PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis) Rifal Duhana Putra 113403120 Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Email :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine how the influence of the local revenue of the regional shopping in the District Ciamis. In this study the author uses descriptive method analyst with case study approach that aims to describe, record, analyze and interpret the conditions that currently occurs on an object of research. For the purposes of the study authors took data from 2005 to 2014. Data was collected by field research and literature study. To test the hypothesis, the authors use a simple linear regression analysis, analysis of simple correlation coefficient, and coefficient of determination. Conclusion This study shows that local revenues not significantly influence the regional shopping.
Keywords:Regional Real Revenue, Regional Shopping
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah di Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analis dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk melukiskan, mencatat, menganalisa dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi pada suatu objek penelitian. Untuk keperluan penelitian penulis mengambil data dari tahun 2005 sampai dengan 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan dan studi kepustakaan. Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi sederhana, dan analisis koefisien determinasi. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja daerah.
Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Belanja Daerah
PENDAHULUAN Pemerintah melakukan reformasi di bidang Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Keuangan pada tahun 1999. Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004) dan UU No. 25 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004). Dalam UU No. 32 Tahun 2004 dijelaskan mengenai pembagian dan pembentukan daerah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat otonom dan menerapkan asas desentralisasi. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah Daerah mempunyai wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri baik dari sektor keuangan maupun dari sektor nonkeuangan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah menyusun anggaran yang kemudian dijadikan pedoman dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Anggaran pemerintah adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka rupiah untuk suatu jangka waktu tertentu (Ghozali, 1993). Anggaran dalam Pemerintah Daerah biasa disebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintahan Daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD (Kawedar dkk, 2008). APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (Darise, 2008). Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis dalam organisasi sektor publik adalah mengenai pengalokasian anggaran. Pengalokasian anggaran merupakan jumlah alokasi dana untuk masing-masing program. Dengan sumber daya yang terbatas, Pemerintah Daerah harus dapat mengalokasikan penerimaan yang diperoleh untuk belanja daerah yang bersifat produktif. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh
seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum (Kawedar dkk, 2008). Dalam statement diatas, selama ini, Pemerintah Daerah lebih banyak menggunakan pendapatan asli daerah untuk keperluan belanja operasi daripada belanja daerah. Apabila pendapatan asli daerah meningkat dalam suatu daerah maka otomatis belanja daerah pun akan meningkat pula dan daerah tersebut akan berkembang dengan cepat, dan apabila pendapatan asli daerah tersebut menurun maka belanja daerah pun akan menurun/terbatas, tetapi bisa juga pendapatan asli daerah meningkat dan belanja daerah menurun yang diakibatkan oleh penyelewengan dana yang dilakukan oleh oknum tertentu. Fenomena yang terjadi dalam pendapatan asli daerah Ciamis atau yang sekarang dialami oleh Kabupaten Ciamis adalah luas wilayah tanah di pelosok daerah Ciamis yang belum berkembang. Jadi maksudnya banyak lahan tanah yang luas tetapi pajak yang dikenakan sangatlah kecil dikarenakan wilayah tanah tersebut jauh (pelosok). Berbeda dengan lahan tanah di luar kota Ciamis, misalkan Kota Tasikmalaya, meskipun luas tanah sedikit tapi pajak yang dihasilkan sangat besar diakrenakan wilayah yang strategis. Dalam mengelola keuangannya, Pemerintah Daerah harus dapat menerapkan asas kemandirian daerah dengan mengoptimalkan penerimaan dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (Kawedar, 2008). Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan dua sumber PAD yang terbesar. Setiap daerah mempunyai dasar pengenaan pajak yang berbeda-beda tergantung dari kebijakan Pemerintah Daerah setempat. Untuk daerah dengan kondisi perekonomian yang memadai, akan dapat diperoleh pajak yang cukup besar. Tetapi untuk daerah tertinggal, Pemerintah Daerah hanya dapat memungut pajak dalam jumlah yang terbatas. Demikian halnya dengan retribusi daerah yang berbeda-beda
untuk tiap daerah. Kemampuan daerah untuk menyediakan pendanaan yang berasal dari daerah sangat tergantung pada kemampuan merealisasikan potensi ekonomi tersebut menjadi bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang mampu menciptakan perguliran dana untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan (Darwanto dan Yulia Yustikasari, 2007). Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar daerah akan memperoleh dana perimbangan, tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan sejauh mana instrumen atau sistem pengelolaan keuangan daerah mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil, rasional, transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab (Darise, 2008). Pelaksanaan pemerintahan yang bertanggung jawab dan transparan akan mewujudkan terciptanya good governance. Menurut World Bank, good governance merupakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, dan menjalankan disiplin anggaran. Pengalokasian dana investasi merupakan suatu aktivitas pendanaan, dimana pendapatan yang diperoleh Pemerintah Daerah digunakan untuk membiayai sejumlah kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Salah satu bentuk pengalokasian dana investasi dalam sistem pemerintahan adalah belanja daerah. Penelitian yang akan penulis lakukan, merujuk pada delapan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya: 1.
