Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor Ahmad Haris Wijaya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail :
[email protected]
Anggraini Sukmawati Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT The society healthy lifestyle had been giving opportunities to SMEs lately, especially herbal drink SMEs in Bogor. For SMEs to have sustainable business, knowledgeable and innovative human resources were needed. The objectives of this research were (1) to know the cause of nonoptimal developments of Bogor herbal drink SMEs; (2) to analyze the relation of employees education with innovation in Bogor herbal drink SMEs; (3) to analyze the effect of knowledge creation process on innovation in Bogor herbal drink SMEs. By using Ishikawa’s diagram, crosstab analysis, and SEM-PLS, results of this research were obtained: (1) nonoptimal Bogor herbal drink SMEs development were caused by human resources, production tools, environment, methods, and measurements factors; (2) employees education were related with knowledge creation process, and unrelated with inovation; (3) knowledge creation process were dominated by socialization and combination process, the form of innovation were dominated by administration innovation. The results of this research showed that knowledge creation process had signifficant positive influece to innovation. Keywords: crosstab, herbal, innovation, knowledge creation, SMEs.
ABSTRAK Gaya hidup sehat masyarakat sekarang telah memberikan peluang besar terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya UKM minuman herbal di Kota Bogor. Agar UKM berdiri secara berkelanjutan diperlukan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan inovatif. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penyebab perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2) menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Dengan diagram Ishikawa, analisis crosstab, dan SEM-PLS diperoleh hasil analisis yaitu, permasalahan UKM minuman herbal Kota Bogor terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM), material, mesin, lingkungan, metode, dan pengukuran. Pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan proses penciptaan pengetahuan, namun tidak memiliki hubungan dengan inovasi. Proses penciptaan pengetahuan didominasi oleh proses sosialisasi dan kombinasi, bentuk inovasi didominasi oleh inovasi administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciptaan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi. Kata kunci : crosstab, herbal, inovasi, penciptaan pengetahuan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
1 PENDAHULUAN Kota Bogor sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta memiliki pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang cenderung turun pada periode 2011-2014. Jumlah UKM Kota Bogor tahun 2011 sebesar 6 582, meningkat sebesar 4,06% menjadi 6 849 pada tahun 2012. Pada tahun 2013 jumlah UKM Kota Bogor sebesar 6 640, turun sebesar 3,05% dibanding tahun 2012. Jumlah UKM tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,56% dibanding tahun 2013. Ketika pertumbuhan jumlah UKM Kota Bogor cenderung menurun, pertumbuhan jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor cenderung konstan. Pada Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor. Tabel 1 Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun 2012-2014 Tahun UKM minuman herbal Kota Bogor 2012
2013
2014
Jumlah UKM (unit)
22
26
26
Pertumbuhan UKM
-
15,38%
0%
Keterangan : - = data tidak tersedia Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor serta Dinas Perindustrin dan Perdagangan Kota Bogor (2015)
Pada Tabel 1 terihat bahwa jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor mengalami kenaikan pada periode 2012-2013, pada tahun 2014 pertumbuhan jumlah UKM konstan. Hal tersebut menujukkan bahwa UKM minuman herbal Kota Bogor dapat bertahan dari serbuan pasar globalisasi dibanding UKM lainnya. Disamping itu dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk herbal, membuat UKM minuman herbal tetap eksis dalam persaingan industri obat-obatan. Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tren gaya hidup sehat, membuat prospek usaha dalam bidang minuman herbal semakin terbuka lebar. Namun
2 kinerja UKM minuman herbal masih rendah, hal tersebut ditunjukkan UKM hanya mampu memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya, sedangkan permintaan pasar mencapai 9 ton. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi karyawan yang dimiliki, aspek permodalan, pengadaaan bahan baku yang berkualitas, dan masih kurangnya pengetahuan dalam manajemen keuangan (Andina, 2014). Rendahnya kinerja UKM minuman herbal menjadi salah satu faktor penghambat UKM untuk bersaing dengan usaha lainnya. Menurut Setiarso (2005) salah satu penyebab rendahnya kinerja UKM disebabkan oleh rendahnya penguasaan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini menuntut pihak UKM untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan khususnya dalam hal penciptaan pengetahuan. Salah satu keunikan pengetahuan adalah ketika pengetahuan dalam UKM diimplementasikan dan dibagikan secara intensif maka pengetahuan yang dimiliki oleh UKM akan terus bertambah. Pengetahuan yang dikelola dengan efektif dan efisien dapat menghasilkan UKM yang mampu beradaptasi terhadap kondisi persaingan pasar, terus melakukan inovasi, dan memilki kapabilitas pemecahan masalah yang terukur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari pemikiran tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai proses penciptaan pengetahuan dan inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penyebab perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2) menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor.
