Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Sistem Rem Siswa Sutarno (11320082-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah tergolong baik. Hal ini dibuktikan dari tiap item pernyataan dalam angket (variabel motivasi) 93,03 % rata-rata siswa menjawab setuju atau sangat setuju. Selain itu dari segi hasil belajar siswa, sekitar 84,6 % siswa mampu mencapai KKM sementara hanya17,4 % siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar siswa yang tinggi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan survei pada SMK Taruna Bangsa Pati, sekolah ini telah memiliki media pembelajaran audio-visual, media audio-visual diletakkan diruang laboratorium, sehingga dalam penggunaan laboratorium harus bergantian dengan kelas lain. Hingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan bantuan media audo-visual sesering mungkin. Akan tetapi penggunaan media audio visual dalam kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah tergolong baik. Terbukti dari tiap item pernyataan dalam angket (variabel media audio visual) 92,59 % rata-rata siswa menjawab setuju atau sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media audio visual mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Media audio visual adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang menggunakan indera pendengaran (audio) dan indera penglihatan (visual), dimana guru menyampaikan pesan kepada siswanya dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik bagi kemajuan belajar siswa. Penggunaan media audio visual dalam proses belajar mengajar terbukti berpengaruh baik terhadap motivasi belajar siswa. Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, proses belajar mengajar akan terorganisir dan terencana, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Program Pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Tingkat kebosanan siswa terhadap materi pembelajaran akan berkurang dan akan menimbulkan motivasi untuk menerima materi pelajaran. Dari penelitian ini telah terbukti adanya peningkatan motivasi belajar siswa seiring digunakannya media pembelajaran audio visual dalam kompetensi dasar sistem rem kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data terbukti bahwa variabel penggunaan media audio visual berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan angka signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung 12,469. Berdasarkan hasil regresi diperoleh persamaan : Y = 0,061 + 0,796X. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan media audio visual sebesar 79,6 %., sementara 20,4 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dale bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain Dale, hipotesis dalam penelitian ini juga sesuai dengan penelitian penelitian sebelumnya antara lain penelitian Dwi Purwanto (2012), Saifuddin (2008) dan Mahdi Haris 2012). Kata Kunci : audio visual, motivasi belajar, system rem PENDAHULUAN Pendidikan dapat mencerminkan kecerdasan serta harkat dan martabat suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan
dan
bakat
kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia
serta
keahlian
tertentu
kepada
individu-individu
guna
mengembangkan
berusaha
mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Puguh : 2013).
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
103
Mengutip pengertian motivasi menurut Suhaenah motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Djaali mengartikan motivasi sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu, motivasi berkaitan dengan emosi sehingga dapat merupakan kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar, peranan motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh beberapa kesulitan. Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajarinya. Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru Produktif TKR (Tehnik Kendaraan Ringan) dan pengamatan peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Taruna Bangsa Pati banyak siswa kurang memiliki motivasi ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terlihat masih minimnya persiapan siswa pada waktu pelajaran dimulai di kelas. Proses pembelajaran sering terlambat karena siswa dengan sengaja mengulur waktu untuk masuk ke ruang kelas. Meskipun masing-masing siswa sudah mempunyai sumber belajar (buku paket Produktif TKR ), akan tetapi masih saja ada yang lupa membawanya ataupun mereka membawanya tapi hanya dibawa saja, tidak mencoba
untuk
memahaminya. Selain itu siswa hanya duduk melamun saja ketika pelajaran
berlangsung. Tidak ada antusiasme dalam menerima materi pelajaran. Hanya sedikit siswa yang aktif bertanya dan mampu mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi output sekolah pada akhirnya. Salah satu kompetensi dasar yang diajarkan pada jurusan otomotif/TKR adalah sistem rem. Dikarenakan objek kajian kompetensi dasar sistem rem sangat detail dan rinci, guru membutuhkan bantuan media agar kompetensi dasar sistem rem dapat diajarkan dengan lebih konkret, sehingga siswa pun dengan mudah memahami materi tersebut. Di era globalisasi sekarang ini disadari atau tidak, pengaruhnya semakin terasa dengan hadirnya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, khususnya aspek dunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional seperti melalui ceramah dan buku pelajaran dianggap kurang memberikan penjelasan yang konkret sehingga materi sulit untuk diterima dan kurang dapat menimbulkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa. Media audio visual adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang menggunakan indera pendengaran (audio) dan indera penglihatan (visual), dimana guru menyampaikan pesan kepada siswanya dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik bagi kemajuan belajar siswa. Salah satu media audio visual yang dapat menampilkan gambar bergerak adalah media video. Video yang dapat menghasilkan tayangan gambar bergerak sekaligus menghasilkan suara. Tayangan dengan video dapat menampilkan format
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
104
pembesaran gambar atau zoom, dapat mengendalikan penayangan seperti mempercepat, memperlambat, memperbesar, menghentikan tayangan, atau mengulang-ulang tayangan yang dianggap perlu. Hal ini menjadikan media video sebagai pilihan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan setiap hari. Proses /alur peristiwa di dalam kompetensi dasar sistem rem dan bagian-bagiannya yang biasanya dijelaskan dalam bentuk gambar dapat disaksikan langsung melalui tayangan video/CD dalam tempo yang lebih singkat dan menyeluruh, dapat dipercepat atau diperlambat sesuai kebutuhan. Melalui bantuan media pembelajaran audio-visual berupa video, siswa dapat melihat suatu objek dalam keadaan bergerak dan bersuara. Video dapat menayangkan sebuah intisari objek sekaligus pemecahan masalah dalam pembelajaran yang dapat dihadirkan di kelas. Berdasarkan survei pada SMK Taruna Bangsa Pati, sekolah ini telah memiliki media pembelajaran audio-visual, media audio-visual diletakkan diruang laboratorium, sehingga dalam penggunaan laboratorium harus bergantian dengan kelas lain. Hingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan bantuan media audo-visual sesering mungkin. Peneliti juga menemukan bahwa proses mengajar secara umum masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan media buku dan white board, keberadaan media pembelajaran audio-visual jarang dipergunakan. Ada beberapa alasan guru tidak menggunakan media diantaranya karena mereka beranggapan menggunakan media itu repot, memerlukan persiapan, guru tidak bisa mengoperasikan dengan lancar atau “gagap teknologi”, takut menggunakan peralatan elektronik, takut rusak karena salah pengoperasian, sehingga guru ingin memilih beban seminimal mungkin. Dale sebagaimana dikutip Arsyad mengemukakan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar karena melibatkan imajinasi, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa media audio sangat berperan dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Diantaranya Dwi Purwanto (2012) menemukan bahwa penggunaan metode audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Tunas Nusantara Purworejo. Saifuddin (2008) juga menemukan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMK Nasional Mojosari Mojokerto. Penggunaan media audiovisual juga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran sistem rem siswa kelas XI SMK Negeri 12 Malang (Mahdi Haris 2012). Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan kajian tentang pengaruh penggunaan media audio visual terhadap motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati 2013/2014.
KAJIAN PUSTAKA Motivasi Belajar Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Dalam bahasa sederhana,
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
105
motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan anda berjalan, membuat anda tetap berjalan, dan menentukan ke mana anda berusaha berjalan (Slavin : 2009). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya. Mengutip pengertian motivasi menurut Suhaenah Suparno , motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Djaali mengartikan motivasi sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu, motivasi berkaitan dengan emosi sehingga dapat merupakan kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman : 2010). Motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Dalam kegiatan belajar, peranan motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh beberapa kesulitan. Motivasi yang tinggi dapat mengiatkan aktivitas belajar siswa dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajarinya. Media Audio Visual Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan penglihatan. Dalam penelitian ini media audio visual yang digunakan termasuk media audio visual murni berupa video yang berisi tentang seluruh proses yang terjadi dalam kompetensi dasar sistem rem jurusan otomotif Sekolah Menengah Kejuruan. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
106
media digital. Video sangat erat kaitannya dengan motion & sound, seperti pada video analog dan video digital.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode Korelasional ialah metode yang mencari hubungan atau korelasi diantara variabel-variabel yang dicari. Korelasi antara dua variabel atau lebih dapat berupa sebagai berikut : 1. Korelasi Positif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variabel meningkat, maka variabel lain cenderung meningkat pula, atau sebaliknya bila salah satu variabel turun, maka variabel yang lain cenderung turun. 2. Korelasi Negatif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variabel meningkat, maka variabel yang lain akan cenderung menurun, begitu pula sebaliknya. 3. Tidak ada Korelasi, yaitu kedua variabel tidak menunjukkan adanya hubungan antara keduanya. 4. Korelasi sempurna, yaitu korelasi dimana kenaikan dan penurunan variabel yang satu berbanding seimbang dengan yang lain. Tujuan metode korelasional ini ialah untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan factor lainnya. Metode ini digunakan untuk : 1. Mengukur hubungan antar variabel 2. Meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas 3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di SMK Taruna Bangsa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam suatu penelitian, populasi yang dipilih berhubungan erat dengan masalah yang diteliti. Populasi atau universe adalah sejumlah orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik bagi peneliti untuk diinvestigasi (Sekaran, 2000). Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan objek adalah seluruh siswa kelas XI SMK taruna Bangsa Kabupaten Pati Jawa Tengah yang berjumlah 120 siswa. 2. Sampel Sampel adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi ( Riduwan, 2009). Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Sementara itu penentuan jumlah sampel dapat diambil
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
107
berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan, jika populasi 120 siswa maka sampel yang diambil adalah 92 siswa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengunakan angket/kuesioner. Kuesioner/angket
ialah daftar pertanyaan yang disusun dalam bentuk tulisan yang memerlukan
jawaban dari responden untuk mengumpulkan sejumlah data (Arikunto, 2002). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu daftar isian yang berbentuk tertutup yang berisi segala pernyataan dan pertanyaan yang dirancang dan dibuat diarahkan untuk menjawab dan memberikan pendapat kepada komponen-komponen jawaban tertentu yang terdapat dalam daftar isian. Penelitian menggunakan skala penilaian yang alternatif jawabannya bergerak diantara 4 skala. Apabila pertanyaan itemnya dijawab sangat setuju (SS) bobot penilaiannya 4, setuju (S) bobot penilaiannya 3, tidak setuju (TS) bobot penilaiannya 2 dan jawaban sangat tidak setuju (STS) bobot penilaiannya 1. Uji Kualitas Data Untuk menghindari kesimpulan yang bersifat salah atau bias, maka dalam penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji kualitas data.
Uji kualitas data dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16. Ada dua konsep untuk menguji kualitas data, yaitu validitas dan reliabilitas. 1. Validitas Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Imam Ghozali, 2002). Untuk menguji validitas ini digunakan dengan teknik Analisis Faktor (construct validity), yaitu untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Validitas diukur dengan melihat : a. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu mengukur kelayakan-kelayakan sampling dengan angka yang digunakan untuk menguji ketepatan analisis factor. Jika masing-masing butir pertanyaan memiliki nilai KMO dan Bartlett’s test > 0,50 maka kecukupan sampel terpenuhi. b. Loading Factor, yaitu besarnya muatan item suatu pertanyaan. Jika masing-masing butir pertanyaan memiliki nilai loading factor yang lebih besar dari 0,4 maka dinyatakan valid dan penelitian dapat dilanjutkan. 2. Reliabilitas Menurut Imam Ghozali reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
108
Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dari sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal, ditujukan untuk mengetahui konsistensi butir-butir pertanyaan dalam instrumen dan juga konsistensi antara butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur construct. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
HASIL PENELITIAN Validitas Penelitian ini menggunakan tehnik analisa faktor untuk menguji validitas tiap item pernyataan, dan dengan pengujian validitas maka dapat ditentukan apakah instrumen dapat secara cermat mengungkapkan apa yang ingin diukur. Validitas yang diukur dalam penelitian ini menggunakan 10 sampel. Validitas diukur dengan melihat Kaiser-Meyer Olkin (KMO), yaitu mengukur kelayakankelayakan sampling dengan angka indeks yang digunakan untuk menguji kecukupan jumlah sampel dan nilai Loading Factor. Apabila nilai koefisien KMO lebih besar dari 0,5 maka jumlah sampel kecukupan atau sudah terpenuhi dan dikatakan valid apabila Loading Factor mempunyai nilai lebih dari 0,4. Hasil uji validitas dari masing-masing variabel dengan tehnik analisis faktor sebagaimana diuraikan berikut ini : 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa Dengan menggunakan program SPSS hasil perhitungan KMO dan analisis faktor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. KMO Variabel Motivasi Belajar Siswa KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.682 248.049 45 .000
Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai KMO = 0,682 diatas 0,5 dengan tingkat signifikan 0,000 yang artinya bahwa kecukupan jumlah sampel sudah terpenuhi , sehingga sampel yang diambil layak untuk dianalisis lebih lanjut. Setelah diuji validitas dengan analisis faktor /loading factor masing-masing indikator variabel motivasi belajar siswa diperoleh hasil bahwa 10 butir pernyataan memiliki nilai componet matrix > 0,4 , sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner motivasi belajar siswa dikatakan valid (TabeL 2).
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
109
Tabel 2. Hasil Analisis Faktor Variabel Motivasi Belajar Siswa Component Matrixa Component 1 Ques Motivasi 1 .523 Ques Motivasi 2 .522 Ques Motivasi 3 .457 Ques Motivasi 4 .514 Ques Motivasi 5 .698 Ques Motivasi 6 .505 Ques Motivasi 7 .572 Ques Motivasi 8 .622 Ques Motivasi 9 .610 Ques Motivasi 10 .780 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted. 2. Variabel Penggunaan Media Audio Visual Dengan menggunakan program SPSS hasil perhitungan KMO dan analisis faktor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. KMO Variabel Penggunaan Media Audio Visual KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.622 152.922 45 .000
Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai KMO = 0,622 diatas 0,5 dengan tingkat signifikan 0,000 yang artinya bahwa kecukupan jumlah sampel sudah terpenuhi, sehingga sampel yang diambil layak untuk dianalisis lebih lanjut. Setelah diuji validitas dengan analisis faktor /loading factor masing-masing indikator variabel penggunaan media audio visual diperoleh hasil bahwa 10 butir pernyataan memiliki nilai componet matrix > 0,4 , sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner motivasi belajar siswa dikatakan valid (Tabel 4).
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
110
Tabel 4. Hasil Analisis Faktor Variabel Penggunaan Media Audio Visual Component Matrixa Component 1 Ques Media 1
.548
Ques Media 2
.463
Ques Media 3
.608
Ques media 4
.436
Ques Media 5
.542
Ques Media 6
.670
Ques Media 7
.414
Ques Media 8
.590
Ques Media 9
.446
Ques Media 10
.454
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur di pakai dua kali untuk mngukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif sama maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila hasil perhitungan diperoleh alpha cronbach lebih besar dari 0,6. Di bawah ini adalah hasil perhitungan masing-masing variabel : 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa Hasil uji reliabiltas variabel motivasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 5. Hasil Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Siswa Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.781
10
Berdasarkan tabel pengujian diperoleh hasil cronbach’s alpha yang menunjukkan angka 0,781 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
111
Dari tabel 6 di bawah ini ternyata seluruh item menunjukkan hasil cronbach’s alpha nya di bawah cronbach’s alpha rata-rata (0,781) . Oleh karena itu keseluruhan item dinyatakan reliabel. Tabel 6. Hasil Reliabilitas Per Item Variabel Motivasi belajar Siswa Item-Total Statistics Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted Ques Motivasi 1
29.67
9.673
.394
.770
Ques Motivasi 2
29.60
9.628
.394
.770
Ques Motivasi 3
29.54
10.031
.332
.777
Ques Motivasi 4
29.62
9.887
.362
.774
Ques Motivasi 5
29.58
9.302
.557
.748
Ques Motivasi 6
29.54
10.031
.386
.770
Ques Motivasi 7
29.54
10.053
.426
.766
Ques Motivasi 8
29.62
9.557
.498
.756
Ques Motivasi 9
29.55
9.700
.495
.757
Ques Motivasi 10
29.65
8.757
.667
.732
2. Variabel Penggunaan Media Audio Visual Hasil reliabiltas variabel penggunaan media audio visual ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 7. Hasil Reliabilitas Variabel Penggunaan Media Audio Visual Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.696
10
Berdasarkan tabel pengujian diperoleh hasil cronbach’s alpha yang menunjukkan angka 0,696 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 8. Hasil Reliabilitas Per Item Variabel Penggunaan Media Audio Visual Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted Ques Media 1 Ques Media 2 Ques Media 3 Ques media 4
29.80 29.78 29.67 29.73
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
7.917 7.996 7.871 8.288
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.359 .327 .413 .296
.672 .679 .663 .683
112
Ques Media 5 Ques Media 6 Ques Media 7 Ques Media 8 Ques Media 9 Ques Media 10
29.66 29.70 29.61 29.72 29.70 29.73
8.270 7.577 8.395 8.095 8.016 8.090
.357 .496 .301 .417 .310 .297
.673 .647 .682 .664 .682 .684
Dari tabel di atas ternyata seluruh item menunjukkan hasil cronbach’s alpha nya di bawah cronbach’s alpha rata-rata (0,696) . Oleh karena itu keseluruhan item dinyatakan reliabel.
Analisis Regresi Linear Sederhana Setelah pengujian validitas dan reliabilitas maka langkah selanjutnya yaitu memformulasikan persamaan regresi. Berdasarkan tabel 9 di bawah ini dapat diketahui persamaan regresi pengaruh penggunaan media audio visual terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati terhadap KD Sistem Rem Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut : Y = 0,061 + 0,796X Keterangan : Y = Motivasi Belajar Siswa X = Penggunaan Media Audio Visual Tabel 9. Hasil Uji Regresi Penggunaan Media Audio Visual terhadap Motivasi Belajar Siswa Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
.696
.181
media audio visual .760 a. Dependent Variable: motivasi belajar
.061
Standardized Coefficients Beta .796
t
Sig.
3.846
.000
12.469
.000
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel penggunaan media audio visual berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan angka signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
113
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikasi (uji t). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media audio-visual terhadap motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Hipotesis nihil (H0) : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media audio-visual terhadap motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan tabel 8 di atas ternyata dapat diketahui bahwa penggunaan media audio visual memiliki t hitung 12,469 dengan nilai sig. 0.000 lebih kecil dari 0.05 artinya penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima, sementara hipotesis nol (H0) ditolak.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis lakukan dalam bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah tergolong baik. Hal ini dibuktikan dari tiap item pernyataan dalam angket (variabel motivasi) 93,05 % rata-rata siswa menjawab setuju atau sangat setuju. 2. Penggunaan media audio visual dalam kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah tergolong baik. Terbukti dari tiap item pernyataan dalam angket (variabel media audio visual) 92,61 % rata-rata siswa menjawab setuju atau sangat setuju. 3. Terdapat hubungan antara penggunaan media audio visual dengan motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014, karena ternyata setelah digunakannya media audio visual antusiasme siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan nilai t hitung 12,469. 4. Penggunaan media audio visual memiliki t hitung 12,469 dengan nilai sig. 0.000 lebih kecil dari 0.05 artinya penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa. 5. Penggunaan media audio visual memilki pengaruh sebesar 79,6 % terhadap motivasi belajar kompetensi dasar sistem rem siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
114
DAFTAR PUSTAKA Aritonang, Keke T., (2008). “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Penabur (Nomor 10 tahun 7). Arsyad, Azhar, (2002) Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Dwi Purwanto, (2012). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Menggunakan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Siswa Kelas Xi Smk Tunas Nusantara Purworejo. Skripsi. Prodi Pendidikan Tehnik Otomotif FKIP Univrsitas Muhammadiyah Purworejo. Imam Ghozali, (2002). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP. Jaali Haji, (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Mahdi Harris, (2013). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual (Video) terhadap Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa Kelas XI SMK Negeri 12 Malang. Skripsi. Fakultas Tehnik Mesin Universitas Negeri Malang. Puguh Prastomo,(2013). Pengaruh Media Pembelajaran Dengan Cd Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Fisika Di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa ( Studi eksperimen pada siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruaan Negeri Kota Madiun ). Tesis : Program Studi Pendidikan Teknologi UNS. Riduwan, (2009). Metode dan Tehnik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta Bandung. Saifuddin Zulkifli, (2008). Penggunaan Media AudioVisual Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas 2mo1 Pada Pembelajaran Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Di Smk Nasional-Mojosari Kabupaten Mojokerto. Skripsi Pendidikan Tehnik Mesin Universitas Negeri Malang. Sardiman, A.M., (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press. Sekaran, U, (2000), Research Methods for Business: A Skill Building Approach, John Wiley & Sons, Inc., New York USA. Slavin, R.E., (2009). Psikologi pendidikan teori dan praktik, edisi kedelapan, Jilid kedua. (Terjemahan Marianto Samosir). Jakarta: PT Index (Buku asli diterbitkan tahun 2006). Suharsimi Arikunto, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi ke-4, Jakarta : Rineka Cipta. Suparno A. Suhaenah, (2000). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Depdiknas. Suratman, M., (2001). Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung : CV. Pustaka Grafika. Woro Sumarni, dkk, (2009). Efektivitas Penerapan Metode Kasus Menggunakan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1. http : //duwiconsultant.blogspot.com//analisis-regresi-linear-sederhana.html http://vinabastian.blogspot.com/2012/05/macam-macam-metode-penelitian-tugas.html
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
115