PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI DISKUSI DAN PERMAINAN EDUKATIF KUBUS BERGAMBAR TERHADAP PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG SISWA SEKOLAH DASAR KABUPATEN BOGOR
HADI HIDAYAT
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Hadi Hidayat NIM I14090086
ABSTRAK HADI HIDAYAT. Pengaruh Pendidikan Gizi Melalui Diskusi Dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan SITI MADANIJAH Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi seimbang melalui media diskusi dan permainan edukatif kepada siswa SD Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah quasy experimental study dengan pre-test dan post-test. Subjek terdiri dari 93 siswa-siswi kelas 5 SD, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tarbiyatunnisaa (kelompok perlakuan pertama) dan SDIT KAIFA (kelompok perlakuan kedua). Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan urutan kelahiran contoh dengan tingkat pengetahuan gizi contoh (p>0.05). Pendidikan gizi melalui permainan kubus bergambar berpengaruh positif terhadap tingkat pengetahuan gizi siswa SD mengenai gizi seimbang. Analisis dengan uji T menunjukkan ada perbedaan signifikan antara pengetahuan gizi kelompok pertama dan kedua (p<0.05). Sebanyak 91.2% contoh menyatakan sangat menarik terhadap media kubus bergambar yang digunakan dalam penyuluhan gizi. Kata kunci: kubus bergambar pendidikan gizi, permainan edukasi, pengetahuan gizi, sekolah dasar
ABSTRACT HADI HIDAYAT. The Influence of Nutritional Education with Discussion and Educative Game Cube on Nutritional Knowledge for Student of Elementary School at Bogor District. Supervised by SITI MADANIJAH The purpose of this study was to determine the influence of nutritional education with discussion and educative game cube on nutritional knowledge of elementary school student in a Bogor district. This research used a quasy experimental study with a pre-test-post-test. The subject of this study involved 93 students at 5th grade, which are the student of Islamic Integrated of Elementary School Tarbiyatunnisaa and KAIFA (first treatment group) and Islamic Integrated of Elementary School KAIFA (second treatment group). There was no relationship between parent’s education level and birth order level with nutritional knowledge (p>0.05). Nutritional education with the game cubes positif effect on the level of nutrition knowledge elementary students about nutrition balanced. T test analysis showed that significant difference between nutritional knowledge at the first and second group (p<0.05). 91.2% of the sample expressed a very attractive picture cube media used in nutritional counseling. Keywords: educational games, elementary school, illustrated cubes, knowledge of nutrition, nutritional education,
RINGKASAN HADI HIDAYAT. Pengaruh Pendidikan Gizi Melalui Diskusi Dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor. Dibawah bimbingan SITI MADANIJAH Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap perbaikan pengetahuan gizi seimbang melalui diskusi dan permainan edukatif kepada siswa SD Kabupaten Bogor. Sedangkan tujuan khusus penelitian adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga (jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga, dan pendidikan orang tua; 2) Menganalisis tingkat penerimaan contoh terhadap media kubus bergambar berdasarkan tingkat kesukaannya; 3) Menganalisis perbedaan pengaruh media pendidikan gizi melalui diskusi dan permainan edukatif kubus bergambar terhadap tingkat pengetahuan gizi seimbang contoh; 4) Menganalisis hubungan antar variabel karakteristik contoh dan tingkat pengetahuan gizi contoh. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 yang menggunakan desain quasy experimental study dengan pre-test post-test di dua Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) KAIFA, dan SDIT Tarbiyatun Nisaa Ranca Bungur dengan pemilihan tempat dan contoh dilakukan secara purposive. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, meliputi karakteristik contoh (nama siswa, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, serta urutan kelahiran), karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga dan pendidikan orang tua), pengetahuan gizi dan tingkat penerimaan contoh terhadap media kubus bergambar. Data pengetahuan gizi berupa pertanyaan berbentuk multiple choice berjumlah 20 soal yang ditanyakan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok. Data sekunder didapatkan berdasarkan data arsip sekolah yang meliputi gambaran umum sekolah, profil sekolah, serta sarana penunjang belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan software Microsoft Excel 2013 for Windows dan uji antar variable diuji dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows. Contoh dalam penelitian ini sebanyak 93 orang yang duduk di kelas lima. Secara umum, contoh dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan masingmasing 66.7%, 33.3% dan 56.1%, 43.8%. Sebagian besar contoh dengan urutan kelahiran pertama dan kedua masing-masing 43.8%, 40.3%, 30.5% dan 40.3%. Lebih dari 80% contoh penelitian tergolong keluarga sedang (5-6 orang) sedangkan sisanya sedikit yang tergolong keluarga kecil (≤4 orang) dan besar (≥7 orang). Contoh penelitian didominasi berasal dari daerah Sunda 69.4% dan 74.1% dan sisanya kurang dari 20% yang berasal dari Jawa, Jakarta dan campuran. Sebagian besar pendidikan ayah dan ibu contoh adalah tingkat Sarjana 63.8% dan 79.3%, dan pada ibu 58.3% dan 43.1%. Sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai karyawan swasta 22.2 % dan 48.2% dan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 44.4% dan 36.2%, sedangkan sisanya sebagai wiraswasta dan buruh. Pekerjaan ibu contoh sebagian besar sebagai PNS 52.2% dan 34.4% dan Ibu Rumah Tangga (IRT) 41.6% dan 58.6%.
Berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap media kubus bergambar, sebanyak 91.2% contoh berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap media kubus bergambar menyatakan bahwa media kubus bergambar yang digunakan pada penyuluhan gizi sangat menarik. Sebagian besar contoh (94.7%) berpendapat ukuran gambar dalam media kubus bergambar tergolong cukup untuk ukuran gambar. Sebanyak 91.2% contoh menyatakan bahwa gambar yang digunakan dalam media kartu bergambar sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Sebanyak 66.7% contoh menyatakan bahwa tulisan yang digunakan dalam media kubus bergambar sudah cukup. Dominan contoh menyatakan mudah dipahami pesan gizi dan kesehatan yang disampaikan (73.6%) contoh. Sebanyak 66.7% contoh menyukai pesan yang tertera pada kartu bergambar, dan 33.3% contoh dalam kelompok perlakuan memilih gambar pada kartu sebagai bagian yang paling disukai. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan nilai yang terlihat dari perolehan nilai pre-test dan post-test pada contoh. Pada saat post-test diberikan lebih dari 80% mendapatkan kategori nilai baik pada kedua kelompok contoh. Terjadi peningkatan pada kategori sedang saat pre-test dan post-test pada kedua kelompok contoh. Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelompok pertama masing-masing 66.2 dan 86.2, sedangkan kelompok kedua masing-masing 67.1 dan 91.3. Hasil pre-test menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan gizi kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua (p=0.376). Pada kelompok pertama dan kedua uji beda antara hasil pre-test dan post-test menyatakan perbedaan nyata (p=0.000 dan p=0.000). Hasil post-test pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai signifikan (p=0.02). Hasil uji statistika korelasi pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua dan urutan kelahiran contoh terhadap pengetahuan gizi contoh (p>0.05).
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI DISKUSI DAN PERMAINAN EDUKATIF KUBUS BERGAMBAR TERHADAP PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG SISWA SEKOLAH DASAR KABUPATEN BOGOR
HADI HIDAYAT
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi
Nama NIM
: Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor : Hadi Hidayat : I14090086
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang diselesaikan sejak bulan Maret 2013 ini adalah Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kementrian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor. 2. Prof. Dr. Ir Siti Madanijah, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi. 3. Dr.drh M Rizal Damanik, MRepSc. selaku dosen pemandu seminar dan penguji skripsi yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi. 4. Dr. Rimbawan selaku pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi. 5. Segenap staf Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan S1 Gizi Masyarakat. 6. SDIT Kaifa dan SDIT Tarbiyatunnisaa beserta segenap staf dan jajaran guru yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang berkenan memberikan izin selama penelitian berlangsung sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 7. Kedua Orang tua Bapak Wawan, Ibu Maemunah, serta keluarga besar karena tanpa dorongan semangat, pertolongan, doa dan kasih sayang mereka, skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan. 8. Rekan-rekan dari Mitrasiswa dan PT ABCo Sugesti Motivatindo atas motivasinya selama penyusunan skripsi. 9. Teman-teman Departemen Gizi Masyarakat angkatan 46 IPB tercinta yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat penulis masih dalam tahap belajar, sehingga terdapat keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Demikian skripsi ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca lainnya.
Bogor, September 2013
Hadi Hidayat
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Kegunaan Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
5
Populasi dan Contoh Penelitian
5
Proses Pembuatan Media
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Intervensi Pendidikan Gizi
7
Pengolahan dan Analisis Data
9
Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN
10 11
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
11
Karakteristik Contoh
12
Karakteristik Keluarga
12
Tingkat Kesukaan Contoh terhadap Media Kubus Bergambar
14
Pengetahuan Gizi
12
Uji Antar Variabel
19
SIMPULAN DAN SARAN
21
Simpulan
22
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
25
RIWAYAT HIDUP
34
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jenis dan cara pengambilan data 6 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin 12 Sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran 12 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga 13 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga 13 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orang tua 14 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua 14 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus bergambar 15 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kubus bergambar 15 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kubus bergambar 15 Sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kubus bergambar 16 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada media kubus bergambar 16 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian paling disukai 16 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi 17 Sebaran rata-rata nilai contoh kedua kelompok 18 Sebaran rata-rata nilai pre-test dan post-test empat aspek PUGS 19 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dengan pendidikan ayah 19 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan pendidikan ayah 19 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan jenis kelamin 20 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan urutan kelahiran 20 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan urutan kelahiran 21
DAFTAR GAMBAR 1
Perlakuan contoh penelitian
8
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sebaran siswa menjawab benar pada kelompok pertama Sebaran siswa menjawab benar pada kelompok kedua Foto kegiatan Kuesioner sekolah Kuesioner siswa Kuesioner pengetahuan gizi Kuesioner tingkat penerimaan
25 26 27 28 30 31 33
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Visi Indonesia dalam memandirikan rakyatnya untuk sehat membutuhkan peran serta dari semua kalangan masyarakat. Terutama dalam rangka pencapaian rencana pembangunan jangka menengah nasional yaitu meningkatkan usia harapan hidup yang berkaitan erat dengan permasalahan gizi di Indonesia (Adiningsih 2010).Hal ini menjadi dasar dalam pencapaian perilaku rumah tangga hidup bersih yang tergolong rendah, berdasarkan data Departemen Kesehatan RI (Depkes) tahun 2010 yaitu sebesar 53.9 %. Hal tersebut diatas kurang sejalan dengan pemahaman dari Pedoman Gizi Seimbang (PGS), dimana sebagian penduduk Indonesia masih kurang memerhatikan akan pentingnya mengelola hidup dengan sehat di lingkungan keluarganya, terutama pada anak-anak. Perubahan gaya hidup pada anak-anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan pola makan mereka. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah dan mendapat banyak pengaruh dalam memilih makanan, lebih sering mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah fast food.Hal ini berdampak pada ketidakseimbangan asupan gizi. Apabila ini terus berlangsung dalam jangka panjang akan sangat merugikan bagi kehidupan anakanakselanjutnya (Nuning 2011). Aktifitas anak usia sekolah dasar saat ini cukup padat. Faktanya mereka harus pergi pagi sekali untuk berangkat ke sekolah, dan harus pulang sampai sore hari.Hal ini memicu mereka untuk mengonsumsi makanan dengan pola yang tidak teratur.Banyak dari pangan jajanan sekolah yang tidak sesuai dengan standar makanan sehat.Aktifitas belajar dan ekstrakurikulernya yang padat, berpeluang bagi mereka untuk makan di luar rumah dan mengonsumsi makanan yang kurang baik.Walapun pada dasarnya faktor yang memengaruhi hal tersebut tidak hanya berasal dari kesalahan anak tersebut dalam memilih dan mengonsumsi jajanan yang kurang baik di sekolahnya. Melihat perubahan tersebut perluadanya pemberian pendidikan gizi secara berkala guna meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat khususnya tentang pengetahuan gizi seimbang. Anak usia sekolah merupakan jenjang pertumbuhan yang cukup pesat, juga sangat rentan sekali terkena penyakit.Oleh karena itu penting diberikan pendidikan gizi mengenai perilaku sehat, khususnya pendidikan mengenai PGS yang dirasa cukup penting bagi anak-anak sekarang (Nuning 2011). Menurut Khomsan (2008) dilaksanakannya program sosialisasi PGS menjadi suatu program pendidikan gizi masyarakat yang dapat memberikan banyak manfaat.Penggunaan media yang beragam dapat digunakan mulai dari media cetak dan elektronik, terlebih saat ini akses media sudah sangat mudah digunakan dalam penyampaian pesan.Sehingga dapat membuat siswa-siswi sekolahdasar menyadari pentingnya pola hidup sehat sejak dini. Perkembangan pendidikan gizi saat ini tergolong cepat, terutama di kawasan perkotaan melalui berbagai media yang digunakan.Akan tetapi, pengaruh yang diberikan dirasakan masih kurang mengatasi masalah gizi. Hal ini dikarenakan masih terdapat faktor lain seperti lingkungan sekitar baik di sekolah
2
maupun di rumah, selain itu informasi yang belum tersebar merata tentang pendidikan gizi sehingga kurang berhasilnya pendidikan gizi yang diberikan (Nursiah 2000).Anak usia sekolah dasar membutuhkan pola pengajaran yang berbeda agar mereka dapat memahami materi yang diberikan. Hal tersebut kurang mereka dapatkan di sekolah yang tergolong belajar secara formal.Dibutuhkan adanya pengembangan terhadap media ajar yang tepat agar anak-anak usia sekolah dasar mampu memahami dengan mudah dan menyenangkan materi yang akan diberikan. Walaupun pada saat berhadapan langsung dengan anak banyak faktor yang memengaruhi kondisi belajar anak. Akan tetapi dengan metode pengajaran dan alat bantu yang sesuai dapat menjadi salah satu upaya dalam pemberian materi yang lebih kreatif dan aplikatif. Berlatar belakang hal tersebut diatas, maka peneliti ingin menganalisis pengaruh pendidikan gizi yang diberikan melalui penyuluhan dengan menggunakan pengembangan media visual berupa permainan kubus bergambar sebagai alternatif media dalam pendidikan gizi dengan strategi (metode, teknik dan alat bantu) yang berbeda terhadap pengetahuan gizi siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor. Tujuan Tujuan Umum Menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap perbaikan pengetahuan gizi seimbang melalui diskusi dan permainan edukatif kubus bergambar kepada siswa SD Kabupaten Bogor. Tujuan Khusus
1.
2. 3.
4.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah, Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga meliputi jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga, dan pendidikan orang tua. Menganalisis tingkat penerimaan contoh terhadap media kubus bergambar berdasarkan tingkat kesukaannya. Menganalisis perbedaan pengaruhpendidikan gizi melalui diskusi dan permainan edukatif kubus bergambar terhadap tingkat pengetahuan gizi seimbang contoh. Menganalisis hubungan antar variabel karakteristik contoh dan keluarga, dan tingkat pengetahuan gizi contoh Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Contoh menyukai media kubus bergambar. 2. Semakin tinggi pengetahuan gizi contoh setelah dilakukannya pendidikan gizi. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terkait intervensi pendidikan gizi bagi siswa SD dan memberikan gambaran mengenai media pendidikan gizi yang efektif yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan
3
gizi seimbang untuk meningkatkan pengetahuan gizi.Selain itu bagi pihak pemerintah dapat dijadikan bahan masukan alternatif media pendidikan gizi yang efektif bagi siswa sekolah.Bagi pembaca diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan tambahan literatur dalam melakukan penelitian selanjutnya.
KERANGKA PEMIKIRAN Proses pendidikan dengan menggunakan alat peraga (media) berarti mencoba memerlihatkan situasi yang hampir mirip dengan realitas kepada sasaran, dengan demikian sasaran akan lebih cepat menangkap pesan-pesan yang disampaikan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga mampu meningkatkan daya serap sasaran (Khomsan 2000). Berdasarkan kerangka teori, pendidikan gizi yang akan diberikan berhubungan langsung dengan tingkat pengetahuan gizi contoh. Media pendidikan yang digunakan berupa permainankubus bergambar yang akan disampaikan dengan menarik mengenai pendidikan gizi khususnya tentang pedoman gizi seimbang anak usia sekolah dasar.Perlakuan yang diberikan terbagi dua macam perlakuan yaitu berupa diskusi dan ceramah pada perlakuan pertama dan perlakuan kedua dengan diskusi, ceramah, dan cerita dengan permainan kubus bergambar.Peran media pendidikan gizi dalam hal ini adalah membantu proses pengiriman pesan-pesan gizi dan kesehatan dari pendidik kepada sasaran. Pesan atau informasi yang diberikan dapat diterima dan diserap dengan baik oleh sasaran (Haryoko 2009). Pemberian pesan gizi kepada contohmelalui media pendidikan yang digunakan dengan metode ajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.Faktor eksternal yang mempengaruhi seperti situasi dan kondisi belajar.Selain itu faktor internal yang mempengaruhi meliputi dua hal, yaitu yang berasal dari pendidik atau pemberi pesan dan sasaran.Faktor internal pada pendidik dapat berupa keterampilan, komunikasi, keadaan psikologis, fisiologis, gaya komunikasi serta tingkat pengetahuan. Sedangkan faktor internal sasaran berupa sikap, keadaan psikologis, fisiologis, pandangan hidup, kebiasaan sasaran.Keberhasilan pendidikan gizi dapat dilihat pada peningkatan nilai hasil tes setelah pendidikan gizi diberikan.Tingkat penerimaan media yang digunakan adalah kubus bergambar dengan melihat bentuk, tulisan, gambar serta pesan yang disampaikan kepada contoh.
4
Faktor Internal contoh: Keterampilan, Komunikasi, Keadaan Fisiologis, dan Psikologis
Pemberi Pesan/Pendidik
Strategi Pendidikan Gizi: 1) kelompok pertama (diskusi dan ceramah); 2) kelompok kedua (ceramah, permainankubus bergambar dan diskusi)
Pesan Gizi
Faktor Eksternal contoh: Situasi dan Kondisi Belajar Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Anak Sekolah
Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Pengaruh yang akan diteliti Pengaruh yang tidak diteliti
Tingkat Penerimaan Media Kubus Bergambar
5
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah quasy experimental study dengan pre-test dan post-test, setelah adanya perlakuan berupa pendidikan gizi kepada contoh serta dengan perbandingan antar contoh (Baine 2008).Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bogor. Pemilihan SD dilakukan secara purposif dengan melihat beberapa kriteria sekolah sebagai berikut: 1) Sekolah dengan akreditasi yang sama yaitu A yang berlokasi di Kabupaten Bogor;2) Kemudahan akses dan perizinan pihak sekolah. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) KAIFA, dan SDIT Tarbiyatun Nisaa.Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai Juni 2013. Populasi dan Contoh Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas limaberjumlah 93 siswa dari SDIT Tarbiyatunnisaa (kelompok perlakuan pertama) dengan diskusi dan ceramah dan SDIT KAIFA(kelompok perlakuan kedua) dengan diskusi, ceramah, dan cerita menggunakan media kubus bergambar. Pengambilan contoh berdasarkan kriteria inklusi yaitu siswa terdaftar dalam kelas lima, bersedia mengikuti penelitian dan mengisi kuesioner yang diberikan dengan benar. Adapun kriteria ekslusi adalah siswa tidak hadir penuh selama penelitian dilaksanakan.Jumlah siswa dari masing-masing sekolah adalah 36 siswa (kelompok perlakuan pertama) dan 57 siswa (kelompok perlakuan kedua). Proses Pembuatan Media Media yang dipilih dalam penelitian ini pada kelompok pertama adalah menggunakan leaflet dan slide power point,dan kelompok kedua berupa media visual (permainan kubus bergambar), leaflet dan slide power point.Tema yang disampaikan dalam pendidikan gizi melalui media tersebut adalah empat pesan gizi dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Materi yang disampaikan adalah konsumsi makanan yang beragam, pola hidup bersih dan sehat, melakukan pola hidup aktif dan berolahraga setiap hari, dan pentingnya berat badan ideal. Setelah penentuan tema, tahap selanjutnya adalah penyesuaian gambar pada kubus tersebut agar sesuai dengan tema yang dipilih dan menjadi sebuah cerita berupa pesan gizi yang akan disampaikan kepada contoh. Pembuatan setiap media permainan masing-masing sesuai setiap tema yang berbeda. Pemilihan gambar pada kubus berasal dari internet dengan format Join Photographic Expert Group (JPEG) yang sesuai dengan cerita tersebut. Penentuan cerita dilakukan dengan menyesuaikan pemilihan gambar pada kubus tersebut, dan dilakukan secara verbal di depan contoh secara bersamaan. Proses selanjutnya adalah melakukan desain kubus bergambar dengan menggunakan softwareCorel Draw X5. Kubus yang dibuat berukuran 5x5x5 cm dengan dibentuk menjadi delapan kubus bersusun yang terdiri dari 6 sisi dengan gambar yang berbeda, dan dapat menjadi satu puzzle bergambar saat dilakukan
6
pelipatan kubus tersebut. Setelah proses editing ukuran, dilakukan tahap input gambar dan proses akhir penyesuaian gambar dengan cerita kubus tersebut. Kemudian dilakukan pencetakan, dan dibuat menjadi susunan delapan kubus yang di susun menjadi satu kubus besar dengan menggunakan lem kertas untuk menyusunnya. Evaluasi dilakukan terhadap kesesuaian gambar dengan cerita yang disampaikan, dan kejelasan cerita yang disampaikan, serta kejelasan gambar terhadap pesan gizi yang disampaikan.Hasil evaluasi ini guna memperbaiki media kubus bergambar, serta dilakukan evaluasi contoh dengan menggunakan pre-test dan post-test. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancaradengan menggunakan kuesioner, meliputi karakteristik contoh (nama siswa, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, serta urutan kelahiran), karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga dan pendidikan orang tua), pengetahuan gizi. Evaluasi terhadap tingkat penerimaan contoh hanya dilakukan terhadap media kubus bergambar. Data pengetahuan giziberupa pertanyaan berbentuk multiple choice berjumlah 20 soal yang ditanyakan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok,dengan kisaran nilai 0 sampai 100.Data sekunder didapatkan berdasarkan data arsip sekolah yang meliputi gambaran umum sekolah, profil sekolah, serta sarana penunjang belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Berikut merupakan tabel jenis data dan cara pengambilan data contoh. Tabel 1 Jenis dan cara pengambilan data Jenis Data Karakteristik contoh
Indikator Nama siswa Jenis kelamin Tempat tanggal lahir Agama Urutan kelahiran Karakteristik keluarga Pekerjaan orang tua Asal daerah Besar keluarga Pendidikan orang tua Besar keluarga Kecil (≤4 orang) Sedang (5-6 orang) Besar (≥7 orang) Asal daerah Sunda Jawa Jakarta Campuran Pekerjaan orang tua (ayah Karyawan swasta dan ibu) Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta Buruh Ibu Rumah Tangga
Cara pengambilan Wawancara dengan menggunakan kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
7
Jenis Data Pendidikan orang (ayah dan ibu)
Indikator Cara pengambilan tua SMP SMA/SMK/STM Kuesioner D1/D2/Ahli Madya Sarjana/Pasca sarjana Urutan kelahiran Pertama Kedua Kuesioner Ketiga Keempat Gambaran umum sekolah Dokumentasi dan data Profil sekolah sekunder Kegiatan sekolah Sarana dan prasarana Pengetahuan gizi Makan beraneka ragam Pola hidup bersih Pola hidup aktif dan Kuesioner berolahraga Mempertahankan berat badan ideal
Intervensi Pendidikan Gizi Intervensi pendidikan gizi yang diberikan bertujuan agar contoh dapat memahami isi dari pedoman gizi seimbang dengan menggunakan bantuan leafleat, slide power point dan permainan kubus bergambar, serta Memberikan pemahaman akan pentingnya pola hidup dengan gizi seimbang dengan memperhatikan pola hidup yang sehat dan aktifitas seimbang dengan pendekatan permainan dan diskusi yang diberikan. Intervensi pendidikan gizi yang diberikan mengenai empat dasar PGS, yaitu 1.)Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam, 2.)Pentingnya pola hidup bersih, 3.)Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga dan 4.)Pentingnya mempertahankanberat badan ideal. Metode dan Teknik Intervensi Metode yang digunakan dalam pendidikan gizi ini adalah dengan metode kelompok. Pendidikan gizi yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu kelompok perlakuan pertama dan kelompok perlakuan kedua.Kelompok pertama diberikan pada siswa-siswi SDIT Tarbiyatunnisaa sedangkan kelompok kedua diberikan pada siswa-siswi SDIT KAIFA. Kelompok pertama diberikan pendidikan gizi dengandiskusi dan ceramah singkat menggunakan leaflet dan slide power point, sedangkan kelompok kedua diberikan pendidikan gizi dengan diskusi, ceramah dan cerita menggunakan media leaflet, slide power point dan permainan kubus bergambar dengan durasi 120 menit. Kelompok kedua,contoh diminta untuk membentuk 8 kelompok, dengan 4 kelompok putra dan 4 kelompok putri, masing-masing terdiri dari 5 orang untuk melakukan permainan kubus bergambar dengan secara bergantian untuk dapat juga menyampaikan pesan-pesan PGS kepada contoh lainnya menggunakan media kubus bergambar tersebut.Sebelumnya dilakukanpenyampaian pesan PGSkepada contoh menggunakan cerita yang menarik kepada contoh. Penyampaian cerita dibagi menjadi empat cerita yang disampaikan kepada semua
8
contoh, disesuaikan dengan materi PGS yang akan disampaikan dengan masingmasing kubus bergambar sesuai dengan materi PGS. Saat proses cerita berlangsung, contoh mendengarkan dengan baik cerita yang disampaikan.Setelah itu contoh diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun rangkaian cerita sesuai dengan pembagian kelompok materi PGS.Masing-masing kelompok secara bergantian bercerita sesuai dengan kubus bergambar yang telah dibagikan.Penentuan contoh untuk dapat ikut bercerita bertujuan agar contoh dapat aktif dan kreatifdalam bercerita dan menyampaikan pesan gizi kepada anak seusianya dan melatih mental keberanian dalam menyampaikan pesan gizi.Cerita yang dibawakan disajikan dengan menarik berupa alur cerita yang biasa diterima oleh anak-anak.Hal ini agar contoh dapat dengan mudah memahami isi dari cerita dan pesan gizi yang disampaikan. Intervensi yang diberikan pada kedua kelompok berjarak satu minggu setelah pengambilan data awal berupa wawancara karakteristik contoh dan pretest.Setelah intervensi dilakukan, contoh diberikan post-test pengetahuan gizi untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi pada kedua perlakuan.Berikut merupakan gambar perlakuan terhadap contoh penelitian. 93 Siswa
57 Siswa perlakuan kedua
36 Siswa perlakuan pertama
Wawancara Karakteristik dan Pre-test Data Pengetahuan Gizi
Intervensi Diskusi
1 Minggu kemudian
Intervensi Permainan Media Kubus Bergambar
Pos-test Pengetahuan Gizi
Gambar 1 Perlakuan Contoh Penelitian Evaluasi yang dilakukan dalam penyuluhan gizi ini dengan memberikan pre-testyang dilakukan pada pengambilan data awal berupa karakteristik contoh dan profil sekolah dan post-testdiberikan kepada contoh setelah satu pekan kemudian diberikan intervensi terlebih dahulu sebelum diberikan post-test.Selain itu diberikan kuesioner tentang tingkat penerimaan terhadap media yang digunakan yaitu kubus cerita bergambar pada kelompok perlakuan kubus bergambar. Kemudian dilakukan diskusi saat proses penyampaian materi telah selesai dengan harapan dapat melihat tingkat pemahaman tentang materi yang diberikan.
9
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan microsoft excel 2007 for windows, kemudian dilakukan analisis data secara statistik deskriptif dan korelasi dengan menggunakan SPSS 1.6.0 for windows. Proses pengolahan meliputi editing, coding, entry dan analisis. Data mengenai karakteristik contoh meliputi jenis kelamin, urutan kelahiran, agama. Data mengenai jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Data mengenai urutan kelahiran dikelompokkan menjadi empat kategoriyaitu urutan lahir ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Data mengenai karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orang tua, asal daerah serta pendidikan orang tua. Data mengenai besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga besar (5-6 orang), keluarga besar (≥ 7 orang) sesuai dengan sebaran contoh. Data mengenai pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu karyawan swasta, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), buruh, dan Ibu Rumah Tangga (IRT).Asal daerah dibagi menjadi empat kategori yaitu Sunda (Bogor, Bandung, Cianjur, Tangerang), Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Jakarta dan Campuran. Data mengenai pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK/STM), D1/D2/Ahli Madya, serta Sarjana/Pascasarjana. Komponen yang ditanyakan pada permainan kubus bergambar adalah permainan kubus bergambar, ukuran gambar, penggunaan gambar dalam kubus, tulisan pada kubus bergambar, pesan gizi dan kesehatan pada kubus bergambar, bagian yang disukai pada kubus bergambar serta ketertarikan untuk mengikuti pesan-pesan yang disampaikan melalui kubus. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan atau variabel permainan kubus bergambar, serta penggunaan gambar dalam kubus menggunakan pilihan jawabansebanyak empat point. Pertanyaan terkait ukuran gambar diberikan pilihan jawaban terlalu besar, besar, kecil, terlalu kecil.Pertanyaan mengenai tulisan pada kubus bergambar diberikan tiga pilihan yaitu terlalu besar, cukup, dan terlalu kecil.Sedangkan, pertanyaan mengenai bagian yang disukai dan tidak disukai pada kubus diberikan pilihan jawaban berupa gambar pada kubus, bentuk, pesan-pesan, dan ukuran. Pertanyaan mengenai pesan gizi dan kesehatan pada kartu bergambar diberikan pilihan jawaban berupa sangat sulit dipahami, sulit dipahami, mudah dipahami, sangat mudah dipahami.Pertanyaan terakhir terkait kesediaan contoh menerapkan pesan gizi dan kesehatan pada kubus diberikan dua pilihan jawaban yaitu ya dan tidak, dan kepada siapa pesan gizi akan disampaikan. Pertanyaan terkait pengetahuan gizi diberikan berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal yang dikelompokkan kepada empat aspek PGSdengan satu jawaban benar dengan kisaran nilai 0 sampai 100.Setiap jawaban benar diberikan nilai 5 dan jawaban salah diberikan nilai 0. Pengkategorian tingkat pengetahuan gizi dilakukan dengan menetapkan cut-off point, pengetahuan gizi kurang jika skor < 60, pengetahuan gizi sedang jika skor 60-80, dan pengetahuan gizi baik > 80 (Khomsan 2000). Analisis data untuk mengetahui perbedaan karakteristik contoh dan perlakuan menggunakan analisis data deskriptif. Perbedaan skor pengetahuan gizi contoh, perbedaan skor sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan digunakan uji paired sample T testdengan taraf signifikasi p=0.05. Perbedaan
10
karakteristik contoh terhadap nilai skor pengetahuan gizi juga diuji dengan uji korelasi Pearson. Definisi Operasional Diskusiadalah cara penyampaian materi PGS kepada contoh Contoh adalah anak usia sekolah dasar usia 11-12 tahun kelas 5 SDIT Kaifa Ciomas dan SDIT Tarbiyatunnisaa. Jenis kelamin adalah pembagian contoh ke dalam laki-laki atau perempuan. Karakteristik contoh adalah ciri-ciri yang terdapat pada contoh yang meliputi jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, agama, serat minat contoh. Karakteristik keluarga adalah data yang terdapat pada keluarga contoh yang terdiri dari jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua. Media kubus cerita bergambar adalah media pendidikan gizi berupa kotak berbentuk kubus yang berukuran 5 x 5 x 5 cm yang berisi gambar mengenai pesan gizi seimbang.Media kubus terdiri dari 4 jenis disesuaikan dengan materi PGS yang diberikan yaitu, 1.)Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam, 2.)Pentingnya pola hidup bersih, 3.)Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga dan 4.)Pentingnya berat badan ideal. Minat ketertarikan contoh terhadap jenis permainan anak yang disukai. Pekerjaan orang tua adalah jenis mata pencaharian orang tua contoh yang dikelompokkan menjadi kategori pegawai negeri sipil, pegawai swasta, wiraswasta, buruh, ibu rumah tangga. Pendidikan orang tua adalah riwayat pendidikan orang tua contoh yang dikelompokkan menjadi kategori SMP, SMA/Sederajat, Ahli Madya, dan Sarjana/Pascasarjana. Pengetahuan gizi contoh adalah tingkat pengetahuan atau pemahaman contoh terhadap PGS yang diketahui melalui hasil tes dengan kuesioner. Pola konsumsi remaja sekolah adalah jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh anakusia sekolah. Tingkat penerimaancontoh adalah tingkat kesukaan contoh terhadap media kubus cerita bergambar yang dinilai berdasarkan komponen media tersebut yang kemudian hasilnya digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan contoh terhadap media. Urutan kelahiran adalah urutan contoh dilahirkan di dalam suatu keluarga. Usia adalah ukuran satuan tahun contoh penelitian.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi sekolah di Kabupaten Bogor dengan status akreditasi sekolah A. Lokasi penelitian yang pertama adalah SDIT KAIFA.Sekolah ini terletak di Perumahan Bukit Asri, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Abdurrahman S.Pd.I dan telah berdiri sejak tahun 2004.Jumlah keseluruhan tenaga pengajar tetap di sekolah ini sebanyak 15 orang.Rata-rata pendidikan terakhir yaitu lulusan S1 sebanyak 11 orang dan 4 orang lulusan Diploma.Sedangkan jumlah tenaga pengajar tidak tetap sebanyak 41 orang, dengan lulusan yang beragam mulai dari SMA, Diploma dan Sarjana. SDIT KAIFA secara keseluruhan memiliki 12 kelas dengan masingmasing dua kelas setiap jenjangnya.Jumlah seluruh murid di sekolah ini sebanyak 373 murid dengan masing-masing jumlah siswa dan siswi yaitu sebanyak 188 siswa laki-laki dan 185 siswi perempuan. Total murid kelas V disekolah ini berjumlah 58 murid dengan jumlah masing-masing siswa-siswi sebanyak 28 siswa laki-laki dan 30 siswi perempuan. Sekolah ini selain memiliki jumlah ruangan kelas sejumlah kelas setiap jenjangnya, juga memiliki fasilitas lain seperti, kantor kepala sekolah, kantor guru, kantor tata usaha, perpustakaan, laboratorium komputer, dan kantin. Jam belajar di sekolah ini hanya dilakukan di pagi hari yaitu dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB untuk semua jenjang kelas. Selain diajarkan pelajaran wajib disekolah, sekolah ini juga mengajarkan metode belajar lain terutama dalam bidang agama seperti hafalan surat-surat pendek dan solat berjamaah, serta ektrakulikuler di bidang keterampilan seni dan olahraga. Lokasi penelitian kedua adalah SDIT Tarbiyatun Nisaa.Sekolah ini terletak di Jl. Letkol Atang Sanjaya km 2 Desa Banjarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Epi Hafidzudin Malik S.Pd.I, M.Pd. Jumlah total tenaga pengajar di sekolah ini sebanyak 26 orang dimana sebagian besar tenaga pengajar dengan status tenaga pengajar tetap berjumlah 22 orang dan empat orang lainnya sebagai tenaga pengajar tidak tetap (honorer). Sebagian besar tenaga pengajar tetap menempuh pendidikan terakhir sebagai sarjana. Sedangkan, sebagian besar tenaga pengajar tidak tetap menempuh pendidikan terakhir hingga tingkat pascasarjana. Jumlah kelas di sekolah ini tercatat sebanyak 16 kelas.Khusus kelas III dan IV hanya terdiri dari dua kelas sedangkan kelas lainnya terdiri dari tiga kelas.Jumlah keseluruhan murid dari kelas I hingga kelas VI berjumlah 689 denganjumlah murid laki-laki sebanyak 338 siswa dan jumlah murid perempuan sebanyak 351 siswa. Jumlah total murid kelas V berjumlah 135 murid. Kelas V yang terpilih sebagai kelas penelitian adalah kelas VA dengan jumlah murid sebanyak 44 murid yang didominasi oleh murid perempuan sebanyak 28 siswi dan sisanya murid laki-laki sebanyak 16 siswa. Sekolah ini hanya memiliki 10 ruang kelas dengan fasilitas tambahan berupa satu ruang laboratorium komputer dan satu ruang perpustakaan. Jam belajar yang diterapkan di sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi dan siang. Jam belajar pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB terkecuali untuk kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Jam belajar siang
12
dimulai pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini yaitu pramuka dan bela diri taekwondo. Karakteristik Contoh Penelitian Jenis Kelamin Berdasarkan karakteristik jenis kelamin contoh secara keseluruhan, jumlah contoh dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan masing-masing66.7%, 33.3% dan 56.1%, 43.8%.Uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk jenis kelamin pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.624; p>0.05). Pengalaman belajar pada anak yang berhubungan dengan jenis kelamin lebih mengarah kepada apa yang apa yang dilakukannya sesuai atau pantas bagi jenis kelaminnya. Pengaruh terpenting terletak pada sikap orang tua dan anggota keluarga terhadap anak tersebut (Forer 2000). Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin Perlakuan-1 Perlakuan-2 Jenis Kelamin n % n % Laki-laki 24 66.7 32 56.1 Perempuan 12 33.3 25 43.8 Total 36 100 57 100 Urutan Kelahiran Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar contoh dengan urutan kelahiran pertama dan kedua masing-masing 43.8%, 40.3%, 30.5% dan 40.3%, sisanya pada urutan kelahiran ketiga dan keempat. Uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk urutan kelahiran pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.738, p>0.05). Menurut Hurlock (2000) posisi urutan anak dapat berpengaruh pada kepribadian individu dan pola perilaku serta keadaan dalam hidup, seperti peran individu dalam keluarga dan perlakuan yang diterimanya dari anggota keluarga serta sikap mereka. Hal ini disebabkan peran, sikap dan perlakuan yang berkembang akan menjadi sebuah kebiasaan. Hubungannya dengan prestasi atau kecerdasan lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendorong pengembangan intelektual anak. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran. Perlakuan-1 Perlakuan-2 Urutan kelahiran n % n % Ke-1 16 44.4 25 43.8 Ke-2 11 30.5 23 40.3 Ke-3 6 16.6 8 14 Ke-4 3 8.3 1 1.7 Total 36 100 57 100 Karakteristik Keluarga Besar Keluarga Menurut BKKBN(2010), besar rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama. Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga, besar rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rumah tangga kecil, sedang, dan besar. Rumah tangga kecil adalah rumah tangga yang jumlah anggotanya kurang dari sama
13
dengan empat orang. Rumah tangga sedang adalah rumah tangga yang memiliki anggota antara empat sampai enam orang, sedangkan rumah tangga besar adalah rumah tangga dengan jumlah anggota lebih dari sama dengan tujuh orang.Hasil memerlihatkan bahwa lebih dari 80% contoh penelitian tergolong keluarga sedang (5-6 orang) sedangkan sisanya sedikit yang tergolong keluarga kecil (≤4 orang) dan besar (≥7 orang). Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.723; p>0.05). Berdasarkan data besar keluarga contoh, sebagian besar tergolong ke dalam keluarga sedang dengan jumlah 5-6 orang.Besarnya rumah tangga memiliki pengaruh yang nyata terhadap jumlah pangan yang dikonsumsi dan pendistribusian konsumsi makanan antar anggota keluarga. Di bawah ini adalah sebaran contohberdasarkan besar keluarga (Contento 2007). Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Perlakuan-1 Perlakuan-2 Besar Keluarga n % n % Kecil (≤4 orang) 1 2.7 1 1.7 Sedang (5-6 orang) 32 88. 49 85.9 8 Besar (≥7 orang) 3 8.3 7 12.2 Asal Daerah Hasil menunjukkan bahwa contoh penelitian didominasi berasal dari daerah Sunda 69.4% dan 74.1% dan sisanya kurang dari 20% yang berasal dari Jawa, Jakarta dan campuran. Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.401; p>0.05).Berdasarkan data asal daerah orang tua contoh, sebagian besar berasal dari suku sunda baik pada kelompok pertama maupun kelompok kedua. Menurut Jatmika (2005)asal daerah keluarga akan mempengaruhi makanan yang sering dikonsumsi oleh keluarga tersebut, melihat di berbagai daerah maupun strata ekonomi, masing-masing memiliki kebiasaan makan dengan menu yang berbeda, dan berkaitan dengan kualitas gizi yang diberikan. Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga contoh. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga Perlakuan-1 Perlakuan-2 Besar Keluarga n % n % 69. Sunda 25 43 74.1 4 Jawa 2 5.5 2 3.4 19. Campuran 7 7 12 4 Jakarta 2 5.5 6 10.3 Pendidikan Orangtua Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ayah dan ibu contoh adalah tingkat Sarjana 63.8% dan 79.3%, dan pada ibu 58.3% dan 43.1% Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pendidikan ayah dan ibu pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.113; p=0.09). Pendidikan
14
orang tua akan memperngaruhi kualitas gizi yang diberikan oleh orang tua terhadap keluarganya (Wicaksono 2010). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan orang tua.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orangtua Ayah Ibu Perlakuan- Perlakuan- PerlakuanPerlakuan-1 Jenis 2 1 2 Pendidikan n % n % n % n % SMA/SMK/ST 12 33.3 5 8.7 13 36.1 23 39.6 M Diploma 1 2.7 6 10.5 2 5.5 10 17.2 Sarjana 23 63.8 46 80.7 21 58.3 25 43.1 Total 36 100 57 100 36 100 57 100 Pekerjaan Orangtua Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai karyawan swasta 22.2 % dan 48.2% dan pekerjaan PNS 44.4% dan 36.2%, sedangkan sisanya sebagai wiraswasta dan buruh. Pekerjaan ibu contoh sebagian besar sebagai PNS 52.2% dan 34.4% dan Ibu Rumah Tangga (IRT) 41.6% dan 58.6%. Uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pekerjaan ayah dan ibu pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.03; p=0.045). Berdasarkan keseluruhan data pekerjaan orang tua, penelitian yang dilakukan oleh Robert(2005) menunjukkan hubungan yang positif antara pekerjaan orang tua dengan kualitas status gizi keluarga, hal ini berarti semakin baik pekerjaan orang tua berbanding lurus dengan kualitas baik gizi yang diberikan oleh orang tua terhadap keluarganya. Tabel berikut ini menunjukkan sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua. Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua Ayah Ibu Perlakuan- Perlakuan- PerlakuanPerlakuan-1 2 1 2 Jenis Pekerjaan n % n % n % n % Karyawan 8 22.2 28 48.2 1 2.7 2 3.4 swasta Wiraswasta 9 25 7 12 1 2.7 1 1.7 PNS 16 44.4 21 36.2 19 52.2 20 34.4 Buruh 3 8.3 2 3.4 0 0 0 0 IRT 0 0 0 0 15 41.6 34 58.6 Total 36 100 57 100 36 100 57 100 Tingkat Kesukaan Contoh terhadap Media Kubus Bergambar Kesan terhadap Media Kubus Bergambar Hasil menunjukkan berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap media kubus bergambar yaitu sebanyak 52 contoh penelitian atau 91.2% contoh penelitian menyatakan bahwa media kubus bergambar yang digunakan pada
15
penyuluhan gizi sangat menarik. Sebanyak contoh penelitian yang menyatakan menarik dan cukup menarik tentang media tersebut masing-masing sebanyak 3 dan 2 siswa atau 5.2% dan 3.8% contoh penelitian. Tidak ada satupun contoh yang menyatakan media kartu bergambar tidak menarik.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imam (2011) mengenai media pendidikan gizi melalui mainan kartu bergambar, sebagian memiliki ketertarikan terhadap media yang dibuat serta meningkatkan nilai pengetahuan gizi contoh setelah intervensi dilakukan.Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus bergambar. Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus bergambar Kesan Terhadap Kubus n % Sangat Menarik 52 91.2 Menarik 3 5.2 Cukup Menarik 2 3.5 Tidak Menarik 0 0 Total 57 100 Ukuran Gambar Pada Media Kubus Bergambar Sebagian besar contoh (94.7%) atau sebanyak 54 siswa yang berpendapat bahwa ukuran gambar dalam media kubus bergambar tergolong cukup untuk ukuran gambar.Sedangkan hanya 3 siswa yang mengatakan kecil atau sebesar 5.2%.Sementara tidak ada contoh yang mengatakan ukuran gambar kubus yang besar atau terlalu kecil.Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kartu bergambar. Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kubus bergambar. Ukuran Gambar n % Besar 0 0 Kecil 3 5.2 Cukup 54 94.7 Terlalu Kecil 0 0 Total 57 100 Gambar Pada Media Kubus Bergambar Hasil yang diperoleh mengenai gambar dari kubus, sebagian besar(91.2%) menyatakan bahwa gambar yang digunakan dalam media kartu bergambar sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Sisanya, hanya sebanyak lima orang contoh atau 8.7% contoh berpendapat bahwa gambar yang digunakan dalam media kubus bergambar cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Berikut ini merupakan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kubus bergambar. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kubusbergambar n % Sangat Menggambarkan Pesan Gizi & 52 91.2 Kesehatan
16
Cukup Menggambarkan Pesan Gizi Kesehatan Kurang Menggambarkan Pesan Gizi Kesehatan Tidak Menggambarkan Pesan Gizi Kesehatan Total
& & &
5
8.7
0
0
0
0
57
100
Tulisan Pada Kubus Bergambar Karakteristik kesukaan berikutnya adalah pada jenis huruf yang digunakan dalam kubus bergambar. Jenis huruf yang digunakan adalahRockwell Extra Bold dengan ukuran huruf 58 pt.Berdasarkan data yang diperoleh hasil menunjukkan bahwa sebanyak 38 contoh atau 66.7% contoh dalam kelompok perlakuan menyatakan bahwatulisan yang digunakan dalam media kubus bergambar sudah cukup. Ini menunjukkan bahwa tulisan yang digunakan pada media kubus bergambar sudah dapat terbaca.Berikut disajikan data sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kubus bergambar. Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kubus bergambar Ukuran Tulisan n % Besar 0 0 Cukup 38 66.7 Kecil 19 33.3 Terlalu Kecil 0 0 Total 57 100 Pesan Gizi & Kesehatan Karakteristik berikutnya adalah mengenai pesan gizi dan kesehatan yang terdapat dalam kubus bergambar. Berdasarkan data yang diperoleh, dominan menyatakan mudah dipahami yaitu sebanyak 42 contoh atau sebesar 73.6% contoh menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan dapat dengan mudah untuk dipahami. Tidak ada contoh yang menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan sulit ataupun sangat sulit untuk dipahami.Berikut disajikan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada media kubus bergambar. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatanpada media kubus bergambar Pesan Gizi dan Kesehatan n % Sangat Mudah Dipahami 15 26.3 Mudah Dipahami 42 73.6 Sulit Dipahami 0 0 Sangat Sulit Dipahami 0 0 Total 57 100 Bagian yang Paling Disukai dari Media Kubus Bergambar Sebagian besar contoh (61.4%) menyukai gambar kubus bergambar, sedangkan sisanya sebanyak 17 contoh atau 29.8% contoh memilih bentukkubus sebagai bagian yang paling disukai. Berikut ini disajikan data mengenai sebaran
17
contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari media kubus bergambar. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian yang paling disukai Pesan Gizi dan Kesehatan n % Gambar Kubus 35 61.4 Ukuran Kubus 0 0 Tulisan Kubus 5 8.7 Bentuk Kubus 17 29.8 Total 57 100 Penerapan Pesan Gizi Berdasarkan pesan gizi yang disampaikan pada media kubus bergambar dalam penyuluhan, pada kelompok perlakuan diberikan pertanyaan mengenai kesediaan contoh untuk menyampaikan pesan gizi tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta kepada siapa contoh akan menyampaikan pesan gizi tersebut. Hasilmenunjukkan bahwa 100% contoh mengatakan bersedia menyampaikan dan menerapkan pesan-pesan gizi yang telah diberikan saat penyuluhan gizi dan akan menyampaikan pesan gizi kepada orang tua, saudara kandung dan teman-teman di sekolahnya. Persepsi Guru Berdasarkan hasil diskusi dengan para guru kedua sekolah, guru menyatakan ketertarikannya pada pemberian pendidikan gizi kepada siswasiswi.Teknik dan metode pendidikan yang berbeda mampu membuat anak lebih antusias dalam menyimak materi yang diberikan. Penambahan media ajar berupa kubus bergambar yang sederhana tetapi dapat menjadi alternatif alat bantu dalam pendidikan kepada anak. Harapan para guru mengenai pendidikan gizi kepada anak usia sekolah dasar dirasa sangat diperlukan, terutama dengan metode yang kreatif, menarik dan mudah dipahami. Penulis memberikan masukan kepada kedua sekolah agar memberikan penambahan materi di sekolah, salah satunya dengan pengetahuan gizi kepada contoh atau dapat menggunakan media kubus bergambar yang telah diberikan sebagai alat bantu tambahan. Hal ini bertujuan agar pesan gizi yang telah contoh dapatkan mampu diingat karena diberikan berkala. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prapita (2009) tentang efektifitas media kartu bergambar terhadap prestasi belaja siswa, dimana diperlukan pengembangan media yang kreatif dan menarik sebagai alat bantu pada saat pendidikan dilakukan kepada anak usia sekolah dasar guna memudahkan anak dalam memahami materi dan menarik minat anak untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan Gizi Skor pengetahuan gizi contoh diperoleh pada saat pre-test danpost-test.Hasil skor yang diperoleh kemudian dikategorikan sesuai dengan nilai yang diperoleh.Berikut tabel pengkategorian nilai pre-test dan post-test pada kedua kelompok. Tabel 14Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi kedua kelompok
18
Pengetahuan Gizi Contoh
Kelompok Pertama
Kelompok Kedua
n % n % Uji Beda Kurang 5 13.8 4 6.8 Sedang 31 86.1 54 93.1 p=0.278 Baik 0 0 0 0 Total 36 100.0 58 100.0 Post-test Kurang 0 0 0 0 Sedang 6 16.6 5 8.6 p=0.046 Baik 30 83.3 53 91.3 Total 36 100.0 58 100.0 Hasil pre-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.376) antara pengetahuan gizi kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua. Pada kelompok pertama dan kedua uji beda antara hasil pre-test dan post-testmenyatakan perbedaan nyata (p=0.000 dan p=0.000). Hasil posttestpada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang nyata antara kelompok pertama dan kedua dengan nilai signifikan (p=0.02). Nilai rata-rata pre-test dan post-testkelompok pertama masing-masing 66.2 dan 86.2,sedangkan kelompok kedua masing-masing 67.1 dan 91.3. Diduga pada kelompok kedua, contoh lebih memahami materi pendidikan gizi yang diberikan tentang PGS dengan menggunakan media kubus bergambar karena mudah dipahami dengan menggunakan cerita. Lain halnya dengan kelompok pertama, media yang digunakan dengan diskusi singkat tentang pendidikan gizi kepada contoh.Selisih peningkatan nilai pengatahuan gizi antara kedua kelompok tidak menonjol.Peningkatan terjadi pada kedua kelompok setelah diberikan pendidikan gizi.Penulis menduga contoh pada kelompok perlakuan pertama terlihat cukup memahami materi pendidikan gizi yang diberikan walaupun hanya dengan diskusi dan ceramah singkat. Terjadi peningkatan nilai yang signifikan pada kelompok perlakuan.Selain itu contoh lebih terlihat antusias dengan metode cerita yang diberikan saat pendidikan gizi berlangsung.Penelitian yang dilakukan oleh Haryoko (2009) mengenai efektifitas penggunaan media sebagai alternatif optimalisasi model pembelajaran, dimana media ini sebagai penyalur informasi yang dapat membantu serta membangkitkan keinginan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.Berikut merupakan tabel sebaran rata-rata nilai contoh kedua kelompok. Pre-test
Tabel 15Sebaran rata-rata nilai contoh kedua kelompok Nilai Kelompok Pre-test Post-test Perlakuan-1 66.2 86.2 Perlakuan-2 67.1 91.3 Pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh (<60% jawaban benar) pada saat pre-testbaik pada kelompok pertamamaupun kelompok kedua adalah pertanyaan tentang makanan yang aman, menghitung berat badan ideal dan waktu yang baik untuk aktifitas fisik.Pendidikan gizi yang diberikan
19
setelah jangka waktu 1 minggu dan kemudian diberikan pertanyaan yang sama pada saat pre-test. Pada saat post-test terjadi peningkatan terhadap pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh (<60 % jawaban benar) pada kelompok pertama.Jenis pertanyaan yang masih tidak dapat dijawab oleh kedua kelompok adalah tentang menghitung berat badan ideal. Soal yang diberikan kepada contoh berupa pertanyaan yang diklasifikasikan berdasarkan pada empat point Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yaitu 1.) Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam, 2.)Pentingnya pola hidup bersih, 3.)Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga dan 4.)Pentingnya mempertahankanberat badan ideal.Hasil perolehan nilai dikelompokkan berdasarkan keempat point tersebut untuk melihat tingkat pengetahuan gizi contoh sesuai dengan PGS.Berikut merupakan tabel persentase banyak siswa yang menjawab benar pre-test dan post-test yang dibagi ke dalam empat aspek PGS pada contoh.
Tabel 16 Rata-rata jumlah siswa menjawab benar empat aspek PGS Pre-test Post-test Aspek PGS Pertama (%) Kedua (%) Pertama (%) Kedua (%) Makanan beraneka ragam 78.4 92.4 73.7 94.8 Pola hidup bersih 65.8 86.4 68.1 90.8 Pola hidup aktif dan olahraga 65.7 87.9 70.1 94.8 Pentingnya berat badan ideal 48.1 79.6 56.8 80.4 Total rata-rata 64.5 86.6 67.2 90.2 Berdasarkan data yang diperoleh, dari keempat aspek PGS, jumlah contoh paling sedikit mampu menjawab benar mengenai Berat Badan Ideal (BBI), terutama tentang bagaimana cara mengukur BBI dengan menggunakan rumus. Selanjutnya yaitu aspek PGS tentang pola hidup bersih dan sehat.Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan anak-anak yang masih kurang perhatian tentang menjaga kebersihan lingkungan sekitar dalam kesehariannya.Sehingga diperlukan adanya informasi kepada mereka tentang hal tersebut dalam rangka menanamkan pola hidup yang bersih dan sehat ke depannya. Uji Antar Variabel Hubungan antar variable diuji dengan menggunakan uji statistik. Variabel yang diuji adalah tingkat pengetahuan keamanan pangan, pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, status gizi dan prestasi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi pearson. Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan pendidikan ayah Penelitian ini, selain melihat hasil dari pendidikan gizi yang diberikan kepada contoh, juga melihat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dan pendidikan ayah. Uji yang digunakan adalah uji korelasi pearson. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut. Tabel 17 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dengan pendidikan ayah Pendidikan ayah Variabel Perlakuan-1 Perlakuan-2
20
Tingkat Pengetahuan gizi 0.774 0.688 (nilai pre-test) Hasil uji korelasi pearson menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) contoh kedua kelompok denganpendidikan terakhir ayah (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi anak tidak selalu ditentukan oleh tingkat pendidikan ayah. Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan pendidikan ayah Hasil uji korelasi pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) contoh dengan tingkat pendidikan terakhir ayah kecukupan zat gizi dan status gizi. Hasil uji korelasi pearson sebagai berikut. Tabel 18 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan pendidikan ayah Pendidikan ayah Variabel Perlakuan-1 Perlakuan-2 Tingkat Pengetahuan gizi 0.045 0.949 (nilai post-test) Uji korelasi pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi post-test pada kelompok perlakuan kedua dengan pendidikan terakhir ayah (p>0,05). Lain halnya pada kelompok pertamayang menunjukkan terdapatnya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi post-test pada kelompokperlakuan pertama (p<0.05). Hal ini diduga terdapat kemungkinan bahwa pendidikan orang tua akan memengaruhi tingkat pengetahuan seorang anaknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatima(2002) tentang pengetahuan gizi orang tua anak sekolah dasar, dimana banyak faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan anak, salah satunya pendidikan orang tua dan yang lebih berpengaruh adalah peran serta ibu dalam mendidik anaknya. Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan jenis kelamin contoh Hasil uji korelasi pearson menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan jenis kelamin. Hasil uji korelasi pearson sebagai berikut. Tabel 19 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan jenis kelamin contoh Jenis kelamin Variabel Perlakuan-1 Perlakuan Tingkat Pengetahuan gizi 0.948 0.231 (nilai post-test) Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan jenis kelamin contoh kedua kelompok.Hal ini bersesuaian dengan penelititan yang dilakukan oleh Imam (2011) bahwa jenis kelamin tidak memengaruhi tingkat pengetahuan gizi seseorang. Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan urutan kelahiran contoh Hasil uji korelasi spearman antara kedua variabel tersebut sebagai berikut.
21
Tabel 20 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan urutan kelahiran Urutan Kelahiran Variabel Perlakuan-1 Perlakuan Tingkat Pengetahuan gizi 0.236 0.742 (nilai pre-test) Hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi terhadap urutan kelahiran dari masing-masing contoh baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan (p>0,05). Hal ini diduga tidak selalu pengetahuan tentang gizi dipengaruhi oleh urutan kelahiran anak, karena dalam keseharian faktor penentu tingkat pengetahuan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Hurlock(2000) tidak adanya hubungan antara urutan lahir anak dalam keluarga terhadap pengetahuan gizi anak. Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan urutan kelahiran contoh Hubungan antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) terhadap urutan kelahiran tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p>0.05). Hal ini hampir sama dengan nilai pengetahuan gizi pada prestest. Hasil uji korelasi spearman antara kedua variabel tersebut sebagai berikut. Tabel 21 Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan urutan kelahiran Urutan Kelahiran Variabel Perlakuan-1 Perlakuan Tingkat Pengetahuan gizi 0.236 0.742 (nilai post-test)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa-siswi kelas lima sekolah dasar, SDIT KAIFA dan SDIT Tarbiyatunnisaa. Jumlah contoh penelitian secara keseluruhan sebanyak 93 contoh yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 66.7% dan 56.1% dan perempuan sebanyak 33.3% dan 43.8%. Urutan kelahiran contoh didominasi oleh urutan kelahiran pertama sebesar 44.4% dan 43.8%. Sebagian besar (65.5%) contoh memiliki besar keluarga sedang (5-7 orang), asal daerah contoh didominasi oleh daerah Sunda yaitu sebesar 69.4% dan 74.1%. Pekerjaan ayah contoh didominasi oleh PNS 39.7%, sedangkan pekerjaan Ibu didominasi oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan persentase 52.6%. Pendidikan orangtua (Ayah dan Ibu) contoh sebagian besar (74.2% dan 49.4%) berada pada tingkat Sarjana. Hasil menunjukkan, sebanyak 91.2% contoh berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap media kubus bergambar menyatakan bahwa media kubus bergambar yang digunakan pada penyuluhan gizi sangat menarik.Sebagian besar contoh (94.7%) berpendapat ukuran gambar dalam media kubus bergambar tergolong cukup untuk ukuran gambar. Sebanyak 91.2% contoh menyatakan bahwa gambar yang digunakan dalam media kubus bergambar sangat
22
menggambarkan pesan gizi dan kesehatan.Sebanyak 66.7% contoh menyatakan bahwa tulisan yang digunakan dalam media kubus bergambar sudah cukup. Dominan contoh menyatakan mudah dipahamipesan gizi dan kesehatan yang disampaikan (73.6%) contoh. Sebanyak 66.7% contoh menyukai pesan yang tertera pada kubus bergambar, dan 33.3% contoh dalam kelompok perlakuan memilih gambar pada kubus sebagai bagian yang paling disukai.Hasilmenunjukkan terjadi peningkatan nilai yang terlihat dari perolehan nilai prestest dan post pada contoh. Pada saat post-test diberikan lebih dari 80% mendapatkan kategori nilai baik pada kedua kelompok contoh. Hasil pre-test menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan gizi kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua (p>0.05). Pada kelompok pertama dan kedua uji beda antara hasil pre-test dan post-testmenyatakan perbedaan nyata (p<0.05).Hasil post-test pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang nyata antara kelompok perlakuan pertama dan perlakuan kedua dengan nilai signifikan (p<0.05).Hasil uji statistika korelasi pearsonmenunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua dan urutan kelahiran contoh terhadap pengetahuan gizi contoh (p>0.05). Saran Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pihak sekolah sebaiknya memberikan tambahan muatan pelajaran yang terkait dengan gizi seimbang atau pola hidup bersih, dan sehat, harapannya agar siswa dan siswi dapat memenuhi kebutuhan giziyang seimbang dan sehat. Bagi siswa siswi disarankan untuk lebih aktif lagi menyebarkan pesan-pesan gizi yang telah diberikan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.Diperlukan adanya saling keterikatan antara kedua pihak baik sekolah maupun anak agar terjadi saling mendukung untuk program pengembangan pendidikan gizi.Pendidikan gizi yang diberikan kepada anak usia sekolah dasar, sebaiknya tidak hanya diberikan satu kali waktu saja. Perlu adanya pengulangan dan pemberian secara berkala untuk mempertahankan memori jangka panjang anak. Perlu adanya penelitian lanjutan terkait media pendidikan gizi jenis lain,sehingga dapat dilihat kekuatan maupun kelemahan dari masingmasing media pendidikan gizi.
23
DAFTAR PUSTAKA Adiningsih. S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Gramedia. Jakarta Atmarita & S Fallah. 2004. Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)DPP Persagi Pusat. Jakarta. _________________. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI, Jakarta. [BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.2010. Skala Rumah Tangga Warga Indonesia. Jakarta. Baine. D. 2008. Instructional of Congress Cataloging in Publication Data.Educational Technology Publication Publisher. Contento IR. 2007. Nutrition Education : Linking Research, Theory, and Practice. Sudbury : Jhon & Bartlett Publishers. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2008. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.PT. Raja Grafindo Persada.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. [Depkes] Departemen Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Fatima, Yuliati. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penjamah Makanan terhadap Aspek Keamanan Pangan di Usaha Katering. Media Gizi & Keluarga 26:2. Haryoko S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @ Elektro 2: 3 Imam. 2011. Pengaruh Media Audio (Lagu Anak-Anak) dan Media Visual (Kartu Bergambar) Terhadap Pengetahuan Gizi (PUGS dan PHBS) Serta Tingkat Penerimaannya Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor. [Skripsi].Bogor : Mayor Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Jatmika H. 2005. Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia 3:1. Khomsan A. 2008. Sehat itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan yang Tepat. Mizan Publika : Jakarta. Nikmawati E, Kusharto N, Khomsan A, Sukandar D, Atmawikarta A. 2008. Intervensi Pendidikan Gizi Bagi Ibu Balita dan Kader Posyandu untuk Meningkatkan PSK (Pengetahuan Sikap dan Keterampilan) Serta Status Gizi Balita. 1 (1) : 10-16 Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nuning.2011. Penerapan Kebijakan Keamanan Pangan dan Hubungannya dengan Perilaku pada Pengelola Kantin dan Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah di Jakarta dan Bogor.[Skripsi].Bogor : Mayor Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Nuraida et al. 2009.Pedoman Menuju Kantin Sehat. Bogor. Seafast Center.
24
Nursiah. A. G. 2000. Penyuluhan Konsultasi dan Rujukan Gizi. Modul Short Couse Manajemen Instalasi Gizi.Yogyakarta. Prapita D. 2009 Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Jaten Tahun Ajaran 2008/2009 [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retno. 2009. Efek pendidikan gizi terhadap perubahan konsumsi energi dan indeks massa tubuh pada remaja kelebihan berat badan. [Tesis] : Program Pasca Sarjana, Magister Gizi Masyarakat, Universitas Diponegoro. RisKesDas 2011.Pedoman Pengisian Kuesioner, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. Jakarta. Sukandar D. 2009.Studi Sosial Ekonomi. Aspek Pangan, Gizi, dan Sanitasi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekirman et al. 2010.Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang.Jakarta : Kompas Gramedia Vaus DA De. 2005. Research Design in Social Research. London: Sage Publications.
25
LAMPIRAN Lampiran 1 Sebaransiswa menjawab benar pada kelompok pertama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertanyaan dan Jawaban Makanan Beragam (Nasi, Lauk&Pauk, Sayur Mayur, Buah) Makanan sumber protein nabati Perilaku hidup bersih Menu sarapan pagi Contoh akifitas fisik Manfaat aktifitas fisik Waktu aktifitas fisik Bukan ciri-ciri makanan aman Cara melihat Berat Badan Ideal Jenis makanan tidak aman Tahapan mencuci tangan yang bersih Waktu paling tepat mencuci tangan Penyebab kegemukan Penggunaan air bersih Tempat jajanan yang aman Makanan sumber karbohidrat Cara mengukur berat badan yang benar Bukan merupakan aktifitas hidup bersih dan sehat Akibat jajan sembarangan Alasan hidup bersih dan sehat
% Jawaban Benar Kelompok Pertama Pre-test Post-test n % n % 29 28 29 28 24 25 22 16 10 19 21 24 15 25 23 28 27 27 25 28
80.6 77.8 80.6 77.8 66.7 69.4 61.1 44.4 27.8 52.8 58.3 66.7 41.7 69.4 63.9 77.8 75.0 75.0 69.4 77.8
36 30 33 32 33 32 30 29 17 30 29 32 34 33 30 35 35 33 28 34
100.0 83.3 91.7 88.9 91.7 88.9 83.3 80.6 47.2 83.3 80.6 88.9 94.4 91.7 83.3 97.2 97.2 91.7 77.8 94.4
Lampiran 2 Sebaran siswa menjawab benar pada kelompok kedua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertanyaan dan Jawaban Makanan Beragam (Nasi, Lauk&Pauk, Sayur Mayur, Buah) Makanan sumber protein nabati Perilaku hidup bersih Menu sarapan pagi Contoh akifitas fisik Manfaat aktifitas fisik Waktu aktifitas fisik Bukan ciri-ciri makanan aman Cara melihat Berat Badan Ideal Jenis makanan tidak aman Tahapan mencuci tangan yang bersih Waktu paling tepat mencuci tangan Penyebab kegemukan Penggunaan air bersih Tempat jajanan yang aman Makanan sumber karbohidrat Cara mengukur berat badan yang benar Bukan merupakan aktifitas hidup bersih dan sehat Akibat jajan sembarangan Alasan hidup bersih dan sehat
% Jawaban Benar Kelompok Kedua Pre-test Post-test n % n % 40 42 43 41 42 41 39 34 21 25 36 39 32 41 36 48 46 45 47 49
69.0 72.4 74.1 70.7 72.4 70.7 67.2 58.6 36.2 43.1 62.1 67.2 55.2 70.7 62.1 82.8 79.3 77.6 81.0 84.5
58 53 53 54 54 53 58 52 31 53 50 52 51 50 55 55 58 55 53 54
100.0 91.4 91.4 93.1 93.1 91.4 100.0 89.7 53.4 91.4 86.2 89.7 87.9 86.2 94.8 94.8 100.0 94.8 91.4 93.1
26
Lampiran 3 Foto Kegiatan
Foto 1 Kegiatan pendidikan gizi
Foto 3 Pengisian soal pengetahuan gizi
Foto 2 Contoh bercerita menggunakan kubus bergambar
Foto 4 Gerbang SDIT KAIFA
Foto 5 Gerbang SDIT Tarbiyatun Nisaa
27
KUESIONER SEKOLAH A. DATA UMUM Nama Sekolah : Alamat Sekolah : No Telepon Sekolah
:
Tanggal Wawancara
:
B. DATA SEKOLAH Kecamatan
:
Kota/Kab
:
Provinsi
:
Tahun Berdiri
:
Nama Kepala Sekolah
:
Status Sekolah
: Negeri/Swasta
Status Mutu Sekolah/Akreditasi Sekolah
:
Jumlah tenaga pengajar tetap (guru) Berdasarkan tingkat pendidikan
:
a. SMA/MAN
:
orang
b. D1
:
orang
c. D2
:
orang
d. D3
:
orang
e. D4/S1
:
orang
f. S2
:
orang
Jumlah tenaga pengajar tidak tetap (honorer) berdasarkan tingkat pendidikan
:
a. SMA/MAN
:
orang
b. D1
:
orang
28
c. D2
:
orang
d. D3
:
orang
e. D4/S1
:
orang
f. S2
:
orang
Jumlah Seluruh Kelas
:
Jumlah Seluruh Murid a. Laki-laki
:
Siswa
b. Perempuan
:
Siswi
Jumlah Kelas V
:
Kelas
a. Laki-laki
:
Siswa
b. Perempuan
:
Siswi
Jumlah Murid Kelas V
Jam Belajar Kelas V Waktu Belajar Kelas V (Jam…….)
: : Pagi (Jam ………) / Siang
Nama Wali Kelas
:
Fasilitas
:
a. Perpustakaan
:
b. Kantin Sekolah
:
c. Lab. Komputer
:
d. Lainnya ………………
: Ada/Tidak
29
KUESIONER SISWA 1. Nama Siswa
:
2. Nama Sekolah
:
3. Nama orangtua
:
4. Nama Ayah
:
5. Nama Ibu
:
6. Alamat Rumah
:
7. No. HP/ Telp Rumah : A. KARAKTERISTIK SISWA 1. Jenis Kelamin jawaban)
: a. Laki-laki b. Perempuan (Lingkari
2. Tempat/ Tanggal Lahir 3. Umur
:
:
4. Alamat 5. Anak ke-
:
6. Agama
:
7. Uang saku
:
dari :
bersaudara
B. KARAKTERISTIK KELUARGA 1. Besar Keluarga rumah)
:
2. Pekerjaan Ayah
:
3. Pekerjaan Ibu
:
orang (yang tinggal dalam satu
4. Asal Daerah/ Suku Bangsa : 5. Pendidikan Ayah : 6. Pendidikan Ibu
:
7. Tingkat sosial ekonomi orang tua
30
PENGETAHUAN GIZI NAMA : SEKOLAH : TANGGAL : Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Kamu Anggap Benar. Pahami Terlebih Dahulu Setiap Soal Sebelum Menjawab. 1. Terdiri dari apa saja menu makanan yang beragam? a. Nasi dan Sayur Mayur b. Nasi dan lauk Pauk c. Nasi, Lauk Pauk dan Sayur Mayur d. Nasi, Lauk Pauk, Sayur Mayur dan Buah-buahan 2. Di bawah ini yang merupakan sumber protein nabati........ a. Daging b. Tempe c. Ikan d. Telur 3. Di bawah ini yang termasuk perilaku hidup bersih adalah....... a. Makan di sembarang tempat b. Mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun c. Makan makanan yang tercemar debu d. Tidak mencuci buah dan sayur sebelum dimakan 4. Contoh menu sarapan pagi di bawah ini adalah......... a. Es Buah c. Bubur Ayam b. Kopi d. Bakso 5. Yang tidak tergolong aktifitas fisik di bawah ini adalah......... a. Berenang c. Duduk b. Jalan-jalan d. Berlari 6. Salah satu manfaat melakukan aktifitas fisik adalah........ a. Menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit b. Tubuh menjadi lemas c. Mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit d. Tubuh menjadi tidak sehat 7. Aktifitas Fisik yang baik dilakukan setiap....... a. Setiap Hari c. 2 Kali dalam seminggu b. 3 kali dalam seminggu d. 1 Bulan Sekali
31
8. Berikut ini merupakan ciri-ciri makanan yang aman, kecuali? a. Makanan kadaluarsa b. Makanan terbungkus dan tertutup rapi c. Makanan bebas pengawet d. Makanan terhindar dari jangkauan binatang 9. Salah satu cara melihat Berat Badan Ideal Seseorang yaitu............ a. Melihat cara makannya c. Menimbangnya setiap hari b. Menghitung Indeks Massa Tubuhnya d. Menghitung tinggi badannya 10. Di bawah ini merupakan jenis makanan yang tidak aman, kecuali? a. Bakso yang menggunakan boraks b. Mie yang menggunakan formalin c. Buah kalengan yang menggunakan soda d. Kue bugis yang menggunakan daun suji 11. Tahapan mencuci tangan yang baik dan benar adalah....... a. Membasahi, mencuci dengan sabun, membilas, mengeringkan b. Membasahi, mencuci dengan sabun, mengeringkan, membilas c. Mencuci dengan sabun, membilas, mengeringkan, membasahi d. Membilas, membasahi, mencuci dengan sabun, mengeringkan 12. Salah satu waktu yang paling tepat untuk mencuci tangan adalah....... a. Sebelum tidur c. Sebelum mengerjakan PR b. Setelah memegang uang d. Setelah makan dengan sendok 13. Di bawah ini yang menyebabkan kegemukan adalah …. a. Makan banyak sedikit aktifitas c. Banyak tidur b. Sering menonton TV d. Sering Minum 14. Air bersih biasanya dapat digunakan untuk kegiatan di bawah ini, kecuali ? a. Mencuci piring dan pakaian c. Membajak sawah b. Minum d. Mandi 15. Di bawah ini merupakan tempat jajanan yang aman a. Pinggir jalan c. Kantin tertutup b. Dekat selokan d. Di pinggir sungai 16. Salah satu contoh makanan sumber karbohidrat adalah....... a. Pisang c. Roti b. Anggur d. Ayam 17. Bagaimana cara mengukur berat badan yang benar........... a. Mengukurnya dengan meteran c. Menimbangnya dengan alat timbang d. Mengira-ngira saja b. Mengukurnya dengan tali
32
18. Manakah di bawah ini yang merupakan aktifitas hidup bersih dan sehat? a. Membuang sampah sembarangan c. Makan makanan kadaluarsa b. Menguras bak mandi d. Jajan di sembarang tempat 19. Berikut ini merupakan akibat jajan sembarangan ? c. Masuk angin a. Diare b. Sakit mata d. Luka-luka 20. Mengapa kita harus hidup bersih dan sehat............. a. Karena disuruh Orangtua c. Supaya tubuh tetap sehat d. Supaya dipuji orang lain b. Karena tugas dari guru
-Selamat Mengerjakan-
33
KUESIONER TINGKAT PENERIMAAN Nama Siswa
:
Kelas
:
Sekolah : Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda Silang 1. Menurutmu, bagaimana permainan kubus bergambar mengenai pendidikan gizi ini? a. Sangat Menarik b. Menarik c. Cukup Menarik d. Tidak Menarik 2. Menurutmu. bagaimana dengan ukuran gambar yang terdapat dalam kubus bergambar ini ? a. Terlalu Besar c. Kecil
b. Cukup d. Terlalu Kecil
3. Bagaimana menurutmu dengan penggunaan gambar yang terdapat dalam kubus bergambar ini ? a. Sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan b. Cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan c. Kurang menggambarkan pesan gizi dan kesehatan d. Tidak menggambarkan pesan gizi dan kesehatan 4. Bagaimana menurutmu dengan tulisan dalam kubus bergambar ? a. Tulisan terlalu besar c. Tulisan kecil b. Tulisan cukup d. Tulisan Terlalu kecil 5. Bagaimana dengan pesan-pesan gizi dan kesehatan yang terdapat dalam kubus bergambar ? a. Sangat sulit dipahami b. Sulit dipahami c. Mudah dipahami d. Sangat mudah dipahami 6. Bagian apa yang paling kamu sukai dari kubus bergambar ini? b. Gambar pada kubus a. Bentuk kubus c. Tulisannya/pesan-pesannya d. Ukuran kubus 7. Apakah kamu bersedia menerapkan pesan-pesan gizi dan kesehatan setelah bermain dengan kubus bergambar ? a. Ya b. Tidak 8. Apakah kamu bersedia meneruskan pesan-pesan ini kepada orang lain? a. bersedia b. Tidak bersedia 9. Apabila bersedia, kepada siapa kamu akan menyampaikan? a. Orang tua b. Adik atau Kakak c. Teman kelas d. Teman main 10. Pesan/topik apa lagi yang kamu inginkan dari permainan kubus bergambar?
34
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 03 September 2013 dari bapakWawan dan ibu Maemunah. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan penulis dimulai dari TK Miftahul Jannah tahun 1994 dan melanjutkan ke Sekolah Dasar(SD) Negeri Sukasari 04 Tangerang dan lulus pada tahun 2002. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 04Tangerang pada tahun 2005 dan menamatkan pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Pondok Pesantren Daar el-Qolam 2009. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur Penerima Beasiswa Santri Berprestasi(PBSB) dari Kementrian Agama Republik Indonesia. Penulis mengikuti masa matrikulasi selama 2 bulan pada bulan Juni 2009 dan kemudian menjadi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Selama menjadi mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, penulis aktif di organisasi internal maupun eksternal di antaranya Kementrian Pendidikan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) periode 2009-2010 generasi inspirasi dan periode 2010-2011 generasi IPB Bersahabat, Anggota CSS MoRA PBSB. Dalam upaya mencukupi kebutuhan hidup selama kuliah, penulis pernah bekerja di beberapa tempat, pada tahun 2009 sampai sekarang sebagai motivator remaja dan manajemen PT. ABCo Sugesti Motivatindo, instruktur matematika Bimbingan Belajar Privat Mitrasiswa dan Primagama. Pada tahun 2011 sampai sekarang sebagai Pengajar PGTK Tarbiyatunnisaa, Pemilik usaha Martabak Mini Mavia, Bimbingan Belajar S3 Les Privat serta Jasa Design dan Video. Penulis juga terlibat pada beberapa kegiatan kepanitiaan, baik internal maupun eksternal. Kegiatan kepanitiaan internal yang pernah diikuti meliputi International Scholarship Education and Expo (ISEE) 2010 dan 2011 (ketua divisi acara), Indonesia Dedication dan Education (IDEA) 2010 dan 2011(divisi logstran) Nutrition Fair 2012 (divisi acara), dan Seminar Gizi Kampanye Sarapan Sehat 2012 (divisi acara). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Cipaganti Kabupaten Garut pada Juni-Agustus 2012. Selain itu penulis juga pernah mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) pada bulan Februari-Maret 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong.