Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENGARUH PENDIDIKAN, KETERAMPILAN, BASIC SKILL TERHADAP KARIR UNTUK KEINGINAN BERPINDAH KERJA (Studi Empiris di Kelurahan Jatingaleh Kecamatan Candisari Kota Semarang) Delas Lalla Melati1), Maria M Minarsih2),Azis Fathoni3) Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang 2), 3) Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
1)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan, keterampilan dan basic skill terhadap jenjang karir untuk keinginan berpindah kerja sebagai variabel intervening. Dalam penelitian data yang digunakan yaitu data primer yang didapat dari 100 responden. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini yaitu metode cluster random sampling, kemudian data diproses menggunakan analisa regresi berganda. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Kelurahan Jatingaleh yang mempunyai pekerjaan yang berjenjang karir tinggi. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa penelitian memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Dari persamaan regresi diperoleh hasil : Y = 0,478 + 0,423 X1 + 0,316 X2 + 0,262 X3 + e Untuk variabel jenjangkarir. Sedangkan untuk variabel keinginan berpindah kerja yaitu: Y = 5,829 + 0,736 + e Konstanta bernilai positif, menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel pendidikan (X1), keterampilan (X2), basic skill (X3), jenjang karir (Y1) maka akan tetap pada keinginan berpindah kerja. Dari hasil pengolahan data diketahui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t yang menunjukkan bahwa variabel pendidikan, keterampilan dan basic skill berpengaruh terhadap jenjang karir dengan nilai t hitung> t tabel (5,125, 3,516, 2,967 > 1,98447). Dari hasil uji F variabel jenjang karir diperoleh nilai F hitung> F tabel122,065 > 2,70 dengan F sig 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa secara simultan variabel pendidikan, keterampilan dan basic skill berpengaruh terhadap jenjang karir. Kesimpulan penelitian ini yaitu secara simultan ketiga variabel berpengaruh terhadap jenjang karir untuk keinginan berpindah kerja. Kata kunci : pendidikan, keterampilan, basic skill terhadap jenjang karir untuk keinginan berpindah kerja.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
ABSTRACT This study aims to determine the effect of education, skills and basic skills to a career ladder for job turnover intentions as an intervening variable. In a study of data used are primary data obtained from 100 respondents. The technique used in this study is sampling cluster random sampling method, then the data is processed using multiple regression analysis. Thepopulation used is Jatingaleh Village community who have job stiered careerhigh. From the data processing is known that the research qualifies validity and reliability. The results obtained from the regression equation: Y = 0.478 + 0.423 +0.316 X1 + 0.262 X2 X3 + e. For variable career. As for the variable labor turn over intentions, namel y: Y = 5.829 + 0.736 + e. The constant is positive, indicating that if there is no education variable (X1), skills (X2), basic skills (X3), career (Y1) then it will still be a desire to move work.From the data processing known hypothesis testing using t-test showed that the variables of education, skills and basic skills affect the career ladder with a value of t> t table (5.125, 3.516, 2.967> 1.98447). From the test results obtained career path variable F F count> F table 122.065> 2.70 with F sig 0.000 <0.05, which means that simultaneous variables of education, skills and basic skills affect the career ladder. The conclusion of this study is simultaneously the three variables
affect
the
career
path
for
job
turnover
intentions.
Keywords: education, skills, basic skills to a career ladder for job turnover intentions.
sebaik-baiknya,
A. PENDAHULUAN Pendidikan, Keterampilan dan Basic Skill merupakan hal yang berperan penting dalam meningkatkan suatu efektivitas kerja. Karena orang yang mempunyai ketrampilan dan basic skill yang baik akan berusaha dengan
sekuat
tenaga
supaya
pekerjaanya dapat berhasil dengan
akan
membentuk
suatu peningkatan jenjang karir. Sesungguhnya teori tak sejalan dengan kenyataan yang ada dalam dunia nyata kerja apalagi dalam suatu perusahaan. Karena masih banyak orang beranggapan bahwa lulusan S1 bisa langsung mendapatkan pekerjaan dalam suatu perusahaan dibanding dengan seseorang yang hanya berbekal
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
pendidikan SLTA, padahal dilihat dari
pendidikan hingga tamat SLTA yang
pendidikan
menjamin
mempengaruhi tingkat jenjang karir
seseorang untuk mencapai tingkat
seseorang maka suatu perusahaan
jenjang karir yang tinggi karena
lebih
kebanyakan lulusan S1 lebih memilih
apalagi pendidikan dan basic skill
pekerjaan sesuai pendidikannya bukan
yang baik akan lebih berpengaruh.
