PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. PLN (Persero) CABANG GORONTALO FAISAL DJAKATARA NIM: 921409140 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ABSTRACT
Faisal Djakatara. 2013. “The Influence of Management Control System towards Enterprise’s Performance at PT PLN (Persero) Branch of Gorontalo. Skripsi. S1 Accounting Study Program. Department of Accounting. Faculty of Economics and Business. Universitas Negeri Gorontalo. It was supervised by La Ode Rasuli, S.Pd, SE, MSA as the principal supervisor and Lukman Pakaya, S.Pd, MSA as the cosupervisor. This research aimed to find out the influence of management control system towards enterprise’s performance at PT. PLN (Persero) Branch of Gorontalo. The total numbers of sample of this research were 30 samples of PT. PLN (Persero) Branch of Gorontalo’s staff, which were taken based on the technique of collecting sample. The simple regression linear was used to analyze the data. The conclusion of this research is that the management control system has positive influence towards the enterprise’s performance at PT. PLN (persero) Branch of Gorontalo. The implementation of management control system influences the enterprise’s performance which is proved by determination R 2 as high as 0,222. This means that 22,2% of enterprise’s performance at PT. PLN (Persero) branch Gorontalo is influenced by management control system which has been applied, while the rest is as high as 77,8%. Keywords: Management Control System, Enterprise’s Performance.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui para pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melalui para pemimpin (manajer) dengan penentuan tujuan dan strategi pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan penghargaan. Pengendalian manajemen merupakan salah satu dari beberapa tipe aktivitas perencanaan dan pengendalian yang ada dalam suatu organisasi. Beberapa aktivitas yang termasuk dalam pengendalian manajemen seperti perencanaan aktivitas yang akan
dilakukan,
pengkoordinasian
aktivitas,
pengkomunikasian
informasi,
pengevaluasian informasi, pembuatan keputusan yang menyangkut apakah suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak dan bagaimana mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk merubah perilakunya (Cahyono, 2007: 2). Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu mekanisme baik secara formal maupun informal yang didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan peluang dan pencapaian harapan serta memperoleh hasil (output) yang diinginkan, dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan perilaku yang diinginkan partisipan (Anthony dan Govindarajan (2001: 6). Sebagai konsekuensinya pemahaman tentang sistem pengendalian hanya didasarkan pada mekanisme penginvestigasian yang diimplementasikan oleh manajemen untuk mengendalikan pekerjaan melalui pengamatan dan pemantauan perilaku dan output (Cahyono, 2007: 2).
Sistem Pengendalian Manajemen adalah seluruh organisasi yang digunakan oleh perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya. Untuk memperoleh keberhasilan dan keuntungan yang berkelanjutan setiap perusahaan harus memiliki sistem dan tenaga kerja yang yang berkualitas, dalam hal ini harus memiliki Sistem Pengendalian Manajemen
yang optimal.
Seiring dengan
perkembangan dan kemajuan tekhnologi mengakibatkan persaingan yang ketat antar perusahaan, persaingan tersebut memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari masing-masing karyawannya untuk mencapai tujuan utamanya. Pada saat ini masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan yaitu peningkatan sistem pengendalian yang tidak berjalan secara optimal dan otomatis, artinya Sistem Pengendalian Manajemen memerlukan karyawan sebagai penggerak atau eksekutor untuk menciptakan kinerja yang optimal, Salah satu faktor keberhasilan perusahaan juga adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap karyawan, karyawan yang mampu menciptakan dan mengelola perusahaan akan memiliki keunggulan dalam organisasi dan perusahaan tersebut juga akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahan lainnya. Oleh karena itu Sistem Pengendalian Manajemen dalam suatu perusahaan akan berjalan dengan optimal apabila didukung dengan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas. Secanggih apapun sistem yang dirancang oleh suatu perusahaan apabila karyawan tersebut tidak memilki sumber daya yang optimal tujuan perusahaan tidak akan tercapai .
