e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2006 - 2012 Ni Luh Dina Selvia Martini, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksplanasi yang teruji tentang pengaruh (1) Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (2) Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal, (3) Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal, (4) Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (5) Pendapatan Asli Daerah terhadap Dana Alokasi Umum, serta (6) Dana Alokasi Umum terhadap Dana Alokasi Khusus. Subjek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng, dan objeknya adalah Pendapatan asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yang bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Kabupaten Buleleng. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen, serta dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (2) ada pengaruh positif dan signifikan dari Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal, (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal, (4) ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (5) ada pengaruh positif dan signifikan dari Pendapatan Asli Daerah terhadap Dana Alokasi Umum, serta (6) ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Umum terhadap Dana Alokasi Khusus. Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal Abstract This study aims to obtain verifiable explanatory findings on the effects of (1) local own revenue, general allocation fund and specific allocation fund on capital expenditure, (2) local own revenue on capital expenditure, (3) general allocation fund on capital expenditure, (4) specific allocation fund on capital expenditure, (5) local own revenue on general allocation fund, (6) general allocation fund on specific allocation fund. The subject in this study is a local government district of Buleleng and its object is local own revenue, general allocation fund, specific allocation fund and capital expenditure. The type of data collected is quantitative data which is sourced from the reports on the realization revenue and expenditure budget area in Buleleng regency. The data is collected using document recording, and analyzed using path analysis. The results showed (1) there is a positive and significant local own revenue, general allocation fund and a specific allocation fund on capital expenditure, (2) there is a positive and significant local own revenue on capital
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) expenditure, (3) there is a positive and significant general allocation fund on capital expenditure, (4) there is a positive and significant specific allocation fund on capital expenditure, (5) there is a positive and significant local own revenue on general allocation fund, (6) there is a positive and significant general allocation fund on specific allocation fund. Key words: Local Own Revenue, General Allocation Fund, Specific Allocation Fund and Capital Expenditure.
PENDAHULUAN Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang dijadikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah sering disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun kota dan kabupaten. Seluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintahaan Daerah baik dalam bentuk uang, barang dan jasa pada tahun anggaran yang harus dianggarkan dalam APBD (Kawedar, 2008). Pemerintah Kabupaten Buleleng lebih banyak mengalokasikan belanjanya untuk belanja operasi yaitu belanja pegawai dan belanja barang dibandingkan untuk meningkatkan pelayanan publik. Pada tahun 2011 dari anggaran belanja daerah 84,68% digunakan untuk belanja operasi, 0,32% digunakan untuk belanja
tidak terduga dan rata-rata hanya 15% yang digunakan untuk belanja modal dalam rangka pengadaan aset untuk investasi dalam meningkatkan pelayanan publik (www.balipost.com, 7 Maret 2011). Untuk dapat meningkatkan pengalokasian belanja modal, maka perlu diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pangalokasian belanja modal, seperti Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan pengamatan awal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada Kabupaten Buleleng selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 – 2011 diperoleh data Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1
Tabel 1 Rekapitulasi Persentase Kenaikan dan Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng Periode 2009 – 2011 Tahun 2009 2010 2011
PAD 20,56% 36,98% 25,53%
Persentase Kenaikan/ Penurunan DAU DAK 0,31% -15,85% 1,28% 30,93% 10,80% -16,80%
Belanja Modal 20,24% -53,92% 158,21%
Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus mengalami kenaikan sedangkan Belanja Modal mengalami penurunan serta pada tahun 2011 Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal mengalami kenaikan sedangkan Dana
Alokasi Khusus mengalami penurunan. Hasil penelitian yang dilakukan David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) menunjukkan bahwa DAU sangat berpengaruh terhadap belanja modal, DAK berpengaruh positif terhadap alokasi anggaran Belanja Modal (Situngkir, 2009), sedangkan hasil penelitian Darwanto dan Yulia (2007) menunjukkan bahwa PAD