saja
tidak
dari keterampilan dan basic skill yang
mengutamakan
pendidikan
Berikut adalah 10 negara yang
dimiliki. Masih banyak lulusan SLTA
termasuk
memiliki keterampilan dan basic skill
jenjang karir yang melonjak dengan
cukup
gaji tertinggi didunia :
baik,
hanya
saja
dengan
Negara
yang
memiliki
Tabel 1.1 Tingkat Jenjang Karir NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NEGARA Amerika Serikat Irlandia Luxemburg Swiss Australia Inggris Kanada Norwegia Korea Selatan Belanda
GAJI 399 juta/tahun 391 juta/tahun 360juta/tahun 336 juta/tahun 332 juta/tahun 318 juta/tahun 310 juta/tahun 295 juta/tahun 294juta/tahun 278 juta/tahun
KETERANGAN Potong lain-lain 22,8% Potong lain-lain 18,9% Potong lain-lain 28,1% Potong lain-lain 29,4% Potong lain-lain 22,3% Potong lain-lain 25,1% Potong lain-lain 22,7% Potong lain-lain 29,3% Potong lain-lain12,3% Potong lain-lain 37,8%
http://finance.detik..com/read/2013/05/16/151714/2247893/4/10-negara-pemberi-gaji-palingtinggi-di-dunia http://whatindonews.com/id/post/2856
Data
tersebut
menunjukkan
kurangnya
pengangguran
bahwa Negara-negara tersebut cukup
mengurangi
kemiskinan.
mengalami kemajuan yang cukup
adanya Negara-negara tersebut, maka
pesat dengan gaji tertinggi diantara
Negara Indonesia menjadi termotivasi
Negara-negara lain didunia. Hal ini
dan bisa selangkah lebih maju.
menunjukkan bahwa Negara Indonesia
B. LANDASAN TEORI
harus berupaya melakukan berbagai
1. Pengertian Pendidikan
hal dan cara agar dapat mengatasi
dan Dengan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Pendidikan
adalah
proses
pembelajaran
yang
menghasilkan pengalaman yang memberikan pribadi,
kesejahteraan
baik
bathiniah.
lahir
maupun
(Drs.
Wasty
yang dilakukan oleh orang tersebut. Menurut Robbin (2007:57). 4. Pengertian Jenjang Karir Jenjang Karir adalah Jalur yang dilalui suatu karier ketika karyawan mencapai
kemajuan
ke
posisi
Soemanto. M.Pd, judul buku
dengan tanggung jawab lebih besar.
Pendidikan Wiraswasta, 1993,
Karyawan dapat menapaki jenjang
hal 21.).
karier dalam satu organisasi atau
2. Pengertian Keterampilan Keterampilan
beberapa organisasi. Kamus Bisnis
adalah
sebuah
kemampuan dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat.
Definisi
keterampilan
menurut Gordon ini cenderung mengarah
pada
aktivitas
psikomotor. Gordon (1994).
Basic
Skill
adalah
suatu
kapasitas
yang
dimiliki
oleh
untuk
5. Pengertian
Keinginan
berpindah
kerja Keinginan adalah
berpindah
Suatu
kemauan
kerja dan
keyakinan diri sendiri untuk bisa berpindah kerja sesuai keinginan
3. Pengertian Basis Skill
seseorang
2016
melakukan
tugasnya sehingga bisa menjadi penilaian atau ukuran mengenai apa
dan kemampuan
yang dimiliki
setara dengan pekerjaan karena suatu hal yang berhubungan dengan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja.
Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman dalam indikator-indikator variabel tersebut maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Pendidikan
H1 H5 Keinginan
Keterampilan
H2
berpindah kerja
Jenjang Karir
Keterampilan
H3
H4 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat disimpulkan Hipotesis dibawah ini: Hipotesis I: Pendidikan Berpengaruh Pada
Jenjang
untuk
Karir
Keinginan
Berpindah kerja. Hipotesis
II:
Jenjang
Pada
Karir
Keinginan
untuk
Berpindah
kerja. Hipotesis III: Basic Skill Berpengaruh Pada untuk
Jenjang
Karir
Keinginan
Berpindah kerja.
IV:
Secara
bersama-sama
Pendidikan, Keterampilan, dan Basic Skill. Hipotesis V : Jenjang Karir Berpengaruh Pada Keinginan untuk Berpindah kerja.
Keterampilan
Berpengaruh
Hipotesis
C. METODE PENELITIAN Data yang digunakan menggunakan teknik wawancara dan kuesioner dan dari kuesioner dapat terkumpul datadata
yang
responden
valid yang
dari
beberapa
diwawancarai.
Penentuan sampel dari penelitian ini adalah
di
Kecamatan
Kelurahan
Jatingaleh
Candisari
di
Kota
Semarang dengan mengambil 100
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016 Pengujian validitas data
responden dari jumlah keseluruhan warga yang berada di Kelurahan
dalam
tersebut. Responden itu sendiri terdiri
menggunakan metode korelasi
dari
Bivariate
beberapa
responden
yang
memiliki jenjang karir tinggi dan berkeinginan untuk berpindah kerja. Yang menjadi variabel bebas ( X ) adalah pendidikan, keterampilan, dan
penelitian
Pearson
2011).
(Priyatno,
Kriteria
kriteria
ini
pengujian
pengujiannya
adalah
jika r hitung ≥ r tabel Setiap. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai r tabel adalah df =
basic skill yang diterapkan pada
n-2. Jumlah data (n) = 100,
cluster
maka didapat r tabel sebesar
random
Semarang
sampling
Selatan,
Jawa
daerah Tengah,
0,197.
item
pernyataan
Jatingaleh
kuesioner untuk masing-masing
sedangkan variabel terikat ( Y ) adalah
variabel menunjukkan bahwa
jenjang
keinginan
nilai r hitung lebih besar dari
berpindah kerja. Teknik ini digunakan
nilai r tabel (0,197) maka semua
khususnya
Kelurahan
karir
untuk
untuk
menguji
instrumen
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat kevalidan dan keandalan.
item
pernyataan
tersebut
dinyatakan valid. 2). Uji Reliabilitas Uji
reliabilitas
kuesioner menggunakan nilai
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alpha Cronbach, suatu variabel
1. Deskripsi Responden
dikatakan reliabel jika nilai
Responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 42 orang atau 42%, dan sisanya adalah
responden
berjenis
perempuan yaitu sebanyak 58 orang atau 58%. 2. Uji Kualitas Data
Alpha Cronbach adalah lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas
dengan
Alpha
Cronbach’s dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach’s
pada
semua
variabel lebih besar dari 0,60 sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah reliabel dan
1). Uji Validitas
dapat dipercaya (Ghozali,2006).
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016 Suatu
variabel
menunjukan
gejala
3. Uji Asumsi Klasik 1). Uji Normalitas Dalam Priyatno (2011:
multikolinieritas dimana nilai
277), uji normalitas digunakan
VIF kurang dari 10 (VIF < 10)
untuk menguji apakah nilai
dan tolerance lebih dari 0.1
residual
(Tolerence > 0.1), maka model
terdistribusi
secara
normal atau tidak. Ada dua cara
regresi
yang biasa digunakan untuk
multikolinieritas.
menguji normalitas pada model
hasil, dapat diketahui bahwa
regresi
dengan
nilai VIF kurang dari 10 dan
analisis grafik (normal P-P
nilai Tolerence lebih dari 0,1.
Plot) regresi dan uji one sample
Dimana
Kolmogorov-smirnov.
Cara
pendidikan, keterampilan, dan
pertama analisis grafik grafik P-
basic skill nilai VIF nya yaitu
P
melihat
sebesar 3,408 ; 2,972; 3,001
penyebaran data pada sumber
sedangkan nilai Tolerencenya
diagonal pada grafik Normal P-
yaitu
P Plot. Jika data menyebar
0,333.
sekitar garis dan mengikuti garis
variabel
diagonal maka residual pada
bahwa
model
tersebut
terjadi multikolinieritas.
antara
Plot
lain
dengan
regresi
terdistribusi
secara
normal.
Berdasarkan
hasil
bahwa
histogram
dari
gejala
Berdasarkan
pada
variabel
sebesar
0,293;
0,337;
Maka
untuk
ketiga
dapat model
disimpulkan regresi
tidak
masalah
3). Uji Heterokedastisitas
pola
Pada uji heterokedastisitas
pada
dengan metode scatter plot titik-
grafik norma P-P Plot, data
titik menyebar dengan pola yang
menyebar
garis
tidak jelas di atas dan di bawah
diagonal mengikuti arah garis
angka 0 pada titik Y, jadi dapat
diagonal.
disimpulkan bahwa tidak terjadi
distribusi
menunjukan
bebas
normal
dan
disekitar
heterokedastisitas pada model
2). Uji Mulitikolinieritas
regresi. 4. Regresi Linier Berganda Coefficientsa TAHAP 1
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016 Model
Unstandardized Standardi Coefficients zed Coefficie nts B Std. Beta Error (Constant) .478 1.136 X1 .423 .083 .440 1 X2 .316 .090 .282 X3 .262 .088 .239 a. Dependent Variable: Jenjang Karir
T
Sig.
Correlations
Zeroorder .421 5.125 3.516 2.967
.675 .000 .001 .004
Partial
.850 .807 .798
.463 .338 .290
Collinearity Statistics
Part
.238 .164 .138
Tolerance
.293 .337 .333
VIF
3.408 2.972 3.001
Coefficientsa TAHAP 1I Model
Unstandardized Standardized t Sig. Correlations Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF Error order (Constant) 5.829 1.132 5.149 .000 Y1 .736 .054 .809 13.608 .000 .809 .809 .809 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Keinginan berpindah kerja Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam model persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut : Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = 0,478 + 0,423 X1 + 0,316 X2 + 0,262 X3 + e Keterangan : Y1
: Jenjang Karir
X1
: Pendidikan
X2
: Keterampilan
X3
: Basic skill
e
: Eror tolerance
Dan untuk tahap II, model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam model persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut : Y2 = b0 + b1+ e Y = 5,829 + 0,736 +e Keterangan : Y2 e
: Keinginan untuk berpindah kerja : Eror tolerance
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016 signifikan
5. Uji Hipotesis
terhadap
Karir.
1). Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk
Thitung pada
variabel keterampilan
mengetahui pengaruh variabel
sebesar 3,516 dan nilai signifikansi sebesar
independen
parsial
0,001, berarti thitung > dari ttabel (3,516 >
dependen
1,98447) dan nilai signifikan < 0,05 (0,001 <
secara
terhadap
variabel
(priyatno,
2011:252).
Uji
dilakukan membandingkan
t
0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima,
dengan
artinya keterampilan berpengaruh positif dan
thitung
dan
signifikan terhadap Jenjang Karir.
ttabel dan dapat juga dilihat dari
Thitung pada variabel basic skill sebesar
nilai signifikansi yang harus
2,967 dan nilai signifikansi sebesar 0,004,
lebih kecil dari 0,05. Jika
berarti thitung > dari ttabel (2,967 > 1,98447)
thitung lebih besar dari ttabel
dan nilai signifikan < 0,05 (0,004 < 0,05).
(thitung > ttabel) maka variabel
Maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
independen berpengaruh secara
basic skill berpengaruh positif dan signifikan
parsial
terhadap Jenjang Karir.
terhadap
dependen,
variabel
begitu
juga
2). Uji F (Uji Simultan)
sebaliknya.
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
Thitung
pada variabel
independen secara
pendidikan sebesar 5,125 dan
simultan terhadap variabel dependen (Priyatno, 2011:258).
nilai signifikansi sebesar 0,000,
Uji F dilakukan
berarti thitung > dari ttabel
dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel
(5,125 > 1,98447) dan nilai
dan dapat juga dilihat dari nilai signifikansi yang harus
signifikan < 0,05 (0,000 < 0,05).
lebih kecil dari 0,05. Jika Fhitung lebih besar dari
Maka
H0
diterima,
ditolak artinya
berpengaruh
dan
Ha
Ftabel (Fhitung > Ftabel) maka variabel
pendidikan
positif
independen berpengaruh secara
dan
simultan
terhadap
begitu juga sebaliknya. ANOVAa TAHAP 1 Model Regression 1Residual Total
Jenjang
Sum of Squares 914.903 239.847 1154.750
Df 3 96 99
Mean Square 304.968 2.498
F 122.065
Sig. .000b
variabel
dependen,
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
a. Dependent Variable: jenjang karir b. Predictors: (Constant), pendidikan, keterampilan, basic skill ANOVAa TAHAP 1I Model
Sum of Squares 625.750 331.160 956.910
Regression Residual Total
Df
Mean Square 625.750 3.379
1 98 99
F 185.178
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Keinginan berpindah kerja
Ftabel sebesar 3,94 yang mana Fhitung
b. Predictors: (Constant), Y1
lebih besar dari Ftabel (185,178 > 3,94)
Berdasarkan nilai F pada tabel di atas Fhitung
sebesar pada tahap I
122,065 sedangkan Ftabel sebesar 2,70 yang mana Fhitung lebih besar dari Ftabel (122,065 > 2,70) dan pada nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,050 (0,000
<
0,050).
Maka
dapat
disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang mana artinya variabel independen pendidikan, keterampilan dan basic skill
berpengaruh
dan
signifikan
bersama-sama atau secara simultan terhadap
variabel
dependen
yaitu
Jenjang Karir. Dan nilai Fhitung pada tahap II sebesar 185,178 sedangkan
Model Summaryb
dan pada nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,050 (0,000 < 0,050). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang mana artinya variabel jenjang
karir
berpengaruh
dan
signifikan bersama-sama atau secara simultan
terhadap
variabel
yaitu
Keinginan berpindah kerja. 3). Koefisien Determinasi (R2) Analisis digunakan
untuk
determinasi mengetahui
presentase sumbangan pengaruh variabel
independen
secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Priyatno, 2011: 251).
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016 TAHAP I Model
R
R Square
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .792 .786 1.580 b Model Summary
.890a
1
TAHAP II Model
R
R Square
.809a
1
.654
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .650 1.83826
Berdasarkan hasil yang diperoleh
variasi
dari Adjusted R Square tahap I
Sedangkan sisanya sebesar 35%
sebesar 0,786 atau 78,6%. Hal ini
dipengaruhi oleh variabel lain yang
menunjukan
bahwa
tidak dimasukkan dalam model
sumbangan
pengaruh
pendidikan,
keterampilan
presentase variabel dan
basic skill terhadap Jenjang Karir sebesar
78,6%.
Atau
variasi
variabel bebas yang digunakan model
dalam
menjelaskan variasi
mampu
sebesar
variabel
78,6% dependen.
Sedangkan sisanya sebesar 21,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
variabel
independen.
penelitian ini.
E. PENUTUP 1. Kesimpulan Ada
pengaruh
signifikan
antara
yang variabel
pendidikan, keterampilan dan basic skill terhadap jenjang karir untuk keinginan berpindah kerja di Kelurahan Jatingaleh secara parsial yang didasarkan pada
penelitian ini. Sedangkan hasil yang
hasil
diperoleh dari Adjusted R Square
variabel pendidikan nilai t hitung
tahap II sebesar 0,650 atau 65%.
sebesar 5,125, keterampilan nilai
Hal
bahwa
t hitung 3,516, basic skill nilai t
pengaruh
hitung sebesar 2,967, dari ketiga
variabel jenjang karir terhadap
variabel tersebut memiliki nilai t
Keinginan Berpindah kerja sebesar
hitung > dari t tabel yaitu
ini
presentase
menunjukkan sumbangan
65%. Atau variasi variabel bebas yang digunakan dalam model ini mampu menjelaskan sebesar 65%
pengujian
diperoleh
sebesar 1,98447 serta tingkat signifikan dibawah 0,05. Secara
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
berganda
ketiga
variabel
nilai koefisien regresi adalah
independen yaitu : pendidikan,
sebesar 0,423, kemudian diikuti
keterampilan dan basic skill
oleh variabel keterampilan (X2)
berpengaruh signifikan terhadap
yang
jenjang
koefisien
karir
di
Kelurahan
ditunjukkan
dari
regresinya
nilai adalah
Jatingaleh didasarkan pada F
sebesar 0,316, dan yang sedikit
hitung yaitu sebesar 122,065 >
atau terendah adalah variabel
dari F tabel dengan nilai sebesar
basic skill (X3) yang ditunjukkan
2,70 dengan nilai signifikan
dengan nilai koefisien regresi
dibawah
sebesar 0,262. Secara berganda
0,05,
sementara
kontribusi
ketiga
terhadap
jenjang
variabel
variabel
intervening
yaitu:
karir
variabel
jenjang
karir
memberikan kontribusi dengan
berpengaruh signifikan terhadap
nilai sebesar 79,2%, tapi secara
keinginan berpindah kerja yang
keseluruhan penilaian konsumen
didasarkan kepada nilai F hitung
terhadap
pendidikan,
sebesar 185,178 > dari F tabel
keterampilan dan basic skill
sebesar 3,94 serta memiliki nilai
dirasakan cukup baik. Dan dari
signifikan
hasil pengujian regresi berganda
sedangkan kontribusi variabel
menunjukkan bahwa dari semua
tersebut
variabel
keinginan
berpindah
kerja
(pendidikan, keterampilan dan
memberi
kontribusi
yaitu
basic
sebesar 65,4%.
