PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh: AINUN JARIYAH B 200 100 118
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah). AINUN JARIYAH B 200 100 118 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail:
[email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal (Studi empiris pada Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah)”. Adapun tujuannya untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, sisa lebih pembiayaan anggaran, dan luas wilayah terhadap belanja modal guna meningkatkan pelayanan publik dalam transparasi Pemerintah Daerah. Penelitian ini meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, sisa lebih pembiayaan anggaran, dan luas wilayah terhadap belanja modal. Penelitian ini mengambil sampel 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Berdasarkan analisis uji-t diketahui bahwa dana alokasi umum secara parsial berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, SILPA, dan Luas Wilayah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Namun secara simultan (uji F) Pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, SILPA, dan Luas Wilayah secara berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Kata Kunci : Belanja Modal, pelayanan publik, dan transparansi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya kebijakan ini diperbaharui dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kebijakan ini merupakan tantangan dan peluang bagi pemerintah daerah (pemda) dikarenakan pemda memiliki kewenangan lebih besar untuk mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif. Penerimaan pemerintah hendaknya lebih banyak digunakan untuk program-program pelayanan publik, hal ini menyiratkan pentingnya mengalokasikan belanja pemerintah daerah untuk berbagai kepentingan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan manajemen kualitas jasa (service quality management), yakni upaya meminimasi kesenjangan (gap) antara tingkat layanan dengan harapan konsumen (Bastian, 2006). Dengan demikian, pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan belanja modal dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik. Untuk dapat meningkatkan pengalokasian belanja modal, maka perlu diketahui variabelvariabel yang berpengaruh terhadap pengalokasian belanja modal, seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, sisa lebih pembiayaan anggaran. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis sejauh mana Pertumbuhan Ekonomi, DAU, PAD, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh pada alokasi belanja modal tahun berikutnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL”.
B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian masalah diatas,adapun beberapa tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menguji secara empiris pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap belanja modal. 2. Menguji secara empiris pengaruh dana alokasi terhadap belanja modal. 3. Menguji secara empiris pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja modal. 4. Menguji secara empiris pengaruh sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) terhadap belanja modal. 5. Menguji secara empiris pengaruh luas wilayah terhadap belanja modal. TINJAUAN PUSTAKA A. Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat (5), pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Masing-masing daerah diberi kewenangan membangun daerahnya sendiri oleh pemerintah sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki
sehingga
diharapkan
akan
semakin
meningkatkan
perkembangan daerah. B. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah APBD merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Nurlan, 2007:143). Berdasarkan UU No. 32/2004 tentang pemerintahan daerah disebutkan bahwa “Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah”. Oleh karena itu, pengaturan penyusunan anggaran merupakan hal penting agar dapat berfungsi sebagaimana diharapkan (Nurlan, 2007:142) yaitu:
1. Dalam konteks kebijakan, anggaran memberikan arah kebijakan perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat. 2. Fungsi utama anggaran adalah mencapai keseimbangan ekonomi makro dalam perekonomian. Anggaran menjadi sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal di suatu negara. C. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah “Pendapatan daerah sebagaimana dimaksut dalam pasal 22 ayat (1) dikelompokkan atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lainlain pendapatan daerah yang sah. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langung dan belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian
pinjaman,
dan
penerimaan
piutang
daerah.
Pengeluaran
pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi)
pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian
pinjaman daerah”. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan data sekunder sebagai sumber data yang ada. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen /variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen/variabel yang dipengaruhi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, DAU, PAD, SILPA, dan Luas Wilayah yang merupakan variabel bebas (independen) terhadap Belanja Modal (dependen).
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pemilihan Sampel Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah yang meliputi 6 daerah kota dan 29 daerah kabupaten sehingga daerah total populasi adalah 35 daerah. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah laporan realisasi APBD Pemerintah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. C. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data cross section berupa laporan keuangan kabupaten/kota yang berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan APBD, yang menggunakan data Realisasi Anggaran tahun 2012. Sedangkan sumber data didapatkan dari website resmi pemerintah jawa tengah dan masing-masing kota/kabupaten. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah salah satu metode pengambilan data penelitian yang memuat informasi mengenai suatu subjek, objek atau kejadian masa lalu yang dikumpulkan, dicatat dan disusun dalam arsip (Indiantoro dan Bambang, 2002:146). Data yang dianalisis bersumber dari dokumen Laporan Realisasi APBD yang diperoleh dari situs resmi Badan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.depkeu.go.id) melalui internet. E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dirumuskan atau tergantung oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah belanja modal. Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang
sifatnya mempertahakan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. 2. Variabel Independen Variabel
independen
adalah
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel yang lain (Husein, 2003:50). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
Ekonomi
adalah
kenaikan
PDB/PNB
tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 2005:7). Laju pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). Berikut ini rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2012): G= Keterangan : G
= laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1
= PDRB ADHK pada satu tahun
PDRB0
= PDRB ADHK pada satu tahun sebelumnya
b. Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor. 33 Tahun 2004). c. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 32 Tahun 2004).
Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah (Halim, 2008:89). d. SILPA SILPA
adalah
Sisa
Lebih
Pembiayaan
Anggaran
Tahun
sebelumnya. Variabel ini diukur dari jumlah SILPA yang ada di Laporan Realisasi APBD per Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. e. Luas Wilayah Luas wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Luas tidaknya suatu daerah yang akan mempengaruhi besarnya Belanja Modal. Indikator pengukuran untuk luas wilayah yaitu menggunakan satuan km2 . F. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan Software SPSS for Window versi 17.0. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif terdiri dari perhitungan mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum masing-masing data sampel (Ghazali, 2006). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2006). b. Uji Multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006).
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
(sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. d. Uji heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamtan lainnya. Jika varience yang residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. 3. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda Adapun dari analisis linier berganda dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: BM+1 =α +
PE +
DAU +
PAD +
SILPAt-1 +
Luas + e
Dimana : α
= konstanta
βt
= Intersep/slope/koefisien regresi
BM
= Belanja Modal
PE
= Pertumbuhan Ekonomi
DAU
= Dana Alokasi Umum
PAD
= Pendapatan Asli Daerah
SILPA
= Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
LUAS
= Luas Wilayah
t
= periode
e
= error
b. Pengujian Hipotesis 1.) Uji Koefisien Determinasi (R²) Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan
regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R²) yang nilainya antara 0 sampai 1. 2.) Uji Signifikan-F (Uji F) Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan alat bantu program SPSS versi 17.0. 3.) Uji Koefisien Regresi (Uji t) Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN A. Statistik Deskriptif a.
Data Variabel Belanja Modal Hasil Analisis Statistik Deskriptif Belanja Modal Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
BM 35 0 189558,9143 185814,0000 73304,00a 73400,10233 73304,00 351854,00
b. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
BM 35 0 5,5384 5,5430 4,33a 0,53730 4,33 6,60
c. Data Variabel Dana Alokasi Umum Hasil Analisis Statistik Deskriptif Dana Alokasi Umum Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
DAU 35 0 710501,9143 702708,0000 325710,00a 186173,68222 325710,00 1057810,00
d. Data Variabel Pendapatan Asli Daerah Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pendapatan Asli Daerah Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
PAD 35 0 139325,3714 105463,0000 77799,00a 118353,02729 77799,00 779617,00
e. Data Variabel SILPA Hasil Analisis Statistik Deskriptif SILPA Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
SILPA 35 0 109210,5714 103934,0000 33463,00a 56177,74616 33463,00 283718,00
f. Data Variabel Luas Hasil Analisis Statistik Deskriptif Luas Wilayah Deskriptif statistik N Valid (sah) Missing (hilang) Rata-rata (Mean) Nilai tengah (Median) Modus (Mode) Simpangan Baku (Std. Deviation) Terendah (Minimum) Tertinggi (Maximum) Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
LUAS 35 0 43739482,46 101408,00 83613 173607103,606 3737 1015101955
B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas data Hasil Uji Normalitas Dengan Kolomogrov - Smirnov Z pada Program SPSS Versi 20. Indikator uji normalitas
Value
Value asymp.sig
Kolmogorov-Smirnov Z 0,636 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,813 >0,05 Sumber: Data sekunder diolah by SPSS, 2014
Keterangan Data berdistribusi normal
b. Uji Multikolinieritas Hasil Uji Multikolinieritas Variabel independent Tolerance LUAS 0,975 DAU 0,617 PE 0,871 PAD 0,711 SILPA 0,536 Sumber : Data diolah by SPSS, 2014
VIF 1,026 1,620 1,148 1,406 1,866
c. Uji Autokolerasi Hasil Uji Durbin Watson Adjusted R Square 1 0,633a 0,401 0,298 Sumber: Data diolah by SPSS, 2014 Model
R
R square
Std. Error of the Estimate 61513,96745
DurbinWatson 1,884
d. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Model
Unstandardized Coefficients B
1
LUAS
Std. Error
-3,231E-005
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta
0,000
-0,159 -0,894
0,379
DAU 0,029 0,042 PE 343,770 12353,539 PAD -0,086 0,062 SILPA 0,056 0,151 Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
0,155 0,692 0,005 0,028 -0,290 -1,390 0,090 0,374
0,494 0,978 0,175 0,711
C. Analisis Regresi a. Uji Koefisien Determinasi (R²) Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square Adjusted R Square
1 0,633a 0,401 Sumber: Data diolah by SPSS, 2014.
0,298
Std. Error of the Estimate 61513,96745
b. Uji Signifikan-F (Uji F) Uji Signifikan-F Model 1 Regression
Sum of Squares 73442473194.992 Residual 109735077557.751 Total 183177550752.743 Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
df 5 29 34
Mean Square 14688494638.998 3783968191.647
F 3.882 .
Sig. .008b
c. Uji Koefisien Regresi (Uji-t)
Uji Koefisien Regresi (Uji-t) Model
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients B
1 PE
Std. Error
15743,823
Sig.
Beta
21035,986
DAU 0,163 PAD 0,155 SILPA 0,150 LUAS 2,716E-005 Sumber: Data diolah by SPSS, 2014
T
0,072 0,106 0,257 0,000
0,115 0,748
0,460
0,414 0,250 0,114 0,064
0,031 0,153 0,564 0,662
2,264 1,468 0,583 0,441
KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
pada
tingkat
signifikansi
0,05,
dikarenakan
nilai
sig.
pertumbuhan ekonomi 0,460>0,05, maka hipotesis ditolak. 2. Variabel dana alokasi umum secara individual berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. dana alokasi umum 0,031 <0,05, maka hipotesis diterima. 3. Variabel pendapatan asli daerah secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. pendapatan asli daerah 0,153>0,05, maka hipotesis ditolak. 4. Variabel SILPA secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada
tingkat
signifikansi
0,05,
dikarenakan
nilai
sig.
SILPA
0,564>0,05, maka hipotesis ditolak. 5. Variabel luas wilayah secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. luas wilayah 0,662>0,05, maka hipotesis ditolak. B. Saran 1.
Bagi pengembangan teori, sebaiknya agar melakukan perubahan pada model penelitian serta menambahkan variabel baru yang berkitan dengan belanja modal selain variabel Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA), dan Luas Wilayah seperti variabel Dana Alokasi Khusus, Belanja Pemeliharaan, dll.
2.
Untuk penelitian selanjutnya, dalam meneliti pengaruh faktor pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, sisa lebih pembiayaan,
dan
luas
wilayah
terhadap
belanja
modal
agar
menggunakan data yang update yaitu data tahun realisasi anggaran lebih dari 1 tahun.
DAFTAR PUSTAKA Adiwiyana, Priya. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Ardhini. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan Daerah terhadap Belanja Modal untuk Pelayanan Publik Dalam Prespektif Teori Keagenan (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah). Skripsi U niversitas. Semarang Balitbang Provinsi NTT. 2008. Analisis Tentang Tingkat Efisiensi Dan Efektivitas Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pembangunan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Litbang NTT. IV-03 Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, Abdul & Syukry Abdullah. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemda: Studi Kasus Kabupaten dan Kota di Jawa dan Bali. Jurnal Ekonomi STEI No.2/Tahun XIII/25. Ida, Mentayani Rusmanto. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja
Modal Pada Kota Dan Kabupaten Di Pulau Kalimantan. Jurnal infestasi Vol. 9 No. 2 Desember 2013 Kusnandar, Dodik Siswantoro. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal. Rosidi Simposium Nasional Akuntansi XIII. Kusnandar, Dodik Siswantoro. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal. Universitas Indonesia. Jakarta. Maimunah, Mutiara & Akbar, Rusdi. 2008. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 11, 37-51. Menez, Ulva N. 2013. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Penduduk Terhadap Alokasi Belanja Modal untuk. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.06/2007 Tentang Bagan Akun Standar. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara. Permana, Deva Yoga. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Putro, Nugroho S & Pamudji, Sugeng. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Belanja Modal. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Republik Indonesia, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Syaiful. 2006. Pengertian dan Perlakuan Akuntansi Belanja Barang dan Belanja Modal dalam Kaidah Akuntansi Pemerintahan. Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia. Sidik, Machfud, 2004. Bunga Rampai Desentralisasi Fiskal, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Jakarta Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara, Jakarta