Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Pengaruh Investment Opportunity Set(IOS), Leverage, Dan Dividend Yield Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia) Hafifah Puji Lestari
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IOS, Leverage, dan Divident Yield terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri makanan dan minuman di Indonesia, dengan jumlah 16 perusahaan. Variabel yang digunakan yaitu sebanyak 4 variabel, yaitu IOS, Leverage,Divident Yield Dan Nilai Perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian : 1) IOS, Leverage, dan Divident Yield pengaruhsecara parsial terhadap Nilai perusahaaan pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang Listed di Bursa Efek Indonesia. 2) IOS, Leverage, dan Divident Yield pengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaaan pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : IOS, Leverage, Divident Yield dan Nilai perusahaan
ABSTRACT This aims of this study was to determine the effect of IOS, Leverage, and Divident Yield on firm value. The Population in this study is company food and beverage industry in Indonesia, with the number of 16 companies. Variables used as many as four variables, namely IOS, Leverage, Divident Yield and Value of the company. The analytical tool used is multiple linear regression analysis. Results of the study: 1) IOS, Leverage, and Divident Yield effect partially to value firms in the food and beverage sector companies are Listed in Indonesia Stock Exchange . 2) IOS, Leverage, and Divident Yield simultaneous influence on the value of firms in the food and beverage sector companies are Listed in Indonesia Stock Exchange . Keywords: IOS, Leverage, Divident Yield and Value of the company
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap manusia akan selalu berusaha untuk mencapai kondisi yang lebih baik di dalam kehidupannya, baik secara individu maupun dalam kehidupan berkelompok. Ketika hal ini dikaitkan pada dunia usaha, kondisi yang lebih baik ini akan dapat dicapai apabila perusahaan mampu mengalami perkembangan dengan pesat.
Namun, perkembangan usaha yang pesat akan memerlukan
pendanaan perusahaan dalam jumlah yang relatif besar. Untuk memenuhi kebutuhan akan dana tersebut, perusahaan dapat memperoleh dana dengan menjual saham kepada investor/calon investor di pasar modal bagi perusahaan yang sudah go public. Pertumbuhan
perusahaan
akan
mempengaruhi
keuangan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang berinvestasi. internal
Keputusan pendanaannya
untuk
membiayai
lebih
keputusan
baik akan
aktif
mengutamakan
dana
investasinya. Berkorelasi
dengan
hal
tersebut, dana untuk dividen diperkecil. Sebaliknya perusahaan yang telah mapan cenderung menambah hutang dan memperbesaranggaran untuk pembagian dividen bagi pemegang saham. Investment Opportunity Set (IOS) secara melekat tidak dapat diamati (inherently unobservable) dan bila diukur dengan satu proksi tunggal saja cenderung tidak sempurna (Norpratiwi, 2004), sedangkan Kallapur dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa untuk mengukur IOS harus digunakan banyak pendekatan agar dapat dilihat hubungannya dengan variabel-variabel lain yang sifatnya observable. Sebagian besar menggunakan ukuran data-data pasar
modal dalam
menghitung
Investment Opportunity Set (IOS) karena lebih banyak menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS). Pengontrolan ini dirasa perlu agar simpulan yang dihasilkan tidak terkontaminasi, karena titik utama penelitian adalah melihat dampak tingkat leverage
terhadap nilai perusahaan. Harapan
keuntungan
di
masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang
terkait
dengan
keuntungan yang diharapkan. Dalam konteks
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
investasi saham, harapan keuntungan ini sering disebut
return
(Tandelilin, 2001). Return dapat berupa yield (dividend) dan capital gain (loss). Yield adalah cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk deviden), sedangkan capital gain (loss) adalah selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Baik investor pengharap imbalan yield (dividen) maupun capital gain, keduanya sama-sama membutuhkan informasi mengenai dividen. Bagi para investor pengharap imbalan dividen, informasi tentang kebijakan dividen penting karena kebijakan dividen adalah salah satu faktor-faktor penentu keputusan apakah mereka akan menginvestasikan dana mereka atau tidak. Penelitian ini berusaha mengkaji mengenai pengaruh IOS, Leverage, dan Dividen Yield terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang listed di BEI. Dalam hal ini sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan.
Seiring
dengan
meningkatnya
pertumbuhan
jumlah
penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan baku eksport dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat yang cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
2. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Pengembangan Kepercayaan Masyarakan Terhadap Sektor Industri Makanan dan Minuman
Peningkatan Kinerja Sektor Industri Makanan dan Minuman Kinerja Keuangan
Nilai Perusahaan
IOS, Leverage, dan Dividend Yield
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual di atas mengilustrasikan bahwa pengembangan kepercayaan masyarakat terhadap sektor industri dilihat dari data Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, telah mendongkrak peningkatan sektor industri makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan dari pergerakan atau fluktuasi dari Nilai Perusahaan pada sektor industri pada pasar modal tersebut. Data yang diperoleh dari pasar modal BEI dan dari data tersebut membuktikan bahwa kinerja keuangan sektor industri makanan dan minuman menumbuhkan kepercayaan tersendiri dari para investor ke masing-masing sektor yang dipilih. Investor tersebut berani berinvestasi pada perusahaan yang telah fluktuatif di pasar modal.
3. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel independen dan variabel dependen sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
1. Variabel independen (variabel bebas) a. Investment Opportunity Set/IOS (X1) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang diterapkan managemen dimasa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. b. Leverage (X2) Leverage merupakan salah satu rasio perusahaan sektor industri makanan dan minuman sebagai pengukur efektifitas keputusan pendanaan. Struktur modal yang optimum dapat diperoleh dengan mengkombinasikan hutang yang dimiliki dengan modal sendiri yang memilikibiaya modal rata-rata minimal. Leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan sektor industri makanan dan minuman dimasa yang akan datang. c. Dividend Yield (X3) Kebijakan dividen merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan memaksimumkan nilai perusahaan sektor industri makanan dan minuman. Dividend yield tersebut adalah membagikan laba yang diperoleh perusahaan sektor industri makanan dan minuman kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
2. Variabel dependen (variabel terikat): Nilai perusahaan Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan utama dari perusahaan, karena semakin tinggi nilai perusahaan akan semakin tinggi pula kesejahteraan stakeholder-nya. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
4. Populasi Populasi penelitian ini menggunakan populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 – 2013 yang berjumlah 16 peusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kode Saham ADES AISA ALTO CEKA DAVO DLTA ICBP INDF MYOR MLBI PSDN ROTI SKBM SKLT STTP ULTJ
Tabel 3.1 Populasi Perusahaan NamaEmiten PT AkashaWiraInternasionalTbk PT TigaPilar Sejahtera Food Tbk PT Tri Banyan TirtaTbk PT CahayaKalbarTbk PT DavomasAbadiTbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood CBP SuksesMakmurTbk PT Indofood SuksesMakmurTbk PT Mayor Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prashida Aneka NiagaTbk PT Nippon IndosariCorporindoTbk PT SekarBumiTbk PT SekarLautTbk PT Siantar Top Tbk PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber: www.idx.co.id
5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk menguji H1a dan H1b. Analisis regresi linear berganda adalah teknik analisis statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model Regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= Bentuk Persamaan dari Regresi linear Berganda pada penelitian ini adalah: NP =
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Keterangan: NP
= Nilai Perusahaan
α
= Konstanta = Koefisien regresi
IOS
= Investement Opportunity Set (IOS)
LV
= Leverage
DY
= Dividen Yield
e
= Error
6. Hasil Penelitian 6.1 Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian regresi linear berganda berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen yang terdiri dari Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (Y). Berdasarkan pengujian diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Konstanta
Koef. Regresi 1,072
thitung 2,343
Sig. 0,023
Keterangan -
X1
0,026
3,146
0,003
Signifikan
X2
-0,007
-2,215
0,031
Signifikan
X3
0,163
2,687
0,009
Signifikan
Sumber: Lampiran 3
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
R
=
0,571
R Square
=
0,326
Fhitung
=
9,012
Fsig
=
0,000
N
=
60
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,072+ 0,026X1 - 0,007X2 + 0,163X3 + e
6.2 Uji Hipotesis 6.2.1
Uji F Uji F ini dimaksudkan untuk mengatahui apakah seluruh variabel
bebas yaitu Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) secara serempak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Nilai Perusahaan/Y). Adapun kriteria dalam pengambilan keputusan adalah apabila F
hitung
> F
tabel
pada level of significant 5 % maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) secara bersama-sama atau simultan, dan sebaliknya Apabila F
hitung
tabel
pada level of significant 5 % maka Ha ditolak dan
Ho diterima, artinya variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) secara bersama-sama atau simultan. Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa diperleh nilai F
hitung
sebesar
9,012 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai F tabel pada n = 60 dan df = 3 adalah sebesar 2,75. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F tabel
hitung
>F
dan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai = 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak, berarti bahwa Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) secara serempak mempunyai pengaruh terhadap variabel Nilai Perusahaan (Y). Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS), Leverage, dan Dividend Yield berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia secara simultan terbukti kebenarannya (H4 diterima).
