PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides)
(Skripsi)
Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) Benedikta E Yuliyanti1), Rara Diantari2), Otong Z Arifin3)
ABSTRAK Ikan Tor tambroides merupakan ikan air tawar asli Indonesia dan termasuk ikan yang terancam punah. Perkembangan telur ikan Tor tambroides terganggu karena sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga stoknya di alam dikhawatirkan terus menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu suhu. Oleh karena itu, diperlukan penanganan suhu yang baik untuk perkembangan telur dan perkembangan larva ikan Tor tambroides. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu inkubasi berbeda dan mempelajari suhu yang optimal terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2015 di Instalasi Penelitian Plasmanutfah Perikanan Air Tawar, Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan: P1 (20-22oC); P2 (23-25oC); P3 (26-28oC); P4 (29-31oC) dan 3 kali ulangan. Hasil dari penelitian dengan menggunakan uji F menyatakan bahwa pengaruh suhu inkubasi yang berbeda pada telur ikan Tor tambroides dapat mempengaruhi perkembangan embrio, lama waktu penetasan, persentase daya tetas/hatching rate (HR), laju penyerapan kuning telur. Suhu inkubasi yang optimal untuk telur ikan Tor tambroides adalah suhu inkubasi 2325oC (P2) dengan perkembangan embrio yang baik dan menetas pada hari ke 6, dengan persentase daya tetas yang tinggi sebesar 88,7%, waktu penyerapan kuning telur bagian depan 13 hari dengan laju penyerapan kuning telur 0,12mm3/hari, waktu penyerapan kuning telur bagian belakang 10 hari dengan laju penyerapan kuning telur 0,03mm3/hari, persentase keabnormalitasan larva sebesar 2,00%, dan persentase kelangsungan hidup 81,9%. Kata kunci: Embriogenesis, Hatching Rate , Survival Rate, Tor tambroides, Waktu penetasan. 1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Email:
[email protected] 2) Dosen Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 3) Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat
THE EFFECT OF TEMPERATURE ON THE DEVELOPMENT OF TOR (Tor tambroides) EGGS AND LARVAE Benedikta E Yuliyanti1), Rara Diantari2), Otong Z Arifin3)
ABSTRACT
Tor tambroides is a native freshwater fish of Indonesia and considered as endangered fish. The development of Tor tambroides eggs is very sensitive to environmental changes, so the stock tend to decline in natural habitat. One of the factors that affect eggs development is the temperature. Therefore, it is necessary to understand the optimum temperature for the development of their eggs and larvae. This research aimed to study the effect of different incubation temperatures and the optimum temperature for the development of Tor tambroides eggs and larvae. This research was conducted from July to September 2015 in Biodiversity Research of Freshwater Fish Instalation, Bogor. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments: P1 (20-22oC); P2 (2325oC); P3 (26-28oC); P4 (29-31oC) and 3 repetitions. The results of the study using the F test states that the effect of different incubation temperatures on Tor tambroides eggs can affect embryo development, hatching time, the percentage of hatchability / hatching rate (HR), and the rate of absorption of the yolk. The optimal incubation temperature for the eggs of Tor tambroides is 23-25oC (P2) with optimum embryonic development and hatched on day 6, with a high percentage of hatchability of 88.7%, while the front part of yolk absorption is 13 days at a rate of absorption of the yolk 0,12mm3 / day, the absorption of back part of the yolk is 10 days at a rate of yolk absorption 0,03mm3 / day, the percentage of larvae abnormality is at 2.00%, and the percentage of survival is 81.9%. Keywords: Embryogenesis, Hatching Rate, Survival Rate, Tor tambroides, Hatching Time.
PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides)
Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 11 Juli 1993 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Bapak Donatus
Supargiyanto
dengan
Ibu
Maria
Sirina
Suryaningsih. Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak- kanak (TK) Xaverius Metro yang diselesaikan pada tahun 1999, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Metro diselesaikan pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Undangan pada tahun 2011 dan menyelesaikan studinya pada tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Kerohanian pada tahun 2012/2013 dan sebagai anggota bidang Minat Bakat pada tahun 2013/2014. Penulis telah melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Kabupeten Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. dengan judul “Pembenihan Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus Carpio, L) di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Bogor, Jawa Barat” pada bulan Juli-Agustus 2014. Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Aji Mesir, Kecamatan Gedung Aji Lama, Kabupaten Tulang Bawang selama 40 hari yaitu dari bulan Januari-Februari 2015. Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Mikrobiologi Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015, Biologi Perikanan
tahun ajaran 2013/2014, Penyakit dan Parasit Organisme Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015, Oceanografi pada tahun ajaran 2014/2015. Penulis melakukan penelitian akhir pada bulan Juli-September 2015 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat dengan judul “Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Telur dan Larva Ikan Tor (Tor tambroides)”.
“MOTTO” Ada yang lebih penting daripada teman, yaitu sainganmu karena mereka akan membuatmu bersemangat. (Dream High) ”Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, “mulai”.Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren)
Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri. (La Fontaine) Ketika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka. (BJ. Habibie)
Tak perlu yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun. (BJ. Habibie)
Banyak-banyaklah untuk bersyukur dalam suka maupun duka, karena tidak sedikit di luar sana yang menginginkan kehidupan dan posisi kita. (Benedikta Erlinda Yuliyanti)
Iri hati, ketidak puasan diri, dan ketidak percayaan diri akan lebur dengan “BERSYUKUR” (Benedikta Erlinda Yuliyanti)
Dengan rasa syukur kepada Yesus Kristus Kupersembahkan karya ini kepada kedua orangtuaku (Bapak dan Ibu), Simbah yang selalu mendoakan, mendidik, dan memberi semangat yang tiada henti Mamas dan Mbakku, serta keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan doa, tawa, semangat, dan dukungan di setiap hariku Kekasih dan Sahabat yang selalu menemani, membantu, dan memberikan semangat selama ini Teman angkatan 2011 yang berjuang bersama, menimba ilmu di Jurusan Budidaya Perairan Dan tidak lupa untuk almamater tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Segala puji dan syukur kepada Yesus Kristus atas berkat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Telur dan Larva Ikan Tor (Tor tambroides)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan, Universitas Lampung. Pada
kesempatan
ini
dengan
penuh
kerendahan
hati,
penyusun
mengucapkan terima kasih kepada: 1. Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak ku Donatus Supargiyanto, Ibu ku Maria Sirina Suryaningsih, Simbah tersayang, atas kebersamaan, kasih sayang, cinta, pengorbanan, motivasi, semangat, doa yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya. 3. Mamas ku Isidorus Sandi Editya dan F.X. Catur Budi Hartono, mbak ku Elisabet Putriyanti Utami dan Maria Resti, dan kekasih ku Paulus Yuwono, serta keluarga besar terima kasih atas kebersamaan, kasih sayang, cinta, doa, semangat, dan dukungan yang tiada henti untuk penulis. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 5. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 6. Ketua Balai beserta Staff Karyawan Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan) Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 7. Ketua Balai beserta Staff Karyawan Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. 8. Bapak Ir. Suparmono, M.T.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan motivasi dan saran selama penulis aktif dalam perkuliahan.
9.
Ibu Rara Diantari, S.Pi., M.Sc., selaku Pembimbing I dan Bapak Otong Zenal Arifin, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing II dalam memberikan bimbingan serta saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi.
10. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si selaku penguji yang telah memberikan kritik serta saran dalam penulisan skripsi. 11. Seluruh Dosan dan Karyawan Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Budidaya Perairan. 12. Sahabat-sahabat
ku
tersayang
yang
selalu
menemani,
mendukung,
memotivasi, memberikan semangat, memberikan kritik dan saran untuk kemajuan penulis. 13. Teman seperjuangan dalam penelitian, terimakasih untuk kebersamaan dalam suka maupun duka, motivasi, serta semangat dalam pelaksanaan penelitian. 14. Teman-teman budidaya perairan 2011, teman-teman Praktik Umum (PU), dan teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tidak terlupakan untuk kebersamaannya. 15. Kakak-kakak dan adik-adik Budidaya Perairan Universitas Lampung atas bantuan, semangat, dan motivasinya untuk penulis selama ini. 16. Teman-teman dari Universitas Brawijaya, Universitas Djuanda, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Penulis menyadari dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Bandar Lampung, 19 April 2016 Penulis,
Benedikta Erlinda Yuliyanti
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .......................................................................................................i DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iii DAFTAR TABEL ..............................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................v BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Tujuan Penelitian ..........................................................................................2 C. Manfaat Penelitian .........................................................................................2 D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................3 BAB II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................5 B. Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................5 C. Rancangan Penelitian ....................................................................................6 1. Prosedur Penelitian ...................................................................................6 a. Persiapan Wadah ................................................................................6 b. Seleksi Induk ......................................................................................7 c. Proses Pembuahan ..............................................................................8 d. Perhitungan dan Penetasan Telur .......................................................9 2. Parameter Penelitian .................................................................................10 a.
Pengamatan Suhu ..............................................................................10
b.
Pengamatan Perkembangan Telur .....................................................11
c.
Lama Waktu Penetasan .....................................................................11
d.
Persentase Daya Tetas/Hatching Rate ...............................................11
e.
Laju Penyerapan Volume Kuning Telur ...........................................12
f.
Waktu Penyerapan Volume Kuning Telur ........................................12
g.
Persentase Keabnormalitasan ............................................................13
h.
Persentase Kelangsungan Hidup .......................................................13
i
3. Analisis Data ............................................................................................13 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Suhu pada Media Inkubasi Telur Ikan Tor tambroides.............15 B. Pengaruh Suhu terhadap Perkembangan Embrio dan Lama Waktu Penetasan Telur Ikan Tor tambroides ............................................................15 1. Pengaruh Suhu terhadap Lama Waktu Penetasan Telur ..........................26 2. Pengaruh Suhu terhadap Persentase Daya Tetas ......................................28 3. Pengaruh Suhu terhadap Laju Penyerapan Kuning Telur ........................30 4. Pengaruh Suhu terhadap Waktu Penyerapan Kuning Telur .....................32 5. Pengaruh Suhu terhadap Persentase Keabnormalitasan Larva .................34 6. Pengaruh Suhu terhadap Persentase Kelangsungan Hidup.......................35 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................................38 B. Saran ................................................................................................................38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Diagram Kerangka Pemikiran ....................................................................... 4 2. Skema rancangan perlakuan........................................................................... 6 3. Proses seleksi induk ikan Tor tambroides..................................................... 7 4. Morfologi ikan Tor tambroides ..................................................................... 8 5. Proses pembuahan eksternal pada ikan Tor tambroides ................................ 9 6. Telur ikan Tor tambroides yang dikeluarkan ................................................ 9 7. Grafik fase pembelahan 4 sel ........................................................................ 17 8. Grafik fase pembelahan 8 sel ........................................................................ 18 9. Grafik fase banyak sel ................................................................................... 19 10. Grafik fase morula ...................................................................................... 19 11. Grafik fase blastula ..................................................................................... 20 12. Grafik fase gastrula ..................................................................................... 21 13. Grafik fase neurula ...................................................................................... 21 14. Grafik fase embrio awal .............................................................................. 22 15. Grafik fase embrio akhrir ............................................................................ 23 16. Grafik fase prolarva .................................................................................... 24 17. Perkembangan larva ikan Tor tambroides .................................................. 25 18. Grafik lama waktu penetasan telur ikan Tor tambroides ............................ 26 19. Telur ikan Tor tambroides yang mulai menetas ......................................... 27 20. Grafik persentase daya tetas ........................................................................ 29 21. Telur ikan Tor tambroides yang mati ......................................................... 30 22. Grafik laju penyerapan kuning telur ........................................................... 31 23. Penyerapan kuning telur pada larva ikan Tor tambroides .......................... 32 24. Grafik waktu penyerapan kuning telur ........................................................ 33 25. Grafik persentase keabnormalitasan larva ikan Tor tambroides.................. 34 26. Keabnormalitasan larva ikan Tor tambroides ............................................. 35 27. Grafik persentase kelangsungan hidup ....................................................... 36 28. Larva ikan Tor tambroides........................................................................... 37 iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya ......... 5
2.
Ciri-ciri induk jantan dan betina .................................................................. 8
3.
Suhu media inkubasi selama penelitian ...................................................... 15
4.
Perkembangan embrio ikan Tor tambroides ............................................... 16
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya ........................................ 44 2. Perhitungan statistik fase pembelahan 8 sel ................................................... 46 3. Perhitungan statistik fase banyak sel .............................................................. 48 4. Perhitungan statistik fase morula ................................................................... 50 5. Perhitungan statistik fase blastula .................................................................. 52 6. Perhitungan statistik fase gastrula .................................................................. 54 7. Perhitungan statistik fase neurula ................................................................... 56 8. Perhitungan statistik fase embrio awal ........................................................... 58 9. Perhitungan statistik fase embrio akhir .......................................................... 60 10. Perhitungan statistik fase prolarva ............................................................... 62 11. Perhitungan statistik lama waktu penetasan ................................................. 64 12. Perhitungan statistik persentase daya tetas .................................................. 66 13. Perhitungan statistik laju penyerapan kuning telur bagian depan ................. 68 14. Perhitungan statistik laju penyerapan kuning telur bagian belakang ........... 70 15. Perhitungan statistik lama waktu penyerapan kuning telur bagian depan ... 72 16. Perhitungan statistik lama waktu penyerapan kuning telur belakang ........... 74 17. Perhitungan statistik persentase keabnormalitasan larva ............................. 76 18. Perhitungan statistik persentase kelangsungan hidup .................................. 77
v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ikan genus Tor merupakan ikan air tawar lokal Indonesia yang keberadaannya terancam punah. Haryono (2006) menyatakan bahwa di Indonesia terdapat empat jenis ikan genus Tor yaitu Tor tambroides Blkr, Tor douronensis (C.V.), Tor tambra (C.V.) dan Tor soro (C.V.). Ikan Tor tambroides merupakan ikan konsumsi bernilai ekonomi tinggi dengan tekstur daging yang tebal dan lezat, sehingga banyak digemari masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh tingginya permintaan terhadap daging ikan tor dengan harga yang tinggi pula. Ikan golongan Tor, di Kabupaten Pemalang diperoleh dengan harga cukup tinggi, mencapai Rp 200.000-Rp 400.000/kg. Sedangkan harga ikan tor di pedalaman kalimantan Tengah sudah mencapai Rp 50.000/kg yang jauh lebih tinggi daripada jenis ikan lain yang hanya Rp 15.000/kg. Sementara di Malaysia mencapai 300 RM atau setara Rp 750.000/kg (Haryono, 2007). Ikan Tor tambroides mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan jenis ikan tambra yang lain. Menurut Haryono dan Rijali (2003) dalam Haryono (2009), di Bukit Batikap kawasan Pegunugan Muller Kalimantan Tengah tertangkap ikan Tor tambroides sebesar 20 kg, bahkan penduduk pernah menangkap ikan tersebut yang memiliki berat 50 kg. Sedangkan jenis Tor douronensis dari Kayan Mentarang umumnya hanya seberat 3-5 kg dan Tor soro juga kurang dari 10 kg (Haryono, 2009). Ikan Tor tambroides belum dapat dibudidayakan secara intensif karena pasokan benih hanya mengandalkan hasil pemijahan di alam, sedangkan populasinya di alam semakin menurun dan cenderung langka, sehingga dikhawatirkan akan punah. Penangkapan yang terus menerus secara besar-besaran dan kurangnya upaya budidaya dapat mengancam kepunahan ikan ini. Pernyataan ini sesuai dengan Haryono (2006) menyatakan bahwa populasi genus Tor di Indonesia terancam punah akibat penggundulan hutan dan penangkapan secara berlebihan. Terbitan IUCN (International Union for Conservation of Nature and
Natural Resources) tahun 2012 tercantum 12 jenis dari ikan Genus Tor yang terancam punah, diantaranya Tor tambraides dan Tor tambra dari Indonesia. Ikan Tor tambroides merupakan ikan penghuni sungai hutan tropis terutama pada kawasan pegunungan. Ikan Tor tambroides didomestikasi dari DAS Hulu Barito kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah, dan wilayah ini merupakan wilayah yang tersisa dan satu-satunya dari habitat alami ikan ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan dengan memperhatikan kondisi yang cocok dan baik untuk reproduksi dan pertumbuhannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu suhu. Sehingga alternatif yang dapat digunakan untuk menghadapi berbagai masalah seperti di atas yaitu dengan memberikan perlakuan suhu yang tepat dan baik dalam inkubasi telur ikan Tor tambroides. Suhu memberikan pengaruh terhadap tingginya kematian ikan pada fase awal kehidupan serta dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan rata–rata dan berpengaruh langsung pada proses perkembangan embrio dan larva. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar diketahui suhu optimum dalam media inkubasi serta pengaruhnya terhadap daya tetas dan lama waktu penetasan telur ikan Tor tambroides. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, yaitu : 1.
Mempelajari pengaruh suhu inkubasi berbeda terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides.
2.
Mempelajari suhu yang optimal untuk perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides.
3.
Mempelajari pengaruh suhu yang tinggi terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides.
C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang suhu optimum dalam proses inkubasi telur ikan Tor tambroides.
2
D. Kerangka Pemikiran Ikan Tor tambroides merupakan salah satu ikan yang bernilai ekonomi tinggi dan digemari. Ikan Tor tambroides dapat dijadikan sebagai ikan konsumsi karena memiliki cita rasa yang enak, gurih, dan dagingnya tebal. Beberapa spesies dari ikan Tor juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias karena sisiknya yang mengkilap. Tetapi, untuk budidaya ikan Tor tambroides sendiri masih kurang karena biasanya untuk mendapatkan ikan ini hanya mengandalkan tangkapan dari alam. Maka diperlukannya usaha budidaya seperti inkubasi telur serta pembenihan pada ikan Tor tambroides. Subagja (2009) menyebutkan bahwa telur ikan tambra yang telah dibuahi akan menetas dalam waktu 4-5 hari pada suhu inkubasi 2127oC. Proses inkubasi pada ikan Tor tambroides sering terjadi kematian massal karena suhu yang tidak optimal. Menurut Leis (1987), lama inkubasi telur tergantung jenis spesies dan suhu. Hal ini dijelaskan pula oleh Effendie (1997) bahwa spesies ikan dan beberapa faktor luar dapat mempengaruhi lama tidaknya pengeraman ikan. Salah satu sumber menyebutkan bahwa pada media inkubasi yang lebih tinggi akan semakin cepat dan menghasilkan larva yang lebih cepat menetas, hal ini disebabkan karena telur yang diinkubasi pada suhu tinggi akan memacu metabolisme embrio (Andriyanto et al., 2013; Budiardi et al., 2005). Pada suhu 29-33oC penetasan telur sebesar 68,52% menghasilkan persentase kelangsungan hidup larva patin jambal sebesar 76,58% Agustina (2007). Pada larva ikan kerapu sunu dengan suhu penetasan 28oC menghasilkan persentase penetasan yang tertinggi, yaitu sebesar 83% dan persentase kelangsungan hidup tertinggi sebesar 73,08% Busroni (2008). Sedangkan menurut Masrizal et al., (2001), pada suhu 32oC diperoleh persentase daya tetas telur ikan patin tertinggi yaitu 90,18%. Suhu menjadi sangat penting dalam gametogenesis untuk keberhasilan dalam proses pemijahan dan daya tetas telur (Olivia et al, 2012). Menurut Hemming and Buddington (1988), suhu optimum dalam proses perkembangan larva, menghasilkan larva yang berukuran besar, porsi kuning telur menjadi jaringan lebih cepat, kemampuan makan dan kemampuan berenang lebih besar, kuat dan
3
tidak mudah sakit. Suhu optimum menyebabkan daya tahan larva tinggi, sehingga diharapkan akan meningkatkan persentase kelangsungan hidup/survival rate (SR). Direktorat Jendral Perikanan (1987) menyatakan bahwa suhu mempengaruhi derajat penetasan, waktu penetasan, penyerapan kuning telur dan pertumbuhan awal larva. Suhu penetasan yang berbeda akan memberikan prosentase daya tetas telur yang berbeda pula, daya tetas telur tersebut tertinggi terjadi pada suhu 27°C dengan daya tetas 68.7% dan terendah pada suhu 31°C dengan daya tetas 28.33% (Ali et al., 2014). Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi suhu pada inkubasi telur serta perkembangan larva ikan Tor tambroides. Ikan Tor tambroides
Kurangnya benih dipengaruhi Kematian masal saat inkubasi
Penanganan suhu yang baik mempengaruhi Perkembangan Embrio
Hatching Rate
Survival Rate
Gambar 1. Diagram kerangka pemikiran
4
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September 2015, bertempat di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. Instalasi ini merupakan Instalasi dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT). B. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1, yaitu: Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya.
No
Keterangan
1
Alat
2
Bahan
Nama
Jumlah/ Ukuran/ Perbesaran/ Ketelitian / Tegangan
Fungsi
Akuarium
12 buah (20x20x15cm3)
wadah pemeliharaan
Timbangan
0,001Gram
menimbang bobot indukkan
Termometer
1oC
mengukur suhu pada media pemeliharaan
Mikroskop
40x
mengamati telur dan larva ikan Tor tambroides
Heater
220-240V 50/60 Hz
menstabilkan suhu pada proses inkubasi telur
Aerator
220-240V 75 Watt
suplai oksigen
Kain/Tissu
1 gulung
mengeringkan tubuh dan lubang genital sebelum indukkan distripping
Induk ikan Tor tambroides
1 pasang
menghasilkan sperma dan telur ikan Tor tambroides
5
C. Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) yang dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga kali ulangan. Adapun kelompok perlakuan yang digunakan adalah suhu air dalam media inkubasi yang berbeda, yaitu: P1 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan 20-22oC P2 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan 23-25oC P3 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan 26-28oC P4 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan 29-31oC Gambar skema rancangan perlakuan wadah inkubasi telur adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Skema rancangan perlakuan Keterangan : Px = Perlakuan y = Ulangan
1.
Prosedur Penelitian Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan,
yaitu: a.
Persiapan Wadah Wadah yang digunakan merupakan akuarium yang terlebih dahulu
dibersihkan. Akuarium
yang digunakan untuk penelitian berukuran
20x20x15cm3 dengan ketinggian air 10cm. Kemudian ke 12 akuarium diberi heater untuk menstabilkan suhu pada proses inkubasi telur dan aerasi yang
6
bertujuan sebagai suplai oksigen. Kemudian akuarium diberi label sesuai perlakuan yang digunakan. b. Seleksi Induk Seleksi induk bertujuan untuk mendapatkan induk ikan Tor tambroides sesuai kriteria sehingga menghasilkan benih yang unggul. Seleksi induk dilakukan sebelum proses pemijahan dilakukan yang bertujuan untuk membedakan induk jantan dan betina, membedakan induk yang sudah matang gonad, memilih induk yang paling baik, tidak cacat, dan sehat. Seleksi induk dilakukan dengan menggunakan teknik kanulasi untuk mengetahui derajat kematangan gonad induk betina dengan mengukur keseragaman diameter telur. Kanulasi dilakukan dengan memasukkan selang kecil (kateter) pada lubang kelamin sedalam 15-20 cm ke dalam ovarium. Ujung selang yang lain dihisap dengan mulut, kemudian selang ditarik keluar dari lubang kelamin dan ditiup untuk mendorong telur keluar dari selang. Indukan betina yang sudah siap untuk memijah memiliki ukuran telur yang seragam, telur kenyal, serta berwarna kuning pudar dan berminyak. Induk betina yang digunakan memiliki bobot 3.150 gram.
(a) (b) (c) Gambar 3. Proses seleksi induk ikan Tor tambroides (a) Penagkapan induk; (b) Kanulasi; (c) Kateter Induk ikan Tor tambroides yang telah matang gonad dengan ciri-ciri diantaranya induk beruaya ke arah sumber mata air, induk jantan akan mengejar induk betina.
7
Tabel 2. Ciri-ciri induk jantan dan betina. No
Keterangan
Jantan
Betina
1.
Bentuk badan
Lebih langsing
Agak menggembung
2.
Warna sisik
Lebih gelap
Kuning cerah
3.
Papila
Runcing
Bulat
(Haryono et al., 2009). Perbandingan induk yang digunakan untuk pemijahan yaitu 1 ekor betina dengan 2 ekor jantan atau dengan sex ratio 1:2. Perbandingan tersebut digunakan agar proses pembuahan dapat terjadi secara maksimal karena jumlah sperma lebih banyak dari jumlah telur sehingga diharapkan telur yang dibuahi lebih banyak.
Gambar 4. Morfologi ikan Tor tambroides c.
Proses Pembuahan Pengurutan/stripping telur pada induk betina dilakukan oleh 2 orang.
Induk yang akan distripping dimasukkan kedalam kain basah dengan tujuan memberi rasa nyaman dan mengurangi pergerakan saat pengurutan. Pengurutan dilakukan secara hati-hati bertujuan untuk mencegah induk melakukan gerakan. Pengurutan dilakukan mulai dari bagian dada sampai menuju ke arah genital papila. Telur ditampung dalam mangkuk yang bersih dan kering. Mangkuk yang digunakan harus bersih dan kering dengan tujuan untuk mencegah telur terkontaminasi. Telur dicampurkan dengan sperma kemudian diaduk rata menggunakan bulu ayam. Setelah tercampur, dibersihkan menggunakan air untuk menghilangkan sisa-sisa sperma yang tidak membuahi telur.
8
(a) (b) Gambar 5. Proses pembuahan eksternal pada ikan Tor tambroides (a)Stripping; (b) Pengadukan telur dan sperma d.
Perhitungan dan Penetasan Telur Perhitungan telur dilakukan setelah proses stripping. Perhitungan jumlah
telur yang dihasilkan dari proses stripping ikan Tor tambroides yaitu dengan menggunakan metode gravimetri. Jumlah telur diambil sebanyak 1 gram, kemudian sampel satu gram dihitung untuk mengetahui jumlah telur yang ada untuk dikonversi dengan jumlah total berat telur yang dikeluarkan oleh induk betina setelah distripping.
Gambar 6. Telur ikan Tor tambroides yang dikeluarkan Sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian
ditentukan
dengan
menggunakan perhitungan statistika yang dihitung dari fekunditas dan volume air dalam akuarium inkubasi. Fekunditas = ∑ telur dalam 1 gr sampel x ∑ telur yag dikeluarkan = 50 butir x 33,14 gram = 1.657 butir
9
Menurut aturan statistika, perhitungan yang digunakan antara 3-10% dari jumlah telur. Sehingga: Jumlah sampel yang digunakan = 1.657 x 3% = 49,71 = 50 butir Jumlah telur ikan Tor tambroides yang baik dalam inkubasi adalah 10-15 butir telur per liter (Balai Cijeruk, Bogor). Volume air = 20cm x 20cm x 10cm = 4.000 cm3 = 4 dm3 = 4 liter Sehingga : Jumlah sampel yang digunakan = 12 x 4 = 48 butir Maka jumlah sampel telur yang digunakan 3% dari fekunditas dan 12 butir per liter air sehingga sampel telur untuk masing-masing perlakuan adalah sebanyak 50 butir telur. Kemudian sampel telur dimasukkan kedalam media penetasan yang telah dipersiapkan. Telur yang terfertilisasi terlihat dari warna telur yang bening. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rustidja (2004) bahwa telur yang perkembangannya sehat adalah berwarna transparan dan bersih, sehingga mudah dibedakan dengan telur yang mati. 2.
Parameter Penelitian a.
Pengamatan Suhu Pengukuran suhu bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu pada media
inkubasi. Sehingga semakin rendah suhu, maka penetasan akan semakin lama. Pengukuran suhu dilakukan tiga kali dalam sehari secara kontinyu pada pagi hari pukul 06.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 18.00 WIB.
10
b. Pengamatan Perkembangan Telur Pengamatan perkembangan telur dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati setiap fase perkembangan embrio mulai dari fertilisasi hingga menetas. Pengamatan telur dilakukan setelah telur dimasukkan kedalam akuarium pada masing-masing perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap 60 menit sekali selama 4 jam setelah telur dimasukkan kedalam akuarium. Setelah itu, pengamatan dilakukan 2 jam sekali. Waktu perubahan setiap fase perkembangan embrio dicatat dan didokumentasikan. c.
Lama Waktu Penetasan Lama waktu penetasan merupakan waktu yang dibutuhkan telur untuk
dapat menetas. Perhitungan lama waktu penetasan atau Hatching time telur dengan menggunakan rumus: HT = Ht – Ho Dimana : HT
= Hatching Time
Ht
= Lama waktu akhir penetasan
Ho
= Waktu pasca pembuahan
d. Persentase Daya Tetas/Hatching Rate (HR) Setelah penetasan terjadi maka dilakukan pengamatan untuk mengetahui daya tetas telur atau hatching rate. Upaya ini bertujuan untuk mengetahui jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang dihasilkan. Pada saat telur sudah menetas semua, larva dihitung kemudian dilakukan perhitungan mencari hatching rate dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1997).
HR =
x 100%
11
e.
Laju Penyerapan Volume Kuning Telur Ikan Menurut Budiardi et al., (2005) aktivitas metabolisme yang tinggi
memerlukan energi yang besar sehingga menyebabkan laju penyerapan volume kuning telur menjadi lebih cepat. Volume kuning telur yang besar akan menghasilkan sumber energi yang mencukupi bagi perkembangan embrio telur ikan sehingga telur cepat menetas. Menurut Sriyani (1993), volume kuning telur dihitung dengan rumus:
V = C1 C22 Dimana :
V
= Volume Kuning Telur (mm3)
C1 = Panjang kuning telur (mm) C2 = Lebar kuning telur (mm) Sedangkan untuk mencari laju penyerapan kuning telur menggunakan rumus menurut Ardimas (2012): LPKT = Dimana : LPKT = Laju Penyerapan Kuning Telur (mm3/hari)
f.
Vo
= Volume kuning telur awal (mm3)
Vt
= Volume kuning telur akhir (mm3)
T
= waktu (hari)
Waktu Penyerapan Kuning Telur (WPKT) Waktu penyerapan kuning telur diamati dengan mencatat waktu
prolarva mulai menetas sampai kuning telur hampir habis seluruhnya dapat dihitung menggunakan rumus Adriana et al., (2013):
WPKT = tkh– tn
12
Dimana: WPKT = waktu penyerapan kuning telur (hari)
g.
tn
= waktu menetas
tkh
= waktu
kuning telur habis
Persentase Keabnormalitasan Pengamatan abnormalitas dalam penelitian ini meliputi bentuk kepala,
bentuk tubuh, dan bentuk ekor. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besarnya abnormalitas seperti dikemukakan oleh Wirawan (2005), yaitu: Abnormalitas =
x 100 %
h. Persentase Kelangsungan Hidup / Survival Rate (SR) Persentase kelangsungan hidup / survival rate (SR) adalah kemampuan untuk menyesuaikan daur hidupnya secara keseluruhan dengan faktor dari dalam dan luar lingkungannya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus: SR =
x 100%
Dimana : SR = derajat kelangsungan hidup (%) Nt = jumlah larva pada akhir pemeliharaan (ekor) No = jumlah larva pada awal pemeliharaan (ekor)
3.
Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis sidik
ragam uji F (ANOVA) dengan menggunakan software SPSS pada parameter lama waktu penetasan, persentase HR (Hatching Rate), laju penyerapan kuning telur, lama waktu penyerapan kuning telur, persentase keabnormalitasan, dan persentase SR (Survival Rate). Kemudian dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf nyata 0,05 jika ada pengaruh atau beda 13
nyata. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan perkembangan embrio dan suhu disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif, sedangkan lama waktu penetasan, persentase HR (Hatching Rate), laju penyerapan kuning telur, lama waktu penyerapan kuning telur, persentase keabnormalitasan, dan persentase SR (Survival Rate) disajikan dalam bentuk grafik dan gambar.
14
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Suhu inkubasi yang berbeda berpengaruh pada telur dan larva ikan Tor tambroides seperti perkembangan embrio, lama waktu penetasan, persentase daya tetas/hatching rate (HR), laju penyerapan kuning telur, dan waktu penyerapan kuning telur. Sedangkan persentase kelangsungan hidup/survival rate (SR) dan persentase keabnormalitasan tidak dipengaruhi oleh suhu inkubasi yang berbeda.
2.
Suhu optimal untuk perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides adalah pada P2 dengan suhu 23-25oC.
3.
Suhu yang tinggi (29-31oC) menyebabkan kematian pada perkembangan telur di fase gastrula sehingga tidak ada telur yang menetas menjadi larva.
B. Saran Sebaiknya dilakukan uji lanjut tentang pertumbuhan pada larva ikan Tor tambroides pada suhu yang berbeda karena masih terbatasnya informasi tentang ikan Tor tambroides.
DAFTAR PUSTAKA Affandi R, Sjafei DS, Rahardjo MF, Sulistiono. 2005. Fisiologi Ikan. Pencernaan dan Penyerapan Makanan. Dep. Managemen Sumberdaya Perairan. FPIK, IPB. Bogor. Ali, Muhammad. Raider Sigit Junianto. 2014. Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Peneliti pada Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Andriyanto, W., B. Slametdan I. M. D. J. Ariawan. 2013. Perkembangan Embrio dan Rasio Penetasan Telur Ikan Kerapu Raja Sunu (Plectropomalaevis) pada Suhu Media Berbeda. Jurnal Ilmu dan Tekonologi Kelautan Tropis. 5 (1) : 192-207 Ardimas, Yohanes Anugrah Yoga. 2012. Pengaruh gradien suhu media pemeliharaan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus Bloch). Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ariffansyah. 2007. Perkembangan embrio dan penetasan telur ikan gurame (Osphronemus gouramy) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. (tidak dipublikasikan). Asih, sidi. Jojo Subagja. Haryono. 2009. Manajemen Induk Ikan Tambra dalam Proses Domestikasi dan Reproduksinya secara Intensif. Lembaga Ilmu Pengeahuan Indonesia (LIPI). Bogor Budiardi, T. W. Cahyaningrum dan I. Effendi. 2005. Efisiensi pemanfaatan kuning telur embrio dan larva ikan mannvis (Ptherophyllum scalare) pada suhu inkubasi berbeda. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia 4 (1) : 57-61 Campbell, N. A., J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2002. Biologi. Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta. hal. 289-290. Chumaidi. Darti Satyani dan Sudarto. 2007. Teknik Pembenihan Ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus). Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Depok Direktorat Jendral Perikanan, Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 1987. Pemijahan Rangsangan dan Pemeliharaan Larva Ikan Jambal Siam (Pangasius suutchi).Laporan Kegiatan BBAT Th 1987.Sukabumi.116 hal.
