikan, itupun hanya mata kuliah yang dahulu saya ampu saja.
Peneliti
: Bagaimana bentuk tata ruang kantor di sekolah ini?
Staf
: Bentuknya semi tertutup, karena untuk menjaga privasi antar pegawai, kepala sekolah dan tamu atau wali murid yang datang.
Peneliti
: Bagaimana untuk pengaturan tata ruang kantor di sekolah ini:
Staf
: Kami diberikan kebebasan untuk mengaturnya. Dan kami selalu mengevaluasi efektif atau tidaknya tata ruang yang kami atur. Dan dengan penataan seperti sekarang ini kamu tidak terganggu dengan adanya kunjungan wali murid atau tamu.
Peneliti
: Apakah luas ruangan tidak diperbaiki?
Staf
: Ya. Sementara yang kami punya hanya seluas ini saja. Namun nanti ketika gedung yang baru sudah jadi, nanti akan pindah, naum belum tahu seperti apa, harapannya lebih baik dari ruang saat ini.
Peneliti
: Kemudian bagaimana untuk standar tata ruang?
Staf
: Karena kondisi ruangannya seperti ini, kami memang belum memenuhi standar, namun alat atau oerabit yang harus ada kami usahakan supaya lengkap, dan data-data pun kami sediakan.
Peneliti
: Kemudian bagaimana untuk pergerakan setiap pegawai selama aktivitas di dalam ruangan?
71
Staf
: Untuk pergerakan merasa mudah dan nyaman, kemudian komunikasi dan interaksi pun terasa mudah.
Peneliti
: Bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja?
Staf
: Untuk saat ini pengaruhnya terasa positif. Karena kita selalu ada evaluasi. Ketika kami merasa tidak nyaman dengan penataan ruang seperti ini, kami usulkan ke dalam rapat dan segera kita ubah. Dan jika memang mendesak sesuai kebutuhan harus diubah maka kita lakukan segera.
72
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Guru
Peneliti
: Bagaimana bentuk tata ruang guru:
Guru
: Bentuknya terbuka. Namun disekat antara guru pria dan guru wanita.
Peneliti
: Bagaimana kelengkapan di ruang tamu:
Guru
: Kebetulan karena gedung yang baru masih dalam tahap pembangunan, jadi memang disini belum disediakan meja untuk para guru. Kami bisa duduk lesehan dengan luas yang cukup. Jadi disini hanya disediakan loker-loker untuk penmepatan dokumen guru-guru.
Peneliti
: Bagaimana komunikasi sesama guru?
Guru
: Untuk komunikasi saya merasa mudah. Dengan penataan ruang seperti ini, kami juga mudah dalam berinteraksi dan berdiskusi mengenai tugas-tugas kami.
73
Lampiran 3 ANGKET PENELITIAN (Variabel Tata Ruang Kantor) Nama :........................................................
Petunjuk pengisian : 1. Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 2. Jawaban yang Anda berikan tidak bersifat benar-salah, jawaban sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. 3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan. 4. Terimakasih atas partisipasi Anda. Pernyataan pilihan ganda
1. Ruang guru memadai. A. Sangat setuju B. Setuju setuju
C. Kurang setuju
D.
Tidak
2. Ruang untuk setiap guru memadai. A. Sangat setuju B. Setuju setuju
C. Kurang setuju
D.
Tidak
3. Posisi antara ruang guru dengan ruang kepala sekolah sesuai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. setuju
Tidak
4. Posisi ruang guru dengan bagian kesiswaan sesuai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
5. Posisi ruang guru sesuai. A. Sangat setuju B. Setuju setuju
D.
Tidak
D.
Tidak
C. Kurang setuju
6. Posisi ruang guru dengan ruang bagian tata usaha sesuai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
74
7. Penempatan bagian tata usaha sesuai A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
8. Interaksi tamu/wali murid dengan guru yang ada di sekolah mudah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D.Tidak setuju 9. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru menerima informasi dari kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. setuju
Tidak
10. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru menerima informasi dari sesama guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 11. Tata letak ruang tamu/wali murid memudahkan tamu/wali murid untuk berurusan dengan guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 12. Pelayanan terhadap tamu/wali murid memudahkan aktivitas pekerjaan guru lain. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 13. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berinteraksi dengan kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 14. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berkomunikasi dengan sesama guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 15. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berinteraksi dengan sesama guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
75
16. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berkonsultasi dengan kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 17. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat ada penambahan guru baru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 18. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah sesuai dengan kebutuhan. A. Sangat setuju setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D.