Gian Riksa Wibawa (2011) meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Modal yang dilakukan penelitian di kantor Pemerintahan Kota Tasikmalaya. Hasil Penelitian tersebut yaitu Pendapatan Asli Daerah belum berpengaruh dan berkontribusi besar terhadap Belanja Modal dan Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Modal.
2.
Krisna Melianda Cahyani (2011) meneliti tentang Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Ciamis. Hasil penelitian yaitu Pajak Hotel dan Pajak Restoran tidak terlalu berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3.
Sri Puji Paujiah (2012) meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Modal di Pemerintahan Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal dan Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Modal.
4.
Yaya Kurniyawan (2007) meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhdapa Belanja Modal di Dinas Pendapatan Kabupaten Kuningan. Hasil penelitian yaitu Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadapBelanaj Modal di Kabupaten Kuningan.
5.
Nur Indah Rahmawati (2011) meneliti tentang Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintahan Daerah di Dinas Pendapatan daerah Kota Semarang. Hasil penelitian yaitu Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhdap Belanja Pemerintah Daerah.
6.
Milan Ulfah Fauzani (2011) meneliti tentang Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintah Daerah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian yaitu Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Pemerintah daerah. Pengaruh Dana Alokasi Umum secara Parsial Berpengaruh Signifikan terhadap Belanja Daerah, pengaruh Pendapatan Asli Daerah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja pemerintah daerah Kota Tasikmalaya.
7.
Eva Muliawati (2010) meneliti tentang Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian yaitu Pajak Hotel dan Pajak Restoran mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan penerimaan Pajak Daerah di Kabupaten Tasikmalaya.
8.
Nurpuji Astuti (2009) meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian yaitu Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis : 1.
Untuk mengetahui pendapatan asli daerah di Kabupaten Ciamis.
2.
Untuk mengetahui belanja daerah di Kabupaten Ciamis.
3.
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah di Kabupaten Ciamis.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analis, dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk melukiskan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi pada suatu objek penelitian. Deskriptif analisis adalah suatu metode dalam meneliti kasus sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan mnganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. TEKNIK PENGUMPULAN DATA JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu : 1.
Data Primer Yaitu data yang digunakan dengan cara peninjauan langsung terhadap suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihak dinas terkait. Juga diperoleh hasil
pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik suatu penelitian. 2.
Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak luar dinas yang menjadi objek penelitian. Data ini diperoleh melalui studi kasus kepustakaan yaitu mencari literatureliteratur yang berhubungan dengan topik penelitian.
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA 1. Penelitian Lapangan (Field research) Dalam penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung pada perusahaan bersangkutan sebagai sumber primer guna mendapatkan data yang sebenarnya. Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data pada bank pengumpulan data sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugoyono, 2007:129) 2. Studi Kepustakaan Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama melakukan penelitian. Datadata sekunder ini diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahn dalam buku, diktat, dokumen-dokumen, kertas kerja dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan ppenentuan teori-teori yang berhubungan dengan bidang penelitiannya. PARADIGMA PENELITIAN Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistic parametric (skala yang digunakan adalah rasio) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis dalam penelitian lain akan dianalisis kuantitatif dimana pendapatan asli daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja daerah. Adapun paradigma penelitian dalam gambar sebagai berikut :
Y
x
e
Gambar 3.2 Hubungan structural antara variabel X dan Y Keterangan : X
= Pendapatan Asli Daerah
Y
= Belanja Daerah
e
= Faktor lain yang tidak diketahui
TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yang pertama variabel bebas (Independent variable) yaitu pendapatan asli daerah (X) dan variabel terikat (dependent variable) yaitu belanja daerah (Y). a.
Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen dengan datu variabel dependen persamaan umum. (Regresi Sederhana) adalah regresi dua variabel menggambarkan hubungan garis lurus antara satu variabel independen dengan datu variabel dependen, variabel yang dianalisis hanya dua variabel. Persamaan umum regresi linier sedehana adalah Y = a + bX (Sugiyono, 2007:261) Keterangan : Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan) b =Angka arah atau koefisien regeresi, yang menunnjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X
= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Sedangkan untuk menentukan nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
a=
๐ ( ๐ 2 )-( ๐)( ๐๐) n.( X 2 )-(
b= n.( ๐๐)-
X ยฒ
๐ (
๐
n.( ๐ 2 )-( ๐)ยฒ
(Sugiyono, 2004:206)
Dimana :
b.