Doi, M., T. Singhagraiwan. 1993. Biology and culture of the red snapper, Lutjanus argentimacnlatus,. The research project of fishery resource development in the Kingdom of Thailand. 5l pp Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogjakarta. 155 hlm. Effendie, M.I. 2002. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Haryono. 2006. Aspek Biologi Ikan Tambra (Tor tambroides Blkr) yang Eksotik dan Langka Sebagai Dasar Domestikasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 7 (2): 195-198. Haryono. 2007. Tambra, Ikan Kancra dari Pegunungan Muller. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Haryono dan M.F. Rahardjo. 2009. Pengenalan Jenis Ikan Tambra Yang Bernilai Komersial Tinggi dan Telah Rawan Punah untuk Mendukung Domestikasinya (Bagian I) dalam Proses Domestikasi dan Reproduksi Ikan Tambra yang Telah Langka Menuju Budidayanya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal 1-16. Haryono dan M.F. Rahardjo. 2009. Bioekologi Ikan Tambra Sebagai Dasar (Bagian II) dalam Proses Domestikasi Dan Reproduksi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal 26. Haryono dan M.F. Rahardjo. 2009. Pertumbuhan Anakan Ikan Tambra Hasil Reproduksi Buatan (Bagian VI) dalam Proses Domestikasi dan Reproduksi Ikan Tambra yang Telah Langka Menuju Budidayanya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal 81. Heming, T. A. & R. K. Buddington. 1988. Yolk Absorption in Embryonic and Larval Fishes, p: 407-446. In W. S. Hoar and D. J. Randall (Eds.). Fish Physiology. Volume XI, Part A. The Physiology of Developing Fish, Egg and Larvae. IUCN 2012. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.2. . Downloaded on 15 March 2013.Kamler, E. 1989. Early Life History of Fish. An Energetic Aprroach. Chapman & Hall.London. 267 p. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N . Kartikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Wstern Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition. 221 pages Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R.Miller. 1962. Ichthyology. John Wiley and Sons, Inc. New York. 545 p.
40
Leis, J.M. 1987. Review of the early life history of tropical groupers (Serranidae) and snappers (Lutjanidae). In: Polovina, J.J. and S. Ralston (eds.). Tropicall snappers and groupers: biology and fisheries managemet. Westview Press/Boulder and London. 189-237pp. Mackinon, K., G. Hatta, H. Halim dan A. Mangalik. 2000. The Ecology of Kalimantan. Prehalindo. Jakarta. Monalisa, S.S dan I. Minggawati. 2010. Kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan ikan nila (oreochromis sp.) di kolam beton dan terpal. Jurnal of Tropical Fisheries 5(2): 526-530. Mukti, A. T. 2005. Perbedaan Keberhasilan Tingkat Poliploidisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) melalui Kejutan Panas. http://journal.discoveryindonesia.com. 23 Mei 2015. 6 hal. Nugraha, Dimas, Mustofa N.S, dan Subiyanto. 2012. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Perkembangan Embrio, Daya Tetas Telur dan Kecepatan Penyerapan Kuning Telur Ikan Black Ghost (A. Albifrons) pada skala laboratorium. Journal of Management of Aquatic Resources. Vol. 1, No.1. Olivia, S., G. H. Huwoyon, dan V. A., Prakoso. 2012. Perkembangan Embrio dan Sintasan Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) pada Berbagai Suhu Air. Bulletin Litbang, 1 (2) :135-144. Primardian, R. 2009. Pengaruh Suhu Terhadap Derajat Pembuahan dan Penetasan Telur Ikan Synodentis. Karya Tulis. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Jatinangor. Pudjirahaju, A., K. Bungas dan K. Yuliany. 2006. Pengaruh Perbedaan Suhu Kejutan Panas terhadap Keberhasilan Gynogenesis pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Journal of Tropic Fisheries, 1(2):126-131. Putri, D.A. 2013. Persentase Penetasan Telur Ikan Betok (Anabas Testudineus) Dengan Suhu Inkubasi Yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :184-191 (2013) ISSN : 2303-2960. Rachmatika, I. 2001. Biodiversitas Ikan di DAS Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun Kalimantan Barat. Skripsi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Rustidja. 2004. Pemijahan Buatan Ikan-Ikan Daerah Tropis. Bahtera Press. Malang. hal 91. Satyani, D. 2007. Reproduksi dan Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta.
41
Sriyani, R. 1993. Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Embrio dan Larva Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk). Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 65 hal. Subagja, Jojo. Sidi Asih. Haryono. 2009. Teknik Reproduksi Ikan Tambra untuk Mendukung Proses Domestikasinya (Bagian v). Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Sukendi. 2003. Vitelogenesis dan Manipulasi Fertilisasi pada Ikan. Bagian bahan matakuliah reproduksi ikan Jurusan Budidaya Perairan Faklutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Wirawan, I. 2005. Efek Pemaparan Copper Sulfat (CuSO4) terhadap Daya Tetas Telur, Perubahan Histopatologik Insang dan Abnormalitas Larva Ikan Zebra (Brachydanio rerio). Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. 77 hal. Yuningsih, Y.S. 2002.Perkembangan larva ikan tambakan (Helostoma teminckii C.V). (Skripsi) Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.(tidak dipublikasikan).
42