Untuk mencapai tujuannya seorang manajer harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki oleh setiap karyawan, agar dipergunakan secara efisien dan efektif. Karena diera globalisasi sekarang
ini pengetahuan dan tenaga kerja
merupakan hal penentu demi keberhasilan pembangunan, untuk itu dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya dan pengetahuan yang luas untuk dapat bersaing di era yang akan datang. Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu perusahaan memiliki pedoman Sistem Pengendalian Manajemen yang baik, namun tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga pengendalian manajemen yang telah dirancang tersebut tidak memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Sistem Pengendalian Manajemen dapat berjalan secara efektif dan efisien jika dilaksanakan sungguh-sungguh oleh manajemen. Tanggung jawab berjalannya Sistem Pengendalian Manajemen sangat bergantung pada manajemen. Manajemen menetapkan tujuan, merancang dan melaksanakan mekanisme pengendalian memantau serta mengevaluasi pengendalian. Dengan demikian seluruh pegawai dalam perusahaan memegang peran penting untuk mencapai dilaksanakannya Sistem Pengendalian Manajemen secara efektif dan efisien. Salah satu perusahaan atau BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik, yaitu PT. PLN bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum yang kebutuhannya meningkat setiap tahunnya. Peningkatan akan kebutuhan tenaga listrik sebagai akibat dari peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia, sementara PT. PLN memiliki
keterbatasan
dalam
memenuhi peningkatan akan kebutuhan listrik tersebut. Di
Indonesia PT. Perusahaan
Listrik
Negara/PLN (Persero) merupakan perusahaan
BUMN yang ditunjuk sebagai penyedia tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. (www.pln.co.id) Pada hakekatnya pengendalian manajemen sedikitnya memilki empat elemen yaitu pelacak, penilai, effector, dan jaringan komunikasi, salah satu dari empat elemen tersebut yaitu penilai telah diterapkan pada PT. PLN
(Persero) Cabang
Gorontalo, dimana dalam setiap semester akan dilakukan penilaian menggunakan smulai online atas kinerja masing-masing karyawan oleh pimpinan perusahaan. Penilaian kinerja tersebut akan bermanfaat bagi pimpinan ataupun karyawan yang dinilai prestasi kerjanya, maupun akan bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya. Di samping itu dengan penilaian kinerja akan ada kaitannya dengan kontraprestasi serta untuk menyadarkan dan meyakinkan bagi karyawan mengenai pentingnya tindakan perbaikan atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan. Sebagai alat penilaian kinerja, pelaporan merupakan suatu komitmen antara pegawai dan pimpinan, karena pelaporan merupakan alat penilaian atas kesanggupan pegawai dengan kenyataan yang dapat dicapai di waktu mendatang. Demi tercapainya kinerja yang optimal dalam suatu perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang optimal pula, karena salah satu faktor penentu dari keberhasilan suatu perusahaan yaitu sumber daya dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Dalam setiap tahun keberhasilan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo harus melampaui target yang akan dicapai, untuk itu dalam meningkatkan kinerja dari PT
PLN (Persero) Cabang Gorontalo setiap karyawan selalu dilakukan penilaian terhadap kinerjanya. Dalam penilaian kinerja karyawan oleh pimpinan masih terdapat karyawan yang memilki nilai kurang atas kinerjanya, hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan oleh karyawan tersebut atas tugas-tugas dalam bidangnya, sehingga mengalami keterlambatan dalam pelaporan keuangan, sedangkan pimpinan perusahaan menuntut setiap karyawan untuk melaporkan kinerjanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Dalam pelaporan tersebut terdapat pelaporan atas biaya-biaya yang tidak sesuai dengan harapan perusahaan, yaitu besarnya beban yang dikeluarkan dalam pembelian bahan bakar dan pelumas, PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo tidak mendapatkan bahan bakar yang ber subsidi, sehingga dari tahun 2009 sampai 2012 beban usaha PT. PLN sering mengalami kenaikan, dan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Seperti yang disajikan pada tabel berikut: TABEL 1: LAPORAN KEUANGAN Tahun
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
2009
Rp. 145.222.144
Rp. 135.275.969
Rp. 224.600
2010
Rp. 162.375.294
Rp. 149.108.071
Rp. 218.766
2011
Rp. 208.017.823
Rp. 185.639.600
Rp. 117.594
2012 Rp. 232.656.456 Sumber : www.pln.go.id
Rp. 203.115.450
Rp. 69.451
