PENGARUH SECI MODEL TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN DIREKTORAT SDM PADA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Oleh DWIANTIN APRILIANTI H24080093
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
RINGKASAN
Dwiantin Aprilianti, H24080093. Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati dan Lindawati Kartika. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia yang berlokasi di Cilegon-Banten. Komoditi perusahaan yaitu berupa baja lembaran panas, baja lembaran dingin, batang kawat, pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan dan baja profil dipasarkan secara nasional juga internasional yang menjadikan perusahaan sebagai salah satu industri strategis di Indonesia. Kondisi ini memaksa perusahaan agar terus melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan penerapan manajemen pengetahuan guna mengintegrasikan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki seluruh karyawan menjadi aset perusahaan. Proses aktifitas dan pengembangan karyawan ini merupakan perwujudan dari SECI model meliputi proses socialization, externalization, combination dan internalization yang merupakan bagian dari manajemen pengetahuan dan didukung oleh teknologi informasi perusahaan, sehingga sharing knowledge dapat berjalan dengan efektif dan kompetensi karyawan pun dapat ditingkatkan Tujuan penelitian yaitu (1) mengidentifikasi penerapan manajemen pengetahuan melaui SECI Model Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, (2) mengidentifikasi kondisi kompetensi karyawan Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, (3) mengidentifikasi pengaruh SECI Model terhadap peningkatan kompetensi karyawan Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, (4) mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam penerapan SECI Model. Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Slovin dengan tingkat kepercayaan 95% dan penarikan responden dilakukan dengan nonprobability sampling dengan teknik stratified convinience sampling. yaitu sebanyak 119 orang. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji Product Moment Pearson dan teknik Cronbach’s Alpha. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif cross tab dan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Latent Variable Score (LVS) dengan bantuan software Lisrel 13.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa model Persamaan Struktural (SEM) menghasilkan sebuah model yang memenuhi Goodness of Fit dan memenuhi standar Cut-off-value. Terlihat dari hasil nilai koefisien konstruk (γ) sebesar 0.16. SECI Model juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi karena memiliki t-value lebih besar dari 1.96 yaitu sebesar 2.41, sehingga dapat disimpulkan bahwa SECI Model memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi karyawan. Artinya semakin baik penerapan SECI Model akan meningkatkan kompetensi karyawan. Faktor dari SECI Model yang mempunyai pengaruh terbesar dalam meningkatkan kompetensi karyawan adalah
combination. Hal ini terlihat dari nilai loading factor combination yaitu sebesar 0.88 (bernilai positif) dan nilai kontribusinya terhadap peningkatan kompetensi karyawan sebesar 0.020. Sedangkan indikator kompetensi paling berpengaruh besar yaitu hard competence yang terlihat dari nilai loading factor sebesar 1.00 dibanding soft competence dengan nilai loading factor sebesar 0.53.
PENGARUH SECI MODEL TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN DIREKTORAT SDM PADA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DWIANTIN APRILIANTI H24080093
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Judul Skripsi
: Pengaruh
SECI
Model
Terhadap
Peningkatan
Kompetensi Karyawan Direktorat SDM Pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Nama
: Dwiantin Aprilianti
NIM
: H24080093
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. NIP 1959 1231 1986 01 2003
Lindawati Kartika S.E., M.Si. NIP 1986 0118 2009 12 2001
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. NIP 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Dwiantin Aprilianti lahir di Serang, Banten pada tanggal 09 April 1990. Merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Azis Faisal dan Ibu Sri Umiyati. Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar YPWKS 1 Cilegon pada tahun 2002. Lalu, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Cilegon, kemudian di tahun 2005 melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Serang. Pada tahun 2008, diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah yang bekerjasama dengan instansi/perusahaan dengan mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa perkuliahan, aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu sebagai sekretaris I PUJANGGA BEM FEM (2009). Staf Divisi Dana Usaha (Com@ IPB Management Competition 2010) dan Humas Cukai Goes To Campus (CGTC 2011). Aktif di Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Eknomi dan Manajemen (BEM FEM 2010-2011) sebagai Staf Biro Human Resource and Development (HRD). Penulis juga aktif dalam mengikuti kompetisi karya ilmiah yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) tahun 2011 dan berhasil lulus untuk didanai. Selain itu, pernah melakukan magang kerja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada tahun 2011.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang telah diselesaikan penulis berjudul “Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk”. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat bagi penulis sangat diharapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen pembimbing dan Ibu Lindawati Kartika S.E. M.Si beserta semua pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semua.
Bogor, Mei 2012 Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Lindawati Kartika S.E., M.Si sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
2.
Nur Hadi Wijaya, S.TP, MM. sebagai dosen penguji sidang yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji sidang serta memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB.
4.
Kedua orang tua tercinta, Bapak H.Azis Faisal dan Ibu Hj. Sri Umiyati, yang selalu memberikan dukungan, mendampingi, mendidik, memberikan kasih sayang dan tiada hentinya mendoakan siang dan malam. Kakakku satusatunya yang paling kusayang Kak Diesty yang telah memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Azis selaku pembimbing lapang pada saat penelitian di perusahaan yang senantiasa memberikan pengetahuan dan wawasan sehingga dapat mengarahkan saya dalam menyusun penelitian ini.
6.
Bapak Sunarto, selaku koordinator kerja praktek PT. Krakatau Steel yang senantiasa membantu saya dan mengarahkan saya dalam penelitian.
7.
Bapak Didik Sugeng selaku Manager HCT&EC yang sudah memberikan kesempatan untuk menggali ilmu lebih dalam mengenai perusahaan.
8.
Bapak Bakat, Bapak Doni, Mba Cerry, Ibu Eni, Ibu Erna, Ibu Yus, Ibu Marleta, Ibu Mega, Ibu Nini, Bapak Toni, Bapak Ali, Bapak Suwiro, Bapak Sabihis, Bapak Zarkasyi, Bapak Nurjaya, Bapak Katemin, Mba Dewi adn Bapak Amrullah yang sudah mau membantu selama penelitian dan mau berbagi keramahan, pengalaman, memberikan ilmu pada Subdit HCT&EC.
iv
9.
Bapak Nurjaman, Bapak Didik, Ibu Aisiah yang sudah berkenan membantu selama penelitian dan mau berbagi keramahan, pengalaman serta ilmu pada Subdit HCMA.
10. Sahabat-sahabat tersayangku Mitha, Wirda dan Meli yang senantiasa meluangkan
waktu
untuk
membantu,
mendengarkan
keluh
kesah,
memberikan masukan dan memberikan semangat hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 11. Sahabat-sahabat kost tridara Rida, Ida, Diara, Gita, Kak Upi, Fiqhi, Wahyu yang senantiasa membantu dan menghibur selama menyelesaikan kripsi ini. 12. Teman-teman sebimbingan yang juga seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini Ismi, Leli, Vivin, Meylisa, Dimas. 13. Teman-teman BEM Kabinet Sinergi yang senantiasa membantu dan memberi suport. 14. Teman-teman manajemen 45 yang senantiasa membantu, memberi semangat dan berbagi pengetahuan serta pengalaman hingga skripsi ini terselesaikan. 15. Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Manajemen FEM IPB yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis. 16. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Tidak banyak yang bisa penulis berikan sebagai tanda terima kasih atas bantuan selama ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan.
v
DAFTAR ISI
Halaman RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................ iv DAFTAR ISI…. ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x I.
Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ............................................................................ Perumusan Masalah .................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Manfaat Penelitian ...................................................................... Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
1 3 3 3 4
II. Tinjauan Pustaka 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Data, Informasi dan Pengetahuan ............................................... Manajemen Pengetahuan ............................................................ Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model ......... Kompetensi ................................................................................. Hasil Penelitian Terdahulu ..........................................................
5 6 8 14 16
III. Metodologi Penelitian 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Kerangka Pemikiran .................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... Jenis dan Sumber Data ................................................................ Metode Pengumpulan Data ......................................................... Pengolahan dan Analisis Data.....................................................
17 19 19 20 21
IV. Hasil dan Pembahasan 4.1.
4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
Gambaran Umum PT Krakatau Steel (Persero) Tbk .................. 4.1.1 Visi, Misi dan Nilai Budaya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk .................................................................... 4.1.2 Struktur Organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ...... Sejarah Manajemen Pengetahuan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk............................................................................... Proses SECI Model PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ................ Model Kompetensi Karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ............................................................................................. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab ............................... Persepsi Karayawan Mengenai SECI Model.............................. 4.6.1 Socialization ...................................................................... 4.6.2 Externalization .................................................................. 4.6.3 Combination ...................................................................... vi
27 29 30 32 33 36 38 43 44 45 46
4.7.
4.8.
4.9.
4.6.4 Internalization ................................................................... Persepsi Karayawan Mengenai Kompetensi ............................... 4.7.1 Hard Competence.............................................................. 4.7.2 Soft Competence ................................................................ Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan .................................................................................... 4.8.1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi .................. 4.8.2 Kompetensi Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ........... Implikasi Manajerial ...................................................................
47 49 49 51 52 55 57 58
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan ........................................................................................... Saran ...........................................................................................
62 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
64
LAMPIRAN….. ...........................................................................................
66
vii
DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Halaman Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner ........................... 20 Data Karyawan Subdit HCPD & HCMA Direktorat SDM 2012 .......... 20 Data Perhitungan Responden................................................................. 21 Level Jabatan ......................................................................................... 38 Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Jenis Kelamin .. 39 Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Usia .................. 40 Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Masa Kerja ....... 41 Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Status Pernikahan ............................................................................................. 42 Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Pendidikan Akhir ...................................................................................................... 43 Persepsi Karyawan Mengenai Socialization.......................................... 44 Persepsi Karyawan Mengenai Externalization ...................................... 45 Persepsi Karyawan Mengenai Combination.......................................... 47 Persepsi Karyawan Mengenai Internalization ....................................... 48 Rataan Skala Kuesioner SECI Model .................................................... 49 Persepsi Karyawan Mengenai Hard Competence ................................. 50 Persepsi Karyawan Mengenai Soft Competence ................................... 51 Rataan Skala Kuesioner Kompetensi Karyawan ................................... 52 Goodness Of Fit (GOF) Model 1 ........................................................... 54 Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel ................ 55 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan...................... 56 Nilai Loading Factor (λ) Kompetensi Karyawan .................................. 57
viii
DAFTAR GAMBAR
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Halaman Data ke Pengetahuan ............................................................................. 5 Pemetaan Proses SECI Model................................................................ 11 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................. 18 Model SEM SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan ................ 26 Struktur Organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk........................... 31 Koefisien Lintas Model 1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan .......................................................................... 53 Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model 1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan .......................................................... 54 Koefisien Lintas Model SECI Model..................................................... 57 Koefisien Lintas Model Kompetensi Karyawan ................................... 58
ix
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Halaman Penghargaan yang diterima PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 2009 -2011 ............................................................................................. 67 Daftar Peserta Indonesia MAKE Study 2011 ........................................ 69 Daftar Pertanyaan Wawancara Pra Penelitian ....................................... 70 Hasil Uji Validitas dengan SPSS 16.0 ................................................... 71 Hasil Uji Reliabilitas dengan SPSS 16.0 ............................................... 72 Kuesioner Penelitian .............................................................................. 76 Hasil statistik Deskriptif dan Karakteristik Responden dengan Crosstab SPSS 16.0 .............................................................................. 79 Hasil Permodelan Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ......................................................................................... 85
x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia yang berlokasi di Cilegon-Banten. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi dan penjualan besi dan baja, yang didirikan pada tahun 1970. Perusahaan memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun. Kapasitas ini digunakan untuk mendukung produksi komoditi perusahaan yaitu berupa baja lembaran panas, baja lembaran dingin, batang kawat, pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan dan baja profil. Selain memasarkan produknya secara nasional, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memasarkan produknya secara internasional. Sehingga dengan keahliannya dalam memproduksi baja, perusahaan menguatkan posisinya sebagai salah satu industri strategis di Indonesia. Berbagai penghargaan pun diperoleh perusahaan sebagai salah satu industri strategis di Indonesia (Lampiran 1). Selain tangible aset perusahaan juga harus bisa mengelola intangible asset, yaitu inovasi dalam pengaplikasian aset pengetahuan yang dimiliki karyawan agar bisa dikelola ataupun dimanfaatkan secara lebih baik oleh perusahaan. Maka diterapkan knowledge management atau manajemen pengetahuan yang berbasis sistem informasi, yang dilaksanakan dengan menggunakan tools knowledge management dan knowledge sharing dalam digital library atau web-site intranet PT Krakatau Steel. Proses aktifitas dan pengembangan karyawan ini merupakan perwujudan dari SECI model yang merupakan bagian dari manajemen pengetahuan. Melalui SECI model pengetahuan dikonversikan menjadi informasi dan data kompeten untuk dikelola, sehingga setiap karyawan bisa mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi knowledge yang dimilikinya, serta dapat mengakses knowledge yang dibutuhkannya guna meningkatkan kemampuan atau kompetensi diri. Penerapan manajemen pengetahuan berbasis informasi yang baru diterapkan pada tahun 2009 oleh PT Krakatau Steel ini mampu membawa
2
perusahaan lolos terseleksi menjadi salah satu finalis dari 96 perusahaan yang masuk dalam nominasi di acara Indonesian MAKE (Most Admired Knowledge Enterpise) Study 2011 (Lampiran 2). Indonesian Most Admired Knowledge Enterpise (MAKE) Study 2011 merupakan studi tentang perusahaan berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia dan diselenggarakan oleh Dunamis Organization Services sejak tahun 2005. Meskipun belum pernah berhasil memenangkan kompetisi ini, namun dengan lolosnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menjadi finalis telah menandakan adanya perubahan kearah positif dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Kebutuhan akan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi serta penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai visi dan misi perusahaan menjadikan sumber daya manusia merupakan aset paling berharga bagi organisasi, karena dengan kemampuan yang dimilikinya organisasi dapat menjalankan seluruh kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam mengelola aset pengetahuan yang dimiliki perusahaan guna menghasilkan keunggulan bersaing perusahaan. Penerapan manajemen pengetahuan melalui SECI Model merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat kepada orang yang tepat dan dalam waktu yang cepat, sehingga mereka bisa saling berinteraksi, berbagi pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari. Manajemen pengetahuan yang baik dalam organisasi akan mampu menciptakan sustainability dari pengetahuan tersebut, karena semakin banyak pengetahuan yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, organisasi akan semakin banyak melakukan proses pembelajaran dan tentunya akan mempengaruhi kompetensi karyawan yang ada didalamnya. Kompetensi karyawan juga akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mengimplementasikan strateginya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi manajemen pengetahuan melalui SECI Model, serta
3
mengetahui
pengaruh
SECI
Model
tersebut
terhadap
peningkatan
kompetensi karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 1.2. Perumusan Masalah SECI Model merupakan bagian dari manajemen pengetahuan, berupa proses dimana organisasi atau perusahaan mengumpulkan aset pengetahuan dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kompetensi kayawan. Maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti antara lain: 1. Bagaimana penerapan manajemen pengetahuan melalui SECI Model pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 2. Bagaimana kompetensi karyawan yang ada pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 3. Bagaimana pengaruh SECI Model terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 4. Apa faktor yang paling mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam penerapan SECI Model? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Mengidentifikasi penerapan manajemen pengetahuan melaui SECI Model pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2. Mengidentifikasi kondisi kompetensi karyawan yang ada pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 3. Menganalisis pengaruh SECI Model terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 4. Menganalisis faktor yang paling mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan pada Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam penerapan SECI Model. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Masukkan bagi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana penerapan manajemen pengetahuan melalui SECI Model terhadap peningkatan
4
kompetensi karyawan sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pelaksanaan program selanjutnya. 2. Pengalaman bagi penulis, serta menjadi informasi dan wawasan baru bagi pihak yang akan melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis penerapan SECI Model terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Variabel–variabel pada penelitian ini yaitu SECI Model dan kompetensi karyawan. Indikator dari variabel SECI Model yaitu
meliputi
Socialization,
Eksternalization,
Combination
dan
Internalization. Sedangkan variabel kompetensi karyawan meliputi Hard Competence
dan
Soft
Competence.