X
= Variabel independen, yaitu Pendapatan Asli Daerah
Y
= Variabel dependen, yaitu Belanja Daerah
n
= Jumlah tahun yang diteliti
Analisis Koefisien Korelasi Sederhana Merupakan analisis untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara variabel X dan Y dalam hal ini adalah pendapatan asli daerah dengan laba belanja daerah. Korelsai dapat dihitung dengan menggunakan rumus : r=
n. {n.
๐ 2 -( ๐)( ๐)
๐ 2 -( ๐)ยฒ}{ n.
๐ 2 -( ๐)ยฒ}
Sugiyono, 2004:210) Dimana : r = Koefisien Korelasi X = Pendapatan Asli Daerah Y = Belanja Daerah n = Jumlah tahun yang diteliti koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut :Tabel 3.2 Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,039 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00
Tingkat Keeratan Hubungan Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
c.
Analisis Koefisien Determinasi Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : Kd = ๐ 2 x100%
(Sugiyono, 2004:210)
Keterangan : Kd = koefisien determinasi r = koefisien korelasi PENGUJIAN HIPOTESIS a. Penetapan Hipotesis Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, langkah pertama dalam pembuatan keputusan adalah menetapkan hipotesis nol (Ho), hopotesis nol merupakan hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yang diuji, hipotesis nol ini, pada umumnya diformulassikan untk ditolak dan tidak ditolaknya hipotesis nol ini, maka hipotesis alternative (Ha) dapat diterima. Hipotesis alternative merupakan hipotesis penelitian dari penulis, berupa prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Adapun hipotesis ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: Ha ; ฯ=0
: Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh terhadap Belanja
Daerah. Ha ; ฯโ 0
: Peendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja
Daerah. b. Penetapan Tingkat Signifikansi Taraf signifikan (ฮฑ) ditetapkan sebesar 5%, karena taraf signifikan ini yang umumdigunakan pada penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antra variabel yang diteliti. Juga dalam pengujiannya menggunakan uji satu arah (one side test). c. Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dari koefisien yang diperoleh, maka dilakukan penguji hipotesis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : t=
๐ ๐โ2 (๐โ๐ 2 )
(Sugiyono, 2004:184)
Keterangan : t
= nilai uji t
r
= nilai koefisien korelasi
n
= periode waktu
d. Kaidah Keputusan Untuk mengetahui hipotesis ditolak atau tidak, maka dibandingkan antara nilai dari t hitung dan table, mengetahui criteria sebagai berikut : Terima ๐ป0 , jika : -tยฝ ฮฑ df (n-2) โค t hitung โค ยฝ ฮฑ df (n-2) Tolak ๐ป0 , jika : t hitung <-t ยฝ ฮฑ df (n-2) atau t hitung > ยฝ ฮฑ df (n-2) PENARIKAN SIMPULAN Berdasarkan hasil SPSS dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisis baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Analisis tersebut akan membahas pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Kemudian hasil analisis ini akan ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil perbandingan yang diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ dan ๐ก๐ก๐๐๐๐ pada kaidah keputusan yang telah ditentukan. PEMBAHASAN Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk mengetahui pencapaian target penerimaan realisasi dari tahun 2005-2014, berdasarkan tabel 4.1 : Tabel 4.1 Pencapaian Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2005-2014 No
Tahun
1
2005
2
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Pencapaian Target (%)
28.038.724.795,00
25.588.398.678,28
91,27
2006
30.984.042.315
36.207.946.469
116,86
3
2007
51.977.822.219
54.711.929.114
105,27
4
2008
42.374.481.573
46.847.498.084
110,56
5
2009
54.246.529.724
51.276.555.046
94,53
6
2010
53.468.520.000
50.512.875.943
94,48
7
2011
64.153.868.595
58.900.535.511
91,82
8
2012
81.717.497.209
87.711.885.423
107,34
9
2013
10
2014
107.195.181.638 117.475.935.245 109,60 161.636.566.519 182.320.228.014 112,80 (sumber Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis)
Untuk lebih jelasnya, target dan realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah pertahun selama sepuluh periode terakhir dapat dilihat dalam pembahasan. Tabel 4.2 Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2014 No
Tahun Anggaran
Realisasi (Rp)
Presentasi Pertumbuhan (%)
