PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KAS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN “Studi Pada Kantor KPU Kota Gorontalo, KPU Provinsi Gorontalo Dan KPU Kab. Bone Bolango”
JURNAL
Oleh MUNAPRI SALI 921 409 029
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengendalian intern kas berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai baik pimpinan maupun staf di lingkungan kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango sejumlah 80 orang. Penelitian ini menggunakan sampel penelitian yang dilakukan secara purposive sampling karena mengambil sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti sampel dalam penelitian ini sejumlah 22 orang. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dengan terlebih dahulu mengkonversi data skala ordinal ke skala interval. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian intern kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango. Semakin efektif penerapan pengendalian intern kas di instansi tersebut maka keandalan dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan menjadi semakin lebih baik.
Kata Kunci: Pengendalian Intern Kas, Kualitas Laporan Keuangan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Kantor komisi pemilihan umum Kab. Bone Bolango adalah salah satu dari banyak instansi pemerintahan yang ada di provinsi gorontalo yang mengelola keuangan negara yang membutuhkan pengendalian intern atas aktiva/kas yang ada di instansi untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Kendala yang mungkin terjadi dalam kantor komisi pemilihan umum dalam menjalankan kegiatannya salah satunya yaitu sulitnya melakukan pengawasan/pengendalian yang efektif karena instansi tersebut kegiatannya yang semakin kompleks maka dibutuhkan laporan keuangan yang akurat. Hal ini dapat berdampak tidak baik pada kualitas laporan keuangan pada instansi tersebut. Disisi lain pengendalian intern kas yang dilakukan oleh kantor komisi pemilihan umum masih belum efektif, karena belum ada pemisahan fungsi antara pengurus kas dan fungsi pencatatan kas. Dalam melakukan penerimaan kas harus dilakukan oleh fungsi penerimaan dan setiap kali terjadi penerimaan kas harus segera dicatat, sebagian besar kecurangan atas penerimaan kas biasanya terjadi sebelum penerimaan kas itu dicatat. Jika pencatatan telah dilakukan, maka penyelewengan akan lebih mudah untuk diusut. Pengendalian yang harus dilakukan oleh kantor komisi pemilihan umum sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi penerimaan kas dengan fungsi pencatatan/pembukuan. Kondisi ini menunjukan bahwa tingkat pengendalian intern kas yang telah ditetapkan oleh komisi pemilihan umum
bahwa antara
pencatatan/pembukuan kas masuk
bagian penerimaan kas dengan bagian
harus dilakukan oleh fungsi yang berbeda, agar ada
pemisahan yang jelas antar fungsi dalam penerimaan kas dan fungsi pencatatan kas. Komisi pemilihan umum masih terdapat kelemahan pengendalian intern kas dari sisi organisasi dengan kurangnya jumlah SDM (sumber daya manusia) pada bagian akuntansi dan kurangnya koordinasi antar bagian sehingga sangat berpengaruh terhadap tidak memadainya pengendalian intern kas pada penyusunan keuangan yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan RI yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum pada tahun 2011, BPK masih memberikan opini disclaimer/tidak menyatakan pendapat (TMP). Opini TMP diberikan karena terdapat tiga permasalahan utama berkaitan dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Mengingat pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam mengendalikan pengelolaan keuangan pada instansi tersebut. Dan salah satu operasinya yaitu proses penyusunan Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum
tidak dilakukan secara tertib, penatausahaan dan
pengamanan persediaan belum dilaksanakan secara maksimal, serta pengendalian dan penatausahaan aset tetap belum terkonsolidasi. Dalam pemeriksaan laporan keuangan ini Badan Pemeriksa Keuangan RI juga melaporkan ketidakpatuhan entitas terhadap peraturan perundangan. Beberapa permasalahan ketidakpatuhan di lingkungan Komisi Pemilihan Umum antara lain adalah masih adanya aset Komisi Pemilihan Umum berupa kendaraan dinas yang dikuasasi oleh pihak lain dan realisasi pembayaran komponen tunjangan berupa biaya telepon, air, listrik, perlengkapan standar, dan biaya pemeliharaan yang dilakukan secara tunai, tidak sesuai dengan SE Mendagri No. 161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2010.(BPK RI, 2013) Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Belum adanya pemisahan fungsi yang jelas antara petugas penerimaan kas dan pencatatan kas. 2. Masih terdapat kelemahan pengendalian intern kas dari sisi organisasi dengan kurangnya jumlah SDM (sumber daya manusia) pada bagian akuntansi dan kurangnya koordinasi antar bagian sehingga sangat berpengaruh terhadap tidak memadainya pengendalian intern kas pada penyusunan keuangan yang berkualitas pada kantor komisi pemilihan umum. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah pengendalian intern kas berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kab. Bone Bolango.
KAJIAN TEORITIS
Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (Peraturan Pemeritah Nomor 60 Tahun 2008). IAI dalam Agoes (2011: 100) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan yaitu: 1) keandalan peloporan keuangan, 2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Manurut Andayani (2008: 46) pengendalian intern adalah sebagai rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan. Metode tersebut dilakukan untuk mengamankan aktiva, memeriksa keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Andayani (2008: 47) mengatakan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar mengenai pencapaian tujuan yang meliputi: 1) keandalan laporan keuangan, 2) efektivitas dan efisiensi operasi, 3) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan pengertian pengendalian intern yang telah dikemukakan oleh para ahli maka peneliti menyimpulkan
bahwa pengendalian intern adalah cara atau alat yang
digunakan oleh organisasi untuk menjaga harta, menjaga ketelitian dan ketetapan data akuntansi, serta meningkatkan efisiensi
usaha untuk membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan dan mendorong pelaksanaan seluruh kebijakan manajemen.
Pengertian Kas Kas merupakan salah satu satu asset yang paling likuid yang penyajiannya dicatat sebesar nilai nominalnya. Kas dapat dengan mudah digunakan disuatu keperluan baik didalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lainnya, karena salah suatu Kriteria yang sangat melekat pada kas adalah bahwa kas dapat digunakan dengan segera, artinya apabila diminta oleh pihak yang bersangkutan maka dapat segera dikeluarkan, tetapi kas merupakan aktiva lancar yang sangat mudah untuk disalah gunakan dan diselewengkan oleh pihakpihak tertentu, sehingga dalam upaya menghindari hal tersebut dibutuhkan pengendalian yang sangat mendukung kelancaran aktifitas manajemen dalam hal pengelolaan kas tersebut. Menurut IAI (2009: 22) Mendefinisikan kas sebagai berikut : Kas terdiri saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya luquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi perubahan risiko nilai yang signifikan. Menurut Soemarso S.R (2009: 296) Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang terdapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nomilnya. Menurut Kieso (2008: 342) Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan untuk semua pos-pos lainnya. Pada umunya kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktiva dalam neraca yang paling liquid, maksudnya dapat dengan mudah dipergunakan sebagai alat pertukaran dan menunjukan daya beli secara umum, dimana dalam berbagai bentuk dinyatakan dengan nilai sekarang yang jelas dan pasti dapat ditetapkan. Pengendalian Internal Dalam Sistem Penerimaan Kas 1. Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian merupakan puncak dari sebuah sistem pengendalian dimana keadaannya berpatok pada manajemen puncak dan para pemilik perusahaan yang untuk seterusnya dijabarkan berdasarkan struktur organisasi yang telah ditetapkan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing bagian.
2. Penentuan risiko Sumber penerimaan kas
terbesar dalam suatu perusahaan berasal dari transaksi
penjualan tunai dan hasil pendapatan jasa. 3. Aktivitas pengendalian Pemisahan fungsi dari masing-masing bagian penerimaan kas merupakan prosedur pengendalian yang nyata. 4. Pengawasan/Monitoring Setelah menerapkan sistem pengendalian pihak perusahaan perlu melakukan pemantauan terhadap pengelolaan kas yang dimiliki, bila memungkinkan kehadiran pihak auditor sangat membantu dalam proses ini, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mencocokan bukti-bukti serta catatan keuangan dan menyesuaikan dengan keadaan fisik kas yang sebenarnya. 5. Informasi dan Komunikasi Informasi tentang keadaan kas, khususnya pada proses penerimaan kas, penyampaian kas informasi keadaan keuangan terkait pengeluaran kas sangat diperlukan oleh menejemen,informasi aliran pemasukan kas harus ditelusuri secara pasti berdasarkan jumlah fisik dan catatan yang ada, selain itu laporan berkala yang dilakukan dapat dijadikan bahan evaluasi oleh manajemen terhadap keamanan kas dan tolak ukur penilaian keuntungan perusahaan. Pengendalian Intern Dalam Sistem Pengeluaran Kas 1. Lingkungan pengendalian Sama halnya pada sistem penerimaan kas, lingkungan pengendalian merupakan puncak dari sebuah sistem pengendalian dimana keadaannya berpatok pada manajemen puncak dan para pemilik perusahaan dan dijabarkan berdasarkan struktur organisasi yang ditetapkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian. 2. Penentuan risiko Untuk menghidari resiko pencurian, sistem pengeluaran kas dapat dikur sesuai dengan keperluannya. Apabila terjadi pengeluaran kas dala jumlah besar maka perusahaan wajib menggunakan cek, hal ini bertujuan untuk dapat ,mengontrol seluruh jumlah pengeluaran dalam jumlah besar dengan menggunakan buku cek perusahaan.
3. Aktivitas Pengedalian Pemisahan fungsi dari masing-masing bagian pengeluaran kas merupakan prosedur pengendalian intern yang nyata. Setiap yang menangani masalah ini harus memiliki fungsi yanh jelas. 4. Pengawasan/Monitoring Independensi sangat dibutuhkan dalam proses ini, bila memungkinkan kehadiran pihak auditor dapat sangat membantu, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mencocokan buktibukti serta catatan keuangan dan menyesuaikan dengan keadaan fisik kas yang sebenarnya. 5. Informasi/Komunikasi Informasi dan komunikasi merupakan unsur dasar dari pengendalian internal, informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen untuk mengarahkan operasi dan memastikan terpenuhingya tuntutan-tuntutan pelaporan serta peraturan yang berlaku (Niswonger, 1999: 181).
METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data Regresi Linier Sederhana Menurut Ridwan (2009: 105) Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan masa sekarang yang memiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Jika data hasil penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, maka tahapan analisis dilanjutkan dengan pengujian regresi linier sederhana. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable). Analisis regresi dalam hal ini digunakan untuk melihat sebarapa besar pengaruh pengendalian intern kas terhadap kaulitas laporan keuangan pada kantor komisi pemilihan umum Kab. Bone Bolango. Analisis regresi linier sederhana ini dinyatakan dalam bentuk > Menurut Sugiono (2008: 261) Rumus Yang digunakan: =
+
Dimana : Y = Kualitas Laporan Keuangan X = Pengendalian Intern Kas a = Nilai Konstanta harga Y jika X = 0 b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
Koefisien Korelasi Menurut Wijaya (2011: 81) Koefisien korelasi dugunakan untuk menganalisis atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana variabel independen lainnya dibuat tetap/dikendalikan. Sehingga dapat ditentukan nilai korelasi murni yang terlepas dari pengaruh-pengaruh variabel lainnya. Dalam analisis korelasi yang diperhatikan adalah arah (positif atau negatif) dan besarnya hubungan (kekuatan). Koefisien korelasi mempunyai harga -1 hingga +1 (bergerak dari nol hingga 1 dan memiliki nilai positif atau negatif). Semakin mendekati nilai 1 maka semakin besar atau kuat hubungan variabel
atau sempurna =1, sebaliknya semakin mendekati 0 maka semakin lemah atau kacil hubungan.
Koefisien Determinan ( ) Koefisien determinan mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ ≤ 1). Hal ini berarti
= 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Bila
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan
semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Hasil Penelitian Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen) serta memprediksi variabel tergantung (dependen) dengan menggunakan variabel bebas (independen). Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap selanjutnya dilakukan permodelan data dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 ditampikan sebagai berikut: Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Peng.intern.kas
Std. Error
Sig.
2.829
2.384
.249
.542
.043
.000
a. Dependent Variable: Kualitas.laporan.keuangan
Berdasarkan hasil analisis di atas, model regresi linier sederhana yang dibangun adalah: Ŷ = 2.829 + 0,542+ɛ Dari model tersebut diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut: a. Jika tidak terdapat pengaruh dari variabel pengendalian intern kas (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata kualitas laporan keuangan adalah sebesar 2.829 satuan. b. Setiap perubahan variabel pengendalian intern kas akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan sebesar 0,542 kali satuan. c. Terdapat pengaruh yang positif pengendalian intern kas terhadap kualitas laporan keuangan.
Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh model persamaan regresi taksiran maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t. Hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut: : bi = 0 : bi ≠ 0 Taraf signifikan (α) = 0,05 ≥
Kriteria pengujian yaitu jika nilai signifkan. Jika nilai
≤
, maka
, maka
ditolak
diterima dan
diterima artinya
ditolak artinya tidak
signifikan. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 diperoleh hasil sebagai barikut:
Hasil Uji Hipotesis Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Peng.intern.kas
Std. Error 2.829
2.384
.542
.043
a. Dependent Variable: Kualitas.laporan.keuangan
Beta
T
.941
Sig.
