PENGARUH PE'VIBERIAN NaOH DAN PENAMBAHAN UREA SERTA BELERANG TERHADAP NILAI GIZI JERAMI PADI KARYA ILMIAH

PENGARUH PE'VIBERIAN NaOH DAN PENAMBAHAN UREA SERTA BELERANG TERHADAP NILAI GIZI JERAMI PADI

KARYA ILMIAH SRI MARIA PIlRWAT!

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN 1980

BOGOR

"Karva Ilmiah initelah disidanQl
t'

if

.~

...

~

•

~."

1

t'

'.1

dihadap<""-n suatu' kOI.nisi ujian lisal"\' p,:1d3. t3.ngg-::.l'

I =='---'-'= __ "

Hd,,,,:t

,tg

to

9),1 ()

.. I

\;,.

,

I

Seksi Pendidikan Sarjan:l Fakultas Peternakan IPB.

(,_~Ir~.~H~a~ru~n~N~a~d~j~ib~.___ )

ngan hubungannya yang berbentuk garislurus. Peningkatan 1% NaOH dapat me'1aikkan produksi N-NH3 sebesar 1,1281 mM ealran rumen. Pemberian urea dalam r:lnsum menunjukkan adany.a pengaruh terhad""tp produks: N-NH (P / 0,01) dan Koefi~ 3 sien Cerna (P / 0,05). Produksl N-tJH tertinggi (6,0957 mM eairan rumen) pada t;ng!
st0..tus

b81er:tr~g

r":3.('lsun: sudah

cukup~

Peda r-el'eobaan in vivo diteliti 5 jenis ransum sebagai perlakuan terhndap pertumbuhan rata-rata sap! pt'","C'obaan. Ransum A = seluruhnya rumput, B = 2/3 bagian rumput + 1/3 bagian jerami padi, C = B keeuali jerami pad! direndam dalam 0,6% N3.0H, D = C keeL/ali ditambahkan 0,4% urea, dan E = D keeuali ditambahkan 0,02% belerang. Rancangan yang digunak:,m adabh rancangan aeak kelompok (R~:<). Perendaman jeraml padi dilakukan selama 6 jam. Has,[ pen!mbangan yang dilakukan sethp minggu, 3 hari berturut-turut sebelum sapi pereobaan diberi makan dan minum, memperlihatkan , bahwa perlakuan E menghasnkan % pertambahan yang tertinggi (2,44%/minggu). Sedangkan perlakuan masing-m:3.sing A, B, C, dan D hanya mengha.')ilkan % pertambahan sebesar 1,10 ; 2,14; 1,74 dan 1,53 %/minggu. '''amun demikian keragaman hewun yang besar menyebabkan tidak nyatanya uji perbanding..,. an antar perlaku3.n tersebut. Dari pereobsl';lf1 in vivo ini d3.pat disimpulkan bahwa penggantian 1/3 bag ian ;::;:;mput oleh jeram! pecdi tidak menimbulk::tn

r;~rt:ed3.:ln

y:J..ng ny:?t.:: terhac:l;:'

l~.ju ~ertu ~nbuhan.

Ad3.

indikasi '->ahwa pemberton 0, -35', NaOH dan p:,r,- :"'l::,oh::m 0,4% urei':. 52;',,," 0,02% belet'ang tc,-hadap jerami padi menghasilkan l",ju pe"tu;-),':Juhan yang lebih baik (P / 0,1).

clan

~bunCa ~e;~c!:lt."\

sertCl knkak-kakakku Tatik M. dan Rita M.

yang telah banyck memberi clorongan. birnbinoan .dan do'a kepada penulis terutama dalam penelitian dan penulisan karY"-__ ilm!ah. Kepada sahabat dan semua teman yang telah member!kan bantuan d9.h semangat untuk segera menyelesaikan karya ilmiah ini, penulis ucapkan terima kasth,

Bogar,

Maret Penulis •

..:.,

1980.

