PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: SEPTIANDI DWI NUGRAHA NIM. 1111082000087
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: SEPTIANDI DWI NUGRAHA NIM. 1111082000087
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
i
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Septiandi Dwi Nugraha NIM: 1111082000087
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Rini, Ak., CA. NIP. 19760315 200501 2 002
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Jumat, 10 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: : : :
Septiandi Dwi Nugraha 1111082000087 Akuntansi Pengaruh Investment Opportunity Set dan karakteristik Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 April 2015
1. Zaenal Muttaqin, MPP. NIP. 19790503 201101 1 006
( _____________________) Penguji I
2. Ismawati Haribowo, SE., M.Si. NIP. 19800909 201411 2 003
( ______________________ ) Penguji II
3. Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK. NIP.
( _____________________ ) Penguji III
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Senin, 21 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Septiandi Dwi Nugraha : 1111082000087 : Akuntansi : Pengaruh Investment Opportunity Set Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 21 September 2015
1.
Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19760924 200604 2 002
( _____________________) Ketua
2.
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19800416 200901 2 006
( ______________________ ) Sekertaris
3.
Atiqah, SE., MS., Ak NIP. 19820120 200912 2 004
( ______________________ ) Penguji Ahli
4.
Dr. Rini, Ak., CA NIP. 19760315 200501 2 002
( _____________________ ) Pembimbing I
5.
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19800416 200901 2 006
( _____________________ ) Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Septiandi Dwi Nugraha
Nomor Induk Mahasiswa
: 1111082000087
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya 4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 4 Februari 2015 Yang menyatakan,
(Septiandi Dwi Nugraha)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Septiandi Dwi Nugraha
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 September 1993
3. Alamat
: Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw: 005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, 15225
II.
III.
4. Telepon
: 081282330982
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri 012 Bintaro Pagi
Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 177 Jakarta
Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 90 Jakarta
Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2016
LATAR BELAKANG KELUARGA Nama Ayah
: Suryahadi
Nama Ibu
: Rohayati, S.Pd
Alamat Orang Tua
: Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw: 005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, 15225
Anak ke-, dari
: 2 dari 2 bersaudara
vi
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Taekwondo SMAN 90 Jakarta (2008 - 2009) 2. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012 - 2014) 3. Ketua Divisi acara Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) Jurusan Akuntansi UIN Jakarta 4. Wakil Ketua acara Keakraban Jurusan Akuntansi UIN Jakarta 5. Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata LENSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan munuju jalan yang terang benderang. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas izin Allah SWT skripsi ini dapat selesai. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari telah banyak mendapat arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, kasih sayang, nasihat, dan dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis. 2. Kakakku Anugrah Putra Pratama yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak, M.M, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat bergarga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberika selama ini. 7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 10. Fitriyanti yang selama ini selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan doa, dukungan, bantuan, semangat, motivasi, dan menemani penulis dalam suka maupun duka.
ix
11. Sahabat-sahabat terdekat penulis, Arif, Opi, Irvan, Fahmi, Rizki, dan Wahyu yang selalu memberikan support dan perhatian terbaiknya kepada penulis. 12. Sahabat penulis, Wandayani, Anissa Rabani dan Rahma Helmi yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, memberikan semangat dan doa kepada penulis. 13. Sahabat penulis, Nimas Rani, Pratiwindya Ruhita dan Aziz Pilar yang telah setia menemani penulis hingga saat ini. 14. Teman-teman Akuntansi C dan seluruh mahasiswa Akuntansi angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat dan sukses selalu untuk kita semua. 15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 4 Februari 2016
Penulis
x
THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE ABSTRACT
This research aims to examine the influence of investment opportunity set and good corporate governance on firm performance. Good corporate governance is represented by a managerial ownership, board committee size and audit committee size. This research is quantitative, the data taken is secondary data. The data in this study were obtained using the library research with the research population was companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period 2012 2014. The analytical method used is multiple regression analysis which consists of classical assumption (normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test and autocorrelation test) and test hypotheses (coefficient of determination, t test, F test) The results of this research show that: (1) investment opportunity set has significant influence on firm performance. (2) The managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee no significant influence on firm performance. (3) investment opportunity set, managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee has simultaneously and significant influence on firm performance. While the F test results of this research prove that the investment opportunity set, The managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee simultaneously influence on firm performance. Keywords : investment opportunity set, good corporate governance and firm performance
xi
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment opportunity set dan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Good corporate governance diwakili dengan variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data yang diambil merupakan data sekunder. Data pada penelitian ini diperoleh menggunakan penelitian pustaka dengan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 – 2014. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang terdiri dari uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dan uji hipotesis (koefisien determinasi, uji t, uji F). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. (2) Kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. (3) Investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil uji F dari penelitian ini membuktikan bahwa investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Kata kunci : investment opportunity set, good corporate governance dan kinerja perusahaan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. xi ABSTRAK ............................................................................................................ xii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB I ...................................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................. 9
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10
BAB II ................................................................................................................... 12 A.
Tinjauan Literatur ............................................................................... 12 1.
Teori Agensi (Agency Theory) .......................................................... 12
2.
Investment Opportunity Set (IOS) .................................................... 13
3.
Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 15
4.
Kinerja Perusahaan .......................................................................... 20
B.
Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya ...................................................... 22
C.
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29
D.
Dasar Perumusan Hipotesis ................................................................ 30
BAB III ................................................................................................................. 35 A.
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 35
B.
Metode Penentuan Sampel .................................................................. 35
C.
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36
xiii
D.
Metode Analisis Data ........................................................................... 36 1.
Uji Statistik Deskriptif...................................................................... 36
2.
Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 37
3.
Uji Hipotesis ...................................................................................... 39
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 42 BAB IV ................................................................................................................. 47 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 47
B.
Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 48 1.
Statistik Deskriptif ............................................................................ 49
2.
Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 52
3.
Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 57
BAB V................................................................................................................... 74 A.
Kesimpulan ........................................................................................... 74
B.
Saran-saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77 LAMPIRAN . ....................................................................................................... 80
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ....................................................... 26
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................... 46
4.1
Populasi dan klasifikasi industri ...................................... 47
4.2
Sampel dan klasifikasi industri ........................................ 48
4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 49
4.4
Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov ................... 53
4.5
Hasil Uji Multikoliniearitas ............................................. 54
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................... 55
4.7
Hasil Uji Autokorelasi ..................................................... 57
4.8
Hasil Koefisien Determinasi............................................ 58
4.9
Hasil Uji Signifikasi Parameter Individal (Uji t) ............. 59
4.10
Hasil Uji Statistik F ........................................................ 71
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan minyak multinasional asal Belanda, Royal Dutch Shell, terpaksa akan mengurangi sekitar 6.500 karyawan secara global menyusul anjloknya kinerja usaha. Perusahaan minyak yang bermarkas di Den Haag tersebut mengumumkan penurunan laba dan pendapatan pada triwulan kedua 2015. Penurunan kinerja itu terjadi karena dampak penurunan harga minyak dunia, terutama di Amerika Serikat. Selain pengurangan karyawan, Shell akan memangkas biaya operasional untuk efisiensi. Tahun ini, Shell akan mengurangi biaya produksi senilai 3,66 miliar euro (US$ 4 milar atau Rp 54,04 triliun). Bukan hanya itu, investasi juga akan dipangkas sebesar US$ 7 miliar (Adiwijaya, 2015). Penurunan kinerja perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal perusahaan maupun eksternal. Menurunnya kinerja persahaan dapat berdampak kepada keputusan memberhentikan karyawan, efisiensi biaya operasional dan investasi. Maka dari itu, perusahaan dituntut agar dapat mengelola usahanya dengan baik agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Itulah mengapa pentingnya perusahaan harus mengatur strategi dengan baik agar kinerja perusahaan tersebut bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.
1
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejehteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance) yang baik. Kinerja perusahaan yang baik juga bermakna bagi konsumen, komunitas, karyawan, dan pemasok – termasuk dalam pemasok adalah kreditur, yaitu pemasok dana. Tujuan sekunder didirikannya perusahaan adalah untuk kesejahteraan pihak-pihak yang disebutkan terakhir. Tujuan sekunder adalah penggerak bagi tercapainya tujuan primer (Atkinson dkk., 1997 dalam Fachrudin, 2011). Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk tetap bertahan dalam era pasar bebas dan sesuai dengan prinsip going concern, yaitu perusahaan diasumsikan untuk beroperasi secara terus-menerus menjalankan usahanya maka kinerja perusahaan harus baik. Kinerja perusahaan dapat dicerminkan melalui beberapa metode pengukuran kinerja (Aprina, 2012). Dalam kaitannya dengan dengan kinerja keuangan, laporan keuangan menjadi patokan untuk mengukur bagaimana kinerja suatu perusahaan itu dikatakan baik. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Arifani, 2013).