Tidak
19. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat sudah meninmbulkan kejenuhan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
20. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat ada penambahan perabot baru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 21. Tata letak meja dan kursi guru memungkinkan diubah sesuai kebutuhan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 22. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan kepala sekolah untuk berkomunikasi dengan bendahara. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 23. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan kepala sekolah untuk berinteraksi dengan bendahara A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 24. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan komunikasi antar guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
76
25. Penataan ruang kantor di sekolah ini mampu menghemat tenaga dan waktu dalam berinteraksi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 26. Jumlah media/jaringan komunikasi yang tersedia di setiap ruang kantor memadai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 27. Luas ruangan setiap memadai untuk keleluasaan bergerak. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. setuju
Tidak
28. Ruang kepala sekolah memungkinkan kepala sekolah melakukan hal pribadi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 29. Rancangan ruang kepala sekolah memungkinkan kepala sekolah tidak terganggu oleh kebisingan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 30. Jumlah lubang ventilasi yang tersedia memadai untuk memperoleh udara segar bagi setiap guru. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 31. Setiap lubang ventilasi dapat difungsikan secara baik ketika pendingin udara tidak berfungsi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 32. Sirkulasi udara di dalam ruangan memadai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
33. Pencahayaan di dalam ruang kantor memadai. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
77
34. Cahaya masuk ke dalam ruang kantor dengan baik. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
35. Penataan ruang kantor di sekolah ini memungkinkan bagi setiap menjaga privasi dokumen pekerjaan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 36. Ruang kantor jauh dari kebisingan siswa. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
37. Ruang kantor jauh dari suara lalu lalang kendaraan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
38. Setiap guru merasa nyaman berada di ruang kantor A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
39. Penataan ruang kantor saat ini tidak membutuhkan biaya tinggi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. setuju
Tidak
Tidak
40. Pemeliharaan ruang kantor saat ini tidak membutuhkan biaya tinggi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 41. Penataan ruang kantor saat ini nampak serasi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D.
Tidak
78
ANGKET PENELITIAN (Variabel Kinerja Guru) Nama :........................................................
Petunjuk pengisian : 1. Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda. 2. Jawaban yang Anda berikan tidak bersifat benar-salah, jawaban sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. 3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan. 4. Terimakasih atas partisipasi Anda. Pernyataan pilihan ganda: 1. Setiap guru menguasai bidang pekerjaan yang diampu. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
2. Setiap guru berkonsultasi dengan kepala sekolah jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 3. Setiap guru teliti dalam melaksanakan pekerjaan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
4. Seitap guru mampu mengperasikan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 5. Setiap guru berpenampilan rapi saat berada di lingkungan sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
79
6. Setiap guru bersikap sopan saat berada di lingkungan sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 7. Setiap guru berbahasa santun saat berkomunikasi di lingkungan sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 8. Setiap guru mampu membuat program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 9. Setiap guru mampu membuat program tahunan sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
10. Setiap guru mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 11. Setiap guru datang ke sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 12. Setiap guru pulang dari sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 13. Setiap guru menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang diatur sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 14. Setiap guru menggunakan fasilitas kantor yang dapat menekan biaya. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 15. Setiap guru menggunakan air dengan tidak berlebihan.