3 METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Kriteria UKM berdasarkan Undangundang Nomor 20 tahun 2008, kategori usaha kecil berdasar hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 000 000 (tiga rastus juta rupiah) sampai paling banyak sebesar Rp2 500 000 000 (dua milyar lima ratus juta rupiah), usaha menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2 500 000 000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp50 000 000 000 (lima puluh milyar rupiah). Variabel-variabel pada penelitian ini adalah sumber inovasi, proses penciptaan pengetahuan, bentuk inovasi, dan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagai variabel perantara. Nasution (2005) inovasi dibatasi oleh indikator proses, produk, dan administrasi. Nonaka dan Hirotoka (1995) proses penciptaan pengetahuan memiliki indikator antara lain socialization, externalization, combination, dan internalization. Variabel kapabilitas pemecahan masalah dibatasi pada indikator kreativitas, komprehensif, dan konsensus (Ginsberg, 1994). Kerangka Pemikiran dan Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga proses yaitu, pertama mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh UKM minuman herbal Kota Bogor, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuisioner kemudian dianalisis menggunakan Diagram
Ishikawa
(Fishbone). Kedua, menganalisis pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi, dengan kapabilitas pemecahan masalah sebagai perantaranya. Teknik untuk menganalisis menggunakan Structural Equational Modeling Partial Least Square (SEMPLS). Proses terakhir pada penelitian ini yaitu, membuat implikasi manajerial sebagai
4 upaya meningkatkan efektivitas inovasi dan kesimpulan atas analisis penelitian UKM minuman herbal Kota Bogor. Kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 1.
UKM minuman herbal Kota Bogor
Identifikasi penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal
Analisis diagram Ishikawa
Upaya peningkatan Inovasi UKM
Proses penciptaan pengetahuan : 1. Sosialisasi 2. Eksternalisasi 3. Kombinasi 4. Internalisasi
Kapabilitas pemecahan masalah : 1. Kreativitas 2. Konsensus 3. Komprehensif
Inovasi : 1. Produk 2. Proses 3. Administrasi Pemodelan dengan Structural Equational Modeling Partial Least Square (SEM-PLS)
Smart Partial Least Square
Simpulan dan rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, yaitu tahapan pertama pra penelitian yang meliputi identifikasi minat penelitian dan topik penelitian, studi pustaka dan diskusi, penentuan topik penelitian, penentuan rumusan masalah dan rancangan kebutuhan data. Tahap berikutnya yaitu pengolahan dan analisis data yang meliputi : penyusunan diagram ishikawa, crosstab, pemodelan SEM, simpulan, dan rekomendasi
5 Data dan Penarikan Sampel Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Menurut Umar (2003) data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan, data primer dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner yang diisi oleh karyawan dan pimpinan UKM minuman herbal Bogor. Menurut Sugiyono (2005) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data ke peneliti, data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, proceeding, skripsi, dan publikasi online yang relevan dengan penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Tipe yang dipakai dalam penelitian adalah convenience sampling. Peneliti memilih individu untuk dijadikan sampel sesuai kedekatan dan kemauan individu sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai (Cohen et al, 2007). Dari 26 UKM minuman herbal Kota Bogor hanya 5 UKM yang bersedia untuk dijadikan objek penelitian. Karyawan yang menjadi responden sebanyak 33 orang. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis tabulasi silang (crosstab), diagram ishikawa (fishbone), dan analisis structural equation modelling (SEM). Tabulasi silang (crosstab) merupakan proses pembuatan tabel yang menghubungkan dua variabel atau lebih secara simultan. Pembuatan crosstab dalam praktiknya dapat juga disertai dengan penghitungan tingkat keeratan hubungan (asosiasi) antar isi crosstab. Alat statistik yang sering digunakan untuk mengukur asosiasi pada sebuah crosstab adalah chi-square. Menurut Sujarweni (2015) analisis chi-square menggunakan data kategori/kualitatif nominal atau ordinal. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat
6 melihat seberapa besar hubungannya. Diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (fishbone) merupakan sebuah diagram yang diciptakan oleh Dr Kaoru Ishikawa. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan adalah bahan baku (materials), mesin (machines and equipment), lingkungan (mother nature), metode (methods), pengukuran (measurement), dan manusia (manpower) (Prawirosentono, 2002). Menurut Ghozali (2008) model persamaan struktural (SEM) adalah generasi kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recuirsive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Kusnendi
(2008) Structural
Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. SEM dapat digunakan untuk mempelajari hubungan struktural yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan, yang serupa dengan seperangkat persamaan regresi berganda. Proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berperan penting dalam menghasilkan inovasi. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan juga memiliki andil besar dalam menghasilkan keputusan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada UKM. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan jantung bagi inovasi dan sebagai keunggulan kompetitif organisasi. Studi yang dilakukan oleh Sukmawati et al. (2008) menunjukkan bahwa konversi pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap inovasi, melainkan inovasi berkaitan erat terhadap kapabiltas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Hasil pengamatan di lapangan dan didukung oleh studi terdahulu, maka terbentuk model yang akan diuji pada penelitian ini. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
7
Gambar 2 Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi Dari model yang akan diuji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut : H01 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H1 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H02 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah. H2 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah. H03 : Kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H3 : Kapabilitas pemecahan masalah berpengaruh signifikan terhadap inovasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Identifikasi karakteristik responden menggunakan analisis deskriptif berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan, pendidikan, dan penghasilan per bulan. Responden didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki dengan umur 16-25 tahun, komposisi status sudah menikah dan belum menikah seimbang, dengan jumlah
8 tanggungan keluarga sebesar 1-2 orang, pendidikan terakhir SMA dan penghasilan per bulan Rp750 001-Rp1 000 000. Sebanyak tujuh responden pernah mengikuti pelatihan formal, adapun jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh responden antara lain : Sanitasi Lingkungan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor, 5MP Product oleh Departemen Kesehatan, 2ROW oleh UKM Sringanis, Pemanfaatan Obat dan Ramuan oleh Ibu Endah Lesmadiwati, serta Pemanfaatan Tanaman Obat dan Ramuan oleh Ir Wahyu Suprapto. Sedangkan pelatihan yang ingin diikuti oleh sebagian besar responden UKM minuman herbal Kota Bogor yaitu, pelatihan komputer, ramuan obat, pijat refleksi, pelestarian tanaman obat, dan akupuntur. Karakteristik UKM UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh usaha yang memproduksi sari kurma, madu, dan obat tradisional. Komposisi UKM terdiri dari dua usaha menengah dan tiga usaha kecil. Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung dari kelima UKM yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh data mengenai lama berdiri, jumlah karyawan, dan kategori usaha yang berbeda-beda. Tabel 2 menunjukkan besar omset per bulan, lama berdiri, dan jumlah karyawan. Tabel 2 Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor Lama Nama UKM
berdiri (tahun)
Jumlah karyawan
Produk
Kategori Usaha
1. Jadied
8
15
Sari kurma dan madu
Menengah
2. Sahira
5
10
Sari kurma
Menengah
3. Taman Sringanis
23
12
Obat tradisional
Kecil
4. R’Lax
2
5
Jahe merah instan
Kecil
5. Ny. Ing
5
5
Obat tradisional instan
Kecil