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
6.2.2
Uji t
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai probabilitas untuk variabel Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) lebih kecil daripada probabilitas yang disyaratkan (5%). Dari hasil uji t ditunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) secara parsial terhadap Nilai Perusahaan (Y). Analisis lebih lanjut terhadap hasil estimasi regresi sebagaimana dikemukakan sebelumnya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Investment Opportunity Set (X1) Berdasarkan Tabel 4.9 variabel Investment Opportunity Set (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y), nilai koefisien beta sebesar 0,026 dan didapat nilai t hitung sebesar 3,146 dimana P < 0,05. Secara statistik nilai koefisien beta positif menunjukkan adanya pengaruh searah yang berarti semakin besar Investment Opportunity Set semakin besar Nilai Perusahaan (Y). Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia terbukti kebenarannya (H1 diterima). 2. Leverage (X2) Berdasarkan Tabel 4.9 variabel Leverage (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y), nilai koefisien beta sebesar -0,007 dan didapat nilai t hitung sebesar 2,215 dimana P < 0,05. Secara statistik nilai koefisien beta negatif menunjukkan adanya pengaruh berlawanan arah yang berarti semakin besar Leverage semakin besar Nilai Perusahaan (Y). Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia terbukti kebenarannya (H2 diterima).
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
3. Dividend Yield Berdasarkan Tabel 4.9 variabel Dividend Yield (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y), nilai koefisien beta sebesar 0,163 dan didapat nilai t hitung sebesar 2,687 dimana P < 0,05. Secara statistik nilai koefisien beta positif menunjukkan adanya pengaruh searah yang berarti semakin besar Dividend Yield semakin besar Nilai Perusahaan (Y). Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Dividend Yield berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia terbukti kebenarannya (H3 diterima).
