PENGARUH PENGUASAAN MATERI AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : AHMAT AMIRUDIN NIM: 11407030
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ii
PENGARUH PENGUASAAN MATERI AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : AHMAT AMIRUDIN NIM: 11407030
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Ahmat Amirudin
NIM
: 11407030
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: PAI Ekstensi
Judul Skripsi
: PENGARUH
PENGUASAAN
MATERI
AKHLAK TERHADAP PERILAKU
AKIDAH
IHSAN SISWA
(Studi Kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010) telah kami setujui dimunaqosahkan.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag., MSi NIP 19700529 200003 2 001
iv
PENGESAHAN Skripsi Saudara : AHMAT AMIRUDIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 07 030 yang berjudul : PENGARUH PENGUASAAN MATERI AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA STUDI KASUS PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH KALIGENTONG KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010. telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.). 18 Ramadhan 1431 H Salatiga,
_____________________________
28 Agustus 2010 M Dewan Penguji, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Miftachurrif’ah, M. Ag. NIP. 19720308 199803 2 006
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd NIP. 19570520 198601 1 001 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP. 19700529 200003 2 001
v
KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ahmat Amirudin
NIM
: 11407030
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Ahmat Amirudin
vi
MOTTO
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Q.S Luqman : 18)
PERSEMBAHAN Hasil karya ini kupersembahkan untuk: Untuk ayahanda, Alm. Machfudz yang senantiasa memberikan curahan do'a demi kelancaran penyusunan skripsi penulis, Ibunda Muslimah, atas dorongannya kepada penulis agar mewujudkan harapan penulis dalam menyelesaikan studi, Adikku Maskurohyati/Saudara Nur Habibullah yang memberikan motivasi tanpa kenal pamrih kepada penulis, serta istrriku tercinta Ika Yuliana, atas kesetiannya dalam mendampingi penulis dan melipur kepenatan penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
vii
ABSTRAK Amirudin, Ahmat. 2010. Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap Perilaku Ihsan Siswa (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali). Pembimbing; Maslikhah, S.Ag. M.Si Kata kunci : Penguasaan Akidah Akhlak dan perilaku Ihsan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada pengaruh antara pengaruh pembelajaran materi Akidah Akhlaq terhadap perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian ini mengambil populasi dari semua siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010 yang berjumlah 26 siswa, maka dari itu penelitian ini merupakan penelitian populasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok, sedangkan metode obserivasi dan dokumentasi sebagai metode pendukung. Data yang diperoleh dari hasil angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rXY untuk korelasi antara pengaruh pembelajaran materi Akidah Akhlaq dengan perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 sebesar 0,578. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=26 sebesar 0,388 ternyata hasil rXY lebih besar daripada harga r tabel Product moment. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh penguasaan materi Akidah Akhlak terhadap perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dengan demikian hipotesis diterima.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap Perilaku Ihsan Siswa Kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010" ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I. 2. Drs. Djoko Sutopo, Ketua Program Studi Ekstensi yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I. 3. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, Pembantu Ketua I, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian. 4. Hj. Maslikhah, S.Ag. MSi, Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai rencana. 5. Suhadi, A.Ma , Kepala MI Salafiyah, beserta guru-guru yang telah membantu dan memberikan ijin tempat penelitian. 6. Siswa-siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 yang telah membantu penulis dalam
ix
pengisian skala pengaruh penguasaan materi Akidah Akhlaq dan perilaku ihsan siswa, dengan memberikan jawaban yang sebenarnya, sehingga dapat memperlancar penelitian. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 6 Agustus 2010. Peneliti
Ahmat Amirudin
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL .......................................................................... HALAMAN LOGO ................................................................................ HALAMAN JUDUL............................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ HALAMAN PENGESAHAN................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. HALAMAN MOTTO ............................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. ABSTRAK .............................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................... DAFTAR TABEL................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xiii xv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................
4
D. Hipotesis .........................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian .......................................................
6
F. Definisi Operasional .......................................................
6
G. Metode Penelitian ...........................................................
8
H. Sistematika Penulisan ....................................................
18
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ...................................................................
20
B. Telaah Pustaka ...............................................................
48
xi
BAB III
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Salafiyah Kaligentong ...............
50
B. Penyajian Data ...............................................................
58
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama Penguasaan Akidah Akhlak ...............
69
B. Analisis Kedua Perilaku IhsanSiswa...............................
75
C. Analisis Ketiga Hubungan penguasaan Akidah Akhlak
BAB V
Dengan Perilaku Ihsan Siswa..........................................
81
D. Uji Hipotesis ..................................................................
84
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
87
B. Saran-saran .....................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
89
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
Profil Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah .............................
53
Tabel
3.2
Daftar Sarana (Ruang) ....................................................
54
Tabel
3.3
Peralatan/Media Pembelajaran .......................................
55
Tabel
3.4
Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kaligentong tahun Ajaran 2009/2010 ...........................................................
Tebel
3.5
Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Kaligentong, Ampel, Boyolali .............................................................
Tebel
3.6
3.7
Ampel, Boyolali .............................................................
57 58
3.8
Daftar Nama Responden .................................................
Tabel
3.9
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak ................................
61
3.11 Kriteria Nilai dari Variabel Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak ................................................................
Tabel
60
3.10 Skor Jawaban Responden Variabel Pembelajaran Materi Akidah Akhlak ................................................................
Tabel
56
Program Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Kaligentong,
Tabel
Tabel
55
Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Kaligentong, Ampel, Boyolali .............................................................
Tabel
55
63
3.12 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Perilaku Ihsan Siswa .......................................................
64
Tabel
3.13 Skor Jawaban Responden tentang Perilaku Ihsan Siswa
66
Tabel
3.14 Kriteria Nilai dari Variabel Perilaku Ihsan Siswa ..........
68
xiii
Tabel
4.1
Prosentase Jawaban Responden tentang Penguasaan Matari Akidah Akhlak ....................................................
Tabel
4.2
Prosentase Jawaban Responden tentang Penguasaan Matari Akidah Akhlak Berdasarkan Angket ...................
Tabel
4.3
4.4
4.5
76
Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Ihsan Siswa Berdasarkan Angket ....................................
Tabel
71
Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Ihsan Siswa .....................................................................
Tabel
70
77
Koefisien Korelasi Penguasaan Materi Akidah Akhlak dan Perilaku Ihsan Siswa.................................................
xiv
83
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama merupakan jembatan emas untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka penting sekali pendidikan yang mengandung materi akidah akhlaK diajarkan kepada anak sejak dini. Bahkan sebelum anak lahir ke dunia orang tua mempunyai peranan yang sangat penting terhadap anak yang dikandungnya. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh orang tua dengan perilaku yang mengandung unsur nilai agama baik bersifat fisik maupun nonfisik yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Mansur, 2001:146). Orang tua adalah pribadi yang utama dan pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup mereka merupakan unsurunsur yang dengan sendirinya masuk kedalam pribadi yang tumbuh itu (Zakiyah, 1970:56). Dan melalui orang tualah anak memperoleh pola-pola perilaku yang berlaku dan diterima oleh masyarakat. Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus dimulai dari komunikasi antar anggota keluarga untuk memberikan arahan dan bimbingan. Penerapan materi akidah akhlaq dalam berbagai bidang merupakan aspek yang sangat penting yang perlu ditanamkan sejak dini terutama dalam perhatian dan pembinaan akhlak.
2 Hubungan anak dan orang tua mempunyai pengaruh kuat dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dari akhlak anak. Dengan berbagai perhatian serta kedewasaan, anak merasakan adanya hubungan yang hangat dalam lingkup keluarga. Merasa bahwa ia disayangi, dilindungi serta mendapatkan perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tua dalam hal-hal yang positif. Anak akan tumbuh menjadi dewasa dan mempunyai kehidupan yang matang, ketika mempunyai landasan pendidikan yang mengandung penguasaan unsur nilai-nilai agama sejak dini dan adanya komunikasi yang kuat antar anggota keluarga, terutama dari orang tua sendiri. Lambat laun anak akan tumbuh dan bersosialisasi dengan lingkungan yang lainnya di luar rumah. Manusia, merupakan subyek dan juga obyek pembangunan, maka harus dijaga perilaku hidupnya, dengan nilai-nilai agama yang ditanamkan sejak dini akan melahirkan pribadi yang baik. Kepribadian seseorang bukan ditentukan oleh kekayaan materi ataupun ketinggian intelektualya. Tetapi yang lebih dikedepankan ialah masalah moralnya. Bahwa itu berlaku demikian, kita dapat melihat buktinya dalam kehidupan kelompok. Betapa tingginya moral, tak seorangpun menyangsikan, sampai orang terjerat sekalipun batinnya mengakui kebenaran ini (Mudlor, 1998:10). Demikian pentingnya nilai-nilai agama adalah sangat berpengaruh terhadap perilaku keihsanan. Perilaku keihsanan merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik
3 dan buruk. Perilaku sebenarnya bila telah menjadi tertib pada derajat di atas mereka. Perilaku sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, dan setiap perilaku yang baik akan dihormati dan sebaliknya perilaku yang buruk akan dilecehkan. Seperti firman Allah dalam Al-Qur'an:
ﻩ ﺮ ﻳ ﺍﺷﺮ ﺭ ٍﺓ ﻤ ﹾﻞ ِﻣﹾﺜﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﹶﺫ ﻌ ﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ﻩ ﺮ ﻳ ﺍﻴﺮﺧ ﺭ ٍﺓ ﻤ ﹾﻞ ِﻣﹾﺜﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﹶﺫ ﻌ ﻳ ﻦ ﻤ ﹶﻓ Artinya: "Maka barang siapa berbuat kebajikan sedikit saja, kebaikan yang akan ia lihat atau terima, dan berbuat pelanggaran sedikit saja keburukannlah yang ia terima". (Az-Zalzalah: 7-8). Begitu pentingnya penguasaan
materi aqidah akhlak dalam
membentuk kepribadian anak, maka keluarga dan sekolah sangat berperan penting dalam memberikan pengajaran dengan materi aqidah akhlak dalam berperilaku mulai sejak dini, sehingga perilaku ihsan siswa dapat terpupuk dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligetong merupakan salah satu madrasah yang terletak di wilayah pedesaan yang juga memiliki tantangan yang berbeda karena persaingan dengan Sekolah Dasar yang berada di sekitarnya. Selain itu juga tingkat kehidupan keagamaan masyarakat sekitar desa tersebut
yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana
perilaku para siswa dalam kehidupan keagamaannya dengan menggunakan contoh kehidupan di madrasah melalui penerapan materi akidah akhlak sebagai tolok ukurnya..
4 Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian terhadap siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali
dengan
mengambil
judul
"PENGARUH
PENGUASAAN MATERI AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA"
B. Rumusan Masalah Dengan berdasarkan latar belakang masalah serta penegasan istilah tersebut di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana variasi penguasaan Materi Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali? 2. Bagaimana variasi perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali? 3. Adakah pengaruh antara penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variasi penguasaan materi akidah akhlak pada siswa MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. 2. Untuk mengetahui variasi perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
5 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1999:67). Adapun Sutrisno Hadi (1983:63) menyatakan bahwa “hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan akan ditolak jika salah”. Dengan demikian hipotesis merupakan suatu peryataan yang masih lemah kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Maka dalam penelitian ini penulis megajukan hipotesis bahwa “Ada pengaruh positif dan signifikan antara penguasaan materi akidah akhlak terhadap perilaku ihsan siswa”.
E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui dalam penelitian. 1. Bagi Lembaga Pendidikan Islam Memberikan gambaran umum betapa pentingnya penguasaan materi akidah akhlak terhadap siswa sehingga lembaga dapat membina jalinan komunikasi yang kuat dalam memantau perkembangan mental dan perkembangan kepribadian yang luhur terhadap anak.
6 2. Bagi Orang Tua Dapat
dipergunakan
sebagai
masukan
dalam
memperhatikan,
mengarahkan, serta membimbing anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungan. 3. Bagi Guru Diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi para guru untuk lebih memperhatiakan aspek keberagamaan siswa serta perilakunya sehingga guru dapat memberikan layanan yang tepat dalam proses pendidikan. 4. Bagi Siswa Para siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dapat memahami pentingnya materi akidah akhlaq, serta dapat menjaga dan meningkatkan perilaku ihsan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kekaburan dan kesalah pahaman, maka perlu adanya ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, dikarenakan adanya prediksi yang lain. Oleh karena itu penulis akan memberi batasan atau menegaskan istilah-istilah dalam judul ini sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang kuat, ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
7 seseorang (Lukman, 1991:747). Adapun dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dan membuktikan ada tidaknya pengaruh antara variabel penguasaan materi aqidah akhlak terhadap variabel perilaku ihsan siswa. 2. Penguasaan Penguasaan pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa mengapa, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Pertanyaan “apa” berkaitan dengan isi atau materi pembelajaran. Pertanyaan “Siapa” berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subyek dari kegiatan pembalajaran. Bagaimana kualifikasi, kompetensi dan perilaku seorang guru yang lebih baik. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi individu secara optimal ( Sumiati, 2008:7). 3. Akidah Akhlak Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran di MI Salafitah Kaligentong. Sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan (Lukman, 1991;637). Dengan penjelasan Akidah adalah sesuatu yang dipercayai dan diyakini kebenarannya oleh hati manusia, dan akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan (Toyyib, 2007:32). 4. Perilaku Ihsan a. Perilaku Ihsan
8 Komponen agama Islam adalah akidah, syari'ah dan akhlak. Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada malaikat Jibril di depan para sahabatnya mengenai arti iman, Islam dan ihsan yang ditanyakan kepada beliau. Intinya hampir sama dengan isi kandungan oleh perkataan akidah, syariah dan akhlak. Perkataan ihsan berasal dari kata ahsana – yuhsinu – ihsanun yang berarti berbuat kebaikan atau berbuat baik. Di dalam Al-Qur'an terdapat kata ihsan yang artinya berbuat kebaikan (antara lain surat An-Nahl (16) ayat 90) dan kebaikan (pada surat Ar-rahman (55) ayat 60) (Ali, 1997;345). b. Indikator Perilaku Ihsan Indikator yang penulis maksud adalah diambil dari materi pelajaran akidah akhlak kelas IV MI Kaligentong, yaitu : 1) Akhlak terpuji Memiliki substansi antara lain sidiq, amanah, tabligh dan fatonah. 2) Beradab secara Islami terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari Memiliki substansi antara lain jujur, pemaaf, pemurah dan menempati janji. 3) Mencintai dan meneladani Rasul Ulul Azami G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ilmiah penetapan variabel penelitian merupakan hal yang pentingkarena dengan penentuan variabel yang tepat
akan
mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Sebelum mengemukakan
9 penetapan variabel dalam penelitian ini terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian variabel. Menurut Suharsimi arikunto (1999:99) variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan Sumardi Suryabrata menjelaskan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian (Sumardi, 1983:72). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan materi akidah akhlak dan perilaku ihsan siswa. 1. Variabel pengaruh Variabel
pengaruh
atau
variabel
bebas/variabel
eksperimental/variabel X yaitu variabel yang diselidiki pengaruhnya (Surakhmad, 1990:83). Adapun yang menjadi variabel
pengaruh
dalam penelitian ini adalah penguasaan materi akidah akhlak. 2. Variabel terpengaruh Variabel
terpengaruh/variabel
terikat/variabel
terkontrol/
variabel Y adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan fungsional dengan (sebagian pengaruh) dari variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
10 2. Lokasi dan Tempat Penelitian Obyek Penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah di Desa kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang difokuskan pada siswa kelas IV dan dilaksanakan pada bulan Januari 2010.
3. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki dan populasi dibatasi sejumlah peduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai suatu sifat yang sama. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yaitu sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Sutrisno, 1983:220). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010 yang berjumlah 26 orang . Perlu ditegaskan bahwa penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto apabila subyeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua. Maka dari itu penelitiannya merupakan penelitian populasi (Sutrisno, 1983;120). Alasan penulis menggunakan penelitian populasi adalah sebagai berikut: a. Jumlah subyek yang diteliti sedikit, maka lebih tepat menggunakan penelitian populasi sehingga dapat diperoleh simpulan langsung atau bukan perwakilan.
11 b. Penelitian populasi akan mencerminkan suatu keadaan yang benarbenar dapat dipercaya terhadap subyek penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu: a. Metode Angket Angket adalah merupakan suatu daftar berisi pertanyaanpertanyaan yang harus di jawab atau dikerjakan oleh orang atau siswa yang akan diselidiki (Walgito, 2000:60). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang responden ketahui (Suharsini, 1999:140). Berdasarkan pendapat diatas, angket merupakan daftar pertanyaan yang tertulis yang harus dijawab untuk mendapatkan informasi dari responden atau dari data responden sendiri. Adapun alasan penulis menggunakan metode angket antara lain: a. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat, b. Dapat dilakukan secara serentak terhadap sejumlah siswa yang dimintai data dirinya, c. Menghemat tenaga dan biaya.
12 Langkah-langkah penyusunan angket yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : a. Menentukan tujuan penggunaan angket yaitu untuk mengungkapkan variabel penguasaan
materi akidah
akhlaq dan variabel perilaku ihsan siswa, b. Membuat kisi-kisi angket yang meliputi : menentukan indikator, penyebaran jumlah item, persentase pernyataan positif serta jumlah pertanyaan tiap indikator. Angket ini diberikan kepada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong
Kecamatan
Ampel
Kabupaten
Boyolali,
untuk
memperoleh data tentang pengaruh penguasaan materi akidah akhlaq terhadap perilaku ihsan siswa. Alasan penulis menggunakan metode angket adalah: 1) Menghemat waktu karena dalam waktu yang bersamaan peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang, 2) Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai, penuh rasa persahabatandan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh akan lebih obyektif, 3) Penelitian akan dapat mengkait-kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif. 4) Angket untuk mendapatkan data tentang keadaan atau tingkat penguasaan materi akidah akhlaq dan variasi penguasaan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
13 5) Skala yang digunakan adalah skala likert yaitu dengan di tingkatkan selalu, kadang-kadang dan tidak pernah. Skor penilaian terdapat pertanyaan positif diberikan nilai berurut menjadi 3,2 dan 1. pernyataan yang bersifat negatif diberikan nilai 1,2 dan 3. b. Metode Observasi atau Pengamatan Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian
yang langsung
ditangkap pada kejadian itu terjadi. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data untuk mengetahui variasi penguasaan materi akidah akhlak dan variasi perilaku Ihsan siswa pada kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. d. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber tulisan (paper), tempat (place) dan orang (people) (Suharsini, 1999:149). Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa organisasi sekolah, catatan, raport, legger, agenda. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan sebagai pendukung metode angket untuk mencatat sekolah dimana penelitian ini dilaksanakan.
data siswa dari leger
14 5. Instrumen Penelitian A. Instrumen penelitian tentang variasi materi Penguasaan akidah akhlak adalah sebagai berikut : 1. Mengucapkan salam kepada sesama muslim 2. Sikap Menjawab salam 3. Berbicara membicarakan hal-hal yang baik 4. Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk saling menghormati dan menyayangi 5. Nabi Muhammad sebagai uswatun khasanah, bagi umat manusia, meniru keteladanannya 6. Kita dianjurkan memperbanyak membaca sholawat kepada nabi, 7. Berkhianat adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah, 8. Kita dianjurkan melakukan kebenaran sesuai yang disampaikan oleh Allah dalam al-Qur’an, Apabila ada teman yang kesusahan, apakah saudara ikut membantunya 9. Membantu ketika ada tetangga kita yang membutuhkan bantuan kita 10. Menolong adalah perbuatan yang baik, 11. Patuh kepada kedua orang tua 12. Berbakti kepada kedua orang tua 13. Berbohong adalah perilaku yang tidak baik
15 B. Instrumen penelitian tentang Perilaku Ihsan Siswa adalah sebagai berikut : 1. Bertaqwa kepada Allah 2. Bertaqwa kepada utusan Allah 3. Mencintai Allah 4. Ikhlas 5. Tawakal 6. Memuji Allah 7. Menghormati orang tua 8. Mengucapkan salam adalah bentuk rasa kemanusiaan Karena kita saling mendoakan 9. Menghadiri undangan 10. Memberi nasehat bagi orang yang membutuhkan 11. Mendoakan orang lain yang bersin 12. Menengok orang sakit 13. Sikap yang baik kepada teman 14. Sikap hormat menghormati dengan sesama teman adalah sikap atau perilaku ihsan 15. Bersilaturrahmi kepada saudara muslim
16 6. Analisis Data Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian, maka digunakan metode analisis data. Analisis data adalah suatu pengolahan data dalam rangka pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data Statistik yaitu analisis data dalam bentuk angka dalam mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data berwujud angka. Alasan penulis menggunakan teknik statistik adalah : 1. penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang akan diuji dapat diterima atau tidak, 2. dalam penelitian ini penulis banyak berhubungan dengan angka-angka. 3. dapat diketahui seberapa besar pengaruh penguasaan Materi Aqidah Akhlak terhadap perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam analisis data meliputi tiga langkah yaitu: 1. Persiapan, 2. Tabulasi, 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Suharsini, 1999:240). Tahap persiapan meliputi mengecek kelengkapan identitas responden,mengecek kelengkapan data.
17 Tahap tabulasi dalam analisis data meliputi sebagai berikut : tabulasi data, penyimpulan data, analisis data untuk tujuan testing hipotesis, dan analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan. Tahap penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan pendekatan penelitiannya, dalam hal ini penulis menggunakan teknis statistik dengan korelasi product moment :
ΣXY −
rXY =
(ΣX )(ΣY )
N ( X ) ΣY 2 − (Y )2 2 ∑ X − N N 2
Keterangan : rXY
: Koefisien korelasi variabel X dan Y
XY
: Perhatian antara X dan Y
X2
: Variabel pengaruh
Y2
: Variabel terpengaruh
N
: Jumlah responden (Suryabrata,1983:76)
Apabila r hitung telah diperoleh,kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada α 0,05 atau α 0,01 maka hipotesis kerja diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak.
18 H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut. BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai rencana penyusunan yang merupakan bab Pendahuluan, memuat tentang Latar Belakang Masalah, rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi
Operasional,
Metode
Penelitian
dan
Sistematika
Penulisan. BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II mengenai landasan teori tentang penguasaan penguasaan akidah akhlak dan perilaku ihsan siswa terdiri dari : Kajian Teori yang berisi Penguasaan materi aqidah akhlak yang memuat definis pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, variasi penguasaan dan Perilaku ihsan siswa yang meliputi definisi perilaku ihsan, macam-macam perilaku ihsan, faktorfaktor
yang
mempengaruhi
serta
pesan
keluarga
dalam
pembentukan perilaku ihsan siswa dan Telaah Pustaka. BAB III
: HASIL PENELITIAN Bab ini terdiri dari Gambaran umum MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, yang
19 meliputi Letak Geografis, Tinjauan Historis, Keadaan Guru dan siswa, Struktur Organisasi serta Sarana dan Prasarana dan Penyajian Data Hasil Penelitian. BAB IV
: ANALISIS DATA Dalam bab berisi tentang Analisis Deskriptif, Pengujian Hipotesis dan pembahasan.
BAB V
: PENUTUP Bab ini merupakan pembahasan terakhir dari skripsi yang berisi kesimpulan, saran-saran.
20 BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Penguasaan a. Pengertian Penguasaan Penguasaan adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. Pengetahuan yang dipindahkan tersebut berasal dau dua sunber, sumber Illahi dan sumber manusiawi. Pemindahannya dilakukan melalui proses belajar mengajar. Jika kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru, akan dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keanekaragaman itu terjadi, baik pada tingkah laku guru, siswa, maupun situasi kelas. Secara umum gejala yang dapat diamati dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok utama yaitu: 1) Ada guru yang mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran semata-mata. 2) Ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi pembelajaran. 3) Ada guru yang mengajar memberi kebebasan kepada siswa memilih materi pembelajaran apa akan dipelajari sesuai dengan
21 minat dan pilihannya, juga memberi kebebasan kepada setiap siswa untuk melakukan proses mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pada kelompok pertama guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran. Guru biasanya berdiri didepan kelas, menghadapi sejumlah siswa dan menjelaskan isi pelajaran. Sesekali mungkin ada siswa bertanya atau mememinta penjelasan, dan guru mengulangi penjelasan sebagai jawabnnya. Siswa pada umunya duduk dengan rapi, mendengarkan keterangan guru, atau sedikit mencatat keterangan itu. Adapun yang dijelaskan, diterima sebagai pengetahuan yang harus dimiliki, kemudian dihapalkan, agar kelak dapat menjawab dengan baik jika diadakan ulangan. Situasi seperti inilah yang disebut pengajaran (Sumiati, 2007:1). b. Faktor-faktor dalam Belajar Ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain : 1) Motivasi Belajar Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkahlaku. Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan. Itu sebabnya sering mendengar istilah motif dan dorongan, dikaitkan dengan prestasi atau keberhasilan, yang dikenal dengan istilah motif berprestasi (achievement motive). Motivasi belajar adalah
22 sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar. 2) Tujuan Penguasaan Tujuan penguasaan adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntut kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil yang hendak dicapai dapatlah diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya. 3) Situasi Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses pada siswa berkaitan dengan dirinya sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru yang memberi pelajaran, teman belajar atau bergaul, serta program belajar yang ditempuh merupakan faktor yang mempunyai pertalian erat satu dengan yang lainnya (Sumiati, 2007:59-60).
2. Akidah Akhlaq a. Pengertian Akidah Akhlak 1) Akidah Pengertian aqidah secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada- ya’qidu- ‘aqidatan. aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh. setelah terbentuk menjadi aqidah
23 berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Pendidikan Islam dalam runah tangga harus memperhatikan pendidikan aqidah Islamiyah, di mana akidah itu merupakan inti dari dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini (Mansur, 2005:325). 2) Akhlak Al-Jurjani mendefinisikan akhlak dalam bukunya, AtTa’rifat sebagai berikut : “Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk (Ali Abdul, 2004:32).
Dari pemaparan tadi tampak bahawa ketika mendefinisikan akhlak, Al-Jurjani tidak berbeda dengan Imam Ghazali. Hal itu menunjukkan bahwa kedua orang itu mengambil ilmu dari sumber yang sama, dan keduanya juga tidak melupakan hadits yang menyifati akhlak yang baik atau indah bahwa akhlak adalah apa yang dinilai baik oleh akal dan syariat. Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari Khuluq yang berarti budi pekerti
24 (Rachmat Jatmika, 1996:26). Menurut Imam Al Qurtubi dalam tafsirnya yang dikutip oleh Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid mengatakan: “ Kata Al-Khuluq secara etimologi adalah apa-apa yang diambil dan diserap manusia untuk dirinya dari berbagai perilaku, karena ia menjadi bagian dari dirinya. Adapun apa yang terbentuk kuat dalam dirinya dari sebuah perilaku dinamakan Al-Khiam, yang berarti watak atau pembawaan, kata Al-khiam ini tidak ada bentuk tunggalnya”(Muahamad Ibnu, 2004:158). Maka bisa dikatakan bahwa Al-Khuluq adalah tabiat yang di bentuk, sedangkan Al-Khiam adalah tabiat yang bersifat naluri. Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbanganpikiran lebih dulu (Mansur, 2005:221). Berdasarkan pengertian tentang Al-Khuluq tersebut,maka bisa dipahami bahwa seorang anak membutuhkan pembentukan akhlak, agar aktivitas sosial anak terjaga dan terhindar dari penyimpangan serta kesalahan. b. Akidah sebagai Dasar Pendidikan Akhlak Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar, niscara akhlakpun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknyapuun akan tidak benar.
25 Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar karena barang siapa mengetahui sang penciptanya dengan benar, manyakini wujudnya, sifat-sifatnya, dan perbuatannya dengan benar, niscaya dia akan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meningalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkannya. Adapaun yang dapat menyempurnakan akidah yang benar terhadap Allah adalah berakidah dengan benar terhadap malaikatmalaikatnya, kitab-kitabnya yang diturunkan kepada para rosul da percaya kepada rasul-rasul utusannya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dan menyampaikan risalah tuhan mereka. Keyakinan kepada Allah, malaikat, kita, dan para rasulnya beserta syariat yang mereka bawa tidak akan dapat mencapai kesempurnaan kecuali jika disertai dengan keyakinan akan adanya hari akhir dan kejadian-kejadian yang mengirinya seperti hari kebangkitan, pengumpulan, perhitungan amal dan pembalasan bagi yang taat serta yang durhaka dengan masuk surga atau masuk neraka (Ali Abdul, 2004:84-85).
26 3. Penguasaan Materi Akidah Akhlak a. Sumber Penguasaan Akidah akhlak 1) Dasar Penguasaan Akidah Akhlak Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlanyapun akan benar, baik dan lurus begiatu pula sebaliknya, jika aqidahnya salah dan melenceng maka akhlaknyapun akan tidak benar (Ali abdul, 2004:84). Pendidikan akhlak yang bersumber dari aqidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka karena hanya inilah yang akan mengantarkan mereka mendapatkan ridho Allah dan akan membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah (Ali abdul, 2004:85). 2) Tujuan Utama Penguasaan Akidah Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada diljalan yang lurus , jalan yang telah digariskan Allah SWT. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
27 Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatanya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam AlQuran. Kesungguhan dalam hal ini sangat diperlukan, melihat perubahan watak yang dibentuk menjadi suatu kebiasaan atau naluri sangatlah sulit. Waktu yang dibutuhkan pun sangatlah panjang. Di samping itu, kesungguhan dan perhatian orang tua menjadi suatu keharusan terutama pada fase kanak-kanak. Akhlak yang baik adalah tujuan setiap agama. Karena denganakhlak yang baik akan tercipta kebaikan dan perdamaian dalam masyarakat maupun dalam dirinya. Dari uraian di atas, jelas bahwa diantara apa yang dibutuhkan oleh seorang anak adalah perhatian terhadap perilakunya. Seorang anak tumbuh sesuai dengan pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik pada masa kecilnya, seperti perilaku menyendiri, emosional, terburu-buru, ceroboh, tempramental, serakah, dan sifat lainnya. Sifat ini akan sulit dihilangkan ketika ia dewasa dan tetap akan menjadi perilakunya yang tertanam kuat. Maka jika pendidik tidak memberikan perhatian secara serius pada masa kanakkanak, permasalahan ini akan menjadi gangguan di masa yang
28 akan datang. Disini kita dapati beragam penyimpangan akhlak yang disebabkan oleh pola pendidikan yang diterima anak. b. Ruang Lingkup Penguasaan Akidah Akhlak Menurut Muhammad Nur variasi penguasaan Akhlak meliputi antara lain. 1) Pembinaan Akidah Akidah Islam memiliki enam aspek yaitu keimanan pada Allah, pada malaikat-Nya, pada kitab-kitab yang telah diturunkanNya, Iman kepada para rasul ustusan-Nya, pada hari akhir, dan iman kepada ketentuan yang telah dikehendaki-Nya, apakah itu takdir baik atau buruk. Da seluruh aspek ini merupakan hal yang gaib, kita tidak mampu menangkapnya dengan pancaindera kita. Hal ini yang tampaknya membinggungakn kita bagaiman cara menjelaskannya pada anak. Dengan cara apa kita bisa menanamkan enam aspek keimanan tersebut padanya. Namun apabila kita mencoba mempelajari proses kehidupan Rasulullah saw. Dengan segala yang pertanyaan tadi. Kita akan menemukan lima pola pada anak, menanamkan kecintaan mereka kepada Allah, pada Rasulullah Muhammad Saw., mengajarkan Al-Qur’an dan menanamkan nnilai perjuangan serta pengorbanan pada mereka. Imam Al-Ghozali menjelaskan secara khusus bagaimana menanamkan keimanan pada anak. Beliau berkata, “langkah
29 pertama yang bisa diberikan kepada mereka dalam menanamkan proses pemahaman harus diwali dengan hafalan terlebih dahulu. Ketika anak hafal akan sesuatu kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keimanan yang dialami anak pada umumnya. Sedangkan di sisi lain ada pula yang telah Allah lebihkan pada asebagian anal lainnya. Allah telah menanamkan keimanan, langsung dalam jiwa mereka, tanpa harus melewati proses pendidikan diatas. Beliau juga menjelaskan bagaimana proses menanamkan akidah pada anak, “Dalam proses penanaman akidah ini, kita berbicara atau mengajarkan pada anak bagaimana cara mereka berbicara atau menjelaskan tentang pemahaman mereka terhadap akidah bahkan sampai mereka bisa berdiskusi tentang akidah, agar bisa diketahui bahwa mereka telah memahami persoalan gaib ini. Tapi cukuplah bagi mereka untuk menyibukkan diri dengan banyak membaca Al-Quran, mempelajari tafsirnya, juga hadishadis rosullollah SAW . sibukkanlah mereka dengan amalanamalan keseharian dalam ibadah ritual. Secara tidak langsung, akan timbul keyakinan dengan sendirinya dalam diri anak ketika mereka tengah membaca al quran dan hadis . cahaya hidayah akan meresap dalam jiwa anak ketika mereka melakukan berbagai ibadah
keseharian, tanpa
(Muhammad nur, 1997:109).
mereka
menyadarinya
langsung
30 2) Pembinaan Ibadah Pembinaan
ibadah
merupakan
penyempurna
dari
pembinaan aqidah. Sebab ibadah memberikan santapan bagi aqidah dengan ruhnya. Ia juga merupakan cerminan dari aqidah. Masa
kanak-kanak
bukan
merupakan
suatu
masa
pembebanan atau pemberian kewajiban, akan tetapi merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan kewajiban ketika ia telah baligh nanti. Dengan demikian Pelaksanaan kewajiban nantinya akan terasa mudah dan ringan, di samping juga sudah memiliki kesiapan yang matang dalam mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan. Ibadah kepada Allah akan memberikan pengaruh yang mengagumkan pada jiwa anak. Ibadah akan menjadikannya selalu merasa berhubungan dengan Allah. Ibadah akan dapat meredam gejolak kejiwan dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga jiwanya akan lurus dengan bermunajat kepada Allah. Banyak sekali rahasia dari amalan ibadah yang memberikan pengaruh begitu besar pada anak, juga akan semakin menambah kekuatan dan aktivitasnya. Hal ini semua dapat diawali dengan pendidikan yang Islami. 3) Pembinaan Sosial Pembinaan sosial dapat dikatakan juga sebagai pembinaan kemasyarakatan anak. Tujuan dari pembinaan kemasyarakatan
31 anak adalah agar ia dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya, baik orang tua dewasa maupun teman-temannya yang sebaya, juga agar ia dapat memiliki peran yang positif. Demikian juga hal ini dimaksudkan agar ia terhindar dari sifat memikirkan diri sendiri dan rasa malu yang tidak pada tempatnya. Ia akan menerima dan memberi dengan tata krama dan juga melakukan interaksi sosial lainnya. Secara sangat sederhana pendidikan sosial anak dapat dipahami sebagai proses internalisasi nilai-nilai sosial dalam diri manusia. Nasehat orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan nilai sosial yang baik pada diri anak-anaknya (Ahmad Ali, 2002:31). Karena itu bentuk interaksi antar orang tua dan anak merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga merupakan kelompok pertama tempat anak memperoleh karakteristik sosialnya yang fundamental. Dari dan melalui keluargalah anak memperoleh beberapa norma-norma sosial yang umum, yaitu pola-pola perilaku yang berlaku secara umum dan diterima
oleh masyarakat. Norma-norma
ini
berpengaruh positif terhadap keseimbangan perilaku sosial seseorang dan terhadap penentuan arah pembinaan sosialnya. Orang tua harus dapat membimbing dan mengarahkan keinginanan anak serta dapat memahami berbagai kesedihan dan
32 kesenangan yang dialami anak. Orang tua juga dapat menerima alasan mereka ketika tidak dapat melaksanakan kewajibannya, selain itu juga harus menghargai berbagai prestasi yang telah diraihnya (Abdul Hadi, 200:128). Orang tua harus dapat mengarahkan anak untuk meraih hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah usia kurang lebih sepuluh tahun seorang anak yang awalnya tenang dan taat akan mulai berubah menjadi seorang yang tidak suka dikritik dan berusaha membebaskan diri dari penguasaan orang yang lebih besar darinya. Karena itu pada masa-masa ini orang tua harus dapat menampung segala hal baru yang muncul dari dalam dirinya (Abdul Hadi, 2005:132). Orang tua tidak boleh memperlakukan dengan sewenang-wenang, seakan akan dia itu masih anak anak dan mudah diatur sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya sikap perlawanan dari anak kepada orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus dapat berbicara kepada anak seperti layaknya berbicara dengan sahabat atau teman. Sebab pada masa-masa ini terkadang sang anak menentang perintah orang tua hanya karena ia ingin menunjukkan keberadaan jati dirinya kepada orang tua bahwa ia kini sudah menjadi orang dewasa. Orang tua juga harus betul-betul memperhatikan siapa saja yang menjadi teman bermainnya. Sebab seorang anak akan menjadi baik dan mulia akhlaknya jika dia menemukan teman bermain yang lebih baik darinya.
33 Dalam memilih teman untuk anaknya sebisa mungkin orang tua harus memilih teman yang mempunyai sifat-sifat dan kepribadian yang sempurna. Biasanya anak-anak yang memiliki sifat-sifat ini jumlahnya sangat sedikit. Orang tua harus mau melatih anaknya untuk memiliki sifat mulia dan mau berkorban untuk temannya, serta mau memprioritaskan mereka demi menguatkan atau menyelamatkan persahabatan antara dirinya dengan teman-temannya. Orang tua dituntut untuk memenuhi kebutuhan anak akan rasa cinta dan diterima oleh lingkungan sekitarnya agar ia merasa bahwa dirinya memang diterima, dicintai, dan diinginkan keberadaanya oleh orang tua dan orang-orang di sekitarnya (Abdul
Hadi,
2005:136).
Kebutuhan
seperti
ini
dapat
menjadikannya merasa bernilai, bermanfaat, dan mendapat posisi diantara orang-orang yang lebih dewasa. c. Materi Akidah Akhlak Kelas IV 1) Akhlak Terpuji Meneladai akhlak terpuji Rasulullah merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari salah satu bukti cinta kita kepada Allah. a) Sidiq Merupakan sifat wajib bagi seorang rasul, yakni sifat yang harus ada pada diri rasul.
34 b) Amanah Arti amanah adalah dapat dipercaya, seseorang yang memiliki sifat amanah dapat memegang janji dengan baik apa yang telah dipercayakan orang lain kepadnya akan ditunaikan dengan penuh tanggung jawab. c) Tabligh Tablihgh adalah menyampaikan. Seorang rasul memiliki kewajiban menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah kepada umat manusia. d) Fathonah Fathonah artinya cerdas. 2) Beradab secara Islami terhadap Teman dalam Kehidupan Seharihari a) Jujur Jujur adalah lurus hati dan tidak curang, lawan kata jujur adalah dusta. b) Pemaaf Adalah orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain. c) Pemurah Berarti suka memberi dan tidak pelit. d) Menepati Janji Menepati janji adalah salah satu dari sifat terpuji apabila janji tersebut diingkari, maka termasuk golongan orang munafik.
35 3) Mencintai dan Meneladani Rasul Ulul Azmi Keteladanan yang dapat kita ambil dari Akhlaq rasul Ulul azmi antara lain: a) Sifat sabar dan tabah b) Tekun dan tidak mudah putus asa c) Pemaaf, tidak pendendam (Miftakurridlo, 2004:15-23) 4. Perilaku Ihsan Siswa 1) Pengertian Perilaku Ihsan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Wjs Purwodarminto, 1982:1602). Jadi yang dimaksud perilaku dalam penelitian ini adalah perbuatan atau tingkah laku siswa MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2009/2010. Adapun kata ihsan berarti baik, kebaikan, perbuatan baik atau dermawan dan sebagainya yang sebagaimana tidak diwajibkan. Pengertian ihsan disini penulis maksud dalam perbuatan atau tingkah laku baik yang dimiliki dan diperbuat di sekolah pada siswa kelas V MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2009/2010. Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud perilaku ihsan adalah tanggapan atau reaksi siswa terhadap rangsangan dengan perbuatan yang baik.
36 2) Materi Pembentukan Perilaku Ihsan Menurut
Mudjab
Mahali,
macam-macam
pembentukan
perilaku ihsan sebagai berikut. a. Hubungan atau Pergaulan dengan Allah 1.
Tujuan Pada dasarnya manusia hidup mempunyai beberapa kewajiban.
Kewajiban
yang
diciptakan
kepada
yang
menciptakan, karena kewajiban manusia terhadap Tuhan adalah sesuai dengan tujuan yang diciptakan. Manusia yang tidak mau melaksanakan kewajiban sebagai makhluk, berarti telah menentang kepada fitrah kejadian sendiri, sebab manusia mempunyai kecenderungan untuk mengabdi kepada sesuatu kekuatan yang dianggap mempunyai kekuasaan ataupun kekuatan diatas dirinya serta alam semesta ini. Tujuan pengabdian manusia pada dasarnya mengharapkan akan adanya kebahagiaan lahir batin, dunia dan akhirat, serta terhindar
dari
murkaNya,
yang
akan
mengakibatkan
kesengsaraan diri sendiri sepanjang masa. Hal inilah yang dijadikan dasar dalam pengabdian (Mudjab Mahali, 1984:256). 2.
Pinsip Perilaku Ihsan kepada Allah Perilaku Ihsan Kepada Allah SWT pada prinsipnya merupakan penghambaan diri secara total kepada-Nya. Sebagai makhluk yang dianugerahi akal sehat, kita wajib
37 menempatkan diri kita pada posisi yang tepat,yakni sebagai penghamba dan menempatkanNya sebagai Dzat Yang Maha Adi Kodrati serta satu-satunya Dzat yang kita pertuhan (Nipal Abdul, 2004:44). 3.
Bentuk Perilaku Ihsan kepada Allah a) Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk perilaku ihsan kepada Allah tentulah sangat kompleks sebagaimana yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Hadis, karena dari keduanyalah tuntunan akhlak bersumber. Diantara bentukbentuk perbuatan yang termasuk perilaku ihsan kepada Allah 1) Taqwa Definisi taqwa paling populer adalah “memelihara diri sendiri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya.” Atau lebih ringkas lagi “mengikuti segla perintah Allh dan menjauhi
segala
larangan-Nya
(imtitzaluawamillah
wajtinabu nawahih). Perintah bertaqwa sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 102.
āωÎ) ¨è∫θèÿsC Ÿωuρ ϵÏ?$s)è? ¨,ym ©!$# (#θà)®?$# (#θãΨtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊇⊃⊄∪ tβθßϑÎ=ó¡•Β ΝçFΡr&uρ
38 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 2) Cinta dan Ridlo Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Cinta
dengan
pengertian
demikian
sudah
merupakan fitrah yang dimiliki setiap orang. Islam tidak hanya mengakui keberadaan cinta itu pada diri manusia, tetapi juga mengaturnya sehingga terwujud dengan mulia. Bagi seorang mukmin, cinta pertama, dan utama sekali diberikan kepada Allah SWT. Allah dicintainya dari pada segala-galanya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman (Qs. Al Baqoroh 2:165) :
°! ${6ãm ‘‰x©r& (#þθãΖtΒ#u tÉ‹©9$#uρ Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”(Ilyas, 2007:25) 3) Ikhlas Secara etimologi ikhlas (bahasa arab) berakar dari kata khalasha dengan arti bersih, jernih, murni; tidak tercampur. Misalnya ma’u khalish artinya air bening atau putih, tidak tercampur dengan kopi, teh,
39 sirup atau zat-zat lainnya. Setelah dibentuk menjadi ikhlash berarti membersihkan atau memurnikan (Ilyas, 2007:28). 4) Tawakal Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. (Ilyas, 2007:44) 5) Syukur Syukur ialah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu
:
mengakui
nikmat
dalam
batin,
membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah” (Ilyas, 2007:50) b. Hubungan Pergaulan dengan Orang Tua 1) Dasar Hukum Islam meriwayatkan umat untuk berbakti kepada Allah SWT dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Orang tua adalah manusia yang paling rapat hubungannya dengan anak, karena mereka jadi asal jasmani dari anaknya dan ditambah
40 lagi dengan pengawasan dan pendidikan mereka terhadap anaknya. Pada umumnya ibu dan bapak bersedia menyediakan atau menyerahkan hidupnya untuk keselamatan anaknya. Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan kita,dan wajib kita hormati, jangan sampai menyakitinya. Perintah untuk berbuat baik atau berbaktui pada orang tua tercantum dalam firman Allah, yang berbunyi :
ﺎﺎﻧﺣﺴ ﻳ ِﻦ ِﺇﺪ ﺍِﻟﻭﺑِﺎ ﹾﻟﻮ ﻴﺌﹰﺎ ﺷ ﺸ ِﺮﻛﹸﻮﺍ ِﺑ ِﻪ ﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﻪ ﻭﺍ ﺍﻟﻠﱠﺒﺪﻋ ﺍﻭ Artinya: "Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukannya dan berbuat baiklah pada kedua orang tua". (Q.S An Nisa : 36) Dari ayat itu Islam memerintahkan untuk berlaku hormat kepada kedua orang tua, hal ini mengingat begitu besar jasanydi dalam mendidik mulai dari kecil hingga dewasa. Anak mempunyai kewajiban untuk berbuat baik dan tidak berkata yang menyinggung hati orang tua, jangan sampai membentak, berkata kasar, dan harus berkata yang lemah lembut kepada orang tua. 2) Pendidikan Keluarga Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dengan perempuan
berdasarkan
hukum
dan
undang-undang
perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya. Dengan
41 demikian berarti dalam masalah pendidikan yang pertama dan utama, keluargalah memegang peranan utama dan memegang tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Maka dalam keluargalah pemeliharaan dan pembiasaan sikap hormat sangat penting untuk ditumbuhkan dalam semua anggota keluarga tersebut. Kasih sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti penting bagi anak, karena anak akan merasa diperhatikan oleh semua anggota keluarga (Mansur, 2005:318-319). c. Hubungan Pergaulan dengan Sesama Muslim 1) Dasar Hukum Islam mengajarkan agar manusia selalu rukun dan mempererat tali persaudaraan, saling membantu, cinta kasih dalam pergaulan, dan menegakkan syariat Islam, karena sesama muslim adalah bersaudara. Terhadap sesama muslim kita berkewajiban menjaga pergaulan dengan penuh hormat dan menghormati, tidak memiliki sifat besar kepala, takabur congkak, tinggi hati, dan besar mulut, dan rendah diri. Artinya kita harus bersikap sopan santun terhadap sesama muslim atau orang-orang yang beriman.
42 2) Hak Muslim atas Muslim Lainnya Adapun kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainya harus dilakukan untuk membina kehidupan yang baik, damai, dan sejahtera serta diridhoi Allah SWT. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hamsah, menyebutkan ada lima kewajiban seorang muslim atas muslim yang lainnya.
ﻉ ﺎﺒﻭِﺍﺗ ﺾ ِ ﻳﺩ ﹸﺓ ﹾﺍ ﹶﳌ ِﺮ ﺎﻭ ِﻋﻴ ﻼ ِﻡ ﹶ ﺍﻟﺴﺭﺩ :ﺲ ﻤ ﺧ ﺴ ِﻠ ِﻢ ﻠﻰ ﹾﺍ ﹸﳌﺴ ِﻠ ِﻢ ﻋ ﹾﺍ ﹸﳌﺣﻖ ()ﺭﻭﺍﻩ ﺍﳋﻤﺴﺔ
ﺲ ِ ﺎ ِﻃﻂ ﺍﹾﻟﻌ ﻴ ﹸ ﺸ ِﻤ ﺗﻭ ﻮ ِﺓ ﻋ ﺑ ﹶﺔ ﺍﻟﺪﺎﻭِﺇﺟ ﺎﺋِ ِﺰﺠﻨ ﺍﹾﻟ
Artinya : “Kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab orang bersin” (Ilyas, 2007:205). a)
Mengucapkan Salam terhadap Sesama Muslim Masalah mengucapkan salam terhadap sesama muslim hukumnya sunnah, tapi bagi yang diberi salam wajib hukumnya untuk menjawab dan disunnahkan untuk melebihkan salam yang diucapkan oleh pemberi salam.
b)
Memenuhi Undangan Orang telah merasa mengundang seseorang dalam acara atau waktu tertentu, pasti akan menunggu– nunggu yang diundang. Ia akan merasa puas dan bahagia apabila undangan itu dipenuhinya, dan akan merasa kecewa serta tersinggung apabila orang-orang yang
43 diundang tidak hadir, maka dari itu mendatangi undangan adalah wajib hukumnya. c)
Memberikan Nasehat Memberikan nasehat kepada orang lain ini merupakan suatu ajaran Islam, baik diminta ataupun tidak, apabila ada teman sesama muslim yang meminta nasehat maka kita harus bersedia menasehati dengan nsehat yang sekiranya membawa manfaat baginya sehingga dia merasa puas dengan nasehat itu.
d)
Mendoakan Teman Sesama Muslim yang Bersin Realisasi dari pernyataan bahwa orang-orang Islam itu bersaudara laksana satu anggota tubuh, maka kalau ada orang Islam yang bersin dan ia mengucapkan “Alhamdulillah”
maka
hendaklah
dijawab
“Yarhamukallah” e)
Menengok Orang Sakit Apabila ada tetangga terutama orang Islam yang sakit
hendak
secepatnya
menjenguk,
dan
dalam
menjenguk orang sakit ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Jangan menakut-nakuti si sakit atas penyakit yang dideritanya.
44 2) Bawalah buah tangan sekedar meringankan beban si sakit. 3) Bersikap sopan sehingga menyenangkan si sakit atau keluarga. 4) Berikan harapan baik atas sakit yang dideritanya kepada si sakit. 5) Nasehati agar sabar dan tawakal kepada Allah. 6) Mendoakan agar si sakit cepat sembuh. f)
Mengiring Jenazah Apabila
ada
saudara
kita
sesama
muslim
meninggal dunia maka kita dianjurkan agar turut serta mengantarkan jenazahnya ketempat penguburan. Dalam mengantarkan jenazah tersebut hendaknya memperhtikan hal-hal sebagai berikut: 1) Tidak tertawa terbahak-bahak. 2) Tidak memberi aib si mayit. 3) Tidak berteriak-teriak. 4) Sepanjang perjalanan menuju kuburan hendaklah membaca zikir. d. Hubungan Pergaulan Dengan Sesama Manusia Islam disamping menganjurkan agar kita bersikap baik terhadap saudara sesama muslim juga dianjurkan agar berbuat baik terhadap sesama manusia baik itu Islam, Kristen, Yahudi, Hindu,
45 Budha dan lain lain. Mengenai pergaulan dengan mereka Allah SWT memberikan petunjuk atau tuntunan tentang kewajibankewajiban kita sebagai seorang muslim. Dalam pergaulan yang menyangkut kehidupan beragama kita diwajibkan menghormati kepercayaan tanpa mempengaruhi keyakinan sendiri. Dalam hal ini sebagai orang Islam kita harus mengambil sikap yang tegas dan jelas. Oleh karena itu yang harus diperhatikan dalam pergaulan terhadap mereka adalah sebagai berikut : 1) Jika ada suatu perkataan yang mengandung hikmah dan kemanfaatan maka hendaklah didengarkan baik-baik. 2) Jika ada perkataan bathil hendaklah jauhi segera. 3) Selalu membicarakan kebaikan orang lain dan hindari membicarakan kejelekan mereka. 4) Menjaga diri dari berteman atau berkumpul dengan mereka yang mementingkan ilmu khilafiyah yang dipergunakan untuk berdebat. 3) Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ihsan a. Faktor Intern Faktor intern yang dimaksudkan adalah perbuatan yang berasal dari diri sendiri, tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri dalam situasi bebas. Perbuatan ini dibagi menjadi dua:
46 1) Perbuatan Sadar Dimaksudkan sebagai tindakan yang benar-benar dikehendaki oleh pelakunya, yaitu tindakan yang telah dipilihnya berdasarkan pada kemauan bebasnya, jadi suatu tindakan yang dilakukan tanpa tekanan atau ancaman. 2) Perbuatan Tak Sadar Ialah tindakan yang terjadi begitu saja diluar kontrol sukmanya, namun bukan pula terjadi karena paksaan. Perbuatan tak sadar ini bisa terjadi pada waktu: a) Subyek dalam keadaan sadar, maka perbuatan tersebut dinamakan gerak reflek. b) Subyek dalam keadaan tak sadar, misalnya dalam mimpi, sakit dan lain sebagainya. b. Faktor Ekstern 1)
Pengertian Faktor ekstern adalah tindakan yang dilakukan oleh karena
pengaruh
orang
lain,
atau
pengalaman
dan
interaksinya terhadap lingkungan. Pengaruh ini dilancarkan berhubungan
dengan
berbagai
alasan
yang
dianggap
perluoleh pihak yang mempengaruhinya, kuat lemahnya alasan menentukan bentuk pengaruh yang dilancarkan.
47 2)
Pengaruh Adapun pengaruh tersebut bermula dari berbagai lingkungan, antara lain : a) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama kali anak tinggal, setiap perilaku anggota keluarga (ayah-ibu) akan direspon oleh anak, sehingga baik buruknya perilaku anak tergantung pada orang tua mendidik. Apabila orang tua berperilaku baik maka anak akan berperilaku baik dan sebaliknya apabila orang tua berperilaku jelek anak akan berperilaku jelek pula, karena orang tua merupakan contoh atau sosok yang dianut anak. b) Lingkungan Sekolah Apabila anak sudah waktunya sekolah ia akan bersekolah dan berbaur dengan teman-teman sebaya, dalam pertemanan tersebut anak akan mengalami dan merasakan pengalaman-pengalaman baru yang semuanya itu akan berdampak positif atau negatif pada perilakunya. c) Lingkungan Masyarakat Lingkungan
masyarakat
sangat
berpengaruh
terhadap perilaku anak sebab anak selain hidup dalam keluarga dan sekolah ia akan berakomodasi dengan
48 lingkungan masyarkat ia tinggal, dan semua ini akan berdampak positif atau negatif pula dengan dirinya.
B. Telaah Pustaka Dari berbagai penelitian yang pernah muncul tentang pembahasan masalah pengaruh materi akidah akhlak terhadap perilaku ihsan sudah banyak sekali dan pada umumnya tidak ada pernyataan isi dari kajian tersebut yang menunjukkan berlawanan diantara keduanya sehingga dengan kesimpulan tersebut dapat diartikan bahwa sudah sewajarnya bahkan ada keharusan antara keduanya saling melengkapi. Salah satu hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Penanaman Nilainilai Agama Terhadap perilaku Ihsan Oleh Siti Rochayati, 2008, Salatiga, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Ada perbedaan dan persamaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Rochayati dengan penelitian tersebut diantara perbedaannya adalah obyek variabel penelitian yang berbeda yaitu penanaman nilai-nilai agama dengan penguasaan materi akidah akhlak dan persamaannya adalah perilaku ihsan. Dari hasil pengamatan tersebut ditemukan beberapa teknik yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal dalam menerapkan beberapa teori agar siswa tersebut memiliki perilaku yang baik. Penelitian ini memiliki pokok masalah di antaranya variasi penguasaan materi Akidah Akhlak dan variasi perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah
49 Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, dan apakah terdapat pengaruh di antara keduanya. Penelitian tersebut dilakukan menggunakan metode pendekatan dan rancangan penelitian dan juga menggunakan metode pengumpulan data, di antaranya metode angket, inteview atau wawancara, observasi atau pengamatan, dan metode dokumentasi. Diharapkan, dari hasil penelitian ini ditemukan hal-hal baru dalam meningkatkan metode penguasaan supaya siswa berperilaku baik.
50 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong merupakan salah satu pendidikan tingkat dasar yang membekali peserta didiknya tidak hanya ilmu pengetahuan umum sebagaimana layaknya sekolah dasar lainnya, namun juga membekali ilmu-ilmu agama. Dengan harapan dapat mewujudkan manusia yang berintelektual, dapat memenuhi tuntutan dan tantangan perkembangan zaman dan juga mempunyai akhlaqul karimah.
1.
Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong Secara administrati Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong terletak di wilayah Dukuh Kaligentong, Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali dengan batas :
2.
Sebelah utara
: jalan kelurahan
Sebelah timur
: jalan kelurahan
Sebelah selatan
: perumahan penduduk
Sebelah barat
: perumahan penduduk
Luas Tanah Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong Luas madrasah ini mempunyai tanah untuk bangunan seluas + 480 m2 dengan perincian penggunaan lahan untuk gedung madrasah adalah 132 m2 dan sisanya digunakan untuk halaman dan taman madrasah.
51 3.
Status Gedung Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong Status gedung Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong adalah milik masyarakat madrasah dengan sumber dana pengadaan gedung dari masyarakat dan pemerintah (APBD/APBN) dengan kata lain berdiri sendiri bukan menjadi hak pihak tertentu.
4.
Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong Latar belakang berdirinya Madrasah Ibtidaiyah ini bahwa tahun 1960an warga masyarakat dukuh Kaligentong adalah kaum muslimin,yang kebanyakan anak mereka tidak mendapatkan perhatian serius dalam bidang pendidikan,baik pendidikan agama maupun umum karena tidak memiliki tempat/lembaga penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi syarat. Maka pada tanggal 1963 dirintislah kegiatan-kegiatan keagamaan dengan berbagai kegiatan,yang akhirnya timbullah gagasan untuk didirikan lembaga pendidikan didirikan yang diberi nama
Madrasah
Ibtidaiyah Salafiyah.
5. Visi dan Misi MI Salafiyah Kaligentong a. Visi Madrasah Terwujudnya generasi Islam yang cerdas,terampil,bertaqwa,berbudi dan unggul dalam prestasi.
52
b. Misi Madrasah 1) Menyelenggarakan
pendidikan
yang
berkwalitas
dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik. 2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan ajaran agama Islam. 3) Mewujudkan pemebentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. 4) Meningkatkan
pengetahuan
dan
profesionalisme
tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
c. Program Madrasah: 1) Kategori Umum Tercukupinya kebutuhan BHP dan terpenuhinya kebutuhan untuk langganan daya dan jasa 2) Kategori Kesiswaan Tercukupinya biaya kesiswaan selama satu tahun 3) Kategori Tendik Tercukupinya kebutuhan pendidik dan tendik selama satu tahun 4) Kategori sarpras Tercukupinya kebutuhan sarana dan prasarana dalam satu tahun.
53 6. Profil Madrasah Tabel 3.1 Profil madrasah Ibtidaiyah Salafiyah No
Jenis
Keterangan
1.
Nama MI
MI Salafiyah
2.
Alamat
3.
Dukuh
Kaligentong RT 05/RW 04
4.
Desa
Kaligentong
5.
Kecamatan
Ampel
6.
Kabupaten
Boyolali
7.
Provinsi
Jawa Tengah
8.
Kode Pos
57352
9.
No. Telp
-
10.
No. Hand Phone
08562986173 atau
11.
Nama Yayasan
LP. Ma`arif
12.
Alamat Yayasan
Jalan Glatik no 1 Boyolali
13.
Nomor Statistik Madrasah
112330902007
14.
Jenjang Akreditasi
Terakreditasi / B
15.
Tahun didirikan
1962
16.
Tahun Beroperasi
1962
17.
Status Tanah
Hak Pakai
18.
Luas Tanah
480 m2
19.
Status Madrasah
Swasta
54 7. Fasilitas Dalam menyelenggarakan proses pendidikan madrasah ini dilengkapi sarana pendukung seperti terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Daftar Sarana (Ruang) No
Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
1.
R.Kelas
6
Baik
2.
R. Kepsek
1
Rusak Ringan
3.
R.Guru
1
Rusak Ringan
4.
R.Perpustakaan
1
Baik
5.
R.Laboratorium
1
Baik
6.
Ruang Tata Usaha
1
Baik
7.
R. UKS
1
Baik
8.
R. Ibadah/Musholla
1
Baik
9.
R. WC
1
Rusak Berat
10. R. Gudang
1
Baik
11. R. OSIS
1
12. R. Kantin
1
Selain sarana yang berupa bangunan masih ada sarana non bangunan yang fungsinya juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Sarana itu antara lain adalah komputer, sebagaimana dalam tabel berikut ini.
55
Tabel 3.3 Peralatan/Media Pembelajaran No 1.
Nama Media Tape Recorder
Jumlah 1 set
Keterangan Baik
8. Siswa dan Tenaga Kependidikan Madrasah ini memiliki siswa sebanyak 71 siswa dengan 6 kelas yang perinciannya seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Data Siswa Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah Kaligentong Tahun Pelajaran 2009/2010 Tahun Pelajaran
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
Jumlah
2009/2010
20
23
30
31
24
22
150
Dalam pelaksanaan program pendidikan di dikelola oleh 8 orang guru. Lebih jelasnya lihat tabel berikut: Tabel 3.5 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong, Ampel, Boyolali No 1
Nama Suhadi,A.Ma
L/P L
Tempat/Tgl Lahir Boyolali,27-01-1967
Pendidikan DII/PAI
2 3
Maskuri,S.PdI A.Makarim Hd, A.Ma Hartini, A.Ma A.Amirudin,A. Ma Kun Nasiroh, S.Pd.I Sriyati,S.Pd Mursidi,A.Ma
L L
Boyolali,10-09-1972 Semarang,19-01-1975
S I /PAI DII/PAI
Jabatan Kepala MI Guru Guru
P L
Boyolali,16-12-1980 Boyolali,12-02-1984
DII/PAI DII/PAI
Guru Guru
P
Boyolali,26-03-1980
S I /PAI
Guru
P L
Semarang,14-04-1979 Boyolali,
SI /PSJ DII/PAI
Guru Guru
4 5 6 7 8
56 9. Organisasi Organisasi Komite/ Dewan Sekolah, terdiri dari: Tabel 3.6 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong, Ampel, Boyolali NO
10.
NAMA
ASAL
JABATAN
1
Sukisman
Ketua RT
Ketua I
2
Ja`far
Tokoh Masyarakat
Ketua II
3
Maskuri,S.PdI
Pihak Sekolah
Sekretaris I
4
Taufik
Tokoh Masyarakat
Sekretaris II
5
Sunardi
Tokoh Agama
Bendahara I
6
Martomo
Tokoh Masyarakat
Bendahara II
7
Nawawi
Tokoh Agama
Anggota
8
Komedi
Tokoh Masyarakat
Anggota
9
Suwandi
Tokoh Masyarakat
Anggota
10
Samuri
Tokoh Masyarakat
Anggota
Kurikulum Madrasah ini menerapkan program atau kurikulum KTSP. Adapun program kurikulum itu selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
57 Tabel 3.7 Program Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kaligentong, Ampel, Boyolali
Komponen
A. Mata Pelajaran
Kelas dan Alokasi Waktu I II III IV V VI 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
a. Al-Qur'an-Hadis
2
2
2
2
2
2
b. Akidah-Akhlak
2
2
2
2
2
2
c. Fikih
2
2
2
2
2
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
5
5
5
4. Bahasa Arab
-
-
-
2
2
2
6. Matematika
4
4
4
5
5
5
7. Ilmu Pengetahuan Alam
2
2
2
2
2
2
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
2
2
2
2
2
2
9. Seni Budaya
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
a. Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
b. Bahasa Jawa
2
2
2
2
2
2
c. Baca Tulis Al-Qur'an
2
2
2
2
2
2
1. Pendidikan Agama Islam
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, danKesehatan B. Muatan Lokal
58 Jumlah
35
35
38
43
43
43
B. Penyajian Data 1. Keadaan Umum Siswa (Responden) Untuk
mengetahui
obyek
penelitian
secara
jelas,
dalam
pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden. Maka penulis akan kamukakan data tentang keadaan responden. Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden perlu dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket dengan cara menyebar langsung kepada responden. Responden yang diambil adalah siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong, Kecmatan Ampel Kabupaten Boyolali. Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 26 siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan sajikan tabel responden dan data mentah sebagai berikut: Tabel 3.8 Daftar Nama Responden No
Nama Siswa
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan V
1
Ahmad Andi Setiyawan
2
Joko Riyanto
3
Isna Qurrotul A’yunia
4
Nurul Khozin
V
5
Indra Putri
V
6
Lusi Wuryanti
V
7
Tyas Andreani
V
8
Sarmiyati
V
9
Siti Partinah
V
10
Nanda Eka setiadi
V V
V
59 11
Anisa Ayu Ramadani
12
M. Andika Prasetyo
V V
Lanjutan No
Nama Siswa
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
13
Andri Farhani
V
14
Gunanda
V
15
Ahmad Ihsanudin
V
16
Angga Rahmawan
V
17
Herpian
V
18
Iwan setiawan
V
19
Sholikin
V
20
Wahyu Zakaria
V
21
Wahyu Hidayah
V
22
Antik Andrayani
V
23
Susanti
24
Agus Riyadi
25
Solikah
26
Khoirudin
V
V
V
V
2. Variasi Jawaban Responden a. Jawaban Responden untuk Variabel Pengaruh Materi Pembelajaran Akidah Akhlaq Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh data kualitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh.
60 Tabel 3.9 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengaruh Materi Pembelajaran Akidah Akhlaq No. Resp
Jumlah B 4
1
A 10
C 1
2
12
3
-
3
10
4
1
4
9
6
-
5
7
8
-
6
7
8
-
7
7
7
1
8
4
7
4
9
4
8
3
10
4
7
4
11
6
9
-
12
1
9
5
13
5
6
4
14
12
3
-
15
11
3
1
16
10
5
-
17
8
5
2
18
8
7
-
19
6
6
3
20
11
4
-
21
11
3
1
22
10
5
-
23
10
5
-
24
7
7
1
25
6
5
4
26
5
8
2
61 Dalam
perhitungan
skor
jawaban
responden
penulis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban: A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
Tabel 3.10 Skor Jawaban Responden Variabel Penguasaan Materi Akidah Akhlak No Responden
Jumlah
1
39
2
42
3
39
4
39
5
35
6
37
7
36
8
30
9
31
10
30
11
38
12
26
13
31
14
42
15
40
16
40
62 Lanjutan No Responden
Jumlah
17
40
18
38
19
33
20
41
21
40
22
40
23
40
24
36
25
32
26
33
b. Mencari Lebar Interval Untuk penelitian ini penulis ajukan 15 pertanyaan, maka dengan demikian a. skor tinggi ideal adalah 15 x 3
= 45
b. skor rendah ideal adalah 15 x 1
= 15
Untuk mendapatkan klasifikasi nilai tentang variabel pengaruh penguasaan materi akidah akhlak kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah: i=
R + 1 (T − R) + 1 = 3 3
=
(45 − 15) + 1 30 + 1 = 3 3
=
31 3
63 = 10,33 Maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 36 – 45 = A ( Baik ) 26 – 35 = B ( Cukup baik ) 16 – 25 = C (Kurang )
Tabel 3.11 Kriteria Nilai dari Variabel Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlaq No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
1
39
A
2
2
42
A
3
3
39
A
4
4
39
A
5
5
35
B
6
6
37
A
7
7
36
A
8
8
30
B
9
9
31
B
10
10
30
B
11
11
38
A
12
12
26
B
13
13
31
B
14
14
42
A
15
15
40
A
16
16
40
A
17
17
40
A
18
18
38
A
19
19
33
B
64 Lanjutan No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
20
20
41
A
21
21
40
A
22
22
40
A
23
23
40
A
24
24
36
A
25
25
32
B
26
26
33
B
2. Jawaban Responden untuk Variabel Perilaku Ihsan Siswa Dari hasil jawaban responden tentang perilaku ihsan siswa dapat diperoleh data kualitatif, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh.
Tabel 3.12 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Perilaku Ihsan Siswa No.
Jumlah
Resp
A
B
C
1
11
4
-
2
10
5
-
3
1
6
8
4
12
3
-
5
1
12
2
6
12
3
-
7
5
10
-
8
1
10
4
9
1
9
5
10
1
9
5
65 Lanjutan
No.
Jumlah
Resp
A
B
C
11
6
9
-
12
4
7
4
13
2
11
2
14
8
7
-
15
7
6
2
16
5
10
-
17
11
4
-
18
10
5
-
19
3
8
4
20
10
5
-
21
6
9
-
22
4
11
-
23
5
10
-
24
4
11
-
25
5
9
1
26
12
3
-
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban: A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
66 Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data melaui tabel rekapitulasi jawaban responden untuk variabel perilaku ihsan siswa sebagai berikut:
Tabel 3.13 Skor Jawaban Responden tentang Perilaku Ihsan Siswa No Responden
Jumlah
1
41
2
40
3
23
4
42
5
29
6
42
7
35
8
27
9
26
10
26
11
36
12
30
13
30
14
38
15
36
16
35
17
41
18
40
19
29
20
40
21
36
22
34
23
35
24
34
25
34
67 26 b. Mencari Lebar Interval
42
Untuk penelitian ini penulis ajukan 15 pertanyaan, maka dengan demikian a. skor tinggi ideal adalah 15 x 3
= 45
b. skor rendah ideal adalah 15 x 1
= 15
Untuk mendapatkan klasifikasi nilai tentang variabel pengaruh pembelajaran materi akidah akhlaq kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah:
i=
R + 1 (T − R ) + 1 = 3 3
=
(45 − 15) + 1 30 + 1 = 3 3
=
31 3
= 10,33
Maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 36 – 45 = A ( Baik ) 26 – 35 = B ( Cukup baik ) 16 – 25 = C (Kurang )
68
Tabel 3.14 Kriteria Nilai dari Variabel Perilaku Ihsan Siswa No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
1
41
A
2
2
40
A
3
3
23
C
4
4
42
A
5
5
29
B
6
6
42
A
7
7
35
B
8
8
27
B
9
9
26
B
10
10
26
B
11
11
36
A
12
12
30
B
13
13
30
B
14
14
38
A
15
15
36
A
16
16
35
B
17
17
41
A
18
18
40
A
19
19
29
B
20
20
40
A
21
21
36
A
22
22
34
A
23
23
35
A
24
24
34
A
25
25
34
A
26
26
42
A
69
69 BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian, maka perlu adanya analisis data. Analisis data adalah suatu pengolahan data dalam rangka pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti. Adapun analisis data yang penulis lakukan antara lain : 1. Analisis pertama mengenai variabel pembelajaran materi akidah akhlaq. 2. Analisis kedua mengenai variabel perilaku ihsan siswa. 3. Analisis ketiga yaitu analisis korelasi untuk mengetahui pengaruh Penguasaan materi akidah akhlaq terhadap perilaku ihsan siswa.
A. Analisis Pertama : Penguasaan Materi Akidah Akhlak Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Penguasaan materi akidah akhlak. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu: 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut : P=
F x 100 % N
70 Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh penguasaan materi akidah akhlaq A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel Pembelajaran materi akidah akhlaq dengan jumlah responden sebanyak 26 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik ( kategori A ) sebanyak 17 siswa. b. Cukup baik ( kategori B ) sebanyak 9 siswa. c. Kurang (kategori C) sebanyak 0 siswa. Dengan nenggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut : Tabel 4.1 Prosentase Jawaban Responden Tentang Penguasaan materi akidah akhlak No Kategori 1 Baik
Lambang A
Frekuensi 17
Prosentase (%) 65,38
2
Cukup
B
9
34,62
3
Kurang
C
0
0
26
100
Jumlah
71 2. Analisis Berdasarkan Angket Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan Pembelajaran materi akidah akhlaq. Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Responden tentang Penguasaan materi akidah akhlak Berdasarkan Angket No 1.
Item Soal Apakah
Jawaban A B C saudara 22 3 1
Prosentase (%) A B C 84,62 11,54 3,846
Mengucapkan salam kepada sesama muslim? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2.
Apakah saudara menjawab
17
4
5
65,38
15.38
19.23
10
6
10
38.46
23.08
38.46
salam lebih lengkap daripada ucapan salam? a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah 3
Ketika
saudara
bertemu
dengan teman, apakah yang saudara
ucapkan
pertama
kali adalah ucapan salam ?
72
No
Item Soal
Jawaban A B C
A
Prosentase (%) B C
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4
Apakah berbicara
ketika
saudara
16
8
2
61.54
30.77
7.692
21
1
15.38
80.77
3.846
1
26.92
69.23
3.846
membicarakan
hal-hal yang baik? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5.
Rasulullah mengajarkan
4
kepada kita untuk saling menghormati dan menyayangi, apakah saudara sudah melaksanakannya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6
Nabi Muhammad sebagai uswatun khasanah, bagi umat manusia, apakah saudara sudah mengikuti
7
18
73
No
Jawaban A B C
Item Soal
A
Prosentase (%) B C
dan mencontoh kepribadian nabi ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7
Kita dianjurkan
17
9
3
23
23
2
0
65.38
34.62
0
11.54
88.46
0
88.46
7.692
memperbanyak membaca sholawat kepada nabi, apakah saudara pernah membaca sholawat? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8
Berkhianat adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah, apakah
saudara
pernah
berkhianat? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9
Kita dianjurkan melakukan kebenaran sesuai yang
1
3.846
74
No
Jawaban A B C
Item Soal disampaikan dalam
oleh
al-Qur’an,
A
Prosentase (%) B C
Allah apakah
saudara sering melakukan perbuatan yang tidak baik ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10
Apabila ada teman yang
16
3
7
61.54
11.54
26.92
18
1
26.92
69.23
3.846
65.38
34.62
kesusahan, apakah saudara ikut membantunya ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 11
Apakah ketika ada tetangga 7 kita
yang
saudara
kekurangan
memberi
atau
membantunya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12
Menolong adalah perbuatan yang baik, apakah saudara
17
9
0
0
75
No
Jawaban A B C
Item Soal
A
Prosentase (%) B C
sering melakukannya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 13
Apakah ketika orang tua
3
23
0
11.54
88.46
0
23
2
1
88.46
7.692
3.846
61.54
11.54
26.92
memerintahkan untuk solat tapi
saudara
malah
membentaknya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 14
apakah atau
anda
membentak
memerintah
kepada
orang yang lebih dewasa dari saudara? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 15
Apakah
anda
pernah
berbohong
kepada
teman
anda ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
16
3
7
76 B. Analisis Kedua Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perilaku ihsan siswa. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu: 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:
P=
F x 100 % N
Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong mempunyai perilaku ihsan A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel perilaku ihsan siswa dengan jumlah responden sebanyak 26 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik (kategori A) sebanyak 16 siswa. b. Cukup baik (kategori B) sebanyak 9 siswa. c. Kurang (kategori C) sebanyak 1 siswa.
77 Dengan nenggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut : Tabel 4.3 Prosentase Jawaban Responden Tentang Perilaku Ihsan Siswa No Kategori 1 Baik
Lambang A
Frekuensi 16
Prosentase(%) 61,54
2
Cukup
B
9
34,61
3
Kurang
C
1
3,85
26
100
Jumlah
2. Analisis Berdasarkan Angket Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat lebih jauh jawaban responden
dalam
kaitannya
dengan
perilaku
ihsan
siswa.
Tabel 4.4 Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Ihsan Siswa Berdasarkan Angket No
Item Soal
1
Apakah saudara bertaqwa
Jawaban A B C 12 14 -
Prosentase (%) A B C 46,2 53.8 0
10
38.5
kepada Allah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2.
Apakah saudara mencintai Allah ?
14
2
53.8
7.69
78 a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3.
Ketika saudara mengalami
4
22
0
15.4
84.6
0
24
2
0
92.3
7.69
0
8
17
1
30.8
65.4
3.85
musibah, maka saudara akan sabar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4.
Apakah
saudara
akan
tawakal dengan ujian yang baru saja dikerjakan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5
Apakah
ketika
saudara
mendapatkan nilai ulangan baik di sekolah kemudian memuji Allah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
79
No 6
Item Soal Apakah
saudara
Patuh
Jawaban A B C 2 3 21
Prosentase (%) A B C 7.69 80.8 11.5
terhadap orang tua? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7.
Apakah
saudara
3
19
4
11.5
73.1
15.4
17
9
0
65.4
34.6
0
11
13
2
42.3
50
7.69
menghormati orang tua? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8
Apakah
ketika
bertemu
dengan
saudara teman
mengucapkan salam?. a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9.
Apakah
ketika
teman
memberi undangan , saudara memenuhi undangannya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
80
No
Item Soal
10
Apakah saudara memberi
Jawaban A B C 9 16 1
Prosentase (%) A B C 34.6 3.85 61.5
nasehat bagi teman yang membutuhkan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 11
Apakah ketika orang lain
4
20
2
15.4
76.9
7.69
3
19
4
11.5
73.1
15.4
17
9
0
65.4
34.6
0
bersin saudara mendoakan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12
Ketika teman saudara sakit, apakah saudara menengok? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13
Ketika
saudara
ditanya
dengan keras oleh teman saudara
secara
tidak
sengaja,
apakah
saudara
membalas
dengan
akan
jawaban yang keras?.
81
No
Jawaban A B C
Item Soal
A
Prosentase (%) B C
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 14
Apakah ketika ada tamu
11
13
2
42.3
50
7.69
15
9
2
57.7
34.6
7.69
yang datang di rumah, maka saudara menghormatinya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 15.
Apakah mengucapkan
saudara salam
terhadap sesama muslim ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
C. Analisis Ketiga Analisis ini untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel pembelajaran materi akidah akhlaq dengan variabel perilaku ihsan siswa, dimana pembelajaran materi akidah akhlaq sebagai variabel X dan perilaku ihsan siswa sebagai variabel Y. Dalam menganalisis tingkat hubungan antar
82 dua variabel ini penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment sebagai berikut :
ΣXY − rXY =
(ΣX )(ΣY )
(∑ X ) 2 ∑ X − N
2
N 2 (∑ Y )2 ΣY − N
Keterangan : rXY
: Koefisien korelasi variabel X dan Y
XY
: Perhatian antara X dan Y
X2
: Variabel pengaruh
Y2
: Variabel terpengaruh
N
: Jumah responden
Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada α 0,05 atau α 0,01 maka hipotesis kerja diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak. Alasan digunakan analisis data statistik adalah 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka. 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang yang akan diuji dapat diterima atau tidak. 3. Akan diperoleh kesimpulan yang obyektif. Untuk lebih mudahnya dalam penghitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
83 Tabel 4.5 Koefisien Korelasi antara Penguasaan materi akidah akhlaq dan Perilaku Ihsan Siswa No Resp. X Y X² Y² XY 1
39
41
1521
1681
1599
2
42
40
1764
1600
1680
3
39
23
1521
529
897
4
39
42
1521
1764
1638
5
35
29
1225
841
1015
6
37
42
1369
1764
1554
7
36
35
1296
1225
1260
8
30
27
900
729
810
9
31
26
961
676
806
10
30
26
900
676
780
11
38
36
1444
1296
1368
12
26
30
676
900
780
13
31
30
961
900
930
14
42
38
1764
1444
1596
15
40
36
1600
1296
1440
16
40
35
1600
1225
1400
17
40
41
1600
1681
1640
18
38
40
1444
1600
1520
19
33
29
1089
841
957
20
41
40
1681
1600
1640
21
40
36
1600
1296
1440
22
40
34
1600
1156
1360
23
40
35
1600
1225
1400
24
36
34
1296
1156
1224
25
32
34
1024
1156
1088
26
33
42
1089
1764
1386
35046
32021
33208
∑
948
901
84 Dengan melihat pada tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun penghitungnnya adalah sebagai berikut: ΣXY − rXY =
(ΣX )(ΣY )
(∑ X ) 2 ∑ X − N
33208 − rXY =
N 2 (∑ Y )2 ΣY − N
2
(948)(901) 26
(948) 32021 − (901)2 35046 − 26 26 2
rXY =
33208 − 32851,85 {35046 − 34565,54}{32021 − 31223,12}
rXY =
356,15 {480,46}{797,88}
rXY =
356,15 383349,42
rXY =
356,15 619,1521784
rXY = 0,575222073 dibulatkan menjadi 0,575
D. Uji Hipotesis Pada bab I penulis merumuskan “Ada pengaruh positif antara penguasaan materi akidah akhlak terhadap perilaku ihsan siswa”. Untuk menguji kebenarannya, penulis mengadakan observasi kepada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Hasil
85 menunjukkan adanya pengaruh penguasaan materi akidah akhlaq terhadap perilaku ihsan siswa. Sedangkan untuk menguji kevalidan data, maka data yang diperoleh terlebih dahulu diadakan penghitungan statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara Pembelajaran materi akidah akhlaq terhadap perilaku ihsan siswa. Berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara Pembelajaran materi akidah akhlaq dan perilaku ihsan siswa (rXY) sebesar 0,575 selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 Terbukti hasil tersebut lebih besar dari pada r tabel, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh positif antara penguasaan materi akidah akhlaq dengan perilaku ihsan siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali” diterima.
86 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya pengaruh pembelajaran materi akidah akhlaq yang diperoleh siswa kelas VI MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel kabupaten Boyolali pada tingkatan tingkat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel 4.1, bahwa kategori baik sebesar 65,38%, cukup baik 34,62% dan kategori kurang sebanyak 0%. 2. Tingkatan dari perilaku ihsan siswa kelas VI MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali berada pada kategori baik dan cukup. Sebagaimana yang tertera pada tabel 4.3, bahwa kategori baik sebesar 61,54%, kategori cukup baik sebesar 34,61% dan kategori kurang sebesar 3,85%. 3. Koefisien korelasi antara metode pembagian tugas dan prestasi belajar siswa (rXY) adalah sebesar 0,575. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N = 26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 terbukti r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga hipotesis yang diajukan harus diterima.
87 4. Adanya pengaruh antara metode pembagian tugas terhadap prestasi belajar siswa kelas VI MI Salafiyah Kaligentong Kecamatan Ampel kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk Orang Tua/Wali Hendaknya orang tua/wali senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada anak secara maksimal dalam metode pemberian tugas, sehingga anak terbiasa berusaha memperoleh dalam perilakunya. 2. Untuk Guru dan Sekolah Untuk selalu memperhatikan perkembangan perilaku anak di Sekolah, serta memberikan bimbingan terhadap akhlak anak sehingga anak memiliki konsep dan prinsip yang matang tentang bagaimana seharusnya berperilaku. 3. Untuk Siswa Demi terciptanya hubungan yang rukun tentram dan harmonis dengan
semua
pihak, siswa
harus
banar-benar
melaksanakan pembelajaran materi akidah akhlaq.
memahami
dan
88
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Ali Budaiwi, 2002. Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya
Bagi
Pendidikan Anak, Gema Insani, Jakarta. Ahmad Mudlor, 1998. Etika dalam Islam. Surabaya, Al-Ikhlas. Ali Abdul Haim Mahmud. 2004. Akhlak Mulia. Gema Insani, Jakarta. Ali Abdul Halim Mahmud, 2004. Akhlak mulia. Jakarta Gema Insani. Ali, Lukman. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bala Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bimo, Walgito. 2000. Psikologi Sosial Sebagai Pengantar. Yogyakarta. Andi Offset. Daradjat, Zakiah.1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta : Psychology UGM. Isna, Mansur. 2001. Diskusi Pendidikan Islan. Yogyakarta : Global pustaka Utama. Jamal Abdul Hadi, dkk. 2005, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Era Intermedia, Solo. Mansur. 2005, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Mudjab Mahalli, 1984. Pembinaan moral dimata Al Ghazali, BPFE, Yogyakarta.
89 Muihammad Daud Ali, 1997, Pendidikan Agama Islam, Raja Grafindo, Jakarta. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, 2004, Cara Nabi Mendidik Anak, AlI’thishom Cahaya Umat, Jakarta. Muhammad Nur Abdul Hafizh, 1997. Mendidik anak bersama Rosullalloh. Bandung. A –bayan. Nipan Abdul Halim, 2000, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, Mitra Pustaka, Yogyakarta Rachmad Djatnika, 1996. Sistem Etika Islami ( Akhlak Mulia ), Pustaka Panjimas, Jakarta. Saputra Sah Thoyib, Drs, M.Pd. Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlaq. Semarang, Toha Putra. 2007 Sumiati, Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung. CV. Wacana Prima. Surakhmad, Winamo. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito. Suryabrata, Sunardi. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. WJS Poerwodarminto, 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.