9 Berdasar hasi pengamatan dan wawancara, proses penciptaan pengetahuan yang mendominasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor terdapat pada proses sosialisasi. Interaksi antar individu seperti komunikasi secara tatap muka, pelatihan, dan pendampingan pimpinan UKM maupaun antar karyawan terlihat menonjol. UKM yang didominasi oleh proses sosialisasi antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, UKM R’Lax, dan UKM Ny. Ing. Untuk UKM Taman Sringanis didominasi oleh proses penciptaan pengetahuan kombinasi. Untuk kapabilitas pemecahan masalah didominasi oleh komprehensif. Pengalaman dan latar belakang pendidikan pimpinan mempengaruhi proses pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Adapun UKM yang didominasi oleh kapabilitas pemecahan masalah komprehensif antara lain : UKM Jadied, UKM Taman Sringanis, dan UKM R’Lax. Untuk UKM Sahira dan UKM Ny. Ing kapabilitas pemecahan masalah didominasi oleh konsensus. Pada inovasi yang mendominasi adalah administrasi. Inovasi metode kerja, susunan organisasi, dan pemasaran sedang terjadi pada tiga UKM, antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, dan UKM Taman Sringanis. Pada UKM R’Lax inovasi yang menonjol adalah inovasi proses, dalam proses produksi UKM R’Lax sudah menggunakan mesin. Sedangkan pada UKM Ny. Ing inovasi yang menonjol adalah inovasi produk, penambahan varian produk dari yang awalnya memproduksi jahe merah bubuk, sekarang mulai memproduksu kunyit instan, dan temulawak instan. Permasalahan UKM Permasalahan yang menyebabkan perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor tidak optimal dijelaskan menggunakan Diagram Ishikawa. Pengisian diagram diperoleh dengan wawancara terbuka kepada pimpinan dan karyawan UKM. Penyebab utama permasalahan terdapat pada ekor ikan, penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan
10 duri ikan, sedangkan bagian kepala adalah akibat dari permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor Perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal disebabkan oleh berbagai faktor antara lain sumber daya manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan material. Dalam faktor SDM ditunjukkan dengan kurangnya karyawan dengan pendidikan yang baik. Hal tersebut merupakan pemicu karyawan UKM menjadi kurang disiplin, karyawan sering pulang tidak sesuai jam pulang yang telah disepakati. Faktor mesin, sebagian besar UKM dalam penelitian ini masih menggunakan terknologi manual dalam proses produksi. Disamping itu pada UKM Sahira mesin tidak dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan keterampilan karyawan dalam pengoperasian mesin masih kurang. Faktor material terletak kurangnya modal yang dimiliki, sehingga menyebabkan pembelian bahan baku seperti kurma, kunyit, jahe merah, dan madu terbatas. Terdapat faktor lingkungan, dimana kebersihan tempat produksi tidak terjaga sehingga menyebabkan karyawan belum optimal dalam bekerja. Pencampuran tempat produksi dan pengemasan menyebabkan kondisi UKM terlihat kotor dan berantakan. Faktor metode ditunjukkan dengan pemasaran yang kurang efektif, produk UKM minuman
11 herbal Kota Bogor dipasarkan melalui perantara distributor. Hal tersebut mengakibatkan hasil penjualan belum optimal, mengingat harga jual kepada distributor lebih murah dibanding harga jual langsung kepada konsumen. Selain itu pada faktor pengukuran terdapat pada pembuangan produksi atau limbah UKM belum termanfaatkan secara optimal. Banyak limbah kurma sisa produksi ditumpuk dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hubungan Pendidikan dengan Proses Penciptaan Pengetahuan dan Inovasi Analisis hubungan pendidikan terhadap proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi diukur mengggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan melihat nilai chi square. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp.Sig dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0,05 maka ada keterkaitan antara baris dan kolom. Hasil uji chi-square dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji chi-square pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi Hubungan
Chi-Square
Keterangan
Pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan Pendidikan dengan sosialisasi
0,049
Berhubungan
Pendidikan dengan eksternalisasi
0,450