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa PT. PLN mengalami kenaikan atas beban usaha sehingga menghasilkan kerugian bagi perusahaan yang disebabkan oleh karyawan yang tidak maksimal dalam bekerja. Berdasarkan penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo” Pengendalian Manajemen Pengendalian manajemen merupakan salah satu dari beberapa tipe aktivitas perencanaan dan pengendalian yang ada dalam suatu organisasi. Beberapa aktivitas yang termasuk dalam pengendalian manajemen seperti perencanaan aktivitas yang akan
dilakukan,
pengkoordinasian
aktivitas,
pengkomunikasian
informasi,
pengevaluasian informasi, pembuatan keputusan yang menyangkut apakah suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak dan bagaimana mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk merubah perilakunya (Cahyono, 2007: 2). Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Supriyono (2004: 4) Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Suadi (1996: 1) Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan,
yaitu:
pemrograman,
penganggaran,
akuntansi,
pelaporan,
dan
pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam
sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien. Anthony dan Reece menjelaskan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen adalah Sistem Pengendalian Manajemen yang memiliki fungsi pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Manajemen Menurut (standards for Internal Control in the Federal Government yang dikeluarkan oleh General Accounting Office (GAO) November 1999) pendekatan Sistem Pengendalian Manajemen menggunakan 8 unsur atau sarana yang dipakai auditor dalam menilai efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen auditan yaitu: 1. Pengorganisasian Unsur pengorganisasian dalam konteks penilaian sistem pengendalian ditekankan pada ukuran besar kecilnya organisasi, tujuan organisasi serta karakteristik dari organisasi yang bersangkutan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian meliputi: a. Proses pembentukan organisasi harus mengacu pada upaya untuk menciptakan organisasi yang efektif dan efisien. Struktur organisasinya mengacu pada visi dan misi serta tujuan organisasi. b. Persyaratan kompetensi tenaga sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
c. Terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab. Tidak dijumpai adanya seseorang melakukan suatu kegiatan dari awal sampai akhir tanpa adanya campur tangan orang lain. d. Penghindaran adanya tumpang tindih, duplikasi, dan pertentangan dalam pembagian tugas, fungsi, dan tanggung jawab. e. Terdapat kewajiban bagi setiap orang untuk mempertanggung jawabkan kepada atasannya tentang pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerjanya. f. Pendefinisian kewenangan dan tanggung jawab masing-masing jabatan/kedudukan harus jelas dan seimbang. g. Pendelegasian wewenang harus diikuti dengan tanggung jawab yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penempatan posisi sebagai manajer keuangan dan akuntansi oleh seseorang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang memadai di bidang keuangan adalah contoh penyimpangan atas pengorganisasian yang baik. 2. Kebijakan Kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan sehingga dalam penetapan kebijakan harus diperhitungkan kontribusi kebijakan terhadap pencapaian tujuan. Kebijakan seharusnya tidak boleh bertentangan dengan ketentuan atau peraturan yang lebih tinggi sekaligus harus bersifat sederhana. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kebijakan antara lain: a. Kebijakan harus jelas dan dibuat secara tertulis serta dikomunikasikan ke seluruh fungsionaris dan pegawai secara sistematis tepat pada waktunya.
b. Kebijakan yang ada harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (yang lebih tinggi) dan dilakukan peninjauan secara periodik serta dilakukan revisi bila diperlukan. c. Kebijakan harus selaras (konsisten) dengan tujuan organisasi. d. Kebijakan dibuat dengan maksud untuk melaksanakan kegiatan yang telah digariskan secara ekonomis, efisien, dan efektif. e. Kebijakan harus dapat meningkatkan disiplin kerja para pegawai. Kebijakan pimpinan berupa pencanangan visi dan misi instansi yang tidak disosialisasikan kepada seluruh fungsionaris dan pegawai secara sistematis dan tepat waktu sehingga mengakibatkan gerak langkah pelayanan instansi tidak mencapai sasaran adalah contoh pengendalian dari aspek kebijakan yang kurang memadai. 3. Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal dari pelaksanaan suatu kegiatan. Pada tahap ini ditetapkan tujuan/sasaran, cara pelaksanaan, kebutuhan tenaga dan dana, waktu pelaksanaan, dan persyaratan serta peraturan yang harus ditaati. Faktor-faktor dari unsur perencanaan yang baik meliputi antara lain: a. Setiap kegiatan harus dibuat perencanaannya terlebih dahulu. b. Dalam penyusunan rencana dipilih alternatif yang paling menguntungkan bagi organisasi dan telah memperhatikan ketaatan pada peraturan/ketentuan yang berlaku.