1.187
.249
12.479
.000
Dari hasil di atas diperoleh nilai
sebesar 12.479 dan tingkat signifikan sebesar
0,000. Dengan demikian diperoleh hasil uji signifikan sebagai berikut: Hasil Uji Signifikan Taraf
Nilai
Nilai
Nilai
Signifikansi α
Kesimpulan
Signifikansi
5%
12.479
1,71714
0,000
Berdasarkan hasil uji signifikan diperoleh nilai α sebesar 5%, maka
ditolak
Signifikan
>
pada taraf signifikansi
diterima, artinya signifikan. Hal ini memberikan indikasi
bahwa pengendalian intern kas berpengaruh signifikan terhadap kaulitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango. Analisis Korelasi Dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 diperoleh nilai koefisien korelasi sebagai berikut: Koefisien Korelasi Model Summaryb
Model
R
1
.941a
R Square .886
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.881
1.88625
a. Predictors: (Constant), Peng.intern.kas b. Dependent Variable: Kualitas.laporan.keuangan Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,941. Ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara pengendalian intern (X) dan kualitas laporan keuangan (Y) pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai
berkisar antara 0< <1. Jika nilai
semakin
mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai koefisien determinan
sebagai berikut:
Koefisien Determinan X Terhadap Y R
R Square
Kontribusi Faktor Lain
0.941
0.886
0.114
Berdasarkan hasil di atas diperoleh R-Square sebesar 0.886. Nilai ini berarti bahwa sebesar 88,6% variabilitas mengenai kualitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango dapat diterangkan oleh pengendalian intern kas, sedangkan sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik jawaban responden menunjukan bahwa variabel pengendalian intern berada pada level yang tinggi dengan nilai rata-rata jawaban responden sebesar 4,11. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai dilingkungan kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU
Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango telah menerapkan
pengendalian intern kas yang baik. Kantor KPU menerapakan pengendalian intern kas dalam hal ini pengendalian intern kas terbagi dua yaitu pengendalian atas penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pada umumnya penerimaan kas tersebut dapat berbentuk uang kontan, cek, dan bilyet giro. Dalam mengamankan kas yang merupakan pendapatan
bagi suatu
perusahaan, KPU membentuk suatu alat pengendalian yaitu dengan langsung menyetorkan penerimaan ke Bank untuk menghindari terjadinya kecurangan atau lapping. Sedangkan penerapan pengendalian pengeluaran kas yaitu pembayaran kas yang biasanya dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan cek atau bilyet giro biasanya perusahaan menyelenggarakan dana kas kecil dengan menggunakan sistem imprest. Kualitas laporan keuangan disebabkan oleh beberapa faktor sebagaimana indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menghasilkan laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan serta dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penilaian kualitas laporan keuangan yaitu Salah satunya selalu berupaya mengkonkritkan dan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
adalah
penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsipprinsip tepat waktu yang disusun berdasarkan kepada standar akuntansi pemerintahan dan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pengendalain intern kas merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dengan menerapkan pengendalian intern kas yang baik maka kualitas laporan keuangan pemerintah menjadi lebih baik, karena tujuan pengendalian intern kas untuk menentukan keakuratan yaitu menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan uraian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa hipotesis ( sebaliknya hipotesis penelitian (
) yang diuji ditolak, dan
) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari nilai
yang lebih besar dari nilai
pada taraf signifikan α sebesar 5%. Ini
mengindikasikan bahwa pengendalian intern kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kaulitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango. 2. Hasil analisis korelasi menunjukan terdapat hubungan yang kuat antara pengendalian intern kas (X) dan kualitas laporan keuangan (Y) pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,941. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukan r square sebesar 0,884 yang berarti bahwa sebesar 88,4% variabilitas mengenai kualitas laporan keuangan pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango dapat diterangkan oleh pengendalain intern kas, sedangkan sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti penerapan sistem akuntansi instansi serta akuntabilitas dan transparansi. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan saran sebagi berikut: 1. Pengendalian intern kas pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango dapat terus ditingkatkan melalui berbagai aspek seperti lingkungan pengendalain, penaksiran risiko, kegiatan pengendalain, informasi dan kominikasi serta pemantauan. 2. Komitmen yang tinggi khususnya aparat pemerintah pada kantor KPU Provinsi Gorontalo, KPU Kota Gorontalo dan KPU Kab. Bone Bolango dalam menerapakan
pengendalian intern kas dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan agar diperoleh laporan keuangan yang berkualitas. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperdalam analisis mengenai hubungan dan pengaruh pengendalain intern kas terhadap kualitas laporan keuangan serta mengembangkan perspektif yang diteliti lebih luas lagi misalnya faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan seperti penerapan sistem akuntansi instansi serta akuntabilitas dan transparansi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2011. Auditing. Edisi Keempat Jilid Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia. Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kieso E. Donald, Weygandt J. Jefry & Warfield D. Terry. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Keduablas. Jakarta: Erlangga. Niswonger, rollin C. Warren, CARL S. Reeve, james M. Fesse, Philip E. 2005. PrinsipPrinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan (Konsep & Aplikasi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Riduwan & Sunarto. 2009. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Simamora. 2005. Akuntansi suatu pengantar edisi lima (revisi). Jakarta:salemba empat Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV Alfabeta. Wijaya, Toni. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 (Untuk Olah & Interpretasi Data Penelitian, Skripsi). Yogyakarta: Cahaya Atma.