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan kombinasi
0,262
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan internalisasi
0,326
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan kapabiltas pemecahan masalah Pendidikan dengan kreativitas
0,000
Berhubungan
Pendidikan dengan komprehensif
0,007
Berhubungan
Pendidikan dengan konsensus
0,000
Berhubungan
Pendidikan dengan administrasi
0,431
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan produk
0,396
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan proses
0,313
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan inovasi
Sumber : Data diolah (2015)
12 Pendidikan memiliki hubungan dengan proses sosialisasi. Hal tersebut berdasarkan hasi uji chi-square didapatkan nilai
Pearson Chi Square 0,049 < 0,05. Pendidikan
karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor yang tergolong rendah memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialisasi. Diharapkan UKM minuman herbal Kota Bogor menambah interaksi antar individu UKM antara lain komunikasi, pelatihan, dan diskusi, mengingat sabagian besar latar belakang pendidikan karyawan UKM didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat. Untuk kapabilitas pemecahan masalah, pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan kreativitas, komprehensif, dan konsensus. Kreativitas karyawan terbentuk dari pendidikan informal seperti pelatihan informal dan pengalaman kerja. Kapabilitas pemecahan masalah komprehensif berasal dari keterbukaan manajer dan pimpinan UKM dalam memberikan tantangan kepada karyawan untuk menyelesaikan masalah secara terukur melalui upaya tim, sehingga tercipta kapabilatas pemecahan masalah dalam bentuk konsensus. Pada hasil uji chi-square pendidikan dengan inovasi didapatkan nilai Pearson Chi Square dari ketiga variabel inovasi lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan pendidikan karyawan tidak memiliki hubungan dengan inovasi administrasi, produk, dan proses. Inovasi yang dihasilkan UKM muncul dari keputusan yang dibuat oleh pimpinan tanpa melibatkan karyawan secara langsung. Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahaun terhadap Inovasi dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) Penelitian ini menguji model menggunakan variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen terdiri dari dua variabel yaitu proses penciptaan pengetahuan, dan kapabilitas pemecahan masalah. Sedangkan bentuk inovasi dijadikan
13 sebagai variabel laten endogen. Analisis dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) diolah dengan software SmartPLS. Hasil evaluasi outer model menunjukkan bahwa indikator internalisasi pada proses penciptaan pengetahuan memiliki ukuran reflektif kurang dari 0,5, hal tersebut menunjukkan bahwa proses internalisasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor masih sangat kurang. Jika T hitung > T tabel yaitu 1,96 untuk tingkat kesalahan 5%, maka diperoleh hasil evaluasi inner model yang terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil inner model pada analisis SmartPLS Original Sample Sample Mean (O) (M)
Standar Errors T-Statistic Keterangan (STER R)
Proses penciptaan pengetahuan >
0,526
0,575
0,208
2,527
Signifikan
0,384
0,450
0,158
2,434
Signifikan
0,238
0,240
0,230
1,034
Inovasi
Hipotesis
Tolak H01 terima H1
Proses penciptaan pengetahuan > Kapabilitas pemecahan
Tolak H02 terima H2
masalah Kapabilitas pemecahan masalah >
Tidak
Terima H03
signifikan
tolak H3
Inovasi Sumber: Data diolah (2015) Pada Tabel 13 didapatkan hasil bahwa proses penciptaan pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar 2,527, apabila proses penciptaan pengetahuan meningkat maka inovasi akan meningkat. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan
14 berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah, ditunjukkan dengan Tstatistic sebesar 2,434, artinya apabila proses penciptaan pengetahuan meningkat maka kapabilitas pemecahan masalah akan meningkat. Namun kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi, ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar 1,034. Hal itu menunjukkan bahwa proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap kapabilitas pemecahan masalah dan inovasi. Hasil pengukuran model dapat dilihat pada Gambar 4.
Keterangan :
Berpengaruh Tidak berpengaruh
Gambar 7 Hasil Outer model Pada Gambar 4 diperoleh hasil nilai loading setiap indikator terhadap variabel, dan diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi Proses penciptaan pengetahuan melalui sosialisasi dan kombinasi memiliki peran penting dalam menghasilkan inovasi berupa administrasi. Pengetahuan yang terbentuk dari interaksi individu UKM membentuk sebuah tata kelola baru bagi UKM, baik dari segi perubahan metode kerja, penambahan divisi dalam struktur organisasi, dan
15 perluasan pasar baru. Tata kelola tersebut terbentuk untuk mencapai proses produksi yang efektif dan efisien, sehingga menghasilkan produk minuman herbal yang berkualitas sesuai standar pemerintah. 2. Proses penciptaan pengetahuan terhadap kapabilitas pemecahan masalah Sosialisasi dan kombinasi UKM memiliki pengaruh terhadap terciptanya keputusan pemecahan masalah yang terukur dan bernilai. Manajer dan pimpinan UKM memberikan tantangan kepada karyawan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada UKM melalui hasil diskusi tim. Hal tersebut dilakukan sebagai tambahan bahan pertimbangan manajer dan pimpinan UKM dalam mengambil keputusan untuk mencapai cita-cita UKM. 3. Kapabilitas pemecahan masalah terhadap inovasi Berdasar pengolahan SEM-PLS diperoleh hasil bahwa kapabilitas pemecahan masalah pada UKM minuman herbal Kota Bogor tidak berpengaruh terhadap inovasi. Hal tersebut menunjukkan hasil keputusan untuk pemecahan masalah dari karyawan tidak mempengaruhi hasil inovasi UKM. Manajer dan pimpinan UKM masih mendominasi dalam pengambilan keputusan untuk berinovasi. Berdasar hasil penelitian, proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap inovasi. Hasil ini telah sesuai dengan pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan jantung bagi inovasi, dimana inovasi berperan sebagai daya saing kompetitif bagi organisasi. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki potensi dan prospek untuk berkembang serta mampu berdiri secara berkelanjutan. Tetapi berbagai penyebab mengakibatkan
16 perkembangan UKM tidak optimal. Kategori penyebab permasalahan yang terjadi antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan pengukuran. Dalam kategori SDM ditunjukkan dengan kurangnya kedisipilinan karyawan. Kategori mesin dimana proses produksi masih dikerjakan menggunakan teknologi sederhana, kategori lingkungan terdapat pada kebersihan tempat produksi yang masih kurang terjaga. Kategori metode, sistem pemasaran yang diterapkan kurang efektif, kategori pengukuran ditunjukkan pengelolaan limbah produksi yang masih belum maksimal Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sumber daya manusia berpengetahuan dan mampu berinovasi secara efektif. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialiasi, namun tidak memiliki hubungan terhadap inovasi. Proses penciptaan pengetahuan yang terjadi pada UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh proses kombinasi dan sosialisasi. Hal tersebut membuktikan bahwa proses penciptaan pengetahuan karyawan diperoleh dari interaksi individu di dalam UKM dikombinasi dengan catatan hasil diskusi. Sedangkan bentuk inovasi yang mendominasi adalah administrasi. Artinya hasil inovasi pada UKM adalah perubahan yang dilakukan oleh manajer atau pimpinan UKM untuk menghasilkan tata kelola baru. Misalnya perubahan metode kerja dengan pengelolaan secara teratur dan sistematis, penambahan divisi dalam struktur organisasi UKM, dan perluasan pasar baru. Perubahan tersebut bertujuan mencapai proses produksi yang efektif dan efisien agar tercipta produk minuman herbal yang berkualitas dan memenuhi standar pemerintah. Rekomendasi Bentuk rekomendasi agar tercipta inovasi UKM yang efektif dan akurat dalam pengambilan keputusan antara lain : pimpinan UKM diharapkan untuk menambah