6.2.3
Koefisien Determinasi Berganda (R2) Nilai koefisien determinasi berganda (R2) dimaksudkan untuk mengetahui besarnya sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Apabila Adjusted R square atau R2 = 1, maka garis regresi dari model tersebut memberikan sumbangan sebesar 100% terhadap perubahan variabel terikat. Apabila R2 = 0, maka model tersebut tidak bisa mempengaruhi atau tidak bisa memberikan sumbangan terhadap perubahan variabel terikat. Kecocokan model akan semakin lebih baik apabila mendekati satu. Berdasarkan hasil analisis yang bisa dilihat pada Tabel 4.9 diperoleh hasil koefisien determinasi berganda (R2) atau Adjusted R square sebesar 0,326, hal ini berarti 32,6% variasi perubahan Nilai Perusahaan (Y) dipengaruhi oleh variabel Investment Opportunity Set (X1), Leverage (X2), dan Dividend Yield (X3) sedangkan sisanya sebesar 67,4% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi yang dibuat seperti likuiditas, profitabilitas, rentabilitas, asset, dan lainnya.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
6.2.4
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Alat uji yang digunakan adalah Kolmogorov Smirnov tes dengan kriteria pengujian, apabila angka signifikansi (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan apabila angka signifikansi (SIG) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas terlihat sebagai berikut: Table 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov - Smirnov
Sig
Keterangan
Residual
1,225
0,100
Berdistribusi Normal
Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa variabel residual memiliki distribusi yang normal hal ini dilihat dari nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov, nilai statistik P variabel yang diuji memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dalam penelitian ini model yang ada layak digunakan. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antar variabel bebas yang menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang signifikan. Apabila koefisien korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak diluar batas-batas penerimaan (critical value) maka koefisien korelasi bermakna dan terjadi multikolinearitas. Apabila koefisien korelasi terletak di dalam batas-batas penerimaan maka koefisien korelasinya tidak bermakna dan tidak terjadi multikolinearitas.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Tabel 4.7 Collinearity Statistic Variabel
VIF
Keterangan
X1
1,047
Non Multikolinieritas
X2
1,022
Non Multikolinieritas
X3
1,031
Non Multikolinieritas
Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan hasil analisis Collinearity Statisticdapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena didapat nilai VIF 10, artinya tidak terjadi hubungan linier antara variabel bebas yang digunakan dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas adalah uji glejser yang dilakukan dengan cara melakukan regresi varian gangguan (residual) dengan variabel bebasnya sehingga didapat nilai P. Untuk mengetahui adanya gejala gangguan atau tidak adalah apabila nilai P 0,05, berarti menunjukkan tidak terjadi gangguan dan begitu pula sebaliknya. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Variabel
thitung
Sig.
Keterangan
X1
-0,859
0,394
Non Heteroskedastisitas
X2
-0,531
0,597
Non Heteroskedastisitas
X3
-0,647
0,520
Non Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa t statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel dependen yaitu ei atau error absolut, hal ini dapat dibuktikan dengan diperolehnya nilai signifikansi untuk masing-masing
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
variabel yang lebih besar dari 0,05 (P > 0,05) . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi bahwa data haruslah bersifat bebas dalam pengertian bahwa data pada periode sebelumnya ataupun pada periode sesudahnya. Menurut Santoso (2002:219) pengujian autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah terjadi korelasi diantara anggota serangkaian data penelitian yang diruntut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan pengujian uji statistik Durbin Watson, dimana besarnya nilai statistik Durbin Watson dilambangkan dengan d atau DW. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson test dengan tabel uji Durbin-Watson. Adapun nilai Durbin-Watson tabel untuk n = 60 pada level of significant 5% didapatkan nilai d L sebesar 1,480 dan nilai dU sebesar 1,689. Adapun hasil pengujian yang dapat dilihat pada Lampiran 4 didapat nilai DW sebesar 1,767 yang berarti terletak diantara dU < d < 4 – dU (1,689 < 1,767 < 2,311). Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.
7. Pembahasan Kole dalam Norpratiwi (2004) menyatakan nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan manajer di masa depan yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang ini kemudian dikenal dengan set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Nilai kesempatan investasi merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang. Menurut Kole (1991), dalam Gaver & Gaver (1993), nilai IOS bergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihanpilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal (cost of equity) dan dapat menghasilkan keuntungan. Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan lain-lain. Pada dasarnya IOS merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memiliki net present value positif. Sehingga IOS memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assetsinplace) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung, 2003). Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya Wibawa (2010) menyatakan bahwa keputusan ivestasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Novaes (2002) menyatakan bahwa peningkatan