2
Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Anggitasari dan Mutmainah, 2012). Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan para peneliti untuk menentukan kinerja perusahaan, yakni pendekatan pasar dan pendekatan laporan keuangan (Ujunwa,
2012). Pendetakatan laporan keuangan
menggunakan angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan. Beberapa rasio keuangan yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pendekatan laporan keuangan diantaranya adalah ROA dan ROE (Martsila, 2013). Penilaian kinerja keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan yang berpengaruh dengan kegiatan seperti pangambil alihan perusahaan oleh pihak lain, penggabungan perusahaan, kepemilikan dalam perusahaan, pemberian kredit dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat. Penilaian kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya dilihat dari berapa tingkat keuntungan atau profitabilitas
yang dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan ini sering dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri (Marinda, 2014). Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan yaitu faktor kebijakan atau keputusan investasi yang dilakukan. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana perusahaan
3
menggunakan keuntungan yang dimiliki untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu memanfaatkan investment opportunity set yang berkaitan dengan potensi pengembangan pasar (Marinda, 2014). Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja ataupun nilai dari perusahaan adalah Investment Opportunity Set (IOS). Norpratiwi (2007) dalam penelitiannya mengenai Investment Opportunity Set (IOS) menyimpulkan bahwa IOS memiliki kandungan informasi yang dibutuhkan oleh investor dipasar modal, karena
IOS merupakan proksi
realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan, antara lain kebijakan pendanaan atau struktur utang, kebijakan dividen, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Perusahaan dihadapkan pada perencanaan keputusan yang akan menimbulkan pengaruh besar di masa mendatang, perusahaan yang baik diharapkan mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat atas peluang atau kesempatan yang muncul saat ini, agar dimasa mendatang peluang tersebut dapat terealisasi yang memberi keuntungan lebih bagi perusahaan (Simamora dkk, 2014). Dalam menentukan jenis investasi dan apakah kebutuhan dananya dipenuhi dari dalam (internal) atau dari luar (eksternal), manajemen harus memperhatikan tingkat kemapanan aliran kas. Sumber pendanaan atau pemilihan pemenuhan kebutuhan dana juga mencerminkan pada tahap apa perusahaan tersebut berada, apakah dalam tahap ekspansi atau pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk dapat memahami dan menyikapi setiap
4
alternatif pemenuhan kebutuhan dana dengan baik dan realistis (sesuai dengan kemampuan perusahaan) (Gumanti, 2008). Di dalam perusahaan terdapat beberapa fungsi, antara lain fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan sangat rentan dengan agency conflict (konflik kepentingan). Agency conflict terjadi manakala manajer cenderung membuat keputusan yang menguntungkan dirinya daripada kepentingan pemegang saham (Meckling 1976, Myers 1977). Agency conflict dapat menimbulkan agency cost (biaya agensi), yaitu berupa pemberian insentif yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard (Fachrudin, 2011). Dalam konflik keagenan terjadi dualisme kepentingan dalam diri manajer perusahaan, di satu sisi manajer bertanggung jawab pada pemilik perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan bagi keuntungan pemilik modal, di sisi lain manajer juga ingin mendapatkan pendapatan maksimal atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Namun berdasarkan teori keagenan, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. GCG juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati dkk, 2004 dalam Simamora dkk, 2014).
5
Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan upaya untuk menjadikan GCG sebagai pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam mengelola manajemen perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip GCG saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, serta agar dapat menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan (Arifani, 2013). Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan corporate governance secara ekonomis akan menjaga kelangsungan usaha. Selain itu dapat menghilangkan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), menciptakan serta mempercepat iklim berusaha yang lebih sehat, dan meningkatkan kepercayaan baik investor maupun kreditor (Daniri, 2005). Di sinilah kaitan antara penerapan corporate governance dan kinerja perusahaan. Pelaksanaan corporate governance yang baik akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan (Rachmad, 2013). Menurut Barnhart &
Rosentein (1998), terdapat dua mekanisme
corporate governance, yaitu: (1) internal mechanism (mekanisme internal) seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif (2) external mechanisms seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Dengan berjalannya kedua mekanisme tersebut secara bersamaan, maka sistem corporate governance perusahaan mencoba memotivasi manajer agar memaksimalkan nilai pemegang saham dengan pasar
6
modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan (Laksana, 2015). Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat.
Penelitian
mengenai
corporate
governance
menghasilkan
mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders pada setiap indutri (Tjager, 2003:34 dalam Laksana, 2015). Berbagai penelitian yang terkait tentang pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, namun masih banyak ketidak konsistenan atas hasil yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Hutchinson dan Gul (2004) dan Sun dkk., (2014) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Marinda dkk., (2014) menyatakan bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
7
Penelitian yang dilakukan oleh Arifani (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi kinerja perusahaan, ini disebabkan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat memengaruhi kineja perusahaan karena pengambilan keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar. Dan didukung penelitian yang dilakukan oleh Aprina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh kepada kinerja perusahaan. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, agar dapat menjadi salah satu pertimbangan pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua,
masih
tedapat
banyak
perbedaan
hasil
penelitian-penelitian
sebelumnya yang menimbulkan pertanyaan apakah IOS dan GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, penelitian ini dapat menggambarkan kondisi yang relatif baru serta diharapkan hasil dari penelitian ini lebih relevan untuk mengetahui pengaruh IOS dan GCG terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Perusahaan”. Penelitian ini merukapan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu penelitian dari Christiningrum (2015), Sun dkk.(2014),
8
Marinda dkk.(2014), Putri dan Prihatiningtyas (2014), Widagdo dan Chariri (2014), Arifiani (2013), Laksana (2015). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah: 1.
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen yaitu Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance (GCG) diproksi dengan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit serta variabel dependen yaitu kinerja perusahaan diproksi dengan ukuran ROA.
2.
Objek Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2012-2014.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut 1. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja prusahaan? 4. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
9
5. Apakah Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis pengaruh IOS terhadap kinerja perusahaan. b. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. d. Untuk menganalisis pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan. e. Untuk menganalisis pengaruh IOS, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Untuk perusahaan, hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal memaksimalkan kinerja perusahaan. b. Untuk investor, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif informasi yang diperlukan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasi
10
c. Untuk mahasiswa, penelitian ini dapat diharapkan sebagai masukan dan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai IOS dan GCG, serta faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori Agensi menjelaskan hubungan antara principal dengan agent. Hubungan keagenan merupakan hubungan kontrak antara principal yang mempekerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Namun adanya perbedaan kepentingan antara principal (stakeholders) dan agent (manajer) menyebabkan munculnya masalah baru. Pendelegasian principal kepada agent membuat pemilik perusahaan tidak dapat mengawasi kinerja manajer, sehingga keputusan manajer kadang tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat mengarah pada tindak kecurangan dan penipuan yang dilakukan agent terhadap principal, yang dikenal dengan istilah moral hazard. (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widagdo dan Chariri, 2014). Jensen dan Meckling (1976) dalam teori agensi-nya mengatakan bahwa agency problem timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (Principal) dengan manajemen (Agent). Menurut Al-Faki (2006), untuk memunculkan keselarasan antara pemilik perusahaan dan manajemen, diperlukan transparansi dari pihak manajemen kepada pemilik perusahaan, serta keadilan kepada stakeholders lain (Widagdo dan Chariri, 2014).
12
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) (Cornett, 2006 dalam Laksana, 2015). 2. Investment Opportunity Set (IOS) Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014). IOS (Investment Opportunity Set) merupakan kesempatan perusahaan untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki
13
peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan tingkat laba dan menentukan kualitas informasi laba (Oktarya dkk., 2014) Investment Opportunity Set (IOS) menurut Norpratiwi (2007) adalah nilai kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Secara umum Norpratiwi (2007) mengatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang (Simamora dkk, 2014). IOS adalah beban yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang mencerminkan nilai perusahaan sesuai dengan kebijakan dari manajemen itu sendiri. IOS juga dapat digunakan sebagai pilihan investasi saat ini dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak (Gaver dan Gaver, 1993). Konsep IOS menyatakan bahwa perusahaan merupakan kombinasi antara aset yang dimiliki (asset in place) dan investment opportunity (intangible asset) (Yendrawati dan Rezki, 2013 dalam Aristantia, 2015).