c. Dalam penyusunan rencana telah memperhitungkan secara matang keterlaksanaan rencana tersebut dengan memperhatikan kondisi yang ada. d. Terdapat penelaahan oleh atasan langsung tentang rencana kerja yang diajukan kepadanya dan apakah rencana yang telah disusun dan disetujui digunakan sebagai alat pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan. e. Rencana kerja telah dikomunikasikan secara efektif. Contoh kegiatan yang tidak sesuai dengan unsur perencanaan yang baik adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu instansi tidak pernah direncanakan terlebih dahulu, sehingga tidak jelas efektivitas pencapaiannya. 4. Prosedur Prosedur
merupakan
langkah-langkah
yang
harus
diterapkan
untuk
melaksanakan kegiatan teknis maupun administratif guna menjamin terselenggaranya kebijakan yang telah ditentukan secara ekonomis dan efisien. Manajemen berkewajiban menciptakan prosedur yang baik sehingga menjamin terciptanya Sistem Pengendalian Manajemen yang efektif. Faktor-faktor dari unsur prosedur yang efektif antara lain meliputi : a. Prosedur yang dibuat harus selaras dengan kebijakan yang telah ditetapkan. b. Prosedur dibuat dalam bentuk tertulis dan sistematis untuk menjamin pelaksanaan kegiatan secara ekonomis, efisien dan efektif serta ditaatinya peraturan/ketentuan yang berlaku.
c. Prosedur yang dibuat telah memperhatikan unsur pengecekan internal sehingga hasil pekerjaan seorang pegawai secara otomatis dicek oleh pegawai lain yang bebas melakukan tugasnya tanpa dipengaruhi atau terpengaruh oleh orang lain. d. Prosedur yang diciptakan tidak duplikatif dan tidak bertentangan dengan prosedur lain. e. Prosedur yang diciptakan telah menjamin kelancaran pemberian pelayanan kepada pengguna. f. Prosedur yang dibuat tidak rumit, melainkan sederhana dan mudah dimengerti serta dilakukan peninjauan kembali secara berkala. Prosedur yang lambat dan berbelit-belit dalam pengurusan sertifikat tanah merupakan contoh prosedur yang tidak menjamin kelancaran pemberian pelayanan kepada masyarakat. 5. Pencatatan/Akuntansi Pencatatan/akuntansi merupakan pendokumentasian semua kegiatan dalam suatu unit kerja. Pencatatan memberikan kontribusi yang besar kepada manajemen untuk melakukan pemantauan terhadap aktivitas operasi. Faktor-faktor dari unsur pencatatan/akuntansi yang baik meliputi antara lain: a. Setiap kegiatan harus didokumentasikan dengan teliti, akurat dan tepat waktu serta diklasifikasikan dengan tepat pula. b. Pencatatan/akuntansi yang ada telah menjamin pengendalian yang cukup atas harta dan kewajiban organisasi. c. Fungsi akuntansi dipisahkan dari fungsi otorisasi dan penyimpanan.
d. Terjadi
pengecekan
internal
(pengendalian
otomatis)
diantara
berbagai
catatan/akuntansi. e. Catatan/akuntansi harus dilakukan verifikasi secara berkala baik oleh auditor internal maupun oleh auditor eksternal. Praktik yang sering kali dijumpai di lapangan yaitu keterlambatan dan ketidakakuratan pencatatan aset proyek ke dalam administrasi rutin instansi adalah contoh tidak memadainya unsur pencatatan/akuntansi. 6. Pelaporan Pelaporan berfungsi sebagai sarana pertanggung jawaban suatu pelaksanaan kegiatan yang meliputi: apa yang telah dikerjakan, kesesuaian dengan rencana yang telah ditetapkan, dan uraian alasan terjadinya deviasi dari keduanya. Melalui pelaporan, seorang pimpinan dapat melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. Faktor-faktor dari unsur pelaporan yang baik meliputi antara lain: a. Sistem pelaporan yang diciptakan hendaknya dapat memberikan informasi terkini yang dibutuhkan oleh pimpinan yang bertanggung jawab. b. Laporan yang disusun didasarkan pada data dan informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu. c. Terdapat keharusan pada setiap pegawai tertentu untuk membuat laporan hasil pekerjaannya secara tertulis.