25.588.398.678,28 36.207.946.469 41,51 54.711.929.114 51,11 46.847.498.084 -14,38 51.276.555.046 9,46 50.512.875.943 -1,49 58.900.535.511 16,61 87.711.885.423 48,92 117.475.935.245 33,94 182.320.228.014 55,20 (sumber Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Belanja Daerah merupakan belanja yang berasal dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Untuk mengetahui pencapaian target penerimaan realisasi dari tahun 20052014, berdasarkan tabel 4.3 : Tabel 4.3 Pencapaian Target dan Realisasi Penerimaan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20052014 No
Tahun
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
1
2005
573.801.222.638,12
555.440.120.102,00
Pencapaian Target (%) 96,81
2
2006
894.001.553.996
765.512.787.755
85,63
3
2007
1.296.748.479.123
1.153.383.003.580
88,95
4
2008
1.351.607.457.937
1.312.290.012.526
97,10
5
2009
1.395.566.960.653
1.204.047.696.943
86,28
6
2010
1.461.062.622.133
1.382.077.938.379
95,60
7
2011
1.725.347.236.636
1.626.154.756.875
94,26
8
2012
1.910.345.553.897
1.764.179.114.402
92,35
9
2013
2.359.736.636.866
2.184.752.025.186
92,59
10
2014
2.126.511.919.998
2.007.151.405.720
94,39
(sumber Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis)
Untuk lebih jelasnya, target dan realisasi Penerimaan Belanja Daerah pertahun selama sepuluh periode terakhir dapat dilihat dalam pembahasan.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2014 No
Tahun
Realisasi (Rp)
Persentasi Pertumbuhan (%)
1
2005
555.440.120.102,00
-
2
2006
765.512.787.755
37,83
3
2007
1.153.383.003.580
50,68
4
2008
1.312.290.012.526
13,78
5
2009
1.204.047.696.943
-8,25
6
2010
1.382.077.938.379
14,79
7
2011
1.626.154.756.875
17,67
8
2012
1.764.179.114.402
8,49
9
2013
2.184.752.025.186
23,84
10 2014 2.007.151.405.720 -8,13 (sumber Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis) Di dalam menentukan seberapa kuat pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja Daerah, maka terlebih dahulu harus diketahui variabel-variabel yang diperlukan untuk diolah dan dianalisis dimana variabel-variabel tersebut terdiri atas variabel bebas (Independent Variabel) yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, dalam hal ini yaitu Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan yang menjadi variabel terikat (Dependent Variabel) yaitu Belanja Daerah. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara pendapatan asli daerah terhadap daerah digunakan analisis perhitungan dengan memperhatikan perkembangan atas perubahan yang terjadi pada pendaptan asli daerah dan belanja daerah selama 9 tahun yakni dari tahun 20052014. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi, analisis korelasi, analisis determinasi dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dan yang terakhir adalah uji hipotesis.
Analisis regresi digunakan untuk mengukur jumlah perubahan dalam satu variabel tidak bebas dikaitkan dengan perubahan dalam satu variabel bebas. Y=a+bx Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : a dengan konstanta yaitu Y ketika X=0 sebesar 318,618 b sebagai peningkatan dari variabel dependen sebesar -2,608 dari nilai di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut ini : Y= 318,618 + -2,608X Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas dapat diartikan bahwa apabila pendapatan dari pendapatan asli daerah mengalami kenaikan maka penerimaan belanja daerah pun akan mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya. Namun hal ini terlihat dari nilai b yang bertanda negatif sebesar -2,608. Artinya pendapatan dari pendapatan asli daerah berbanding tidak lurus atau tidak sama dengan penerimaan belanja daerah. Dengan kata lain setiap pertambahan nilai pendapatan dari pendapatan asli daerah sebesar 1 rupiah akan berakibat penambahan sebesar Rp. -2,608 pada penerimaan belanja daerah dengan asumsi variabel lain diabaikan. Analisis korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat asosiasi atau derajat keeratan antara variabel independen dan dependen. Di mana derajat keeratan tergantung dari pola variasi atau interrelasi yang bersifat simulator dari variabel independen dan variabel dependen. Koefisien korelasi dalam penelitian ini akan dicari dengan menggunakan analisis pearson. Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah variabel independen (pendapatan asli daerah) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (belanaja daerah).
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara pendapatan asli daerah dengan belanja daerah. Digunakan persamaan korelasi linier sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0 maka diperoleh R=0,434, koefisien korelasi tersebut menghasilkan angka yang positif, sehingga nilai tersebut berada di antara angka 0,40-0,599 yang dapat di lihat pada tabel 3.2 angka 0,434 menunjukan bahwa hasil perhitungan koefisien tersebut dapat dikatakan memiliki hubungan yang sedang. Hal ini berarti jika pendapatan dari pendapatan asli daerah naik maka penerimaan belanja daerah cenderung akan mengalami peningkatan, demikina pula sebaliknya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetaui seberapa besar pengaruh variabel X (pendapatan asli daerah) terhadap variabel Y (belanja daerah). Kd=r2x100% Setelah diolah dengan SPSS versi 16.0 diperoleh nilai R square sebesar 0,188. Sehingga dapat diketahui koefisien determinasinya adalah Kd= (0,4342) x 100% = 18,8356%. Nilai tersebut menunjukan bahwa pendapatan asli daerah mempunyai pengaruh sebesar 18,8356% terhadap belanja daerah. Sedangkan sisanya sebesar 81,1644% merupakan pengaruh dari faktor lain seperti dana perimbangan. Sedangkan untuk pengujian hipotesis pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan denga ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel independen dengan Belanja Daerah sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel coefficient pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar 1,362 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 10-2 =8 dan ฮฑ = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,860. Ternyata thitung lebih kecil dari ttabel
(-1,362โฅ1,860) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig. Diperoleh 0,210, nilai tersebut lebih besar dari nilai ฮฑ (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima atau Ha (hipotesis alternatif) ditolak. Dalam penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap Belanja Daerah (Milan Ulfah Fauzani : 2011). Dengan diketahuinya oleh penelitian terdahulu dan dengan diterimanya Ho bahwa pada tingkat keyakinan dibawah 95% maka disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap Belanja Daerah. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah Kabupaten Ciamis setiap tahun relatif mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena adanya pengalokasian sumber pendapatan yang relatif besar yang pada mulanya dikelola oleh pemerintah pusat sekarang dikelola oleh pemerintah daerah.
2.
Belanja daerah pada pemerintahan Kabupaten Ciamis mengalami kenaikan dan penurunan yang paling besar pada tahun 2007 dan 2009 yaitu kenaikan disebabkan oleh pembiayaan penerimaan daerah dan penurunan disebabkan oleh belanja operasional..
3.
Pada tingkat keyakinan kurang dari 95% Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja daerah. Hal ini didukung oleh analisis yang telah dilakukan, baik analisis korelasi maupun analisis regresi menyatakan bahwa variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen yaitu Belanja Daerah.
SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Kabupaten Ciamis di masa yang akan datang, dalam upaya meningkatkan peningkatan daerah. Adapun saran-saran tersebut antara lain : 1.
Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis ๏ท
Sebaiknya lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi namun tidak berarti harus menaikan komponen pendapatan asli daerah dengan cara menaikan pajak daerah karena akan membebani masyarakat.
๏ท
Pemerintah daerah juga sebaiknya menerapkan pengelolaan biaya sedemikian rupa sehingga belanja daerah dilakukan seekonomis dan seefisien mungkin.
2.
Bagi Peneliti Lain Disarankan bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan objek variabel yang akan sama untuk lebih mengembangkan variabel lain yang mempengaruhi terhadap pendapatan asli daerah dan belanja daerah sehingga dapat dilakukan studi banding.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Nurpuji. 2009. Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Salemba 4: Jakarta. Cahyani, Melianda Krisna. 2011. Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Darise. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Penerbit PT. indeks : Jakarta. Darwanto dan Yulias Yustikasar. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.
Fauzani, Ulfah Milan. 2011. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintah Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Gede, Muhammad. 1993. Akuntansi Pemerintah, Jakarta: FE-Universitas Indonesia. Halim, Abdul, 1999. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. ANDI. Yogyakarta.
Kawedar dkk, 2008. Akuntansi Sektor Publik. Semarang UNDIP. Khusaini. 2006. Ekonomi Publik Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Daerah. Madang : BPFE UNIBRAW.
Kurniyawan, Yaya. 2007. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi. Masmudi, 2003. Laporan Keuangan Sektor Publik, antara Konsep dan Praktek. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Volume 3 nomor 1.
Muliawati, Eva. 2010. Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Paujiah, Puji Sri. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Modal. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Rahmawati, Indah Nur. 2011. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabet Sugiyono, 2004. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta. Penerbit Alfabet. Suparmoko. 2000. Keuangan Negara edisi 4: Yogyakarta. Undang-undang Perpajakan. 2013. Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan, Bandung : Fukusindo Mandiri.
Wibawa, Riksa Gian. 2011. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Modal. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Diterbitkan.