PENGARUH PROFITABILITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERAT
Yanita Rahmiati, SE Rida Rahim SE, ME
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengenai pengaruh Profitabilitas dan IOS terhadap kebijakan dividen dan pengaruh masing-masing variabel terhadap kebijakan dividen yang dimoderasi oleh likuiditas. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009-2011. Perusahaan sampel sebanyak 25 perusahaan dari 131 perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan Moderate Regression Analysis (MRA) dengan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA dan ROE berpengaruh secara siginifan terhadap kebijakan dividen, sedangkan ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Begitu juga dengan likuiditas sebagai variabel moderat dapat memoderasi pengaruh ROA dan MBVA terhadap kebijakan dividen tapi tidak untuk ROE. Implikasi penelitian dibahas lebih lanjut pada skripsi ini. Kata kunci: Return on asset, return on equity, market to book value of asset, Dividen Payout Ratio
PENDAHULUAN Tujuan utama dari investasi yaitu mendapatkan return berupa capital gain atau mendapatkan dividen. Capital gain merupakan pendapatan dari selisih harga jual saham dengan harga beli saham yang dimiliki oleh investor. Sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki oleh seorang investor (Amalia, 2011). Besarnya dividen yang dibayarkan oleh sebuah perusahaan harus diumumkan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia kepada para investor karena dividen merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi harga saham dan dari informasi yang diberikan tersebut juga dapat terlihat bagaimana kinerja perusahaan. Salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham adalah
dengan adanya pembagian dividen. Adanya pembagian dividen akan memotivasi para investor untuk menginvestasikan dananya lebih besar lagi di perusahaan yang terbukti membagikan dividen (Oktorina, 2007). Kebijakan perusahaan dalam menentukan kebijakan deviden ditentukan oleh jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (deviden) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan (Latiefasari, 2011). Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil dividen yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam keputusan pembagian deviden perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke dalam bentuk deviden namun perlu disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen memiliki
dampak penting bagi banyak pihak. Bagi pemegang saham atau investor, dividen merupakan tingkat pengembalian atas investasi yang mereka lakukan. Bagi pihak manajemen, dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan, sehingga kesempatan untuk melakukan investasi menjadi berkurang. Sedangkan bagi kreditor, dividen merupakan signal mengenai kecukupan kas perusahaan untu membayar bunga atau melunasi pokok pinjaman (Suharli, 2007). Menurut Handayani (2010), indikator utama dari kemampuan perusahaan membayar dividen yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba. Sehingga profitabilitas dianggap sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Profitabilitas dapat diukur juga dengan beberapa hal yang berbeda. Return on Asset (ROA), yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya. Semakin tinggi ROA berarti menunukkan kinerja perusahaan baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar, berarti akan meningkatkan pendapatan dividen juga. Selanjutnya, dalam penelitian ini profitabilitas juga diukur dengan Return on Equity (ROE). ROE menggambarkan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan (Oktorina & Suharli, 2007). Meningkatnya ROE akan meningkatkan pendapatan dividen yang diperoleh oleh investor. IOS memiliki peranan penting dalam keuangan perusahaan dalam kaitannya untuk pencapaian tujuan perusahaan (Adam & Goyal, 2007). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi berarti memiliki kesempatan investasi yang lebih banyak. Sehingga dana yang seharusnya dapat dibagikan sebagai dividen akan dibayarkan perusahaan untuk pembelian investasi yang menguntungkan. Dari penelitian-peneltian sebelumnya yang menggunakan variabel moderat, didapatkan bahwa variabel moderat bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Oleh sebab itu, penelitian ini juga memberikan variabel moderator terhadap hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR). TINJAUAN PUSTAKA Dividen Dividen menurut Suharli (2007) merupakan sejumlah laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang banyaknya sebanding dengan saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham. Ahmad (2009) mendefinisikan dividen sebagai pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham. Sedangkan menurut Marpaung dan Hadianto (2009) dividen merupakan balas jasa atas dana dalam bentuk kepemilikan saham para investor yang dihimpun oleh emiten. Ada sejumlah faktor-faktor yang menentukan perusahaan dalam memutuskan kebijkan dividen. Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden (Sartono, 2001) : 1. Kebutuhan dana perusahaan 2. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 3. Kemampuan meminjam 4. Keadaan pemegang saham Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar. 5. Stabilitas deviden Bagi investor pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai. Besar kecilnya DPR akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payot ratio) menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham yang berupa dividen kas. Profitabilitas Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Ahmad (2009), profitabilitas adalah sesuatu yang diperoleh oleh perusahaan diatas biayabiaya yang telah dikeluarkan. Laba diartikan sebagai pendapatan dikurangi dengan biaya beban dan kerugian selama periode pelaporan. Analisis profitabilitas sangat berguna bagi investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas laba merupakan satu-satunya penentu perubahan nilai sekuritas. Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok (Mc Graw Hill, 2009). Investmet Opportunity Set (IOS) Investement Opportunity Set (IOS) menurut Rachman (2010) merupakan opsi investasi masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan. Investement Opportunity Set (IOS) merupakan gambaran mengenai luasnya kesempatan
investasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan kesempatan perusahaan untuk berkembang. Kesempatan investasi juga mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi, semakin kecil dividen yang dibayarkan. Menurut gaver dan gaver (1995), IOS dapat dikatakan nilai dari pilihan investasi dimasa yang akan datang. Prospek perusahaan dapat ditentukan dari IOS. IOS dapat diukur dengan melihat selisih atau peningkatan aktiva tetap bersih (Ahmad, 20009). Pengukuran dengan aktiva tetap bersih ini sesuai dengan pengukuran investasi dari aktiva tetap berwujud dan investasi jangka panjang. Sedangkan menurut Marpaung dan Hadianto (2009), IOS diukur dengan pertumbuhan penjualan (SG) dan Rasio Harga Pasar terhadap nilai buku (MTBV). Rasio MTBV merupakan rasio yang memperlihatkan penilaian terhadap kinerja perusahaan. Likuiditas Menurut Sartono (2001) likuiditas merupakan petimbangan utama dalam kebijakan dividen. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu membayar semua hutang jangka pendeknya dikatakan sebagai perusahaan yang likuid. Menurut Suharli (2007), perusahaan yang mempunyai likuiditas lebih baik maka akan mampu membayarkan dividen lebih banyak. Perusahaan yang menginvestasikan dana lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen yang dibayarkan berkurang, namun likuiditas yang baik mampu memperlemah pendapat tersebut karena perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendeknya. Hanya perusahaan yang mempunyai likuiditas yang baik yang mampu membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Perusahaan yang terdaftar di BEI dipilih menjadi populasi dan sampel penelitian ini karena BEI dianggap memiliki data yang lebih lengkap dan telah terorganisasi dengan baik sehingga dapat digunakan menjadi sumber yang layak digunakan dalam penelitian ini. Teknik penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dipilih dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan-perusahaan yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. b. Melakukan pembagian dividen secara berturut-turut selama periode penelitian (2009-2011) c. Memiliki informasi data keuangan lengkap yang diperlukan dalam penelitian yaitu data keuangan periode 2009-2011. d. Tidak menggunakan satuan mata uang asing dalam laporan keuangannya. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan deviden yang diproksikan dengan DPR. Untuk variabel independen yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan MBVA. Sedangkan variabel moderat dalam penelitian ini menggunakan likuiditas dan diukur dengan current ratio (CR).
Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi dasar dan asumsi klasik. Untuk uji hipotesis dengan Analisis regresi linear sederhana, One Sample T-Test dan Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis) dimana untuk perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Uji Normallitas dan Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan telah terdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Dari hasil penelitian didapatkan nilai sig lebih besar dari alpha ( α = 0,05) yaitu DPR 0,445 ; ROA 0,115 ; ROE 0,226 ; MBVA 0,232 ; ROA_CR 0,414 ; ROE_CR 0,3 ; MBVA_CR 0,438. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal, sehingga analisis jalur dapat dilaksanakan karena data hasil penelitian telah berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
ROA
0,139
7,201
LnROE
0,195
5,120
LnMBVA
0,809
1,237
LnCR
0,333
3,006
Tidak Multikolinieritas Tidak Multikolinieritas Tidak Multikolinieritas Tidak Multikolinieritas
Untuk variabel ROA nilai VIF 7,201 dan tolerance 0,139. Nilai VIF 7,201 < 10 dan nilai tolerance 0,139 > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Untuk
variabel LnROE nilai VIF 5,120 > 10 dan tolerance 0,195 < 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Untuk variabel LnMBVA nilai VIF 3,006 > 10 dan tolerance 0,333 < 0,10 maka juga tidak terjadi multikolinearitas. Untuk variabel LnCR nilai VIF>3,006 dan tolerance 0,333 maka tidak terjadi juga multikoloniaritas. Uji Autokorelasi Dalam uji hasil nilai k = 3, α = 0,05, n = 75, dL = 1,5432, dan du = 1,7092. Dari hasil pengolahan data tampak bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,753. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Artinya dalam persamaan regresi linear berganda ini tidak terdapat korelasi antara antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Adapun hasil uji Scatter plot data penelitian bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pad model regresi. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis 1 (H1) dengan Regresi Linear Sederhana Dari pengolahan data dengan regresi linear sederhana didapatkan persamaan -1,471 + 2,576 X1 + ei Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -1,471 berarti jika nilai ROA adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -1,471. Koefesien regresi pada variabel ROA
sebesar 2,576. Tanda positif pada koefesien regresi menandakan hubungan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain kenaikan ROA sebanyak 1 % akan menaikkan DPR sebesar 2,576 % dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Melalui hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai t hitung ROA sebesar 2,643 dengan sig. sebesar 0,010. Nilai sig. lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,634 > 1,66 sehingga ROA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel. Hasil Pengujian Hipotesis 2 (H2) dengan Regresi Linear Sederhana Dari pengolahan data dengan regresi linear sederhana didapatkan persamaan Y = -0,541 + 0,340X2 + ei Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 0,541berarti jika nilai ROE adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -0,541. Koefesien regresi pada variabel ROE sebesar 0,34. Tanda positif pada koefesien regresi menandakan hubungan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain kenaikan ROE sebanyak 1 % akan menaikkan DPR sebesar 0,34 % dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Melalui hasil pengujian juga dapat dilihat bahwa nilai t hitung ROE sebesar 2,434 dengan sig. sebesar 0,017. Nilai sig. lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,434 > 1,66 sehingga ROE berpengaruh secara signifikan terhadap variabel. Hasil Pengujian Hipotesis 3 (H3) dengan Regresi Linear Sederhana Dari pengolahan data dengan regresi linear sederhana didapatkan persamaan Y = -1,265 + 0,354X3 + ei
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -1,265 berarti jika nilai MBVA adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -1,265. Koefisien variabel MBVA adalah sebesar 0,354. Tanda positif pada koefesien regresi menandakan hubungan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain kenaikan MBVA sebanyak 1 % akan menaikkan DPR sebesar 0,354 % dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Melalui hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai t hitung MBVA sebesar 3,176 dengan sig. sebesar 0,002. Nilai sig. lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 3,176 > 1,66 sehingga MBVA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel.
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -1,147 berarti jika nilai ROE, CR dan ROE_CR adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -1,147. Koefisien variabel ROE sebesar -0,051 dan CR sebesar -0,0506 berarti ROA dan CR memberikan pengaruh negatif terhadap DPR. Seangkan ROE_CR bernilai 0,636 berarti berarti memberikan pengaruh positif terhadap hubungan ROA dengan DPR. Dari ketiga variabel yang dimasukkan dalam model regresi, Nilai sig. ROE_CR > dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan CR tidak dapat memoderasi hubungan antara ROE dengan DPR.
