PENGARUH PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING TERHADAP KESULITAN BELAJAR AKIDAH AKHLAK PADA SISWA MTs MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : NUR AZIZIAH NIM. 111 06 100
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nur Azizah
Nim
: 111 06 100
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab bahwa skripsi yang saya tulis ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri, tidak berisi materi yang pernah di tulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Salatiga, Juli 2010 Yang menyatakan
Nur azizah
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
āχr&uρ öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóム4®Lym BΘöθs% 4’n?tã $yγyϑyè÷Ρr& ºπyϑ÷èÏoΡ #ZÉitóãΒ à7tƒ öΝs9 ©!$# χr'Î/ y7Ï9≡sŒ ∩∈⊂∪ ÒΟŠÎ=tæ ìì‹Ïϑy™ ©!$# “(siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Allah sekali-kali
tidak
akan merubah
sesuatu
nikmat yang Telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
PERSEMBAHAN 1. Bapakku H. Kamil Anwar dan Ibukku Syafa’tun yang selalu mencurahkan kasih sayang dan doa kepada penulis. 2. Kakakku Kang Sin, Kang Bakir, Mbak Met, Kang Manshur, Kang Nur, Kang Madun, Dan Mbak Umi. 3. Keluarga Besar Simbah H. Anwar 4. Teman spesialku yang selalu setia menungguku (RAW) 5. Sahabat-sahabatku, kelas PAI C.
v
senasib
seperjuanganku
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah dengan Rahman dan Rohimnya, penulis panjatkan kehadirat allah SWT, skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat nabi Muhammad Saw. Dan kepada keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Meskipun sadar akan keterbatasan dan kemampuan penulis dalam menyusun skripsi ini, namun penulis tetap dapat berharap memberikan kepada penulis sendiri, lembaga pendidikan yang penulis teliti dan kontribusi pihak yang berkecimpung dalam pendidikan pada umumnya. Skripsi yang berjudul ”PENGARUH REMEDIAL TEACHING DALAM MENGATASI
KESULITAN
BELAJAR
AQIDAH
AKHLAK
DI
MTs.
MIFTAKHUL FALAH, BETAH WALANG BONANG, DEMAK TAHUN 2009/2010”. Ini tersusun berkat bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehubungan dengan itu penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya terutama kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga terselesainya skripsi ini.
vi
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, yang telah mendidik dan mengajar penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. 4. Bapak dan ibu staf perpustakaan yang telah memberikan pelayanan kepada penulis. 5. Bapak Kepala Sekolah, staf Pengajar dan Karyawan di MTs Miftakhul Falah, Betah Walang Bonang, Demak yang memberi bantuan penulis selama penelitian. 6. Bapakku H. Kamil Anwar dan ibuku Syafa’atun yang telah mendoakan, mendidik, merawat dari kecil dan mendukung baik secara moral dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Saudara-saudara tercinta, Kang Siru, beserta Keluarga, Mbak Met, Kang Mansur, Kang Bakir, Kang Madun, Kang Nur dan, Mbak Umi. Terima kasih atas semangat dan motivasinya. 8. Ponakan-ponakanku, Izzatun, Laila, Khabib, Oki, Nely, Dek Izza dan Dek Salsa yang aku sayangi. 9. Sahabat-sahabatku Ulfa, Jeng Azizah, Jeng Mus, Jeng Faiq dan Nafis yang senantiasa memberi bimbingan dan motivasi. 10. Kakak-kakakku dan adik-adikku di Ponpes Al Falah Salatiga yang selalu aku rindukan. 11. Guru-guru dan adik-adikku RA Miftakhul Falah yang selalu aku banggakan. 12. Teman-temanku di Pon Pes Nurul Asna Salatiga yang aku banggakan.
vii
13. Teman-temanku STAIN salatiga angkatan 2006, teman-teman tarbiyah senasib dan seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, tiada kata-kata yang paling indah untuk di ucapkan, selain ucapan doa, semoga amal baik semuanya dapat diterima dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal. Harapan penulis semoga skripsi ini membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 31 Agustus 2010 Penulis
NUR AZIZAH
viii
ABSTRAK
Azizah, Nur. 2010. PENGARUH REMEDIAL TEACHING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MTs MIFTAHUL FALAH, BETAH WALANG BONANG, DEMAK, skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pembimbing Dra. Siti Asdiqoh.M.Si
Kata kunci: remedial teaching dan kesulitan belajar. Penelitian ini merupakan upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran reguler di kelas agar mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan. pertanyaan pertama yang ingin di jawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pelaksanaan remedial teaching di MTs Mitakhul Falah, Betah Walang Bonang, Demak? dan (2) Bagaimanakah tingkat kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs Miftakhul Falah, Betah Walang Bonang Demak? (3) Adakah pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar aqidah akhlak pada siswa MTs Miftahul Falah, Betah Walang Bonang Demak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rumus product moment. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (a) pembelajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui jenis kesulitan belajar siswa (b) sebagai mata pelajaran yang mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami, dan meyakini Aqidah Islam. Beberapa dari siswa sulit untuk dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran islam, siswa tidak dapat menghafalkan dalil-dalil aqidah (c) setelah dilaksanakan pembelajaran remedial ternyata ada pengaruh yang signifikan terhadap kesulitan belajar. Berdasarkan uji coba dengan menggunakan dengan rumus product momemt ditemukan bahwa remedial teaching mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak, ini di buktikan dengan besarnya r hitung sebesar 0,763 dari pada r tabel baik pada taraf 1% (0,361%) mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini menyarankan bagi kalangan para pendidik untuk lebih serius memperhatikan masalah kesulitan belajar peserta didik karena kesulitan belajar yang dialami peserta didik sekolah akan membawa dampak negatif baik terhadap diri siswa itu sendiri maupun terhadap lingkungannya.
ix
DAFTAR ISI
a. Halaman judul ……………………………………………………...
i
b. Persetujuan pembimbing…………………………………………….
ii
c. Pengesahan kelulusan……………………………………………….
iii
d. Pernyataan keaslian tulisan………………………………………….
iv
e. Motto dan Persembahan ……………………………………………..
v
f. Kata pengantar………………………………………………….........
vi
g. Abstrak …………………………………………………………….. ..
ix
h. Daftar isi ……………………………………………………………..
x
i. Daftar tabel …………………………………………………………...
xiv
j. Daftar lampiran ……………………………………………………….
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah …………………………………….
1
B. Rumusan masalah …………………………………………..
4
C. Tujuan penelitian ……………………………………………
5
D. Hipotesis penelitian ………………………………………….
5
E. Kegunaan penelitian …………………………………………
6
F. Definisi operasional …………………………………………
7
G. Metode penelitian ……………………………………………
9
x
BAB II
1.
Jenis dan pendekatan penelitian ………………………..
9
2.
Lokasi dan waktu penelitian …………………………...
9
3.
Populasi dan sampel …………………………………....
9
4.
Metode pengumpulan data ……………………………...
10
5.
Analisis data …………………………………………….
11
H. Sistematika penulisan ………………………………………..
13
KAJIAN PUSTAKA A. Remedial teaching …………………………………………… 15 1. Pengertian remedial teaching ……………………………. 15 2. Model remedial teaching ………………………………...
17
3. Bentuk-bentuk remedial teaching ……………………….. 21 4. Tujuan remedial teaching ………………………………..
22
5. Fungsi remedial teaching ………………………………..
23
B. Kesulitan belajar aqidah akhlak …………………………..…
25
1. Pengertian kesulitan belajar akidah akhlak ……………..
25
2. Faktor penyebab kesulitan belajar ………………………. 27 3. Identifikasi kesulitan belajar akidah akhlak ……………..
30
4. Kiat mengatasi kesulitan belajar akidah akhlak …………. 32 C. Aqidah Akhlak ………………………………………………… 34 1. Pengertian Aqidah Akhlak ………………………….... …... 34 2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Akhlak ……………. 35 3. Kesulitan Belajaran Aqiah Akhlak ………………………. 36
xi
D. Pengaruh remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar akhlak ………………………………………….... …... 34 BAB III
HASIL PENELITIAN A. Gambar umum lokasi dan subjek penelitian ………………… 38 1. Sejarah berdirinya MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak…………………………………………………….. 38 2. Letak geografis MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak……………………………………………………. 39 3. Visi dan misi MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak…………………………………………………….. 39 4. Sarana dan prasarana MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak…………………………………………… 41 5. Keadaan guru dan siswa MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak……………………………………………. 43 B. Pengajian Data 1. Daftar nama responden…………………………………… 46 2. Hasil jawaban angket remedial teaching MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak…………………………… 47 3. Hasil jawaban angket kesulitan belajar Aqidah Akhlak MTs Miftahul Falah, Betahwalang, Bonang, Demak…………
xii
50
BAB IV
ANALISIS DATA A. Analisis deskriptif …………………………………………… 54 1. Analisis pendahuluan…………………………………….. 55
BAB V
1.1 Remedial teaching ( variable X )…………………..
59
1.1 Kesulitan belajar aqidah akhlak ( variable Y )…….
59
B. Pengujian hipotesis ………………………………………...
64
C. Pembahasan …………………………………………………
68
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………....
71
B. Saran ………………………………………………………..
72
C. Penutup ……………………………………………………..
72
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL I tabel saran dan prasarana MTs Miftahul Falah………………………. TABEL I I tabel guru dan karyawan MTs Miftahul Falah………………………. TABEL III tabel siswa MTs Miftahul Falah……………………………………… TABEL IV tabel nama responden MTs Miftahul Falah………………………….. TABEL V tabel hasil angket remedial teaching…………………………………. TABEL VI tabel hasil angket kesulitan belajar aqidah akhlak…………………... TABEL VII tabel skor hasil angket remedial teaching…………………………… TABEL VIII tabel nilai interval dan prosentase remedial teaching………………. TABEL IX tabel skor hasil angket kesulitan belajar Aqidah akhlak………………. TABEL X tabel nilai interval dan presentase kesulitan belajar Aqidah akhlak……… TABEL XI tabel kerja korelasi antara variabel X dan variabel Y
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan di negara tersebut. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. (Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 1991: 98). Pembaharuan pendidikan di Negara kita Indonesia, salah satunya mengarah pada pembelajaran berbasis kompetensi yaitu keseluruhan tentang pembelajaran aktif (aktif learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar dari pada hanya mempelajari isi. Namun, dalam rangka memenuhi harapan tersebut sering kali guru dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam hal mencerna dan menguasai mata pelajaran itu beda-beda, khusus bagi mereka yang kurang mampu atau yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, maka mereka perlu diberikan bantuan tertentu; misalnya dengan menambah pelajaran, mengulangi kembali, memberikan latihan-latihan khusus dan sebagainya yang disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan belajarnya. Salah satu bentuk bantuan yang diberikan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu memberikan kegiatan remedial teaching. Kegiatan ini
1
2
merupakan upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran reguler di kelas. Dengan demikian remedial teaching juga disebut pembelajaran “pengobatan” agar masalah yang ditemui diperoleh jawabannya oleh siswa. (Made Alit Mariana, 2003: 50). Remedial teaching pada dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajar, artinya ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan. Untuk memberikan kesempatan agar siswa yang “terlambat” mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran, diadakan pembelajaran, yaitu pembelajaran remedial (remedial teaching) upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialaminya dalam pembelajaran regular di kelas. (Made Alit Mariana, 2003: 6). Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lain. Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan ratarata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan
3
kurang terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal). (Muhibbin Syah, 2001: 164). Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah Akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cakupan kurikulum pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah meliputi; 1). Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat wajib, mustahil dan jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan mu’jizatnya, dan hari akhir, 2). Aspek Akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu’, ihklas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekat yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum, jujur, adil, amanah, menepati
4
janji, dan bermusyawarah, dan 3). Aspek ahklak tercela meliputi kufur, syirik, munafiq, namimah, dan ghibah. (Departemen Agama RI, 2004: 22). Untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam penguasaan materi dan hasil yang dicapai pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, maka siswa perlu mendapatkan pelayanan remedial. Di samping itu, para guru dan penyuluh perlu melengkapi dengan pengetahuan, sikap dan ketarampilan dalam hubungannya dengan pengidentifikasian kesulitan belajar, sebabsebabnya dan pelayanan remedialnya. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul; “Pengaruh Pelaksanaan Remedial Teaching terhadap Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dikemukakan, perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan remedial teaching pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010? 2. Bagaimana tingkat kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010?
5
3. Apakah ada pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam pembahasan masalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan model remedial teaching pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
6
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. (Sugiyono, 2006: 96). Adapun hipotesis dalam penulisan skripsi ini adalah: ”Adanya pengaruh positif pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010”.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Sebagai khasanah pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian tentang remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak. b. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan remedial teaching. c. Untuk meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah akhlak Islam. 2. Secara Praktis a. Bagi sekolah, dapat lebih meningkatkan pembelajaran Aqidah Akhlak yang bertujuan untuk mendapatkan prestasi yang baik dan membentuk nilai keimanan dan ketaqwaan serta membentuk akhlakul karimah.
7
b. Bagi peserta didik, dapat menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. c. Bagi penulis, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa yang lebih baik.
F. Definisi Operasional Dalam skripsi ini ada istilah-istilah yang perlu dijelaskan untuk memberikan batasan pengertian, yaitu : 1. Remedial Teaching Remedial teaching yaitu upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran reguler di kelas. Pembelajaran remedial juga disebut pembelajaran “pengobatan” agar masalah yang ditemui diperoleh jawabannya oleh siswa. (Made Alit Mariana, 2003: 50). Jadi yang dimaksud remedial teaching adalah layanan pendidikan yang diberikan pada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Adapun indikator dari Remedial teaching adalah sebagai berikut : a. Mengajarkan kembali. b. Tutoring (teman sebaya). c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. d. Sumber belajar yang relevan.
8
e. Penggunaan alat peraga. f. Pemilihan metode pembeljaran. g. Diagnostic (jenis kesulitan). 2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering bolos sekolah. (Muhibbin Syah, 2001: 165). Jadi yang dimaksud kesulitan belajar adalah berbagai macam langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk memecahkan sesuatu akan tetapi tidak menemukan jawaban. Adapun indikator dari kesulitan belajar adalah sebagai berikut : a. Siswa sulit menerima pelajaran yang diajarkan. b. Siswa tidak mampu menghafalkan dalil aqidah akhlak. c. Siswa sulit memahami arti dalam dalil aqidah akhlak. d. Siswa tidak bisa menerapkan perilaku yang baik. e. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran aqidah akhlak. f. Siswa kurang sosialisasi dengan teman. 3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Akidah akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami, dan meyakini Akidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang
9
baik yang sesuai dengan ajaran Islam. (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1985: 134).
G. Metode Penelitian Penelitian ini agar nantinya mendapat hasil yang valid dan terarah, optimal dan memuaskan, maka penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah survey, karena penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah tetapi penelitian melakukan perlakukan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan kuesioner/ angket, test, dll. (Sugiyono, 1999: 12). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. (Saifuddin Azwar, 2001: 5). 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
akan
dilakukan
di
MTs.
Miftahul Falah
Betahwalang, Bonang Demak pada Tahun Pelajaran 2009/2010”. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki dan dibatasi pada sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikt mempunyai sifat yang sama. (Soetrisno Hadi, 1994: 220).
10
Sebagian individu yang diselidiki itu disebut sampel. (Suharsimi Arikunto, 1998: 11). Hasil yang dapat dipertangungjawabkan dan mencapai kesimpulan yang valid. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang Demak, adapun sampel diambil dengan cara Purposif Sampling yaitu pengambilan sampel pada subyek yang telah ditentukan, hal ini dilakukan karena populasi yang ada merupakan populasi heterogen. Populasi pada penelitian ini diambil pada seluruh siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. Sampel yang diambil penulis sebanyak 50 % (52 siswa) dari 104 siswa kelas VIIIA dan VIIIB, karena pada kelas ini sudah dapat diajak untuk berdiskusi. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dan dibutuhkan, penyusun menggunakan pendekatan field research atau penelitian lapangan yakni penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Adapun metode-metode yang digunakan adalah : a. Metode Angket Angket disebut juga kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui. (Suharsimi Arikunto, 1993: 139). Adapun angket yang digunakan
11
adalah angket tertutup dalam hal ini jawaban telah tersedia dan responden tinggal memilih jawabannya. Metode ini untuk mencari data tentang pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIIIA dan kelas VIIIB di MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode penelitian dengan cara mencari data mengenai data variabel yang berupa catatan, transkip, buku notulen, surat prasasti, majalah, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2002: 202). Metode ini digunakan untuk mengetahui tentang tinjauan historis atau tinjauan geografis, keadaan guru, karyawan, siswa dan lain-lain di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. 5. Metode Analisis Data a. Analisis deskriptif Analisis ini untuk menghitung skor tiap-tiap variabel secara terpisah sehingga diketahui ciri tiap-tiap variabel. Rumus 1+2 digunakan rumus prosentase. P=
F X 100% N
Keterangan P = Prosentase Perolehan F = Frekuensi Mentah N = Jumlah Total Responden
12
b. Pengujian Hipotesis Dalam tahapan ini, penulis mengadakan perhitungan antara variabel X dan variabel Y, yang menggunakan rumus korelasi "product moment" sebagai berikut: (Anas Sudjono, 2003: 193).
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan : rxy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y. X
: Nilai atau skor variabel X (Remedial Teaching).
Y
: Nilai atau skor variabel Y (Kesulitan belajar Aqidah Akhlak).
X2 : Nilai antau variabel X yang dikuadratkan. Y2 : Nilai atau variabel Y yang dikuadratkan. N
: Jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian.
∑
: Sigma
a. Pembahasan Dalam analisis lanjut ini berguna untuk menginterpretasikan hasil uji hipotesis dengan taraf signifikan 1 % dan 5 %, dari hasil pengujian tersebut. Jika hasil ro lebih besar dari rt, maka hipotesis diterima atau signifikan, tetapi apabila ro lebih kecil dari rt maka hipotesis ditolak atau non signifikan.
13
H. Sistematika Penulisan Skripsi Secara keseluruhan isi skripsi terdiri atas lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Meliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi BAB II
:
Kajian Pustaka Meliputi : Pertama, remedial teaching meliputi; pengertian remedial teaching, model remedial teaching, bentukbentuk remedial teaching, tujuan dan Fungsi remedial teaching. Kedua, kesulitan belajar Aqidah Akhlak yang meliputi; pengertian kesulitan belajar Aqidah Akhlak, faktor penyebab kesulitan belajar, identifikasi kesulitan belajar, kiat mengatasi kesulitan belajar Aqidah Akhlak. Ketiga, pengertian
Aqidah
Akhlak, ruang lingkup,
ganbaran kesulitan belajar Aqidah Akhlak. Keempat, pengaruh
pelaksanaan
remedial
teaching
terhadap
kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak. BAB III
: Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dipaparkan laporan data yaitu tentang kondisi umum yang meliputi, pertama; sejarah berdirinya,
14
letak geografis, fisi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, serta keadaan sarana dan prasarana. Di samping itu juga dipaparkan hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu, mengenai pengaruh remedial teaching dan kesulitan belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak BAB IV
: ANALISIS DATA Bab ini merupakan analisis dari data-data yang telah diperoleh melalui tiga tahapan, yaitu: analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V
: PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran atas hasil penelitian, penutup, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Bell Grdler, Margareth.2004. Belajar dan Membelajarka. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1995. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1985. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Hallen A, Bimbingan dan Konseling. 2005. Jakarta : Quantum Teaching. Made Alit Mariana. 2003. Pembelajaran Remedial. Departemen Pendidikan Nasional Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan. Muhibbin Syah. 2001. Psikologi Belaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Pasaribu, IL dan B Simanjuntak.1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsino. Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo. Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung . Sinar Baru Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.
16
Sukardi. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Surya Brata. 1989. Metodologi Peneletian. Jakarta: Rajawali. Sutrisno Hadi. 1994. Statistik II. Yogyakarta: Andi Ofset. Usman, Uzer, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya. Wood, Derek. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar Jogjakarta: Kata Hati. http//:www.elearning, guna darma.ac.id/doc.modul
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Remedial Teaching 1. Pengertian Remedial Teaching Dilihat
dari
arti
katanya
"remedial"
berarti
bersifat
menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Dengan demikian pengajaran remedial (remedial teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat membetulkan atau pengajaran yang membuat menjadi baik. Pakar pendidikan lain mendefinisikan remedial teaching adalah upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran reguler di kelas, hanya terhadap siswayang masih memerlukan pembelajaran tambahan (Made Alit Mariana, 2003 : 20). Menurut pengertian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti siswa masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga masih diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu siswa agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa, proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara-cara belajar. 15
١٦
Cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan hambatanhambatan yang dihadapi. Jadi, dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan atau yang dibetulkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi; cara mengajar, metode mengajar, materi pelajaran, alat belajar, dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Di samping itu, pengajaran remedial mempunyai arti terapelitik, artinya proses pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung juga menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan dalam belajar (Uzer Usman, 1993: 103). Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa remedial teaching adalah memberi harapan baik terhadap siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar. Serta merupakan pembelajaran yang bersifat khusus dimana pembelajaran remedial baru dilaksanakan setelah mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa. Metode pendekatan, serta teknik yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
١٧
2. Model Remedial Teaching Beberapa model pembelajaran remedial intensif adalah sebagai berikut: a. Model Pembelajaran Remedial di Luar Jam Sekolah (Out Side School Hours). Model ini membuat pembelajaran remedial untuk membantu kesulitan belajar siswa terhadap satu atau beberapa materi subyek, sebelum atau jam pelajaran dilaksanakan. Beberapa keuntungan pembelajaran remedial model ini meliputi, sebagai berikut: 1) Siswa menerima tambahan waktu untuk membahas kembali dari hanya pembelajaran yang biasa diikuti di kelas. 2) Siswa memperoleh bantuan mengidentifikasikan area belajar yang sulit dan memberikan titian untuk mengisi kesenjangan dengan cara
mengadakan
informasi
tambahan
agar
lebih
mudah
memahaminya. 3) Kelompok siswa yang tingkat perkembangan intelektualnya sejenis dalam
pembelajaran
remedial diberikan
kesempatan
untuk
mengajukan kesulitan-kesulitan dan bantuan pendekatan yang sesuai agar lebih memahaminya. 4) Dalam kelompok kecil pada kelas remedial, akan sangat membantu interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaran yang mengakibatkan siswa belajar dengan bermakna.
١٨
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran remedial ini, sebagai berikut: 1) Siswa yang tadinya mengalami kesulitan belajar akan lebih siap mengikuti pembelajaran pada kelas regular. 2) Perlunya pengaturan khusus dari orang tua siswa agar membantu siswa dari dan ke sekolah di luar jam sekolah yang biasanya. 3) Kerjasama antar guru remedial dengan guru kelas reguler. b. Model Pembelajaran Remedial Pemisahan (With Drawal) Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini dengan cara memisahkan siswa dari kelas biasa kedalam kelas remedial. Pemisahan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subyek yang dibahas. Model ini tidak digunakan untuk semua mata pelajaran, biasanya hanya topik yang dianggap esensial sebagai fondasi pengetahuan yang lain dan atau lanjutan. Beberapa
hal
yang
perlu
menjadi
perhatian
dalam
melaksanakan pembelajaran remedial model ini adalah pelaksanaan remediasi yang terlalu lama akan memberikan efek julukan tertentu yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi siswa yang bersangkutan. Di samping itu segresi ini juga menghilangkan kesempatan siswa berinteraksi dengan rekan lainnya pada kelas biasa (ordinary class). Beberapa
keuntungan
dalam
melaksanakan
pembelajaran remedial ini yaitu sebagai berikut:
model
١٩
1) Sebagai kelompok siswa yang relative sangat sedikit (kelas kecil) guru dapat memahami lebih baik kebutuhan siswa secara individual, kinerja (performance) siswa di dalam kelas, dan kesulitan masing-masing siwa dalam belajar. 2) Memudahkan guru dalam memberikan bimbingan dan bantuan agar siswa lebih memahami topik yang dianggap sulit oleh siswa. 3) Membantu meningkatkan pembelajaran dalam hal interaksi guru dengan siswa selama pembelajaran, yang memungkinkan siswa tersebut belajar lebih intensif c. Model Pembelajaran Remedial Tim (Co-Teaching) Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini memerlukan tim pengajar, dapat terdiri atas dua atau lebih anggota, bekerja bersama menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang mengacu pada peningkatan keefektifan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara menyiapkan keberagaman kebutuhan siswa yang berada pada kelas yang sama. Sekolah dapat memilih beberapa materi remedial untuk model ini dalam konteks mengadopsi keseluruhan atau sebagian jumlah pelajaran regular yang ada. Sekolah hendaknya menentukan jumlah jam pertemuan untuk masing-masing guru sesuai dengan jumlah jam mengajar guru dan pengaturan administrasi. Beberapa
hal
yang
perlu
mendapat
perhatian
dalam
melaksanakan model pembelajaran remedial ini, yaitu sebagai berikut:
٢٠
1) Pemahaman guru tentang konsep pembelajaran remedial dan motivasinya untuk mengimplementasikan model co-teaching ini. 2) Dukungan
dan
kerjasama
dari
administrasi
sekolah
dan
pengalokasian sumber daya yang ada untuk keberhasilan program ini. 3) Adanya koordinasi dan tingkat pemahaman antara guru sesuai dengan peran yang diberikan, pengalokasian tugas, pengaturan sumber daya yang ada. 4) Adanya komunikasi dan kesempatan guru sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mendiskusikan mulai dari rencana pembelajaran, kemajuan pencapaian masing-masing siswa, dan pelikpelik pembimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Beberapa kelebihan menggunakan model pembelajaran remedial ini adalah sebagai berikut: 1) Dapat
membangun
kebersamaan
dalam
kelompok
yang
menciptakan suasana kondusif bagi lingkungan pendidikan secara keseluruhan di sekolah. 2) Dapat
membantu
dan
saling
meningkatkan
kemampuan
professional diantara guru. Hal ini memungkinkan berbagi dan belajar dari kelebihan yang lain. Sehingga efektifitas pembelajaran dapat lebih ditingkatkan. 3) Dapat memberikan keluwesan dalam pembelajaran dengan memberikan guru mengatur pekerjaannya diantara mereka.
٢١
Misalnya membuat rencana pembelajaran, penyiapan bahan pembelajaran, media pembelajaran, memilih dan mebuat LKS dan lain-lain. 4) Dapat mengurangi efek memberikan "predikat jelek" kepada siswa. Kelompok khusus, dan memberikan dukungan tentang kebutuhan siswa secara individual kepada siswa. 5) Dapat membantu meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, sehingga siswa tidak sungkan menanyakan sesuatu kepada guru. (Made Alit Mariana, 2003: 26-31). 3. Bentuk-Bentuk Remedial Teaching Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan itu antara lain: a. Mengajarkan Kembali (Re Teaching) Guru menerangkan kembali dengan cara lain dan bila mungkin dengan lebih banyak contoh mengenai materi yang dirasakan sukar dipahami oleh siswa. b. Penggunaan Alat Peraga (Audio Visual Aids) Dalam menerangkan kembali materi yang belum sepenuhnya dipahami oleh siswa, penggunaan alat peraga akan sangat membantu lebih-lebih bila pada waktu menerangkan materi pertama kali tidak dipergunakan alat peraga. c. Studi Kelompok Belajar bersama dalam kelompok (study group) dapat merupakan usaha perbaikan kesulitan belajar asalkan diantara anggota
٢٢
kelompok itu ada yang benar-benar menguasai bahan tersebut dan dapat menerangkan dengan cukup baik kepada teman-temannya. d. Tutoring Berbeda dengan studi kelompok, dalam kegiatan tutoring siswa yang lebih pandai atau kelas yang lebih tinggi diminta membantu temannya yang ditunjuk secara individual. e. Sumber Belajar yang Relevan Dengan membaca dari sumber lainnya yang memuat penjelasan mengenai hal yang sama. Siswa dapat lebih memahami materi yang sukar diolah dan dimengertinya melalui sumber yang diwajibkan di sekolah. (Suke Silverius, 1991: 163-164). 4. Tujuan Pembelajaran Remedial Tujuan umum pembelajaran remedial tidaklah berbeda dengan tujuan pembelajaran pada umumnya, yaitu agar setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang diharapkan. Namun, tujuan khusus pembelajaran remedial ini adalah agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan proses pelajar mengajar. Dan secara terperinci pembelajaran ini adalah agar siswa: a. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar yang meliputi kelebihan dan kelemahannya, jenis serta sifat kesulitannya. b. Dapat mengubah atau memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
٢٣
c. Dapat memiliki materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya. d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya. e. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. f. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikannya. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa tujuan pembelajaran remedial adalah agar siswa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga ia dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih baik. Dengan demikian siswa mampu mengatasi hambatan belajarnya yang akan memberi motivasi kepada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. (Uzer Usman, 1993: 104). 5. Fungsi Pembelajaran Remedial Abu
Ahmadi
dan
Widodo
Supriyono
mengungkapkan
pembelajaran remedial mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Korektif Artinya
pembelajaran
remedial
dapat
dilakukan
dalam
pembetulan atau perbaikan dalam hal penulisan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat belajar, evaluasi dan sebagainya.
٢٤
b. Fungsi Pemahaman Artinya pembelajaran remedial, guru dan siswa atau pihak lainnya dapat memperoleh yang lebih baik mengenai pribadinya sendiri. c. Fungsi Penyesuaian Artinya pembelajaran remedial dapat membentuk siswa yang mampu beradaptasi menyesuaiakan diri di lingkungan tempat belajarnya. d. Fungsi Pengayaan Artinya pembelajaran remedial dapat memperkaya proses pembelajaran sehingga materi lebih luas, lebih banyak, dan lebih mendalam dibandingkan dengan pembelajaran regular. e. Fungsi Ekselerasi Artinya pembelajaran remedial dapat mempercepat proses pembelajaran baik dari segi waktu, maupun materi sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan efesien. f. Fungsi Terapeutik Artinya secara langsung atau tidak langsung pembelajaran remedial dapat membantu atau menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang menyimpang, sebaliknya pencapaian prestasi belajar dalam pembelajaran juga mempengaruhi pribadi siswa. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa fungsi pembelajaran remedial adalah untuk membantu guru dalam mengatasi siswa yang
٢٥
mengalami
kesulitan
dalam
mencapai
prestasi
belajarnya.
(wwwhttp://www.scribd.com/doc/3199827/pengajaranremedial).
B. Kesulitan Belajar 1. Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan berasal dari kata dasar sulit diawali dengan awalan ke dan diahiri dengan ahiran an. Sulit adalah sukar sekali, susah mencari akal untuk memecahkan perkara. Kesulitan adalah keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit (Poerwodarminto, 2006: 1156). Jadi kesulitan merupakan berbagai macam langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk memecahkan sesuatu, akan tetapi tidak menemukan jawaban sehingga merupakan beban dalam kehidupan sehari-hari. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar. (Slameto, 2003: 2). Hilgarg mengatakan bahwa "Learning is the process by which an activity originates or is changed trough responding to growth or the temporary state of the organism as in fatigue or under drugs". Belajar adalah suatu proses kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh
٢٦
pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang, seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan. (IL Pasaribu, 1983: 59). Dalam proses belajar siswa dituntut untuk lebih aktif agar proses belajar dapat berjalan lebih baik dan membuahkan hasil yang optimal. Ini sesuai dengan asas belajar bahwa belajar itu bersifat menyeluruh yaitu mengenai faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya seseorang. (Bell Gredial: 182). Dari berbagai macam definisi belajar dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang ada pada diri seseorang untuk berubah lebih baik. Sedangkan kesulitan belajar secara harfiah didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimilki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut (Derek Wood, 2007: 44). Kesulitan dalam belajar ditandai oleh prestasi belajar yang rendah, dilihat dari angka raport dan nilai harian dari guru setempat. (Tabrani Rusyan, 1989: 200). Menurut Muhibbin Syah (2001: 65), kesulitan belajar adalah menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar. Kesulitan belajar merupakan problema yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan, salah satu factor anak kesulitan belajar adalah terletak pada masalah kesehatan mental, mental yang sehat atau normal sangat membantu dalam pelaksanaan pendidikan. Akan tetapi kesehatan
٢٧
yang tidak wajar akan membawa dampak negative pada anak dalam mengikuti kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono Abdurrohman bahwa "Kesulitan belajar sering terkait dengan kesehatan mental, cabang ilmu kedokteran yang terkait dengan kesehatan mental adalah psikiatri. Oleh kerena itu psikiater sering memegang peranan penting dalam diagnosis kesulitan belajar. Ada sejumlah bentuk terapi hyper aktivitas yang merupakan salah satu karakteristik dari kesulitan belajar penggunaan obat banyak dilakukan tetapi ada banyak yang meragukan manfaatnya. Bentuk terapi yang lain mencakup pemberian nutrisi yang cukup, pemberian makanan (diet), membatasi penggunaan bahan tambahan makanan, mengendalikan kadar gula dalam darah dan penggunaan modifikasi perilaku" (Mulyono Abdurrohman, 1996: 68). 2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (miss behavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. (Muhibbin Syah, 2001: 165).
٢٨
Secara garis besar factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni: a. Faktor Intern Siswa Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri pribadi siswa itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut: 1) Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan
dasar
(intelegensi)
merupakan
wadah
bagi
kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar. Clark mengemukakan (1981: 12) bahwa "hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. 2) Kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu. Sebagaiman intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegitan tertentu akan mengalami kesulitan
dalam
belajar.
Sumadi
Suryabrata
(1984:
167)
mengatakan bahwa: "Seseorang akan lebih berhasil kalau ia belajar dalam lapangan sesuai dengan bakatnya, demikian pula dalam lapangan kerja, sesorang akan berhasil kalau dia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya.
٢٩
3) Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa motivasi yang besar peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Persaingan yang sehat baik antar individu maupun antar kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 4) Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar, misalnya: konflik yang dialaminya, kesedihan dan lain sebagainya. 5) Faktor jasmaniah yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya. 6) Faktor hereditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti buta warna, kidal, teropos, cacat tubuh dan lain sebagainya. b. Faktor Ekstern Siswa Factor ekstern adalah faktor yang terdapat dari luar diri pribadi siswa. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar siswa seperti: cara mengajar, sikap guru, kurikululm atau materi yang akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar yang kurang nyaman, situasi sekolah yang kurang mendukung dan sebagainya.
٣٠
2) Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar peserta didik, seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberi pengarahan dan lain sebagainya. 3) Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negative dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik, play station, dan sebagainya. (Hallen A, 2005: 121123). 3. Identifikasi Kesulitan Belajar Sebelum menetapkan alternative pemecahan masalah kesulitan belajar, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan "jenis penyakit" yakni jenis kesulitan belajar siswa. Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri
atas
langkah-langkah
tertentu
yang
diorientasikan
pada
ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai "diagnostic" kesulitan belajar (Muhibbbin Syah, 2001: 167).
٣١
Langkah-langkah identifikasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut: a. Kenalilah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar Cara paling mudah untuk mengenali mana peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah memperhatikan prestasi belajar yang diperolehnya, memperbandingkan prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa tersebut dengan nilai rata-rata kelas ataupun dengan cara memprhatikan kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya (ranking). Mereka yang menunjukkan nilai kurang (biasanya nilai 5 kebawah) atau nilai lebih rendah dari rata-rata kelas atau ranking 10 terahir dapat dipandang sebagai peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. b. Memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya Adalah mencari dalam mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar, kemudian perlu juga diamati sikap dan tingkah laku siswa dalam pergaulan sehari-hari. c. Menetapkan latar belakang kesulitan belajar Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri peserta didik sendiri maupun di luar dirinya (lingkungan), untuk prosedur yang ditempuh adalah : 1) Menganalisis data atau catatan pribadi siswa yang bersangkutan, baik yang ada di sekolah maupun yang ada di luar sekolah.
٣٢
2) Mengamati kelakuan siswa yang bersangkutan, baik di kelas maupun di luar kelas sekolah. 3) Wawancara dengan siswa tersebut, dengan guru, wali kelas, orang tua, dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh keterangan yang lebih luas dan jelas. 4) Mengadakan pendekatan sosio metris untuk melihat kedudukan hubungan sosialnya dengan kawan-kawannya terutama kawan se kelas. d. Menetapkan usaha-usaha bantuan Usaha-usaha pemberian bantuan dalam mengentaskan kesulitan belajar ini disesuaikan dengan permasalahan yang dialami e. Pelaksanaan bantuan Pemberian bantuan dilaksanakan secara terus menerus dan terarah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada saat yang telah diperkirakan. Bantuan untuk mengentaskan kesulitan belajar terutama ditekankan pada meningkatkan prestasi belajar dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar belakangnya. f.
Tindak lanjut Tindak lanjut dilakukan secara terus menerus baik selama maupun sesudah pemberian bantuan. Dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilan usaha bantuan (Hallen A, 2005: 129-132)
٣٣
4. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengalami kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting yang meliputi : a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah dapat diketahui secara pasti. b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. c. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching. Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut: 1) Tujuan pengajaran remedial. 2) Materi pengajaran remedial. 3) Metode pengajaran remedial.
٣٤
4) Alokasi waktu pengajaran remedial. 5) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial. (Muhibbin Syah, 2001: 169). Kesulitan belajar merupakan masalah yang perlu mendapatkan penanganan khusus dalam dunia pendidikan agar tidak membawa dampak negatif yang berkepanjangan, baik terhadap diri siswa itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Selain itu, siswa perlu dimotivasi untuk memperhatikan guru ketika mengajar, siswa diberikan variasi metode pembelajaran dan evaluasi yang tepat sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan adil, dukungan orang tua diperlukan dalam mengontrol dan memperhatikan perkembangan belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah.
C. Aqidah Akhlak 1.
Pengertian Aqidah Akhlak Aqidah akhlak menurut bahasa artinya ikatan, janji dan akad. Ajaran-ajaran suatu agama tentang keimanan disebut aqidah, karena ajaran-ajaran tentang keimanan itu merupakan tali pengikat dan janji setia yang harus diyakini kebenarannya dan harus dipatuhi oleh masingmasing pemiliknya. Menurut istilah aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang wajib diyakini dengan mantap kebenarannya dan dipercayai adanya tanpa dihinggapi rasa keraguan sedikitpun.
٣٥
Sedangkan akhlak menurut bahasa berrarti sifat atau tabiat. Menurut
istilah akhlak berarti kumpulan sifat yang dimiliki oleh
sesorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep akhlak menurut al-Gozali adalah sifat yan tertanan dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahuhlu. Jadi yang dimaksud mata pelajaan aqidah akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan da membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini aqidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. 2.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Akhlak Obyek materi pembahasan mengenai aqidah akhlak pada umumnya adalah arkanu al-Iman, Allah SWT berfirman dalam Surat AlBaqarah:285
«!$$Î/ ztΒ#u <≅ä. 4 tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ ϵÎn/§‘ ÏΒ Ïµø‹s9Î) tΑÌ“Ρé& !$yϑÎ/ ãΑθß™§9$# ztΒ#u (#θä9$s%uρ 4 Ï&Î#ß™•‘ ÏiΒ 7‰ymr& š÷t/ ä−Ìhx çΡ Ÿω Ï&Î#ß™â‘uρ ϵÎ7çFä.uρ ϵÏFs3Í×‾≈n=tΒuρ ∩⊄∇∈∪ çÅÁyϑø9$# šø‹s9Î)uρ $oΨ−/u‘ y7tΡ#tø äî ( $oΨ÷èsÛr&uρ $uΖ÷èÏϑy™ Artinya : Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
٣٦
3.
Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak Siswa yang mendapat kesulitan belajar dalam bidang studi aqidah akhlak adalah siswa merasa kesuliatan dalam mneghafalkan dalil-dalil, kesukitan dalam memahami arti dalam dalil, kesulitan dalam menerapkan perilaku yang baik, siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran aqidah akhlak, dan lain sebagainya. (http//:www.elearning, guna darma.ac.id/doc.modul)
D. Pengaruh Pelaksanaan Remedial Teaching terhadap Kesulitan Belajar Pelajaran Akidah Akhlak Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh peserta didik di sekolah merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan para pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami peserta didik di sekolah akan membawa dampak negative. Baik terhadap diri siswa itu sendiri, maupun terhadap lingkungnnya. Hal ini termanifestasi dalam bentuk timbulnya kecemasan, frustasi, mogok sekolah, drop out, keinginan untuk berpindah-pindah sekolah karena malu telah tinggal kelas beberapa kali dan lain sebagainya. Untuk mencegah dampak negative yang lebih jelek, yang mungkin timbul karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik, maka pendidik (orang tua, guru dan para pembimbing) harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang dialami oleh para peseta didiknya. Kesulitan belajar tidak hanya menimpa siswa yang berkemampuan rendah saja tetapi juga
٣٧
dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal). Adapun siswa yang mendapat kesulitan belajar dalam bidang study agama adalah yang tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran agama yang telah ditetapkan, seperti pada mata pelajaran akidah akhlak siswa mengalami kesulitan dalam menghafal dalil-dalil, pemahaman arti, mengucap hurufhuruf, tidak dapat menerapkan perilaku yang baik dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah tersebut siswa perlu bantuan yaitu berupa remedial teaching. Dengan adanya remedial teaching siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diatasi sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan karena remedial teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau bersifat perbaikan.
BAB III HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak 1. Sejarah Berdirinya MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Di dalam mendirikan suatu lembaga, baik yang non pemerintah maupun yang resmi biasanya selalu ada kendala-kendalanya, baik dating dari dalam maupun dari luar yang melibatkan langsung terhadap lembaga atau yayasan yang didirikan dengan tujuan tertentu, meskipun juga ada faktor-faktor yang mendukungnya dalam mendirikan suatu lembaga. Hal ini tidak mustahil akan terjadi pro dan kontra diantara para pendiri sendiri dan orang-orang yang terlibat di dalam mendirikan sebuah lembaga. Untuk memperjelas mengenai sejarah berdirinya MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak bahwa MTs. Miftahul Falah berdiri atas prakarsa para tokoh-tokoh masyarakat Desa Betahwalang yang telah berhasil mendirikan MTs. Miftahul Falah Betahwalang pada tahun 1989. Beberapa tokoh pendiri diantaranya adalah KH. Ali Munawar, K. M. Bahrun Dimyati, Drs. Suparman dan lain-lain. MTs. Miftahul Falah Betahwalang berdiri atas dasar pokok pemikiran para tokoh pendiri yang mempunyai gagasan banyaknya anakanak Desa Betahwalang lulusan SD dan MI, dari pada harus sekolah di
38
39
desa tetangga. Akhirnya para tokoh masyarakat mempunyai inisiatif untuk mendirikan MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. MTs. Miftahul Falah Betahwalang mempunyai area seluas 1.633 m2 yang semula merupakan tanah wakaf Yayasan Miftahul Falah, dan madrasah ini mengalami tiga kali periode kepemimpinan Kepala Madrasah. Yang pertama dipimpin oleh Bapak Abdul Haris, dimulai dari tahun 1989 – 1990. Kemudian diganti oleh Bapak Taslimun, BA dari tahun 1990 – 2007. Dan kemudian dipimpin oleh Bapak Fathur Rahman, S.Ag mulai tahun 2007 – sekarang. 2. Letak Geografis MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak tahun 2010. Madrasah ini terletak di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Adapun batas-batas wilayah MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak adalah sebagai berikut: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Serangan. b. Sebalah Barat berbatasan dengan Dukuh Gojoyo. c. Sebelalah Selatan berbatasan dengan tambak perikanan. d. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk. 3. Visi dan Misi MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak a. Visi “Beriman, Berprestasi”.
Bertaqwa,
Terampil,
Berwawasan
Keilmuan,
dan
40
Adapun indikator visi MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak adalah sebagai berikut: 1) Beriman dan Bertaqwa a) Paham dalil-dalil aqli dan dalil-dalil naqli tentang keesaan Allah SWT. b) Tepat waktu dalam menjalankan sholat fardhu dengan berjama’ah. c) Fasih membaca dan menulis al-Qur’an. d) Hormat kepada orang tua, guru dan menyayangi sesama. e) Gemar bershodaqoh. f) Jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. 2) Terampil a) Terampil mengoperasikan komputer. b) Terampil dalam membuat hasta karya. c) Terampil dalam berkarya ilmiah, majalah dinding dan kliping. d) Terampil bermain alat musik. 3) Berwawasan Keilmuan a) Terbentuknya kelompok belajar yang mandiri. b) Tekun membaca buku pelajaran dan ilmu pengetahuan. c) Give and Take dalam pembahasan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Berprestasi a) Unggul dalam pencapaian nilai UAN di atas standar minimal.
41
b) Unggul dalam bidang keagamaan. c) Unggul dalam bidang ilmu pengetahuan. d) Unggul dan bidang olah raga dan seni. b. Misi 1) Menumbuh kembangkan penghayatan nilai-nilai ajaran Islam. 2) Melaksanakan pembelajaran kurikulum dan ekstra kulikuler yang berdaya guna dan tepat guna. 3) Menciptakan
proses
belajar mengajar
yang
kondusif
dan
presentatif. 4) Menumbuh kembangkan sikap gemar membaca dan selalu haus akan ilmu pengetahuan. 5) Melaksanakan pembelajaran dan pembinaan secara efektif dan kontinu. 6) Melaksanakan
tata
tertib
madrasah
secara
konsisten
dan
konsekuen. 7) Mengadakan
komunikasi
dan
koordinasi
antara
madrasah,
masyarakat, orang tua dan instansi lain yang terikat secara periodic dan berkesinambungan. 4. Sarana dan Prasarana MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagaimana tabel berikut:
42
Tabel. 1 Sarana dan Prasarana MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 No
Nama Barang
Jumlah
Keterangan
1.
Ruang Kelas
6 unit
Baik
2.
Ruang Guru
1 unit
Baik
3.
Ruang TU
1 unit
Baik
4.
Ruang Kepala Sekolah
1 unit
Baik
5.
Ruang OSIS
1 unit
Baik
6.
Ruang Pramuka
1 unit
Baik
7.
Ruang Perpustakaan
1 unit
Baik
8.
Laboratorium IPA
1 unit
Baik
9.
Laboratorium Komputer
1 unit
Baik
10. Masjid Jami’ Al-Falah
1 unit
Sangat Baik
11. Ruang UKS
1 unit
Baik
12. Ruang Serba Guna
1 unit
Baik
13. Komputer
24 unit
Baik
14. Kamera Digital
1 unit
Baik
15. Sound System
1 set
Baik
16. Marching Band
1 set
Baik
17. Kantin
2 unit
Baik
18. Lapangan Volly
1 unit
Baik
19. Lapangan Sepak Bola
1 unit
Baik
43
20. Lapangan Basket
2 unit
Baik
21. Radio
2 unit
Baik
22. Kamar Mandi dan WC Guru dan
2 unit
Baik
23. Kamar Mandi dan WC Siswa
4 unit
Baik
24. Majalah Dinding
2 unit
Baik
25. OHP
1 unit
Baik
26. Laptop
1 unit
Baik
Kepala Madrasah
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Jumlah tenaga pendidik dan karyawan MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut: Tabel. 2 Daftar Guru dan Karyawan MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
Nama
1.
Fathur Rahman, S.Ag
2.
Abdul Haris, S.Pd.I
3.
Adib Kiswoto, S.Pd.I
4.
Ahmad Jamil
5.
Mu’alim, S.Sos.I
6.
Tolkhah, SE
Jabatan Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah Waka kesiswaan GTT Wali Kelas VIII A, BP Wali Kelas VIII B
44
7.
Kafin, S.TH.I
Waka Sarpras
8.
Musyafa’atun, S.Pd, I
Wali Kelas VII B
9.
Istirokhah, S.Pd
Wali Kelas IX A
10.
Hana Yulis S, S.Pd
Wali Kelas IX B
11.
Abdul Hamid, S.Pd
GTT
12.
Ahmad Wahyudi
GTT
13.
Ahmad Abror, S.Ag
GTT
14.
Drs. Mahsun
GTT
15.
Arika Fitriani, S.Pd
GTT
16.
Siti Maimunah, S.Pd
GTT
17.
K. Taslim
GTT
18.
Ida Lailatun Ni’mah, S.Pd
19.
Lutfa Umami
20.
Rohmiatul Hidayah
21.
Paruwi
22.
Akrom HS
23.
Subirah
24.
Sirin
Wali kelas VII A Pustakawan TU Tukang Kebun Penjaga Kebersihan Pesuruh
Sedangkan jumlah siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:
45
Tabel. 3 Data Siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
Kelas
Jenis Kelamin L
P
Jumlah
Rombel
1.
Kelas VII
45
56
101
2
2.
Kelas VIII
53
51
104
2
3.
Kelas IX
38
48
86
2
136
155
291
6
Jumlah
2. Penyajian Data 1. Daftar nama Responden Untuk mendapatkan data tentang remedial teaching penulis menggunakan cara menyusun angket kepada 104 siswa kelas VIII A dan VIII B yang diambil sampel 52 siswa di MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. Adapun daftar nama responden dapat dilihat pada tabel sebagi berikut : Tabel. 4 Daftar Nama Responden di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010
No.
Nama Responden
No
Responden
1.
Adi Pramono
27.
Maya Sari
2.
Agus Miftah
28.
Ahmad Miftahul Arif
46
No.
Nama Responden
No
Responden
3.
Ahmad Aris Tantowi
29.
Mufarida
4.
Ahmad Arizal
30.
Muhammad Sanah
5.
Ahmad Hanif Mufaizin
31.
Museri
6.
Ahmad Mundhir
32.
Munawaroh
7.
Ahmad Qomar
33.
Niswatun
8.
Ahmad Sholeh
34.
Nur Amanah
9.
Ahmad Zarkoni
35.
Nur Khasanah
10.
Aini Zulfah
36.
Nur Khafidhoh
11.
Aini Kusniyati
37.
Rofi’ul Muiz
12.
Alfiyatus Rohmaniyah
38.
Ratna Sari
13.
Anwar Aziz
39.
Rif’atul Amaliyah
14.
Desti Nurhayatun N
40.
Riyan Budiyanto
15.
Dedi Aris Prasetya
41.
Umi Rohmatun
16.
Fatkhul Rizal
42.
Samsuddin
17.
Febiyanti Dwi Prasetya
43.
Sholikhul Hadi
18.
Firda Luthfiyah
44.
Siti Ana Firdaus
19.
Imam Fadholi
45.
Siti Mahmudah
20.
Ida Luthfianah
46.
Siti Sholikhati
21.
Ida Rosidah
47.
Siti Syafa’ah
22.
Itsna Lutfiyani
48.
Seno Marzuki
23.
Itsna Zulfa Fitriyani
49.
Sufyan Tsauri
24.
Khoiratun Ni’mah
50.
Sulaiman
47
No.
Nama Responden
No
Responden
25.
Kholid Anwar
51.
Taufiq Adi Irwanto
26.
Laylatul Badriyah
52.
Wibowo
2. Hasil Jawaban Angket Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Untuk mendapatkan data tentang remedial teaching penulis menggunakan cara menyebarkan angket kepada 52 siswa kelas dari kelas VIIIA dan kelas VIIIB di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. Rekapitulasi hasil angket tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel. 5 Data Hasil Angket Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
1.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
2.
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
39
3.
3
2
4
3
4
3
4
4
4
4
35
4.
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
38
5.
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
37
6.
3
2
3
4
4
2
2
3
3
3
29
7.
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
35
48
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
8.
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
37
9.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
10.
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
34
11.
4
4
3
1
3
4
2
4
3
4
32
12.
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
36
13.
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
35
14.
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
38
15.
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
39
16.
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
36
17.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
18.
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
36
19.
3
3
2
3
2
3
2
3
2
4
27
20.
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
35
21.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
22.
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
34
23.
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
34
24.
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
36
25.
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
37
26.
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
38
27.
3
4
3
4
3
2
3
3
3
1
29
28.
4
3
3
3
4
1
2
3
4
3
30
49
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
29.
4
2
3
3
2
3
3
3
3
2
28
30.
3
3
2
3
1
3
3
3
2
3
26
31.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
32.
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
37
33.
3
3
2
4
3
4
3
4
4
4
34
34.
3
4
4
3
3
3
4
3
2
3
32
35.
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
36
36.
3
2
3
2
3
2
3
3
2
3
26
37.
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
38
38.
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
32
39.
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
40.
3
2
3
3
2
2
3
3
1
3
25
41.
4
4
4
2
4
3
4
4
3
4
36
42.
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
31
43.
3
3
1
3
3
3
2
3
3
3
27
44.
3
2
4
3
4
2
3
3
3
3
30
45.
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
35
46.
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
37
47.
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
36
48.
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
29
49.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
50
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
50.
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
37
51.
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
39
52.
4
3
4
4
3
3
3
2
4
4
34
3. Hasil Jawaban Angket Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar Aqidah Akhlak penulis menggunakan cara menyebarkan angket kepada 52 siswa kelas dari kelas VIIIA dan kelas VIIIB di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. Rekapitulasi hasil angket tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel. 6 Data Hasil Angket Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
1.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
2.
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
36
3.
3
4
3
2
4
3
3
3
4
3
32
4.
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
51
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
5.
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
37
6.
3
3
3
2
2
3
3
3
4
4
30
7.
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
35
8.
4
3
4
4
3
2
3
4
4
3
34
9.
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
38
10.
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
29
11.
4
3
3
2
3
4
3
4
3
3
32
12.
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
33
13.
3
3
2
3
3
2
3
3
4
4
30
14.
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
36
15.
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
31
16.
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
33
17.
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
37
18.
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
34
19.
2
4
3
3
4
2
3
3
3
2
29
20.
4
3
3
2
3
3
4
2
4
3
31
21.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
22.
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
32
23.
3
2
2
3
4
2
3
3
3
4
29
24.
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
33
25.
4
4
3
4
4
3
2
4
3
4
35
52
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
26.
3
4
4
3
3
2
2
1
3
2
27
27.
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
31
28.
4
2
3
2
3
3
3
3
3
3
29
29.
4
3
3
4
1
2
2
3
3
2
27
30.
3
3
1
3
2
3
2
3
2
3
25
31.
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
39
32.
4
4
3
2
3
3
3
4
4
3
33
33.
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
33
34.
4
4
3
2
3
2
3
3
2
3
29
35.
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
35
36.
3
2
2
3
3
2
4
3
3
2
27
37.
4
3
3
4
3
2
3
4
3
3
32
38.
4
3
3
2
4
3
4
3
2
3
31
39.
4
3
3
3
3
2
2
3
3
4
30
40.
3
2
2
1
3
2
3
4
3
3
26
41.
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
34
42.
3
2
3
3
4
3
3
4
3
3
31
43.
3
1
2
2
3
2
3
3
4
2
25
44.
4
3
3
3
2
1
3
2
3
2
26
45.
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
33
46.
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
31
53
Item Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
47.
4
2
3
2
4
3
3
4
4
3
32
48.
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
26
49.
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
37
50.
3
3
2
2
1
3
3
3
3
4
27
51.
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
36
52.
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
28
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Diskriptif Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan adanya pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010. Penulis akan menganalisis kedua variabel tersebut melalui analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun cara menganalisisnya, penulis menggunakan tiga tahap yaitu: analisis data remedial teaching, analisis data kesulitan belajar Aqidah Akhlak, dan analisis pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak. Adapun kategori yang digunakan untuk menentukan standar nilai adalah sebagai berikut: Untuk jawaban a diberi nilai 4 dengan kategori Sangat baik Untuk jawaban b diberi nilai 3 dengan kategori Baik. Untuk jawaban c diberi nilai 2 dengan kategori Cukup. Untuk jawaban d diberi nilai 1 dengan kategori Kurang.
1. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini akan dideskripsikan tentang pengaruh remedial teaching terhadap kesulitan belajar aqidah akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam 54
55
pengambilan data peneliti
menggunakan instrumen angket, setelah
diketahui data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan
masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun
langkahnya adalah sebagai berikut : a. Remedial Teaching (Variabel X) Untuk mengetahui pelaksanaan remedial teaching, maka peneliti menyajikan data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 10 item soal, yaitu : Tabel. 7 Skor Hasil Angket Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 Item
Skor Jumlah
No .
A
B
C
D
4
3
2
1
1.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
2.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
3.
6
3
1
0
24
9
2
0
35
4.
8
2
0
0
32
6
0
0
38
5.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
6.
2
5
3
0
8
15
6
0
29
7.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
8.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
Bersambung …
56 Sambungan … 9.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
10.
4
6
0
0
16
18
0
0
34
11.
5
3
1
1
20
9
2
1
32
12.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
13.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
14.
8
2
0
0
32
6
0
0
38
15.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
16.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
17.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
18.
7
2
1
0
28
6
2
0
36
19.
1
5
4
0
4
15
8
0
27
20.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
21.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
22.
4
6
0
0
16
18
0
0
34
23.
4
6
0
0
16
18
0
0
34
24.
7
2
1
0
28
6
2
0
36
25.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
26.
8
2
0
0
32
6
0
0
38
27.
2
6
1
1
8
18
2
1
29
28.
3
5
1
1
12
15
2
1
30
29.
1
6
3
0
4
18
6
0
28
30.
0
7
2
1
0
21
4
1
26
31. 10 … 0 Sambungan
0
0
40
0
0
0
40
1
0
32
3
2
0
37
32.
8
1
Bersambung …
57
33.
5
4
1
0
20
12
2
0
34
34.
3
6
1
0
12
18
2
0
32
35.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
36.
0
6
4
0
0
18
8
0
26
37.
8
2
0
0
32
6
0
0
38
38.
3
6
1
12
18
2
0
32
39.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
40.
0
6
3
1
0
18
6
1
25
41.
7
2
1
0
28
6
2
0
36
42.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
43.
0
8
1
1
0
24
2
1
27
44.
2
6
2
0
8
18
4
0
30
45.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
46.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
47.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
48.
1
7
2
0
4
21
4
0
29
49.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
50.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
51.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
52.
5
4
1
0
20
12
2
0
34 1800
58
Selanjutnya untuk mengelompokkan remedial teaching menjadi SB, B, C, dan K, maka terlebih dahulu dicari interval
i=
R K
Keterangan : i
: Interval kelas
R : jarak pengukuran K : Jumlah interval i
= 40,5 – 24,5 4
i
= 16 4
i
=4 Jadi, lebar intervalnya adalah 4, sehingga diperoleh interval
dari data remedial teaching adalah sebagai berikut : 1. Skor antara 37 – 40 diklasifikasikan SB 2. Skor antara 33 – 36 diklasifikasikan B 3. Skor antara 29 – 32 diklasifikasikan C 4. Skor antara 25 – 28 diklasifikasikan K Tabel. 8 Nilai Interval dan Prosentase Pelaksanaan Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kategori
1
37 – 40
20
38,46%
Sangat Baik
2
33 – 36
17
32,69%
Baik
3
29 – 32
9
17,30%
Cukup
4
25 – 28
6
11,53%
Kurang
52
100, 00%
Jumlah
59
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa nilai remedial teaching adalah tergolong baik (34.61), karena termasuk dalam interval 33–36, artinya remedial teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 dikatakan sangat baik dan mendapatkan 38, 46%. Sedangkan yang termasuk dalam interval 33– 36 atau 32,69% adalah tergolong baik, interval 29–32 atau 17,30% adalah tergolong cukup, dan interval 25–28 atau 11,53% adalah tergolong kurang. b. Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak (Variabel Y) Untuk mengetahui kesulitan belajar Aqidah Akhlak, maka peneliti akan menyajikan data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 10 item soal, yaitu :
60
Tabel. 9 Skor Hasil Angket Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010
Item No.
Skor
Jumlah
A
B
C
D
4
3
2
1
1.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
2.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
3.
3
6
1
0
12
18
2
0
32
4.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
5.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
6.
2
6
2
0
8
18
4
0
30
7.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
8.
5
4
1
0
20
12
2
0
34
9.
8
2
0
0
32
6
0
0
38
10.
1
7
2
0
4
21
4
0
29
11.
3
6
1
0
12
18
2
0
32
12.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
13.
2
6
2
0
8
18
4
0
30
14.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
15.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
16.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
17.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
Bersambung …
61 Sambungan … 18.
4
6
0
0
16
18
0
0
34
19.
2
5
3
0
8
15
6
0
29
20.
3
5
2
0
12
15
4
0
31
21.
10
0
0
0
40
0
0
0
40
22.
2
8
0
0
8
24
0
0
32
23.
2
5
3
0
8
15
6
0
29
24.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
25.
6
3
1
0
24
9
2
0
35
26.
2
4
3
1
8
12
6
1
27
27.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
28.
1
7
2
0
4
21
4
0
29
29.
2
4
3
1
8
12
6
1
27
30.
0
6
3
1
0
18
6
1
25
31.
9
1
0
0
36
3
0
0
39
32.
4
5
1
0
16
15
2
0
33
33.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
34.
2
5
3
0
8
15
6
0
29
35.
5
5
0
0
20
15
0
0
35
36.
1
5
4
0
4
15
8
0
27
37.
3
6
1
0
12
18
2
0
32
38.
3
5
2
0
12
15
4
0
31
39.
2
6
2
0
8
18
4
0
30
40.
1
5
3
1
4
15
6
1
26
41.
4
6
0
0
16
18
0
0
34
42.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
Bersambung …
62 Sambungan … 43.
1
4
4
1
4
12
8
1
25
44.
1
5
3
1
4
15
6
1
26
45.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
46.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
47.
4
4
2
0
16
12
4
0
32
48.
0
6
4
0
0
18
8
0
26
49.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
50.
1
6
2
1
4
18
4
1
27
51.
6
4
0
0
24
12
0
0
36
52.
1
6
3
0
4
18
6
0
28 1665
Selanjutnya untuk mengelompokkan remedial teaching menjadi SB, B, C, dan K, maka terlebih dahulu dicari interval i=
R K
Keterangan : i
: Interval kelas
R : jarak pengukuran K : Jumlah interval i i i
= 40,5 – 24,5 4 = 16 4 =4
63
Jadi, lebar intervalnya adalah 4, sehingga diperoleh interval dari data remedial teaching adalah sebagai berikut : 5. Skor antara 37 – 40 diklasifikasikan SB 6. Skor antara 33 – 36 diklasifikasikan B 7. Skor antara 29 – 32 diklasifikasikan C 8. Skor antara 25 – 28 diklasifikasikan K Tabel. 10 Nilai Interval dan Prosentase Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kategori
1
37 – 40
8
15,38%
Sangat Baik
2
33 – 36
15
28,84%
Baik
3
29 – 32
19
36,53%
Cukup
4
25 – 28
10
19,23%
Kurang
52
100,00%
Jumlah
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa mean nilai remedial teaching adalah tergolong cukup (32.01), karena termasuk dalam interval 29-32, artinya kesulitan belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 dikatakan cukup dan mendapatkan 36,53%. Sedangkan yang termasuk dalam interval 33 –
64
36 atau 28,84% adalah tergolong baik, interval 29 – 32 atau 36,53% adalah tergolong cukup, dan interval 25 – 28 atau 19,23% adalah tergolong kurang.
B. Pengujian Hipotesis Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian yang digunakan. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel X (Remedial Teaching) dan variabel Y (Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak) dengan menggunakan rumus Product Moment.
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan : rxy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y. X
: Nilai atau skor variabel X (Remedial Teaching).
Y
: Nilai atau skor variabel Y (Kesulitan belajar Aqidah Akhlak).
X2 : Nilai antau variabel X yang dikuadratkan. Y2 : Nilai atau variabel Y yang dikuadratkan. N
: Jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian.
∑
: Sigma
65
Tabel. 11 Tabel Kerja Korelasi Antara Remedial Teaching (Variabel X) dengan Kesulitan Belajar Aqidah Akhlak (Variabel Y) di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
X
Y
X2
Y2
X.Y
1.
40
40
1600
1600
1600
2.
39
36
1521
1296
1404
3.
35
32
1225
1024
1120
4.
38
39
1444
1521
1482
5.
37
37
1369
1369
1369
6.
29
30
841
900
870
7.
35
35
1225
1225
1225
8.
37
34
1369
1156
1258
9.
40
38
1600
1444
1520
10.
34
29
1156
841
986
11.
32
32
1024
1024
1024
12.
36
33
1296
1089
1188
13.
35
30
1225
900
1050
14.
38
36
1444
1296
1368
15.
39
31
1521
961
1209
16.
36
33
1296
1089
1188
17.
40
37
1600
1369
1480
18.
36
34
1296
1156
1224
Bersambung …
66 Sambungan … 19.
27
29
729
841
783
20.
35
31
1225
961
1085
21.
40
40
1600
1600
1600
22.
34
32
1156
1024
1088
23.
34
29
1156
841
986
24.
36
33
1296
1089
1188
25.
37
35
1369
1225
1295
26.
38
27
1444
729
1026
27.
29
31
841
961
899
28.
30
29
900
841
870
29.
28
27
784
729
756
30.
26
25
676
625
650
31.
40
39
1600
1521
1560
32.
37
33
1369
1089
1221
33.
34
33
1156
1089
1122
34.
32
29
1024
841
928
35.
36
35
1296
1225
1260
36.
26
27
676
729
702
37.
38
32
1444
1024
1216
38.
32
31
1024
961
992
39.
39
30
1521
900
1170
40.
25
26
625
676
650
41.
36
34
1296
1156
1224
42.
31
31
961
961
961
Bersambung …
67 Sambungan … 43.
27
25
729
625
675
44.
30
26
900
676
780
45.
35
33
1225
1089
1155
46.
37
31
1369
961
1147
47.
36
32
1296
1024
1152
48.
29
26
841
676
754
49.
40
37
1600
1369
1480
50.
37
27
1369
729
999
51.
39
36
1521
1296
1404
52.
34
28
1156
784
952
N
1800
1665
63226
54127
58295
Dari tabel tersebut dapat diketahui: N = 52
∑X2
= 63226
∑X = 1800
∑Y2
= 54127
∑Y= 1665
∑XY = 58295
Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy =
=
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
52.58295 − (1800)(1665)
{52.63226 − (1800) }{52.54127 − (1665) } 2
2
68
=
=
=
=
3031340 - 2997000
{3287752 - 3240000}{2814604 - 2772225} 34340 47752 x 42379 34340 2023682008 34340 44985.3532
= 0.763 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien korelasi pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah rxy = 0.763.
C. Pembahasan Penelitian ini tidak hanya sebatas membuktikan adanya pengaruh antara dua variabel yang diteliti, akan tetapi secara lebih jauh ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang disumbangkan oleh variabel X terhadap variabel Y yang sesuai dengan judul penelitian yaitu adanya pengaruh pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.
69
Untuk proses lebih lanjut dilakukan dengan cara membandingkan antara rxy (r hitung) yang didapatkan angka sebesar 0.763 dengan r tabel pada derajat bebas (db) = N – r. Adapun nilai N = jumlah sample, nilai r = jumlah variabel dengan nilai db = 52 – 2 = 50. Pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel sebesar 0.297. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0.361. Dengan melihat perbandingan nilai koefisien korelasi hitung (rxy) sebesar 0.763 dengan r tabel pada taraf signifikansi 1% (0.361) ternyata lebih besar rxy (r hitung) dari pada r tabel. rxy (r hitung)
= 0.763
r tabel 1%
= 0.361
Maka rxy > r tabel baik pada taraf signifikansi 1%. Atas dasar ini hipotesis yang penulis ajukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat diterima baik pada taraf signifikansi 1%. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak, maka hasil perhitungan di atas dihitung lebih lanjut dengan menggunakan rumus koefisiensi determinasi sebagai berikut:
70
(r2) x 100% = (0.763)2 x 100% = 0.582169 x 100% = 58.21% Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa besar pengaruh antara pelaksanaan remedial teaching terhadap kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 58.21%, sedangkan sisanya yaitu 100% - 58.21% = 41.79%. Hal ini berarti sebesar 41.79% adanya pengaruh selain remedial teaching.
BABV PENUTUP A. Kesimpulan Berpijak dari penelitian yang penulis lakukan dan setelah diadakan pembahasan secara teori maupun kenyataan sehingga dapat disajikan dalam bentuk skripsi ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang apabila diterapkan dalam interval nilai terdapat antara (33– 36). Jadi, Remedial Teaching di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebesar 32,69%. 2. Kesulitan belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang apabila diterapkan dalam interval nilai terdapat antara (29– 33). Jadi, kesulitan belajar Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebesar 36,53%. 3. Berdasarkan analisis dengan menggunakan rumus product moment ditemukan koefisiensi korelasi atau rxy sebesar 0.763, dimana r hitung sebesar 0.763 > r tabel sebesar 0.361 (1%). Oleh karena signifikansi r hitung > r tabel, maka inferensi yang diambil adalah antara Remedial Teaching dengan kesulitan belajar Aqidah Akhlak mempunyai hubungan yang signifikan ke arah positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 71
72
yang penulis ajukan yaitu “ ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar Aqidah Akhlak pada siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak tahun pelajaran 2009/2010”. Diterima. B. Saran-Saran Tanpa mengurangi rasa hormat dan tidak bermaksud menggurui pihak manapun, dengan segala rendah hati untuk meningkatkan kualitas pendidikan hendaknya: 1. Kepada pihak sekolah khususnya kepada guru bidang studi Aqidah Akhlak dan guru-guru agama lainnya di MTs. Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak hendaknya lebih memperhatikan kemampuan belajar siswanya, karena setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. 2. Seorang guru harus dapat meningkatkan keinginan belajar dan motivasi yaitu dengan cara merangsang kegiatan yang menarik keinginan siswa tersebut, misalnya permainan dengan memberikan hadiah tertentu. 3. Keberhasilan pengajar yang telah dicapai dengan baik hendaknya dipertahankan,
ditingkatkan
dan
dikembangkan
sesuai
dengan
perkembangan zaman. C. Penutup Dengan ucapan Alhamdulillah dan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT., karena berkat Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
73
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan penulis, dan terbatasnya ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu demi kesempurnaan tidak menutup tangan serta hati penulis menerima semua saran-saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca yang budiman. Amin……
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Bell Grdler, Margareth.2004. Belajar dan Membelajarka. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1995. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1985. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Hallen A, Bimbingan dan Konseling. 2005. Jakarta : Quantum Teaching. Made Alit Mariana. 2003. Pembelajaran Remedial. Departemen Pendidikan Nasional Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan. Muhibbin Syah. 2001. Psikologi Belaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Pasaribu, IL dan B Simanjuntak.1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsino. Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo. Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung . Sinar Baru Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukardi. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Surya Brata. 1989. Metodologi Peneletian. Jakarta: Rajawali. Sutrisno Hadi. 1994. Statistik II. Yogyakarta: Andi Ofset. Usman, Uzer, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya. Wood, Derek. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar Jogjakarta: Kata Hati. http//:www.elearning, guna darma.ac.id/doc.modul