1
PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata) Reffi Aryzegovina1), M. Amri2), Dahnil Aswad2) 1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. 25132 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang. 25132 e-mail :
[email protected]
ABSTRACK Research to determine the effect of different feeding frequency on the survival of commercial and juvenil growth rate of Gabus fish (Channa striata). Has been carried out for 3 months, from February to April 2015 in the Integrated Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Bung Hatta, Padang, West Sumatra. The method used was experimental method, using a completely randomized design (CRD) with 4 replicates i.e. 3 treatments Treatment A: frequency of feeding 3 times a day, Treatment B: frequency of feeding four times a day, Treatment C: feeding frequency 5 times a day , juvenil used are fish juvenil size 2-3 cm Cork obtained from public waters in Jln. Sham Ratulangi Kp. Baru Pariaman West Sumatra. During the period of adaptation juvenil fish fed Tubifex sp. Commercial feed interspersed by PF 800. From observations of the average survival rate is highest at C treatment, namely the frequency of feeding 5 times a day with a survival rate of 80% followed by the treatment B, namely the frequency of feeding as many as four times a day with a survival rate of 79% and the lowest was in A treatment that is the frequency of feeding 3 times a day with a survival rate of 73%. The average weight of absolute growth, the absolute length, and the best feed conversion C treatment is shown; 2.789 gr, 4.43 cm, 1.90 followed by treatment B, namely; 2.45 gr, 4.06 cm, 1.98. The lowest seen in treatment A, namely; 1.70 gr, 3.50 cm, 2.69.
Keywords : Gabus Fish, Survival Rate, Growth, FCR
2
PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata) Reffi Aryzegovina1), M. Amri2), Dahnil Aswad2) 1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. 25132 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang. 25132 e-mail :
[email protected]
ABSTRACK Penelitian untuk mengetahui pengaruh perbedaan frekuensi pemberian pakan komersil terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata). Telah dilakukan selama 3 bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2015 di Laboratorium Terpadu, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat. Metoda yang digunakan adalah metoda eksperimen, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 ulangan yaitu Perlakuan A: frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, Perlakuan B: frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, Perlakuan C: frekuensi pemberian pakan 5 kali sehari. Benih yang digunakan adalah benih ikan Gabus ukuran 2-3 cm yang diperoleh dari perairan umum di Jln. Syam Ratulangi Kp. Baru Kota Pariaman Sumatera Barat. Selama masa adaptasi benih ikan diberi pakan Tubifex sp. yang diselingi oleh pakan Komersil PF 800. Dari hasil pengamatan rata-rata tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu frekuensi pemberian pakan 5 kali sehari dengan tingkat kelangsungan hidup 80% kemudian diikuti pada perlakuan B yaitu frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari dengan tingkat kelangsungan hidup 79% dan terendah adalah pada perlakuan A yaitu frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari dengan tingkat kelangsungan hidup 73%.Rata-rata pertumbuhan berat mutlak, panjang mutlak, dan konversi pakan yang terbaik diperlihatkan perlakuan C yaitu ; 2,789 gr, 4,43 cm, 1,90 diikuti oleh perlakuan B yaitu ; 2,45 gr, 4,06 cm, 1,98. Yang terendah terlihat pada perlakuan A yaitu ; 1,70 gr, 3,50 cm, 2,69.
Kata Kunci : Ikan Gabus, Tingkat Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Konversi Pakan
PENDAHULUAN
pemenuhan kebutuhan di pasar hanya
Latar Belakang
bergantung dari hasil penangkapan di
Ikan gabus (Channa striata) merupakan
alam. Jika hal tersebut terus menerus
salah satu komoditas air tawar yang
dilakukan akan menyebabkan kepunahan.
bernilai ekonomis dan permintaannya terus
Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha
meningkat sepanjang tahun karena harga
budidaya guna mengimbangi kegiatan
jualnya yang sangat tinggi yaitu berkisar
penangkapan di alam.
Rp 60.000 – 80.000 /Kg. Sementara ini,
3
Karena itu, patut ditinjau kemungkinan
serta
pembudidayaan di kolam pemeliharaan
terutama sumber albumin bagi penderita
demi meningkatkan produksi ikan air
hipoalbumin (rendah albumin) dan luka.
tawar, guna pemenuhan kebutuhan gizi
Baik luka pasca operasi maupun luka
bagi masyarakat desa yang bermukim di
bakar. Tingginya peluang bisnis tersebut
daerah-
mengancam
daerah
pedalaman
dan
banyak
mengandung
albumin,
kelangsungan
hidup
melestarikan populasinya dikemudian hari.
populasinya di alam. Sehingga perlu
Ikan gabus
dimanfaatkan
dilakukan pengkajian lebih khusus dalam
dagingnya yang mengandung nilai protein
pengembangan teknologi pembenihan ikan
12,4 gram, maka sudah seharusnya dapat
gabus,
diarahkan
usaha
menghasilkan kualitas dan kuantitas yang
pembudiyaan (Fauzi, 1987; Sastrapraja,
memenuhi kebutuhan konsumen, baik
1980).
domestik maupun mancanegara.
juga dapat
untuk
Dalam
menjadi
usaha
meningkatkan
dengan
tujuan
akhir
untuk
produksi perikanan air tawar, yang perlu
Berdasarkan hal di atas, maka penulis
diperhatikan
pakan.
melakukan
Djajasewaka (1985) menyatakan bahwa
“Pengaruh
pakan merupakan salah satu faktor penting
Pemberian Pakan Komersil Terhadap
dalam menunjang laju pertumbuhan ikan.
Kelangsungan
Oleh karena itu, kita harus mengetahui
Pertumbuhan
frekuensi pemberian pakan yang terbaik
(Channa striata)“.
untuk ikan. Sukaeni (1998) menyatakan
Tujuan Penelitian
bahwa frekuensi pemberian pakan 4 kali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sehari
untuk
pengaruh perbedaan frekuensi pemberian
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
pakan komersil terhadap kelangsungan
mas (Cyprinus carpio, L). Jumlah pakan
hidup dan laju pertumbuhan benih ikan
yang diberikan terlalu sedikit dan kurang
gabus (Channa striata).
frekuensi
adalah
adalah
yang
pemberian
mempertinggi memperoleh
kualitas
terbaik
pakannya
persaingan makan
yang
penelitian
dengan
Perbedaan
Frekuensi
Hidup Benih
judul
dan Ikan
Laju Gabus
akan dalam
akibatnya
MATERI DAN METODA PENELITIAN
pertumbuhan ikan menjadi lambat dengan
Waktu dan Tempat Penelitian
ukuran yang bervariasi.
Penelitian
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan
Februari–April
yang hidup di perairan Indonesia yang
Terpadu, Fakultas Perikanan dan Ilmu
memiliki nilai ekonomis dan ekologis,
dilaksanakan 2015
di
pada
bulan
Laboratorium
4
Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat. Materi Penelitian Bahan yang digunakan Ikan Uji.Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gabus (Channa striata) berukuran 2-3 cm sebanyak 300 ekor, Ikan uji diperoleh dari perairan umum di Jln. Syam Ratulangi Kp.Baru
Gambar 1. Wadah Penelitian (Aryzegovina, 2015)
Kota Pariaman Sumatera Barat. Sebelum melakukan penelitian ikan uji terlebih
Peralatan.
dahulu melalui tahap adaptasi. Pakan. Pakan yang diberikan adalah PF 800, untuk lebih jelasnya nilai gizi dan kandungan pakan disajikan pada Tabel 1.
Lemak
(%)
(%)
39 – 41
5
adalah
wadah,
millimeter,
ember,
timbangan
serok,
kertas
digital,
kertas
lakmus, thermometer dan DO meter.
Tabel 1. Kandungan Pakan PF 800 Protein
Alat yang digunakan selama penelitian
Serat
Kadar
Kadar
Kasar
Abu
Air
Metoda Penelitian
(%)
(%)
(%)
Metoda penelitian yang digunakan adalah
6
16
10
metode eksperimen. Rancangan Percobaan
Sumber : PF 800 produksi MS Prima Feed
Rancangan
Wadah yang digunakan dalam penelitian adalah 12 buah bak terpal dengan ukuran 110 x 65 x 50 cm, dengan ketinggian air 30 dengan
volume
215
liter
yang
dilengkapi dengan tanaman air/ Kiambang (Pistia stratiotes).
digunakan
dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak
Peralatan yang digunakan Wadah.
cm
yang
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematik dari Rancangan Acak Lengkap adalah : Yij = μ + σi + εij Dimana: Yij = Hasil pengamatan individu yang menerima perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ
= Rata-rata umum perlakuan
σi = Efek perlakuan ke-i εij = Pengaruh perlakuan ke-i ulangan ke-j
5
i = Perlakuan
cacing Tubifex sp di selingi oleh pakan
j
komersil PF 800.
= 1, 2, 3 dan 4 (ulangan) (Sudjana,
1991). Adapun perlakuan dalam penelitian adalah : Perlakuan
Pemberian
pakan
(08.00, 14.00, dan 20.00 WIB) B
Pemberian
pakan
sebanyak 4 kali sehari pada pukul (08.00, 11.00, 14,00 dan 17.00 WIB) Perlakuan
Sebelum dilakukan penelitian wadah yang digunakan terlebih
A
sebanyak 3 kali sehari pada pukul Perlakuan
Persiapan
Selanjutnya
wadah
dahulu diisi
disterilkan. air
dengan
ketinggian air dalam wadah 30 cm. Kemudian pada masing-masing wadah dilengkapi dengan tanaman air/ Kiambang (Pistia stratiotes) yang berfungsi sebagai tempat ikan berlindung. Kemudian benih ikan Gabus dimasukkan ke dalam masing-
C
Pemberian
pakan
masing wadah sebanyak 25 ekor/ wadah.
sebanyak 5 kali sehari pada pukul (08.00, 11.00, 14.00, 17.00 dan
Pemberian Pakan
20.00 WIB)
Pakan yang diberikan pada masing – masing perlakuan yaitu sebanyak 5 % dari biomasa.
Hipotesis Hipotessis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesa awal (H₀) :
Tingkat pertumbuhan diamati pada awal
Tidak ada pengaruh frekuensi pakan komersil
yang
Pengamatan Tingkat Pertumbuhan
berbeda
terhadap
pertumbuhan ikan gabus.
dan akhir penelitian untuk pengukuran berat dan panjang semua ikan uji masingmasing
2. Hipotes tandingan (H₁) :
perlakuan
dan
ulangan.
Pemeliharaan terhadap ikan uji dilakukan
Ada pengaruh frekuensi pakan komersil
selama 90 hari.
yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Pengamatan Kualitas Air
gabus
Pengukuran kualitas air dilakukan 2 kali Prosedur Kerja
yaitu pada awal dan akhir penelitian.
Adaptasi Ikan
Meliputi suhu, pH air, dan DO.
Sebelum dilakukan penelitian benih ikan terlebih lingkungan
dahulu baru
diadaptasi selama
2
dengan minggu.
Pemberian pakan selama adaptasi yaitu
6
Parameter yang diukur Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus Jumlah benih ikan yang bertahan hidup setiap hari selama penelitian mulai dari
Pertumbuhan Panjang Mutlak
awal penelitian sampai akhir penelitian.
Dihitung berdasarkan selisih panjang ikan
Dapat diketahui dari selisih kepadatan awal
pada akhir penelitian dengan panjang ikan
dengan jumlah yang mati dengan rumus
pada awal penelitian dengan rumus yang
yang dikemukakan oleh Effendi (1979).
dikemukakan oleh Effendi (1979) :
Keterangan : Keterangan : SR
Lm
: Kelangsungan hidup benih (%) : Jumlah benih yang hidup sampai
: Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Lt
akhir penelitian (ekor)
: Panjang benih ikan pada akhir penelitian (cm)
: Jumlah benih ikan pada awal
Lo
penelitian (ekor)
: Panjang benih ikan pada awal penelitian (cm)
Pertumbuhan Bobot Mutlak
Analisis Data
Pertumbuhan bobot mutlak ikan uji dapat
Data yang diperoleh selama penelitian
dihitung dengan menggunakan rumus :
kemudian dianalisis dan diuji dengan
W m = W t - W0
menggunakan analisis keragaman (anava).
Dimana :
Apabila analisis menunjukkan bahwa F
W m = Pertumbuhan Bobot Mutlak Rata-
hitung < F tabel pada taraf 95%, berarti
rata (gram) W
tidak ada pengaruh perbedaan frekuensi
t = Bobot Rata-rata Ikan pada Akhir Penelitian (gram)
pemberian pakan terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan benih ikan
W 0 = Bobot Rata-rata Ikan pada Awal
Gabus (Channa striata). Dengan perkataan
Penelitian (gram)
lain H0 diterima dan H1 ditolak. Jika F
(Efendie,1979)
hitung > F tabel pada taraf 95%, berarti ada pengaruh perbedaan frekuensi pemberian
Konversi Pakan Menurut
Effendi
pakan terhadap kelangsungan hidup dan (1997),
menghitung konversi pakan adalah :
rumus
laju
pertumbuhan
benih
ikan
Gabus
(Channa striata). Dengan perkataan lain H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk melihat
7
sejauh mana perbedaan antara masing-
Gabus disajikan pada Gambar 3 berikut ini
masing perlakuan dilakukan uji lanjut
: 82
Torrie, 1985).
80
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Dari hasil penelitian didapatkan data kelangsungan hidup benih ikan Gabus pada masing-masing perlakuan dan ulangan
Tingkat Kelangsungan
Duncant Multiple Range Test (Steel and
79%
80%
78 76 73%
74 72 70 68
A
B
yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini
C
Perlakuan
:
Gambar 2. Tingkat kelangsungan hidup
Tabel 2. Rata-rata kelangsungan hidup (%)
benih ikan gabus selama penelitian
benih ikan Gabus.
Tingginya Rata-
Ulangan Perlakuan
Jumlah 1
2
3
4
A
64
72
80
76
B
80
72
80
C
80
76
84
Total
rata
rata-rata
persentase
kelangsungan hidup benih ikan Gabus
(%)
Pada perlakuan C yaitu 80 %, diduga
292
73
karena benih ikan dapat memanfaatkan
84
316
79
80
320
80
928
pakan yang diberikan sehingga benih ikan dapat bertahan hidup. Effendi (1979)
Keterangan : A = Pemberian Pakan 3 kali sehari
mengatakan bahwa pakan berfungsi untuk
B = Pemberian Pakan 4 kali sehari
mempertahankan hidup dan kelebihannya
C = Pemberian Pakan 5 kali sehari
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa ratarata persentase kelangsungan hidup benih ikan Gabus yang tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu 80 % dan diikuti perlakuan B yaitu 79 %, kemudian diikuti perlakuan A yaitu 73 %. Dari hasil analisis varians menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi pemberian pakan PF 800 tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kelangsungan hidup benih ikan Gabus. Untuk lebih jelasnya tentang kelangsungan hidup benih ikan
baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan tersebut. Menurut Dwi dalam Adrian (1998) faktor- faktor yang mempengaruhi mortalitas
benih
makanan
baik
adalah kualitas
ketersediaan maupun
kuantitasnya. Persaingan dalam memperoleh pakan akan menguntungkan bagi individu ikan yang gesit dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan. Dalam keadaan lapar, ikan cenderung
untuk
kebutuhannya
segera dengan
memenuhi berusaha
mengkonsumsi pakan yang tersedia. Oleh
8
karena itu, akan ada ikan yang tidak
Dari
mendapatkan
pertumbuhan
semestinya.
pakan Hal
ini
dari
kebutuhan
mempengaruhi
hasil
analisis berat
varians
rata-rata
individu
ikan
uji
menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi
rendahnya kelangsungan hidup karena
pemberian
pakan
salah satu fungsi pakan juga meningkatkan
pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap
daya tahan tubuh ikan. Hal ini sesuai
pertumbuhan berat mutlak.
dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Untuk
Nurdin, et al (2011).
pertumbuhan
lebih
tidak
memberikan
jelasnya berat
perbedaan
mutlak
antara
perlakuan selama penelitian ditampilkan Pertumbuhan Berat Mutlak
pada Gambar 3 berikut ini :
Dari hasil pengamatan diketahui rata-rata berat benih ikan Gabus selama penelitian
dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan berat mutlak (gr) benih ikan Gabus. Ulangan
Rata-
Perlakuan
Jumlah
rata
1
2
3
4
A
1,63
2,38
1,44
1,33
6,78
1,70
B
2,03
2,67
2,74
2,35
9,79
2,45
C
2,98
1,84
2,25
4,03
11,1
2,78
27,67
2,31
Total
(gr)
Pertumbuhan Berat Mutlak (gr)
pada masing-masing perlakuan yang dapat
3
2,78 gr 2,45 gr
2.5 2
1,7 gr
1.5 1 0.5 0 A
B
C
Perlakuan
Keterangan : A = Pemberian Pakan 3 kali sehari B = Pemberian Pakan 4 kali sehari C = Pemberian Pakan 5 kali sehari
Gambar 3.
Rata-rata
pertumbuhan
berat mutlak benih ikan gabus selama Tabel
3
terlihat
bahwa
rata-rata
penelitian
pertumbuhan berat mutlak ikan uji pada
Berdasarkan gambar 3 diatas terlihat
masing-masing perlakuan menunjukkan
bahwa rata-rata pertumbuhan berat mutlak
berat yang berbeda-beda. Berat ikan uji
benih ikan Gabus tertinggi terdapat pada
yang tertinggi terdapat pada perlakuan C
perlakuan C yaitu 2,78 gram, diikuti pada
yaitu 2,78 gr, kemudian diikuti perlakuan
perlakuan B yaitu 2,45 gram hal ini
B yaitu 2,45 gr, dan yang paling rendah
disebabkan karena jumlah pakan yang
terdapat pada perlakuan A dengan yaitu
diberikan
1,70 gr.
effektif oleh benih ikan sehingga bukan
dapat
dimanfaatkan
secara
9
hanya untuk mempertahankan hidup tetapi
pengurangan isi lambung, nafsu makan
juga dapat menunjang proses pertumbuhan.
ikan akan meningkatkan kembali jika
Rendahnya rata-rata pertumbuhan berat
segera tersedia pakan.
mutlak benih ikan Gabus pada perlakuan A yaitu 1,70 gram, disebabkan karena sedikit dan jarangnya
jumlah pemberian pakan
sehingga nutrisi yang dibutuhkan benih ikan
kurang
mencukupi
sehingga
pertumbuhan benih ikan menjadi lambat. Semakin sering ikan diberi makan maka
Pertambahan Panjang Mutlak Hasil perhitungan pertumbuhan rata-rata panjang mutlak ikan Gabus dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Rata-rata pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan Gabus. Rata-
Ulangan
pertumbuhannya akan semakin cepat. Hal
Perlakuan
Jumlah
rata
1
2
3
4
A
3,36
4,14
3,54
2,96
14
3,50
B
3,7
4,46
4,26
3,8
16,22
4,06
C
4,7
3,82
3,92
5,26
17,7
4,43
47,92
3,99
(cm)
ini sesuai dengan pendapat Adrews dalam Zein (1984), yang menyatakan bahwa adanya
hubungan
positif
antara
pertumbuhan dengan frekuensi pemberian Total
pakan yaitu : pertumbuhan akan semakin
Keterangan : A = Pemberian Pakan 3 kali sehari
meningkat dengan semakin banyaknya
B = Pemberian Pakan 4 kali sehari
frekuensi pemberian pakan, jadi semakin
C = Pemberian Pakan 5 kali sehari
sering pakan diberikan hasilnya semakin baik bagi pertumbuhan ikan, dibandingkan
Dari Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata
dengan pemberian pakan yang jarang
pertumbuhan panjang mutlak tertinggi
dalam jumlah yang sama.
terdapat pada perlakuan C yaitu 4,43 cm,
Menurut Mulyadi et al (2010) peningkatan
diikuti oleh perlakuan B yaitu 4,06 cm, dan
frekuensi pemberian pakan yang diikuti
yang rendah terdapat pada perlakuan A
peningkatan
ikan,
yaitu 3,50 cm. Hasil analisis varians rata-
berhubungan dengan volume dan kapasitas
rata pertumbuhan panjang mutlak ikan uji
tampung lambung. Kono dan Nose dalam
menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi
Panjaitan
pemberian
pertumbuhan
(1996)
menyatakan
bahwa
pakan
tidak
memberikan
semakin sedikit volume lambung maka
pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap
semakin sedikit volume makanan yang
pertumbuhan panjang mutlak benih ikan
dapat ditampung. Sedangkan Gwither dan
Gabus.
Grove
(1989)
Untuk lebih jelasnya perbedaan rata-rata
kecil
pertumbuhan panjang mutlak benih ikan
dalam
menambahkan kapasitas
Tasena
bahwa
lambung,
semakin sehingga
terjadi
Gabus
tiap-tiap
perlakuan
selama
10
penelitian dapat dilihat pada gambar 4
kemampuan ikan dalam memanfaatkan
berikut ini :
pakan
untuk
kelangsungan
metabolisme,
Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm)
5
pergerakan
dan
pertumbuhan. 4,43 cm
4.5
4,06 cm
Konversi Pakan
4
Konversi
3,5 cm 3.5
pakan
adalah
perbandingan
pakan yang habis dengan pertambahan
3
bobot yang dihasilkan selama penelitian.
2.5
Adapun konversi pakan ikan gabus selama
2
penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.
1.5
Tabel 5. Rata-rata konversi pakan selama
1
penelitian
0.5
Rata-
Ulangan Perlakuan
0 A
B
4.
Rata-rata
Jumlah
rata
1
2
3
4
A
2,85
2,02
2,41
3,49
10,77
2,69
B
2,32
1,82
1,76
2,05
7,95
1,98
C
1,63
2,62
2,16
1,21
7,62
1,90
26,34
2,20
C
Perlakuan
Gambar
hidup,
pertambahan
panjang mutlak ikan gabus selama
Total
Keterangan : A = Pemberian Pakan 3 kali sehari
penelitian
B = Pemberian Pakan 4 kali sehari
Pertumbuhan panjang benih ikan Gabus selama
penelitian
sejalan
C = Pemberian Pakan 5 kali sehari
dengan
pertumbuhan berat dari ikan tersebut, yaitu
Dari Tabel 5 menunjukan pemberian pakan
pertumbuhan yang terbaik terlihat pada
memberikan pengaruh yang tidak berbeda
perlakuan C dengan frekuensi pemberian 5
nyata
kali sehari (4,43 cm), diikuti dengan
perlakuan. Rata-rata konversi pakan yang
perlakuan B frekuensi pemberian pakan 4
terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu
kali sehari (4,06 cm), dan yang terendah
1,90, diikuti oleh perlakuan B yaitu 1,98,
pada perlakuan A frekuensi pemberian
dan yang rendah terdapat pada perlakuan A
pakan 3 kali sehari (3,5 cm).
yaitu 2,69.
Menurut Mudjiman (1984), pertumbuhan
Untuk lebih jelasnya perbedaan rata-rata
pada ikan tidak hanya dipengaruhi oleh
konversi
kuantitas dan kualitas pakan, tetapi juga
perlakuan selama penelitian dapat dilihat
dipengaruhi
pada gambar 5 berikut ini :
oleh
frekuensi
dan
terhadap
benih
konversi
ikan
pakan
Gabus
pada
tiap-tiap
11
oleh ikan untuk pertumbuhan. Menurut 3
Mudjiman (1984) konversi pakan pada
2,69
Rata-rata FCR
2.5
ikan berkisar 2-8. 1,98
2
Hasil
1,90 gr
riset
menunjukan
1.5
Sulhi bahwa
et.
al,.
(2010),
pakan
dengan
kandungan protein 28-30 % dengan jumlah 1
pemberian pakan 3 % adalah pakan yang
0.5
paling efektif dan efisien dengan nilai
0
konversi 2,22 pada pemeliharaan benih A
B
C
Perlakuan
ikan gurame. Dalam menyusun formulasi pakan harus
Gambar 5. Rata-rata Konversi Pakan
sesuai dengan tipe ikan yang dipelihara
Benih
Brett and Graver, (1979) dalam Budi,
Ikan
Gabus
Pada
Setiap
(2006) hal ini erat kaitanya dengan Hasil
Perlakuan
riset Sulhi et. al,. (2010), menunjukan Dari gambar 5 menunjukkan rata-rata konversi pakan yang terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 1,90, diikuti oleh perlakuan B yaitu 1,98, dan yang rendah terdapat pada perlakuan A yaitu 2,69. Jumlah
konsumsi
pakan
sangat
erat
dan energi dalam pakan, semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik pakan
tersebut.
Pendapat
Djajasewaka (1985) dalam Budi, (2006) menyatakan bahwa konversi pakan erat hubunganya dengan pertumbuhan nilai konversi
pakan.
Dihitung
28-30 % dengan jumlah pemberian pakan 3 % adalah pakan yang paling efektif dan efisien dengan nilai konversi 2,22 pada pemeliharaan benih ikan gurame.
hubungannya dengan kandungan protein
kualitas
bahwa pakan dengan kandungan protein
untuk
Yandes, (2003) menjelaskan bahwa nilai rasio konversi pakan dipengaruhi oleh protein pakan, protein pakan yang sesuai dengan
kebutuhan
nutrisi
ikan
mengakibatkan pemberian pakan lebih efisien. Selain itu dipengaruhi pula oleh jumlah pakan yang diberikan, dengan semakin sedikit pakan yang diberikan pemberian pakan semakin efisien.
menentukan baik atau tidaknya kualitas pakan yang dihasilkan bagi pertumbuhan. Semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik kualitas pakan tersebut dan pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan
Kualitas Air Pengamatan parameter kualitas air media pemeliharaan ikan uji dilakukan 2 kali selama penelitian disajikan pada tabel 6.
12
Tabel 6. Parameter kualitas air selama
untuk kehidupan ikan. Asmawi (1983)
penelitian
dalam Fadli (2006), menyatakan bahwa Baku
No
Parameter
Satuan
Awal
Akhir
Penelitian
Penelitian
Mutu Air Kelas
kandungan oksigen terlarut yang baik untuk memelihara ikan adalah 5 – 10 ppm. Kualitas
air
sangat
penting
bagi
II 1
Suhu
2 3
0
28 –
C
27
27
pH
-
7
7
6-9
DO
ppm
4,5
4,5
4
32
Rata-rata suhu air selama penelitian berada pada kisaran optimal yaitu 27 – 28 0C, keadaan perairan yang seperti ini masih baik untuk pertumbuhan benih ikan. Menurut
Soeseno
(1979),
yang
menyatakan bahwa suhu yang layak untuk budidaya ikan diperairan tropis berkisar 250C – 300C, apabila suhu air terlalu rendah atau sebaliknya menyebabkan nafsu makan ikan berkurang sehingga pakan yang
diberikan
banyak
yang
tidak
pertumbuhan organisme perairan,
dan
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
ikan.
mengungkapkan
Effendi bahwa
(1979)
pertumbuhan
merupakan parameter penting, dimana laju pertumbuhan
dipengaruhi
internal
faktor
dan
oleh
faktor
eksternal.
Faktor
internal meliputi keturunan, umur dan ketahanan terhadap penyakit. Sedangkan faktor eksternal meliputi suhu perairan, oksigen terlarut, ukuran ikan, padat tebar serta
jumlah
mutu
pakan.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan organisme perairan antara lain : pH, suhu, oksigen terlarut dan amoniak.
dimakan. Derajat keasaman (pH) yaitu 7, dimana nilai derajat keasaman selama penelitian dinyatakan dalam taraf wajar dan masih layak. Sebagaimana dinyatakan Muslim dan M Syaifudin (2012) bahwa pH yang
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan : 1.
selama
nyata terhadap kelangsungan hidup,
penelitian
pertumbuhan panjang, berat mutlak
parameter kualitas air di dalam wadah
dan konversi pakan.
penelitian masih dalam toleransi. Oksigen terlarut selama penelitian yaitu 4,2 – 4,5 ppm, keadaan ini masih layak
pakan
memperlihatkan perberbedaan yang
adalah dengan kisaran 6-7. Maka dapat bahwa
pemberian
terhadap benih ikan gabus tidak
baik untuk pemeliharaan benih ikan Gabus
disimpulkan
Frekuensi
2.
Perbedaan
Frekuensi
pemberian
pakan 5 kali sehari memberikan hasil
yang
terbaik
terhadap
13
pertumbuhan berat dan panjang
Effendie. M.I, 1978. Biologi Perikanan
benih ikan gabus dibandingkan
Bagian I Fakultas Perikanan. IPB
dengan frekuensi pemberian pakan
Bogor. 105 hal. Fauzi, 1979. Jenis – jenis Ikan Liar yang
4, dan 3 kali sehari.
Perlu
Disarankan
untuk
menggunakan
frekuensi pemberian pakan 5 kali sehari
agar
dapat
membantu
pertumbuhan ikan gabus. 2.
Domestikasi
Pengembangan
Saran 1.
di
Untuk
Aquakultur.
Terubuk IV. ( 12 ) : 1- 18 hal. _____, 1999. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
Kharyadi. J, 2014. Pengaruh Perbedaan
untuk melihat pertumbuhan yang
Frekuensi Pemberian Pakan Tubifex
optimal
frekuensi
sp. Terhadap Kelangsungan Hidup
pemberian pakan lebih dari 5 kali
dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan
sehari.
Gabus ( Channa striata ). Skripsi
dengan
Fakultas
Perikanan
dan
Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Kelautan. Universitas Bung Hatta.
Adrian, I. 1998. Ketahanan Hhidup Larva
Padang.
Ikan
Bilih
(Mystacoleucus
padangensis Blkr) Umur 20 – 30 Hari Dengan Jangka Pemberian Nauplius Artemia Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Mujiman. A, 1984. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya Jakarta. 179 hal. ___________, 1999. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Nurdin
Mochamad.,
Widiyati
Ani.,
Ilmu Kelautan. Universitas Bung
Kusdiarti., dan Insan Irsyaphiani,
Hatta. Padang.
2011.
“Pengaruh
Frekuensi
Pemberian Pakan Terhadap Produksi ____________, 1984. Pemeliharaan Ikan
Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus
Dalam Keramba. Penerbit Gramedia
carpio) Di Keramba Apung Waduk
Jakarta. 82 hal.
Cirata”. Prosiding Forum Inovasi
Boyd. CE, and F.L. Koppler, 1979.
Teknolog iAkuakultur. www. sidik.
Water Quality Management in Pond
litbang.
Culture. Inc. Alabama, USA, 49 p.
php/.../825-829_m._nurdin_.pdf. 10
Djajasewaka. H, 1984. Pakan Ikan. CV. Jasa Guna. Jakarta. 191 hal.
Mei 2015.
kkp.
go.
id/
index.
14
Riswandi,
2001.
Pemberian
Pakan
Bogor.Prosiding
Forum
Inovasi
Komersil Yang Berbeda Terhadap
Teknologi Akuakultur.759-764.
Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa
Veni F, V. 2007. Pemberian Campuran
striata) ukuran 8 – 12 cm. Skripsi
Tepung Tubifex sp, dan Kapang
Fakultas
Ilmu
Rhizopus oligosporus Sebahai Pakan
Kelautan. Universitas Bung Hatta.
Buatan Larva Gurame (Osphronemus
Padang.
gouramy Lac) Umur 10 – 40 Hari.
Soeseno,
Perikanan
1974.
Perikanan
dan
Limnologi Darat
Sekolah
Menegah
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Atas.
Kelautan. Universitas Bung Hatta.
Bogor. 112 hal.
Padang.
__________, 1974. Pemeliharaan Ikan di Kolam
Pekarangan.
Watanabe. T, 1988. Fish Nutrition and
Yayasan
Mariculture. Department of Aquatic
Kanasius Jogjakarta. 68 hal.
Bioscience. Tokyo University of
__________, 1975. Pemeliharaan Ikan di Kolam
Pekarangan.
Yayasan
Fisheries. JICA. 223 pp. Yandes. Z, ridwan. A dan ing. M. 2003.
Kanasius Jogjakarta. 72 hal.
Pengaruh Pemberian Selulosa Dalam
__________, 1979. Dasar-dasar Perikanan
Pakan Terhadap Kondisi Biologis
Umum. CV. Yasa Guna. Jakarta.
Benih Ikan Gurami (Osphronemus
Sudjana, 1991. Desain dan Analisis
gourami
Eksperimen. Tarsito, Bandung. 141 halaman. Sukaeni,
Pemberian
Jurnal
lktiologi
Indonesia, 3 ( l ). 27-33. Zein,
1998.
Lac).
E.
1984.
Pengaruh
Frekuensi
Pengaruh
Frekuensi
Pemberian Makanan Tiga, Lima, dan
Pakan
Terhadap
Tujuh
Kali
Sehari
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus
Pertumbuhan
carpio,
Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
L).
Perikanan
dan
Skripsi
Fakultas
Ilmu
Kelautan.
Universitas Bung Hatta. Padang. Sulhi, M. Samsudin. R, Hendra. 2010. Penggunaan
Kombinasi
Beragam
Pakan Hijauan Dan Pakan Komersial Terhadap Pertambahan Bobot Ikan Gurame Lac.). Budidaya
(Osphronemus Balai
Riset Air
gourami Perikanan Tawar.
Ikan
Mas.
Terhadap Skripsi