Hasil Uji Hipotesis 4 (H4) dengan Moderate Regression Analysis (MRA)
Y = -1,151 – 0,447Z + 0,338X3*Z + ei
Y = -4,401 + 8,571X1 + 0,982Z – 0,936X1 *Z + ei Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -4,401 berarti jika nilai ROA, CR dan ROA_CR adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -4,401. Koefisien variabel ROA sebesar 8,571 dan CR sebesar 0,982 berarti ROA dan CR memberikan pengaruh positif terhadap DPR. Seangkan ROA_CR bernilai -0,936 berarti variabel moderasi memberikan pengaruh negatif terhadap hubungan ROA dengan DPR. Dari ketiga variabel yang dimasukkan dalam model regresi, semua variabel signifikan terhadap kebijakan dividen. Nilai sig. dari semua variabel < dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan CR dapat memoderasi hubungan antara ROA dengan DPR. Hasil Uji Hipotesis 5 (H5) dengan Moderate Regression Analysis (MRA) Y = -1,147 – 0,051X2 – 0,0506Z + 0,636X2*Z + ei
Hasil Uji Hipotesis 6 (H6) dengan Moderate Regression Analysis (MRA)
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -1,151berarti jika nilai MBVA, CR dan MBVA_CR adalah 0, maka besarnya nilai DPR adalah sebesar -1,151. MBVA_CR bernilai 0,338 berarti berarti memberikan pengaruh positif terhadap hubungan MBVA dengan DPR. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil uji hipotesis pertama diketahu bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua diketahu bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga diketahu bahwa Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan MBVA tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan dividen. Bertolak belakang dengan hipotesis, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat diketahu bahwa likuiditas dapat mempengaruhi hubungan Return On Asset (ROA) dengan kebijakan dividen. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa likuiditas memperlemah hubungan ROA dengan kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji hipotesis kelima diketahu bahwa likuiditas tidak dapat mempengaruhi hubungan Return On Equityt (ROE) dengan kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji hipotesis keenam diketahu bahwa likuiditas dapat mempengaruhi hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan kebijakan dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan 25 perusahaan. Kerterbatasan jumlah sampel dalam penelitian ini disebabkan banyaknya perusahaan manufaktur yang tidak memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan, sampel penelitian hanya melibatkan satu industri di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu industtri manufaktur saja, Periode penelitian yang hanya 3 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2011, Pada penelitian ini hanya meneliti beberapa variabel independen saja yaitu (ROA, ROE, MBVA ) dan hanya menggunakan 1 variabel moderat yaitu CR. Masih banyak faktor-faktor lain yang belum diteliti. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak dan juga melibatkan banyak sektor industri lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Memakai periode penelitian yang lebih lama untuk mengahasilkan kesimpulan yang lebih teruji. Menggunakan variabel-variabel lain dan lebih banyak sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih komprehensif .
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Rizal. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Investmen opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai. Vol 2 No. 2 November 2009. Brigham, E.F., dan J. Houston. 2006. Daar-Dasar Manajemen Keuangan Buku Kedua. Edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Dewi, Sisca Christianti. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemimpinan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10, No. 1, April 2008, 47-58 Handayani, Dyah. 2010. Analisi FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007 Inneke, Theoral Maria dan Supatmi. 2008. Analisis Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitabilitas dalam Memoderasi Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Tingkat Leverage Perusahaan. Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No. 03, September 2008: 277-288 Jauhari, Atika. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Vol. 6, No. 2, Desember 2002. Latiefasari, Hani Diana. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro. Semarang. Mariah, Meythi, Riki Martusa. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Divide Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating Pada Emiten Pembentuk Indeks LQ 45 (Perioda 2008-2010).
Seminar Nasional Akuntansi dan Bisnis (SNAB) Mariah., Meythi., Riki Martusa. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Emiten Pembentuk Indeks LQ 45. Seminar Nasional Akuntansi dan Bisnis, 27 Maret, 2012 Marpaung, Elizabet Indrawati dan Hadianto Bram. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap kebijakan Dividen : Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ$% di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei, 2009, 70-84. Oktorina, Megawati dan Michell Suharli. 2007. Hubungan Profitabilitas dan Kebijakan Deviden Tunai dengan Kecukupan Kas dan Likuiditas sebagai Moderating Variable. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 7, No. 2, Agustus 2007, 141-161. Prabawa, Doni. 2011. Investasi Saham Aman dan Menyenangkan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sartono, Drs. R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sekaran, Uma. 2006. Research Metodhs For Business Buku 1. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat. Subramaniam, Ravichandran., S. Susela Devi., Marimutu Maran. 2011. Investment Opprtunity Set and Dividend Policy in Malaysia. African Jurnal of Business Management Vol. 5(24), pp. 1012810143, 14 oktober, 2011 Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Asset Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 9. NO 1 : 9-17
Wijaya, Tony. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah dan Interpretasi. Cetakan ke 5. Yogyakarta: Cahaya Atma Wild, John J., K.R Subramanyam., Robert F. Hasley. 2009. Analisis Laporan Keuangan Buku Kedua. Edisi kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.