80
A. Sangat setuju setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak
16. Setiap guru menggunakan listrik dengan tidak berlebihan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 17. Setiap guru mampu membangun hubungan baik dengan atasan/kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 18. Setiap guru mampu bekerja sama dengan atasan/kepala sekolah secara baik. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 19. Setiap guru mampu berkomunikasi secara baik dengan atasan/kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 20. Setiap guru mampu berkomunikasi secara baik dengan sesama guru/. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 21. Kepala sekolah mampu berkomunikasi secara baik dengan tamu/wali murid. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 22. Guru mampu berkomunikasi secara baik dengan tamu/wali murid. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 23. Setiap guru mampu melakukan pekerjaan tanpa harus diperintah terlebih dahulu oleh atasan.kepala sekolah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
81
24. Setiap guru menghargai perbedaan pendapat yang terjadi. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 25. Setiap guru menghargai kekurangan orang lain. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju setuju
D. Tidak
26. Setiap guru berusaha membantu guru/ lain yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 27. Setiap guru berusaha memecahkan masalah secara bermusyawarah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 28. Setiap guru memanfaatkan forum diskusi untuk memecahkan masalah. A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
82
Lampiran 4 Nilai Variabel X dan Y
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
X 106 103 112 137 120 116 121 126 118 117 139 121 128 121 114 120 113 119 123 113 120 127 112 140 124 116 126 121 118 117 139 122 130
Y 73 88 74 101 87 80 89 92 85 83 102 90 96 89 79 87 91 91 78 91 73 84 92 96 104 97 100 91 93 101 92 78 95
XY 7738 9064 8288 13837 10440 9280 10769 11592 10030 9711 14178 10890 12288 10769 9006 10440 10283 10829 9594 10283 8760 10668 10304 13440 12896 11252 12600 11011 10974 11817 12788 9516 12350
X2 11236 10609 12544 18769 14400 13456 14641 15876 13924 13689 19321 14641 16384 14641 12996 14400 12769 14161 15129 12769 14400 16129 12544 19600 15376 13456 15876 14641 13924 13689 19321 14884 16900
Y2 5329 7744 5476 10201 7569 6400 7921 8464 7225 6889 10404 8100 9216 7921 6241 7569 8281 8281 6084 8281 5329 7056 8464 9216 10816 9409 10000 8281 8649 10201 8464 6084 9025
83
34 35 36
133 127 126 4385
78 95 103 3218
10374 12065 12978 393102
17689 16129 15876 536789
6084 9025 10609 290308
84
Lampiran 5 Uji Normalitas
Uji Statistik Deskriptif Variabel Tata Ruang Kantor
Statistics TataRuang N Valid 36 Missing 0 Mean 121,81 Std. Error of 1,456 Mean Median 121,00 Mode 121 Std. Deviation 8,737 Variance 76,333 Range 37
85
Minimum Maximum Sum
103 140 4385
Uji Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Guru
Statistics KinerjaGuru N Valid 36 Missing 0 Mean 89,39 Std. Error of 1,451 Mean Median 91,00 Mode 91 Std. Deviation 8,709 Variance 75,844 Range 31 Minimum 73 Maximum 104 Sum 3218
Uji Linieritas
ANOVA Table Sum of Squares KinerjaGuru Between (Combined) 1845,472 * TataRuang Groups Linearity 479,404 Deviation from 1366,068 Linearity Within Groups 809,083 Total 2654,556
21 1
Mean Square 87,880 479,404
F 1,521 8,295
Sig. ,212 ,012
20
68,303
1,182
,381
14 35
57,792
df
86
Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Std. Error of Mode R Adjusted R the l R Square Square Estimate a 1 ,425 ,181 ,156 7,998 a. Predictors: (Constant), TataRuang b. Dependent Variable: KinerjaGuru
87
Lampiran 6 Uji Coba Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor (X)
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 D
2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
21 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 V
22 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 V
3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 D
24 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 D
4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 V
25 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 D
5 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 D
26 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 V
6 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 D
7 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
27 1 1 2 4 3 2 1 2 3 2 4 3 2 1 2 2 2 3 3 3 V
8 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 V
28 1 1 3 4 2 3 1 1 2 3 4 2 1 1 3 3 3 3 3 2 V
9 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 V
29 1 1 2 4 2 2 1 1 2 2 4 2 1 1 2 3 2 2 2 2 V
10 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 V
30 1 1 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 3 V
11 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 V
31 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 V
12 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
32 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 V
13 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 V
33 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 D
14 2 2 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 4 D
34 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 D
15 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 V
35 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 D
16 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 V
36 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 D
17 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 V
37 2 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
18 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 V
38 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 D
19 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 D
20 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 V
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
40 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 V
88
41 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 D
60 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
42 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 D
43 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 D
61 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 D
44 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 D
62 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 V
45 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 V
46 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 D
63 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 V
47 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 V
64 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 D
48 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 V
49 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 V
65 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 V
50 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 V
66 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 D
51 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 V
52 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
67 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 D
53 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 D
68 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 V
54 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 D
55 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 V
69 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 V
56 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 D
70 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 V
57 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
58 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 V
71 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 D
59 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 V
60 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
Jumlah 185 179 190 220 198 188 199 204 197 190 221 198 206 199 186 198 191 191 197 188 3925
89
Lampiran 7 Uji Coba Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)
Resp 2 3 1 10 5 14 8 11 34 19 16 12 31 18 13 27 17 6 7 20
1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 V
16 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 D
17 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 D
2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 D
18 2 4 2 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 2 3 V
3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 V
19 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 V
4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 V
20 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 V
5 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 D
6 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 D
21 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 D
7 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 V
22 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 D
8 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
23 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 D
9 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 V
24 1 3 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 V
10 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 V
25 2 3 1 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 V
11 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 V
26 1 3 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 1 2 V
12 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 V
27 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 V
13 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
28 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 D
14 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
15 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 D
29 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 V
30 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 D
90
31 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 V
32 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 V
33 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 V
34 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 V
35 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 V
36 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 4 2 D
37 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 D
38 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 D
39 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 V
40 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 V
41 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 D
42 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 V
43 2 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 V
44 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 V
Jumlah 124 136 121 156 151 130 142 141 138 130 152 143 143 129 140 139 138 137 133 140 2763
91
Lampiran 8 Tabel Distribusi t d.f. dua sisi satu sisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
TINGKAT SIGNIFIKANSI 5% 2% 1% 0,2%
20%
10%
0,1%
10%
5%
2,5%
1%
0,5%
0,1%
0,05%
3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,314 1,313 1,311 1,310 1,309 1,309 1,308 1,307
6,314 2,920 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,860 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771 1,761 1,753 1,746 1,740 1,734 1,729 1,725 1,721 1,717 1,714 1,711 1,708 1,706 1,703 1,701 1,699 1,697 1,696 1,694 1,692 1,691
12,706 4,303 3,182 2,776 2,571 2,447 2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,160 2,145 2,131 2,120 2,110 2,101 2,093 2,086 2,080 2,074 2,069 2,064 2,060 2,056 2,052 2,048 2,045 2,042 2,040 2,037 2,035 2,032
31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,602 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,453 2,449 2,445 2,441
63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,750 2,744 2,738 2,733 2,728
318,309 22,327 10,215 7,173 5,893 5,208 4,785 4,501 4,297 4,144 4,025 3,930 3,852 3,787 3,733 3,686 3,646 3,610 3,579 3,552 3,527 3,505 3,485 3,467 3,450 3,435 3,421 3,408 3,396 3,385 3,375 3,365 3,356 3,348
636,619 31,599 12,924 8,610 6,869 5,959 5,408 5,041 4,781 4,587 4,437 4,318 4,221 4,140 4,073 4,015 3,965 3,922 3,883 3,850 3,819 3,792 3,768 3,745 3,725 3,707 3,690 3,674 3,659 3,646 3,633 3,622 3,611 3,601
92
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1,306 1,306 1,305 1,304 1,304 1,303 1,303 1,302 1,302 1,301 1,301 1,300 1,300 1,299 1,299 1,299
1,690 1,688 1,687 1,686 1,685 1,684 1,683 1,682 1,681 1,680 1,679 1,679 1,678 1,677 1,677 1,676
2,030 2,028 2,026 2,024 2,023 2,021 2,020 2,018 2,017 2,015 2,014 2,013 2,012 2,011 2,010 2,009
2,438 2,434 2,431 2,429 2,426 2,423 2,421 2,418 2,416 2,414 2,412 2,410 2,408 2,407 2,405 2,403
2,724 2,719 2,715 2,712 2,708 2,704 2,701 2,698 2,695 2,692 2,690 2,687 2,685 2,682 2,680 2,678
3,340 3,333 3,326 3,319 3,313 3,307 3,301 3,296 3,291 3,286 3,281 3,277 3,273 3,269 3,265 3,261
3,591 3,582 3,574 3,566 3,558 3,551 3,544 3,538 3,532 3,526 3,520 3,515 3,510 3,505 3,500 3,496
93
Lampiran 9 Tabel Distiribusi F
DISTRIBUTION TABEL NILAI F0,05 DEGREES OF FREEDOM FOR NOMINATOR 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 12 15 20 24 30 40 60 120 ∞