skill)
independen
itu
berpengaruh
dibawah
terhadap
0,05,
variabel
positif terhadap jenjang karir untuk keinginan berpindah kerja. Dan
dari
pengaruh
positif
2. Saran
terbesar terhadap jenjang karir
1. Bagi responden yang sedang
untuk keinginan berpindah kerja
mencapai tingkat karir, basic
di Kelurahan Jatingaleh adalah
skill agar lebih ditingkatkan
pada variabel pendidikan (X1)
karena
hal ini ditunjukkan bahwa dari
kemampuan yang kita miliki
jika
semakin
luas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
maka lapangan pekerjaan akan semakin
memadai
DAFTAR PUSTAKA
dan
keterampilan yang dimiliki maka kemauan
seseorang
akan
Theodare
Carter V secara
berkesinambungan
untuk
perusahaan agar lebih banyak membuka lapangan pekerjaan agar semakin berkurang tingkat pengangguran
berdasarkan
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki.
pendidikan hendaknya
yang harus
tinggi introspeksi
diri karena sesungguhnya orang menjadi sukses bukan hanya dilihat dari pendidikan saja melainkan
keterampilan
dan
kemampuan yang dimiliki.
besar agar membuka kursus pelatihan
gratis
tanpa
dipungut biaya seperti BLK mungkin agar seseorang bisa memiliki bekerja
bekal dan
untuk
disalurkan
bisa ke
perusahaan atau tempat-tempat bekerja lainnya.
(1977) Dasar
Hal 1 Drs. Wasty Soemanto. M.Pd (1993) Pendidikan Wiraswasta, Hal 21 S.A Bratanata dkk (1991), Ilmu Pendidikan, Hal 69 Horton, Paul B n Chester L. Hunt Dengan
Pendekatan
Membumi, Jakarta: Erlangga David Popenoe (1971) dalam Kun Maryati (2007:73-74) Milman Umum
Yusdi
(2010),
Bahasa
Kamus
Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Coombs
(1968)
The
World
Educational Crisis
4. Hendaknya untuk perusahaan
atau
Good
Konsep Pendidikan Moral, ALFABETA,
(1999)
3. Para responden yang memiliki
(1975)
Pengantar PPKN, Hal 18
semakin meningkat. 2. Diharapkan
Brameld
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:273-274),
Pengantar
Pendidikan, Jakarta: Depdikbud David
Gordon
Management
B.
(1994) System
Information, TP. Midas Surya Grafindo, Jakarta Dunnette
(1976)
Keterampilan
Mengaktifkan Siswa, Kencana Prenada Media Group: Jakarta
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Robbin
(2007:37)
Organisasi,
Jakarta:
Perilaku
Insecurity, Kepuasan Kerja dan
Salemba
Komitmen
Empat
Organisasional
Terhadap Keinginan Berpindah
Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34),
Kerja, September (277-290)
Pemberdayaan
Febri Kornela, Tatung Hariyanto,
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Arhwinda Pusparahaju (2014)
Lembaga Administrasi Negara
Clinical Nursing Carrer Model
Republik Indonesia
Development In Inpatinent Units
Moekijat
(2000:7)
Analisis
Of Hospital, Vol 28, Suplemen
Pengaruh Pengembangan Karir
no.1
Organisasi Terhadap Komitmen
Ardiani
Karyawan
Struktur-Proses V
Sulistyawati,
Siti
Anisah Rahmawati, Herwening
Gibson (2002) Organisasi Perilaku-
Edisi
Ika
Terjemahan,
Jakarta:
Penerbit
Erlangga
Sindu Lestari (2008), Influence Commit Proffesional, Commit Organization, and Not Clear Act Of Work Satisfied and Want
Anton Wibowo (2001) Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan
Move Work, November 2014 Erlangga Suyabrata
Robinson dan Aprilia, Nila (2005) Korelasi Antara Pengembangan Karir Dengan Motivasi Kerja
(2004:81)
Pendidikan,
Psikologi
Jakarta:
Raja
Grafindo Sugiono
(2008:115)
Metode
dan Keinginan Untuk Pensiun
Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
Dini
Bandung: ALFABETA
Gybers, Heppner (1998) Prospek
Ghozali
(2001:112)
Aplikasi
Pengembangan Karir Terhadap
Analisis Multivariate Dengan
Intensi Turnover Karyawan Pada
Program SPSS, Semarang:
Industri Perhotelan Ratnawati,
Vince,
Badan dan
I.
W
Kusuma (2002) Pengaruh Job diponegoro
Penerbit
Universitas