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) dan DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran belanja modal. Menurut Robert (2004) Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Dana Alokasi Umum (DAU), karena adanya DAU bagi pemerintah daerah merupakan sumber pendanaan dalam melaksanakan kewenangannya, sedangkan kekurangan pendanaan diharapkan dapat digali melalui sumber pendanaan sendiri yaitu PAD. Darise (2008) Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Dana Alokasi Khusus (DAK). DAU diharapkan menjadi modal dalam rangka menciptakan pemanfaatan yang lebih baik sedangkan DAK untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksplanasi yang teruji tentang pengaruh (1) Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (2) Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal, (3) Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal, (4) Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal, (5) Pendapatan Asli Daerah terhadap Dana Alokasi Umum, serta (6) Dana Alokasi Umum terhadap Dana Alokasi Khusus. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat dalam pengembangan ilmu ekonomi manajemen keuangan. Disamping itu, secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng untuk mengambil kebijakan yang terkait dengan peningkatan alokasi Belanja Modal yang berfokus pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Halim (2004: 67), menyatakan bahwa “Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah”. Mardiasmo (2002: 132) menyatakan “pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”. Dipihak lain Nurcholis (2007: 182), menyatakan bahwa “pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah”. Sedangkan Herlina Rahman (2005: 38) “pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil distribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Sumber-sumber PAD sebagaimana diatur dalam UndangUndang No.32 Tahun 2004 Pasal 157 adalah (1) pajak daerah, (2) retribusi daerah, (3) Perusahaan Daerah, dan (4) pendapatan asli daerah yang sah. Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah (2005: 108), menyatakan bahwa “Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari APBD yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Sedangkan Wikipedia, Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap daerah otonom (provinsi/ kabupaten/ kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemberian DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kebutuhan dan potensi daerah. DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanakan otonomi daerah. Pengertian DAK diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Pasal 1 angka 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Keuangan antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa “Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.” Menurut UU No. 25 Tahun 1999, DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. DAK digunakan untuk menutup kesenjangan pelayanan publik antar daerah dengan memberi prioritas pada bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup. Apabila dikelola dengan baik, DAK yang secara khusus digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana fisik ini dapat membantu menanggulangi kemiskinan dan secara umum dapat digunakan untuk membangun perekonomian nasional. Menurut Ahmad Subekan (2012: 88), DAK digunakan untuk menutup kesenjangan pelayanan publik antar daerah dengan memberi prioritas pada bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), menyatakan bahwa pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/ inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Pengertian Belanja Modal yang dikemukakan oleh Halim (2004), Belanja Modal merupakan belanja Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi dari satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja Modal dapat dikategorikan menjadi lima kategori utama (Syaiful, 2006) yaitu (1) Belanja Modal Tanah, (2) Belanja Modal Peralatan dan Mesin, (3) Belanja Modal Gedung dan Bangunan, (4) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, serta (5) Belanja Modal Fisik Lainnya. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng, sementara yang menjadi objeknya adalah Pendapatan asli Daerah/ PAD (X 1), Dana Alokasi Umum/ DAU (X2), Dana Alokasi Khusus /DAK (X3) dan Belanja Modal (Y) pada Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif berupa data Pendapatan asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal, yang bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada Kabupaten Buleleng periode 2006 – 2012. Data dikumpulkan dengan metode pencatatan dokumen. Kemudian dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis jalur dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 16,00 for windows maka diperoleh hasil uji statistik seperti nampak pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Statistika Analisis Jalur Parameter Ryx1x2x3
2
R yx1x2x3
Koefisien 0,935
pvalue 0,013
α
Simpulan
0,05
0,875
0,013
0,05
Ada hubungan pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap belanja modal Ada sumbangan pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Pyx1
0,210
0,017
0,05
Pyx2
0,449
0,009
0,05
Pyx3
0,480
0,008
0,05
Px2x1
0,488
0,007
0,05
Px3x2
0,376
0,008
0,05
belanja modal Ada hubungan pengaruh PAD terhadap belanja modal Ada hubungan pengaruh DAU terhadap belanja modal Ada hubungan pengaruh DAK terhadap belanja modal Ada hubungan pengaruh PAD terhadap DAU Ada hubungan pengaruh DAU terhadap DAK
Sumber: Pengolahan Data SPSS Besarnya sumbangan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari X 1 dan X2 Terhadap Y seperti nampak pada Tabel 3. Tabel 3. Sumbangan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari X 1 dan X2 Terhadap Y
Keterangan Pengaruh X1 langsung terhadap Y Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 Total pengaruh X1 terhadap Y Pengaruh X2 langsung terhadap Y Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3 Total pengaruh X2 terhadap Y Pengaruh langsung X3 terhadap Y Total pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y Pengaruh lain terhadap Y Total
Besar Sumbang an 0,044
% 4,4
0,219
21,9
0,263 0,202
26,3 20,2
0,180
18,0
0,382 0,230
38,2 23,0
0,875
87,5
0,125 1,000
12,5 100,0
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal karena p-value = 0,013 < α = 0,05. Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi Belanja Modal diluar (PAD), (DAU) dan (DAK) yang memerlukan penelitian lebih lanjut, variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi Belanja Modal yaitu (a) pertumbuhan ekonomi, (b) pendapatan perkapita dan (c) dana bagi hasil (Suardana, 2009). Besar pengaruh secara bersama-sama (PAD), (DAU) dan (DAK) terhadap Belanja Modal yaitu sebesar 0,875 (87,5%), sedangkan pengaruh variabel lain diluar variabel PAD, DAU dan DAK yaitu sebesar 0,125 (12,5%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal karena p-value = 0,017 < α = 0,05. Temuan hasil penelitian ini berarti Pendapatan Asli Daerah (PAD) berperan secara langsung dalam upaya meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,210 (21,0%) dan besar pengaruh langsung sebesar 0,044 (4,4%). Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 0,219 (21,9%). Sehingga total pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal sebesar 0,263 (26,3%). Temuan hasil penelitian ini berarti Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara langsung berperan positif atau meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng dan juga berperan positif atau meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) karena p-value = 0,009 < α = 0,05. Temuan hasil penelitian ini berarti Dana Alokasi Umum (DAU) berperan secara langsung dalam upaya meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,449 (44,9%) dan besar pengaruh langsung sebesar 0,202 (20,2%). Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 0,180 (18,0%). Sehingga total pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal sebesar 0,382 (38,2%). Temuan hasil penelitian ini berarti Dana Alokasi Umum (DAU) secara langsung berperan positif atau meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng dan juga berperan positif atau meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal karena p-value = 0,008 < α = 0,05. Temuan hasil penelitian ini berarti Dana Alokasi Khusus (DAK) berperan secara langsung dalam upaya meningkatkan Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng dengan keeratan hubungan pengaruh langsung sebesar 0,480 (48,0%) dan besar pengaruh sebesar 0,230 (23,0%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) karena p-value = 0,007 < α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti Pendapatan Asli Daerah (PAD) berperan dalam upaya meningkatkan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,488 (48,8%) dan besar pengaruh sebesar 0,238 (23,8%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS 16,00 pada Tabel 2 menunjukkan Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Alokasi Khusus (DAK) karena p-value = 0,008 < α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti Dana
Alokasi Umum (DAU) berperan dalam upaya meningkatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,376 (37,6%) dan besar pengaruh sebesar 0,141 (14,1%). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan empirik dari Priyo Hari Adi (2007) yang mengungkapkan bahwa PAD, DAU dan DAK berimplikasi seacara signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini berarti semakin besar PAD, DAU dan DAK sebagai sumber penerimaan daerah maka semakin besar dana yang dikeluarkan untuk Belanja Modal pada kabupaten/ kota. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan temuan empirik dari Situngkir (2009) menyimpulkan bahwa PAD, DAU dan DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal. Menurut Abdullah dan Hallim (2004) menemukan bahwa PAD, DAU dan DAK berpengaruh terhadap Belanja Modal meskipun proporsi PAD maksimal hanya sebasar 10% dari total pendapatan daerah, kontribusinya terhadap pengalokasian anggaran cukup besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil temuan empirik dari Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007) menyimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja Modal. Menurut Abdullah (2004) Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal dan menurut Wiwit Agustina (2005) juga menghasilkan penelitian bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil temuan empirik dari Harianto dan Adi (2007), Darwanto dan Yustikasari (2007), Solikin (2007) dan Putro (2011) menunjukkan bahwa DAU sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal. Variabel DAU berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal hal ini disebabkan karena adanya DAU dari Pemerintah pusat maka Pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai Belanja Modal (Putro, 2011). Hasil penelitian ini juga mendukung temuan empirik penelitian Holtz, (1994) menunjukkan adanya keterkaitan erat antara DAU dengan belanja modal. Prakosa (2004) serta Harianto dan Adi (2007) memberikan fakta empirik dimana DAU mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal. Secara teoritis dikatakan bahwa DAU berpengaruh terhadap belanja modal dan pengurangan jumlah DAU yang dikirim ke Kabupaten melalui transfer dapat menyebabkan penurunan dalam pengeluaran belanja modal. Dalam penelitian Holtz, (1994) menunjukkan adanya keterkaitan erat antara DAU dengan belanja modal, yaitu DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal dimana apabila DAU mengalami kenaikan maka akan diikuti dengan kenaikan Belanja modal dan begitu pula sebaliknya apabila DAU yang ditransfer Pemerintah mengalami penurunan, maka Belanja Modal yang dikeluarkan Pemerintah juga akan mengalami penurunan. Prakosa (2004) serta Harianto dan Adi (2007) memberikan fakta empirik dimana DAU mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya dana DAU akan memberikan dampak yang berarti bagi peningkatan belanja modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian empirik dari Darwanto (2006) bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran
belanja modal. Menurut Abdullah dan Hallim (2004) secara empirik menyatakan Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Asli Daerah terhadap Dana Alokasi Umum pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian empirik dari Robert (2004) bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Alokasi Umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan Dana Alokasi Umum terhadap Dana Alokasi Khusus pada Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan empirik dari Darise (2008) bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Alokasi Khusus. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. (1) Ada pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal. (2) Ada pengaruh positif dan signifikan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal. (3) Ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal. (4) Ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal. (5) Ada pengaruh positif dan signifikan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Dana Alokasi Umum (DAU). dan (6) Ada pengaruh positif dan signifikan dari Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Dana Alokasi Khusus (DAK). Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut (1) peneliti yang berminat untuk mendalami bidang teori manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kausal antara Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal dengan menggunakan metode yang sama pada Kabupaten dan periode yang berbeda. Hal ini berguna untuk menguji keberlakuan temuan model hubungan kausal dalam skripsi ini secara lebih luas, (2) peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengkaji hubungan struktural variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi rentabilitas ekonomis yaitu (a) pertumbuhan ekonomi, (b) pendapatan perkapita dan (c) dana bagi hasil, dan (3) baik pemerintah pusat dan propinsi hendaknya lebih memberikan kewenangan terhadap pemerintah daerah dalam mengurusi rumah tangganya. Dalam menggali sumber potensi penerimaan lebih memberikan kewenangan yang lebih besar dan leluasa untuk mengelolanya dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Buleleng. Sehingga pemerintah Kabupaten Buleleng dapat mengoptimalkan upayanya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terus melakukan pencarian sumber potensi pendapatan daerah.
DAFTAR PUSTAKA Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, BPFE UGM. Yogyakarta. Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul & Syukriy Abdullah. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap
Belanja Pemda: Studi Kasus Kabupaten dan Kota di Jawa dan Bali. Jurnal Ekonomi STEI, No.2/Tahun XIII/25. (hal.17 – 22) Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2009. Analisis Investasi, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Harianto, David & Adi Priyo Hadi. 2007. Hubungan antara dana alokasi umum, belanja modal, pendapatan asli daerah dan pendapatan per kapita. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. (hal. 16 - 22) Holtz, Eakin. 1994. Intertempora Analysis of State An Local Government Spending: Theory and Tests. Journal of Urban Economics 35. (159-174) Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Mahmudi. 2006. Analisis Keuangan Pemerintah Yogyakarta: Andi.
Laporan Daerah.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Andi Marsyahrul, Tony. 2004. Pemeriksaan Pajak di Indonesia. Jakarta: Grasindo Maulida, Novi Pratiwi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Kabupaten/ Kota di Indonesia). Univer-sitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat. Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktek Pemerintah dan Otonomi daerah, Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo. Nurlan, Darise. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: PT Indeks. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.PER-33/PB/2008 tentang belanja modal. Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penge-lolaan Keuangan Daerah. Syarifin, Pipin dan Dedah Jubaedah. 2005. Hukum Pemerintahan Daerah. Pus-taka Bani Quraisy Prakosa, Kesit Bambang. 2004. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan pendapatan Asli Daerah terhadap Prediksi Belanja Daerah (Study Empirik di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY). Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 8. (hal. 101 – 118) Putro, Nugroho Suratmo & Sugeng Pamudji. 2010. Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. . Jurnal Akuntansi dan Ke-uangan Sektor Publik, BPFE UGM. Yogyakarta. (hal. 33 – 40) Robert, (2004). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatra Utara.
Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Bandung. Situngkir, Anggiat. 2009. Pengaruh Pertum-buhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada pemkot/ Pemkab Sumatera Utara. Tesis Universitas Sumatra Utara. Medan. Solikin, Ikin. 2007. Hubungan Pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum dengan belanja modal di Jawa Barat. (http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/ PRODI.AKUNTANSI/196510122001 121-IKIN_SALIKIN/Jurnal PAD.pdf) diak-ses 9 Agustus 2013 Subekan, Achmat. 2012. Keuangan Daerah. Malang: Dioma. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Syaiful. 2006. Pengertian dan Akuntansi Belanja Barang dan Belanja Modal dalam kaidah akuntansi Pemerintah. Undang-undang No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Tim Pustaka Yustisia. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Tim Pustaka Yustisia. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Pemerintah Daerah. Tim Pustaka Yustisia.
Pengelolaan Keuangan Daerah. Tim Pustaka Yustisia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Warsito, Kawedar. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Semarang: Undip