leverage
bisa
memberikan dua macam signal, yaitu berita baik (good news) sekaligus berita buruk (bad news). Peningkatan leverage menunjukkan berita baik jika peningkatan tersebut merefleksikan kemampuan managemen untuk meningkatkan nilai. Sebaliknya, hal tersebut menunjukkan berita buruk jika manager melakukan peningkatan leverage karena terpaksa dan bukan karena alasan efisiensi. Banyak penelitian yang mengkaitkan tingkat leverage dengan cost kebangkrutan.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Efek tidak langsung leverage terhadap proses kebangkrutan (cost kebangkrutan tidak langsung) yaitu melalui pengaruh leverage tersebut terhadap ekspektasi pelanggan, pekerja dan pemasok perusahaan terhadap kemampuan perusahaan untuk bertahan di dunia bisnis. Hal ini bisa menurunkan pemintaan produk perusahaan dan/atau meningkatkan cost produksinya. Perusahaan yang leverage-nya tinggi kemungkinan akan menghadapi strategi-strategi yang lebih agresif dari pesaing yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah dan dapat kehilangan pangsa pasar dalam pasar produk oligopoli. Leverage yang tinggi menggambarkan risiko yang tinggi, sehingga nilai perusahaan akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2011) menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Kebijakan dividen merupakan salah satu aspek pent ing dalam tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen memiliki dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih setelah pajak atau Earnings After Tax (EAT), yaitu membaginya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, atau diinvestasikan kembali ke alam perusahaan sebagai laba ditahan. Biasanya, sebagian EAT dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Oleh karena itu, manajemen harus membuat kebijakan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen tersebut. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana internal yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Tetapi dengan membagikan dividen pun, perusahaan dapat mengurangi biaya agensi dikarenakan mengurangi jumlah arus kas perusahaan yang seringkali digunakan oleh manajer untuk digunakan secara boros (tidak efisien). Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividennya. Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian, dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Khumiaji (2013) yang menyatakan bahwa dividen yield berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji regresi menunjukkan variabel Investment Opportunity Set (X1) berpengaruh positifdan signifikan terhadap terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan koefisien regresi sebesar 0,026. Hal ini berarti semakin besar Investment Opportunity Set (X1), maka Nilai Perusahaan (Y) semakin besar. Hasil uji regresi menunjukkan variabel Leverage (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan koefisien regresi sebesar -0,007. Hal ini berarti semakin besar Leverage (X2), maka Nilai Perusahaan (Y) semakin kecil. Hasil uji regresi menunjukkan variabel Dividend Yield (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan koefisien regresi sebesar 0,163. Hal ini berarti semakin besar Dividend Yield (X3), maka Nilai Perusahaan (Y) semakin besar.
8. Kesimpulan dan Saran 8.1 Kesimpulan Berdasarkan
uraian-uraian
yang
telah
diungkapkan
pada
pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Investment Opportunity Set (IOS), Leverage, dan Dividend Yield berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia. 2. Investment Opportunity Set (IOS), Leverage, dan Dividend Yield berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
8.2 Saran Dari hasil penelitian ini kiranya peneliti dapat memberikan saran, diantaranya: 1. Bagi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan khususnya yang menyangkut Investment Opportunity Set (IOS), Leverage, dan Dividen Yield, karena berdasarkan hasil penelitian ini ketiga aspek tersebut berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi tentunya akan berdampak pada kepercayaan dari para investor maupun dari publik bahkan dapat menarik minat investor untuk membeli saham. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah jumlah sampel penelitian dan juga melibatkan sektor industri yang lainseperti manufaktur, keuangan, pertambangan, dan lainnya agar mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja keuangan yang lain, misalnya Earning Per Share, likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio), profitabilitas (Return on Asset dan Return on Equity), Total Asset Turnover, dan lainnya sehingga diperoleh temuan yang lebih baik dalam menjelaskan nilai perusahaan.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014
Hafifah, Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), ... ...
Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Statistika Indonesia. Jakarta: BPS. Balkaoui dan Picur, 1998; Smith dan Watts, 1992; Cahan dan Hossains, 1996; Kallapur dan Trombley, 1999; Jones dan Sharma, 2001. Book to market value of assets Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga., dan L. C. Gapenski. 1996. Intermediate Financial Management. Florida: The Dryden Press Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. 2005. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain dari Basic Econometric. Jakarta : Erlangga. Helfert, Erich A. 2006. Teknik Analisis Keuangan. Terjemahan Herman Wibowo, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga. Hery. 2012. Rahasia Cermat dan Mahir Menganalisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Grasindo http://www.idx.com
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2014