d. Isi laporan harus didukung oleh bukti yang memadai dan dapat dipertanggung jawabkan. Tidak tertibnya penyampaian laporan kegiatan masing-masing sub bagian/bagian/bidang suatu instansi adalah contoh lemahnya unsur pelaporan. 7. Personalia Faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kegiatan suatu organisasi terletak pada unsur personalia. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu dalam menunjang keberhasilan organisasi secara ekonomis dan efisien. Faktor-faktor dari unsur personalia yang baik meliputi antara lain: a. Penempatan dan pemberian tugas harus diberikan dengan prinsip the right man in the right place. b. Pegawai diangkat menurut kualifikasi yang dibutuhkan. c. Terdapat kegiatan supervisi yang memadai terhadap pegawai. d. Terdapat kebijakan penetapan sanksi atau penghargaan prestasi sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. e. Terdapat program pembinaan atas pegawai yang berkesinambungan. f. Terdapat kebijakan dan pelaksanaan rotasi dan mutasi. Penunjukkan auditor yang sama pada pelaksanaan audit terhadap suatu instansi tertentu untuk waktu yang terlampau lama dapat berdampak pada menurunnya sikap independensi dan obyektivitas auditor adalah contoh tidak memadainya unsur personalia. 8. Review Intern
Fungsi auditor intern adalah fungsi pengendalian manajemen yang dilakukan oleh salah satu unit dalam suatu organisasi. Fungsi ini merupakan mata dan telinga manajemen dalam mengendalikan organisasi. Faktor-faktor dari unsur reviews intern yang baik meliputi antara lain: a. Struktur bagian auditor intern sebaiknya ditempatkan pada kedudukan yang tepat dalam organisasi. b. Lingkup tugas kegiatan audit ditetapkan dengan jelas dan personel yang ditugaskan sebagai auditor intern memenuhi persyaratan kompetensi yang memadai. c. Pekerjaan audit ditujukan untuk perbaikan organisasi dan terdapat prosedur yang mengatur pemantauan tindak lanjut atas hasil auditnya. d. Terdapat program peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga auditor intern secara periodik. Contoh unsur reviu intern yang tidak memadai misalnya posisi lembaga audit ditetapkan pada tingkat yang tidak cukup untuk bersikap bebas, obyektif dan independen. Tidak pernah dirancang program pelatihan bagi staf organisasi. METODE PENELITIAN Tempat penelitian yang akan dijadikan lokasi penilitian adalah PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman no 63 Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Mei 2013.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti, dengan melalui sistem kuesioner yang disebarkan pada responden. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Sekaran, 2003: 219). METODE ANALISIS DATA Analisis Regresi Untuk menguji kontribusi variabel Sistem Pengendalian Manajemen (X) terhadap kinerja perusahaan (Y), maka pengujian dilakukan dengan uji analisis regresi linear sederhana. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukan oleh hubungan kausal antara variabel X terhadap Y. Rumus yang digunakan. Sugiono (2008: 261) Y= α + bX Dimana: Y = kinerja perusahaan X = Sistem Pengendalian Manajemen a= Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
(∑Yi) (∑Xi2)- ((∑XiYi)) A= n. (∑Xi)2- (∑Yi)2 n∑ XiYi- (∑Xi) ((∑Yi)) B= n. ∑Xi2- (∑Yi)2 Selanjutnya mengukur derajat hubungan variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus koefisien korelasi pearson. Rumus koefisien korelasi pearson (r), digunakan analisis korelasi sederhana untuk variabel interval/rasio dengan interval/ rasio(Hasan: 61 dalam sendy 2012: 35)
=
n (∑xy) − (∑x∑y) ( ∑
− (∑
∑
∑ ) )(n∑
− (∑y) )
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengendalian manajemen merupakan salah satu dari beberapa tipe aktivitas perencanaan dan pengendalian yang ada dalam suatu organisasi. Beberapa aktivitas yang termasuk dalam pengendalian manajemen seperti perencanaan aktivitas yang akan
dilakukan,
pengkoordinasian
aktivitas,
pengkomunikasian
informasi,
pengevaluasian informasi, pembuatan keputusan yang menyangkut apakah suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak dan bagaimana mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk merubah perilakunya. Di PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo pengendalian manajemen dilakukan melalui level atas, menengah sampai pada bawahan, yaitu manajer dari PT.PLN (Persero) Cabang Gorontalo selalu