Penelitian
dilakukan
dengan
menyebarkan kuisioner kepada karyawan PT Krakatau Steel Tbk pada bagian direktorat SDM yang meliputi subdit Human Capital Planing Development (HCPD) dan Human Capital Maintenance and Admin (HCMA).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Data, Informasi dan Pengetahuan Menurut Bargeron dalam Sangkala (2007), data merupakan bilangan terkait dengan angka-angka atau atribu-atribut yang bersifat kuantitas, yang berasal dari hasil observasi, eksperimen dan kalkulasi. Sementara itu informasi merupakan data didalam suatu konteks tertentu yang terkait dengan penjelasan, interpretasi dan berhubungan dengan materi lainnya mengenai objek, peristiwa-peristiwa
atau proses tertentu. Selain itu
pengetahuan merupakan informasi yang telah diorganisasi, disintetis dan diringkaskan untuk meningkatkan pengertian, kesadaran atau pemahaman. Davidson dan Voss (2002), menjelaskan untuk memahami perbedaan antara data, informasi dan pengetahuan harus digaris bawahi nilai hierarkinya. Informasi merupakan data yang disaring (distilled) dan dimaknai, demikian pula pengetahuan adalah informasi yang dimaknai dan disaring. Demikian cara yang sama dapat ditambahkan makna kepada data sehingga bisa berubah menjadi informasi. Informasi ditambahkan tujuan berubah menjadi pengetahuan yang bisa dilihat pada Gambar 1. Pengetahuan Ide-ide, pemikiran dan keyakinan
Informasi Fakta-fakta dimaknai dari data
Data Simbol-simbol dan fakta-fakta
Gambar 1. Data ke Pengetahuan Aspek lain yang dapat digunakan untuk membedakan antara data, informasi dan pengetahuan adalah dengan memahami terminologi bahwa data berada didalam dunia sementara pengetahuan berada didalam diri agen (manusia), sedangkan informasi mengambil posisi sebagai perantara (mediating) antara data dengan manusia.
6
Pengetahuan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Pengertian tacit knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki
seseorang
dan
sangat
sulit
untuk
diformalisasikan,
sulit
dikomunikasikan atau dibagi dengan orang lain, serta pemahamannya masih bersifat subjektif. Sedangkan explicit knowledge merupakan pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata-kata, dapat dijumlah serta dapat dibagi dalam bentuk data, formula ilmu pengetahuan, spesifikasi produk, manualmanual, prinsip-prinsip universal dan senantiasa siap untuk ditransfer kepada orang lain secara formal dan sistematik (Sangkala, 2007). Riset Delphi Group menunjukan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam struktur dengan proporsi 42 persen dipikiran (otak) karyawan, 26 persen dokumen kertas, 20 persen dokumen elektronik dan 12 persen knowledge base elektronik (Setiarso et,al. 2007). 2.2. Manajemen Pengetahuan Horwitch
dan
Armacost
(2002)
mendefinisikan
manajemen
pengetahuan sebagai pelaksanaan, penciptaan, penangkapan, pentransferan dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak tepat serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis. Menurut Davidson dan Voss (2002), manajemen pengetahuan merupakan suatu sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Manajemen pengetahuan juga didefinisikan sebagai pelaksanaan penciptaan, penangkapan, pentrasferan dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak tepat serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis. Selanjutnya Davidson dan Voss juga menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan suatu proses yang menyediakan cara, sehingga perusahaan dapat mengenali dimana aset intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk dikembangkan.
7
Munir (2008) menjelaskan bahwa isu utama manajemen pengetahuan adalah perilaku,
yaitu membuat anggota organisasi aktif berbagi
pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan dirinya serta unit kerjanya dengan mengombinasikan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang baru, dan penggunaan teknologi berbasis komputer hanya salah satu dari aktifitas manajemen pengetahuan dan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan merupakan suatu infrastruktur untuk menunjang manajemen pengetahuan. Berbagai
ahli
mengemukakan
definisi
mengenai
manajemen
pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Tannebaum dalam Sangkala (2007) menjelaskan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan yang lebih komprehensif, yaitu: 1. Manajemen penyimpanan
pengetahuan dan
mencakup
pengaksesan
pengumpulan,
informasi
untuk
penyusunan, membangun
pengetahuan. Pemanfaatan teknologi informasi seperti komputer yang dapat mendukung manajemen pengetahuan, namun teknologi informasi tersebut bukanlah manajemen pengetahuan. 2. Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan (sharing knowledge). Tanpa berbagi pengetahuan, upaya manajemen pengetahuan akan gagal. Kultur perusahaan, dinamika dan praktik seperti sistem penggajian dapat mempengaruhi berbagi pengetahuan. Kultur dan aspek sosial dari manajemen pengetahuan merupakan tantangan yang signifikan. 3. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang. Pada suatu saat, organisasi membutuhkan orang yang kompeten untuk memahami dan memanfaatkan informasi dengan efektif. Organisasi terkait dengan individu untuk melakukan inovasi dan memberi petunjuk kepada kepada organisasi. Organisasi juga terkait dengan persoalan keahlian yang menyediakan input untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, organisasi harus mempertimbangkan bagaimana menarik, mengembangkan dan mempertahankan pengetahuan anggota sebagai bagian dari domain manajemen pengetahuan.
8
4. Manajemen
pengetahuan
terkait
dengan
peningkatan
efektivitas
organisasi. Kita berkonsentrasi pada manajemen pengetahuan karena dipercaya bahwa manajemen pengetahuan dapat memberikan kontribusi kepada vitalitas dan kesuksesan perusahaan. Upaya untuk mengukur modal intelektual dan untuk menilai efektivitas manajemen pengetahuan harus dapat membantu kita memahami secara luas pengelolaan pengetahuan yang telah dilakukan. Berdasarkan
uraian-uraian
yang
dikemukakan,
manajemen
pengetahuan merupakan suatu proses dan seni dalam mengelola perusahaan dengan
melaksanakan
pengetahuan
untuk
penciptaan,
meningkatkan
pengumpulan keunggulan
dan
pentransferan
kompetitif
sehingga
memberikan hasil dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Perusahaan harus menerapkan manajemen pengetahuan untuk menciptakan keunggulan perusahaan yang berdaya saing tinggi serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini akan membawa perusahaan kepada perusahaan yang terdepan dalam inovasi dan sumber daya manusia yang berkualitas dalam pengetahuannya (Sangkala, 2007). 2.3. Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model Setiarso (2009), berpendapat bahwa knowledge management
yang
sukses tidak hanya karena komputer yang impresif tetapi sebaiknya mengandung komponen-komponen, yaitu: a. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke organisasi. b. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut. c. Budaya tempat kerja yang benar sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan knowledge. Selain itu penerapan manajemen pengetahuan pada suatu organisasi juga merupakan proses yang panjang dan lama, yang mencakup perubahan perilaku semua karyawan. Nonaka dalam Sangkala (2007) menjelaskan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tacit knowledge dan explicit knowledge melaui proses konversi knowledge yang disebut
9
SECI
(Socialization,
Eksternalization,
Combination,
Internalization).
Organisasi biasanya menggunakan media-media berikut sebagai sarana komunikasi antar sumber daya manusia yang ada di organisasi dan pihakpihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Rapat secara berkala/diskusi secara berkala 2. Pertemuan bulanan 3. Intranet 4. Surat edaran/surat keputusan 5. Papan pengumuman 6. Internet/media massa Nonaka & Takeuchi, 1995 (Setiarso et al, 2009), untuk mendukung proses aktifitas dan pengembangan sumber daya manusia disuatu organisasi yang merupakan perwujudan dari model SECI
Nonaka dan digunakan
perangkat teknologi informasi yang ada di organisasi. 1. Socialization Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge melalui interaksi dan pengalaman langsung. Salah satu proses sosialisasi adalah dengan pertemuan tatap muka (rapat, diskusi dan pertemuan bulanan). Melalui pertemuan tatap muka ini individu dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta pengetahuan baru. Di dalam sistem manajemen pengetahuan, fitur-fitur kolaborasi
seperti
email,
diskusi
elektronik, komunitas
praktis
(communities of practice) memungkinkan pertukaran pengetahuan tacit (informasi, pengalaman dan keahlian) yang dimiliki seseorang sehingga organisasi semakin mampu belajar dan melahirkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Hal ini baik untuk dilakukan karena bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi, mempercepat proses aktivitas dan menumbuhkan budaya belajar. Proses sosialisasi juga dapat dilakukan melalui pendidikan dan training/diklat dengan mengubah pengetahuan tacit trainer menjadi pengetahuan tacit karyawan.
10
2. Externalization Eksternalisasi merupakan proses yang bertujuan untuk mengartikulasi tacit knowledge menjadi suatu konsep yang jelas atau eksplisit melalui proses dialog dan refleksi. Dukungan terhadap proses eksternalisasi dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) kedalam bentuk elektronik untuk kemudian disimpan dalam suatu repository dan dipublikasikan kepada pihak yang berkepentingan, sehingga bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan knowledge atau kompetensi karyawan. 3. Combination Proses mengkombinasikan berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge management. Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database organisasi dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur Enterprise Portal seperti knowledge organization system yang memiliki fungsi untuk pengategorian informasi (taksonomi), pencarian dan sebagainya membantu dalam proses ini. Business Intellegence sebagai fungsi penganalisis data secara matematis dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data yang telah tersimpan dalam sistem (data warehouse) dianalisis terutama untuk kondisi yang bersifat strategis. Content Management yang memiliki fungsi untuk untuk mengelola informasi organisasi baik yang bersifat terstruktur (database) atau tidak terstruktur (dokumen, laporan, notulen) juga mendukung proses kombinasi ini. 4. Internalization Semua dokumen data, informasi dan pengetahuan yang sudah didokumentasikan dapat dibaca oleh orang lain. Proses internalisasi inilah terjadi peningkatan knowledge sumber daya manusia. Sumbersumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database organisasi), surat edaran/surat keputusan, papan pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber eksternal. Untuk dapat mendukung proses ini sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan
11
pengambilan dokumen. Content Management selain bisa mendukung proses kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi, dimana pemicu untuk proses ini adalah penerapan “Learning by Doing”. Selain itu pendidikan dan pelatihan juga dapat mengubah berbagai pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit knowledge para karyawan. Tacit Knowledge (TO) Explicit Knowledge Socialization
Eksternalization
- face to face communication - collaboration feature - training/diklat
- dokumen pertemuan, expert - intranet - discussion platform - MS office, Scanner
Tacit Knowledge (FROM) Expicit Knowledge
Internalization
S
E
I
C
-intranet -internet/media masa -content management -learning feture -papan pengumuman
Combination - intranet - aplikasi database - internet - enterprise portal feature - business intelligent
Gambar 2. Pemetaan proses SECI Model Rosenberg
yang
dikutip
oleh
Kosasih
dan
Budiani
(2007)
mengidentifikasikan luas lingkup aplikasi manajemen pengetahuan ke dalam 3 tingkatan (level), yaitu sebagai berikut: 1. Manajemen dokumen (document management) Merupakan aplikasi manajemen pengetahuan yang paling sederhana, karena manajemen pengetahuan hanya digunakan untuk memfasilitasi distribusi informasi saja. 2. Penciptaan, berbagi dan manajemen informasi (information creation, sharing and management) Aplikasi manajemen pengetahuan pada level ini antara lain penciptaan informasi baru (new content of information creation), komunikasi dan kolaborasi (communication and collaboration), manajemen informasi (real
time
information
management)
serta
menangkap
dan
mendistribusikan pengalaman pakar (capturing and distributing expert stories).
12
3. Organisasi yang terus belajar (the truly know-how of the organization) Pelaksanaan aktivitas primer organisasi sepenuhnya tergantung pada keahlian berbasis pengetahuan yang melekat pada keseluruhan sistem yang terdapat dalam perusahaan. Beberapa aktivitas pada level ini antara lain membangun jaringan pakar (building expert network), interaksi dengan database operasional (interacting with operational databases), dukungan kinerja (performance support), organisasi yang terus belajar (leveraging organizational “know-how”). Davenport dan Prusak yang dikutip oleh Setiarso, et.al (2009) menjelaskan sasaran umum dari sistem manajemen pengetahuan dalam praktiknya adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan pengetahuan Pengetahuan diciptakan begitu manusia menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan knowhow. 2. Menangkap pengetahuan Pengetahuan baru diidentifikasi sebagai bernilai dan diintepretasikan dalam suatu cara yang masuk akal. 3. Menjaring pengetahuan Pengetahuan baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti. 4. Menyimpan pengetahuan Pengetahuan yang bermanfaat harus disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan pengetahuan sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya. 5. Mengolah pengetahuan Pengetahuan harus diperbaharui apakah relevan dan akurat. 6. Menyebarluaskan pengetahuan Pengetahuan harus tersedia dalam format yang bermanfaat untuk semua orang dalam organisasi yang memerlukan dimanapun dan kapanpun. Sangkala (2007) menjelaskan dalam penerapan manajemen pengetahuan dalam organisasi terdapat hambatan terbesar yaitu pada proses transfer pngetahuannya. Hambatan yang diidentifikasi meliputi:
13
1. Kurangnya kepercayaan 2. Perbedaan kultur, bahasa dan referensi 3. Tidak adanya waktu dan tempat pertemuan serta ide sempit mengenai bekerja produktif 4. Status dan penghargaan terhadap pemilik pengetahuan 5. Kurangnya kapasitas menyerap dari penerima 6. Kepercayaan bahwa pengetahuan merupakan hak-hak istimewa kelompok tertentu 7. Tidak toleran terhadap kesalahan atau kebutuhan membantu. Setiarso, et.al (2009) menjelaskan bahwa diperlukannya strategi dalam penerapan manajemen pengetahuan pada organisasi, karena penerapannya tidak hanya didukung oleh SDM yang berkualitas (memiliki informasi, pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan), teknologi informasi yang tepat guna, tetapi juga budaya berbagi knowledge (knowledge sharing). Berbagi knowledge berarti setiap anggota organisasi menyadari pentingnya knowledge bagi organisasi. Maka strategi yang harus ditempuh meliputi: 1. Merumuskan budaya knowledge sharing di organisasi, yang menekankan pada kewajiban untuk menggali dan membagi knowledge kepada semua karyawan. 2. Membangun rasa saling percaya diantara SDM organisasi, terlepas dari kedudukan, kecerdasan dan kinerjanya. 3. Sistem penghargaan (reward) karena adanya aktivitas berbagi dan memanfaatkan knowledge. 4. Rotasi kerja, dalam hal ini pertukaran karyawan yang dilakukan secraa teratur sesuai perencanaan karir karyawan, yang memungkinkan aktivitas penyebaran dan peningkatan knowledge karyawan. 5. Menyediakan media atau sarana dalam berbagi knowledge sehingga karyawan lebih mudah bertukar pengetahuan dan mengakses informasi. 6. Adanya kepemimpinan dari jajaran dierksi dan managemen yang mendukung penerapan knowledge management ini.
14
2.4. Kompetensi Palan (2007) menjelasakan bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakterisktik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Selain itu kompetensi dapat diartikan juga sebagai gambaran tentang ilmu apa saja yang harus diketahui atau dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik (Hutapea, 2008). Spencer dan spencer
dalam Tjakraatmadja dan Lantu (2006),
mengartikan kompetensi sebagai karakter sikap dan perilaku, atau kemampuan individual yang relatif bersifat stabil ketika menghadapi suatu situasi ditempat kerja, yang terbentuk dari sinerji antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan konstekstual. Berbagai tipe kompetensi dapat dinyatakan dalam dan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu Hard Competence dan Soft Competence. 1. Hard Competence Merupakan tipe kompetensi dikenal juga dengan kompetensi teknikal. Kompetensi ini diekspresikan dalam keterampilan kerja. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk bekerja dengan skill tertentu atau kemampuannya dalam memahami detail dari suatu pekerjaan. 2. Soft Competence Merupakan tipe kompetensi yang atau dikenal dengan kompetensi perilaku. Kompetensi ini diekspresikan dalam perilaku seseorang saat bekerja. Kompetensi perilaku akan memiliki daftar yang lebih sedikit dibanding dengan kompetensi teknikal, karena dari beberapa pekerjaan yang berbeda mungkin memerlukan kompetensi perilaku yang sama. Lebih jauh lagi mengenai kompetensi, Tjakraatmada dan Lantu (2006) menjelaskan kompetensi seseorang terbentuk dari lima unsur, yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merujuk pada informasi dan hasil pemebelajaran.
15
2. Keahlian (Skill) Keahlian merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. 3. Konsep diri (Self Cocept) dan nilai-nilai (Values) Konsep diri dan nilai-nilai merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang, contohnya kepercayaan diri seseorang. 4. Karakteristik Pribadi (Traits) Karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi. 5. Motif (Motive) Motif merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongandorongan lain yang memicu tindakan. Tingkatan kompetensi menurut Palan (2007) meliputi level organisasi, level
posisi
dan
level
perorangan.
Sedangkan
jenis
kompetensi
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Kompetensi Inti Kompetensi inti berada pada level organisasi, biasanya merupakan sekumpulan keahlian dan teknologi yang dimiliki perusahaan, secara kolektif memberi keunggulan bersaing perusahaan. Sebuah perusahaan dianggap ‘inti’, apabila kompetensi tersebut memenuhi tiga kriteria, yaitu nilai lebih bagi pelanggan, perbedaan dengan pesaing dan extendability (mendorong keberhasilan di masa depan). 2. Kompetensi Fungsional Kompetensi fungsional berhubungan dengan level posisi. Merupakan kompetensi yang mendeskripsikan kegiatan kerja dan output, seperti keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. 3. Kompetensi Perilaku Kompetensi perilaku merupakan karakteristik dasar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Kompetensi ini berada pada level individu. 4. Kompetensi Peran Kompetensi peran berkaitan dengan level posisi dan merujuk pada peran yang harus dijalankan oleh seseorang dalam sebuah tim.
