PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Sabar Priyono NIM. 12108241201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016
PERSETUJUAN
Skripsi
yang
berjudul
"PENGARUH
PENERAPAN
PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL" yang disusun oleh Sabar Priyono, NIM 12108241201 ini telah disetujui oleh dosen pernbirnbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 16 Maret 2016 Dosen Pernbirnbing
Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. NIP... 19820623 200604 1 001
11
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang dituhs atau diterbitkan orang lain kecuali dengan acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang berlaku. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah ash, Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, 16 Maret 2016 Yang menyatakan,
Fr.
Sabar Priyono NIM. 12108241201
'-
111
PENGESAHAN
Skripsi
,
yang
berjudul
"PENGARUH
PENERAPAN
PEMBELAJARAN.
KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERl KARANGJATI KECAMATAN KASlHAN KABUPATEN BANTUL" yang disusun oleh Sabar Priyono, NIM 12108241201 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal28 Maret 2016 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI Nama
Jabatan
Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd.
Ketua Penguji
Apri1ia Tina Lidyasari, M.Pd.
Sekretaris Penguji
Dr. Insih Wilujeng, M.Pd.
Penguji Utama
Tanda tangan
IV
rf;Tj/J
L1i4:: .~
...
Tanggal
L\.. AV.:c~\.. ~'b ?.AVJ~.\ tclb ~
A\?(\\ 2c>\b
MOTTO “Pengalaman merupakan pembelajaran yang paling berharga” (Anonim) “Pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan makna yang berarti” ( Anonim )
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengharap ridho Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. Terimakasih atas semangat dan doa yang selalu diberikan untuk kesuksesan dan kebahagiaanku. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, Bangsa, dan Agama.
vi
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Oleh Sabar Priyono NIM 12108241201 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent control group design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual dan variabel terikat yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 61 siswa yang terdiri dari 2 kelas. Kelas IV A berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan instrumen tes dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji-t yaitu nilai t sebesar 2,665 dan sig 0,010. Nilai sig menyatakan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal tersebut juga ditunjukkan dari rata-rata hasil post-test yaitu kelompok kontrol sebesar 73,22 dan kelompok eksperimen sebesar 80,66 Kata kunci: Pembelajaran kontekstual, hasil belajar IPA.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul”. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menempuh akademik di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Suparlan, M.Pd.I. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah mendukung kelancaran penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. Pembimbing Akademik (PA), yang telah memberikan dorongan dalam melaksanakan penelitian ini. 5. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada penulis. 7. Dewan penguji yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap skripsi yang telah disusun penulis. 8. UPT perpustakaan UNY, UPP I, dan UPP II yang telah memberikan pelayanan yang baik ramah kepada peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Jumiyatin, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangjati yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di sekolah. 10. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri Karangjati yang telah memberikan banyak masukan dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian di sekolah. 11. Seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati, atas kerjasama dan partisipasinya dalam pembelajaran selama penulis melakukan penelitian. 12. Orang tua tercinta, Ibunda Minah dan Ayahanda Darmadi yang selalu mendoakan dan memberi motivasi. 13. Keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 14. Lukman Primadi dan Eko Nur F yang telah bersedia membantu menjadi observer selama penelitian. 15. Teman-teman Kelas D PGSD FIP UNY angkatan 2012 yang telah memberi semangat, dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
ix
16. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 16 Maret 2016 Penulis
Sabar Priyono NIM. 12108241201
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5 C. Batasan Masalah ....................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA ........................................................... 9 xi
1. Pengertian IPA ................................................................................... 9 2. Komponen IPA .................................................................................. 10 3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .................................................. 12 4. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ..................................... 14 B. Kajian Tentang Hasil Belajar .................................................................. 16 1. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 16 2. Hasil Belajar IPA ............................................................................. 17 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 19 C. Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual ............................................. 20 1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual .............................................. 20 2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ............................................ 22 3. Prinsip Pembelajaran Kontekstual ................................................... 23 4. Komponen Pembalajaran Kontekstual ............................................. 25 5. Penerapan Pembalajaran Kontekstual dalam Pembelajaran ............ 37 D. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar ................ 41 E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 43 F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 44 G. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 45 H. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 47 B. Desain Penelitian .................................................................................... 48 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 52 xii
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 52 E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 53 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 54 G. Validasi Instrumen .................................................................................. 59 H. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 63 I.
Teknik Analisis Data ............................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................... 68 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 69 1. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.69 a. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol .................................... 69 b. Data Hasil Observasi Kelompok Eksperimen ............................. 75 2. Data Hasil Belajar Siswa ................................................................... 81 a. Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................................... 81 b. Data Hasil Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................................... 85 c. Perbandingan Skor Hasil Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan kelompok Eksperimen .............................................. 88 C. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 90 1. Uji Normalitas ................................................................................... 90 2. Uji Homogenitas ............................................................................... 91 D. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 92 xiii
1. Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .......... 92 2. Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ......... 93 E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 95 F. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 100 B. Saran ...................................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102 LAMPIRAN ................................................................................................... 103
xiv
DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Coba .................................... 55 Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Uji Coba....................................... 56 Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru ................................................. 57 Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Siswa ............................................... 58 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................................... 60 Tabel 6. Interpretasi Nilai r ............................................................................ 62 Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Belajar IPA ................................................ 67 Tabel 8. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan 1 ....................................................................... 69 Tabel 9. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I ........................................................................ 71 Tabel 10.Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II..................................................................... 72 Tabel 11. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II ..................................................................... 74 Tabel 12. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I ................................................................ 75 Tabel 13. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I ................................................................ 77 Tabel 14. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II ............................................................... 78 xv
Tabel 15. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II .............................................................. 80 Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Kontrol ........ 82 Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen . 84 Tabel 18. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Kontrol ....... 86 Tabel 19. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Eksperimen 87 Tabel 20. Perbandingan Skor Hasil Pre test dan Post Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................. 88 Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................................... 90 Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................................... 91 Tabel 23. Hasil Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ................................................................................... 93 Tabel 24. Hasil Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ................................................................................... 94
xvi
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian........................ 44 Gambar 2. Rancangan Nonequivalent Control Group Design.................. 49 Gambar 3. Langkah-Langkah Penelitian................................................... 51 Gambar 4. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan I .............................................. 70 Gambar 5. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I .............................................. 71 Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II............................................. 73 Gambar 7. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II............................................. 74 Gambar 8. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I ....................................... 76 Gambar 9. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I ....................................... 77 Gambar 10. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II .................................... 79 Gambar 11. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II .................................... 80 Gambar 12. Diagram Hasil Pre test Kelompok Kontrol ........................... 83 Gambar 13. Diagram Hasil Pre test Kelompok Eksperimen .................... 85 xvii
Gambar 14. Diagram Hasil Post test Kelompok Kontrol ......................... 86 Gambar 15. Diagram Hasil Post test Kelompok Eksperimen ................... 88 Gambar 16. Diagram Perbedaan Hasil Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ................... 89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .. 104 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol......... 117 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen .......................... 125 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ................................. 130 Lampiran 5. Materi Ajar .............................................................................. 134 Lampiran 6. Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Coba.................................... 137 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Uji Coba .................. 142 Lampiran 8. Soal Instrumen Tes Setelah Uji Coba ...................................... 143 Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Uji Coba .................... 147 Lampiran 10. Lembar Jawaban Instrumen Tes .............................................. 148 Lampiran 11. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes ......................................... 149 Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows .. 152 Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows .................................................................................. 155 Lampiran 14. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................ 157 Lampiran 15. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol ............... 158 Lampiran 16. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............. 160 Lampiran 17. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen ........ 162 Lampiran 18. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ....... 164 Lampiran 19. Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol ................................... 166 Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen ............................. 167 xix
Lampiran 21. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Kontrol .. 168 Lampiran 22. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Eksperimen.............................................................................. 169 Lampiran 23. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol .................................. 170 Lampiran 24. Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen ........................... 171 Lampiran 25. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Kontrol .................................................................................... 172 Lampiran 26. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Eksperimen.............................................................................. 173 Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows................ 174 Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows ............ 175 Lampiran 29. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows ........... 176 Lampiran 30. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows ............ 177 Lampiran 31. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ......................................... 178 Lampiran 32. Contoh Hasil Tes Siswa........................................................... 184 Lampiran 33. Gambar Penelitian ................................................................... 192 Lampiran 34. Surat Penelitian ........................................................................ 196
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan sangat luas dengan kehidupan manusia. Menurut Srini M Iskandar (1997:2) IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Sejalan dengan itu Usman Samatowa (2010:3) mengungkapkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA juga sebagai dasar untuk mengembangkan teknologi yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. IPA sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pengetahuan tentang alam dan kejadian yang ada di dalamnya mempengaruhi kehidupan manusia. Guru sebagai pendidik harus paham akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di Sekolah Dasar. IPA merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar, karena di Sekolah Dasar merupakan cikal bakal perkembangan sains pada mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi yang akan didapatkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. IPA di Sekolah Dasar merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai ilmiah pada siswa. Sejak dini pemahaman konsep IPA dengan baik harus dimulai,
1
sehingga para siswa pada pendidikan selanjutnya dapat menguasai dan senang dengan konsep-konsep IPA yang lebih kompleks. Sudah selayaknya IPA dikuasai siswa sejak usia Sekolah Dasar. Untuk itu guru perlu mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran IPA agar pembelajaran mudah dipahami oleh siswa. IPA tidak cukup dibelajarkan hanya dengan memberikan pengetahuan yang hanya bersifat informasi akan tetapi, membelajarkan IPA perlu melibatkan anak secara aktif, belajar bersama teman sebaya, menemukan sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA yaitu pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Udin Syaefudin, 2009:162). Pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukanlah menghafal, akan tetapi belajar adalah proses pengalaman dalam kehidupan nyata. Pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual mendorong anak agar dapat menemukan makna dari pembelajaran dengan menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, sehingga pengetahuan yang didapat akan tertanam erat dalam memorinya.
2
Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah sistem yang menyeluruh dan terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung (Elaine B. Jhonson, 2008:65). Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain maka akan membuat para siswa mampu membuat hubungan yang menghasilkan makna. Pembelajaran kontekstual mempunyai tujuh elemen penting, yaitu inkuiri, pertanyaan, konstruktivistik, pemodelan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi. Ketujuh unsur tersebut dapat diaplikasikan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap teori behavioristik
yang
mendominasi
pendidikan
selama
puluhan
tahun.
Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan pendekatan yang berakar pada sebuah pandangan baru dan belum populer di Indonesia serta belum banyak diterapakan di sekolah-sekolah khususnya di Sekolah Dasar. Guru dan pakar pendidik khususnya di Sekolah Dasar belum begitu mengerti dan paham mengenai pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) dan penerapannya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengajar guru kelas IV di SD Negeri Karangjati, pembelajaran kontekstual jarang diterapkan guru dalam pembelajaran IPA. Guru masih sering menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran IPA. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah dalam pembelajaran IPA guru masih menerapkan pembelajaran secara monoton dan hanya berpegang pada buku-buku paket dan tidak menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa. 3
Pembelajaran konvensional ini menyebabkan siswa cepat bosan dalam pembelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Guru dalam pembelajaran IPA seharusnya menggunakan pendekatan yang tepat agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat dimengerti dengan baik. Pembelajaran IPA yang dilakukan secara aktif, belajar bersama dan bekerja sama akan lebih menyenangkan dan meningkatkan kreativitas siswa sehingga dapat
meningkatkan
pemahaman
mereka.
Pembelajaran
kontekstual
merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran IPA agar siswa menjadi aktif dan tidak bosan dengan pelajaran yang disampaikan. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah khususnya di Sekolah Dasar guru belum banyak mengetahui bagaimana Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual ini. Salah satunya
di SD Negeri
Karangjati guru belum mengetahui dan memahami penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA sehingga pembuktian pengaruh pendekatan pembelajaran kotekstual terhadap pembelajaran IPA belum diketahui oleh guru. Guru perlu menerapkan pendekatan-pendekatan baru dalam mengajar salah satunya pendekatan pembelajaran kontekstual agar guru mengetahui perbedaan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat diterapkan guru pada siswa kelas IV. Hal ini dikarenakan siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada masa operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak 4
mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitasaktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Dengan menerapakan pendekatan pembelajaran kontekstual guru dapat mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan berbagai masalah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Karangjati Kasihan Bantul.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPA yang dilakukan guru cenderung monoton dan kurang inovatif sehingga menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan anak dalam berpikir. 2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran IPA salah satunya guru belum mengetahui dan memahami penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA. 3. Guru jarang menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA. 5
4. Belum ada bukti empirik mengenai pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap pembelajaran IPA. 5. Belum ada pembuktian pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa di SD Negeri Karangjati.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, maka peneliti membatasi permasalahan, yaitu pada pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Adapun hasil belajar IPA siswa dibatasi pada hasil belajar pada ranah kognitif.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ? ”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
6
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis a.
Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai pendekatan kontekstual, terutama penggunaannya dalam mata pelajaran IPA.
b.
Membimbing peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari .
2. Secara praktis a.
Bagi siswa 1) Membantu
siswa agar dapat mengatasi masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran. 2) Membantu siswa memahami materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. b.
Bagi guru 1) Menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan motivasi bagi guru serta sebagai masukan dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD. 2) Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses pembelajaran yang menyenangkan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.
7
3) Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai seberapa jauh pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. c.
Bagi sekolah 1) Sebagai masukan dalam usaha peningkatan kualitas dan kinerja
guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2) Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyediakan fasilitas yang lengkap di Sekolah. d.
Bagi peneliti 1) Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang pendekatan pembelajaran IPA di SD. 2) Sebagai
bahan
kajian
selanjutnya.
8
untuk
penulisan
karya
ilmiah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata- kata Bahasa Inggris yaitu Natural Science. Secara bahasa Natural artinya almiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terkait dengan alam (Srini M. Iskandar, 1996:2). Sejalan dengan itu Hendro
Darmodjo
(1991:3)
mengungkapkan
bahwa
IPA
adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut
Usman
Samatowa
(2006:2)
IPA
merupakan
ilmu
pengetahuan yang membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada disekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah (Depdikbud, 1994:97). Berdasarkan beberapa pengertian IPA di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari secara rasional dan objektif tentang peristiwa-peristiwa alam. IPA merupakan pengetahuan yang didapat dari proses ilmiah melalui percobaan dan pengamatan yang 9
dilakukan oleh manusia. IPA bukan hanya sebagai pengetahuan tentang alam tetapi IPA juga merupakan cara atau proses untuk menemukan pengetahuan tentang alam. 2. Komponen IPA IPA sebagai disiplin ilmu yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan manusia memiliki beberapa komponen di dalamnya. Menurut Patta Bundu (2006:11) IPA memiliki tiga komponen yaitu : (1) proses ilmiah , misalnya mengamati ,mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, (2) produk ilmiah misanya prinsip, hukum, dan teori, (3) sikap ilmiah, misanya ingin tahu, hati-hati, jujur dan obyektif. a.
IPA Sebagai Proses IPA sebagai proses adalah suatu pengkajian IPA dari segi proses atau sering disebut keterampilan proses IPA. Keterampilan proses IPA adalah suatu keterampilan untuk menganalisis kejadian alam dengan cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh suatu ilmu dan mengembangkan ilmu itu. Menurut Hendro Darmodjo (1991:11) IPA sebagai proses adalah proses mendapatkan IPA dengan metode ilmiah. Pada tingkat Sekolah Dasar metode ilmiah tidak diajarkan secara utuh namun keterampilan proses IPA atau metode ilmiah ini dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan agar nantinya akan terbentuk suatu paduan utuh sehingga anak Sekolah Dasar dapat melakukan penelitian sederhana. 10
b.
IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk mempunyai beberapa isi berupa prinsip, hukum, dan teori untuk menjelaskan dan memahami alam serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA sebagai disiplin ilmu disebut juga produk IPA hal ini karena didalamnya berisi berbagai hasil empirik dan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan yang berbentuk fakta-fakta, konsep-konsep ,prinsipprinsip ,hukum-hukum dan teori-teori IPA.
c.
IPA Sebagai Sikap Ilmiah Komponen ketiga dari Sains atau IPA adalah sikap Sains atau yang sering kita sebut dengan sikap ilmiah. Menurut Srini M Iskandar (1996:2) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur. Sikap ilmiah sangat penting dimiliki dalam proses IPA agar produk yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurut Muslichach Asy’ari (2006:20) beberapa kriteria yang termasuk sikap ilmiah utama dalam IPA ialah : obyektif, teliti, terbuka, kritis, dan tidak mudah putus asa.
11
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Guru dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus mengetahui pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa memahami apa yang di pelajari. Pendekatan pembelajaran IPA yang sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar adalah pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat (Usman Samatowa, 2006:11). Menurut Polo dan Marten dalam Srini M. Iskandar (1997:15) IPA untuk anak-anak didefinisikan mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi
untuk
melihat
apakah
ramalan
tersebut
benar.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar perlu ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung sesuai dengan lingkungan dan kehidupan nyata melalui keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan (Srini M. Iskandar, 1996:5). Muslichach Asy’ari (2006:22) mengungkapkan bahwa keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terintegrasi.
Keterampilan
proses
dasar
yaitu
mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, sedangkan keterampilan proses terintegrasi yaitu 12
merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Keterampilan proses IPA dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus dimodifikasi dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak. Hal ini karena struktur kognitif anak Sekolah Dasar berbeda dengan struktur kognitif Ilmuan. Proses pembelajaran dan perkembangan anak masih bersifat konkret dan memandang sesuatu secara utuh. untuk itu keterampilan proses IPA pada tingkat Sekolah Dasar harus dimodifikasi. Razbe et.al. (dalam Patta Bundu, 2006:12) menyarankan keterampilan dasar proses IPA yang perlu dikuasai pada tingkat Sekolah Dasar meliputi keterampilan
mengamati,
mengelompokkan,
mengukur,
mengkomunikasikan, meramalkan, dan menyimpulkan. Guru dalam melakukan proses pembalajaran IPA di Sekolah Dasar harus memenuhi hakikat IPA. Hakikat IPA memiliki tiga komponen, yaitu sains sebagai produk, sains sebagai proses, dan sains sebagai sikap ilmiah (Patta Bundu, 2006: 11). Pembelajaran dengan menerapkan proses ilmiah diharapkan siswa mampu menghasilkan suatu produk dan membentuk suatu sikap yaitu sikap ilmiah yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang benar serta dapat dipertanggungjawabkan.
13
4. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Menurut Piaget (Muslichach Asy’ari, 2006:37-38) Perkembangan kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan usianya, yaitu : 1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun), 2. Tahap praoperasional (2-7 tahun), 3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan 4. Tahap operasional formal (12-15 tahun) Siswa kelas IV Sekolah Dasar berkisar antara usia 9 tahun atau 10 tahun, hal ini didasarkan umumnya anak Indonesia mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6-7 tahun dan waktu belajar di Sekolah Dasar selama 6 tahun. Berdasarkan tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget diatas , siswa kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada tahapan operasional konkret sudah mampu berpikir untuk memecahkan masalah-masalah aktual dan konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak pada tahap opersional konkret juga sudah mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, namun sudah lebih logis. Selain itu dalam tahap operasional konkret anak sudah mampu mengklarifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri-ciri suatu objek. Usman Samatowa (2006:7) mengungkapkan bahwa anak-anak masa Sekolah Dasar dibagi menjadi dua fase yaitu masa-masa kelas rendah sekolah dasar (kelas 1 sampai dengan kelas 3) dan masa-masa kelas tinggi 14
sekolah dasar (kelas 4 sampai dengan kelas 6). Berdasarkan pembagian fase masa Sekolah Dasar, siswa kelas IV sekolah dasar termasuk dalam kelas tinggi . Anak kelas tinggi Sekolah Dasar memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Senang terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang bersifat konkret. 2) Realistis, ingin tahu dan ingin belajar. 3) Adanya minat terhadap hal-hal aau mata pelajaran khusus. 4) Memandang nilai sebagai ukran yang tepat mengenai prestasi sekolah. 5) Senang membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dan termasuk pada kelompok kelas tinggi Sekolah Dasar. Siswa kelas IV Sekolah Dasar berpikir secara realistis yaitu berpikir sesuai dengan apa yang ada disekitarnya. Siswa kelas IV Sekolah Dasar memerlukan bendabenda yang bersifat konkret dalam mengembangakan pengetahuannya. Guru dalam proses pembelajaran harus mampu menghubungakan materi pembelajaran dengan hal-hal yang dialami siswa sehari-hari dan dapat mengaitkannya dengan benda-benda konkret di lingkungan sekitar. Selain itu guru dalam membuat rencana proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik anak agar anak mampu memahami materi pembelajaran dengan baik.
15
B. Kajian Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan kegiatan manusia yang dilakukan sepanjang hayat. Melalui kegiatan belajar, manusia dapat mengetahui berbagai hal daninformasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut Aunurrahman (2010:36) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. senada dengan itu Winkel (2004:59) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah interksi antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar yang dilakukan siswa dapat diketahui dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku siswa akibat belajar. Menurut Asep Jihad (2013:15) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar . Sejalan dengan itu Purwanto (2010: 46) mengungkapan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian
16
itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah disiapkan. Hasil itu dapat berupa perbuahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan teori dan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah merupakan hasil dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual berupa pengetahuan atau penalaran. Aspek afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 2. Hasil Belajar IPA Hasil belajar pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar IPA adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA (Patta Bundu, 2006:19). Hasil belajar IPA dapat dikelompokkan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk, proses dan sikap keilmuan. IPA sebagai produk diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. IPA sebagai proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan 17
sehari-hari. IPA dari segi sikap, siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis ,mawas diri, bertanggung jawab dan dapat bekerja sama. Menurut Patta Bundu Menurut Patta Bundu (2006: 18-19) hasil belajar sains sekolah dasar hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Penguasaan produk ilmiah atau produk sains yang mengacu pada seberapa besar siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannya tentang sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori. 2) Penguasaan proses ilmiah atau proses sains mengacu pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuwan yang terdiri atas keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses sains difokuskan pada keterampilan proses sains dasar (basic science process skill) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkomunikasikan (komunikasi). 3) Penguasaan sikap ilimiah atau sikap sains merujuk pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuwan. Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan sains adalah hasrat ingin tahu, menghargai kenyataan (fakta dan data), ingin menerima ketidakpastian, refleksi kritis dan hati-hati, tekun, ulet, tabah, kreatif untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, sensitif terhadap lingkungan sekitar dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada bidang IPA terhadap siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat IPA yaitu berupa produk , proses dan sikap keilmuan yang mencakup kognitif ,afektif dan psikomotorik.
18
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku dari hasil dari interaksi individu dengan lingkungan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Baharuddin (2010:19) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor internal ini berkitan dengan fisiologis dan psikologis individu. Faktor fisiologis berupa keadaan fisik dan kondisi panca indera. Faktor psikologis berupa minat,bakat, motivasi, dan kecerdasan. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Syah (dalam Baharuddin, 2010:26-28) faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial keluarga, 2) lingkungan non sosial yang terdiri dari lingkungan alamiah, faktor instrumental dan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa faktor diatas pembelajaran kontekstual 19
berpengaruh terhadap faktor eksternal yaitu lingkungan alamiah. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena berhubungan langsung dengan lingkungan alam dan kehidupan nyata, sehingga faktor lingkungan alam akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
C. Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual 1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Menurut Wina Sanjaya (2008:109) pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sejalan dengan itu Nurhadi (2005:103) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka (Elaine B. Jhonson, 2008:67). Blanchard (dalam 20
Trianto, 2013:104-105) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga ,warga negara dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual membuat siswa menemukan hubungan penuh makna antara pengetahuan-pengetahuan abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa mendapatkan suatu konsep melalui penemuan, penguatan dan keterhubungan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar, sehingga
pengetahuan dan
keterampilan yang didapat oleh siswa akan lebih bermakna. Berdasarkan definisi pembelajaran kontekstual dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif untuk mendapat pengetahuan melalui pengalaman langsung dan menghubungkan materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata yang dialami siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menekankan pada penemuan makna dalam pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih tahan lama dan dapat diterima serta dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan mereka. 21
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Menurut Trianto (2013:110) Pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) kerja sama; 2) Saling menunjang; 3) menyenangkan ,mengasyikkan; 3) tidak membosankan; 5) belajar dengan bergairah; 6) pembelajaran terintegrasi; dan 7) menggunakan berbagai sumber siswa aktif. Sejalan dengan itu Nurhadi (dalam Masnur Muslich, 2009:42-23) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual terdiri dari 10 kata kunci yaitu : kerja sama, saling menunjang, menyenangkan,belajar dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif. Menurut
Wina
Sanjaya
(2008:110)
pembelajaran
kontekstual
mempunyai lima karakteristik penting sebagai berikut : pembelajaran kontekstual
merupakan
proses
pengaktifan
pengetahuan,
belajar
memperoleh dan menambah pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, mempraktikkan pengetahuan dan melakukan refleksi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan lebih rinci mengenai karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu : a. Pembelajaran kontekstual merupakan pengaktifan pengetahuan, hal ini berarti apa yang akan dipelajari tidak lepas pengetahuan yang sudah dipelajari. b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Kegiatan memperoleh pengetahuan baru dilakukan
22
dengan cara mempelajari keseluruhan kemudian mempelajari secara detailnya. c. Pemahaman pengetahuan artinya pengetahuan yang telah diperoleh tidak untuk dihafal tetapi untuk difahami. d. Mempraktikkan pengetahuan maksudnya pengetahuan yang telah didapat dan dipahami harus di praktikkan dalam kehidupan siswa. e. Melakukan refleksi sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan. Pembelajaran dengan menerapan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat menjadikan siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang disampaikan khususnya materi pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan pembelajaran kontekstual merupakan proses pengaktifan pengetahuan dari
pengetahuan
yang
telah
dimiliki
siswa
dan
merupakan
pembelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa. 3. Prinsip Pembalajaran Kontekstual Pembalajaran kontekstual mempunyai prinsip-prinsip yang harus diterapkan agar penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat berhasil. Elaine B. Jhonson (2008:68-85) mengemukakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran kontestual meliputi prinsip saling ketergantungan, prinsip diferensasi, dan prinsip pengaturan diri. a. Prinsip Saling Ketergantungan Prinsip
saling
ketergantungan
merupakan
prinsip
yang
memungkinkan para siswa untuk membuat suatu hubungan yang 23
bermakna sehingga menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. Prinsip saling ketergantungan akan mendukung terjadinya kerja sama sehingga membuat suatu keberhasilan dapat tercapai dengan mudah. Prinsip saling ketergantungan akan menciptakan suatu hubungan yang
bermakna,
sehingga
dengan
menerapkan
prinsip
saling
ketergantungan akan mendorong siswa dalam membuat hubunganhubungan untuk menemukan makna. b. Prinsip Diferensiasi Prinsip diferensiasi merujuk pada sifat alam secara terus menerus yang menimbulkan perbedaan, keragaman dan keunikan. Prinsip diferensiasi menunjukan kreativitas yang luar biasa dari alam semesta. Diferensiasi bukan hanya merujuk pada perubahan dan kemajuan tanpa batas, namun merujuk juga pada saling berhubungannya kesatuankesatuan yang berbeda dan salaing ketergantungan dalam keterpaduan yang bersifat saling menguntungkan. Para pendidik hendaknya dapat mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing sejalan dengan prinsip diferensiasi dan harmoni alam semesta
ini.
Prinsip
diferensiasi
dalam
pembelajaran
proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menekankan kreativitas, keunikan, variasi, dan kolaborasi. c. Prinsip Pengaturan Diri Prinsip pengaturan diri merupakan prinsip yang menuntut para pendidik untuk mendorong setiap siswa untuk memahami dan 24
mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Prinsip pengaturan diri dalam pembelajaran kontekstual harus disesuaikan agar siswa dapat mencapai keunggulan akademik memperoleh keterampilan dan mengembangkan sikap yang dimiliknya dengan menghubungkan materi pelajaran yang diterimanya dengan pengalaman dan pengetahuan pribadinya. 4.
Komponen Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran
kontekstual
merupakan
sebuah
pendekatan
pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.
Eliane B. Jhonson (2008:15) mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran kontekstual terdiri dari delapan komponen yaitu : membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, pembelajaran mandiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian autentik. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Membuat keterkaitan yang bermakna Keterkaitan yang mengarah pada perolehan makna dalam suatu pembelajaran
merupakan
inti
dari
pendekatan
pembelajaran
kontekstual. Ketika siswa dapat mengaitkan isi dari pembelajaran dengan pengalaman mereka maka mereka akan menemukan makna dan makna yang mereka dapat akan memberikan dorongan kepada mereka untuk belajar. Keterkaitan yang bermakna akan membangun 25
berbagai macam keterkaitan yang berbeda dalam pembelajaran dan akan meningkatkan kemampuan siswa agar berkembang mencapai standar pendidikan yang tinggi. Banyak
cara
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengaitkan
pembelajaran dengan konteks situasi kehidupan sehari-hari siswa. Eliane B. Jhonson (2008:99) menyatakan bahwa ada enam metode yang dapat digunakan dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa. Enam metode itu yaitu : 1. Ruang kelas tradisional untuk mengaitkan materi dengan konteks siswa. 2. Memasukkan materi dari bidang lain dalam kelas. 3. Mata pelajaran yang tetap terpisah, mencakup topik-topik yang saling berhubungan. 4. Mata pelajaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih disiplin. 5. Menggabungkan sekolah dengan pekerjaan 6. Penerapan hal-hal yang dipelajarai ke masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, membangun keterkaitan untuk menemukan
makna
dapat
meningkatkan
pengetahuan
dan
memperdalam wawasan. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari akan membuat siswa menjadi dinamis dan membuat siswa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupannya. b. Melakukan pekerjaan yang berarti Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk melakukan pekerjaan yang berati. Pekerjaan yang berati yang dimaksud yaitu siswa dituntut untuk menemukan makna dalam pembelajaran yang diajarkan. Siswa dalam menemukan makna harus melakukan 26
pekerjaan yang berarti yaitu dengan mencari menggunakan proses berfikir secara sistematis. c. Pembelajaran mandiri Pembelajaran
mandiri
merupakan
pembelajaran
yang
membebaskan siswa untuk menggunakan gaya belajar mereka, menggali dan mengembangkan bakat dan minat yang ada pada dirinya dan menggunakan kecerdasannya sesuai minta yang disukai. Pembelajaran mandiri dapat dilihat dari dua prespektif yang berbeda yaitu pembelajaran mendiri mengharuskan siswa untuk memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan pembelajaran mandiri mengharuskan siswa untuk melakukan hal-hal tertentu seperti menggunakan pengetahan sesuai dengan langkah yang logis dan sistematis. Pembelajaran mandiri adalah sebuah proses. Menurut Eliane B. Jhonson (2008:172-174) dalam pembelajaran mandiri terdapat proses yang harus dilalui siswa yaitu : siswa mandiri menetapkan tujuan, siswa mandiri memuat rencana, siswa mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri, siswa mandiri membuahkan hasil akhir, dan siswa mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik. Dengan pembelajaran mandiri siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan menghubungkan pengetahuan akadeik dengan kehidupan mereka sehari-hari.
27
d. Bekerja sama Bekerja sama merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran kontekstual. Anita Lie (2007:28) mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah. Bekerja sama membuat siswa dapat menghilangkan berbagai hambatan metal yang ada pada dirinya akibat dari terbatasnya pengalaman yang dia miliki dan cara pandang yang sempit. Belajar dengan bekerja sama dalam kelompok membuat siswa mendengarkan berbagai pendapat dari anggota kelompoknya dan dapat menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai. e. Berpikir kritis dan kreatif Dengan berpikir kritis dan kreatif siswa akan mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang terorganisasi dan merumuskan pertanyaan yang inovatif serta merancang solusi yang tepat. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah,
mengambil
keputusan,
membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah (Eliane B. Jhonson, 2008:183) Siswa yang mampu berpikir kritis akan merumuskan keyakinan dan pendapat mereka sendiri mengenai suatu permasalahan. Tujuan 28
dari berpikir kritis ini ialah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, sedangkan berpikir kreatif adalah proses berfikir yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, memunculkan imajinasi, mengungapkan ide-ide yang tak terduga dan membuka sudut pandang yang baru. Berfikir kritis dan kreatif ibarat dua sisi mata uang, sisi pertama berpikir kreatif menemukan cara baru dalam menyelasaikan suatu permasalahan dan sisi kedua berpikir kritis mempelajari apakah cara itu layak dan tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. Pembelajaran kontekstual banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu permasalahan yang berhubungan dengan kehidupannya dan membuat mereka berpikir kritis dan kreatif dalam meyelesaikan berbagai permaalahan tersebut. f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang Pembelajaran kontekstual menuntut guru untuk dapat mengenal setiap siswa dan mengetahui karakteristiknya. Guru harus mengetahui dan mengenal siswanya agar guru dapat membantu individu itu tumbuh dan berkembang mencapai prestasi terbaiknya. Pembelajaran kontekstual mengharuskan setiap guru untuk membantu setiap siswa tumbuh dan berkembang, agar dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang guru harus membangun hubungan dengan siswa, salah satunya dengan cara mengenal kehidupan setiap siswa di rumahnya. 29
g. Mencapai standar yang tinggi Salah
satu
komponen
yang
tidak
kalah
penting
dalam
pembelajaran konteksual adalah menetapkan standar akademik yang tinggi untuk dicapai oleh setiap siswa (Eliane B. Jhonson, 2008:260). Standar akademik yang dimaksud adalah aspek-aspek yang harus dikuasai siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak hanya menetapkan standar akademik yang tinggi, tetapi menetapkan tujuan yang menggabungkan pengetahuan dan tindakan yang bermakna bagi siswa. Salah satu contoh yang dapat dilakukan guru untuk mencapai standar yang tinggi yaitu guru menentukan standar nilai yang tingi untuk setiap materi yang akan diajarkan. Setelah materi tersebut diajarkan, guru mengadakan evaluasi dan siswa harus mencapai standar yang telah ditentukan. Jika siswa belum mencapai standar yang ditentukan maka dilakukan remedial agar standar yang tinggi itu dapat tercapai. h. Menggunakan Penilaian Autentik Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat berpikir siswa menjadi lebih tinggi. Masnur Muslichach (2009:51) mengungkapakan bahwa penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik mengajak para siswa untuk 30
menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan bermakna (Eliane B. Jhonson, 2008:288). Penialaian autentik merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa (Wina Sanjaya, 2008:122). Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian autentik yang dilakukan guru diperoleh bukan hanya dari hasil pembelajaran saja, tetapi hasil proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika proses pembelajaran berlangsung. Penilaian autentik mempunyai empat jenis penilaian yang dapat digunakan oleh guru, yaitu portofolio, pengukuran kinerja, proyek, dan jawaban tertulis secara lengkap (Eliane B. Jhonson, 2008:290). Selain komponen-komponen yang di jelaskan diatas, Wina Sanjaya (2008:118) mengembangkan dan menyederhanakan delapan komponen diatas menjadi tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. Ketujuh komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kontruktivisme Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan 31
pengalaman (Udin Syaefudin Sa’ud, 2010:168). Secara garis besar kontruktivisme merupakan proses membangun pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan berasal dari luar dan kemudian dikontruksi didalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk dari dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek dalam menginterpretasi objek tersebut. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan bukanlah serangkaian fakta , konsep dan kaidah yang siap dipraktikkan., akan tetapi siswa harus mengkontruksi terlebih dahulu pengetahuan tersebut melalui pengalaman nyata agar tercipta pengetahuan yang bermakna. Guru dalam proses pembelajaran harus bisa membuat siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Siswa
dalam
pembelajaran
dibimbing
untuk
memecahkan masalah , menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan mengembangkan ide-ide yang ada dalam dirinya. b. Inkuiri Inkuiri
merupakan
proses pembelajaran
berdasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis (Udin Syaefudin Saud, 2010:169). Inkuiri merupakan bagian inti dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam 32
inkuiri pengetahuan bukanlah hasil mengingat seperangkat fakta-fakta namun hasil dari menemukan sendiri. Guru dalam dalam pembelajaran harus menerapkan langkahlangkah pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan. Langkah – langkah kegiatan inkuiri yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan (Sugiyanto, 2009:18). c. Bertanya Bertanya adalah merupakan cara untuk menemukan pengetahuan. Menurut Sugiyanto (2010:18) bertanya merupakan bagian inti dalam belajar dan menemukan penetahuan.
Bertanya pada dasarnya
merupakan suatu ungkapan dari keingintahuan setiap individu. Pengetahuan yang dimilik seseorang selalu bermula dari proses bertanya. Untuk itu keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Bertanya dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat besar. Bertanya dalam pembelajaran berguna untuk : menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, memngetahui kadar keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang
diketahuai
siswa,
memfokuskan
perhatian
siswa,
membangkitakan lebih banyak pertanyaan pada diri siswa dan menyegarkan pengetahuan siswa (Masnur Muslich, 2009:44).
33
Kegiatan bertanya selalu ada dalam proses pembelajaran. Guru sebagai
fasilitator
dalam
pembelajaran
dituntut
untuk
dapat
mengembangkan keterampilan bertanya dan teknik-teknik bertanya yang dimilikinya. d. Masyarakat Belajar Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontektual memandang bahwa hasil belajar harus diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Vygotsky (dalam Wina Sanjaya, 2008:120) menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalah tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan orang lain dalam memecahakannya, sehingga kerja sama dan komunikasi dengan orang lain sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Konsep masyarakat belajar dalam penerapanya pada pembelajaran kontekstual dapat dilakukan melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen dilihat dari kecerdasannya, kecepatan belajar dan bakat
serta minatnya.
Masyarakat belajar akan terjadi ketika proses komunikasi dua arah. Belajar didalam sebuah kelompok akan terjadi hubungan saling membantu, saling membelajarkan agar setiap siswa dapat berkembang kemampuannya.
34
e. Permodelan Permodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa (Sugiyanto, 2010:19). Dalam proses pembelajaran terdapat model yang bisa ditiru oleh siswa, misalnya guru memodelkan cara menggunakan suatu alat dalam
percobaan
IPA.
Permodelan
dapat
dilakukan
dengan
mendemonstrasikan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran. Proses permodelan tidak hanya terbatas dari guru saja, namun guru bisa
mendatangkan
memanfaatkan
siswa
luar
yang
yang
ahli
dianggap
dalam
bidangnya
memiliki
atau
kemampuan.
Permodelan merupakan komponen penting dalam pembelajaran kontekstual, karena dengan permodelan siswa dapat terhidar dari pembelajaran yang hanya bersifat teori dan abstrak. f. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadiankejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya (Wina Sanjaya, 2008:122). Melalui proses refleksi pengalaman belajar siswa akan dimasukan kedalam struktur kognitifnya dan akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran akan membuat siswa memperbarui pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam 35
proses pembelajaran menggunakan pembelajaran kontekstual, setiap akhir dari pembelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Siswa diberi kesempatan untuk menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajar yang telah dipelajarinya. g. Penilaian Nyata Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa (Sugiyanto, 2010:19). Perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar guru mengetahui apakah siswa benarbenar belajar. Penilaian nyata diperoleh bukan hanya dari hasil pembelajaran
saja,
tetapi
penilaian
nyata
merupakan
proses
mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika proses pembelajaran berlangsung berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai hasil belajar siswa secara nyata, hal itu antara lain : proyek/kegiatan, pekerjaan rumah (PR), kuis, karya siswa,penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis (Trianto, 2013:120) Berdasarkan uraian di atas mengenai komponen-komponen yang ada dalam pembelajaran kontekstual, dapat disimpulkan bahwa dalam 36
pembelajaran kontekstual pengetahuan yang diberikan kepada siswa bukan merupakan informasi yang diberikan orang lain, akan tetapi pengetahuan itu diperoleh dari proses menemukan sendiri. Maka dari itu, dalam pembelajaran kontekstual harus dihindari mengajar dengan penyampaian informasi saja dari guru kepada siswa. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran
harus
memperhatikan
komponen-
komponen dalam pembelajaran kontekstual agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menggunakan pengetahuan yang dia miliki dalam kehidupan mereka. Berdasarkan beberapa komponen yang dipaparkan diatas peneliti cenderung menggunakan komponen pembelajaran kontekstual yang dikemukakan Eliane B. Jhonson. 5.
Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran Pembelajaran kontekstual memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan agar dalam penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Menurut
Sugiyanto
(2010:22-23)
langkah-langkah
penerapan
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri, pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompokkelompok). e. Hadirkan "model" sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 37
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya. Menurut Wina Sanjaya (2018:124-125) secara garis besar langkahlangkah penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual: a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa. b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tempat yang telah ditentukan sesuai materi pembelajaran. c) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan. 3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Di lapangan 1) Siswa melakukan observasi ke tempat yang telah ditentukan sesuai dengan pembagian tugas kelompok.
38
2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Di dalam kelas 1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing. 2) Siswa melaporkan hasil diskusi. 3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. c. Penutup 1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai. 2) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka sesuai tema yang ditentukan. Udin Syaefudin Sa’ud (2010:173-174) mengungkapkan bahwa terdapat empat tahapan dalam penerapan pembelajaran kontekstual yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan. Dari pendapat diatas dapat dijelaskan mengenai tahapan dalam penerapan pembelajaran kontekstual sebagai berikut : a. Tahap Invitasi Tahap invitasi meminta siswa agar mengemukakan pengetahuan awal yang diketahuainya mengenai konsep yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan dan mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki tentang konsep tersebut. 39
b. Tahap Eksplorasi Siswa
dalam
tahap
eksplorasi
diberi
kesempatan
untuk
mengidentifikasi dan menemukan konsep melalui pengumpulan data dalam sebuah kegiatan yang telah dibuat guru. Tahap ini akan memenuhi keingintahuan siswa tentang kehidupan disekelilingnya. c. Tahap Penjelasan dan Solusi Pada tahap ini siswa diminta untuk menjelaskan solusi dari hasil observasi yang telah dilakukan dan kemudian membuat rangkuman dari hasil observasi yang telah dilakukan. d. Tahap Pengambilan Tindakan Siswa dalam tahap pengambilan tindakan diminta untuk membuat keputusan menggunakan pengetahuan dan keterampilan dan berbagai informasi dan gagasan yang telah dibuat sehingga dapat memecahkan masalah yang ada. Pembelajaran kontekstual dalam penerapannya siswa diarahkan untuk mendapatkan pemahaman konsep melalui pengalaman langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan. Lingkungan kehidupan nyata itulah sebagai sumber informasi dan sebagai tepat belajar siswa. Berdasarkan beberapa langkah pembelajaran yang dikemukakan diatas, peneliti lebih cenderung menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Sugiyanto dan Wina Sanjaya. 40
D.
Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan kejadian-kejadian yang ada di alam. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan yang jelas. IPA berobjek pada benda-benda alam dan mengungkap gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yanag didasarkan pada hasil pengamatan yang dilakukan oleh anak. Dalam membelajarkan IPA disekolah dasar
tidak cukup hanya memberikan
pengetahuan yang bersifat fakta saja. Dalam membelajarkan IPA disekolah dasar harus melibatkan anak secara aktif, belajar bersama teman sebaya, menemukan sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan pandangan bahwa pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif dan menemukan sendiri makna dari pembelajaran serta menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami anak. Menurut Wina Sanjaya (2008:109) pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pendekatan pembelajaran kontekstual sangat tepat digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, karena anak akan belajar mengenai suatu konsep sesuai konteks dalam kehidupan nyata dan dapat menerapkan konsep itu dalam kehidupan mereka.
41
Pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran
kontekstual
memungkinkan anak untuk terlibat aktif dalam proses belajar, mengalami langsung terhadap hal-hal yang sifatnya konkret sesuai konteks yang ada dalam
kehidupan
mereka.
Blanchard
(dalam
Trianto,
2013:105)
mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang terjadi dalam hubungan erat dengan pengalaman sesungguhnya. Pengalaman langsung yang dilami siswa berperan penting terhadap pemahaman anak mengenai materi pembelajaran yang diajarkan. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran diharapkan membuat hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami serta bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan anak lebih memahami konsep-konsep yang mereka pelajari karena anak aktif dalam
pembelajaran
dan
menemukan
makna
dari
pemebelajaran.
Pengetahuan dan konsep-konsep yang mereka dapatkan sesuai dengan situasi kehidupan nyata. Membelajarkan IPA melalui pembelajaran bermakna dan sesuai konteks, siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA.
42
E. Hasil Penelitian yang Relevan 1.
Penelitian Glynn dan Winter (2004) yang berjudul “Cotextual Teaching and Learning of Science in Elementary School”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tinggi.
2.
Penelitian Ririn Rahayu (2011) dengan judul “Pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kota Gede 1”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan penelitian relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA.
F. Kerangka Pikir Guru dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif 43
dan menemukan sendiri makna dari pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis, dan membangun makna pembelajaran dengan menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami siswa. Penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk membantu guru dalam menjelaskan fakta, konsep, prinsip, hukum, prosedur tertentu agar siswa lebih paham dan mengerti terhadap materi yang diajarkan. Penggunaan pendekatan ini juga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Dengan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas proses pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa. Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian ini yang ditunjukkan pada gambar 1.
Pembelajaran IPA
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Hasil belajar IPA
Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian.
44
G. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD.
H. Definisi Operasional Variabel 1. Pembelajaran Kontekstual Variabel bebas penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual
adalah
pendekatan
pembelajaran
yang
menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif untuk mendapat pengetahuan melalui pengalaman langsung dan menghubungkan materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata yang dialami siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dalam kehidupan mereka. Penerapan pembelajaran kontekstual terdiri dari empat tahap yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan, selain itu dalam penerapan pembelajaran kontekstual memuat tujuh aspek yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. 2. Hasil Belajar IPA Hasil Belajar merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. Hasil belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan materi Sumber Daya Alam dan Pengaruhnya 45
terhadap Lingkungan yang terfokus pada ranah kognitif. Nilai diperoleh siswa melalui tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup aspek pengetahuan(C1), pemahaman(C2), dan aplikasi(C3).
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian terdiri dari dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, biasa digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2007:14). Pendekatan kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif bersifat deduktif, yaitu untuk menjawab suatu rumusan masalah digunakan teori-teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Setelah ada hipotesis maka dilakukan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, setelah data terkumpul kemudian data dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptis atau inferensial sehingga dapat ditarik kesimpulan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif agar tidak ada subjektivitas dalam penelitian. Dalam pendekatan kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2007:13). Menurut Purwanto (2008:16) Bilangan merupakan merupakan bahasa
47
artifisial yang objektif dan tanpa emosi sehingga dipandang tepat untuk mewakili komunikasi penelitian yang menjunjung objektivitas dan netralitas.
B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:207) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Menurut Moh. Nazir (2005:63), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Kontrol adalah usaha untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel yang mungkin mempengaruhi variabel tersebut (Sukardi, 2011:181). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimen, yaitu pre experimental, true experimental, factorial experimental dan quasi experimental. Adapun desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol, namun kelompok kontrol pada desain ini tidak dapat mengontrol sepenuhnya
variabel-variabel
luar 48
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
ekperimen. Desain quasi experimental digunakan dikarenakan sulitnya mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Pada desain quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:79). Adapun gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group design dapat dilihat pada gambar di bawah ini
O1
X
O3
O2 O4
Gambar 2. Rancangan Nonequivalent Control Group Design Keterangan : O1 : Pre-test kelompok eksperimen O2 : Post-test kelompok eksperimen X : Perlakuaan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual O3 : Pre-test kelompok kontrol O4 : Post-test kelompok kontrol (Sugiyono, 2011:79) Berdasarkan gambar 1, penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberikan pre-test dan post test, tetapi diberi perlakuan berbeda. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan seperti keadaan biasanya.
49
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitaian ini adalah sebagai berikut 1.
Pre-test ( Tes Awal) Pre-test diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan (treatment) untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas tersebut. Apabila hasil tes awal yang diberikan menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu pemberian perlakuan (treatment).
2.
Treatment (Pemberian Perlakuan) Pemberian perlakuan (treatment) diberikan pada kedua kelompok. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya berpegang pada buku teks pelajaran.
3.
Post-test (Tes Akhir) Post-test (tes akhir) dilakukan untuk mengetahui pemberian perlakuan yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen. Post-test ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan soal yang sma dengan tes awal. Hasil post test kedua kelompok tersebut kemudian dibandingakan dengan hasil yang didapat pada waktu pre-test.
50
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kelompok eksperimen melaksanaakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontesktual.
Pre-test
Post-test
Kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran konvensional yang berpedoman pada buku teks pelajaran. Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian Berdasarkan gambar 3, langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dimulai dari pemberian pre-test kepada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Apabila hasil pre-test menunjukkan bahwa kedua kelas itu homogen, maka langkah seanjutnya adalah memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
sedangkan
kelompok
kontrol
diberi
perlakuan
dengan
melaksanakan pembelajaran pembelajaran konvensional yang berpedoman pada buku teks pelajaran seperti yang biasa dilakukan guru. Setelah itu dilakukan post tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan. 51
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian bermanfaat untuk membatasi variabel-variabel yang akan diteliti. Tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung (Sukardi, 2007:53). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangjati yang beralamat di Jalan Karangjati, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Sekolah ini merupakan Sekolah Dasar Inti di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2015 sampai Februari 2016, yaitu dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan laporan.
D. Variabel Penelitian Sugiyono (2007:60) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Suharsimi
Arikunto
(2006:118)
mengungkapkan
bahwa
variabel
penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Moh. Nazir (2013:12) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 52
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala objek dan nilai yang ditetapkan peneliti sebagai titik perhatian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini dibagi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1.
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pendekatan Pembelajaran Kontesktual.
2.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian. Sejalan dengan itu Sugiyono (2007:117) mengemukakan bahwa populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian adalah subjek penelitian yang meliputi karaketeristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari dua kelas yaitu IV A dan IV B. Kelas IV A berjumlah 30 siswa dan kelas IV B berjumlah 31 siswa sehingga jumlah totalnya ada 61 siswa. Populasi dalam penelitian ini 53
sekaligus digunakan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel, sehingga yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang berjumlah 61 siswa.
F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2007:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sejalan dengan itu Suharsimi Arikunto (2006:130) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data atau tentang keadaan subjek yang diteliti. Penelitian ini 54
menggunakan dua macam instrumen untuk mengumpulkan data yaitu tes dan observasi. 1. Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes yang berasal dari materi IPA, yaitu materi sumber daya alam. Tes berbentuk tes individu. Bentuk tes berupa tes objektif jenis pilihan ganda. Soal tes terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda yang mengungkapkan kemampuan awal sebelum diberi perlakuan dan kemampuan akhir setelah diberi perlakuan. Pemilihan bentuk pilihan ganda dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemberian skor penilaian. Sebelum tes disusun, terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Adapun kisikisi instrumen tes sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
Indikator menyebutkan macammacam sumber daya alam menjelaskan macam – macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan
Jumlah
C1 1 6
Jumlah
3 24
4
2 15
4 5 22
5
7 11
8 16 18
5
17 25 21
20
19 10
55
No Item C2 C3
12 14 10 12
9 23
6
13
5
3
25
keterangan : C1 = soal pengetahuan C2 = soal pemahaman C3 = soal penerapan Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa soal dengan tingkat kesulitan C1 berjumlah 10 soal, C2 berjumlah 12 soal dan C3 berjumlah 3 soal, sehingga jumlah total soal berjumlah 25 soal. Hasil uji coba instrumen yang dilakukan menunjukkan ada 5 soal yang tidak valid, yaitu soal nomer 5, 6, 10, 18 dan 21, sehingga masih tersisa 20 soal yang valid dan dapat digunakan. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 soal. Kisi-kisi instrumen tes setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Uji Coba Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
Indikator menyebutkan macammacam sumber daya alam menjelaskan macam – macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan
Jumlah keterangan : C1 = soal pengetahuan C2 = soal pemahaman C3 = soal penerapan 56
C1 1
No Item C2 C3
Jumlah
3 19
3
2 12
4 17
4
5 8
6 13
4
14 20
16
7 18
5
15
9 11
10
4
8
9
3
20
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa soal dengan tingkat kesulitan C1 berjumlah 8 soal, C2 berjumlah 9 soal dan C3 berjumlah 3 soal, sehingga jumlah total soal berjumlah 20 soal.
2. Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan melakukan pencatatan hasil dari gejala yang ada. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berlangsung. Selain itu juga observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Instrumen observasi yang dipakai adalah check list. Adapun kisi-kisi instrumen observasi guru dan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
57
Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru No Aspek Indikator 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun 1. Kegiatan Awal pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut
58
Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Siswa No
Indikator
1
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari
2
Menjawab pertanyaan guru atau teman
3
Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya
4
Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya
5
Bekerja sama didalam kelompok
6
Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok
7
Menyusun laporan hasil kerja/observasi
8
Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan
9
Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru
10
Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
G. Validasi Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau
keshahihan
sesuatu
instrumen
(Suharsimi
Arikunto,
2006:168). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2006:173). Penelitian ini menggunakan validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas kontrusksi dan validitas isi. Sugiyono (2006:176) mengemukakan bahwa validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas kontruksi dan validitas isi. Validitas isi merupakan pengujian validitas atas isinya untuk memastikan apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.
Sedangkan
Validitas
konstruksi 59
merupakan
derajat
yang
menunjukkan suatu tes mengukur sebuah kontruksi sementara (Sukardi, 2011:123). Instrumen tes akan duji tingkat validitasnya melalui validitas isi. Sebelum validitas isi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas konstuksi. Cara mengukur instrumen tes dengan mengkonsultasikan butir soal tes kepada ahli (expert judgement), selanjutnya diujicobakan pada subjek yang berbeda namun mempunyai karakteristik hampir sama dengan yang akan diteliti. Validitas eksternal diukur menggunakan rumus korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika rxy lebih besar dari r tabel. Proses perhitungan validitas ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan uji coba instrumen soal dari uji validitas terdapat 5 butir soal yang tidak valid dari 25 soal yang diuji cobakan. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 5.
60
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Butir r hitung Keterangan 1 Valid 0,522 2 Valid 0,369 3 Valid 0,515 4 Valid 0,338 5 Tidak Valid 0,238 6 Tidak Valid 0,147 7 Valid 0,478 8 Valid 0,660 9 Valid 0,299 10 Tidak Valid 0,089 11 Valid 0,625 12 Valid 0,372 13 Valid 0,467 14 Valid 0,410 15 Valid 0,299 16 Valid 0,710 17 Valid 0,487 18 Tidak Valid 0,262 19 Valid 0,413 20 Valid 0,635 21 Tidak Valid 0,158 22 Valid 0,678 23 Valid 0,300 24 Valid 0,546 25 Valid 0,364
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa terdapar 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomer 5, 6, 10, 28 dan 21. Kelima butir soal tersebut memiliki r hitung < 0,266, pada taraf signifikansi 5% dan N = 55. Butir soal yang tidak valid ini tidak dgunakan dalam penelitian, sehingga soal yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 soal.
61
2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Reliabilitas merupakan kesamaan hasil pengukuran suatu instrumen nila diukur berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Sukardi (2007:127) menyatakan bahwa
suatu
instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20, dalam proses perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for Windows . Setelah dilakukan perhitungan diperoleh koefesien alpha sebesar 0,828, kemudian besar koefesien nilai alpha tersebut diinterpretasikan dengan nilai r. Penafsiran koefesien reliabilitas ini berpedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto (2006:276) yang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Interpretasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat Rendah (Tak berkorelasi)
Berdasarkan tabel 6, koefesien alpha yang diperoleh berada pada tingkat interpretasi tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam pengambilan data penelitian.
62
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Teknik pengumpulan data merupakan hal utama dalam penelitian karena
tujuan
utama
penelitian
adalah
mendapatkan
data.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. 1.
Tes Tes adalah suatu set stimuli yang diberikan kepada subjek atau objek yang hendak diteliti (Sukardi, 2011:138). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes di gunakan peneliti untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, dalam hal ini pengusaan terhadap materi sumber daya alam sebelum dan sesudah diberi perlakuan . Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu tes awal (pre test) yang dilakukan diawal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir (post test) yang dilakukan di akhir setelah diberi perlakuan. Teknik ini dipilih karena tes merupakan cara yang paling tepat untuk mengungkapkan pengaruh perlakuan penerapan pembelajaran kontesktual pada mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa.
63
2.
Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono 2007:203). Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan gejala alam serta responden yang diamati tidak terlalu besar. Peneliti menggunakan jenis observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat berlangsungnya peistiwa, sehingga observer berada bersama dengan objek yang diamati. Observasi
dilakukan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
menggunakan lembar observasi sebagai instrumen penelitian.
I.
Teknik Analisi Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data penelitian yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006:314) menyatakan bahwa uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data. Penyebaran data maksudnya adalah bagaimana persebaran data antara nilai yang paling tinggi sampai nilai paling rendah dan variabilitas yang ada di dalam data tersebut. Suatu data membentuk distribusi normal apabila jumlah data di atas dan di 64
bawah rata-rata adalah sama serta simpangan bakunya juga sama. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus kolmogorovsmirnov dengan bantuan SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila nilai uji kolmogorov-smirnov lebih kecil dari tabel atau nilai sig > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data yang
diambil
dari
populasi
yang
sama. Uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Model yang sesuai dengan keadaan data adalah apabila simpangan estimasinya mendekati nol. Untuk mendeteksi agar penyimpangan estimasi tidak terlalu besar, maka homogenitas variansi kelompokkelompok populasi dari mana sampel diambil perlu diuji. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji levene statistics yang dibantu dengan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila nilai uji levene statistics lebih kecil dari tabel atau nilai sig > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat homogen. 65
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mencari pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Uji t digunakan untuk membandingkan mean dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan uji t yang dibantu dengan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 ( p < 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perolehan mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebaliknya apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 ( p > 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
J.
Kriteria Penilaian Tujuan dari pemberian kriteria penilaian adalah untuk membandingkan hasil pengukuran (skor) hasil belajar IPA dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitas (Masidjo, 1995: 149). Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
66
Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Belajar IPA Huruf Angka ( 0-100 ) A 85-100 B 70-84 C 55-69 D 40-54 E 0-39 (Sumber: Oemar Hamalik, 1989:122)
67
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangjati yang terletak di Jalan Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. SD Negeri Karangjati terdiri dari 12 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang KKG, masjid, laboratorium IPA, laboratorium komputer, kantin, koperasi sekolah, UKS, perpustakaan, gudang, 6 kamar kecil siswa dan 2 kamar kecil guru dan halaman sekolah. SD Negeri karang jati memiliki 16 orang tenaga pendidik, 1 orang kepala sekolah, 1 orang staf perpustakaan, 2 orang pengawai TU dan 1 orang penjaga sekolah. Siswa yang bersekolah di SD Negeri Karangjati berasal dari anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Lingkungan SD Negeri Karangjati masih asri karena dekat dengan persawahan dan sungai serta jauh dari jalan raya sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan nyaman. SD Negeri Karangjati dipilih sebagai lokasi peneliitian karena memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian yaitu terdapat kelas pararel yang mendukung pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV, yaitu kelas IV A yang berjumlah 30 siswa dan kelas IV B yang berjumlah 31 siswa. Dalam penelitian ini kelas IV A dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dijadikan sebagai kelompok kontrol.
68
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1.
Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen a.
Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol Observasi pada kelompok kontrol dilakukan 2 kali, yaitu pada pertemuan I dan pertemuan II. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kelompok Kontrol Pertemuan I a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru pada kelompok kontrol pertemuan I dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan 1 No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 3 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 10 Skor maksimal 17
Bedasarkan tabel 8, hasil observasi guru pada kelompok kontrol Pertemuan I dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 4.
69
4,5 4 3,5
Skor
3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Gambar 4. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan I Berdasarkan
tabel
8
dan
gambar
4,
dapat
disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b)
Hasil Observasi Aktvitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan I dapat dilihat pada tabel 9.
70
Tabel 9. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I No
Indikator
Skor
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan 3 bersama kelompoknya Melakukan diskusi membahas hasil observasi 4 bersama kelompoknya 5 Bekerja sama didalam kelompok Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi 6 kelompok 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah 8 dilakukan 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10 Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru Jumlah Skor Maksimal 1
12 11 0 0 20 15 0 0 31 31 120 310
Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan I pada tabel 9, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 5. 35 30
Skor
25 20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 5. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I
71
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 5, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pada pertemuan I didapatkan hasil indikator 1 memperolehi skor 12, indikator 2 memperoleh skor 11, indikator 3 dan 4 memperoleh i skor 0, ,indikator 5 memperoleh skor 20, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 dan 8 memperoleh skor 0, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 31. 2) Hasil Observasi Kelompok Kontrol Pertemuan II a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru pada kelompok kontrol pertemuan II dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 3 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 10 Skor maksimal 17
Bedasarkan tabel 10, hasil observasi guru pada kelompok kontrol Pertemuan II dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 6
72
Skor
.
4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II Berdasarkan tabel 10 dan gambar 6, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan
I
didapatkan
hasil
pada
kegiatan
awal
memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhi memperoleh skor 3. b) Hasil Observasi Aktvitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan II dapat dilihat pada tabel 11.
73
Tabel 11. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II No
Indikator
Skor
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan 3 bersama kelompoknya Melakukan diskusi membahas hasil observasi 4 bersama kelompoknya 5 Bekerja sama didalam kelompok Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi 6 kelompok 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi Menyampaikan laporan hasil observasi yang 8 telah dilakukan 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10 Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru Jumlah Skor maksimal Kriteria keberhasilan 1
8 10 0 0 11 15 0 0 31 31 106 310 34,19%
Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan II pada tabel 11, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 7. 35 30
Skor
25 20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 7. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II
74
Berdasarkan tabel 11 dan gambar 7, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pada pertemuan II didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 8, indikator 2 memperoleh skor 10, indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0, ,indikator 5 memperoleh skor 11, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 dan 8 memperoleh skor 0, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 31. b. Data Hasil Observasi Kelompok Ekperimen Observasi pada kelompok kontrol dilakukan 2 kali, yaitu pada pertemuan I dan pertemuan II. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kelompok Eksperimen Pertemuan I a) Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I Hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 8 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 15 Skor maksimal 17
75
Bedasarkan tabel 12, hasil observasi guru pada kelompok eksperimen pertemuan I dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 8. 9 8 7
Skor
6 5 4 3 2 1 0 Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Gambar 8. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I
Berdasarkan tabel 12 dan gambar 8, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 8, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel 13.
76
Tabel 13. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I No
Indikator
Skor
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan 3 bersama kelompoknya Melakukan diskusi membahas hasil observasi 4 bersama kelompoknya 5 Bekerja sama didalam kelompok Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi 6 kelompok 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah 8 dilakukan 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10 Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru Jumlah Skor maksimal 1
12 12 30 30 30 15 30 11 30 30 230 300
Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan I pada tabel 13, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 9. 35 30 25
Skor
20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 9. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I 77
Berdasarkan tabel 13 dan gambar 9, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pada pertemuan I didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 12, indikator 2 memperoleh skor 12, indikator 3, 4, dan 5 memperoleh skor 30, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 memperoleh skor 30 dan 8 memperoleh skor 11, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 30. 2) Hasil Observasi Kelompok Esperimen Pertemuan 2 a) Observasi Aktivitas Guru Pertemuan II Hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 8 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 16 Skor maksimal 17
Bedasarkan tabel 14, hasil observasi guru pada kelompok eksperimen pertemuan II dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 10.
78
Skor
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Gambar 10. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II
Berdasarkan tabel 14 dan gambar 10, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II Hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan II dapat dilihat pada tabel 15.
79
Tabel 15. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II No
Indikator
Skor
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan 3 bersama kelompoknya Melakukan diskusi membahas hasil observasi 4 bersama kelompoknya 5 Bekerja sama didalam kelompok Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi 6 kelompok 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi Menyampaikan laporan hasil observasi yang 8 telah dilakukan 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10 Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru Jumlah Skor maksimal 1
15 13 30 30 30 20 30 5 30 30 233 300
Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan II pada tabel 15, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 11. 35 30
Skor
25 20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 11. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II
80
Berdasarkan tabel 15 dan gambar 11, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pada pertemuan II didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 15, indikator 2 memperoleh skor 13, indikator 3, 4, dan 5 memperoleh skor 30, indikator 6 memperoleh skor 20, indikator 7 memperoleh skor 30 dan 8 memperoleh skor 5, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 30. 2.
Data Hasil Belajar Siswa a.
Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Pre test merupakan tindakan awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pre test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil pre test dapat digunakan dalam penelitian apabila tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga diketahui bahwa kemampuan siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen sama. 1) Data Pre test Kelompok Kontrol Pre test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2016. Setelah pre test dilaksanakan maka data hasil pre test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data pre test pada
81
kelompok kontrol. Data distribusi frekuensi hasil pre test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Kontrol Persentase Skor Kriteria Frekuensi (%) 30 Sangat Kurang 1 3.2 35 Sangat Kurang 2 6.5 40 Kurang 3 9.7 Kurang 45 4 12.9 Kurang 50 4 12.9 55 Cukup 4 12.9 Cukup 60 3 9.7 Cukup 65 2 6.5 70 Baik 3 9.7 Baik 75 1 3.2 Baik 80 3 9.7 85 Sangat Baik 1 3.2 Total 31 100,0 Rata-rata 56.12 Skor Terendah 30 Skor Tertinggi 85 Standar Deviasi (SD) 1,492 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 16, hasil pre test kelompok kontrol untuk skor terendah adalah 30, skor tertinggi 85, dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 56,12 dengan standar deviasi 1,492. Data pada tabel 16 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar 12.
82
5
Frekuensi
4 3 2 1 0 30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
Skor Gambar 12. Diagram Hasil Pre test Kelompok Kontrol 2) Data Pre test Kelompok Eksperimen Pre test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2016. Setelah pre test dilaksanakan maka data hasil pre test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data pre test pada kelompok eksperimen. Data distribusi frekuensi hasil pre test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 17.
83
Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen Persentase Skor Kriteria Frekuensi (%) 30 Sangat Kurang 1 3.3 35 Sangat Kurang 3 10.0 40 Kurang 2 6.7 Kurang 45 3 10.0 Kurang 50 4 13.3 60 Cukup 3 10.0 65 Cukup 4 13.3 70 Cukup 3 10.0 75 Baik 5 16.7 80 Baik 2 6.7 Total 30 100,0 Rata-rata 57.83 Skor Terendah 30 Skor Tertinggi 80 Standar Deviasi (SD) 1,535 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 17, hasil pre test kelompok eksperimen untuk skor terendah adalah 30, skor tertinggi 80, dan skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 57,83 dengan standar deviasi 1,535. Data pada tabel 17 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar 13.
84
6
Frekuensi
5 4 3 2 1 0 30
35
40
45
50
60
65
70
75
80
Skor Gambar 13. Diagram Hasil Pre test Kelompok Eksperimen b. Data Hasil Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Post test merupakan tindakan yang dilakukan setelah dilakukan perlakuan terhadap kelompok kontrol dan eksperimen. Post test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Hasil
post
test
digunakan
untuk
membandingkan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil post test yang baik akan menunjukkan perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 1) Data Post test Kelompok Kontrol Post test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2016. Setelah post test dilaksanakan maka data hasil post test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data post test pada kelompok kontrol. Data distribusi frekuensi hasil post test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 18. 85
Tabel 18. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Kontrol Persentase Skor Kriteria Frekuensi (%) 45 Kurang 1 3.2 55 Cukup 1 3.2 60 Cukup 1 3.2 65 Cukup 4 12.9 70 Baik 6 19.4 75 Baik 7 22.6 80 Baik 7 22.6 85 Sangat Baik 3 9.7 90 Sangat Baik 1 3.2 Total 31 100.0 Rata-rata 73.22 Skor Terendah 45 Skor Tertinggi 90 Standar Deviasi (SD) 9,447 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil post test kelompok kontrol untuk skor terendah adalah 45, skor tertinggi 90, dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 73,22 dengan standar deviasi 9,447. Data pada tabel 18 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar 14. 8
Frekuensi
7 6 5 4 3 2 1 0 45
55
60
65
70
75
80
85
Skor Gambar 14. Diagram Hasil Post test Kelompok Kontrol 86
90
2) Data Post test Kelompok Eksperimen Post test pada kelompok Eksperimen dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016. Setelah post test dilaksanakan maka data hasil post test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data post test pada kelompok eksperimen. Data distribusi frekuensi hasil post test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Persentase Skor Kriteria Frekuensi (%) 55 Cukup 1 3.3 60 Cukup 3 10.0 70 Baik 3 10.0 75 Baik 5 16.7 80 Baik 3 10.0 85 Sangat Baik 5 16.7 Sangat Baik 90 5 16.7 Sangat Baik 95 3 10.0 Sangat Baik 100 2 6.7 Total 30 100.0 Rata-rata 80.66 Skor Terendah 55 Skor Tertinggi 100 Standar Deviasi (SD) 1,222 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 19, hasil post test kelompok eksperimen untuk skor terendah adalah 55, skor tertinggi 100, dan skor ratarata kelompok eksperimen adalah 80,66 dengan standar deviasi 1,222. Data pada tabel 19 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar 15. 87
6
Frekuensi
5 4 3 2 1 0 55
60
70
75
80
85
90
95
100
Skor Gambar 15. Diagram Hasil Post test Kelompok Eksperimen. c.
Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Setelah dilakukan pre test dan post test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen serta dilakukan pembelajaran pada kedua kelompok ternyata terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa. Adapun perbedaan skor rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen data dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Data Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kelompok Kelompok Skor Rata-Rata Selisih Kontrol Eksperimen Pre test 56.12 57,83 1,71 Post test 73,22 80.66 7,44 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 20, rata-rata hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan, skor rata-rata pre test kelompok kontrol sebesar 56,12, skor rata-rata pre test kelompok eksperimen sebesar 57,83, selisih 88
skor rata-rata pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 1,71. Skor rata-rata post test kelompok kontrol sebesar 73,22, skor rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar 80,66, selisih skor rata-rata post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 7,44. Perbandingan skor rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
Skor
digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 16. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80,66 73,22 56,12
57,83
Mean Kelompok Kontrol Mean Kelompok Eksperimen
Pre test
Post test
Gambar 16. Diagram Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Penghitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16 for windows. Kriteria data yang berdistribusi normal yaitu apabila 89
harga koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov- Smirnov tes lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Rangkuman data hasil uji normalitas pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kolmogorov- Asymp. Sig Variabel Keterangan Smirnov (2-tailed) Normal Pre test 0,618 0,840 Kontrol Post test 0,864 0,445 Normal Pre test 0,802 0,541 Normal Eksperimen Post tes 0,758 0,613 Normal Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 21, maka dapat diketahui nilai koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov- Smirnov variabel pre test kelompok kontrol sebesar 0,840, post test kelompok kontrol sebesar 0,445, pre test kelompok eksperimen sebesar 0,541, dan post test kelompok eksperimen sebesar 0,613, yang berarti lebih besar dari taraf taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bersistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Penghitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16 for windows. Kriteria data yang homogen yaitu apabila harga koefisien Sig. pada output Levene Statistic lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% 90
(0,05). Rangkuman data hasil uji homogenitas pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kontrol Eksperimen Variabel Levene Sig Pre test Kelompok 0,365 0,548 Kontrol- Eksperimen Post test Kelompok 2,896 0,094 Kontrol- Eksperimen Sumber: Data primer yang diolah
dan Kelompok Keterangan Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 22, dapat diketahui bahwa uji homogenitas pre test kelompok kontrol dan eksperimen didapat nilai signifikansi 0,548, dan nilai signifikansi post test kelompok kontrol dan eksperimen 0,094. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua nilai signifikansi lebih besar dari taraf taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini memiliki varian yang homogen atau berasal dari populasi dengan varian yang sama.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t (ttest) yang dalam perhitungannya dibantu dengan program komputer SPSS 16 for windows. Dari perhitungan yang dilakukan, apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 ( p < 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara 91
perolehan nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebaliknya apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 ( p > 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut rincian dari masing-masing uji t. 1. Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji t pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara nilai pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis yaitu apabila t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil hasil pre-test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji t pre test
92
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 23. Tabel 23. Hasil Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Variabel Mean Perbedaan t Sig Keterangan Kelompok 56,12 Tidak ada Kontrol 1,71 0,440 0,662 perbedaan Kelompok signifikan 57,83 Eksperimen Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa hasil analisis uji t menunjukkan nilai t sebesar 0,440 dan signifikansi 0,662. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang sama. 2. Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji t pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara nilai post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen
93
Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis yaitu apabila t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji t post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 24. Hasil Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Variabel Mean Perbedaan t Sig Keterangan Kelompok Ada 73.22 Kontrol 7,44 2,665 0,010 perbedaan Kelompok signifikan 80.66 Eksperimen Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa hasil analisis uji t menunjukkan nilai t sebesar 2,665 dan signifikansi 0,010. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD.
94
E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
penerapan
pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Penelitian dilakukan pada kelas IV A yang terdiri dari 30 siswa dan kelas IV B yang terdiri dari 31 siswa. Setelah dilakukan pengundian ditetapkan kelas IV A sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan guru menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 yang berlangsung selama 4 kali pertemuan dengan rincian 1 kali pre test, 2 kali perlakuan, dan 1 kali post test. Setelah dilakukan penelitian, maka diperoleh hasil penelitian. Pre test
hasil belajar IPA pada kelompok kontrol dan eksperimen
dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2016. Hasil pre test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata pre test yang relatif sama yaitu kelompok kontrol sebesar 56,12 dan kelompok eksperimen sebesar 57,83. Setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas, kedua kelompok tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan homogen atau mempunyai kemampuan yang sama. Sebelum dilakukan perlakuan, hasil pre test kedua kelompok juga di uji menggunakan uji t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari hasil pre test kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung sebesar 0,440 dan 95
sig 0,662. Nilai sig menyatakan > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pre test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang sama sehingga dapat dilakukan penelitian pada kedua kelompok. Pemberian perlakuan dilakukan selama 2 kali pertemuan untuk masingmasing kelompok. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan dengan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan seperti yang biasa dilakukan guru dengan materi sumber daya alam dan hubungannya dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dengan pembelajaran kontekstual dengan materi yang sama. Pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2016 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2016. Pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelompok berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Setelah dilakukan perlakuan, maka dilakukan post test pada kedua kelompok untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan hasil rata-rata yang berbeda yaitu kelompok kontrol sebesar 73,22 dan kelompok eksperimen sebesar 80,66. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka dilakukan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t 96
hitung sebesar 2,665 dan sig 0,010. Nilai sig menyatakan < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Perbedaan hasil post test ini disebabkan karena penerapan pembelajaran kontekstual pada kelas eksperimen. Berdasarkan pengamatan dan hasil belajar siswa, penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran serta dapat menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008:109), yang mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual memungkinkan anak untuk terlibat aktif dalam proses belajar, mengalami langsung terhadap hal-hal yang sifatnya konkret sesuai konteks yang ada dalam kehidupan mereka. Elaine B. Jhonson (2008:57) juga menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna yang menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat mencapai standar tinggi yang telah ditentukan. Pendapat tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Trianto (2013:108) yang menyatakan bahwa materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih berarti dan menyenangkan serta siswa dapat 97
mencapai standar yang tinggi. Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pembelajaran akan lebih bermakna, makna inilah yang penting dalam proses pembelajaran, karena dengan memperoleh makna dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah paham terhadap materi yang disampaikan, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa dipengaruhi oleh penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
F. Keterbatasan Penelitian Simpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan
dalam
penelitian ini antara lain : 1.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan nonequivalent control group design dimana kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian ini tidak bisa mengontrol sepenuhnya variabel-variabel luar yang mempengaruhi penelitian seperti gaya belajar siswa, tingkat kecerdasan siswa dan keadaan psikologis siswa. 98
2.
Keterbatasan observer dalam melaksanakan penelitian, yaitu hanya 2-3 observer dalam mengamati dan memperhatikan 30 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas kontrol.
99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,010 lebih kecil dari taraf signifikansi 5 % (0,05). Selain itu nilai rata-rata hasil post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai rata-rata hasil post test eksperimen sebesar 80,66, sedangkan nilai ratarata hasil post test kelompok kontrol sebesar 73,22.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan mendukung dan memfasilitasi sekolah dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, terutama untuk
mendukung penerapan
kontekstual dalam pembelajaran.
100
pendekatan pembelajaran
2.
Bagi Guru Guru diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual sesuai dengan langkah-langkah yang ada dan mengikuti berbagai diklat tentang pembelajaran kontekstual agar guru paham mengenai penerapan pembelajaran kontekstual.
3.
Bagi Peneliti Lain Peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA, disarankan agar dapat meneliti hasil belajar secara keseluruhan mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
101
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2007. Cooperative Learning : mempraktikkan cooperative learning diruang-runag kelas. Jakarta: Gramedia. Asep Jihad. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP IPA SD. Jakarta: Depdikbud. Elaine B. Jhonson. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan kegiatan belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.(Penerjemah:Ibnu seiawan). Bandung: Kaifa. Hartono. 2014. SPSS 16.0 Analisis Data Stastistika dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hendro Darmodjo. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius. Maslichah As’ary. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Masnur Muslich.2009. KTSP:Pembelajaran Berbasis kmpetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Nurhadi. 2005.Kurikulum 2004(Pertanyaa dan jawaban). Jakarta: PT Grasindo. Oemar Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. 100
. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ririn Rahayu Gampang. 2011. Pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV Sd Negeri Kota Gede 1. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Glynn & Winter . 2004. Contextual Teaching and learning of Science in Elementari Schools.Journal of Elementary Science Educations 16 (2) : 5163. Srini M. Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugiyanto.2010. Pressindo.
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif.
Surakarta:
Yuma
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. .2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta .2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta ..2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Sukardi. 2011. Metodologi Penelitaian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Udin Syaefudi Sa’ud. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta. Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. . 2006. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Wina Sanjaya. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Kencana. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
101
LAMPIRAN
102
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan Ke- 1
Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV A / 2
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/Tanggal
: Rabu /17 Februari 2016
A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan
sumber
daya
alam
berdasarkan
asalnya,
jenisnya,
dan
ketersediaannya dialam D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar kelas dan sekolah, siswa dapat menyebutkan macam – macam sumber daya alam dengan benar. 3. Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan
sumber
daya
alam
ketersediaannya di alam dengan tepat.
104
berdasarkan
asalnya,
jenisnya,
dan
4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan macammacam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam dengan benar. E. Materi Pokok Sumber Daya Alam F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Metode
: Tanya Jawab, Observasi, Diskusi, Penugasan dan Ceramah bervariasi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa a. Guru membuka pelajaran a. Siswa menjawab salam. dengan mengucapkan salam. b. Guru memimpin siswa untuk b. Siswa berdoa menurut berdoa sebelum pelajaran di
agama dan keyakinan
mulai.
masing-masing.
c. Guru
melakukan
presensi c. Siswa
terhadap kehadiran siswa. d. Guru untuk
memberikan
kemampuan
siswa
dengan
memperlihatkan
kehadirannya.
apersepsi d. Siswa mengamati benda-
menggali
awal
memberitahukan
benda yang diperlihatkan oleh guru.
benda-benda (Kontruktivisme)/
seperti kursi, air, pasir dan (Invitasi) kapas.
(Kontruktivisme)/
(Invitasi) e. Guru bertanya, “Apakah kalian e. Siswa
memberikan
tahu dari manakah benda kursi,
jawaban
bermacam-
air, pasir dan kapas berasal ?
macam sesuai dengan
(Kontruktivisme)/ (Invitasi)
pengetahuan dimilikinya. (Kontruktivisme)/ (Invitasi)
105
yang
Alokasi Waktu 10 menit
f. Guru
menyampaikan
pembelajaran
hari
tujuan f. Siswa
ini
yaitu
tentang macam-macam sumber
mendengarkan
guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
daya alam. Inti
50 menit
Persiapan a. Guru memberikan penjelasan a. Siswa dan
peragaan
menggunaka
memperhatikan
penjelasan
benda yang ada bahwa macam-
mengenai
macam sumber daya alam dapat
macam
di bagi berdasarkan asalnya,
alam. .
guru –
macam sumber
daya
jenisnya dan ketersediaannya di alam.(Permodelan) b. Guru membentuk siswa dalam b. Siswa
membentuk
beberapa kelompok. Masing-
kelompok.
masing kelompok berjumlah 5-6
masing
orang. Setiap kelompok diberi
berjumlah 5 – 6 orang.
tanda
siswa
pengenal
sesuai
Masingkelompok
memakai
tanda
kelompoknya.
pengenal sesuai dengan
(Masyarakat Belajar)
kelompoknya. (Masyarakat Belajar)
c. Guru memberikan tugas kepada c. Siswa setiap
kelompok
melakukan
observasi
pengamatan
di
lingkungan
kelas
untuk
tugas
memperhatikan yang
diberikan
atau
oelh guru dan bersiap-
sekitar
siap untuk melakukan
dan
observasi.
lingkungan sekolah. d. Guru memberikan lembar kerja d. Siswa dari masing-msing siswa
dan
menyuruh
siswa
kelompok
mengambil
untuk mengamati dan mencatat
LKS dan membagi tugas
semua benda
bersama
yang ada di
lingkungan sekitar kelas dan 106
sekelompoknya.
teman
sekolah. e. Guru melakukan tanya jawab e. Siswa tentang
tugas
dikerjakan
yang oleh
bertanya
harus
mengenai
siswa.
belum jelas mengenai tugas
(Bertanya)
hal
yang
yang
akan
dikerjakan. (Bertanya)
Pelaksanaan f. Guru mengamati siswa dalam f. Siswa melakukan
observasi
di
melakukan
observasi
lingkungan kelas dan sekolah.
lingkungan
(Inkuiri)
sekolah
di
sekitar
kelas
dan sesuai
pembagian
tugas
masing-masing kelompok. (Inkuiri)/ (Tahap Eksplorasi) g. Guru membimbing siswa dalam g. Siswa dari masingmelakukan observasi di sekitar masing kelompok lingkungan kelas dan sekolah. mencatat benda-benda yang
ada
lingkungan
di
sekitar
kelas
dan
sekolah pada LKS yang telah dibagikan. Pembahasan h. Guru meminta
siswa untuk h. Siswa yang bersama membahas hasil penemuan dari kelompoknya membahas observasi yang telah dilakukan hasil temuan observasi bersama kelompoknya masing-
yang
masing.(Masyarakat
(Masyarakat
Belajar)/(Tahap Pengambilan
Belajar)/(Tahap
107
telah
dilakukan.
Tindakan dan Solusi)
Pengambilan Tindakan
i. Guru meminta siswa membuat
dan Solusi)
laporan hasil observasi dan i. Siswa
bersama
mengelompokkan benda-benda
kelompoknya membuat
hasil temuan observasi yang
laporan hasil observasi
telah
dan
di
catat
kedalam
mengelompokkan
sumberdaya alam sesuai dengan
benda yang telah di catat
jenisnya dan ketersediannya di
kedalam sumber daya
alam. (Masyarakat Belajar)/
alam berdasarkan jenis
(Tahap
dan ketersediaannya di
Pengambilan
alam.
Tindakan)
(Masyarakat
Belajar)/ (Tahap
Pengambilan
Tindakan) j. Guru
meminta
perwakilan j. Siswa yang ditunjuk , mengemukakan hasil masing-masing kelompok untuk diskusi sedangkan melaporkan dan menyampaikan kelompok lain laporan hasil observasi yang memberikan tanggapan. (Penilaian nyata) telah dilakukan. (Penilaian nyata)
k. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap
laporan
disampaikan
yang
kelompok
yang
dari
kelompok
lain memberi tanggapan terhadap laporan hasil observasi
yang
telah
disampaikan.
ditunjuk. l. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
k. Siswa
mengenai
sumber
l. Siswa kelompok hal-hal
yang
kurang mengenai
daya
(Bertanya)
108
setiap
menayakan
dimengerti sumber
daya alam.(Bertanya)
dari
alam.
m. Guru memfasilitasi siswa untuk m. Siswa
mengemukakan
mengemukakan hal-hal apa saja
hal-hal apa saja yang
yang
dapat
dapat
diambil
dari
dipelajari
dari
observasi yang telah dilakukan.
kegiatan observasi yang
(Refleksi)
telah
dilakukan.
(Refleksi) Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk a. Siswa dengan bimbingan 10 menyimpulkan kegiatan guru menyimpulkan menit pembelajaran tentang macam-
kegiatan
macam
alam
tentang
dan
sumber
sumber
berdasarkan
daya jenis
ketersediaannya di alam.
pembelajaran macam-macam daya
alam
berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam.
b. Guru tentang
melakukan materi
refleksi b. Siswa
yang
telah
dipelajari.( Refleksi)
melakukan
refleksi tentang materi yang telah dipelajari. ( Refleksi)
c. Guru memberikan soal evaluasi c. Siswa mengerjakan soal kepada siswa untuk mengetahui
evaluasi yang diberikan
pemahaman
oleh guru.
siswa
terhadap
materi yang telah dipelajari.
(Penilaian Nyata)
(Penilaiaan Nyata) d. Guru memberikan tindak lanjut d. Siswa
memperhatikan
kepada siswa. Guru meminta
dan mencatat tugas yang
siswa ntuk mencari hal-ha apa
diberikan guru.
saja yang bisa merusak sumber daya alam. e. Guru menutup pelajaran dengan e. Siswa dengan
berdoa.
berdoa agama
kepercayaan masing. 109
sesuai dan
masing-
- Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media:
a. Lingkungan kelas b. Lingkungan sekitar sekolah 2. Sumber: a. Heri Sulistiyanto . 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD' Kelas
n-
179.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembel sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar 1) Menggunakan LKS 2) Menggunakan instrument penilaian hasil belajar dengan tes tulis. 2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses 1) PenilaianUnjuk Kerja.
2) Penilaian Pengamatan Langsung
2) Penilaian Hasil Belajar
1) LKS 2) Isian Singkat Kasihan, Februari 2016 Mengetahui, '.
Guru Kelas IV A
Peneliti
Ika Puji Astuti, S.Pd
Sabar Priyono
NIP.
NIM. 12108241201 110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan ke-2 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV A / 2
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/Tanggal
: Kamis /18 Februari 2016
A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Mengelompokkan
sumber
daya
alam
berdasarkan
asalnya,
jenisnya,
dan
ketersediaannya dialam 2. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 3. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar kelas dan sekolah, siswa dapat menyebutkan macam – macam sumber daya alam dengan benar. 2. Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya dengan tepat. 3. Dengan berdiskusi
dengan
teman
sekelompoknya
siswa
dapat
menjelaskan
Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan tepat.
110
E. Materi Pokok Sumber Daya Alam dan Lingkungan
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Metode
: Tanya Jawab, Observasi, Diskusi, Penugasan dan Ceramah bervariasi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa a. Guru membuka pelajaran a. Siswa menjawab salam. dengan mengucapkan salam. b. Guru memimpin siswa untuk b. Siswa berdoa menurut berdoa sebelum pelajaran di
agama dan keyakinan
mulai.
masing-masing.
c. Guru
melakukan
presensi c. Siswa memberitahukan
terhadap kehadiran siswa. d. Guru
memberikan
untuk
kehadirannya.
apersepsi d. Siswa
menggali
kemampuan
siswa
dengan
awal
mengamati
benda-benda
yang
diperlihatkan oleh guru.
memperlihatkan sebuah toples
(Kontruktivisme)/
berisi
Tahap Invitasi
air
didalamnya
yang
ada
ikan
kemudian
guru
memasukkan berbagai sampah dan deterjen ke dalam toples e. Siswa itu.(Kontruktivisme)/
Tahap
memberikan
jawaban
bermacam-
macam sesuai dengan
Invitasi e. Guru bertanya, “Apakah yang
pengetahuan
terjadi pada ikan tersebut ?
dimilikinya.
mengapa hal itu bisa terjadi ?
(Kontruktivisme)/
(Kontruktivisme)/
Tahap Invitasi
Tahap
Invitasi 111
yang
Alokasi Waktu 10 menit
f. Guru
menyampaikan
tujuan f. Siswa
pembelajaran hari ini
yaitu
tentang macam-macam sumber
mendengarkan
guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
daya alam dan hubungannya dengan lingkungan.
Inti
50 menit
Persiapan a. Guru
melakukan
dengan
peragaan a. Siswa
benda yang ada di
memperhatikan
penjelasan
guru
mengenai
bahwa macam-macam sumber
macam
daya
bagi
alam dan hubungannya
dan
dengan
alam
berdasarkan
dapat
di
asalnya,
sumber daya alam berhubungan erat
macam
–
dalam kelas dan menjelaskan
sumber
daya
lingkungan.
(Permodelan)
dengan
lingkungan.(Permodelan) b. Guru membentuk siswa dalam b. Siswa
membentuk
beberapa kelompok. Masing-
kelompok.
masing kelompok berjumlah 5-
masing
6 orang. Setiap kelompok diberi
berjumlah 5 – 6 orang.
tanda
siswa memakai tanda
pengenal
sesuai
Masingkelompok
kelompoknya.(Masyarakat
pengenal sesuai dengan
Belajar)
kelompoknya. (Masyarakat Belajar)
c. Guru memberikan tugas kepada c. Siswa setiap
kelompok
melakukan
observasi
pengamatan
di
lingkungan
kelas
untuk
tugas
memperhatikan yang
diberikan
atau
oelh guru dan bersiap-
sekitar
siap untuk melakukan
dan
lingkungan sekolah.
112
observasi.
d. Guru memberikan lembar kerja d. Siswa siswa
dan menyuruh siswa
dari
masing-
masing
kelompok
untuk mengamati dan mencatat
mengambil LKS
semua benda
membagi tugas bersama
yang ada di
lingkungan sekitar kelas dan
dan
teman sekelompoknya.
sekolah. e. Guru melakukan tanya jawab e. Siswa tentang
tugas
dikerjakan
yang
harus
oleh
siswa.
bertanya
mengenai
yang
belum jelas mengenai tugas
(Bertanya)
hal
yang
akan
dikerjakan. (Bertanya)
Pelaksanaan f. Guru mengamati siswa dalam f. Siswa melakukan
observasi
di
melakukan
observasi
lingkungan kelas dan sekolah.
lingkungan
(Inkuiri)/Tahap Eksplorasi
sekolah
di
sekitar
kelas
dan sesuai
pembagian
tugas
masing-masing kelompok. (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi g. Guru membimbing siswa dalam g. Siswa dari masingmelakukan observasi di sekitar masing kelompok lingkungan kelas dan sekolah. mencatat benda-benda (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi
yang
ada
lingkungan
di
sekitar
kelas
dan
sekolah pada LKS yang telah
dibagikan.
(Inkuiri)/Tahap Eksplorasi 113
Pembahasan h. Guru meminta siswa untuk h. Siswa
yang
bersama
membahas hasil penemuan dari
kelompoknya membahas
observasi yang telah dilakukan
hasil temuan observasi
bersama kelompoknya masing-
yang telah dilakukan.
masing. (Masyarakat Belajar)/
(Masyarakat Belajar)/
(Tahap penjelasan dan Solusi)
(Tahap penjelasan dan Solusi)
i. Guru meminta siswa membuat i. Siswa
bersama
laporan hasil observasi dan
kelompoknya membuat
mengelompokkan benda-benda
laporan hasil observasi
hasil temuan observasi yang
dan
telah
kedalam
benda yang telah di catat
sumberdaya alam sesuai dengan
kedalam sumber daya
asalnya
alam
di
catat
dan
dengan
hubungannya lingkungan.
mengelompokkan
berdasarkan
asalnya
dan
(Masyarakat Belajar)/ (Tahap
hubungannya
Pengambilan Tindakan)
lingkungan.
dengan
(Masyarakat Belajar)/ (Tahap
Pengambilan
Tindakan) j. Guru
meminta
perwakilan j. Siswa yang ditunjuk , mengemukakan hasil masing-masing kelompok untuk diskusi sedangkan melaporkan dan menyampaikan kelompok lain laporan hasil observasi yang memberikan tanggapan. (Penilaian Nyata) telah dilakukan. (Penilaian Nyata)
k. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap
laporan
yang
disampaikan kelompok
yang
k. Siswa
dari
kelompok
lain memberi tanggapan terhadap laporan hasil observasi
yang
telah
disampaikan. (Penilaian 114
ditunjuk. (Penilaian Nyata)
Nyata)
l. Guru memberikan kesempatan l. Siswa
dari
kepada setiap kelompok untuk
kelompok
menanyakan
hal-hal
belum
hal-hal
dipahami
sumber
daya
yang
mengenai alam
dan
hubungannya
dengan
lingkungan.(Bertanya)
setiap
menayakan yang
dimengerti
kurang mengenai
sumber daya alam dan hubungannya
dengan
lingkungan. (Bertanya)
m. Guru memfasilitasi siswa untuk m. Siswa
mengemukakan
mengemukakan hal-hal apa saja
hal-hal apa saja yang
yang
dapat
dapat
observasi
diambil yang
dari telah
dilakukan.(Refleksi)
dipelajari
dari
kegiatan observasi yang telah dilakukan. (Refleksi)
Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk a. Siswa dengan bimbingan 10 menit menyimpulkan
kegiatan
guru
menyimpulkan
pembelajaran tentang sumber
kegiatan
daya alam dan hubungannya
tentang sumber daya alam dan hubungannya dengan
dengan lingkungan b. Guru tentang
melakukan materi
pembelajaran
yang
refleksi telah
lingkungan
b. Siswa
melakukan
refleksi tentang materi
dipelajari. (Refleksi)
yang c. Guru memberikan soal evaluasi
telah
dipelajari.
(Refleksi)
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan pemahaman siswa terhadap oleh guru. (Penilaian Nyata) materi yang telah d. Siswa berdoa sesuai dipelajari.(Penilaian Nyata) dengan agama dan d. Guru menutup pelajaran dengan kepercayaan masingberdoa. masing. kepada siswa untuk mengetahui
115
Sumber dan Media Pembelajaran
1. Media: a. Lingkungan kelas b. Lingkungan sekitar sekolah 2. Sumber: a. Heri Sulistiyanto . 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV hal: . L 179.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Penilaian 1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awa1 sampai dengan kegiatan akhir. b. Penilaian Basil Belajar 1) Menggunakan LKS
2) Menggunakan instrument penilaian hasil belajar dengan tes tulis. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses
1) Penilaian Unjuk Kerja. 2) Penilaian Pengamatan Langsung b. Penilaian Basil Belajar
1) LKS 2) Isian Singkat Kasihan, Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas IV A
Peneliti
Ika Puji Astuti, S.Pd NIM. 12108241201
NIP.
116
-
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV B / 2
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/Tanggal
: Rabu /17 Februari 2016
A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan
sumber
daya
alam
berdasarkan
asalnya,
jenisnya,
dan
ketersediaannya dialam D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan macam – macam sumber daya alam dengan benar. 3. Dengan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya di alam dengan tepat.
117
4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan macammacam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam dengan benar.
E. Materi Pokok Sumber Daya Alam F. Metode Pembelajaran Pendekatan : PAKEM Model
: EEK ( Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi dan Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Awal
Waktu a. Siswa menjawab salam dari guru b. Siswa
berdoa
untuk
memulai
10 menit kegiatan
pembelajaran c. Siswa dipresensi kehadirannya oleh guru d. Siswa disiapkan secara fisik dan mental oleh guru untuk semangat mengikuti pembelajaran e. Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. f. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang Sumber daya alam. Kegiatan Inti
50 menit
Eksplorasi: a. Siswa penjelasan guru mengenai macam-macam sumber daya alam b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai macam-macam sumber daya alam. c. Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Elaborasi: 118
a. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil, satu kelompok terdiri 5-6 siswa. b. Siswa bersama kelompoknya diminta untuk mengerjakan LKS mencatat berbagai macam sumber daya alam. c. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS yang diberikan guru. d. Siswa bersama kelompoknya mengelmpokkan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. e. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. f. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil telah yang telah dilakukan di depan kelas. g. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi di depan kelas. Konfirmasi: a. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan memberikan umpan balik kepada kelompok siswa yang hasilnya baik. b. siswa diberi penjelasan kembali mengenai materi yang belum dimengerti siswa c. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah dipelajari
Kegiatan Akhir
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan 10 menit materi pembelajaran yang telah dipelajari b. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari 119
c. Siswa diberi soa1 eva1uasi oleh guru untuk mengetahui pemahaman siswa d. Siswa diberi motivasi oleh guru agar raJlll be1ajar e. Guru menutup pembe1ajaran dengan pesan moral yang baik
f.
Siswa berdoa untuk mengakhiri pembe1ajaran
g. Siswa menjawab salam dari guru.
Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media: a. Gambar macam-macam sumber daya a1am. 2. Sumber: a. Dwi Suhartanti dkk . 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV hal : 32 35.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Penilaian 1. Prosedur Peni1aian
: Peni1aian Proses dan hasi1
2. Bentuk
: Non tes dan tes
3. Jenis
: Lembar Pengamatan dan tes tertu1is
4. Kriteria Keberhasi1an : Pembe1ajaran dikatakan berhasi1 apaQi1a 70% siswa mendapat ni1ai minimal 70 Kasihan, Februari 2015 Mengetahui, '.
Guru Ke1as IV B
Pene1iti
Sabar Priyono NIM. 12108241201
NIP.
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Pertemuan Ke-2 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV B / 2
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/Tanggal
: Kamis /18 Februari 2016
A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Mengelompokkan
sumber
daya
alam
berdasarkan
asalnya,
jenisnya,
dan
ketersediaannya dialam 2. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 3. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya dengan tepat. 3. Dengan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan tepat.
121
E. Materi Pokok Sumber Daya Alam
F. Metode Pembelajaran Pendekatan : PAKEM Model
: EEK ( Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi dan Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Awal
Waktu a. Siswa menjawab salam dari guru b. Siswa
berdoa
untuk
memulai
10 menit kegiatan
pembelajaran c. Siswa dipresensi kehadirannya oleh guru d. Siswa disiapkan secara fisik dan mental oleh guru untuk semangat mengikuti pembelajaran e. Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. f. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang Sumber daya alam dan hubungannya denga lingkungan. Kegiatan Inti
50 menit
Eksplorasi: a. Siswa penjelasan guru mengenai macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya dan hubungannya dengan lingkungan. b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai macam-macam sumber daya alam. c. Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Elaborasi: a. Siswa di bagi menjadi kelompok kecil dengan teman sebangkunya. 122
b. Guru memberikan lembar kerja siswa ke masing-masing siswa. c. Siswa diminta mengelompokkan macam-macam sumber daya asalnya dan hubungan sumber daya alam dengan lingkuangan di Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. d. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS yang diberikan guru. e. Siswa bersama kelompoknya mengelmpokkan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. f. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil telah yang telah dilakukan di depan kelas. h. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi di depan kelas. Konfirmasi: a. Siswa bersama guru membahas hasil LKS yang dikerjakan siswa dan memberikan umpan balik kepada kelompok siswa yang hasilnya baik. b. siswa diberi penjelasan kembali mengenai materi yang belum dimengerti siswa c. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah dipelajari
Kegiatan Akhir
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan 10 menit materi pembelajaran yang telah dipelajari b. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan 123
materi pembelajaran yang telah dipelajari c. Siswa diberi soal evaluasi oleh guru untuk mengetahui pemahaman siswa d. Guru
menutup pembelajaran dengan pesan
moral yang baik e. Siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran
f.
Siswa menjawab salam dari guru.
. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media:
a. Gambar macam-macam sumber daya alamo 2. Sumber:
a. Dwi Suhartanti dkk . 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk 3D Kelas IV hal: 32 35. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 1. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
: Penilaian Proses dan hasil
2. Bentuk
: Non tes dan tes
3. Jenis
: Lembar Pengamatan dan tes tertulis
4. Kriteria Keberhasilan : Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 70% siswa mendapat nilai minimal 70 I5-asihan, Februari 2015 Mengetahui, Guru Kelas IV B
Peneliti
Sabar Priyono NIM. 12108241201
NIP.
124
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 Sekolah
: SD Negeri Karangjati
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/ Semester
: IV A/ 2
Hari/ Tanggal
: Rabu, 17 Februari 2016
Waktu
: 20 menit
Nama Anggota Kelompok
:
1. 2. 3. 4, 5. 6.
A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenis dan Ketersediaanya di Alam B. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam C. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sumber daya alam. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 3. Siswa dapat
mengelompokkan sumber daya alam
ketersediaannya di alam.
125
berdasarkan
jenis
dan
D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. Lembar pengamatan E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan pengamatan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. 3. Catatlah hasil pengamatan. F. Langkah Kerja 1.
Pergilah menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
2.
Amatilah segala sesuatu yang terdapat pada lokasi tersebut.
3.
Catatlah sumber daya alam yang kamu temui di lokasi tersebut pada tabel dibawah ini. Jenisnya NO
Nama Sumber Daya Alam
Hayati
Non Hayati
Ketersediaannya di Alam Dapat di
Tidak Dapat
Perbaharui
di Perbaharui
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
4.
Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam yang ada di lokasi pengamatan, masuklah ke dalam kelas.
5.
Diskusikanlah hasil pengamatanmu bersama teman kelompokmu. 126
6.
Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat pada saat observasi kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam.
7.
Presentasikanlah laporan hasil pengamatanmu di depan kelas
127
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas Eksperimen Pertemuan 2
Sekolah
: SD Negeri Karangjati
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/ Semester
: IV A/ 2
Hari/ Tanggal
: Kamis, 18 Februari 2016
Waktu
: 20 menit
Nama Anggota Kelompok
:
1. 2. 3. 4, 5. 6.
A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya dan hubungannya dengan lingkungan B. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan C. Tujuan 1. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. Lembar pengamatan E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan peengamatan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. 3. Catatlah hasil pengamatan. 128
F. Langkah Kerja 1.
Pergilah menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
2.
Amatilah segala sesuatu yang terdapat pada lokasi tersebut.
3.
Catatlah sumber daya alam yang kamu temui di lokasi tersebut.
4.
Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam yang ada di lokasi pengamatan, masuklah ke dalam kelas.
5.
Diskusikanlah hasil pengamatanmu bersama teman kelompokmu.
6.
Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat pada saat observasi kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan asalnya dan kerjakan pertanyaan di bawah ini. 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya NO
Nama Sumber Daya Alam
Asalnya Hewan
Tumbuhan
Benda mati
2. Tulislah sumber daya alam yang terganggu akibat kerusakan lingkungan yang terjadi pada kolom di bawah ini. No
Kerusakan Lingkungan
1
Kebakaran Hutan
2
Sungai tercemar
3
Perburuan Liar
4
Banjir
Sumber daya Alam yang terganggu
7. Setelah selesai mengerjakan, presentasikanlah laporan hasil pengamatanmu di depan kelas. 129
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok Kontrol Pertemuan 1 Sekolah
: SD Negeri Karangjati
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/ Semester
: IV B/ 2
Hari/ Tanggal
: Rabu, 17 Februari 2016
Waktu
: 20 menit
Nama Anggota Kelompok
:
1. 2. 3. 4, 5. 6.
A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenis dan Ketersediaanya di Alam B. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam C. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sumber daya alam. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 3. Siswa dapat
mengelompokkan sumber daya alam
ketersediaannya di alam.
130
berdasarkan
jenis
dan
D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. 1 Lembar kertas E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. F. Langkah Kerja 1.
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
2.
Catatlah macam-macam sumber daya alam yang kamu ketahui pada tabel dibawah ini. Jenisnya NO
Nama Sumber Daya Alam
Hayati
Non Hayati
Ketersediaannya di Alam Dapat di
Tidak Dapat
Perbaharui
di Perbaharui
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3.
Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam, diskusikanlah bersama teman kelompokmu.
4.
Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam.
5.
Presentasikanlah laporan hasil diskusimu di depan kelas 131
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas kontrol Pertemuan 2
Sekolah
: SD Negeri Karangjati
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/ Semester
: IV B/ 2
Hari/ Tanggal
: Kamis, 18 Februari 2016
Waktu
: 20 menit
Nama Anggota Kelompok
:
1. 2.
A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya dan hubungannya dengan lingkungan B. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan C. Tujuan 1. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. 1 Lembar kertas E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. F. Langkah Kerja 1.
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
2.
Catatlah macam-macam sumber daya alam yang kamu ketahui.
3.
Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam, diskusikanlah bersama teman kelompokmu. 132
4.
Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan asalnya dan kerjakan pertanyaan di bawah ini. 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya NO
Nama Sumber Daya Alam
Asalnya Hewan
Tumbuhan
Benda mati
2. Tulislah sumber daya alam yang terganggu akibat kerusakan lingkungan yang terjadi pada kolom di bawah ini. No
5.
Kerusakan Lingkungan
1
Kebakaran Hutan
2
Sungai tercemar
3
Perburuan Liar
4
Banjir
Sumber daya Alam yang terganggu
Setelah selesai mengerjakan, presentasikanlah laporan hasil diskusimu di depan kelas.
133
Lampiran 5. Materi Ajar Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan Sumber daya alam adalah bahan-bahan dari alam yang dimanfaatkan manusia. Manusia memanfaatkan bahan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai Jenis Sumber Daya Alam 1. Berdasarkan ketersediaanya di alam dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. a. Sumber daya alam yang dapat diperbarui Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat tersebut, sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak akan pernah habis. Beberapa contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui, antara lain air, udara, hewan dan tumbuhan.
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui adalah sumber daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, antara lain minyak bumi, batu bara, gas alam dan bahan tambang lainnya. Sumber daya alam ini dapat habis karena tidak mengalami daur. Semakin banyak penggunaan sumber daya alam tersebut maka akan semakin cepat pula habisnya. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui biasanya terbentuk melalui proses tertentu.
134
2. Berdasarkan jenisnya sumber daya alam terdiri atas sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. a. Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. contohnya sapi, telur, daging , buah-buahan, wol, kursi kayu dll.
b. Sumber daya alam non hayati Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Contoh sumber daya alam non hayati antara lain, sinar matahari, udara, air, dan tanah Selain itu, ada pula sumber daya alam nonhayati yang berasal dari dalam bumi. Sumber daya alam tersebut antara lain bahan tambang, dan minyak bumi.
135
.3. Berdasarkan Asalnya sumber daya alam berasal dari tumbuhan, hewan dan benda mati. a. Sumber Daya Alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan contohnya : Kapas, sutera, kain wol, meja kayu , daging, telur dll b. Sumber daya alam yang berasal dari benda mati contohnya : besi, batu bara, bensin, air ,udara , tanah dll
Pelestarian Sumber Daya Alam
Agar sumber daya alam tidak rusak maka harus dilestarikan Upaya pelestarian sumber daya alam antara lain dengan cara : 1. Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu-kayu yang dapat dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih. 2. Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang. 3. Melakukan reboisasi terhadap hutan yang gundul.
Hubungan sumber daya alam dengan Lingkungan Sumber daya alam terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari lingkungan. salah satu contoh jika lingkungan sungai rusak maka sumber daya yang ada didalamnya akan terganggu seperti ikan, air dan udara disekitar sungai. Cara untuk melestarikan binatang liar dan langka yaitu dengan membuat cagar alam, cagar alam adalah tempat untuk melindungi makhluk hidup baik binatang liar tumbuhan dan dll.
136
Lampiran 6. Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Coba
Nama
:
Kelas
:
No Presensi
:
Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1.
2.
Segala sesuatu yang ada di alam yang dimanfaatkan manusia disebut .... a. sumber makanan
c. cagar alam
b. sumber daya alam
d. kekayaan alam
Sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya di alam terbagi atas . . . . a. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui b. sumber daya alam dapat di perbaharui dan sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui c. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati d. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui
3.
4.
Air, tumbuhan dan hewan merupakan jenis sumber daya alam . . . . a. dapat diperbaharui
c. tidak dapat diperbaharui
b. non hayati
d. hayati
Air merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis walaupun kita gunakan terus menerus. Hal ini disebabkan karena .... a. air merupakan benda mati b. air dapat berkembang biak c. air mengalami daur sehingga dapat diperbaharui d. air tersedia dalam jumlah banyak
5.
Berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam udara merupakan sumber daya alam ... a. hayati dan dapat diperbaharui b. non hayati dan tidak dapat diperbaharui c. hayati dan tidak dapat diperbaharui d. non hayati dan dapat diperbaharui
6.
Kapas merupakan sumber daya alam yang berasal dari . . . a. hewan
c. tanah
b. tumbuhan
d. laut
137
7.
8.
9.
Berdasarkan jenisnya, daging, sutera dan buah-buahan merupakan sumber daya alam . . . a. non hayati
c. hayati
b. hutan
d. tidak dapat diperbaharui
Benda dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah a. air, bensin, dan batu bara
c. emas, bensin dan batu bara
b. hewan, tumbuhan dan udara
d. air , udara dan bensin
Kebutuhan manusia akan sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan berupa kayu sekarang ini kian meningkat seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan manusia. Saat ini banyak sekali terjadi penebangan liar yang mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Tindakan yang harus dilakukan agar manusia bisa tetap mengambil hasil hutan berupa kayu tanpa menyebabkan hutan menjadi gundul adalah . . . a. melakukan tebang pilih b. menganti bahan bangunan dengan besi c. melakukan daur ulang kayu yang sudah lapuk d. membuat hutan buatan
10. Sumber daya alam sangat berkaitan erat dengan lingkungan, karena .... a. sumber daya alam berada di lingkungan b. sumber daya alam merusak lingkungan c. sumber daya alam terbuat dari lingkungan d. sumber daya alam membentuk lingkungan 11. Minyak bumi, batu bara dan emas dapat digolongkan menjadi sumber daya alam . . . a. hayati
c. kekal
b. dapat di perbaharui
d. tidak dapat diperbaharui
12. Jika lingkungan mengalami kerusakan, sumber daya alam yang ada di dalamnya akan .... a. rusak
c. tetap
b. kekal
d. mati
13. Lingkungan sangat mempengaruhi sumber daya alam karena lingkungan merupakan tempat asal sumber daya alam. Saat ini banyak terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan hilanganya lingkungan hidup bintang liar sehingga banyak binatang liar yang masuk ke pemukiman penduduk. Usaha yang harus dilakukan agar binatang liar 138
yang habitatnya hilang akibat kebakaran hutan dapat tetap hidup sesuai dengan habitatnya adalah . . . a. membuat kandang untuk menampung binatang liar b.memelihara bintang liar di rumah c. membuat cagar alam untuk menampung bintang liar d. membuat kebun raya untuk menampung binatang liar. 14. Jika suatu lingkungan sungai rusak dan tercemar, maka sumber daya alam yang tidak akan terganggu ialah .... a. ikan
c. udara
b. air
d. pohon
15. Sumber daya alam yang dapat di produksi dan didaur ulang lagi serta dapat digunakan lagi disebut sumber daya alam . . . a. dapat di perbaharui
c. non hayati
b. hayati
d. tidak dapat diperbaharui
16. Kelompok sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup yaitu . . . a. kapas, kain sutera dan emas. b. mutiara, daging dan batu bara. c. kapas, kain sutera dan kain wol. d. air, minyak bumi dan kapas. 17. Agar sumber daya alam yang ada di bumi ini tidak rusak maka harus di . . . a. lestarikan
c. biarkan
b. eksploitasi
d. manfaatkan
18. Susu, daging dan telur merupakan sumber daya alam yang berasal dari hewan, oleh karena itu susu, daging dan telur dapat di kelompokkan ke dalam sumber daya alam . . . a. buatan
c. alami
b. hayati
d. non hayati
19. Sumber daya alam sangat terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari . . . a. makhluk hidup
c. lingkungan
b. benda mati
d. hutan
139
20. Jika tidak dilestarikan dengan baik maka sumber daya alam non hayati akan mengalami kerusakan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam non hayati yaitu . . . . a. menanam pohon b. melindungi satwa liar c. memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar d. hemat energi 21. Daerah pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli disebut .... a. taman wisata
c. taman nasional
b. kebun raya
d. kebun binatang
22. 1. tanah, udara dan air 2. minyak bumi, kapas dan air 3. emas, gas alam dan batu bara 4. hewan, tumbuhan dan air Dari daftar sumber daya alam diatas, sumber daya alam yang dapat diperbaharui di tunjukkan nomer . . . a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
b. 1 dan 4
d. 3 dan 4
23. Ayam hampir setiap hari dikonsumsi manusia. Namun jumlah ayam yang ada tidak pernah habis. Oleh karena itu ayam tidak punah. Hal ini karena adanya peternakan ayam. Sekarang ini banyak terjadi perburuan liar, misalnya perburuan harimau . Banyak harimau yang diburu untuk diambil kulit dan tulangnya. Jika demikian terus menerus lama kelamaan harimau akan habis dan punah. Upaya yang harus dilakukan agar harimau tidak mengalami kepunahan adalah . . . a. membuat peternakan harimau b. memelihara harimau dirumah c. membuat cagar alam untuk melestarikan harimau d. menjaga hutan agar pemburu tidak masuk 24. Sumber daya alam meliputi …. a. hewan dan tumbuhan b. batuan dan logam c. hewan, tumbuhan, dan batuan 140
d. hewan, tumbuhan, batuan, minyak bumi dan logam 25. Usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah hutan gundul adalah . . . . a. irigasi
c. eksploitasi
b. reboisasi
d. terasering
141
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Uji Coba
1.
B
11. D
21. C
2.
B
12. A
22. B
3.
A
13. C
23. C
4.
C
14. D
24. D
5.
D
15. A
25. B
6.
B
16. C
7.
C
17. A
8.
B
18. B
9.
A
19. C
10. C
20. D
142
Lampiran 8. Soal Instrumen Tes Setelah Uji Coba
Nama
:
Kelas
:
No Presensi
:
Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1.
2.
Segala sesuatu yang ada di alam yang dimanfaatkan manusia disebut .... a. sumber makanan
c. cagar alam
b. sumber daya alam
d. kekayaan alam
Sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya di alam terbagi atas . . . . a. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui b. sumber daya alam dapat di perbaharui dan sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui c. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati d. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui
3.
4.
Air, tumbuhan dan udara merupakan jenis sumber daya alam . . . . a. dapat diperbaharui
c. tidak dapat diperbaharui
b. non hayati
d. hayati
Air merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis walaupun kita gunakan terus menerus. Hal ini disebabkan karena .... a. air merupakan benda mati b. air dapat berkembang biak c. air mengalami daur sehingga dapat diperbaharui d. air tersedia dalam jumlah banyak
5.
6.
7.
Berdasarkan jenisnya, daging, sutera dan buah-buahan merupakan sumber daya alam . . . a. non hayati
c. hayati
b. hutan
d. tidak dapat diperbaharui
Benda dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah a. air, bensin, dan batu bara
c. emas, bensin dan batu bara
b. hewan, tumbuhan dan udara
d. air , udara dan bensin
Kebutuhan manusia akan sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan berupa kayu sekarang ini kian meningkat seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan manusia. Saat ini banyak sekali terjadi penebangan liar yang mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga menyebabkan
143
kerusakan lingkungan. Tindakan yang harus dilakukan agar manusia bisa tetap mengambil hasil hutan berupa kayu tanpa menyebabkan hutan menjadi gundul adalah . . . a. melakukan tebang pilih b. menganti bahan bangunan dengan besi c. melakukan daur ulang kayu yang sudah lapuk d. membuat hutan buatan 8.
9.
Minyak bumi, batu bara dan emas dapat digolongkan menjadi sumber daya alam . . . a. hayati
c. kekal
b. dapat di perbaharui
d. tidak dapat diperbaharui
Jika lingkungan mengalami kerusakan, sumber daya alam yang ada di dalamnya akan .... a. rusak
c. tetap
b. kekal
d. alami
10. Lingkungan sangat mempengaruhi sumber daya alam karena lingkungan merupakan tempat asal sumber daya alam. Saat ini banyak terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan hilanganya lingkungan hidup binatang liar sehingga banyak binatang liar yang masuk ke pemukiman penduduk. Usaha yang harus dilakukan agar binatang liar yang habitatnya hilang akibat kebakaran hutan dapat tetap hidup sesuai dengan habitatnya adalah . . . a. membuat kandang untuk menampung binatang liar b.memelihara binatang liar di rumah c. membuat cagar alam untuk menampung bintang liar d. membuat kebun raya untuk menampung binatang liar. 11. Jika suatu lingkungan sungai rusak dan tercemar, maka sumber daya alam yang tidak akan terganggu ialah .... a. ikan
c. udara
b. air
d. pohon
12. Sumber daya alam yang dapat di produksi dan didaur ulang lagi serta dapat digunakan lagi disebut sumber daya alam . . . a. dapat di perbaharui
c. non hayati
b. hayati
d. tidak dapat diperbaharui
13. Kelompok sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup yaitu . . . a. kapas, kain sutera dan emas. b. mutiara, daging dan batu bara. c. kapas, kain sutera dan kain wol. 144
d. air, minyak bumi dan kapas. 14. Agar sumber daya alam yang ada di bumi ini tidak rusak maka harus di . . . a. lestarikan
c. biarkan
b. eksploitasi
d. manfaatkan
15. Sumber daya alam sangat terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari . . . a. makhluk hidup
c. lingkungan
b. benda mati
d. hutan
16. Jika tidak dilestarikan dengan baik maka sumber daya alam non hayati akan mengalami kerusakan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam non hayati yaitu . . ... a. menanam pohon b. melindungi satwa liar c. memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar d. hemat energi 17. 1. tanah, udara dan air 2. minyak bumi, kapas dan air 3. emas, gas alam dan batu bara 4. hewan, tumbuhan dan air Dari daftar sumber daya alam diatas, sumber daya alam yang dapat diperbaharui di tunjukkan nomer . a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
b. 1 dan 4
d. 3 dan 4
18. Ayam hampir setiap hari dikonsumsi manusia. Namun jumlah ayam yang ada tidak pernah habis. Oleh karena itu ayam tidak punah. Hal ini karena adanya peternakan ayam. Sekarang ini banyak terjadi perburuan liar, misalnya perburuan harimau . Banyak harimau yang diburu untuk diambil kulit dan tulangnya. Jika demikian terus menerus lama kelamaan harimau akan habis dan punah. Upaya yang harus dilakukan agar harimau tidak mengalami kepunahan adalah . . . a. membuat peternakan harimau b. memelihara harimau dirumah c. membuat cagar alam untuk melestarikan harimau d. menjaga hutan agar pemburu tidak masuk
145
19. Sumber daya alam meliputi …. a. hewan dan tumbuhan b. batuan dan logam c. hewan, tumbuhan, dan batuan d. hewan, tumbuhan, batuan, minyak bumi dan logam 20. Usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah hutan gundul adalah . . . . a. irigasi
c. eksploitasi
b. reboisasi
d. terasering
146
Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Uji Coba
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
B B A C C B A D A C D A C A C D B C D B
147
Lampiran 10. Lembar Jawaban Instrumen Tes
LEMBAR JAWABAN Nama
:
Kelas
:
No Presensi
:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1.
A
B
C
D
11.
A
B
C
D
2.
A
B
C
D
12.
A
B
C
D
3.
A
B
C
D
13.
A
B
C
D
4.
A
B
C
D
14.
A
B
C
D
5.
A
B
C
D
15.
A
B
C
D
6.
A
B
C
D
16.
A
B
C
D
7.
A
B
C
D
17.
A
B
C
D
8.
A
B
C
D
18.
A
B
C
D
9.
A
B
C
D
19.
A
B
C
D
10.
A
B
C
D
20.
A
B
C
D
148
Lampiran 11. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
FHS MNR DDA ARS AD DDN SDA AA BB WS AYS AD NBT PNB SDS ARS NRD SA SE NS
Kelas
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B 10
B 11
B 12
B 13
B 14
B 15
B 16
B 17
B 18
B 19
B 20
B 21
B 22
B 23
B 24
B 25
Jumlah
IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 17 22 20 20 21 15 17 14 21 17 21 18 16 20 15 19 17 16 22
149
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
RBA ASD NDE NM MA KM FKR KDL AN FR BC CA GR ARS FW YR AD SW ASL AEB AM DH FN
IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
150
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
19 16 19 21 18 16 17 8 18 8 12 10 13 23 5 9 5 12 18 10 7 15 10
44 HD 45 LA 46 NK 47 NAH 48 NAS 49 MA 50 RAH 51 RN 52 SLM 53 SJ 54 SDF 55 SF Jumlah
IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 43
1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 41
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 36
1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 31
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 49
0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 33
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 28
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 38
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9
151
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38 30 31 30 38
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 31
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 45 31 38 20 14 33 25 30
0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 49
10 9 8 8 11 9 12 16 7 12 18 15 808
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows CORRELATIONS /VARIABLES=B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 TOTAL /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Total B1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
,522
,000
N B2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,369
,006
N B3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,515
,000
N B4
55 *
Pearson Correlation
,338
Sig. (2-tailed)
,012
N B5
55
Pearson Correlation
,238
Sig. (2-tailed)
,080
N B6
55
Pearson Correlation
,147
Sig. (2-tailed)
,285
N B7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,478
,000
N B8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,660
,000
N B9
55 *
Pearson Correlation
,299
Sig. (2-tailed)
,026
N B10
55
Pearson Correlation
,089
Sig. (2-tailed)
,517
N
55
152
B11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
,625
,000
N B12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,372
,005
N B13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,467
,000
N B14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,410
,002
N B15
55 *
Pearson Correlation
,299
Sig. (2-tailed)
,026
N B16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,710
,000
N B17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,487
,000
N B18
55
Pearson Correlation
,262
Sig. (2-tailed)
,053
N B19
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,413
,002
N B20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,635
,000
N B21
55
Pearson Correlation
,158
Sig. (2-tailed)
,248
N B22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,678
,000
N B23
Pearson Correlation
55 *
,300
153
Sig. (2-tailed)
,026
N B24
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,546
,000
N B25
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
55 **
,364
,006
N TOTAL
55
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
55
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*
154
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows RELIABILITY /VARIABLES=B1 B2 B3 B4 B7 B8 B9 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B19 B20 B22 B23 B24 B25 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 55
100,0
0
,0
55
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,828
20
155
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
B1
11,7273
19,091
,445
,819
B2
11,7636
19,517
,302
,825
B3
11,8545
18,645
,485
,816
B4
11,9455
19,756
,197
,831
B7
11,9091
19,121
,351
,823
B8
12,0000
18,037
,605
,810
B9
11,8182
19,744
,223
,829
B11
11,8182
18,374
,573
,812
B12
11,9636
19,332
,294
,826
B13
11,9455
19,015
,371
,822
B14
11,9636
19,258
,311
,825
B15
11,8182
19,596
,259
,827
B16
11,9455
17,867
,654
,807
B17
11,6909
19,329
,410
,820
B19
11,8182
19,337
,324
,824
B20
12,1455
18,312
,562
,812
B22
11,9091
17,899
,655
,807
B23
12,0545
19,571
,239
,829
B24
11,9636
18,628
,462
,817
B25
11,6182
19,944
,299
,825
156
Lampiran 14. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok
Kegiatan
Hari/Tanggal
Waktu
Pre test
Selasa/16 Februari 2016
10.00-11.00
Pertemuan I
Rabu/17 Februari 2016
08.10-09.20
Pertemuan II
Kamis/18 Fabruari 2016
08.10-09.20
Post test
Jumat/19 Februari 2016
07.00-08.00
Pre test
Selasa/16 Februari 2016
08.10-09.10
Pertemuan I
Rabu/17 Februari 2016
10.00-11.10
Pertemuan II
Kamis/18 Fabruari 2016
10.00-11.10
Eksperimen
Kontrol
Post test
Sabtu/20 Februari 2016
157
10.00-11.00
Materi Sumber daya alam dan lingkungan Macammacam sumber daya alam Hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Sumber daya alam dan lingkungan Sumber daya alam dan lingkungan Macammacam sumber daya alam Hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Sumber daya alam dan lingkungan
Lampiran 15. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol
Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 Berilah tanda √ pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No
1.
Aspek
Kegiatan Awal
1) 2) 3) 4)
2.
Kegiatan Inti a. persiapan
1) 2)
3)
b. pelaksanaan
1) 2) 3)
c. pembahasan
1) 2) 3)
3.
Kegiatan Akhir
1) 2) 3) 4)
Indikator Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai
Ya √ √
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa Membimbing siswa dalam melakukan observasi Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi Membahas hasil observasi bersama siswa Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari Melakukan evaluasi Memberikan tindak lanjut
√
Jumlah
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
158
Tidak
√ 7
Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 2 Berilah tanda √ pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No
1.
Aspek
Kegiatan Awal
1) 2) 3) 4)
2.
Kegiatan Inti a. persiapan
1) 2)
3)
b. pelaksanaan
1) 2) 3)
c. pembahasan
1) 2) 3)
3.
Kegiatan Akhir
1) 2) 3) 4)
Indikator Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa Membimbing siswa dalam melakukan observasi Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi Membahas hasil observasi bersama siswa Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari Melakukan evaluasi Memberikan tindak lanjut
Jumlah
Ya √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
159
Tidak
√ 7
Lampiran 16. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Kontrol Pertemuan 1 Berilah tanda √ pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No
Nama Siswa
1
2 √
3
4
Indikator 5 6 √ √ √
ASG 1 AN 2 AC 3 √ AM 4 √ √ √ AN 5 ASG 6 √ √ √ √ AP 7 √ √ DP 8 √ √ √ FD 9 √ √ FAN 10 √ FFA 11 GH 12 √ √ √ √ IA 13 √ √ IPK 14 √ √ INI 15 √ √ IK 16 √ √ KDP 17 √ LL 18 √ MD 19 √ √ √ MA 20 √ MF 21 √ √ MH 22 √ √ √ RDP 23 √ √ RDH 24 √ √ SA 25 √ √ TR 26 √ √ √ WA 27 √ ZH 28 √ √ FFA 29 √ √ MF 30 √ AA 31 Jumlah 12 11 0 0 20 15 Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
160
7
8
0
0
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 31
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 31
Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Kontrol Pertemuan 2 Berilah tanda √ pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No
Nama Siswa
1 √
2 √ √
3
4
Indikator 5 6 √ √ √
7
8
ASG 1 AN 2 AC 3 AM 4 √ √ AN 5 √ √ ASG 6 √ √ AP 7 √ DP 8 √ √ √ √ FD 9 FAN 10 √ √ FFA 11 GH 12 √ √ √ √ IA 13 IPK 14 √ INI 15 √ IK 16 KDP 17 √ LL 18 √ MD 19 √ MA 20 MF 21 √ MH 22 √ √ √ RDP 23 √ √ RDH 24 √ SA 25 √ TR 26 √ √ √ WA 27 ZH 28 √ √ FFA 29 √ MF 30 √ √ AA 31 Jumlah 8 10 0 0 11 15 0 0 Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
161
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 31
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1
Lampiran 17. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen
Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 1 Berilah tanda √ pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No
1.
Aspek
Kegiatan Awal
1) 2) 3) 4)
2.
Kegiatan Inti a. persiapan
1) 2)
3)
b. pelaksanaan
1) 2) 3)
c. pembahasan
1) 2) 3)
3.
Kegiatan Akhir
1) 2) 3) 4)
Indikator Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai
Ya √ √
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa Membimbing siswa dalam melakukan observasi Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi Membahas hasil observasi bersama siswa Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari Melakukan evaluasi Memberikan tindak lanjut
√
Jumlah
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15
162
Tidak
√ 2
Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 2 Berilah tanda √ pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No
1.
Aspek
Kegiatan Awal
1) 2) 3) 4)
2.
Kegiatan Inti a. persiapan
1) 2)
3)
b. pelaksanaan
1) 2) 3)
c. pembahasan
1) 2) 3)
3.
Kegiatan Akhir
1) 2) 3) 4)
Indikator Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa Membimbing siswa dalam melakukan observasi Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi Membahas hasil observasi bersama siswa Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari Melakukan evaluasi Memberikan tindak lanjut
Jumlah
Ya √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16
163
Tidak
√ 1
Lampiran 18. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 Berilah tanda √ pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No
Indikator 5 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30 15
Nama Siswa
1 2 3 4 AA √ √ √ √ 1 LJ √ √ √ 2 AFG √ √ √ √ 3 AE √ √ √ √ 4 ER √ √ 5 AK √ √ 6 AD √ √ 7 AR √ √ 8 CW √ √ √ √ 9 DN √ √ 10 DY √ √ 11 DN √ √ 12 DNP √ √ √ √ 13 DSS √ √ 14 DH √ √ √ 15 FS √ √ 16 FA √ √ √ 17 HF √ √ √ 18 MA √ √ √ 19 MD √ √ √ 20 MR √ √ 21 NA √ √ 22 OR √ √ √ √ 23 PA √ √ 24 RS √ √ √ √ 25 KL √ √ 26 RSH √ √ √ 27 ULK √ √ √ 28 RPN √ √ √ √ 29 RNS √ √ 30 Jumlah 12 12 30 30 Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
164
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
8 √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
11
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 Berilah tanda √ pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No
Nama Siswa
1
2 √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
Indikator 5 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30 20
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
AA 1 LJ 2 √ AFG √ 3 AE 4 √ ER 5 √ √ AK 6 AD 7 √ AR 8 √ √ CW 9 DN 10 √ DY 11 √ DN 12 DNP 13 √ √ DSS 14 DH √ 15 FS 16 √ FA 17 √ √ HF 18 MA 19 MD 20 √ MR √ 21 NA 22 OR 23 √ √ PA 24 √ RS √ 25 KL 26 √ √ RSH 27 ULK 28 √ √ RPN 29 RNS 30 Jumlah 13 15 Keterangan Indikator: 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
165
8
√
√
√
√
√
5
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
Lampiran 19. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol No. Nama 1 ASG 2 AN 3 AC 4 AM 5 AN 6 ASG 7 AP 8 DP 9 FD 10 FAN 11 FFA 12 GH 13 IA 14 IPK 15 INI 16 IK 17 KDP 18 LL 19 MD 20 MA 21 MF 22 MH 23 RDP 24 RDH 25 SA 26 TR 27 WA 28 ZH 29 FFA 30 MF 31 AA Jumlah
Kelas IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B
B1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
B2 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
B3 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
B4 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
B5 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
B6 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
B7 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
B8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
B9 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
B10 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
B11 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
166
B12 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
B13 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
B14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
B15 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1
B16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
B17 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
B18 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
B19 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
B20 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Jumlah 8 16 12 14 16 11 10 6 9 11 15 10 8 12 9 17 11 8 10 9 9 7 13 7 11 12 14 16 10 14 13
Nilai 40 80 60 70 80 55 50 30 45 55 75 50 40 60 45 85 55 40 50 45 45 35 65 35 55 60 70 80 50 70 65 56,13
Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen No. Nama 1 AA 2 LJ 3 AFG 4 AE 5 ER 6 AK 7 AD 8 AR 9 CW 10 DN 11 DY 12 DN 13 DNP 14 DSS 15 DH 16 FS 17 FA 18 HF 19 MA 20 MD 21 MR 22 NA 23 OR 24 PA 25 RS 26 KL 27 RSH 28 ULK 29 RPN 30 RNS Jumlah
Kelas IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IVA IVA IVA
B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B2 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
B3 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
B4 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
B5 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
B6 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
B7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
B8 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
B9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B10 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
B11 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
167
B12 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
B13 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
B14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B15 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
B16 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
B17 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
B18 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
B19 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
B20 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
Jumlah 6 9 12 9 13 14 15 14 13 12 15 7 8 7 15 16 13 10 16 15 14 10 13 15 8 10 7 9 10 12
Nilai 30 45 60 45 65 70 75 70 65 60 75 35 40 35 75 80 65 50 80 75 70 50 65 75 40 50 35 45 50 60 57,833
Lampiran 21. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Kontrol
Statistics Pretest_Kontrol N
Valid
31
Missing
0
Mean
56.12
Median
55
Mode
45
Std. Deviation
a
1.492
Variance
222.849
Range
55
Minimum
30
Maximum
85
Sum
1740
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Hasil Pre-test Kelompok Kontrol Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
30
1
3.2
3.2
3.2
35
2
6.5
6.5
9.7
40
3
9.7
9.7
19.4
45
4
12.9
12.9
32.3
50
4
12.9
12.9
45.2
55
4
12.9
12.9
58.1
60
3
9.7
9.7
67.7
65
2
6.5
6.5
74.2
70
3
9.7
9.7
83.9
75
1
3.2
3.2
87.1
80
3
9.7
9.7
96.8
85
1
3.2
3.2
100.0
31
100.0
100.0
Total
168
Lampiran 22. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Eksperimen
Statistics Pretest_Eksperimen N
Valid
30
Missing
0
Mean
57.8333
Median
60.0000
Mode
75.00
Std. Deviation
1.53513E1
Variance
235.661
Range
50.00
Minimum
30.00
Maximum
80.00
Sum
1735.00
Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
30
1
3.3
3.3
3.3
35
3
10.0
10.0
13.3
40
2
6.7
6.7
20.0
45
3
10.0
10.0
30.0
50
4
13.3
13.3
43.3
60
3
10.0
10.0
53.3
65
4
13.3
13.3
66.7
70
3
10.0
10.0
76.7
75
5
16.7
16.7
93.3
80
2
6.7
6.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
169
Lampiran 19. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol No. Nama 1 ASG 2 AN 3 AC 4 AM 5 AN 6 ASG 7 AP 8 DP 9 FD 10 FAN 11 FFA 12 GH 13 IA 14 IPK 15 INI 16 IK 17 KDP 18 LL 19 MD 20 MA 21 MF 22 MH 23 RDP 24 RDH 25 SA 26 TR 27 WA 28 ZH 29 FFA 30 MF 31 AA Jumlah
Kelas IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B IV B
B1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
B2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
B3 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
B4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
B5 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B6 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
B7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0
B8 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
B9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B10 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
B11 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
170
B12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
B13 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
B14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
B15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
B16 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
B17 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0
B18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B19 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
B20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Jumlah 15 13 16 14 16 13 15 9 16 14 15 15 11 15 15 18 14 16 13 14 17 14 17 16 14 15 17 16 12 16 13
Nilai 75 65 80 70 80 65 75 45 80 70 75 75 55 75 75 90 70 80 65 70 85 70 85 80 70 75 85 80 60 80 65 73,226
Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen No. Nama 1 AA 2 LJ 3 AFG 4 AE 5 ER 6 AK 7 AD 8 AR 9 CW 10 DN 11 DY 12 DN 13 DNP 14 DSS 15 DH 16 FS 17 FA 18 HF 19 MA 20 MD 21 MR 22 NA 23 OR 24 PA 25 RS 26 KL 27 RSH 28 ULK 29 RPN 30 RNS Jumlah
Kelas IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IV A IVA IVA IVA
B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B3 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
B6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
B7 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
B8 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
B10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B11 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
171
B12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
B14 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
B15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
B16 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
B17 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
B18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B19 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
B20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
Jumlah 16 12 15 14 18 15 17 18 16 19 17 12 15 18 16 19 15 14 20 18 20 14 18 17 11 17 19 17 12 15
Nilai 80 60 75 70 90 75 85 90 80 95 85 60 75 90 80 95 75 70 100 90 100 70 90 85 55 85 95 85 60 75 80,6667
Lampiran 25. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Kontrol
Statistics Post-test_Kontrol N
Valid
31
Missing
0
Mean
73.2258
Median
75.0000
Mode
75.00
Std. Deviation
a
9.44708
Variance
89.247
Range
45.00
Minimum
45.00
Maximum
90.00
Sum
2270.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Hasil Post-test Kelompok Kontrol Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
45
1
3.2
3.2
3.2
55
1
3.2
3.2
6.5
60
1
3.2
3.2
9.7
65
4
12.9
12.9
22.6
70
6
19.4
19.4
41.9
75
7
22.6
22.6
64.5
80
7
22.6
22.6
87.1
85
3
9.7
9.7
96.8
90
1
3.2
3.2
100.0
31
100.0
100.0
Total
172
Lampiran 26. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Eksperimen
Statistics Post-test_Eksperimen N
Valid
30
Missing
1
Mean
80.6667
Median
82.5000
Mode
75.00
Std. Deviation
a
1.22287E1
Variance
149.540
Range
45.00
Minimum
55.00
Maximum
100.00
Sum
2420.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
55
1
3.3
3.3
3.3
60
3
10.0
10.0
13.3
70
3
10.0
10.0
23.3
75
5
16.7
16.7
40.0
80
3
10.0
10.0
50.0
85
5
16.7
16.7
66.7
90
5
16.7
16.7
83.3
95
3
10.0
10.0
93.3
100
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
173
Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows
Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre-test
Post-test
Kontrol
Kontrol
N
31
31
56.1290
73.2258
14.92814
9.44708
Absolute
.111
.155
Positive
.111
.108
Negative
-.082
-.155
Kolmogorov-Smirnov Z
.618
.864
Asymp. Sig. (2-tailed)
.840
.445
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre-test
Post-test
Eksperimen Eksperimen N
30
30
57.8333
80.6667
1.53513E1
1.22287E1
Absolute
.146
.138
Positive
.128
.088
Negative
-.146
-.138
Kolmogorov-Smirnov Z
.802
.758
Asymp. Sig. (2-tailed)
.541
.613
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
174
Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows
Uji Homogenitas
Oneway Test of Homogeneity of Variances Pre-test Kelompok kontrol-eksperimen Levene Statistic
df1
.365
df2 1
Sig. 59
.548
Oneway Test of Homogeneity of Variances Post-test Kelompok Kontrol-Eksperimen Levene Statistic 2.896
df1
df2 1
Sig. 59
.094
175
Lampiran 29. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows
Uji t
T-Test Group Statistics Kelompok Pretest Kontrol dan Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
31
56.1290
14.92814
2.68117
Eksperimen
30
57.8333
15.35125
2.80274
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig.
F
Sig.
t
df
Mean
Std. Error
(2-tailed) Difference Difference
Difference Lower
Pre-test Kontrol Equal & Eksperimen
variances
.365
.548
.440
59
.662
1.70430
3.87686
9.46188
.662
1.70430
3.87867
9.46611
assumed
Upper 6.0532 8
Equal variances not
58.77
.439
assumed
176
9
6.0575 0
Lampiran 30. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows
T-Test Group Statistics Kelompok Post-test Kontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
31
73.2258
9.44708
1.69675
Eksperimen
30
80.6667
12.22866
2.23264
dan Eksperimen
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig.
Post-test
Equal
Kontrol&
variances
Eksperimen
assumed
Mean
Std. Error
F
Sig.
t
df
(2-tailed) Difference Difference
2.896
.094
2.665
59
.010
7.44086
2.79243
2.653
54.574
.010
7.44086
2.80421
Equal variances not assumed
177
Difference Lower 13.028 51
13.061 62
Upper
1.85321
1.82010
Lampiran 31. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I
178
Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II
179
180
Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I
181
Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II
182
183
Lampiran 32. Contoh Hasil Tes Siswa Pre-test Kelompok Kontrol
184
Pre-test Kelompok Kontrol
185
Post-test Kelompok Kontrol
186
Post-test Kelompok Kontrol
187
Pre-test Kelompok Eksperimen
188
Pre-test Kelompok Eksperimen Post-test Kelompok Eksperimen
189
Post-test Kelompok Eksperimen
190
Lampiran 33. Gambar Penelitian
Gambar Penelitian Kelompok Eksperimen
Gambar 1. Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran dengan Pembelajaran Kontekstual
Gambar 2. Siswa sedang melakukan pengamatan tentang berbagai sumber daya alam di lingkungan sekolah 192
Gambar 3. Siswa Bersama Kelompoknya Membahas dan Membuat Laporan Hasil Pengamatan
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu 193
Gambar Penelitian Kelompok Kontrol
Gambar 5. Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran dengan metode Konvensional yang biasa dilakukan.
Gambar 6. Siswa Bersama Kelompoknya Mengerjakan LKS yang Diberikan Guru 194
Gambar 7. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu
195
Lampiran 34. Surat Penelitian Surat Permohonan Izin dari Fakultas.
196
Surat Penelitian dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
197
Surat Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Bantul
198
Surat Keterangan Validitas Instrumen
199
Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Instrumen
200
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
201