14
3. Good Corporate Governance (GCG) Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya
kepada
para
pemegang
saham
khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan atau manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo, 2012). Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Brown dan Caylor, 2006). Corporate governance juga didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003). Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan
15
memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Laksana, 2015). Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002, Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa corporate governance adalah suatu sistem yang
mengatur
hubungan
antara
pihak-pihak
yang
berkepentingan
(stakeholders) demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance dibuat untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan antara hubungan tersebut (Arifani, 2013). Penelitian ini memproksikan good corporate governance menjadi 3 dimensi yaitu kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit. a. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran manejerial adalah dewan komisaris
16
serta dewan direksi perusahaan. Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan bahwa memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu cara untuk menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan, dikarenakan manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial, akan mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mengurangi resiko atas kehilangan kekayaannya (Wibowo dan Aisjah, 2014). Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari presentase saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Bagnani dkk dalam Nuraeni (2010) struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai presentase saham biasa dan atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham karena bila terdapat keputusan yang salah manajemen juga akan menanggung konsekuensinya (Arifani, 2013). b. Ukuran Dewan Komisaris Terkait dengan bentuk dewan dalam sebuah perusahaan, terdapat dua sistem yang berbeda yang berasal dari dua sistem hukum berbeda, yaitu Anglo saxon dan continental eropa. Sistem hukum anglo saxon mempunyai sistem satu tingkat atau one tier system. Di sini perusahaan hanya
17
mempunyai satu dewan direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi antara manajer atau pengurus senior (direktur eksekutif) dan direktur independen yang bekerja dengan prinsip paruh waktu (non direktur eksekutif). Pada dasarnya yang disebut belakangan ini diangkat karena kebijakannya, pengalamannya dan relasinya. Negara-negara dengan one tier system misalnya Amerika serikat dan inggris (Sari dkk, 2013). Sistem hukum Continental Eropa mempunyai sistem dua tingkat atau two tier system. Disini perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu dewan pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi), dimana dewan direksi mengelola dan mewakili perusahaan di bawah pengarahan dan pengawasan dewan komisaris. Dalam sistem two tiers system, anggota dewan direksi dianggak dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas (dewan direksi). Dewan direksi juga harus memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab hal-hal yang diajukan oleh dewan komisaris, sehingga dewan komisaris terutama bertanggungjawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen. Dalam hal ini dawen komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh melakiti perusahaan dengan pihak ketiga (Sari dkk, 2013). Dewan Komisaris merupakan komponen vital dalam mekanisme internal yang memungkinkan pemecahan masalah lembaga yang melekat dalam mengelola setiap organisasi. Dewan Komisaris bertugas mewakili kepentingan pemegang saham dan merupakan salah satu mekanisme yang dirancang untuk memantau konflik kepentingan dalam upaya memastikan
18
bahwa baik pemilik maupun komponen kontrol pada akhirnya akan berkontribusi pada maksimalisasi nilai perusahaan (Ehikioya, 2009). Agar Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya secara efektif, mengambil keputusan secara tepat dan tepat waktu, serta bertindak secara independen, komposisi dari Dewan Komisaris harus diperhatikan (KNKG, 2006 dalam Martsila, 2013). c. Komite Audit Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan dalam memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi komite audit yang efektif akan mengarah pada semakin baiknya fungsi control sehingga konflik keagenan dapat diminimalisasi (Rachmat, 2013). Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal). Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal. Kurnianingsih dan Supomo (1999) juga menjelaskan bahwa komite audit pada aspek akuntansi dan pelaporan keuangan diharapkan dapat melaksanakan beberapa fungsi yaitu: menelaah seluruh laporan keuangan untuk menjamin objektivitas, kredibilitas, reliabilitas, integritas, akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan; menelaah kebijakan akuntansi dan memberikan perhatian khusus terhadap dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kebijakan akuntansi; menelaah efektifitas Struktur Pengendalian Internal (SPI) dan memastikan tingkat kepatuhan SPI; mengevaluasi
19
kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan; menilai estimasi, kebijakan dan penilaian manajemen yang dipertimbangkan mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan (Arifani, 2013). 4. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal ini ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang diharapkan (Rachmad, 2013). Evaluasi perusahaan yang mengacu pada standar eksternal melalui competitive benchamarking memberikan gagasan untuk mengembangkan analisis rasio keuangan perusahaan individual dengan memepertimbangkan rasio industri (Martono,2002). Analisis kinerja perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan industri dinilai sangat relevan dalam persaingan industri. Hal ini disebabkan karena kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan namun juga faktor eksternal perusahaan.Salah satu indikator penting yang digunakan dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (bussines attractiveness). Indikator ini dapat diukur dengan rasio profitabilitas industri yang seperti ROA dan ROE. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
20
keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya kondisi keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Menurut Helfert dalam Widyastuti (2006) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu. Ukuran keuangan juga dilengkapi dengan ukuran-ukuran non keuangan yang menunjukkan kepuasan pelanggan, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis dan produktifitas serta komitmen dari tiap personal untuk menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang (Hana, 2013). Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak
keuangan
kumulatif
dan
ekonomi
dari
keputusan
dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi (Sari dkk., 2013).
21
B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya Penelitian mengenai “Pengaruh Investment Opportunity Set dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja perusahaan” ini menggunakan beberapa acuan penelitian sebelumnya. Penelitian Christiningrum (2015) dengan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000-2010 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan IOS terhadap kinerja perusahaan segmen sedangkan diversification strategy dan leverage terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan segmen. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sun dkk, (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara investment opportunity set, gross domestic product growth dan Chief Executive Officer ownership terhadap kinerja perusahaan setelah diterapkannya peraturan Sarbanes-Oxley. Sedangkan dalam penelitian Marinda dkk, (2014) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2012 membuktikan bahwa investment opportunity set berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian selanjutnya adalah penelitian Laksana (2014) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
22
terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 membuktikan bahwa jumlah dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012 sedangkan Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Priatiningtyas (2014) dengan sampel pada penelitian ini sebanyak 110 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 menyatakan hasil analisis regresi membuktikan seluruh variabel independen yang digunakan yaitu proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh variabel Return on Assets (ROA). Penelitian Widagdo dan Chariri (2014) dengan populasi dalam penelitian perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dengan sampel sebanyak 85 perusahaan membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan sedangkan independensi komite audit, independensi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, jumlah rapat dewan komisaris, dan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
23
Penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015) dengan sampel perusahaan perbankan sebanyak 31 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 membuktikan bahwa kepemilikan asing, ukuran dewan direksi, dan auditor eksternal memiliki pengaruh yang signifikan dengan kinerja keuangan perbankan, sedangkan pemegang saham mayoritas, kepemilikan pemerintah, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan capital adequacy ratio (CAR) tidah memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan. Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) dengan sampel perusahaan non finansial sebanyak 39 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 20092010 membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan dan konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Namun, ukuran dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan dan leverage memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap PER. Penelitian yang dilakukan oleh Velnampy (2013) dengan sampel perusahaan sebanyak 287 perusahaan yang terdaftar di Colombo Stock Exchange periode tahun 2007-2011 memembuktikan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, struktur dewan direksi dan jumlah rapat dewan direksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE. Penelitian Arifani (2013) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 186 perusahaan dari berbagai sektor yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2011 membuktikan bahwa komite audit, kepemilikan
24
istitusional dan komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan karena pengambilan keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) dengan populasi yang digunakan dlam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011 membuktikan bahwa dewan komisaris dan kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan, sedangkan Komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
25
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu “Pengaruh Investment Opportunity Set (X1), Kepemilikan manajerial (X2), Dewan komisaris (X3) dan Komite Audit (X4) Terhadap Kinerja Perusahaan (Y)” No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil 1.
2.
Fajrul Marinda, Moch Dzulkirom AR, Muhammad Saifi “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14, No. 1: 1-10
Jerry Sun, George Lan dan Zhenzhong Ma “Investment Opportunity Set, Board Independence, and Firm Performance”
Managerial Finance, Vol. No.5: 454-468
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: laporan tahunan Sampel: perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI Tahun data: 2010-2012 Metode analisis: SEM
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: laporan tahunan Sampel: perusahaan yg teraftar di Investor Responsibility Research Center(IRRC) dan koresponden US Stock 40, Exchange Tahun data: 2000-2005
v
v
v
v
1. IOS tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. 2. IOS berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 3. Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara IOS terhadap kinerja perusahaan. 2. Terdapak pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan kinerja perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 3.
4.
Peneliti /Judul/ Sumber
Metodologi Penelitian
MF Christiningrum “Effect of Diversification Strategy, Leverage and IOS on Multi Segment Corporate Performance in Indonesia” Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.6 No 5 S5
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: laporan tahunan Sampel: 120 perusahaan yang terdaftar di BEI Tahun data: 2000-2010 Variable lainnya: diversification strategy, leverage (indipenden)
Dominikus Octavianto Kresno Widagdo dan Anis Chariri “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan” Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 3, No.3: 1-9.
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: laporan keuangan tahunan Sampel: 85 perusahaan nonfinancial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun data: 2012 Metode analisis: analisis regresi linear berganda
X1
X2
X3
v
v
v
X4
Y
Hasil
v
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara IOS terhadap kinerja perusahaan segmen, hal ini disebabkan adanya manajemen laba.
v
1. Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran dewan komisaris dengan kinerja perusahaan. 2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara independensi komite audit dengan kinerja perusahaan. 3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. Peneliti /Judul/ Sumber 5.
6.
Anas Ainur Rachmad “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Berbasis Karakteristik Manajerial Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, H: 678-696.
Intan Lifinda Ayuning Putri dan Yeney Widya Prihatiningtyas, DBA., Ak., CA. “Pengaruh Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Metodologi Penelitian Jenis penelitian: kualitatif Sumber data: laporan keuangan tahunan Sampel: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun data: 2007-2011 Metode analisis: analisis regresi linear berganda
Jenis penelitian: kualitatif Sumber data: laporan tahunan perusahaan Sampel: 110 perusahaan yang terdaftar di BEI Tahun data: 2008-2012 Metode analisis: multiple linear regression.
X1
X2
v
v
X3
v
X4
v
Y
v
v
Hasil 1. Komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, ukuran komite audit belum mampu menjamin kinerja perusahaan. 1. Hasil lain pada penelitian ini menunjukkan bahwa GCG dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dihitung dengan Return on Asset (ROA) .
28
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Penelitian ini diteliti: Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Karakteristik Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan.
Basis Teori : Teori Agensi
Variabel Independen
Variabel Dependen
Investment Opportunity Set (X1) (Sun (2014), Marinda (2014) dan Hutchinson (2004)) Kepemilikan Manajerial (X2) (Wibowo dan Aisjah (2014) dan Arifani (2013))
Kinerja Perusahaan (Y) (Rachmad (2013), Hana (2013) dan Sari et al., (2013))
Ukuran Dewan Komisaris (X3) (Martsila (2013)) Ukuran Komite Audit (X4) (Rachmat (2013) dan Arifani (2013))
Bersambung ke halaman selanjutnya. 29
Lanjutan Gambar 2.1 Data yang Digunakan : Annual Report
Metode Analisis: Metode Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
D. Dasar Perumusan Hipotesis 1. Investment Opportunity Set dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan
hasil
penelitian
Christiningrum
(2015)
menyatakan sebuah perusahaan dengan IOS tinggi biasanya membutuhkan dana yang lebih besar untuk membiayai barang modal, dan akan mencoba untuk menemukan sumber-sumber pendanaan di pasar modal. Perusahaan cenderung untuk tidak bergantung pada sumber pendanaan dari bank ketika nilai jaminan yang diadakan tidak mencukupi. Upaya untuk mendapatkan dana dari pasar modal harus didukung oleh kinerja akuntansi yang baik, seharusnya perusahaan akan berusaha untuk menyajikan kinerja yang positif melalui ROA yang baik kepada calon investor.
30
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut. H1 : Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 2. Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) menyatakan bahwa peningkatan kepemilikan saham oleh manajer perusahaan diharapkan akan dapat mengurangi agency problem dalam perusahaan. Rendahnya agency problem mencerminkan tidak adanya konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemegang saham, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan
saham
manajerial
dalam
perusahaan
dapat
mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham manajerial yang semakin besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang rendah pula. Laksana (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, maka keputusan yang diambil oleh dewan akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan cenderung mengalami penurunan.
31
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut. H2:
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan. 3. Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian Martsila dan Meiranto (2013) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dewan komisaris ditunjuk untuk mewakili pemegang saham mengawasi operasional badan usaha. Peningkatan jumlah komisaris menyebabkan adanya pengawasan lebih ketat terhadap pihak manajer, sehingga pihak manajer lebih giat dalam meningkatkan performa badan usaha dan kemungkinan timbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah. Selain itu, ukuran dewan komisaris yang lebih besar dianggap mampu menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar anggota dewan komisaris. Rachmad (2013) menyatakan fungsi pengawasan yang dilakukan dewan komisaris akan meminimalisir tindak manipulasi serta jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan harus dalam keadaan optimal (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) agar mampu saling melengkapi dan dapat bekerja secara optimal.
32
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut. H3: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 4. Ukuran Komite Audit dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) menyatakan bahwa semakin banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat. Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal, sehingga komite audit dipandang dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut. H4: Ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan 5. IOS, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit dan Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil penelitian Sun dkk., (2014) dan Christiningrum (2015) membuktikan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) dan Rachmad (2013) membuktikan
33
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan
hasil
penelitian-penelitian
tersebut
maka
dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh Investment Opportunity Set dan corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit) terhadap kinerja perusahaan,. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia sehingga diharapkan akan memperoleh sampel yang representatif. Perusahaanperusahaan di BEI juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada stakeholders, sehingga memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2012-2014. Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data time series dengan menggunakan annual report periode 2012-2014. B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2012-2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random berbasis alokasi proporsional untuk meyakinkan sampel representatif dari semua sektor industri (Haniffa dan
35
Cooke, 2005 dalam Suhardjanto dan Permatasari,2010), yaitu service, finance, dan manufacture termasuk mining. Peneliti memilih teknik pengambilan sampel secara random sampling berbasis alokasi proporsional untuk menggambarkan kondisi seluruh sektor perusahaan yang terdapat di Indonesia. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 50 perusahaan. C. Metode Pengumpulan Data Dalam
memperoleh
data-data
pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan penelitian pustaka (Library Research). Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data laporan tahunan (annual report) perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan melakukan download langsung melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan statistika yaitu analisis regresi linear berganda. Penelitian ini melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2013).
36
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis uji One Sample Kolmogorov Smirnov (Ghozali, 2013). b. Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2013) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel
37
independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2013). c.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji glejser dimana uji ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| = α +βXt + vt (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013).
d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa dilihat dari angka
38
Durbin Watson. Menurut Santoso (2014) nilai DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. 3. Uji Hipotesis Untuk
menguji
hipotesis
dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam Nurkhin 2009:40). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan good corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris). Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : ROA = α+ β1IOS + β2KM + β3DK+ β4KA+ e Dimana; ROAit
= kinerja perusahaani tahun ke-t yang diukur menggunakan ROA
α
= konstanta
β1, β2, β3, β4
= koefisien regresi
IOS
= Investment Opportunity Set
KM
= Kepemilikan Manajerial
UDK
= Ukuran Dewan Komisaris
39
KA
= KomiteAudit
e
= error (kesalahan pengganggu)
a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan ttest. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2013), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
40
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama antara variabel-variabel independen (IOS, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit) terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan). Uji F dilakukan dengan membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel atau dapat pula dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian dengan nilai probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model diterima.