16
2.5. Penelitian Terdahulu Andria (2009) penelitiannya yang berjudul Implementasi Manajemen Pengetahuan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Organisasi pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang bertujuan untuk menjelaskan model manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi, implikasi manajerial dan persepsi
karyawan
mengenai
pelaksanaan
penerapan
manajemen
pengetahuan serta menjelaskan hambatan dalam implementasi manajemen pengetahuan beserta solusi alternatif yang dapat direkomendasikan penulis. Pengolahan data menggunakan data deskriptif dan analisis data dilakukan dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan kinerja organisasi dipengaruhi oleh manajemen pengetahuan secara signifikan, nyata dan bersifat positif. Artinya, semakin tinggi tingkat penerapan manajemen pengetahuan, maka semakin tinggi pula kinerja organisasinya. Rahmawati (2012) penelitiannya yang berjudul Hubungan Strategi Pengelolaan Pengetahuan dan Knowledge Sharing Berbasis Intranet Terhadap Disiplin Organisasi Pembelajar Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk UCS Regional II bertujuan mengkaji persepsi karyawan dan penerapan strategi pengelolaan pengetahuan, knowledge sharing berbasis intranet dan disiplin organisasi pembelajar serta menganalisis hubungan antara strategi pengelolaan pengetahuan terhadap disiplin organisasi pembelajar pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan peran pemoderasian knowledge sharing berbasis intranet beserta solusi alternatif yang dapat direkomendasikan penulis. Pengolahan data menggunakan data deskriptif dan analisis data dilakukan dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan persepsi karyawan mengenai strategi pengelolaan pengetahuan, knowledge sharing berbasis intranet dan disiplin organisasi pembelajar dikatakan sangat baik penerapannya. Strategi pengelolaan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap sharing berbasis intranet maupun disiplin organisasi pembelajar, sedangkan knowledge sharing berbasis intranet memiliki hubungan yang signifikan terhadap disiplin organisasi pembelajar.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di
Indonesia, menyadari pentingnya penerapan strategi
pengelolaan pengetahuan sebagai aset perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Pengelolaan aset perusahaan ini tidak lepas dari peran direktorat
SDM
yang
bertugas
dibidang
personalia,
kesehatan,
kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan kerja serta merencanakan organisasi, hubungan masyarakat dan administrasi pegelolaan kawasan serta keselamatan kerja. Persaingan bisnis yang semakin meningkat dalam lingkup lokal, regional maupun global mengharuskan setiap perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Keunggulan tersebut dapat diraih dengan adanya dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan menerapkan manajemen pengetahuan sebagai salah satu upaya untuk menumbuh kembangkan pengetahuan
yang dimiliki organisasi. Pengetahuan yang
dimiliki masing-masing karyawan dikonversi menjadi empat bentuk yang dikenal dengan proses SECI yaitu meliputi Sosalization, Externalization, Colaboration dan Internalization. Melalui SECI Model pengetahuan individu tersebut bisa menjadi pengetahuan perusahaan yang dapat dimanfaatkan bersama guna meningkatkan potensi diri. Sedangkan faktor yang menjadi dasar indikator kompetensi karyawan adalah mencakup dua hal, yaitu hard competence dan soft competence. Melihat persepsi karyawan melalui kuesioner akan diketahui pengaruh dari penerapan manajemen pengetahuan melalui SECI Model dan peningkatan kompetensi karyawan. Berdasarkan kuesioner diperoleh gambaran SECI Model dan kompetensi karyawan pada Subdit HCPD dan Subdit HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Pesero) Tbk pada enam level jabatan yang ada yaitu dimulai dari General Manager, Manager, Superintendent, Supervisor, Foreman hingga Pelaksana. Selain itu juga
18
didapatkan indikator SECI Model yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Perusahaan pun bisa mendapatkan rekomendasi terbaik untuk kedepannya. Kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
Visi dan Misi
Direktorat SDM
Subdit Human Capital Planing & Development (HCPD)
LEVEL A General Manager
LEVEL B Manager
Subdit Security and General Affair
Subdit Maintenance & Admin
(HCMA)
LEVEL D Super Visor
LEVEL C Super Intenden
Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model (Nonaka, 1995) : 1.Specialization 2. Externalization
LEVEL E Foreman
Dinas PKBL
LEVEL F Pelaksana
Kompetensi Karyawan (Spencer & Spencer,1993): 1. Soft Competence 2. Hard Competence
3. Colaboration 4. Internalization
Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan
Implikasi Manajerial
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
19
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Krakatau Steel Tbk, tepatnya berlokasi di PUSDIKLAT PT Krakatau Steel Tbk Cilegon, Banten. Lamanya penelitian yaitu dilakukan berkisar pada bulan Februari - April 2012. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian, serta bahwa perusahaan yang bersangkutan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pabrikan, dimana perusahaan membutuhkan karyawan sebagai sumberdaya agar dapat berkinerja dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah berasal dari data primer dan sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif oleh pihak lain (Umar, 2002). Data sekunder diperoleh dari dokumen internal perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang sesuai dengan penelitian, juga hasil penelitian terdahulu. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan, bisa berwujud hasil wawancara langsung atau pengisian kuisioner. Wawancara langsung ditujukan dengan memberikan pertanyaan kepada ahli (expert) dibidang manajemen pengetahuan (Lampiran 3), sedangkan kuesioner dalam penelitian ini berisikan daftar pertanyaan yang tersusun berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, dibahas mengenai dua variabel, yaitu SECI Model sebagai variabel bebas dan kompetensi karyawan sebagai variabel terikat. Indikator penelitian dari manajemen pengetahuan
adalah
sosalization,
externalization,
colaboration
dan
internalization. Sedangkan indikator kompetensi karyawan meliputi hard competence dan soft competence. Setiap poin jawaban ditentukan skornya
20
menggunakan skala Likert. Kuisioner penelitian untuk setiap variabel menggunakan Skala Likert dengan skala empat sebagai acuan, yaitu: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS) Hasil interpretasi dari setiap item pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner ditentukan berdasarkan rentang skala dengan rumus yaitu: Rentang Skala = Skor Maksimal – Skor Minimal ……………... (1) Besar Skala Penelitian ini menggunakan skala likert 1 sampai 4, sehingga berdasarkan rumus didapatkan nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0.75. Maka rentang skala yang diperoleh untuk interpretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner Rentang Skala 1.00 – 1.75 1.76 – 2.50 2.51 – 3.25 3.26 – 4.00
Pernyataan Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju
Interpretasi Hasil Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik
3.4. Metode Pengumpulan Data Objek penelitian yang menjadi responden merupakan karyawan Direktorat SDM PT Krakatau Steel di Cilegon Banten. Jumlah karyawan pada Direktorat SDM di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Cilegon pada Subdit HCPD dan HCMA adalah 169 orang, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Karyawan Subdit HCPD & HCMA Direkt.SDM 2012 Level A B C D E F
Keterangan General Manager Manager Super Intendent Super Visor Foreman Pelaksana Total
HCPD 1 4 39 34 13 3
HCMA 1 3 13 30 28 0
Total 2 7 52 64 41 3 169
21
Ukuran
responden
diperoleh
berdasarkan
perhitungan
matematis
menggunakan rumus Slovin berikut: ……………………………… (2)
n = 169/ 1+ 169 (0.05²) = 119 Keterangan: n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (5%)
Sehingga didapatkan sampelnya berjumlah 119 responden. Pengambilan responden dari populasi yang ada menggunakan nonprobability sampling dengan teknik stratified convenience sampling. Stratified convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau responden yang telah dikelompokkan atau distratakan berdasarkan suatu ketentuan dan sesuai dengan persyaratan sampel atau responden dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan. Kemudian setelah itu digunakan fraksi untuk mendapatkan proporsi responden yang seimbang dikarenakan jumlah populasi ditiap jabatan berbeda-beda. Perhitungan responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Perhitungan Responden LEVEL JABATAN
A B C D E F TOTAL RESPONDEN
TOTAL
FRAKSI (Toleransi 5%)
2 7 52 64 41 3 169
2/169*119 = 1 7/169*119 = 5 52/169*119 = 37 64/169*119 = 45 41/169*119 = 29 3/169*119 = 2 119
3.5. Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Validitas Umar (2002) menjelaskan validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas terhadap kuesioner dimaksudkan agar
22
semua pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan apa yang ingin diukur. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner harus berada dalam topik yang sama. Langkah-langkah dalam menguji validitas adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan. b. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jumlah responden yang disarankan yaitu berjumlah minimal 30 orang, sehingga distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu:
Keterangan:
rxy =
𝑛.∑𝑥𝑦−(∑𝑥)(∑𝑦)
√[𝑛.∑𝑥 2 −(∑x)2 [n.∑y2 −(∑y)2 ]
….......................(3)
rxy = angka indeks korelasi Product Moment N
= jumlah subjek penelitian
X
= jumlah skor variabel X
Y
= jumlah skor variabel Y
XY = hasil kali skor X dan Y X² = hasil kuadrat skor X Y² = hasil kuadrat skor Y Selanjutnya nilai korelasi r yang diperoleh r yang diperoleh dibandingkan dengan nilai pada tabel korelasi nilai r. apabila nilai r hitung > r tabel yaitu lebih besar dari 0.361. Maka pernyataan tersebut valid dan signifikan. Pengujian ini dilakukan melalui SPSS 16.0. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan berdasarkan hasil dari pengolahan tersebut diperoleh bahwa
23
sebanyak 43 butir pernyataan terbukti valid dan korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada, lebih besar dari 0.361 (Lampiran 4). 2. Uji Reliabilitas Umar (2002), reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Teknik dalam menguji reliabilitas kuesioner menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu :
Dimana :
r11 = �
𝑘
𝑘−1
� �1 −
∑𝜎𝑖2 𝜎𝑡2
�
……………..…….. (4)
Rumus Varians (ragam), yaitu:
Keterangan:
𝜎² =
(∑x)²
∑x² n n
..………………….…………. (5)
r11
= Reliabilitas instrument
k
= Banyak butir pernyataan (yang valid)
∑σi²
= Jumlah varians butir
σt²
= Varians total
n
= Jumlah responden
x²
= Nilai skor yang dipilih (total nilai dari butir-butir pernyataan)
Kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan nilai hitung alpha dan nilai tabel r dari hasil perhitungan. Kriterianya jika nilai hitung Cronbach Alpha lebih dari 0.6 atau alat ukur atau kuesioner terbukti lebih dari 0.6 (nilai hitung alpha > dari nilai tabel r), maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil analisis diperoleh Cronbach’s Alpha hitung sebesar 0,766 pada variabel SECI Model dan kompetensi karyawan 0.754 (Lampiran 5). Nilai Cronbach’s Alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat kuesioner yang digunakan dalam penelitian pada Lampiran 6.
24
3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang telah ditabulasi. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik responden yang berpengaruh terhadap variabel pada penelitian, yaitu SECI Model dan kompetensi karyawan. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan cross tab. 4. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Menurut Wijayanto (2008) model persamaan struktural (Structural Equation
Modeling)
yaitu
teknik
analisis
multivariate
yang
memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks, baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. SEM dapat menguji secara bersama-sama: a. Model structural Merupakan hubungan antara konstruk independen dan dependen. b. Model measurement Merupakan hubungan antara indikator dengan konstruk (variabel laten). Aplikasi dari model SEM ini menggunakan metode Latent Variable Score (LVS) dengan bantuan software LISREL 8.30. Manajemen Pengetahuan dan Kompetensi Karyawan dalam penelitian ini dianggap sebagai faktor yang tidak bisa diukur secara langsung yang disebut variabel laten. Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori Pada tahap ini dilakukan telaah teori tentang pengaruh SECI Model terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Lalu ditentukan variabel laten dan variabel indikator berdasarkan teori. b. Mengkonstruksi diagram path Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih memahami bentuk hubungan antar variabel.
25
c. Konversi diagram path ke model struktural Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan lebih jelas. d. Memilih matriks input Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukan ke dalam perhitungan. e. Solusi standard model dan evaluasi goodness of fit index Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat nilai goodness of fit dari model solusi standard. f. Interpretasi model Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standard, yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antar variabel laten. Penyusunan hubungan jalur tiap atribut dalam model dapat dilihat pada Gambar 4. Indikator socialization yaitu X1, indikator externalization yaitu X2, indikator combination yaitu X3 dan indikator internalization yaitu X4, dimana 4 indikator tersebut akan menerangkan variabel laten SECI Model. Sedangkan, indikator hard competence yaitu Y1, indikator soft competence yaitu Y2, dimana 2 indikator tersebut akan menerangkan variabel kompetensi karyawan. Adapun hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Hipotesis 1 (H1) HO = SECI Model tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kompetensi karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk H1 = SECI Model berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kompetensi karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Hipotesis 2 (H2) HO = Socialization tidak berpengaruh terhadap SECI Model H1 = Socialization berpengaruh terhadap SECI Model Hipotesis 3 (H3) HO = Externalization tidak berpengaruh terhadap SECI Model H1 = Exernalization berpengaruh terhadap SECI Model
26
Hipotesis 4 (H4) HO = Combination tidak berpengaruh terhadap SECI Model H1 = Combination berpengaruh terhadap SECI Model Hipotesis 5 (H5) HO = Internalization tidak berpengaruh terhadap SECI Model H1 = Internalization berpengaruh terhadap SECI Model Hipotesis 6 (H6) HO = Hard Competence tidak berpengaruh terhadap kompetensi karyawan H1 = Hard Competence tidak berpengaruh terhadap kompetensi karyawan Hipotesis 7 (H7) HO = Soft Competence tidak berpengaruh terhadap kompetensi karyawan H1 = Soft Competence tidak berpengaruh terhadap kompetensi karyawan Socialization Hard Competence Externalization SECI Model
Kompetensi Karyawan
Combination Soft Competence Internalization
Gambar 4 . Model SEM SECI Model terhadap Kompetensi Karyawan Keterangan = X1
: Socialization
Y1
: Hard Competence
X2
: Externalization
Y2
: Soft Competence
X3
: Combination
X4
: Internalization
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Krakatau Steel merupakan satu-satunya industri baja terpadu yang didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 di kota Cilegon. Pendirian ini bertepatan dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1970 tentang penyertaan modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Krakatau Steel, dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan penyelesaian pembangunan Proyek Baja TRIKORA serta mengembangkan industri baja dalam arti luas. Selain itu tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan nasional, yaitu dalam rangka pembangunan atau pengembangan wilayah terpencil seperti Cilegon pada saat itu. Dasar penentuan lokasi awal pendirian industri baja, yaitu karena beberapa faktor sbagai berikut: 1. Adanya ketersediaan lahan atau tanah yang cukup luas. 2. Tersedianya Tenaga Kerja Buruh. 3. Adanya ketersediaan air yang cukup banyak dan memadai. 4. Dekat dengan pelabuhan sehingga prasarana menunjang. 5. Daerah bahan baku saat itu. Awal penggagasan perlunya dibangun industri baja di Indonesia yaitu dicetuskan oleh Ir. H. Juanda, Perdana Mentri Republik Indonesia dan juga oleh Chairul Saleh, Mentri Perindustrian dan pertambangan pada tahun 1956. Persetujuan pokok kerjasama dalam lapangan ekonomi dan teknik antara Indonesia dengan Uni Sovyet Sosialis tanggal 15 September 1956 direalisasikan dengan penandatanganan kontrak pembangunan proyek vital oleh Mentri Pertadam, yaitu Proyek Aluminium Medan, Proyek Besi Baja Kalimantan dan Proyek Besi Baja Trikora. Pembentukan tim proyek besi baja, dikepalai Drs. Soetjipto dibantu Ir. A. Sayoeti, Ir. Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda. Penelitian sumber bijih besi di Bayah/Ujung Kulon dan Lampung dibantu ahli Belanda, Ir. Binghorst.
