Pengaruh Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Amin Faozi (11320069ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK YPT Tegal Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 145 siswa. Sehingga Penetuan jumlah sampel yang digunkan berdasarkan tabel krejcie dan morgan adalah 104 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini mengunakan data nilai PRAKERIN dan angket kuesioner PRAKERIN (variabel X) dan angket kuesioner Motivasi Belajar (variabel Y). Hasil sebaran angket PRAKERIN dan Motivasi Belajar sebanyak 104 siswa yang menjawab baik. Berdasarkan sebaran angket PRAKERIN yaitu sebesar 54,8% sedangkan sebaran angket Motivasi Belajar yaitu sebesar 66,9%. Dengan demikin apabila nilai PRAKERIN tinggi maka Motivasi Belajar siswa juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila nilai PRAKERIN rendah maka Motivasi Belajar siswa akan rendah juga. Berdasarkan hasil uji regresi variabel Praktek Kerja Industri menunjukkan ada pengaruh positif variabel Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,200. Hasil tersebut mengidentifikasikan semakin baik PRAKERIN, maka Motivasi Belajar akan semakin meningkat. Sedangkan hasil uji hipotesis (uji t) diperoleh nilai signfikansi t sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (ά = 5%) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ ada pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK YPT Kota” dapat diterima. Berdasarkan hasil Hasil Uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan bahwa nilai PRAKERIN dan Motivasi Belajar siswa sebesar 0,298. Bahwa hasil tersebut menunjukkan pengaruh hasil PRAKERIN terhadap Motivasi Belajar siswa sebesar 29,8%. Sedangkan selebihnya 70,2%,(100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain. Maka disimpulkan bahwa H0 berhasil ditolak dan menerima Ha artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antar prakerin terhadap motivasi belajar.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah terdapat pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK YPT Kota Tegal. Kata Kunci : Prakerin dan Motivasi Belajar
PENDAHULUAN Keberhasilan pendidikan kejuruan tidak hanya tergantung pada pendidik yang selalu dituntut dapat mengajar secara profesional saja, melainkan peran aktif siswa di dalam proses belajar juga sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan. Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, merupakan bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai hasil belajar. “Kesiapan untuk belajar jangan hanya diterjemahkan siap dalam arti fisik, tetapi juga diartikan dalam arti psikis dan materiil”. Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
1
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai subsistem pendidikan nasional yang bertanggung jawab dalam penyiapkan SDM tingkat menengah yang handal, dituntut untuk menerapkan prinsip demand driven, job oriented, dan dual based program, yang berorientasi kepada kebutuhan pasar bahkan mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pelanggan. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan bagian dari inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja lapang (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)/PRAKERIN diilhami oleh dua system (dual based program) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Melalui kebijakan pendidikan nasional setiap komponen sistem pendidikan: tenaga, peserta didik, kurikulum, dana, sarana dan prasarana ditata dalam rangka menghasilkan output pendidikan sesuai dengan yang dicita-citakan penataan unsur-unsur pendidikan itu dilaksanakan dalam rangka kebijakan-kebijakan pokok strategi pendidikan nasional yaitu pemerataan, peningkatan kualitas, relevansi, efektifitas dan efisiensi pendidikan dengan mengikut sertakan semua pihak yang terkait dengan pendidikan; pemerintah, keluarga dan masyarakat. Hasil studi pendahuluan pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, menunjukkan bahwa pada prestasi belajar siswa khususnya motivasi belajar siswa masih kurang menggembirakan. Terbukti banyaknya siswa yang mendapatkan prestasi rendah. Hal lain yang peneliti dapatkan pada saat monitoring pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN), masukan dari pihak industri bahwa pada saat siswa melakukan pekerjaan, motivasi belajar siswa masih kurang, sehingga menghambat pada proses produksi. Tentunya hal ini merupakan masalah yang cukup serius mengingat pentingnya motivasi belajar bagi siswa khususnya kompetensi keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, karena motivasi belajar siswa berfungsi sebagai berikut : 1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja demand-market-driven. 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 4. Kesuksesan siswa pada hands-on atau performa di dunia kerja. 5. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan. 6. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi. 7. Learning by doing dan hands on experience. 8. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik. 9. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum. SMK YPT Kota Tegal merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai 3 (Tiga) program Keahlian yaitu Teknik Audio Video (TAV), Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri (TPMI), Teknik Otomotif Kendaraan Ringan (TOKR). Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk jurusan Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
2
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan pelaksanan PRAKERIN diadakan bulan Februari sampai dengan 10 April, pada program keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November, sedangkan untuk program keahlian Teknik Audio Video dilaksanakan pada setiap tiga bulan sekali berkala mulai bulan Agustus sampai dengan Mei. Berdasarkan pengamatan di SMK YPT Kota Tegal tahun ajaran 2012/2013 khususnya kelas XI TOKR yaitu sebanyak 145 orang. Kondisi PRAKERIN di SMK YPT Kota Tegal masih dalam kategori cukup disebabkan berbagai faktor salah satunya adalah kesiapan siswa itu sendiri dalam menghadapi proses pembelajaran. Kesiapan belajar siswa tergantung kepada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa yang terdiri dari faktor fisiologis (karena sakit, karena cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, bakat, minat, motivasi dan faktor kesehatan mental). Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, timbul keinginan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK YPT Tegal Tahun Ajaran 2012/2013”.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Praktek Kerja Industri Praktik Kerja Industri atau yang biasa disebut dengan istilah PRAKERIN adalah realisasi dari bagian Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Di mana Pendidikan Sistem Ganda diilhami oleh dua sistem (dual system) yang dilakukan
di
Jerman.
Mulai
diberlakukan
di
Indonesia
berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau mungkin lebih akrab dikenal dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda
diharapkan
dapat
menciptakan
tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang melaksanakan Pendidikan Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
3
tersebut diharapkan dapat menerapkan
ilmu
yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia
industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini siswa tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena siswa belum mengetahui situasi dan perusahaan
tidak
kondisi
lingkungan
kerja.
Selain
itu
dapat mengetahui mana tenaga kerja yang profesional dan mana tenaga kerja
yang tidak profesional. Pendidikan Sistem Ganda memang harus dilaksanakan karena dapat menguntungkan semua pihak yang melaksanakannya. Pengertian Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Dikatakan ’keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya dimana kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita belajar. Motivasi belaja adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa membolos atau berbuat sesuatu yang tidak seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya, sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin tidak senang, sakit ataupun adanya problem pribadi atau lain-lainnya. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak melakukan tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukah yakni belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan motivasi pada dirinya.
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPT Tegal yang berlokasi di Jl. Dr Setiabudi No 163 Kota Tegal pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 12 Juni sampai dengan 10 Agustus 2013. B. Pendekatan penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
karena
penelitian
menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
ini banyak tersebut,
serta penampilan dari hasil penelitian ini pun diwujudkan dalam angka. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian expost-facto karena data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang sudah
berlangsung, sehingga peneliti hanya
menggungkap
fakta
berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada responden. Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
4
C. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini menggunakan beberapa jenis dan sumber data. Identifikasi terhadap jenis dan sumber data yang digunakan adalah : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang di bagikan kepada siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PRAKERIN terhadap Motivasi Belajar siswa di SMK YPT Tegal Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan suatu pihak) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan serta dari buku teks yang ada dan dari penulisan karya ilmiah yang berhubungan dengan obyek penelitian secara teliti yaitu berupa nilai PRAKERIN dan Daftar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, selanjutnya menurut Nawawi (2006:144) bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik berupa hasil perhitungan maupun ukuran, kuantitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi pada penelitian ini adalah populasi yang terbatas dan homogen dan memiliki sifat-sifat yang relatif sama, antara lain : a. Siswa tersebut sama-sama belajar di SMK YPT Kota Tegal yang medapatkan fasilitas yang sama b. Siswa kelas XI TOKR SMK YPT Kota Tegal yang berusia relatif sama Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 145 siswa yang terbagi dari 4 kelas Tehnik Otomotif Kendaraan Ringan. Tabel 1. Populasi NO 1 2 3 4
KELAS XI TOKR 1 XI TOKR 2 XI TOKR 3 XI TOKR 4 JUMLAH TOTAL
Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
JUMLAH 30 36 39 40 145
5
2. Sampel Sedangkan Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasar pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam suatu penelitian merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakeriststik yang hendak diteliti. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Tabel Krejcie dan Morgan (Lampiaran 11 halaman 87). yaitu dengan cara Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01. Berdasarkan uraian diatas maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 104 siswa yang terdiri dari 103 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan dengan taraf signifikansi 0,05. E. Definisi Operasional Variabel 1. Pengalaman Praktik Kerja Industri (X) Pengalaman Praktik Kerja Industri adalah pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasai peserta didik setelah mengikuti praktik kerja di dunia usaha atau dunia industri selama jangka waktu tertentu. Peserta didik dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan memadai sesuai dengan bidang keahliannya. Pengalaman Praktik Kerja Industri peserta didik dapat memantapkan hasil belajarnya, membentuk sikap serta menghayati dan mengenali lingkungan kerja. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah penumbuhan dalam gairah belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi cukup tinggi boleh jadi menggalami kegagalan karena kurangnya motivasi.
HASIL PENELITIAN Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependent variabel dan independent variabel keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Hasil Uji normalitas data dengan menggunakan analisis grafik disajikan dalam Gambar 1 berikut:
Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
6
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Motivasi Belajar
Gambar 4.1 Hasil Normalitas Data (Normal P-Plot) Jika dilihat dari gambar 1 menunjukkan penyebaran data mengikuti garis diagonal. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian, yaitu data PRAKERIN dan data Motivasi Belajar siswa memiliki distribusi normal. Sedangkan pengujian secara statistik, yaitu dengan menggunakan kolmogorov smirnov, dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prakerin N
Motivasi
104
104
Mean
54.08
63.27
Std. Deviation Absolute
9.711
7.945
.088
.109
Positive Negative
.088 -.062
.100 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z
.900
1.114
Asymp. Sig. (2-tailed)
.393
.167
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa nilai kolmogorov smirnov masing-masing variabel lebih tinggi dari 0,05 (ά = 5%). Hasil tersebut mengidentifikasikan bahwa variabel prakerin dan Motivasi Belajar memiliki distribusi normal. Uji Linier Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 17 dengan menggunakan Test for Linearity dengan Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
7
pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Tabel 2 ANOVA Table Sum of Squares
Mean df
Square
Y*
Between
(Combined)
4428.260
34
X
Groups
Linearity
1983.938
1
2444.322
33
74.070
Within Groups
2074.202
69
30.061
Total
6502.462
103
Deviation from Linearity
130.243
F
Sig.
4.333
.000
1983.938 65.997
.000
2.464
.001
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,001. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Prakerin dan motivasi belajar terdapat hubungan yang linear. Uji Heterokedastisitas Hasil perhitungan menggunakan SPSS 17 dapat disajikan pada gambar 2 Gambar 2
Dari diagram scatteplot menunjukkan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Uji Secara Simultan Uji F (Uji simultan) atau uji secara bersama-sama digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel Prakerin terhadap Motivasi Belajar. Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
8
Tabel 3 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of
df
Squares
Mean Square
Regression
1983.938
1
1983.938
Residual
4518.524
102
44.299
Total
6502.462
103
F 44.785
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Prakerin b. Dependent Variable: Motivasi Dari hasil analisis menunjukan nilai Fhitung sebesar 44,785 dan nilai signifikansi lebih kecil 0,000. Karena nilai signifikansi dari 5% dan nilai Fhitung 44,785 lebih besar dari Ftabel 1,76 Berarti pada uji H0 berhasil ditolak, dan menerima Ha yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara PRAKERIN terhadap motivasi belajar. Secara lebih jelas pengujian ini digambarkan dalam bentuk kurva pengujian berikut ini
Gambar 3 Kurva Penerimaan dan Penolakan H0 (Uji F) pengujian Hipotesis
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho
0
1,76
44,785
Uji Signifikan nilai t (Uji Secara Parsial) Uji signifikansi nilai t atau uji parsial dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing variabel independen yaitu PRAKERIN secara parsial terhadap variabel independen (Motivasi Belajar).
Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
9
Tabel 4 Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B 1
(Constant) Prakerin
Std. Error
38.830
3.710
.452
.068
Beta
t
.552
Sig.
10.467
.000
6.692
.000
a. Dependent Variable: Motivasi Adapun hasil Uji signifikansi nilai t (Uji Parsial) berdasarkan hasil analisis untuk variabel Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan variabel Motivasi Belajar diperoleh nilai thitung 6,692 sig t 0,000. Karena thitung 6,692 lebih besar dari nilai ttabel pengujian 2 sisi (tα/2:72) 1,980 dan nilai sig t lebih kecil dari nilai α 5% (0,05). Maka disimpulkan bahwa H0 berhasil ditolak dan menerima Ha artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antar prakerin terhadap Motivasi Belajar. Secara lebih jelas, pengujian ini disampaikan dalam bentuk kurva pengujian nilai t berikut ini: Gambar 4 Kurva Kriteria Penerimaan / Penolakan Ho (Uji t) Pengujian Hipotesis
Ho
Ha
Daerah tolak
Ho
Daerah Penerimaan
-1,980
1,980
Daerah Tolak
6,692
Dari uji signifikansi nilai t diperoleh hasil bahwa secara parsial variabel independen PRAKERIN mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar sebesar 6,692. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi atau membangun yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Penguji ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
10
Tabel 5 Hasil uji Koefisien determinasi Model Summaryb Std. Error of the Model 1
R
R Square .552a
Adjusted R Square
.305
.298
Estimate 6.656
a. Predictors: (Constant), Prakerin b. Dependent Variable: Motivasi Dari hasil tampilan output SPSS 17 model Summary adjusted R2 yaitu sebesar 0,298, hal ini berarti 29,8% dapat di jelaskan bahwa pengaruh variabel independent dan dependent yaitu PRAKERIN dan Motivasi Belajar, sedangkan sisanya (100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK YPT Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Praktek Kerja Industri siswa mengidentifikan bahwa siswa kelas XI di SMK YPT Kota Tegal dalam kategori cukup, yaitu sebesar 54,8% berdasarkan hasil sebaran angket sebanyak 104 siswa.
2.
Motivasi Belajar siswa kelas XI di SMK YPT Kota Tegal mengidentifikasi bahwa Motivasi Belajar siswa dalam kategori baik yaitu sebesar 66,9% berdasarkan hasil sebaran angket sebanyak 104 siswa.
3.
Berdasarkan hasil Hasil Uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan bahwa nilai PRAKERIN dan motivasi belajar siswa sebesar 0,298. Bahwa hasil tersebut menunjukkan pengaruh hasil PRAKERIN terhadap Motivasi Belajar siswa sebesar 29,8%. Sedangkan selebihnya 70,2%,(100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain. Maka disimpulkan bahwa H0 berhasil ditolak dan menerima Ha artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antar PRAKERIN terhadap Motivasi Belajar.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V.Rajawali, 1990 Ahmad, Mudzakir. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BFE
Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
11
Calhoun, C.C. dan Finch, A.V. (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Danielson. (2008). Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Gramedia. Depdiknas, (2009), Pedoman Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (SMK). Jakarta: DPMK Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Program Mesin Otomotif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta: Dikmenjur Direktorat Dikmenjur (2004), Buku 2 Kurikulum Teknik Mekanik Otomotif Edisi 2004, ___________, Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru BK, Surabaya : Usaha Nasional, 1994 Duwi Prayitno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : UNDIP Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Herminanto Sofyan. (1986). Kesiapan Kerja STM Se-Jawa untuk memasuki Lapangan Kerja. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta. M. Iqbal Hasan. (2005). Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT Bumi Aksara M. Ngalim Purwanto.
(2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. (2007). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nevi Indaryani. (2007). “Hubungan Praktik Industri dan Motivasi Berprestasi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/2007”. Abstrak Hasil Penelitian UNY. Yogyakarta: Lembaga Penelitian. Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. S l a m e t o . (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. S o e t r i s n o . (2003). Kilas Balik dan Masa depan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan. Yogyakarta: Pidato Pengukuhan Guru Besar UNY. S u g i y o n o . (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. S u h a r s i m i Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. S u t r i s n o Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Syaifuddin Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Wena Made. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito. Gardan. Vol. 3 No. 2, November 2013
12