D,S,:=TAR lSI Halaman t
0, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

/I

iii

DAFTAR TABEL ....................... ~ .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ••

vi

DAFTAR ILUSTRASi .............. . . . .. . . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

vii

DAFTAR LAMPlRAN .............................................. "." .. ..

viii

PENDAHULlJAN .............. """ .............. "" .. .. .. .. .. ........... ••

1

TIN.JA.UAN PUSTAt
5

MATERI DAN METODA PENELITIAN ••• •• •••••• •

10

HASIL DAN PEMBAHASAN •••• . . •• •• •. •••••• • • •

18

Percobaan 1 (In ~) • • . . . . • . . • • • • • • • • • • • •

18

Produksi Nitrogen - Amonia (N-NHS) • • • • •

18

Produksi Asam Lemak Atsiri (\/FA) Total.

01

Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Koe~isien Cerna Bah;:m Organik (KCBO). ...

24

Percob::l.an 2 (In Vivo) ...................................

f/ .. ..

27

I<ES I {\/lPU L/'-\ N .... ~ .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

32

DAFTAR PUSTAJ.
$4

LAMPlRAN ..........................................

/I

38

RWVAYAT HIDUP ••••••• ".... •••• .•••••••••••••

55

-----'

v

f

..........

"

..... "

....

DAF,'TAR ILUSTRASI Ilustrasi i

Halaman Skerna Persediaan Bahan Makanan untuk

Sapi Potong "" ~ . . .. . . . .. .. . .. .. .. .. .. . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

2

Pengaruh F'cmberia:l Alkali Terhadap Koefisierl Cerna <> ........ ~ ,) . . . . . . . . . . . " . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ".

"i

3

Pnndangan ;~tas Cawan Conway ...................... ..

12

4

Pengal'uh Tingkc.t Pernberian i'JaOH Terhadap Produksi N-Nf--I .... ~ ................... S Pe'~\garuh -;-,ingkat F'embepian Urea '1 er:,aoClp Pr'cduksf i\J-NI-! .. !':. . . . . . . . . . . . . . . ., .......... " ........ , .... .. 3 Pengaruh Tingkat F'emberian Be1.erang Terhadap Produksi N-NH3 •••.•••••••••••••• , ....

20

Pengaruh Tingkat Pember ian NaOH Terhadap Produksi VFA Total •• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

22

Pengaruh Tingkat Pember ian Urea Terhadap Produksi VFA Total •••• • • • • • • . • • • • • • • • • • • •

23

2

I>

5

....

1\

•

.. ..

.. ..

.. .. .. ..

10

6

7 8 9 1C

11

19

Pengaruh Tingkat Pemberian Delerang Ter'ha-

dap Produksi \/FA Tctal' .. .. .. . . ..... . . .. .. . .. .. .. . . ..... ..

23

Per.gc.ruh Tingkat Pemberian NaOH T)rhada;:> Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik .......................................................................... "

25

Pengaruh Tingkat Pemberian Urea Terhadap Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Orga-

nik .......... 12

19

~ ~

.............. " " . . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . . .. .. .. .. .. .. ..

Pengaruh Tingkat F'embe:'ian Belerang Terhad",p Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Or·ganik ................ ~ .......................... " .... " " " " . " " • "

vii

26

26

PENDAHULUAN Masalah penY".· ".;.an pangan merupakan persoalan Nasional, sehingga dalam Garis Besar Haluan Negara RepubUk Indonesia

d1-

cantumkan mcng"'!nai usaha untuk meningkatkan penyediaan pangan dalam neger! be',,]! rakyat Indonesia. Penyediaan tcreebut me~ang­ kut kualitas ",aupun !"!Jant:tcv~:,,:;',.

pangan terse~;uc :'>.da"."h peningkatan populasi ternp:<. V'l'.t,,) o'mgan,

ekstensif sc'ta juga rnemasukkan ternak dari luar neger!. fv"asalahnya kini, bagairnana menyediaki",n ms,kanan yang cukup untuk ternak tersebut, sehingga produksinya dapat memenuhi harapan. Makar.an utama ternak besar (ruminansi,a) adalah hijauan. Fungsi hijauan bag! ruminansia adalah sebagai sumber gizi bulk (Susetyo, 1979).

dan

Oleh Soewardi (1977) dikatakan bahv'la

se-

bagian besap sumber makanan ternak di Indonesia adalah dar! golongan kualitas rendah, seperti rumput alam dan jer-ami pad!. Apalagi untuk pulau Jawa dimana populasi manusianya sar.gat pad at schingga rnenyebabkan berkurangnya areal untuk tanah pangonan

dan

padang rumput. Soewardi (1977) rnenggambarkan skema persediaan bahan makanan untuk sapt potong sebagai berikut (Ilustrasi 1). Jadi usaha kita antc.ra 10.[., menggaH sebanyak-ball',/aknya potersi later', ~asional,

unc, 1'< d'kembangkan dan dijadikan pDtensi

yang riil, seh"",qga tidak ter'gantu:,g p"lC~a luasc:;m areal padang rumput Y<'ing <'ida saja. Usaha tersebut adil.lah

mencol~,<_

memanfaatkan

TIN,)AlJAN P\JSTAKt;>, Pemakinan jerami padt mampvnyai ~k ya,ng ba,lk, karena I'\arganya fl'l'"II"a1'\ dibandingkan rumP\..lt gajah lapang.

ma\JPU~

"'-lmput

Nilai gizi jerami pad! rendah sekali.Te!.ah dilakukal1

peneUtian oleh Siregar (1976) di Sogor

dan~jperoleh

kesimpylan

bahwa semakin tlnggi persentase pember ian jerami pad!, pertambahan bobot hidup rata-rata per hart semakin turun. ,Jerami pad! hendaknya dioiah dutu sebelum diberikan

ke-

pada ternak, ur'ltuk meningkatkan kualitasnya. Anggorodi (1979) mengatakanbahwajerami padi ya,ng digUing sebelum diberikan kepaaa tarnak dapat mempertinggi laju pergerakannya dalam a1.at peneernaan, sel'lingga da.pat mengurangi sedi.kit koefisien cernanya~1) Jarami dal3.m bentuk tergiling !'latus atau penet memPl.!nyai

kua-

Hti!!s ya,ng lebih rendah (Jackson, 1917). Penelitian ter'ltang bentuk dan tingk I"ansum S '" jerami pad! 20% ya,ng berukurangUing 1;".21 em

+ tetes

10%; ral"l-

sum C '" jerami padi 5% ya,ngber'j./kurangiHng 1,27 em + tetes 10%; ransum D =jerami padl 20% yang berukuran gil ing 1> 27 em

+ tetes 25%; ransum E = jel"'ami padl. 5% yang berukural"l giUng 1,27 em + tetes 25%; ransum F = jerami padl 20% yang berukuran

giling 3, 81 em + tetes 10%, dan ransumG = jerami padi 5% ya,ng

5

6

berukuran glUng 3,81 em

+ tetes

5%.

Pacla hasH pgne-Utian tel"'se-

but tSI"'r'iyata sap! yang diberi raneum 0 (jeramt pad! 20% yang berukuran giUng 1,27 em

+ tetes

25%) mempunyai penampi.1an yal"l9

tooth balk dart pada yang lain. Usaha untuk mel1tngkatkan koeffsien cerna jeramt padi dapat dilakukan dengan mewemprot atau mew1pl"atl NaOH pada jerami padi tersebut(Jaek$l;ln" 1977).

MeI"Ul'Ut;F<exen and.IVIoUer

(1974) kenaikan ter;-sebutdapatmencapai 2 atau 3 kaH.

~kNaO""

optimum ya'"'g baik diberikan pada jeraml pad! adalafol 4 - 5% (Rexen and Thomsen, 1976a), Pemberian alk
Nlanfaat NaOH dalam hal in! adaiah

memutuskan ikatan rangkap Hidrogenwa selulosa,

untuk

sehtngga

je-

rami pad! dapat dieerna oleh em::im se\ulase yang terdapat daiam rumen ternak. Rexen and Thomsen (1976a) mengatakan bahwa pada

me-

toda lama dtgunakan larutan Na~ 1-2<1> dan mampu menghasUkan kenaikan koefisien cernasebesar 60-70%. Campuran NaOH dan

Na SO

tidak memperbaiki koeftsisl"I eerM sebaik NaOH saja S 2 (Rexen and Thomsen, 1976a)! Se\ail'l NaOH sebagai alkali. dapat

juga digUl"lakan KOH, Ca(OH)2 ataupVn NM 0H, 4 sebalk NaOH (Guggolz at al,

tetapi efcknya tida.k

--

Kadar protein j8rami. pad' remah, yaitu 3,5% (Jackson, 1977). urea.

Kekurangan tnt dapat ditangguiangi dengan menambahkan Oleh bakteri rumen,

mikrobc,"

urea tnt akan diub1'.h menjadt protein

8¢berapa syarat yang .. haru$ d!penuht dalam mengguna-

kan urEa sebagai Nitl"ogen8ukan Protein (N!3P) (Baumgardt, 1964),

8

di~n

sehaf'USl"Iya karbohidrat yang mudah difermentasikan

(ReadnyAvaU~~t&=R:AO)~

~onggak,

tetes,

umbl"'Umb.lan danlai:n-tain. Slregar (1976) telah melakukan "anemlan. !'tasl1nya dilapol"'ka"bahwel pe~rtanjel"'am£"adl yang.l:ilea.ttlpl.ll'" tetseseban;..5I.l<; 0,36 - 0,81% kepada sap!., belun'lme~jul
bobot hiClup' yang nyata.

III1okoginta, . SOe~bdan Sutardl (iS76)

mengatakan.bahwa sapi menyenangi tetes terutama bi.tadiberikan ad Ubitum. R"Jta-rata seekor sapi dapat menghabiskan 2,A kg per hari dan tidak mengganggu kesehatan hewan. Mineral yang harus disel"'takan ke dalam ransum yang dibel"'! ul"'ea antal"'a lain Sulfur. AAggorodt (1979) mengatakan bahwa sejumlah

kecn~~Jfur

an-organik dapat mempertinggi. penggunaan

urea sebagai .sum~1" N bag! hewan I"I.Iminansia. daiampembuatan . ,.:. asam amino yal"l9mengandung Sulfur ;;'i~.

(j:::.ys dan Met)

dalam l"l.lmen

" - -

dan zat-zat tain"lya yang mengandung Suifi.lrpada tubuh ternak.f

at a1. ........

Pad!!: peneHtian yangdHakukan oteh ThOmas

1951}pada

8 ekordombayangdtberi ransumyangmenganC!ung ul"'ea. Tiga

dttahlblih Sulfur. mad pada!'ta .. 28 - 146•. Neraca Sulfur-Nt~" paCla ran$..ln'l . yang tidak

ekOf' domba yang ransumnya tidai< ri ke

mengandung Sulfur adalah negatlf,seclang pada ransum yang mengandung Sutfu.r ad~lah ppsitif (1"i'IOrnas

;;.t ~.

1951),

Tanda-tanda defisiensi Sulful-adaiah .selera mel'iUrun. pellltumbuhan wool menul"'un, kehilangan bOPot hidup. kurus dan akhlrnya mati. Oteh Bird (1911, diterangkan

ooh~

pemberie,n Sulfur dalam I"'sn-

sum ternak dapat merubah NeracaSulful"-Nitrogen dart negatif menjadi posltff, dapat meni~tkal'f"Nit~en"''Protell'l