41
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Investment Opportunity Set (IOS) Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014). Investment Opportunity Set dapat diukur dengan menggunakan indikator Market Value Assets to Book Value Asset:
MVABVA=
𝑇𝐴 −𝑇𝐸+ (𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 ×ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟) 𝑇𝐴
2. Good Corporate Governance Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham
42
khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan atau manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo, 2012:83). a. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran manejerial adalah dewan komisaris serta dewan direksi perusahaan. Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan bahwa memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu cara untuk menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan, dikarenakan manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial, akan mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha
43
untuk mengurangi resiko atas kehilangan kekayaannya (Wibowo dan Aisjah, 2014). Pengukurannya adalah sebagai berikut:
Kepemilikan manajerial =
𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎
× 100%
b. Ukuran Dewan Komisaris Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan. Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang banyak membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja perusahaan yang semakin menurun (Yermack 1996, Eisenberg, Sundgren, dan Wells 1998 dalam Dewi dan Widagdo, 2012). Pengukurannya sebagai berikut: Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah seluruh dewan komisaris
c. Ukuran Komite Audit Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan dalam memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi komite audit yang efektif akan mengarah pada semakin baiknya fungsi control sehingga konflik keagenan dapat diminimalisasi (Rachmat, 2013). Pengukurannya sebagai berikut:
Ukuran Komite Audit = Jumlah seluruh anggota komite audit
44
3. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal ini ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang diharapkan (Rachmad, 2013). Pengukurannya adalah sebagai berikut:
ROA =
𝑁𝐼𝐴𝑇 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Keterangan : NIAT : Net Income After Tax
45
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Investment Opportunity Set (IOS)
Indikator
Skala
𝑇𝐴 − 𝑇𝐸 + (𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟) 𝑇𝐴
Rasio
saham yang dimiliki direksi dan komisaris × 100% total saham
Rasio
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Rasio
Jumlah Anggota Komite Audit
Rasio
(Marinda, 2014) Kepemilikan Manajerial (Wibowo dan Aisjah, 2014) Ukuran Dewan Komisaris (Dewi dan Widagdo, 2012) Ukuran Komite Audit (Saraswati et al., 2012) Kinerja Perusahaan (Rachmad, 2013)
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Rasio
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh investment opportunity set yang diproksikan oleh market value asset/book value asset (MVABVA) dan good corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial; ukuran dewan komisaris dan komite audit, terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan return on assets pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Populasi dan klasifikasi industri Total No. Tipe industri jumlah presentase 1 Jasa 229 45.1% 2 Keuangan 88 17.3% 3 Manufaktur dan lainnya 191 37.6% Total 508 100%
Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 perusahaan, nama-nama perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran. Jumlah sampel dan tipe industri sampel, dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut:
47
Tabel 4.2 Sampel dan klasifikasi industri Total No. Tipe industri jumlah presentase 1 Jasa 22 44% 2 Keuangan 9 18% 3 Manufaktur dan lainnya 19 38% Total 50 100%
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah metode random sampling berbasis alokasi proporsional. Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian secara random sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report pada tahun 2012, 2013 dan 2014 yang diakses melalui website www.idx.co.id dan website perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data outlier yang berakibat pada tereliminasinya 15 perusahaan dari daftar sampel dan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya sampel yang tersisa adalah sebanyak 35 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian terdapat pada lampiran 1. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (investment opportunity set,
48
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit) terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. 1.
Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Investment Opportunity Set, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, sebagai veriabel independen. Dan Kinerja Perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif. Pengujian dengan statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat melalui nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Berikut merupakan tabel hasil pengujian statistik deskriptif atas variabel-variabel di atas: Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
IOS
105
,364607
2,738148
1,16564095
,424575514
KM
105
,020
15,010
4,37676
4,698933
DK
105
2,0
11,0
4,076
1,8381
KA
105
2,0
4,0
3,029
,2174
ROA
105
,001481
,169910
,05482768
,035358920
Valid N (listwise)
105
Sumber : Output SPSS
49
a.
Variabel Independen 1) Investment Opportunity Set Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel investment opportunity set (IOS) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai minimum sebesar 0,364607 dan nilai maksimum sebesar 2,738148. Ini berarti investment opportunity set atau nilai set kesempatan investasi yang diperoleh perusahaan sampel yang diteliti memiliki nilai minimum sebesar 36,46% dan nilai set kesempatan investasi maksimum sebesar 273,81%. Rata-rata (mean) investment opportunity set sebesar 1,16564, sedangkan standar deviasi sebesar 0,424575. 2) Kepemilikan Manajerial Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial (KM) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 15,01. Ini berarti jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh dewan komisaris maupun direksi dalam perusahaan sampel yang diteliti paling sedikit sebesar 0,02% dan paling banyak sebesar 15,01%. Rata-rata (mean) kepemilikan manajerial sebesar 4,97, sedangkan standar deviasi sebesar 1,891.
50
3) Ukuran Dewan Komisaris Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel ukuran dewan komisaris (DK) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 11. Ini berarti jumlah dewan komisaris dalam perusahaan sampel yang diteliti paling sedikit terdiri dari 2 orang dewan komisaris dan paling banyak terdiri dari 11 orang dewan komisaris. Rata-rata (mean) ukuran dewan komisaris sebesar 4,076, sedangkan standar deviasi sebesar 1,8381. 4) Ukuran Komite Audit Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel ukuran komite audit (KA) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4. Ini berarti jumlah komite audit dalam perusahaan sampel yang diteliti paling sedikit terdiri dari 2 orang dan paling banyak terdiri dari 4 orang komite audit. Rata-rata (mean) ukuran komite audit sebesar 3,029, sedangkan standar deviasi sebesar ,2174. b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel kinerja perusahaan (ROA) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai minimum sebesar 0,001481 dan nilai maksimum sebesar ,169910. Ini berarti kinerja perusahaan yang diukur
51
menggunakan ROA dalam perusahaan sampel yang diteliti dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan paling sedikit sebesar 0,14% dan paling banyak sebesar 16,99%. Rata-rata (mean) kinerja perusahaan yang dihitung menggunakan ROA sebesar 0,0548 atau sebesar 5,48%, sedangkan standar deviasi sebesar 0,03536. 2.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut ini adalah hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov.
52
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
105
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,03288914
Absolute
,108
Positive
,108
Negative
-,055
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1,111 ,169
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS Dari tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 1,111 dan signifikansi pada 0,169 hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji multikolonieritas merupakan suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas (independen) yaitu investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit.
53
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant)
1
IOS
,993
1,007
KM
,892
1,121
DK
,895
1,117
KA
,904
1,107
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa investment opportunity set memiliki nilai tolerance 0,993 dan VIF 1,007. Kepemilikan manajerial memiliki nilai tolerance 0,892 dan VIF 1,121. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai tolerance 0,895 dan VIF 1,117. Ukiran komite audit memiliki nilai tolerance 0,904 dan VIF 1,107. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil perhitungan nilai tolerance (T) diatas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance (T) kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Tabel 4.4 juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai variance inflation factor (VIF) lebih dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan
54
bahwa model persamaan regresi mengindikasikan tidak terjadi adanya multikolonieritas dan model persamaan regresi dapat digunakan pada penelitian ini. c.
Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error ,068
,031
IOS
-,002
,005
KM
,000
DK KA
t
Sig.
Beta 2,206
,030
-,048
-,491
,625
,000
,086
,831
,408
,000
,001
-,016
-,150
,881
-,013
,010
-,141
-1,362
,176
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : Output SPSS
55
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa investment opportunity set memiliki nilai signifikansi 0,625. Kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi 0,408. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai signifikansi 0,881. Ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi 0,176. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (abs_res1). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai untuk memprediksi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Nilai Durbin Watson yang berada di antara -2 sampai +2 menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokorelasi. Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW test) yaitu sebagai berikut:
56
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
R Square
,367a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,135
,100
,033540469
Durbin-Watson
1,410
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM c. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,410. Nilai tersebut berada di antara nilai -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi. 3.
Hasil Uji Hipotesis a.
Koefisien Determinasi Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen (investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit) terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan).
57
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi Model
R
R Square
,367a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,135
,100
,033540469
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil uji koefisien determinasi (R2) besarnya nilai adjusted R2 square adalah 0,100, hal ini berarti 10% variabel kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen, yaitu investment opportunity set (IOS), kepemilikan manajerial (KM),
ukuran dewan komisaris (KM),
ukuran komite audit (KA). Sedangkan sisanya yaitu 90% (100% − 10%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Variabel-variabel tersebut antara lain strktur modal, komisaris independen, dewan direksi, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan sebagainya. b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9.
58
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
a.
Std. Error
(Constant)
,098
,050
IOS
,026
,008
KM
-4,195E-005
DK KA Dependent Variable: ROA
t
Sig.