17 intensitas pelatihan informal untuk karyawan, mendorong karyawan untuk aktif mencatat hasil pelatihan atau diskusi, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan melalui upaya tim, dan diharapkan UKM untuk lebih sering mengikuti pelatihan eksternal serta bergabung dalam UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Bentuk implikasi manajerial secara jelas terdapat pada Tabel 14. Tabel 5 Rekomendasi Rekomendasi
Hubungan
1. Penambahan pelatihan informal dari pimpinan UKM Sosialisasi Administrasi
terhadap karyawan. 2. Pimpinan mendorong karyawan untuk lebih disiplin
Kombinasi
dalam mencatat hasil diskusi. 1. Pimpinan UKM diharapkan lebih sering melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dengan Sosialisasi
membuat tim. Komprehensif
Kombinasi
2. Pimpinan disarankan untuk sering mengikuti pelatihan eksternal dan bergabung dalam kelompok UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. DAFTAR PUSTAKA
Andina M. 2014. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Cohen L, Manion L, Morrison K. Research Method Education 6th Edition. New York (USA): Routledge. Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ginsberg A. 1994. Minding The Competition: From Mapping to Mastery in 1994. Strategic Management Journal. 15: 153-174.
18 Ichijo K. Nonaka I. 2007. Knowledge Creation and Management: New Challenges for Managers. Oxford (UK): Oxford University Press. [Kemenkop UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2012. Data/informasi UMKM tahun 2009-2012 [internet]. [diunduh 2014 Oktober 14]. Tersedia
pada:
http://www.depkop.go.id/
index.php?
option=com_
phocadownload&view=sections&Itemid=93 Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung (ID): CV Alfabeta. Nasution HN. 2005. Inovasi organisasi: konsep dan pengukurannya. Usahawan 34: 42-48. Nonaka I, Takeuchi H. 1995. The knowledge Creating Company; How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford (UK): Oxford University Press. Nonaka I, Nishiguchi T. 2001. Knowledge Emergence: Social, Technical, and Evolutionary Dimension of Knowledge Creation. New York (US): Oxford University Press. Ngah R, Ibrahim AR. 2009. The Relationship of Intellectual Capital, Innovation and Organizational Performance: a Preliminary Study in Malaysian SMEs. International Journal of Management Innovation Systems. 1(1): 1-13. Prawirosentono S. 2002. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara. [PerKBPOM] Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Pedoman Uji Klinik Obat Herbal. PerKBPOM. Sebastian Y. 2010. Keep Your Lights On!. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
19 Sujarweni VW. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta (ID): Penerbit Pustaka Baru Press. Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Sukmawati A, Ma’arif MS, Marimin, Mudikdjo K, Hardjomidjojo H, Indrasti NS. 2008. Pembentukan Model Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) dalam Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia: Suatu Studi Konfirmatori. Journal of Animal Science and Technology. 31(3): 212-224. Setiarso B. 2005. Strategi Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) untuk Meningkatkan Daya Saing UKM; 2005 Agustus 23-24; Jakarta, Indonesia; Jakarta (ID). Hlm E41-E50. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Penerbit Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): Alfabeta. Soo CW, Devinney T M, Midgley D F. 2002. Knowledge Creation in Organizations: Exploring Firm and Context Specific Effects. Fontainebleau (FR): Insead. Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama