PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN PRICE TO BOOK RATIO TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntans Akuntansii Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh: NUR WAHYUDIYATI F 1306593
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
ii
iii
MOTTO
Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf yang tulus. Pemaaf yang sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh. (Mahatma Gandhi)
Sesungguhnya setiap kebaikan itu menciptakan cahaya dalam hati, sinar pada wajah, kekuatan pada fisik,dan keluasan pada rezeki. Dan sesungguhnya pada setiap kejahatan itu menciptakan kegelapan dalam hati, rona hitam pada wajah, kelemahan pada fisik dan kesempitan pada rezeki. (Abdullah bin Abbas)
Aku adalah diriku sendiri, dan bukan orang lain. (my self)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk : © Mamaku atas doa dan semuanya © Kakak-kakakku tercinta © ”Cahaya”ku tersayang © Sahabat dan teman-temanku © Almamaterku
v
KATA PENGANTAR
Assalaamu ’alaikum w.w Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Keberhasilan penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Setulus hati penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT, atas semua limpahan rahmat, karunia dan ridhoNya yang telah diberikan untukku dan juga untuk semua manusia yang hidup di dunia ini. 2.
Prof. DR. Bambang Sutopo M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Jaka Winarna, Drs., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi
waktu,
saran
dan
bimbingannya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 5. Mama, terima kasih yang tiada kiranya atas semua perhatian, kasih sayang, pengorbanan dan doa tiada henti-hentinya untukku. Maaf jika sampai sekarang
vi
belum dapat membalasnya, karena apapun yang telah ataupun yang akan aku lakukan, kuyakin tidak akan dapat membalas segala hal yang telah Mama berikan untukku. 6. Semua keluargaku, mas-mas dan mba-mbakku…terima kasih atas semua doa dan dukungannya. 7. Semua sahabat dan teman-temanku, makasih, selalu kompak dan tetep semangat. 8. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun penulis nantikan untuk menjadikan skripsi ini lebih sempurna di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Surakarta,
April 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….
iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………..
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...
viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xi
DAFTAR TABEL ………………....……………………………………..
xii
HALAMAN ABSTRAKSI ……………………………………………….
xiii
HALAMAN ABSTRACT ……………………………………………......
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………..………………
1
B. Perumusan Masalah ……………………………..…………
6
C. Tujuan Penelitian ………………………………..…………
7
D. Manfaat Penelitian ………………………………..……….
7
E. Sistematika Penulisan ……………………………..………
8
BAB II TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Konservatisme Akuntansi ……………………………...…….
10
B. Kepemilikan Manajerial dan Konservatisme Akuntansi ............
17
C. IOS dan Konservatisme Akuntansi …………………………..
23
viii
D. Price to Book Ratio dan Konservatisme Akuntansi ……......
27
E. Kerangka Pemikiran ……………………………………..….
30
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………....
31
B. Data, Populasi, dan Sampel ……………………………..
31
C. Variabel Penelitian Dan Pengukurannya 1. Variabel Independen ……………………………….
32
2. Variabel Dependen …………………………………
33
3. Variabel Kontrol ……………………………………
33
D. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif …………………………………..
34
2. Uji Normalitas Data …………………………………..
34
3. Uji Asumsi Klasik a. Pengujian Multikolinearitas …………………….…
35
b. Pengujian Autokorelasi …………………….……..
35
c. Pengujian Heterokedastisitas …………………..….
36
4. Pengujian Hipotesis d. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R²) .....................
38
e. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji F)………
38
f. Pengujian Signifikansi Parameter Individu (Uji T) ….
38
ix
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data …………………………………
40
B. Statistik Deskriptif ……………………………………….
41
C. Uji Normalitas Data ………………………………………
42
D. Analisis Data 1. Uji Multikolinearitas …………………………………
44
2. Uji Autokorelasi ……………………………………...
44
3. Uji Heteroskedastisitas ………………………………
45
E. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R²)……………….
47
2. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji F) …..……
47
3. Pengujian Signifikansi Parameter Individu (Uji T) …..
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………
55
B. Implikasi Penelitian………………………………………….
56
C. Keterbatasan …………………………………………………
56
D. Saran …………………………………………………….
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran ……………………………………..
Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas ……………………………………
xi
29 46
DAFTAR TABEL Tabel IV.1
Kriteria Pengambilan Sampel …………………………
40
Tabel IV.2
Statistik Deskriptif …………………………………….
41
Tabel IV. 3
Uji Normalitas Data .....................................................
43
Tabel IV.4
Uji Multikolinearitas .....................................................
44
Tabel IV.5
Uji Autokorelasi ........................................................
45
Tabel IV.6
Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)...................................
47
Tabel IV.7
Koefisien Regresi Simultan (Uji F)................................
48
Tabel IV.8
Uji Signifikansi Parameter Individu (Nilai T)...................
49
xii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan Sampel 2. Data Penelitian 3. Statistik Deskriptif 4. Regresi 5. Surat Pernyataan Skripsi
xiii
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN PRICE TO BOOK RATIO TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
NUR WAHYUDIYATI F 1306593
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS) dan price to book ratio terhadap konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Periode penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :1). Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi -0.064 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.491. 2). Investment opportunity set (IOS) juga tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.067 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.323. 3). Price to Book Ratio berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.009 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009.
Kata kunci : konservatisme, kepemilikan manajerial, IOS, price to book ratio
xiv
THE EFFECT OF MANAGERIAL OWNERSHIP, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) AND PRICE TO BOOK RATIO TO ACCOUNTING CONSERVATISM
NUR WAHYUDIYATI F 1306593
ABSTRACT
The objective of this research is to test the effect of managerial ownership, investment opportunity set and price to book ratio to accounting conservatism. Population in this research is manufacturing company enlisted at Indonesian Stock Exchange. Purposive sampling used to take the samples. Research period 2006 to 2008. Multiple regression used to test hypothesis. Result of this research indicate that : 1). Managerial ownership do not have an effect on conservatism. This result shown from regression’s coefficient -0.064 with significance level 0.491. 2). Investment Opportunity set do not have an effect on accounting conservatism. This result shown from regression’s coefficient 0.067 with significance level 0.323. 3). Price to Book Ratio have an effect on accounting conservatism. This result shown from regression’s coefficient -0.009 with significance level 0.009.
Key word : conservatism, managerial ownership, IOS, price to book ratio
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip – prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan keuntungan lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009). Sari (2004) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan prinsip yang mengundang pro dan kontra. Para pengkritik konservatisme menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode yang konservatif akan cenderung bias dan tidak menunjukan hal yang sebenarnya sehinga tidak dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan yang hendak
menilai
resiko
perusahaan.
Sedangkan
pihak
pendukung
konservatisme menyatakan bahwa konservatisme akan menjadi hal yang baik
xvi
bagi penyusunan laporan keuangan karena mencegah tindakan yang membesar-besarkan
laba
dan
aktiva.
Watts
(2003)
mendefinisikan
konservatisme sebagai perbedaan permintaan akan verifiability dalam mengakui laba atau kerugiaan. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang penerapannya akan menyebabkan angka laba dan aset menjadi rendah dan biaya dan hutang menjadi tinggi. Penerapan akuntansi yang konservatif akan menjadikan perusahaan untuk lebih mengantisipasi tidak adanya laba dan lebih cepat mengakui terjadinya kerugian. Konservatisme adalah metode akuntansi yang lebih cepat dalam mengakui rugi atau berita buruk dari pada mengakui berita baik. Kiryanto dan Supriyanto (2006) menjelaskan bahwa definisi akuntansi konservatif umum yang digunakan bahwa akuntan harus melaporkan informasi akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan nilai untuk aktiva dan pendapatan serta yang tertinggi dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan beban. Apabila laba konservatisme tersebut didasarkan pada efisiensi kontrak maka kekayaan (neraca) juga akan konservatisme sehingga laba yang diperoleh perusahaan tersebut akan menambah kekayaan pemilik (modal). Wardhani (2008) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi dalam perusahaan diterapkan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkatan konservatisme dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi investornya.
xvii
Lo (2005) mendefinisikan konservatisme sebagai suatu pandangan pesimistik dalam akuntansi. Akuntansi yang konservatif berarti bahwa akuntan bersikap pesimis dalam menghadapi ketidakpastian laba atau rugi dengan memilih prinsip atau kebijakan yang memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat pengakuan biaya, merendahkan penilaian aktiva dan meninggikan penilaian utang. Pada kenyataannya terdapat pro dan kontra seputar penerapan prinsip konservatisme. Para pengkritik konservatisme menyatakan bahwa prinsip ini menyebabkan laporan keuangan menjadi bias sehingga tidak dapat dijadikan alat oleh pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
risiko
perusahaan.
Di
lain
pihak,
yang
mendukung
konservatisme menyatakan bahwa konservatisme menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba tahun ini. Manajer dapat saja mengambil keuntungan pribadi dalam penundaan pengakuan rugi ini, karena adanya keuntungan pribadi yang didapatkan oleh manajer seperti mendapatkan bonus atau prestise sebagai manajer perusahaan besar. Masalah keagenan muncul ketika kepentingan antara pemegang saham dan manajer tidak sejalan. Semakin besar kepemilikan manajerial menunjukkan pertahanan manajer yang semakin besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk
xviii
berfokus pada informasi tentang kinerja saat ini dan kinerja masa depan perusahaan. Horizon yang terbatas dapat membuat manajer menyatakan laba saat ini secara overstate yang menjadikan terjadinya transfer untuk kepentingan pribadi yang tentunya bertentangan dengan peran utama manajer yaitu mengelola perusahaan secara efisien dan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Konservatisme diharapkan dapat berperan dalam masalah ini dan menjadikan kepentingan antara manajer dan pemegang saham kembali sejalan. Fala (2007) menyatakan bahwa teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Manajemen dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dan bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk meningkatkan kualitas laba. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan
nilai
perusahaan
konservatisme akuntansi.
xix
salah
satunya
dengan
menerapkan
Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berperan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya invesment opportunity set (IOS). IOS mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan NPV negatif yang terkadang merugikan perusahaan. Untuk menghindari perilaku manajer yang melakukan tindakan oportunis dalam melakukan investasinya maka pemegang saham menghendaki perusahaan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Pae et al, (2005) menyatakan bahwa price to book ratio berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Price to Book Ratio menunjukkan reaksi pasar terhadap apa yang terjadi di perusahan yang terwujud pada harga saham perusahaan. Investor akan bereaksi dengan naiknya harga saham bila ada informasi yang positif dari perusahaan dan sebaliknya. Price to Book Ratio yang rendah mengindikasikan adanya kesulitan keuangan perusahaan atau isu lain berkaitan dengan isu likuditas perusahaan yang direaksi secara negatif oleh pasar, sehingga apabila P/B rendah maka permintaan akan akuntansi yang konservatif menjadi semakin tinggi. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007) yang menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan
xx
IOS terhadap kebijakan akuntansi konservatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya
adalah
Lafond
and
Rouchowdhury
(2007)
menggunakan pendekatan pasar dengan mengacu pada Basu (1997), sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan akrual yang mengacu pada Givoly and Hayn (2002). Penelitian sebelumnya dilakukan di USA dengan periode penelitian tahun 1994 sampai dengan tahun 2004, sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun sampel 2006 sampai dengan tahun 2008. Penelitian ini menambahkan satu variabel yaitu Price to Book Ratio yang mengacu pada penelitian Pae et al, (2005). Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dengan
judul
“PENGARUH
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN PRICE TO BOOK RATIO TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme akuntansi? 2. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi?
xxi
3. Apakah
Price
to
Book
Ratio
berpengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme akuntansi?
C. Tujuan Penelitian 1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansi. 2. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Investment opportunity set terhadap konservatisme akuntansi. 3. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
bagi
pihak
manajemen
perusahaan
terutama
mengenai
keunggulan atau kekurangan dari penerapan akuntansi konservatif. 2. Bagi investor, pemahaman akan akuntansi konservatif diharapkan akan membuat investor lebih mengerti akan apa yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga dapat membuat keputusan bisnis yang tepat.
xxii
3. Bagi pihak regulator, dalam hal ini BAPEPAM, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pentingnya penerapan akuntansi konservatif sehingga diharapkan BAPEPAM dapat membuat peraturan yang mendukung penerapan akuntansi konservatif. 4. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian serta dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan konservatisme.
E. Sistematika Penulisan BAB I
: Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penulisan penelitian. Selain itu dibahas juga tentang perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
: Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Bab ini membahas beberapa telaah literatur yang mendukung hipotesis dalam penelitian ini. Meliputi berbagai review penelitian terdahulu dan teori yang digunakan dalam menyusun hipotesis penelitian.
BAB III
: Metoda Penelitian Bab ini membahas tentang populasi, sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metode analisis data.
xxiii
BAB IV
: Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas tentang pengolahan data, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasannya.
BAB V
: Kesimpulan Bab ini akan menguraikan kesimpulan hasil penelitian serta
saran
bagi
pihak-pihak
yang
pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
xxiv
terkait
dan
BAB II
TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Konservatisme Akuntansi Konservatisme adalah reaksi
yang hati-hati (prudent reaction)
menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Selain merupakan konvensi penting dalam laporan keuangan, konservatisme mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan aktiva. Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian, atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 1989). Konservatisme, dari sudut pandang manajemen atau penyusun laporan keuangan didefinisikan sebagai metoda akuntansi berterima umum yang melaporkan aktiva dengan nilai terendah, kewajiban dengan nilai tertinggi, menunda pengakuan pendapatan, serta mempercepat pengakuan biaya. Definisi ini menunjukkan bahwa akuntansi konservatif tidak saja berkaitan dengan pemilihan metoda akuntansi, tetapi juga estimasi yang
xxv
mengakibatkan nilai buku aktiva menjadi relatif rendah (Watts 1986; Wolk 2000; Penman dan Zhang 2002). Basu (1997) menginterpretasikan konservatisme sebagai kecenderungan akuntan menggunakan tingkat verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui good news sebagai keuntungan dibanding mengakui bad news sebagai kerugian. Perbedaan pengakuan terhadap kedua informasi laba menyebabkan asymetric timeliness karena perbedaan sensitifitas laba terhadap bad news dan good news. Watts (2003) mendifinisikan konservatisme sebagai perbedaan permintaan akan verifiability dalam mengakui laba atau kerugiaan. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang penerapannya akan menyebabkan angka laba dan aset menjadi rendah dan biaya dan hutang menjadi tinggi. Penerapakan akuntansi yang konservatif akan menjadikan perusahaan untuk lebih mengantisipasi tidak adanya laba dan lebih cepat mengakui terjadinya kerugian. Lo (2005) mendefinisikan konservatisme sebagai suatu pandangan pesimistik dalam akuntansi. Akuntansi yang konservatif berarti bahwa akuntan bersikap pesimis dalam menghadapi ketidakpastian laba atau rugi dengan memilih prinsip atau kebijakan yang memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat pengakuan biaya, merendahkan penilaian aktiva dan meninggikan penilaian utang. Pada kenyataannya terdapat pro dan kontra seputar penerapan prinsip
konservatisme. Para pengkritik
konservatisme
menyatakan bahwa prinsip ini menyebabkan laporan keuangan menjadi bias
xxvi
sehingga tidak dapat dijadikan alat oleh pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi risiko perusahaan. Givoly dan Hayn (2000) dan Watts (2003) menunjukkan perspektif jangka
panjang
terhadap
konservatisma.
Givoly
dan
Hayn
(2000)
mendefinisikan konservatisma sebagai pengakuan awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk pendapatan dan keuntungan. Watts (2003) menyatakan konservatisma menyebabkan understatement terhadap laba dalam perioda kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada perioda-perioda berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada perioda tersebut.
Secara ringkas,
mereka menyatakan
bahwa
konservatisma akuntansi menyebabkan understatement yang persisten dari laba laporan kumulatif dan aset bersih sepanjang perioda waktu. Juanda (2007) menyatakan bahwa konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement). Perkembangan yang terjadi justru menunjukkan bahwa eksistensi praktik konservatisme akuntansi semakin meningkat. Eksistensi konservatisme yang dipraktikkan masing-masing perusahaan bisa berbeda, karena adanya berbagai alternatif pilihan metoda akuntansi. Di samping itu, disebabkan pula oleh adanya perbedaan kondisi masing-masing perusahaan.
xxvii
Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisme tidak dapat dilepaskan dari efficient contracting theory. Berdasarkan efficient contracting theory maka konservatisme menyatakan bahwa besarnya laba yang diantisipasi merupakan fungsi langsung dari kemampuan perusahaan dalam mengestimasi laba perusahaan di masa yang akan datang. Secara intuitif, prinsip konservatisme ini bermanfaat karena dapat digunakan untuk memprediksi kondisi pada masa mendatang. Berdasarkan hal tersebut penulis menduga bahwa penerapan akuntansi konservatif dapat dijadikan media prediktif tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Sari dan Adhariani (2009) menyatakan bahwa jika ditinjau lebih jauh ke dalam laporan keuangan, setiap metode akuntansi yang dipilih oleh perusahaan memiliki tingkat konservatisme yang berbeda–beda. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme, diantaranya PSAK No. 14 mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya persediaan, PSAK No. 16 mengenai aktiva tetap dan penyusutan (2007), PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi dan PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan. Pilihan metode tersebut akan berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung konsep konservatisme ini akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan tersebut. Penerapan konsep ini juga akan menghasilkan laba yang berfluktuatif, dimana laba yang
xxviii
berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. Lasdi
(2008)
menyatakan
bahwa
beberapa
metoda
berikut
menunjukkan bahwa standar akuntansi yang berlaku mengijinkan manajer untuk memilih berbagai metoda yang dapat diterapkan dalam kondisi atau transaksi yang sama, sehingga memungkinkan perusahaan menggunakan metoda yang dirasa paling tepat. Kebebasan memilih standar akuntansi dapat menghasilkan angka-angka yang berbeda dalam laporan keuangan yang pada akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung konservatif. Beberapa metoda dan estimasi akuntansi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang menyebabkan konservatisma diskresioner (tetapi bukan hanya konservatisma dikresioner) dalam pelaporan keuangan adalah (Widya, 2004; dan Lo, 2005): 1. PSAK No. 1 (Revisi 1998) tidak mengatur ketentuan mengenai taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dalam penyajian laporan keuangan, padahal terdapat beberapa cara estimasi kerugian piutang. 2. PSAK No. 13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan bahwa biaya dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO. Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau menurut urutan kategori investasi, atau investasi individual, secara konsisten. 3. PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk
xxix
pertama keluar pertama (MPKP), rata-rata tertimbang, atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP). 4. PSAK No. 16 mengijinkan manajemen untuk mengestimasi masa manfaat suatu aktiva tetap didasarkan pertimbangan yang berasal dari pengalaman perusahaan ketika masa manfaat aktiva yang digunakan. 5. PSAK No. 17 mengijinkan manajemen memilih metoda penyusutan untuk mengalokasikan jumlah aktiva yang bisa disusutkan dengan suatu dasar sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metoda yang digunakan dipilih berdasarkan pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian dan secara konsisten digunakan dari perioda ke perioda kecuali terdapat perubahan dalam pola yang diharapkan atas manfaat ekonomis aktiva tersebut. 6. PSAK No. 19 meminta manajemen untuk memilih metoda amortisasi garis lurus untuk aktiva tidak berwujud, kecuali jika suatu perusahaan mempunyai metoda lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Perioda amortisasi harus dapat dievaluasi oleh perusahaan secara teratur untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut perubahan taksiran masa manfaat yang telah ditentukan. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan.
xxx
Pengukuran Konservatisme Literatur terdahulu menyebutkan berbagai cara untuk mengukur tingkat konservatisme. Penman dan Zhang (2002, 2000) dalam Dewi (2003) menggunakan conservatism index (C-score) sebagai proksi konservatisme neraca, dan earnings quality indicator (Q-score) untuk menghitung tingkat konservatisme laporan laba rugi. C-score menunjukkan tingkat estimasi cadangan akibat penggunaan metoda akuntansi konservatif. Q score menunjukkan kualitas laba akibat penggunaan metoda yang konservatif. Ukuran
konservatisme
lainnya
berdasarkan
pada
observasi
bahwa
konservatisme menyebabkan kejadian-kejadian yang merupakan bad news atau good news terefleksi dalam laba pada waktu yang tidak sama. Hal ini disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan harus segera diakui sehingga mengakibatkan bad news lebih cepat terefleksi dalam laba dibandingkan good news (Givoly dan Hayn 2002, 2000; Beekes, Pope, dan Young 2002; Ball, Kothari, dan Robin 1999; Basu 1997, Holthausen dan Watts 2001). Hasil penelitian Gigler dan Hemmer (2001) bertentangan dengan penelitian yang menyebutkan bad news lebih cepat terefleksi dalam harga sekuritas. Gigler dan Hemmer (2001) yang mengembangkan sebuah teori mengenai hubungan antara bias dalam laporan keuangan dan dorongan bagi manajer
untuk
menerbitkan
laporan
sukarela
dengan
tepat
waktu,
membuktikan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi optimis/liberal
xxxi
lebih tepat waktu menerbitkan laporan sukarela. Penelitian itu menyimpulkan bahwa informasi perusahaan yang menerapkan akuntansi optimis lebih cepat terefleksi dalam harga sekuritas dibandingkan perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif (Dewi, 2003). Konservatisme juga diukur menggunakan akrual, yaitu selisih antara net income dan cash flow. Net income yang digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash flow operasional. Apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan konservatif (Givoly dan Hayn 2002). Hal ini disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu. Ukuran lain yang dapat digunakan untuk mengetahui konservatisme laporan keuangan adalah nilai aktiva yang understatements dan kewajiban yang overstatements. Proksi pengukuran ini menggunakan rasio market-book value yang mencerminkan nilai pasar aktiva relatif terhadap nilai buku aktiva perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya. Rasio ini digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) dalam Dewi (2003) ketika meneliti tingkat konservatisme.
B. Kepemilikan Manajerial dan konservatisme Akuntansi Wardhani (2008) menyatakan bahwa konservatisma akuntansi dalam perusahaan diterapkan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkatan konservatisma dalam pelaporan keuangan
xxxii
suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi investornya. Lasdi (2008) menyatakan bahwa beberapa penjelasan pengontrakan telah lebih dulu menunjukkan eksistensi dan pengaruh pervasif dari konservatisme yang menyebabkan manajer mempunyai insentif untuk mengambil informasi apapun dari laba laporan yang akan berpengaruh negatif terhadap kompensasinya. Pemegang klaim yang rasional akan mengurangi kompensasi manajerial melalui pengaruh ekspektasian dari penyalahgunaan jabatan tersebut. Munculnya prinsip konservatisme dan laporan keuangan auditan dapat dianggap berasal dari upaya manajerial untuk membatasi dari pada mengeksploitasi posisi terinformasi secara asimetris dari manajer relatif terhadap pemegang klaim. Debtholders dan kreditur lainnya juga meminta informasi tepat waktu tentang bad news karena nilai opsi dari klaimnya lebih sensitif terhadap penurunan dibanding peningkatan dalam nilai perusahaan. Sehingga konservatisme dikatakan memainkan peran yang bersifat efisien ex ante dalam kontrak antara pihak-pihak yang terkait di dalam perusahaan. Dengan kata lain, jika akuntansi tidak diatur, maka pihak-pihak pengontrakan akan dengan sukarela menyetujui bahwa angka-angka akuntansi yang digunakan untuk membatasi aliran kas diantara mereka seharusnya ditentukan secara konservatif. Ahmed and Duellman (2007) menyatakan bahwa semakin besar porsi dari kepemilikan manajerial semakin besar pula tekanan dari outsider untuk
xxxiii
menerapkan
akuntansi
konservatif.
Konservatisme
dianggap
mampu
mengurangi kemampuan manajer dalam menyajikan laba dan aktiva bersih secara overstate dengan lebih mengakui keuntungan. Konservatisme juga dianggap mampu mengurangi perilaku manajer yang menyembunyikan informasi tentang kerugian. Konservatisme dianggap dapat mencegah adanya upaya mentransfer kekayaan pemegang saham ke manajer melalui kompensansi yang berlebihan. Konservatisme juga dapat menjadi mekanisme kontak yang efisien antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Karena konservatisme mencegah transfer kekayaan pemegang obligasi kepada pemegang saham. Lasdi (2008) menyatakan bahwa dalam kasus kompensasi insentif, jika tanpa ukuran laba yang dapat diverifikasi, manajer dapat menerima pembayaran lebih yang akan mengakibatkan nilai saham yang lebih rendah bagi pemegang saham, bahkan setelah penyesuaian dengan nilai tambah yang dihasilkan oleh manajer, pemegang saham tidak mampu memperoleh kembali kelebihan pembayaran kepada manajer. Laba yang diukur secara konservatif memberikan beberapa insentif yang tepat waktu dan menangguhkan kompensasi kepada manajer untuk aliran kas masa yang akan datang yang tidak dapat diverifikasi dalam perioda sekarang. Hipotesis bonus memprediksi bahwa manajer dengan perencanaan kompensasi berdasar laba cenderung untuk menyatakan laba secara berlebihan. Di lain pihak, ketika laba berada di atas batas atas atau di bawah batas bawah, maka manajer cenderung
xxxiv
mempunyai
insentif
untuk
menyatakan
laba
lebih
rendah
untuk
memaksimalkan bonus masa depan. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa masalah keagenan yang terjadi antar manajer dengan pemegang saham menciptakan permintaan yang tinggi akan penerapan akuntansi konservatif. Pemikiran ini ditetapkan dengan asumsi kondisi ceteris paribus dan tidak ada permintaan tetap secara konstan dari penyebab yang lain seperti kontrak hutang. Watts (2003) menyatakan bahwa dalam kasus kompensasi insentif, jika tanpa ukuran laba yang dapat diverifikasi, manajer dapat menerima pembayaran lebih yang akan mengakibatkan nilai saham yang lebih rendah bagi pemegang saham, bahkan setelah penyesuaian dengan nilai tambah yang dihasilkan oleh manajer, pemegang saham tidak mampu memperoleh kembali kelebihan pembayaran kepada manajer. Laba yang diukur secara konservatif memberikan beberapa insentif yang tepat waktu dan menangguhkan kompensasi kepada manajer untuk aliran kas masa yang akan datang yang tidak dapat diverifikasi dalam perioda sekarang. Ahmed and Duellman (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan. Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan oleh pihak eksternal terhadap kebijakan akuntansi konservatif perusahaan setelah dikontrol dengan jenis industri, ukuran perusahaan, leverage dan growth opportunities. Hasil penelitian ini
xxxv
mendukung pendapat yang menyatakan bahwa konservatisme berperan dalam upaya untuk mengatasi masalah keagenan dalam perusahaan. Wardhani (2008) menyatakan bahwa dalam konteks konservatisme, kepemilikan oleh inside directors dan manajemen ini memiliki dua pandangan yang berbeda. Kepemilikan oleh inside directors dan manajemen ini dapat berperan sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan, dan juga dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Apabila inside directors dan manajemen menjalankan fungsi monitoringnya dengan baik, maka ia akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan yang memiliki kualitas tinggi sehingga mereka akan menuntut penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula. Namun, apabila kepemilikan mereka tersebut justru mendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap perusahaan, maka mereka akan lebih cenderung untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih liberal. Fala (2007) menyatakan bahwa teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen yang ditunjukkan melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal positif dari
xxxvi
manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan akuntansi konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Investor diharapkan dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa para manajer cenderung manjadi sumber utama dari informasi tentang kinerja saat ini dan kinerja masa depan perusahaan. Adanya keterbatasan horizon dan kewajiban memunculkan adanya insentif bagi manajer menyatakan nilai secara overstate dengan cara melaporkan laba saat ini lebih tinggi, meningkatkan harapan akan arus kas masa depan dan menghasilkan agency cost. Agency cost diperburuk dengan upaya manajemen untuk mentransfer kekayaan kepada diri sendiri. Hal tersebut tentunya menyimpang dari fungsi utama manajemen yaitu mengelola perusahaan secara efisien dan menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham. Widya (2004) dengan menggunakan proksi struktur kepemilikan perusahaan, juga menemukan hubungan positif antara corporate governance perusahaan dan konservatisme akuntansi. Keduanya menunjukkan bahwa struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada individu tertentu, terutama pada manajer, mempengaruhi pilihan manajemen terhadap konservatisme akuntansi untuk memaksimalkan kompensasi dengan manajemen laba yang menaik. Sehingga penelitian ini memprediksi bahwa semakin besar tingkat kepemilikan manajerial mendorong perusahaan untuk tidak memilih akuntansi konservatif.
xxxvii
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
C. IOS dan Konservatisme Akuntansi Adam dan Goyal (2006) menyatakan bahwa investment opportunity set merupakan
angka
yang
menunjukkan
tingkat
pertumbuhan
(growth
opportunity) yang dimiliki perusahaan. Dalam agency problem of free cash flow disebutkan bahwa manajer ingin investasi didanai oleh modal sendiri dari pada didanai dengan hutang. Karena hutang menganding resiko kegaglan hutang. Namun pemegang saham ingin free cash flow dibagikan dalam bentuk dividen dengan tujuan meningkatkan kemakmuran. Investasi yang dilakukan manajemen lebik baik didanai oleh hutang. Selain adanya monitoring dari pihak ketiga yaitu kreditur pembiayaan investasi dengan hutang diharapkan akan membuat manajer bekerja lebih baik karena adanya keharusan melunasi hutang. Pembiayaan investasi yang didanai oleh hutang diharapkan akan menghindarkan sifat oportunis yang berlebih bagi manajemen yang memanfaatkan investasi untuk kepentingan pribadi seperti prestise, image dan bonus. Lasdi (2008) menyatakan bahwa penjelasan pengontrakan untuk konservatisme akuntansi diskresioner didasarkan pada teori keagenan. Menurut teori keagenan, manajer (agents), terikat dengan tindakan oportunistik
untuk
memaksimalkan
kesejahteraannya
sendiri
dengan
mengorbankan pemegang saham, debtholders, dan pihak pengontrakan
xxxviii
lainnya (principals). Dengan ekspektasi rasional, pihak-pihak pengontrakan melindungi harga bagi dirinya sendiri dengan menggabungkan oportunisme manajerial ekspektasian ketika menetapkan bentuk dan persyaratan hubungan agen-prinsipal. Karena itu manajer membebankan agency costs (biaya keagenan) dari rugi ekspektasian dalam nilai perusahaan yang timbul dari oportunisme ekspektasiannya. Dalam rangka mengurangi biaya keagenan, manajer mempunyai insentif yang bersifat ex-ante terhadap kontrak untuk perilaku oportunistik ekspektasiannya yang dibatasi dan diawasi. Pemakaian angka-angka akuntansi merupakan satu cara mengawasi dan membatasi perilaku manajerial. Lestari (2004) mengajukan beberapa metode yang digunakan untuk menghitung IOS, antara lain : 1. Proksi berdasarkan harga ·
Market to book value of equity
= ( Jumlah saham beredar x Harga Penutupan Saham) Total Ekuitas · Tobin Q = {(Jumlah saham beredar x harga penutupan) + Total Utang + Inventory – Aktiva Lancar} : Total Aktiva · Rasio firm value to book value of PPE (VPPE) = {Total aktiva – Total ekuitas + (lembar saham beredar x harga penutupan saham)} : aktiva tetap bersih
xxxix
2. Proksi berdasarkan investasi ·
Capital expenditure to firm value (perubahan modal dengan harga pasar perusahaan) CAPMVA = Modal Saham t – Modal Saham t-1 Total aktiva – Total ekuitas + (Jmlh saham beredar x Hrg penutupan) Adam and Goyal (2007) menyatakan bahwa IOS memiliki peran yang
penting dalam kebijakan keuangan perusahaan. Kebijakan IOS akan berdampak pada aspek keuangan perusahaan seperti struktur modal perusahan, kotrak hutang, kebijakan dividen, kontrak kompensasi dan kebijakan akuntansi perusahan. Kebijakan investasi yang dilakukan perusahaan melalui IOS akan mempengaruhi jumlah aktiva perusahaan. Kiryanto dan Suprianto (2006) menyatakan bahwa hipotesis biaya politik (polical cost hypothesis) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Perusahaan kecil mempunyai lebih banyak komponen transitori dalam labanya dan laba perusahaan kecil cenderung lebih fluktuatif dan kurang dapat diprediksi (predictable) dari pada perusahaan besar. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa masalah yang potensial muncul adalah ketika kebijakan investasi dibuat berdasarkan efek dari laba perusahaan. Penerapan konservatisma yang besar potensial untuk
xl
membuat manajer menginvestasikan dana perusahaan pada projek yang memiliki NPV positif, dimana biaya seperti biaya R&D diakui lebih cepat sedangkan keuntungan ditunda pengakuannya. Hal ini mungkin berimplikasi bahwa konservatisma menciptakan masalah baru. Ketika kepentingan antar manajer dan pemegang saham maka manajer akan cenderung berfokus pada efek laba jangka pendek peningkatan nilai perusahaan secara jangka panjang. Apabila hal ini dikaitkan dengan keputusan investasi perusahaan,
maka
hubungan antara kepemilikan manajerial dan konservatisma menjadi negatif. Lafond and Rouchowdhury (2007) memberikan gambaran tentang hubungan antara IOS dan konservatisma akuntansi. Akuntansi secara tradisional tidak merespon perubahan nilai pertumbuhan dan aktiva tak berwujud perusahaan. Akuisisi dan perubahan nilai turunan dari aktiva biasanya tidak dicatat kecuali secara ekternal diperoleh dan dapat diverifikasi. Konsekuensinya bisa terjadi penurunan nilai karena aset yang tidak dicatat yang tentunya tidak diakui. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa IOS, pada perusahaan dimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan aktiva tidak berwujud akan menjadikan asosiasi yang negatif antara IOS dengan hubungan antara kepemilikan manajerial dan konservatisma akuntansi. H2 : Investment Opportunity Set berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
xli
D. Price to Book Ratio dan Konservatisme Akuntansi Wardhani (2008) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi dalam perusahaan diterapkan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkatan konservatisme dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi investornya. Ahmed et a.l, (2000) menyatakan bahwa konservatisme merupakan upaya perusahaan dalam mengurangi konflik keagenan antara debt holder (kreditur) dengan share holder (pemegang saham) untuk membentuk kontrak yang efisien. Baik kreditur maupun investor masing-masing memiliki kepentingan dalam perusahaan. Kreditur berkepentingan antar kredit yang diberikan sedangkan investor berkepentingan atas investasinya. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham bisa saja menekan manajemen untuk membentuk laba ditahan yang lebih besar dengan tujuan mengurangi cost of debt atau meningkatkan re-investment. Atau juga mempengaruhi pihak manajemen untuk membayar dividen besar dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap nilai pembiayaan hutang perusahaan. Sehingga penerapan akuntansi konservatif dapat dianggap solusi yang tepat untuk mengatasi masalah keagenan antara pemegang saham dan kreditur. Kiryanto dan Supriyanto (2006) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis laba konservatif, yaitu: (1) ex-ante conservatism atau news-independent conservatism dan (2) ex-post conservatism atau news dependent conservatism.
xlii
Ex-ante conservatism atau news-independent conservatism berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang mengurangi laba secara independen dari kejadiankejadian ekonomi saat ini, bahkan apabila pengeluaran-pengeluaran tersebut berkaitan secara positif dengan harapan aliran kas dimasa yang akan datang. Contoh dari ex-ante conservatism, antara lain : pengakuan dengan segera terhadap biaya iklan (advertensi), pengeluaran biaya penelitian dan pengembangan. Ex-post conservatism atau news dependent conservatism menggambarkan lebih tepat waktu untuk pengakuan laba terhadap bad news dari pada good news. Secara umum, prinsip akuntansi ini menghendaki penghapusan dengan segera untuk mengakui bad news terhadap persediaan, goodwill, ketidakpastian kerugian dan sebaliknya. Sebagai contoh: aturan tentang harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar persediaan, penghapusan goodwill yang sudah tidak mempunyai manfaat dimasa yang akan datang, dan lain-lain. Penggunaan dari ex-post conservatism atau news dependent conservatism ini menghasilkan slope koefisien regressi laba terhadap returns yang lebih tinggi untuk perusahaan-perusahaan dengan negative returns (bad news) dari pada positif returns (good news). Basu (1997) menyatakan bahwa asymmetric timeliness dari laba digunakan
untuk
mengukur
konservatisme.
Asymmetric
timeliness
menunjukan respon laba terhadap return negatif dibandingkan dengan return positif. Liu dan Thornton (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Price to Book Ratio terhadap asymmetric timeliness. Pengaruh Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi berkaitan dengan
xliii
adanya tuntutan hukum atau resiko litigasi. Price to Book Ratio berasoisasi positif dengan peningkatan biaya litigasi. Perusahaan berupaya mengurangi biaya litigasi dengan cara menerapkan akuntansi yang lebih konservatif. Pae et a.l, (2005) menyatakan bahwa P/B ratio berhubungan negatif dengan ex-post konservatisme. Price to Book Ratio yang tinggi menunjukan adanya reaksi yang berlawanan terhadap pengakuan laba terhadap berita buruk. Berita buruk pada perusahaan dengan price to book ratio yang rendah berhubungan dengan pelaporan aktiva bersih perusahaan secara overstatement. Laba pada perusahaan dengan price to book ratio yang rendah lebih sensitif terhadap berita buruk dari pada laba di perusahaan dengan price to book ratio (P/B ratio) yang tinggi. Hubungan antara konservatisme dengan price to book ratio berkaitan dengan hubungan antara laba dan return dan kaitannya dengan time series dalam pengakuan laba yang konservatif. Kiryanto dan Supriyanto (2006) menyatakan perusahaan besar cenderung mempunyai P/B yang rendah karena lebih konservatif sebaliknya perusahaan kecil cenderung mempunyai P/B yang lebih besar sehingga kurang konservatif. Standar akuntansi menunjukkan bahwa perusahaan adalah ex-post konservatisma maka perusahaan tersebut mempunyai P/B yang rendah maka perusahaan tersebut konservatif sebaliknya apabila perusahaan tersebut mempunyai P/B yang tinggi maka perusahaan tersebut kurang konservatif. Secara umum ini menggambarkan bahwa lebih tepat waktu pengakuan good news dari pada bad news dalam semua kondisi. Misalnya : metode penilaian persediaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah (cost or market
xliv
rules), apabila harga pasar yang lebih rendah maka persediaan akan dinilai sebesar harga pasarnya sehingga P/B rationya cenderung lebih rendah demikian juga apabila terjadi sebaliknya. H3 : Price to Book Ratio berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Gambar II.1 Kerangka Berpikir
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kepemilikan Manajerial H1
Investment Opportunity Set
H2
H3 Price to Book Ratio
Variabel Kontrol Ukuran perusahaan
xlv
Konservatisme Akuntansi
BAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris yang mencoba memberikan bukti mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS) dan Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi.
B. Data, Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 sampai dengan 2008. Jenis perusahaan manufaktur dipilih oleh penulis karena memiliki jumlah populasi data yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2006-2008 yang dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memiliki kriteria tertentu. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
xlvi
sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria tertentu. Data dalam penelitian ini diambil dengan berdasarkan pada beberapa kriteria yaitu : 1. Perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur. 2. Terdaftar sebagai perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. 3. Menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir tanggal 31 Desember dan dalam mata uang Rupiah. 4. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penulis.
C. Variable Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial dan IOS. a. Kepemilikan
manajerial
diproksikan
dengan
prosentase
kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris (Lafond and Watts, 2007). b. Investment Opportunity Set (IOS) Variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah investment opportunity set (IOS). IOS
=
Nilai buku aktiva tetap t - Nilai buku aktiva tetap t -1 Total Aset
xlvii
c. Price to Book Ratio Price to Book Ratio adalah rasio yang membandingkan antara harga saham perusahaan dengan nilai buku perusahaan. Mengacu pada penelitian Pae et al, (2005). PBV = Harga Pasar per Lembar Saham Nilai Buku per Lembar Saham
2. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Konservatisme akuntansi dalam penelitian ini diproksikan dengan total akrual yang mengacu pada penelitian Givoly and Hayn (2002). Total akrual = laba bersih – arus kas operasi Hasil total akrual dibagi dengan total aktiva perusahaan mengacu pada penelitian Givoly and Hayn (2002). Hasil total akrual dikalikan dengan negatif 1. Sehingga perusahaan yang memiliki total akrual yang positif dikatakan menerapkan akuntansi yang konservatif sedangkan perusahaan yang memiliki akrual negatif dikatakan menerapkan akuntansi optimis (liberal). 3. Variabel kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah dummy ukuran perusahaan Ukuran perusahaan ditentukan dengan menghitung rata-rata total aktiva yang dimiliki perusahaan selama 3 tahun. Apabila total aktiva yang dimiliki perusahaan lebih besar dari rata-rata maka perusahaan tersebut
xlviii
termasuk kategori perusahaan besar dan diberi 1. Sedangkan apabila total aktiva yang dimiliki perusahaan lebih kecil dibanding rata-rata, maka perusahaan tersebut termasuk dalam kategori perusahaan kecil dan diberi angka 0.
D. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang distribusi data dalam penelitian ini. Statistik deskriptif meliputi mean, minimum, maksimum serta standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel penelitian. 2. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas ini menggunakan teknik uji Kolmogorov-Smirnov. Dari pengujian ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas menggunakan probabilitas yang diperoleh dengan level signifikansi 5%. Apabila nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari level signifikansi 5%, maka data telah terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari level signifikansi 5%, maka data tidak terdistribusi normal.
xlix
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Ghozali (2005) menyatakan multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan Tolerance Value dan Varians Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur veriabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai tolerance value / nilai toleransi di atas 0,10 dan VIF dibawah 10 menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas dan sebaliknya. b. Pengujian Autokorelasi Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ada korelasi antara data pada suatu waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode sebelumnya atau lebih pada data urut waktu. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah model mengandung autokorelasi atau tidak, yaitu adanya hubungan diantara variabel dalam mempengaruhi variabel dependen. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson(D-W) dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu
l
batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau d1). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika 0 < d < d1
: terjadi autokorelasi positif
Jika d1< d < du
:
tidak
ada
kepastian
apakah
terjadi
apakah
terjadi
: tidak terjadi autokorelasi baik
positif
autokorelasi atau tidak (ragu-ragu). Jika 4-d1< d < 4
: terjadi autokorelasi negatif
Jika 4-du< d < 4- d1
:
tidak
ada
kepastian
autokorelasi atau tidak (ragu-ragu) Jika du < d < 4- du
maupun negatif. c. Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance
dari
residual
suatu
pengamatan
ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
dalam
penelitian
ini
diuji
dengan
menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
li
grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier berganda dengan persamaan regresi : KON= α + β1 MAN + β2 IOS + β3 PBV + + β4 SIZE + e Keterangan Notasi : KON
= Konservatisme akuntansi
MAN
= Kepemilikan Manajerial
IOS
= Investment Oppourtunity Set (IOS)
α
= Konstanta
PBV
= Price to Book Value
SIZE
= dummy ukuran perusahaan (1) perusahaan besar, (0) perusahaan kecil
β1- β4
= Koefisien Regresi
e
= error
lii
a. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2) Pengujian ketepatan perkiraan (Uji R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinan majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Nilai F) Merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependennya. Nilai dalam penelitian ini dihitung dengan tingkat signifikansi 0,05. Melalui pengujian ini akan diketahui apakah kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS).dan price to book ratio berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap konservatisme akuntansi. c. Pengujian Signifikansi Parameter Individu (Nilai T) Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap
liii
variabel dependen apabila nilai sig (p-Value) dibawah 5%. Melalui pengujian ini akan dikathui apakah kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS).dan price to book ratio berpengaruh secara parsial terhadap konservatisme akuntansi.
liv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS) dan Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut: Tabel IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel
Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar
135
selama periode 2006-2008 Perusahaan delisted dari tahun 2006-2008
(27)
Perusahaan yang datanya tidak lengkap
(3)
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
105
Jumlah observasi dari tahun 2006-2008
315
Data outlier
65
Data setelah outlier
250
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 masing-masing adalah 105 perusahaan per tahun sehingga jumlah sampel penelitian selama tahun 2006-2008 sebanyak 315 perusahaan.
lv
40
Penulis melakukan uji outlier untuk mendapatkan data dengan distribusi normal. Terdapat 65 data yang outlier sehingga dikeluarkan dari sampel penelitian. Sehingga jumlah observasi selama tiga tahun dari tahun 2006-2008 menjadi 250 perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini didownload dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengenali pola sejumlah data, merangkum informasi dalam data tersebut, dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Tabel berikut menyajikan statistik data-data yang diperoleh: Tabel IV.2 Statistik Deskriptif
Variabel MAN IOS PBV SIZE KONS
N 250
250 250 250 250
Minimum 0 -0.79 0.05 0 -0.44
Maximum 0.96 0.44 9.8 1 0.46
Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan : MAN = kepemilikan manajerial IOS
= investment opportunity set
PBV
= price to book ratio
SIZE
= dummy ukuran perusahaan
KONS
= Konservatisme akuntansi
lvi
Mean 0.03 0.01 2.23 0.17 0.03
Std. Deviation 0.08 0.11 2.22 0.38 0.12
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan manajerial pada perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dan dengan nilai maksimum 0.96. Nilai rata-rata kepemilikan manajerial adalah 0.03 dengan standar deviasi sebesar 0.08. Variabel Investment Opportunity Set memiliki nilai minimum sebesar 0.79
dengan nilai maksimum sebesar 0.44. Nilai rata-rata Investment
Opportunity Set sebesar -0.02 dengan standar deviasi sebesar 0.11. Variabel price to book ratio memiliki nilai minimum sebesar 0.05 dengan nilai maksimum 9.8. Nilai rata-rata price to book ratio sebesar 2.23 dengan standar deviasi sebesar 2.22. Variabel dummy ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0 dengan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 0.17 dengan standar deviasi sebesar 0.38. Variabel konservatisme akuntansi memiliki nilai minimum sebesar 0.44 dengan nilai maksimum 0.46. Nilai rata-rata konservatisma akuntansi sebesar 0.03 dengan standar deviasi sebesar 0.12.
C. Uji Normalitas Data Sebelum melakukan analisis pengujian regresi terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui pola distribusi dari data yang digunakan. Dengan mengetahui pola distribusi data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti dapat menentukan uji statistik yang tepat dalam rangka melakukan pengujian
lvii
hipotesis penelitian. Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian variabel terdistribusi secara normal normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi nilai residual normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov test. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan probability value yang diperoleh dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut ini: a. Jika probability value > 0.05 maka data terdistribusi normal. b. Jika probability value < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel.IV.3 UJi Normalitas Data Unstandardized Residual 250
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 .11715541 .070
Positive
.066
Negative
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
1.103
Asymp. Sig. (2-tailed)
.176
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.176. Nilai tersebut lebih besar di atas level signifikansi 0.05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.
lviii
D. Analisis Data 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas dideteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel berikut ini: Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
MAN
0.984
1.016
Tidak terdapat multikolinieritas
IOS
0.985
1.015
Tidak terdapat multikolinieritas
PBV
0.961
1.040
Tidak terdapat multikolinieritas
SIZE
0.956
1.046
Tidak terdapat multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji VIF dan tolerance menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam
lix
penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau d1). Namun karena jumlah sampel 250 maka penulis menggunakan pendekatan Santoso (2000) yang menyatakan angka DW hitung mendekati +2 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV. 5 Uji Autokorelasi D-W Hitung
Kriteria
Keterangan
1.978
Mendekati +2
Tidak terdapat autokorelasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukan nilai DW hitung sebesar 1.978. Hasil tersebut lebih kecil dari +2 namun masih mendekati +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi. 3. Uji Heterokesdastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
Model regresi
yang baik
adalah
yang
homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scatterplots. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada gambar berikut ini:
lx
Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: KONS
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -4
-2
0
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
lxi
E. Uji Hipotesis 1. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2) Tabel IV.6 Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.240a
.058
.042
a. Predictors: (Constant),SIZE, IOS, MAN, PBV b. Dependent Variabel:KONS Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Hasil uji regresi menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0.042 atau 4.2 %. Hal ini menunjukan 4.2 % perubahan konservatisme akuntansi dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS), dummy ukuran perusahaan dan price to book ratio. Sedangkan 95.8 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. 2. Pengujian Koefisien Regresi Simultan ( Uji F) Nilai F regresi merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:
lxii
Tabel IV.7 Nilai F Regresi
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .029 3.418 3.626
df 4 245 249
Mean square .052 .014
F
Sig 3.741
.006a
a. Predictors: (Constant),SIZE, IOS, MAN, PBV b. Dependent Variabel:KONS Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F sebesar 3.741 dengan signifikansi sebesar 0.006. Nilai F memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS), dummy ukuran perusahaan dan price to book ratio berpengaruh secara simultan terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengujian Signifikansi Parameter Individu (Nilai T) Nilai t digunakan untuk mengatahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil nilai t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
lxiii
Tabel IV.8 Hasil Uji Hipotesis Coefficientsa
Model 1 (Constant) MAN IOS PBV SIZE
Unstandardized Coefficients Std. error B .042 .011 -.064 -.067 -.009 .057
.094 .068 .003 .020
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
t 3.700
Sig .000
Tolerance
VIF
-.043 -.062 -.168 .180
-.689 -.991 -2.648 2.883
.491 .323 .009 .005
.984 .985 .961 .956
1.016 1.015 1.040 1.046
a. Dependent Variable: KONS Sumber : Hasil Pengolahan Data Pengujian Hipotesis ke-1 Hipotesis ke-1 menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntasi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.064 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.491. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-1 di tolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Ahmed and Duellman (2007) menunjukkan bahwa terhadap hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan. Ahmed and Duellman (2007) menyatakan bahwa semakin besar porsi dari kepemilikan manajerial semakin besar pula tekanan dari outsider untuk menerapkan akuntansi konservatif. Konservatisme dianggap mampu mengurangi kemampuan manajer dalam menyajikan laba dan aktiva bersih secara overstate dengan lebih mengakui keuntungan. Konservatisme juga
lxiv
dianggap mampu mengurangi perilaku manajer yang menyembunyikan informasi tentang kerugian. Konservatisme dianggap dapat mencegah adanya upaya mentransfer kekayaan pemegang saham ke manajer melalui kompensansi yang berlebihan. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Sari (2004) yang menyetakan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada individu tertentu, terutama pada manajer, mempengaruhi pilihan manajemen terhadap konservatisme
akuntansi
untuk
memaksimalkan
kompensasi
dengan
manajemen laba yang menaik. Namun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Lasdi (2008) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Semula Lasdi (2008) menduga bahwa beberapa penjelasan pengontrakan telah lebih dulu menunjukkan eksistensi dan pengaruh pervasif dari konservatisme yang menyebabkan manajer mempunyai insentif untuk mengambil informasi apapun dari laba laporan yang akan berpengaruh negatif terhadap kompensasinya. Hipotesis bonus memprediksi bahwa manajer dengan perencanaan kompensasi berdasar laba cenderung untuk menyatakan laba secara berlebihan. Di lain pihak, ketika laba berada di atas batas atas atau di bawah batas bawah, maka manajer cenderung mempunyai insentif untuk menyatakan laba lebih rendah untuk memaksimalkan bonus masa depan. Namun Hasil penelitian Lasdi (2008) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hasil ini dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan-
lxv
perusahaan di Indonesia yang sebagian besar terkonsentrasi pada pemegang saham mayoritas. Hal ini berdampak pada kuatnya pengendalian terhadap perusahaan oleh pemegang saham mayoritas. Hak kepemilikan manajerial yang umumnya dalam proporsi yang kecil tidak dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan termasuk dalam menentukan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan. Pengujian Hipotesis ke-2 Hipotesis ke-2 menguji pengaruh investment oppourtunity set (IOS) terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.067 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.323. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa investment
opportunity
set
(IOS)
berpengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007) yang menyatakan bahwa IOS berasosiasi negatif terhadap konservatisme akuntansi. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba tahun ini. Manajer dapat saja mengambil keuntungan pribadi dalam penundaan pengakuan rugi ini, karena adanya keuntungan pribadi yang didapatkan oleh manajer seperti mendapatkan bonus atau prestise sebagai manajer perusahaan besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk berfokus pada informasi tentang kinerja saat ini dan kinerja masa depan perusahaan. Horizon yang terbatas dapat membuat
lxvi
manajer menyatakan laba saat ini secara overstate yang menjadikan terjadinya transfer untuk kepentingan pribadi misalnya dengan melakukan investasi pada proyek dengan NPV negatif. Investasi ini akan memperbesar nilai aktiva perusahaan namun dalam jangka panjang sebenarnya merugukan bagi perusahaan. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berperan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya invesment opportunity set (IOS). IOS merupakan investasi perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan NPV negatif yang terkadang merugikan prerusahaan. Untuk menghindari perilaku manajer yang melakukan tindakan oportunis dalam melakukan investasinya maka pemegang saham
menghendaki
perusahaan
untuk
menerapkan
akuntansi
yang
konservatif. Namun Penelitian ini memberikan hasil yang tidak signifikan. IOS tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hal ini disebabkan karena perbedaan rumus yang digunakan dalam menghitung konservatisme akuntansi. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menghitung konservatisme dengan pendekatan model pasar (asymentric timeliness) sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan akrual yang
lxvii
lebih melihat konservatisme dari sisi laporan keuangan. Penulis menduga perbedaan metoda dalam menghitung konservatisme inilah yang menyebabkan perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007). Pengujian Hipotesis ke-3 Hipotesis ke-3 menguji pengaruh price to book ratio terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.009 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa price to book ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-3 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pae et al., (2005) menyatakan bahwa P/B ratio berhubungan negatif dengan ex-post konservatisme. Laba pada perusahaan dengan price to book ratio yang rendah lebih sensitif
terhadap berita buruk dari pada laba di
perusahaan dengan price to book ratio (P/B ratio) yang tinggi, sehingga P/B ratio memiliki pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Pae et al, (2005) menyatakan bahwa Price to Book Ratio menunjukkan reaksi pasar terhadap apa yang terjadi di perusahan yang terwujud pada harga saham perusahaan. Investor akan bereaksi dengan naiknya harga saham bila ada informasi yang positif dari perusahaan dan sebaliknya. Price to Book Ratio yang rendah mengindikasikan adanya kesulitan keuangan perusahaan atau isu lain berkaitan dengan isu likuditas perusahaan yang direkasi secara negatif
lxviii
oleh pasar, sehingga apabila P/B rendah maka permintaan akan akuntansi yang konservatif menjadi semakin tinggi. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Liu dan Thornton (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Price to Book Ratio terhadap asymmetric timeliness. Pengaruh Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi berkaitan dengan adanya tuntutan hukum atau resiko litigasi. Price to Book Ratio berasoisasi positif dengan peningkatan biaya litigasi. Perusahaan berupaya mengurangi biaya litigasi dengan cara menerapkan akuntansi yang lebih konservatif. Hasil penelitian ini juga mendukung apa yang disampaikan oleh Kiryanto dan Supritanto (2006) yang menyatakan bahwa price to book ratio berhubungan negatif dengan laba konservatisme. perusahaan besar cenderung mempunyai P/B yang rendah karena lebih konservatif sebaliknya perusahaan kecil cenderung mempunyai P/B yang lebih besar sehingga kurang konservatif. Standar akuntansi menunjukkan bahwa perusahaan adalah ex-post konservatisma maka perusahaan tersebut mempunyai P/B yang rendah maka perusahaan tersebut konservatif sebaliknya apabila perusahaan tersebut mempunyai P/B yang tinggi maka perusahaan tersebut kurang konservatif. Secara umum ini menggambarkan bahwa lebih tepat waktu pengakuan good news dari pada bad news dalam semua kondisi. Misalnya : metode penilaian persediaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah (cost or market rules), apabila harga pasar yang lebih rendah maka persediaan akan dinilai sebesar harga pasarnya sehingga P/B rationya cenderung lebih rendah.
lxix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, Investment Opportunity Set (IOS) dan Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 16.0 For Windows. Dari hasil pengujian regresi dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sehingga hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Ahmed and Duellman (2007). 2. Investment opportunity set (IOS) tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007). 3. Price to Book Ratio terbukti berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pae et al, (2005).
lxx
B. Implikasi Penelitian 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan bahan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan konservatisme akuntansi. 2. Bagi Investor Hasil
penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan
bahan
pertimbangan bahwa investor hendaknya dalam melakukan analisis terhadap informasi keuangan perusahaan hendaknya memperhatikan aspek konservatisme yang digunakan perusahaan agar tidak terjadi overestimate terhadap prospek perusahaan. 3. Bagi regulator Bagi regulator dalam hal ini BAPEPAM, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat peraturan yang lebih mendukung penerapan akuntansi konservatif.
C. Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006– 2008. Hal ini menyebabkan hasil penelitian tidak berlaku untuk jenis perusahaan yang lain. 2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan kejadian-kejadian lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi (centeris paribus).
lxxi
D. Saran Bertitik tolak pada keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka dapat diberikan saran dengan maksud agar dapat meningkatkan mutu pada penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya disarankan tidak hanya dari jenis perusahaan manufaktur saja tetapi berasal dari semua jenis perusahaan publik atau dapat juga membandingkan antar jenis perusahaan publik. 2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji variabel lain yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi seperti corporate governance dan peristensi laba.
lxxii
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed and Duellman. 2007. Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis. Available online at http:// www.ssrn.com. Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of Earnings. Journal of Accounting & Economics 24 (December): 3-37. Fala, Dwiyana Amalia.S. 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi X : Ikatan Akuntan Indonesia. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Givoly, D., and Hayn, C., 2000. The Changing Time-Series Properties Of Earnings, Cash Flows And Accruals: Has Financial Reporting Become More Conservative? Journal of Accounting and Economics 29, 287–320. Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisma Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi X: Ikatan Akuntan Indonesia. Kiryanto dan Suprianto,Edy. 2006. Pengaruh Mediasi Size Terhadap Hubungan Laba Konservatisme dengan Neraca Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi IX: Ikatan Akuntansi Indonesia. Lafond, Ryan and Rouchowdhury, Sugata. 2007. Managerial Ownership and Accounting Conservatism. Available online at http:// www.ssrn.com. Lafond, Ryan and Ross.L. Watts. 2008. The Information Role of Conservatism. The Accounting Review; Mar 2008; 83, 2; ABI/INFORM Research pg. 447. Lasdi, Lodovicus. 2008. Determinan Konservatisme Akuntansi. The 2nd National Conference UKWMS. Liu, Zhefeng Frank and Daniel B. Thornton.2008. Litigation Risk, Price-to-Book and Conservatism in Financial Reporting. available online at http:// www.ssrn.com.
lxxiii
Pae, Jinhan, Daniel B. Thornton, and Michael Welker. 2005. The Link between Earnings Conservatism and the Price to Book Ratio. Available online at http:// www.ssrn.com. Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII: Ikatan Akuntan Indonesia. Sari, Dahlia. 2004. Hubungan antara Konservatisme Akuntansi dengan Konflik Bondholder-Shareholders Seputas Kebijakan Dividen dan Hutang. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi XI : Ikatan Akuntan Indonesia. Watts, Ross.L. 2003. Conservatism in Accounting Part I: Evidence and Research Opportunities. Available online at http:// www.ssrn.com. Watts, Ross.L. and Jerold.L. Zimmerman. 1990. Positive Accounting Theory : A Ten Years Prespective. The Accounting Review Vol. 65.No.1 . P131-156. Widodo lo, Eko.2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VIII : Ikatan Akuntan Indonesia. Widya. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi VII: Ikatan Akuntan Indonesia.
lxxiv
DATA PENELITIAN DATA TAHUN 2006 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Perusahaan
Ades Waters Indonesia AKR Corporindo Alumindo Light Metal Industry Aneka Kemasindo Utama Aqua Golden Missisipi Arwana Citramulia Asahimas Flat Glass Asiaplast Industries Astra Graphia Astra Otoparts Barito Pacific Timber BAT Indonesia Bentoel Internasional Investama Berlina Betonjaya Manunggal Bristol-Myers Squibb Indonesia Budi Acid Jaya Colorpak Indonesia Darya Varia Laboratoria Daya Sakti Unggul Corporation Delta Dunia Petroindo Delta Jakarta Dynaplast Ekadharma Tape Industries Ever Shine Tex Fajar Surya Wisesa Fast Food Indonesia Fortune Mate Indonesia Gajah Tunggal Goodyear Indonesia Hexindo Adiperkasa HM Sampoerna Holcim Indonesia Indal Aluminium Industry Indocement Tunggal Prakarsa Indofarma (Persero) Indofood Sukses Makmur Inter-Delta Intikeramik Alamasri Industri Intraco Penta Jakarta Kyoei Steel Works Jaya Pari Steel
KODE ADES AKRA ALMI AKKU AQUA ARNA AMFG APLI ASGR AUTO
BRPT BATI RMBA BRNA BTON SQBB BUDI CLPI DVLA DSUC DOID DLTA DYNA EKAD ESTI FASW FAST FMII GJTL GDYR HEXA HMSP SMCB INAI INTP INAF INDF INTD IKAI INTA JKSW JPRS
lxxv
KON
MAN
0.00 -0.05 0.19 0.09 -0.01 -0.02 -0.04 -0.07 -0.14 0.00 0.14 0.04 0.11 -0.07 0.03 -0.01 -0.16 0.17 -0.01 -0.17 -0.02 0.04 -0.08 0.10 -0.09 0.00 -0.20 0.00 -0.02 -0.08 -0.07 0.00 -0.04 0.18 -0.06 -0.08 -0.05 -0.04 -0.03 0.07 -0.03 0.39
0.00 0.00 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.15 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.23 0.89 0.00 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.21 0.04 0.04 0.01 0.57
IOS
PBV
SIZE
0.14 0.08 -0.01 0.14 -0.04 0.18 0.00 -0.02 -0.01 -0.03 -0.05 -0.01 0.09 0.03 -0.05 0.04 0.06 -0.01 -0.01 -0.06 -0.04 -0.01 0.02 0.00 -0.08 0.12 0.05 -0.04 0.00 0.01 0.13 0.00 -0.03 -0.02 -0.01 -0.01 0.02 -0.05 -0.23 -0.01 0.00 -0.01
1.11 5.45 1.72 0.40 11.00 2.40 5.85 0.40 3.05 5.85 0.64 4.00 6.20 1.54 2.00 10.50 1.24 9.80 3.02 0.80 1.35 22.80 1.60 3.20 0.60 2.30 18.20 0.50 1.16 1.60 9.00 97.00 1.34 0.40 11.50 1.00 13.50 0.26 0.22 1.92 0.29 3.18
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Jembo Cable Company Kabelindo Murni Kageo Igar Jaya Kalbe Farma Karwell Indonesia Kedaung Indah Can Kimia Farma Langgeng Makmur Lautan Luas Lion Mesh Prima Lion Metal Works Mandom Indonesia Mayora Indah Merck Metrodata Electronics Mulia Industrindo Multi Bintang Indonesia Multi Prima Sejahtera Multipolar Corporation Multistrada Arah Sarana Mustika Ratu Nipress Pan Brothers Panasia Filament Inti Panasia Indosyntec Pelangi Indah Canindo Perdana Bangun Pusaka Pioneerindo Gourmet International Polychem Indonesia Prasidha Aneka Niaga Prima Alloy Steel Primarindo Asia Infrastructure Pyridam Farma Resource Alam Indonesia Ricky Putra Globalindo Roda Vivatex Sanex Qianjiang Motor International Sarasa Nugraha (Indo Acidatama) Schering Plough Indonesia Selamat Sempurna Semen Gresik Sepatu Bata Siantar Top Siwani Makmur Smar (Sinar Mas Agro) Sorini Corporation
JECC KBLM IGAR KLBF KARW KICI KAEF LMPI LTLS LMSH LION TCID MYOR MERK MTDL MLIA MLBI LPIN MLPL MASA MRAT NIPS PBRX PAFI HDTX PICO KONI
0.01 0.02 -0.06 0.01 -0.32 -0.08 -0.08 -0.01 -0.01 0.04 -0.03 0.01 0.04 -0.02 0.01 -0.17 -0.15 0.02 -0.06 0.04 0.02 0.04 0.16 -0.07 -0.01 0.13 0.04
0.00 0.14 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.04 0.26 0.00 0.01 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.21 0.00 0.18 0.12 0.00 0.04 0.00 0.06
0.01 0.02 -0.04 0.04 -0.05 -0.08 -0.01 -0.03 0.03 0.01 0.00 0.09 0.00 0.00 -0.01 -0.04 0.06 -0.01 0.03 0.25 0.00 0.03 0.12 0.09 -0.03 -0.04 -0.02
0.44 0.46 1.90 23.80 0.21 0.21 1.65 0.34 1.62 1.70 2.20 13.90 3.24 40.00 1.60 0.31 55.00 1.20 0.88 1.54 2.56 1.36 3.80 0.40 0.80 0.28 0.26
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PTSP ADMG PSDN PRAS BIMA PYFA KKGI RICY RDTX
-0.10 -0.04 0.02 -0.10 0.01 0.05 -0.16 0.05 -0.01
0.00 0.00 0.00 0.06 0.00 0.23 0.27 0.00 0.00
-0.03 -0.03 -0.03 -0.01 -0.04 0.01 0.01 0.11 0.33
0.80 0.40 0.20 0.90 2.30 0.50 0.53 0.96 1.92
0 1 0 0 0 0 0 0 0
SQMI SRSN SCPI SMSM SMGR BATA STTP SIMA SMAR SOBI
-0.11 -0.04 0.11 -0.01 -0.04 -0.24 0.00 0.01 0.05 -0.01
0.01 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00
-0.02 0.01 0.07 0.02 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.06 0.03
0.26 2.60 9.00 3.50 36.30 14.00 2.10 0.35 18.25 3.60
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
lxxvi
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Sucaco (Supreme Cable) Sugi Samapersada Sumalindo Lestari Jaya Sumi Indo Kabel Suparma Surabaya Agung Industry Surya Intrindo Makmur Surya Toto Indonesia Tembaga Mulia Semanan Tempo Scan Pacific Tigapilar Sejahtera Food Tirta Mahakam Plywood Trias Sentosa Tunas Baru Lampung Tunas Ridean Ultrajaya Milk Industri United Tractors
SCCO SUGI SULI IKBI SPMA SAIP SIMM TOTO TBMS TSPC AISA TIRT TRST TBLA TURI ULTJ UNTR
lxxvii
-0.12 -0.15 0.01 -0.01 0.01 0.01 -0.09 -0.02 0.33 0.02 0.01 -0.12 -0.06 -0.15 -0.09 -0.07 -0.07
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-0.02 0.01 0.11 -0.04 0.03 0.04 -0.03 -0.02 -0.02 0.01 -0.06 -0.34 0.00 0.11 0.01 0.00 0.08
1.33 1.20 2.73 0.82 0.53 0.40 1.55 6.60 3.00 18.00 0.88 0.80 1.45 1.92 7.10 2.18 26.20
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
DATA TAHUN 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama Perusahaan
Ades Waters Indonesia AKR Corporindo Alumindo Light Metal Industry Aneka Kemasindo Utama Aqua Golden Missisipi Arwana Citramulia Asahimas Flat Glass Asiaplast Industries Astra Graphia Astra Otoparts Barito Pacific Timber BAT Indonesia Bentoel Internasional Investama Berlina Betonjaya Manunggal Bristol-Myers Squibb Indonesia Budi Acid Jaya Cahaya Kalbar Darya Varia Laboratoria Daya Sakti Unggul Corporation Delta Dunia Petroindo Delta Jakarta Dynaplast Ekadharma Internasional Ever Shine Tex Fajar Surya Wisesa Fast Food Indonesia Fortune Mate Indonesia Gajah Tunggal Goodyear Indonesia Gudang Garam Hanson Internasional Hexindo Adiperkasa HM Sampoerna Holcim Indonesia Indal Aluminium Industry Indocement Tunggal Prakarsa Indofarma (Persero) Indofood Sukses Makmur Inter-Delta Intikeramik Alamasri Industri Intraco Penta Jakarta Kyoei Steel Works Jaya Pari Steel Jembo Cable Company
KODE ADES AKRA ALMI AKKU AQUA ARNA AMFG APLI ASGR AUTO BRPT BATI RMBA BRNA BTON SQBB BUDI ceka DVLA DSUC DOID DLTA DYNA EKAD ESTI FASW FAST FMII GJTL GDYR GGRM MYRX HEXA HMSP SMCB INAI INTP INAF INDF INTD IKAI INTA JKSW JPRS JECC
lxxviii
KON -0.44 -0.01 0.07 0.04 -0.06 -0.05 -0.09 0.01 -0.08 0.06 0.01 -0.17 0.21 -0.01 0.10 0.08 0.03 0.19 -0.08 -0.20 0.10 -0.07 -0.09 0.00 -0.04 0.01 -0.21 0.03 -0.04 -0.08 0.00 -0.34 -0.12 0.12 -0.10 0.00 -0.04 -0.07 -0.05 0.05 0.00 -0.03 -0.36 0.14 0.08
MAN 0.00 0.00 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 0.10 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.04 0.01 0.00 0.00
IOS -0.21 0.09 0.00 -0.02 0.05 0.19 0.00 -0.03 0.01 -0.01 0.58 -0.05 0.01 -0.02 -0.04 0.04 0.11 0.12 0.03 -0.04 0.00 0.02 -0.05 0.00 0.00 -0.01 0.04 0.09 0.01 0.18 -0.02 -0.06 -0.04 0.07 -0.03 -0.01 -0.01 -0.01 0.05 -0.02 0.10 0.01 0.00 -0.01 -0.01
PBV 0.73 13.80 1.90 0.69 12.95 3.80 6.40 0.70 5.90 6.65 2.80 4.60 11.20 1.98 1.85 10.50 2.48 1.60 3.20 1.00 11.70 16.00 1.48 2.46 0.80 3.56 24.50 1.25 0.98 13.00 17.00 0.13 7.40 143.00 3.50 0.57 16.40 2.05 25.75 1.30 2.22 2.20 0.48 3.55 0.94
SIZE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
Kabelindo Murni Kageo Igar Jaya Kalbe Farma Karwell Indonesia Kedaung Indah Can Kimia Farma Langgeng Makmur Lautan Luas Lion Mesh Prima Lion Metal Works Mandom Indonesia Mayora Indah Merck Metrodata Electronics Mulia Industrindo Multi Bintang Indonesia Multi Prima Sejahtera Multipolar Corporation Multistrada Arah Sarana Mustika Ratu Nipress Pan Brothers Pelangi Indah Canindo Perdana Bangun Pusaka Pioneerindo Gourmet International Polychem Indonesia Polysindo Eka Perkasa Prasidha Aneka Niaga Prima Alloy Steel Primarindo Asia Infrastructure Pyridam Farma Resource Alam Indonesia Ricky Putra Globalindo Roda Vivatex Sarasa Nugraha (Indo Acidatama) Schering Plough Indonesia Sekar Laut Selamat Sempurna Semen Gresik Sepatu Bata Siantar Top Siwani Makmur Smart(Sinar Mas) Sorini Corporation Sucaco (Supreme Cable) Sugi Samapersada Sumalindo Lestari Jaya
KBLM IGAR KLBF KARW KICI KAEF LMPI LTLS LMSH LION TCID MYOR MERK MTDL MLIA MLBI LPIN MLPL MASA MRAT NIPS PBRX PICO KONI
-0.01 0.00 0.07 0.09 0.28 0.00 0.00 0.01 0.10 0.06 -0.09 -0.02 0.00 0.10 -0.31 -0.23 0.06 -0.13 0.04 -0.02 0.12 0.14 0.06 -0.24
0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.04 0.03 0.02 0.96 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.19 0.00 0.08 0.01
0.14 -0.02 0.03 0.00 -0.82 -0.01 0.03 0.07 -0.02 0.00 0.01 0.02 0.00 0.01 -0.04 0.00 0.00 -0.03 0.03 0.00 -0.02 0.04 0.24 -0.02
0.65 2.38 25.20 0.80 0.27 3.05 0.32 1.76 2.10 2.10 16.80 3.50 52.50 3.68 0.68 55.00 3.20 0.82 1.54 2.36 1.85 3.55 1.01 0.42
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
PTSP ADMG POLY PSDN PRAS BIMA PYFA KKGI RICY RDTX SSRN SCPI SKLT SMSM SMGR BATA STTP SIMA SMAR SOBI SCCO SUGI SULI
-0.30 -0.02 -0.20 -0.06 -0.13 0.14 0.00 -0.28 -0.01 -0.02 -0.06 0.06 0.02 -0.03 -0.04 -0.12 0.02 -0.26 0.10 0.05 0.22 0.01 0.05
0.00 0.00 0.00 0.00 0.06 0.00 0.24 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.08 0.00 0.06 0.13 0.01 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00
-0.01 -0.03 -0.10 -0.05 0.02 0.01 0.00 0.06 0.01 0.07 -0.01 0.02 -0.01 0.07 -0.01 -0.01 0.12 0.35 0.05 0.02 0.01 0.06 0.13
0.80 0.35 1.00 0.10 1.33 1.80 0.81 4.30 1.12 2.62 7.20 21.50 0.75 4.30 56.00 23.00 3.70 0.44 30.00 12.50 1.45 1.50 3.23
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
lxxix
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Sumi Indo Kabel Suparma Surabaya Agung Industry Surya Intrindo Makmur Surya Toto Indonesia Tembaga Mulia Semanan Tira Austenite Tirta Mahakam Polywood Trias Sentosa Tunas Baru Lampung Tunas Ridean Ultrajaya Milk Industri United Tractors
IKBI SPMA SAIP SIMM TOTO TBMS TIRA TIRT TRST TBLA TURI ULTJ UNTR
lxxx
-0.02 0.00 -0.12 -0.02 -0.03 0.05 -0.07 0.18 -0.09 0.06 0.08 0.07 -0.09
0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00 0.00 0.10 0.00 0.08 0.00
-0.03 0.03 0.15 -0.05 -0.02 0.00 -0.04 0.05 -0.02 0.02 0.04 -0.02 0.03
1.15 0.68 0.85 1.75 8.00 5.50 1.60 0.94 1.74 5.04 12.40 3.25 43.60
0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
DATA TAHUN 2008 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Perusahaan
Ades Waters Indonesia AKR Corporindo Alumindo Light Metal Industry Aneka Kemasindo Utama Aqua Golden Missisipi Arwana Citramulia Asahimas Flat Glass Asiaplast Industries Astra Graphia Astra Otoparts Barito Pacific Timber BAT Indonesia Bentoel Internasional Investama Berlina Betonjaya Manunggal Bristol-Myers Squibb Indonesia Budi Acid Jaya Colorpak Indonesia Darya Varia Laboratoria Daya Sakti Unggul Corporindo Delta Dunia Petroindo Delta Jakarta Dynaplast Ekadharma Tape Industries Ever Shine Tex Fajar Surya Wisesa Fast Food Indonesia Fortune Mate Indonesia Gajah Tunggal Goodyear Indonesia Gudang Garam Hexindo Adiperkasa HM Sampoerna Holcim Indonesia Indal Aluminium Industry Indocement Tunggal Prakarsa Indofarma Indofood Sukses Makmur Intanwijaya Internasional Inter-Delta Intikeramik Alamasri Industri Intraco Penta
KODE ADES AKRA ALMI AKKU
KON 0.18 -0.05 -0.14 -0.21
MAN 0.00 0.13 0.02 0.01
IOS -0.10 0.18 0.10 -0.04
AQUA ARNA AMFG APLI ASGR AUTO BRPT BATI
-0.04 -0.05 -0.09 -0.17 -0.12 0.18 -0.15 -0.25
0.00 0.00 0.02 0.07 0.00 0.07 0.42 0.00
0.03 0.03 0.01 0.00 0.07 0.02 0.10 0.00
PBV 0.23 7.20 1.96 0.50 127.0 0 3.90 2.42 0.50 2.00 7.00 0.60 5.00
RMBA BRNA BTON SQBB BUDI CLPI DVLA DSUC DOID DLTA DYNA EKAD ESTI FASW FAST FMII GJTL GDYR GGRM HEXA HMSP SMCB INAI INTP INAF INDF INCI INTD IKAI INTA
0.07 0.01 0.00 -0.06 -0.03 -0.16 0.88 -0.32 0.04 -0.11 -0.13 0.44 -0.12 -0.29 -0.13 -0.07 -0.14 0.04 -0.02 0.05 -0.05 -0.12 -0.02 0.01 0.20 -0.04 0.02 -0.28 0.00 0.01
0.00 0.11 0.09 0.00 0.01 0.00 0.00 0.12 0.00 0.00 0.69 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.03 0.00 0.02 0.06 0.45 0.00 0.00 0.05
0.09 0.01 -0.03 0.01 0.10 0.02 0.04 -0.04 -0.79 -0.01 0.05 0.00 -0.02 -0.03 0.03 -0.01 0.04 0.32 0.01 -3.39 0.05 -0.01 -0.01 0.17 0.04 0.04 -0.03 -0.03 0.28 -0.29
10.40 1.28 3.35 10.50 1.04 16.50 1.92 1.45 5.00 20.00 1.30 2.90 0.50 3.04 31.00 0.75 0.40 5.00 8.50 6.90 81.00 1.26 0.24 9.20 0.50 9.30 0.18 1.08 3.06 0.94
lxxxi
SIZ E 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Jakarta Kyoei Steel Works Jaya Pari Steel Jembo Cable Company Kabelindo Murni Kageo Igar Jaya Kalbe Farma Karwell Indonesia Kedaung Indah Can Kedawung Setia Industrial Kimia Farma Langgeng Makmur Industri Lautan Luas Lion Mesh Prima Lion Metal Works Mandom Indonesia Mayora Indah Merck Metrodata Electronics Mulia Industrindo Multi Bintang Indonesia Multi Prima Sejahtera Multipolar Corporation Mustika Ratu Pan Brothers Panasia Indosyntec Pelangi Indah Canindo Perdana Bangun Pusaka Pioneerindo Gourmet International Polychem Indonesia Polysindo Eka Perkasa Prasidha Aneka Niaga Prima Alloy Steel Primarindo Asia Infrastructure Pyridam Farma Resource Alam Indonesia Ricky Putra Globalindo Roda Vivatex Sanex Qianjiang Motor Internasional Sarasa Nugraha Schering Plough Indonesia Sekar Laut Semen Gresik (Persero) Sepatu Bata Siantar Top Siwani Makmur Smart(Sinar Mas)
JKSW JPRS JECC KBLM IGAR KLBF KARW KICI KDSI KAEF LMPI LTLS LMSH LION TCID MYOR MERK MTDL MLIA MLBI LPIN MLPL MRAT PBRX HDTX PICO KONI
-0.19 -0.17 -0.15 0.09 -0.11 -0.02 -0.13 0.05 0.05 0.06 0.02 0.17 0.14 0.04 0.01 0.02 -0.01 0.08 -0.28 -0.20 0.17 -0.08 -0.02 0.02 -0.13 0.10 -0.12
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.27 0.02 0.03 0.03 0.02 0.39 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.08 0.01
0.00 0.00 0.11 0.02 -0.57 0.22 -7.75 -0.01 0.01 0.00 -0.01 0.07 -0.01 0.01 0.08 0.30 0.02 0.02 -0.06 0.04 0.00 0.02 0.01 0.07 -0.01 0.04 -0.02
0.17 1.66 0.59 0.30 2.40 8.00 0.21 0.20 0.20 0.76 0.14 2.12 3.60 3.08 11.00 2.28 35.50 1.42 0.45 49.50 2.20 0.40 1.22 1.22 0.80 1.87 0.18
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
PTSP ADMG POLY PSDN PRAS BIMA PYFA KKGI RICY RDTX
-0.21 0.05 -0.46 -0.26 -0.07 -0.17 0.02 -0.06 0.02 -0.12
0.00 0.00 0.00 0.33 0.01 0.00 0.23 0.00 0.00 0.00
0.03 -0.06 -0.10 -0.01 0.06 -0.03 -0.03 0.00 -0.17 -0.03
0.80 0.14 0.05 0.20 1.20 1.80 0.50 8.75 0.49 2.60
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
SQMI SRSN SCPI SKLT SMGR BATA STTP SIMA SMAR
-0.42 -0.04 0.14 -0.04 -0.01 0.48 0.02 -0.57 -0.11
0.60 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.01 0.00
-1.01 0.19 -0.28 0.44 0.02 0.18 0.04 -0.09 0.09
0.36 1.98 10.35 0.90 41.75 20.50 1.50 0.50 8.50
0 0 0 0 0 0 0 0 1
lxxxii
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Sorini Corporation Sucaco (Supreme Cable) Sugi Samapersada Sumalindo Lestari Jaya Sumi Indo Kabel Surabaya Agung Industry Surya Intrindo Makmur Surya Toto Indonesia Tembaga Mulia Semanan Tempo Scan Pacific Tira Austenite Tirta Mahakam Polywood Trias Sentosa Tunas Baru Lampung Tunas Ridean Ultrajaya Milk Industri United Tractors
SOBI SCCO SUGI SULI IKBI SAIP SIMM TOTO TBMS TSPC TIRA TIRT TRST TBLA TURI ULTJ UNTR
lxxxiii
0.00 0.08 0.20 -0.12 0.05 0.00 -0.57 -0.12 -0.08 0.01 -0.18 -0.05 -0.03 -0.14 -0.12 0.10 -0.07
0.19 0.00 0.00 0.00 0.10 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.10 0.00 0.11 0.00
0.09 0.02 -0.36 0.08 -0.01 -0.05 -0.09 0.35 -0.04 0.01 -0.05 0.02 0.00 0.04 0.01 0.00 0.17
9.00 1.45 2.25 0.19 0.50 0.19 1.45 0.80 5.00 8.00 0.43 0.40 1.65 1.52 7.50 4.00 17.60
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
Statistik Deksriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
MAN
250
.00
.90
.0326
IOS
250
-.79
.44
.0107
.11073
PBV
250
.05
9.80
2.2282
2.22432
SIZE
250
0
1
.17
.378
KONS
250
-.44
.46
.0291
.12068
Valid N (listwise)
250
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
250
Normal Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
.11715541 .070 .066 -.070 1.103
Asymp. Sig. (2-tailed)
.176
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
lxxxiv
.08067
Uji Regresi
lxxxv
Uji Regresi (Lanjutan)
Scatterplot
Dependent Variable: KONS
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -4
-2
0
Regression Standardized Predicted Value
lxxxvi
2