28
Tahun 1958 dilanjutkan penelitian terhadap sumber bijih besi di Kalimantan dipimpin oleh RJK Wiriasoeganda yang bekerjasama dengan DR. Walter Rohland yaitu ketua konsultan Jerman Barat WEDEXRO (West Deutche Ingenieur Bureau).Setelah itu pada tahun 1959 dilakukan penelitian atau survey untuk lokasi pendirian pabrik besi baja yang dibantu oleh ahli Rusia.Dengan pertimbangan faktor yang ada, maka pemerintah memutuskan melalui Menteri Departemen bahwa Cilegon yang akan dijadikan sebagai lokasi pabrik baja kapasitas produksi ingot baja 100.000 ton/tahun, menggunakan proses Tanur Siemens Martin (Open Heart Furnace) dengan menggunakan pertimbangan yaitu: 1. Bahan baku 70% scrap dan 30% pig iron Lampung. 2. Air berasal dari daerah Cidanau (Cinangka). 3. Adanya Pelabuhan Merak. Dibuatlah kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon nomor 080 tanggal 7 Juni 1960 antara Republik Indonesia dengan All Union Export-Import Corporation (Tjazpromex Pert) Of Moscow. Dilanjutkan dengan peletakan batu pertama atau peresmian pembangunan Proyek Besi Baja TRIKORA Cilegon di area +/- 616 Ha pada tanggal 20 Mei 1962, dan berdasarkan ketetapan MPRS No.2/1960 proyek diharuskan selesai sebelum tahun 1968. Perkembangan proyek ini mengharuskan pemerintah Republik Indonesia untuk mengeluarkan Kep.Pres RI No. 123 tahun 1963 tentang penetapan status proyek Pabrik Baja Trikora Cilegon menjadi proyek vital pada tanggal 26 Juni 1963, tetapi proyek ini harus berhenti pada tahun 1965 karena adanya pemberontakan G30S/PKI yang menyebabkan terjadinya krisis politik. Akhirnya pada tanggal 28 Desember 1967 Proyek Besi Baja Trikora dirubah menjadi bentuk Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1967, dan PT Krakatau Steel (PTKS) resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 tanggal 31 Agustus 1970. Pendirian PT KS juga disahkan dengan akte notaries Tan Thong Kie No. 34 tanggal 23 Okrober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki dengan naskah No. 25 tanggal 29 Desember 1971. Pembangunan Industri
29
baja PT Krakatau Steel ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Batang Kawat, Pabrik Baja Tulangan,
dan
Pabrik
Baja
Profil.
Pabrik–pabrik
ini
diresmikan
penggunaannya oleh Presiden RI yaitu Bapak Soeharto pada tanggal 27 Juli 1975.Pembangunan proyek PT Krakatau Steel pada akhir tahun 1976, yaitu Pabrik Besi Beton telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara komersil sejak tahun 1977. Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung dengan Pabrik Besi Beton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977. Dengan selesainya Pabrik Besi Siku tersebut, maka seluruh pembangunan pabrik baja yang mulanya merupakan proyek bantuan Rusiasudah dapat diselesaikan. Pada tahun 1979 Pabrik Billet Baja (BSP) dan Pabrik Batang Kawat (WRM) diresmikan. Kemudian selanjutnya perusahaan pun resmikan Pabrik Slab Baja (SSP) dan Pabrik Baja Lembaran Panas (HSM) ditahun 1983. Setelah itu perusahaan pun terus melakukan pengembangan dan ditahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin (CRM) bergabung dengan PT Krakatau Steel, Tbk. Perkembangan terkini yang ada pada perusahaan yaitu ditahun 2009 perusahaan
menerapkan
Knowledge
Management
dan
tahun
2010
perusahaan melaksanakan IPO (Initial Public Offering). 4.1.1 Visi, Misi dan Nilai BudayaPT Krakatau Steel (Persero) Tbk Visi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yaitu, perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia (An Integrated steel company with competitive edgesto grow continuously toward a leading global enterprise). Misi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yaitu, Kami adalah keluarga masyarakat dunia yang mempunyai komitmen menyediakan baja dan produk terkait dengan pendekatan menyeluruh yang menghasilkan solusi industri dan manufaktur untuk kesejahteraan masyarakat. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga telah memiliki nilai budaya dalam awal pendiriannya yang disebut CIRI. Tujuan dari CIRI yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang budaya perusahaan, value
30
serta etika yang diterapkan perusahaan dan sebagai wujud pencapaian sumber daya manusia yang berkualitas. CIRI meliputi : 1. Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. 2. Integrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan. 3. Reliable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. 4. Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan
baru
dan
implementasi
yang
lebih
baik
dalam
memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar. 4.1.2 Struktur Organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ini berdasarkan fungsional berbentuk garis dan staf secara terbatas. Dalam struktur organisasi, jabatan direktur utama tidak termasuk dalam struktur kepegawaian karena diangkat langsung oleh Menteri Perindustrian, dalam pelaksanaannya direktur utama dibantu oleh enam direktorat. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 5. 1. Direktorat Produksi Bertugas dibidang pengoperasian dan perawatan sarana produksi, metalurgi dan koordinasi produksi. 2. Direktorat Logistik Bertugas dibidang pemenuhan logistik perusahaaan. 3. Direktorat Pemasaran Bertugas dibidang pemasaran produk.
31
4. Direktorat Sumber Daya Manusia & Umum Bertugas dibidang personalia, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan kerja serta merencanakan organisasi, hubungan masyarakat dan administrasi pegelolaan kawasan serta keselamatan kerja. 5. Direktorat Keuangan Bertugas dibidang keuangan perusahaan, menangani setiap tansaksi yang dilakukan perusahan baik transaksi ke dalam atau ke luar. 6. Deputi Direktur Proyek Strategis Bertugas menangani masalah yang berkaitan dengan teknologi yang besifat jangka panjang.
Gambar 5. Struktur Organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
32
4.2. Sejarah Manajemen Pengetahuan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Awal tahun 2009, pihak audit dari Malcon MBNQA melakukan obervasi pada PT Krakatau Steel (Persero) sebagai salah satu industri baja terbesar yang ada di Indonesia dan ditemukan bahwa perusahaan belum menerapkan
knowledge
management
untuk
mengelola
asset
pengetahuannya. Pihak perusahaan kemudian diberikan saran untuk segera menerapkan manajemen pengetahuan pada perusahaan guna mengelola asetnya secara berksinambungan. Maka diterapkan manajemen pengetahuan yang dijalankan oleh sebuah tim yang disebut TIM KM (Knowledge Management) terdiri dari 8 orang yang kemudian pada bulan November tim tersebut dirubah menjadi sebuah Dinas KMKS (Knowledge Management KrakatauSteel). Dinas KMKS berada dibawah naungan Direktorat SDM yang ada pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Ide awal manajemen pengetahuan yaitu melakukan penyimpanan aset pengetahuan terlebih dahulu dengan mengaklasifikasi dan mengkategorikan. Data dan informasi merupakan sumber daya yang perlu dikelola guna meningkatkan kulitas modal insani (Human Capital) yang menjadi motor penggerak dan asset perusahaan. Pengelolaan intangible asset yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing jangka panjang. Kemudian databased pengetahuan perlu disusun secara sistematis dan dapat diperbaharui
sesuai
dengan
perkembangan
pengetahuan
maupun
keterampilan dan perusahaan perlu menyiapkan proses transfer pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan memperlancar proses alih generasi. Contoh awal hasil yaitu seperti petunjuk kerja, prosedur dan regulasi perusahaan. Pengetahuan tersebut kemudian dibuat dalam sebuah web intranet perusahaan sehingga pengetahuan tersebut bisa diakses oleh seluruh karyawan. Manajemen pegetahuan yang diterapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sekarang ini sudah bersifat digital dengan basis teknologi informasi (TI),
yaitu
proses
pengambilan,
pengumpulan,
penyimpanan
dan
pendistribusian pengetahuan sudah melalui web Knowledge Management Karakatau Steel (web KMKS).Kebijakan pelaksanaan mengenai knowledge
33
management Krakatau Steel (KMKS) di keluarkan melalui Surat keputusan Direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk No.79/C/DU-KS/Kpts/2010 tentang kebijakan knowledge manajemen dan Surat Keputusan Direktur SDM & Umum PT Krakatau Steel (Persero) Tbk No.60/DIR.SDM&UKS/Kpts/2011.Tahun 2011 untuk pertama kalinya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menjadi finalis MAKE (Most Admire Knowledge Enterpise) Nasional dan perusahaan juga berhasil masuk kembali menjadi finalis MAKE 2012. 4.3. Proses SECI Model PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Proses Manjemen Pengetahuan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerapkan proses digital dengan basis teknologi informasi dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan manajemen pengetahuan terdapat proses SECI Model yang meliputilima fase penerapan manajemen pengetahuan. 1. Proses socialization meliputi fase pertama yaitu akuisisi pengetahuan atau pengumpulan pengetahuan yang berasal dari karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, baik itu karyawan yang masih bekerja atau karyawan yang sudah akan pensiun melalui sebuah sharing langsung. Pelaksanaan sharing knowledge ini sudah menjadi kewajiban bagi karyawan karena tertera dalam surat keputusan direksi mengenai knowledge management dilakukan setiap dua hari dalam seminggu hari kerja. Begitu pula dengan karyawan yang akan pensiun diwajibkan untuk melakukan sharing knowledge yang dimiliki dalam tiga bulan terakhir sebelum pensiun. Pengetahuan juga dapat dikumpulkan melalui ekspert sebagai narasumber seminar atau pelatihan yang dilakukan, serta bisa dengan pengambilan video demo kerja atau story telling. Selanjutnya dalam proses sosialization ini juga terjadi fase kedua yaitu pengolahan atau pembentukkan pengetahuan yang dibedakan dengan mengklasifikasikan
atau
pengkategorian
pengetahuan
sesuai
kepentingan. 2. Proses externalization perusahaan terjadi fase penyimpanan pengetahuan dimana dilakukan distribusi pengetahuan yang telah diolah karyawan
34
dengan share atau menuliskan hasil prsedur kerja, sop, regulasi juga video kerja kedalam akunnya masing-masing. 3. Proses combination, yaitu terjadi fase pemindahan pengetahuan berupa hasil video rekaman atau demo pekerjaan, story telling, SOP, regulasi juga petunjuk kerja yang ada pada tiap-tiap akun karyawan dibidangnya masing-masing kedalam web intranet perusahan yaitu web KMKS (Knowledge Management Krakatau Steel) sebagai aset pengetahuan perusahaan. Seluruh karyawan diberbagai bidang pun bisa mengakses informasi
yang
diperlukan,
bukan
hanya
informasi
mengenai
pengetahuan dibidangnya saja tetapi juga pengetahuan dibidang yang lain karena telah tersedia keseluruhan pada web KMKS. 4. Proses internalization merupakan fase penerapan atau pengaplikasian pengetahuan. Karyawan mempunyai kewajiban untuk melakukan sharing knowledge, sehingga setiap karyawan harus mengakses web KMKS
untuk
menambah
pengetahuannya.
Karyawan
dengan
memanfaatkan admin yang ada pada web KMKS bisa melakukan learning by doing melalui tools yang ada, yaitu baik melalui KRepository, K-Library, Vodcast (Video, strory telling. Demo kerja), KSharing (forum diskusi online) dan K-External Objective (sharing dengan vendor, customer, stake holder). Selain itu pembelajaran juga dapat diberikan melalui seminar atau pelatihan oleh ekspert kepada karyawan lain yang materinya berasal dari data web KMKS baik berupa video demo kerja ataupun narasi, sehingga parakaryawan bisa langsung mengetahui bagaimana mempraktekkan hal tersebut ketika bekerja. Penerapan manajemen pengetahuan berbasis teknologi informasi melalui situs web Knowledge Management Krakatau Steel (KMKS) ini pastinya memerlukan pihak-pihak yang terlibat. Unit-unit yang terlibat perannya dalam Pengelolaan web KMKS adalah: 1. Dinas KMKS (Knowledge Management Krakatau Steel) pada divisi HCT&EC (Human Capital Training & Education Center) Direktorat SDM. Bertanggungjawab atas teknis, konten (isi materi), otorisasi, password dan sebagainya.
35
2. Dinas EDP (Electronic Data Processing) Divisi PSI (Pengelolaan Sistem Informasi) pada Subdit Sistem Informasi. Bertanggungjawab atas teknologi yang digunakan, mengantisipasi dari virus atau hacker yang dapat merusak sistem dan memback-up konten data serta informasi yang merupakan aset pengetahuan didalam web KMKS. 3. Divisi HCD (Human Capital Development) bertanggungjawab atas penyusunan katalog kompetensi guna memenuhi kebutuhan kompetensi karyawan yang diperlukan oleh perusahaan. Berasarkan riset internal hambatan dalam penerapan manajemen pengetahuan berbasis teknologi informasi melalui SECI Model pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terletak dibeberapa aspek, yaitu: 1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerapkan knowledge management yang berbasis sistem informasi, dimana melalui media knowledge management ini setiap karyawan mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi knowledge yang dimilikinya, serta dapat mengakses
knowledge
yang
dibutuhkannya.
Namun
tidak
ada
mekanisme untuk mengidentifikasi sumber-sumber atau potensi-potensi knowledge
yang
dimiliki
oleh
karyawan,
mengambilnya
dan
mendokumentasikannya dalam media knowledge management ini. Sehingga PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tidak dapat mengindentifikasi potensi-potensi knowledge yang dimiliki karyawan, mengambilnya dan mendokumentasikannya dalam media knowledge management ini. 2. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah mengelola pengetahuan organisasi untuk mencapai pengumpulan dan transfer pengetahuan tenaga kerja, yang dilaksanakan dengan menggunakan knowledge management dan knowledge sharing dalam digital library atau web-site intranet PTKrakatau Steel (Persero) Tbk. Namun tidak semua tenaga kerja dapat mengakses dengan baik, terutama para tenaga kerja lapangan dan di pabrik (dikarenakan kesibukan kegiatan kerja, tingkat pengetahuan menggunakan media komputer, dll) sehingga tingkat penyebaran dan transfer knowledge yang diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan inovasi pada level pelaksana akan tidak optimal,
36
termasuk masukan yang relevan dari pelanggan, mitra, pemasok dan kolaborator. 3. Kurangnya jumlah fasilitas komputer untuk setiap karyawan dalam melaksanakan sharing knowledge, terutama untuk karyawan atau tenaga kerja di pabrik. 4. Tidak adanya reward yang diberikan kepada karyawan yang melakukan sharing knowledge terkecuali yang menjadi narasumber, karena dianggap merupakan suatu kewajiban bagi karyawan yang bekerja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang tertera pada kebijakan perusahaan mengenai knowledge management. Sehingga hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran karyawan yang masih bekerja ataupun karyawan yang akan pensiun untuk melakukan sharing knowledge. 4.4. Model Kompetensi Karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Model kompetensi yang diterapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terangkum dalam katalog kompetensi. Katalog kompetensi merupakan gambaran kompetensi-kompetensi karyawan yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnis perusahaan saat ini maupun yang akan datang. Proses penyusunan katalog kompetensi sebagai dasar acuan perusahaan dimulai pada tahun 2001 melalui beberapa tahapan, yaitu pembuatan konsep dasar
oleh
tim
penyiapan
infrastruktur
careerplan,
mendatangkan
narasumber PT Krakatau Steel (Persero) Tbk baik dalam bidang bisnis proses perusahaan, pegumpulan materi dari berbagai sumber literatur, melakukan diskusi internal maupun dengan user. Setelah itu dilaksanakan finalisasi, pencetakkan dan distribusi oleh unit pengembangan SDM. Hasil katalog kompetensi edisi perdana dicetak pada tahun 2003, kemudian dilakukan revisi pertama kali pada tahun 2005 dan revisi berlanjut setiap tahunnya untuk mendapatkan rumusan kompetensi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang terus berubah-ubah. Katalog kompetensi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu kompetensi hard dan kompetensi soft. Kompetensi hard merupakan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan yang
37
berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi hard dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Kompetensi Core Merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap karyawan pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2. Kompetensi Generik atau Manajerial Merupakan kompetensi yang harus dimiliki karyawan sesuai golongan atau level jabatan masing-masing untuk melaksanakan pekerjaannya. 3. Kompetensi Spesifik Merupakan kompetensi yang dibutuhkan masing-masing karyawan sesuai dengan bidang kerja pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Kompetensi spesifik pada Direktorat SDM mencakup empat hal, yaitu kompetensi pengembangan organisasi, kompetensi pengembangan SDM, assesment center dan training. Sedangkan kompetensi soft merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian yang dibutuhkan dalam pekerjaan berkaitan dengan motif, sifat, sikap dan konsep diri. Kompetensi soft dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kompetensi Dasar (Potensi) Kompetensi dasar terdiri aspek itelektual (kemampuan memahami dan memecahkan masalah), aspek sikap kerja (tingkah laku dalam bekerja dengan memperhatikan keteraturan, daya tahan, konsentrasi, inisiatif, tempo dan motivasi) dan aspek perilaku (fungsi lingkungan dari individu,
mulai
lingkungan
yang
bersifat
antagonistik
hingga
menyenangkan yang diukur dengan reaksi individu). Kompetensi dasar karyawan dapat diukur dengan dengan psikotes yang dilakukan perusahaan. 2. Kompetensi Manajerial Kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang terdiri dari aspek thinking ability (kemampuan berpikir), managing oneself (kemampuan orientasi bisnis), managing task (kemampuan untuk mengelola pekerjaan) dan managing people (kemampuan untuk mengelola
38
oranglain). Kompetensi manajerial biasanya diukur dengan cara assessment center, karena kompetensi manajerial biasanya hanya diukur untuk karyawan yang memiliki jabatan superintendent keatas. 4.5. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab Karyawan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 169 orang yang berasal dari Subdit HCPD (Human Capital Planing Development) dan HCMA (Human Capital Maintenance and Admin) Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk. Perusahaan memiliki 6 level jabatan pada setiap direktoratnya. Adapun level jabatan PT Kraktau Steel (Persero) Tbk dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4.Level Jabatan No. 1
A
Level
Jabatan General Manager
Setaraan Jabatan
2
B
Manager
Chief Specialist
3
C
Super Intendent
4
D
Super Visor
5
E
Foreman
6
F
Pelaksana
Sr. Instructure Sr. Specialist Sr. Planner & Evaluation Staff Subdit Instructrure Specialist Planner & evaluation Administrator KMKS Staff Subdit Officer Secretary GM Staff Subdit Pet Lab Librarian
Informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 119 karyawan yang menjadi responden sebagai perwakilan dalam pengambilan data primer untuk dianalisis lebih lanjut secara deskriptif, dengan cara menganalisis lebih lanjut karakteristik karyawan berdasarkan level jabatan terhadap jenis kelamin, status pernikahan, pedidikan terakhir, usia dan lama bekerja pada perusahaan. 1. Karakteristik Level Jabatan Terhadap Jenis Kelamin Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan didominasi oleh laki-laki yang berjumlah 90 orang atau 75.6 persen dengan jabatan terbanyak yaitu
39
pada jabatan supervisor sebanyak 35 orang atau 29.4 persen, sedangkan karyawan perempuan berjumlah 29 orang atau sebesar 24.4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki proporsi yang lebih besar dibanding karyawan perempuan yang bekerja. Hal ini disebabkan perusahaan merupakan industri baja, sehingga karyawan laki-laki lebih banyak dibutuhkan meskipun bukan dilapangan. Laki-laki secara umum dipandang lebih baik daripada perempuan dalam melakukan pekerjaan dalam industri baja dan memiliki waktu kerja yang lebih lama dari seorang perempuan. Karakteristik Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk berdasarkan karakteristik level jabatan terhadap jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Crosstab Karakteristik Level Jabatan Terhadap Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Jabatan
1 General Manager
Total
1
0
1
.8%
.0%
.8%
5
0
5
4.2%
.0%
4.2%
28
10
38
% of Total
23.5%
8.4%
31.9%
4 Supervisor
35
9
44
% of Total
29.4%
7.6%
37.0%
20
9
29
% of Total
16.8%
7.6%
24.4%
6 Pelaksana
1
1
2
% of Total
.8%
.8%
1.7%
90
29
119
75.6%
24.4%
100.0%
% of Total 2 Manager % of Total 3 Superintendent
5 Foreman
Total
Perempuan
Count % of Total
2. Karakteristik Level Jabatan Terhadap Usia Karakteristik Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk berdasarkan analisis didapatkan
40
bahwa karyawan mayoritas berusia ≥ 45 tahun dengan peresentasi 54.6 persen yaitu sebanyak 65 orang dengan jabatan superintendent dan supervisor yang masing-masing berjumlah 23 orang atau sebesar 19.3 persen. Hal ini menandakan mayoritas responden merupakan karyawan senior. Karakteristik level jabatan terhadap usia dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Crosstab Karakteristik Jabatan Terhadap Usia Usia 20-<25 25-<30 30-<35 35-<40 40-<45 Jabatan 1 General Manager
Total
0
0
0
0
0
1
1
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.8%
0
0
0
0
2
3
5
.0%
.0%
.0%
.0%
1.7%
2.5%
4.2%
0
2
0
6
7
23
38
% of Total
.0%
1.7%
.0%
5.0%
5.9% 19.3%
31.9%
4 Supervisor
2
6
2
5
% of Total
1.7%
5.0%
1.7%
4.2%
7
2
0
3
% of Total
5.9%
1.7%
.0%
2.5%
6 Pelaksana
1
0
1
0
0
0
2
% of Total
.8%
.0%
.8%
.0%
.0%
.0%
1.7%
10
10
3
14
17
65
119
8.4%
8.4%
2.5% 11.8% 14.3% 54.6%
100.0%
% of Total 2 Manager % of Total 3 Superintendent
5 Foreman
Total
≥ 45
Count % of Total
6
23
44
5.0% 19.3%
37.0%
2
15
29
1.7% 12.6%
24.4%
3. Karakteristik Level Jabatan Terhadap Masa Kerja Karakteristik Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahawa mayoritas masa kerjanya adalah selama ≥ 21 tahun yaitu 52.1 persen atau 62 orang, dengan rincian mayoritas yaitu pada jabatan superintendent dan supervisor sebesar 18.5 persen atau 22 orang. Kemudian karyawan dengan masa kerja 18-<21 tahun yaitu 5.9 persen sebanyak 7 orang, masa kerja 15-<18
41
tahun sebesar 16.8 persen sebanyak 20 orang, masa kerja 3-<6 tahun dan 12-<15 tahun masing-masing sebesar 5 persen sebanyak 6 orang, masa kerja 6-<9 tahun dan 9-<12 tahun masing-masing sebesar 0.8 persen sebanyak 1 orang, masa kerja 1-<3 tahun sebesar 10.1 persen sebanyak 12 orang dan masa kerja ≤1 tahun sebesar 3.4 persen yaitu sebanyak 4 orang. Berdasarkan karakteristik level jabatan terhadap usia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Crosstab Karakteristik Jabatan Terhadap Masa Kerja Masa Kerja ≤1 Jabatan
1 General Manager
3-<6 6-<9 9-<12 12-<15 15-<18 18-<21
≥ 21
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.8%
0
0
0
0
0
1
0
1
3
5
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.0%
.8%
2.5%
4.2%
0
0
1
1
0
3
8
3
22
38
% of Total
.0%
.0%
.8%
.8%
.0%
2.5%
6.7%
2.5% 18.5%
31.9%
4 Supervisor
0
6
3
0
1
1
8
% of Total
.0%
5.0% 2.5%
.0%
.8%
.8%
6.7%
2
0
0
1
4
3.4% 1.7%
.0%
.0%
.8%
3.4%
% of Total 2 Manager % of Total 3 Superintendent
5 Foreman
Total
1-<3
Total
4
4
3
22
44
2.5% 18.5%
37.0%
0
14
29
.0% 11.8%
24.4%
% of Total
3.4%
6 Pelaksana
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
% of Total
.0%
1.7%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
1.7%
4
12
6
1
1
6
20
7
62
119
3.4% 10.1% 5.0%
.8%
.8%
Count % of Total
5.0% 16.8%
5.9% 52.1% 100.0%
4. Karakteristik Level Jabatan Terhadap Status Pernikahan Karakteristik Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk yang menjadi responden menunjukkan mayoritas karyawannya berstatus sudah menikah sebesar 83.2 persen atau sebanyak 99 orang, sedangkan pegawai yang berstatus belum menikah sebesar 16.8 persen atau 20 orang. Mayoritas karyawan yang berstatus menikah memiliki jabatan supervisor
42
sebanyak 30.3 persen atau 36 orang dan merupakan karyawan yang telah lama bekerja (senior) dan memiliki tanggungjawab bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga terhadap keluarganya, sehingga karyawan lebih bertanggungjawab dalam pekerjaannya.Berdasarkan karakteristik level jabatan terhadap status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Crosstab Karakteristik Jabatan Terhadap Status Pernikahan Status Pernikahan Menikah Jabatan
1 General Manager
Total
1
0
1
.8%
.0%
.8%
5
0
5
4.2%
.0%
4.2%
34
4
38
% of Total
28.6%
3.4%
31.9%
4 Supervisor
36
8
44
% of Total
30.3%
6.7%
37.0%
21
8
29
% of Total
17.6%
6.7%
24.4%
6 Pelaksana
2
0
2
% of Total
1.7%
.0%
1.7%
99
20
119
83.2%
16.8%
100.0%
% of Total 2 Manager % of Total 3 Superintendent
5 Foreman
Total
Belum Menikah
Count % of Total
5. Karakteristik Level Jabatan Terhadap Pendidikan Akhir Karakteristik Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Kraktau Steel (Persero) Tbk yang menjadi responden menunjukkan mayoritas karyawan berpendidikan akhir S1 sebesar 51 persen atau sebanyak 60 orang. Mayoritas karyawan S1 terdapat pada jabatan superintendent sebanyak 29 orang atau 24 persen. Karyawan yang berpendidikan SLTA sebesar 29 persen atau sebanyak 35 orang, D3 sebesar 10.1 persen atau 13 orang, S2 sebesar 9.2 persen atau 11
43
orang. Karyawan berpendidikan SMA pada subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk cenderung merupakan karyawan yang telah lama bekerja, yang pada saat itu pendidikan SMA dipandang sudah sangat memadai sebagai karyawan kantoran. Namun selama bekerja karyawan yang berpendidikan SMA cenderung melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi guna bahan pertimbangan untuk jenjang karir yang lebih baik, sehingga mayoritas karyawan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM berpendidikan akhir S1. Berdasarkan karakteristik level jabatan terhadap pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Crosstab Karakteristik Jabatan Terhadap Pendidikan Akhir Pendidikan Akhir SMA Jabatan
1 General Manager
S1
S2
S3
Total
0
0
0
1
0
1
.0%
.0%
.0%
.8%
.0%
.8%
0
0
1
4
0
5
.0%
.0%
.8%
3.4%
.0%
4.2%
4
2
29
3
0
38
% of Total
3.4%
1.7%
24.4%
2.5%
.0%
31.9%
4 Supervisor
12
8
21
3
0
44
% of Total
10.1%
6.7%
17.6%
2.5%
.0%
37.0%
18
2
8
0
1
29
% of Total
15.1%
1.7%
6.7%
.0%
.8%
24.4%
6 Pelaksana
1
0
1
0
0
2
% of Total
.8%
.0%
.8%
.0%
.0%
1.7%
35
12
60
11
1
119
29.4%
10.1%
50.4%
9.2%
.8%
100.0%
% of Total 2 Manager % of Total 3 Superintendent
5 Foreman
Total
D3
Count % of Total
4.6. Persepsi Karyawan Terhadap SECI Model SECI Model memiliki empat indikator yang terdiri dari socialization, externalization, combination dan internalization. Indikator tersebut dapat diketahui nilai rataan skala melalui kuesioner yang telah dijawab oleh
44
responden. Nilai rataan menunjukkan
persepsi karyawan
terhadap
pernyataan dalam kuesioner, dengan batasan nilai 1.00 – 1.75 menunjukkan persepsi sangat tidak setuju/sangat buruk/sangat rendah; nilai 1.76 – 2.50 menunjukkan persepsi tidak setuju/buruk/rendah; nilai 2.51 – 3.25 menunjukkan persepsi setuju/baik/tinggi; dan nilai 3.26 – 4.00 menunjukkan persepsi sangat setuju/sangat baik/sangat tinggi. 4.6.1 Socialization Nilai rataan pada indikator menunjukkan persepsi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Socialization memiliki unsur meliputi pertemuan langsung dengan karyawan lain dalam satu unit kerja untuk berdiskusi baik dengan karyawan lain dalam satu unit kerja atau pun berbeda unit kerja, berdiskusi dengan ekspert dibidang pekerjaan yang sama dan rutin mengikuti seminar yang diselengggarakan oleh perusahaan dan berkaitan dengan pekerjaan. Persepsi karyawan mengenai socialization dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persepsi Karyawan Mengenai Socialization SOCIALIZATION No 1 2 3 4
Pernyataan Saya rutin mengikuti pertemuan langsung dengan karyawan lain dalam satu unit kerja untuk berdiskusi. Saya rutin mengikuti pertemuan langsung dengan karyawan lain yang berbeda unit kerja. Saya sering berdiskusi dengan ekspert dibidang pekerjaan yang sama. Saya rutin mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan dan berkaitan dengan pekerjaan. Rata-rata
Rataan Skala
Interpretasi
2.97
Baik
2.72
Baik
2.83
Baik
2.58
Baik
2.78
Baik
Berdasarkan persepsi karyawan terhadap indikator socialization secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 2.78. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat persepsi karyawan terhadap indikator socialization baik, dimana pada pernyataan pertama memiliki nilai paling tinggi sebesar 2.97 dan pernyataan keempat memiliki nilai terkecil sebesar 2.58. Pernyataan yang memiliki nilai terbesar yaitu rutinitas karyawan mengikuti pertemuan langsung
45
dengan karyawan lain dalam satu unit kerja untuk berdiskusi dan yang memiliki nilai kecil adalah rutinitas karyawan mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan dan berkaitan dengan pekerjaan. Nilai tersebut telah menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap semua pernyataan baik, hanya saja dari semua yang baik terdapat nilai yang paling kecil, sehingga harus dioptimalkan lebih lanjut. 4.6.2 Externalization Nilai rataan pada indikator menunjukkan persepsi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Externalization memiliki unsur seperti karyawan sering menuliskan pengalaman penting pekerjaan dalam akun web Knowledge Managemen Krakatau Steel (KMKS) ataupun dalam situs pribadi (web atau blog pribadi), penyimpanan dokumentasi prosedur kerja atau hasil kerja dan melakukan sharing pegetahuan mengenai pekerjaan dalam akun web KMKS. Persepsi karyawan mengenai externalizaton dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persepsi Karyawan Mengenai Externalization EXTERNALIZATION No 1
2
3 4
Pernyataan Saya sering menuliskan pengalaman penting pekerjaan saya dalam akun web Knowledge Managemen Krakatau Steel (Persero) Tbk. Saya sering menulisan pengalaman penting pekerjaan saya dalam situs pribadi (web atau blog pribadi). Saya sering menyimpan dokumentasi prosedur kerja atau hasil kerja dalam akun web KMKS. Saya aktif melakukan sharing pengetahuan mengenai pekerjaan dalam akun web KMKS. Rata-rata
Rataan Skala
Interpretasi
2.37
Tidak Baik
2.33
Tdak Baik
2.47
Tidak Baik
2.47
Tidak Baik
2.41
Tidak Baik
Berdasarkan tabel di atas, persepsi karyawan terhadap indikator eksternalization secara keseluruhan menunjukkan rataan nilai pada karyawan sebesar 2.41. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap indikator externalization tidak berjalan dengan baik, dimana pada setiap pernyataan memiliki nilaikecil atau kurang
46
dari 2.51. Terlihat pada poin kedua dimana pertanyaan tersebut yang paling kecil nilainya, yaitu karyawan mengakui bahwa kurangnya kontribusi dalam menuliskan pengalaman penting pekerjaan ke dalam situs pribadi (web atau blog pribadi). Karyawan juga mengakui kurangnya kontribusi menuliskan pengalaman penting pekerjaan dalam akun web Knowledge Management Krakatau Steel (KMKS), kurang berkontribusi dalam menyimpan dokumentasi prosedur kerja atau hasil kerja didalan akun web KMKS dan kurangnya kontribusi dalam sharing pengetahuan mengenai pekerjaan didalam akun web KMKS. Hal ini mengakibatkan proses externalization tidak berjalan dengan baik pada perusahaan. Karyawan perlu memiliki kesadaran dan diberi motivasi untuk melaksanakan proses externalization sebagai salah satu hal yang penting untuk dilaksanakan guna kepentingan bersama dan senantiasa untuk melaksanakan proses externalization sebagai suatu kebiasaan sehari-hari sebagai seorang karyawan perusahaan, sehingga proses externalization pun bisa terlaksana dengan baik kedepannya pada perusahaan. 4.6.3 Combination Nilai rataan pada indikator menunjukkan nilai persepsi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Proses combination menggambarkan bagaimana persepsi karyawan mengenai bagaimana tingkat penggunaan atau pengaksessan tools Knowledge Management Krakatau Steel (tools KMKS) yang dilakukan karyawan sehari-hari dalam pekerjaannya. Persepsi karyawan terhadap indikator combination secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 2.38. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap combination tidak berjalan dengan baik, dimana dari enam pernyataan hanya dua pernyaatan yang memiliki skor baik yaitu pernyataan satu dan dua. Sedangkan keempat pernyataan lainnya yaitu pernyataan ketiga, keempat, kelima dan keeenam memiliki kecil yaitu kurang dari 2.51.
47
Pernyataan yang memiliki persepsi baik yaitu pernyataan pertama dan kedua menunjukkan karyawan aktif dalam mengakses K-Sharing untuk berbagi pengetahuan baik dengan karyawan lain dalam satu unit kerja atau berbeda unit kerja. Namun keempat peryataan yaitu pernyataan ketiga, keempat, kelima dan keenam menunjukan karyawan belum aktif dalam mengakses Vodcast dan K-Eksteral untuk berbagi pengetahuan, sehingga secara keseluruhan proses combination tidak berjalan dengan baik. Karyawan perlu kesadaran diri untuk menjadi karyawan yang aktif dalam mengakses tools KMKS untuk berbagi pengetahuan dengan karyawan lainnya dan nantinya bisa mewujudkan pelaksanaan proses combination yang lebih
baik
pada
perusahaan.
Persepsi
karyawan
mengenai
combination dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persepsi Karyawan Mengenai Combination COMBINATION No
1
2
3
4 5 6
Pernyataan Saya aktif menggunakan K-Sharing (online forum, social network, blogging) untuk share pengetahuan dengan karyawan lain dalam satu unit kerja. Saya aktif menggunakan K-Sharing (online forum, social network, blogging) untuk share pengetahuan dengan karyawan lain yang berbeda unit kerja. Saya sering mengakses Vodcast prosedur kerja (Video, Story telling, narasi) dalam satu unit kerja. Saya sering mengakses Vodcast prosedur kerja (Video, Story telling, narasi) yang berbeda unit kerja. Saya aktif menggunakan K-External Objective untuk sharing dengan vendor. Saya aktif menggunakan K-External Objective untuk sharing dengan customer. Rata-rata
Rataan Skala
Interpretasi
2.59
Baik
2.55
Baik
2.50
Tidak Baik
2.35
Tidak Baik
2.15
Tidak Baik
2.16
Tidak Baik
2.38
Tidak Baik
4.6.4 Internalization Nilai rataan pada indikator menunjukkan nilai persepsi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. SECI Model memiliki 4 indikator, salah satunya yaitu internalizaton yang memiliki unsur meliputi karyawan selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang
48
didapatkan dari materi web KMKS, selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari Vodcast (video, story telling, narasi) web KMKS dan selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari media pelatihan pengetahuan terdokumentasi pada perusahaan. Persepsi karyawan mengenai internalization dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persepsi Karyawan Mengenai Internalization INTERNALIZATION No 1
2
3
Pernyataan Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari materi web KMKS. Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari Vodcast (video, story telling, narasi) web KMKS. Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari media pelatihan pengetahuan terdokumentasi di perusahaan. Rata-rata
Rataan Skala
Interpretasi
2,81
Baik
2,61
Baik
2,80
Baik
2,74
Baik
Persepsi karyawan terhadap indikator internalization secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 2.74. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa
tingkat
persepsi
karyawan
terhadap
internalization berjalan baik, dimana pada pernyataan pertama memiliki nilai paling tinggi sebesar 2.81 dan pernyataan kedua memiliki nilai terkecil sebesar 2.61. Pernyataan yang memiliki nilai terbesar yaitu rutinitas karyawan selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari materi web KMKS dan yang memiliki nilai terkecil adalah karyawan selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari Vodcast (video, story telling, narasi) web KMKS. Nilai tersebut telah menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap semua pernyataan baik, hanya saja dari semua yang baik terdapat nilai yang paling kecil sehingga harus dioptimalkan lebih lanjut.
49
Berdasarkan hasil rincian skala dari keempat indikator SECI Model, didapatkan rincian skala secara keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rataan Skala Kuesioner SECI Model No 1 2 3 4
Indikator Socialization Externalization Combination Internalization Rata-rata
Rataan Skala 2.78 2.41 2.38 2.74 2.58
Interpretasi Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Baik
Persepsi karyawan dengan menggunakan kuesioner didapat nilai SECI Model secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak semua indikator SECI Model pada perusahaan sudah berjalan dengan baik. Socialization dan ineternalization dinilai karyawan telah berjalan dengan baik sedangkan externalization dan combination dinilai tidak berjalan dengan baik. Namun secara keseluruhan SECI Model sudah berjalan dengan baik di perusahaan. 4.7. Persepsi Karyawan Terhadap Kompetensi Kompetensi karyawanmemiliki dua indikator yang terdiri dari hard competence dan soft competence. Indikator tersebut dapat diketahui nilai rataan skala melalui kuesioner yang telah dijawab oleh responden. 4.7.1 Hard Competence Nilai rataan pada indikator menunjukkan persepsi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Hard competence memiliki beberapa unsur yang membentuk indikator tersebut yaitu yang berhubungan dengan kompetensi dasar dan kompetensi spesifik yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan hasil persepsi karyawan terhadap indikator hard competence secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 2.92. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap indikator hard competence baik. Pernyataan kelima merupakan indikator yang memiliki nilaitertinggi dan pernyataan kedua belas memiliki nilai terkecil. Nilai terbesar yaitu menyatakan bahwa karyawan mengetahui dan memahami budaya perusahaan, value serta etika kerja perusahaan. Artinya karyawan
50
telah memahami betul bidang kerja mereka dan perusahaan tempat mereka bekerja sehingga sebagian besar karyawan telah menyatakan bahwa pernyataan kelima sebagai suatu dasar kompetensi yang telah dimiliki sebagai karyawan Direktorat SDM. Sedangkan yang memiliki nilai terkecil adalah pernyataan karyawan mampu merancang suatu pelatihan karyawan lainnya. Nilai tersebut telah menunjukkan bahwa semua persepsi karyawan terhadap tiap pernyataan baik, hanya saja dari semua yang baik terdapat nilai yang paling kecil sehingga harus dioptimalkan lebih lanjut. Persepsi karyawan mengenai hard competence dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Persepsi Karyawan Mengenai Hard Competence HARD COMPETENCE No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pernyataan Saya mengerti dan memahami secaraumum tentang material, proses, produk yang dihasilkan, customer sertabisnis yang dijalankan perusahaan. Saya memahami konsep dasar perusahaan. Saya memahami Sistem Manajemen Krakatau Steel (SMKS) yang diterapkan Saya memahami kalender perusahaan. Saya mengetahui dan memahami budaya perusahaan, value serta etika kerja perusahaan. Saya mengetahui dan memahami peraturan dalam perjanjian kesepakatan kerja bersama antara perusahaan dan serikat pekerja. Saya mengetahui dan memahami analisa jabatan karyawan. Saya mengetahui dan memahami rekrutmen seleksi karyawan baru. Saya mengetahui dan memahami perencanaan dan pengembangan karier. Saya mengetahui dan memahami tentang remunerasi dan penggajian/kompensasi. Saya mampu menganalisa kebutuhan pelatihan karyawan. Saya mampu merancang suatu pelatihan karyawan. Saya mampu mengevaluasi pelatihan yang telah dilaksanakan. Saya mengetahui dan memahami secara umum proses dan infrastruktur training. Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan teknik sebagai instruktur dalam pelatihan. Rata-rata
Rataan Skala
Interpretasi
3.19
Baik
3.05
Baik
3.14
Baik
2.96
Baik
3.24
Baik
3.18
Baik
2.94
Baik
2.92
Baik
2.80
Baik
2.83
Baik
2.69
Baik
2.62
Baik
2.71
Baik
2.87
Baik
2.68
Baik
2.92
Baik
51
4.7.2 Soft Competence Soft competence memiliki beberapa unsur yang membentuk indikator tersebut yaitu berhubungan dengan kompetensi dasar dan kompetensi spesifik yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan. Persepsi karyawan mengenai soft competence dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsi Karyawan Mengenai Soft Competence SOFT COMPETENCE No
Pernyataan Saya berpikir secara realistis dengan memperhatikan dan mempertimbangkan informasi yang ada untuk memecahkan masalah. Saya cepat dalam menangkap inti suatu permasalahan. Saya mampu mengkomunikasikan gagasan dengan baik dan mudah dimengerti. Saya mampu berpikir secara sistematis. Saya mampu menganalisa suatu masalah hingga didapatkan solusi. Saya selalu fokus dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Saya mampu membagi perhatian terhadap berbagai hal dalam kurun waktu bersamaan. Saya mampu menciptakan ide-ide yang kreatif yang dapat dipertanggung jawabkan. Saya mampu memanfaatkan peluang sebagai perubahan positif. Saya mampu menyelesaikan masalah secara cepat. Saya mampu menyelesaikan masalah secara tepat. Rata-rata
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Rataan Skala
Interpretasi
3.27
Baik
3.08
Baik
3.05
Baik
3.05
Baik
3.05
Baik
3.19
Baik
2.86
Baik
3.04
Baik
3.13
Baik
3.05
Baik
3.02
Baik
3.07
Baik
Berdasarkan persepsi karyawan mengenai soft competence secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 3.07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap indikator soft competence sudah baik, dimana pada pernyataan pertama memiliki nilai yang paling tinggi dan pernyataan ketujuh memiliki nilai terkecil. Pernyataan yang memiliki nilai terbesar yaitu menyatakan bahwa
karyawan
mampuberpikir
secara
realistis
dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan informasi yang ada untuk memecahkan masalah. Artinya karyawan telah memahami bagaimana harus bertindak dan mengetahui cara mengambil keputusan yang tepat
52
dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan yang memiliki nilai terkecil adalah pernyataan karyawan mampu membagi perhatian terhadap berbagai hal dalam kurun waktu bersamaan, hal ini menandakan bahwa tidak semua karyawan subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM mampu menghandle banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan. Persepsi karyawan terhadap semua pernyataan adalah baik, hanya saja dari semua yang baik terdapat nilai yang paling kecil sehingga harus dioptimalkan lebih lanjut. Berdasarkan hasil rataan skala dari kedua indikator kompetensi karyawan didapatkan rincian skala secara keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rataan Skala Kuesioner Kompetensi Karyawan No 1 2
Indikator Hard Competence Soft Competence Rata-rata
Rataan Skala 2.92 3.07 3.00
Interpretasi Baik Baik Baik
Berdasarkan persepsi karyawan dengan menggunakan kuesioner didapat nilai kompetensi karyawan secara keseluruhan yang menunjukkan bahwa persepsi karyawan memiliki nilai rataan 3.00 yang menunjukkan kondisi kompetensi yang dimiliki karyawan perusahaan sudah baik. Kedua indikator kompetensi tersebut dapat terlihat bahwa soft competence yang dimiliki karyawan dinilai lebih dikuasai dengan baik oleh karyawan dibanding dengan hard competence. 4.8. Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Berdasarkan karakteristik karyawan subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menunjukan bahwa karyawan laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding dengan perempuan dan cukup mendominasi yaitu sebesar 75.6 persen atau 90 orang, mayoritas karyawan berusia ≥45 tahun sebesar 54.6 persen atau 65 orang, mayoritas karyawan berpendidikan S1 sebesar 50.4 persen atau 60 orang, mayoritas karyawan yang telah menikah sebesar 83.2 persen atau 99 orang, karyawan pada subdit HCPD dan HCMA mayoritas berada pada level
53
jabatan D (supervisor) sebesar 37 persen atau 45 orang, mayoritas karyawan yang bekerja merupakan karyawan senior yaitu telah bekerja selama ≥21 tahun sebesar 52 persen atau 62 orang. Analisis pengaruh SECI Model terhadap kompetensi menggunakan alat analisis Model Persamaan Struktural (SEM) dengan metode Latent Variable Score (LVS) software LISREL 8.30 for Windows. Penggunaan alat analisis Model Persamaan Struktural (SEM) bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dari model yang dihasilkan oleh Model Persamaan Struktural (SEM) itu sendiri. Model Persamaan Struktural (SEM) pada penelitian ini menghasilkan sebuah model yang akan memenuhi Goodness of Fit. Apabila dari indikator yang menilai fit tersebut nilai yang dihasilkan memenuhi standar Cut-off-value, maka dapat dikatakan indikatornya adalah good fit, dan bila indikator yang menilai fit tidak memenuhi standar maka bisa saja indikatornya termasuk pada marginal fit/close fit/poor fit dengan ketentuan rentang nilai yang semakin jauh dari standar sebenarnya. Adapun model yang dihasilkan oleh Model Persamaan Struktural (SEM) dapat dilihat pada Model 1(Gambar 6 dan 7). MODEL 1 0.69
SOCIALIZ 0.56
0.32
EXTERNAL
0.82 0.88
0.23
COMBINAT
0.36
INTERNAL
HARDCOMP 0.00 1.00
SECI
0.16
KOMPETEN\ 0.53
0.80
SOFTCOMP 0.72
Chi-Square=8.33, df=6, P-value=0.21508, RMSEA=0.057 Gambar 6. Koefisien Lintas Model 1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan
54
4.58
SOCIALIZ 8.27
1.74
EXTERNAL
HARDCOMP 0.00 7.65
10.10
SECI
2.41
KOMPETEN\
10.44 1.20
COMBINAT
2.03
INTERNAL
4.61
SOFTCOMP 4.34
10.18
Chi-Square=8.33, df=6, P-value=0.21508, RMSEA=0.057
Gambar 7. Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model 1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan
Berdasarkan model 1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien konstruk, loading factor dan t-value pada model tersebut telah memenuhi syarat. Tabel 18. Goodness Of Fit (GOF) Model 1 Good Of Fit Absolute fit model Chi-Square Degree of freedom GFI RMSEA RMSR Incremental fit model AGFI NFI NNFI CFI IFI RFI Parsimonious Goodness Of Fit Index PNFI PGFI
Model 1
Syarat
8.33 6 1.00 0.057 0.025
Nilai Kecil Nilai Kecil 0,90 0,08 0,05
0.99 1.00 1.04 1.00 1.01 0.99
0.45 0.29
0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90
Nilai Tinggi Nilai Tinggi
Keterangan Model 1 Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit
Good Fit Good Fit
Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa Goodness of Fit dalam model 1, semua nilai indikator yang mempersyaratkan fit telah mencapai good fit semua sehingga model 1 bisa langsung dipakai dalam penelitian, dimana nilai yang dihasilkan memenuhi semua standar Cut-off-value. Setelah melihat kombinasi berbagai ukuran kecocokan tersebut, secara
55
umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik dalam merepresentasikan data, sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut. Model Persamaan Struktural (SEM) digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar pengaruh antara variabel laten bebas, yaitu SECI Model (ξ) dengan variabel laten tak bebas (terikat), yaitu kompetensi karyawan (η). Tiap-tiap indikator diambil nilai rataannya yang bertujuan untuk mewakili nilai dari setiap indikator dan diolah dengan menggunakan software LISREL 8.30 for Windows. Hasil pengolahan data menggunakan software LISREL 8.30 for Windows menyatakan bahwa SECI Model (ξ) memiliki pengaruh positif terhadap kompetensi (η) yang dapat dilihat dari nilai koefisien konstruk (γ) sebesar 0.16. SECI Model juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi karena memiliki t-value lebih besar dari 1.96 yaitu sebesar 2.41 sehingga dapat disimpulkan bahwa SECI Model memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa proses SECI Model pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sudah baik, sehingga hal ini menunjukkan tingkat keterikatan yang tinggi dengan peningkatan kompetensi karyawan. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 19. Tabel 19. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel Variabel Laten Variabel Indikator Loading factor (λ)
SECI Model
Socialization Externalization Combination Internalization
Kompetensi
Hard Com[etence Soft Competence
0.56 0.82 0.88 0.80 1.00 0.53
t-value
8.27 10.10 10.44 10.18 7.65 4.61
4.8.1 Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat bahwa kontribusi terbesar diantara indikator SECI Model yaitu combination. Combination memiliki kontribusi terhadap peningkatan kompetensi karyawan sebesar 0.020 (bernilai positif) sebagai hasil perkalian kuadrat koefisien kontruknya yang didapatkan dari perkalian nilai konstruk SECI Model terhadap kompetensi karyawan sebesar 0.16 dengan nilai
56
loading
factornya.
Kontribusi
tersebut
menunjukkan
bahwa
combination berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Sedangkan kontribusi yang terendah yaitu pada indikator socialization yang memiliki kontribusi terhadap kompetensi karyawan sebesar 0.008 (bernilai positif) sebagai hasil perkalian kuadrat koefisien kontruknya yang didapatkan dari perkalian nilai konstruk SECI Model terhadap kompetensi karyawan sebesar 0.16 dengan nilai loading factornya. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 20. Tabel 20. Pengaruh SECI Model Terhadap Kompetensi Karyawan Indikator
Loading Factor(λ)
Socialization Externalization Combination Internalization
0.56 0.82 0.88 0.80
Koefisien Konstruk (γ) 0.09 0.131 0.141 0.128
Kontribusi 0.008 0.017 0.020 0.016
Pada hasil indikator proses combination dapat disimpulkan bahwa dalam proses SECI Model, kontribusi dan kesadaran karyawan untuk secara rutin mengakses atau menggunakan web KMKS untuk melakukan sharing knowledge ataupun mengakses video, story telling dan
prosedur kerja
memiliki
pengaruh
paling besar
untuk
meningkatkan kompetensi diri atau kompetensi karyawan lainnya pada perusahaan. Adanya proses combination, pengetahuan individu yang dimiliki dapat diakses dan dimanfaatkan bagi karyawan lainnya di perusahaan. Externalization memiliki nilai loading factor sebesar 0.82 dan kontribusi sebesar 0.017. Kesadaran dan kontribusi karyawan dalam menuangkan pengetahuan dan pengalaman pentingnya seputar pekerjaan
didalam
web
KMKS
sangat
diperlukan
guna
terdistribusinya knowledge seseorang kepada karyawan lainnya diperusahaan. Internalization juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada perusahaan yang terlihat dari nilai loading factor internalization yaitu sebesar 0.80 dan nilai kontribusi sebesar 0.16. Karyawan yang telah melakukan learning by doing melalui web KMKS atupun seminar pelatihan yang diadakan perusahaan cukup
57
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki agar terus berkembang. Socialization yang meliputi kegiatan rutin diskusi antar satu karyawan dengan karyawan lainnya mempunyai pengaruh terkecil terhadap peningkatan kompetensi karyawan dengan nilai loading factor sebesar 0.56 dan nilai kontribusi sebesar 0.008. Pengaruh socialization,
externalization,
combination
dan
internalization
terhadap kompetensi berdasarkan koefisien lintas modelnya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Koefisien Lintas Model SECI Model 4.8.2 Kompetensi Karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Kompetensi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dianalisis menggunakan dua indikator kompetensi, yaitu hard competence dan soft competence. Hard competence menunjukkan kompetensi yang berhubungan dengan
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pengetahuan
dan
keterampilan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pekerjaan dalam bidang yang digeluti. Soft competence merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian yang dibutuhkan dalam pekerjaan berkaitan dengan motif, sifat, sikap dan konsep diri. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Nilai Loading Factor (λ) Kompetensi Karyawan Indikator Hard Competence Soft Competence
Loading Factor(λ) 1.00 0.53
58
Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa soft competence memiliki loading factor
lebih kecil dari hard competence yaitu
sebesar 0.53, sedangkan hard competence memiliki loading factor terbesar dengan nilai λ = 1.00. Nilai loading factor yang paling besar menunjukkan bahwa indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk variabel laten kompetensi karyawan secara signifikan. Hal ini menunjukkan dalam penerapan manajemen pengetahuan
melalui
SECI
Model
ini
nantinya
akan
lebih
mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan dari segi hard competence dibanding dengan peningkatan soft competence. Selain itu karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga dapat dinilai telah memenuhi standar kompetensi perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka serta menguasai pekerjaan mereka masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Koefisien Lintas Model Kompetensi Karyawan 4.9.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian, proses SECI Model secara umum memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik pelakasanaan SECI Model pada perusahaan maka semakin meningkat pula kompetensi Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil analisis dapat dibuat implikasi manajerial untuk HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang nantinya
59
diharapkan dapat dijadikan rekomendasi. Adapun implikasi manajerial tersebut adalah sebagai berikut: 1. Combination merupakan indikator SECI Model yang memiliki pengaruh
terbesar
untuk
meningkatkan
kompetensi
karyawan
dibanding tiga indikator lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat meningkatkan kompetensinya masing-masing dengan mengupdate pengetahuan melalui pengaksesan web KMKS dari media atau sarana teknlogi informasi yang dimiliki perusahaan yaitu melalui tools yang ada pada KMKS seperti K-Sharing, Vodcast, K-Library, KExternal dan lainnya untuk berbagi pengetahuan yang dimiliki masingmasing individu agar bisa dimanfaatkan sebagai aset pengetahuan perusahaan, sehingga seluruh karyawan dapat mengaksesnya untuk meningkatkan kompetensi. Namun dapat dilihat melalui hasil kuesioner karyawan berpendapat bahwa proses combination ini belum berjalan secara baik, karena terbatasnya sarana seperti komputer untuk mengakses KMKS untuk setiap karyawan. Sehingga perusahaan harus bisa menambah sarana ini terlebih dahulu agar proses combination ini dapat berjalan dengan lebih optimal. Selain itu perusahaan juga bisa memberikan Learning Award bagi karyawan yang berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga karyawan pun bisa lebih aktif lagi dalam memanfaatkan web KMKS. 2. Indikator externalization juga memiliki pengaruh yang penting. Kesadaran dan kontribusi karyawan dalam menuangkan pengetahuan dan pengalaman pentingnya seputar pekerjaan didalam web KMKS sangat diperlukan guna terdistribusinya knowledge seseorang kepada karyawan lainnya diperusahaan. Perusahaan bisa membuat sebuah program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman para karyawan, dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka, sehingga karyawan lebih termotivasi untuk terus menuangkan pengetahuan dan pengalamannya dalam web KMKS. 3. Indikator internalization juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada perusahaan. Dalam proses ini karyawan
60
yang telah melakukan learning by doing melalui web KMKS atupun seminar pelatihan yang diadakan perusahaan cukup memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki agar terus berkembang. Sehingga perusahaan harus lebih sering melakukan pelatihan bagi karyawannya juga membiasakan budaya choacing dilakukan dengan menempatkan senior manager untuk menjadi coach suatu departemen atau unit kerja. Sebelumnya para coach itu telah dibekali dengan pelatihan dan teknik coaching terlebih dahulu. 4. Indikator socialization yang meliputi kegiatan rutin diskusi antar satu karyawan dengan karyawan lainnya mempunyai pengaruh terkecil terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Berkaitan dengan hal ini diperlukan peran manager selaku atasan untuk melakukan pendekatan atau sosialisasi secara langsung dengan karyawannya mengenai sharing knowledge melalui agar karyawan senatiasa terbiasa melakukan sharing knowledge menjadi suatu budaya belajar bagi karyawannya untuk bisa terus meningkatkan kompetensi diri. Perusahaan bisa membangun Learning Centre didalam kantor dengan kelas dan e-learning guna memfasilitasi karyawan dalam berdiskusi satu sama lain. 5. Hard competence merupakan indikator kompetensi yang memiliki loading factor tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hard competence memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kompetensi karyawan. Artinya kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pekerjaan dalam bidang yang digeluti juga pengetahuan akan budaya perusahaan, value serta etika kerja perusahaan telah sesuai dan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan. Namun terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karyawan harus lebih bisa diberi pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menunjang lagi oleh perusahaan untuk terus meningkatkan hard competence secara berkesinambungan seperti pelatihan careerpath, team building dan talent management.
61
6. Soft competence merupakan indikator kompetensi yang memiliki loading factor terendah, tetapi soft competence memiliki pengaruh yang signifikan. Pengoptimalan lebih lanjut mengenai kompetensi karyawan dapat dilakukan dengan memberikan motivasi dan bimbingan terkait dengan soft competence karyawan, yaitu seperti pemberian Adversity Quotient (AQ). AQ merupakan suatu penilaian yang mengukur bagaimana respon karyawan dalam menghadapai masalah untuk dapat diberdayakan menjadi peluang, sehingga perusahaan bisa mengatasi kelemahan karyawan menjadi suatu keunggulan dalam bekerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Manajemen pengetahuan yang diterapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui proses SECI Model berbasis teknologi informasi (TI), yaitu dimulai dari proses socialization, externalization, combination dan internalization. Pada proses externalization dan combination perusahaan lebih baik mengoptimalisasikan pelakasanaannya kembali, karena masih dinilai kurang berjalan dengan baik. Namun secara umum proses SECI Model yang telah dilaksanakan perusahaan sudah berjalan dengan baik. 2. Kompetensi karyawan yang bekerja pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk secara umum sudah memenuhi standar perusahaan baik hard skill ataupun soft skill untuk melaksanakan pekerjaan dibidangnya. 3. SECI Model yang diterapkan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berpengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan, artinya semakin baik penerapan SECI Model akan meningkatkan kompetensi karyawan. 4. Faktor dari SECI Model
yang mempunyai pengaruh terbesar dalam
meningkatkan kompetensi karyawan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk adalah combination, dimana kontribusi karyawan dalam menggunakan web KMKS dan tersedianya sarana teknologi untuk menunjang kegiatan sharing knowledge bagi setiap karyawan menjadi hal yang paling berpengaruh untuk mengoptimalisasi manajemen pengetahuan melalui SECI Model ini.
63
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk antara lain: 1. Sebaiknya perusahaan memenuhi kebutuhan fasilitas komputer dan membuat learning center guna menunjang dalam pelaksanaan knowledge management. 2. Sebaiknya perusahaan memberikan Learning Award bagi karyawan yang berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman pada web KMKS. 3. Sebaiknya perusahaan bisa membuat sebuah program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman para karyawan dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka. 4. Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan dan juga mentoring lebih rutin lagi kepada karyawan yang masih memiliki keterbatasan pengetahuan untuk mengetahui cara mengakses dan memanfaatkan web KMKS. 5. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan bukan hanya pada Direktorat SDM tetapi pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk secara keseluruhan agar dapat diketahui penerapan manajemen pengetahuan terkait SECI Model secara holistik.
DAFTAR PUSTAKA
Andria, V. 2009. Implementasi Manajemen Pengetahuan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Organisasi pada PT TELKOM Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Davidson, Carl & Philip Voss, 2002. Knowledge Management: An Introduction to Creating Competitive Advantage from Intellectual Capital. New Zealand:Tandem Press, pp. 32. Horwitch, Mark & Robert Armacost. 2002. “Helping Knowledge Management be all it can be”. Journal of Business Strategy, Boston US: Thomson Media May/June 2002, pp.2-3.Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Hutapea, Parulian. 2008. Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kosasih, N dan S. Budiani. Pengaruh.2007. Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel.http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartemenID=HO T [28Desember 2011]. Munir, N. 2008. Knowledge Management Audit : Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan. PPM. Jakarta. Palan, R. 2007. Competency Management. PPM. Jakarta. Rahmawati, Ananda P. 2012. Hubungan Strategi Pengelolaan Pengetahuan dan Knowledge Sharing Berbasis Intranet Terhadap Disiplin Organisasi Pembelajar pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk UCS Regional II. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sangkala. 2007. Knowledge Management. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Setiarso, B. dan N. Harjanto dan Triyono dan H. Subagyo. 2009. Penerapan Knowledge Management pada Organisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Tjakraatmadja, J. H. dan Lantu, D. C. 2006. Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar. SBM-ITB. Bandung. Umar, H. 2002. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
65
Wijayanto, Setyo Hari. 2008. Structural Equation Modeling. Graha Ilmu. Yogyakarta. http://www.krakatausteel.com [4 Agustus 2011].
LAMPIRAN
67
Lampiran 1. Penghargaan yang diterima PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 2009-2011
68
69
Lampiran 2. Daftar Nominasi Indonesian MAKE Study 2011
70
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Pra Penelitian
PERTANYAAN WAWANCARA 1. Bagaimana struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ? 2. Apa saja produk yang terdapat pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? Dan apa saja inovasi produknya? 3. Bagaimana penerapan manajemen pengetahuan pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 4. Apakah diperusahaan ada bagian atau divisi yang menangani khusus menenai manajemen pengetahuan? 5. Apakah strategi manajemen pengeahuan yang dijalankan selaras dengan strategi bisnis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 6. Bagaimana bentuk manajemen pengetahuan yang dikelola pihak PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 7. Faktor apakah yang paling mempengaruhi penerapan manajemen pengetahuan pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 8. Bagaimana PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencari, menciptakan, membagikan hingga menerapkan manajemen pengetahuan? 9. Bagaimana cara transfer pngetahuan yang dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 10. Bagaimana pengaplikasian SECI Model dalam penerapan manajemen pegetahuan di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 11. Media dan sarana (alat atau teknologi) apa yang digunakan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk menunjang berjalanya sistem manajemen pengetahuan? 12. Apa saja hambatan dalam penerapan manajemen pengetahuan pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 13. Apakah karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah mengetahui mengenai penerapan manajemen pengetahuan? 14. Apakah karyawan telah melaksanakan manajemen pengetahuan dalam kesehariannya? 15. Bagimana komposisi pembentukan tim manajemen pengetahuan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 16. Apa dasar kriteria kompetensi yang diterapkan pada karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 17. Apakah Anda mengatakan bahwa kompetensi karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk meningkat setelah diterapkannya manajemen pengetahuan? 18. Apakah ada pihak yang menilai atau mengevaluasi kompetensi karyawan baik dari internal atau eksternal PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ? 19. Bagaimana PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengkaji, mengambil tindakan koreksi dan mengevaluasi terhadap kompetensi karyawannya? 20. Alat evaluasi apa yang digunakan untuk menilai peningkatan kompetensi karyawan pada PT Kralatau Steel (Persero) Tbk?
71
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dengan SPSS 16.0
Butir
r - Hitung r - Tabel
Ket .
Butir
r - Hitung
r - Tabel
Ket .
Item 1
0.383”
0.361
VALID
Item 23
0.815”
0.361
VALID
Item 2
0.613”
0.361
VALID
Item 24
0.733”
0.361
VALID
Item 3
0.477”
0.361
VALID
Item 25
0.623”
0.361
VALID
Item 4
0.677”
0.361
VALID
Item 26
0.484”
0.361
VALID
Item 5
0.782”
0.361
VALID
Item 27
0.449”
0.361
VALID
Item 6
0.708”
0.361
VALID
Item 28
0.794”
0.361
VALID
Item 7
0.831”
0.361
VALID
Item 29
0.746”
0.361
VALID
Item 8
0.754”
0.361
VALID
Item 30
0.667”
0.361
VALID
Item 9
0.786”
0.361
VALID
Item 31
0.784”
0.361
VALID
Item 10
0.783”
0.361
VALID
Item 32
0.566”
0.361
VALID
Item 11
0.822”
0.361
VALID
Item 33
0.441”
0.361
VALID
Item 12
0.820”
0.361
VALID
Item 34
0.651”
0.361
VALID
Item 13
0.837”
0.361
VALID
Item 35
0.377”
0.361
VALID
Item 14
0.833”
0.361
VALID
Item 36
0.510”
0.361
VALID
Item 15
0.756”
0.361
VALID
Item 37
0.650”
0.361
VALID
Item 16
0.821”
0.361
VALID
Item 38
0.571”
0.361
VALID
Item 17
0.829”
0.361
VALID
Item 39
0.572”
0.361
VALID
Item 18
0.781”
0.361
VALID
Item 40
0.734”
0.361
VALID
Item 19
0.525”
0.361
VALID
Item 41
0.776”
0.361
VALID
Item 20
0.751”
0.361
VALID
Item 42
0.671”
0.361
VALID
Item 21
0.548”
0.361
VALID
Item 43
0.710”
0.361
VALID
Item 22
0.775”
0.361
VALID
72
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas dengan SPSS 16.0 1. SECI Model Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics
% 30
100.0
Cronbach's Alpha
0
.0
.766
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
3.0333
.55605
30
VAR00002
2.9000
.54772
30
VAR00003
2.9333
.63968
30
VAR00004
2.7667
.77385
30
VAR00005
2.5333
.73030
30
VAR00006
2.6333
.80872
30
VAR00007
2.6000
.81368
30
VAR00008
2.5667
.77385
30
VAR00009
2.7333
.73968
30
VAR00010
2.8000
.66436
30
VAR00011
2.7000
.70221
30
VAR00012
2.5667
.62606
30
VAR00013
2.3333
.66089
30
VAR00014
2.4000
.67466
30
VAR00015
2.8667
.73030
30
VAR00016
2.7000
.74971
30
VAR00017
2.8333
.79148
30
VAR00018
45.9000
8.91086
30
N of Items 18
73
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
VAR00001
88.7667
310.323
.356
.762
VAR00002
88.9000
305.955
.593
.758
VAR00003
88.8667
307.154
.448
.760
VAR00004
89.0333
299.551
.652
.753
VAR00005
89.2667
297.789
.765
.751
VAR00006
89.1667
297.868
.684
.751
VAR00007
89.2000
294.166
.816
.747
VAR00008
89.2333
297.426
.734
.750
VAR00009
89.0667
297.444
.769
.750
VAR00010
89.0000
299.517
.768
.752
VAR00011
89.1000
297.541
.808
.750
VAR00012
89.2333
299.702
.808
.752
VAR00013
89.4667
298.326
.826
.751
VAR00014
89.4000
298.041
.821
.751
VAR00015
88.9333
298.478
.737
.751
VAR00016
89.1000
296.231
.807
.749
VAR00017
88.9667
294.861
.814
.748
VAR00018
45.9000
79.403
1.000
.948
Scale Statistics Mean 91.8000
Variance 317.614
Std. Deviation 17.82172
N of Items 18
74
2. Kompetensi Karyawan Reliability Statistics
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Cronbach's Alpha
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
N of Items
.754
27
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item Statistics Std. Mean
Deviation
Std. N
Mean
Deviation
N
VAR00019
3.2000
.55086
30 VAR00033
2.8667
.62881
30
VAR00020
3.1000
.40258
30 VAR00034
3.2667
.52083
30
VAR00021
3.1333
.57135
30 VAR00035
2.9667
.41384
30
VAR00022
3.0333
.61495
30 VAR00036
2.9667
.31984
30
VAR00023
3.3000
.53498
30 VAR00037
3.0000
.52523
30
VAR00024
3.2000
.55086
30 VAR00038
3.0333
.49013
30
VAR00025
3.0333
.55605
30 VAR00039
3.2000
.61026
30
VAR00026
3.0000
.52523
30 VAR00040
2.8333
.59209
30
VAR00027
2.9000
.54772
30 VAR00041
3.0333
.41384
30
VAR00028
2.8333
.53067
30 VAR00042
3.0667
.36515
30
VAR00029
2.8333
.79148
30 VAR00043
3.0000
.45486
30
VAR00030
2.8333
.91287
30 VAR00044
2.9333
.44978
30
VAR00031
2.8000
.76112
30 VAR00045
78.4000
9.26841
30
3.0333
.61495
30
VAR00032
75
Item-Total Statistic Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00019
153.6000
327.972
.769
.742
VAR00020
153.7000
335.941
.509
.749
VAR00021
153.6667
328.023
.738
.743
VAR00022
153.7667
331.495
.524
.746
VAR00023
153.5000
328.534
.763
.743
VAR00024
153.6000
327.283
.804
.742
VAR00025
153.7667
328.806
.719
.743
VAR00026
153.8000
331.752
.606
.746
VAR00027
153.9000
334.093
.461
.748
VAR00028
153.9667
335.068
.425
.749
VAR00029
153.9667
320.930
.778
.737
VAR00030
153.9667
319.206
.723
.736
VAR00031
154.0000
325.379
.643
.741
VAR00032
153.7667
326.116
.771
.741
VAR00033
153.9333
330.823
.542
.745
VAR00034
153.5333
335.361
.418
.749
VAR00035
153.8333
333.799
.638
.747
VAR00036
153.8333
339.247
.362
.752
VAR00037
153.8000
333.959
.489
.748
VAR00038
153.7667
332.047
.634
.746
VAR00039
153.6000
331.076
.548
.745
VAR00040
153.9667
331.413
.550
.746
VAR00041
153.7667
332.530
.723
.746
VAR00042
153.7333
333.237
.768
.747
VAR00043
153.8000
332.510
.657
.746
VAR00044
153.8667
331.982
.697
.746
VAR00045
78.4000
85.903
1.000
.940
Scale Statistics Mean 1.5680E2
Variance 343.614
Std. Deviation 18.53682
N of Items 27
76
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH SECI MODEL TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWANPADA KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi oleh: Nama : Dwiantin Aprilianti NRP : H24080093 Dept/Fak. : Manajemen/Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor HP : 081281121881 Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur, benar, dan akurat. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu. Tanggal : No Responden : A. Identitas Responden Petunjuk pengisian: Mohon diberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita Status Perkawinan : a. Menikah b. Belum Menikah Pendidikan : a. SLTA b. D3 d. S2 e.S3 Usia : a. 20 – < 25 tahun d. 35 – < 40 tahun b. 25 – < 30 tahun e. 40 – < 45 tahun c. 30 – < 35 tahun f. ≥ 45 tahun Masa Kerja : a. < 1 tahun d. 6 - < 9 tahun g. 15 - < 18 tahun b. 1 - < 3 tahun e. 9 - < 12 tahun h. 18 - < 21 tahun c. 3 - < 6 tahun f. 12 - < 15 tahun i. ≥ 21 tahun Unit KerjaSekarang
:………………………..
c .Duda/Janda c. S1 f. Lainnya,…
Jabatan :………………….
Sudah ada pengalaman kerja sebelum di Krakatau Steel : ( ) Ya ( )Tidak ada Jika iya, bekerja selama….tahun, pada perusahaan…………,..bagian…………
B. Kuesioner Penelitian Petunjuk pengisian: Pilihlah salah satu jawaban terhadap setiap item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih salah satu jawaban yang disediakan untuk setiap item pernyataan dan berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang dipilih.
77
Keterangan: Sangat Tidak Setuju (STS) MANAJEMEN PENGETAHUAN: SOCIALIZATION No
Tidak Setuju (TS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
1.
1. 2. 3. 4.
Pernyataan
Pernyataan
5.
Saya sering menuliskan pengalaman penting pekerjaan saya dalam akun web Knowledge Management Krakatau Steel (KMKS).
6.
Saya sering menuliskan pengalaman penting pekerjaan saya dalam situs pribadi (web atau blog pribadi) Saya sering menyimpan dokumentasi prosedur kerja atau hasil kerja dalam akun web KMKS. Saya aktif melakukan sharing pengetahuan mengenai pekerjaan dalam akun web KMKS.
8.
COMBINATION No 9. 10. 11. 12. 13.
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saya rutin mengikuti pertemuan langsung dengan karyawan lain dalam satu unit kerja untuk berdiskusi. Saya rutin mengikuti pertemuan langsung dengan karyawan lain yang berbeda unit kerja untuk berdiskusi. Saya sering berdiskusi dengan ekspert dibidang pekerjaan yang sama. Saya rutin mengikuti seminar yang diselengggarakan oleh perusahaan dan berkaitan dengan pekerjaan.
EXTERNALIZATION No
7.
STS
Pernyataan
Saya aktif menggunakan K-Sharing (online forum, social network, blogging) untuk share pengetahuan dengan karyawan lain dalam satu unit kerja. Saya aktif menggunakan K-Sharing (online forum, social network, blogging) untuk share pengetahuan dengan karyawan lain yang berbeda unit kerja. Saya sering mengakses Vodcast prosedur kerja (Video, Story telling, narasi) dalam satu unit kerja. Saya sering mengakses Vodcast prosedu rkerja (Video, Story telling, narasi) yang berbeda unit kerja. Saya aktif menggunakan K-External Objective untuk sharing dengan vendor. Saya aktif menggunakan K-External Objective untuk sharing dengan customer.
14. I NTERNALIZATION NO PERNYATAAN 15. Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari 16. 17.
materi web KMKS. Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari Vodcast (video, story telling, narasi) web KMKS. Saya selalu mempraktekkan (learning by doing) pengetahuan baru yang didapatkan dari media pelatihan pengetahuan terdokumentasi di perusahaan.
2.
KOMPETENSI HARD COMPETENCE NO
18.
19.
PERNYATAAN
Saya mengerti dan memahami secarau mum tentang material, proses, produk yang dihasilkan, customer sertabisnis yang dijalankan perusahaan. Saya memahami konsep dasar perusahaan.
78
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Sayamemahami Sistem Manajemen Krakatau Steel (SMKS) yang diterapkan. Saya memahami kalender perusahaan. Saya mengetahui dan memahami budaya perusahaan, value serta etika kerja perusahaan. Saya mengetahui dan memahami peraturan dalam perjanjian kesepakatan kerja bersama antara perusahaan dan serikat pekerja. Saya mengetahui dan memahami analisa jabatan karyawan. Saya mengetahui dan memahami rekrutmen seleksi karyawan baru. Saya mengetahui dan memahami perencanaan dan pengembangan karier. Saya mengetahui dan memahami tentang remunerasi dan penggajian/kompensasi. Saya mampu menganalisa kebutuhan pelatihan karyawan. Saya mampu merancang suatu pelatihan karyawan. Saya mampu mengevaluasi pelatihan yang telah dilaksanakan. Saya mengetahui dan memahami secara umum proses dan infrastruktur training. Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan teknik sebagai instruktur dalam pelatihan. SOFT COMPETENCE
NO 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
PERNYATAAN
Saya berpikir secara realistis dengan memperhatikan dan mempertimbangkan informasi yang ada untuk memecahkan masalah. Saya cepat dalam menangkap inti suatu permasalahan. Saya mampu mengkomunikasikan gagasan dengan baik dan mudah dimengerti. Saya mampu berpikir secara sistematis. Saya mampu menganalisasuatumasalahhinggadidapatkansolusi. Saya selalu focus dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Saya mampu membagi perhatian terhadap berbagai hal dalam kurun waktu bersamaan. Saya mampu menciptakan ide-ide yang kreatif yang dapat dipertanggung jawabkan. Saya mampu memanfaatkan peluang sebagai perubahan positif. Saya mampu menyelesaikan masalah secara cepat. Saya mampu menyelesaikan masalah secara tepat.
STS
TS
S
SS
79
Lampiran 7. Hasil Statistik Deskriptif dan Karakteristik Responden dengan Crosstabs
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Jenis Kelamin
119
1
2
1.24
.431
Status Perkawinan
119
1
2
1.17
.376
Pendidikan
119
1
4
2.39
1.010
Usia
119
1
6
4.79
1.687
Masa Kerja
119
1
9
7.10
2.625
Jabatan
119
1
6
3.85
.926
Penghasilan
119
1
8
2.95
1.149
Valid N (listwise)
119
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Jabatan * Jenis Kelamin
119
100.0%
0
.0%
119
100.0%
Jabatan * Status Perkawinan
119
100.0%
0
.0%
119
100.0%
Jabatan * Pendidikan
119
100.0%
0
.0%
119
100.0%
Jabatan * Usia
119
100.0%
0
.0%
119
100.0%
Jabatan * Masa Kerja
119
100.0%
0
.0%
119
100.0%
80
Jabatan * Masa Kerja
Masa Kerja 1 Jabatan 1 Count
3
4
5
6
7
8
9
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.8%
0
0
0
0
0
1
0
1
3
5
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.0%
.8%
2.5%
4.2%
0
0
1
1
0
3
8
3
22
38
.0%
.0%
.8%
.8%
.0%
2.5%
6.7%
2.5% 18.5%
31.9%
0
6
3
0
1
1
8
.0%
5.0%
2.5%
.0%
.8%
.8%
6.7%
4
4
2
0
0
1
4
% of Total 3.4%
3.4%
1.7%
.0%
.0%
.8%
3.4%
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
.0%
1.7%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
1.7%
4
12
6
1
1
6
20
7
62
119
% of Total 3.4% 10.1%
5.0%
.8%
.8%
% of Total 2 Count % of Total 3 Count % of Total 4 Count % of Total 5 Count
6 Count % of Total Total
2
Total
Count
5.0% 16.8%
3
22
44
2.5% 18.5%
37.0%
0
14
29
.0% 11.8%
24.4%
5.9% 52.1% 100.0%
81
Jabatan * Usia
Usia 1 Jabatan 1 Count % of Total 2 Count % of Total 3 Count % of Total 4 Count % of Total 5 Count % of Total 6 Count % of Total Total
Count % of Total
2
3
4
5
6
Total
0
0
0
0
0
1
1
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
.8%
.8%
0
0
0
0
2
3
5
.0%
.0%
.0%
.0%
1.7%
2.5%
4.2%
0
2
0
6
7
23
38
.0%
1.7%
.0%
5.0%
5.9% 19.3%
31.9%
2
6
2
5
1.7%
5.0%
1.7%
4.2%
7
2
0
3
5.9%
1.7%
.0%
2.5%
1
0
1
0
0
0
2
.8%
.0%
.8%
.0%
.0%
.0%
1.7%
10
10
3
14
17
65
119
8.4%
8.4%
2.5% 11.8% 14.3% 54.6%
100.0%
6
23
44
5.0% 19.3%
37.0%
2
15
29
1.7% 12.6%
24.4%
82
Jabatan * Pendidikan
Pendidikan 1 Jabatan 1 Count % of Total 2 Count % of Total 3 Count % of Total 4 Count % of Total 5 Count % of Total 6 Count % of Total Total
Count % of Total
2
3
4
5
Total
0
0
0
1
0
1
.0%
.0%
.0%
.8%
.0%
.8%
0
0
1
4
0
5
.0%
.0%
.8%
3.4%
.0%
4.2%
4
2
29
3
0
38
3.4%
1.7%
24.4%
2.5%
.0%
31.9%
12
8
21
3
0
44
10.1%
6.7%
17.6%
2.5%
.0%
37.0%
18
2
8
0
1
29
15.1%
1.7%
6.7%
.0%
.8%
24.4%
1
0
1
0
0
2
.8%
.0%
.8%
.0%
.0%
1.7%
35
12
60
11
1
119
29.4%
10.1%
50.4%
9.2%
.8% 100.0%
83
Jabatan * Status Pernikahan Crosstab Status Pernikahan 1 Jabatan
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
6
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
Total
1
0
1
.8%
.0%
.8%
5
0
5
4.2%
.0%
4.2%
34
4
38
28.6%
3.4%
31.9%
36
8
44
30.3%
6.7%
37.0%
21
8
29
17.6%
6.7%
24.4%
2
0
2
1.7%
.0%
1.7%
99
20
119
83.2%
16.8%
100.0%
84
Jabatan * Jenis Kelamin Crosstab Jenis Kelamin 1 Jabatan
1
Count % of Total
2
Count % of Total
3
Count % of Total
4
Count % of Total
5
Count % of Total
6
Count % of Total
Total
Count % of Total
2
Total
1
0
1
.8%
.0%
.8%
5
0
5
4.2%
.0%
4.2%
28
10
38
23.5%
8.4%
31.9%
35
9
44
29.4%
7.6%
37.0%
20
9
29
16.8%
7.6%
24.4%
1
1
2
.8%
.8%
1.7%
90
29
119
75.6%
24.4%
100.0%
85
Lampiran 8. Hasil Permodelan Pengaruh SECI Model Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Loading Factor
0.69
SOCIALIZ 0.56
0.32
EXTERNAL
HARDCOMP 0.00 1.00
0.82
SECI
0.16
KOMPETEN\
0.88 0.23
COMBINAT
0.36
INTERNAL
0.53
SOFTCOMP 0.72
0.80
Chi-Square=8.33, df=6, P-value=0.21508, RMSEA=0.057 T-Hitung
4.58
SOCIALIZ 8.27
1.74
EXTERNAL
7.65 10.10 10.44
1.20
COMBINAT
2.03
INTERNAL
HARDCOMP 0.00 SECI
2.41
KOMPETEN\ 4.61
10.18
Chi-Square=8.33, df=6, P-value=0.21508, RMSEA=0.057
SOFTCOMP 4.34
86
DATE: 4/23/2012 TIME: 21:25 L I S R E L 8.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\SEMATIN\DATA4.SPJ: Observed Variables SOCIALIZ EXTERNAL COMBINAT INTERNAL HARDCOMP SOFTCOMP Correlation Matrix From File D:\SEMATIN\DATA4.COR Sample Size = 119 Latent Variables SECI KOMPETENS Relationships SOCIALIZ EXTERNAL COMBINAT INTERNAL = SECI HARDCOMP SOFTCOMP = KOMPETENS KOMPETENS = SECI Path Diagram OPTIONS ME=UL AD=OFF IT=800 SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN SOCIALIZ and HARDCOMP to free SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN EXTERNAL and HARDCOMP to free SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN SOCIALIZ and SOFTCOMP to free set the error variance of HARDCOMP equal to free End of Problem Sample Size = 119 Correlation Matrix to be Analyzed HARDCOMP SOFTCOMP SOCIALIZ EXTERNAL COMBINAT INTERNAL ------------------------------------------HARDCOMP 1.00 SOFTCOMP 0.52 1.00 SOCIALIZ 0.35 0.28 1.00 EXTERNAL 0.22 0.07 0.52 1.00 COMBINAT 0.14 0.09 0.46 0.70 1.00 INTERNAL 0.10 0.12 0.41 0.63 0.74 1.00
Number of Iterations = 8
87
LISREL Estimates (Unweighted Least Squares) HARDCOMP = 1.00*KOMPETEN,, R² = 1.00 (0.13) 7.65 SOFTCOMP = 0.53*KOMPETEN, Errorvar.= 0.72 , R² = 0.28 (0.11) (0.17) 4.61 4.34 SOCIALIZ = 0.56*SECI, Errorvar.= 0.69 , R² = 0.31 (0.067) (0.15) 8.27 4.58 EXTERNAL = 0.82*SECI, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68 (0.081) (0.19) 10.10 1.74 COMBINAT = 0.88*SECI, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77 (0.084) (0.19) 10.44 1.20 INTERNAL = 0.80*SECI, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64 (0.078) (0.18) 10.18 2.03 Error Covariance for SOCIALIZ and HARDCOMP = 0.26 (0.100) 2.58 Error Covariance for SOCIALIZ and SOFTCOMP = 0.23 (0.097) 2.40 Error Covariance for EXTERNAL and HARDCOMP = 0.092 (0.11) 0.85 KOMPETEN = 0.16*SECI, Errorvar.= 0.97, R² = 0.026 (0.066) 2.41 Correlation Matrix of Independent Variables SECI -------1.00 Covariance Matrix of Latent Variables
KOMPETEN SECI
KOMPETEN -------1.00 0.16
SECI -------1.00
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 6 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 8.33 (P = 0.22) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 2.33 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 14.15) Minimum Fit Function Value = 0.013 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.020
88
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.12) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.057 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.38 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.32 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.31 ; 0.43) ECVI for Saturated Model = 0.36 ECVI for Independence Model = 2.76 Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 313.64 Independence AIC = 325.64 Model AIC = 38.33 Saturated AIC = 42.00 Independence CAIC = 348.31 Model CAIC = 95.01 Saturated CAIC = 121.36 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.025 Standardized RMR = 0.025 Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.99 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.29
Normed Fit Index (NFI) = 1.00 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.04 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.40 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.01 Relative Fit Index (RFI) = 0.99 Critical N (CN) = 1272.91 The Problem used
7784 Bytes (= 0.0% of Available Workspace) Time used:
0.016 Seconds