mengkoordinasi dan mengomunikasikan aktivitas-aktivitas pekerjaan kepada bawahannya apa yang akan dicapai oleh perusahaan kedepan. Dan setiap aktivitas pekerjaan dari masing-masing karyawan harus dilaporkan pada manajer setiap semester. Dalam pelaksanaan dan penerapan mekanisme pengendalian manajemen tersebut diperlukan suatu sistem yang mengatur hal tersebut. Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut yang dinamakan kinerja perusahaan. Dengan kata lain kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visinya. PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo yang merupakan salah satu badan usaha miliki negara (BUMN) yang bergerak dalam penyediaan listrik bagi masyarakat. Perusahaan ini merupakan salah satu BUMN terbesar baik dilihat dari jumlah karyawan yang dimiliki, jumlah kantor, aset maupun pendapatan. Memperhatikan ukuran perusahaan yang sangat besar tersebut maka untuk mengendalikan seluruh aspek yang dimiliki diperlukan suatu Sistem Pengendalian Manajemen yang komprehensif, terstruktur dan efisien agar usaha pencapaian tujuan perusahaan dapat dilakukan secara lebih efektif.
Berdasarkan
hasil analisis mengenai penilaian responden mengenai
penerapan Sistem Pengendalian Manajemen yang ada di PT PLN (Persero) Cabang Gorontalo menunjukkan hasil yang sudah sangat baik. Ini dilihat dari persentase skor capaian untuk variabel penerapan Sistem Pengendalian Manajemen yang sebesar 80,18%. Sedangkan untuk kinerja perusahaan, rata-rata capaian skor penilaian responden mencapai 75,83%. Skor ini berarti responden menilai bahwa kinerja perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo selama ini sudah baik. Pengaruh dari penerapan Sistem Pengendalian Manajemen terhadap kinerja perusahaan berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana menghasilkan koefisien regresi yang positif. Ini berarti setiap peningkatan kualitas Sistem Pengendalian Manajemen yang diterapkan maka akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengujian secara statistika mengenai signifikansi pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap kinerja perusahaan juga menunjukkan kesimpulan yang signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen memang memegang peranan penting dalam menentukan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun besar pengaruh yang diberikan oleh penerapan Sistem Pengendalian Manajemen terhadap
kinerja perusahaan ditunjukkan oleh determinasi R2 yang
sebesar 0,222. Nilai ini berarti bahwa sebesar 22,2% kinerja perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Manajemen yang telah diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 77,8%. Dari hasil ini terlihat bahwa
meskipun Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan namun kontribusinya relatif kecil dibandingkan dengan kontribusi variabel lain. Ini menandakan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen tidak dapat berdiri sendiri dalam upaya penerapannya. Sistem Pengendalian Manajemen dalam suatu perusahaan akan berjalan dengan optimal apabila didukung dengan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas. Secanggih apapun sistem yang dirancang oleh suatu perusahaan apabila karyawan tersebut tidak memilki sumber daya yang optimal tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Dalam penerapan Sistem Pengendalian Manajemen sumber daya manusia merupakan faktor penentu dalam menunjang keberhasilan organisasi secara ekonomis dan efisien, seperti yang terjadi pada PT.PLN (Persero) Cabang Gorontalo penempatan dan pemberian tugas tidak sesuai dengan prinsip the right man in the right place. Sehingga menyebabkan karyawan tidak maksimal dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh manajer. oleh karena itu, manajer PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo harus lebih meningkatkan pembelajaran organisasi kepada masing-masing karyawan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dipergunakan secara optimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Saleh dengan judul pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap kinerja perusahaan pada PT. Gorontalo Cemerlang Press. Sistem pengendalian manjemen memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang artinya semakin baik kecermatan professional seorang auditor akan menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Hasil analisis
data untuk perhitungan koofisien determinannya r2
=
0,946 hal ini berarti bahwa
system pengendalian manajemen memperoleh pengaruh sebesar 94,6 % terhadap kinerja perusahaan sedangkan sebesar 5,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diuji. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan bahwa pembelajaran organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan PT. Garam (Persero) di Surabaya, dengan demikian
H1 diterima. Sistem Pengendalian
Manajemen (SPM) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan PT. Garam (Persero) di Surabaya, dengan demikian H2 ditolak. Hasil temuan penelitian
ini menunjukan bahwa pembelajaran organisasi dan
Sistem
Pengendalian Manajemen adalah prediktor yang valid untuk menentukan kinerja perusahaan, dimana kedua faktor tersebut memiliki kemampuan sebesar 39.2 % untuk menjelaskan variasi persepsi tinggi rendahnya kinerja perusahaan oleh karyawan. SIMPULAN Berdasarkan hipotesa penelitian dan hasil análisis menggunakan analisis regresi linear sederhana maka penelitian ini dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo. 2. Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh terhadap
kinerja
perusahaan ditunjukkan oleh determinasi R2 yang sebesar 0,222. Nilai ini berarti
bahwa sebesar 22,2% kinerja perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Manajemen yang telah diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 77,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian maka dapat diberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait: 1. Kepada pihak Perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo diharapkan untuk meningkatkan penerapan Sistem Pengendalian Manajemen dan pembelajaran organisasi kepada masing-masing karyawan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dipergunakan secara optimal guna mencapai tujuan perusahaan kedepan. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel dari sisi perusahaan dengan menggunakan karyawan level menengah dan atas untuk mendapatkan hasil yang lebih luas lagi. Penelitian selanjutnya
diharapkan mempertimbangkan
pengukuran kinerja data objektif yaitu laporan keuangan untuk mengukur kinerja guna mendapatkan vasilitas yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Anthony Robert N, and Govindarajan Vijay. 2001. “Management Control System”. 10 Edition. New York: Irwin/Mc. Graw Hill. Anthony & Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen,Edisi 11. Jakarta : salemba empat Badan
Pengawasan Keuangan Pengendalian Manajemen
dan
Pembangunan. 2007. Pengantar Sistem
Davila, A. and. Foster G. 2005. “Management Accounting Systems Adoption Decisions , Evidence and Performance Implications from earlystage/ startup http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/teori-pengantar-manajemen-definisi.html http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan-bentuk.html http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-motivasi-kerja.html>.Menurut (1999:10)
Suadi
http://spm.blogspot.com/2011/31/jenis-pengendalian-manajemen.html Kurniawan, David 2009. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Dan pembelajaran organisasi terhadap Kinerja pada PT. Garam (persero) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi perbanas Surabaya Porporato Marcell., 2006 “Impact of Management Control Systems’ Intensity of Use on Joint Venture’s Performance , an Empirical Assessment”, Journal of Management Control System. Vol 21: p. 512-562 Saleh, Asri Masri. 2012. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Negeri Gorontalo. Suadi, Arief. 1996. Sistem Pengendalian Manajemen, edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Appeoach. Second Edition. Singapore : John Willey dan Sons Inc. Sukanto Reksohadiprodjo, 2002 Pengantar Manajemen Mei Hal 4 ; Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Sugiyono, 1999. Statistik Untuk Penelitian, penerbit alpabeta bandung. Internet www perbendaharaan.go.id
Supriyono. 2004 Akuntansi Manajemen 2 : ”Struktur Pengendalian Manajemen”. Edisi I. Yogyakarta : BPFE UGM Tatikonda, Laksmi. U and Tatikonda, Rao. J, 1998. “We Need Dynamic Performance Measures”. Majalah Management Accounting, September. United States General Accounting Office, Standards for Internal Control in the Federal Government, November, 1999 Zhang Man dan McCullough James, 2001 Effect of Learning and Information TechnologyCapability on Business Performance.Washington State University, USA