Beta 1,972
,051
,318
3,408
,001
,001
-,006
-,057
,955
-,002
,002
-,090
-,918
,361
-,022
,016
-,136
-1,388
,168
Sumber : Output SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi linier berganda menghasilkan model berikut ini: ROA = 0,098+ 0,026IOS − 0,00004195KM – 0,002DK − 0,022KA Persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Koefisien konstanta sebesar 0,098 menjelaskan bahwa kinerja perusahaan akan bernilai 0,098 apabila masing-masing variabel investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit bernilai 0. 2) Variabel investment opportunity set
memiliki koefisien regresi
sebesar 0,026. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen variabel investment opportunity set, dengan asumsi
59
variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja perusahaan sebesar 0,026. 3) Variabel kepemilikan manajerial memiliki koefisien regresi sebesar − 0,00004195. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen variabel
kepemilikan manajerial, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar 0,00004195. 4) Variabel ukuran dewan komisaris memiliki koefisien regresi sebesar – 0,002. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen variabel ukuran dewan komisaris, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar – 0,002. 5) Variabel ukuran komite audit memiliki koefisien regresi sebesar − 0,022. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen variabel ukuran komite audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar – 0,022.
60
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai uji signifikan parameter individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa satu dari empat variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi untuk variabel investment opportunity set (IOS) sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05. Sedangkan ketiga variabel lainnya, yaitu kepemilikan manajerial (KM), ukuran dewan komisaris (DK) dan ukuran komite audit (KA) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05. Berikut ini akan dijelaskan mengenai uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) pada tabel 4.9 sebagai berikut: 1)
Pengaruh antara Investment Opportunity Set dengan Kinerja perusahaan Berdasarkan tabel 4.9, investment opportunity set (IOS) memiliki nilai t hitung sebesar 3,408 dan tingkat signifikasi 0,001. Tingkat signifikasi 0,001 menunjukkan tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 yang berarti investment opportunity set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H1 diterima apabila koefisien investment opportunity set berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat signifikansi investment opportunity set berada 61
di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiningrum (2015) yang menyatakan bahwa investment opportunity set berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan yaitu karena sebuah perusahaan dengan IOS tinggi biasanya membutuhkan dana yang lebih besar untuk membiayai barang modal, dan akan mencoba untuk menemukan sumber-sumber pendanaan di pasar modal. Perusahaan cenderung untuk tidak bergantung pada sumber pendanaan dari bank ketika nilai jaminan yang diadakan tidak mencukupi. Upaya untuk mendapatkan dana dari pasar modal harus didukung oleh kinerja akuntansi yang baik, seharusnya perusahaan akan berusaha untuk menyajikan kinerja yang positif melalui ROA yang baik kepada calon investor. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sun dkk, (2014) yang menyatakan bahwa investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan setelah diterapkannya peraturan SarbanexOxley. Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marinda dkk, (2014) yang menyatakan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yaitu karena penambahan jumlah aktiva tidak selalu
62
mempengaruhi kinerja keuangan sehingga menyebabkan dana yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk penambahan aktiva tidak dapat digunakan untuk kegiatan perusahaan yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena investasi yang dilakukan perusahaan dengan menambah aset yang akan digunakan untuk kebutuhan kegiatan operasional perusahaan sehingga memberikan keuntungan lebih yang dihasilkan dari aset yang diinvestasikan tersebut untuk perusahaan.
2)
Pengaruh antara Kepemilikan Manajerial
dengan
Kinerja
Perusahaan Berdasarkan tabel 4.9, kepemilikan manajerial (KM) memiliki nilai t hitung sebesar −0,057 dan tingkat signifikasi 0,955. Tingkat signifikasi 0,955 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05 yang berarti kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H2 diterima apabila koefisien kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian
63
didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di atas 0,05, yaitu sebesar 0,955, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H2 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widagdo dan Chariri (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena pihak manajemen yang memiliki saham dalam jumlah kecil, akan membuat pemegang saham lain berusaha mengawasi
dan
mempengaruhi
pengambilan
keputusan
manajemen sehingga proses pengambilan keputusan menjadi tidak fleksibel dan lambat. Ini mungkin terjadi jika dilihat adanya sistem paternalistik di Indonesia, dimana para pemegang saham mayoritas ingin ikut serta dalam pengambilan keputusan manajerial. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifani (2013) yang
menyatakan
bahwa
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan karena pengambilan keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar. Hasil berbeda ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Prihatiningtyas (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
64
perusahaan karena peningkatan kepemilikan saham oleh manajer perusahaan diharapkan akan dapat mengurangi agency problem dalam perusahaan. Rendahnya agency problem mencerminkan tidak adanya konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemegang saham, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham manajerial yang semakin besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang rendah pula. Konflik keagenan yang rendah dapat dapat direfleksikan dari tingginya tingkat perputaran aktiva perusahaan dan rendahnya beban operasi terhadap penjualan. Penelitian yang dilakukan oleh Laksana (2015) juga menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan karena dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, maka keputusan yang diambil oleh dewan akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan cenderung mengalami penurunan. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena saham
65
yang dimiliki oleh pihak manajemen memiliki saham dalam jumlah kecil, sehingga pemegang saham yang memiliki dalam jumlah besar ingin ikut serta dalam pengambilan keputusan manajerial yang menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi tidak efektif dan cenderung lebih lambat. Hal ini juga didukung oleh nilai kepemilikan manajerial perusahaan yang diteliti pada penelitian ini menunjukan jumlah kepemilikan manajerial yang dimiliki pihak manajemen baik komisaris maupun direksi masih sangat kecil, sehingga pemegang saham dalam jumlah besar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3)
Pengaruh antara Ukuran Dewan Komisaris dengan Kinerja Perusahaan Berdasarkan tabel 4.9, ukuran dewan komisaris (DK) memiliki nilai t hitung sebesar −0,918 dan tingkat signifikasi 0,361. Tingkat signifikasi 0,361 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05 yang berarti ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H3 diterima apabila koefisien ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi
66
berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di atas 0,05, yaitu sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H3 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena dewan komisaris tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional. Peran mereka hanya mengawasi dan memberikan nasihat kepada direksi. Sebagian besar keputusan dibuat oleh direksi dan manajemen. Jadi, komisaris mungkin tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Velnampy (2013) juga
menyatakan
bahwa
ukuran
dewan
komisaris
tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena tugas dewan komisaris adalah mengawasi dan memberikan nasihat kepada pihak manajemen, tetapi pihak manajemen tidak melakukan pedoman tata kelola perusahaan dengan benar dan mengakibatkan perusahaan harus membayar lebih kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen sehingga kinerja perusahaan akan menurun untuk menutupi biaya atas kesalahan pengambilan keputusan tersebut.
67
Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, karena ukuran dewan komisaris memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan jumlah komisaris menyebabkan adanya pengawasan lebih ketat terhadap pihak manajer, sehingga pihak manajer lebih giat dalam meningkatkan performa badan usaha dan kemungkinan timbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah. Selain itu, ukuran dewan komisaris yang lebih besar dianggap mampu menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar anggota dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) juga menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan karena fungsi pengawasan yang dilakukan dewan komisaris akan meminimalisir tindak manipulasi serta jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan harus dalam keadaan optimal (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) agar mampu saling melengkapi dan dapat bekerja secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tdak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak manajemen karena dewan komisaris hanya bertugas mengawasi dan tidak terlibat
68
langsung dalam kegiatan operasional sehingga komisaris tidak memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. 4)
Ukuran Komite Audit (KA) Berdasarkan tabel 4.9, ukuran komite audit (KA) memiliki nilai t hitung sebesar −1,388 dan tingkat signifikasi 0,168. Tingkat signifikasi 0,168 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05 yang berarti ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H4 diterima apabila koefisien ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di atas 0,05, yaitu sebesar 0,168, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) yang menyatakan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena jumlah komite audit yang dimiliki oleh perusahaan belum bisa menjamin bahwa laporan yang dikeluarkan oleh manajemen tidak akan menyesatkan pihak-pihak terkait, dan inefektivitas komite audit dikarenakan kurangnya kefokuskan dalam proses pengawasan. Selain itu, variabel komite audit tidak 69
signifikan pada kinerja dikarenakan keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan tergolong masih baru sehingga memicuh inefektivitas dan tidak memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widagdo dan Chariri (2014) yang menyatakan bahwa masih banyak terjadi variasi-variasi yang sangat tinggi dalam praktik komite audit serta kerancuan pemahaman tentang fungsi, tugas, dan tanggung jawab komite audit. Kerancuan dan variasi pemahaman yang begitu tinggi pada komite audit ditunjukan dengan seringnya komite audit terlibat dalam kegiatan kegiatan rutin yang bersifat operasional, sehingga komite audit tidak dapat menjalankan tugas utamanya yaitu membantu principal dalam mengawasi agentnya, hal ini menyebabkan independensi komite audit menjadi bias. Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arfani (2013) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima karena semakin banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat Dapat disimpulkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena ukuran komite audit tidak menjamin kinerja suatu perusahaan dapat meningkat, hal itu dapat disebabkan oleh kemungkinan kurangnya
70
pengalaman dari auditor tersebut sehingga tidak dapat memberikan saran yang tepat kepada pihak manajemen bahkan akibat kurangnya pemahaman yang diterima auditor tersebut bisa menyebabkan pengambilan keputusan yang dilakukan menjadi menyesatkan. c.
Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikasi simultan (uji statistik F) dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen dalam model persamaan regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama atas variabel dependen. Uji signifikasi simultan (uji statistik F) dilakukan pada tingkat signifikasi 0,05. Apabila nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil daripada 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini merupakan hasil uji signifikasi simultan (uji statistik F): Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,018
4
,004
Residual
,112
100
,001
Total
,130
104
F 3,896
Sig. ,006b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
Berdasarkan tabel 4.10 mengenai tabel uji signifikasi simultan (uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai
71
F hitung sebesar 3.896 dengan probabilitas 0,006. Karena probabilitas 0,006 lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan (ROA) atau dapat dikatakan bahwa investment opportunity set (IOS), kepemilikan manajerial (KM), ukuran dewan komisaris (DK) dan ukuran komite audit (KA) bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA). Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,006 < 0,05. Hal ini menunjukkan apabila investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara bersama-sama pada kinerja perusahaan, maka akan meningkatkan kinerja perusahaan. Christiningrum (2015) dan Sun dkk, (2014) membuktikan bahwa investment opportunity set berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Putri dan Prihatiningtyas (2014) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Laksana (2015) yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013)
72
membuktikan bahwa ukuran dean komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitan tersebut sejalan dengan yang dilakukan oleh Rachmad (2013) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Arfani (2013) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Dapat
disimpulkan
bahwa
investment
opportunity
set,
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit apabila secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dimana dengan investasi yang tepat terhadap aset yang akan digunakan, kepemilikan manajerial yang dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan, dewan komisaris yang memberikan pengawasan dan nasihat yang tepat untuk perusahaan, serta komite audit yang memiliki pengalaman yang baik dapat meningkatkat kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, dan ukuran komite audit. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 perusahaan dengan periode antara tahun 2012 sampai 2014. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yanng telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Christiningrum (2015) dan Sun, dkk (2014). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Marinda, dkk (2014).
2.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Widagdo dan Chariri (2014), serta Arifani (2013). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014), serta Laksana (2015).
3.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama
74
juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015), serta Velnampy (2013). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013), serta Rachmad (2013). 4.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013), serta Widagdo dan Chariri (2014). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfani (2013).
5.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
B. Saran-saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah proksi lain dalam corporate governance, seperti proporsi komisaris independen dan kepemilikan publik atas saham perusahaan, serta menambah variabel independen lain seperti leverage, firm size dan sebagainya
75
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti seluruh perusahaan terbuka di BEI agar kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas, dan hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap sektor lain diluar perusahaan sampel. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh investment opportunity set dan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri secara keseluruhan.
76
DAFTAR PUSTAKA Adiwijaya, Setiawan. 2015. “Kinerja Anjlok, Shell Akan Pangkas 6.500 Karyawan”. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 melalui bisnis.tempo.co/read/news/2015/08/03/090688607/kinerja-anjlokshell-akan-pangkas-6-500-karyawan Arifani, Rizky. 2013. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Aristantia, Dwi dan I Made Pande Dwiana Putra. 2015. “Investment Opportunity Set dan Free Cash Flow pada Tingkat Pembayaran Dividen Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No. 1: 220-234. Aprina, Desi. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur Menggunakan Economic Value Added”. Universitas Gunadarma. Christiningrum, MF. 2015. “Effect of Diversification Strategy, Leverage and IOS on Multi Segment Corporate Performance in Indonesia”. Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol. 6, No. 5:157-166 Dewi, Retno Kusuma dan Bambang Widagdo. 2012. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 01: 81-97. Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1: 37-46. Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gumanti, Tatang Ary dan Novi Puspitasari. 2008. “Siklus Kehidupan Perusahaan dan Kaitannya Dengan Investment Opportunity Set, Risiko dan Kinerja Finansial”. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8, No. 1
77
Hana, Zerra Restavia Finandra. 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Hutchinson, Marion dam Ferdinand A. Gul. 2004. “Investment Opportunity Set, Corporate Governance Practices And Firm Performance”. Journal of Corporate Finance, Vol. 10: 595– 614 Laksana, Jaya. 2015. “Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 20082012)”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No.1: 269288. Lukas, Stephanie dan Basuki B. 2015. “The Implementation Of Good Corporate Governance And Its Impact On The Financial Performance Of Banking Industry Listed In Idx”. The International Journal of Accounting and Business Society, Vol. 23, No. 1 Marinda, Fajrul, Moch Dzulkirom AR. dan Muhammad Saifi. 2014. “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14, No. 1: 1-10 Martsila, Ika Surya dan Wahyu Meiranto. 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No. 4: 1-14. Nurkhin, Ahmad. 2009. “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”. TESIS. Universitas Diponegoro. Oktarya, Eka, Lili Syafitri dan Trisnadi Wijaya. 2014. “Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Rachmad, Anas Ainur. 2013. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Berbasis Karakteristik Manajerial Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, H: 678-696. 78
Sari, Ati Retna, Sutrisno dan Eko Ganis Sukoharsono. 2013. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris, Kinerja Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Sustainability Report pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 11, No. 3: 481-491. Sekaran, Uma. 2006. “Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat, Buku 2, Edisi 4. Simamora, Erikson, Amries Rusli Tanjung dan Julita. 2014. “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme Good Corporate Governance dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Laba Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)”. JOM FEKON, Vol. 1. No. 2: 1-21 Suhardjanto, Djoko dan Novita Dian Permatasari. 2010. “Pengaruh Corporate Governance, Etnis, Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure: Studi Empiris Pada Perusahaan Listing Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Prestasi, Vol. 6, No.1: 39 – 69.
Sun, Jerry, George Lan and Zhenzhong Ma. 2014. “Investment opportunity set, board independence, and firm performance”. Managerial Finance, Vol. 40, No. 5: 454-468 Widagdo, Dominikus Octavianto Kresno dan Anis Chariri. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan”. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 3, No.3: 1-9.
79
LAMPIRAN
80
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
81
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Sampel Data Penelitian No
Nama Perusahaan
Kode
1
AKR Corporindo Tbk.
AKRA
2
Alkindo Naratama Tbk.
ALDO
3
Agung Podomoro Land Tbk.
APLN
4
Astra Otoparts Tbk.
AUTO
5
Bank Central Asia Tbk.
BBCA
6
Bank Bukopin Tbk.
BBKP
7
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
BBNI
8
MNC Investama Tbk.
BHIT
9
Global Mediacom Tbk.
BMTR
10
Berlina Tbk.
BRNA
11
Betonjaya Manunggal Tbk.
BTON
12
Catur Sentosa Adiprana Tbk.
CSAP
13
Ciputra Development Tbk.
CTRA
14
Citatah Tbk.
CTTH
15
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
DGIK
16
Erajaya Swasembada Tbk.
ERAA
17
Gema Grahasarana Tbk.
GEMA
18
Gajah Tunggal Tbk.
GJTL
19
Golden Retailindo Tbk.
GOLD
20
Intanwijaya Internasional Tbk.
INCI
21
Indonesian Paradise Property Tbk.
INPP
82
No
Nama Perusahaan
Kode
22
Jasuindo Tiga PerkasaTbk.
JTPE
23
MNC Land Tbk.
KPIG
24
Lautan LuasTbk.
LTLS
25
Bank Windu Kentjana International Tbk.
MCOR
26
Mandala Multifinance Tbk.
MFIN
27
Mitra InvestindoTbk.
MITI
28
Metrodata Electronics Tbk.
MTDL
29
Prima Alloy Steel Universal Tbk.
PRAS
30
Sidomulyo Selaras Tbk.
SDMU
31
Sekar laut Tbk.
SKLT
32
Indo Acidatama Tbk.
SRSN
33
Siantar Top Tbk.
STTP
34
Trias Sentosa Tbk.
TRST
35
Verena Multi Finance Tbk.
VRNA
83
LAMPIRAN 2 DAFTAR PENGOLAHAN DATA
84
No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sampel ERAA
AKRA
APLN
BHIT
SDMU
BMTR
CSAP
CTRA
DGIK
GEMA
Tahun
IOS
KM
DK
KA
ROA
2012
2,537260606
0,29
3
3
0,111665899
2013
1,029321716
0,29
3
3
0,069641986
2014
1,024053325
0,33
3
3
0,034519068
2012
1,998831435
0,52
3
3
0,101943503
2013
1,793747671
0,51
3
3
0,067011465
2014
1,687064735
0,73
3
3
0,049999305
2012
1,081367355
0,07
3
3
0,055363948
2013
0,857469367
0,07
3
3
0,047268537
2014
0,930567768
0,07
3
3
0,041537989
2012
1,031007738
10,49
5
3
0,076008933
2013
1,080814007
7,07
5
3
0,023032025
2014
0,761662348
6,47
6
3
0,023551097
2012
1,333397247
15,01
3
3
0,018553730
2013
1,454662449
15,01
3
3
0,076162158
2014
1,898206887
15,01
3
3
0,023692432
2012
1,903149658
1,02
5
3
0,103434088
2013
1,579594478
0,74
6
3
0,052285081
2014
1,16354888
0,62
6
3
0,047080468
2012
1,001238072
5,39
5
3
0,026142821
2013
0,937009649
5,39
5
3
0,025478225
2014
1,255602907
5,4
5
3
0,034783199
2012
1,243081449
0,204
6
3
0,056537358
2013
1,110141472
0,206
5
3
0,070265846
2014
1,392050966
0,2
4
3
0,077056481
2012
0,997506827
0,1
5
3
0,027015058
2013
0,889552518
0,1
5
3
0,031466942
2014
0,943015471
0,1
5
3
0,029856450
2012
0,963454007
7,76
3
3
0,067019263
84
GEMA
11
12
13
14
15
16
17
18
19
GOLD
INPP
JTPE
KPIG
LTLS
MTDL
BBCA
BBKP
BBNI
2013
0,999308323
7,76
3
3
0,049106758
2014
0,904958033
7,76
3
3
0,042936251
2012
1,477503152
13,99
3
3
0,078665766
2013
1,334579889
13,99
3
3
0,068802521
2014
1,08115835
13,99
3
2
0,030338119
2012
0,920588826
0,79
3
3
0,006358034
2013
0,741783525
0,79
4
3
0,013389488
2014
0,7186612
0,78
4
3
0,033930384
2012
2,003889167
4,95
4
3
0,094988313
2013
1,51772501
4,95
3
3
0,070845334
2014
1,583244903
4,95
2
3
0,081759399
2012
2,137715612
8,13
3
3
0,053378999
2013
1,059642894
0,37
4
3
0,039276060
2014
1,03300243
1,64
4
3
0,042468060
2012
0,862792106
3,64
5
3
0,036467877
2013
0,817169329
2,62
4
3
0,068279040
2014
0,967117368
2,62
4
3
0,049124851
2012
0,80023189
1,77
3
3
0,077942920
2013
0,873663827
1,77
3
3
0,104962717
2014
1,078144337
1,77
3
3
0,101869794
2012
1,38424665
0,26
5
3
0,026859320
2013
1,34324594
0,26
5
3
0,026202281
2014
1,438866625
0,24
5
3
0,030638014
2012
0,998408509
0,24
5
4
0,012765096
2013
0,98107075
0,16
6
4
0,012736233
2014
0,999055495
0,15
7
4
0,009392424
2012
1,074360867
0,26
7
4
0,021609746
2013
1,065283206
0,27
7
3
0,016148393
2014
1,123862662
0,22
8
3
0,028601738
85
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
MCOR
MFIN
VRNA
TRST
BTON
INCI
SRSN
BRNA
ALDO
AUTO
2012
0,999854786
1,33
4
3
0,014484594
2013
0,963083743
0,87
3
3
0,009890600
2014
0,99789942
0,87
3
3
0,018900075
2012
0,976991537
5,06
2
3
0,053658517
2013
0,94672846
5,06
2
3
0,065281298
2014
0,978629263
5,06
2
3
0,062737978
2012
0,94047724
9,74
3
3
0,016921715
2013
0,922101392
9,74
3
3
0,017706688
2014
0,907584177
9,74
3
3
0,010787608
2012
0,824401371
1,9
3
3
0,051277233
2013
0,690983743
1,5
3
3
0,117992695
2014
0,787061518
1,19
3
3
0,020193277
2012
1,088359732
9,58
2
3
0,169909878
2013
0,773939758
9,58
2
3
0,145560331
2014
0,71611785
9,58
2
3
0,044917979
2012
0,460184506
8,38
3
3
0,033594495
2013
0,392963858
8,38
3
3
0,075889904
2014
0,364607191
11,13
3
3
0,074518724
2012
1,079072739
12,08
9
3
0,042187359
2013
0,968212479
9,41
8
3
0,107351151
2014
0,939923143
11,59
8
3
0,031209442
2012
1,235168545
10,08
4
3
0,078718226
2013
1,007171439
9,42
3
3
0,019226615
2014
1,090005586
7,21
3
3
0,045344633
2012
1,697958439
14,32
3
3
0,063962929
2013
1,740073202
14,32
3
3
0,109060845
2014
1,686147859
14,32
3
3
0,057072708
2012
1,988703517
0,07
9
3
0,121197297
2013
1,636667971
0,06
11
3
0,087156211
86
AUTO
30
31
32
33
34
35
GJTL
PRAS
STTP
CTTH
MITI
SKLT
2014
1,702758751
0,02
10
3
0,079979133
2012
1,17679352
0,08
6
3
0,084392500
2013
1,008476522
0,09
7
3
0,022180539
2014
0,936579285
0,1
6
3
0,018313214
2012
0,774220567
5,91
3
3
0,071791474
2013
0,652156176
4,96
3
3
0,109541314
2014
0,578180796
4,96
3
3
0,086452269
2012
1,636728003
4,24
2
3
0,059708550
2013
1,90905959
3,13
2
3
0,077845201
2014
2,738147907
3,17
2
3
0,072617990
2012
0,971836304
6,58
3
3
0,010554297
2013
0,998586629
6,58
3
3
0,001480547
2014
1,006053996
6,58
3
3
0,002770958
2012
1,795782496
0,39
4
3
0,148437429
2013
1,51543905
0,39
4
3
0,139412675
2014
0,899683384
0,19
5
3
0,062820226
2012
0,979382007
0,12
3
3
0,031883109
2013
0,949279481
0,12
3
3
0,045806510
2014
1,162418943
0,12
3
3
0,065989782
Keterangan: IOS
= Invetment Opportunity Set
KM
= Kepemilikan Manajerial
DK
= Ukuran Dewan Komisaris
KA
= Ukuran Komite Audit
ROA
= Return On Assets
87
LAMPIRAN 3 HASIL OUTPUT SPSS
88
1.
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
105 Mean
Normal Parametersa,b
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,03288914
Absolute
,108
Positive
,108
Negative
-,055
Kolmogorov-Smirnov Z
1,111
Asymp. Sig. (2-tailed)
,169
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
,098
,050
IOS
,026
,008
1KM
-4,195E-005
DK KA
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,972
,051
,318
3,408
,001
,993
1,007
,001
-,006
-,057
,955
,892
1,121
-,002
,002
-,090
-,918
,361
,895
1,117
-,022
,016
-,136
-1,388
,168
,904
1,107
a. Dependent Variable: ROA
89
3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1
4.
,068
,031
IOS
-,002
,005
KM
,000
DK KA
t
Sig.
Beta 2,206
,030
-,048
-,491
,625
,000
,086
,831
,408
,000
,001
-,016
-,150
,881
-,013
,010
-,141
-1,362
,176
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model
R
R Square
,367a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,135
,100
Durbin-Watson
,033540469
1,410
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM d. Dependent Variable: ROA
5. Hasil Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi Model
R
,367a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,135
a.
Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
b.
Dependent Variable: ROA
,100
,033540469
90
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
a.
Std. Error
(Constant)
,098
,050
IOS
,026
,008
KM
-4,195E-005
DK KA
t
Sig.
Beta 1,972
,051
,318
3,408
,001
,001
-,006
-,057
,955
-,002
,002
-,090
-,918
,361
-,022
,016
-,136
-1,388
,168
Dependent Variable: ROA
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F) ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,018
4
,004
Residual
,112
100
,001
Total
,130
104
F
Sig.
3,896
,006b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
91