1 161 200 216 225 230 234 237 239 241 242 244 246 248 249 250 251 252 253 254 2 18,5 19,0 19,2 19,2 19,3 19,3 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 3 10,1 9,55 9,28 9,12 9,01 8,94 8,89 8,85 8,81 8,79 8,74 8,70 8,66 8,64 8,62 8,59 8,57 8,55 8,53 4 7,71 6,94 6,59 6,39 6,26 6,16 6,09 6,04 6,00 5,96 5,91 5,86 5,80 5,77 5,75 5,72 5,69 5,66 5,63 5 6,61 5,79 5,41 5,19 5,05 4,95 4,88 4,82 4,77 4,74 4,68 4,62 4,56 4,53 4,50 4,46 4,43 4,40 4,37 6 5,99 5,14 4,76 4,53 4,39 4,28 4,21 4,15 4,10 4,06 4,00 3,94 3,87 3,84 3,81 3,77 3,74 3,70 3,67 7 5,59 4,74 4,35 4,12 3,97 3,87 3,79 3,73 3,68 3,64 3,57 3,51 3,44 3,41 3,38 3,34 3,30 3,27 3,23 8 5,32 4,46 4,07 3,84 4,69 3,58 3,50 3,44 3,39 3,35 3,28 3,22 3,15 3,12 3,08 3,04 3,01 2,97 2,93 9 5,12 4,26 3,86 3,63 3,48 3,37 3,29 3,23 3,18 3,14 3,07 3,01 2,94 2,90 2,86 2,83 2,79 2,75 2,71
M F or
Den
om
ina
tor
10 4,96 4,10 3,71 3,48 3,33 3,22 3,14 3,07 3,02 2,98 2,91 2,85 2,77 2,74 2,70 2,66 2,62 2,58 2,54 11 4,84 3,98 3,59 3,36 3,20 3,09 3,01 2,95 2,90 2,85 2,79 2,72 2,65 2,61 2,57 2,53 2,49 2,45 2,40 12 4,75 3,89 3,49 3,26 3,11 3,00 2,91 2,85 2,80 2,75 2,69 2,62 2,54 2,51 2,47 2,43 2,38 2,34 2,30 13 4,67 3,81 3,41 3,13 3,03 2,92 2,83 2,77 2,71 2,67 2,60 2,53 2,46 2,42 2,38 2,34 2,30 2,25 2,21 14 4,60 3,74 3,34 3,11 2,96 2,85 2,76 2,70 2,65 2,60 2,53 2,46 2,39 2,35 2,31 2,27 2,22 2,18 2,13 15 4,54 3,68 3,29 3,06 2,90 2,79 2,71 2,64 6,59 2,54 2,48 2,40 2,33 2,29 2,25 2,20 2,16 2,11 2,07 16 4,49 3,63 3,24 3,01 2,85 2,74 2,66 2,59 2,54 2,49 2,42 2,35 2,28 2,24 2,19 2,15 2,11 2,06 2,01
edo
18 4,41 3,55 3,16 2,93 2,77 2,66 2,58 2,51 2,46 2,41 2,34 2,27 2,19 2,15 2,11 2,06 2,02 1,97 1,92
De
gre
es
of
17 4,45 3,59 3,20 2,96 2,81 2,70 2,61 2,55 2,49 2,45 2,38 2,31 2,23 2,19 2,15 2,10 2,06 2,01 1,96
fre
94
19 4,38 3,52 3,13 2,90 2,74 2,63 2,54 2,48 2,42 2,38 2,31 2,23 2,16 2,11 2,07 2,03 1,98 1,93 1,88 20 4,35 3,49 3,10 2,87 2,71 2,60 2,51 2,45 2,39 2,35 2,28 2,20 2,12 2,08 2,04 1,99 1,95 1,90 1,84 21 4,32 3,47 3,07 2,84 2,68 2,57 2,49 2,42 2,37 2,32 2,25 2,18 2,10 2,05 2,01 1,96 1,92 1,87 1,81 22 4,30 3,44 3,05 2,82 2,66 2,55 2,46 2,40 2,34 2,30 2,23 2,15 2,07 2,03 1,98 1,94 1,89 1,84 1,78 23 4,28 3,42 3,03 2,80 2,64 2,53 2,44 2,37 2,32 2,27 2,20 2,13 2,05 2,01 1,96 1,91 1,86 1,81 1,76 24 4,26 3,40 3,01 2,78 2,62 2,51 2,42 2,36 2,30 2,25 2,18 2,11 2,03 1,98 1,94 1,89 1,84 1,79 1,73 25 4,24 3,39 2,99 2,76 2,60 2,49 2,40 2,34 2,28 2,24 2,16 2,09 2,01 1,96 1,92 1,87 1,82 1,77 1,71 30 4,17 3,32 2,92 2,69 2,53 2,42 2,33 2,27 2,21 2,16 2,09 2,01 1,93 1,89 1,84 1,79 1,74 1,68 1,62 40 4,08 3,23 2,84 2,61 2,45 2,34 2,25 2,18 2,12 2,08 2,00 1,92 1,84 1,79 1,74 1,69 1,64 1,58 1,51 50 4,08 3,18 2,79 2,56 2,40 2,29 2,20 2,13 2,07 2,02 1,95 1,87 1,78 1,74 1,69 1.63 1,56 1,50 1,41 60 4,00 3,15 2,76 2,53 2,37 2,25 2,17 2,10 2,04 1,99 1,92 1,84 1,75 1,70 1,65 1,59 1,53 1,47 1,39 10 0 3,94 3,09 2,70 2,46 2,30 2,19 2,10 2,03 1,97 1,92 1,85 1,80 1,68 1,63 1,57 1,51 1,46 1,40 1,28 12 0 3,92 3,07 2,68 2,45 2,29 2,18 2,09 2,02 1,96 1,91 1,83 1,75 1,66 1,61 1,55 1,50 1,43 1,35 1,22 ∞ 3,84 3,00 2,60 2,37 2,21 2,10 2,01 1,94 1,88 1,83 1,75 1,67 1,57 1,52 1,46 1,39 1,32 1,22 1,00
95
Lampiran 10 Tabel Distribusi F
N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1% The Level of Significance N The Level of Significance 5% 1% 5% 1% 0.997 0.999 38 0.320 0.413 0.950 0.990 39 0.316 0.408 0.878 0.959 40 0.312 0.403 0.811 0.917 41 0.308 0.398 0.754 0.874 42 0.304 0.393 0.707 0.834 43 0.301 0.389 0.666 0.798 44 0.297 0.384 0.632 0.765 45 0.294 0.380 0.602 0.735 46 0.291 0.376 0.576 0.708 47 0.288 0.372 0.553 0.684 48 0.284 0.368 0.532 0.661 49 0.281 0.364 0.514 0.641 50 0.279 0.361 0.497 0.623 55 0.266 0.345 0.482 0.606 60 0.254 0.330 0.468 0.590 65 0.244 0.317 0.456 0.575 70 0.235 0.306 0.444 0.561 75 0.227 0.296 0.433 0.549 80 0.220 0.286 0.432 0.537 85 0.213 0.278 0.413 0.526 90 0.207 0.267 0.404 0.515 95 0.202 0.263 0.396 0.505 100 0.195 0.256 0.388 0.496 125 0.176 0.230 0.381 0.487 150 0.159 0.210 0.374 0.478 175 0.148 0.194 0.367 0.470 200 0.138 0.181 0.361 0.463 300 0.113 0.148 0.355 0.456 400 0.098 0.128 0.349 0.449 500 0.088 0.115 0.344 0.442 600 0.080 0.105 0.339 0.436 700 0.074 0.097 0.334 0.430 800 0.070 0.091 0.329 0.424 900 0.065 0.086 0.325 0.418 1000 0.062 0.081
96
Lampiran 11 Uji Referensi
97
98
99
100
101
102
Lampiran 12 Surat Bimbingan Skripsi
103
Lampiran 13 Surat Observasi
104
Lampiran 14 Surat Uji Coba Instrumen
105
Lampiran 15 Surat Permohonan Penelitian
106
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian