Topik 8
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI PANGAN
Nurheni Sri Palupi
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR - 2007 PPt e-Learning ENBP
Pengolahan
MUTU?
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN Sumber: - nabati : serealia & kacang2an - hewani : daging, telur, susu & ikan Bahan mentah pengolahan produk reaksi2 DC 1. Reaksi Maillard (browning non enzimatis) - ggs amina (prot ) vs ggs karboksil gula pereduksi
2. Reaksi senyawa polifenol & prot 3. Reaksi raseminasi aa 4. Pembentukan lisiolalanin 5. Reaksi protein vs lipid teroksidasi
1
Bahan mentah pengolahan produk reaksi2 DC 1. Denaturasi molekul protein 2. Inaktivasi anti protease (anti tripsin) Perlakuan selama pengolahan terhadap protein Fisik
: penggilingan, pemanasan
Kimia
: pelarut organik, bhn pengoksidasi, alkali
Biologis : hidrolisis enzimatis, fermentasi
Reaksi kimia yg tjd: komp bhn pangan (KH, prot. dsb) vs aditif Menguntungkan: organoleptik Merugikan: DC : toksik
Prot – sangat reaktif (lisin, triptofan, metionin, sistein) esensial - mudah bereaksi : - gula pereduksi - polifenol - lemak & hasil oksidasinya - aditif: alkali, H2O2, SO2 - rasemisasi - lisinolalanin
REAKSI MAILLARD -Reaksi prot vs gula pereduksi: NG -Terjadi:
- pembuatan roti - pembuatan ‘breakfast cereal’ - pemanasan daging - pengolahan susu
R. Maillard Louis Maillard (Perancis) memanaskan larutan glukosa & glisin Mekasnisme reaksi: r awal dan r lanjutan
2
Maillard Reaction Reducing Sugars and -amino acids N-glycosylamine or N-fructosylamine 1-Amino-1-deoxy-2-ketose (Amadori intermediate) or 2-Amino-2-deoxy-1-aldose (Heynes intermediate) Reductones and dehydroreductones
H2S
Retroaldol condensation
NH3 Furans Thiophenes Pyrroles
Hydroxyacetone Hydroxyacetylaldehyde Acetoin Acetylaldehyde
Glyoxal Pyruvaldehyde Glycerolaldehyde
Amino Acids
Strecker degradation
Aldehydes + -aminoketone (Methional, NH3, H2S)
Heterocyclizaion
Pyrazines Pyridines Oxazoles
Thiazoles Pyrroles
Reaksi awal H I (H – C – OH) 4 I H- C=O glukosa + NH2 I Prot
H I (H – C – OH) 4 I C-H II N I Prot
(lisin terikat pd protein)
(Schiff’s base)
H I (H – C – OH) 4 I C=O II N-H I Prot Seny. Amadori (turunan deoksiketosil)
Bentuk lisin terikat paling banyak dlm bahan pangan • scr.biologis unavailable • warna OK
GULA PEREDUKSI
+
SENYAWA AMINO
GULA DEOKSIKETOSIL CH3 C=O C=O CHOH Pemecahan Karbonil, dikarbonil rantai pendek
Senyawa metil dikarbamill intermediet
HC=O C=O
Senyawa antara 3deoksi heksosan
DEG. STRECKER As. amino + Dikarbonil
CH2 CHOH
Aldehid Strecker
+ Dehidrasi
Senyawa amino
5-hidroksi metil-2 furaldehid
Pembentukan melanoidin melalui polimerasi senyawa-senyawa antara dan produksi N-Heterosiklis
3
Pengaruh fisiologis & gizi lisin rusak terjadi reaksi residu aa lain (sistin) vs seny.antara (dikarbonil/aldehid) ketersediaan aa Terbentuk cross-linkage Tahan thd enzim Daya Cerna/Kecepatan pencernaan
Produk reaksi Maillard
Radioaktivitas (% jml.konsumsi) URIN
FESES
- ξ-deoksifruktosil-lisin bbs
64
14
- ξ-deoksifruktosil-lisin terikat
11
6
- premelanoidin
27
64
- melanoidin
4
87
ξ-deoksifruktosil-lisin bbs: absorbsi baik tdk dpt digunakan 64 % urin ; 14 feses ξ-d-lisin terikat: abs ≠ baik 11% yg diserap urin Premelanoidin: Sedikit dapat dicerna 27% urin Melanoidin: hampir ≠ dicerna 90% yang dikonsumsi feces
Reaksi Maillard dalam bahan pangan 1. Pembakaran & pengeringan roti: 10-15% lisin hilang Terutama pada bagian coklat Terjadi karena gula reduksi yg.tbt slm fermentasi ≠ habis digunakan o/ khamir Terjadi karena adanya pemecahan ikatan glikosidik dari sukrosa fruktosa & glukosa pada T bereaksi dengan protein Maillard
4
2. Produk olahan susu sampai pembt.seny.Amadori Proses pemanasan
% Lisin terblokir
1.
Pengeringan beku
2.
Pasteurisasi
0
3.
Sterilisasi UHT
0-2
4.
Pengeringan semprot – susu formula
5-10
5.
Sterilisasi HTST
5-10
6.
Sterilisasi konvensional
10-15
7.
Pengerinagn drum
20-50
8.
Pengeringan semprot. Lactosehydrolyzed milks/camp.kasein-glukosa
15-70
0
Hurrel, 84
Sedikit lisin terblokir 3 pertama Susu formula > banyak mengandung laktosa lac.hydrolyzed milks kand.glukosa glukosa & galaktosa > reaktif di: laktosa
REAKSI PROTEIN-POLIFENOL Asam Fenolat protein tanaman: mutu Flavonoid
mempengaruhi met vit C
Tanin
DC prot & availabilitas mineral
As. Fenolat – turunan asam sinamat alat proteksi terhadap infeksi, predator, parasit tnm As Klorogenat As Kafeat Seny.orto-difenol
Mudah ter-O2 Dlm.alkali/aktivitas enz. polifenol oksidasae Radikal orto-semikuinon/ orto-kuinon reaktif Senyawa coklat
POLIFENOL Polifenol tanaman
Tanin
asam fenolat flavonoid tanin
menurunkan daya cerna protein dan bioavailabilitas mineral (Fe)
Asam Fenolat asam klorogenat asam kafeat senyawa O-difenol lain
Mudah teroksidasi (oksigen) - suasana alkali - enzim polifenol oksidase
Radikal ortosemikuinon/ molekul orto-kuinon
akar batang daun bunga buah biji
sangat reaktif
PRODUK warna coklat; BM↑
5
Flavonoids
OH
OH O
HO
OH O
HO
OH
O Glucoside
OH OH
OH
O
Quercetin Flavonols
Cyanidin-3-glucoside Anthocyanins
Secondary products of plant metabolism: • Metal chelating ability • Superoxide anion scavengers Anthocyanines, catechins, flavones, flavonols, isoflavone, and proanthocyanidins
grup sulfhidril SISTEIN grup -amino LISIN grup -amino AA terminal METIONIN, TRIPTOFAN
KUINON
MET, CYS, TRP dapat pula teroksidasi oleh kuinon
tidak dapat digunakan tubuh sebaik metionin
metionin sulfoksida
metionin
Horigome & Kandatsu, 1968 :
kasein
as. kafeat teroksidasi (enzimatis) atau as. isoklorogenat atau polifenol lain
PROTEIN (coklat)
NILAI BIOLOGIS DAYA CERNA Lisin tersedia
Jalur reaksi protein + asam fenolat OH
OH R
OH
R
OH
O
+ n kuinon
NH-Lys
pH netral & alkalis
OH
NH-Lys
(Quinon)n
R
O R
R
NH-Lys
As. polifenolat (O) enzim/alkali
O
(o)
NH-Lys
NH-Lys
O
NH-Lys
kuinon
R NH-Lys
pH alkalis R
O
kuinonimin
+ n kuinon
OH
Kompleks lisin (polimer kuinon)
NH-Lys
crosslinkage
NH-Lys
NH-Lys O
NH-Lys R
(Quinon)n
Kompleks lisin (polimer kuinon)
R
NH-Lys
NH-Lys NH-Lys
crosslinkage
R
NH-Lys
crosslinkage
6
SENYAWA POLIFENOL (as.fenolat. flavonoid, tanin) Sifat antinutrisi: 1. Membt kompleks dg protein : DC availabilitas lisin 2. Membt kompleks dg mineral: ketersediaan mineral
OH OH
R-
enz.fenolase alkali / pH
O II R-
=O
Kuinon
Fenolat (mudah teroksidasi)
sangat.reaktif X Senyawa lain produk wrn.coklat BM BROWNING ENZIMATIK (sayuran & buahan)
Prot - lisin C O δ γ β α --- C – C – C – C – C – C OH NH3
NH3
berikatan dg. a.a. lain
bebas
Kemungkinan berikatan dg. senyawa lain (polifenol)
Example: pengolahan biji bunga matahari - sumber miny. & prot - mengandung orto-difenol: as.klorogenat - ekstraksi pd T alkali Terjadi perubahan warna produk Hrs.dilak.ekst.thd.seny.tsb.sblmnya Produk warna putih konsetrat prot daun tnm ’lucene’ ( Mendicago sativa) - NG rendah banyak mengand.as.fenolat &flavonoid - produk.berwarna coklat kuinon akibat reaksi prot vs produk oksidasi
7
RASEMISASI ASAM AMINO Dpt.terjadi. krn : - perlakuan as. - perlakuan alkali - penyangraian (roasting) - Perubahan dari bentuk L- menjadi D- → tidak dapat digunakan oleh tubuh COO-
COO+NH
H
H
C
3
C
+NH
3
C
C
D-alanin
L-alanin
Rasemisasi akibat pns ≠ NG alkali NG : DC prot destruksi AAE aa D kurang dp.dimanfaatkan
LISINOLALANIN Nξ – (DL-2 amino-karboksietil) – L-lisin
Kerusakan ginjal (cytomegaly)
Terdapat dalam
- pangan berprotein - hidrolisat RNA
dg.perlakuan.alkali TUJUAN
1. Melarutkan protein dalam pembuatan konsentrat & isolat protein nabati 2. Memperbaiki sifat2 fungsional protein: pengemulsi, penstabil, pembetk busa 3. Menghancurkan aflatoksin
Mekanisme reaksi a. Reaksi β-eliminasi Sistein alkali
Serin
-H2S -H2O
CH2 + L-lisin II C II
*C-H I (CH2)4 I NH I CH2 I * C-H
+
LL-LAL
*C-H I (CH2)4 I NH I CH2 I H -* C LD-LAL
b. Reaksi Substitusi
O- fosfat I CH2 I * C-H
+ L-lisin -H3PO4
Residu Serin fosfat
*C-H I (CH2)4 I NH I CH2 I * C-H LL-LAL
LAL NG destruksi aa rasemisasi aa
bioavail aa DC prot
8
INTERAKSI PROTEIN DAN LIPID TEROKSIDASI Tahapan oksidasi lipid 1. Pembentukan produk primer H2O2 2. Degradasi H2O2 prod sekunder: aldehid, hidrokarbon 3. Polimerisasi prod.primer & sekunder seny.stabil
- bereaksi dengan protein
protein termodifikasi (tdk dpt dicerna)
- triptofan & aas dapat teroksidasi o/ H2O2 - lisin bereaksi dg prod sekunder
1. Kehilangan aa secara individual - lisin: ξ amino vs aldehid Maillard - metionin: oksidasi sulfoksida (dpt.digunakan) sulfon ( ≠ dpt) - sistin & sistein: sistin mono – α dioksida β eliminasi LAL - triptofan: bereaksi dg aldehid Maillard lanjut 2. Kehilangan aa secara relatif - lisin & metionin lebih penting DC prot metionin metonin-sulfoksida 90% Kehil lisin reaktif 60% Kehil triptofan 14%
DC prot 30%
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI KARBOHIDRAT Maillard Karamelisasi Penggilingan serealia serat mkn Pengolahan buah saribuah serat mkn Peranan serat: mencegah penyakit jantung koroner mencegah kanker usus besar mencegah penyakit diverticular benjolan/luka-luka pada usus (feses keras)
mencegah kegemukan
9
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI LEMAK Proses pemanasan : lemak produk volatil (aldehid, keton, alkohol, hidrokarbon) pembentukan flavor Penggorengan: T normal 168 -196 OC > T normal degradasi minyak alb (bau tengik) oksidasi T (terutama as.lmk. ≠ jenuh) esensial Minyak kedele: linolenat ≠ baik u/ minyak goreng Minyak jagung: linoleat ≠ baik u/ minyak goreng
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI VITAMIN Merupakan titik berat penilaian pengaruh pengolahan terhadap bahan pangan Vitamin sensitif terhadap: pH, O2 panas cahaya kombinasi dengan komponen lain Pro vit A > stabil di: vit A (bentuk koloid, berikatan dg.prot) Vitamin A ≠ lrt.air Pemanasan biasa → relatif stabil Susut besar jika terdapat O2 & hasil oksidasi lemak
Vitamin D relatif stabil thd pengolahan ≠ lrt air pasteurisasi &sterilisasi susu ≠ tjd.kerusakan Vitamin E susut karena oksidasi daya tahan panas baik Vitmin K stabil thd pns & RH; labil thd as, basa, oksidator, cahaya (UV)
10
Vitamin C mudah hilang akibat leaching kehilangan disebabkan: degradasi kimia reaksi pencoklatan non enzimatik penyimpanan buah T (0 OC) stabil T (7-9 OC) hil. 50% makanan kaleng blansing susut vit C Tiamin labil larut dalam air terekstraksi dalam air pemasak Riboflavin (B2) stabil terhadap panas, larut asam, pH netral, senyawa pengoksidasi labil terhadap basa dan cahaya
Piridoksin (B6) dipengaruhi oleh pemanasan, pengeringan Niasin stabil selama pengolahan As.folat susut > perebusan Vitamin B-12 stabil slm pemasakan, kecuali pendidihan dlm.lrt basa As. Pantotenat stabil terhadap panas & hilang karena dripping Biotin stabil selama pengolahan
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI GIZI MINERAL Fermentasi kedele → tempe avail Fe pH kelarutan Fe Perubahan pH, potensial reduksi & densitas muatan mempengaruhi kadar mineral Peningkatan pH 5-7 pd kulit gandum pengikatan mineral Ca, Mg, Zn, Fe. , daya larut Pendorong penyerapan mineral: as askorbat daging as sitrat
11
Important interactions
Cooking and processing
Bioavailability
Definitions
Bioavailability: bagian dari zat gizi yang dikonsumsi yang tersedia dan dapat digunakan untuk fungsi fisiologis normal dan penyimpanan
100% berarti semua yang dikonsumsi dapat diserap dan teresdia untuk digunakan dalam tubuh
Determined bioavailabilities
5-15% Fe depending on type of diet
15--50% Zn depending on type of diet 15
Factors affecting bioavailability of minerals
Iron (heme/non heme) or zinc intake
Individual nutrient status
Phytate
Polyphenols (Fe)
Protein quantity & quality
Organic acids (Fe)
12
Factors affecting bioavailability of iron Type of iron in meal
Heme iron more bioavailable than non heme iron
Iron status
Low status enhances absorption
Phytate
Bentuk fitat tak larut dan/atau tdk dapat dicerna membentuk kompleks diantara Fe, Fitat & protein
Penghambatan tergantung dosis fitat (Hurrell et al, AJCN 1992;56:5731992;56:573-76)
Typically 11-2% phytate: 2 2--5% Fe ab 0.10% phytate - 2-fold Fe absorp 0.01% phytate - 5-fold Fe absorp
Polyphenols
Membentuk komplek FeFe-tanat yang tak larut
1 cup of tea or coffee Fe absorption ~30% (Disler et al, Gut 1975;15:1931975;15:193-200, Morck et al, AJCN 1973;37:416--20) 1973;37:416
Dose dependent (Derman et al, Br J Nutr 1977;38:261 1977;38:261-9)
Gugus galloyl + 3 gugus hdroksil yang berdekatan merupakan struktur utama yang umum terjadi dalam ikatan olifenololifenol-Fe
Efek pada kopi Coffee effect from berasal darai asam klorogenat
13
Protein quantity & quality
Soy beans and nuts inhibit non non--heme iron absorption
Meat, fish, and poultry enhance iron absorption
Organic acids
Vitamin C: molar ratio 4:1 vit C:Fe required (Hurrell et al, Nutr Rev 2002;60:S72002;60:S7-15)
Other organic acids: citric acid, malic acid, tartaric acid, and lactic acid
Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktorbioavailabilitas Zn Jumlah Zn dalam bahan pangan
Fraksi Zn: → absorption with amounts of Zn in meal
Zinc status
Low status enhances absorption
53% absorption of Zn from diet containing 5.5 mg/d vs 25% when 16.5 mg/d fed (Wada et al J Nutr 1995;115:13451995;115:1345-1254)
Phytate
Absorpsi Zn berkorelasi terbalik dengan kandungan fitat
tidak ada pengaruh ambang batas (threshold effect) High phytate – low Zn absorption (Lonnerdal et al, 1989; J Nutr; 119:211119:211-14)
Hambatan tergantung dosis fitat (Hurrell et al AJCN 1992;56:5731992;56:573-676)
Typically 11-2% phytate: 22-10% Zn absorption 0.10% phytate - 2-fold Zn absorption 0.01% phytate - >2>2-fold Zn absorption
14
Protein quantity & quality
Fractional Zn absorption linearly with protein content Protein hewani meniadakan efek penghambatan oleh fitat
15